COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang...

82

Transcript of COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang...

Page 1: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)
Page 2: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

COPYRIGHT © AQUASAINS 2014

Cover Desain : Tim Editorial

Photo Properties : ( coralreef and seagrass at kubur island) Eko Efendi

Page 3: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT karena Penyusunan Jurnal “AQUASAINS” telah

selesai. Jurnal ini disusun untuk mengapresiasi dan mempublikasi hasil-hasil

penelitian, dan kajian ilmiah bidang perikanan dan sumberdaya perairan. Untuk

mendukung tujuan tersebut, jurnal ini mengkhususkan diri dengan materi-materi

dalam bidang perikanan dan sumberdaya perairan. Edisi kedua Nomor dua ini

memuat sepuluh artikel yang diharapkan akan menambah wawasan dan

pemahaman di bidang perikanan dan sumberdaya perairan.

Pada kesempatan ini redaksi menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang

telah mengirimkan artikelnya-artikelnya. Redaksi akan membuka kesempatan

seluas-luasnya bagi seluruh kalangangan akademisi maupun praktisi baik dari

dalam lingkungan maupun diluar Universitas Lampung untuk mempublikasikan

hasil-hasil penelitiannya.

Akhir kata semoga jurnal ilmu perikanan dan sumberdaya perairan “AQUASAINS’

ini dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya.

Bandar Lampung, Januari 2014

Redaksi

Page 4: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

DAFTAR ISI Vol II No 2

Ira

Kajian Kualitas Perairan Berdasarkan Parameter Fisika Dan Kimia Di

Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari Sulawesi Tenggara ……………..

119 - 124

Muarif, Qadar Hasani dan Henni Wijayanti

Toksisitas Metil Metsulfuron Hubungannya Dengan Maskulinitas

Copepoda Daphnia Sp.……………………………………………………..

125 - 130

Trisnani Dwi Hapsari

Distribusi Dan Margin Pemasaran Hasil Tangkapan Ikan Tongkol

(Euthynnus affinis) Di Tpi Ujungbatu Jepara………………………………

131 - 138

Mahrus Ali, Suparmono dan Siti Hudaidah

Evaluasi Kandungan Formalin Pada Ikan Asin Di Lampung ……………..

139 - 144

Eva Susanti, Esti Harpeni, Agus Setyawan dan Berta Putri

Penapisan Bakteri Pendegradasi Total Ammonia Nitrogen Dari Sedimen

Tambak Tradisional Udang Windu (Penaeus Monodon) ………………….

145 - 148

Retna Handayani, Y. T. Adiputra dan Wardiyanto

Identifikasi Dan Keragaman Parasit Pada Ikan Mas Koki (Carrasius

auratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung

Dan Luar Lampung…………………………………………………………

149 - 156

Dahlia Mubarokah, Tarsim dan Tutik Kadarini

Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Pada Salinitas Yang Berbeda ........................................................................

157 - 162

Sulistyowati

Analisis Efisiensi Usaha Penangkapan Nelayan Jaring Arad di TPI Roban

Kabupaten Batang…………………………………………………………

163 - 168

Siti Hudaidah, Ainul Kahfi, Gesty Ayu Akbaidar, Wardiyanto dan Y.T.

Adiputra

Modifikasi Biosekuritas, Peningkatan Performa Tambak Dan

Keberlanjutan Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Di

Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung…………………………………

169 - 176

Vivi Endar Herawati

Transfer Nutrisi Dan Energi Larva Udang Vanname (Litopennaeus

vannamei) Dengan Pemberian Pakan Artemia Sp. Produk Lokal Dan

Impor………..……………………………………………………………..

177 - 186

Page 5: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

DAFTAR ISI Vol II No 1

Ahmad Mustafa dan Abdullah

Strategi Pengaturan Penangkapan Berbasis Populasi Dengan Alat

Tangkap Bubu Rangkai Pada Perikanan Rajungan: Studi Kasus Di

Perairan Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara ……………………..

45 - 52

Nadisa Theresia Putri, Limin Santoso dan Reza Samsudin

Aplikasi Bungkil Inti Sawit Melalui Pemberian Enzim Rumen Dan

Fermentasi Sebagai Bahan Pakan Ikan Nila Best (Oreochromis

niloticus) ……………………………………………………………….

53 - 56

Andri Kurniawan dan Ardiansyah Kurniawan

Studi Potensi Teripang Di Perairan Bangka Sebagai Sumber Steroid

Untuk Sex Reversal Ikan Nila …………………………………………

57 - 60

Dwi Puji Hartono dan Dian Febriani

Pengaruh Lama Waktu Pemberian Kejutan Dingin Pada Pembentukan

Individu Triploid Ikan Patin (Pangasius sp) …………………………..

61 - 68

Okta Bakara, Limin Santoso dan Deisi Heptarina

Enzim Mananase Dan Fermentasi Jamur Untuk Meningkatkan

Kandungan Nutrisi Bungkil Inti Sawit Pada Pakan Ikan Nila Best

(Oreochromis niloticus) ……………………………………………….

69 - 72

Supyan, Sulistiono dan Etty Riani

Karakteristik Habitat Dan Tingkat Kematangan Gonad Kepiting Kelapa

(Birgus latro) di Pulau Uta, Propinsi Maluku Utara …………………

73 - 82

Yayu Saskia, Esti Harpeni dan Tutik Kadarini

Toksisitas Dan Kemampuan Anestetik Minyak Cengkeh (Sygnium

aromaticum) Terhadap Benih Ikan Pelangi Merah (Glossolepis incisus)

83 - 88

Ira, Dedi Oetama dan Juliati

Kerapatan Dan Penutupan Lamun Pada Daerah Tanggul Pemecah

Ombak Di Perairan Desa Terebino Propinsi Sulawesi Tengah ……….

89 - 96

Irvan Avianto, Sulistiono dan Isdrajad Setyobudiandi

Karakteristik Habitat Dan Potensi Kepiting Bakau (Scylla serrata,

S.transquaberica, and S.olivacea) Di Hutan Mangrove Cibako,

Sancang, Kabupaten Garut Jawa Barat ………………………………

97 – 106

Page 6: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Eko Efendi dan Andri Purwandani

Korelasi Asian Monsoon, El Nino South Oscilation Dan Indian Ocean

Dipole Terhadap Variabilitas Curah Hujan Di Propinsi Lampung ……

107 - 112

Herman Yulianto

Pemetaan Sebaran Spasial Kualitas Air Unsur Hara Perairan Teluk

Lampung………………………………………………………………..

113 - 118

Page 7: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No.1, Gedung Meneng, Bandar Lampung 35145. Email :[email protected];

[email protected] Website : http://ejournal.unila.ac.id/2012/09/10/aquasains/ http://perikanan.unila.ac.id/index.php/aquasains.html; http://aquasains.wordpress.com/

PERNYATAAN PEMINDAHAN HAK MILIK

(COPYRIGHT TRANSFER STATEMENT) Ketika naskah diterima untuk dipublikasikan, Hak Milik dipindahkan ke Jurnal Aquasains.

Pemindahan Hak Milik memindahkkan kepemikikan eksklusive untuk mereproduksi dan

mendistribusikan naskah, termasuk cetakan lepas, penerjemahan, reproduksi fotografi,

mikrofilm, material elektronik (offline maupun Online) atau bentuk reproduksi lainnya

yang serupa dengan aslinya.

When the article is accepted for publication, its copyright is transferred to Aquasains

Journal. The copyright transfer convers the exclusive right to reproduce and distribute the

article, including offprint, translation, photographic reproduction, microfilm, electronic

material, (offline or online) or any other reproduction of similar nature. Penulis menjamin bahwa artikel adalah asli dan bahwa penulis memiliki kekuatan penuh

untuk mempublikasikannya. Penulis menandatangani dan bertanggungjawab untuk

melepaskan bahan naskah sebagian atau keseluruhan dari semua penulis. Jika naskah

merupakan bagian dari skripsi mahasiswa, maka mahasiswa tersebut wajib

menandatangani persetujuan bahwa pekerjaannya akan dipublikasikan.

The Author warrant that this article is original and that the author has full power to

publish. The author sign for and accepts responsibility for releasing this material on behalf

os any and all-author. If the article based on or part os student’s thesis, the student needs

to sign as his/her agreement that his/her works is going published.

Judul Naskah

Title of Article : ……………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Penulis

Author : ……………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Tanda Tangan Penulis

Author’s Signature : ……………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Tanda Tangan Mahasiswa

Student’s Signature : ……………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………… Tanggal

Date : ……………………………………………………………………………

Page 8: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)
Page 9: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Persyaratan Legal Penulis harus menjamin bahwa naskah tidak akan

dipublikasikan dimanapun dalam bahasa yang

sama atau berbeda tanpa izin dari pemilik hakcipta,

yang menjamin hak pihak ketiga tidak akan

dilanggar, dan penerbit tidak akan bertanggung

jawab jika ada klaim dari pihak ketiga.

Penulis yang menyertakan bagian gambar atau teks

yang sudah dipublikasikan di lain tempat yang

membutuhkan izin dari pemilik harus menyertakan

bukti seperti izin atau persetujuan yang diperoleh

ketika akan megirimkan makalahnya. Materi yang

diterima tanpa bukti akan dianggap asli dari penulis.

Naskah harus dilengkapi dengan “Pernyataan

Pemindahan Hakmilik”

Legal Requirement The author(s) guarantee(s) that the manuscript will not be published elsewhere in any language without the consent of the copyright owners, that the rights of third parties will not be violated, and that the publisher will not be held legally responsible should there be any claims for compensation. Authors wishing to include figures or text passages that have already been published elsewhere are required to obtain permission from the copyright owner(s) and to include evidence that such permission has been granted when submitting their papers. Any material received without such evidence will be assumed to originate from the authors. Manuscripts must be accompanied by the ‘‘Copyright Transfer Statement’’.

Prosedur Editorial Makalah harus merupakan hasil penelitian yang

relatif baru. Semua naskah adalah subjek untuk

peer review. Penulis harus mengirimkan naskahnya

dalam bentuk elektronik dengan format LYX atau

Word dan PDF ke alamat redaksi:

Jurusan Budidaya Perairan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No.1 Bandar

Lampung 35145

Email :

[email protected]

[email protected]

Naskah yang dikembalikan ke penulis untuk revisi

harus dikirim kembali dalam waktu 4 minggu,

sebaliknya jika tidak akan dipertimbangkan telah

menyatakan menarik diri.

Naskah yang diyatakan ditolak tidak akan

dikembalikan ke penulis (kecuali Ilustrasi asli).

Makalah yang tidak sesuai dengan aturan jurnal

akan dikembalikan ke penulis untuk direvisi sebelum

dipertimbangkan untuk dipublikasi. Penulis

bertanggung jawab terhadap keakuratan pustaka.

Editorial Procedure Papers must present scientific results that are essentially new. All manuscripts are subject to peer review.

Authors should submit their manuscripts

electronically as Postscript or PDF to: Jurusan

Budidaya Perairan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No.1 Bandar

Lampung 35145

Email :

[email protected]

[email protected] Manuscripts which are returned to the authors for revision should be sent back within 4 weeks; otherwise they will be considered withdrawn. Rejected manuscripts will not be returned to the authors (except for original illustrations). Papers that do not conform to the journal norms may be returned to the authors for revision before being considered for publication. The author is responsible for the accuracy of the references.

Persiapan Naskah Untuk membantu penulis menyiapkan naskah,

Aquasains akan menyediakan template dalam

bentuk paket makro LYX dan template dalam bentuk

word yang dapat digunakan dengan MS Office Word

Manuscript Preparation General remarks To help you prepare your

manuscript, Aquasains offers a LYX macropackage as well as a template that can be used with Winword 2007 or 2010 or higher.

Title page The title page should include:

Panduan Untuk Penulis

Page 10: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

2007 dan 2010 atau versi yang lebih tinggi sesuai

dengan perkembangan teknologi.

Halaman Judul.Halaman judul harus

termasuk:

– Nama(nama) Penulis

– Judul harus ringkas dan informatif

– Intitusi yang berafiliasi dengan penulis

dan alamat penulis

– Alamat Email, telpon/HP dan nomor fax

untuk korespondensi dengan penulis

Abstrak.Tiap Makalah harus didahuli dengan

abstrak berisikan hasil yang paling penting

dan kesimpulan yang dapat ditulis dalam

bahasa indonesia atau bahasa inggris dengan

tidak lebih dari 300 kata.

Kata Kunci. Tiga atau enam katakunci harus

disediakan setelah abstrak untuk tujuan

pengindekskan.

Singkatan. Singkatan harus didefinisikan

pada saat pertama kali disebutkan dalam

abstaks dan disebutkan ulang pada tubuh

naskah utama dan digunakan secara

konsisten untuk selanjutnya.

Daftar simbol yang harus mengikuti abstraks

dalam bentuk daftar jika diperlukan.

Penomoran Bab harus dalam bentuk desimal.

Satuan Internasional (SI) harus digunakan.

Catatan kaki yang mendasar pada teks harus

diberi nomor secara berurutan dan

ditempatkan pada bagian bawah halaman

dimana dirujuk

Catatan Kaki. Catatan pada halaman judul

tidak diberikan simbol perujuk. Catatan kaki

pada teks diberi nomor secara berurutan,

begitu juga dengan tabel harus ditunjukkan

dengan huruf kecil superscript (atau bintang

untuk nilai signifikan dan data statistik

lainnya).

Pendanaan. Penulis diharapkan untuk

mengungkapkan semua bentuk

komersialisasi atau asosiasi lain yang

mungkin memici konflik kepentingan yang

berhubungan dengan materi yang dikirim.

Semua sumber pendanaan yang mendukung

pekerjaan dan institusi atau perusahaan yang

berafiliasi dengan penulis harus diakui.

Apendiks. Jika ada satu atau lebih apendiks,

harus diberi nomr secara berurutan.

Persamaan dalam apendiks harus ditujukan

secara berbeda dari bagian utama makalah

seperti (A1), (A2) dsb. Pada tiap apendiks

persamaan harus diberi nomor secara

terpisah.

The name(s) of the author(s) A concise and informative title The affiliation(s) and address(es) of the

author(s) The e-mail address, telephone and fax

numbers of the communicating author Abstract. Each paper must be preceded by an

abstract presenting the most important results and conclusions in english or Indonesian in no more than 300 words.

Keywords. Three to six keywords should be supplied after the Abstract for indexing purposes.

Abbreviations Abbreviations should be defined at first mention in the abstract and again in the main body of the text and used consistently thereafter.

A list of symbols should follow the abstract if such a list is needed. Symbols must be written clearly. The numbering of chapters should be in decimal form. The international system of units (SI units) should be used.

Essential footnotes to the text should be numbered consecutively and placed at the bottom of the page to which they refer.

Footnotes on the title page are not given reference symbols. Footnotes to the text are numbered consecutively; those to tables should be indicated by superscript lower-case letters (or asterisks for significance values and other statistical data).

Acknowledgements. These should be as brief as possible. Any grant that requires acknowledgement should be mentioned. The names of funding organizations should be written in full.

Funding. Authors are expected to disclose any commercial or other associations that might pose a conflict of interest in connection with submitted material. All funding sources supporting the work and institutional or corporate affiliations of the authors should be acknowledged.

Appendix. If there is more than one appendix, they should be numbered consecutively. Equations in appendices should be designated differently from those in the main body of the paper, e.g. (A1), (A2) etc. In each appendix equations should be numbered separately.

References The list of References should only include works that are cited in the text and that have been published or accepted for publication. Personal communications should only be mentioned in the text. If available the DOI can

Page 11: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Pustaka. Daftar pustaka hanya yang

termasuk kata dalam naskah yang disitir dan

yang sudah dipublikasikan atau diterima untuk

publikasi.

Kominikasi pribadi hanya disebutkan dalam

teks. Jika tersedia DOI (Digital Object

Identifier) dapat ditambahkan pada akhir dari

pustaka dalam bentuk pertanyaan.

Pensitiran dalam teks harus ditunjukan

dengan nomor dalam kurung kuadrat seperti

[1], [2] dsb. Pustaka harus diberi nomor dalam

urutan dimana terlihat dalam teks dan didaftar

dalam urutan numerik. Judl jurnal harus

disingkat sesuai dengan aturan internasional

yang berlaku. Pustaka dengan tanda baca

yang benar harus mengikuti gaya seperti

berikut:

Artikel jurnal:

Hijau T, Hitam J, Biru W (2010) Judul artikel.

Singkatan Jurnal.Volume Nomor:halaman-

halaman

Buku:

Hijau T, Hitam J (2012) Judul Buku. Lokasi:

Penerbit. hal

Buku dengan banyak Penulis:

Biru W (2011) Judul Bab.Dalam: Hijau T,

Hitam J (Eds) Judul Buku.

Lokasi:Penerbit., pp 1-50

Pustaka seperti “komunikasi pribadi” atau

“data tidak dipublikasikan” tidak dapat

dimasukkan dalam daftar pustak, tetapi harus

disebutkan dalam tanda kurung: hal ini juga

diterapkan pada makalah yang

dipresentasikan pada pertemuan tetapi belum

dipublikasikan atau diterima untuk publikasi.

Tanggal harus diberikan untuk kedua bentuk

“komunikasi pribadi” atau “data tidak

dipublikasikan”

Makalah yang telah diterima untuk publikasi

harus dimasukkan dalam daftar pustaka

dengan nama jurnal dan ditambahkan

keterangan “in press”.

Komunikasi oral hanya disebutkan dalam

Pengakuan/ucapan terima kasih.

Makalah yang dipoblikasikan online tetapi

belum atau tidak dicetak dapat disitir

menggunakan Digital Object Indentifier (DOI).

DOI harus ditambahkan pada akhir pustaka

dalam bentuk pertanyaan

Contohnya: Ward J, Robinson PJ (2004) How

to detect hepatocellular carcinoma in cirrhosis.

Eur Radiol DOI 10.1007/s00330-004-1450-y

be added at the end of the reference in question. Citations in the text should be identified by numbers in square brackets. References should be numbered in the order in which they appear in the text and listed in numerical order. Journal titles should be abbreviated. References with correct punctuation should be styled as follows: Journal articles: Green T, Black J, Blue W (2010) Title of article. Abbreviated journal title Vol No: page-page Books: Green T, Black J (2012) Book title. Publisher, location Multiauthor books: Blue W (2011) Chapter title. In: Green T, Black J (eds) Book title. Publisher, location, pp 1–50 References such as ‘‘personal communications’’ or ‘‘unpublished data’’ cannot be included in the reference list, but should be mentioned in the text in parentheses: this also applies to papers presented at meetings but not yet published or accepted for publication.A date should be given for both ‘‘personal communications’’ and ‘‘unpublished data’’. Papers which have been accepted for publication should be included in the list of references with the name of the journal and ‘‘in press’’. Oral communications should only be mentioned in the acknowledgements. A paper published online but not (yet) in print can be cited using the Digital Object Identifier (DOI). The DOI should be added at the end of the reference in question. Example: Ward J, Robinson PJ (2004) How to detect hepatocellular carcinoma in cirrhosis. Eur Radiol DOI 10.1007/s00330-004-1450-y

Illustrations and Tables. All figures (photographs, graphs or diagrams) and tables should be cited in the text, and each numbered consecutively throughout. Lowercase letters (a, b etc.) should be used to identify figure parts. If illustrations are supplied with uppercase labeling, lowercase letters will still be used in the figure legends and citations. Line drawings. Please submit good-quality prints. The inscriptions should be clearly legible. Half-tone illustrations (black and white and color). Please submit well-contrasted photographic prints with the top indicated on the back.

Page 12: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Ilustrasi dan Tabel. Semua gambar (Foto,

grafik atau diagram) dan tabel harus disitir

dalam teks, dan diberi penomeran secara

berurutan dengan nomer arab (1, 2, dst) untuk

mengidentifikasi gambar atau tabel. Gambar

atau foto atau grafik harus dikirimkan dalam

kualitas terbaik untuk dicetak, untuk gambar

dua warna (hitam dan putih) harus dikirim

dengan kontrs yang jelas. Beberapa gambar

yang ditempatkan dalam satu plate dalam

satu halaman harus dibuat legenda dengan

singkat dan jelas yang dapat menjelaskan

gambar. Legenda ditempatkan di bawah

gambar, diats sitiran untuk gambar.

Tabel harus memiliki judul dan legenda untuk

menjelaskan jika menggunakan singkatan

dalam tabel.Catatan kaki untuk tabel

digunakan untuk menjelaskan keterangan dari

isi tabel dengan meggunakan superscript

huruf kecil. Untuk menjelaskan signifikansi

atau data statistik digunakan lambang bintang

(asterik).

Plates. Several figures or figure parts should be grouped in a plate on one page. Figure legends must be brief, self-sufficient explanations of the illustrations. The legends should be placed at the end of the text. Tables should have a title and a legend explaining any abbreviation used in that table. Footnotes to tables should be indicated by superscript lower-case letters (or asterisks for significance values and other statistical data). For color illustrations the authors will be expected to make a contribution (£ 308, plus VAT) towards the extra costs, irrespective of the number of color figures.

Pengiriman Elektronik Teks dan gambar harus dikirim dalam file terpisah.

Panduan teknis untuk menyiapkan naskah.

Teks

Jurnal aquasain hanya menerima file dengan

format LYX (lebih disukai untuk yang sudah

familier) atau format dokumen MS word.

Untuk pengiriman naskah menggunakan

perangakt lunah pengolah kata LYX harus

menyertakan sumber aslinya dan dalam

bentuk postscript atau pdf. Penulis dapat

menggunakan paket makro LYX ataupun

template word yang akan disediakan oleh

radaksi.

Panduan layout

1. Menggunakan huruf normal sederhana

(seperti timesRoman) untuk teks

• Pilihan style yang lain:

• Untuk teks yang membutuhkan

perhatian, istilah asing, dan nama latin

menggunakan tipe italik

2. Untuk tujuan khusus seperti vektor

matematik gunakan tipe huruf tebal

3. Gunakan penomoran halaman secara

otomatis

4. Untuk Indentasi menggunakan tab stops

dan tidak diperkenankan menggunakan

space bar

5. Untuk tabel menggunakan fungsi tabel

dalam MS word, tidak menggunkan

Electronic Submission Text and figures must be sent as separate files Technical instructions for preparing your manuscript Text

This journal accepts either LaTeX or Word documents. LaTeX: The electronic version should include the original source (including all style files and figures) and a PostScript or PDF version of the compiled submission. Authors who prepare their papers with LaTeX are encouraged to use macropackage for this journal. Layout guidelines 1. Use a normal, plain font (e.g., Times Roman) for text.

Other style options: o for textual emphasis use italic types. o for special purposes, such as for

mathematical vectors, use boldface type.

2. Use the automatic page numbering function to number the pages. 3. Do not use field functions. 4. For indents use tab stops or other commands, not the space bar. 5. Use the table functions of your word

processing program, not spreadsheets, to make tables.

Page 13: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

spreadsheet atau program Excell untuk

membuat tabel

6. Menggunakan editor persamaan dalam

MS word

7. Tabel dan gambar diletakkan di halaman

akhir naskah

8. Semua gambar yang ada dalam teks

dikirimkan delam file terpisah Ilustrasi

Siapkan gambar yang akan dikirim dalam

format EPS untuk grafik vektor yang dapat

dikspor dari program pengolah gambar atau

perangkat lunak image converter, dan untuk

gambar dua warna (hitam-putih)

menggunakan format TIFF. Nama file (satu file

untuk tiap gambar) juga termasuk nomor

gambar. Legenda gambar harus disertakan

dalam teks tidak dalam file gambar.

– Resolusi pemindaian:gambar yang

dipindai harus didigitasi dengan resolusi

minimum 800 dpi untuk gambar berwarna

dan 300 dpi untuk gambar dua warna.

– Warna gambar disimpan dalam format

RGB (8 bits tiap saluran).

– Grafik vektor: huruf yang digunakan dalam

grafik vektor harus sudah termasuk, tidak

diperkenankan menggambar

menggunakan hairline, minimum tebal

garis adalah 0.2 mm (0.567 pt).

Format Data

Untuk naskah awal pengiriman file disimpan

dalam bentuk RTF (Rich Text Format) atau

DOC atau DOCX atau format lain yang

kompatibel dengan pengolah kata MS Word.

Gambar dalam format EPS dan atau TIFF.

Jika menggunakan pengolah kata LYX file

disimpan dalam format berekstensi .lyx dan

termasuk sumber aslinya dari makropaketnya

dan dalam format postscript atau pdf.

Informasi umum yang berisi judul, Operating

system yang digunakan, program pengolah

kata, program pengolah gambar, dan program

kompresi file ditulis dalam program notepad

atau wordpad.

Semua file teks, ilustrasi atau gambar dan

informasi umum dikirim dalam bentuk file

kompresi ZIP, file diberi nama dengan hal

yang mudah diingat (seperti nama penulis)

tidak lebih dari 8 karakter tidak menggunakan

simbol khusus.

File dikirim ke alamat redaksi jurnal Aquasains

di :

[email protected] atau

6. Use the equation editor of your word processing program or MathType for equations.

7. Place any figure legends or tables at the end of the manuscript. 8. Submit all figures as separate files and do

not integrate them within the text. Illustrations The preferred figure formats are EPS for vector graphics exported from a drawing program and TIFF for halftone illustrations. EPS files must always contain a preview in TIFF of the figure. The file name (one file for each figure) should include the figure number. Figure legends should be included in the text and not in the figure file.

– Scan resolution: Scanned line drawings should be digitized with a minimum resolution of 800 dpi relative to the final figure size. For digital halftones, 300 dpi is usually sufficient.

– Color illustrations: Store color illustrations as RGB (8 bits per channel) in TIFF format.

– Vector graphics: Fonts used in the vector graphics must be included. Please do not draw with hairlines. The minimum line width is 0.2 mm (i.e., 0.567 pt) relative to the final size.

Data formats Save your file in two formats: 1. Text: RTF (Rich Text Format) or Microsoft

Word compatible formats Figures: EPS or TIFF.

