RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI...

44
RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL YANG DIBERI VAKSIN INAKTIF WHOLE CELL Aeromonas salmonicida Skripsi Oleh SYOHIBAHTTUL ISLAMIYAH BAHAR FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Transcript of RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI...

Page 1: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio)

MELALUI IMUNITAS MATERNAL YANG DIBERI VAKSIN INAKTIF

WHOLE CELL Aeromonas salmonicida

Skripsi

Oleh

SYOHIBAHTTUL ISLAMIYAH BAHAR

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 2: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

ABSTRAK

RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio)

MELALUI IMUNITAS MATERNAL YANG DIBERI VAKSIN INAKTIF

WHOLE CELL Aeromonas salmonicida

OLEH

SYOHIBAHTTUL ISLAMIYAH BAHAR

Aeromonas salmonicida merupakan bakteri spesifik yang dapat menyebabkan

penyakit infeksi dan kematian pada ikan mas (Cyprinus carpio) saat stadia larva.

Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian vaksin, namun pemberian vaksin

hanya dapat diberikan pada benih berumur lebih dari 3 minggu. Vaksinasi

indukan perlu dilakukan untuk meningkatkan sistem imun larva dengan cara

pemberian vaksin inaktif whole cell A. salmonicida pada indukan yang siap

memijah. Tujuan dari pemberian vaksin yaitu untuk mengetahui efektivitas

pemberian vaksin terhadap uji titer antibodi induk dan larva, serta Survival Rate

(SR) dan Relative Percent Survival (RPS) larva. Penelitian ini dilakukan dengan

Rancangan Acak Lengkap, 4 perlakuan A (kontrol); B (0,3 ml/kg ikan); C (0,4

ml/kg ikan); D (0,5 ml/kg ikan) dan 3 kali ulangan. Hasil uji titer antibodi

menunjukan bahwa dosis 0,3 ml/kg ikan mampu memberikan reaksi aglutinasi

hingga pengenceran 64x pada indukan, dan dosis vaksin 0,4ml pada indukan

mampu memberikan reaksi aglutinasi pada larva hingga pengenceran 32x. SR

larva pada perlakuan tanpa vaksinasi jauh lebih rendah dari pada perlakuan

dengan vaksinasi. Dosis 0,4 ml/kg ikan menghasilkan SR dan RPS tertinggi yaitu

96,11% dan 81,25%. Gejala kemerahan pada larva kontrol terlihat menyebar

diseluruh tubuh sedangkan pada larva dengan perlakuan vaksin hanya dibagian

tubuh tertentu.

Kata kunci: Vaksin, imunitas maternal, tingkat kelangsungan hidup, tingkat

kelangsungan hidup relatif, titer antibodi

Page 3: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

ABSTRACT

SPECIFIC IMMUNE RESPONSE OF COMMON CARP (Cyprinus carpio)

LARVAE THROUGHT MATERNAL IMMUNITY WITH

ADMINITSTRATION OF INACTIVE WHOLE OFF CELL VACCINE

Aeromonas salmonicida

By

SYOHIBAHTTUL ISLAMIYAH BAHAR

Aeromonas salmonicida is a specific bacterium that can cause infections and death

to the common carp (Cyprinus carpio) during larval stage. Prevention can be done

with the administration of the vaccine, but the vaccine can only be given to the

seed over the age of 3 weeks. Maternal vaccination needs to be done to improve

the immune system of the larvae by means of inactivated whole cell vaccine A.

salmonicida on broodstock ready to spawn. Vaccine the administration aims to

determine the effectiveness of vaccines on breeders carp to the parent antibody

titer test and larvae, as well Survival Rate (SR) and the Relative Percent Survival

(RPS) larvae. This research was conducted with a completely randomized design,

4 treatments A (control); B (0.3 ml/kg fish); C (0.4 ml/kg fish); D (0.5 ml/kg fish)

and 3 repetitions. The results showed that the antibody titer of 0.3 ml/kg fish dose

capable of providing agglutination reaction to 64x dilution in broodstock, and

vaccine doses 0.4 ml/kg fish on broodstock able to give agglutination reaction to

the larvae until 32x dilution. A dose of 0.4 ml/kg fish resulted the highest SR and

RPS with 96.11% and 81.25% respectively. Clinical symptoms of redness in

control larvae was spread throughout the body whereas on the vaccine treatment

was only in certain body parts.

Keywords: Vaccine, maternal immunity, survival rate, relative percent survival,

antibody titer

Page 4: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio)

MELALUI IMUNITAS MATERNAL YANG DIBERI VAKSIN INAKTIF

WHOLE CELL Aeromonas salmonicida

Oleh

SYOHIBAHTTUL ISLAMIYAH BAHAR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA PERIKANAN

Pada

Jurusan Perikanan dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 5: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL
Page 6: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL
Page 7: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL
Page 8: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Mesuji, Lampung pada tanggal 25

Februari 1995 sebagai anak ke-1 dari pasangan Bapak M.

Bakri Yanpuhan dan Hariyati. Penulis telah menyelesaikan

jenjang pendidikan di Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK)

Yayasan Al-Qur’an Metro Lampung pada tahun 2000, SD Negeri 1 Suka Maju

pada tahun 2006, SMP Negeri 1 Simpang Pematang pada tahun 2009, dan SMA

Negeri 1 Tanjung Raya pada tahun 2012.

Penulis mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan

tinggi Negeri di Universitas Lampung, Fakultas Pertanian, Jurusan Budidaya

Perairan tahun 2012. Selama menempuh studi, penulis telah mengikuti magang

kerja laboratorium di Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan (LP2IL)

Serang, Banten pada tahun 2014, penulis dipercaya mendapatkan hibah PKM –P

dengan judul “Antibakteri Ekstrak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa Linn)

Terhadap Aeromonas Hydropilla Pada Ikan Lele (Clarias sp)” pada tahun

2014. Penulis melaksanakan praktik umum (PU) di PT. Centralpertiwi Bahari

(CPB) dengan judul Analisa “Food Safety (Mikrobiologi) Udang Litopanaeus

vannamei” di Laboratorium Animal Health Service (AHS) PT Centralpertiwi

Bahari Tulang Bawang pada tahun 2015, dan penulis melaksanakan kegiatan

Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 40 hari di Desa Kibang Yekti, Kabupaten

Tulang Bawang Barat pada tahun 2015.

Penulis pernah menjadi asisten praktikum pada mata kuliah Ikhtiologi pada tahun

2013-2014, Plankton dan Tanaman Air pada tahun 2014, dan Manajemen

Kesehatan Ikan pada tahun 2016. Penulis melakukan penelitian akhir pada bulan

juni-agustus 2016 di Laboratorium Budidaya Perikanan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung dan Balai Benih Ikan Sentra (BBIS) Purbolinggo Lampung

Timur dengan Judul “Respon Imun Spesifik Larva Ikan Mas (Cyprinus carpio)

melalui Imunitas Maternal yang diberi Vaksin Inaktif Whole Cell Aeromonas

salmonicida”.

Page 9: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

Ku Persembahkan Karya Ku Ini Untuk:

Bapak Dan Ibu ku

Yang tidak pernah berhenti mendukung dan memberikan doa untuk keberhasilan ku.

Adik ku satu-satunya, dan Keluarga Besar ku

Yang selalu memberikan dukungan dan semangat untuk keberhasilan ku

Sahabat-sahabat ku tercinta, dan teman –teman angkatan 2012 Budidaya Perairan, Unila yang selalu

memberikan kecerian, dukungan, semangat dan motivasi selama kuliah hingga mendapatkan gelar sarjana

perikanan.

“Tanpa Kalian Aku hanya Sebutir Mutiara di dalam Kerang

Berlumut”

(Cebong unyu, Ayu cantik, Weni imut, MB bro, Paul ulya, Desi dugong, Atik boncel, Heidy, Cung,

Culis, Puji pardi, Palupi, Docan, Ambar tuyul, Ayi, Denti, dan semuanya)

Ibu dan Bapak Dosen Jurusan Budidaya Perairan, Unila. Dan Almamater Tercinta Universitas Lampung

“Thank you for your gift of teaching with us”

(Special for Mrs Esti Harpeni, S.T., M.AppSc)

Diriku Sendiri “Nikmati, Jalani, Syukuri : be nice”

Page 10: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

TERIMAKASIH BALAI BENIH IKAN SENTRA (BBIS) PURBOLINGGO

[Partisipasi, kerja keras, motivasi, ilmu pengetahuan & pengalaman, keceriaan,

kekeluargaan, persahabatan, kasih sayang]

“Suatu kesempatan langka dan memang tidak salah jika dianggap adalah takdir yang

mempertemukan, berawal tidak saling mengenal dan akhirnya tinggal berbaur selama

kurang lebih 2 bulan bersama, tidak ada kata menyesal hanya ada kata rindu

dan ingin bersua kembali. Jangan lupa diri ini pernah singgah dan diri ini tidak

akan pernah lupa. Semua terkenang bahkan masih hangat terasa; Asrama, Indor, Kolam,

Lab, dan Bapak-Bapak kece yang sangat berjasa THANK YOU”

(Bapak Surib, Bapak Wayan, Bapak Udin, Bapak Adit, Bapak Parjo, Bapak Juwoto, Bapak

Umi, Bapak Zaenal, Bapak Harjo, Bapak Nto, Keluarga Besar Bapak Parjo, adik cantik ku

Lusiana dan si adik Kecil)

Page 11: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

KATA PENGANTAR

Mengucap syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunianya

yang sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Respon Imun

Spesifik Larva Ikan Mas (Cyprinus carpio) Melalui Imunitas Maternal yang diberi

Vaksin Inaktif Whole Cell Aeromonas salmonicida” yang merupakan salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Studi Budidaya Perairan,

Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

2. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., selaku ketua Jurusan Perikanan Dan

Kelauatan Universitas Lampung.

