Resume Kompilasi Skenario 1
-
Upload
vreede-d-nnda -
Category
Documents
-
view
65 -
download
8
description
Transcript of Resume Kompilasi Skenario 1
Otot
1. Anatomi otot
1.1 Macam-macam jaringan otot
Jaringan otot dibagi menjadi 3 tipe.
a. Skeletal muscle (otot bergaris)
b. Cardiac muscle (otot jantung)
c. Smooth muscle (otot polos)
Ciri-ciri
1. Skeletal muscle (otot bergaris)
Inti di tepi
Tidak bercabang
Garis2 melintang gelap & terang pd sabut otot à otot
bergaris/lurik
Fungsi: menggerakkan anggota gerak & melekat pd tulang à
jar. otot skelet
Gerakannya dikendalikan kemauan kita à voluntary muscles
Setiap sabut otot tdd serabut2 (myofibril)
2. Cardiac muscle (otot jantung)
Serabut bercorak
Kontraksi spontan berirama
Inti di tengah, sarkoplasma banyak mengelilingi inti dan
myofibril
Sabut otot bercabang2, membentuk anyaman
Garis2 melintang: intercalated disk
Ada sinsitium yang memungkinkan sinyal untuk menimbulkan
kontraksi yang berpindah dari sel satu ke sel lain dalam bentuk
gelombang.
Ada discus intercalaris
Kekhususan taut diskus pada otot jantung
a. Fasia adherens
Membran khusus yang paling mencolok pada bagian
transversal diskus, berfungsi sebagai penambat filamen
aktin dan sarkomer terminal.
b. Makula adherens
Mengikat sel-sel jantung agar tidak berpisah oleh aktivitas
kontraktil yang konstan
c. Taut rekah
Memungkinkan pertukaran ion antarsel yang bersebelahan
3. Smooth muscle (otot polos)
Involuntary muscle
Visceral muscle
Bentuk sel: spindle shape, panjang bervariasi
Inti di tengah
Tipe-tipe otot polos:
1. Otot polos multi unit
Terdiri atas serabut otot polos tersendiri dan terpisah.
Tiap serabut bekerja tanpa bergantung pada serabut lain dan
pengaturannya terutama dilakukan oleh sinyal saraf.
Membrane basalnya terdiri dari campuran kolagen halus
dan glikoprotein yang membantu menyekat serabut-serabut
yang terpisah satu sama lain.
Contoh : otot siliaris mata, otot iris mata, dan otot
piloerektor
2. Otot polos unit tunggal
Serabut-serabut berkontraksi bersama-sama dan
membrane selnya berlekatan satu sama lain pada banyak
titik. Disebut juga sebagai otot polos sinsitial karena sifat
antarhubungan sinsitialnya diantara serabut-serabut. Juga
dikenal sebagai otot polos visceral karena ditemukan pada
dinding sebagian besar otot visera tubuh, seperti usus,
ureter, dan pembuluh darah.
A. Otot ekspresi wajah
Otot ekspresi wajah dipersyarafi oleh nervus facialis yaitu pada syaraf
motorik.
Otot ekspresi wajah yaitu:
Otot occipitofronatalis : untuk mengangkat alis
Otot orbicularis oculli : untuk menutup mata kuat-kuat
Otot zygomaticus mayor : untuk menarik sudut bibir
Otot levator labii superior : untuk elevasi bibir atas
Otot buccinator : untuk mempertahankan pipi
Otot levator anguli oris : untuk elevasi sudut mulut
Otot orbicularis oris : untuk menutup mulut
Otot depresor anguli oris : untuk depresi sudut mulut
Otot platisma : untuk menarik sudut mulut ke bawah antisfingterik
pada leher
Otot risorius : untuk menarik sudut mulut ke arah lateral
Otot mentalis : untuk mengangkat dan memajukan bibir bawah dan
mengerutkan kulit di atas dagu
B. Otot pengunyah
Otot pengunyah dipersyarafi oleh nervus trigeminus yaitu pada
syaraf motorik.
Fungsi otot pengunyah adalah untuk menutup mulut,
menggretakkan gigi, dan memajukan mandibula.
Otot-otot pengunyah yang disebutkan di atas bekerja secara sinergis untuk
membuka dan menutup mulut, menggeretakkan gigi, dan memajukan
mandibula.
D. Vaskularisasi dan Inervasi
Vaskularisasi regio Facei
Aliran Arteri Cabang dari A.carotis Externa
- A.facialis
- A.Maxillaris interna
- A.temporalis superficialis
Aliran Vena:
- V.Facialis
- V.retromandibular
Keduanya membentuk V.facialis communis—V.Jugularis Interna
Inervasi Regio Facei
Persarafan regio facei:
- N.Facialis--> saraf motorik
- N.Trigeminus-->saraf sensorik
ada 3 cabang
- V1àN.opthalmicus
- V2à N.Maxillaris
- V3à N.Mandibularis
1.2 Regio Colli
a. region colli
Otot pada Collii:
1. M. Sternohyoid
2. M. Sternothyroid
3. M. Omohyoid
4. M. Thyrohyoid
5. M. Platysma
b. carotid sheath
• Dibentuk oleh ketiga lapis fascia cervicalis
• Membungkus : V.jugularis Int.
: A. Carotis Communis
: N. Vagus
c. otot
MUSCULI REGIO COLLI
MUSCULUS ORIGO INSERTIO ACTION INNERVASI
Platysma Fascia del-
toidea &
pectoralis
Kulit &
mandibula
Membuka
mulut dan
menarik sdt
mulut
N. Vii
Sternocleidomast
oideus
Sternum &
clavicula
Processus
mastoideus
Menengok,me
ngangkat dagu
ke
sam-ping/depa
n
N. Xi, c2 &c 3
Trapezius Linea nu-chae
sup, prot occ
ext
Clavicula Mengangkat
scapula dan
clavicula
N. Xi, c2 & c3
Sternohyo-id Man sterni &
clavicul
Os hyoid Menekan os
hyoid ke
bawah
C1-3 via ansa
hypoglossi
Sternothyroid Man sterni Linea obli-qua
lamina cart
thyro-id
Menekan cart
thyro-id ke
bawah
C1-3, via ansa
hypoglossi
Venter sup
omohyoid
Tendon
penghubung
darai clav
Os hyoid Menekan os
hyoid ke
bawah
C1-3, via ansa
hypoglossi
Venter inf
omohyoid
Scapula Tendon
penghubung
dari clav
Sda Sda
Thyrohyo-id Linea obli-qua Os hyoid Sda C1-2
lamina
cartilago
thyroid
Scalenus anterior Proc transv c3-
6
Tuberculum
scaleni costa 1
Mengangkat
costa 1
C5-8
Scalenus medius Proc transv c2-
7
Costa 1 dibel
cekungan
sulcus
subclavius
Sda C5-8
Scalenus
posterior
Proc tranv c5-7 Costa 2 Mengangkat
costa 2
C6-8
Oblique sup
longus colli
Proc transv c3-
5
Atlas Flexi leher C2-7
Oblique inf
longus colli
Corpus vert th
1-3
Proc transv c5-
6
Rotasi leher Sda
Vertical longus
colli
Corpus c5-th3 Corpus c2-4 Flexi ;eher Sda
Longus capitis Proc transv c3-
6
Pars basi-laris
ossis
occipitalis
Flexi leher C1-3
2. Fisiologi otot
2.1 Mekanisme kontraksi dan relaksasi
Saraf menerima rangsangan yang berjalan dari saraf motorik menuju
ujung serabut saraf
Pada setiap ujung serabut saraf, saraf akan menyekresi substansi
neurotransmiter yaitu sedikit asetilkolin
Asetilkolin akan membuka banyak kanal atau gerbang asetilkolin
melalui protein pada membran
Terbukanya kanal memungkinkan terjadinya transpor pasif yaitu
berdifusinya ion natriun kedalam membran yang menimbulkan suatu
potensial aksi pada membran
Potensial aksi akan berjalan sepanjang membran serabut otot seperti
pada membran serabut saraf
Potensial aksi menyebabkan dipolarisasi membran otot dan banyak
aliran listrik potensial aksi mengalir melalui pusat serabut otot yang
mengakibatkan retikulum sarkoplasma melepas sejumlah ion kalsium
Ion kalsium dari retikulum sarkoplasma akan menyebabkan troponin
pada zona aktif bergeser sehingga kepala miosin dapat menempel pada
zona aktif
Miosin yang menempel hanya miosin mang berdekatan saja
Miosin mendekati atau menempel pada zona aktif dengan ATP. Pada
saat ATP berubah menjadi ADP maka akan menimbulkan suatu tarikan
pada aktin. Saat ADP berubah menjadi ATP maka kepala miosin akan
terlepas dari zona aktif
Ion kalsium akan kembali ke retikulum sarkoplasma kurang dari 1 detik
oleh pompa membran Ca. ion kalsium akan disimpan dalam retikulum
sarkoplasma sampai potensial aksi berikutnya.