2. PDF (a single PDF file including text, tables and figures). Make sure that all fonts are embedded. name (one file for each figure) should include the figure number. Figure legends should be included in the text and not in the figure file.

General information on data delivery Please

send a zip file (text and illustrations as

separate files) to:

[email protected] atau

[email protected] Please always supply the follow- ing information with your data: journal title, operating system, word processing program, drawing program, image processing program, compression program. The file name should be memorable (e.g., author name), have no more than 8 characters, and include no accents or special symbols. Use only the

extensions that the program assigns automatically.

Page 14: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

[email protected]

Materi Elektronik Pelengkap (MEP) Untuk artikel dalam jurnal ini yang akan

dipublikasikan disediakan materi:

o Dikirim ke Editor dalam bentuk elektronik

bersama dengan makalah sebagai subjek untuk

peer review

o Diterima Editor

MEP terdiri atas:

– Informasi yang tidak mungkin dicetak

seperti animasi, klip video, rekaman suara

dsb.

– Informasi yang lebih tepat dalam bentuk

elektronik seperti rangkaian/sequence,

data spektral dsb.

– Data asli yang besar yang berhubungan

dengan makalah seperti tabel tambahan,

ilustrasi (berwarna dan atau hitam putih)

dsb.

Setelah makalah dinyatakan diterima oleh Editor

MEP akan dipublikasikan sebagaimana yang

diterima dari penulis hanya dalam versi online.

Referensi akan diberikan pada versi cetak.

Electronic supplementary material (ESM) for an article in the journal will be published in aquasains provided the material is: o submitted to the Editor(s) in electronic form

together with the paper and is subject to peer review

o accepted by the journals Editor(s)

ESM may consist of

information that cannot be printed: animations, video clips, sound recordings

information that is more convenient in electronic form: sequences, spectral data, etc.

large original data that relate to the paper, e.g. additional tables, illustrations (color and black & white), etc.

After acceptance by the journals Editor(s) ESM will be published as received from the author in the online version only. Reference will be given in the printed version.

Perbaikan/Koreksi Penulis harus menyertakan membuat bukti koreksi

pada printout dalam file pdf, pengecekkan bahwa

teks sudah lengkap dimana gambar dan tabel sudah

termasuk di dalamnya. Setelah publikasi online,

selanjutnya perubahan hanya dapat dilakukan

dalam bentuk Erratum yang akan di hyperlink-kan

dengan artikel.

Penulis hanya. Perubahan mendasar dalam isi

seperti hasil terbaru, nilai terkoreksi, judul dan

kepengarangan tidak diperkenankan tanpa

persetujuan dari editor yang bertanggung jawab.

Dalam kasus ini harap menghubungi Pimpinan

Redaksi sebelum mengembalikan bukti ke penerbit.

Proofreading Authors should make their proof corrections on a printout of the pdf file supplied, checking that the text is complete and that all figures and tables are included. After online publication, further changes can only be made in the form of an Erratum, which will be hyperlinked to the article. The author is entitled to formal corrections only. Substantial changes in content, e.g. new results, corrected values, title and authorship are not allowed without the approval of the responsible editor. In such a case please contact the Editor-in-Chief before returning the proofs to the publisher.

Cetakan Lepas Cetakan lepas dari artikel akan diberikan tanpa

dikenakan biaya tambahan sebanyak kontibutor

dalam artikel . Jika menginginkan untuk memesan

tambahan cetakan lepas harus mengembalikan

formulir pemesanan dengan bukti yang sesuai,

kemudian diberi judul untuk menerima file pdf dari

artikel untuk penggunaan pribadi. Biaya untuk

tambahan pemesanan cetakan lepas akan

ditentukan kemudian.

Offprint, free copy 25 offprints of each contribution are supplied free of charge. If you wish to order additional offprints you must return the order form with the corrected proofs. You are then entitled to receive a pdf file of your article for your personal use.

Page 15: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

AQUASAINS(Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan)

KAJIAN KUALITAS PERAIRAN BERDASARKAN PARAMETER FISIKA

DAN KIMIA DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA KENDARI

SULAWESI TENGGARA

Ira1

Ringkasan Ocean Fishing Port (PPS) Ken-dari is one of the largest fishing port in Su-lawesi. The number of ships that docked inPPS Kendari also makes a lot of garbageand oil spills - used oil that went into theocean waters. Effluent - discharge resultedin a change in water quality . This studyaims to determine the condition of WaterQuality based of Physics and Chemical Pa-rameters in PPS Kendari. This research isexpected to be useful for the management ofcoastal areas, especially ocean fishing port.The determination of the research stationis based on aspects influence representationof industrial activity and PPS that is, Sta-tion 1 is located at the pier PPS which se-rve as a berthing vessel and place demoli-tion catches. Station 2, located at the mou-th of the sewage plant (WWTP) PPS Ken-dari. Environmental parameters measuredinclude temperature, suspended solids, pH, salinity, dissolved oxygen, nitrates , phos-phates. The results showed that the waterquality conditions PPS Kendari terms ofphysical and chemical parameters by De-cree of the state Minister for EnvironmentNo 51 of 2004 already exceeded the waterquality standard, especially for temperatu-re, salinity, dissolved oxygen and phospha-te

1)Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universi-tas Halu Oleo Jl.HAE Mokodompit Kampus BumiTridharma Anduonohu Kendari 93232phone/Fax:+62401 393782E-mail: [email protected]

Keywords water quality, physics, che-mistry, ports, fisheries, kendari

Received: 13 Nopember 2013Accepted: 10 Januari 2014

PENDAHULUAN

Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki seki-tar 75,08% luas wilayah berupa perairandan sekitar 24,93% berupa daratan. Hal inimenjadi potensi yang sangat bagus untukpengembangan usaha perikanan. Perikan-an merupakan salah satu komoditi yangpotensial untuk diusahakan karena ikan me-rupakan komoditi yang dapat dipanen se-panjang tahun dan merupakan komoditi yangsangat dibutuhkan oleh manusia baik yangdikonsumsi langsung maupun yang melaluiproses lebih lanjut.

Kegiatan pemanfaatan sumberdaya perikan-an memerlukan adanya fasilitas pendarat-an ikan atau pelabuhan yang khusus me-layani aktifitas industri dan perdaganganikan. Umumnya yang dilayani adalah ke-giatan perikanan tangkap di laut. Dalamhal ini maka pelabuhan yang khusus me-layani kegiatan perikanan merupakan fa-silitas pendaratan yang menjadi pangkal-an bagi kapal-kapal perikanan dan menja-di terminal yang menghubungkan kegiatanperikanan di darat dan di laut [1]. Jadi da-pat dikatakan bahwa pelabuhan perikanan

Page 16: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

120 Ira1

merupakan pusat pengembangan ekonomiperikanan ditinjau dari aspek produksi, pe-ngolahan, dan pemasaran, baik berskala lo-kal, nasional maupun internasional.

Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Ken-dari merupakan salah satu pelabuhan per-ikanan terbesar yang ada di Sulawesi de-ngan luas sekitar 40,55 ha. Letak PPS Ken-dari dalam teluk Kendari (Sulawesi Teng-gara) sehingga sangat aman dari gangguanangin maupun ombak. PPS Kendari dike-nal juga sebagai pelabuhan perikanan tipeA atau kelas I, dimana dirancang terutamauntuk melayani kapal perikanan berukuran> 60 GT dan dapat menampung 100 buahkapal atau 6000 GT sekaligus. Selain itu,dapat pula melayani kapal ikan yang ber-operasi di perairan lepas pantai, ZEE danperairan internasional. Jumlah ikan yangdidaratkan sekitar 40.000 ton/ tahun danjuga memberikan pelayanan untuk ekspor.

Banyaknya kapal-kapal yang berlabuh diPPS Kendari ini membuat banyak pula bu-angan sampah dan tumpahan minyak - mi-nyak bekas yang masuk ke perairan laut.Buangan-buangan tersebut mengakibatk-an terjadinya perubahan kualitas perairan.Kualitas air dapat diketahui dengan mela-kukan pengujian tertentu terhadap air ter-sebut diantaranya pengukuran parameterfisika dan kimia. Sebagaimana menurut [2]bahwa parameter fisika, kimia dan biologimerupakan kondisi kualitatif yang mencer-minkan kualitas air.

Penelitian tentang kualitas air di PPS Ken-dari masih sangat jarang dilakukan. Olehkarena itu, penelitian untuk mengetahui kon-disi kualitas air berdasarkan parameter fi-sika dan parameter kimia di PPS Kendarisangat penting untuk dilakukan. Peneliti-an ini diharapkan dapat bermanfaat bagipengelolaan wilayah pesisir khususnya Pe-labuhan Perikanan Samudera.

MATERI DAN METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan bulan November -Desember 2012. Lokasi pengambilan sam-pel di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)

Kendari Sulawesi Tenggara dengan koordi-nat 3°59’5"S dan 122°34’18"E. Analisis sam-pel di Laboratorium Fakultas Perikanan danIlmu Kelautan Universitas Halu Oleo, Ken-dari, Sulawesi Tenggara.

Alat dan Bahan Penelitian

Berdasarkan parameter-parameter yang di-ukur, maka alat dan bahan yang digunakandalam penelitian adalah termometer un-tuk mengukur suhu, metode gravimetri un-tuk mengukur TSS, handrefractometer un-tuk mengukur salinitas, pH meter untukmengukur pH air, Do meter untuk mengu-kur oksigen terlarut, spektrofotometer un-tuk mengukur nitrat dan fosfat.

Metode Pengambilan sampel

Penentuan stasiun penelitian berdasarkanaspek keterwakilan pengaruh akibat akti-vitas industri dan PPS yaitu:

– Stasiun 1, berada di dermaga PPS di-mana dijadikan sebagai tempat berla-buhnya kapal dan tempat pembongkar-an hasil tangkapan.

– Stasiun 2, berada di muara instalasi pem-buangan limbah (IPAL) PPS.

Pengambilan sampel air dilakukan saat pa-sang sebanyak tiga kali pengulangan. Pa-rameter lingkungan yang diukur meliputiparameter fisika (suhu dan TSS) dan pa-rameter kimia (salinitas, pH, oksigen ter-larut, nitrat, fosfat).

Analisis Data

Analisis data kualitas air dilakukan seca-ra dekriptif dan untuk mengetahui kondi-si kualitas air pada lokasi penelitian, digu-nakan standar baku mutu berdasarkan Ke-putusan Menteri Negara Lingkungan Hi-dup (KepMen LH) No. 51 Tahun 2004 ten-tang Baku Mutu air laut untuk biota lautsebagai perbandingan

Page 17: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Kualitas Perairan Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari 121

Gambar 1 Lokasi penelitian di Pelabuhan Peri-kanan Samudera (PPS) Kendari

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Pelabuhan perikanan Kendari merupakanpelabuhan perikanan terbesar di Sulawe-si, tepatnya terletak di Sulawesi Tenggara,menghadap Laut Flores, Laut Banda danLaut Seram. Pelabuhan perikanan ini me-miliki beberapa kapal penampung dan ka-pal penangkap yang digunakan untuk me-nangkap ikan, khususnya Ikan Cakalang danTuna. Secara umum Pelabuhan Perikan-an Samudera (PPS) Kendari mempunyaibatas-batas: sebelah utara berbatasan de-ngan kecamatan kendari barat, sebelah ti-mur berbatasan dengan kecamatan abeli,sebelah selatan berbatasan dengan Keca-matan Poasia, sebelah barat berbatasan de-ngan kecamatan kendari.

PPS Kendari dikenal juga sebagai pelabuh-an perikanan tipe A, atau kelas I. Pelabuh-an perikanan ini dirancang terutama un-tuk melayani kapal perikanan berukuran >60 GT, menampung 100 buah kapal atau6000 GT sekaligus, dan dapat pula melaya-ni kapal ikan yang beroperasi di perairanlepas pantai, ZEE dan perairan internasio-nal. Jumlah ikan yang didaratkan sekitar40.000 ton/ tahun dan juga memberikanpelayanan untuk ekspor.

Perairan di sekitar PPS Kendari mempu-nyai topografi yang landai dan memilikidasar perairan berpasir. Pada perairan inijuga terdapat muara sungai besar seperti

muara sungai Anggoeya, yang turut mem-berikan pengaruh terhadap karakteristik per-airan di sekitarnya, khususnya di sekitarareal PPS Kendari.

Parameter Fisika Perairan

a. Suhu

Suhu merupakan faktor langsung yang mem-pengaruhi laju pertumbuhan, kelangsung-an hidup dan meningkatkan laju metabo-lisme organisme. Peningkatan suhu perair-an secara langsung maupun tidak langsungakan mempengaruhi kehidupan organismesuatu perairan [3]. Nilai suhu yang dipero-leh di stasiun 1 dan 2 telah melebihi bakumutu air yaitu sebesar 33.2 – 34.3oC se-dangkan standar baku mutu suhu menurutKepMen LH No. 51 Tahun 2004 untuk bi-ota laut adalah 28 - 32 oC. Nilai suhu yangtinggi diduga karena perairan PPS Kenda-ri yang sempit dan tertutup, sehingga ke-tika kondisi lingkungan (cahaya matahari)panas maka terjadi penguapan yang ting-gi. Hal ini sesuai dengan pendapat [4] bah-wa suhu ekosistem air dipengaruhi oleh di-antaranya intensitas cahaya matahari danpertukaran panas antara air dengan udarasekelilingnya

b. Padatan Tersuspensi (TSS)

Padatan tersuspensi adalah padatan yangmengakibatkan kekeruhan air, tidak larutdan tidak mengendapkan langsung. Padat-an tersuspensi juga merupakan salah satuunsur material dalam sedimen selain ba-tuan, material biologi, endapan zat kimia,kumpulan debu dan partikel sampah, tum-buhan, material daun, logam berat dan un-sur jejak [5]. Menurut US-EPA pengaruhpadatan tersuspensi sangat beragam, ter-gantung pada sifat kimia alamiah bahantersuspensi tersebut, khususnya bahan tok-sik. Untuk zat padat tanpa bagian toksikyang nyata pada tanaman bentik dan hew-an tidak bertulang belakang dapat meng-akibatkan angka kematian yang tinggi. Se-dangkan pengaruh yang berbahaya pada

Page 18: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

122 Ira1

ikan, zooplankton, dan makhluk hidup la-innya pada prinsipnya adalah penyumbat-an insang oleh partikel. Nilai rata-rata TSSyang diperoleh di stasiun 2 lebih tinggi yak-ni sebesar 0.72 mg/l dibandingkan stasi-un 1 sebesar 0.02 mg/l. Namun konsentra-si TSS di stasiun1 dan 2 berada dibawahstandar baku mutu biota laut menurut Ke-pMen LH No. 51 Tahun 2004 yakni 5 – 25mg/l. Nilai TSS yang tinggi di stasiun 2 di-duga berasal dari limbah yang berasal da-ri limpasan limbah industri perikanan danpemukiman penduduk.

Parameter Kimia Perairan

a. Salinitas

Salinitas air laut dapat mempengaruhi ting-kat kejenuhan oksigen terlarut perairan ter-sebut, dimana semakin tinggi salinitas ka-pasitas kejenuhan oksigen di air semakinmenurun [6]. Salinitas yang terukur di sta-siun 1 lebih rendah yakni sebesar 24.0 o/oodibandingkan stasiun 2 yakni sebesar 28.1o/oo. Rendahnya salinitas di stasiun 1 ke-mungkinan disebabkan mendapat penga-ruh langsung dari sungai. Sebagaimana per-nyataan [7] bahwa salinitas air laut dapatberbeda secara geografis salah satunya di-sebabkan oleh banyaknya air sungai yangmasuk ke laut. Stasiun 1 dan 2 termasukberada dibawah standar baku mutu apabi-la dibandingkan dengan baku mutu salini-tas berdasarkan KepMen LH No. 51 Tahun2004 bahwa salinitas untuk biota laut ada-lah 33 - 34 o/oo.

b. pH

Kondisi perairan yang bersifat sangat asamatau basa akan membahayakan kelangsung-an hidup organisme, karena akan meng-akibatkan terjadinya gangguan metabolis-me dan respirasi. Batas toleransi organis-me terhadap pH bervariasi dan pada umum-nya sebagian besar organisme akuatik sen-sitif terhadap perubahan pH. Nilai rata-rata pH yang diperoleh stasiun 1 sebesar

7.83 dan stasiun 2 sebesar 8.41. Nilai pH distasiun 1 dan 2 masih sesuai dengan stan-dar baku mutu menurut KepMen LH No.51 Tahun 2004 yakni 6.5 – 8.5.

c. Oksigen Terlarut (DO)

Oksigen terlarut merupakan faktor pemba-tas bagi kehidupan organisme karena dapatmenimbulkan efek langsung yang beraki-bat pada kematian organisme dan efek ti-dak langsung meningkatkan toksisitas bah-an pencemar yang pada akhirnya dapat mem-bahayakan organisme itu sendiri. Sebagai-mana pernyataan [8] bahwa kandungan DOsangat berhubungan dengan tingkat pen-cemaran, jenis limbah dan banyaknya bah-an organik di suatu perairan. Selain itu,kemampuan air untuk membersihkan pen-cemaran secara alamiah tergantung padakadar DO dan banyaknya organisme pe-ngurai. Berdasarkan hasil pengukuran DO,diketahui bahwa rata-rata di stasiun 1 le-bih rendah yakni sebesar 0.12 mg/l diban-dingkan stasiun 2 sebesar 1.60 mg/l. Ni-lai DO di Stasiun 1 dan 2 termasuk ber-ada dibawah standar baku mutu menurutKepMen LH No. 51 Tahun 2004, yakni >3 mg/l. Apabila dilihat dari tingkat pen-cemaran berdasarkan DO maka stasiun 1dan 2 termasuk kategori tercemar berat.Sebagaimana menurut [9] bahwa kandung-an DO < 4,5 mg/l termasuk kategori ter-cemar berat. Rendahnya kadar oksigen da-pat berpengaruh terhadap fungsi biologisdan lambatnya pertumbuhan, bahkan da-pat mengakibatkan kematian. Fungsi oksi-gen selain untuk pernapasan organisme ju-ga untuk mengoksidasi bahan organik yangada di dasar sedimen perairan.

d. Nitrat

Nitrat adalah bentuk nitrogen utama diperairan alami. Nitrat merupakan salah sa-tu nutrien senyawa yang penting dalam sin-tesa protein hewan dan tumbuhan. Kon-sentrasi nitrat yang tinggi di perairan da-pat menstimulasi pertumbuhan dan per-kembangan organisme perairan apabila di-dukung oleh ketersediaan nutrien [8]. Nilai

Page 19: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Kualitas Perairan Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari 123

rata-rata nitrat di stasiun 1dan 2 beradadibawah standar baku yakni sekitar 0.0005- 0.05 mg/l. Konsentrasi nitrat menurutbaku mutu KepMen LH No. 51 Tahun 2004adalah berkisar antara 0.9 – 3.2 mg/l. Se-mentara menurut [10], kadar nitrat-nitrogenpada perairan alami hampir tidak pernahlebih dari 0.1 mg/1, akan tetapi jika ka-dar nitrat lebih besar 0.2 mg/1 maka akanmengakibatkan eutrofikasi.

e. Fosfat

Konsentrasi fosfat hasil pengukuran di sta-siun 1 dan 2 menunjukkan telah berada di-atas standar baku mutu. Konsentrasi rata-rata fosfat stasiun 1 yakni sebesar 0.52 mg/ldan stasiun 2 sebesar 0.67 mg/l. Semen-tara berdasarkan KepMen LH No. 51 Ta-hun 2004 nilai baku mutu fosfat adalah0.015 mg/l. Tingginya nilai fosfat yang di-temukan di stasiun 1 dan 2 diduga bersum-ber dari limpasan limbah industri perikan-an dan pemukiman penduduk yang meng-hasilkan limbah organik. Sebagaimana per-nyataan [11] bahwa fosfat dalam suatu per-airan bersumber dari diantaranya limbahindustri, domestik dan pertanian, serta han-curan bahan organik.

SIMPULAN

Kondisi kualitas air Pelabuhan PerikananSamudera (PPS) Kendari ditinjau dari pa-rameter fisika dan kimia berdasarkan Ke-pMenLH No. 51 Tahun 2004 sudah mele-bihi baku mutu air terutama untuk suhu,salinitas, oksigen terlarut dan fosfat.

Pustaka

1. Lubis, E. 2006. Pengantar Pelabuhan Perikan-an. Bogor: Bagian Pelabuhan Perikanan De-partemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikan-an. FPIK Institut Pertanian Bogor.

2. Riyadi, S. 1984. Pencemaran Air, Dasar-Dasardan Pokok Penanggulangannya. Karya Anda.Surabaya.

3. Wardoyo, STH . 1975. Pengelolaan KualitasAir. IPB - Bogor.

4. Barus. 2002. Pengantar Limnologi. DirektoratJendral Perguruan Tinggi. Depdiknas. Jakar-ta.

5. Bent, G.C., J.R. Gray, K.P. Smith, & G.D.Glysson, 2001. A Synopsis of Technical Issu-es for Monitoring Sediment in Highway andUrban Runoff, USGS, OFR 00-497.

6. Saeni. MS. 1999. Kimia Lingkungan. Departe-men Pendidikan dan Kebudayaan-Ditjen Pen-didikan Tinggi. Pusat Antar Universitas IlmuHayat. IPB - Bogor.

7. Chester, R. 1990. Marine Geochemistry.Unwin Hyman Ltd. London.

8. Alaerts. G dan S Santika. 1987. Metode Pene-litian Air. Usaha Nasional. Surabaya.

9. Miller, GT dan DG Lygre. 1994. Chemistry Acontemporary Approach 3 rd ed. WadwortthPublishing Company. California.

10. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pe-ngelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Per-airan. Kanisius. Yogyakarta.

11. Manik, KES. 2003. Pengelolaan Lingkung-an Hidup. Djambatan. Jakarta.Kepmen LH.2004.

Page 20: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

124 Ira1

Page 21: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

AQUASAINS(Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan)

TOKSISITAS METIL METSULFURON HUBUNGANNYA DENGAN

MASKULINITAS COPEPODA Daphnia sp.

Muarif1 · Qadar Hasani2 · Henni Wijayanti2

Ringkasan Metil metsulfuron merupakansenyawa aktif yang umum digunakan olehpara petani untuk membasmi gulma di sa-wah. Penggunaan yang tidak sesuai padasenyawa aktif tersebut akan menyebabkanresiko pencemaran lingkungan yang berpe-ngaruh terhadap kondisi organisme non tar-get disekitarnya seperti gangguan reproduk-si pada Daphnia sp. Penelitian ini bertuju-an untuk mengetahui tingkat toksisitas me-til metsulfuron dengan menentukan nilai LC50-48 jam terhadap Daphnia sp. serta meng-etahui rasio jenis kelamin jantan anakanDaphnia sp. Adapun metode yang digunak-an dalam penelitian ini adalah pemberiansenyawa aktif metil metsulfuron dengan kon-sentrasi yang berbeda. Pada uji toksisitasakut menggunakan konsentrasi 0 ppm; 20,89ppm; 43,64 ppm; 91,17 ppm; 190,48 ppmdan 397,96 ppm. Sedangkan pada uji pe-ngaruh metil metsulfuron terhadap rasio anak-an jantan Daphnia sp. yaitu 0 ppm; 20 ppm;40 ppm dan 80 ppm. Hasil penelitian padauji toksisitas menunjukkan nilai (LC50)-48jam sebesar 140,2 ppm sedangkan persen-tase rasio anakan jantan Daphnia sp. ter-tinggi terdapat pada perlakuan 80 ppm ya-itu mencapai 71%. Hubungan antara kon-sentrasi metil metsulfuron dengan rasio anak-

1)Alumni Jurusan Budidaya Perairan UniversitasLampung2)Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lam-pung Alamat: Jl.Prof.Sumantri Brodjonegoro No.1Gedong Meneng Bandar Lampung 35141E-mail: [email protected]

an jantan Daphnia sp. menunjukkan bahwasemakin tinggi konsentrasi metil metsulfu-ron yang dipaparkan pada Daphnia sp., ma-ka semakin meningkat pula rasio anakanjantan Daphnia sp. yang dihasilkan.

Keywords Daphnia sp., reproduksi, metilmetsulfuron, toksisitas, LC50

Received: 4 Nopember 2013Accepted: 15 Januari 2014

PENDAHULUAN

Metil metsulfuron merupakan senyawa ak-tif yang terkandung dalam herbisida un-tuk membasmi gulma di sawah. Penggu-naan senyawa aktif metil metsulfuron olehpara petani tidak berbeda dengan bahankimia pengendali hama, yaitu memiliki si-fat penting berupa daya racun atau toksi-sitas yang jika penggunaanya tidak sesuaiakan menyebabkan masalah baru berupapecemaran lingkungan [1].

[2] menyebutkan bahwa pencemaran ling-kungan khususnya di perairan yang dia-kibatkan oleh bahan kimia akan mempe-ngaruhi kondisi taksonomi biota akuatikdisekitarnya. Salah satu contoh hal terse-but adalah penggunaan senyawa aktif me-til metsulfuron terhadap Daphnia sp. yangmerupakan krustasea berukuran kecil danhidup di perairan tawar [3].

Page 22: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

126 Muarif1 et al.

Menurut [4] bahwa pencemaran perairandapat mempengaruhi sistem reproduksi pa-da Daphnia sp. seperti berkurangnya akti-vitas kawin, produksi telur yang menurundan sebagainya. Hal tersebut didukung de-ngan hasil penelitian [5], [6] dan [7] yangmenyebutkan bahwa Daphnia sp. dapat meng-alami gangguan reproduksi berupa mening-katnya rasio anakan jantan Daphnia sp. aki-bat terpapar beberapa bahan pencemar.

Melihat kondisi tersebut maka perlu dike-tahui kemampuan reproduksi Daphnia sp.melalui pengamatan rasio anakan jantanDaphnia sp. yang terpapar senyawa aktifmetil metsulfuron, sehingga hasil peneli-tian ini dapat menjadi salah satu acuanpenggunaan Daphnia sp. sebagai bioassayterhadap toksisitas metil metsulfuron di per-airan.