3. Bapak Limin Santoso, S.Pi., M.Si selaku ketua Program Studi Budidaya

Perairan Universitas Lampung.

4. Ibu Esti Harpeni, S.T., MAppSc selaku dosen pembimbing akademik serta

pembimbing utama, yang telah membimbing, memberi dukungan, saran

dan ilmu selama kuliah hingga proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Eko Efendi, S.T., M.Si selaku pembimbing dua yang telah

membimbing, memberi saran dan ilmu dalam proses penyelesaian skripsi

ini.

6. Bapak Deny Sapto Chondro Utomo, S.Pi., M.Si selaku pembahas yang

telah memberikan, motivasi, saran dan ilmu dalam perbaikan skripsi ini.

7. Almamater terncinta Universitas Lampung.

Bandar Lampung, Januari 2017

Penulis

Syohibahttul Islamiyah Bahar

Page 12: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ....................................................................................................... i

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. iii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vi

I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 2

1.3 Manfaat Penelitian ................................................................................... 2

1.4 Kerangkan Pemikiran ............................................................................... 3

1.5 Hipotesis ................................................................................................... 4

II. METODE PENELITIAN ........................................................................... 6

2.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 6

2.2 Alat dan Bahan Penelitian ........................................................................ 6

2.3 Rancangan Penelitian ............................................................................... 7

2.3.1 Persiapan Penelitian....................................................................... 7

a. Persiapan Alat dan Bahan ............................................................. 7

b. Persiapan Induk ............................................................................ 8

c. Persiapan Media Kultur dan Vaksin ............................................. 8

2.3.2 Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 9

a. Vaksinasi Induk ............................................................................ 9

b. Pemijahan dan Penetasan Telur .................................................... 9

c. Pengukuran Titer Antibodi ........................................................... 9

d. Uji tantang .................................................................................... 10

2.3.3 Rancangan Percobaan ................................................................... 10

2.3.4 Parameter Peneltian ...................................................................... 12

2.3.5 Analisis Data ................................................................................ 13

III. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 14

3.1 Vaksin dan Pemberian Vaksin ................................................................. 14

3.2 Uji titer Antibodi ...................................................................................... 14

3.3 Uji tantang Larva ...................................................................................... 18

IV. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 24

4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 24

4.2 Saran ......................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 4

2. Tata Letak Rancangan Penelitian .................................................................. 11

3. Tata Letak Pemeliharaan Larva .................................................................... 12

4. Hasil Uji Viabilitas ....................................................................................... 14

5. Hasil Titer Antibodi ...................................................................................... 15

6. Grafik Rataan Kelangsungan Hidup Larva Paca Uji Tantang Hari Ke-5

Pasca Penetasan dan Hari Ke-13 Pasca Penetasan ........................................ 19

7. Grafik Rataan Kelangsungan Hidup Relatif Larva Paca Uji Tantang Hari

Ke-5 Pasca Penetasan dan Hari Ke-13 Pasca Penetasan ............................... 19

8. Simulasi Microdulution plate 96 .................................................................. 35

9. Persiapan Serum Darah Induk dan Larva ..................................................... 36

10. Microdulution plate 96 ................................................................................. 36

11. Persiapan Uji Tantang ................................................................................... 38

Page 14: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Alat Penelitian ................................................................................................ 6

2. Bahan Penelitian ............................................................................................ 7

3. Nilai Titer Antibodi pada Indukan yang Divaksinasi dengan Dosis yang

Berbeda .......................................................................................................... 16

4. Analisa Uji t pada Titer Antibodi Induk dan Larva ...................................... 18

5. Gejala Klinis Pasca Uji Tantang ................................................................... 23

6. Kualitas Air selama Pemeliharaan Induk dan Larva ..................................... 21

7. Perbandingan Komposisi BaCl2 dan H2SO4 1% dalam Mc.Farland ............. 30

8. Standard Mc.Farland ..................................................................................... 31

9. Padat Tebar Larva Pada Uji Tantang ............................................................ 37

10. Perhitungan Uji t Titer Antibodi pada Induk antara Perlakuan A dan B ....... 40

11. Hasil Analisis Uji t Titer Antibodi pada Induk antara Perlakuan A dan B .... 40 12. Perhitungan Uji t Titer Antibodi pada Induk antara Perlakuan A dan C ....... 41 13. Hasil Analisis Uji t Titer Antibodi pada Induk antara Perlakuan A dan C .... 41 14. Perhitungan Uji t Titer Antibodi pada Induk antara Perlakuan B dan A ....... 41

15. Hasil Analisis Uji t Titer Antibodi pada Induk antara Perlakuan B dan A ... 41 16. Perhitungan Uji t Titer Antibodi pada Induk antara Perlakuan B dan C ....... 41 17. Hasil Analisis Uji t Titer Antibodi pada Induk antara Perlakuan B dan C ... 42 18. Perhitungan Uji t Titer Antibodi pada Induk antara Perlakuan B dan D ...... 42

19. Hasil Analisis Uji t Titer Antibodi pada Induk antara Perlakuan B dan D ... 42 20. Perhitungan Uji t Titer Antibodi pada Induk antara Perlakuan C dan A ...... 42

21. Hasil Analisis Uji t Titer Antibodi pada Induk antara Perlakuan C dan A ... 42 22. Perhitungan Uji t Titer Antibodi pada Induk antara Perlakuan C dan B ...... 43

23. Hasil Analisis Uji t Titer Antibodi pada Induk antara Perlakuan C dan B ... 43 24. Perhitungan Uji t Titer Antibodi pada Induk antara Perlakuan C dan D ....... 43 25. Hasil Analisis Uji t Titer Antibodi pada Induk antara Perlakuan C dan D ... 43 26. Perhitungan Uji t Titer Antibodi pada Induk antara Perlakuan D dan B ...... 43

27. Hasil Analisis Uji t Titer Antibodi pada Induk antara Perlakuan D dan B ... 44 28. Perhitungan Uji t Titer Antibodi pada Induk antara Perlakuan D dan C ....... 44 29. Hasil Analisis Uji t Titer Antibodi pada Induk antara Perlakuan D dan C ... 44 30. Perhitungan Uji t Titer Antibodi pada Larva antara Perlakuan A dan B ....... 45 31. Hasil Analisis Uji t Titer Antibodi pada Larva antara Perlakuan A dan B ... 45 32. Perhitungan Uji t Titer Antibodi pada Larva antara Perlakuan A dan C ....... 45 33. Hasil Analisis Uji t Titer Antibodi pada Larva antara Perlakuan A dan C ... 45 34. Perhitungan Uji t Titer Antibodi pada Larva antara Perlakuan B dan A ....... 45

35. Hasil Analisis Uji t Titer Antibodi pada Larva antara Perlakuan B dan A ... 46 36. Perhitungan Uji t Titer Antibodi pada Larva antara Perlakuan B dan C ....... 46 37. Hasil Analisis Uji t Titer Antibodi pada Larva antara Perlakuan B dan C ... 46 38. Perhitungan Uji t Titer Antibodi pada Larva antara Perlakuan C dan A ...... 46

39. Hasil Analisis Uji t Titer Antibodi pada Larva antara Perlakuan C dan A ... 46 40. Perhitungan Uji t Titer Antibodi pada Larva antara Perlakuan C dan B ...... 47

Page 15: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

41. Hasil Analisis Uji t Titer Antibodi pada Larva antara Perlakuan C dan B ... 47 42. Perhitungan Uji t Titer Antibodi pada Larva antara Perlakuan C dan D ....... 47

43. Hasil Analisis Uji t Titer Antibodi pada Larva antara Perlakuan C dan D ... 47 44. Perhitungan Uji t Titer Antibodi pada Larva antara Perlakuan D dan B ....... 47 45. Hasil Analisis Uji t Titer Antibodi pada Larva antara Perlakuan D dan B ... 48 46. Perhitungan Uji t Titer Antibodi pada Larva antara Perlakuan D dan C ....... 48 47. Hasil Analisis Uji t Titer Antibodi pada Larva antara Perlakuan D dan C ... 48 48. Ringkasan Hasil Analisis Uji t pada Titer Antibodi Induk dan Larva .......... 48 49. Perhitugan Uji Normalitas Lilifore pada Kelangsungan Hidup Larva

setelah Diuji Tantang pada Hari Ke-5 Pasca Menetas .................................. 50 50. Perhitugan Uji Homogenitas Bartlett pada Kelangsungan Hidup Larva

setelah Diuji Tantang pada Hari Ke-5 Pasca Menetas .................................. 51 51. Hasil Analisis Uji Homogenitas Bartlett pada Kelangsungan Hidup Larva

setelah Diuji Tantang pada Hari Ke-5 Pasca Menetas .................................. 52 52. Hasil Pengamatan Kelangsungan Hidup Larva setelah Diuji Tantang

pada Hari Ke-5 Pasca Menetas ..................................................................... 52 53. Sidik Ragam Kelangsungan Hidup Larva setelah Diuji Tantang pada Hari

Ke-5 Pasca Menetas ...................................................................................... 52 54. Perhitungan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada Kelangsungan Hidup

Larva setelah Diuji Tantang pada Hari Ke-5 Pasca Menetas ................ 53 55. Hasil Analisis Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada Kelangsungan