Kontraksi otot terhenti oleh pengeluaran ion kalsium dari miofibril
Kontraksi Otot
a. Terjadi apabila jembatan silang miosin berikatan dengan tempat-tempat
spesifik diprotein aktin
b. Bila pengikatan ini terjadi maka sebuah molekul ATP yang terdapat
dikepala miosin akan terurai oleh enzim miosin ATPase dan terjadi
pembebasan energi
c. Energi tersebut digunakan untuk mengayunkan jembatan silang
sehingga filamen aktin dan miosin bergeser satu sama lain yang
menyebabkan pemendekkan otot (kontraksi)
d. Selama kontraksi, panjang filamen aktin da miosin tidak berubah, tetapi
pita I dan Zona H memendek
e. Setiap kontraksi otot melibatkan siklus berulang pergeseran filamen dan
menimbulkan tegangan pada otot untuk bekerja
Penggabungan Eksitasi-Kontraksi
a. Penyampaian potensial aksi oleh neuron motorik ke serat otot
rangka menyebabkan neuron melepaskan asetilkolin (ACh) ke taut
neuromuskular, kemudian ACh berdifusi ke end plate dan berikatan
dengan receptor.
b. Pengikatan ini menyebabkan channel Na terbuka sehingga ion-ion
Na masuk kedalam sel dan menimbulkan depolarisasi lalu terjadi
potensial aksi, kemudian disalurkan ke serat otot sehingga terjadi
depolarisasi serat otot. Lalu, menyebar ke serat via tubulus transversus
yg berjalan antara pita A & I.
c. Bila bagian dalam sel positif maka ion-ion Ca dibebaskan dari
kompartemen intrasel (retikulum sarkoplasma) sehingga kadar Ca intra
sel meningkat. Akibatnya, terjadi kontraksi otot.
d. Sewaktu serat otot rangka berada dalam keadaan istirahat maka
kepala miosin dihambat untuk berikatan dengan filamen aktin.
e. Tanpa mengikat aktin, ATP miosin tidak dapat diuraikan dan otot
tidak dapat berkontraksi.
f. Kepala miosin dihambat untuk berikatan dengan molekul aktin
karena adanya dua protein lain yang membentuk filamen tipis :
tropomiosin dan troponin.
g. Tropomiosin diperkirakan terletak di atas molekul aktin pada
keadaan istirahat dan menghambat pengikatan jembatan silang
miosin(suatu tempat di aktin).
Sedangkan, troponin melekat ke molekul aktin.
Tropomiosin serta troponin memiliki tempat ikatan untuk Ca.
h. Bila konsentrasi Ca intrasel meningkat maka akan berikatan dengan
troponin sehingga terjadi pergesaran posisi troponin pada molekul
tropomiosin yang menyebabkan pergeseran posisi tropomiosin terhadap
aktin.
i. Hal ini menyebabkan terbukanya zona aktif untuk mengikat miosin
sehingga terjadi pengikatan miosin dengan zona aktif aktin dan ATPase
miosin diaktifkan.
j. ATP ini kemudian diuraikan untuk menghasilkan energi sehingga
jembatan silang terayun. Apabila jembatan silang terayun maka
filamen-filamen bergeser satu sama lain yang menyebabkan otot
berkontraksi.
k. Semakin banyak jumlah jembatan silang yang berhubungan dan
terayun pada suatu saat maka semakin besar pula tegangan yang
dihasilkan oleh otot.
l. Setelah ayunan jembatan silang maka molukel ADP yang tadi
dibebaskan dari miosin digunakan untuk membentuk molukel ATP
kedua yang berikatan dengan kepala miosin.
m. Sewaktu ATP baru terikat maka jembatan silang dibebaskan dari
aktin.
n. Apabila kalsium intrasel masih tetap tinggi maka ATP baru akan
diuraikan dan jembatan silang kembali terayun.
Penggabungan eksitasi-kontraksi terjadi apabila konsentrasi Ca intrasel
meningkat dari konsentrasi molar istirahat sebesar kurang dari 10-7
menjadi 10-5.
Relaksasi Otot
- Sewaktu Ca dipompa kembali ke dalam retikulum sarkoplasma maka
serat otot melemas
- Pemompaan Ca adalah suatu proses aktif yang terjadi di membran
retikulum sarkoplasma. Proses ini menggunakan energi yang berasal
dari penguraian molekul ATP yang lain.
- Sewaktu kadar kalsium turun sampai sekitar 10-7, maka troponin dan
tropomiosin kembali menghambat pengikatan aktin serta miosin
sehingga kontraksi otot berhenti.
Kontraksi Isometrik
- Adalah kontraksi dimana terjadi ayunan jembatan silang dan terbentuk
tegangan, tanpa pemendekan otot
- Terjadi sewaktu mencoba mengangkat suatu beban yang memerlukan
tegangan yang lebih besar daripada tegangan yang dihasilkan
Proses kontraksi Otot terjadi dalam beberapa tahap:
Step 1: Active-site Exposure
Pada saat otot menerima rangsangan, RE sarkoplasma melepaskan Ca
dari Tubulus T ke sarkoplasma. Kemudian Ca akan bergerak menuju
dan menempel pada Troponin yang menutupi active-site dan Ca
menggeser troponin dari active-site. Active-site akan bebas dan kepala
myosin akan mempunyai kesempatan untuk menempel pada active-site
yang berdekatan dengannya.
Step 2: Cross-bridge attachment
Kepala myosin yang mempunyai ATP akan memecahnya menjadi ADP
dan Fosfat yang dibutuhkan untuk kontraksi dengan ATP ase yang
dipunyai oleh kepala miosin. ADP dan fosfat tadi akan dilepas sebagai
energy pada kepala myosin untuk menarik aktin menuju garis M. Dan
menarik garis-garis Z yang berhadapan untuk saling mendekat . Pita H
akan menghilang pada kontraksi penuh dan ujung-ujung filament tebal
mencapai garis Z.
Step 3: Pivoting
Pada saat kepala myosin masih menempel pada aktin, ADP dan Fosfat
(ATP ditambahkan dari sarkosom) diluar kepala myosin terkumpulkan
secara cepat untuk membentuk ATP agar mengisi kembali kepala
myosin. Setelah ATP terbentuk, ATP akan masuk ke dalam kepala
myosin.
Step 4: Cross-bridge detachment
Setelah ATP tersebut masuk ke kepala myosin, kepala myosin akan
terlepas dari active-site pada aktin.
Step 5: Myosin reactivation
Kepala myosin yang sudah terlepas dari active-site itu akan active
kembali pada saat ATP tersebut sudah dipecah menjadi ADP dan Fosfat
dan akan melanjutkan proses kontraksi. Proses pembentukkan ATP ini
sangat cepat.
Proses Relaksasi
Pada saat relaksasi berarti rangsangan telah hilang dan konsentrasi
Calsium pada sarkoplasma akan menurun pada tingkat normal dengan
mekanisme:
1) Calsium yang aktif tadi akan menuju ke luar sel melalui transpor
membrane
2) Kemudian Ca akan kembali menuju ke reticulum sarkoplasma.
Kemudian tropomiosin kembali pada posisi perifer menutupi active-
site.
Jadi, tropomiosin dan troponin merupakan pengatur mekanisme
pengunci kontraksi dan Calsium sebagai kunci terbukanya mekanisme
kontraksi. Sel otot tidak dapat berkontraksi selain sampai kapasitas
maksimal yaitu hukum “all or none” dan kekuatan otot bergantung pada
jumlah satuan otot yang berkontraksi.
Sumber: Kuliah dr. jauhar pada hari Rabu
3. Histologi otot
3.1 Organel pada sel otot:
1. Sarkoplasma: protoplasma
2. Sarkosom: mitokondria
3. Reticulum sarkoplasma: reticulum endoplasma
4. Sarkolema: membrane sel yang sebenarnya ditambah satu lapisan tipis
materi polisakarida yang mengandung sejumlah kolagen fibril tipis.
3.2 Pengaturan serabut otot
Aktin
Molekul aktin terdiri dari tiga protein
a. F-aktin fibrosa terbentuk dari dua rantai globular G-aktin yang
berpilin satu sama lain
b. Molekul tropomiosin merupakan suatu molekul halus yang
membentuk filament yang berjalan di atas sub-unit aktin di
sepanjang tepian luar alur yang berada di antara dua untai rantai
yang terpilin.
c. Molekul troponin merupakan kompleks dari 3 unit:
1. TnT: melekat pada tropomiosin
2. TnC: terikat pada ion Ca2+
3. TnI: menghambat interaksi aktin-miosin
Miosin
Terdiri dari 2 rantai berat identic dan 2 pasang rantai ringan. Tonjolan
globulus kecil pada setiap rantai berat membentuk kepala yang
memiliki tempat penggabungan ATP, kapasitas enzimatik untuk
menghidrolisis ATP dan kemampuan untuk mengikat aktin.
Myofibril
Benang-benang parallel, dengan diameter 1-3 mikron(mikrometer).
Dan tdd satuan yang lebih kecil: mifilamen
Filament yang lebih tebal mengandung myosin. Dengan diameter 12-
15 nm dengan panjang 1,5 mikron dan menempati sarkomer sebagai
Pita A.
Filament yang lebih tipis menganding aktin, diameter 5 nm dengan
panjang 1 mikron dan terikat pada kedua belah garis Z. Ujung-ujung
bebasnya menyelip diantara Pita A.
Gurat H, bagian Pita A yang tidak mengandung filament tipis dan
lebarnya tergantung derajat kontraksi
Garis M merupakan garis yang membagi pita A menjadi 2, fungsinya
untuk memelihara susunan dan jarak yang teratur dari filament tebal
pada sarkomer.
Tiap filament tebal(miosin) dikelilingi 6 filamen tipis(aktin).
Jenis sabut kolagen
1. Kolagen type I : yang terbanyak (90%), terdapat pada
jaringan ikat kendor, tendon, tulang, detin, tulang rawan dari jaringan
epitelan, dan fibrous, sclera, dan cornea
2. Kolagen type II : terdapat pada tulang rawan hyaline,
tulang rawan elastic, dan corpus vitreum
3. Kolagen type III : terdapat pada kulit janin, sabut retikuler, luka
yang baru sembuh, dan system cardiovascular
4. Kolagen type IV : terdapat pada lamina basalis dari jaringan epitel
5. Kolagen type V : terdapat pada placenta, pembungkus tendon,
pembungkus otot
1.3 Fungsi Otot
Fungsi sistem muskular :
1. Pergerakan
Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan
bergerak dalam bagian-bagian internal tubuh.
