Resume
-
Upload
fitria-puspasari -
Category
Documents
-
view
18 -
download
6
description
Transcript of Resume
Pancasila Sila Kedua
Analisis Pancasila Sila Kedua
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangPancasila adalah dasar filsafat negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan
oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II No.7 bersama-sama dengan batang tubuh UUD 1945.
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, bukan terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang sebagaimana yang terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia. Namun, terbentuknya Pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.
Seperti yang kita ketahui, Pancasilaberasal dari kata Panca yaitu lima dan Sila yang berarti prinsip. Jadi dapat diartikan bahwa
Pancasila adalah lima prinsip. Lima sila tersebut yaitu 1) Ketuhanan Yang Maha Esa, 2)
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, 3) Persatuan Indonesia, 4) Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, 5) Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Sebagai suatu dasar filsafat negara maka sila-sila Pancasila merupakan suatu sistem nilai, oleh karena itu sila-sila Pancasila itu pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Meskipun dalam sila-sila terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan antara satu dengan lainnya namun kesemuanya itu tidak lain merupakan suatu kesatuan yang sistematis.
Dalam makalah ini, kita akan membahas secara khusus mengenai sila kedua yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Oleh karena itu, dalam kehidupan kenegaraan terutama dalam peraturan perundang-undangan negara harus mewujudkan tercapainya tujuan ketinggian harkat dan martabat manusia, terutama hak-hak kodrat manusia sebagai hak dasar (hak asasi) harus dijamin dalam peraturan perundang-undangan negara.
1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana nilai dan makna yang terkandung dalam sila Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab?2. Bagaimana bunyi dari butir-butir sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab?3. Mengapa sangat penting di dalam Pancasila terdapat sila kedua yaitu sila Kemanusiaan yang
Adil dan Beradab?4. Bagaimana implementasi sila kedua Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat?
1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui nilai dan makna yang terkandung dalam sila Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab.2. Untuk mengetahui bunyi butir-butir dari sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.3. Untuk mengetahui alasan pentingnya sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.4. Untuk mengetahui implementasi sila kedua Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Nilai dan Makna yang Terkandung dalam Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sebagai suatu dasar filsafat negara, maka sila-sila Pancasila merupakan suatu sistem nilai. Oleh karena itu, sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Meskipun dalam setiap sila terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan antara satu dengan lainnya, namun kesemuanya itu tidak lain merupakan suatu kesatuan yang sistematis.
Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab secara sistematis didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, serta mendasari dan menjiwai ketiga sila berikutnya. Sila kemanusiaan sebagai dasar fundamental dalam kehidupan kenegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan. Nilai kemanusiaan ini bersumber pada dasar filosofis antropologis bahwa hakikat manusia adalah susunan kodrat rohani (jiwa) dan raga, sifat kodrat individu dan makhluk sosial, kedudukan kodrat makhluk pribadi berdiri sendiri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada umumnya baik terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia maupun terhadap lingkungannya.
Dalam kehidupan kenegaraan harus senantiasa dilandasi oleh moral kemanusiaan antara lain dalam kehidupan pemerintahan negara, politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan serta dalam kehidupan keagamaan. Oleh karena itu, dalam kehidupan bersama dalam negara harus dijiwai oleh moral kemanusiaan untuk saling menghargai sekalipun terdapat suatu perbedaan karena hal itu merupakan suatu bawaan kodrat manusia untuk saling menjaga keharmonisan dalam kehidupan bersama.
Nilai kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna bahwa hakikat manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab harus berkodrat adil. Hal ini mengandung suatu pengertian bahwa hakikat manusia harus adil dalam hubungan dengan diri sendiri, adil terhadap manusia lain, adil terhadap masyarakat bangsa dan negara, adil terhadap lingkungannya serta adil terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Konsekuensinya nilai yang terkandung dalam Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, menghargai atas kesamaan hak dan derajat tanpa membedakan suku, ras, keturunan, status sosial maupun agama. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, tenggang rasa, tidak semena-mena terhadap manusia, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan (Darmodihardjo, 1996).
Nilai dasar dari sila kedua mencakup peningkatan martabat, hak, dan kewajiban asasi warga negara, penghapusan penjajahan, kesengsaraan dan ketidak adilan dari muka bumi. Harkat dan martabat manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa. Tidak semena-mena terhadap orang lain. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian. Gemar melakukan kegiatan kemanusian. Berani membela kebenaran dan keadilan hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa 2 lain.
Sumber hukum dari sila kedua adalah:
a. Pembukaan UUD 1945 alinea pertama
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.Alinea keempat............, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada .... kemanusiaan yang adil dan beradab.
b. Pasal 27, 28, 29, 30, dan 31 UUD 1945
Pasal 27
(1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
BAB XI
AGAMA
Pasal 29
(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
BAB XII
PERTAHANAN NEGARA
Pasal 30
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.
(2) Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.
BAB XIII
PENDIDIKAN
Pasal 31
(1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.
(2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang.
c. Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, memberikan petunjuk-petunjuk nyata dan jelas wujud pengamalan sila “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”
2.2 Butir-butir dari Sila Kemanusiaan yang adil dan Beradab
Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa menjabarkan kelima asas dalam Pancasila menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila, yaitu:
1. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.7. Berani membela kebenaran dan keadilan.8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu
dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
Ketetapan ini kemudian dicabut dengan Tap MPR No. I/MPR/2003 dengan 45 butir Pancasila. Berikut inilah butir-butir dari sila kedua:
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. Maknanya adalah tidak ada perbedaan di antara mereka dalam status derajat, hak dan kewajiban dengan sebab dien (agama).
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. Pancasila mengajarkan pemeluknya untuk mencintai orang-orang Nasrani, Budha, Hindu, Konghucu, kaum sekuler, kaum liberal, para demokrat, para quburiyyun, para thaghut dan orang-orang kafir lainnya.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
2.3 Alasan Pentingnya Keberadaan Sila Kedua
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa Indonesia sehingga dijadikan pedoman hidup bangsa Indonesia dalam mencapai kesejahteraan lahir dan batin dalam masyarakat yang heterogen (beraneka ragam). Pancasila kemudian menjadi jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, Pancasila lahir bersama dengan lahirnya bangsa Indonesia dan merupakan ciri khas bangsa Indonesia dalam sikap mental maupun tingkah lakunya sehingga dapat
membedakan dengan bangsa lain. Setiap sila Pancasila mengandung nilai-nilai yang menjadi dasar norma dan aturan dalam kehidupan sehari-hari dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Banyak sekali nilai yang terkandung dalam sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab dan harus kita terapkan, antara lain:Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Menyambut tantangan ke depan bangsa Indonesia dalam menghadapi era globalisasi ekonomi, ancaman bahaya laten terorisme, komunisme dan fundamentalisme merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Disamping itu yang patut diwaspadai adalah pengelompokan suku bangsa di Indonesia yang kini semakin kuat. Ketika bangsa ini kembali dicoba oleh pengaruh asing untuk dikotak kotakan tidak saja oleh konflik vertikal tetapi juga oleh pandangan terhadap ke Tuhanan Yang Maha Esa.
Pemahaman nasionalisme yang berkurang turut menjadikan sila kedua Pancasila merupakan sesuatu yang amat penting untuk dikaji. Di saat negara membutuhkan soliditas dan persatuan hingga sikap gotong royong, sebagian kecil masyarakat terutama justru yang ada di perkotaan justru lebih mengutamakan kelompoknya, golonganya bahkan negara lain dibandingkan kepentingan negaranya. Untuk itu sebaiknya setiap komponen masyarakat saling berinterospeksi diri untuk dikemudian bersatu bahu membahu membawa bangsa ini dari keterpurukan dan krisis multidimensi.
Dari beberapa butir isi dari sila ke 2 Pancasila kita dapat merasakan adanya degradasi (kemunduran) perilaku masyarakat Indonesia. Pada butir pertama kita diharapkan dapat mengakui dan memperlakukan sesama sesuai dengan harkat martabatnya sebagai mahluk Tuhan. Pada era sekarang ini hal ini tampak sangat sulit sekali ditemui, banyaknya prilaku chaos di dalam masyarakat membuktikan bahwa butir pertama ini sudah dilupakan. Sama seperti butir pertama, butir-butir dari sila ke dua Pancasila sudah mulai tidak diperhatikan oleh masyarakat dalam kehidupan bernegaranya.
Sebagai warga Negara kita memiliki kewajiban untuk hidup bernegara sesuai dengan dasar-dasar Negara kita. Prilaku-prilaku yang menyimpang seperti adanya sikap premanisme yang brutal seperti yang kita lihat dalam kejadian “Kasus sidang Blowfish di daerah Pengadilan Negeri Jakarta Selatan” menunjukkan bahwa perlunya pendidikan kewarganegaraan bagi masyarakat baik itu di jenjang pendidikan formal ataupun pendidikan berwarga Negara di dalam lingkungan masyarakat.
2.4 Implementasi Sila Kedua Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat
Pendidikan berwarga negara di jenjang pendidikan formal haruslah dilakukan tidak hanya memberikan teori tetapi dengan praktek langsung. Karena teori cenderung hanya dianggap angin lalu saja, praktek toleransi antara individu satu dengan yang lainnya dapat memberikan gambaran langsung betapa pentingnya nilai-nilai kemanusiaan itu. Praktek langsung dari sebuah teori kewarganegaraan dapat dilakukan dalam interaksi sosial di dalam lingkungan pendidikan ataupun lingkungan tempat tinggal, di dalam lingkungan pendidikan teori ini dapat dipraktikkan dengan cara sikap dan prilaku dalam lingkungan pendidikan.