[8] mengatakan bahwa Daphnia sp. dapatdigunakan sebagai uji toksisitas terhadapbahan pencemar karena organisme ini sa-ngat sensitif terhadap perubahan lingkung-an termasuk adanya pencemaran yang dia-kibatkan bahan kimia seperti herbisida de-ngan senyawa aktif metil metsulfuron. [9]menambahkan bahwa Daphnia sp. berpo-tensi sebagai bioindikator pencemaran yangdiakibatkan adanya bahan toksik di suatuperairan termasuk bahan aktif metil me-tsulfuron dengan melihat rasio seks anakanjantan Daphnia sp. yang dihasilkan. Tuju-an dari penelitian ini adalah untuk meng-etahui kisaran ambang batas konsentrasitoksikan senyawa aktif metil metsulfurondan rasio jenis kelamin jantan anakan Da-phnia sp. serta mengetahui hubungan an-tara konsentrasi senyawa aktif metil me-tsulfuron terhadap rasio jenis kelamin jant-an anakan Daphnia sp. yang dihasilkan.

MATERI DAN METODE

Bahan yang digunakan dalam penelitian iniyaitu Daphnia sp., herbisida dengan kan-dungan senyawa aktif metil metsulfuron 20%dan air tawar yang sebelumnya telah diae-rasi selama 3 hari sebagai pelarut dan me-dia hidup Daphnia sp. Sedangkan peralat-an yang digunakan terdiri dari akuarium

ukuran 10 x 10 x 15 cm, mikroskop, pHmeter dan DO meter.

Metode yang digunakan dalam penelitianini adalah eksperimental laboratoris denganmenggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)dan uji lanjut beda nyata terkecil (BNT)dengan mengacu pada [10]. Sedangkan un-tuk mengetahui hubungan antara konsen-trasi senyawa aktif metil metsulfuron ter-hadap rasio jenis kelamin jantan anakanDaphnia sp. maka dilakukan uji regresi de-ngan mengacu pada [11].

Penelitian ini dilakukan melalui 2 tahapyaitu uji toksisitas (letal) dan uji pengaruhsubletal. Uji toksisitas letal terdiri dari ujipenentuan selang konsentrasi dan uji de-finitif (toksisitas akut). Uji penentuan se-lang konsentrasi bertujuan untuk menda-patkan konsentrasi ambang atas ( LC100-24jam) dan konsentrasi ambang bawah (LC0-48 jam) pada hewan uji yaitu Daphnia sp.Sedangkan pada uji definitif (toksisitas akut)bertujuan untuk menentukan nilai LC50–48jam dengan menggunakan deret konsentra-si yang besarnya berada diantara ambangatas dan ambang bawah. Perhitungan di-lakukan dengan mengacu pada [12] sebagaiberikut:

logN

n= k log

a

n;a

b=

b

a=

c

b=

d

c=

e

d(1)

dimana;

N : konsentrasi ambang atas

n : konsentrasi ambang bawah

a : konsentrasi terkecil dalam deret konsen-trasi

k : jumlah konsentrasi yang diujikan (a,b,c,d,e)

Hasil uji definitif (toksisitas akut) meru-pakan angka acuan untuk menghitung nilailethal consentration dengan analisa probit.Hubungan nilai logaritma konsentrasi ujidengan persentasi mortalitas (dalam pro-bit), merupakan fungsi linier : Y = a +bX. Nilai LC50-48 jam diperoleh anti logm. Nilai m merupakan nilai X pada saatkematian sebesar 50% sehingga fungsi lini-ernya adalah 5 = a + bX. Untuk menen-tukan nilai a maupun b digunakan persa-

Page 23: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Toksisitas Metil Metsulfuron dan Maskulinitas Copepoda Daphnia Sp 127

maan dengan mengacu pada [12] sebagaiberikut:

b =

∑XY − 1/n (X) (Y )∑X2 − 1/n (

∑X)

2 (2)

a = 1/n(∑

Y − b∑

X)

(3)

m =5− a

b(4)

LC50 − 48 jam = anti log m (5)

dengan y, x, a, b, dan m berturut-turutadalah probit kematian hewan uji, loga-ritma konsentrasi uji, konsentrasi regresi,slope/kemiringan regresi, dan logaritma kon-sentrasi (x) pada probit mortalitas (y) 50%(y = 5).

Setelah didapatkan nilai LC50 melalui ujiletal, kemudian dilanjutkan dengan uji pe-ngaruh sub letal dengan melihat rasio anak-an jantan Daphnia sp. Uji ini dilakukandengan memaparkan senyawa aktif metilmetsulfuron dengan konsentrasi yang ber-beda yaitu sebagai berikut : perlakuan A(0 ppm), perlakuan B (20 ppm), perlaku-an C (40 ppm) dan perlakuan D (80 ppm).Identifikasi jenis kelamin anakan Daphniasp. mengacu pada [9] yang menyebutkanbahwa Daphnia sp. jantan memiliki ben-tuk tubuh yang ramping dan memiliki an-tena yang panjang dengan dua lekukan. Se-dangkan Daphnia sp. betina cenderung le-bih gemuk dan memiliki antena yang lebihpendek dengan satu lekukan.

Pengamatan jumlah anakan jantan Daph-nia sp. diamati pada hari ke-5 disetiap per-lakuan. Kemudian dilakukan perhitunganpersentase anakan jantan Daphnia sp. de-ngan mengacu pada [13] sebagai berikut :

PersentaseJantan =Jumlah Individu Jantan

Jumlah TotalX100%(6)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji toksisitas akut yangterdiri dari persentase kematian Daphnia

Tabel 1 Persentase kematian Daphnia sp. selamauji toksisitas metil metsulfuron

Konsentrasi Persentase (%)

Metil Mortalitas Daphnia sp.

Metsulfuronpada Jam Ke-

0 24 48

Kontrol (0 ppm) 0 0 0

A (20,89 ppm) 0 0 0

B (43,64 ppm) 0 0 0

C (91,17 ppm) 0 12.6 19.4

D (190,48 ppm) 0 14 40.6

E (397,96 ppm) 0 100 100

sp. pada berbagai konsentrasi senyawa ak-tif metil metsulfuron yang ditampilkan pa-da Tabel 1 menunjukkan semakin tinggikonsentrasi senyawa aktif metil metsulfu-ron yang dimasukkan kedalam media uji,maka semakin tinggi pula tingkat kemati-an yang terjadi pada Daphnia sp.

Uji toksisitas yang terdiri dari persentasekematian Daphnia sp. pada berbagai kon-sentrasi senyawa aktif metil metsulfuron me-nunjukkan nilai LC50-48 jam sebesar 140,2ppm. Mengacu pada kriteria tingkatan ra-cun menurut [14], maka tingkat toksisitassenyawa aktif metil metsulfuron dikatego-rikan ke dalam kriteria toksik rendah. Tok-sisitas ini kemungkinan disebabkan oleh si-fat senyawa aktif metil metsulfuron terse-but yang memiliki sifat racun dan mam-pu mempengaruhi seluruh kelompok tak-sonomi yang ada di perairan termasuk Da-phnia sp. dan organisme lain. [15] menye-butkan bahwa sifat racun yang disebabkanoleh bahan pencemar seperti senyawa aktifmetil metsulfuron dapat bersifat akut dankronis. Senyawa aktif tersebut akan meng-alami proses biotransformasi dan bioaku-mulasi dalam organisme hidup. Jumlah se-nyawa aktif metil metsulfuron yang tera-kumulasi akan terus mengalami peningkat-an (biomagnifikasi) dan dalam rantai ma-kanan biota yang tertinggi akan mengala-mi akumulasi metil metsulfuron yang lebihbanyak.

Sedangkan hasil penelitian terkait persen-tase rasio anakan jantan Daphnia sp. yangdihasilkan akibat terpapar senyawa aktifmetil metsulfuron dengan konsentrasi yang

Page 24: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

128 Muarif1 et al.

Gambar 1 Rata-rata persentase rasio anakanjantan Daphnia sp. yang terpapar senyawa aktifmetil metsulfuron

Gambar 2 Hubungan perlakuan konsentrasi se-nyawa aktif metil metsulfuron yang berbeda ter-hadap rasio anakan jantan Daphnia sp.

berbeda (Gambar 1). Perhitungan meng-gunakan analisis ragam dengan uji F me-nunjukkan bahwa perlakuan pemaparan se-nyawa aktif metil metsulfuron dengan kon-sentrasi yang berbeda yang dilakukan se-lama 5 hari menunjukkan pengaruh yangnyata terhadap rasio anakan jantan Da-phnia sp. yang dihasilkan pada selang ke-percayaan 95% (P<0.05). Hal tersebut di-dukung dengan hasil uji lanjut BNT de-ngan selang kepercayaan 95% yang mem-perlihatkan perbedaan yang nyata disetiapperlakuannya (P<0.05).

Hubungan perlakuan senyawa aktif metilmetsulfuron dengan konsentrasi yang ber-beda terhadap rasio anakan jantan Daph-nia sp. (Gambar 2) yang memperlihatk-an bahwa semakin tinggi konsentrasi metilmetsulfuron (dibawah nilai LC50) yang di-paparkan pada Daphnia sp. maka akan se-makin tinggi pula rasio anakan jantan Da-phnia sp. yang dihasilkan.

Berdasarkan persamaan regresi linier (Gam-bar 2) maka diketahui bahwa Y = 7,311x –8,1061 yang berarti bahwa setiap kenaikan1 ppm konsentrasi metil metsulfuron ak-

an menaikkan rasio anakan jantan Daphniasp. sebanyak 7,311%. Sedangkan nilai R2

didapatkan sebesar 0,8964 hal ini menje-laskan bahwa pengaruh konsentrasi senya-wa aktif metil metsulfuron sebesar 89.64% terhadap rasio anakan jantan Daphniasp. yang dihasilkan. Hasil tersebut menun-jukkan bahwa semakin besar konsentrasimetil metsulfuron dalam kisaran konsen-trasi dibawah LC50yang diberikan pada me-dia pemeliharaan, maka semakin besar pu-la anakan jantan Daphnia sp. yang diha-silkan.

Senyawa aktif metil metsulfuron dapat mem-pengaruhi arah jenis kelamin anakan Da-phnia sp. karena adanya tekanan kimia ling-kungan yang memberikan respon terhadapsintesis ecdysteroid yang berfungsi sebagaitestosterone antagonizes [16]. Bahan pen-cemar seperti metil metsulfuron merupak-an bahan toksik yang dapat berpengaruhterhadap menurunnya ecdysteroid pada Da-phnia sp., penurunan tersebut akan ber-dampak terhadap perubahan jenis kelaminpada Daphnia sp. berupa terbentuknya anak-an jantan karena terjadinya penghambat-an ecdysteroid sehingga menyebabkan ak-tifnya pembentukan Methyl Farnesoate [17].Methyl Farnesoate memiliki peran dalammenentukan jenis kelamin anakan Daph-nia sp. yaitu pada saat induk Daphnia sp.siap bereproduksi. Semakin tinggi konsen-trasi metil metsulfuron yang memapar Da-phnia sp., maka semakin banyak Daphniasp. yang memproduksi Methyl Farnesoate,sehingga hal tersebut menyebabkan tinggi-nya potensi anakan jantan yang dihasilkan[18].

Hasil pengamatan parameter kualitas airyang didapatkan (Tabel 2), terlihat bahwakisaran nilai yang didapatkan masih da-lam kondisi optimal untuk kelangsunganhidup Daphnia sp., yaitu suhu berkisar 22-31oC [19], pH 6,5-8,5 [20] dan oksigen terla-rut dengan kisaran diatas 3 mg/l [21]. Haltersebut dapat diindikasikan bahwa kon-disi stres yang dialami oleh Daphnia sp.selama penelitian berlangsung cenderungbukan diakibatkan oleh kondisi kualitas airyang buruk namun diakibatkan oleh pe-ngaruh pemaparan senyawa aktif metil me-

Page 25: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Toksisitas Metil Metsulfuron dan Maskulinitas Copepoda Daphnia Sp 129

Tabel 2 Parameter Kualitas Air

Parameter Kisaran Nilai

Suhu (oC) 28-29

pH 7-8

Oksigen terlarut (mg/l) 4.88 – 7.39

tsulfuron, hal ini terlihat dari perlakuan(kontrol) yang menghasilkan 0% anakan jant-an.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di-lakukan, dapat disimpulkan bahwa tingkattoksisitas metil metsulfuron memiliki nilaiLethal Concentration (LC50)-48 jam sebe-sar 140,2 ppm dengan hasil analisis ragam(uji F) dan regresional menunjukkan bah-wa semakin tinggi konsentrasi metil me-tsulfuron yang dipaparkan pada Daphniasp., maka semakin meningkat pula rasioanakan jantan Daphnia sp. yang dihasilk-an.

Pustaka

1. Taufik, Imam dan Yosmaniar. 2010. Pence-maran Pestisida Pada Lahan Perikanan DiDaerah Karawang - Jawa Barat. Prosiding Se-minar Nasional Limnologi V. Balai Riset Per-ikanan Budidaya Air Tawar. Bogor

2. Garno, Y.S. 2000. Daya Tahan Beberapa Or-ganisme Air pada Pencemar Limbah Deterjen.Jurnal Teknologi Lingkungan 1: 212-218

3. Pangkey, H., 2009. Daphnia dan Penggunaa-nya. Jurnal Perikanan dan Kelautan 5: 33-36

4. Jalius. 2006. Limbah Kimia dan Pengaruhnyaterhadap Reproduksi Hewan. Institut Perta-nian Bogor.

5. Mubarak, A. S.., Purnamasari , D. Nawang.,Sulmartiwi L., dan Sudarno.2010. Kemampu-an Reproduksi Daphnia Magna Jantan HasilInduksi Logam Berat (Cd, Pb) dan PestisidaDiazinon. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kela-utan 2: 145-150

6. Hermawati, A., Kusdarwati R., Setyawati S.dan Mubarak A. S.. 2009. Pengaruh Pemapar-an Beberapa Konsentrasi Kadmium (CdCl2)Terhadap Perubahan Warna dan Rasio SexAnakan Jantan Daphnia sp. Jurnal IlmiahPerikanan dan Kelautan 1: 43-50

7. Panna, A., Damayanti, Yeni., dan Mubarak.A. S. 2009. Pengaruh Pemaparan BeberapaKonsentrasi Timbal (Pb) Terhadap Perubah-an Warna dan Rasio Sex Anakan Jantan Da-phnia sp. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kela-utan 1:1-15

8. Olmsteated, W. A. 2003. Environtmental To-xicant Effect on Sexual Reproduction in Da-phnia Magna. Dissertasions submitted to theGraduate Faculty of North Caroline StateUniversity. USA

9. Mubarak, A. S. dan T. Juni. 2009. PeringatanDini Pencemaran Logam Berat dan Pestisidaberdasarkan Rasio seks anakan Daphnia sp.Jurnal Ilmiah Perikanan 11: 201-205.

10. Hanafiah, K.A. 2008. Rancangan Percobaan.Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafin-do Persada

11. Walpole, R.E. 1991. Pengantar Statistika. Edi-si Ke-3. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

12. Finney. 1971. Probit Analysis. The UniversityPress. Cambridge.

13. Zairin, Jr. M. 2002. Sex Reversal, Mempro-duksi Benih Ikan Jantan atau Betina. PenebarSwadaya. Jakarta

14. Swan, J. M., J.M. Neff, and P.C. Young. 1994.Environmental implications of offshore oil andgas development in Australia - the findingsof an independent scientific review, AustralianPetroleum Exploration Association. Sydney

15. Palar H. 2004. Pencemaran dan ToksikologiLogam Berat. Rineka Cipta. Jakarta

16. LeBlanc, G. A., W. A. Olmsteated, X. Mu, Y.W. Helen, R. Bethany and Hong L. 2006. Me-chanictic Approaches to Screening Chemicalsfor Endocrine Toxicity Using an Invertebrate.Departement of Environtmental and Molecu-ler Toxicology. North Carolina State Universi-ty, Raleigh NC.

17. Ochlan. J. and V. S. Ochlman. 2003. Endo-crine Disruption in Invertebrata. Pure Apple-chem. Vol 75. pp 11-12

18. Olmsteated and LeBlanc. 2002. Effect of En-docrine Active Chemical on The Developmentof Sex Characteristic of Daphnia Magna. De-partement of Toxicology North Caroline. USA

19. Radini, D.N., Gede S., Taufikurrohman. 2004.Optimasi Suhu, pH serta Jenis Pakan padaKultur Daphnia sp. Jurnal Ilmiah Biologi :Ekologi dan Biodiversitas Tropika. 2: 23-28

20. Pescod, M. 1973. Investigation of rationalEffluent and Steam Standars for Tropical Co-untries. Research and Development Group forEast san Fransisco

21. Ebert, D. 2005. Ecology, Epidemiology andevolution of parasitism in Daphnia. Universityof Basel. Switzerland

Page 26: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

130 Muarif1 et al

Page 27: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

AQUASAINS(Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan)

DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN IKAN

TONGKOL (Euthynnus Affinis) DI TPI UJUNGBATU JEPARA

Trisnani Dwi Hapsari1

Ringkasan Ikan Tongkol adalah salah sa-tu ikan ekonomis penting yang tidak ha-nya disukai oleh masyarakat Indonesia, te-tapi juga beberapa negara di Asia. Diper-lukan proses pemasaran yang baik dalammenyalurkan barang dari produsen hinggake konsumen. Panjang pendeknya saluranpemasaran berpengaruh terhadap harga da-ri barang pada konsumen terakhir. Pene-litian ini bertujuan untuk mengetahui sa-luran pemasaran, margin pemasaran ser-ta efisiensi pemasaran pada tiap level lem-baga pemasaran di TPI Ujungbatu Jepara.Metode pengumpulan data yang digunakanadalah metode observasi, wawancara, studipustaka dan dokumentasi, sedangkan meto-de analisis data menggunakan metode desk-riptif, margin pemasaran dan efisiensi pe-masaran. Distribusi pemasaran ikan Tong-kol di TPI Ujungbatu dipengaruhi oleh har-ga, produk, tempat, dan promosi. Berda-sarkan pengamatan diketahui bahwa lemba-ga yang berperan dalam distribusi pemasar-an ikan Tongkol adalah nelayan, pedagangbesar, pedagang pengecer serta konsumendengan pola distribusi yang terdiri dari 2rantai pemasaran dan kesimpulan yang da-pat diambil adalah keuntungan dan marginpemasaran terbesar diperoleh pedagang be-sar. Lembaga pemasaran baik pedagang be-sar maupun pengecer memiliki pemasaranyang efisien.

1)Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Ke-lautan Universitas DiponegoroE-mail: [email protected]

Keywords Tongkol, Distribusi, Margin,Efisiensi, TPI Ujungbatu

Received: 19 Nopember 2013Accepted: 22 Januari 2014

PENDAHULUAN

Potensi perikanan Indonesia berdasarkanjenis ikan sebagai tujuan penangkapan sa-lah satunya adalah ikan pelagis. Menurut[1], sumberdaya ikan pelagis adalah jenis-jenis ikan yang hidup di permukaan per-airan. Ciri utama sumberdaya ikan pela-gis tersebut antara lain: memiliki aktifitasrelatif tinggi, gerak ruaya yang jauh danmembentuk gerombolan yang cukup besar,sehingga penyebarannya tidak merata di-bandingkan ikan demersal.

Ikan Tongkol tergolong ikan pelagis, pere-nang cepat, dipasarkan dalam bentuk se-gar, asin kering maupun asin rebus (pin-dang). Di Indonesia terdapat dua jenis ikanTongkol yang sering tertangkap dan mem-punyai nilai ekonomis penting yaitu ikanTongkol jenis Euthynnus affinis dan ikanTongkol jenis Auxis thazard. Perbedaan-nya adalah pada Auxis thazard tidak ter-dapat totol-totol putih pada tubuhnya danpanjang dapat mencapai sekitar 50 cm se-dangkan umumnya hanya berkisar antara25-40 cm [2].

Page 28: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

132 Trisnani Dwi Hapsari1

Tabel 1 Daftar Harga Ikan di TPI Ujungbatu Ta-hun 2011

No Nama Ikan Harga rata-rata per Kg (Rp)

1 Petek 2.000,-

2 Pari 3.500,-

3 Tongkol 12.000,-

4 Kembung 3.500,-

Sumber: [4].

Ikan Tongkol adalah ikan ekonomis pen-ting dengan jumlah ekspor terbesar di In-donesia kedua setelah Udang. Volume eks-por ikan Tongkol pada tahun 2010 seba-nyak 122.450 ton, dan pada tahun 2011 se-banyak 131.269 ton, sehingga pada tahun2011 volume ekspor mengalami kenaikanrata-rata sebesar 7,2 %. Negara tujuan eks-por ikan Tongkol sudah merambah keber-bagai belahan dunia yakni Australia, Ame-rika, Kanada, dan negara-negara di Asia.Produk hasil perikanan yang diekspor ti-dak hanya dalam bentuk segar, tetapi adajuga dalam bentuk beku dan olahan/awetan[3].

Harga jual ikan Tongkol cukup tinggi diTPI Ujungbatu dibandingkan dengan ikan-ikan hasil tangkapan lain yang didaratkandi TPI Ujungbatu, yaitu sebesar Rp12.000,-per kilogram (Tabel 1). Kelimpahan sum-berdaya ikan Tongkol dan kandungan gizitinggi yang terkandung dalam produk peri-kanan, berpengaruh terhadap peningkatanpermintaan akan produk tersebut. Mening-katnya permintaan harus disertai denganpeningkatan mutu produk ikan, harga ikan,distribusi, promosi produk yang berkaitandengan pemasaran hasil perikanan. Selainikan Tongkol, ada ikan jenis lain yang adadi TPI Ujungbatu seperti ikan Petek, ikanPari, dan ikan Kembung yang lebih domin-an dibanding dengan jenis ikan lainnya.

Pemasaran adalah kegiatan terpenting da-lam usaha distribusi dan pemasaran ikanlaut segar. Kegiatan pemasaran ini men-jadi salah satu faktor penentu berjalannyausaha penjualan secara umum, khususnyanelayan sebagai produsen. TPI dalam sa-luran pemasaran ikan Tongkol di Ujungba-tu ini berfungsi sebagai lembaga pembe-ri jasa. TPI berperan dalam pembentukan

harga awal ikan. Setelah hasil tangkapannelayan didaratkan, kegiatan lelang dila-kukan untuk menentukan harga ikan yangakan dijual ke pedagang-pedagang.

Ikan Tongkol merupakan ikan ekonomis pen-ting yang dominan ada di TPI Ujungba-tu dibanding ikan ekonomis penting lain-nya, sehingga diperlukan saluran pemasar-an yang baik dalam menyalurkan barangdari produsen ke konsumen. Panjang pen-deknya proses pemasaran berpengaruh ter-hadap harga dari barang pada konsumenterakhir. Melalui penelusuran saluran pe-masaran pada hasil tangkapan ikan Tong-kol ini, diharapkan dapat diketahui fung-si dan peranan pihak-pihak yang berperandalam saluran pemasaran tersebut, sepertiTPI, pedagang besar, pedagang kecil dannelayan.

Kondisi harga yang berfluktuasi dan mu-sim yang tak menentu menimbulkan keti-dakpastian pendapatan yang diperoleh ne-layan dan lembaga pemasaran yang ter-libat, sehingga perlu dilakukan penelitianuntuk :

1. Mengetahui saluran pemasaran ikan Tong-kol yang didaratkan di TPI UjungbatuJepara;

2. Mengetahui pendapatan yang didapatoleh tiap lembaga pemasaran ikan Tong-kol;

3. Mengetahui margin pemasaran yang ter-bentuk pada tiap-tiap tingkat pedagangikan; dan

4. Mengetahui efisiensi pemasaran pada ti-ap level lembaga pemasaran.

MATERI DAN METODE

Metode yang digunakan dalam praktik ker-ja lapangan ini adalah metode deskriptifyang bersifat studi kasus. Menurut [5], men-definisikan metode deskriptif sebagai sua-tu metode dalam meneliti status kelompokmanusia, suatu objek, suatu kondisi, suatufenomena, suatu sistem pemikiran ataupunsuatu kelas peristiwa pada masa sekarang

Page 29: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Distribusi dan Margin Pemasaran Ikan Tongkol 133

yang bertujuan untuk membuat deskripsi,gambaran, atau lukisan secara sistematis,faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta,sifat-sifat serta hubungan antar fenomenayang diselidiki.

Pengamatan yang dilakukan meliputi jalurdistribusi ikan Tongkol dan margin pema-saran, aspek-aspek yang terkait didalam-nya antara lain jumlah produksi dan nilaiproduksi ikan Tongkol, harga ikan Tongkol,biaya produksi dan keuntungan tiap levellembaga pemasaran.

Data yang dikumpulkan meliputi data pri-mer dan sekunder. Pengambilan data pri-mer dilakukan dengan observasi dan wa-wancara. Data primer yang diambil meli-puti:

1. Harga ikan Tongkol;2. Saluran pemasaran ikan Tongkol;3. Margin pemasaran ikan Tongkol;4. Biaya produksi pada pedagang penge-

cer dan pedagang besar ikan Tongkol;dan

5. Keuntungan yang didapatkan oleh pe-dagang pengecer dan pedagang besarikan Tongkol.

Sedangkan data sekunder dilakukan dengancara mencatat data-data yang diperoleh da-ri TPI Ujungbatu. Data sekunder yang di-ambil meliputi:

1. Jumlah produksi dan nilai produksi ha-sil tangkapan yang didaratkan TPI Uju-ngbatu 3 tahun terakhir;

2. Jumlah produksi dan nilai produksi ha-sil tangkapan ikan Tongkol yang dida-ratkan TPI Ujungbatu setahun terakhir;

3. Peta lokasi penelitian; dan4. Informasi-informasi lain yang terkait de-

ngan penelitian.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunak-an antara lain :

1. Observasi

Observasi adalah teknik data dengan jal-an mengadakan pengamatan secara lang-sung ke lapangan. Observasi dilakukan un-tuk mengumpulkan data kondisi obyektifdaerah lokasi penelitian yaitu di TPI Uju-ngbatu.