2. Penopang tubuh dan mempertahankan postur
Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat ada pada posisi
berdiri atau duduk terhadap gaya gravitasi.
3. Produksi panas
Kontraksi otot secara metabolis menghasilkan panas untk
mempertahankan suhu normal.
1.4 Regenerasi Otot
• Dewasa: mitosis otot berhenti à daya regenerasi terbatas à perbaikan
berbentuk jar parut.
• Bila dilatih à diameter , jumlah tetap à hipertropi (pada otot
rangka,otot jantung & otot polos, kecuali uterus: hipertropi & hiperplasi
dg mitosis)
1.5 Jenis Otot
Jenis otot:
1. Otot bergaris:
• Garis2 melintang gelap & terang pd sabut otot à otot
bergaris/lurik
• Fungsi: menggerakkan anggota gerak & melekat pd tulang à jar.
Otot skelet
• Gerakannya dikendalikan kemauan kita à voluntary muscles
• Setiap sabut otot tdd serabut2 (myofibril)
2. Otot polos
• Involuntary muscle
• Visceral muscle
• Bentuk sel: spindle shape, fusiformis (lebar di tengah, runcing di
kedua ujungnya)
• Terdiri atas sel panjang tanpa garis melingkar
• Setiap sel mempunyai inti di pusat pada bagian sel yang paling
lebar
• Setiap sel dibungkus oleh lamina basal dan jalinan serat retikulin
• Kontraksi involunter tapi dipersyarafi saraf autonom
• Kontraksi lemah dan lambat
• Merupakan otot viceral (otot alat dalam)
3. Otot jantung
• Mempunyai garis2 melintang
• Inti di tengah, sarkoplasma banyak mengelilingi inti dan myofibril
• Sabut otot bercabang2, membentuk anyaman
• Garis2 melintang: intercalated disk
• Diskus Interkalasi yaitu sambungan kuat khusus pada sisi ujung
yang bersntuhan dengan sel-sel otot tetangga.
•
Menurut pekerjaannya :
a. Otot sinergis, yaitu otot bekerja bersama-sama.
b. Otot antagonis, yaitu otot yang bekerjanya berlawanan.
c. Otot abductor, yaitu otot yang menggerakkan anggota menjauhi tubuh.
d. Otot adductor, yaitu otot yang menggerakkan anggota mendekati tubuh.
e. Otot fleksor, yaitu otot yang membengkokkan sendi tulang atau melipat
sendi.
f. Otot ekstensor, yaitu otot yang meluruskan kembali sendi tulang pada
kedudukan semula.
g. Otot pronator, ketika ulna dan radial dalam keadaan sejajar.
h. Otot supinator, ulna dan radial dalam keadaan menyilang.
i. Endorotasi, memutar ke dalam.
j. Eksorotasi, memutar ke luar.
k.Dilatasi, memanjangkan otot.
l. Kontraksi, memendekkan otot.
1.6 Ciri-ciri otot
Ciri-ciri otat yaitu :
1. Kontraktilitas
Serabut otot berkontraksi dan menegang yang dapat atau mungkin juga
tidak melibatkan pemendekan otot.
2. Eksitabilitas
Serabut otot akan mersepon dengan kuat jika distimulasi oleh impuls
saraf.
3. Ekstensibilitas
Serabut otot memiliki kemampuan meregang melebihi panjang otot saat
relaksasi.
4. Elastisitas
Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau
meregang.
1.7 Bagian-bagian otot
- TENDON :urat otot, bagian ujung otot yang mengecil.
- VENTRIKEL :empal otot, bagian tengah otot yang menggembung.
- ORIGO :ujung otot yang melekat pada tempat yang tidak bergerak.
- INSERSIO :ujung otot yang melekat pada tempat yang bergerak.
- NORMOTROFI :otot yang besarnya normal.
- ATROFI :otot yang mengecil, lisut.
- HIPERTROFI :otot yang membesar.
- DISKUS INTERKALARIS :bagian khas otot jantung yang merupakan
batas.
Macam-macam Serat Otot Lurik
a. Serat merah (red fibers)
Serat ini berdiameter relatif kecil, banyak sarkosom besar penuh krista.
Sarkosom-sarkosom ini berkumpul di bawah sarkolemadan berderet-
deret memanjang diantara miofibril. Banyak mengandung mitokondria,
dan pigmen cytocrom serta pembuluh darah ,tapi glikogennya sedikit.
Merupakan slow muscle karena kontraksinya lebih lambat dibanding
white fibers.
b. Serat putih (white fibers)
Merupakan bagian terbesar dari otot putih dan seratnya lebih besar.
Sarkosom-sarkosom yang lebih kecil terdapat berpasangan sekitar garis
Z, dan garis Z disisni hanya settengah lebarnya garis Z pada serat
merah.Diameternya lebih besar, myoglobulin lebih sedikit sehinnga
warnanya lebih pucat, mitokondria dan pembuluh darahnya lebih
sedikit, tapi kandungan glikogennya lebih banyak. Kontraksinya lebih
cepat dan kuat tapi cepat lelah.
c. Serat menengah (intermediate fibers)
Serupa serat merah, terdapat pada otot merah, tetapi sarkosomnya lebih
kecil dan garis Z nya lebih tipis.
2. Sendi
Sendi adalah daerah tulang yang ditutupi dan dikelilingi oleh jaringan ikat
yang menahan tulang dan menentukan jenis dan derajat pergerakan. Dalam
sendi terdapat cairan synovial yang berfungsi sebagai pelumas dan
memasok nutrient dan oksigen ke tulang rawan sendi yang avaskular.
Klasifikasi struktural persendian
1. Persendian fibrosa : tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh
dengan jaringan ikat fibrosa.
2. Persendian kartilago : tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh
dengan jaringan kartilago.
3. Persendian synovial : memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan
kapsul dan ligament artikular yang membungkusnya.
Klasifikasi fungsional persendian
1. Sendi sinartrosis atau sendi mati => secara structural persendian ini
dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago.
a. Sutura : sendi yang dihubungkan dengan jar. Ikat fibrosa rapat dan
hanya ditemukan pada tulang tengkorak.
b. Sinkondrosis : sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan dengan
kartilago hialin.
2. Amfiartrosis => sendi dengan pergerakan terbatas.
a. Simfisis : sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus
kartilago, yang menjadi bantalan sendi dan memungkinkan
terjadinya sedikit gerakan. Contoh, simfisis pubis dan diskus
intervetebralis.
b. Sindesmosis : tulang-tulang yang berdekatan dihubungkan dengan
serat jaringan ikat kolagen. Contoh, tulang radius, ulna, serta tibia
dan fibula.
c. Gomposis : sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk dengan
pas dalam kantong tulang. Contoh, gigi yang tertanam pada
kantong tulang rahang.
3. Diartrosis => sendi yang dapat bergerak bebas, disebut juga sendi
synovial.
Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan synovial dan lapisan
terluar berupa ligamentum.
Klasifikasi persendian synovial
1. Sendi sferoidal
Terdiri dari sebuah tulang dengan kepala berbentuk bulat yang masuk
dengan pas ke dalam rongga berbentuk cangkir pada tulang lain.
Contoh: sendi panggul dan sendi bahu.
2. Sendi engsel
Permukaan konveks sebuah tulang masuk dengan pas pada permukaan
konkaf tulang kedua. Sendi ini memungkinkan ferakan ke satu arah
saja.
Contoh: persendian pada lutut dan siku.
3. Sendi kisar
Tulang berbentuk kerucut yang masuk dengan pas ke dalam cekungan
tulang kedua, dan dapat berputar ke semua arah.
Contoh: persendian tempat tulang atlas berotasi di sekitar prosesus
odontoid aksis.
4. Persendian kondiloid
Terdiri dari sebuah kondilus oval suatu tulang yang masuk dengan pas
ke dalam rongga berbentuk elips di tulang kedua. Sendi ini
memungkinkan gerakan ke dua arah di sudut kanan setiap tulang.
Contoh: sendi antara tulang radius dan tulang karpal.
5. Sendi pelana
Permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf di satu sisi dan
konveks pada sisi lainnya, seperti dua pelana yang saling menyatu.
Contoh: persendian antara tulang karpal dan metakarpal pada ibu jari.
6. Sendi peluru
Salah satu sendi yang permukaan kesua tulang yang berartikulasi
berbentuk datar, sehingga memungkinkan gerakan meluncur antara satu
tulang terhadap tulang lainnya.
Contoh: persendian invertebrata dan persendian antar tulang karpal dan
tulang tarsal.
Pergerakan pada sendi sinovial
1. Fleksi adalah gerakan tubuh yang memperkecil sudut antara dua tulang
atau dua bagian tubuh.
Contoh: gerakan menekuk siku atau menekuk lutut
2. Ekstensi adalah gerakan tubuh yang memperbesar sudut antara dua
tulang atau dua bagian tubuh.
Contoh: gerakan meluruskan persendian pada lutut
3. Abduksi adalah gerakan bagian tubuh menjauhi garis tengah tubuh.
Contoh: gerakan abduksi lengan
4. Aduksi adalah gerakan bagian tubuh saat kembali ke aksis utama tubuh
Contoh: gerakan aduksi lengan
5. Rotasi adalah gerakan tulang yang berputar di sekitar aksis pusat tulang
itu sendiri.