Pada era sekarang ini teramat sulit menemukan sikap penghargaan di lingkungan pendidikan, anak didik saat ini terbiasa dengan penggolonggan-penggolongan berdasarkan
status sosial, ada si kaya dan ada si miskin. Sikap seperti itu menjadikan toleransi antara sesama menjadi sangat menyedihkan. Adanya penghargaan (sopan santun) dalam bertutur kata dan bersikap kepada orang lain diharapkan dapat menjadi cermin langsung bahwa sikap toleransi itu menjadi suatu hal yang penting dewasa ini. Bahwa penggolongan-penggolongan berdasarkan status sosial itu adalah hal yang merusak sifat-sifat kemanusiaan.
Pendidikan berwarga Negara di dalam lingkungan masyarakat dapat dilakukan dengan cara adanya lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang memberikan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup bernegara yang baik. Penyuluhan yang dilakukan tidak hanya dengan cara formil (mengajarkan cara menjadi warga Negara yang baik), tetapi dapat dengan cara-cara seperti gotong royong membersihkan lingkungan, siskamling dan cara-cara lain yang dapat mengajarkan secara langsung apa artinya tenggang rasa antara sesama manusia.
BAB IIIPENUTUP
3.1 KesimpulanDari uraian pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Sila kedua Pancasila mengandung nilai dan makna yaitu dalam kehidupan kenegaraan haruslah oleh moral kemanusiaan, saling menghargai dan adil.
2. Terdapat 8 butir sila kedua untuk Tap MPR No.II/MPR/1978dan 10 butir sila kedua untuk Tap MPR No.I/MPR/2003.
3. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sehingga dijadikan pedoman hidup bangsa beserta sila-silanya.
4. Implementasi dari sila kedua lebih mengutamakan pada rasa saling menghargai, tenggang rasa dan keadilan terhadap manusia.
3.2 SaranMelihat esensi dari sila kemanusiaan yang adil dan beradap, maka penting bagi setiap
bangsa Indonesia untuk selalu menjunjung tinggi sila kedua Pancasila. Dengan demikian, maka akan mampu menjadi negara yang bermartabat dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, serta hak dan kewajiban sebagai warga negara.
Diposkan 8th November 2012 oleh Aryton Senna http://arymisterius.blogspot.com/ 19 agustus 21:36
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI SILA KE DUA PANCASILA
MUTIA ZULFAHRIANI Z NIM 1205120742
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
PRODI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UNIVERSITAS RIAU 2013
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pancasila adalah dasar filsafat negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II No.7 bersama-sama dengan batang tubuh UUD 1945. Pancasila adalah falsafah atau pandangan hidup, jiwa dan kepribadian serta tujuan hidup bangsa Indonesia. Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila mempunyai nilai-nilai yang dijadikan dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, selain itu nilai-nilai Pancasila telah memberikan ciri-ciri (identitas) bangsa yang membedakan bangsa Indonesia dari bangsa lain dalam bersikap, bertingkah laku secara perorangaan maupun secara kemasyarakatan. Pancasila sebagai filsafat negara indonesia memiliki visi dasar yang bersumber pada hakikat manusia. Visi dasar inilah yang memberi visi dan arah bagi seluruh kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan Indonesia. Sifat dasar filsafat Pancasila bersumber pada hakikat kodrat manusia karena pada hakikatnya manusia adalah sebagai pendukung pokok negara. Inti kemanusiaan itu terkandung dalam sila kedua : Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Dalam makalah ini, kita akan membahas secara khusus mengenai sila kedua yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Selain itu, dalam sila ke-dua juga terdapat nilai keadilan dimana menuntut kita sebagai manusia yang tidak dapat lepas dari manusia lainnya harus menghormati, menghargai dan menjunjung tinggi keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
B. Rumusan Masalah 1. Apa makna yang terkandung dalam sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab? 2. Bagaimana bunyi dari butir-butir sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab? 3. Mengapa sangat penting di dalam Pancasila terdapat sila kedua yaitu sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab? 4. Bagaimana implementasi sila kedua Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat?
C. Tujuan 1. Mengetahui nilai dan makna yang terkandung dalam sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. 2. Mengetahui bunyi butir-butir dari sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. 3. Mengetahui alasan pentingnya sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. 4. Mengetahui implementasi sila kedua Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.
BAB 2 PEMBAHASAN Makna yang terkandung dalam sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-
norma dan kebudayaan pada umumnya baik terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia maupun terhadap lingkungannya. Nilai kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna bahwa hakikat manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab harus berkodrat adil. Hal ini mengandung suatu pengertian bahwa hakikat manusia harus adil dalam hubungan dengan diri sendiri, adil terhadap manusia lain, adil terhadap masyarakat bangsa dan negara, adil terhadap lingkungannya serta adil terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Nilai kemanusiaan yang beradab mengandung makna bahwa beradab erat kaitannya dengan aturan-aturan hidup, budi pekerti, tata krama, sopan santu, adat istiadat, kebudayaan, kemajuan ilmu pengetahuan, dsb. Semua aturan diatas bertujuan untuk menjaga agar manusia tetap beradab, tetap menghargai harkat dan derajat dirinya sebagai manusia. Adab diperlukan agar manusia bisa meletakkan diri pada tempat yang sesuai. Pokok pikiran dari sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab : 1. Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan. Maksudnya, kemanusiaan itu universal. 2. Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa. Menghargai hak setiap warga dan menolak rasialisme. 3. Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah.
Hakikat manusia memiliki unsur-unsur yang diantaranya adalah susunan kodrat manusia (yang terdiri atas raga dan jiwa), sifat kodrat manusia (yang terdiri atas makhluk social dan individu), kedudukan kodrat manusia (yang terdiri atas makhluk berdiri sendiri dan makhluk Tuhan). Butir-butir dari Sila Kemanusiaan yang adil dan Beradab Berikut inilah butir-butir dari sila kedua: 1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. 2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. Maknanya adalah tidak ada perbedaan di antara mereka dalam status derajat, hak dan kewajiban dengan sebab dien (agama). 3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. Pancasila mengajarkan pemeluknya untuk mencintai orang-orang Nasrani, Budha, Hindu, Konghucu, kaum sekuler, kaum liberal, para demokrat, para quburiyyun, para thaghut dan orang-orang kafir lainnya. 4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira. 5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. 6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. 7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. 8. Berani membela kebenaran dan keadilan. 9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia. 10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
Makna dari sila ini diharapkan dapat mendorong seseorang untuk senantiasa menghormati harkat dan martabat oranglain sebagai pribadi dan anggota masyarakat. Dengan sikap ini diharapkan dapat menyadarkan bahwa dirinya merupakan makhluk sosial yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Atas dasar sikap perikemanusiaan ini, maka bangsa Indonesia menghormati hak hidup bangsa lain menurut aspirasinya masing-masing. Dan menolak segala bentuk penjajahan di muka bumi ini. Hal itu dikarenakan berlawanan dengan nilai perikemanusiaan. Alasan Pentingnya Keberadaan Sila Kedua Pancasila adalah pandangan hidup bangsa Indonesia sehingga dijadikan pedoman hidup bangsa Indonesia dalam mencapai kesejahteraan lahir dan batin dalam masyarakat yang heterogen (beraneka ragam). Pancasila kemudian menjadi jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, Pancasila lahir bersama dengan
lahirnya bangsa Indonesia dan merupakan ciri khas bangsa Indonesia dalam sikap mental maupun tingkah lakunya sehingga dapat membedakan dengan bangsa lain. Banyak sekali nilai yang terkandung dalam sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab dan harus kita terapkan, antara lain:Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Dari beberapa butir isi dari sila ke 2 Pancasila kita dapat merasakan adanya degradasi (kemunduran) perilaku masyarakat Indonesia. Pada butir pertama kita diharapkan dapat mengakui dan memperlakukan sesama sesuai dengan harkat martabatnya sebagai mahluk Tuhan. Pada era sekarang ini hal ini tampak sangat sulit sekali ditemui, banyaknya prilaku chaos di dalam masyarakat membuktikan bahwa butir pertama ini sudah dilupakan. Sama seperti butir pertama, butir-butir dari sila ke dua Pancasila sudah mulai tidak diperhatikan oleh masyarakat dalam kehidupan bernegaranya. Implementasi Sila ke-Dua dalam Kehidupan Masyarakat Sesuai dengan butir-butir sila ke-dua yang telah diuraikan pada pembahasan diatas, sila perikemanusiaan ini memiliki makna yang sangat berarti sebagai landasan kehidupan manusia. Sila ini dijadikan sebagai pedoman bertingkah laku dalam masyarakat. Selain itu peri kemanusiaan adalah naluri manusia yang berkembang sejak lahir. Sama halnya dengan naluri manusia yang lain, seperti naluri suka berkumpul, naluri berkeluarga, dan lain-lain. Oleh karena peri kemanusiaan merupakan naluri, maka tidak mungkin manusia menghapuskannya. Dengan perasaan peri kemanusiaan itulah manusia dapat membentuk masyarakat yang penuh kasih sayang serta saling menghormati diantara anggota-anggotanya. Pada era sekarang ini teramat sulit menemukan sikap penghargaan di lingkungan pendidikan, anak didik saat ini terbiasa dengan penggolonggan-penggolongan berdasarkan status sosial, ada si kaya dan ada si miskin. Sikap seperti itu menjadikan toleransi antara sesama menjadi sangat menyedihkan. Adanya penghargaan (sopan santun) dalam bertutur kata dan bersikap kepada orang lain diharapkan dapat menjadi cermin langsung bahwa sikap toleransi itu menjadi suatu hal yang penting dewasa ini. Bahwa penggolongan-penggolongan berdasarkan status sosial itu adalah hal yang merusak sifat-sifat kemanusiaan. Pengamalan dari sila kedua pancasila adalah sebagai berikut: 1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antara sesama manusia. Butir ini menghendaki bahwa setiap manusia mempunyai martabat, sehingga tidak boleh melecehkan manusia yang lain, atau menghalangi manusia lain untuk hidup secara layak, serta menghormati kepunyaan atau milik (harta, sifat dan karakter) orang lain. 2. Saling mencintai sesama manusia. Kata cinta menghendaki adanya suatu keinginan yang sangat besar untuk memperoleh sesuatu dan rasa untuk memiliki dan kalau perlu pengorbanan untuk mempertahankannya.Dengan perasaan cinta pula manusia dapat mempergiat hubungan social seperti kerjasama, gotong royong, dan solidaritas. Dengan rasa cinta kasih itu pula orang akan berbuat ikhlas, saling membesarkan hati, saling berlaku setia dan jujur, saling menghargai harkat dan derajat satu sama lain. 3. Mengembangkan sikap tenggang rasa. Sikap ini menghendaki adanya usaha dan kemauan dari setiap manusia Indonesia untuk menghargai dan menghormati perasaan orang lain.Harusnya dalam bertingkah laku baik lisan maupun perbuatan kepada orang lain, hendaknya diukur dengan diri kita sendiri; bilamana kita tidak senang disakiti hatinya, maka janganlah kita menyakiti orang lain. Sikap tenggang rasa juga dapat kita wujudkan dalam toleransi dalam beragama. 4. Tidak semena-mena terhadap orang lain. Semena-mena berarti sewenang-wenang, berat sebelah, dan tidak berimbang. Oleh sebab itu butir ini menghendaki, perilaku setiap manusia terhadap orang tidak boleh sewenang-wenang, harus menjunjung tinggi hak dan kewajiban. 5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Setiap warga Negara harus menjunjung tinggi dan melaksanakan nilai-nilai kemanusiaan dengan baik, seperti: Mengakui adanya masyarakat yang bersifat majemuk, Melakukan musyawarah dengan dasar kesadaran dan Melakukan
sesuatu dengan pertimbangan moral dan ketentuan agama, Melakukan sesuatu dengan jujur dan kompetisi yang sehat, Memerhatikan kehidupan yang layak antar sesama, Melakukan kerja sama dengan iktikad baik dan tidak curang.
