Resume Kompilasi Skenario 1

92
Otot 1. Anatomi otot 1.1 Macam-macam jaringan otot Jaringan otot dibagi menjadi 3 tipe. a. Skeletal muscle (otot bergaris) b. Cardiac muscle (otot jantung) c. Smooth muscle (otot polos) Ciri-ciri 1. Skeletal muscle (otot bergaris) Inti di tepi Tidak bercabang Garis2 melintang gelap & terang pd sabut otot à otot bergaris/lurik Fungsi: menggerakkan anggota gerak & melekat pd tulang à jar. otot skelet Gerakannya dikendalikan kemauan kita à voluntary muscles Setiap sabut otot tdd serabut2 (myofibril) 2. Cardiac muscle (otot jantung) Serabut bercorak Kontraksi spontan berirama Inti di tengah, sarkoplasma banyak mengelilingi inti dan myofibril Sabut otot bercabang2, membentuk anyaman Garis2 melintang: intercalated disk

description

kedokteran

Transcript of Resume Kompilasi Skenario 1

Page 1: Resume Kompilasi Skenario 1

Otot

1. Anatomi otot

1.1 Macam-macam jaringan otot

Jaringan otot dibagi menjadi 3 tipe.

a. Skeletal muscle (otot bergaris)

b. Cardiac muscle (otot jantung)

c. Smooth muscle (otot polos)

Ciri-ciri

1. Skeletal muscle (otot bergaris)

Inti di tepi

Tidak bercabang

Garis2 melintang gelap & terang pd sabut otot à otot

bergaris/lurik

Fungsi: menggerakkan anggota gerak & melekat pd tulang à

jar. otot skelet

Gerakannya dikendalikan kemauan kita à voluntary muscles

Setiap sabut otot tdd serabut2 (myofibril)

2. Cardiac muscle (otot jantung)

Serabut bercorak

Kontraksi spontan berirama

Inti di tengah, sarkoplasma banyak mengelilingi inti dan

myofibril

Sabut otot bercabang2, membentuk anyaman

Garis2 melintang: intercalated disk

Ada sinsitium yang memungkinkan sinyal untuk menimbulkan

kontraksi yang berpindah dari sel satu ke sel lain dalam bentuk

gelombang.

Ada discus intercalaris

Kekhususan taut diskus pada otot jantung

a. Fasia adherens

Page 2: Resume Kompilasi Skenario 1

Membran khusus yang paling mencolok pada bagian

transversal diskus, berfungsi sebagai penambat filamen

aktin dan sarkomer terminal.

b. Makula adherens

Mengikat sel-sel jantung agar tidak berpisah oleh aktivitas

kontraktil yang konstan

c. Taut rekah

Memungkinkan pertukaran ion antarsel yang bersebelahan

3. Smooth muscle (otot polos)

Involuntary muscle

Visceral muscle

Bentuk sel: spindle shape, panjang bervariasi

Inti di tengah

Tipe-tipe otot polos:

1. Otot polos multi unit

Terdiri atas serabut otot polos tersendiri dan terpisah.

Tiap serabut bekerja tanpa bergantung pada serabut lain dan

pengaturannya terutama dilakukan oleh sinyal saraf.

Membrane basalnya terdiri dari campuran kolagen halus

dan glikoprotein yang membantu menyekat serabut-serabut

yang terpisah satu sama lain.

Contoh : otot siliaris mata, otot iris mata, dan otot

piloerektor

2. Otot polos unit tunggal

Serabut-serabut berkontraksi bersama-sama dan

membrane selnya berlekatan satu sama lain pada banyak

titik. Disebut juga sebagai otot polos sinsitial karena sifat

antarhubungan sinsitialnya diantara serabut-serabut. Juga

dikenal sebagai otot polos visceral karena ditemukan pada

Page 3: Resume Kompilasi Skenario 1

dinding sebagian besar otot visera tubuh, seperti usus,

ureter, dan pembuluh darah.

A. Otot ekspresi wajah

Otot ekspresi wajah dipersyarafi oleh nervus facialis yaitu pada syaraf

motorik.

Otot ekspresi wajah yaitu:

Otot occipitofronatalis : untuk mengangkat alis

Otot orbicularis oculli : untuk menutup mata kuat-kuat

Otot zygomaticus mayor : untuk menarik sudut bibir

Otot levator labii superior : untuk elevasi bibir atas

Otot buccinator : untuk mempertahankan pipi

Otot levator anguli oris : untuk elevasi sudut mulut

Otot orbicularis oris : untuk menutup mulut

Otot depresor anguli oris : untuk depresi sudut mulut

Otot platisma : untuk menarik sudut mulut ke bawah antisfingterik

pada leher

Otot risorius : untuk menarik sudut mulut ke arah lateral

Otot mentalis : untuk mengangkat dan memajukan bibir bawah dan

mengerutkan kulit di atas dagu

Page 4: Resume Kompilasi Skenario 1

B. Otot pengunyah

Otot pengunyah dipersyarafi oleh nervus trigeminus yaitu pada

syaraf motorik.

Fungsi otot pengunyah adalah untuk menutup mulut,

menggretakkan gigi, dan memajukan mandibula.

Otot-otot pengunyah yang disebutkan di atas bekerja secara sinergis untuk

membuka dan menutup mulut, menggeretakkan gigi, dan memajukan

mandibula.

Page 5: Resume Kompilasi Skenario 1
Page 6: Resume Kompilasi Skenario 1
Page 7: Resume Kompilasi Skenario 1
Page 8: Resume Kompilasi Skenario 1

D. Vaskularisasi dan Inervasi

Vaskularisasi regio Facei

Aliran Arteri Cabang dari A.carotis Externa

- A.facialis

- A.Maxillaris interna

- A.temporalis superficialis

Aliran Vena:

- V.Facialis

- V.retromandibular

Keduanya membentuk V.facialis communis—V.Jugularis Interna

Inervasi Regio Facei

Persarafan regio facei:

- N.Facialis--> saraf motorik

- N.Trigeminus-->saraf sensorik

ada 3 cabang

- V1àN.opthalmicus

- V2à N.Maxillaris

- V3à N.Mandibularis

1.2 Regio Colli

a. region colli

Otot pada Collii:

1. M. Sternohyoid

2. M. Sternothyroid

3. M. Omohyoid

4. M. Thyrohyoid

5. M. Platysma

b. carotid sheath

• Dibentuk oleh ketiga lapis fascia cervicalis

• Membungkus : V.jugularis Int.

: A. Carotis Communis

Page 9: Resume Kompilasi Skenario 1

: N. Vagus

c. otot

MUSCULI REGIO COLLI

MUSCULUS ORIGO INSERTIO ACTION INNERVASI

Platysma Fascia del-

toidea &

pectoralis

Kulit &

mandibula

Membuka

mulut dan

menarik sdt

mulut

N. Vii

Sternocleidomast

oideus

Sternum &

clavicula

Processus

mastoideus

Menengok,me

ngangkat dagu

ke

sam-ping/depa

n

N. Xi, c2 &c 3

Trapezius Linea nu-chae

sup, prot occ

ext

Clavicula Mengangkat

scapula dan

clavicula

N. Xi, c2 & c3

Sternohyo-id Man sterni &

clavicul

Os hyoid Menekan os

hyoid ke

bawah

C1-3 via ansa

hypoglossi

Sternothyroid Man sterni Linea obli-qua

lamina cart

thyro-id

Menekan cart

thyro-id ke

bawah

C1-3, via ansa

hypoglossi

Venter sup

omohyoid

Tendon

penghubung

darai clav

Os hyoid Menekan os

hyoid ke

bawah

C1-3, via ansa

hypoglossi

Venter inf

omohyoid

Scapula Tendon

penghubung

dari clav

Sda Sda

Thyrohyo-id Linea obli-qua Os hyoid Sda C1-2

Page 10: Resume Kompilasi Skenario 1

lamina

cartilago

thyroid

Scalenus anterior Proc transv c3-

6

Tuberculum

scaleni costa 1

Mengangkat

costa 1

C5-8

Scalenus medius Proc transv c2-

7

Costa 1 dibel

cekungan

sulcus

subclavius

Sda C5-8

Scalenus

posterior

Proc tranv c5-7 Costa 2 Mengangkat

costa 2

C6-8

Oblique sup

longus colli

Proc transv c3-

5

Atlas Flexi leher C2-7

Oblique inf

longus colli

Corpus vert th

1-3

Proc transv c5-

6

Rotasi leher Sda

Vertical longus

colli

Corpus c5-th3 Corpus c2-4 Flexi ;eher Sda

Longus capitis Proc transv c3-

6

Pars basi-laris

ossis

occipitalis

Flexi leher C1-3

Page 11: Resume Kompilasi Skenario 1
Page 12: Resume Kompilasi Skenario 1

2. Fisiologi otot

2.1 Mekanisme kontraksi dan relaksasi

Saraf menerima rangsangan yang berjalan dari saraf motorik menuju

ujung serabut saraf

Pada setiap ujung serabut saraf, saraf akan menyekresi substansi

neurotransmiter yaitu sedikit asetilkolin

Asetilkolin akan membuka banyak kanal atau gerbang asetilkolin

melalui protein pada membran

Terbukanya kanal memungkinkan terjadinya transpor pasif yaitu

berdifusinya ion natriun kedalam membran yang menimbulkan suatu

potensial aksi pada membran

Potensial aksi akan berjalan sepanjang membran serabut otot seperti

pada membran serabut saraf

Potensial aksi menyebabkan dipolarisasi membran otot dan banyak

aliran listrik potensial aksi mengalir melalui pusat serabut otot yang

mengakibatkan retikulum sarkoplasma melepas sejumlah ion kalsium

Ion kalsium dari retikulum sarkoplasma akan menyebabkan troponin

pada zona aktif bergeser sehingga kepala miosin dapat menempel pada

zona aktif

Miosin yang menempel hanya miosin mang berdekatan saja

Miosin mendekati atau menempel pada zona aktif dengan ATP. Pada

saat ATP berubah menjadi ADP maka akan menimbulkan suatu tarikan

pada aktin. Saat ADP berubah menjadi ATP maka kepala miosin akan

terlepas dari zona aktif

Ion kalsium akan kembali ke retikulum sarkoplasma kurang dari 1 detik

oleh pompa membran Ca. ion kalsium akan disimpan dalam retikulum

sarkoplasma sampai potensial aksi berikutnya.