Contoh: gerakan menggelengkan kepala.
6. Sirkumduksi adalah kombinasi dari gerakan angular dan berputar untuk
membuat ruang berbentuk kerucut.
Contoh: gerakan memutar pada bahu.
7. Inversi adalah gerakan sendi yang memungkinkan bagian tubuh
menghadap ke dalam/medial.
Contoh: gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak
kaki menghadap ke dalam.
8. Eversi adalah gerakan sendiri yang memungkinkan bagian tubuh
menghadap ke luar.
Contoh: gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak
kaki menghadap ke luar.
9. Protraksi adalah gerakan memajukan tubuh.
Contoh: gerakan menonjolkan rahang bawah ke depan.
10. Retraksi adalah gerakan menarik bagian tubuh ke arah belakang.
Contoh: gerakan retraksi mandibula.
11. Elevasi adalah gerakan struktur tubuh ke arah superior.
Contoh: elevasi mandibula.
12. Depresi adalah gerakan struktur tubuh ke arah inferior.
Contoh: depresi mandibula.
ARTICULATIO TEMPOROMANDIBULAR
Tulang penyusunnya:
- Proc.Condylaris
- Fossa mandibularis
- Tuberculum articularis pars squamosa ossis temporalis
Tipe persendian kombinasi antara arthrodial & ginglymus
Jenis pergerakan:
- Depresi
- Elevasi
- Protrusi
- Retraksi
- Gerakan lateral
Komponen persendian:
- Capsula articularis
- Discus articularis
- Lig.temporomandibularis
- Lig. Sphenomandibular
- Lig.Stylomandibular
Kerja sendi :
Sendi dilumasi oleh cairan sinovial dan oleh perubahan-perubahan
hidrostatik yang terjadi pada cairan intertisial rawan. Tekanan yang terjadi
pada tl.rawan akan mengakibatkan pergeseran cairan ke bagian yang kurang
mendapat tekanan. Sendi bergerak maka cairan juga bergerak mendahului
beban. Cairan kemudian akan bergerak kembali ke bagian tl.rawan ketika
tekanan bergerak.
3. Tulang
3.1 Anatomi
3.1.1 Cranii
Cranium (tengkorak) dibentuk oleh tulang-tulang pipih yang
jumlahnya ada 22. Cranium dapat dibagi menjadi:
1.1 Neurocranium
a. Calvarium ( Atap tengkorak)
Terdiri atas tulang pipih yang mempunyai 2 lapisan
tulang padat yangg dipisahkan lapisan tulang berongga yang
disebut diploe. Tulang calvaria meliputi: Os Occipitale, Os
parietale , Os frontale, Os temporal, dan Os sphenoidale
Sutura meruapakan Sendi fibrosa yang tidak bergerak
diantara tulang calvaria.
Sutura
Sutura adalah sendi fibrosa yang tidak bergerak yang berada
di antara tulang calvaria. Ada tiga macam sutura yaitu :
1. Sutura serrata, dimana tepi dari masing-masing tulang
berbentuk sebagai gigi-gigi gergaji dan gigi-gigi ini
saling berapitan.
2. Sutura skualosa, dimana tepi dari masing-masing tulang
menipis dan saling menutupi.
3. Sutura harmoniana atau sutura plana, dimana tepi dari
masing-masing tulang lurus dan saling tepi menepi.
Terdiri atas: sutura coronalis
sutura sagittalis
sutura squamosa
sutura lambdoidea
titik pertemuan : Lambda, Bregma, Pterion, Asterion,
Titik Pertemuan pada Neurocranium
1. Gnathion : titik terbawah pada garis median mandibula
2. Nasion : tempat pertemuan sutura internasal dengan
nasofrontal/ Kira-kira bersesuaian letaknya dengan
lekukan pada pangkal hidung tepat inferior terhadap alis
mata
3. Gonion : titik paling bawah, belakang, dan lateral pada
sudut luar mandibula, menjadi puncak lengkung
mandibula yang maximum
4. Porion : bagiab paling lateral pada atap tulang meatus
acusticus externus, arah vertical di atas pertengahan
meatus
5. Eurion : titik pada os parietalis kanan dan kiri yang
menjadi tanda diameter transversa terbesar dari kepala
atau tengkorak.
b. Basis Cranii (dasar tengkorak)
Basis cranii dibagi menjadi:
- basis cranii interna
Basis crania interna mempunyai 3 fossa:
1.Fossa cranii anterior
- Tulang: Pars orbitalis os frontalis
ala minor os sphenoidalis
Pars cribriformis os etmoidalis
- Foramina: Pars cribriformis-->
Nn.olfactorius
Canalis opticus --> N.opticus
- Struktur lain: Processus clinoideus anterior
2.Fossa cranii medius
- Tulang: Ala mayor os sphenoidalis
Os temporal
- Foramina:
- Fissura orbitalis superior: N.III, IV, V-1,VI
- Foramen rotundum: N.Maxillaris cab.N.V
- Foramen ovale: N.Mandibularis cab.N.V
- Foramen spinosum: A.meningea media
- Foramen lacerum: A.carotis interna
3.Fossa cranii posterior
- Tulang: Os temporale pars petrosa
Os occipitale
- Foramina: -Foramen magnum: medulla spinalis,
a.vertebra, n.accesorius spinalis
- Meatus acusticus Internus: N.VII,
VIII
- Foramen jugularis: N.IX, X, XI,
v.jugularis int.
- Canalis hypoglosus--> N.XII
- basis cranii externa
Tulang: Os temporal, os palatinum
ala major Os sphenoidalis,
os occipital
Foramina: - Foramen ovale,
-Foramen spinosum,
-Foramen lacerum,
-Foramen magnum,
-Foramen hypoglosus,
-Foramen jugularis,
-stylomastoideus,
-mastoideus
- Canalis caroticus
struktur lain:
- Fossa mandibularis
- Processus mastoideus
- Condylus occipitalis
Kulit kepala
Kulit kepala tebal; berambut; dan dapat digerakkan pada jaringan di bawahnya
dan terdiri dari beberapa lapisan yang terdiri dari :
o Skin : banyak mengandung folikel rambut
o Loose subcutaneous tisSue, banyak mengandung pembuluh darah dan
syaraf
o Aponeurosis, merupakan lapisan jaringan ikat yang menutupi calvaria dan
menghubungkan antara m. frontalis dan occipitalis.
o Loose subaponeurotic tissue, pada lapisan ini didapatkan Vv. Emissary dan
lapisan ini sering disebut "dangerous arean karena melalui Vv. Ernissay
sering infeksi extra cranial menyebar ke intra cranial.
o Pericranium : adalah periost bagian luar calvaria scalp diinenmsi oleh
cabang-cabang n. ophthalmicus, n. maxillaris dan n. rnandibularis. Scalp
mendapatkan arterialiisi dari : cabang-cabang a. carotis intema (a. supra
trachlearis dan a. supra orbitalis / tetapi sebagian besar mendapatkan
arterialisasi dari cabang a. carotis extema (a. temporals superficialis, a.
retro auricuiaris dan a. occipitalis).
Basic Cranii
1.2 Splanchocranium ( tulang wajah)
Tulang:
- Os Maxillaris
-sinus maxillaris
- Pars pterygoid os sphenoidalis
- Os palatinum, membentuk palatum durum bersama
maxilla
- Os Zygomaticum
- Os nasale
- Os frontale
- Os lacrimale
- Os mandibularis, terdiri dari corpus dan ramus. Ramus:
proc.coronoideus dan caput, foramen mandibularis
a.v.n. alveolaris inf
Foramina:
- supraorbitalis
- infraorbitalis
- mentalis
- palatina mayor et minor
- incisivus--> a.v.n. nasopalatinus
3.1.2 Colli
1. Regio cervicalis anterior (Trigonum cervicale anterius)
a) Trigonum submandibulare
• Batas-batas:
- Cranial : corpus mandibula
- Anterocaudal : M.Digasticus anterior
- Posterocaudal : M.Digastricus post. dan M.Stylohyoid
b) Trigonum caroticum
• Batas-batas:
- Cranial : M.Digastricus post. dan M.Stylohyoid
- Caudal : M.Omohyoid Superior
- Posterior : M.Sternocleidomastoid
c) Trigonum suprahyoid/submentale
• Batas-batas:
- Lateral : M.Digastricus Anterior
- Caudal : Corpus Os Hyoid
- Medial : Midline
d) Trigonum Musculare
• Batas-batas:
- Post. Caudal : M.Sternocleidomastoid
- Post.cranial : M.Omohyoid venter sup.
- Medial : Midline dr os hyoid ke sternum
2. Regio cervicalis posterior (Trigonum Cervicalis Posterior)
• Batas-batas:
- Anterior : M.sternocleidomastoideus
- Posterior : M. Trapezius
- Caudal : Clavicula
3.2 Histologi
3.2.1 Jenis Tulang
Jaringan tulang
a. Jaringan tulang rawan, terdiri atas:
Sel tulang rawan(kondrosit)
- sel kondrosit memproduksi tulang rawan
- sitoplasma basofil karena ada organel ribosom
- lakuna: kondrosit yang ada di dalam rongga (terdiri 1
kondrsit)
- cell nest: mengandung lebih dari satu sel kondrosit
Bahan antar sel (matrix tulang rawan), terdiri atas sabut
kolagen dan sabut elastis.
b. Jaringan tulang keras, terdiri atas:
Sel-sel tulang keras, yaitu osteoblas, osteosit, dan
osteoklas.