BAB 3 PENUTUP Kesimpulan Dari uraian pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Sila kedua Pancasila mengandung nilai dan makna yaitu dalam kehidupan kenegaraan haruslah oleh moral kemanusiaan, saling menghargai dan adil. 2. Sila kedua Pancasila mengandung makna warga Negara Indonesia mengakui adanya manusia yang bermartabat, memperlakukan manusia secara adil dan beradab 3. Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam sila kedua pancasila membentuk watak bangsa kita menjadi bangsa yang lemah lembut, sopan santun, tengang rasa, saling mencintai, bergotong royong dalam kebaikan, dan lain sebagainya. Saran Berdasarkan pembahasan implementasi nilai pancasila sila kemanusiaan yang adil dan beradap, maka penting bagi setiap bangsa Indonesia untuk selalu menjunjung tinggi sila kedua Pancasila. Dengan demikian, maka akan mampu menjadi negara yang bermartabat dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, serta hak dan kewajiban sebagai warga negara. Kita sebagai generasi muda bangsa Indonesia harus bisa mengamalkan pancasila salah satunya yaitu sila kemanusiaan yang adil dan beradab di dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai mahasiswa yang mengerti makna sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab kita harus memiliki sikap saling menghargai antar sesama manusia dan memiliki sikap toleransi terhadap pemeluk agama lain, suku lain, ras maupun budaya orang lain.
DAFTAR PUSTAKA Kaelan.2010.Pendidikan Pancasila.yogyakarta:paradigma http://asriatisetya.wordpress.com/2013/02/28/implementasi-pancasila-sila-ke-dua/ http://arymisterius.blogspot.com/2012/11/pancasila-sila-kedua.html http://mutiazulfahriani.blogspot.com/2013/07/implementasi-nilai-nilai-sila-ke-dua.html, 21:42 19 agustus
Sila Kedua Yang Mengacu Pada Masyarakat Kecil -->
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila merupakan dasar pemikiran dari masyarakat republik Indonesia. Selain itu, juga
sebagai pedoman hidup bagi bangsa Indonesia. Sebagai warga negara yang baik, kita harus dapat
menghargai dasar negara kita yang juga merupakan dasar dari pemikiran bangsa. Sebagai wujudnya
kita harus mematuhi semua aturan yang sudah di tetapkan oleh pemerintah. Dalam pancasila sila
kedua yang berbunyi kemanusiaan yang adil dan beradab, kita dapat melihat pesan kilas dari sila
tersebut bahwa kita harus memiliki rasa toleransi, menghormati dan tidak membeda-bedakan. Kita
harus menjunjung tinggi rasa kebersamaan antar sesama dan menjunjung tinggi persamaan derajat,
hak, kewajiban manusia tanpa melihat apapun perbedaannya dan mampu mengembangkan rasa
empati, toleransi, tenggang rasa yang kuat (aplikasipancasila.blogspot.com). Harapan dari sila kedua
tersebut adalah sebagai warga negara kita harus menghargai dan menghormati antar sesama, dan tidak
boleh membanding- bandingkan derajat, dan pangkat manusia satu dengan manusia lainnya. Selain
itu, sila kedua tersebut dapat disimpulkan bahwa pancasila menginginkan warga negarannya atau
penghuni Indonesia agar lebih menghargai antar sesama, dan dapat meningkatkan kualitas negara
Indonesia untuk menjadi negara yang makmur dan sejahtera.
Sebagian besar dari masyarakat indonesia, yang berdomisili di Negara Indonesia, tingkat
ekonominnya masih rendah daripada negara lainnya. Oleh karena itu, mereka lebih sering memilih
untuk menjadi tenaga kerja di negara lainnya, misalnya Malaysia, Singapura, Taiwan, Arab Saudi,
dan lain-lain. Seandainya warga negara Indonesia memakai pedoman pancasila dengan baik, maka
tidak akan terjadi pengiriman tenaga kerja ke luar negeri setiap tahunnya. Pemerintah harus lebih peka
terhadap kesejahteraan rakyatnya. Pemerintah dapat membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas
lagi, agar penduduknya tidak menjadi pengangguran dan buruh di Negara orang.
Penerapan pancasila sila kedua sangat di perlukan di dalam kehidupan bermasyarakat, karena
dalam kehidupan bermasyarakat kita perlu adanya saling menghargai, dan rasa tolong-menolong antar
sesama manusia. Khususnya, pada masyarakat kecil yang kurang di hargai keberadaannya. Mereka
sering di pandang sebelah mata oleh kaum borjuis, karena di anggap hanya menambah masalah dalam
negeri ini. Oleh karena itu, rasa kemanusiaan sangat di perlukan untuk kesatuan negara ini, mulai dari
menghargai masyarakat kecil kita sudah melakukan sekelumit hal yang membawa dampak positif
bagi bangsa kita. Selain memiliki rasa kemanusiaan kita juga harus memiliki rasa keadilan. Tidak ada
satu pun orang yang mau di perlakukan tidak adil, oleh karena itu kita harus bersikap adil terhadap
siapapun, termasuk pada rakyat kecil, itu juga termasuk dalam penerapkan sila kedua dalam
kehidupan.
Selain itu, fungsi dari sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradap pada masyarakat kecil
sangat banyak tergantung bagaimana kita mengamalkannya dan menerapkan dalam kehidupan
bermasyarakat, serta kita dapat mengetahui manfaat dari penerapan sila kedua setelah
melaksanakannya. Dalam makalah ini, kita akan membahas khusus tentang sila kedua, mulai dari
makna sila kedua, penerapannya dalam kehidupan bermasyarakat, hubungannya dengan masyarakat
kecil, dan fungsi dari sila tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Dari paparan latar belakang tersebut, kita dapat membuat rumusan masalah, diantaranya
sebagai berikut:
1. Apa makna dari sila kemanusiaan yang adil dan beradab?
2. Bagaimana penerapan sila kedua dalam kehidupan bermasyarakat?
3. Apa hubungan sila kedua dengan masyarakat kecil?
4. Apa fungsi dari sila kedua untuk masyarakat kecil?
1.2 Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui tentang makna atau arti penting dari sila kedua.
2. Untuk menerapkan sila kedua dalam kehidupan untuk bermasyarakat.
3. Agar mengetahui hubungan antara sila kedua dengan masyarakat kecil.
4. Agar dapat mengetahui fungsi dari sila kedua bagi masyarakat kecil.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Makna Pancasila Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Pancasila merupakan lamabang Negara Indonesia dan salah satu pedoman hidup bagi manusia
di Indonesia. Menurut Kaelan, makna pancasila pada sila pertama sampai sila kelima pun berbeda.
Dalam makna pancasila ada tingkatan-tingkatannya. Pada sila kedua dijiwai sila pertama dan
menjiwai sila-sila di bawahnya. Sila kedua yang berbunyi Kemanusiaan yang adil dan beradab,
mempunyai arti manusia merupakan obyek dari pancasila itu sendiri.
( Kaelan, 2010: 56)
Manusia yang menjadi obyek pancasila adalah manusia yang monodualis. Karena manusia
merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan bermasyarakat. Realitas yang terjadi dalam
masyarakat Indonesia sekarang ini sudah tidak mengacu pada pancasila khususnya pada sila yang
kedua. Makna yang terkandung dalam sila kedua adalah keadilan, dimana setiap masyarakat
Indonesia berhak mendapatkan keadilan dalam hal apapun. Namun pada kenyataannya saat ini hampir
dari keseluruhan masyarakat Indonesia tidak lagi merasakan keadilan. Bagi masyarakat kecil, keadilan
itu sudah tidak dirasakannya lagi karena sistem politik yang dijalankan para pemerintah dan tidak
melihat bagaimana nasip yang dialami masyarakat kecil. Di dalam sila yang kedua terkandung nilai-
nilai bahwa Negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai mahkluk yang
beradab.