Kontraksi otot terhenti oleh pengeluaran ion kalsium dari miofibril

Page 13: Resume Kompilasi Skenario 1

Kontraksi Otot

a. Terjadi apabila jembatan silang miosin berikatan dengan tempat-tempat

spesifik diprotein aktin

b. Bila pengikatan ini terjadi maka sebuah molekul ATP yang terdapat

dikepala miosin akan terurai oleh enzim miosin ATPase dan terjadi

pembebasan energi

c. Energi tersebut digunakan untuk mengayunkan jembatan silang

sehingga filamen aktin dan miosin bergeser satu sama lain yang

menyebabkan pemendekkan otot (kontraksi)

d. Selama kontraksi, panjang filamen aktin da miosin tidak berubah, tetapi

pita I dan Zona H memendek

e. Setiap kontraksi otot melibatkan siklus berulang pergeseran filamen dan

menimbulkan tegangan pada otot untuk bekerja

Penggabungan Eksitasi-Kontraksi

a. Penyampaian potensial aksi oleh neuron motorik ke serat otot

rangka menyebabkan neuron melepaskan asetilkolin (ACh) ke taut

neuromuskular, kemudian ACh berdifusi ke end plate dan berikatan

dengan receptor.

b. Pengikatan ini menyebabkan channel Na terbuka sehingga ion-ion

Na masuk kedalam sel dan menimbulkan depolarisasi lalu terjadi

potensial aksi, kemudian disalurkan ke serat otot sehingga terjadi

depolarisasi serat otot. Lalu, menyebar ke serat via tubulus transversus

yg berjalan antara pita A & I.

c. Bila bagian dalam sel positif maka ion-ion Ca dibebaskan dari

kompartemen intrasel (retikulum sarkoplasma) sehingga kadar Ca intra

sel meningkat. Akibatnya, terjadi kontraksi otot.

Page 14: Resume Kompilasi Skenario 1

d. Sewaktu serat otot rangka berada dalam keadaan istirahat maka

kepala miosin dihambat untuk berikatan dengan filamen aktin.

e. Tanpa mengikat aktin, ATP miosin tidak dapat diuraikan dan otot

tidak dapat berkontraksi.

f. Kepala miosin dihambat untuk berikatan dengan molekul aktin

karena adanya dua protein lain yang membentuk filamen tipis :

tropomiosin dan troponin.

g. Tropomiosin diperkirakan terletak di atas molekul aktin pada

keadaan istirahat dan menghambat pengikatan jembatan silang

miosin(suatu tempat di aktin).

Sedangkan, troponin melekat ke molekul aktin.

Tropomiosin serta troponin memiliki tempat ikatan untuk Ca.

h. Bila konsentrasi Ca intrasel meningkat maka akan berikatan dengan

troponin sehingga terjadi pergesaran posisi troponin pada molekul

tropomiosin yang menyebabkan pergeseran posisi tropomiosin terhadap

aktin.

i. Hal ini menyebabkan terbukanya zona aktif untuk mengikat miosin

sehingga terjadi pengikatan miosin dengan zona aktif aktin dan ATPase

miosin diaktifkan.

j. ATP ini kemudian diuraikan untuk menghasilkan energi sehingga

jembatan silang terayun. Apabila jembatan silang terayun maka

filamen-filamen bergeser satu sama lain yang menyebabkan otot

berkontraksi.

Page 15: Resume Kompilasi Skenario 1

k. Semakin banyak jumlah jembatan silang yang berhubungan dan

terayun pada suatu saat maka semakin besar pula tegangan yang

dihasilkan oleh otot.

l. Setelah ayunan jembatan silang maka molukel ADP yang tadi

dibebaskan dari miosin digunakan untuk membentuk molukel ATP

kedua yang berikatan dengan kepala miosin.

m. Sewaktu ATP baru terikat maka jembatan silang dibebaskan dari

aktin.

n. Apabila kalsium intrasel masih tetap tinggi maka ATP baru akan

diuraikan dan jembatan silang kembali terayun.

Penggabungan eksitasi-kontraksi terjadi apabila konsentrasi Ca intrasel

meningkat dari konsentrasi molar istirahat sebesar kurang dari 10-7

menjadi 10-5.

Relaksasi Otot

- Sewaktu Ca dipompa kembali ke dalam retikulum sarkoplasma maka

serat otot melemas

- Pemompaan Ca adalah suatu proses aktif yang terjadi di membran

retikulum sarkoplasma. Proses ini menggunakan energi yang berasal

dari penguraian molekul ATP yang lain.

- Sewaktu kadar kalsium turun sampai sekitar 10-7, maka troponin dan

tropomiosin kembali menghambat pengikatan aktin serta miosin

sehingga kontraksi otot berhenti.

Kontraksi Isometrik

Page 16: Resume Kompilasi Skenario 1

- Adalah kontraksi dimana terjadi ayunan jembatan silang dan terbentuk

tegangan, tanpa pemendekan otot

- Terjadi sewaktu mencoba mengangkat suatu beban yang memerlukan

tegangan yang lebih besar daripada tegangan yang dihasilkan

Proses kontraksi Otot terjadi dalam beberapa tahap:

Step 1: Active-site Exposure

Pada saat otot menerima rangsangan, RE sarkoplasma melepaskan Ca

dari Tubulus T ke sarkoplasma. Kemudian Ca akan bergerak menuju

dan menempel pada Troponin yang menutupi active-site dan Ca

menggeser troponin dari active-site. Active-site akan bebas dan kepala

myosin akan mempunyai kesempatan untuk menempel pada active-site

yang berdekatan dengannya.

Step 2: Cross-bridge attachment

Kepala myosin yang mempunyai ATP akan memecahnya menjadi ADP

dan Fosfat yang dibutuhkan untuk kontraksi dengan ATP ase yang

dipunyai oleh kepala miosin. ADP dan fosfat tadi akan dilepas sebagai

energy pada kepala myosin untuk menarik aktin menuju garis M. Dan

menarik garis-garis Z yang berhadapan untuk saling mendekat . Pita H

akan menghilang pada kontraksi penuh dan ujung-ujung filament tebal

mencapai garis Z.

Step 3: Pivoting

Pada saat kepala myosin masih menempel pada aktin, ADP dan Fosfat

(ATP ditambahkan dari sarkosom) diluar kepala myosin terkumpulkan

secara cepat untuk membentuk ATP agar mengisi kembali kepala

myosin. Setelah ATP terbentuk, ATP akan masuk ke dalam kepala

myosin.

Step 4: Cross-bridge detachment

Setelah ATP tersebut masuk ke kepala myosin, kepala myosin akan

terlepas dari active-site pada aktin.

Step 5: Myosin reactivation

Page 17: Resume Kompilasi Skenario 1

Kepala myosin yang sudah terlepas dari active-site itu akan active

kembali pada saat ATP tersebut sudah dipecah menjadi ADP dan Fosfat

dan akan melanjutkan proses kontraksi. Proses pembentukkan ATP ini

sangat cepat.

Proses Relaksasi

Pada saat relaksasi berarti rangsangan telah hilang dan konsentrasi

Calsium pada sarkoplasma akan menurun pada tingkat normal dengan

mekanisme:

1) Calsium yang aktif tadi akan menuju ke luar sel melalui transpor

membrane

2) Kemudian Ca akan kembali menuju ke reticulum sarkoplasma.

Kemudian tropomiosin kembali pada posisi perifer menutupi active-

site.

Jadi, tropomiosin dan troponin merupakan pengatur mekanisme

pengunci kontraksi dan Calsium sebagai kunci terbukanya mekanisme

kontraksi. Sel otot tidak dapat berkontraksi selain sampai kapasitas

maksimal yaitu hukum “all or none” dan kekuatan otot bergantung pada

jumlah satuan otot yang berkontraksi.

Sumber: Kuliah dr. jauhar pada hari Rabu

3. Histologi otot

3.1 Organel pada sel otot:

1. Sarkoplasma: protoplasma

2. Sarkosom: mitokondria

3. Reticulum sarkoplasma: reticulum endoplasma

4. Sarkolema: membrane sel yang sebenarnya ditambah satu lapisan tipis

materi polisakarida yang mengandung sejumlah kolagen fibril tipis.

Page 18: Resume Kompilasi Skenario 1

3.2 Pengaturan serabut otot

Aktin

Molekul aktin terdiri dari tiga protein

a. F-aktin fibrosa terbentuk dari dua rantai globular G-aktin yang

berpilin satu sama lain

b. Molekul tropomiosin merupakan suatu molekul halus yang

membentuk filament yang berjalan di atas sub-unit aktin di

sepanjang tepian luar alur yang berada di antara dua untai rantai

yang terpilin.

c. Molekul troponin merupakan kompleks dari 3 unit:

Page 19: Resume Kompilasi Skenario 1

1. TnT: melekat pada tropomiosin

2. TnC: terikat pada ion Ca2+

3. TnI: menghambat interaksi aktin-miosin

Miosin

Terdiri dari 2 rantai berat identic dan 2 pasang rantai ringan. Tonjolan

globulus kecil pada setiap rantai berat membentuk kepala yang

memiliki tempat penggabungan ATP, kapasitas enzimatik untuk

menghidrolisis ATP dan kemampuan untuk mengikat aktin.

Myofibril

Benang-benang parallel, dengan diameter 1-3 mikron(mikrometer).

Dan tdd satuan yang lebih kecil: mifilamen

Filament yang lebih tebal mengandung myosin. Dengan diameter 12-

15 nm dengan panjang 1,5 mikron dan menempati sarkomer sebagai

Pita A.

Filament yang lebih tipis menganding aktin, diameter 5 nm dengan

panjang 1 mikron dan terikat pada kedua belah garis Z. Ujung-ujung

bebasnya menyelip diantara Pita A.