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan da-ta dengan jalan mengadakan tanya jawabdengan responden yaitu nelayan dan peda-gang yang berkaitan dengan pemasaran ik-an Tongkol. Wawancara digunakan untukmengumpulkan data primer. Hal yang dila-kukan adalah menyediakan kuesioner yangberisi pertanyaan-pertanyaan yang diajuk-an kepada para responden yang terdiri darinelayan, pedagang besar dan pengecer.

3. Studi pustaka

Studi pustaka adalah teknik yang digunak-an untuk mengumpulkan data teoritis yangbersumberkan pada literatur-literatur yangsesuai dengan judul penelitian. Pengguna-an teknik studi pustaka bertujuan untukmengumpulkan data sekunder.

4. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu menjelaskan dan meng-adakan penelitian yang bersumber pada tu-lisan atau bentuk gambar.

Analisa Data

Metode analisis data yang digunakan ada-lah:

a. Metode deskriptif

Menurut [5], metode deskriptif adalah sua-tu metode dalam meneliti status sekelom-pok manusia, suatu objek, suatu kondisi,fenomena, sistem pemikiran ataupun suatukelas peristiwa pada masa sekarang yangbertujuan untuk membuat deskripsi, gam-baran atau lukisan secara sistematis, fak-tual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yangdiselidiki. Metode deskriptif dapat digunak-an untuk menjelaskan dan menggambark-an lokasi daerah penelitian, yaitu prosespemasaran, para pedagang baik pedagangbesar maupun kecil Ikan Tongkol.

Page 30: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

134 Trisnani Dwi Hapsari1

b. Margin pemasaran

[6] mengemukakan bahwa marjin pemasar-an menunjukkan persentase harga jual yangditerima oleh masing-masing pelaku pema-saran dibandingkan dengan harga ecerandari bentuk produk yang sama.

Menurut [7], nilai margin pemasaran yangdiperoleh dihitung dengan menggunakan ru-mus yaitu sebagai berikut:

M = Hp −Hb

dimana:

M : Margin pemasaran

Hb : Harga pembelian

Hp : Harga penjualan

c. Keuntungan

Untuk mengetahui jumlah keuntungan yangdiperoleh masing-masing tiap level lemba-ga pemasaran, digunakan rumus sebagaiberikut:∏

= M −Bp

dimana:

П : Keuntungan

M : Margin pemasaran

Bp : Biaya pemasaran

d. Efisiensi pemasaran

Untuk mengetahui tingkat efisiensi pema-saran Ikan Tongkol pada masing-masing lem-baga pemasaran, digunakan rumus sebagaiberikut:

Eps =Bp

HEx100%

dimana:

Eps : Efisiensi Pemasaran

Bp : Biaya Pemasaran

HE : Harga Eceran

Kriteria:

– Eps < 5% Efisien– Eps > 5 % tidak Efisien

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemasaran

Kegiatan pemasaran antara produsen (ne-layan) ikan Tongkol kepada konsumen diTPI Ujungbatu berjalan lancar. Adanya per-antara - perantara yang ikut terlibat seper-ti pedagang besar maupun pengecer dalamsaluran pemasaran ikan Tongkol memper-mudah produk ikan Tongkol sampai ke ta-ngan konsumen. Kegiatan promosi yang ti-dak berjalan lancar dalam pemasaran, pro-duk ikan Tongkol, harga ikan, dan tempatjual ikan hasil tangkapan berpengaruh ter-hadap proses pemasaran hasil tangkapanikan Tongkol di TPI Ujungbatu Jepara.

Produk (Product)

Produk yang diamati adalah ikan Tongkol,yang merupakan salah satu produk per-ikanan yang sangat diminati oleh konsu-men. Ikan hasil tangkapan ikan Tongkolyang didaratkan di TPI Ujungbatu dijualper blong maupun per basket. Ikan Tong-kol hasil tangkapan nelayan ini kemudiandibawa oleh pedagang besar untuk selan-jutnya dikirim ke Jakarta atau Bandungdan pedagang kecil untuk dijual langsungkepada konsumen. Pengiriman ke luar ko-ta harus tetap dalam keadaan segar, yaitudengan dilakukan pengesan pada box ste-refoam yang akan digunakan.

1. Berat

Berat ikan Tongkol yang terdapat di TPIUjungbatu berkisar antara 0,25 – 1 kg perekor.

2. Warna

Warna ikan yang banyak dipesan dan ter-jual adalah ikan Tongkol yang berwarna ce-rah. Kecerahan warna ikan ini juga seringkali menjadi patokan harga. Ikan Tongkoldengan warna permukaan tubuhnya cerahcenderung lebih mahal dari pada ikan Tong-kol yang warnanya pucat.

Page 31: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Distribusi dan Margin Pemasaran Ikan Tongkol 135

3. Kondisi fisik ikan

Ikan Tongkol dengan kondisi tubuh yangtidak cacat dan segar berharga lebih ma-hal. Sebagian besar penjual pengecer yangikannya tidak terjual pada hari itu, mem-pertahankan kesegarannya dengan cara meng-awetkannya dengan es. Untuk ukuran satubalok es air tawar dapat digunakan untukmendinginkan ikan agar tetap segar kuranglebih 350 kg ikan dalam box sterofoam un-tuk yang siap kirim dan 100 kg untuk ikanyang dijual pengecer sampai ikan tersebutlaku.

Harga (Price)

Harga ikan Tongkol pada TPI Ujungba-tu ditentukan oleh proses lelang. Kegiat-an lelang biasanya menentukan harga ikanTongkol dari harga ikan Tongkol hari yanglalu dengan jumlah hasil tangkapan ikanTongkol nelayan yang pada hari tersebutdidaratkan serta musim ikan Tongkol ter-sebut. Harga rata-rata ikan Tongkol padamusim paceklik mencapai Rp15.000,- / kg,Rp12.000,- / kg saat musim biasa, dan dimusim panen Rp9.000,- / kg.

Lokasi (Placement)

Lokasi TPI Ujungbatu terletak di Desa Uju-ngbatu di mana daerah tersebut berada didaerah pesisir. Letaknya lokasi ini cukupstrategis karena transportasi menuju TPIUjungbatu dekat dari jalan utama dan de-kat dengan pusat kota yang berjarak ku-rang lebih 1,5 Km. Kondisi jalan menu-ju TPI sendiri sudah baik sehingga me-mudahkan bagi para pembeli ikan Tong-kol yang umumnya adalah daerah sekitarUjungbatu untuk secara langsung membe-li dan memilah. Kemudahan akses lokasiitulah yang menyebabkan lancarnya distri-busi proses pemasaran ikan. Pedagang be-sar biasa menggunakan mobil pick up un-tuk memudahkan pengangkutan, sedangk-an pedagang kecil/ pengecer menggunakansepeda motor milik sendiri atau angkutan

umum yang menuju tempat-tempat konsu-men lokal di pasar-pasar tradisional mau-pun mendatangi konsumen langsung darirumah ke rumah.

Promosi (Promotion)

Berdasarkan hasil penelitian pemasaran ik-an Tongkol di TPI Ujungbatu ini meng-gambarkan bahwa promosi ikan Tongkol tang-kapan nelayan tidak berjalan. Promosi ti-dak berjalan dikarenakan media yang di-gunakan untuk promosi kurang tersedia diDesa Ujungbatu. Selain itu, para pedaganglebih cenderung menggunakan jalan mu-dah dan hemat biaya seperti dengan me-nawarkan ikan Tongkol secara langsung ke-pada pengunjung TPI.

Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran ikan Tongkol di TPIUjungbatu berjalan lancar. Adanya perantara-perantara pemasaran memudahkan produ-sen untuk mendistribusikan ikan Tongkolagar sampai ke tangan konsumen. Pihak-pihak yang terlibat dalam saluran pema-saran antara lain, produsen (nelayan), pe-dagang besar, pengecer, TPI, dan konsu-men.

Produsen (nelayan)

Produsen disini adalah nelayan yang meng-hasilkan produk berupa ikan Tongkol. Se-bagian besar nelayan di Desa Ujungbatumenggunakan alat tangkap mini purse se-ine dengan lama penangkapan tiap trip 1hari. Ikan Tongkol yang didapat dari hasilmelaut per tripnya berkisar antara 1000-4000 kg dengan nilai produksi rata-rata Rp5.737.000,-, tergantung musim dari ikan Tong-kol. Nelayan disini dibagi menjadi 3, yaitupemilik kapal, nahkoda, dan ABK (AnakBuah Kapal).

Pembagian hasil tangkapan yang dilakuk-an oleh nelayan di TPI Ujungbatu dengan

Page 32: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

136 Trisnani Dwi Hapsari1

Tabel 2 Rincian Pendapatan, Pengeluaran danPembagian Hasil Nelayan ikan Tongkol per Trip

Jenis Biaya Jumlah (Rp)

Pendapatan (harga jual/basket x vol. Hasil)

- Tongkol Rp450.000,-/basket x 14 basket 6.300.000,-

- Cumi-cumi Rp400.000,-/basket x 4 basket 1.600.000,-

- Teri Rp300.000,-/basket x 5 basket 1.500.000,-

- Ikan lainnya 3.600.000,-

Jumlah 13.000.000,-

Pengeluaran

Logistik 2.000.000,-

Retribusi 5 % 650.000,-

Es Rp17.000,- x 20 balok 255.000,-

Air bersih 250.000,-

BBM Rp4.500,- /liter x 100 liter 450.000,-

Rokok 340.000,-

Jumlah 3.945.000,-

Keuntungan 9.055.000,-

Pembagian hasil

Pemilik 40 % 3.622.000,-

ABK 60 % 5.433.000,-

perbandingan 40%:60% dari total hasil tang-kapan setelah dipotong untuk biaya perbe-kalan antara pemilik dengan ABK. Rinci-an pendapatan, pengeluaran serta pemba-gian hasil nelayan ikan Tongkol dapat dili-hat pada Tabel 2.

Berdasarkan rincian Tabel 2 di atas da-pat diketahui keuntungan per trip penang-kapan yaitu sebesar Rp13.000.000,-. Darikesepakatan pembagian hasil, pemilik ka-pal mendapatkan Rp3.622.000,- dan ABKRp5.433.000,-. Masing-masing ABK men-dapatkan hasil rata-rata Rp362.200,- de-ngan jumlah ABK 15 orang.

Menurut nelayan setempat, musim puncakterjadi pada bulan November dengan di-tandainya hasil tangkapan yang meningkatdari bulan-bulan sebelumnya. Selama sa-tu bulan, nelayan ikan Tongkol biasanyamelakukan penangkapan ikan sebanyak 10trip dengan lama 2 hari/trip. Ketika bul-an bersinar terang, nelayan memilih untuktidak melaut karena hasil tangkapan yangsedikit sehingga nelayan merugi akibat ti-dak dapat menutup biaya operasional.

Pedagang besar

Pedagang besar di TPI Ujungbatu dise-but juga dengan agen. Pedagang besar me-nyalurkan produk ikan Tongkol keluar ko-ta seperti Bandung dan Jakarta. Harga ik-an Tongkol di TPI rata-rata Rp12.000,-/kg. Pedagang besar yang membeli ikan da-lam jumlah besar tidak hanya menjual ikanTongkol saja, tetapi ikan-ikan lain sepertiikan Teri, Udang dan Cumi-cumi. Rincianpendapatan dan pengeluaran pedagang be-sar ikan Tongkol dapat dilihat pada Tabel3.

Pedagang besar membeli ikan Tongkol lang-sung di TPI dengan cara melelang hasiltangkapan dengan harga tinggi. Konsumenluar kota membeli ikan dari pedagang be-sar dengan harga Rp15.000,-/ kg denganvolume 1.500 kg/hari. Pengiriman dilakuk-an setiap hari dengan menggunakan truck.Ikan-ikan yang dikirim keluar kota dima-sukkan kedalam box-box sterefoam yangberisi es curai dan dibedakan berdasarkanjenis ikannya pada tiap box-nya.

Tabel 3 menunjukkan bahwa keuntunganyang diperoleh pedagang besar adalah se-besar Rp6.190.000,-/ hari tiap kali pengi-riman. Keuntungan yang besar didapatk-an karena adanya penjualan ikan jenis la-in yang mempunyai nilai jual yang ting-gi, yaitu pada ikan Teri dan Cumi-cumiyang harga jualnya mencapai Rp40.000,-/ kg. Keuntungan yang didapat dari pen-jualan khusus ikan Tongkol yaitu sebesarRp2.519,-/ kg. Keuntungan yang didapatk-an merupakan laba bersih yang sudah di-kurangi dengan biaya-biaya operasional danpengeluaran lainnya.

Kurangnya pasokan ikan-ikan dari nelay-an di TPI Ujungbatu merupakan kenda-la yang dihadapi oleh pedagang besar sa-at cuaca buruk yang tidak memungkink-an nelayan untuk melaut serta musim ik-an Tongkol yang hanya ada pada saat-saattertentu saja.

Aktivitas penjualan yang dilakukan olehpengecer dilakukan setiap hari. Berdasark-an hasil perhitungan Tabel 7, keuntung-an yang didapatkan oleh pedagang penge-

Page 33: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Distribusi dan Margin Pemasaran Ikan Tongkol 137

Tabel 3 Rincian Pendapatan dan PengeluaranPengecer Tongkol per Hari

Jenis Biaya Jumlah (Rp)

Pendapatan (harga/kg x vol.penjualan)

- Tongkol Rp13.500,-/kg x 12 kg 162.000,-

- Teri Rp28.000,-/kg x 25 kg 700.000,-

- Pari Rp70.000,-/kg x 55 kg 3.850.000,-

- Udang Rp47.500,-/kg x 25 kg 1.187.500,-

Jumlah 5.899.500,-

Pengeluaran

- Modal beli ikan 5.406.000,-

- Retribusi 40,-

- Es Rp17.000,- x 3 balok 51.000,-

- Plastik 2.200,-

Jumlah 5.459.240,-

Keuntungan 439.960,-

cer sebesar Rp439.960,- per harinya. Keun-tungan yang besar didapatkan karena ada-nya penjualan ikan jenis lain yang mempu-nyai nilai jual yang tinggi, yaitu pada ikanPari yang harga jualnya mencapai Rp70.000,-/ kg. Keuntungan yang didapat dari pen-jualan khusus ikan Tongkol yaitu sebesarRp1.045,-/ kg. Keuntungan yang didapatk-an merupakan laba bersih yang sudah di-kurangi dengan biaya-biaya operasional danpengeluaran lainnya.

Konsumen

Konsumen adalah sasaran penjualan tera-khir ikan Tongkol dalam rantai pemasar-an. Mutu yang baik, kesegaran ikan danharga yang terjangkau merupakan keingin-an konsumen untuk membeli ikan Tongkol.Harga jual ikan Tongkol kepada konsumenlokal (daerah sekitar TPI, pasar tradisionaldan Jepara) rata-rata Rp13.500,-/kg. Ha-sil tangkapan nelayan yang dilelang di TPIlangsung dibeli oleh pedagang besar/agenpenjual dan selanjutnya dikirim keluar ko-ta. Selain pedagang besar/agen, pengecerjuga membeli hasil lelang di TPI yang di-pasarkan ke konsumen lokal sekitar TPI,pasar tradisional dan Jepara.

Pemasaran hasil tangkapan ikan Tongkoldi TPI Ujungbatu ada dua saluran, yaitu:

Gambar 1 Saluran Pemasaran Ikan Tongkol diTPI Ujungbatu

Margin Pemasaran Volume produksi, har-ga per kilogram, biaya pemasaran dan mu-sim adalah faktor-faktor yang mempenga-ruhi margin pemasaran ikan Tongkol di TPIUjungbatu. Semakin tinggi margin makasemakin tinggi pula beban besar yang di-tanggung oleh konsumen akhir. Margin yangdidapat dari saluran pemasaran hasil tang-kapan ikan Tongkol di TPI Ujungbatu da-pat dilihat pada Tabel 4.

Berdasarkan hasil perhitungan margin pe-masaran yang terbentuk dari saluran pe-masaran hasil tangkapan ikan Tongkol, se-tiap saluran pemasaran memiliki nilai mar-gin yang berbeda sesuai kemampuan salur-an pemasaran. Margin tertinggi ada padasaluran pedagang besar yang menjual kekonsumen luar kota, yaitu sebesar Rp3.000,-/ Kg. Margin terendah yaitu sebesar Rp1.500,-/ Kg terdapat pada saluran pengecer yangmenjual ke konsumen lokal. Rendahnya mar-gin yang didapatkan oleh pedagang penge-cer disebabkan karena sedikitnya modal yangdimiliki oleh pedagang pengecer dan ren-dahnya kualitas ikan Tongkol dibandingk-an dengan permintaan luar kota.

Efisiensi Pemasaran

Efisiensi pemasaran adalah perbandinganantara biaya pemasaran dengan total nilaipenjualan yang dinyatakan dalam bentukpersen. Kriteria yang dapat dipakai untukmengukur efisiensi pemasaran adalah mar-gin, harga ditingkat konsumen, tersedianyafasilitas fisik pemasaran, dan pesaing pa-sar di TPI Ujungbatu. Tingkat efisiensi pe-masaran yang didapat dari masing-masing

Page 34: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

138 Trisnani Dwi Hapsari1

Tabel 4 Margin Pemasaran Ikan Tongkol

Saluran Pemasaran Harga Beli Harga Jual Margin(Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg)

Saluran 1Nelayan → TPI 12.000,-Pedagang besar → konsumen luar kota 12.000,- 15.000,- 3.000,-Saluran 2Nelayan → TPI 12.000,-Pengecer → konsumen lokal 12.000,- 13.500,- 1.500,-

Tabel 5 Tingkat Efisiensi Pemasaran

Lembaga PemasaranEfisiensi pemasaran (%)

KeteranganSaluran 1 Saluran 2

Pedagang besar 3.2 Efisien

Pengecer 3.3 Efisien

lembaga pemasaran di TPI Ujungbatu da-pat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 menunjukkan bahwa pedagang be-sar lebih efisien jika dibandingkan denganpengecer. Jumlah efisiensi yang diperoleholeh pedagang besar sebesar 3,2%, sedangk-an jumlah efisiensi yang diperoleh oleh pe-ngecer sebesar 3,3%.

SIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari pene-litian adalah sebagai berikut:

Saluran pemasaran hasil tangkapan ikanTongkol di TPI Ujung batu ada 2 saluranyakni:

Keuntungan yang didapat pada nelayan,pedagang besar dan pedagang pengecer yangdihitung dari pendapatan dikurangi jum-lah pengeluaran, didapatkan hasil untukkapal ikan Tongkol (nelayan) mendapatk-an keuntungan per trip penangkapan sebe-sar Rp9.055.000,- hasil tersebut belum dibagi antara pemilik kapal dan ABK, de-ngan pembagian hasil 40%:60% antara pe-

milik kapal dan ABK maka didapatkan ke-untungan pemilik kapal per trip penang-kapan Rp3.622.000,- dan untuk ABK men-dapatkan masing-masing Rp362.200,-. Pe-dagang besar mendapatkan keuntungan khu-sus ikan Tongkol sebesar Rp2.519,-/kg danpedagang pengecer mendapatkan keuntung-an khusus ikan Tongkol sebesar Rp1.045,-/kg.

Margin harga terbesar diperoleh pedagangbesar/ agen ikan Tongkol sebesar Rp3.000,-per kilogram dikarenakan pedagang besarmemberikan kualitas yang sesuai dengankeinginan konsumen luar kota.

Lembaga pemasaran baik pedagang besardan pengecer memiliki pemasaran yang efi-sien dengan nilai efisiensi masing-masingsebesar 3,2% dan 3,3%.

Pustaka

1. Badrudin. 1998. Penyebaran Potensi dan Sum-berdaya Ikan Laut di Perairan Indonesia : Sum-berdaya Ikan Demersal. LIPI, Jakarta

2. Departemen Kelautan dan Perikanan. 2008.Buku Pedoman Sumber Pengenalan Perikan-an Laut (Jenis-jenis Ikan Ekonomis Penting).DKP. Jakarta.

3. Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2011.Statistik Ekspor Hasil Perikanan. Diakses dariwww.statistik.kkp.go.id tanggal 5 Maret 2012.

4. Tempat Pelelangan Ikan Ujungbatu. 2011. La-poran Tahunan. Jepara.

5. Arikunto, S. 2003. Metode Penelitian SuatuPendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

6. Antoni, H., Fahrudin, A., Istiqlaliyah, M., Ku-sumastuti, Y. I. dan W. Oktariza. 1996. Stu-di Distribusi Pemasaran Hasil Perikanan Lautdari Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat.Jurnal Ekonomi Perikanan IPB Bogor 2 (2) :34-41.

7. Anwar, I.M. 1994. Dasar-dasar Marketing.Alumni Bandung. Bandung.

Page 35: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

AQUASAINS(Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan)

EVALUASI KANDUNGAN FORMALIN PADA IKAN ASIN DI LAMPUNG

Mahrus Ali1 · Suparmono1 · Siti Hudaidah1

Ringkasan Tujuan dari penelitian ini ada-lah untuk mengetahui kandungan formalinpada ikan asin yang beredar di provinsi Lam-pung. Penelitian ini menggunakan metodesurvei dengan teknik purposive sampling.Identifikasi formalin dilakukan secara kua-litatif dengan menggunakan teskit formalinantilin® yang dilanjutkan dengan analisiskuantitatif menggunakan spektrofotometer.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pro-duk ikan asin yang terdapat di Lampungsangat beragam baik ditinjau jenis ikan, ka-rakteristik maupun bentuk olahan. Ikan asinyang mengandung formalin sebanyak 25,92%dari sampel yang diteliti dengan kadar for-malin berada pada level yang membahayak-an, terutama sampel ikan layur dari Lam-pung Timur, ikan sebelah dari Bandar Lam-pung dan ikan nila dari Lampung Selatan.

Keywords ikan asin, formalin, Lampung

Received: 23 Nopember 2013Accepted: 12 Januari 2014

PENDAHULUAN

Pengolahan ikan dengan cara diasinkan (sal-ted fish) merupakan cara pengawetan ikan

1)Jurusan Budidaya Perikanan, Fakultas Pertani-an, Universitas LampungE-mail: [email protected]

yang telah lama dikenal oleh masyarakatIndonesia yang hingga kini masih digemari[1]. Pada prinsipnya pengolahan ikan asinmenggabungkan metode pengeringan danpenggraman [2]. Meskipun begitu, ternya-ta pengetahuan masyarakat terhadap ik-an asin yang bermutu dan aman untuk di-konsumsi relatif masih rendah, terlihat da-ri masih banyaknya ikan asin berformalinyang beredar di pasaran, padahal dampak-nya sangat merugikan kesehatan.

Penambahan bahan aditif pada produk per-ikanan sulit untuk dihindari mengingat ko-muditas perikanan termasuk paling mudahbusuk (perishable food) [2]. Dalam usahapengolahan bahan pangan dikenal penggu-naan bahan pengawet (food additive) un-tuk menjaga daya tahan suatu bahan pa-ngan [3], namun dalam praktiknya masihbanyak produsen yang menggunakan bah-an pengawet berbahaya seperti formalin pa-da produk pangan, salah satunya pada ikanasin.

Formalin (formaldehide) adalah salah sa-tu zat yang dilarang berada dalam bahanmakanan. Formalin dapat bereaksi cepatdengan lapisan lendir saluran pencernaandan saluran pernafasan. Di dalam tubuhcepat teroksidasi membentuk asam formatterutama di hati dan sel darah merah. Pe-makaian formalin pada makanan dapat meng-akibatkan keracunan yaitu rasa sakit per-ut yang akut disertai muntah-muntah, tim-

Page 36: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

140 Mahrus Ali1 et al.

bulnya depresi susunan syaraf atau kega-galan peredaran darah [4].

Produk ikan asin ternyata merupakan sa-lah satu produk perikanan yang banyak di-laporkan mengandung formalin, sebagaima-na hasil penelitian [5], sampel ikan asin da-ri Jrakah, Jawa Tengah diketahui positifmengandung formalin, disamping itu ha-sil uji laboratorium yang dilakukan, di se-jumlah pasar tradisional di Jakarta, me-nyebutkan bahwa seluruh sampel ternya-ta mengandung formalin, dan di Maduraterutama sampel dari pasar Kamal, SocahBangkalan dan dari salah satu pasar dariSampang juga positif mengandung forma-lin [6].

Ikan asin yang mengandung formalin da-pat diketahui lewat ciri-ciri antara lain ti-dak rusak sampai lebih dari satu bulan pa-da suhu 250C, bersih, cerah dan tidak ber-bau khas ikan asin, tidak dihinggapi lalatdi area berlalat [7]. Selain itu dagingnyakenyal, utuh, lebih putih dan bersih diban-dingkan ikan asin tanpa formalin yang ber-warna agak coklat [8].

Maka dari itu perlu adanya kajian kebe-radaan senyawa formalin pada ikan asinyang ada di provinsi Lampung. Peneliti-an ini menjadi penting mengingat konsu-men ikan asin di Lampung sangat tinggi,sehingga diharapakan dapat memberikaninformasi dan proteksi pada konsumen ter-hadap bahan kimia formalin yang terdapatpada ikan asin.

MATERI DAN METODE

Penelitian ini dilakukan pada Bulan Sep-tember hingga Desember 2012 di Laborato-rium Analisis Politeknik Negeri Lampungdan Laboratorium Perikanan UniversitasLampung. Bahan yang dipakai pada pe-nelitian ini adalah ikan asin yang dipero-leh dari beberapa pasar di Sembilan Ka-bupaten di Provinsi Lampung. Bahan ki-mia yang dipakai adalah asam kromatofat,akuades, tes kit formalin (merk: antilin)(Gambar 1.) yang diproduksi oleh BadanBesar Riset Pasca Panen dan Bioteknolo-gi Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Pera-latan yang akan digunakan pada penelitian

Gambar 1 Tes kit formalin dan hasil uji padaikan asin

ini adalah beaker glass, pengaduk, kompor,tabung reaksi, rak tabung reaksi, erlenme-yer dan spektrofotometer.