Oleh karena itu, dalam kehidupan kenegaraan terutama dalam peraturan perundang-undangan
Negara harus mewujudkan tercapainnya tujuan ketinggian harkat dan martabat manusia, terutama
hak-hak kodrat manusia sebagai hak dasar harus dijamin dalam peraturan perundang-undangan
Negara. Adapun nilai yang terkandung didalamnya, antara lain ( http://ekosiji.blogspot.com):
1. Pengakuan terhadap Adanya Martabat Manusia.
Pernyataan tersebut berarti bahwa setiap masyarakat Indonesia harus menghormati,
menghargai dan mengakui martabat masyarakat satu dengan yang lain. Jika poin pertama ini dapat
terealisasikan, maka kehidupan masyarakat Indonesia berjalan dengan baik, tentram dan damai.
Kenyataannya, martabat masyarakat kecil tidak lagi dihargai dan diakui. Justru para pemimpin Negara
ini sering menindas kehidupan masyarakat kecil, padahal kehidupan masyarakat kecil harus
diperhatikan lebih serius agar nantinya negara ini menjadi negara maju dan dapat bersaing dengan
negara-negara maju lainnya.
2. Manusia yang Beradab terhadap Sesama Manusia.
Manusia yang beradab adalah manusia yang mengerti dan paham akan peraturan, nilai dan
norma yang berlaku dalam masyarakat. Manusia yang beradab pasti menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan, sehingga mereka bisa menghargai sesamanya. Sebagaimana manusia adalah makhluk
sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan tidak lepas dari bantuan orang lain.
3. Manusia Beradab yang Memiliki Daya, Cipta Rasa, Karsa dan Keyakinan
Setiap manusia pasti memiliki daya, cipta rasa, karsa dan kenyakinan semua itu secara
otomatis dimiliki secara cuma-cuma dan tergantung pribadinya untuk mengembangkannya. Dari
sinilah terlihat jelas perbedaan antara manusia dengan hewan. Setiap daya, cipta rasa, karsa yang
dimiliki manusia adalah suatu penghubung antara manusia satu dengan yang lain. Hal itu berarti
bahwa setiap masyarakat akan selalu berinteraksi dengan sesamanya.
Adapun ketetapan-ketetapan tentang sila kedua diatur pada Tap MPR No. I/MPR/2003
dengan 45 butir Pancasila. Berikut ini butir-butir yang tercantum pada sila kedua
(bakhrulrizky.blogspot.com):
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial,
warna kulit dan sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. Pancasila mengajarkan pemeluknya
untuk mencintai orang-orang Nasrani, Budha, Hindu, Konghucu dan orang-orang kafir lainnya.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan sikap menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
Kemanusian yang adil dan beradab berarti menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, gemar
melakukan kegiatan-kegiatan kemanusiaan, dan berani membela bangsa Indonesia merasa dirinya
sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkanlah sikap hormat-menghormati
dan kerjasama dengan bangsa-bangsa lain.(Fauzi, A.D.H & Dkk, 1983: 101-102)
Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah senantiasa menempatkan sesuatu pada tempatnya
dalam hal apapun yang tidak memberatkan satu pihak. Semuanya di anggap sama kedudukanya
meskipun ada yang kesejahteraan hidupnya tinggi dan ada yang kesejahteraanya kurang (masyarakat
kecil), dalam hal ini pancasila terutama sila kedua menerapkan makna bahwa tidak ada ketimpangan
dalam hukum bagi setiap warga Negara yang mendiami suatu negara tersebut yaitu Indonesia dan sila
kedua juga mengandung makna rela bekorban demi membela keutuhan bangsa Indonesia yang
mendapat serangan dari dalam maupun luar yang akan memecahkan kedaulatan negara kesatuan
Republik Indonesia. Agar tidak tejadi hal yang dapat merusak keutuhan dan moral bangsa maka perlu
di terapkanya sila kedua bagi masyarakat terutama masyarakat kecil yang mayotitas berkependidikan
rendah. Oleh karena itu peran pemerintah sangat diperlukan dalam penyuluhan terhadap masyarakat
agar masyarakat dapat menela’ah makna pancasila yang benar khususnya sila kedua
Petunjuk bentuk wujud pengalaman sila kedua sebagai berikut:
1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak semena-mena tehadap orang lain.
5. Menjunjung tnggi nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu
dikembangkan sikap hormat menghormati dan kerjasama dengan orsng lain.
Dari bentuk wujud pengalaman sila kedua diatas bahwa sila kedua mengandung makna tidak ada
perbedaan atau ketimpangan dalam bangsa Indonesia terutama dalam dunia hukum (adil). Sesama
manusia di anjurkan saling menghormati agar terciptanya kemanusian yang mampu menjunjung rasa
hormat bangsa dan tidak menimbulkan sifat diskriminasi dalam masyarakat. Mampu menjalankan hak
dan kewajiban secara seimbang. Undang-undang No. 62 tahun 1958 tanggal 29 juli, L.N. No. 15
tentang warga negara republik Indonesia.
Pasal 1 : Warga Negara Republik Indonesia ialah:
a. Orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan dan /atau perjanjian dan/atau peraturan-
peraturan yang berlaku sejak proklamasi 17 Agustus 1945 sudah warga negara republik Indonesia.
b. Orang yang pada waktu lahirnya mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan aayhnya,
seorang warga negara republik Indonesia tersebut dimulai sejak adanya hubungan kekeluargaan
termasuk, dan bahwa hubungan hukum ini diadakan sebelum orang itu berumur 18 tahun.
2.2 Penerapan Sila Kedua dalam Kehidupan Bermasyarakat
Dalam kehidupan bermasyarakat, kita sebagai warga Negara harus menerapkan bunyi dari
pancasila sila kedua, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila tersebut sudah cukup jelas
maksud dan tujuannya, yaitu kita harus menerapkan rasa toleransi antar manusia, saling menghormati
dan menghargai, dan selalun bersikap adil kepada semua orang. Dalam Pendidikan pancasila, kita
harus menjunjung tinggi nilai- nilai dari pancasila dan tak lupa untuk mengamalkannya. Semua itu
tidak hanya dilakukan dalam memberikan teori tetapi juga dengan cara praktek langsung. Teori
cenderung hanya dianggap angin lalu saja, hal yang terpenting adalah bagaimana kita mempraktekan
toleransi antara individu satu dengan individu yang lainnya. Dari praktek tersebut kita dapat
memberikan gambaran langsung betapa pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan. Praktek
langsung dari dapat dilakukan dengan cara interaksi sosial di dalam lingkungan pendidikan ataupun
lingkungan masyarakat. Di dalam lingkungan bermasyarakat cara ini dapat dipraktikkan dengan sikap
dan prilaku yang baik dalam lingkungan bermasyarakat.
Pada era sekarang ini sangat sulit untuk menemukan sikap penghargaan di lingkungan
bermasyarakat, masyarakat saat ini sudah terbiasa dengan penggolonggan-penggolongan berdasarkan
status sosial, ada si kaya dan ada si miskin. Sikap seperti itu menjadikan toleransi antara sesama
menjadi sangat memprihatinkan. Dengan adanya penghargaan (sopan santun) dalam bertutur kata dan
bersikap kepada orang lain diharapkan dapat menjadi cerminan langsung bahwa sikap toleransi itu
menjadi suatu hal yang sangat penting. Penggolongan-penggolongan berdasarkan status sosial itu
merupakan suatu hal yang dapat merusak sifat-sifat kemanusiaan.
Sebagai warga Negara yang baik di dalam lingkungan masyarakat dapat dilakukan dengan
cara adanya lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang memberikan penyuluhan tentang bagaimana
cara hidup bernegara yang baik. Penyuluhan yang dilakukan tidak hanya dengan mengajarkan cara
menjadi warga Negara yang baik, tetapi juga dengan cara-cara seperti gotong royong membersihkan
lingkungan, siskamling dan cara-cara lain yang dapat mengajarkan secara langsung apa artinya
tenggang rasa antara sesama manusia.
Pancasila sila kedua dengan masyarakat adalah kandungan dari sila kedua kita di tuntut untuk
dapat memanusiakan manusia, dapat berlaku adil terhadap sesama, tidak boleh membeda-bedakan.
Semua itu diatur dalam nilai-nilai pancasila. Nilai-nilai pancasila merupakan identitas bangsa
Indonesia. Kedudukan pancasila disini, diartikan sebagai posisi pancasila sebagai sekumpulan nilai
yang lestari dalam kesatuan nilai yang pernah, sedang dan akan ada dalam kehidupan bangsa
Indonesia (Tim penulis jurusan PMP-KN IPIPS, 1987: 6-7).
Penerapan pancasila sila kedua dalam masyarakat, harus dimiliki oleh setiap warga Negara.
Karena dengan menerapkan pancasila di dalam kehidupan bermasyarakat, manusia akan tahu bahwa
pancasila adalah pedoman yang sangat penting untuk kehidupan masyarakat saat ini, lusa, dan yang
akan datang.
2.3 Hubungan antara Sila Kedua dengan Masyarakat Kecil
Sila kedua merupakan sila yang mengacu pada kemanusiaan dan prikemanusiaan yang adil
dan beradab. Dimana menghargai dan saling menghormati sesama manusia adalah salah satu prinsip
atau makna dari pancasila sila kedua yang khususnya mengacu pada sifat keadilan yang harus
diterapkan sesama manusia. Makna dan lambang sila ke dua menggambarkan sila prikemanusiaan itu
di atas prsai yang dikalungkan kepada lehernya garuda, Sila kemanusiaan yang adil dan beradab tidak
boleh dipisahkan dari pada sila sila ynag lain – lain. (Ir. Soekarno, 2006 : 189) Ir. Soekarno
berpendapat bahwa rantai yang pergelanganya tiada putus putusnya, persegi – bundar, persegi –
bundar, terus tiada putus putusnya sebagai lambang tiada putus putusnya lambang antara laki laki dan
perempuan, persegi lambang wanita dan bundar lambang dari laki – laki, rantai yang tiada putus
putusnya dari kemanusiaan dan prikemanusiaan.