Page 20: Resume Kompilasi Skenario 1

Gurat H, bagian Pita A yang tidak mengandung filament tipis dan

lebarnya tergantung derajat kontraksi

Garis M merupakan garis yang membagi pita A menjadi 2, fungsinya

untuk memelihara susunan dan jarak yang teratur dari filament tebal

pada sarkomer.

Tiap filament tebal(miosin) dikelilingi 6 filamen tipis(aktin).

Jenis sabut kolagen

1. Kolagen type I : yang terbanyak (90%), terdapat pada

jaringan ikat kendor, tendon, tulang, detin, tulang rawan dari jaringan

epitelan, dan fibrous, sclera, dan cornea

2. Kolagen type II : terdapat pada tulang rawan hyaline,

tulang rawan elastic, dan corpus vitreum

3. Kolagen type III : terdapat pada kulit janin, sabut retikuler, luka

yang baru sembuh, dan system cardiovascular

4. Kolagen type IV : terdapat pada lamina basalis dari jaringan epitel

5. Kolagen type V : terdapat pada placenta, pembungkus tendon,

pembungkus otot

1.3 Fungsi Otot

Fungsi sistem muskular :

1. Pergerakan

Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan

bergerak dalam bagian-bagian internal tubuh.

2. Penopang tubuh dan mempertahankan postur

Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat ada pada posisi

berdiri atau duduk terhadap gaya gravitasi.

3. Produksi panas

Kontraksi otot secara metabolis menghasilkan panas untk

mempertahankan suhu normal.

Page 21: Resume Kompilasi Skenario 1

1.4 Regenerasi Otot

• Dewasa: mitosis otot berhenti à daya regenerasi terbatas à perbaikan

berbentuk jar parut.

• Bila dilatih à diameter , jumlah tetap à hipertropi (pada otot

rangka,otot jantung & otot polos, kecuali uterus: hipertropi & hiperplasi

dg mitosis)

1.5 Jenis Otot

Jenis otot:

1. Otot bergaris:

• Garis2 melintang gelap & terang pd sabut otot à otot

bergaris/lurik

• Fungsi: menggerakkan anggota gerak & melekat pd tulang à jar.

Otot skelet

• Gerakannya dikendalikan kemauan kita à voluntary muscles

• Setiap sabut otot tdd serabut2 (myofibril)

2. Otot polos

• Involuntary muscle

• Visceral muscle

• Bentuk sel: spindle shape, fusiformis (lebar di tengah, runcing di

kedua ujungnya)

• Terdiri atas sel panjang tanpa garis melingkar

• Setiap sel mempunyai inti di pusat pada bagian sel yang paling

lebar

• Setiap sel dibungkus oleh lamina basal dan jalinan serat retikulin

• Kontraksi involunter tapi dipersyarafi saraf autonom

• Kontraksi lemah dan lambat

• Merupakan otot viceral (otot alat dalam)

3. Otot jantung

• Mempunyai garis2 melintang

Page 22: Resume Kompilasi Skenario 1

• Inti di tengah, sarkoplasma banyak mengelilingi inti dan myofibril

• Sabut otot bercabang2, membentuk anyaman

• Garis2 melintang: intercalated disk

• Diskus Interkalasi yaitu sambungan kuat khusus pada sisi ujung

yang bersntuhan dengan sel-sel otot tetangga.

Menurut pekerjaannya :

a. Otot sinergis, yaitu otot bekerja bersama-sama.

b. Otot antagonis, yaitu otot yang bekerjanya berlawanan.

c. Otot abductor, yaitu otot yang menggerakkan anggota menjauhi tubuh.

d. Otot adductor, yaitu otot yang menggerakkan anggota mendekati tubuh.

e. Otot fleksor, yaitu otot yang membengkokkan sendi tulang atau melipat

sendi.

f. Otot ekstensor, yaitu otot yang meluruskan kembali sendi tulang pada

kedudukan semula.

g. Otot pronator, ketika ulna dan radial dalam keadaan sejajar.

h. Otot supinator, ulna dan radial dalam keadaan menyilang.

i. Endorotasi, memutar ke dalam.

j. Eksorotasi, memutar ke luar.

k.Dilatasi, memanjangkan otot.

l. Kontraksi, memendekkan otot.

1.6 Ciri-ciri otot

Ciri-ciri otat yaitu :

1. Kontraktilitas

Serabut otot berkontraksi dan menegang yang dapat atau mungkin juga

tidak melibatkan pemendekan otot.

2. Eksitabilitas

Serabut otot akan mersepon dengan kuat jika distimulasi oleh impuls

saraf.

3. Ekstensibilitas

Page 23: Resume Kompilasi Skenario 1

Serabut otot memiliki kemampuan meregang melebihi panjang otot saat

relaksasi.

4. Elastisitas

Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau

meregang.

1.7 Bagian-bagian otot

- TENDON :urat otot, bagian ujung otot yang mengecil.

- VENTRIKEL :empal otot, bagian tengah otot yang menggembung.

- ORIGO :ujung otot yang melekat pada tempat yang tidak bergerak.

- INSERSIO :ujung otot yang melekat pada tempat yang bergerak.

- NORMOTROFI :otot yang besarnya normal.

- ATROFI :otot yang mengecil, lisut.

- HIPERTROFI :otot yang membesar.

- DISKUS INTERKALARIS :bagian khas otot jantung yang merupakan

batas.

Macam-macam Serat Otot Lurik

a. Serat merah (red fibers)

Serat ini berdiameter relatif kecil, banyak sarkosom besar penuh krista.

Sarkosom-sarkosom ini berkumpul di bawah sarkolemadan berderet-

deret memanjang diantara miofibril. Banyak mengandung mitokondria,

dan pigmen cytocrom serta pembuluh darah ,tapi glikogennya sedikit.

Merupakan slow muscle karena kontraksinya lebih lambat dibanding

white fibers.

b. Serat putih (white fibers)

Merupakan bagian terbesar dari otot putih dan seratnya lebih besar.

Sarkosom-sarkosom yang lebih kecil terdapat berpasangan sekitar garis

Z, dan garis Z disisni hanya settengah lebarnya garis Z pada serat

merah.Diameternya lebih besar, myoglobulin lebih sedikit sehinnga

warnanya lebih pucat, mitokondria dan pembuluh darahnya lebih

Page 24: Resume Kompilasi Skenario 1

sedikit, tapi kandungan glikogennya lebih banyak. Kontraksinya lebih

cepat dan kuat tapi cepat lelah.

c. Serat menengah (intermediate fibers)

Serupa serat merah, terdapat pada otot merah, tetapi sarkosomnya lebih

kecil dan garis Z nya lebih tipis.

2. Sendi

Sendi adalah daerah tulang yang ditutupi dan dikelilingi oleh jaringan ikat

yang menahan tulang dan menentukan jenis dan derajat pergerakan. Dalam

sendi terdapat cairan synovial yang berfungsi sebagai pelumas dan

memasok nutrient dan oksigen ke tulang rawan sendi yang avaskular.

Klasifikasi struktural persendian

1. Persendian fibrosa : tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh

dengan jaringan ikat fibrosa.

2. Persendian kartilago : tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh

dengan jaringan kartilago.

3. Persendian synovial : memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan

kapsul dan ligament artikular yang membungkusnya.

Klasifikasi fungsional persendian

1. Sendi sinartrosis atau sendi mati => secara structural persendian ini

dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago.

a. Sutura : sendi yang dihubungkan dengan jar. Ikat fibrosa rapat dan

hanya ditemukan pada tulang tengkorak.

b. Sinkondrosis : sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan dengan

kartilago hialin.

2. Amfiartrosis => sendi dengan pergerakan terbatas.

a. Simfisis : sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus

kartilago, yang menjadi bantalan sendi dan memungkinkan

Page 25: Resume Kompilasi Skenario 1

terjadinya sedikit gerakan. Contoh, simfisis pubis dan diskus

intervetebralis.

b. Sindesmosis : tulang-tulang yang berdekatan dihubungkan dengan

serat jaringan ikat kolagen. Contoh, tulang radius, ulna, serta tibia

dan fibula.

c. Gomposis : sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk dengan

pas dalam kantong tulang. Contoh, gigi yang tertanam pada

kantong tulang rahang.

3. Diartrosis => sendi yang dapat bergerak bebas, disebut juga sendi

synovial.

Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan synovial dan lapisan

terluar berupa ligamentum.

Klasifikasi persendian synovial

1. Sendi sferoidal

Terdiri dari sebuah tulang dengan kepala berbentuk bulat yang masuk

dengan pas ke dalam rongga berbentuk cangkir pada tulang lain.

Contoh: sendi panggul dan sendi bahu.

2. Sendi engsel

Permukaan konveks sebuah tulang masuk dengan pas pada permukaan

konkaf tulang kedua. Sendi ini memungkinkan ferakan ke satu arah

saja.

Contoh: persendian pada lutut dan siku.

3. Sendi kisar

Tulang berbentuk kerucut yang masuk dengan pas ke dalam cekungan

tulang kedua, dan dapat berputar ke semua arah.

Contoh: persendian tempat tulang atlas berotasi di sekitar prosesus

odontoid aksis.

Page 26: Resume Kompilasi Skenario 1

4. Persendian kondiloid

Terdiri dari sebuah kondilus oval suatu tulang yang masuk dengan pas

ke dalam rongga berbentuk elips di tulang kedua. Sendi ini

memungkinkan gerakan ke dua arah di sudut kanan setiap tulang.

Contoh: sendi antara tulang radius dan tulang karpal.

5. Sendi pelana

Permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf di satu sisi dan

konveks pada sisi lainnya, seperti dua pelana yang saling menyatu.

Contoh: persendian antara tulang karpal dan metakarpal pada ibu jari.

6. Sendi peluru

Salah satu sendi yang permukaan kesua tulang yang berartikulasi

berbentuk datar, sehingga memungkinkan gerakan meluncur antara satu

tulang terhadap tulang lainnya.

Contoh: persendian invertebrata dan persendian antar tulang karpal dan

tulang tarsal.

Pergerakan pada sendi sinovial

1. Fleksi adalah gerakan tubuh yang memperkecil sudut antara dua tulang

atau dua bagian tubuh.