Penelitian ini menggunakan metode surveidengan teknik purposive sampling yakni pe-ngambilan sampel didasarakan pada ikanasin yang memiliki ciri-ciri seperti: warna-nya terang, tidak dihinggapi lalat, bau ikanasin yang kurang khas, dan teksturnya ke-ras. Identifikasi keberadaan formalin padaikan asin dilakukan secara kualitatif dankuantitatif. Pengujian awal dilakukan se-cara kualitatif, jika hasil uji positif akandilanjutkan dengan pengujian secara kuan-titatif menggunakan spektrofotometer.

Analisis kualitas ikan asin

Mutu ikan asin ditentukan berdasarkan pa-rameter organoleptik dan kimiawi. Meto-de organoleptik menggunakan uji hedonik(tingkat kesukaan) dari panelis dengan ban-tuan scoresheet yang meliputi tekstur ikanasin, warna dan aroma ikan asin [9]. Ku-alitas kimiawi yang diamati berupa kadarair dengan menggunakan metode thermo-gravimetry, analsisis kadar protein denganmetode Kjeldhal, kadar lemak menggunak-an goldfisch [10].

Analisis formalin secara kualitatif

Analisis ini dilakukan dengan menimbangsampel ikan asin sebanyak 10 gram kemu-dian dicincang (blender), ditambahkan airpanas sebanyak 20 mL dan dibiarkan di-ngin. Setelah itu diambil sampel (extract)sebanyak 5 mL dan dimasukkan ke dalamtabung reaksi yang selanjutnya ditambahk-an larutan titer antilin sebanyak empat te-

Page 37: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Kandungan Formalin Pada Ikan Asin Di Lampung 141

tes pada sambil dihomogenkan. Pengamat-an dilakukan dengan melihat perubahan war-na pada ekstrak sampel. Produk ikan asinyang mengandung formalin akan berubahwarnanya dari bening menjadi merah mu-da hingga ungu. Semakin ungu kadar for-malin semakin tinggi [11].

Analisis formalin secara kuantitatif

Sampel yang positif mengandung formalinkemudian diuji secara kuantitatif menggu-nakan spektrofotometer untuk mengetahuikonsentrasi formalin yang dikandungnya.Pembuatan larutan standar yaitu denganmelarutkan formadehide dan menjadikan-nya beberapa konsentrasi yaitu 0; 0,05; 0,1;0,5; 0,75; 1,0; 1,5; dan 2 ppm di dalamtabung reaksi. Kemudian ditambahkan 5ml asam kromatofat pada tiap konsentrasidan dipanaskan selama 30 menit pada su-hu 1000C, kemudian dilakukan pembaca-an dengan spektrofotometer pada panjanggelombang 520 nm hingga diperoleh nilaikurva standar [6].

Sampel sebanyak 20 ml dihomogenkan de-ngan akuades dan dipanaskan sampai men-didih lalu disaring. Filtrat kemudian di-ambil sebanyak 2 ml dan ditambahkan 5ml asam kromatofat selanjutnya sampel di-panaskan selama 20 menit lalu dinginkandan diikuti dengan pengukuran absorban-si sampel. Nilai absorbansi sampel diban-dingkan dengan larutan standar pada ti-ap konsentrasi dan ditentukan konsentrasikandungan formalin dengan menggunakanregresi linear.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakterisitik produk ikan asin di Lam-pung

Produk ikan asin yang beredar di Lampungsangat beragam baik jumlah maupun je-nis ikan yang digunakan sebagai bahan ba-ku. Secara umum beberapa jenis ikan asin

yang hampir ditemukan di seluruh kabupa-ten di provinsi Lampung adalah: teri nasi,cumi, ikan kepala batu, petek, tanjan, ik-an sebelah ikan jolot, layur, lemuru, dencis,nila, ikan layang dan ikan sepat. Menurut[12], semua jenis ikan, dari berbagai ukur-an dan mutu dapat diolah menjadi produkikan asin.

Banyaknya keragaman jenis ikan asin inidikarenakan hingga kini olahan ikan asinsangat digemari oleh masyarakat Indonesiadan menjadi salah satu menu favorit kon-sumsi harian masyarakat. Disamping itumudahnya dalam proses pengolahan, har-ga yang murah serta biayanya yang rendahmenyebabkan banyak nelayan yang mela-kukan pengolahan ikan tangkapan merekamenjadi ikan asin.

Ikan asin yang beredar di Lampung dili-hat dari bentuk olahannya juga beragam,ada yang utuh (whole) dan tanpa meng-alami perlakuan pemotongan, dalam ben-tuk sayatan daging tanpa atau dengan ku-lit (skinless fillet, fillet skin on fillet), atausayatan ikan berbentuk kupu-kupu (butter-fly fillet) dan fillet tanpa kepala (haedlessfillet). Perbedaan bentuk olahan tersebutdidasari pada besar kecilnya ikan yang ak-an dijadikan produk asin. Ikan yang berda-ging tebal atau besar, jika tidak difilet ma-ka proses pengeringannya memakan waktulama dan kemungkinan masih ada bagiandi dalam tubuh ikan yang belum kering.

Data pengamatan proksimat dari sampelikan asin (data tidak ditampilkan) sangatbervariasi dikarenakan perbedaan bahan ba-ku yang digunakan. Kisaran rata-rata ka-dar air ikan asin berformalin sebesar 35,31%,kadar protein sebesar 26,02% dan kadarlemak sebesar 6,06% serta kadar abu se-besar 25,8% yang tidak berbeda jauh de-ngan [13]. Salah satu keunikan ikan asinadalah tingginya kadar protein yang dikan-dungnya, hal ini terjadi karena adanya pro-ses pengurangan kadar air dalam bahansehingga kadar protein mengalami pening-katan konsentrasi, begitupun juga dengankadar lemak. Analisis organoleptik melipu-ti warna, tekstur dan aroma ikan asin yangdiperoleh data bahwa rata-rata tingkat ke-

Page 38: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

142 Mahrus Ali1 et al.

sukaan konsumen berturut-turut yakni: sa-ngat suka (angka 8), suka (angka 7) danagak suka (angka 6). Perbedaan penilaianini dikarenakan beberapa hal diantaranyakualitas ikan asin memang berbeda tiapsampelnya.

Kadar formalin pada ikan asin

Hasil pengujian secara kualitatif dengan meng-gunakan tes kit Antilin pada 27 sampel ik-an asin dari 9 kabupaten di Lampung dipe-roleh data bahwa sebanyak 7 sampel ikanasin (25,92%) positif mengandung forma-lin (Tabel 1). Indikasi ini terlihat dari per-ubahan warna sampel dari putih (keruh)hingga berwarna ungu setelah diuji meng-gunakan antilin. Jenis sampel yang positifmengandung formalin yakni: sampel ikansebelah dari Lampung Timur, ikan layurdan ikan petek dari Bandar Lampung, ikandencis dan nila dari Pesawaran, ikan kem-bung dari Lampung Utara dan ikan niladari Lampung Selatan. Sementara sampeldari Kota Metro, Pulau Pasaran, dan Lam-pung Barat tidak terdeteksi adanya forma-lin.

Besarnya prosentase sampel ikan yang meng-andung formalin dikarenakan saat samplingkami memilih ikan asin dengan kriteria ter-tentu yang secara fisik diindikasikan meng-gunakan bahan pengawet formalin.

Ketujuh sampel ikan asin kemudian diu-ji dengan menggunakan spektrofotometeruntuk melihat konsentrasi (ppm) formalinyang terkandung di dalamnya (Tabel 1).Kandungan formalin pada ikan asin ber-kisar 0,33-2,63 ppm. Penggunaan formalindalam bahan pangan telah dilarang olehpemerintah sebagaimana Peraturan Men-teri Kesehatan No. 1168/ Menkes/ PER/X/ 1999. Serendah apapun konsentrasi for-malin dalam bahan pangan akan menim-bulkan masalah, akumulasi formalin yangtinggi di dalam tubuh akan menyebabk-an berbagai keluhan, misalnya iritasi lam-bung dan kulit, muntah, diare, serta alergi,bahkan bisa menyebabkan kanker [4].

Menurut IPCS (International Programmeon Chemical Safety), lembaga khusus daritiga organisasi di PBB, yaitu ILO, UNEP,serta WHO, yang mengkhususkan pada ke-selamatan penggunaan bahan kimiawi, se-cara umum ambang batas aman di dalamtubuh adalah 1 miligram per liter (1 ppm).Formalin yang masuk ke tubuh melebihiambang batas tersebut maka dapat menga-kibatkan gangguan pada organ dan sistemtubuh manusia. Akibat yang ditimbulkantersebut dapat terjadi dalam waktu sing-kat atau jangka pendek dan dalam jang-ka panjang, bisa melalui hirupan, kontaklangsung atau tertelan [14].

Adanya residu formalin pada produk ikanasin di Lampung perlu segera diatasi agarkonsumen terpenuhi haknya untuk menda-patkan produk pangan yang bermutu danaman sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Baik produsen dankonsumen ikan asin juga perlu diberikanpemahaman mengenai bahaya yang ditim-bulkan akibat mengkonsumsi bahan tam-bahan makanan yang dilarang.

SIMPULAN

Ikan asin yang mengadung formalin seba-nyak 25,92% dari sampel yang sebelumnyadicurigai. Kadar formalin dalam ikan asinberada pada level yang membahayakan ter-utama sampel ikan layur dari Lampung Ti-mur, ikan sebelah dari Bandar Lampungdan sampel ikan nila dari Lampung Selat-an. Sedangkan sampel lainnya masih ber-ada di bawah ambang batas, namun tetaptidak aman untuk dikonsumsi.

Pustaka

1. Suhartini, S dan N, Hidayat. 2005. Olahan ik-an segar. Penerbit Trubus Agrisarana. Sura-baya

2. Afrianto, E dan E. Liviawati. 1989. Pengawet-an dan pengolahan ikan. Penerbit Kanisius.Yogyakarta

3. Winarno, FG . 2004. Keamanan pangan. Jilid1. M-Brio Press. Bogor

Page 39: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Kandungan Formalin Pada Ikan Asin Di Lampung 143

4. Handayani. 2006. Bahaya kandungan formalinpada makanan. PT. Astra International Tbk.Jakarta

5. Suwahono, M., Taufik, N. dan Faizah. 2009.Analisis kualitatif adanya formaldehid padaikan asin. Makalah yang tidak dipublikasikanJurusan Tadris kimia Fakultas Tarbiyah IAINWalisongo. Semarang

6. Hastuti, S. 2010. Analisis kualitatif dan kuan-titatif formaldehid pada ikan asin di Madura.Agrointek. Vol. 4, No. 2. Agustus 2010. 132-137p

7. Astuti, LDP. 2010. Ciri-ciri 4 zat berbahayapada makanan. http://www.ahliwasir.com/.Diakses Tanggal 10 Desember 2013

8. Widyaningsih, DT dan SM, Erni. 2006. For-malin. Penerbit Trubus Agrisarana. Surabaya

9. Standar Nasional Indonesia. 1992. Metode pe-ngujian organoleptik. SNI 01-2345-1991. Bad-an Standardisasi Nasional. Jakarta

10. Sudarmadji S., B. Haryono dan Suhardi. 1996.Prosedur analisa untuk bahan makanan danpertanian. Liberty. Yogyakarta

11. BBRP2B. 2012. Prosedur penggunaan tes kitantilin. Balai Besar Riset Pasca Banen dan Bi-oteknologi Kelautan dan Perikanan. Jakarta

12. Sari, KM. 2011. Analisis usaha pengolahan ik-an asin di Kabupaten Cilacap. Skripsi. Unpu-blish. Universitas Sebelas Maret. Surakarta

13. Standar Nasional Indonesia. 2009. Standarproduk perikanan, standar ikan asin kering.SNI 01-2721-2009. Badan Standardisasi Na-sional. Jakarta

14. Fahrudin. 2007. Formalin dan Bahayanya bagiKesehatan. http://www.tribun-timur.com Di-akses Tanggal 29 Februari 2012

Page 40: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

144 Mahrus Ali1 et al.

Tabel 1 Karakteristik sampel ikan asin asal Lampung

Jenis Ikan Asin Bentuk Olahan Kandungan Formalin Asal Sampel

Cumi-cumi (Loligo sp) Whole Negatif

Pulau Pasaran, Bandar LampungTeri nasi (Stolephorus spp) Whole Negatif

Teri nilon(Stolephorus spp) Whole Negatif

Ikan sampa (Heterobranchus sp) Whole Negatif

Kota Metro (asal ikan dari Labuhan Maringgai)Ikan petek (Secutor sp) Whole Negatif

Ikan kepala batu (Atherinomorus sp) Butterfly fillet Negatif

Cumi-cumi (Loligo sp) Whole Negatif

Kuala Penat, Lampung TimurIkan pari (Trygon sephen) Whole Negatif

Ikan sebelah (Bothus ocellatus) Whole 2,09 ppm

Ikan kepala batu (Atherinomorus sp) Butterfly filet Negatif

Teluk Betung, Bandar LampungIkan layur (Trichiurus savala) Butterfly filet 1,72 ppm

Ikan petek (Secutor sp) Butterfly filet 0,48 ppm

Ikan lemuru (Sardinella lemuru) Whole Negatif

Pesawaran (asal ikan dari Rawa Jitu)Ikan dencis/ lemuru (Sardinella lemuru) Whole 0,94 ppm

Ikan nila (Orheochromis sp) Skin on fillet 0,33 ppm

Ikan kepala batu (Atherinomorus sp) Butterfly fillet Negatif

Kota Agung, TanggamusIkan gabus (Channa striatus) Headless butterfly fillet Negatif

Ikan lemuru (Sardinella lemuru) Whole Negatif

Mujair (Orheochromis musambicus) Butterfly fillet Negatif

Lampung UtaraIkan kembung (Rastrelliger faughni) Whole 0,82 ppm

Ikan kepala batu (Atherinomorus sp) Butterfly fillet Negatif

Ikan teri nasi (Stolephorus spp) Whole Negatif

Krui dan Danau Ranau, Lampung BaratIkan layang (Decapterus russeli) Whole Negatif

Ikan sepat (Trichogaster sp) Whole Negatif

Ikan sepat (Trichogaster sp) Whole Negatif

Lampung SelatanIkan nila (Orheochromis sp) Skin on fillet 2,63 ppm

Ikan layur (Trichiurus sp) Butterfly fillet Negatif

Page 41: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

AQUASAINS(Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan)

PENAPISAN BAKTERI PENDEGRADASI TOTAL AMMONIA

NITROGEN DARI SEDIMEN TAMBAK TRADISIONAL UDANG WINDU

(Penaeus monodon)

Eva Susanti1 · Esti Harpeni2 · Agus Setyawan2 ·Berta Putri2

Ringkasan Bioremediation is an effort toreduce pond waste pollution by exploitingthe ability of microorganisms. The purposeof this study was to find the candidates ofbioremediation bacterial isolates that wereable to degrade the total ammonia nitro-gen from the traditional pond sediment. Se-diment was taken from three tiger shrimpponds in Mulyosari, Pasir Sakti, of EastLampung. Distances of each ponds from co-astal area were TI (600 m), T2 (1.200 m)and TII (1.800 m), respectively. Phenatemethod was used to test TAN degrading apa-bility. The result showed that three of thebest isolates were most able to reduce TAN,namely TI6, TI1, and TII5. Those isolateswere able to degrade TAN 0,10; 0,06 and0,06 mg/L, respectively. Those three isola-tes were identified as genus Campylobacter,Listeria and Nitrosococcus.

Keywords screening, TAN-degrading,bacteria, tiger shrimp, ponds

Received: 28 Nopember 2013Accepted: 18 Januari 2014

1)Alumni Jurusan Budidaya Perairan, FakultasPertanian, Universitas Lampung2) Dosen Jurusan Budidaya Perairan UniversitasLampung Alamat: Jurusan Budidaya Perairan Fa-kultas Pertanian Unila Jl. Prof. S. BrodjonegoroNo. 1 Gedong Meneng Bandar Lampung 35145E-mail: [email protected]

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang mempu-nyai peluang besar untuk mengembangk-an usaha budidaya udang. Total produk-si udang Indonesia mengalami peningkatanhingga 32,87%, dari 400.385 ton pada ta-hun 2011 menjadi 457.600 ton tahun 2012[1]. Produksi udang yang terus menerus ak-an menyebabkan daya dukung lingkunganbudidaya menurun. Penurunan daya du-kung lingkungan budidaya umumnya ter-jadi karena pencemaran lingkungan, aku-mulasi bahan organik dan penurunan ku-alitas air [2]. Pencemaran pada perairanbudidaya biasanya berasal dari sisa pakanbuatan (pelet) dan feses hewan yang dibu-didayakan [3]. Akumulasi sisa pelet (pak-an udang buatan) mempunyai kandunganprotein yang cukup tinggi, yaitu sekitar 40%[4]. Proses perombakan pelet akan meng-hasikan senyawa nitrogen organik berupaTAN (Total Ammonia Nitrogen) yaitu amo-nia (NH3) dan amonium (NH4

+) yang me-nurut [5] senyawa yang non ion (NH3) rela-tif lebih toksik pada udang daripada yangberbentuk ion (NH4

+).

Para pembudidaya tambak udang melakuk-an usaha untuk mengurangi senyawa TANdi perairan adalah dengan menerapkan tek-nik sedimentasi menggunakan kolam tan-don air untuk mengendapkan air sebelumair dimasukkan ke dalam tambak. Namun,cara lain yang efektif untuk menurunkankandungan TAN dapat dilakukan dengan

Page 42: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

146 Eva Susanti1 et al.

Gambar 1 Layout Aliran Air Tambak UdangWindu (Penaeus monodon) di Desa Mulyosari,Kecamatan Pasir Sakti, Kabupaten Lampung Ti-mur

memanfaatkan kemampuan mikroorganis-me yang disebut bioremediasi [6].

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatk-an kandidat isolat bakteri bioremediasi yangmampu mendegradasi TAN (Total Ammo-nia Nitrogen) dari perairan tambak tradi-sional.

MATERI DAN METODE

Bahan yang digunakan dalam penelitian iniadalah sampel sedimen dan berbagai me-dia agar dan bahan pengujian karakter danmorfologi bakteri. Sampel diperoleh darisedimen dasar tambak budidaya udang win-du di Desa Mulyosari, Kecamatan PasirSakti, Kabupaten Lampung Timur, Pro-vinsi Lampung. Pengambilan sampel sedi-men tambak dilakukan pada 3 lokasi yai-tu dekat pantai (tambak 1), bagian tengah(tambak 2) dan tambak yang jauh dari pan-tai (tambak 3) (Gambar 1). Jarak tiga lo-kasi tambak dari pantai yaitu 600 s.d 1800m. Isolasi bakteri dilakukan menurut [7];[8]; [9].

Uji pendegradasi TAN dianalisis menggu-nakan metode phenate [10]; [11] dengan mo-difikasi. Identifikasi bakteri dilakukan pa-da tiga kandidat isolat terbaik yang mam-pu menurunkan kandungan TAN terbesar.Identifikasi yang dilakukan meliputi pewar-naan gram, uji motilitas, uji O/F, uji ka-talase dan uji biokimia (TSIA, LIA, TIO,

Tabel 1 Kemampuan Tiga kandidat isolat bak-teri yang dapat menurunkan kandungan TAN(mg/L).

Kode Bakteri

Nilai TAN Selisih Hari

pada hari ke- ke 2 dan ke 4

0 2 4 (mg/L)

TIB6 0,05 0,1 0,18 0,13

TIB1 0,25 0,02 0,06 0,07

TIIC5 0,15 0,24 0,04 0,06

Gelatin, MIO dan uji simon sitrat) menu-rut [12] dan [13].

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil isolasi bakteri dari sedimen tambakyang mampu memanfaatkan nitrogen or-ganik (mampu tumbuh pada media nitri-fikasi) adalah sebanyak 58 isolat (data ti-dak ditunjukkan). Lima puluh delapan iso-lat bakteri yang tumbuh pada media nitri-fikasi, terdapat 13 bakteri yang tidak da-pat menurunkan kandungan TAN dan 45isolat bakteri yang dapat menurunkan kan-dungan TAN (data tidak ditunjukkan). Ti-ga isolat terbaik yang mampu menurunk-an kandungan TAN terbanyak adalah iso-lat TI6, TI1, dan TII5. Masing-masing iso-lat mampu menurunkan kandungan TANsebanyak 0,10; 0,06 dan 0,06 mg/L. Penu-runan kandungan TAN terjadi pada harike-2 sampai hari ke-4 (Tabel 1).

Konsentrasi kandungan TANmengalami pe-ningkatan dari hari ke-0 hingga hari ke-2.Hal ini disebabkan oleh adanya bahan or-ganik dengan kandungan protein yang ting-gi yaitu peptone. Peptone merupakan sa-lah satu bahan yang ada pada media per-tumbuhan bakteri. Peptone akan didegra-dasi oleh bakteri proteolitik, menjadi se-nyawa yang lebih sederhana yaitu pepti-da dan amonium [14]. Sedangkan pada ha-ri ke-2 sampai hari ke-4 kandungan TANmengalami penurunan dikarenakan senya-wa TAN dapat dimanfaatkan sebagai nu-trisi untuk proses metabolisme dan per-tumbuhan sel bakteri (Gambar 2).

PKetiga bakteri tersebut mempunyai be-berapa kesamaan yaitu warna koloni ter-lihat berwarna putih susu dan bentuk sel

Page 43: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Penapisan Bakteri Pendegradasi TAN 147

Tabel 2 Hasil identifikasi morfologi dan biokimia tiga isolat terbaik. berdasarkan Bergey’s Manual of De-terminative Bacteriology [12] dan Manual for the Identification of Medical Bacteria [13]

Jenis Jenis Bahan/ Listeria Campylobacter Nitrosococcus

Pengujian Metode Pengujian (TIB1) (TIB6) (TIIC5)

Warna Koloni Media Nitrifikasi Putih susu Putih Susu Putih Susu

Bentuk Koloni Media Nitrifikasi Cembung,Tidak Beraturan Bulat,Cembung Bulat,Cembung

Bentuk Sel Pewarnaan Gram Bulat (Coccus) Bulat (Coccus) Bulat (Coccus)

Gram KOH 3% dan Pewarnaan Gram + - -

Motilitas MIO medium + - +

Katalase H2O2 3% + + +

Oksidase Cithocrome oxidase - - +

Ornitin MIO medium - - -

Indol MIO medium - - -

O/F Oxidative Fermentatif Medium F O O

LIA Lysin Ion Agar Medium - - -

TSIA Tripple Sugar Ion Agar Medium K/A(merah)/(kuning) K/A(merah)/(kuning) K/A(merah)/(kuning)

Gelatin Gelatin Medium - - -

TIO TIO Medium Keruh Tidak Keruh Tidak Keruh

Sitrat Citrat Medium Biru Biru Biru

Gambar 2 Hasil uji degradasi TAN oleh tiga iso-lat terbaik

bakteri bulat (coccus). Hasil katalase posi-tif artinya bakteri mengandung enzim ka-talase. Hasil ornitin dan indol negatif yangberarti bakteri tidak mampu mendegrada-si asama amino esensial triptofan. Uji LIAnegatif yang artinya bakteri tidak mampumemproduksi lysin. Uji TSIA (K/A) arti-nya bakteri dapat memecah dextrosa, lak-tosa dan sukrosa. Kemudian gelatin nega-tif berarti bakteri tidak mengandung gela-tin, dan sitrat positif artinya bakteri dapatmenggunakan sitrat sebagai sumber energi(Tabel 2).

Perbedaan beberapa sifat dari ketiga bak-teri yaitu dari warna bakteri TI1 berwaranbiru atau bersifat gram positif, sedangkanTI6 dan TII5 berwarna merah atau gramnegatif. Uji motilitas isolat bakteri TI1 po-

sitif artinya bakteri motil sedangkan TI6dan TII5 negatif atau bakteri tidak motil.Oksidase negatif TI1 dan TI6 artinya bak-teri tidak bersifat oksidatif terhadap glu-kosa sedangkan TI5 positif bakteri bersifatoksidatif terhadap glukosa. Uji TIO bakte-ri TI1 berwarna keruh artinya bakteri ber-sifat anaerob, sedangkan TI6 dan TII5 be-ning artinya bakteri bersifat aerob (Tabel2).

Tiga kandidat bakteri yang terpilih dalammendegradasi TANmempunyai karakter mor-fologi dan biokimia yang berbeda. BakteriTI1 merupakan bakteri yang mempunyaikarakter morfologi dan biokimia yang pa-ling berbeda dibandingkan TI6 dan TII5.Bakteri TI1 bersifat gram positif dan bersi-fat fermentatif/anaerob sedangkan TI6 danTII5 bersifat gram negatif dan bersifat ok-sidatif/aerob. [15] mengemukakan bahwa bak-teri nitrifikasi umumnya gram negatif danbersifat aerobik.

Tiga kandidat bakteri terbaik yang mam-pu mendegradasi TAN adalah bakteri au-totrof golongan kemoautotrof, yaitu bak-teri yang mampu memanfaatkan bahan ki-mia untuk menghasilkan makanan sebagaisumber energi untuk pembentukan sel. Halini dikarenakan isolat bakteri ditumbuhkanpada media yang bersifat autotrof. Bakteri

Page 44: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

148 Eva Susanti1 et al.

yang berasal dari media yang bersifat auto-trof mempunyai kemampuan mengoksidasiamonia lebih tinggi dari pada isolat yangberasal dari media yang bersifat heterotrof[16]. Isolat yang berasal dari media auto-trof memanfaatkan amonia sebagai satu-satunya sumber energi untuk mendapatkanenergi. [17] mengemukakan bahwa kelom-pok bakteri nitrifikasi yang bersifat auto-trof mempunyai peranan yang sangat ting-gi dalam siklus biogeokimia senyawa nitro-gen.