- osteobalas: berasal dari mesenkim yang tersusun
berderet-deret secara epitelial di permukaan
trabekula tulang muda. Berbentu kubid sampai
piramid. Memproduksi banah organik matrix tulang.
- Osteosit: merupakan osteoblas yang sudah
terpendam dalam matrix tulang, sitoplasma basofil.
Osteosit terletak dalam lakuna dan mempunyai inti
gelap.
- Osteoklas: adalah sel raksasa berinti banyak karena
merupakan fusi dari beberapa sel monositsitoplasma
acidofil karena mengandung enzym acid fosfatase.
Sitoplasma tampak berbuih karena mempunyai
banyak vakuola.
Bahan antar sel (matrix tulang)
- Unsur organik 35%, terdiri dari serat2 osteokolagen,
diikat substansi semen (glikosaminoglikans)
- Tampak acidofil karena kondroitin sulfat sedikit
- Unsur anorganik 65%, pd bag. Semen terutama
kalsium fosfat dan sedikit kalsium karbonat
- Tersusun atas lamel-lamel yang terjadi secara ritmik
3.2.2 Jenis Tulang Berdasarkan Bentuk
1. Tulang Panjang (Tulang Pipa)
Berbentuk tabung dan berongga
Terdiri dari 2 bagian
Epifisis : ujung membulat yang terdiri atas tulang spons
yang dilapisi selapis tipis tulang kompak
Diafisis : bagian tengah yang berbentuk silindris, terdiri dari
tulang kompak dengan sedikit tulang spons pada permukaan
dalam
Contoh : fibula, tibia, ulna, radius
2. Tulang Pendek
Mempunyai pusat yang terdiri atas tulang spons dan
seluruhnya dikelilingi oleh tulang kompak
Contoh : vertebrae cervikalis
3. Tulang Pipih
Tersusun atas 2 lempeng tulang spons dan tulang kompak
Di dalamnya terdapat sumsum tulang
Contoh : scapula, calvarium
4. Tulang tak berbentuk
Contoh : splanchocranium
3.2.3 Proses Pertumbuhan Tulang
Tulang dapat dibentuk dengan 2 cara yaitu
1. Osifikasi intramembranosa
Terjadi banyak pada tulang pipih
Prosesnya :
Sekelompok sel berkembang menjadi osteoblas
Setelah itu osteoblas menghasilkan matriks tulang
dan kalsifikasi
Kemudian osteoblas terbungkus dan menjadi
osteosit
Setelah itu akan terbentuk dinding yang membatasi
rongga panjang yang berisi kapiler, sel sumsum
tulang dan sel-sel prakembang
2. Osifikasi endokondral
Terjadi pada sepotong tulang rawan hialin
Bertanggung jawab atas pembentukan tulang panjang
dan pendek
Proses Pertumbuhan Tulang Rawan
a. Endogenous (cara interstitial)
Proses terjadi di bagian tengah tulang rawan
Kondrosit mengalami mitosis membentuk cell
nest
Masing-masing kondrosit memproduksi matriks
Kondrosit terpisah dari kelompoknya dan
pertumbuhan semakin meluas
b. Exogenous (cara aposisi)
Proses terjadi di bagian tepi tulang rawan
Sel-sel pada lapisan kondrogenik berdiferensiasi
menjadi sel kondroblast kemudian berkembang
menjadi kondrosit
Kondrosit memproduksi matriks sehingga
terjadi pertumbuhan lapis demi lapis
c. Retrogresi
Terjadi proses penuaan
Proteoglikan menurun sehingga matriks kurang
basofil
Terjadi kalsifikasi sehingga nutrisi terganggu
Kondrosit banyak yang mati dan kemudian
diresorbsi sehingga tulang rawan menjadi keras
dan rapuh
Nutrisi pada Tulang Rawan
Pada tulang rawan tidak terdapat vaskularisasi karena
tidak adanya pembuluh darah sehingga nutrisi diperoleh
dengan cara difusi, diambil dari kapiler yang terdapat
pada perikondrium.
3.2.4 Nutrisi yang baik bagi tulang:
a. Kalsium
Kalsium merupakan mineral utama pembentuk tulang. 99%.
Bila tubuh kekurangan kalsium, tubuh akan mengambilnya
dari tulang dan bila terjadi terus menerus, tulang menjadi tipis,
rapuh, dan mudah patah. Kalsium terdapat dalam produk susu,
brokoli dan produk dari kacang kedelai. Kebutuhan kalsium
harian berkisar antara 1.000-1.200 mg per hari, tergantung usia
seseorang.
b. Vitamin D
Berperan penting dalam mempertahankan massa tulang karena
membantu tubuh menyerap kalsium secara lebih efektif.
Vitamin D merupakan regulator positif bagi metabolisme
kalsium dan meningkatkan penyerapan kalsium sebanyak 2,5
kali. Karenanya, suplemen kalsium yang mengandung vitamin
D akan lebih efektif mencegah osteoporosis dan mengurangi
risiko patah tulang akibat osteoporosis. Kebutuhan harian
untuk vitamin D adalah 200 hingga 400 IU/hari. Contoh:
minyak ikan, ikan tuna, salmon dan margarine.
c. VitaminC
Membantu pembentukan tulang dan tulang rawan sehingga
terbentuk jaringan sendi yang sehat. Kolagen yang merupakan
bahan baku untuk tulang juga membutuhkan vitamin C untuk
pembentukannya. Sebaiknya dikonsumsi sebanyak 1000 mg
per hari. Contoh: jeruk, sayuran hijau, jambu biji, tomat dan
pisang ambon.
d. VitaminE
Vitamin ini dapat meningkatkan asupan oksigen ke otot
dengan meningkatkan sirkulasi dan kemampuan gerak otot.
Contoh: kecambah, bunga matahari, kacang-kacangan,
asparagus, pisang , mentega, dan strawberi. Dosis suplemen
vitamin E : 400 IU/hari
e. Zat besi
Memiliki peranan dalam membantu transportasi oksigen ke sel
darah yang dibutuhkan oleh enzim antioksidan untuk
mengatasi kerusakan sendi. Contoh:pada bayam dan daging
sapi.
f. Magnesium
Untuk pertumbuhan otot dan tulang. Contoh pada kedelai,
gandum dan kerang laut.
g. Vitamin K
Vitamin K ini memperlambat pengeroposan tulang &
mempercepat proses penyembuhan. Contoh: sayuran berdaun
hijau & minyak zaitun.
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar memiliki tulang yang
kuat:
a. Makan makanan yang mengandung kedelai
Makanan yang berbahan dasar kedelai sangatlah berguna bagi
tulang. Itu karena kandungan fitoestrogen yang ada di
dalamnya. Contoh: tempe,tofu, dan susu berkalsium.
b. Perhatikan asupan garam
Sodium berlebihan menyebabkan berkurangnya kandungan
kalsium dan tulang. Oleh karena itu, kita harus membatasi
asupan garam dengan mengurangi konsumsi makanan cepat
saji & mengurangi garam dalam makanan yang dikonsumsi.
3.2.5 Komposisi jaringan tulang
1. Tulang terdiri dari sel-sel dan matriks ekstraselular. Sel-sel
tersebut adalah osteosit, osteoblas dan osteoklas.
2. Matriks tulang tersusun dari serat-serat kolagen organic yang
tertanam pada substansi dasar dan garam-garam anorganik
tulang seperti fosfor dan kalium.
a. Substansi dasar tulang terdiri dari sejenis proteoglikan
yang tersusun terutama dari kondroitin sulfat dan
sejumlah kecil asam hialuronat yang bersenyawa
dengan protein.
b. Garam-garam tulang berada dalam bentuk kristal
kalsium fosfat yang disebut hidroksiapatit.
c. Persenyawaan antara kolagen dan Kristal hidroksiapatit
bertanggung jawab atas daya regang dan daya tekan
tulang yang besar.
3. Pelapis Tulang:
1. Periosteum(lapisan luar):
Terdiri dari: serat kolagen, fibroblas, sel-sel gepeng
dengan potensi membelah secara mitosis dan
berdiferensiasi menjadi osteoblas.
2. Endosteum(lapisan dalam):
Terdiri dari: selapis sel osteoprogenitor dan sedikit
jaringan ikat yang melapisi semua permukaan rongga di
dalam tulang.
Jenis-jenis tulang:
1. Berdasarkan bentuknya, tulang dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu;
a. Tulang pipa.
Bentuknya memanjang seperti pipa, yaitu bulat, memanjang,
bagian tengahnya berlubang, contohnya pada os humerus, os
femur dan lain – lain. Di bagian dalam ujung tulang pipa berisi
sum – sum merah yang berperan sebagai tempat pembentukan
sel darah merah. Tulang pipa dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
kedua ujung persendian dengan tulang lain, disebut epifisis,
bagian tengah disebut diafisis, dan diantara epifisis dan diafisis
adalah cakra epifisis.
b. Tulang pipih
Tulang pipih bentuknya pipih, terdiri atas lempengan tulang
kompak dan tulang spons. Di dalamnya berisi sum – sum
merah yang berfungsi sebagai tempat pembuatan sel – sel
darah merah dan sel – sel darah putih. Contoh os costae, os
sternum dan tulang – tulang yang ada pada cranium.
c. Tulang pendek.
Berbentuk bulat pendek dan sering disebut sebagai ruas
tulang. Di dalamnya berisis sum – sum merah yang berfungsi
sebagai tempat pembuatan sel darah merah dan putih. Contoh
pada tulang – tulang pergelangan tangan, pergelangan kaki dll.