Namun mayoritas dari masyarakat kecil tersebut belum merasakan keadilan yang seharusnya
mereka terima. Contohnya dapat kita lihat sendiri pada beberapa waktu yang lalu, seorang anak laki-
laki yang mencuri sepasang sandal jepit dan mendapatkan hukuman pidana selama 5 tahun. Tetapi
para koruptor yang mengambil uang rakyat dalam jumlah rupiah yang sangat besar juga mendapatkan
hukuman pidana yang relatif sama jangka waktunya. Dari situ kita dapat melihat harga sepasang
sandal jepit dengan jumlah uang rakyat yang diambil oleh koruptor, sangat jelas terlihat
perbedaannya. Namun mengapa hukuman yang didapat tidak jauh berbeda. Masyarakat kecil sangat
berharap keadilan yang tercantum pada pancasila sila kedua dapat terealisasikan sesuai dengan tujuan
Negara Indonesia ini.
Seiring berjalannya waktu isi atau makna dari pancasila khususnya sila kedu, banyak dari
sebagian masyarakat indonesia yang tidak menjiwai lagi atau melaksanakan makna dan isi dari
pacasila tersebut khususnya sila ke dua.
beberapa contoh pada masyrakat indonesia sekarang yang tidak mengamalkan makna dari sila kedua :
a. Masyarakat kalangan atas banyak yang mengabaikan masyarakat kalangan bawah
b. Negara bangsa indonesia merdeka tahun 1945 tetapi banyak dari masyarakat indonesia yang merasa
belum merdeka karena tidak adanya rasa persatuan dan keadilan yang mereka dapatkan.
c. Masyarakat kecil wajib membayar pajak tanah dll. Tetapi banyak dari pengurus pajak yang
mengambil hal yang bukan hak mereka.
Beberapa contoh yang saat ini belum disadari oleh masyarakat indonesia pada strata atas
yang masih mementingkan kepentingan individu dalam menncapai kebutuhan hidup, bahkan banyak
dari masyarakat kalangan atas yang masih rakus dan mengambil hak yang seharusnya menjadi bagian
dari masyarakat kecil. Fenomena tersebut banyak dialami pada masyarakat kecil di Indonesia. Sering
kali mereka dijadikan sebagai alat untuk penindasan oleh masyarakat yang berstrata atas. Mereka
merasa sudah berkuasa di dalam negeri ini, dan menganggap masyarakat kecil sudah tidak berguna
lagi. Padahal, dengan adanya tenaga kerja yang hijrah di Negara lain, dapat meningkatkan devisa
Negara. Mereka kurang memahami makna sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab, karena
sampai saat ini hal seperti itu masih sering terjadi pada kalangan masyarakat bawah atau kecil.
Misalnya, dalam kasus penertiban pedagang kaki lima di trotoar.
Dalam contoh ini, biasanya mereka yang mencari nafkah dengan berjualan di trotoar bisa
semena-mena di perlakukan yang kasar oleh pihak satpol pp. Padahal, mereka dapat menggunakan
cara yang lebih sopan untuk melakukan hal tersebut. Dari contoh tersebut, sudah mencerminkan
bahwa kesadaran akan rasa kemanusiaan sangat kurang, terlebih-lebih tidak ada.
2.4 Fungsi Sila Kedua untuk Masyarakat Kecil
Dalam fungsi sila kemanusiaan yang adil dan beradab, terdapat ketentuan-ketentuan yang berlaku
yang menunjukkan fungsi dari sila kedua. Adapun ketentuan-ketentuannya sebagai berikut ( Tim
penulis pmp-kn fpips,1987: 17)
1. Pengakuan Negara terhadap hak bagi setiap bangsa untuk menentukan nasib sendiri, dan bahkan
Indonesia berdiri paling depan dalam memperjuangkannya.
2. Kehendak Negara agar manusia Indonesia tidak memperlakukan sesama manusia dengan cara
sewenang-wenag sebagai manifestasi sifat bangsa yang berbudaya tinggi.
3. Pengakuan Negara terhadap hak perlakuan sama dan sederajat bagi setiap manusia.
4. Jaminan kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan serta kewajiban menjunjung tinggi
hukum dan pemerintahan yang ada bagi setiap warga negara.
Dengan kata lain, fungsi pancasila sila kedua adalah untuk melindungi masyarakat kecil dari
segala macam aspek yang dapat membedakan dirinya dengan masyarakat yang memiliki derajat yang
lebih tinggi. Pada sila yang kedua ini masyarakat juga diajarkan untuk saling menghargai antar
sesamanya dan menghormati hak yang dimilikinya. Dimana hak adalah sesuatu yang harus dimiliki
oleh masyarakat tersebut.
Meski dalam masyarakat terdapat banyak aspek pembeda, pancasila tidak mengajarkan untuk
memandang perbedaan itu tapi justru Pancasila mengajarkan untuk saling mengerti serta menghormati
perbedaan itu dan menjadikan sebuah perbedaan menjadi keberagaman kehidupan.
Dari ketentuan-ketentuan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi dari sila kedua
kemanusiaan yang adil dan beradab untuk masyarakat kecil adalah sebagai berikut:
1. Sebagai alat pemersatu antara masyarakat kecil dengan masyarakat besar.
2. Agar kita mempunyai rasa toleransi, menghargai dan tidak membeda-bedakan.
3. Agar kita tidak membeda-bedakan derajat, pangkat, dan lain-lain.
4. Dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat kecil agar bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku.
Semua fungsi tersebut, akan dapat terlaksana dengan baik, apabila masyarakat mengindahkan
pentingnya penerapan nilai-nilai pada pancasila, dan selalu menaati peraturan-peraturan yang berlaku
Dengan demikian, maka akan mampu menjadi negara yang bermartabat dan menjunjung tinggi nilai-
nilai kemanusiaan, serta menjaga persamaan derajat, hak dan kewajiban sebagai warga negara
Indonesia yang baik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian pembahasan makalah yang kami buat, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pancasila sebagai pedoman hidup bagi bangsa Indonesia, maka kita sebagai warga Negara yang baik
kita harus patuh dan taat terhadap aturan yang telah di buat oleh pemerintah.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradap dapat mengajarkan kita bahwa kita harus menjadi
masyarakat yang taat dan beradab bagi negarannya sendiri.
3. Hubungan dari sila kedua terhadap masyarakat kecil adalah kita harus menghargai adanya
masyarakat kecil di sekitar kita, karena dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita tidak boleh
membedakan martabat,pangkat, dan derajat.
4. Ada banyak sekali fungsi dari sila kedua untuk masyarakat kecil, salah satunya adalah sebagai acuan
untuk menghendaki suatu hal.
3.2 Saran
Dari makalah yang kami bahas, penulis sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik
dan saran dari dosen dan teman-teman sangat kami harapkan demi kesempurnaan isi makalah ini.
Syayidah aulia, 19 agustus 21:44 http://sejarahdihatiku.blogspot.com/2012/11/sila-kedua-yang-
mengacu-pada-masyarakat.html
dunginongTempat Saling Berbagi Informasi & Pengetahuan
Pengertian Sila kedua ( Kemanusiaan yang adil dan beradab )Meninggalkan komentar Posted by dunginong pada 31 Oktober, 2011
Kemanusiaan yang berasal dari kata manusia, yaitu makhluk yang paling sempurna dari makhluk – makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Yang membedakan manusia dengan yang lainya adalah manusia dibekali akal dan pikiran untuk melakukan segala kegiatan. Oleh karena itulah manusia menjadi makhluk yang paling sempurna dari semua makhluk cipaanNya. Kata adil memiliki arti bahwa suatu keputusan dan tindakan didasarkan atas ukuran / norma-norma yang obyektif, dan tidak subyektif, sehingga tidak sewenang-wenang.Kata beradab berasal dari kata adab, yang memiliki arti budaya. Jadi adab mengandung arti berbudaya, yaitu sikap hidup, keputusan dan tindakan yang selalu dilandasi oleh nilai-nilai budaya, terutama norma – norma sosial dan kesusilaan / moral yang ada di masyarakat.
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan yang Maha Esa dan mendasari ketiga sila berikutnya. Sila ke 2 memiliki arti bahwa adanya kesadaran sikap dan perbuatan manusia yang didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungannya dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya. Potensi kemanusiaan dimiliki oleh semua manusia di dunia, tanpa memandang ras, keturunan dan warna kulit, serta bersifat universal.
Kemanusiaan yang adil dan beradab bagi bangsa Indonesia bersumber pada ajaran Tuhan Yang Maha Esa yakni sesuai dengan kodrat manusia sebagai ciptaanNya.
Hal ini selaran dengan :
1. Pembukaan UUD 1945 alinea pertama2. Pasal 27, 28, 29, 30 dan 31 UUD 1945
https://dunginong.wordpress.com/2011/10/31/pengertian-sila-kedua-kemanusiaan-yang-adil-dan-
beradab/ 19 agustus 21:45
IMPLEMENTASI PANCASILA SILA KEDUA
Oleh :
1.Rini Sulistiyani (11401241016)
2.Tri Desti (11401241017)
3.Asriati Dwi N.S. (11401241018)
4.Sekar Arum Kurniati (11401241019)
5.Fitri Wulandari (11401241020)
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN HUKUM
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allas SWT atas limpahan rahmat, hidayah serta karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan lancar dan tepat pada waktunya dengan judul “Perkembangan Faham Konstitusionalisme”.