SIMPULAN

Jumlah isolat bakteri yang tumbuh padamedia nitrifikasi adalah 58 isolat bakteri.Tiga isolat terbaik yang mampu menurunk-an kandungan TAN adalah Campylobacter(0,10 mg/L), Listeria danNitrosococcus (0,06mg/L) pada hari ke-2 sampai hari ke-4. Ke-tiga bakteri tersebut adalah bakteri auto-trof dari golongan kemoautotrof.

Pustaka

1. Indra, S. 2013. KKP Targetkan ProduksiUdang 200 ribu ton. http//KKP TargetkanProduksi Udang 200 Ribu Ton - ANTARANews.htm. Diakses pada tanggal 18 Juli 2013pukul 21.00 WIB.

2. Badjoeri. M. dan Widiyanto T. 2008. Peng-gunaan Bakteri Nitrifikasi untuk Bioremediasidan Pengaruhnya terhadap Konsentrasi Amo-nia dan Nitrit di Tambak Udang. Laporan Ta-hunan. Program Penelitian dan Pengembang-an Iptek - Riset Kompetitif LIPI. Oceanologidan Limnologi di Indonesia. LIPI. Bogor. 262hal.

3. Gunalan, D. E. A. 1993. Penerapan Bioreme-diasi untuk Melenyapkan Polutan Organik da-ri Lingkungan. Makalah Diskusi Panel. Ko-ngres Nasional Perhimpunan Mikrobiologi In-donesia, Surabaya 2-4. Desember 1993. Univ.Erlangga. 13 hal.

4. Akiyama, M. D., Dominy, W. G., Lawrence,L. 1992. Penaeid Shrimp Putrition. In Mari-ne Shrimp Culture: Principles and Practices(Fast, A.W, Lester, L. J (Eds). THF Publi-shing. 535-568 pp.

5. Boyd, C. E. 1990. Water quality in ponds forAqua Culture. Alabama agricultural experi-ment station. Auburn University. 482 pp.

6. Verschuere. L. G, Rombaut. P, Sorgeloos, danVerstraete W. 2000. Probiotic bacteria as bio-logical control agents in auaculture. Microbial,Mol. Biol. Rev. 64: 656-671.

7. Collins, C.H., Lyne, P.M. and Grange, J.M.1995. Microbial Methods. Butterworth- Hei-nemann. Oxford. London. 493 p

8. Cappuccino, J.G. and Sherman, N. 2001.Microbiology.A laboratory manual. BenjaminClummings, San Fransisco.xv + 489 pp.

9. Pelczar, M.J. dan Chan E.C.S. 2005. Dasar-dasar mikrobiologi Jilid 1. Terj. Dari Elemen-ts of microbiology oleh Hadioetomo, R.S., T.Imas, S.S. Tjitrosomo, S.L. Angka. UI Press.Vvii + 443 pp.

10. Clasceri, L.S., Greenberg A.E., and TrussellsR.R. 1989. Standard methods for the exami-nation of water and waste water 17 th edition.Port City Press, Baltimore. XXXV + 1,192pp.

11. APHA. 2005. Standard methods for the exa-mination of water dan wastewater. 21 stedition. APHA AWWA WEF, Washington.Xxxvii + 1,207 pp.

12. Holt J. G., Krieg Noel R.., Sneath Peter H.A.,Stalei james T., Williams Stanley T. 1994.Bergey’s Manual of Determinative Bacteriolo-gy. Ninth edns. Baltimore: The Williams andWilkins. Baltimore. USA.

13. Cowan S.T. and Steel, K.J. 1974. Manual forthe Identification of Medical Bacteria. Lon-don: Cambridge University Press.

14. Khasani, I. 2009. Isolasi dan skrining bakte-ri nitrifikasi serta aplikasinya pada biofiltrasimedia pemeliharaan larva udang galah (Ma-crobrachium rosenbergii de Man). Loka RisetPemuliaan dan Teknologi Budidaya PerikananAir Tawar, Sukamandi.

15. Buchanan ER and Gibbon NE. 1974. BergeysManual of Determinative Bacteriology. Willi-ems and Welkins Co. Baltimore.

16. Widiyanto, 2006. Seleksi bakteri nitrifikasidan denitrifikasi untuk bioremidiasi di tam-bak udang. Disertasi. Sekolah Pasca SarjanaInstitut Pertanian Bogor. xv + 121 pp.

17. Atlas RM and Bartha R. 1998. Microbial Eco-logy: Fundamental and applications. The Ben-jamin/ Cumming Publ. Co. California.

Page 45: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

AQUASAINS(Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan)

IDENTIFIKASI DAN KERAGAMAN PARASIT PADA IKAN MAS KOKI

(Carrasius auratus) DAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) YANG BERASAL

DARI LAMPUNG DAN LUAR LAMPUNG

Retna Handayani1 · Y. T. Adiputra2 · Wardiyanto2

Ringkasan Penelitian dilakukan dengan tu-juan untuk mengidentifikasi dan memban-dingkan keragaman jenis ektoparasit padaikan mas (Cyprinus carpio) dan ikan mas-koki (Carassius auratus) yang berasal dariLampung dan luar Lampung Metode pene-litian yang digunakan adalah survei lang-sung dan pengambilan sampel secara ran-dom ke pedagang ikan yang mendatangk-an ikan dari luar Lampung serta ke lokasibudidaya ikan yang ada di Lampung. Pa-rameter yang diamati dalam penelitian iniadalah prevalensi parasit, intensitas, domi-nasi, indeks keragaman, indeks dominasidan indeks keseragaman terhadap parasityang ditemukan. Metode pemeriksaan se-cara langsung di lokasi dengan preparasikerokan kulit dan insang dilakukan di la-boratorium. Data yang diperoleh ditabulasidan dihitung keragamannya dengan indeksShannon-Wiener. Hasil penelitian menun-jukkan bahwa jenis parasit yang ditemukanmenginfeksi ikan uji adalah Trichodina no-bilis, Gyrodactylus sp, Trichodina reticula-ta, Dactylogyrus sp. Myxobolus sp. Vorti-cella sp. dan Ichthyophthirius sp. Parasityang mendominasi ikan maskoki dari luarLampung adalah Trichodina nobilis (69,66%)dan pada ikan maskoki asal Lampung ada-

1)Alumni Jurusan Budidaya Perairan UniversitasLampung2)Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lam-pung Alamat: Jl.Prof.Sumantri Brodjonegoro No.1Gedong Meneng Bandar Lampung 35141E-mail: [email protected]

lah Trichodina nobilis (70,05%). Parasit yangmendominasi ikan mas asal luar Lampungadalah Trichodina nobilis (65,89%), dan pa-da ikan mas asal Lampung adalah Vortice-lla sp. (37,86%). Indeks keragaman parasit(H’) tertinggi pada ikan maskoki asal luarLampung sebesar 0,6389, pada ikan masko-ki asal Lampung sebesar 0,3836, pada ikanmas asal luar Lampung H’ sebesar 0,5766,dan pada ikan mas asal Lampung H’ ter-tinggi sebesar 0,5625.

Keywords ektoparasit, indeks kera-gaman, intensitas, prevalensi, asal ikanhias

Received: 3 Desember 2013Accepted: 27 Januari 2014

PENDAHULUAN

Famili Cyprinidae merupakan famili ikandengan genus terbesar, yaitu 210 genus, de-ngan jumlah spesies sebanyak 2010 denganpenyebaran hampir diseluruh dunia [1];[2].[3] menyatakan bawa pasokan ikan mas danikan maskoki yang ada di Lampung bera-sal dari daerah DKI Jakarta, Depok, danBogor. Selama pengangkutan ikan sampaimencapai konsumen memiliki resiko ikanstres dan mudah terinfeksi patogen. Sedangk-an di Bandar Lampung, ada beberapa lo-kasi yang merupakan sentra budidaya ikan

Page 46: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

150 Retna Handayani1 et al.

konsumsi dan ikan hias, namun tidak lepasdari serangan jenis patogen yang berbaha-ya seperti parasit, sehingga perlu diwaspa-dai.

Jenis dan tingkat infeksi parasit antar lo-kasi budidaya di suatu daerah dengan da-erah yang lain akan berbeda karena menu-rut [4] kejadian infeksi parasit terjadi kare-na adanya perbedaan pakan yang diberik-an, umur ikan, ukuran ikan, kondisi per-airan serta aktivitas budidaya. Pengenda-lian parasit perlu dilakukan secara dini. In-formasi mengenai jenis parasit, jumlah pa-rasit yang menginfeksi, dan habitat para-sit diperlukan sehingga kegiatan antisipa-si dan pengobatan parasit dapat dilakukansecara efektif [5]. [6] menyatakan ikan pa-da fase benih merupakan fase rawan terja-dinya serangan parasit sehingga akan me-nurunkan produksi benih ikan. [7] menam-bahkan bahwa pada fase pendederan ikansangat rentan terhadap serangan parasitdan dapat mengakibatkan kematian.

MATERI DAN METODE

Penelitian dilakukan pada Maret-April 2013dengan menggunakan metode survei lang-sung ke pedagang ikan yang memasok ik-an dari luar Lampung, serta pembudida-ya ikan yang ada di Lampung. Ikan masdan ikan maskoki yang berasal dari luarLampung diperoleh dari pedagang ikan hi-as yang mendatangkan ikan dari daerahJakarta, Bogor dan Depok. Pengambilansampel ikan dari toko dilakukan setelah ik-an baru didatangkan dari luar Lampungsehingga kondisi lingkungan ikan masih sa-ma seperti kondisi lingkungan awalnya. Ik-an mas asli Lampung di peroleh dari pem-budidaya ikan di daerah Pagelaran, Kabu-paten Pringsewu yang diasumsikan masihmenggunakan metode budidaya ikan seca-ra tradisional. Sedangkan ikan maskoki yangasli dibudidayakan di Lampung diperolehdari pembudidaya ikan maskoki di daerahPunggur, Kabupaten Lampung Tengah. Ik-an yang digunakan adalah ikan pada fasependederan.

Prosedur pemeriksaan ektoparasit diawa-li dengan memingsankan ikan dengan air

Gambar 1 Parasit yang ditemukan pada ikan uji:Trichodina nobilis (A), Vorticella sp. (B), Ichthyo-phthirius sp. (C), Gyrodactylus sp.(D), Dactylo-gyrus sp. (E), Trichodina reticulata (F), Myxobo-lus sp. (G)

yang telah diberi minyak cengkeh. Sete-lah itu dilakukan pengerokan (scrapping)pada permukaan kulit dan insang. Lendir(mucus) yang diperoleh di letakkan dia-tas kaca preparat lalu diberi larutan violetdan ditutup dengan gelas penutup. Prepa-rat kemudian diamati dibawah mikroskopbinokuler dengan perbesaran 400x. Para-sit yang telah ditemukan lalu diidentifikasidan dihitung prevalensi parasit, intensitas,dominasi, indeks keragaman, indeks domi-nasi dan indeks keseragaman merujuk pada[5], [8] dan [9].

HASIL DAN PEMBAHASAN

Parasit yang menginfeksi ikan mas dan ik-an maskoki yang berasal dari Lampung danluar Lampung antara lain:Dactylogyrus sp.Gyrodactylus sp. Ichthyophthirius sp.Myxo-bolus sp. Trichodina nobilis, Trichodina re-ticulata, danVorticella sp.(Gambar 1.). Ba-nyaknya jumlah dan jenis parasit yang di-temukan pada ikan maskoki dan ikan masyang berasal dari lokasi yang berbeda sa-ngat bervariasi dalam jumlah dan keraga-mannya (Tabel 1.).

Parasit Trichodina nobilis yang ditemuk-an terdiri dari satu sel berbentuk sepertimangkuk terbalik. Blade melengkung, ujungblade berbentuk seperti bulan sabit, de-ngan thorn yang melengkung [3]. Trichodi-na nobilis biasa menginfeksi kulit dan len-dir Ctenopharyngodon idella [9], benih ikanmas, Cyprinus carpio, dan ikan botia, Bo-tia macracantha [10]. Menurut [9], Tricho-

Page 47: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Identifikasi Dan Keragaman Parasit Pada Ikan Mas Koki dan Ikan Mas 151

dinids sebenarnya bersifat komensal. Tri-chodinids memakan bakteri dan partikel-partikel air lainnya dan akan berubah si-fat menjadi parasit jika terjadi kekurang-an makanan. Trichodina nobilis memilikisiklus hidup yang langsung dan dapat me-lakukan reproduksi secara seksual maupunaseksual. Reproduksi seksual dengan me-lalui konjugasi [9] dan reproduksi aseksu-al melalui pembelahan biner [8]), sehinggamenyebabkan kemudahan dalam penyebar-an parasit ini.

SpesiesVorticella sp. telah menginfeksi per-mukaan tubuh ikan mas asal Lampung. Mor-fologi Vorticella sp. adalah berkoloni, selberwarna kekuningan atau kehijauan, me-nempel pada inangnya dengan myoneme,tangkai pipih dan silindris, peristome besardan bersilia, memiliki makronukleus danmikronukleus. Zooid berbentuk seperti lon-ceng terbalik yang terdiri dari tangkai ber-bentuk seperti bunga yang bersilia [11]. [12]menyatakan bahwa parasit Vorticella sp.sering menyebabkan kematian pada pem-benihan udang galah. Dari hasil penelitianini, jenis parasit Vorticella sp. hanya meng-infeksi ikan mas dari Lampung. Hal terse-but menandakan lingkungan budidaya ikanmas di Lampung buruk.

Parasit Ichthyophthirius sp. termasuk sa-lah satu anggota protozoa yang mengin-feksi kulit, sirip, dan insang [13]. Penyakityang disebabkan oleh Ichthyophthirius sp.disebut penyakit white spot karena adanyabintik-bintik putih pada permukaan tubuhikan yang terinfeksi. Siklus hidup Ichthyo-phthirius sp. dimulai dari parasit dewasayang berkembang dan menghasilkan kis-ta. Kista yang berkembang menjadi tomityang mampu berenang bebas untuk men-cari inang baru dan bersifat infektif [8];[13].

Parasit Gyrodactylus sp. merupakan mo-nogenea viviparus pada insang, sirip ataupermukaan tubuh ikan telesotei [14]. Gyro-dactylus sp. yang ditemukan pada ikan ujimemiliki tubuh yang memanjang, dua ton-jolan pada bagian anterior, dan tidak me-miliki bintik mata.Opisthaptor terletak pa-da bagian posterior dan terdapat jangkarpada opisthaptor -nya. [8] menyebutkan bah-

wa parasit ini sering menginfeksi ikan Cyp-rinus carpio dan ikan Trichopterus pectora-lis dengan cara menginfeksi inang definitifsecara langsung tanpa melalui inang peran-tara. Berukuran relatif kecil dan memilikiembrio yang berkembang dan menetas didalam uterusnya [5]. Walaupun hanya satuembrio yang dilahirkan, namun dalam tu-buh embrio sudah terdapat embrio genera-si berikutnya, bahkan dalam satu embrioterdapat hingga lima embrio lagi [8]. Se-hingga proses regenerasi parasit ini sangatcepat.

Parasit Dactylogyrus sp. tergolong dalamFilum Platyhelminthes, kelas Monogenea,Ordo Dactylogyridea, Family Dactylogyri-dae[8]. Parasit ini bersifat oviparus. Da-ctylogyrus sp. yang ditemukan menginfek-si ikan uji memiliki tubuh yang meman-jang dan mempunyai empat tonjolan padabagian anterior. Pada bagian anterior ter-dapat empat bintik mata. Ophisthathaptorterletak pada bagian posterior, dengan se-pasang jangkar. Pada pengamatan prepa-rat segar terdapat 14 marginal hook padaophisthaptor Dactylogyrus sp. Parasit ter-sebut ditemukan menginfeksi ikan Clari-as batrachus, Cyprinus carpio, Helostomatemmincki,Osphronemus gouramy, Puntiusjavanicus, Puntius sp. Rasbora lateristria-ta, Trichogaster pectoralis dan Trichogas-ter trichopterus [8].

Trichodina reticulata adalah spesies yangsangat umum menginfeksi Carassius aura-tus dan Cyprinids lainnya yang dipeliharadalam akuarium [3] dan [15]. Selama pe-nelitian jenis parasit Trichodina reticula-ta hanya ditemukan di bagian lendir, dantidak dijumpai di bagian insang. [3] me-nyatakan bahwa pembeda antara Trichodi-na reticulata dan Trichodina nobilis ada-lah adanya beberapa sel seperti strukturmelingkar atau persegi di bagian adhesivedisk.

ParasitMyxobolus sp. ditemukan telah meng-infeksi insang ikan maskoki asal luar Lam-pung, dan insang ikan mas asal luar Lam-pung dan Lampung. Ikan yang terserangMyxobolus sp. menunjukkan gejala beru-pa timbulnya bintil-bintil berwarna keme-

Page 48: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

152 Retna Handayani1 et al.

rahan, bintil tersebut merupakan kumpul-an spora dan menyebabkan tutup insangterbuka. [16] menambahkan bahwa infeksiparasit jenis ini dapat menyebabkan gang-guan pernapasan sampai penurunan fungsiorgan pernapasan.

Ikan mas koki yang berasal dari Lampungdan luar Lampung

Prevalensi tertinggi dari sampel ikan mas-koki adalah Trichodina nobilis danDactylo-gyrus sp. yang menginfeksi ikan maskokiyang berasal dari Lampung, yaitu 100%.Intensitas Trichodina nobilis yang mengin-feksi ikan maskoki yang berasal dari Lam-pung sebesar 51 ind/ekor dengan tingkatdominasi 70,04%. Prevalensi, intensitas dandominasi pada sampel ikan maskoki yangberasal dari Lampung lebih tinggi dari di-bandingkan nilai prevalensi, intensitas, dandominasi pada sampel ikan maskoki yangberasal dari luar Lampung. Hal tersebutdapat mengindikasikan bahwa lokasi budi-daya di Lampung buruk. Keadaan ikan da-pat terganggu akibat kepadatan yang ting-gi, kurangnya nutrisi serta kualitas air yangburuk, sehingga menyebabkan kondisi ikanmenjadi lemah dan mudah terserang pe-nyakit [17]. [18] menambahkan bahwa se-makin tinggi kepadatan, maka semakin be-sar kemungkinan gesekan yang dapat ter-jadi antara ikan yang dapat menularkanparasit secara langsung atau menimbulkanluka yang dapat menjadi sasaran organis-me patogen lain (infeksi sekunder). Selainitu, kejadian infeksi parasit dapat terjadikarena adanya perbedaan pakan yang di-berikan, umur ikan, ukuran ikan, kondisiperairan serta aktivitas budidaya [4].

Indeks keanekaragaman (H’) pada ikan mas-koki asal luar Lampung adalah 0,4203 padalendir dan 0,6389 pada insang. SedangkanH’ pada lendir ikan maskoki asal Lampungadalah 0,0815 dan 0,3836 di insang (Gam-bar 2.). Kisaran nilai H’ yang pada kedualokasi masih dikatakan memiliki tingkat ke-anekaragaman parasit yang rendah [19]. Se-makin banyak jenis yang ditemukan ma-ka keanekaragaman semakin besar, meski-pun nilai ini sangat tergantung dari jum-lah inividu masing-masing jenis [20]. Pen-

Gambar 2 Perbandingan nilai H’, C, dan e pa-da ikan maskoki (Perbandingan nilai H’, C, dan epada ikan maskoki (Carrasius auratus))

dapat ini juga didukung oleh [21] yang me-nyatakan bahwa semakin banyak jumlahanggota individunya dan merata, maka in-deks keanekaragaman juga akan semakinbesar. [22], menyatakan bahwa keragamanparasit lebih rendah pada lingkungan bu-didaya, jika dibandingkan dengan perairanumum. Pada lingkungan budidaya, yangsering terjadi adalah parasit mempunyaisiklus hidup langsung. Hal ini disebabkanoleh keberadaan inang antara atau inangakhir yang dibutuhkan parasit mempunyaisiklus hidup tidak langsung biasanya tidakada.

Indeks dominasi terbesar dari sampel ikanmaskoki yang berasal dari Lampung (Tabel1.) yaitu spesies Trichodina nobilis (70,05%).[23] menyatakan bahwa semakin besar nilaiindeks dominansi (C), maka semakin besarpula kecenderungan adanya jenis tertentuyang mendominasi. Dalam hasil penelitianini parasit yang mendominasi antara lain:spesies Dactylogyrus sp. Gyrodactylus sp.Vorticella sp. dan Trichodina nobilis.

Indeks keseragaman pada ikan maskoki asalLampung lebih rendah dibanding dengantingkat keseragaman parasit pada ikan yangberasal dari luar Lampung (Gambar 2). Haltersebut karena ada spesies yang mendomi-nasi pada lingkungan tersebut sehingga in-deks keseragamannya rendah [23]. Indekskeseragaman parasit tertinggi adalah pa-rasit pada insang ikan maskoki asal Lam-pung, yaitu 0,7471. Kisaran tersebut dika-takan memiliki tingkat keseragaman yangtinggi. Berdasarkan perhitungan Indeks ke-seragaman Evennes e dikatakan rendah apa-bila e<0,4, dikatakan sedang apabila nilai e

Page 49: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Identifikasi Dan Keragaman Parasit Pada Ikan Mas Koki dan Ikan Mas 153

Tabel 1 Data prevalensi, intensitas, dominasi, indeks keragaman (H’), indeks dominasi (C), dan indekskeseragaman (e) yang menginfeksi ikan mas (Cyprinus carpio) dan ikan maskoki (Carrasius auratus).

JenisAsal Jenis Prevalensi Intensitas Dominasi Nilai H’ Nilai C Nilai e

Ikan Parasit (%) (ind/ekor) (%) Lendir Insang Lendir Insang Lendir Insang

Ikan

mask

oki

luar

Lam

pung

Gy 78 14 23,07

0,4203 0,6389 0,7299 0,5487 0,5513 0,5534

Tn 98 34 69,66

Tr 5 1 0,10

Da 78 4 7,01

Ic 3 1 0,05

My 3 2 0,10

Lam

pung

Gy 18 3 0,62

0,0815 0,3836 0,9665 0,7647 0,1023 0,7471Tn 100 51 70,05

Tr 8 5 0,55

Da 100 21 28,78

Ikan

mas

luar

Lam

pung Gy 48 4 8,27

0,3751 0,5766 0,7843 0,6153 0,3968 0,7471

Tn 90 18 65,89

Tr 8 4 1,21

Da 98 6 21,80

My 10 7 2,83

Lam

pung

Gy. 38 4 7,35

0,5625 0,5119 0,4304 0,6958 0,5121 0,6312

Ic 3 13 1,45

Tn 85 8 29,40

Vo 15 57 37,86

Da 100 5 23,61

My 8 1 0,33

Keterangan Jenis Parasit: Gy : Gyrodactylus sp; Tn: Trichodina nobilis ; Tr: Trichodina reticulata ; Da: Dactylogyrus sp. ; Ic:

Ichthyophthirius sp.; My: Myxobolus sp.; Vo: Vorticella sp.

antara 0,4 dan 0,6 dan tinggi apabila nilaie>0,6. Pernyataan ini diperkuat oleh [23]bahwa nilai indeks keseragaman melebihi0,7 mengindikasikan derajat keseragamankomunitasnya tinggi.

Ikan mas yang berasal dari Lampung danluar Lampung

Persentase jumlah parasit tertinggi yangmenginfeksi ikan mas yang berasal dari Lam-pung adalah Dactylogyrus sp. yaitu sebesar100%. Sedangkan prevalensi parasit terting-gi pada ikan mas yang berasal dari luarLampung adalah Dactylogyrus sp. yaitu se-besar 98%. Frekuensi kejadian parasit yangpaling dominan dari sampel ikan mas yangberasal dari luar Lampung adalah jenis Tri-chodina nobilis yaitu sebesar 65,89%, se-dangkan parasit paling dominan yang meng-infeksi ikan mas yang berasal dari Lam-

Gambar 3 Perbandingan nilai H’, C, dan e padaikan mas (Cyprinus carpio)

pung adalah Trichodina nobilis yaitu se-besar 37,86% (Gambar 3).

Selama kegiatan pengamatan, ikan mas yangberasal dari Lampung dipelihara dalam ko-lam sedangkan ikan mas yang berasal dariluar Lampung dipelihara dalam akuarium.Menurut [24], ikan yang menghabiskan se-luruh siklus hidupnya di satu tipe perair-an akan memiliki parasit lebih sedikit da-ripada ikan yang berpindah-pindah. Ikan-

Page 50: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

154 Retna Handayani1 et al.

ikan yang dipelihara dalam akuarium, in-tensitas dan prevalensi parasitnya cende-rung berfluktuasi sesuai dengan pengelo-laan kesehatan yang diterapkan dalam ke-giatan budidaya. [25] menyatakan, bahwameningkatnya keberadaan beberapa para-sit misalnya Trichodina sp. dan Dactylo-gyrus sp. tidak ditentukan oleh umur. Se-mentara [24], menyatakan bahwa pada be-berapa spesies ikan, semakin meningkat umurikan maka intensitas parasitnya cenderungsemakin berkurang.

Berdasarkan hasil perhitungan indeks ke-anekaragaman Shannon-Wiener pada ikanmas yang berasal dari luar Lampung nilaiH’ sebesar 0,3751 pada lendir dan 0,5766pada insang (Gambar 3). Sedangkan H’ pa-da ikan mas yang di ambil dari Lampungadalah 0,5625 pada lendir dan 0,5119 pa-da insang. Kisaran nilai H’ pada masing-masing ikan uji dikatakan memiliki keane-karagaman jenis parasit yang rendah [19].Keanekaragaman ektoparasit yang rendahpada ikan kemungkinan merupakan petun-juk adanya penurunan kualitas perairan [26].Penurunan kualitas perairan diduga terja-di karena penanganan selama masa peme-liharaan ikan masih kurang.