Hidup Larva setelah Diuji Tantan pada Hari Ke-5 Pasca Menetas .............. 53 56. Perhitugan Uji Normalitas Lilifore pada Kelangsungan Hidup Larva

setelah Diuji Tantang pada Hari Ke-13 Pasca Menetas ................................ 55 57. Perhitugan Uji Homogenitas Bartlett pada Kelangsungan Hidup Larva

setelah Diuji Tantang pada Hari Ke-13 Pasca Menetas ................................ 55 58. Hasil Analisis Uji Homogenitas Bartlett pada Kelangsungan Hidup Larva

setelah Diuji Tantang pada Hari Ke-13 Pasca Menetas ................................ 56 59. Hasil Pengamatan Kelangsungan Hidup Larva setelah Diuji Tantang

pada Hari Ke-13 Pasca Menetas ................................................................... 56 60. Sidik Ragam Kelangsungan Hidup Larva setelah Diuji Tantang pada Hari

Ke-13 Pasca Menetas .................................................................................... 56 61. Perhitugan Uji Normalitas Lilifore pada Kelangsungan Hidup Relatif

Larva setelah Diuji Tantang pada Hari Ke-5 Pasca Menetas ........................ 58 62. Perhitugan Uji Homogenitas Bartlett pada Kelangsungan Hidup Relatif

Larva setelah Diuji Tantang pada Hari Ke-5 Pasca Menetas ................ 59 63. Hasil Analisis Uji Homogenitas Bartlett pada Kelangsungan Hidup

Relatif Larva setelah Diuji Tantang pada Hari Ke-5 Pasca Menetas ..... 59 64. Hasil Pengamatan Kelangsungan Hidup Relatif Larva setelah Diuji

Tantang pada Hari Ke-5 Pasca Menetas ....................................................... 60 65. Sidik Ragam Kelangsungan Hidup Relatif Larva setelah Diuji Tantang

pada Hari Ke-5 Pasca Menetas ..................................................................... 60 66. Perhitugan Uji Normalitas Lilifore pada Kelangsungan Hidup Relatif

Larva setelah Diuji Tantang pada Hari Ke-13 Pasca Menetas ...................... 62 67. Perhitugan Uji Homogenitas Bartlett pada Kelangsungan Hidup Relatif

Larva setelah Diuji Tantang pada Hari Ke-13 Pasca Menetas .............. 63

iv

Page 16: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

68. Hasil Analisis Uji Homogenitas Bartlett pada Kelangsungan Hidup

Relatif Larva setelah Diuji Tantang pada Hari Ke-13 Pasca Menetas ... 63 69. Hasil Pengamatan Kelangsungan Hidup Relatif Larva setelah Diuji

Tantang pada Hari Ke-13 Pasca Menetas ..................................................... 64 70. Sidik Ragam Kelangsungan Hidup Relatif Larva setelah Diuji Tantang

pada Hari Ke-13 Pasca Menetas ................................................................... 64

v

Page 17: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Roadmap Penelitian ....................................................................................... 28

2. Prosedur Pembuatan Vaksin inaktif Aeromonas salmonicida

menggunakan formalin 1,5% ......................................................................... 29

3. Prosedur Vaksinasi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio) ................................ 33

4. Prosedur Uji Titer Antibodi Pada Induk dan Larva ...................................... 34

5. Prosedur Uji Tantang .................................................................................... 37

6. Gejala Klinis Larva Ikan Mas (C. carpio) yang Diuji Tantang dengan

Bakteri A. salmonicida .................................................................................. 39

7. Analisis Statistik Hasil Uji Titer Antibodi Induk ......................................... 40

8. Analisis Statistik Hasil Uji Titer Antibodi Larva ......................................... 45

9. Analisis Statistika Kelangsungan Hidup Larva setelah Diuji Tantang

pada Hari Ke-5 Pasca Menetas ...................................................................... 49

10. Analisis Statistika Kelangsungan Hidup Larva setelah Diuji Tantang

pada Hari Ke-13 Pasca Menetas ................................................................... 54

11. Analisis Statistika Kelangsungan Hidup Relatif Larva setelah Diuji

Tantang pada Hari Ke-5 Pasca Menetas ....................................................... 57

12. Analisis Statistika Kelangsungan Hidup Relatif Larva setelah Diuji

Tantang pada Hari Ke-13 Pasca Menetas ..................................................... 61

13. Alat dan Bahan .............................................................................................. 65

Page 18: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit infeksi pada ikan mas mulai mewabah tahun 2001 di Jawa Barat

yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas sp. seperti Aeromonas salmonicida.

Bakteri ini merupakan penyebab penyakit infeksi pada ikan-ikan salmonid yaitu

penyakit furunculosis yang ditandai dengan munculnya hemoragi, luka berbentuk

cekungan, mata menonjol dan warna tubuh menjadi gelap (Bernoth et al., 1997),

namun laporan lain menunjukkan bahwa terdapat gejala infeksi bakteri A.

salmonicida pada ikan–ikan cyprinid, yaitu penyakit carperytrodermatitis

(Irianto, 2005). Ikan yang terserang penyakit ini akan mengalami pendarahan pada

bagian tubuh seperti dada, perut dan pangkal sirip, serta dapat menular dan dapat

menyebabkan kematian pada ikan budidaya (Austin et al., 2007).

Penggunaan obat-obatan yang kadang tidak sesuai dengan dosis dapat

menyebabkan dampak negatif seperti timbulnya resistensi pada bakteri, adanya

residu dalam tubuh ikan, menyebabkan pencemaran, bahkan dapat menyebabkan

penolakan ekspor oleh negara lain. Salah satu upaya pencegahan yang dapat

dilakukan yaitu dengan pemberian vaksin (vaksinasi) (Astuti, 2015).

Vaksin adalah satu antigen yang biasanya berasal dari suatu jasad patogen

yang telah dilemahkan atau dimatikan untuk meningkatkan ketahanan (kekebalan)

ikan atau menimbulkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit tertentu.

Vaksinasi merupakan proses pemberian vaksin ke dalam tubuh hewan (termasuk

ikan) agar memiliki ketahanan terhadap serangan penyakit. Salah satu tujuan

vaksinasi adalah untuk meningkatkan antibodi spesifik. Peningkatan antibodi

tidak saja akan meningkatkan kemampuan pertahanan humoral tetapi juga

pertahanan seluler. Respon humoral merupakan respon yang bersifat spesifik

dilakukan oleh suatu substansi yang dikenal sebagai antibodi atau imunoglobulin,

sedangkan respon seluler ikan bersifat non spesifik dilakukan oleh cell mediated

immunity (Alifuddin, 2002; Soeripto, 2002).

Vaksin dapat diberikan sejak dini yaitu pada umur ikan minimal 3 minggu

setelah menetas. (Tatang, 2014) menyatakan bahwa karena pada umur kurang dari

Page 19: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

2

3 minggu, organ-organ yang berperan dalam sistem pembentukan antibodi belum

sempurna. Organ-organ yang terlibat dalam sistem kekebalan tubuh ikan meliputi

reticulo endothelial (ginjal bagian depan, thymus, limfa, dan hati), limfosit,

plasmosit dan fraksi serum protein tertentu. Dengan demikian bakteri patogen

dapat menginfeksi ikan pada stadia larva.

Infeksi pada larva dapat dicegah melalui pemberian vaksin inaktif Whole cell

A. salmonicida ke indukan yang siap memijah. Mor & Avtalion (1990)

menyatakan bahwa pada golongan tilapia aktivitas antibodi yang terdapat pada

embrio sama dengan induknya, sehingga dapat diasumsikan bahwa terdapat

imunitas bawaan dari induk ke larva yang dihasilkan. Pernyataan tersebut sesuai

dengan Davis et al., (2007) yang menyatakan bahwa vaksin yang disuntikkan ke

indukan akan masuk ke dalam tubuh melalui darah dan ditransfer ke hati yang

merupakan organ penting dalam pembentukan bakal kuning telur lalu terbawa ke

dalam oosit dan terjadi proses vitelogenesis (pembentukan kuning telur).

Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa pemberian vaksin pada indukan dapat

meningkatkan ketahanan tubuh benih ikan yang ditetaskan dengan SR mencapai

83% (Nur et al., 2004; Nur et al., 2006; Hadie et al., 2010)

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh pemberian vaksin inaktif whole cell A. salmonicida

pada induk ikan mas (Cyprinus carpio) dengan dosis yang berbeda

terhadap pembentukan titer antibodi pada induk dan larva.

2. Mengetahui pengaruh pemberian vaksin inaktif whole cell A. salmonicida

pada induk ikan mas (Cyprinus carpio) dengan dosis yang berbeda

terhadap Survival rate (SR) dan Relative percent survival (RPS) larva dari

hasil indukan yang divaksinasi

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai langkah awal dalam pengembangan

vaksin A. salmonicida serta diharapkan dapat memberi tambahan informasi ilmiah

Page 20: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

3

kepada pembudidaya ikan, serta pihak-pihak yang memerlukan tentang vaksinasi

ikan, khususnya pada ikan mas terhadap infeksi A. salmonicida.

1.4 Kerangka Pemikiran

Penyakit bakterial yang disebabkan oleh A. salmonicida masih menjadi

masalah bagi pembudidaya ikan mas. Penyakit ini dapat menular bahkan

menyebabkan kematian pada ikan budidaya, terutama golongan cyprinid (Irianto,

2005; Austin et al., 2007). Tatang (2014) menyatakan bahwa, pada umur kurang

dari 3 minggu, organ-organ yang berperan dalam sistem pembentukan antibodi

belum sempurna, sehingga patogen dengan mudah dapat menginfeksi benih ikan

mas.

Penggunaan obat-obatan saat ini sebagai metode pengobatan juga sudah tidak

dianjurkan karena menyebabkan dampak negatif seperti timbulnya resistensi pada

bakteri, adanya residu dalam tubuh ikan, menyebabkan pencemaran, bahkan dapat

menyebabkan penolakan ekspor oleh negara lain. Salah satu upaya pencegahan

yang dapat dilakukan yaitu dengan pemberian vaksin (vaksinasi) (Astuti, 2015).