2. Berdasarkan penyusunnya, tulang dapt dibedakan menjadi
dua macam, yaitu:
Jaringan tulang Rawan
Tulang rawan tersusun dari sel – sel tulang rawan yang
disebut kondrosit, yang menghasilkan matriks berupa
kondrin. Ruang antarsel tulang rawan banyak terisi oleh
zat perekat dan sedikit mengandung zat kapur sehingga
bersifat lentur. Sel kondrosit berasal dari sel –sel
mesenkim yang berdiferensiasi menjadi sel – sel
kondroblast yang kemudian menjadi kondrosit. Kondrosit
terletak di dalam suatu rongga yang di sebut lacuna. Bila
dalam satu lacuna terdapat lebih dari satu kondrosit,
membentuk suatu kelompok yang disebut kelompok isogen
atau cell nest.
Bahan antar sel:
BASA : sabut kolagen dan sabut elastic.
BASA :BASA bersifat basofil bila diwarnai
dengan HE karena mengandung proteoglikans (terutama
kondroitin sulfat, sedikit keratin sulfat dan asam
hialuronat.
a. Pertumbuhan Tulang Rawan
1. Cara interstitial / pertumbuhan endogenous
Terjadi di bagian tengah tulang rawan
Kondrosit mengalami mitosis membentuk cell nest
kemudian masing-masing kondrosit memproduksi matriks
kemudian kondrosit terpisah dari kelompoknya dan
pertumbuhan makin meluas.
2. Cara Aposisi / Pertumbuhan exogenous
Terjadi di bagian tepi tulang rawan
Sel-sel di lapisan kandrogenik berdeferensiasi menjadi
kondroblas kemudian menjadi kondrosit kemudian
kondrosit memproduksi matriks dan terjadi pertumbuhan
lapis demi lapis.
3. Pertumbuhan retrogresi
Terjadi karena proses ketuaan
Sering terjadi kalsifikasi sehingga nutrisi terganggu,
kondrosit banyak yang mati, kemudian direabsorbsi dan
tulang rawan menjadi keras dan rapuh
b. Jenis Jaringan Tulang Rawan
1. Jaringan Tulang Rawan Hyalin
BASB : sabut kolagen yang halus mempunyai indeks
bias sama dengan BASA sehingga sabut kolagen tidak
tampak di bawah mikroskop akibatnya matriks tampak
homogen
Contoh : tulang rawan persendian, ujung tulang costa,
ujung hidung
2. Jaringan Tulang Rawan Elastis
BASB : banyak sabut elastis dengan arah tidak teratur
dan sedikit sabut kolagen.
Contoh : tulang rawan pada daun telinga dan epiglotis
3. Jaringan Tulang Rawan Bersabut atau Fibrous
BASB : banyak sabut kolagen tersusun dalam berkas-
berkas yang sejajar
Kondrosit pipih karena terjepi diantara sabut kolagen
sehingga cell nest tidak tampak
Tidak mempunyai perikondrium karena tidak pernah
berdiri sendiri tetapi selalu bertetangga dengan jaringan
yang lain
Contoh : Discus Invertebralis dan yang menghubungkan
2 tulang simphisis
Jaringan Tulang
Jaringan tulang adalah Jaringan penyangga yang merupakan
bagian dari jaringan ikat khusus.
Jaringan tulang terdiri atas:
Sel-sel tulang : Osteoblast, Osteosit, Osteoklast
Bahan antar sel: Matriks tulang
Osteoblast
Berasal dari sel-sel mesenchym yang tersusun berderet secara
epitelial di permukaan trabekula tulang muda.
Bentuknya mulai kuboid sampai piramid.
Inti besar
Nukleolus tampak
Sitoplasma sangat basofil
Produksi bahan organik matriks tulang (kolagen tipe I,
Proteoglikans, Glikoprotein)
Produksi enzym alkaline fosfataseuntuk proses kalsifikasi
Osteoblast turut berperan dalam pembentukan komponen organik
matriks tulang. Apabila osteoblast aktif berperan maka bentuk
selnya akan berbentuk kuboid sampai silindris dan sitoplasmanya
sangat basofil. Tetapi apabila osteoblast pasif untuk membentuk
komponen organik matriks tulang maka selnya akan berbentuk
pipih/gepeng dan sifat basofilia pada sitoplasmanya akan
berkurang.
Osteosit
Merupakan osteblast yang terpendam dalam matriks tulang yang
terletak dalam lakuna
Dalam 1 lakuna hanya terdapat 1 osteosit
Sitoplasma basofil
Menyimpan cadangan makanan berupa glikogen
Inti gelap
Antar osteosit dihubungkan dengan kanalikuli
Kanalikuli adalah juluran sitoplasma dari badan sel yang ditarik
kembali sehingga kanalikuli hanya berupa saluran halus yang
kosong dan kanalikuli merupakan celah-celah silindris halus yang
dapat menembus matriks tulang
Ikut aktif dalam mempertahankan matriks tulang
Punya retikulum endoplasma kasar sedikit & kompleks golgi dan
kromatin inti yang lebih padat jika dibandingkan dengan
osteoblast.
Osteoklast
Merupakan sel raksasa yang berinti banyak
Ikut berperan dalam resorpsi dan pembentukan kembali jaringan
tulang
Merupakan fusi dari sel-sel monosit
Sitoplasma acidofil
Mengandung enzym acid fosfatase
Sitoplasma tampak berbuih karena mengandung banyak vakuola
Banyak lisosomdemineralisasi matrikslakuna howship
Pada daerah terjadinya resorpsi tulang, osteoklast raksasa tampak
terletak dalam lekukan yang terbentuk secara enzimatis dalam
matriks yang disebut ”Lakuna Howship”
Osteoblast dihubungkan oleh fibril Ruffel’s fibers / Ruffled border
Ruffel’s fibers adalah fibril-fibril yang menghubungkan antara
permukaan sel osteoklast dengan permukaan tulang
Matriks tulang
Matriks tulang terdiri dari 2 unsur yaitu :
Unsurorganik
35%, terdiri dari serat osteokolagen yang diikat semen
glikosaminoglikans, sedikit kondroitin sulfatmatriks tulang
tampak acidofil.
Unsuranorganik
o 65%, kalsium fosfat dan kalsium karbonat
o matriks tulang tersusun ats lamel-lamel yang terjadi secara ritmik
Jenis jaringan tulang
1. Jaringan tulang muda = immature bone
• Terdiri dari trabekulae, dengan jaringan mesenkim yang
vaskuler drnagn ciri-ciri:
- sistem havers yang belum terbentuk, kolagen kasar
- sel osteoblast meningkat, tersusun di permukaan
trabekulae
- sel osteosit terbenam dalam lacuna
- sel osteoklast dalam lacuna Howship
2. Jaringan tulang dewasa = mature bone
• ciri-ciri:
- kolagen halus
- terdiri dari lamel-lamel
- sistem havers sudah terbentuk
Sistem Havers pada Tulang
Pada tulang terdapat sistem Havers. Bentuknya seperti
lingkaran yang bertingkat dan menyerupai tabung. Dalam sistem
Havers ini terdapat saluran Havers yang berperan dalam
menyuplai darah ke sel tulang. Dengan adanya suplai darah, sel
tulang akan mendapat oksigen dan zat makanan yang dibutuhkan.
Osifikasi Tulang
Permukaan bagian luar dan dalam semua tulang dilapisi
lapisan-lapisan jaringan yang mengandung sel-sel osteogenik,
endosteum pada permukaan dalam dan periosteum pada
permukaan luar. Fungsi utama periosteum dan endosteum adalah
memberi nutrisi pada jaringan tulang dan menyediakan osteoblas
baru secara kontinu untuk perbaikan dan pertumbuhan tulang.
Tulang dapat dibentuk dengan 2 cara
1. Osifikasi intramembranosa : mineralisasi langsung dari matriks
yang disekresi osteoblas. Misal tulang frontal,
parietal,oksipital,mandibular, dan maksila
2. Osifikasi endokondral : deposisi matriks tulang pada matriks
tulang rawan yang sudah ada. Misal tulang rawan hialin yang yang
bentuknya mirip miniature tulang yang akan dibentuk.
3.3 Fisiologi
a) menyangga struktur berdaging dan melindungi organ-organ vital.
b) sebagai cadangan kalsium,fosfat dan ion lain dengan cara terkendali
untuk meprtahankan konsentrasi ion-ion penting ini didalam tubuh
c) dapat membentuk suatu system pengungkit yang melipatgandakan
kekuatan yang dapat dibangkitkan selama otot rangka berkontraksi
dan mengubahnya menjadi gerakan tubuh.
4. Saraf
4.1 Anatomi
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan
bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Sistem
saraf dibagi menjadi dua yaitu:
1. Sistem saraf pusat (SSP) terdiri dari otak dan medula spinalis yang
dilindungi tulang kranium dan kanal vertebral.
2. Sistem saraf perifer meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam
tubuh. Sistem ini terdiri dari saraf kranial dan saraf spinal yang
menghubungkan otak dan medula spinalis dengan reseptor dan
efektor. Secara fungsional, sistem saraf perifer terbagi menjadi
sistem saraf aferen dan eferen.
a. Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor
sensorik ke SSP.
b. Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi dari SSP ke
otot atau ke kelenjar.
Somatik (volunter)berkaitan dengan perubahan
lingkungan eksternal dan pembentukan respon motorik
volunter pada otot rangka
Otonom (involunter) mengendalikan seluruh respon
involunter pada otot polos, otot jantung, dan kelenjar
dengan cara mentransmisi impuls dengan dua jalur.
Yaitu simpatis dan parasimpatis.