Contoh: gerakan menekuk siku atau menekuk lutut

2. Ekstensi adalah gerakan tubuh yang memperbesar sudut antara dua

tulang atau dua bagian tubuh.

Contoh: gerakan meluruskan persendian pada lutut

3. Abduksi adalah gerakan bagian tubuh menjauhi garis tengah tubuh.

Contoh: gerakan abduksi lengan

4. Aduksi adalah gerakan bagian tubuh saat kembali ke aksis utama tubuh

Contoh: gerakan aduksi lengan

5. Rotasi adalah gerakan tulang yang berputar di sekitar aksis pusat tulang

itu sendiri.

Contoh: gerakan menggelengkan kepala.

Page 27: Resume Kompilasi Skenario 1

6. Sirkumduksi adalah kombinasi dari gerakan angular dan berputar untuk

membuat ruang berbentuk kerucut.

Contoh: gerakan memutar pada bahu.

7. Inversi adalah gerakan sendi yang memungkinkan bagian tubuh

menghadap ke dalam/medial.

Contoh: gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak

kaki menghadap ke dalam.

8. Eversi adalah gerakan sendiri yang memungkinkan bagian tubuh

menghadap ke luar.

Contoh: gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak

kaki menghadap ke luar.

9. Protraksi adalah gerakan memajukan tubuh.

Contoh: gerakan menonjolkan rahang bawah ke depan.

10. Retraksi adalah gerakan menarik bagian tubuh ke arah belakang.

Contoh: gerakan retraksi mandibula.

11. Elevasi adalah gerakan struktur tubuh ke arah superior.

Contoh: elevasi mandibula.

12. Depresi adalah gerakan struktur tubuh ke arah inferior.

Contoh: depresi mandibula.

Page 28: Resume Kompilasi Skenario 1

ARTICULATIO TEMPOROMANDIBULAR

Tulang penyusunnya:

Page 29: Resume Kompilasi Skenario 1

- Proc.Condylaris

- Fossa mandibularis

- Tuberculum articularis pars squamosa ossis temporalis

Tipe persendian kombinasi antara arthrodial & ginglymus

Jenis pergerakan:

- Depresi

- Elevasi

- Protrusi

- Retraksi

- Gerakan lateral

Komponen persendian:

- Capsula articularis

- Discus articularis

- Lig.temporomandibularis

- Lig. Sphenomandibular

- Lig.Stylomandibular

Kerja sendi :

Sendi dilumasi oleh cairan sinovial dan oleh perubahan-perubahan

hidrostatik yang terjadi pada cairan intertisial rawan. Tekanan yang terjadi

pada tl.rawan akan mengakibatkan pergeseran cairan ke bagian yang kurang

mendapat tekanan. Sendi bergerak maka cairan juga bergerak mendahului

beban. Cairan kemudian akan bergerak kembali ke bagian tl.rawan ketika

tekanan bergerak.

3. Tulang

3.1 Anatomi

3.1.1 Cranii

Cranium (tengkorak) dibentuk oleh tulang-tulang pipih yang

jumlahnya ada 22. Cranium dapat dibagi menjadi:

1.1 Neurocranium

Page 30: Resume Kompilasi Skenario 1

a. Calvarium ( Atap tengkorak)

Terdiri atas tulang pipih yang mempunyai 2 lapisan

tulang padat yangg dipisahkan lapisan tulang berongga yang

disebut diploe. Tulang calvaria meliputi: Os Occipitale, Os

parietale , Os frontale, Os temporal, dan Os sphenoidale

Sutura meruapakan Sendi fibrosa yang tidak bergerak

diantara tulang calvaria.

Sutura

Sutura adalah sendi fibrosa yang tidak bergerak yang berada

di antara tulang calvaria. Ada tiga macam sutura yaitu :

1. Sutura serrata, dimana tepi dari masing-masing tulang

berbentuk sebagai gigi-gigi gergaji dan gigi-gigi ini

saling berapitan.

2. Sutura skualosa, dimana tepi dari masing-masing tulang

menipis dan saling menutupi.

3. Sutura harmoniana atau sutura plana, dimana tepi dari

masing-masing tulang lurus dan saling tepi menepi.

Terdiri atas: sutura coronalis

sutura sagittalis

sutura squamosa

sutura lambdoidea

titik pertemuan : Lambda, Bregma, Pterion, Asterion,

Titik Pertemuan pada Neurocranium

1. Gnathion : titik terbawah pada garis median mandibula

2. Nasion : tempat pertemuan sutura internasal dengan

nasofrontal/ Kira-kira bersesuaian letaknya dengan

lekukan pada pangkal hidung tepat inferior terhadap alis

mata

Page 31: Resume Kompilasi Skenario 1

3. Gonion : titik paling bawah, belakang, dan lateral pada

sudut luar mandibula, menjadi puncak lengkung

mandibula yang maximum

4. Porion : bagiab paling lateral pada atap tulang meatus

acusticus externus, arah vertical di atas pertengahan

meatus

5. Eurion : titik pada os parietalis kanan dan kiri yang

menjadi tanda diameter transversa terbesar dari kepala

atau tengkorak.

b. Basis Cranii (dasar tengkorak)

Basis cranii dibagi menjadi:

- basis cranii interna

Basis crania interna mempunyai 3 fossa:

1.Fossa cranii anterior

- Tulang: Pars orbitalis os frontalis

ala minor os sphenoidalis

Pars cribriformis os etmoidalis

- Foramina: Pars cribriformis-->

Nn.olfactorius

Canalis opticus --> N.opticus

- Struktur lain: Processus clinoideus anterior

2.Fossa cranii medius

- Tulang: Ala mayor os sphenoidalis

Os temporal

- Foramina:

- Fissura orbitalis superior: N.III, IV, V-1,VI

- Foramen rotundum: N.Maxillaris cab.N.V

- Foramen ovale: N.Mandibularis cab.N.V

- Foramen spinosum: A.meningea media

Page 32: Resume Kompilasi Skenario 1

- Foramen lacerum: A.carotis interna

3.Fossa cranii posterior

- Tulang: Os temporale pars petrosa

Os occipitale

- Foramina: -Foramen magnum: medulla spinalis,

a.vertebra, n.accesorius spinalis

- Meatus acusticus Internus: N.VII,

VIII

- Foramen jugularis: N.IX, X, XI,

v.jugularis int.

- Canalis hypoglosus--> N.XII

- basis cranii externa

Tulang: Os temporal, os palatinum

ala major Os sphenoidalis,

os occipital

Foramina: - Foramen ovale,

-Foramen spinosum,

-Foramen lacerum,

-Foramen magnum,

-Foramen hypoglosus,

-Foramen jugularis,

-stylomastoideus,

-mastoideus

- Canalis caroticus

struktur lain:

- Fossa mandibularis

- Processus mastoideus

- Condylus occipitalis

Kulit kepala

Page 33: Resume Kompilasi Skenario 1

Kulit kepala tebal; berambut; dan dapat digerakkan pada jaringan di bawahnya

dan terdiri dari beberapa lapisan yang terdiri dari :

o Skin : banyak mengandung folikel rambut

o Loose subcutaneous tisSue, banyak mengandung pembuluh darah dan

syaraf

o Aponeurosis, merupakan lapisan jaringan ikat yang menutupi calvaria dan

menghubungkan antara m. frontalis dan occipitalis.

o Loose subaponeurotic tissue, pada lapisan ini didapatkan Vv. Emissary dan

lapisan ini sering disebut "dangerous arean karena melalui Vv. Ernissay

sering infeksi extra cranial menyebar ke intra cranial.

o Pericranium : adalah periost bagian luar calvaria scalp diinenmsi oleh

cabang-cabang n. ophthalmicus, n. maxillaris dan n. rnandibularis. Scalp

mendapatkan arterialiisi dari : cabang-cabang a. carotis intema (a. supra

trachlearis dan a. supra orbitalis / tetapi sebagian besar mendapatkan

arterialisasi dari cabang a. carotis extema (a. temporals superficialis, a.

retro auricuiaris dan a. occipitalis).

Page 34: Resume Kompilasi Skenario 1

Basic Cranii

Page 35: Resume Kompilasi Skenario 1

1.2 Splanchocranium ( tulang wajah)

Tulang:

- Os Maxillaris

-sinus maxillaris

- Pars pterygoid os sphenoidalis

- Os palatinum, membentuk palatum durum bersama

maxilla

- Os Zygomaticum

- Os nasale

- Os frontale

- Os lacrimale

- Os mandibularis, terdiri dari corpus dan ramus. Ramus:

proc.coronoideus dan caput, foramen mandibularis

a.v.n. alveolaris inf

Foramina:

- supraorbitalis

- infraorbitalis

- mentalis

- palatina mayor et minor

- incisivus--> a.v.n. nasopalatinus

3.1.2 Colli

1. Regio cervicalis anterior (Trigonum cervicale anterius)

a) Trigonum submandibulare

• Batas-batas:

- Cranial : corpus mandibula

- Anterocaudal : M.Digasticus anterior

- Posterocaudal : M.Digastricus post. dan M.Stylohyoid

b) Trigonum caroticum

Page 36: Resume Kompilasi Skenario 1

• Batas-batas:

- Cranial : M.Digastricus post. dan M.Stylohyoid

- Caudal : M.Omohyoid Superior

- Posterior : M.Sternocleidomastoid

c) Trigonum suprahyoid/submentale

• Batas-batas:

- Lateral : M.Digastricus Anterior

- Caudal : Corpus Os Hyoid

- Medial : Midline

d) Trigonum Musculare

• Batas-batas:

- Post. Caudal : M.Sternocleidomastoid

- Post.cranial : M.Omohyoid venter sup.

