Resume H1

download Resume H1

of 5

description

resume

Transcript of Resume H1

  • PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER

    FORMAT RESUME KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

    Nama Mahasiswa : Aldila Kurnia Putri Tanggal Resume : 6 Oktober 2015

    NIM : 112311101006 Ruangan : IBS

    FORMAT RESUME KASUS KELOLAAN HARIAN

    IDENTITAS PASIEN

    Nama : Tn. A

    Umur : 65 tahun

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Agama : Islam

    Pendidikan : SD

    Alamat : Kencong

    No. RM : 090815

    Ruangan : IBS

    Diagnosa Medis : Skull defect dengan pembedahan cranioplasty

    S (Subjektif):

    1. Pasien mengatakan, Saya merasa pusing mbak 2. Pasien mengatakan, Dulu kepala saya sudah pernah dioperasi 3. Pasien mengatakan, Saya takut dioperasi

    O (Objektif):

    1. Pasien sedikit tidak nyambung ketika diajak berbicara oleh perawat 2. Pasien tampak gelisah ketika akan dipasang infus oleh perawat 3. Pasien seringkali menarik tangannya ketika akan dipasang infus 4. Tampak cekungan di area kepala kiri pasien 5. Pasien tampak memegangi kepalanya 6. TD: 120/80 mmHg, RR: 20 x/menit, Nadi: 90 x/menit, Suhu: 36,5o C.

    A (Analisa/Diagnosa Keperawatan yang ditegakkan berdasarkan DS dan DO):

    1. Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses pembedahan yang ditandai dengan pasien mengatakan, Saya takut dioperasi, pasien sedikit tidak nyambung ketika diajak berbicara oleh perawat, pasien tampak gelisah ketika akan dipasang infus oleh perawat.

    2. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan kegelisahan dalam menghadapi proses pembedahan yang ditandai dengan pasien tampak gelisah ketika akan dipasang infus oleh perawat, pasien

    seringkali menarik tangannya ketika akan dipasang infus.

  • P (Perencanaan):

    Dx. 1

    a. Berikan informasi pada pasien tentang prosedur pembedahan dengan bahasa yang dapat

    dimengerti pasien

    b. Identifikasi tingkat rasa takut yang mengharuskan dilakukannya penundaan prosedur

    pembedahan

    c. Ajarkan penggunaan teknik relaksasi napas dalam

    d. Anjurkan pasien agar banyak berdoa sebelum operasi dilaksanakan

    e. Catat ekspresi cemas yang tampak berlebihan pada pasien

    f. Berikan informasi bahwa pasien akan diberikan pembiusan total

    Dx. 2

    a. Antisipasi gerakan, jalur, dan selang yang tidak berhubungan selama melakukan pemindahan

    pasien ke ruang operasi

    b. Amankan pasien pada meja operasi dengan sabuk pengaman pada paha sesuai kebutuhan

    c. Siapkan peralatan dan bantalan untuk posisi yang dibutuhkan sesuai prosedur operasi

    d. Pantau dan cegah jatuhnya cairan di bawah dan di sekitar tubuh pasien

    e. Pastikan keamanan elektrikal dari alat-alat yang digunakan selama operasi

    I (Implementasi)

    PRE OPERATIF

    1. Mengidentifikasi rasa takut dan gelisah pasien 2. Mengajarkan penggunaan teknik relaksasi napas dalam 3. Menganjurkan pasien agar banyak berdoa sebelum operasi dilaksanakan 4. Memberikan informasi bahwa pasien akan diberikan pembiusan total sehingga pasien tidak

    akan merasakan sakit selama proses pembedahan

    5. Mengantisipasi gerakan, jalur, dan selang yang tidak berhubungan selama melakukan pemindahan pasien ke ruang operasi

    6. Mengamankan pasien pada meja operasi dengan sabuk pengaman pada paha sesuai kebutuhan 7. Menyiapkan peralatan dan bantalan untuk posisi yang dibutuhkan sesuai prosedur operasi 8. Memantau dan mencegah jatuhnya cairan di bawah dan di sekitar tubuh pasien 9. Memastikan keamanan elektrikal dari alat-alat yang digunakan selama operasi INTRA OPERATIF