Aplikasi pemberian vaksin inaktif whole cell A. salmonicida pada indukan

ikan mas yang sudah matang gonad pada tahap oosit primer dilakukan dalam

penelitian ini sebagai bentuk pencegahan awal agar larva memiliki kekebalan

spesifik bawaan dari induk yang divaksinasi (Gambar 1). Hal ini sesuai dengan

pendapat (Davis et al., 2007; Mor & Avtalion, 1990).

Respon imun spesifik dapat dilihat pada uji titer antibodi induk maupun larva.

Apabila terdapat reaksi antara antigen A. salmonicida dan antibodi (reaksi

aglutinasi) pada uji titer antibodi induk maka dapat dipastikan larva yang

dihasilkan juga memiliki imunitas spesifik sama dengan induknya. Respon

lainnya dapat diamati dari tingkat kelangsungan hidup dan tingkat kelangsungan

hidup relatif. Reaksi hasil uji dapat dilihat setelah uji tantang larva dengan bakteri

A. salmonicida. Gudkovs (1988) menjelaskan bahwa, tingkat kelangsungan hidup

(SR) rata-rata ikan yang baik berkisar 73,50 - 86,60 %. Sedangkan untuk RPS

yaitu > 60%.

Page 21: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

4

1.5 Hipotesis

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah :

Uji Titer Antibodi Induk dan Larva

H0 :µ1=µ2 Tidak ada perbedaan pengaruh pemberian dosis vaksin inaktif

whole cellA. Salmonicida yang berbeda pada induk ikan mas (C.

carpio) terhadap titer antibody pada induk dan larva.

H1 :µ1 ≠ µ2 Sedikitnya ada satu perlakuan pemberian dosis vaksin inaktif whole

cell A. salmonicida yang berbeda pada induk ikan mas (C. carpio)

yang berpengaruh terhadap peningkatan titer antibodi induk dan

larva

Uji Tantang Larva

H0 : Tidak ada perbedaan pengaruh pemberian dosis vaksin inaktif whole

cell A. salmonicida yang berbeda pada induk ikan mas (C. carpio)

terhadap SR dan RPS larva.

Pemberian vaksin inaktif A.salmonicida pada indukan ikan mas yang siap

memijah

Penurunan sifat kekebalan tubuh pada larva ikan mas

Penyakit bakterial A. salmonicida sering menyerang larva ikan mas

Peningkatan respon imun spesifik, SR dan RPS larva ikan mas

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Penanggulangan dengan obat-obatan dan bahan kimia tidak efektif

Page 22: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

5

H1 : Ada pengaruh setidaknya satu pemberian dosis vaksin inaktif whole

cell A. salmonicida pada induk ikan mas (C. carpio) terhadap SR

dan RPS larva.

Page 23: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

6

II. METODE PENELITIAN

2.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2016 bertempat di

Balai Benih Ikan Sentra (BBIS) Purbolinggo Lampung Timur sebagai lokasi

pemeliharaan induk, kegiatan vaksinasi, uji titer antibodi dan uji tantang larva.

Pembuatan vaksin dilakukan di Laboratorium Budidaya Perikanan, Jurusan

Perikanan dan Kelautan, Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian

Universitas Lampung. Alur kegiatan penelitian secara lengkap dapat dilihat pada

Lampiran 1.

2.2 Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan untuk mendukung penelitian ini,disajikan

pada (Tabel 1 dan Tabel 2):

Tabel 1.Alat Penelitian

No Alat Spesifikasi Alat Kuantitas

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

Kolam induk

Kolam pemijahan

Aquarium larva

Petridish

Tabung reaksi

Erlenmeyer

Bunsen

Autoklaf

Hot strirer plate

Alumunium foil

Timbangan digital

Inkubator

Refrigerator

LaminarAir flow

Bak

Aerator

Sentrifuge

Jarum ose

Spectofotometer

Kakaban

Spuit

Microdulution Plate 96

Kertas saring

Tabung eppendorf

Mikropipet

pH meter

DO meter

Termometer

- Induk betina: 1x1 m dengan hapa

- Induk jantan: kolam besar.

1x1 m

60cm x 80cm x 40cm

Diameter:120mm

Tinggi : 20mm

10ml

250ml

Spirtus

WISERCLAVE

STUART

Klin Pak 8m x 45m

EP 1200C

MEMMERT

FOC 2151

NUAIRE, Series 11

30 L

Air pump kit

aRotina35

-

Spectronik-20

Tali rapiah

26 G 1 ml

IWAKI

50cm

-

SOCOREX

-

-

-

12

2

12

12

10

10

3

2

1

1

2

1

1

1

1

4

4

1

2

1

12

30

4

1

30

1

1

1

1

Page 24: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

7

Tabel 2. Bahan Penelitian

No Bahan Spesifikasi Bahan Kuantitas

1

2

3

4

5

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

Induk Ikan Mas betina

Induk ikan mas jantan

Formalin

Media TSA (trypcase soy

agar)

Media TSB (tryptone soya

borth)

Aquades

Larutan PBS (phosphate

buffer saline)

Isolat Aeromonas salmonicida

Minyak cengkeh

Artemia sp

Pellet

Tissue

Karet

Plastik tahan panas

Kertas buram

PBSTween

** bobot induk 1100gr, panjang

tubuh ±30cm berumur ±18 bulan

** bobot induk 1000gr, panjang

tubuh ±22cm berumur ±18 bulan)

15%

Merck

Merck

-

-

*

Sumber herbal INT

-

7.8.2

Passeo

-

Plastic 20cm x 15cm

-

0,13 ml tween dalam 250 PBS

12 ekor

12 ekor

1 liter

10 cawan

10 tabung

7 liter

2 liter

1 isolat

-

40 gram

25 kg

3 gulung

200 gram

1 pak

1 pak (60 lembar)

20 ml * Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Lampung ** Balai Benih Ikan Sentra (BBIS) Purbolinggo

2.3 Rancangan Penelitian

2.3.1 Persiapan Penelitian

a. Persiapan Alat dan Bahan

Peralatan laboratorium yang digunakan dalam penelitian ini adalah cawan

petri, erlenmeyer, tabung reaksi, microtube, aquades, yang telah disterilisasi

dengan cara disusun rapi di dalam autoklaf dan disterilisasi pada suhu 121 ºC

selama 15 menit. Persiapan alat dan bahan lainnya berupa persiapan wadah

pemeliharaan induk dan larva. Wadah pemeliharaan induk betina berupa kolam

dengan ukuran 1x1 m sebanyak 12 kolam (4 perlakuan dan 3 ulangan). Proses

persiapan wadah terdiri dari pengeringan kolam, pemasangan hapa dan pengisian

air ± 60 cm. Wadah pemeliharaan larva yang baru menetas berupa akuarium

berukuran 80x40x60 cm. Proses persiapan wadah terdiri dari pencucian akuarium,

pengeringan, dan pengisian air setinggi ¾ dari total tinggi akuarium. Alat dan

bahan yang digunakan dalam penelitian secara lengkap dapat dilihat pada

Lampiran 13.

Page 25: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

8

b. Persiapan Induk

Induk yang digunakan adalah indukan ikan mas, sebanyak 12 pasang. Ciri-ciri

induk yang digunakan sesuai dengan (Suseno, 1996) untuk induk betina yang

digunakan adalah indukan yang sudah tahap matang gonad oosit primer ditandai

dengan perutnya akan mengeluarkan cairan kuning seperti feses saat diurut.

Indukan betina memiliki bobot ± 1100 g, panjang tubuh ± 30 cm, dan berumur ±

18 bulan. Induk jantan yang digunakan adalah indukan yang sudah matang gonad,

diitandai dengan sudah keluarnya sperma pada saat perut diurut. Induk jantan

yang dipakai yaitu memiliki bobot ± 1000 g, dan panjang badan ± 22 cm dan

berumur ± 18 bulan.

c. Persiapan Media Kultur dan Vaksin

Media kultur bakteri yang digunakan dalam penelitian ini yaitu media TSA

(Trycase soy agar) dan media TSB (Tryptone soya borth). Media ditimbang

sesuai takaran pada kemasan lalu dimasukan ke dalam labu erlenmeyer,

ditambahkan aquades ke dalam erlenmeyer. Kemudian dihomogenisasi

menggunakan hot stirrer plate. Media yang telah homogen disterilisasi di dalam

autoklaf suhu 121 ºC selama 15 menit. Media TSB dituang ke dalam tabung

reaksi sebelum sterilisasi, sedangkan media TSA dituangkan ke dalam cawan petri

setelah sterilisasi. Proses penuangan dilakukan secara aseptis. Media disimpan

dalam refrigerator atau inkubator sampai saat digunakan.

Metode pembuatan vaksin inaktif whole cell A. salmonicida mengacu pada

Setyawan et al., (2012) menggunakan isolat murni A. salmonicida yang diinaktif

dengan formalin 1,5 %. Bakteri yang inaktif selanjutnya diuji Viabilitas untuk

mengetahui kelayakan vaksin, dengan mengkultur kembali bakteri inaktif pada

media TSA. Vaksin dikatakan layak ditandai dengan tidak adanya bakteri yang

tumbuh saat dikultur pada media TSA. Langkah-langkah pembuatan vaksin secara

lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.