SISTEM SARAF PUSAT
1. OTAK
- berada dalam cranium
- terdiri dari 2 bagian hemisferia
- Korteks adalah bagian luar hemisferia dan mengandung zat
kelabu (substansia grisea)
- Bagian dalamnya adalah zat putih (substansia alba) terdiri atas
akson yg membentuk tractus
- bagian dlmnya terdpt ventrikel yg berisi cairan Cerebrospinal
Berasal dari neuro ektoderm.
Mula-mula membentuk neural plate à neural fold à neural tube
Setelah neuro porus anterior dan posterior menutup terbentuk tiga
gelembung otak :
a. procencephalon à telencephalon dan diencephalon,
b.mesencephalon à mesencephalon
c.Rhombencephalon à
• metencephalon à pons dan cerebellum
• myelencephalon à medulla oblongata dan medulla spinalis
TELENCEPHALON
- Terdiri dari lobus frontalis, parietalis, occipitalis dan temporali
- Bagian cortex dari cerebrum terdiri atas:
1. area sensosris utk fungsi persepsi
2. area motoris utk fungsi pergerakan otot
3. area assosiasi untk integrasi & arah dr gerakan yg volunter
- Basal ganglia untuk pergerakan
- Sistem limbic untuk emosi , memori dan belajar
DIENCEPHALON
- Thalamus berfungsi untuk pusat integrasi & station relay informasi
motorik dan sensorik
- Hypothalamus untuk homeostasis dan behavior
- Pituitary untuk secresi hormon
- Gland. Pineal untuk secresi melanin
Cerebellum untuk koordinasi gerakan
Batang otak terdiri:
- Midbrain untuk pergerakan bola mata
- Pons untuk pusat koordinasi pernafasan dan stasion relay antara
cerebrum & cerebellum
- Medulla oblongata untuk kontrol fungsi involunter
2. MEDULLA SPINALIS
- berbentuk silindris dan terletak pd 2/3 canalis vertebralis
- substansia grisea terletak di sentral dan substansia alba terletak di
perifer
ujungnya berbentuk konus: konus medullaris
- Perkembangannya lbh lambat dr collumna vertebralis saat
intrauterin akibatnya ujung terminal secara perlahan naik ke
level lbh tinggi
- Dibungkus meninges
MENINGES
Adalah pembungkus otak dan medulla spinalis
Terdiri atas 3 lapis:
- Piamater
- Arakhnoid
- Duramater
Piamater : melekat pd permukaan otak dan Medulla Spinalis
Arakhnoid : ada ruang antara piamater dan arakhnoid
disebut ruangan sub-arakhnoid dan berisi cairan cerebrospinal
Duramater : lapisan terluar
antara arakhnoid dan duramamater disebut subdural ruangan
epidural
CAIRAN CEREBROSPINAL
Berada dlm spatium( ruang) subarakhnoid
Dibentuk oleh plexus choroid dlm ventrikel otak
Sirkulasi melalui ventrikel, masuk ke dlm spatium subarakhnoid
dan akhirnya disaring ke dalam sistem vena
B.SISTEM SARAF TEPI
1. NERVI CRANIALIS
- Terdiri dari 12 pasang nervi
- Mempunyai serabut motorik dan sensorik
- Keluar dari permukaan ventral otak kecuali N.Trochlearis
- Mengandung semua komponen fungsi nervi spinalis
I.N.Olfactorius
- berjalan melalui foramina pd lamina cribosa ossis ethmoidalis
- mempersarafi area olfactoris di 1/3 mukosa nasalis
II.N.Opticus
- Badan sel di retina dan keluar dr orbita melalui canalis opticus
- Membentuk chiasma optikum (penyilangan serabut saraf)
- Jadi fungsinya utk penglihatan
III.N.Oculomotorius
- Masuk orbita melalui fissura orbitalis superior (FOS)
- Mensarafi otot-otot pergerakan mata (rektus medialis, superior,
inferior obliqua inferior dan levator palpebra)
- Mengandung serabut saraf parasimpatis
IV.N. Trochlearis
- Masuk orbita melalui fissura orbitalis superior
- Mensarafi otot mata M.Obliqua superior
V.N.Trigeminus
- Saraf sensorik utk daerah wajah, membrane mukosa hidung dan
mulut serta struktur kepala
- Bercabang menjadi 3 yaitu:
1. N.Opthalmicus
- Masuk orbita lewat FOS
- Mensarafi kulit muka diatas mata
2. N. Maxillaris
- melalui foramen rotundum
- mensarafi daerah kulit muka dibawah mata sampai di atas bibir
atas
3. N.Mandibularis
- melalui foramen ovale
- mensarafi tensor palatini, tensor timpani, otot-otot penguyah,
M.digastricus venter anterior dan mylohyoid
- senasasi sensorik wajah dibawah bibir bawah, mulut dan gigi
bawah
VI. N.Abdusen
- masuk orbita melalui fissura orbitalis superior
- mensarafi M.Rectus lateralis
VII. N. Facialis
- Masuk melalui meatus acusticus internus (MAI)
- Bagian motorik berjalan melalui foramen stylomastoideus dan
masuk glandula parotis memberi cabang terminal sbb:
temporalis, zygomaticus, buccalis, marginalis, mandibula
,servicalis
- Mensarafi semua otot ekspresi wajah
- Tdk memberi cabang cutaneus di wajah
- Memberi cabang n.intermedius sbg korda tympani yg membawa
saraf pengecap 2/3 anterior lidah
- Membawa saraf parasimpatis utk gld. Submandibularis dan
lacrimalis
- Mempunyai satu ganglion sensorik: geniculatum
VIII.N.Vestibulocochlearis(Acusticus)
- Tdk meninggalkan cranium dan masuk cavitas tympanis melalui
MAI
- Fungsi utk keseimbangan dan pendengaran
IX. N. Glossopharingeus
- Melalui foramen jugulare
-Membawa saraf parasimpatis utk sekresi saliva
- Mensarafi M.Stylopharingeus, otot pharing untuk menelan
- Mensarafi 1/3 posterior lidah untuk sensasi umum dan pengecap
- Mensarafi telinga tengah
- Persarafan utk sinus caroticus (reseptor tekanan)
X.N.Vagus
Melalui foramen jugulare
Merupakan saraf motorik utk otot polos dan otot jantung, saraf
sekretorik utk aemua kelenjar dan saraf aferen dr semua membrana
mukosa dlm organ viscera thorax dan abdomen kecuali colon
descendan dan organ-organ pelvis
Saraf motorik utk semua otot laring dan faring kecuali
stilopharingeus dan palatum kecuali tensor palatini
- Mempersarafi tunas pengecap pd akar lidah dekat epiglotis
- Memberikan cabang rami faringeus, laringeus superior, rekuren
laringeus dan kardiakus
2.NERVI SPINALIS
Mempunyai 31 pasang terdiri 8 nervi cervicalis, 12 nervi torakalis,
5 lumbalis, 5 sacralis dan 1 coccygealis
Dibagi mnjadi rami primer ventralis dan dorsalis
Dihubungkan dgn ganglia truncus simpaticus oleh rami
komunikans
Merupakan saraf campuran yaitu terdiri serabut motorik dan
sensorik
Mengandung serabut motorik yang badan-badan selnya terletak pd
cornu anterior medulla spinalis ( eferen somatik umum)
Megandung serabut motorik (eferen viseral umum) yg badan selnya
terletak pada cornu lateralis medulla spinalis (T1-L2)
4.2 Histologi
Fungsi syaraf:
a) untuk menerima dan memproses stimulus
b) memicu aktivitas sel tertentu
c) sebagai pelepasan neurotransmitter dan molekul informasi lainnya.
Jaringan syaraf terdiri atas:
1. Neuron, terdiri atas:
a. Badan sel/ cell body/ perikaryon
Mempunyai inti yang menggelembung (vesikuler) dengan
nucleolus yang jelas( open face type)
Mengandung bentukan-bemtukan yang khas seperti:
Badan dari nissl
- Kumpulan ribosom, polysom, dan ER kasar
- Bentuk badan sel atau perikarion adalah bulat
lonjong, bersudut, diameter 150m, bisa dilihat dengan mata
telanjang.Tampak sebagai granula kasar dan berwarna basofil.
- Berfungsi sintesa protein sitoplasma
- Terdapat pada sitoplasma dari perikaryon, dendrit,
tidak terdapat pada akson dan akson hillock
- Trauma neuron, badan nissl menghilang
(chromatolisis)
Neurofibril
- Kumpulan mikrotubulus dan mikrofilamen
- Tampak seperti sabut-sabut halus.
- Berfungsi sebagai sarana transportasi intra seluler
dan sebagai penyangga agar bentuk neuron tidak mudah
berubah.
- Terdapat pada pada sitoplasma perikaryon, akson,
dan dendrit
b. Juluran sitoplasma (akson dan dendrit)
Akson: juluran panjang dimulai dari akson hillock, biasanya
tunggal. Meneruskan rangsang dari perikaryon ke perifer. Akson
berasal dari bahasa Yunani, yaitu axis artinya sumbu.
Fungsi akson: untuk menciptakan dan menghantarkan impuls saraf-
saraf ke sel-sel lain (sel saraf, sel otot, dan sel kelenjar).
Sel penyokong yang menyelubungi akson adalah sel schwan.
Dendrit: juluran pendek yang jumlahnya satu atau lebih.
Menghantar rangsang dari perifer ke perikaryon. Dendrit adalah
cabang panjang untuk menerima stimulus dari lingkungan sel-
sel epitel sensorik atau dari neuron lain.