- Medial : Midline dr os hyoid ke sternum

2. Regio cervicalis posterior (Trigonum Cervicalis Posterior)

• Batas-batas:

- Anterior : M.sternocleidomastoideus

- Posterior : M. Trapezius

- Caudal : Clavicula

3.2 Histologi

3.2.1 Jenis Tulang

Jaringan tulang

a. Jaringan tulang rawan, terdiri atas:

Sel tulang rawan(kondrosit)

- sel kondrosit memproduksi tulang rawan

- sitoplasma basofil karena ada organel ribosom

- lakuna: kondrosit yang ada di dalam rongga (terdiri 1

Page 37: Resume Kompilasi Skenario 1

kondrsit)

- cell nest: mengandung lebih dari satu sel kondrosit

Bahan antar sel (matrix tulang rawan), terdiri atas sabut

kolagen dan sabut elastis.

b. Jaringan tulang keras, terdiri atas:

Sel-sel tulang keras, yaitu osteoblas, osteosit, dan

osteoklas.

- osteobalas: berasal dari mesenkim yang tersusun

berderet-deret secara epitelial di permukaan

trabekula tulang muda. Berbentu kubid sampai

piramid. Memproduksi banah organik matrix tulang.

- Osteosit: merupakan osteoblas yang sudah

terpendam dalam matrix tulang, sitoplasma basofil.

Osteosit terletak dalam lakuna dan mempunyai inti

gelap.

- Osteoklas: adalah sel raksasa berinti banyak karena

merupakan fusi dari beberapa sel monositsitoplasma

acidofil karena mengandung enzym acid fosfatase.

Sitoplasma tampak berbuih karena mempunyai

banyak vakuola.

Bahan antar sel (matrix tulang)

- Unsur organik 35%, terdiri dari serat2 osteokolagen,

diikat substansi semen (glikosaminoglikans)

- Tampak acidofil karena kondroitin sulfat sedikit

- Unsur anorganik 65%, pd bag. Semen terutama

kalsium fosfat dan sedikit kalsium karbonat

- Tersusun atas lamel-lamel yang terjadi secara ritmik

3.2.2 Jenis Tulang Berdasarkan Bentuk

1. Tulang Panjang (Tulang Pipa)

Berbentuk tabung dan berongga

Page 38: Resume Kompilasi Skenario 1

Terdiri dari 2 bagian

Epifisis : ujung membulat yang terdiri atas tulang spons

yang dilapisi selapis tipis tulang kompak

Diafisis : bagian tengah yang berbentuk silindris, terdiri dari

tulang kompak dengan sedikit tulang spons pada permukaan

dalam

Contoh : fibula, tibia, ulna, radius

2. Tulang Pendek

Mempunyai pusat yang terdiri atas tulang spons dan

seluruhnya dikelilingi oleh tulang kompak

Contoh : vertebrae cervikalis

3. Tulang Pipih

Tersusun atas 2 lempeng tulang spons dan tulang kompak

Di dalamnya terdapat sumsum tulang

Contoh : scapula, calvarium

4. Tulang tak berbentuk

Contoh : splanchocranium

3.2.3 Proses Pertumbuhan Tulang

Tulang dapat dibentuk dengan 2 cara yaitu

1. Osifikasi intramembranosa

Terjadi banyak pada tulang pipih

Prosesnya :

Sekelompok sel berkembang menjadi osteoblas

Setelah itu osteoblas menghasilkan matriks tulang

dan kalsifikasi

Kemudian osteoblas terbungkus dan menjadi

osteosit

Setelah itu akan terbentuk dinding yang membatasi

rongga panjang yang berisi kapiler, sel sumsum

tulang dan sel-sel prakembang

Page 39: Resume Kompilasi Skenario 1

2. Osifikasi endokondral

Terjadi pada sepotong tulang rawan hialin

Bertanggung jawab atas pembentukan tulang panjang

dan pendek

Proses Pertumbuhan Tulang Rawan

a. Endogenous (cara interstitial)

Proses terjadi di bagian tengah tulang rawan

Kondrosit mengalami mitosis membentuk cell

nest

Masing-masing kondrosit memproduksi matriks

Kondrosit terpisah dari kelompoknya dan

pertumbuhan semakin meluas

b. Exogenous (cara aposisi)

Proses terjadi di bagian tepi tulang rawan

Sel-sel pada lapisan kondrogenik berdiferensiasi

menjadi sel kondroblast kemudian berkembang

menjadi kondrosit

Kondrosit memproduksi matriks sehingga

terjadi pertumbuhan lapis demi lapis

c. Retrogresi

Terjadi proses penuaan

Proteoglikan menurun sehingga matriks kurang

basofil

Terjadi kalsifikasi sehingga nutrisi terganggu

Kondrosit banyak yang mati dan kemudian

diresorbsi sehingga tulang rawan menjadi keras

dan rapuh

Nutrisi pada Tulang Rawan

Pada tulang rawan tidak terdapat vaskularisasi karena

tidak adanya pembuluh darah sehingga nutrisi diperoleh

Page 40: Resume Kompilasi Skenario 1

dengan cara difusi, diambil dari kapiler yang terdapat

pada perikondrium.

3.2.4 Nutrisi yang baik bagi tulang:

a. Kalsium

Kalsium merupakan mineral utama pembentuk tulang. 99%.

Bila tubuh kekurangan kalsium, tubuh akan mengambilnya

dari tulang dan bila terjadi terus menerus, tulang menjadi tipis,

rapuh, dan mudah patah. Kalsium terdapat dalam produk susu,

brokoli dan produk dari kacang kedelai. Kebutuhan kalsium

harian berkisar antara 1.000-1.200 mg per hari, tergantung usia

seseorang.

b. Vitamin D

Berperan penting dalam mempertahankan massa tulang karena

membantu tubuh menyerap kalsium secara lebih efektif.

Vitamin D merupakan regulator positif bagi metabolisme

kalsium dan meningkatkan penyerapan kalsium sebanyak 2,5

kali. Karenanya, suplemen kalsium yang mengandung vitamin

D akan lebih efektif mencegah osteoporosis dan mengurangi

risiko patah tulang akibat osteoporosis. Kebutuhan harian

untuk vitamin D adalah 200 hingga 400 IU/hari. Contoh:

minyak ikan, ikan tuna, salmon dan margarine.

c. VitaminC

Membantu pembentukan tulang dan tulang rawan sehingga

terbentuk jaringan sendi yang sehat. Kolagen yang merupakan

bahan baku untuk tulang juga membutuhkan vitamin C untuk

pembentukannya. Sebaiknya dikonsumsi sebanyak 1000 mg

per hari. Contoh: jeruk, sayuran hijau, jambu biji, tomat dan

pisang ambon.

Page 41: Resume Kompilasi Skenario 1

d. VitaminE

Vitamin ini dapat meningkatkan asupan oksigen ke otot

dengan meningkatkan sirkulasi dan kemampuan gerak otot.

Contoh: kecambah, bunga matahari, kacang-kacangan,

asparagus, pisang , mentega, dan strawberi. Dosis suplemen

vitamin E : 400 IU/hari

e. Zat besi

Memiliki peranan dalam membantu transportasi oksigen ke sel

darah yang dibutuhkan oleh enzim antioksidan untuk

mengatasi kerusakan sendi. Contoh:pada bayam dan daging

sapi.

f. Magnesium

Untuk pertumbuhan otot dan tulang. Contoh pada kedelai,

gandum dan kerang laut.

g. Vitamin K

Vitamin K ini memperlambat pengeroposan tulang &

mempercepat proses penyembuhan. Contoh: sayuran berdaun

hijau & minyak zaitun.

Hal-hal yang perlu diperhatikan agar memiliki tulang yang

kuat:

a. Makan makanan yang mengandung kedelai

Makanan yang berbahan dasar kedelai sangatlah berguna bagi

tulang. Itu karena kandungan fitoestrogen yang ada di

dalamnya. Contoh: tempe,tofu, dan susu berkalsium.

b. Perhatikan asupan garam

Page 42: Resume Kompilasi Skenario 1

Sodium berlebihan menyebabkan berkurangnya kandungan

kalsium dan tulang. Oleh karena itu, kita harus membatasi

asupan garam dengan mengurangi konsumsi makanan cepat

saji & mengurangi garam dalam makanan yang dikonsumsi.

3.2.5 Komposisi jaringan tulang

1. Tulang terdiri dari sel-sel dan matriks ekstraselular. Sel-sel

tersebut adalah osteosit, osteoblas dan osteoklas.

2. Matriks tulang tersusun dari serat-serat kolagen organic yang

tertanam pada substansi dasar dan garam-garam anorganik

tulang seperti fosfor dan kalium.

a. Substansi dasar tulang terdiri dari sejenis proteoglikan

yang tersusun terutama dari kondroitin sulfat dan

sejumlah kecil asam hialuronat yang bersenyawa

dengan protein.

b. Garam-garam tulang berada dalam bentuk kristal

kalsium fosfat yang disebut hidroksiapatit.

c. Persenyawaan antara kolagen dan Kristal hidroksiapatit

bertanggung jawab atas daya regang dan daya tekan

tulang yang besar.

3. Pelapis Tulang:

1. Periosteum(lapisan luar):

Terdiri dari: serat kolagen, fibroblas, sel-sel gepeng

dengan potensi membelah secara mitosis dan

berdiferensiasi menjadi osteoblas.

2. Endosteum(lapisan dalam):

Terdiri dari: selapis sel osteoprogenitor dan sedikit

jaringan ikat yang melapisi semua permukaan rongga di

dalam tulang.

Jenis-jenis tulang:

Page 43: Resume Kompilasi Skenario 1

1. Berdasarkan bentuknya, tulang dapat dibedakan menjadi tiga

macam, yaitu;

a. Tulang pipa.

Bentuknya memanjang seperti pipa, yaitu bulat, memanjang,

bagian tengahnya berlubang, contohnya pada os humerus, os

femur dan lain – lain. Di bagian dalam ujung tulang pipa berisi

sum – sum merah yang berperan sebagai tempat pembentukan

sel darah merah. Tulang pipa dibagi menjadi tiga bagian, yaitu

kedua ujung persendian dengan tulang lain, disebut epifisis,

bagian tengah disebut diafisis, dan diantara epifisis dan diafisis

adalah cakra epifisis.

b. Tulang pipih

Tulang pipih bentuknya pipih, terdiri atas lempengan tulang

kompak dan tulang spons. Di dalamnya berisi sum – sum

merah yang berfungsi sebagai tempat pembuatan sel – sel

darah merah dan sel – sel darah putih. Contoh os costae, os

sternum dan tulang – tulang yang ada pada cranium.

c. Tulang pendek.