Makalah ini dibuat untuk memenihi tugas semester 2 pada mata kuliah Pendidikan Pancasila Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta. Penyusun menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, penulisan karya tulis ilmiah ini tidak dapat segera diselesaikan.
Oleh Karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr.Sunarso,M.SIT dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Semua pihak-pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu atas bantuan yang diberikan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk penyelesaian makalah ini.
“Tak ada gading yang tak retak” serta sebagai insan biasa, penyusun menyadari atas kekurangan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. Kritik dan saran yang sifatnya membangun selalu penyusun harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi diri penyusun dan pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, 19 Maret 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ……………………………………………………………………………. i
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………… iii
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………….. 2
BAB II. PEMBAHASAN ……………………………………………………………… 3
2.1Arti Pancasila………………………………………………………………….. 3
2.1.1 Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia.. 3
2.2.2Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia…….. 4
2.2.ArtidanMaknaSilaKemanusiaan yang AdildanBeradab……….. 4
2.3.Butir-butir Pancasila Sila ke-Dua………………………………………. 5
2.4. Implementasi Sile ke-Dua dalam Kehidupan Masyarakat……. 6
BAB III. PENUTUP ……………………………………………………………………… 10
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………… 10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….. 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara hanya dapat di kemudikan secara terarah dan efisien apabila ada gambaran yang jelas tentang hakikat, tujuan dan susunannya. Dalam proses penyusunan Undang-undang Dasar negara harus senantiasa berlandaskan pada suatu konsepsi dasar yang jelas tentang negara dan tujuannya. Dengan kata lain realisasi pembentukan negara beserta konstitusinya harus berlandaskan pada ideologi negara yaitu Pancasila.
Pancasila adalah falsafah atau pandangan hidup, jiwa dan kepribadian serta tujuan hidup bangsa Indonesia. Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila mempunyai nilai-nilai yang dijadikan dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, selain itu nilai-nilai Pancasila telah memberikan ciri-ciri (identitas) bangsa yang membedakan bangsa Indonesia dari bangsa lain dalam bersikap, bertingkah laku secara perorangaan maupun secara kemasyarakatan.
Pancasila sebagai filsafat negara indonesia memiliki visi dasar yang bersumber pada hakikat manusia. Visi dasar inilah yang memberi visi dan arah bagi seluruh kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan Indonesia. Sifat dasar filsafat Pancasila bersumber pada hakikat kodrat manusia karena pada hakikatnya manusia adalah sebagai pendukung pokok negara. Inti kemanusiaan itu terkandung dalam sila kedua : Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
Dalam sila ke-dua mengandung nilai yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Hal itu karena seorang manusia dalam melakukan aktifitas sehari-hari tidak lepas dari manusia lain. Sehingga sila ke-dua tersebut mampu memberikan dasar kepada kita sebagai manusia agar senantiasa memanusiakan orang lain dalam kehidupan. Selain itu, dalam sila ke-dua juga terdapat nilai keadilan dimana menuntut kita sebagai manusia yang
tidak dapat lepas dari manusia lainnya harus menghormati, menghargai dan menjunjung tinggi keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sila ke-dua tersebut terdapat butiran-butiran yang dapat menjelaskan lebih rinci apa yang ada di dalam Pancasila sila ke-dua tersebut. Dengan adanya butiran-butiran sila ke-dua tersebut diharapkan manusia atau lebih tepatnya bangsa Indonesia dapat memahami dam mengamalkan apa yang ada dalam sila ke-dua tersebut. Sehingga bangsa Indonesia senantiasa berdasar kepada kemanusiaan yang adil dan beradap dalam bermasyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pancasila itu ?2. Apa arti dan makna sila kemanusiaan yang Adil dan Beradab ?3. Apa saja butir-butir Pancasila sila ke-dua tersebut ?4. Apa implementasi Pancasila dari sila ke-dua dalam kehidupan bermasyarakat ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Arti Pancasila
Pancasila adalah kumpulan nilai atau norma yang meliputi sila-sila Pancasila sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, alinea IV yang telah ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945[1]. Pada hakikatnya pengertian Pancasila dapat dikembalikan kepada dua pengertian, yakni Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia.
2.1.1 Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Pancasila dalam pengertian ini sering disebut juga way of life, Weltanschauung, Wereldberschouwing, Wereld en Levens beschouwing (pandangan dunia, pandangan hidup, pegangan hidup, pedoman hidup, petunjuk hidup). Dalam hal ini Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk hidup sehari-hari. Dengan kata lain digunakan sebagai pancaran dari sila pancasila karena Pancasila sebagai Weltanschauung merupakan kesatuan, tidak bisa dipisah-pisahkan; keseluruhan sila dalam pancasila merupakan satu kesatuan organis. Pancasila sebagai norma fundamental sehingga berfungsi sebagai cita-cita atau ide. Semestinya ia selalu diusahakan untuk dicapai oleh tiap manusia Indonesia sehingga cita-cita itu bisa terwujud menjadi kenyataan.
Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa pancasila sebagai pegangan hidup yang merupakan pandangan hidup bangsa, penjelmaan falsafah hidup bangsa, dalam pelaksanaan
hidup sehari-hari tidak boleh bertentangan dengan norma-norma agama, norma-norma kesusilaan, norma-norma sopan santun, dan tidak bertentangan dengan norma-norma hukum yang berlaku.
2.1.2 Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Pancasila dipergunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan negara atau mengatur penyelenggaraan negara. Pengertian Pancasila sebagai dasar negara sesuai dengan bunyi pembukaan UUD 1945, yang menyatakan: “…maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UUD Negara Indonesia, yang berbentuk dalam suatu susunan negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada…”. Pancasila mempunyai kedudukan istimewa dalam hidup kenegaraan dan hukum bangsa Indonesia. Fungsi pokok Pancasila adalah sebagai dasar negara, sesuai dengan pembukaan UUD 1945, sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber dari tertib hukum, sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPRS No.XX/-MPRS/1966. Pengertian demikian adalah pengertian Pancasila yang bersifat yuridis ketatanegaraan.[2]
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang dibentuk oleh para pendiri bangsa Indonesia. Sebagai dasar negara, Pancasila mengandung nilai-nilai yang sejatinya sudah ada dalam bangsa Indonesia sendiri. Sehingga Pancasila mampu menjadi wadah bagi masyarakat Indonesia yang beragam. Pancasila sebagai dasar negara tidak dapat dirubah ke dalam bentuk suatu apapun. Mau tidak mau, Pancasila adalah dasar negara yang mempunyai kedudukan istimewa dalam hidup kenegaraan dan dan hukum bangsa Indonesia.
2.2 Arti dan Makna Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Menurut perumusan Dewan Perancang Nasional, perikemanusiaan adalah daya serta karya budi dan hati nurani manusia untuk membangun dan membentuk kesatuan diantara manusia sesamanya, tidak terbatas pada manusia-sesamanya yang terdekat saja, melainkan juga seluruh umat manusia.[3] Sedangkan menurut Bung Karno istilah perikemanusiaan adalah hasil dari pertumbuhan rohani, kebudayaan, hasil pertumbuhan dari alam tingkat rena ke taraf yang lebih tinggi.[4]
Pokok pikiran dari sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab :
1. Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan. Maksudnya, kemanusiaan itu universal.
2. Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa. Menghargai hak setiap warga dan menolak rasialisme.
3. Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah.[5]
Hakikat manusia memiliki unsur-unsur yang diantaranya adalah susunan kodrat manusia (yang terdiri atas raga dan jiwa), sifat kodrat manusia (yang terdiri atas makhluk social dan
individu), kedudukan kodrat manusia (yang terdiri atas makhluk berdiri sendiri dan makhluk Tuhan).[6].
2.3 Butir-butir Pancasila Sila ke-Dua
Sila ke-dua Pancasila ini mengandung makna warga Negara Indonesia mengakui adanya manusia yang bermartabat (bermartabat adalah manusia yang memiliki kedudukan, dan derajat yang lebih tiinggi dan harus dipertahankan dengan kehidupan yang layak), memperlakukan manusia secara adil dan beradab di mana manusia memiliki daya cipta, rasa, karsa, niat dan keinginan sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan.
Jadi sila kedua ini menghendaki warga Negara untuk menghormati kedudukan setiap manusia dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, setiap manusia berhak mempunyai kehidupan yang layak dan bertindak jujur serta menggunakan norma sopan santun dalam pergaulan sesama manusia. Butir-butir sila ke-dua adalah sebagai berikut:
1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antar sesama manusia.2. Saling mencintai sesama manusia.3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.4. Tidak bersikap semena-mena terhadap orang lain.5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.7. Berani membela kebenaran dan keadilan.8. Merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu perlu
mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.[7]
Makna dari sila ini diharapkan dapat mendorong seseorang untuk senantiasa menghormati harkat dan martabat oranglain sebagai pribadi dan anggota masyarakat. Dengan sikap ini diharapkan dapat menyadarkan bahwa dirinya merupakan makhluk sosial yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
Atas dasar sikap perikemanusiaan ini, maka bangsa Indonesia menghormati hak hidup bangsa lain menurut aspirasinya masing-masing. Dan menolak segala bentuk penjajahan di muka bumi ini. Hal itu dikarenakan berlawanan dengan nilai perikemanusiaan.[8]
2.4 Implementasi Sile ke-Dua dalam Kehidupan Masyarakat
Sesuai dengan butir-butir sila ke-dua yang telah diuraikan pada pembahasan diatas, sila perikemanusiaan ini memiliki makna yang sangat berarti sebagai landasan kehidupan manusia. Sila ini dijadikan sebagai pedoman bertingkah laku dalam masyarakat. Selain itu peri kemanusiaan adalah naluri manusia yang berkembang sejak lahir. Sama halnya dengan naluri manusia yang lain, seperti naluri suka berkumpul, naluri berkeluarga, dan lain-lain. Oleh karena peri kemanusiaan merupakan naluri, maka tidak mungkin manusia menghapuskannya. Dengan perasaan peri kemanusiaan itulah manusia dapat membentuk masyarakat yang penuh kasih sayang serta saling menghormati diantara anggota-anggotanya.