2. Jaringan penyangga
Sel-sel penyangga pada jaringan syaraf:
Pada SST: sel schwan, sel satelit (sel amfisit)
Pada SSP: sel neuroglia
Berdasarkan ukuran dan bentuk cabangnya, sel saraf (neuron)
dibagi menjadi 5, yaitu :
a) Neuron multipolar
Neuron multipolar banyak terdapat di dalam tubuh,otak,medulla
spinalis. Neuron multipolar terdiri dari 1 akson dan 2 dendrit
atau lebih.
b) Neuron bipolar
Neuron bipolar terdiri dari 1 dendrit dan 1 akson. Neuron bipolar
terletak di ganglia koklear dan vestibula, retina dan mukosa
olfaktorius.
c) Neuron pseudonipolar/unipolar
Neuron pseudonipolar, terdiri dari 1 cabang dekat perikarion dan
terbagi menjadi dua cabang, yaitu membentuk huruf T, 1 cabang
terjulur ke ujung perifer dan yang lain terjulur ke sistem saraf
pusat.Pada embrio dan dalam fotoreseptor mata.
d) Neuron unipolar
Hanya punya 1 akson. Terdapat pada neuron embryonal.
e) Sel Purkinje
Mempunyai 1 akson dan 1 dendrit yang bercabang-cabang
dalam 1 bidang (seperti kipas).
Sistem syaraf motorik/efferent
Sistem syaraf efferent berfungsi mentransmisikan informasi dari sistem
saraf pusat ke otot dan kelenjar.
Sistem syaraf efferent terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Sistem syaraf somatik
- Mengontrol aktivitas secara sadar
- Pembentukan respon motorik terjadi pada otot rangka
2. Sistem syaraf otonom
- Mengontrol aktivitas secara tidak sadar
- Pembentukan respon motorik terjadi pada otot polos,
otot jantung, dan kelenjar.
- Terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Syaraf simpatis, terletak di segmen torakal dan lumbal di
medula spinalis (sumsum tulang belakang), sehingga disebut divisi
torakalumbal.Bertugas untuk meningkatkan denyut jantung,
menghambat gerak gastrointestinal, menghambat sekresi, dilatasi
pupil,dll.
2. Syaraf parasimpatis, memiliki inti di medula dan
mesensefatalon di bagian medula spinalis.Bertugas untuk mengurangi
frekuensi denyut jantung, meningkatkan peristaltik usus dan stimulasi
aktivitas sekretoris, untuk homeostasis,dll.
Neuron motorik adalah neuron yang memiliki fungsi motorik atau neuron
eferen yang mengalirkan impuls motorik
Tabel Fungsi Saraf Autonom:
Parasimpatik Simpatik
Mengecilkan pupil
Menstimulasi aliran ludah
Memperlambat denyut jantung
Membesarkan bronkus
Memperbesar pupil
Menghambat aliran ludah
Mempercepat denyut jantung
Mengecilkan bronkus
Menstimulasi sekresi kelenjar
pencernaan
Mengerutkan kantung kemih
Menghambat sekresi kelenjar
pencernaan
Menghambat kontraksi
kandung kemih
4.2 Biokimia
Sinapsis
Sinapsis adalah sisi penghubung tempat pemindahan impuls dari ujung
akson neuron satu ke neuron yang lainnya.
Sinapsis terbagi menjadi dua:
a. Sinapsis kimiawi
Sinapsis yang bersifat satu arah
Merambat pada celah sinaptik
b. Sinapsis listrik
Sinapsis yang bersifat dua arah
Merambat pada persambungan longgar (saluran untuk mengalirkan ion
potensial listrik).
Ditemukan pada otot polos dan otot jantung.
Neurotransmitter
Neurotransmitter adalah senyawa yang disintesis sel sarah untuk
komunikasi antar sel.
Neurotransmitter ada bermacam-macam, di antaranya:
a. Asetilkolin
Asetilkolin sebagian besar disintesis dari kolin dalam sitosol terminal saraf.
Setelah bekerja pada proses biokimiawi, asetilkolin dipecah kembali
oleh enzim asetilkolinesterase menjadi asetat dan kolin. Kolin
kemudian ditarik terminal sarah untuk disiklus ulang.
b. Katekolamin, meliputi norepinefrin, epinefrin, dopamin, dan serotonin.
c. Asam Amino, seperti glisin, asam glutamat, asam separtat, dan asam
aminobutirat gamma, berfungsi sebagai neurotransmitter.
d. Neuropeptida, misalnya substansi P, enkefalin, bradikinin, dan
kolesistokinin berperan sebagai neurotransmitter asli.
Biokimiawi proses neuromuscular junction
1. Sintesis asetilkolin terjadi dalam sitosol terminal saraf dengan enzim
kolin asetiltransferase.
2. Asetilkolin disimpan di dalam vesikel sinaptik.
3. Asetilkolin dilepas dari vesikel sinaptik ke celah sinaps. Peristiwa ini
terjadi melalui eksositosis. Kemudian saluran ion kalsium terbuka dan
aliran ion kalsium memfasilitasi aliran asetilkolin.
4. Asetilkolin yang dilepaskan akan berdifusi dengan cepat melintasi celah
sinaps ke reseptor. Saluran dalam reseptor akan terbuka dan gerbang
ion Natrium akan terbuka. Kemudian timbul depolarisasi dan potensial
aksi yang ditransmisikan sepanjang serabut saraf.
5. Sesudah itu, asetilkolin akan terurai oleh enzim asetilkolinesterase
menjadi asetat dan kolin.
6. Kolin di daur ulang ke dalam terminal saraf untuk sintesis asetilkolin
yang baru.
Regenerasi Saraf
Semua akson dalam sistem saraf perifer dibungkus oleh lapisan Schwann,
disebut juga neurilema. Neurilema ini berperan dalam regenerasi
neuron yang rusak. Neuron tidak dapat membelah secara mitosis. Jika
akson mengalami kerusakan berat, maka neurilema yang melapisinya
melakukan pembelahan mitosis untuk menutup luka.
Neuron dalam sistem saraf pusat (SSP) tidak memiliki neurilema. Hal ini
berarti neuron dalan SSP tidak bisa beregenerasi.
4.3 Fisiologi
POTENSIAL MEMBRAN
Potensial membrane adalah selisih antara potensial listrik intrasel dan
ekstrasel.
Ketika otot kontraksi, cairan intrasel lebih positif daripada ekstrasel. Jadi
ion natrium masuk ke intrasel sedangkan ion kalium ke ekstrasel. Dan
jika otot relaksasi maka kebalikan dari oto kontraksi.
Syarat-syarat adanya potensial membran :
Cairan intrasel maupun ekstrasel merupakan elektrolit.
Sifat membran yang semipermeable.
Transpor ion melalui membran.
CARA PENGUKURAN POTENSIAL MEMBRAN
Jadi, pipet kecil pada voltmeter berisi cairan elektrolit dimasukkan kedalam
serabut otot. Kemudian elektroda yang lainnya dimasukkan kedalam
cairan ekstrasel membrane. Voltmeter yang digunakan mampu
mengukur voltase yang sangat rendah dan juga yang sangat tinggi.
Ujung mikropipet biasanya memiliki diameter lumen kurang dari 1
micrometer dan dengan tahanan lebih dari 1 juta ohm. Agar dapat
merekam perubahan potensial membrane dengan cepat maka
mikroelektroda dihubungkan dengan sebuah osiloskop.
Potensial aksi saraf adalah perubahan cepat pada potensial membran yang
menyebar secara cepat di sepanjang membran serabut saraf.
Proses terjadinya impuls
1. Sel dalam keadaan istirahat, di luar bermuatan (+) dan di dalam
bermuatan (-).
2. Pada saat terjadi rangsangan, terjadi
a. depolarisasi
membran sel menjadi sangat permeabel terhadap ion natrium, sehingga
sejumlah besar ion Natrium berdifusi ke dalam akson. Potensial
membran menjadi (+)
b. repolarisasi
sesudah membran menjadi permeanel terhadap Na, kanal Na tertutup
dan kanal K terbuka lebih lebar dari biasanya. K keluar sel dan
potensial membran kembali (-)
3. Terjadi potensial aksi
4. Potensial aksi berpindah sepanjang jaringan dan menimbulkan isyarat
saraf.
5. Potensial aksi menyebabkan vesikel dalam bongkol sinaps
mengeluarkan neurotransmitter yang akan meneruskan isyarat saraf ke
neuron lainnya.
5. Gangguan pada Facei dan Terapinya
Bell’s Palsy
Merupakan suatu kelainan pada otot wajah yang menyebabkan
kelumpuhan atau kelemahan tiba-tiba pada otot di salah satu sisi wajah.
Menyerang saraf no. VII (facialis). Ditandai dengan susahnya menggrakkan
otot wajah dibagian yang terserang, seperti tidak bisa menutup mata, tidak bisa
meniup, dsb.
Penyebabnya adalah angin yang masuk ke dalam tulang tengkorak atau
foramen stilo mastoideum. Angin ini membuat saraf di sekitar wajah menjadi
sembab lalu membesar. Pembesaran N.facialis ini menyebabkan pasokan darah
ke saraf tersebut terhenti. Hal itu menyebabkan kematian sel sehingga fungsi
penghantar impuls atau rangsangan terganggu. Akibatnya, perintah otak untuk
menggerakkan otot-otot wajah tidak dapat diteruskan. N.facialis terjepit hingga
akhirnya mengalami kelumpuhan.
Terapinya adalah dengan latihan menggerakkan otot
wajah ,contohnya adalah seperti tersenyum, tertawa, membuka-menutup
rahang.