Berbentuk bulat pendek dan sering disebut sebagai ruas

tulang. Di dalamnya berisis sum – sum merah yang berfungsi

sebagai tempat pembuatan sel darah merah dan putih. Contoh

pada tulang – tulang pergelangan tangan, pergelangan kaki dll.

2. Berdasarkan penyusunnya, tulang dapt dibedakan menjadi

dua macam, yaitu:

Jaringan tulang Rawan

Tulang rawan tersusun dari sel – sel tulang rawan yang

disebut kondrosit, yang menghasilkan matriks berupa

kondrin. Ruang antarsel tulang rawan banyak terisi oleh

Page 44: Resume Kompilasi Skenario 1

zat perekat dan sedikit mengandung zat kapur sehingga

bersifat lentur. Sel kondrosit berasal dari sel –sel

mesenkim yang berdiferensiasi menjadi sel – sel

kondroblast yang kemudian menjadi kondrosit. Kondrosit

terletak di dalam suatu rongga yang di sebut lacuna. Bila

dalam satu lacuna terdapat lebih dari satu kondrosit,

membentuk suatu kelompok yang disebut kelompok isogen

atau cell nest.

Bahan antar sel:

BASA : sabut kolagen dan sabut elastic.

BASA :BASA bersifat basofil bila diwarnai

dengan HE karena mengandung proteoglikans (terutama

kondroitin sulfat, sedikit keratin sulfat dan asam

hialuronat.

a. Pertumbuhan Tulang Rawan

1. Cara interstitial / pertumbuhan endogenous

Terjadi di bagian tengah tulang rawan

Kondrosit mengalami mitosis membentuk cell nest

kemudian masing-masing kondrosit memproduksi matriks

kemudian kondrosit terpisah dari kelompoknya dan

pertumbuhan makin meluas.

2. Cara Aposisi / Pertumbuhan exogenous

Terjadi di bagian tepi tulang rawan

Sel-sel di lapisan kandrogenik berdeferensiasi menjadi

kondroblas kemudian menjadi kondrosit kemudian

kondrosit memproduksi matriks dan terjadi pertumbuhan

lapis demi lapis.

3. Pertumbuhan retrogresi

Terjadi karena proses ketuaan

Sering terjadi kalsifikasi sehingga nutrisi terganggu,

kondrosit banyak yang mati, kemudian direabsorbsi dan

Page 45: Resume Kompilasi Skenario 1

tulang rawan menjadi keras dan rapuh

b. Jenis Jaringan Tulang Rawan

1. Jaringan Tulang Rawan Hyalin

BASB : sabut kolagen yang halus mempunyai indeks

bias sama dengan BASA sehingga sabut kolagen tidak

tampak di bawah mikroskop akibatnya matriks tampak

homogen

Contoh : tulang rawan persendian, ujung tulang costa,

ujung hidung

2. Jaringan Tulang Rawan Elastis

BASB : banyak sabut elastis dengan arah tidak teratur

dan sedikit sabut kolagen.

Contoh : tulang rawan pada daun telinga dan epiglotis

3. Jaringan Tulang Rawan Bersabut atau Fibrous

BASB : banyak sabut kolagen tersusun dalam berkas-

berkas yang sejajar

Kondrosit pipih karena terjepi diantara sabut kolagen

sehingga cell nest tidak tampak

Tidak mempunyai perikondrium karena tidak pernah

berdiri sendiri tetapi selalu bertetangga dengan jaringan

yang lain

Contoh : Discus Invertebralis dan yang menghubungkan

2 tulang simphisis

Jaringan Tulang

Jaringan tulang adalah Jaringan penyangga yang merupakan

bagian dari jaringan ikat khusus.

Jaringan tulang terdiri atas:

Sel-sel tulang : Osteoblast, Osteosit, Osteoklast

Bahan antar sel: Matriks tulang

Osteoblast

Page 46: Resume Kompilasi Skenario 1

Berasal dari sel-sel mesenchym yang tersusun berderet secara

epitelial di permukaan trabekula tulang muda.

Bentuknya mulai kuboid sampai piramid.

Inti besar

Nukleolus tampak

Sitoplasma sangat basofil

Produksi bahan organik matriks tulang (kolagen tipe I,

Proteoglikans, Glikoprotein)

Produksi enzym alkaline fosfataseuntuk proses kalsifikasi

Osteoblast turut berperan dalam pembentukan komponen organik

matriks tulang. Apabila osteoblast aktif berperan maka bentuk

selnya akan berbentuk kuboid sampai silindris dan sitoplasmanya

sangat basofil. Tetapi apabila osteoblast pasif untuk membentuk

komponen organik matriks tulang maka selnya akan berbentuk

pipih/gepeng dan sifat basofilia pada sitoplasmanya akan

berkurang.

Osteosit

Merupakan osteblast yang terpendam dalam matriks tulang yang

terletak dalam lakuna

Dalam 1 lakuna hanya terdapat 1 osteosit

Sitoplasma basofil

Menyimpan cadangan makanan berupa glikogen

Inti gelap

Antar osteosit dihubungkan dengan kanalikuli

Kanalikuli adalah juluran sitoplasma dari badan sel yang ditarik

kembali sehingga kanalikuli hanya berupa saluran halus yang

kosong dan kanalikuli merupakan celah-celah silindris halus yang

dapat menembus matriks tulang

Ikut aktif dalam mempertahankan matriks tulang

Page 47: Resume Kompilasi Skenario 1

Punya retikulum endoplasma kasar sedikit & kompleks golgi dan

kromatin inti yang lebih padat jika dibandingkan dengan

osteoblast.

Osteoklast

Merupakan sel raksasa yang berinti banyak

Ikut berperan dalam resorpsi dan pembentukan kembali jaringan

tulang

Merupakan fusi dari sel-sel monosit

Sitoplasma acidofil

Mengandung enzym acid fosfatase

Sitoplasma tampak berbuih karena mengandung banyak vakuola

Banyak lisosomdemineralisasi matrikslakuna howship

Pada daerah terjadinya resorpsi tulang, osteoklast raksasa tampak

terletak dalam lekukan yang terbentuk secara enzimatis dalam

matriks yang disebut ”Lakuna Howship”

Osteoblast dihubungkan oleh fibril Ruffel’s fibers / Ruffled border

Ruffel’s fibers adalah fibril-fibril yang menghubungkan antara

permukaan sel osteoklast dengan permukaan tulang

Matriks tulang

Matriks tulang terdiri dari 2 unsur yaitu :

Unsurorganik

35%, terdiri dari serat osteokolagen yang diikat semen

glikosaminoglikans, sedikit kondroitin sulfatmatriks tulang

tampak acidofil.

Unsuranorganik

o 65%, kalsium fosfat dan kalsium karbonat

o matriks tulang tersusun ats lamel-lamel yang terjadi secara ritmik

Jenis jaringan tulang

Page 48: Resume Kompilasi Skenario 1

1. Jaringan tulang muda = immature bone

• Terdiri dari trabekulae, dengan jaringan mesenkim yang

vaskuler drnagn ciri-ciri:

- sistem havers yang belum terbentuk, kolagen kasar

- sel osteoblast meningkat, tersusun di permukaan

trabekulae

- sel osteosit terbenam dalam lacuna

- sel osteoklast dalam lacuna Howship

2. Jaringan tulang dewasa = mature bone

• ciri-ciri:

- kolagen halus

- terdiri dari lamel-lamel

- sistem havers sudah terbentuk

Sistem Havers pada Tulang

Pada tulang terdapat sistem Havers. Bentuknya seperti

lingkaran yang bertingkat dan menyerupai tabung. Dalam sistem

Havers ini terdapat saluran Havers yang berperan dalam

menyuplai darah ke sel tulang. Dengan adanya suplai darah, sel

tulang akan mendapat oksigen dan zat makanan yang dibutuhkan.

Osifikasi Tulang

Permukaan bagian luar dan dalam semua tulang dilapisi

lapisan-lapisan jaringan yang mengandung sel-sel osteogenik,

endosteum pada permukaan dalam dan periosteum pada

permukaan luar. Fungsi utama periosteum dan endosteum adalah

memberi nutrisi pada jaringan tulang dan menyediakan osteoblas

baru secara kontinu untuk perbaikan dan pertumbuhan tulang.

Tulang dapat dibentuk dengan 2 cara

Page 49: Resume Kompilasi Skenario 1

1. Osifikasi intramembranosa : mineralisasi langsung dari matriks

yang disekresi osteoblas. Misal tulang frontal,

parietal,oksipital,mandibular, dan maksila

2. Osifikasi endokondral : deposisi matriks tulang pada matriks

tulang rawan yang sudah ada. Misal tulang rawan hialin yang yang

bentuknya mirip miniature tulang yang akan dibentuk.

3.3 Fisiologi

a) menyangga struktur berdaging dan melindungi organ-organ vital.

b) sebagai cadangan kalsium,fosfat dan ion lain dengan cara terkendali

untuk meprtahankan konsentrasi ion-ion penting ini didalam tubuh

c) dapat membentuk suatu system pengungkit yang melipatgandakan

kekuatan yang dapat dibangkitkan selama otot rangka berkontraksi

dan mengubahnya menjadi gerakan tubuh.

4. Saraf

4.1 Anatomi

Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan

bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Sistem

saraf dibagi menjadi dua yaitu:

1. Sistem saraf pusat (SSP) terdiri dari otak dan medula spinalis yang

dilindungi tulang kranium dan kanal vertebral.

2. Sistem saraf perifer meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam

tubuh. Sistem ini terdiri dari saraf kranial dan saraf spinal yang

menghubungkan otak dan medula spinalis dengan reseptor dan

efektor. Secara fungsional, sistem saraf perifer terbagi menjadi

sistem saraf aferen dan eferen.

a. Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor

sensorik ke SSP.

b. Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi dari SSP ke

otot atau ke kelenjar.