Page 26: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

9

2.3.2 Pelaksanaan Penelitian

a. Vaksinasi Induk

Induk dianestesi menggunakan minyak cengkeh (0,3 ml/l) sebelum vaksin

diberikan (Hadie et al., 2010). Indukan divaksinasi dengan cara disuntik dibagian

Intra muscullar (IM) (Anderson, 1974) menggunakan vaksin inaktif whole cell A.

salmonicida dengan kepadatan 107 CFU/ml (Setyawan et al., 2012). Pemberian

vaksin diberikan sebanyak 2 kali, vaksinasi pertama dilakukan untuk membantu

limfosit B dalam mengenal antigen (Tatang, 2014), dan pemberian vaksin yang

kedua sebagai booster untuk meningkatkan limfosit B dalam pengenalaan

terhadap antigen (Kamiso, 1999; Nur et al., 2004). Indukan yang divaksinasi

diberi makan dengan FR 2%, untuk menekan perkembangan gonad (Bachtiar,

2002) (Lampiran 3).

b. Pemijahan dan Penetasan Telur

Indukan jantan dan betina diletakan ke dalam satu kolam yang telah berisi

kakaban. Indukan tidak diberi makan selama pemijahan. Indukan dibiarkan

sampai telur yang dibuahi menempel pada subtrat. Proses pemijahan berlangsung

selama satu malam setelah indukan disatukan.

Telur yang berada pada subtrat dipindah ke wadah pemeliharaan larva.

Penetasan telur mengacu pada Susanto (2007). Pakan yang diberikan yaitu berupa

pakan alami Artemia sp., Daphnia sp, dan cacing sutra secara adlibitum.

c. Pengukuran Titer Antibodi

Pengukuran titer antibodi terdiri dari 2 pengukuran, yaitu titer antibodi pada

indukan dan juga pada larva. Persiapan serum merupakan langkah awal dari

proses pengukuran titer antibodi. Serum induk disiapkan dengan cara, indukan

dianestesi menggunakan minyak cengkeh 0,3 ml/l. Darah diambil dengan

menggunakan spuit 1 ml 26G pada vena caudal tidak terlalu dalam dengan sudut

kemiringan ± 45º. Darah disentrifuge dengan 3500 rpm (selama 15 menit).

Lapisan ke-2 diambil sebagai serum (Wintoko et al., 2012).

Serum larva disiapkan dengan larva berumur 10 hari pasca penetasan diambil

masing-masing 30 ekor/perlakuan. Larva dicuci dengan akuades secara terpisah,

dan dikeringkan dengan kertas saring. Larva dihomogenkan (dilarutkan) dalam

Page 27: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

10

larutan PBStween (0,13 ml Tween dalam 250 PBS) dengan cara digerus dengan

perbandingan 1:4 (v/v). Hasil gerusan disentrifuge 6000 rpm selama 15 menit.

Hasil sentrifuge menghasilkan 3 lapisan ; lemak, koloid+PBS, pellet (jaringan

ikan). Supernatan pada lapisan ke-2 (Koloid+PBS) diambil sebagai serum

(Roberson, 1990; Nur et al., 2004). Proses titer antibodi secara lengkap dapat

dilihat pada Lampiran 4.

d. Uji Tantang

Larva diuji tantang pada umur 5 hari pasca penetasan dan umur 13 hari pasca

penetesan. Metode yang digunakan dalam uji tantang ini adalah dengan

perendaman. Bakteri aktif A. salmonicida disiapkan pada wadah uji dengan

kepadatan 107 CFU/ml. Larva diambil 10% dari total populasi larva pada

akuarium penetasan, dan dipindah kan ke wadah uji untuk diuji tantang. Larva

direndam selama 30 menit. Larva dikembalikan lagi ke akuarium dan dipelihara

selama 7 hari. Kegiatan dilakukan selama pemeliharan pasca uji tantang adalah

menghitung SR dan RPS nya selain itu diamati perubahan abnormal yang terjadi.

Proses uji tantang secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 5.

2.3.3 Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan

Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan pemberian dosis vaksin yang

berbeda (3 perlakuan dengan vaksinasi dan 1 perlakuan sebagai kontrol). Pada

setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali, dengan kepadatan vaksin 107 CFU/ml.

Penelitian ini memodifikasi, Nur et al., (2004); Nur et al., (2006); Hadie et al.,

(2010), sebagai berikut :

1. Perlakuan A : Kontrol (tanpa pemberian vaksin pada induk betina ikan

mas).

2. Perlakuan B : Pemberian vaksin induk betina ikan mas dengan dosis 0,3

ml/kg ikan.

3. Perlakuan C : Pemberian vaksin induk betina ikan mas dengan dosis 0,4

ml/kg ikan.

Page 28: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

11

4. Perlakuan D : Pemberian vaksin induk betina ikan mas dengan dosis 0,5

ml/kg ikan.

Model Rancangan Acak Lengkap dengan uji ANOVA yang digunakan

adalah sebagai berikut:

Yij = μ + τi + ɛij

Keterangan:

i : Perlakuan A, B, C, dan D

j : Ulangan 1, 2, 3

Yij : Nilai pengamatan dari pengaruh pemberian dosis vaksinasi induk ikan mas

yang berbeda ke-i terhadap SR dan RPS pada larva ikan mas kelompok ke-j

µ : Nilai Tengah umum

i : Pengaruh pemberian dosis vaksinasi induk ikan mas ke-i terhadap SR dan

RPS larva

ɛij : Pengaruh acak dari galat perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

Tata letak rancangan penelitian disusun secara acak dengan semua perlakuan

mendapatkan peluang yang sama. Wadah pemeliharaan indukan disusun secara

acak di dalam kolam besar disekat dengan happa (Gambar 2), dan wadah

pemeliharaan larva menggunakan akuarium disusun seperti pada Gambar 3.

Gambar 2. Tata Letak Kolam Pemeliharaan Induk

B2 A3

C2 D1

C3

A2 B3 B1

D3 C1

D2 A1

Page 29: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

12

Gambar 3. Tata Letak Pemeliharaan Larva

Keterangan : “A, B, C, D (Perlakuan)” “1,2,3 (Ulangan)”

2.3.4 Parameter yang Diamati

Parameter yang diamati pada penelitian ini terdiri dari parameter utama dan

pendukung. Parameter utama terdiri dari dua parameter yaitu uji titer antibodi dan

uji tantang. Sedangkan parameter pendukungnya adalah kualitas air.

Parameter uji titer antibodi dilihat berdasarkan ada tidaknya reaksi aglutinasi,

yang ditandai dengan menyebarnya titik didasar sumuran, diberi keterangan (+),

sedangkan apabila tidak ada aglutinasi ditandai dengan berpusatnya titik di dasar

sumuran, diberi keterangan (-) (Hadie et al., 2010) .

Parameter uji tantang, dilihat berdasarkan tingkat kelangsungan hidup (SR)

dan tingkat kelangsungan hidup (RPS). Dihitung menggunakan rumus menurut

Effendi et al., (2006):

a. SR =

Nt = Jumlah ikan yang hidup pada awal pengujian.

N0 = Jumlah ikan yang hidup pada akhir pengujian.

b. RPS = (

)

Mv = Mortalitas larva denganperlakuan (%)

Mc = Mortalitas larva tanpa perlakuan (kontrol) (%)

Parameter uji tantang yang lain adalah gejala klinis yang disebabkan akbibat uji

tantang. Hal ini dilakukan agar memastikan larva yang mati benar disebabkan

oleh bakteri A. salmonicida.

Hasil yang baik menunjukan jika, nilai tingkat kelangsungan hidup (SR) ikan

rata-rata yang berkisar 73,50 - 86,60 % (Gudkovs, 1988), sedangkan untuk RPS >

60% (Nur et al., 2004).

BI

A2

A3

C2

CI

D3

AI

D1

B2

B3

D2

C3

Page 30: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

13

Pengukuran pendukung berupa kualitas air yang diukur yaitu, suhu, pH, dan

DO. Kualitas air yang baik untuk pemeliharaan induk dan larva ditandai dengan

nilai baku mutu, suhu (25 – 30 ºC) (Suseno, 1996), pH (6,5 - 9) (Afriyanto et al.,

1992), dan DO (>3 ppm) (Cholik et al., 1986).

2.3.5 Analisis Data

Data hasil uji titer antibodi dan uji tantang, dianalisis secara statistik. Analisis

data untuk uji titer antibodi menggunakan uji dua perbandingan (uji t). Analisis

data untuk SR dan RPS menggunakan ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95%.

Transformasi data menggunakan arcsin √ (Mattjik & Made, 2000), pengujian

normalitas data menggunakan metode lilifore, dan homogenitas menggunakan

Bartlet, untuk uji lanjut menggunakan BNT (Beda Nyata Terkecil) (Nazir, 2005).

Page 31: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

14

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Vaksin dan PemberianVaksin

Vaksin Whole cell A. salmonicida yang diinaktivasi dengan menggunakan

formalin 1,5% dianggap aman untuk digunakan karena dari hasil uji viabilitas

menunjukan bahwa tidak ada pertumbuhan bakteri A. salmonicida pada media

kultur TSA (Gambar 4a). Sebagai perbandingan bakteri A. salmonicida yang tidak

diinaktivasi akan menunjukan indikasi pertumbuhan pada media TSA (Gambar

4b).

Gambar 4. Hasil Uji Viabilitas

Keterangan : (a) Bakteri A. salmonicida yang telah diinaktivasi, pada media kultur TSA;

(b) Bakteri A. salmonicida yang tumbuh pada media TSA

Bakteri A. salmonicida yang sudah dikatakan inaktif setelah direndam dalam

formalin 1,5% selama 22 jam, dan tidak menunjukan tanda-tanda tumbuh pada

media TSA dalam waktu 22 jam, dengan ini bakteri sudah siap digunakan sebagai

vaksin. Buller (2004) menjelaskan bahwa bakteri aktif A. salmonicida akan

tumbuh optimal pada media kultur TSA dalam waktu 18 - 24 jam dengan koloni

yang tumbuh memiliki ciri-ciri berwarna putih, berbentuk bulat, dan permukaan

cembung. Vaksin yang telah siap selanjutnya diaplikasikan pada ikan uji yaitu

indukan ikan mas.