Oleh karena itu tepatlah rumusan sila kemanusiaan yang adil dan beradab masuk dalam falsafah Pancasila. Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam sila ini membentuk watak
bangsa kita menjadi bangsa yang lemah lembut, sopan santun, tengang rasa, saling mencintai, bergotong royong dalam kebaikan, dan lain sebagainya.
Sehubungan dengan hal tersebut maka pengamalannya adalah sebagai berikut:
1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antara sesama manusia. Butir ini menghendaki bahwa setiap manusia mempunyai martabat, sehingga tidak boleh melecehkan manusia yang lain, atau menghalangi manusia lain untuk hidup secara layak, serta menghormati kepunyaan atau milik (harta, sifat dan karakter) orang lain.[9]
2. Saling mencintai sesama manusia. Kata cinta menghendaki adanya suatu keinginan yang sangat besar untuk memperoleh sesuatu dan rasa untuk memiliki dan kalau perlu pengorbanan untuk mempertahankannya.[10] Dengan perasaan cinta pula manusia dapat mempergiat hubungan social seperti kerjasama, gotong royong, dan solidaritas. Dengan rasa cinta kasih itu pula orang akan berbuat ikhlas, saling membesarkan hati, saling berlaku setia dan jujur, saling menghargai harkat dan derajat satu sama lain.[11]
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa. Sikap ini menghendaki adanya usaha dan kemauan dari setiap manusia Indonesia untuk menghargai dan menghormati perasaan orang lain.[12] Harusnya dalam bertingkah laku baik lisan maupun perbuatan kepada orang lain, hendaknya diukur dengan diri kita sendiri; bilamana kita tidak senang disakiti hatinya, maka janganlah kita menyakiti orang lain. Sikap tenggang rasa juga dapat kita wujudkan dalam toleransi dalam beragama.[13]
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain. Semena-mena berarti sewenang-wenang, berat sebelah, dan tidak berimbang. Oleh sebab itu butir ini menghendaki, perilaku setiap manusia terhadap orang tidak boleh sewenang-wenang, harus menjunjung tinggi hak dan kewajiban.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Setiap warga Negara harus menjunjung tinggi dan melaksanakan nilai-nilai kemanusiaan dengan baik, seperti:
i. Mengakui adanya masyarakat yang bersifat majemuk
ii. Melakukan musyawarah dengan dasar kesadaran dan kedewasaan untuk menerima kompromi
iii. Melakukan sesuatu dengan pertimbangan moral dan ketentuan agama
iv. Melakukan sesuatu dengan jujur dan kompetisi yang sehat
v. Memerhatikan kehidupan yang layak antar sesama
vi. Melakukan kerja sama dengan iktikad baik dan tidak curang[14]
1. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan diartikan gemar melakukan kegiatan kemanusiaan sehingga setiap manusia dapat hidup layak, bebas, dan aman. Kegiatan ini dapat di lakukan seperti kegiatan donor darah, memberikan santunan anak yatim piatu, orang yang tertimpa musibah dan orang yang tidak mampu.
2. Berani membela kebenaran dan keadilan. Butir ini menghendaki manusia Indonesia untuk mempunyai hati yang mantap dan percaya diri dalam menegakkan kebenaran dan keadilan.
3. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu di kembangkan sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain. Butir ini menganjurkan untuk saling menghormati, sikap saling menghormati ini dapat di lakukan dengan menghormati kedaulatan suatu bangsa dan menjalin kerja sama yang menguntungkan.[15]
Selain itu penjelmaan Pancasila ke dalam hukum Negara kita tertuang dalam Undang-Undang Dasar’45 pasal 27 tentang Warga Negara dan Penduduk, pasal 28 A-J tentang HAM, dan pasal 31 ayat 1 tentang pendidikan.[16]
Sebagai salah satu contoh nyata dari pelanggaran yang pernah terjadi di Indonesia adalah pada masa kepemimpinan Soeharto, pada saat itu setiap orang atau kelompok yang tidak sependapat dengan Soeharto akan dibunuh secara diam-diam. Tindakan ini sangat tidak manusiawi, karena sampai sekarang jasad mereka tidak pernah diketahui dimana dan alasan mereka dihilangkan nyawanya sangat tidak jelas. Hal yang sangat terlihat jelas adalah pelanggaran dalam kebebasan berpendapat juga masalah hak hidup yang notaben-nya adalah hak dasar seorang manusia untuk hidup. Dan pada saat itu Indonesia sudah menganut ideologi Pancasila, itu berarti pada masa kepemimpinan Soeharto terjadi penyimpangan pada sila kedua Pancasila.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Secara umum Pancasila merupakan hal yang fundamental dalam menentukan kehidupan di Indonesia, terutama pada sila ke-dua yang mengatur tentang bagaimana cara hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sila ke-dua ini memiliki pengertian sebagai pandangan dunia, pandangan hidup, pegangan hidup, pedoman hidup, dan petunjuk hidup. Pancasila sebagai pegangan hidup yang merupakan pandangan hidup bangsa, penjelmaan falsafah hidup bangsa, dalam pelaksanaan hidup sehari-hari tidak boleh bertentangan dengan norma-norma agama, norma-norma kesusilaan, norma-norma sopan santun, dan tidak bertentangan dengan norma-norma hukum yang berlaku. Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam sila ini membentuk watak bangsa kita menjadi bangsa yang lemah lembut, sopan santun, tengang rasa, saling mencintai, bergotong royong dalam kebaikan, dan lain sebagainya. Untuk itu, rumusan sila kemanusiaan yang adil dan beradab masuk dalam falsafah Pancasila.
Pada hakikatnya manusia memiliki unsur-unsur yang isinya merupakan susunan kodrat manusia, sifat kodrat manusia, dan kedudukan kodrat manusia. Sila kedua Pancasila
mengandung makna warga Negara Indonesia mengakui adanya manusia yang bermartabat, memperlakukan manusia secara adil dan beradab di mana manusia memiliki daya cipta, rasa, dan karsa. Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam sila ini membentuk watak bangsa kita menjadi bangsa yang lemah lembut, sopan santun, tengang rasa, saling mencintai, bergotong royong dalam kebaikan, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Atut saksono. (2007). Pancasila Soekarno. Yogyakarta: CV Urna Cipta Media Jaya.
Darji Darmo Diharjo, dkk. (1991). Santiaji Pancasila. Surabaya: Usana Offset Printing.
Herman, dkk. (1986). Panorama Jiwa dan Kepribadian Bangsa PANCASILA. Jakarta: CV Indrajaya.
Kaelan. (1993). Filsafat Pancasila.Yogyakarta: Paradigma.
Muzayin, (1990). Ideologi Pancasila. Jakarta: Golden Terayon Press.
Notonagoro. –. Pancasila Secara Ilmiah Populer.–:Bumi Aksara
Rukiyati, dkk. (2008). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: UNY Press.
Soekarno. (1964). Tjamkan Pantjasila. Djakarta:– hal 121.
Sri Janti, dkk. (2008). Etika Berwarganegara. Jakarta: Salemba Empat.
[1] Sri Janti, dkk. 2008.Etika Berwarganegara.Salemba Empat: Jakarta.Hal 22
[2] Darji Darmo Diharjo, dkk.1991.Santiaji Pancasila.Surabaya:Usana Offset Printing.hal.16-20.
[3] Atut saksono. 2007. Pancasila Soekarno. Yogyakarta: CV Urna Cipta Media Jaya. Hal 40.
[4] Soekarno. 1964. Tjamkan Pantjasila. Djakarta:– hal 121.
[5] Rukiyati, dkk. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: UNY Press. Hal 67-68.
[6] Drs. Kaelan. 1993. Filsafat Pancasila.Yogyakarta: Paradigma. Hal 104.
[7] Herman, dkk. 1986. Panorama Jiwa dan Kepribadian Bangsa PANCASILA. Jakarta: CV Indrajaya. Hal 94.
[8] Prof.H.Muzayin, 1990. Ideologi Pancasila. Jakarta: Golden Terayon Press. Hal 38-39.
[9] Sri Janti,dkk. 2008. Etika berwarga Negara. Jakarta: Salemba Empat. Hal 26-28.
[10] Ibid. hal 28.
[11] Prof. H. Muzayin, ibid. hal 40.
[12] Sri Janti,dkk. ibid. hal
[13] Prof. H. Muyazin. ibid. hal 40.
[14] Sri Janti,dkk. ibid. hal
[15] Ibid, Hal 26-28.
[16] Prof. Notonagoro. –. Pancasila Secara Ilmiah Populer.–:Bumi Aksara. Hal 206.
Asriati Dwi, 19 agustus 21:47 https://asriatisetya.wordpress.com/2013/02/28/implementasi-
pancasila-sila-ke-dua/
Jumat, 11 Oktober 2013
CONTOH MAKALAH PANCASILA TENTANG PENERAPAN PANCASILA DIMASYARAKAT DAN KAMPUS
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAHSudah bertahun-tahun pancasila ditetapkan sebagai dasar negara kesatuan RI, Pandangan
hidup bangsa Indonesia, Filsafat bangsa dan sendi kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu Tidak diragukan lagi peran pancasila di negara kita ini yaitu Indonesia. Untuk itu penerapan sila-sila dalam Pancasila suatu hal yang wajib dilakukan bagi tiap-tiap warga negara.