Page 50: Resume Kompilasi Skenario 1

Somatik (volunter)berkaitan dengan perubahan

lingkungan eksternal dan pembentukan respon motorik

volunter pada otot rangka

Otonom (involunter) mengendalikan seluruh respon

involunter pada otot polos, otot jantung, dan kelenjar

dengan cara mentransmisi impuls dengan dua jalur.

Yaitu simpatis dan parasimpatis.

SISTEM SARAF PUSAT

1. OTAK

- berada dalam cranium

- terdiri dari 2 bagian hemisferia

- Korteks adalah bagian luar hemisferia dan mengandung zat

kelabu (substansia grisea)

- Bagian dalamnya adalah zat putih (substansia alba) terdiri atas

akson yg membentuk tractus

- bagian dlmnya terdpt ventrikel yg berisi cairan Cerebrospinal

Berasal dari neuro ektoderm.

Mula-mula membentuk neural plate à neural fold à neural tube

Setelah neuro porus anterior dan posterior menutup terbentuk tiga

gelembung otak :

a. procencephalon à telencephalon dan diencephalon,

b.mesencephalon à mesencephalon

c.Rhombencephalon à

• metencephalon à pons dan cerebellum

• myelencephalon à medulla oblongata dan medulla spinalis

TELENCEPHALON

- Terdiri dari lobus frontalis, parietalis, occipitalis dan temporali

- Bagian cortex dari cerebrum terdiri atas:

1. area sensosris utk fungsi persepsi

Page 51: Resume Kompilasi Skenario 1

2. area motoris utk fungsi pergerakan otot

3. area assosiasi untk integrasi & arah dr gerakan yg volunter

- Basal ganglia untuk pergerakan

- Sistem limbic untuk emosi , memori dan belajar

DIENCEPHALON

- Thalamus berfungsi untuk pusat integrasi & station relay informasi

motorik dan sensorik

- Hypothalamus untuk homeostasis dan behavior

- Pituitary untuk secresi hormon

- Gland. Pineal untuk secresi melanin

Cerebellum untuk koordinasi gerakan

Batang otak terdiri:

- Midbrain untuk pergerakan bola mata

- Pons untuk pusat koordinasi pernafasan dan stasion relay antara

cerebrum & cerebellum

- Medulla oblongata untuk kontrol fungsi involunter

2. MEDULLA SPINALIS

- berbentuk silindris dan terletak pd 2/3 canalis vertebralis

- substansia grisea terletak di sentral dan substansia alba terletak di

perifer

ujungnya berbentuk konus: konus medullaris

- Perkembangannya lbh lambat dr collumna vertebralis saat

intrauterin akibatnya ujung terminal secara perlahan naik ke

level lbh tinggi

- Dibungkus meninges

MENINGES

Adalah pembungkus otak dan medulla spinalis

Terdiri atas 3 lapis:

Page 52: Resume Kompilasi Skenario 1

- Piamater

- Arakhnoid

- Duramater

Piamater : melekat pd permukaan otak dan Medulla Spinalis

Arakhnoid : ada ruang antara piamater dan arakhnoid

disebut ruangan sub-arakhnoid dan berisi cairan cerebrospinal

Duramater : lapisan terluar

antara arakhnoid dan duramamater disebut subdural ruangan

epidural

CAIRAN CEREBROSPINAL

Berada dlm spatium( ruang) subarakhnoid

Dibentuk oleh plexus choroid dlm ventrikel otak

Sirkulasi melalui ventrikel, masuk ke dlm spatium subarakhnoid

dan akhirnya disaring ke dalam sistem vena

B.SISTEM SARAF TEPI

1. NERVI CRANIALIS

- Terdiri dari 12 pasang nervi

- Mempunyai serabut motorik dan sensorik

- Keluar dari permukaan ventral otak kecuali N.Trochlearis

- Mengandung semua komponen fungsi nervi spinalis

I.N.Olfactorius

- berjalan melalui foramina pd lamina cribosa ossis ethmoidalis

- mempersarafi area olfactoris di 1/3 mukosa nasalis

II.N.Opticus

- Badan sel di retina dan keluar dr orbita melalui canalis opticus

- Membentuk chiasma optikum (penyilangan serabut saraf)

- Jadi fungsinya utk penglihatan

Page 53: Resume Kompilasi Skenario 1

III.N.Oculomotorius

- Masuk orbita melalui fissura orbitalis superior (FOS)

- Mensarafi otot-otot pergerakan mata (rektus medialis, superior,

inferior obliqua inferior dan levator palpebra)

- Mengandung serabut saraf parasimpatis

IV.N. Trochlearis

- Masuk orbita melalui fissura orbitalis superior

- Mensarafi otot mata M.Obliqua superior

V.N.Trigeminus

- Saraf sensorik utk daerah wajah, membrane mukosa hidung dan

mulut serta struktur kepala

- Bercabang menjadi 3 yaitu:

1. N.Opthalmicus

- Masuk orbita lewat FOS

- Mensarafi kulit muka diatas mata

2. N. Maxillaris

- melalui foramen rotundum

- mensarafi daerah kulit muka dibawah mata sampai di atas bibir

atas

3. N.Mandibularis

- melalui foramen ovale

- mensarafi tensor palatini, tensor timpani, otot-otot penguyah,

M.digastricus venter anterior dan mylohyoid

- senasasi sensorik wajah dibawah bibir bawah, mulut dan gigi

bawah

VI. N.Abdusen

Page 54: Resume Kompilasi Skenario 1

- masuk orbita melalui fissura orbitalis superior

- mensarafi M.Rectus lateralis

VII. N. Facialis

- Masuk melalui meatus acusticus internus (MAI)

- Bagian motorik berjalan melalui foramen stylomastoideus dan

masuk glandula parotis memberi cabang terminal sbb:

temporalis, zygomaticus, buccalis, marginalis, mandibula

,servicalis

- Mensarafi semua otot ekspresi wajah

- Tdk memberi cabang cutaneus di wajah

- Memberi cabang n.intermedius sbg korda tympani yg membawa

saraf pengecap 2/3 anterior lidah

- Membawa saraf parasimpatis utk gld. Submandibularis dan

lacrimalis

- Mempunyai satu ganglion sensorik: geniculatum

VIII.N.Vestibulocochlearis(Acusticus)

- Tdk meninggalkan cranium dan masuk cavitas tympanis melalui

MAI

- Fungsi utk keseimbangan dan pendengaran

IX. N. Glossopharingeus

- Melalui foramen jugulare

-Membawa saraf parasimpatis utk sekresi saliva

- Mensarafi M.Stylopharingeus, otot pharing untuk menelan

- Mensarafi 1/3 posterior lidah untuk sensasi umum dan pengecap

- Mensarafi telinga tengah

- Persarafan utk sinus caroticus (reseptor tekanan)

X.N.Vagus

Page 55: Resume Kompilasi Skenario 1

Melalui foramen jugulare

Merupakan saraf motorik utk otot polos dan otot jantung, saraf

sekretorik utk aemua kelenjar dan saraf aferen dr semua membrana

mukosa dlm organ viscera thorax dan abdomen kecuali colon

descendan dan organ-organ pelvis

Saraf motorik utk semua otot laring dan faring kecuali

stilopharingeus dan palatum kecuali tensor palatini

- Mempersarafi tunas pengecap pd akar lidah dekat epiglotis

- Memberikan cabang rami faringeus, laringeus superior, rekuren

laringeus dan kardiakus

2.NERVI SPINALIS

Mempunyai 31 pasang terdiri 8 nervi cervicalis, 12 nervi torakalis,

5 lumbalis, 5 sacralis dan 1 coccygealis

Dibagi mnjadi rami primer ventralis dan dorsalis

Dihubungkan dgn ganglia truncus simpaticus oleh rami

komunikans

Merupakan saraf campuran yaitu terdiri serabut motorik dan

sensorik

Mengandung serabut motorik yang badan-badan selnya terletak pd

cornu anterior medulla spinalis ( eferen somatik umum)

Megandung serabut motorik (eferen viseral umum) yg badan selnya

terletak pada cornu lateralis medulla spinalis (T1-L2)

4.2 Histologi

Fungsi syaraf:

a) untuk menerima dan memproses stimulus

b) memicu aktivitas sel tertentu

c) sebagai pelepasan neurotransmitter dan molekul informasi lainnya.

Page 56: Resume Kompilasi Skenario 1

Jaringan syaraf terdiri atas:

1. Neuron, terdiri atas:

a. Badan sel/ cell body/ perikaryon

Mempunyai inti yang menggelembung (vesikuler) dengan

nucleolus yang jelas( open face type)

Mengandung bentukan-bemtukan yang khas seperti:

Badan dari nissl

- Kumpulan ribosom, polysom, dan ER kasar

- Bentuk badan sel atau perikarion adalah bulat

lonjong, bersudut, diameter 150m, bisa dilihat dengan mata

telanjang.Tampak sebagai granula kasar dan berwarna basofil.

- Berfungsi sintesa protein sitoplasma

- Terdapat pada sitoplasma dari perikaryon, dendrit,

tidak terdapat pada akson dan akson hillock

- Trauma neuron, badan nissl menghilang

(chromatolisis)

Neurofibril

- Kumpulan mikrotubulus dan mikrofilamen

- Tampak seperti sabut-sabut halus.

- Berfungsi sebagai sarana transportasi intra seluler

dan sebagai penyangga agar bentuk neuron tidak mudah

berubah.

- Terdapat pada pada sitoplasma perikaryon, akson,

dan dendrit

b. Juluran sitoplasma (akson dan dendrit)

Akson: juluran panjang dimulai dari akson hillock, biasanya

tunggal. Meneruskan rangsang dari perikaryon ke perifer. Akson

berasal dari bahasa Yunani, yaitu axis artinya sumbu.

Fungsi akson: untuk menciptakan dan menghantarkan impuls saraf-

saraf ke sel-sel lain (sel saraf, sel otot, dan sel kelenjar).

Sel penyokong yang menyelubungi akson adalah sel schwan.

Page 57: Resume Kompilasi Skenario 1

Dendrit: juluran pendek yang jumlahnya satu atau lebih.