3.2 Uji Titer Antibodi

Hasil dari uji titer antibodi induk maupun larva menunjukan adanya reaksi

positif (+) aglutinasi ditandai dengan menyebarnya titik di dasar sumuran

(Gambar 5a). Sedangkan Gambar 5b menunjukan bahwa ada indukan dan larva

yang tidak memiliki respon imun spesifik (-) ditandai dengan berpusatnya titik di

dasar sumuran pada saat uji titer antibodi.

a b

Page 32: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

15

Gambar 5. Hasil Titer Antibodi

Keterangan: (a)Ada reaksi aglutinasi (b)Tidak ada reaksi aglutinasi

Kekebalan tubuh indukan akan terbentuk setelah pemberian vaksin inaktif A.

salmonicida. Respon imun yang terjadi merupakan respon imun spesifik terhadap

bakteri yang sama dengan bakteri vaksinasi, sehingga pada saat diuji titer antibodi

reaksi aglutinasi akan terbentuk (reaksi antigen dan antibodi). Hasil tersebut

sesuai dengan pernyataan Supriyadi (2011) yang menggambarkan bahwa saat

antigen dicampur pada serum yang mengandung antibodi, reaksi yang terjadi

adalah antibodi berikatan dengan antigen.

Larva yang dihasilkan dari indukan yang divaksinasi akan memiliki sifat yang

sama dengan induknya saat larva tersebut diuji titer antibodi. Hasil respon positif

pada larva menunjukan bahwa adanya respon antibodi terhadap antigen yang

membuktikan bahwa transfer imunitas induk pada larva berhasil.

Kondisi awal uji titer antibodi induk sebelum vaksinasi tidak ditemukan

reaksi aglutinasi, hal ini karena sebelumnya indukan belum terinfeksi (terpapar)

antigen yang sama (A. salmonicida), Nur (2006) menyatakan bahwa secara alami

ikan yang telah terinfeksi akan menunjukan reaksi aglutinasi saat dilakukan

pengujian titer antibodi (Tabel 3).

Hasil respon tertinggi dilihat berdasarkan banyaknya reaksi aglutinasi yang

muncul disetiap sumuran. Respon uji titer antibodi tertinggi pada indukan

didapatkan dari perlakuan pemberian dosis vaksinasi induk 0,3 ml/kg ikan, reaksi

aglutinasi terjadi hingga pengenceran 64x. Pemberian dosis vaksin 0,4 ml/kg ikan

hanya sampai pengenceran 32x. Namun pemberian vaksin 0,5ml dan kontrol tidak

terjadi reaksi aglutinasi (Tabel 3).

b a

Page 33: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

16

Sejalan dengan indukan, reaksi aglutinasi pada larva juga hanya terbentuk

pada perlakuan pemberian dosis vaksin indukan 0,3 ml/kg ikan dan 0,4 ml/kg

ikan. Namun reaksi aglutinasi tertinggi diperoleh dari dosis 0,4 ml/kg ikan hingga

pengenceran 32x (Tabel 3).

Tabel 3. Nilai Kualitatif Titer Antibodi pada Indukan yang Divaksinasi dengan

Dosis Berbeda

Ikan Uji Perlakuan

(ml)

Pengenceran

1 2 4 8 16 32 64

Indukan sebelum

divaksin

0 - - - - - - -

0,3 - - - - - - -

0,4 - - - - - - -

0,5 - - - - - - -

Indukan setelah

divaksin

0 - - - - - - -

0,3 + + + + + + +

0,4 + + + + + + -

0,5 - - - - - - -

Larva dari

indukan yang

divaksinasi

0 - - - - - - -

0,3 + + + + - - -

0,4 + + + + + + -

0,5 - - - - - - - Keterangan : ( + ) Ada reaksi aglutinasi (pembentukan antibodi)

( - ) Tidak ada reaksi aglutinasi (tidak terbentuk antibodi)

Kondisi ikan uji yang akan divaksinasi sebaiknya belum terpapar bakteri

spesifik yang digunakan sebagai vaksin, dalam keadaan sehat, dan minimal

berumur > 3 minggu pasca menetas. Tatang (2014); Astuti (2015), menyatakan

bahwa pemberian vaksin diberikan pada ikan yang status kondisinya dalam

keadaan optimal ( > 3 minggu pasca menetas) dan tidak memiliki riwayat

penyakit akibat patogen yang akan digunakan sebagai vaksin.

Reaksi aglutinasi hingga pengenceran 64x termasuk dalam katergori respon

positif yang relatif tinggi, sedangkan reaksi aglutinasi di bawah pengenceran 32x

reaksi titer antibodi relatif rengah (Hadie et al., 2010). Terlihat bahwa hasil uji

titer antibodi pemberian vaksin 0,3 ml/kg ikan lebih tinggi dibandingkan 0,4

ml/kg ikan dan 0,5 ml/kg ikan. Hal ini karena dosis vaksin yang diberikan dapat

mengubah imunogenesitas dan ada dosis vaksin tertentu dari suatu antigen yang

dapat menimbulkan respon antibodi maksimal, selain itu peningkatan dosis vaksin

tidak selalu sebanding dengan kenaikan titer antibodi (Olga et al., 2007).

Page 34: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

17

Vaksinasi dengan pemberian dosis 0,5 ml/kg ikan belum mampu memunculkan

antibodi. Hal ini diduga karena dosis yang terlalu tinggi akan menghambat respon

imun spesifik yang diharapkan. Pasaribu et al., (1990) menyatakan, jika dosis dan

konsentrasi vaksin yang diberikan melebihi batas kemampuan tubuh ikan, maka

vaksin akan bersifat immunosupresif (menghambat munculnya respon imun).

Dosis vaksin yang cukup besar belum tentu dapat memberikan kekebalan yang

tinggi dalam tubuh ikan (Nur, 2006). Selain itu juga tidak munculnya reaksi dapat

disebabkan juga karena limfosit tidak dapat mengenal antigen yang merangsang

terbentuknya antibodi (Fujaya, 1999).

Masih terdeteksinya antibodi pada larva membuktikan adanya transfer

antibodi dari induk ke larva yang diduga terbawa oleh telur setelah perlakuan

vaksinasi (Tang & Affandi, 2000). Keberadaan antibodi di dalam telur diperjelas

dengan terdapatnya keberadaan antibodi yang ikut dalam aliran darah yang

terbawa ke hati (tempat terbentuknya Vitellogenin) kemudian terbawa oleh aliran

darah ke dalam oosit primer, selanjut oosit primer berkembang sampai terbentuk

embrio dan ditetaskan. Kuning telur merupakan sumber makanan utama benih

pada awal pertumbuhannya, hal ini menyebabkan keberadaan antibodi dalam

cairan tubuh larva saat uji titer antibodi (Davis et al., 2007). Transfer imun dari

induk ke larva telah dibuktikan dalam telur dan embrio dari beberapa spesies ikan

air tawar (Bly et al., 1986) seperti, ikan nila (Oreochromis niloticus) (Nur et al.,

2004; Nur et al., 2006), dan ikan patin (Pangesius pangesius) (Hadie et al., 2010)

Uji t menunjukan bahwa adanya respon yang muncul pada pemberian dosis

vaksin 0,3 ml/kg ikan tidak memberikan perbedaan yang signifikan terhadap

perlakuan pemberian vaksin 0,4 ml/kg ikan maupun sebaliknya. Perbedaan

terlihat pada pemberian dosis vaksin 0,5 ml/kg ikan dan kontrol terhadap dosis 0,3

dan 0,4 ml/kg ikan (Tabel 4 dan Lampiran 7; Lampiran 8).

Page 35: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

18

Tabel 4. Analisa Uji t pada Uji Titer Antibodi Induk dan Larva

Perlakuan Nilai t Induk Nilai t Larva

B - A 2,7651*

2,0436*

C - A 2,5405*

2,5405*

A - D 0tb

0tb

B - C 0,28888tb

-0,6520tb

B - D 2,50405*

2,0436*

C - D 2,05405*

2,5405*

Keterangan: * “Perbedaan pengaruh yang signifikan 0,05”

tb “Tidak ada pengaruh yang signifikan 0,05”

A (Kontrol); B (0,3 ml); C (0,4ml); D (0,5ml)

Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pemberian dosis vaksin 0,3 ml/kg

ikan dan 0,4 ml/kg ikan menunjukan bahwa pemberian dosis vaksin yang tepat

dapat diberikan pada kisaran dosis 0,3 – 0,4 ml/kg ikan. Penelitian sebelumnya

menyatakan bahwa pemberian 0,4 ml/kg indukan memberikan respon titer

antibodi yang cukup baik (Nur et al., 2004; Hadie et al., 2010).

3.3 Uji Tantang Larva

Nilai tingkat kelangsungan hidup (SR) larva dari induk yang divaksinasi lebih

tinggi dibanding kontrol dengan nilai peluang 0,02 < 0,05 atau sama dengan 20%

dari seluruh perlakuan yang mempengaruhi tingkat kelangsungan hidup larva

pasca uji tantang yang merujuk pada perbedaan sangat nyata antara perlakuan

terhadap kontrol untuk uji tantang pada hari ke-5 (Lampiran 11). Sedangkan pada

uji tantang hari ke 13 tidak berbeda nyata, namun jika dilihat berdasarkan rataan

presentasenya menunjukan bahwa vaksinasi pada indukan mampu melindungi

larva dari paparan bakteri A. salmonicida (Mor & Avtalion, 1990) (Gambar 6 dan

Lampiran 10).