Namun, saat ini penerapan Pancasila hanya menjadi teori di kampus bahkan masyarakat pun hanya mengetahui bunyi butir pancasila tanpa mengetahui makna yang terkandung didalamnya. Pancasila hanya dijadikan suatu simbol tanpa ada tindakan nyata bagi terciptanya masyarakat yang berbangsa dan bernegara. Mahasiswa yang merupakan pejuang perubahan pengamalan pancasila yang lebih baik yang seharusnya menggerakkan penerapan, pancasila kini mulai hilang semangatnya.
Atas ilustrasi tersebut, dalam pembahasan tentang pancasila ini diharapkan dapat menemukan atau memberikan contoh apasaja sikap yang dapat kita lakukan sesuai nilai pancasila.
B. RUMUSAN MASALAH1. Apakah pengertian nilai Pancasila itu?
2. Nilai – nilai apa sajakah yang terdapat dalam Pancasila?
C. TUJUAN PENULISAN1. Penulis ingin mengetahui bagaimana penerapan pancasila di masyarakat dan kampus2. Penulis ingin mendalami tiap butir pancasila3. Untuk memenuhi tugas akhir kuliah pancasila
BAB IIPEMBAHASAN
A. Pengertian Pancasila
Pancasila artinya lima dasar atau lima asas yaitu nama dari dasar negara kita, Negara Republik Indonesia. Pancasila sendiri di tetapkan menjadi dasar negara kita sejak 18 agustus 1994. Sebagai nilai-nilai bernegara,berpemerintahan, dan bermasyarakat. Hal ini berarti bahwa semua tingkah laku dan tindakan pembuatan harus dijiwai dan merupakan pencatatan dari semua sila Pancasila.
B. Nilai-nilai pancasila
1) Sila Katuhanan Yang Maha Esa Bangasa Indonesia adalah bangsa yang beragama. Bangsa menyatakan percaya dan bertagwa
kepada Tuhan YME. Memberikan kebebasan dalam memilih agama sesuai asas kemanusiaan.
Sila ke-1 yaitu Sila Katuhanan Yang Maha Esa mengandung empatmakna, yaitu:
1. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan Agama dan kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina kerukunan hidup.
2. Hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina kerukunan hidup.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dankepercayanya.
4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
2) Sila kemanusian Yang Adil dan Beradab Kemanusiaan yang adil dan beradab menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, hak dan
kewajiban serta kesamaan derajat antar masyarakat sehingga tercipta sikap saling menghormati,menghargai dan tenggang rasa.
Sila ke-2 yaitu Sila kemanusian Yang Adil dan Beradab mengandung tujuh makna, yaitu:
1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban sesame2. Saling mencintai sesama manusia3. Mengembangkan tenggang rasa4. Tidak semena-mena teerhadap orang lain5. Menjunjung tinggi kemanusiaan6. Berani membela keadilan7. Hormat menghormati dengan bangsa lain
3) Sila Persatuan Indonesia Dengan sila persatuan Indonesia, yang dikembangkan atas dasar Bhineka Tunggal Ika menjunjung
nilai persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan.Persatuan. Sehingga rakyat Indonesia yang bersatu saling merangkul menciptakan kehidupan yang nyaman dan tentram.
Sila ke-3 yaitu Sila Persatuan Indonesia mengandung lima makna, yaitu:1. Memajukan pergaulan demi persatuan2. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa Negara diatas
kepentingan pribadi/golongan3. Rela beerkorban4. Cinta tanah air5. Bangga sebagai bangsa yang bertanah air
4) Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan Butir sila yang mengandung makna bahwa kita sebagai rakyat Indonesia diharuskan
melaksanakan musyawarah dalam menyelesaikan masalah dan dalam pengambilan keputusan dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjungjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
Sila ke-4 yaitu Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan mengandung tujuh makna, yaitu:
1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama4. Musyawarah untuk mufakat dalam semangat kekeluargaan5. Itikat baik untuk menerima dan melaksanakan hasil musyawarah6. Musyawarah dengan akal sehat7. Keputusan harus dapat dipertanggung jawabkan kepada Tuhan
5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Dalam butir ini dijelaskan adanya sikap adil antara sesama, saling kesinambungan antar hak dan
kewajiban dan menghormati hak setiap orang yang ada disekitar kita. Sila ke-5 yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung sebelasmakna, yaitu
1. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong-royong.
2. Bersikap adil.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak-hak orang lain.
5. Suka memberipertolongan kepada orang lain.
6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak bergaya hidup mewah.
8. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
9. Suka bekerja keras.
10. Menghargai hasil karya orang lain.
11. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan social
C. Implementasi Pancasila dilingkungan Kampus dan Masyarakat1. Sila Katuhanan Yang Maha Esa
Implementasi di kampusa. UKM ( Unit Kegiatan Mahasiswa) yang menjadi wadah berkumpulnya mahasiswa yang berbeda latar
belakang suku, ras, budaya dan agama. Misalnya saja perkumpulan mahasiswa Budha, Kristen, Katolik, Protestan, Islam dan Hindhu.
b. Jam-jam pembelajaran kuliah yang di buat tidak mengganggu dalam melaksanakan ibadahc. Adanya mata kuliah agama yang dijadikan mata kuliah wajib untuk mahasiswaImplementasi di masyarakat
a. Pengadaan pengajian secara berkala dan berkesinambunganb. Meberikan kebebasan setiap orang memeluk agama sesuai kepercayaannya2. Sila kemanusian Yang Adil dan Beradab
Implementasi di kampus
a. Dalam penerimaan mahasiswa baru tidak adanya perbedaan antara yang mampu dan kurang mampu.
b. Pemberian kebebasan dalam memilih jurusanc. Tidak berbuat seenaknya sendiri kepada mahasiswa laind. Mendapatkan hak wisuda jika sudah memenuhi semua persyaratan yang berlakue. Melaksanakan kewajiban untuk selalu masuk kuliah dan mengumpulkan tugas yang diberikanImplementasi di masyarakat
a. Adanya undang-undang perlindungan anak jika ada anak melakukan pelanggaran beratb. Saling hormat menghormati antara wargac. Tidak membedakan teman pergauland. Menjenguk tetangga yang sedang sakit
3. Sila Persatuan Indonesia Implementasi di kampus
a. Adanya komunitas antara alumni sehingga tetap ada jalinan komunikasib. Adanya momen upacara bendera di hari-hari besar negarac. Tidak saling bermusuhan antara mahasiswad. Saling bertukar informasi antar mahasiswa universitas laine. Menjaga nama baik kampusImplementasi di masyarakat
a. Adanya acara arisan RTb. Sikap kebersamaan, menghargai antar masyarakatc. Mengibarkan sang merah putih saat tujuh belas agustus
d. Bekerja sebagai polisi yang menjaga, melayani dan mengayomi masyarakat
4. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan Implementasi di kampus
a. Dalam pemilihan ketua pada setiap ukm dilakukan dengan musyawarahb. Menghargai pendapat teman saat berdiskusi suatu masalahc. Tidak egois jika pendapatnya tidak diterimad. Menjalin suasana kekeluargaan dalam mengerjakan tugas diskusi
Implementasi di masyarakata. Diadakannya musyawarah dalam pemilihan ketua RT maupun RWb. Melakukan musyawarah warga dusun yang berbeda untuk menyelesaikan suatu kesalah pahaman
5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Implementasi di kampus
a. Membantu teman yang belum paham tentang materi kuliahb. Memakai baju sewajarnya sesuai tata tertib kampusc. Bekerja keras dalam mencapai cita-citad. Menghargai sebuah aplikasi yang diciptakan temanImplementasi di masyarakata. Memberikan sedekahb. Membantu tetangga yang sedang tertimpa musibahc. Menjaga fasilitas umum
d. Hidup sederhana walau termasuk orang yang berkecukupan
D. Implementasi yang Telah Terlaksana di Kampus dan Masyarakat1. Sila Katuhanan Yang Maha Esaa. Menghormati teman yang beribadah menurut agamanya masing-masingb. Ikut serta dalam UKM yang nenjadi wadah berkumpulnya mahasiswa beda agamac. Sikap tenggang rasad. Menaati tata tertib kampuse. Beribadah tepat waktu
2. Sila kemanusian Yang Adil dan Beradaba. Menolong orang kecelakaanb. Tidak membeda-bedakan teman dalam bergaulc. Terlibat dalam organisasi kemanusiaand. Menjenguk teman yang sedang sakit
3. Sila Persatuan Indonesia a. Rasa bangga sebagai warga Indonesiab. Hidup rukun tanpa permusuhanc. Ikut melaksanakan upacara bendera
4. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilana. Ikut serta dalam pemilub. Menyelesaikan suatu masalah dengan musyawarahc. Tidak memaksakan kehendak
5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a. Berkontribusi dalam gotong royong membersihkan desab. Bergaya hidup sederhanac. Menjaga fasilitas kampus
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas ,penulis dapat menyimpulkan makalah sebagai berikut:
1. Pancasila merupakan landasan atau tolak ukur dalam pengambilan sikap dan keputusan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Adanya nilai moral yang terkandung di setiap butir pancasila yang bersifat universal
3. Menerapkan dan mengimplementasikan pancasila dalam kehidupan sehari-hari agar mendarah daging
dan merupakan ciri bangsa Indonesia
B. Saran
Berdasarkan uraian diatas dan pengamatan secara langsung, penulis ingin memberikan saran-saran sebagai berikut: Bahwasannya kita sebagai mahasiswa harus dapat menjalankan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila tidak hanya teoristis tetapi harus ada bukti nyata yang kita lakukan untuk masyarakat untuk kehidupan berbangsa dan bernegara dan dalam mengamalkan nilai-nilai pancasila haruslah didasari dengan niat pada diri individu masing-masing
http://miftadwi53.blogspot.com/2013/10/contoh-makalah-pancasila-tentang.html 19 agustus
21:58
pdf http://research.amikom.ac.id/index.php/STI/article/viewFile/6813/4672 22:01 19 agustus