Menghantar rangsang dari perifer ke perikaryon. Dendrit adalah

cabang panjang untuk menerima stimulus dari lingkungan sel-

sel epitel sensorik atau dari neuron lain.

2. Jaringan penyangga

Sel-sel penyangga pada jaringan syaraf:

Pada SST: sel schwan, sel satelit (sel amfisit)

Pada SSP: sel neuroglia

Berdasarkan ukuran dan bentuk cabangnya, sel saraf (neuron)

dibagi menjadi 5, yaitu :

a) Neuron multipolar

Neuron multipolar banyak terdapat di dalam tubuh,otak,medulla

spinalis. Neuron multipolar terdiri dari 1 akson dan 2 dendrit

atau lebih.

b) Neuron bipolar

Neuron bipolar terdiri dari 1 dendrit dan 1 akson. Neuron bipolar

terletak di ganglia koklear dan vestibula, retina dan mukosa

olfaktorius.

c) Neuron pseudonipolar/unipolar

Neuron pseudonipolar, terdiri dari 1 cabang dekat perikarion dan

terbagi menjadi dua cabang, yaitu membentuk huruf T, 1 cabang

terjulur ke ujung perifer dan yang lain terjulur ke sistem saraf

pusat.Pada embrio dan dalam fotoreseptor mata.

d) Neuron unipolar

Hanya punya 1 akson. Terdapat pada neuron embryonal.

e) Sel Purkinje

Mempunyai 1 akson dan 1 dendrit yang bercabang-cabang

dalam 1 bidang (seperti kipas).

Sistem syaraf motorik/efferent

Page 58: Resume Kompilasi Skenario 1

Sistem syaraf efferent berfungsi mentransmisikan informasi dari sistem

saraf pusat ke otot dan kelenjar.

Sistem syaraf efferent terbagi menjadi 2, yaitu:

1. Sistem syaraf somatik

- Mengontrol aktivitas secara sadar

- Pembentukan respon motorik terjadi pada otot rangka

2. Sistem syaraf otonom

- Mengontrol aktivitas secara tidak sadar

- Pembentukan respon motorik terjadi pada otot polos,

otot jantung, dan kelenjar.

- Terbagi menjadi 2, yaitu:

1. Syaraf simpatis, terletak di segmen torakal dan lumbal di

medula spinalis (sumsum tulang belakang), sehingga disebut divisi

torakalumbal.Bertugas untuk meningkatkan denyut jantung,

menghambat gerak gastrointestinal, menghambat sekresi, dilatasi

pupil,dll.

2. Syaraf parasimpatis, memiliki inti di medula dan

mesensefatalon di bagian medula spinalis.Bertugas untuk mengurangi

frekuensi denyut jantung, meningkatkan peristaltik usus dan stimulasi

aktivitas sekretoris, untuk homeostasis,dll.

Neuron motorik adalah neuron yang memiliki fungsi motorik atau neuron

eferen yang mengalirkan impuls motorik

Tabel Fungsi Saraf Autonom:

Parasimpatik Simpatik

Mengecilkan pupil

Menstimulasi aliran ludah

Memperlambat denyut jantung

Membesarkan bronkus

Memperbesar pupil

Menghambat aliran ludah

Mempercepat denyut jantung

Mengecilkan bronkus

Page 59: Resume Kompilasi Skenario 1

Menstimulasi sekresi kelenjar

pencernaan

Mengerutkan kantung kemih

Menghambat sekresi kelenjar

pencernaan

Menghambat kontraksi

kandung kemih

4.2 Biokimia

Sinapsis

Sinapsis adalah sisi penghubung tempat pemindahan impuls dari ujung

akson neuron satu ke neuron yang lainnya.

Sinapsis terbagi menjadi dua:

a. Sinapsis kimiawi

Sinapsis yang bersifat satu arah

Merambat pada celah sinaptik

b. Sinapsis listrik

Sinapsis yang bersifat dua arah

Merambat pada persambungan longgar (saluran untuk mengalirkan ion

potensial listrik).

Ditemukan pada otot polos dan otot jantung.

Neurotransmitter

Neurotransmitter adalah senyawa yang disintesis sel sarah untuk

komunikasi antar sel.

Neurotransmitter ada bermacam-macam, di antaranya:

a. Asetilkolin

Asetilkolin sebagian besar disintesis dari kolin dalam sitosol terminal saraf.

Setelah bekerja pada proses biokimiawi, asetilkolin dipecah kembali

oleh enzim asetilkolinesterase menjadi asetat dan kolin. Kolin

kemudian ditarik terminal sarah untuk disiklus ulang.

b. Katekolamin, meliputi norepinefrin, epinefrin, dopamin, dan serotonin.

c. Asam Amino, seperti glisin, asam glutamat, asam separtat, dan asam

aminobutirat gamma, berfungsi sebagai neurotransmitter.

Page 60: Resume Kompilasi Skenario 1

d. Neuropeptida, misalnya substansi P, enkefalin, bradikinin, dan

kolesistokinin berperan sebagai neurotransmitter asli.

Biokimiawi proses neuromuscular junction

1. Sintesis asetilkolin terjadi dalam sitosol terminal saraf dengan enzim

kolin asetiltransferase.

2. Asetilkolin disimpan di dalam vesikel sinaptik.

3. Asetilkolin dilepas dari vesikel sinaptik ke celah sinaps. Peristiwa ini

terjadi melalui eksositosis. Kemudian saluran ion kalsium terbuka dan

aliran ion kalsium memfasilitasi aliran asetilkolin.

4. Asetilkolin yang dilepaskan akan berdifusi dengan cepat melintasi celah

sinaps ke reseptor. Saluran dalam reseptor akan terbuka dan gerbang

ion Natrium akan terbuka. Kemudian timbul depolarisasi dan potensial

aksi yang ditransmisikan sepanjang serabut saraf.

5. Sesudah itu, asetilkolin akan terurai oleh enzim asetilkolinesterase

menjadi asetat dan kolin.

6. Kolin di daur ulang ke dalam terminal saraf untuk sintesis asetilkolin

yang baru.

Regenerasi Saraf

Semua akson dalam sistem saraf perifer dibungkus oleh lapisan Schwann,

disebut juga neurilema. Neurilema ini berperan dalam regenerasi

neuron yang rusak. Neuron tidak dapat membelah secara mitosis. Jika

akson mengalami kerusakan berat, maka neurilema yang melapisinya

melakukan pembelahan mitosis untuk menutup luka.

Neuron dalam sistem saraf pusat (SSP) tidak memiliki neurilema. Hal ini

berarti neuron dalan SSP tidak bisa beregenerasi.

4.3 Fisiologi

POTENSIAL MEMBRAN

Page 61: Resume Kompilasi Skenario 1

Potensial membrane adalah selisih antara potensial listrik intrasel dan

ekstrasel.

Ketika otot kontraksi, cairan intrasel lebih positif daripada ekstrasel. Jadi

ion natrium masuk ke intrasel sedangkan ion kalium ke ekstrasel. Dan

jika otot relaksasi maka kebalikan dari oto kontraksi.

Syarat-syarat adanya potensial membran :

Cairan intrasel maupun ekstrasel merupakan elektrolit.

Sifat membran yang semipermeable.

Transpor ion melalui membran.

CARA PENGUKURAN POTENSIAL MEMBRAN

Jadi, pipet kecil pada voltmeter berisi cairan elektrolit dimasukkan kedalam

serabut otot. Kemudian elektroda yang lainnya dimasukkan kedalam

cairan ekstrasel membrane. Voltmeter yang digunakan mampu

mengukur voltase yang sangat rendah dan juga yang sangat tinggi.

Ujung mikropipet biasanya memiliki diameter lumen kurang dari 1

micrometer dan dengan tahanan lebih dari 1 juta ohm. Agar dapat

merekam perubahan potensial membrane dengan cepat maka

mikroelektroda dihubungkan dengan sebuah osiloskop.

Potensial aksi saraf adalah perubahan cepat pada potensial membran yang

menyebar secara cepat di sepanjang membran serabut saraf.

Proses terjadinya impuls

1. Sel dalam keadaan istirahat, di luar bermuatan (+) dan di dalam

bermuatan (-).

2. Pada saat terjadi rangsangan, terjadi

a. depolarisasi

membran sel menjadi sangat permeabel terhadap ion natrium, sehingga

sejumlah besar ion Natrium berdifusi ke dalam akson. Potensial

membran menjadi (+)

Page 62: Resume Kompilasi Skenario 1

b. repolarisasi

sesudah membran menjadi permeanel terhadap Na, kanal Na tertutup

dan kanal K terbuka lebih lebar dari biasanya. K keluar sel dan

potensial membran kembali (-)

3. Terjadi potensial aksi

4. Potensial aksi berpindah sepanjang jaringan dan menimbulkan isyarat

saraf.

5. Potensial aksi menyebabkan vesikel dalam bongkol sinaps

mengeluarkan neurotransmitter yang akan meneruskan isyarat saraf ke

neuron lainnya.

5. Gangguan pada Facei dan Terapinya

Bell’s Palsy

Merupakan suatu kelainan pada otot wajah yang menyebabkan

kelumpuhan atau kelemahan tiba-tiba pada otot di salah satu sisi wajah.

Menyerang saraf no. VII (facialis). Ditandai dengan susahnya menggrakkan

otot wajah dibagian yang terserang, seperti tidak bisa menutup mata, tidak bisa

meniup, dsb.

Penyebabnya adalah angin yang masuk ke dalam tulang tengkorak atau

foramen stilo mastoideum. Angin ini membuat saraf di sekitar wajah menjadi

sembab lalu membesar. Pembesaran N.facialis ini menyebabkan pasokan darah

ke saraf tersebut terhenti. Hal itu menyebabkan kematian sel sehingga fungsi

penghantar impuls atau rangsangan terganggu. Akibatnya, perintah otak untuk

menggerakkan otot-otot wajah tidak dapat diteruskan. N.facialis terjepit hingga

akhirnya mengalami kelumpuhan.

Terapinya adalah dengan latihan menggerakkan otot

wajah ,contohnya adalah seperti tersenyum, tertawa, membuka-menutup

rahang.

Page 63: Resume Kompilasi Skenario 1