    1. Memastikan alat operasi dalam keadaan steril 2. Menggunakan teknik asepsis selama pembedahan 3. Memberikan posisi yang aman pada pasien di meja operasi POST OPERATIF

    1. Membantu merapikan pasien setelah prosedur pembedahan selesai dilakukan 2. Memindahkan pasien ke ruang post operasi (recovery room) 3. Memantau tanda-tanda vital dan kesadaran pasien 4. Memasang bed siderail dan restrain untuk mencegah pasien jatuh

  • Evaluasi

    S : -

    O :

    1. Pasien tampak tertidur karena pengaruh anestesi 2. Pasien tampak terpasang mayo 3. Pasien belum mampu diajak berkomunikasi 4. Pasien terpasang restrain dan bed siderail untuk mencegah jatuh 5. TD: 120/80 mmHg, RR: 22 x/menit, Nadi: 85 x/menit, Suhu: 36,5oC

    A : Masalah teratasi sebagian

    P : Pasien dipindahkan ke ruang rawat inap setelah sadar dan dalam kondisi stabil

  • CRANIOPLASTY

    Perawat ruangan melakukan serah terima pasien terlebih dahulu pada perawat ruang

    operasi. Pada saat di ruang pre operasi tindakan yang dilakukan adalah mengganti baju pasien

    dengan baju operasi. Setelah itu dilakukan pemasangan infus oleh perawat. Tujuan pemasangan

    infus sebelum prosedur pembedahan adalah untuk memberikan terapi cairan guna menunjang

    pelaksanaan proses operasi. Kemudian pasien dianjurkan melepas perhiasan atau gigi palsu yang

    melekat di tubuh pasien. Pasien dibimbing untuk berdoa oleh terapis kerohanian sambil menunggu

    waktu operasi. Pasien dipindahkan ke ruang operasi oleh perawat.

    Seluruh anggota tim di ruang operasi menyiapkan peralatan yang digunakan untuk

    prosedur pembedahan. Asisten operator mempersiapkan peralatan yang sifatnya steril. Dokter

    anestesi melakukan anestesi untuk menghilangkan kesadaran pasien. Setelah pasien diberikan

    anestesi dan hilang kesadarannya, pasien dipasang mayo dan endotracheal tube (ETT) untuk

    menjaga kepatenan jalan nafasnya. Kemudian perawat mencukur rambut kepala pasien. Hal ini

    bertujuan untuk memperluas lapang pandang operasi dan mencegah terjadinya infeksi. Setelah

    selesai mencukur rambut pasien, perawat membersihkan area operasi (kepala pasien) dengan

    sabun hingga bersih. Seluruh tubuh pasien ditutupi oleh kain selimut kecuali area operasi. Area

    operasi dibersihkan menggunakan betadin. Betadin merupakan cairan desinfektan yang larut di

    dalam air yang berfungsi untuk membunuh mikroorganisme yang dapat menimbulkan infeksi.

    Setelah itu, dilakukan proses pembedahan kepala pasien. Kulit kepala pasien diberikan sayatan

    secara horizontal. Setelah mencapi tulang tengkorak, operator mencetak bahan untuk menambal

    tengkorak pasien yang mengalami defek. Setelah bahan mengeras, bahan yang telah tercetak

    disatukan dengan tengkorak pasien kemudian direkatkan dengan sekrup. Setelah itu dilakukan

    proses penjahitan kulit kepala dan dibungkus dengan kasa. Peralatan yang menempel pada tubuh

    pasien dilepaskan dan menunggu agar pasien mampu bernapas spontan. Pasien dirapikan

    kemudian dipindahkan ke ruang post operasi (recovery room).

    Sesampainya di ruang post operasi, pasien dipasang restrain dan bed siderail untuk

    mencegah pasien jatuh. Kondisi pasien dipantau terkait tanda-tanda vital dan pengaruh

    anestesinya. Hasil TD: 120/80 mmHg, RR: 22 x/menit, Nadi: 85 x/menit, Suhu: 36,5oC. Setelah

    estimasi pengaruh anestesi hilang, mayo dilepaskan untuk mengurangi ketidaknyamanan pasien

    akibat pemasangan alat. Ketika pasien telah sadar dan kondisinya stabil maka segera dipindahkan

    ke ruang rawat inap.

  • Gambar 1. Bedah cranioplasty