Nilai rerata tingkat kelangsungan hidup relatif (RPS) tertinggi terdapat pada

larva dari indukan yang divaksinasi dengan dosis 0,4 ml, berdasarkan hasil

analisis sidik ragam menunjukan bahwa nilai RPS antar perlakuan yang

divaksinasi tidak berbeda nyata (Gambar 7 dan Lampiran 11; Lampiran 12).

Page 36: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

19

Gambar 6. Rata-Rata Kelangsungan Hidup Larva yang Diuji setelah 5 Hari dan 13 Hari Pasca Menetas

Keterangan : “Sunperskrip Huruf yang Berbeda pada Warna Kolom Grafik yang Sama Menunjukan

Perbedaan yang Sangat Nyata P (0,02 < 0,05)” “Perlakuan (A) Kontrol/Tanpa vaksin ; (B) Pemberian Vaksinasi Induk 0,3ml/kg ikan; (C)

Pemberian Vaksinasi Induk 0,4ml/kg ikan; (D) Pemberian Vaksinasi Induk 0,5ml/kg ikan”

Gambar 7. Rata-Rata Kelangsungan Hidup Relatif Larva yang Diuji setelah 5 Hari dan 13 Hari Pasca

Menetas

Keterangan : “ (B) pemberian vaksinasi induk 0,3ml/kg ikan; (C) pemberian vaksinasi induk 0,4ml/kg ikan;

(D) pemberian vaksinasi induk 0,5ml/kg ikan”

73,77 ± 14,18

91,26 ± 3,13 92,29 ± 3,53 91,58±2,96 79,26±12,01

90,11±9,68 96,11±1,50 93,01±5,76

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

(%)

A B C D

Kelangsungan

Hidup (%) Hari

ke 5

Kelangsungan

Hidup (%) Hari

ke 13

66,68±11,92 70,58±13,48

67,89±11,28

53,30±46,70

81,25±7,21 66,27±27,76

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

B

(%)

B C D

Tingkatkelangsunganhidup relatif (%)hari ke 5

TingkatKelangsunganHidup Relatif (%)hari ke 13

Perlakuan

Perlakuan

b b b a

Hasil Uji pada

Larva Berumur 5

Hari

Hasil Uji pada

Larva Berumur

13 Hari

Hasil Uji pada

Larva Berumur 5

Hari

Hasil Uji pada

Larva Berumur

13 Hari

Page 37: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

20

Nilai SR dan RPS menunjukan bahwa antibodi cukup berperan pada

pertahanan larva dalam melawan serangan bakteri uji tantang. Perbedaan yang

sangat nyata antara perlakuan terhadap kontrol pada uji tantang hari ke-5

disebabkan karena pada awal pasca penetasan larva masih rentan terhadap

paparan sehingga larva kontrol yang tidak memiliki sistem imun bawaan dari

induknya lebih banyak mengalami kematian dibanding perlakuan, sedangkan

antar perlakuan tidak terjadi perbedaan nyata yang signifikan. Jika dilihat dari

pengamatan pasca uji tantang, larva kontrol dan larva dengan pemberian dosis

vaksin induk 0,5 ml/kg ikan lebih cepat menunjukan gejala klinis berupa

kemerahan pada perut dan sirip ekor pada hari ke-3, kemerahan yang menyebar

keseluruh tubuh, dan sudah mulai terjadi kematian, hal ini sejalan dengan titer

antibodi larva yang menunjukan bahwa reaksi kontrol sama dengan larva dari

pemberian vaksin 0,5ml/kg ikan. Sedangkan pada perlakuan 0,3 dan 0,4 ml/kg

ikan luka umumnya terjadi tidak menyebar hanya di bagian tubuh tertentu

(lokalisasi) (Tabel 5). Ghenghesh et al., (2008) menyatakan bahwa infeksi A.

salmonicida akan mulai muncul gejala klinis hingga kematian berawal dari hari

ke-3 pasca menginfeksi inang. Hal ini membuktikan bahwa vaksinasi induk

memberikan tingkat perlindungan yang bervariasi pada larva (Nur, 2006). Hal

tersebut tidak ada kaitannya dengan kualitas air, karena saat pengukuran kualitas

air menunjukan hasil yang cukup baik untuk kelangsungan hidup larva (Tabel 6

dan Lampiran 6).

Keadaan larva dari hasil indukan yang divaksinasi dengan dosis 0,5 ml/kg

ikan memiliki nilai SR tinggi dibandingkan dengan kontrol, hal ini diduga karena

adanya pengaruh berupa respon imun selular (non spesifik) yang tidak di teliti.

Limfosit T berasal dari sel pluripotensial embrio pada yolk sac (Davis et al.,

2007). Antigen berupa vaksin yang masuk ke dalam tubuh tergantung pada sel T

dependent antigen, antigen akan mengaktifkan sel imunokompeten bila sel

mendapat bantuan dari sel T helper yang aktif (Sigel et al., 1978). Limfosit T

helper baru mengenal antigen bila dipresentasikan bersama molekul produk MHC

II (major histocompatibility complex) yaitu molekul terdapat pada membran sel

makrofag. Setelah diproses oleh makrofag, antigen akan dipresentasikan bersama

Page 38: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

21

molekul MHC II kepada sel T helper sehingga terjadi ikatan antara TCR (citoxin

reseptor) dengan antigen (Nakanishi et al., 2015). Ikatan tersebut terjadi

menimbulkan aktivasi enzim dalam sel limfosit T sehingga terjadi transformasi

blast, proliferasi, dan diferensiasi menjadi sel T helper aktif dan sel T citotoxic

memori (Castro et al., 2011). Namun pada perlakuan ini reaksi respon imun tubuh

larva tidak sampai pada fase pembentukan antibodi, hal ini diduga karena adanya

reaksi imunosupresan (menekan timbulnya respon imun) yang diakibatkan karena

berlebihnya dosis vaksin yang diberikan pada indukan ikan mas (Pasaribu et al.,

1990).

Pada uji tantang hari ke-13 tidak terdapat perbedaan yang nyata baik SR

maupun RPS, hal ini karena fase larva sudah mulai berkembang menjadi fase

benih dan organ-organ yang membantu terbentuknya antibodi sudah mulai

berkembang, sehingga pada perlakuan kontrol (tanpa vaksinasi) sudah dapat

mengurangi kematian akibat paparan bakteri A. salmonicida (Tatang, 2014).

Pemeliharaan larva pasca uji tantang tidak dipengaruhi oleh kualitas air,

karena pada saat pemeliharaan kualitas air cukup baik dengan kisaran kualitas air

memenuhi baku mutu, baik suhu, pH maupun DO (Tabel 6).

Tabel 6. Kualitas Air selama Pemeliharaan Induk dan Larva

Pemeliharan Induk/Larva Suhu (ºC) pH DO (ppm)

Awal 27 – 28 7,0 – 7,2 3,79 – 4,24

Tengah 27 – 29 7,0 – 7,2 3,75 – 5,45

Akhir 27 – 28 7,0 – 7,2 3,79 – 5,56

Baku mutu 25-30* 6,5-9** >3***

*Suseno, 1996

** Afriyanto dan Liviawaty, 1992

*** Cholik, 1986; Cahyono, 2000

Secara keseluruhan nilai kisaran kualitas air masih mendukung untuk

kehidupan larva ikan mas, selain itu kualitas air yang baik tidak mendukung untuk

kontaminasi bakteri A. salmonicida atau bakteri patogen yang ada di wadah

pemeliharaan larva. Buller (2004) menyatakan bahwa bakteri patogen akan

tumbuh optimal pada suhu 22 ºC, Ghenghesh (2008) menambahkan bahwa,

bakteri tersebut juga dapat tumbuh optimal pada keadaan perairan cenderung

asam (pH > 5,5) dan menurut Setyawan et al., (2012) bakteri tersebut hanya dapat

Page 39: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

22

menginfeksi dalam keadaan kepadatan bakteri minimal 106 CFU/ml diperairan

untuk memunculkan luka. Dengan demikian kualitas air tidak menjadi faktor yang

mempengaruhi kelangsungan hidup larva, serta tidak meningkatkan kinerja

bakteri patogen di kolom air, sehingga ikan yang mati dapat dipastikan

diakibatkan oleh paparan bakteri pada uji tantang.

Page 40: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

23

Tabel 6. Gejala Klinis Pasca Uji Tantang

Perlakuan H-1 H -2 H -3 H -4 H -5 H-6 H-7

A Belum ada

reaksi

Belum ada

reaksi

Kemerahan

dibagian perut,

dan sirip ekor,

ada yang mati

Luka dibagian

overculum, dan

ada yang mati

Kemerahan

dibagian kepala,

badan, dan sirip

ekor, dan ada yang

mati

Luka dibagian

overculum dan

ekor, dan ada

yang mati

Kulit terkikis

dibagian

overculum, dan

ada yang mati

B Belum ada

reaksi

Belum ada

reaksi

Belum ada

reaksi

Bercak merah

disekitar badan

dan ekor, dan

ada yang mati

Kulit terkikis

dibagian

overculum, dan ada

yang mati

Luka dibagian

overculum,

dan ada yang

mati

Kulit terkikis

dibagian

overculum, dan

ada yang mati

C Belum ada

reaksi

Belum ada

reaksi

Belum ada

reaksi

Luka dibagian

ekor, dan ada

yang mati

Luka dibagian

overculum, dan ada

yang mati

Bercak merah

disekitar badan

dan ekor, dan

ada yang mati

Kulit terkikis

dibagian

overculum, dan

ada yang mati

D Belum ada

reaksi

Belum ada

reaksi

Kulit terkikis

dibagian

overculum, ada

yang mati

Luka dibagian

overculum, dan

ada yang mati

Bercak merah

disekitar badan dan

ekor, dan ada yang

mati

Luka dibagian

ekor, dan ada

yang mati

Kulit terkikis

dibagian

overculum, dan

ada yang mati

Keterangan: A (kontrol); B (0,3 ml/kg ikan); C (0,4 ml/kg ikan); D (0,5 ml/kg ikan)

H (Hari ; 1-7) : Hari pengamatan pasca uji tantang

23

Page 41: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

24

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah, pemberian vaksin inaktif A.

salmonicida pada indukan dengan dosis yang berbeda, berpengaruh terhadap titer

antibodi induk maupun larva, dengan hasil terbaik secara kualitatif ditunjukan

oleh dosis vaksin induk 0,3 ml/kg ikan pada indukan, dan pemberian vaksin induk

0,4 ml/kg ikan terhadap titer antibodi larva sedangkan pemberian vaksin induk 0,5

ml/kg ikan tidak memberikan pengaruh terhadap titer antibodi induk dan larva.

Pemberian vaksin inaktif A. salmonicida pada indukan dengan dosis yang

berbeda, berpengaruh terhadap tingkat kelangsungan hidup larva dengan hasil

tertinggi diperoleh dari larva hasil induk yang divaksinasi dengan dosis 0,4 ml/kg

ikan dengan SR 96,11% dan RPS 81,25%.

Dengan ini pemberian vaksin yang efektif pada indukan ikan mas, dapat

diberikan dengan kisaran dosis vaksin 0,3 – 0,4 ml/kg ikan.

4.2 Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,

perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana kerja

antibodi terbentuk saat vaksin masuk ke dalam tubuh induk maupun larva untuk

melihat respon imun spesifik secara keseluruhan.

Page 42: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

25

DAFTAR PUSTAKA

Afriyanto, E. & E. Liviawaty. 1992. Pengendalian Hama dan penyakit.

Yogyakarta: Kanisius.

Alifuddin, M. 2002. Imunostimulasi pada Hewan Akuatik. Jurnal Akuakultur

Indonesia , 1(2): 87-92.

Anderson, D. P. 1974. Immunology of Fish Disease: Disease of Fish. Sniesko JF,

Axelrod HR (eds) Book 4. New York: TFH publ. Neptune.

Astuti, S. P. 2015. Aplikasi Vaksin. Balai Pengembangan Teknologi Perikanan

dan Kelautan. Jakarta: Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan.

Austin, A. & D. A. Austin. 2007. Bacterial Fish pathogen, Disease of Farm and

Wild Fish Fourt Edition. UK: Spinger-Praxis Publising.

Bachtiar, Y. 2002. Pembesaran Ikan di dalam Kolam Pekarangan. Jakarta: Agro

Media Pustaka.

Bernoth, M. E, A. E. Ellis, P. J. Midtlyn., O. Giller, & P, Smith. 1997.

Furunculosis Mutidisciplinary Fish Disease Research. San Diego:

Academic Press.

Bly, J. E, A. S. Grimm, & I. G. Morris. 1986. Transfer of Passive Immunity from

Mother to Young in A Teleost Fish: Haemagglutinating Activity in the

Serum and Eggs of Plaice, Pleuronectes platessa L. Comparative

Biochemistry and Physiology Part A (84): 309-313.

Buller, N. B. 2004. Bacteria from Fish and Other Aquatic Animals: A paractical

Identification Manual. Western Australia: CABI Publishing.

Cahyono, B. 2000. Budidaya Air Tawar. Yogyakarta: Kanisius.

Castro, R, D. Bernard, M. P. Lefranc, A. Six, A. Benmansour, P. Boudinot. 2011.

T Cell Diversity in Teleost Fish. Fish & Sellfish Immunology, (31): 644-654.

Cholik, F, Artanty, & Arifudin. 1986. Pengelolahan Kualitas Air Kolam. Jakarta:

Direktorat Jendral Perikanan.

Davis, K. L, N. Hiramatsu, K. Hiramatsu, B. J. Reading, T. Matsubara, & A.

Hara, 2007. Induction of Three Vitellogenins by 17Beta-Estradiol with

Concurrent Inhibition of the Growth Hormone-Insulin-Like Growth Factor

Page 43: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

26

1 Axis in a Euryhaline Teleost, the Tilapia (Oroechomis mossambicus).

Biology of Reproduction (77): 614-625.

Effendi, I, N. J. Bugri, Wirdani. 2006. Pengaruh pada Penebaran terhadap

Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan Gurami Osphronemus

guramy Ukuran 2 cm. Jurnal Akuakultur Indonesia, 5 (2): 127-135.

Fujaya, Y. 1999. Bahan Pengajaran Fisiologis Ikan. Ujung Pandang: Universitas

Hasanudin.

Ghenghesh, S. K., F. Ahmed, A. El- Khalek, A. Al - Gendy, & J. Klena. 2008.

Aeromonas - Associated Infections in Developing Countries. J. Infect

Developing Countries , 81-98.

Gudkovs, N. 1988. Fish Immunology. Fish Disease Veterinarians , 531-544.

Hadie, W., L. M. Angela, Sularto, & T. Evi. 2010. Imunitas Maternal Terhadap

Aeromonas hidrophila: Pengaruhnya Terhadap Fekunditas dan Daya Tetas

Ikan Patin Siam (Pangasionodon hypothalamus). Jurnal Ris. Akuakultur , 5

(2): 229-235.

Irianto, A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Kamiso. 1999. Vaksinasi Induk Untuk Meningkatkan Bibit Lele Dumbo (Clarias

garepinus) Terhadap Serangan Aeromonas hydrophila. Jakarta: P4M Dirjen

Dikti.

Matjjik, A. A, M. Sumertajaya. 2000. Perancangan Percobaan. Bogor: IPB Press.

Mor, A, & R. R. Avtalion. 1990. Transfer of Antibody Activity from Immunized

Mother to Embryo in Tilapias. Journal Fish Biology (37): 249-255.

Nakanishi, T, S. Yasuhiro, M. Yuta. 2015. T Cell in Fish. Biology, (4): 640-663.

Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia indonesia.

Nur, Sukenda, & D. Dana. 2004. Ketahanan Benih Ikan Nila Gift (Oreochromis

niloticus Linn) dari Hasil Induk yang Diberi Vaksin Terhadap Infeksi

Buatan Streptococus iniae. Jurnal Akuakultur Indonesia , 3(1): 37-43.

Nur, I. 2006. Respon Humoral Ikan Nila (Oreochromis niloticus Linne) yang

Divakasinasi dengan Konsentrasi Bakterin Aeromonas hydrophila yang

Berbeda. WARTA-WIPTEK , 14(2): 60-66.

Page 44: RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio ...digilib.unila.ac.id/25424/2/SKRIPSI FULL.pdf · RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL

27

Nur, I, Halipa, & Yusnaini. 2006. Peningkatan Imunitas Benih Ikan Nila

(Oreochromis niloticus) Melalui Vaksinasi Induk. Warta-wiptek , 14(2): 60-

66.

Olga, K. R. Rini, J. Akbar, A. Isnansetyo, & L. Sembiring. 2007. Protein

Aeromonas hydrophila Sebagai Vaksin untuk Pengendalian MAS (Motile

Aeromonas Septicemia) pada Jambal Siam (Pangasius hypophthalamus).

Jurnal Perikanan , 9(1): 17-25.

Pasaribu, F. H., N. Dalimunthe. & M. Poeloengan. 1990. Pengobatan dan

Pencegahan Penyakit Bercak Merah. Bogor: Balai Penelitian Perikanan Air

Tawar.

Roberson, B. S. 1990. Bacterial Aglutination, In: Techniques in Fish Immunology

1st Ed. New York: SOS Publication, Fair Haven.

Sigel, M. M, J. C. Lee, E. C. McKinney, D. M. Lopez. 1978. Cellular Immunity in

fish as Measured by Lympocyte Stimulation. Marine Fisheries Review.

Miami: University of Miami School of Medicine

Setyawan, A., S. Hudaidah, Z. Z. Ranopati, & Sumino. 2012. Imunogenesitas

Vaksin Inaktif Wholecell Aeromonas salmonicida pada Ikan Mas (Cyprinus

carpio). Aquasains , 1: 17-21.

Soeripto. 2002. Pendekatan Konsep Kesehatan Hewan Melalui Vaksinasi. Jurnal

Litbang Pertanian , 48-55.

Supriyadi, H. 2011. Sistem Pertahanan Tubuh pada Ikan. Balai Riset Perikanan

Budidaya Air Tawar. Jakarta: Laboratorium Penyakit Ikan Pasar Minggu.

Susanto. 2007. Pembenihan Ikan Mas. Yogyakarta: Kanisius.

Suseno, D. 1996. Pengelolahan Usaha Pembenihan Ikan Mas. Jakarta: Penebar

Swadaya.

Tang, U. M. & R. Affandi. 2000. Biologi Reproduksi Ikan. Riau: UNRI PRESS.

Tatang. 2014. Modul Praktek Vaksinasi Pada Ikan. Jakarta: Loka pemeriksaan

penyakit ikan dan lingkungan.

Wintoko, F., A. Setyawan, S. Hudaidah, & M. Ali. 2012. Imunogenitas Heat

Killed Vaksin Inaktif Aeromonas hydrophila pada Ikan Mas (Cyprinus

carpio). e-Jurnal Rekayasa Dan Teknologi Budidaya Perairan , 2(1): 205-

210