Penerapan Manajemen Kesehatan Ikan da-lam Kegiatan Akuakultur

Persebaran parasit dari lokasi yang berbe-da dapat terjadi dengan mudah apabila pe-nerapan manajemen kesehatan ikan tidakdilakukan. Ikan maskoki dan ikan mas yangberasal dari luar Lampung ditampung un-tuk diperjualbelikan namun, tidak diberiperlakuan pencegahan penyakit sama se-kali. Sehingga penyebaran parasit dari dae-rah lain akan mudah terjadi. Untuk meng-antisipasi adanya persebaran parasit daridaerah lain, ikan yang baru didatangkandari luar harus diberi perlakuan manaje-men kesehatan ikan salah satunya adalahtindakan sanitasi terhadap media pemeli-haraan ikan hias yaitu air serta akuarium.Tindakan ini merupakan salah satu mana-jemen yang tepat dilakukan untuk pence-gahan penyakit ikan [27].

Pada kegiatan budidaya ikan di area ter-buka penerapan manajemen kesehatan ju-

ga perlu dilakukan, antara lain pemasang-an filter air pada pintu inlet, pemasanganjaring di atas kolam untuk mencegah ma-suknya predator, serta masuknya sampahke lingkungan budidaya. [28] menyatakanbahwa parasit dapat saja masuk ke per-airan kolam akibat terbawa air, tumbuh-an, dan dapat pula masuk bersama bendaatau hewan yang masuk ke dalam perairankolam. Padat tebar ikan mas dalam kolambudidaya di Lampung cukup besar sehing-ga terjadi kompetisi oksigen dalam kolamtersebut. [17] menyatakan bahwa kandung-an oksigen yang rendah, bahan organik ter-lalu tinggi, serta padat tebar yang ting-gi sangat memungkinkan tingkat serang-an parasit pada ikan semakin tinggi. Pen-dapat tersebut diperkuat oleh pernyataan[29] bahwa populasi yang tinggi akan mem-permudah penularan parasit karena kemung-kinan kontak antara ikan yang sakit de-ngan ikan yang sehat akan meningkat. Ma-najemen kesehatan ikan yang tidak dila-kukan dapat menjadi pemicu timbulnya pa-rasit dalam lingkungan budidaya. Hal ter-sebut berpengaruh terhadap hasil budida-ya ikan itu sendiri. Menurut [27], penyakitinfeksi parasit dapat menyebabkan penu-runan kualitas dan kuantitas produk yangberimplikasi pada kerugian ekonomi bagipembudidaya. [30] menambahkan bahwa de-ngan diterapkannya manajemen kesehatanikan, akan menghasilkan produk budidayayang bermutu dan berkuantitas tinggi.

SIMPULAN

Jenis ektoparasit yang ditemukan mengin-feksi ikan mas dan ikan maskoki yang ber-asal dari Lampung dan luar Lampung an-tara lain: Trichodina nobilis, Gyrodactylussp. Trichodina reticulata, Dactylogyrus sp.Myxobolus sp. dan Ichthyophthirius sp. Pre-valensi ektoparasit pada ikan maskoki danikan mas yang berasal dari Lampung lebihtinggi dibandingkan prevalensi parasit ik-an maskoki dan ikan mas yang berasal da-ri luar Lampung. Parasit yang paling men-dominasi dari ikan maskoki dan ikan masyang berasal dari Lampung dan luar Lam-pung adalah Trichodina nobilis.

Page 51: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Identifikasi Dan Keragaman Parasit Pada Ikan Mas Koki dan Ikan Mas 155

Pustaka

1. Nelson, J.S., 1994. Fishes of the World. JohnWiley and Sons, Inc., New York. p; 524.

2. Mayden, R.L., Tang, K.L., Conway, K.W.,Freyhof, J., Chamberlain, S., Haskins, M.,Schneider, L., Sudkamp, M., Wood, R.M., Ag-new, M., Bufalino, A., Sulaiman, Z., Miya, M.,Saitoh, K., He, S., 2007. Phylogenetic relation-ships of Danio within the order Cypriniformes:a framework for comparative and evolutionarystudies of a model species. J. Exp. Zool., BMol. Dev. 308: 642–654.

3. Windarto, R., Y.T.Adiputra, Wardiyanto danE. Efendi. 2013. Keragaman Karakter Morfo-logi antara Trichodina nobilis dan Trichodinareticulata pada Ikan Komet (Carrasius aura-tus).e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budi-daya Perairan. 1:121-123.

4. Bauer, O. N.1970. Relationship Between HostFishes and Their Parasites. In Dogiel, V.A,. G. Petrushevski and Y. I. Polyanski(Eds). Parasitology of Fishes. TFH. Publica-tion.Hongkong. p: 84-103.

5. Hoffman, G.L. 1967. Parasites of North Ame-rican Freshwater Fishes. University of Califor-nia Press, Berkeley and Los Angeles

6. Diani, S. 1995. Kematian benih Ikan KerapuLumpur (Epinephelus stulus) yang terinfeksioleh Dipledtanum sp. dan Trichodina sp. Jur-nal Parasitologi. 8; 43-47.

7. Black, K. D. and A. D., Pickering. 1998. Bio-logy of Farmed Fish. CRC Press, Canada.

8. Kabata,Z. 1985. Parasites and Diseases of FishCultured in the Tropics. Taylor And Francis,London and Philadelphia

9. Lom, J. 1995. Trichodinidae and other cilia-tes (Phylum Ciliphora). p: 229-257. In FishDiseases Disorders Protozoa, metazoan, infe-ctions. Edited by P.T.K. Woo, Department ofZoology, University of Guelph, Canada. CabInternational, Canada.

10. Setyadi, G. 1994. Parasit pada Ikan Botia ma-cracantha Bleeker yang Melalui Stasium Ka-rantina Ikan bandara Soekarno-Hatta. InstitutPertanian Bogor. Bogor. Hal: 39.

11. Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Invertebrata.Surabaya : Sinar Wijaya

12. Thonguthai.1997. Disease of the freshwaterPrawn. Microbachium rosenbergii. AAHRINewsletter Article.

13. Noga, E. J. M. S,. O. V. M. 1996. Fish Di-sease Diagnosis and Treatment. Departmentof Companion Animal and Species Medicine.North Carolina State University.

14. Cone D.K., Arthur R., Bondad-ReantasoM.G.1995. Description Of Two Ne Species OfGyrodactylus Von Nordmann, 1832 (Monoge-nea) From Cultured Nile Tilapia, Tilapia Ni-lotica (Cichlidae), in the Philippines. 62; 6–9.

15. Basson, L., Van AS, JG. and Paperna, I., 1983.Trichodinid ectoparasites of cichlid and cypri-nid fishes in South Africa and Israel. Systema-tic Parasitology 5: 245-257.

16. Dana. D dan S.L. Angka., 1990. Masalah Pe-nyakit Parasit dan Bakteri pada Ikan Air Ta-war Serta Cara Penanggulangannya. Prosi-ding seminar II Penyakit Ikan dan Udang.BPPAT. Pusat Penelitian dan Pengembang-an Perikanan. Badan Penelitian dan pengem-bangan Pertanian. Bogor. Hal 10-23

17. Sinderman, C. J. 1990. Principal Disiases ofMarine Fish and Shell Fish. Vol.1. Diseases ofMarine Fish. Academis Press. London.

18. Untergasser, D. 1989. Hand Book of Fish. Di-sease. TFH. Publications. Inc.

19. Djahiyat, Y. Djalinda S. Hamdani H. 2003.Struktur Komunitas Ikan Karang di DaerahTransplantasi Karang Pulau Pari, KepulauanSeribu. Jurnal Ikhtiologi Indonesia.3; hal 87-90

20. Wilhm, J. L., and T.C. Doris. 1986. Biolo-gycal Parameter for water quality Criteria.Bio.Science: p:18

21. Krebs, C.J. 1985. Ecology: The ExperimentalAnalysis of Distributions and Abundance. Ed.New York: Harper and Row Publishers. 654 p.

22. Lansberg, J. H. 1989. Parasites and Associ-ated Diseases of Fish in warm water Cultu-re With Special Emphasis on Intensification.In Shilo, M, and S.sarig (Eds.). fish culturein Warm water System : Problem and tren-ds. CRC Press, Inc. Boca raton, Florida. P:195-196; 199-210.

23. Insafitri. 2010. Keanekaragaman, Keseragam-an, dan Dominansi Bivalvia di Area BuanganLumpur Lapindo Muara Sungai Porong. Jur-nal Kelautan. Universitas Trunojoyo. 3; 54-57

24. Noble, E.R., G.A. Noble, G.A Schad & A.J.McInnes 1989. Parasitology. The Biology ofAnimal Parasites. 6th Edition. Lea & Febiger,Philadelphia London.

25. Dogiel, V.A., G.K. Petrushevski & Y.I. Po-lyanski (Eds). 1970. Parasitology of Fishes.T.F.H. Publ. ncl. Ltd., Hongkong. p: 384.

26. Broeg, K., Zanders, A. Diamant, W.Koerting,G.Kruener, R.Paperna and H.von Westernha-gen. 1999. The Use of Fish Metabolic, Patho-logical and Parasitological Indices in PollutantMonitoring. Marine Research 53: 171-194

27. Alifudin, M. Priyono, A. Nurfatimah, A. 2002.Inventarisasi parasit pada Ikan Hias yang dila-lulintaskan di Bandara Soekarno-Hatta, Ceng-kareng, Jakarta. Jurnal Aquaculture Indone-sia 1: 123-127

28. Moller, H and Anders .K. 1986. Disease andparasites of marine fishes.Verlag Moller. Kiel,Germany. p: 365.

29. Irianto, A. 2005. Patology Ikan Teleostei. Uni-versitas Terbuka Press. Jakarta.

30. Lightner, D.V. (Ed.). 1996. A Handbook ofShrimp Pathology and Diagnostic Procedu-res for Diseases of Cultured Penaeid Shrimp.The World Aquaculture Society. Batonn Rou-ge, Lousiana, USA.

Page 52: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

156 Retna Handayani1 et al.

Page 53: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

AQUASAINS(Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan)

EMBRIOGENESIS DAN DAYA TETAS TELUR IKAN PELANGI

(Melanotaenia parva) PADA SALINITAS YANG BERBEDA

Dahlia Mubarokah1 · Tarsim2∗ · Tutik Kadarini3

Ringkasan Ornamental fish industry in In-donesia need to growth to full fill aquacul-ture country production. One of their con-straits is mostly ornamental fishes rely oncaptured from wild. Ornamental fishes in-cluded freshwater fishes are native fish inha-bit rivers and lakes. Rainbow fish (Melano-taenia parva) is one of the freshwater fishthat has wonderful in coloration, body sha-pe and size. Rainbow fish captivity able toconducted eventhough limited eggs availabedue to low hatching rate of eggs. Unpredi-cted time may constraits to eggs to hatchedin normal condition. The purposes of thisresearch is to increase hatching rate of ra-inbow fish eggs with use salinity. Further,higher hatching eggs may shorthen embrio-genesis period. The research used was com-pletely randomized design with six treatmen-ts are 0, 2, 4, 6; 8, and 10 ppt. Resul-ted showed optimum salinity for egg to ha-tching is 4 ppt. Within this salinity rainbowfish eggs tend to shorthen period of embri-ogenesis. Contrast, salinity not related totime of eggs to hatched. Suggestion fromthis study salinity need to used for hatcherysystem of rainbow fish in captivity.

1)Alumni Jurusan Budidaya Perairan Unila2) Staf Pengajar Jurusan Budidaya Perairan Uni-la Jl. Prof. Sumantri Brodjonegoro No. 1 GedongMeneng Bandar Lampung 35145∗E-mail: [email protected]) Peneliti Balai Penelitian dan PengembanganBudidaya Ikan Hias Depok

Keywords ornamnetal fish, salinity,embriogenesis, osmoregulation, Papua

Received: 2 Desember 2013Accepted: 21 Januari 2014

PENDAHULUAN

Ikan hias adalah salah satu potensi budida-ya perikanan yang cukup besar di indone-sia. Budidaya ikan hias air tawar memilikinilai ekspor yang cukup tinggi dan berpelu-ang dapat meningkatkan devisa. Ikan hiasdapat dijadikan alternatif usaha yang da-pat memberikan keuntungan finansial. Sa-lah satu jenis ikan hias yang dapat di bu-didayakan adalah ikan pelangi (Melanotae-nia parva). Selain warna bentuk dan ukur-an yang menarik, ikan pelangi juga mudahdi budidayakan. Ikan pelangi merupakansalah satu ikan asal Indonesia dengan ha-bitat asli Danau Sentani, Papua. Budidayaikan pelangi sudah dikembangkan di Indo-nesia untuk pelestarian plasma nutfah.

Budidaya ikan pelangi masih terkendala de-ngan ketersedian benih yang dikarenakanlamanya waktu penetasan telur. Selain itukendala yang sering di jumpai adalah te-lur yang membusuk pada saat proses pe-netasan yang dikarenakan lamanya waktupenetasan. Sehingga memperlambat prosesbudidaya dan produksi benih ikan pelangi.

Page 54: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

158 Dahlia Mubarokah1 et al.

Penetasan telur ikan pelangi memerlukanwaktu 7 hari [1].

Salah satu cara untuk mempercepat waktupenetasan telur yang dihasilkan adalah de-ngan melakukan rekayasa lingkungan. Fak-tor lingkungan seperti salinitas media bu-didaya dapat mempengaruhi daya tetas danlama waktu penetasan telur dan kualitastelur. Salinitas media akan berpengaruh ter-hadap tekanan osmotik dalam telur ikan.Apabila osmotik lingkungan (salinitas) ber-beda jauh dengan tekanan osmotik dalamtelur ikan (kondisi tidak ideal) maka os-motik media akan menjadi beban bagi te-lur sehingga dibutuhkan energi yang rela-tif besar untuk mempertahankan osmotiktelurnya [2]. Sampai saat ini belum diketa-hui berapa kisaran salinitas yang optimumuntuk penetasan telur ikan pelangi. Olehkarena itu, perlu dilakukan penelitian agardiketahui salinitas optimum dalam mediapenetasan serta pengaruhnya terhadap la-ma penetasan telur ikan pelangi.

MATERI DAN METODE

Penelitian dilaksanakan pada Maret sam-pai Mei 2013 di Balai Penelitian dan Pe-ngembangan Budidaya Ikan Hias Depok.Bahan yang digunakan yaitu induk ikanPelangi dan garam (NaCl). Rancangan yangdigunakan dalam penelitian adalah rencang-an acak lengkap (RAL) yang terdiri 5 per-lakuan dosis dan masing-masing perlakuandiulang sebanyak tiga kali. Dilakukan ana-lisis ragam uji F, jika ada pengaruh ataubeda nyata dilakukan uji lanjut BNT de-ngan selang kepercayaan 95% [3].

Penelitian menggunakan salinitas sebagaimedia daya tetas dan lama waktu penetas-an telur ikan pelangi dengan 5 perlakuandan 3 kali pengulangan. Perlakuan terse-but sebagai berikut : Perlakuan A: salinitas0 ppt Perlakuan B: salinitas 2 ppt Perlaku-an C: salinitas 4 ppt Perlakuan D: salinitas6 ppt Perlakuan E: salinitas 8 ppt Perlaku-an F: salinitas 10 ppt

HASIL DAN PEMBAHASAN

Embriogenesis

Berdasarkan hasil penelitian embriogenesisikan pelangi pada salinitas yang berbedayaitu 0 ppt (kontrol), 2 ppt, 4 ppt, 6 ppt,8 ppt, dan 10 ppt menunjukkan perbedaanwaktu. Telur ikan pelangi pada perlakuanA (kontrol) menetas pada menit ke-9389, B(2 ppt) menit ke-9315, C (4 ppt) menit ke-7690, D (6 ppt) menit ke-7815, E (8 ppt)menit ke-7830 dan perlakuan F (10 ppt)menit ke-7833. Hasil tersebut menunjukanbahwa telur ikan pelangi pada perlakuanC (4 ppt) menetas lebih cepat jika diban-dingkan dengan perlakuan yang lain (Tabel1; Gambar 1). Pada pengamatan embrioge-nesis, fase blastula pada kontrol dan perla-kuan B (2 ppt) terjadi pada menit ke-405sedangkan pada perlakuan C, D, E dan Fperkembangan blastula terjadi pada menitke-600. Selanjutnya adalah perkembangangrastula, pada kontrol dan perlakuan B (2ppt) perkembangan grastula terjadi padamenit ke-747, sedangkan perlakuan C, D,E dan F terjadi pada menit ke 680 sete-lah fertilisasi (Tabel 1; Gambar 1). Setelahterjadi perkembangan blastula dan grastu-la selanjutnya adalah fase awal embrioge-nesis yang ditandai dengan pembentukantabung kemudian akan muncul bagian tu-buh yang merupakan bakal kepala dan org-an yang lain akan tumbuh. Pada perlakuankontrol, fase awal embriogenesis ini terjadipada menit ke-1125, pada perlakuan B (2ppt) terjadi pada menit ke-1080, C (4 ppt)terjadi pada menit ke-945, D (6 ppt) me-nit ke-1005, E (8 ppt) dan perlakuan F (10ppt) terjadi pada menit ke-990 (Tabel 1;Gambar 1).

Fase berikutnya adalah munculnya bintikmata ditandai dengan munculnya bakal ma-ta dimulai dari warna coklat muda, coklattua hingga akhirnya mata benar benar ber-warna hitam. Bintik mata ini mulai terlihatpada menit ke-2150 pada kontrol, B (2 ppt)menit ke- 2142 , C (4 ppt) terjadi pada me-nit ke-1800, E (8 ppt) menit ke-1890, F (10ppt) menit ke-1831. Setelah bakal embriodan bintik mata telah sempurna berwarna

Page 55: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Embriogenitas dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi 159

Gambar 1 Lama waktu penetasan dan embrio-genesis ikan pelangi (Melanotaenia parva) padasalinitas yang berbeda

hitam embrio mulai bergerak walaupun ti-dak secara aktif. Pergerakan embrio padakontrol terjadi pada menit ke- 2835, B (2ppt) menit ke-2835, C (4 ppt) menit ke-1825, D (6 ppt) menit ke-2100, E (8 ppt)menit ke-2125, F (10 ppt) terjadi pada me-nit ke-2131 (Tabel 1; Gambar 1).

Setelah peristiwa pergerakan pertama ka-li maka embrio akan terjadi pembentuk-an organ-organ tubuh yang lain hingga si-ap untuk menetas. Proses penetasan em-brio ikan terjadi apabila badan embrio te-lah lebih panjang dari diameter cangkang-nya. Embrio menetas pada perlakuan A (kon-trol) pada menit ke-9389, B (2 ppt) menitke-9315, C (4 ppt) menit ke-7690 menit,D (6 ppt) menit ke-7815, E (8 ppt) menitke-7830 dan perlakuan F (10 ppt) menitke-7833 (Tabel 1; Gambar 1).

Lama waktu penetasan adalah lama wak-tu yang dibutuhkan telur untuk menetas.[4] menyebutkan bahwa tanda-tanda telahterjadinya pembuahan yaitu terbentuknyaruang perivitelin, karena terjadinya penye-rapan setelah telur dikeluarkan dan berhu-bungan langsung dengan air yang mengaki-batkan telur mengembung. Setelah pembu-ahan, embriogenesis akan berlangsung te-rus setiap waktu dan terjadi proses pro-ses cleavage, blastula, grastula, bintik matadan embrio mulai bergerak yang selanjut-nya penetasan [5]. Lama waktu penetasanselain dipengaruhi oleh faktor dalam seper-ti hormon dan volume kuning telur juga di-pengaruhi oleh faktor luar seperti salinitas,suhu, pH, oksigen terlarut dan intensitascahaya [6].

Hasil penelitian lama waktu penetasan te-lur ikan pelangi pada salinitas yang ber-beda menunjukan bahwa setiap perlakuanmengalami perkembangan fase embrioge-nesis yang berbeda pada setiap jam nya da-ri seluruh perlakuan, perlakuan C (4 ppt)menunjukan bahwa waktu penetasan lebihcepat yaitu 7690 menit atau 5 hari diban-dingkan dengan kontrol ikan pelangi mene-tas pada 9389 menit atau 7 hari. PerlakuanA (0 ppt) mengikuti pernyataan [1] bahwatelur ikan pelangi menetas pada hari ke tu-juh setelah fertilisasi.

Perbedaan lama waktu penetasan kemung-kinan disebabkan oleh kandungan sel klo-rid yang terdapat pada telur ikan pelangimeningkat seiring dengan meningkatnya sa-linitas. [7] menyebutkan bahwa ketika telurikan tersebut dimasukan kedalam salinitasyang lebih tinggi maka kandungan dalammembran kantung kuning telur akan beru-bah menjadi kompleks sebagai respon ter-hadap perubahan salinitas. Sel klorid ter-sebut berperan dalam mengontrol osmo-regulasi [8] dan juga dapat meningkatkanaktivitas Na+ K+ - ATPase dalam pertu-karan garam untuk meningkatkan kemam-puan toleransi [9]. Peranan sel klorid ju-ga menyebabkan cairan dalam telur ikanpelangi menjadi lebih kental dan semakinmendekati konsentrasi cairan dalam mediapenetasan. sehingga energi yang digunak-an untuk aktivitas osmoregulasi dan pro-ses proses lain yang terjadi di dalam telurmenurun dan energi yang tersisa dapat di-gunakan untuk pertumbuhan telur ikan.

Daya Tetas Telur atau Hatching Rate (HR)

Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) padaselang kepercayaan 95% menunjukan bah-wa daya tetas telur menggunakan salinitasyang berbeda antar perlakuan memberikanhasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05)(Gambar 2). Daya tetas telur menunjuk-an bahwa pada perlakuan C (4 ppt) me-rupakan nilai tertinggi yaitu 100 % meskitidak berbeda nyata pada kontrol yaitu se-besar 98%. Sedangkan pada perlakuan B(2 ppt) sebesar 95%, D (6 ppt) 93%, E (8

Page 56: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

160 Dahlia Mubarokah1 et al.

Tabel 1 Embriogenesis ikan pelangi (Melanotaenia parva) pada salinitas yang berbeda

Perkembangan Perlakuan dan lama waktu perubahan (menit)embrio A (kontrol) B (2 ppt) C (4 ppt) D (6 ppt) E (8 ppt) F (10 ppt)

Blastula405 405 600 600 600 600

Grastula747 747 680 680 680 680

Embriogenesis awal1125 1080 945 1005 990 990

Bintik mata2150 2142 1800 1885 1890 1831

Embrio bergerak2835 2835 1825 2100 2125 2131

Menetas9389 9315 7690 7815 7830 7833

ppt) 93% dan pada perlakuan F (10 ppt)sebesar 88%. Pada perlakuan F (10 ppt)dijumpai telur yang membusuk sebanyak12%.

[10] menyatakan apabila konsentrasi air da-lam cairan intraseluler dan ekstraseluler ada-lah sama dan zat terlarut tidak dapat ma-suk atau keluar dari sel, maka keadaan ter-sebut disebut isotonik. Pada kondisi ini te-lur mempunyai daya tahan yang baik se-hingga bisa menghasilkan daya tetas yangtinggi. Contohnya pada penelitian telur ik-an nila yang ditetaskan pada media salini-

tas [2], rata-rata daya tetas telur ikan niladapat mentoleransi terhadap kadar salini-tas hingga 15 ppt dan masih memberikannilai HR cukup tinggi yaitu sebesar 76,7 %.

Daya tetas telur terendah terdapat padaperlakuan F (10 ppt) yaitu 88% pada per-lakuan ini 12% telur membusuk dan di-temukan embrio yang mati. Hal ini dise-babkan keadaan yang hipertonik, yaitu ke-pekatan media penetasan lebih tinggi daripada telur ikan pelangi. Sesuai dengan per-nyataan [11] bahwa dalam keadaan hiper-tonik tersebut cairan akan cenderung ke-

Page 57: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Embriogenitas dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi 161

Gambar 2 Daya tetas telur ikan pelangi (Mela-notaenia parva)

luar dari telur. Hal ini dikarenakan kon-sentrasi cairan dalam telur ikan sudah se-makin menjauhi konsentrasi cairan dalammedia penetasan dan telur ikan tersebutsudah tidak dapat mentoleransi perubah-an salinitas yang diberikan sehingga telurdapat mengalami turgor atau plasmolisis[11]. [10] juga menambahkan, dari keadaancairan intraseluler dan ekstraseluler yangtidak seimbang tersebut telur dapat meng-alami plasmolisis, yaitu terjadinya pengke-rutan karena keluarnya cairan dari telur kemedia, dan pada akhirnya dapat menye-babkan kematian.

Sintasan atau Survival Rate (SR)

Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) padaselang kepercayaan 95% menunjukan bah-wa telur yang di tetaskan pada salinitasyang berbeda tingkat sintasan atau kelang-sungan hidupnya (SR) tidak berbeda nyata(P>0,05) (Gambar 3). Sintasan larva ikanpelangi selama percobaan diamati selama30 hari setelah penetasan telur. PerlakuanE (8 ppt) memberikan sintasan tertinggiyaitu sebesar 84% kemudian pada perlaku-an C (4 ppt) dan perlakuan F (10 ppt) yai-tu 83%, perlakuan B (2 ppt) 76% dan per-lakuan A (kontrol) sebesar 64% (Gambar3). Hasil percobaan yang diperoleh masihmenunjukan dalam kisaran normal dima-na sintasan larva masih di atas 50%, sesu-ai dengan pernyataan [12] yang menyatak-an bahwa sintasan larva ikan pelangi ber-kisar antara 50-99%. Sintasan larva ikanselain dipengaruhi oleh pakan dapat juga

Gambar 3 Sintasan larva ikan pelangi (Melano-taenia parva)

dipengaruhi oleh kualitas air. Diduga sali-nitas sebagai salah satu parameter kualitasair berpengaruh pada saat penetasan yangmembuat larva ikan pelangi memiliki ting-kat sintasan yang tinggi. Penggunaan ener-gi untuk osmoregulasi dapat ditekan apa-bila organisme yang dipelihara hidup padamedium yang berisotonik. Jika perbedaanosmolaritas dari suatu perlakuan berbedajauh maka ikan akan membutuhkan energiyang besar untuk beradaptasi.

SIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini, yaitu Ber-dasarkan hasil penelitian embriogenesis ik-an pelangi pada salinitas yang berbeda ya-itu 0 ppt (kontrol), 2 ppt, 4 ppt, 6 ppt,8 ppt, dan 10 ppt menunjukkan perbeda-an waktu. Pengaruh salinitas terhadap da-ya tetas telur memberikan hasil yang tidakberbeda nyata, sedangkan telur yang di te-taskan pada salinitas yang berbeda tingkatsintasan atau kelangsungan hidupnya (SR)juga tidak berbeda nyata.

Pustaka

1. Nugraha, F. 2004. Embriogenesis dan Perkem-bangan Larva Ikan Pelangi (Melanotaenia pa-rva). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.IPB. Bogor.

2. Diana, A.N, Maisthah, E.D, Mukhti, A.T danTriastuti J.2010. Embriogenesis dan daya te-tas telur ikan nila (Oreochromis niloticus) pa-da salinitas yang berbeda. Universitas Air-langga. Surabaya.

3. Hanafiah, K.A., 2008. Rancangan PercobaanTeori dan Aplikasi. Raja Grafindo Persada.Jakarta.

Page 58: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

162 Dahlia Mubarokah1 et al.

4. Blaxter, H.S. 1969. Development of eggs andlarvae. In Fish Physiology. W.S. Hoar and D.J.Randall (Ed.). Academic Press. New York.117-241 p.

5. Woynarovich, E. and Horvarth, L. 1980. TheArtificial Propagation of Warmwater Fin Fish.A Manual for Extention. FAO Fish. Tech. Pap.No. 201. 183 p.

6. Gusrina. 2008. Budi Daya Ikan Jilid 1 untukSMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Mene-ngah Kejuruan. Jakarta. hal. 165- 174.

7. Maetz, J. and M. Bornancin. 1975. Biochemi-cal and biophysical aspects of salt excretionby chloride cells in teleosts. Forts. Chr. Zool.22 : 322- 362.

8. Kaneko, T., K. Shiraishi, F. Katoh, S. Hase-gawa, and J. Hiroi. 2002. The effect of tempe-rature and salinity on marine and brackishwa-ter animals. Oceanography and Marine Biolo-gy Annual Review 2: 281-339.

9. Prunet, P dan M, Bornancin. 1989. Physiologyof Salinity Tolerance in Tilapia : An Updateof Basic and Applied Aspects.

10. Guyton, A. C. dan J. E. Hall. 2000. Buku AjarFisiologi Kedokteran : Textbook of MedicalPhysiology. Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta. 381- 388 p.

11. Maisura, I. 2004. Pengaruh Perbedaan Salini-tas terhadap Tetasan Telur dan Kelulushidup-an Larva Ikan Manvis (Pterophyllum scalare).Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Uni-versitas Brawijaya. Malang. 52 hal.

12. Allen, G.R. 1995. Pelangi Fishes in Nature andthe Aquarium. Tetra Press. Malle. 268 p.

Page 59: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

AQUASAINS(Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan)

ANALISIS EFISIENSI USAHA PENANGKAPAN NELAYAN JARING

ARAD DI TPI ROBAN KABUPATEN BATANG

Sulistyowati1

Ringkasan Penelitian yang dilakukan diwilayah pesisir pantai Utara Jawa bertuju-an untuk menghitung efisiensi teknis usahanelayan jaring arad dan mengetahui efisi-ensi keuangan usaha nelayan jaring araddi TPI Roban Timur dan Barat kabupatenBatang berdasarkan kriteria investasi (in-vestment criteria) sederhana yakni BC ra-tio (Benefit Cost Ratio), BEP (Break EventPoint) dan Payback Period. Metode yangdigunakan adalah deskriptif. Responden ne-layan diambil secara random sampling se-banyak 10% dari populasi yang ada kare-na n >100, sejumlah 31 orang yang berasaldari desa Kedawung dan desa Kedung Se-gog Kecamatan Tulis di wilayah TPI Rob-an Barat dan TPI Roban Timur sedangkanKabupaten secara purposive sampling. Pe-ngumpulan data dilakukan pada bulan No-pember - Desember 2013. Hasil penelitianmenunjukkan dari hasil analisis nilai BCratio 1,21 , BEP(Q) 17,5 kg/trip dan untukBEPharga Rp 9.765,80,-/kg/trip, BEP(PK)Rp 206.546,61,-/trip;dan Payback Periode2,2 tahun modal sudah kembali.

Keywords Efisiensi usaha, nelayanjaring arad

Received: 23 Nopember 2013Accepted: 22 Januari 2014

1)Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian SekolahTinggi Ilmu Pertanian Farming Semarang Jl. Pa-wiyatan Luhur IV/15 SemarangE-mail: [email protected]

PENDAHULUAN

Fluktuasi pendapatan dari hasil tangkapannelayan di wilayah pantai Utara Jawa (pe-sisir pantai Kabupaten Batang) disebabk-an oleh adanya faktor musim, terutama pa-da musim paceklik yang biasanya ditandaidengan penurunan jumlah hasil tangkap-an. Hal ini mengakibatkan fluktuasi hargasehingga berdampak pada penurunan pen-dapatan nelayan.

Menurut [1] dan [2], pendapatan usaha tang-kap nelayan sangat berbeda dengan jenisusaha lainnya, seperti pedagang atau bahk-an bahkan petani. Jika pedagang dapat meng-kalkulasikan keuntungan yang diperolehnyasetiap bulannya, begitu pula petani dapatmemprediksi hasil panennya, maka tidakdemikian dengan nelayan yang kegiatan-nya penuh dengan ketidak pastian (uncer-tainty) serta bersifat spekulatif dan fluktu-atif.

Secara umum, pada musim paceklik pro-duksi hasil tangkapan ikan menurun sehing-ga harga ikan naik karena di sisi lain per-mintaan atau konsumsi relatif tetap ataumeningkat [3]. Faktor-faktor yang mempe-ngaruhi penghasilan nelayan dari kegiat-an penangkapan ada lah faktor fisik beru-pa kondisi lingkungan pesisir, teknologi pe-nangkapan, lokasi penangkapan, dan mo-dal, serta faktor non fisik berkaitan dengankondisi iklim (musim) [4]. Menurut [5], ting-kat kesejahteraan masyarakat pesisi umum-

Page 60: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

164 Sulistyowati1

nya menempati strata paling rendah diban-ding masyarakat lainnya di darat. Bahkannelayan termasuk paling miskin di semuanegara dengan atribut “the poorest of po-or” (termiskin diantara yang miskin [6].

Sehubungan dengan kondisi tersebut ma-ka diperlukan adanya analisis efisiensi tek-nis dan efisiensi keuangan usaha penang-kapan nelayan jaring arad yang berbasis diTPI Roban Kabupaten Batang berdasark-an kriteria investasi (invesment criteria)sederhana yakni BC Ratio (Benefit CostRatio), BEP (Break Event Point) dan Pa-yback Period.

MATERI DAN METODE

Metode yang digunakan dalam penelitianini adalah survei dengan analisis deskriptifagar faktor-faktor yang berpengaruh ter-hadap pendapatan dapat tergali lebih de-til. Responden nelayan diambil secara ran-dom sampling sebanyak 30 orang (±10%dari responden yang ada, karena n>100)[7] yang berasal dari desa Kedawung ke-camatan Tulis 14 orang dan desa KedungSegog Kecamatan Tulis 16 orang. Penen-tuan sampel Kabupaten Batang digunakanmetode purposive sampling.

Penelitian dilaksanakan pada bulan Nopem-ber - Desember 2013. Untuk mengetahuibesarnya efisiensi teknis dan mengetahuiefisiensi keuangan usaha tangkap nelayanjaring arad yang berbasis di TPI RobanBarat dan Roban Timur berdasarkan kri-teria investasi (invesment criteria) seder-hana yakni BC Ratio (Benefit Cost Ra-tio), BEP (Break Event Point) dan Pa-yback Period.

Analisa Data

Metode analisis data yang digunakan ada-lah:

a. Analisis deskriptif

Metode ini dimaksudkan untuk menjelask-an data yang diperoleh. Analisis deskriptifdigunakan untuk mengumpulkan dan me-nyajikan data yang telah didapat, sehingga

memberikan gambaran secara jelas menge-nai pengaruh penggunaan perbekalan, bah-an bakar minyak dan tenaga kerja terha-dap pendapatan usaha tangkap jaring arad.

b. Analisis Kuantitatif

Untuk analisis data yang telah dikumpulk-an ditabulasi dalam tabel yang telah di-sesuaikan dengan keperluan. Analisis da-ta meliputi penghitungan kelayakan usahamenggunakan analisis Pendapatan/keuntungandan Pengeluaran (Total Cost), Break EvenPoint (BEP), Benefit Cost Ratio (BCR),Payback Period (PP).

Pengertian efisiensi dalam produksi meru-pakan antara perbandingan output dan in-put, berkaitan dengan tercapainya outputmaksimum dengan sejumlah input. Jika ra-sio ouput besar maka efisiensi dikatakan se-makin tinggi. Dapat dikatakan bahwa efisi-ensi adalah penggunaan input terbaik da-lam memproduksi output [8].

c. Aspek Ekonomi Usaha tangkap JaringArad

1. Analisis Biaya

Pendapatan dan Pengeluaran Analisis inidigunakan untuk menghitung besarnya bi-aya produksi, penerimaan dan pendapat-an usaha tangkap nelayan jaring arad. To-tal penerimaan atau total revenue dihitungdengan rumus:

TR = P x Q (1)

dimana:

TR = Total Revenue / penerimaan(Rp/trip)

P = Price / Harga

Q = Quantum/ total produksi(kg/trip)

Biaya (cost) produksi dikeluarkan untukusaha tangkap nelayan jaring arad meru-pakan penjumlahan dari seluruh biaya, me-liputi biaya tetap/fix cost (penyusutan per-ahu, mesin, jaring, kranjang+box, retribusidan perawatan perahu, mesin, jaring, kran-jang+box; biaya variabel (perbekalan, bah-an bakar minyak dan membayar upah te-naga kerja).

Page 61: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Analisa Efisiensi Usaha Jaring Arad 165

Adapun pendapatan adalah selisih antaratotal penerimaan dengan total biaya yangdikeluarkan, dengan rumus sebagai beri-kut:

Pendapatan = Totalpenerimaan−TotalBiaya(2)

2. Analisis Usaha

a. Benefit Cost Ratio (BCR)

Menurut [9], keuntungan harus dicapai atasdasar pelaksanaan yang efisien dan rasio-nal dan tidak merugikan fihak ketiga seper-ti membayar upah tenaga kerja yang terla-lu rendah, karena penilaian terakhir terha-dap perusahaan adalah keuntungan. Suatuperusahaan yang baik harus mendatangk-an untung, makin baik usahanya makin be-sar untungnya. Menurut [10], BC ratio di-pergunakan untuk mengetahui apakah usa-hatani tersebut menguntungkan atau tidak.

BC Ratio =Benefit Disbenefit

Cost(3)

dimana:

Benefit : Keuntungan/faedah yang didapatpemilik

Disbenefit : Kerugian

Cost : biaya/pengeluaran untuk pembuat-an, operasi, pemeliharaan, dll (total cost)

Dengan total penerimaan Rp 62.412.433,88dan Total biaya produksi yang digunakanadalah Rp 51.636.652,50, maka pendapat-an yang diterima adalah Rp 10.775.781,38.

b. BEP (Break Event Point)

Break Event Point adalah titik pulang po-kok dimana total revenue sama dengan to-tal cost (TR =TC). Menurut [11] analisabreak event adalah suatu cara atau teknikuntuk mengetahui kaitan antara penjual-an, produksi, harga jual, biaya, rugi ad-an laba. Formula yang digunakan untukmengetahui jumlah produksi dan dalam ke-adaan BEP menurut [12] adalah :

BEP(Q) =a

(p− b)(4)

dimana :

a = Fixed Cost (biaya tetap)

b = Variable Cost (biaya variable) per unit

p = Price (harga per unit)

Untuk menghitung BEP dalam rupiah danBEP Pendapatan Kotor adalah :

BEP(Rp) =a

1− bp

(5)

BEP(PK) =BT

1− BVPK

(6)

BEPProduksi =Total Biaya

Harga Penjualan(7)

Menurut [13] kenaikan harga jual produksiakan berakibat turunnya variabel cost ra-tio, meningkatnya biaya variabel akan meng-akibatkan naiknya variabel cost ratio yangsekaligus akan menambah naiknya tingkatbreak even, biaya tetap yang tinggi akanmenyebabkan perusahaan mencapai titik bre-ak even yang tinggi pula.

c. Payback Period (PP)

Pay Back Period (PBP) digunakan untukmengetahui tingkat pengembalian investasiyang telah ditanam pada suatu jenis usa-ha atau lama waktu yang dibutuhkan agarsuatu investasi (modal) bisa kembali.

PP =Total Investasi

KeuntunganX 1 Tahun (8)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jaring arad (beach seine/jaring kantong) diperairan kabupaten Batang pada umum-nya dengan ukuran jaring berkantong 30m x 10 m, mesh size 1”, tali ris atas 30 m.Cara operasinya dengan cara jaring kan-tong ini ditarik sepanjang dasar perairandengan menggunakan mesin dong feng ber-kekuatan 20 PK, ukuran perahu 7 m x 2,8-3 m x 2 m dengan bobot ± 3 GT, denganjarak melaut sampai 10 mil dari pantai.Menggunakan tenaga kerja 1-2 orang dan

Page 62: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

166 Sulistyowati1

biasanya 2 orang terdiri dari nakhoda (pe-milik) dan buruh, dengan sistem pembagi-an hasil yang umumnya 60 : 40. Denganhasil tangkapan yang diperoleh antara lain: udang jerbung, udang dogol, layur, tigo-wojo, petek, songot, kadalan/beloso, cumi-cumi, belanak, rajungan, sripeng dan lain-lain.

Biaya Investasi Usaha Penangkapan Ikanatau udang Dengan Jaring Arad

Biaya investasi usaha penangkapan ikan atauudang dengan jaring arad di TPI RobanBarat dan Roban Timur Kabupaten Ba-tang dengan lama waktu penangkapan 10jam per trip dalam satu hari, sebulan bi-sa melakukan penangkapan ± 25 trip danefektif penangkapan dalam setahun 10 bul-an dengan investasi seperti Tabel 1.

Biaya Produksi

Biaya produksi terdiri dari biaya tetap danbiaya variabel. Biaya tetap dan biaya vari-abel yang dikeluarkan oleh Usaha Penang-kapan Ikan di “ TPI Roban Barat dan TPIRoban Timur” dapat dilihat pada lihat Ta-bel 2.

Biaya tetap yang dikeluarkan oleh UsahaPenangkapan ikan/udang dengan jaring aradperikanan skala kecil sebesar Rp 30.936,69per trip atau per hari. Biaya tetap tersebutmencakup biaya penyusutan ( perahu, me-sin, jaring arad, keranjang, box), perawat-an (perahu, mesin, jaring arad, keranjang,box), SIPI dan retribusi.

Biaya tidak tetap yang dikeluarkan untukmendapatkan ikan/udang adalah sebesarRp 175.609,92 per trip penangkapan . Bi-aya variable tersebut meliputi biaya biayaperbekalan + es batu, bahan bakar minyak, dua orang tenaga kerja.

Total Biaya adalah penjumlahan seluruhbiaya tetap dan biaya variabel dari usa-ha penangkapan jaring arad. Total biayayang dikeluarkan oleh Usaha Penangkapanikan/udang dengan jaring arad skala ke-cil pada umumnya dalam bulan Januari-Desember 2012 sebesar Rp 206.546,61 pertrip.

Tabel 3 Penerimaan Usaha Penangkapan Ik-an/Udang Dengan Arad Skala Kecil, Januari-Desember 2012

Uraian Per Hari (per trip) Per Tahun

Produksi (kg) 21,15 5.287,50

Harga Per Kilogram (Rp) 11.803,77

Penerimaan (Rp) 249.649,80 62.412.433,88

Penerimaan

Penerimaan merupakan hasil kali antara har-ga produk dengan jumlah produksi. Besar-nya jumlah penerimaan dalam penelitianini diperoleh dari penjualaan ikan/udangdalam satu tahun penangkapan di TPI Rob-an Barat, dan TPI Roban Timur dapat di-lihat pada Tabel 3.

Dari tabel 2 diatas terlihat pada Usaha Pe-nangkapan ikan/udang dengan arad skalakecil, produksi per perahu /hari 21,15 kg,per tahun 5.287,50 kg , dengan harga jualper kilogram Rp 11.803,77,- sehingga pe-nerimaan nelayan Rp 62.412.433,88 per ta-hun.

Usaha Penangkapan ikan/udang dengan ja-ring arad pada perikanan skala kecil padaumumnya tidak melakukan pencatatan de-ngan baik. Sehingga tidak didapati dataproduksi maupun penerimaannya. Kalau-pun ada catatan, catatan tersebut hanyasebagai acuan pengingat bagi bakul/pedagangpengumpul dalam pembayaran. Lain hal-nya dengan penjualan ikan/udang yang dilelang melalui pelelang di TPI.

Pendapatan

Salah satu indikator untuk mengukur ting-kat kesejahteraan nelayan adalah melaluitingkat pendapatan [1] dan [2]. Pendapat-an usaha tangkap nelayan jaring arad me-rupakan selisih antara penerimaan dengantotal biaya penangkapan yang benar-benardikeluarkan oleh nelayan jaring arad saatmusim penangkapan per trip.

Apabila penerimaan lebih besar daripadabiaya total maka dikatakan usaha mem-peroleh pendapatan/keuntungan. Sebalik-nya apabila total biaya lebih besar diban-dingkan penerimaan maka usaha mende-rita kerugian. Pendapatan dari Usaha Pe-

Page 63: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Analisa Efisiensi Usaha Jaring Arad 167

Tabel 1 Biaya Investasi Usaha Penangkapan Ikan/udang Dengan Jaring Arad

Investasi JumlahUmur Harga Penyusutan Penyusutan

Ekonomis (Rp) per tahun per trip

Perahu 1 unit 10 tahun 14.670.330,00 1.467.033,00 5.868,13

Mesin 1 unit 5 tahun 5.692.308,00 1.138.461,60 4.553,85

Jaring arad 2 unit 1 tahun 3.043.956,00 3.043.956,00 12.175,82

Keranjang ikan 4 bh 1 tahun 335.080,00 335.080,00 1.340,32

Oblong /sterofom 1 bh 1 tahun 5.000,00 5.000,00 20,00

Total 23.746.674,00 5.989.530,60 23.958,12

Tabel 2 Biaya Produksi Usaha Penangkapan Ikan dan udang di TPI Roban pada puncak musim udang(Bulan Januari - Maret 2012)

Uraian Tiap Trip (Rp) 1 Tahun (Rp)

Biaya Tetap/fixed cost 30.936,69 7.734.172,50

• Penyusutan perahu, dll 23.958,12 5.989.530,00

• Retribusi 2.000,00 500.000,00

• Perawatan perahu dll 2.895,24 723.810,00

• SIPI 2.083,33 520.832,50

Biaya Tidak tetap/variabel cost 175.609,92 43.902.480,00

• Perbekalan 25.000,00 10.500.000,00

• Bahan Bakar Minyak 101.250,00 30.937.500,00

• Tenaga Kerja 49.359,92 12.339.980,00

Total Biaya Produksi 206.546,61 51.636.652,50

Tabel 4 Biaya dan Pendapatan Usaha Penang-kapan Ikan/Udang Dengan Jaring Arad Pada Per-ikanan Skala Kecil, Desember 2012

Uraian Per trip ( Rp ) Per Tahun ( Rp )

Penerimaan 249.649,80 62.412.433,88

Total Biaya Produksi 206.546,61 51.636.652,50

Pendapatan/keuntungan 43.103,19 10.775.781,38

nangkapan Ikan/udang di TPI Roban Ba-rat dan TPI Roban Timur dapat dilihatpada Tabel 4.

Total pendapatan Usaha Penangkapan ik-an/udang Dengan Jaring Arad Pada Peri-kanan Skala Kecil berdasarkan Tabel 3 ada-lah Rp 10.775.781,38 ,- per tahun.

Analisis Titik Impas (BEP)

Harga pokok merupakan biaya yang dike-luarkan untuk memproduksi tiap unit pro-duk; dapat dikatakan sebagai biaya rata-rata untuk tiap unit yang diproduksi. Per-hitungan harga pokok pada penelitian inimenggunakan metode pembagian. Harga po-kok diperoleh dari jumlah total biaya pro-duksi pada satu satuan waktu tertentu di-

Tabel 5 Harga Pokok Ikan/Udang Pada UsahaPenangkapan Jaring Arad Skala Kecil, Desember2012

No Uraian Total (Rp)

1 Biaya Total (Rp/trip) 206.546,61

2 Produksi (Kilogram/trip) 21,15

3 Harga Pokok (Rp/kilogram) 9.765,80

4 Harga Jual (Rp/kilogram) 11.803,77

5 Keuntungan (Rp/trip) 43.103,19

bagi jumlah produk yang dihasilkan pa-da satuan waktu yang sama. Harga pokok,harga jual dan keuntungan dari tiap ik-an/udang per kilo gram pada Usaha Pe-nangkapan Jaring Arad Skala Kecil dapatdilihat pada Tabel 5.

Dengan total biaya penangkapan ikan/udangsebesar Rp 206.546,61,- tiap hari atau ti-ap trip dengan produksi sebanyak 21,15 kgdan harga pokok ikan/udang sebesar Rp9.765,80 per kilogram maka akan didapatk-an keuntungan sebesar Rp 43.103,19,- pertrip. Berdasarkan harga pokok penangkap-an ikan/udang menunjukkan bahwa hargapokok ikan/udang masih berada dibawah

Page 64: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

168 Sulistyowati1

Tabel 6 BEP Ikan/Udang Pada Usaha Penang-kapan Jaring Arad Skala Kecil, Desember 2012

Uraian Per trip (Rp) Per tahun ((Rp)

Penerimaan (Total Revinue) 249.649,80 62.412.433,88

Keuntungan usaha 43.103,19 10.775.781,38

B/C - 1,21

BEPQ 17,50 4.375,00

BEPharga 9.765,80 -

BEP(PK) 206.546,61 51.636.652,50

PBP - 2,2

harga jualnya yaitu Rp 9.765,80 ,- per ki-lo gram . Artinya usaha ini menguntungk-an sebesar Rp 2.037,97,- per kilogram. Wa-lau demikian, banyaknya jumlah penjualanikut menentukan jumlah keuntungan yangdapat diperoleh.

Break Even Point merupakan suatu anali-sis yang digunakan untuk mengetahui pa-da saat kapan suatu usaha mengalami ti-tik impas. Pada penelitian ini menentuk-an penjualan minimal yang harus diperta-hankan agar perusahaan tidak mengalamikerugian dan menentukan jumlah penju-alan yang harus dicapai untuk mempero-leh keuntungan tertentu. Hasil perhitung-an BEP dapat dilihat pada Tabel 6.

Nilai BEP yang diperoleh adalah sebesarRp 206.546,61,-,per perahu/trip artinya usa-ha penangkapan ikan/udang Pada UsahaPenangkapan Jaring Arad Skala Kecil inidapat menghasilkan penjualan sebesar Rp206.546,61,- agar tidak untung atau rugi.Karena hasil produksi ikan/udang yang di-hasilkan sebesar 21,15 kg melampaui nilaiBEP sebesar 17,50 kg maka usaha ini efi-sien dan layak dipertahankan.

SIMPULAN

BC ratio sebesar 1,21 , perbandingan an-tara output dan input > 1 berarti usahapenangkapan ini efektif digunakan. Agarusaha penangkapan Jaring Arad Skala Ke-cil ini efisien secara ekonomi maka harusmemperoleh hasil tangkapan sebanyak 17,5kg per perahu/trip dengan harga Rp 9.765,80/kg dan penerimaan sebesar Rp 206.546,61,-

Pustaka

1. Wahyono, A, I.G.P. Antariksa, M, Imron, R,Indrawasih, dan Sudiyono, 2001. Pemberda-yaan Masyarakat Nelayan, Media Pressindo,Jogjakarta.

2. Kusnadi, 2007. Jaminan Sosial Nelayan, Pela-ngi Aksara, Yogjakarta.

3. Fauzi A. 2005. Ekonomi Sumberdaya Alamdan Lingkungan. Jakarta: PT Gramedia Pus-taka Utama. 259 hal.

4. Ismail, Z, 2004. Faktor-faktor yang mempe-ngaruhi Penghasilan dan Pola Konsumsi Ne-layan. Dampak Kerusakan Lingkungan Pesisirterhadap kondisi Sosial Ekonomi Nelayan, Ja-karta.

5. Mubyarto, 2002. Pengantar Ekonomi Pertani-an, Penerbit LP3ES.

6. Nikijuluw, VPH (2002)Rezim PengelolaanSumberdaya Perikanan. Jakarta: Pustaka Ci-desindo.

7. Arikunto, 1998. Metodologi Penelitian SosialEkonomi. PT Penebar Swadaya, Jakarta.

8. Susantun, I. 2000. “Fungsi Keuntungan Cobb-Dauglas Dalam Pendugaan Efisiensi Ekono-mi Realtif”. Jurnal Ekonomi Pembangunan.Vol.5 No.2. hal 149-161

9. Adiwilaga, 1982. Ilmu Usahatani. Alumni,Bandung.

10. Ida dan Herman, 1994. Manajemen Usahata-ni. Universitas Terbuka.

11. Soehardi Sigit, 1997. Analisa Break Even.BPEF. Yogyakarta, hal 7.

12. Kadariah, L Karlina dan C Gray. 1999. Pe-ngantar Evaluasi Proyek. Jakarta: LembagaPenerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indo-nesia. 181 hal.

13. Saputro, G.A, 1997. Anggaran Perusahaan II.BPFE, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Page 65: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

AQUASAINS(Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan)

MODIFIKASI BIOSEKURITAS, PENINGKATAN PERFORMA TAMBAK

DAN KEBERLANJUTAN BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus

vannamei) DI KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG

Siti Hudaidah1 · Ainul Kahfi2 · Gesty AyuAkbaidar2 · Wardiyanto1 · Y.T. Adiputra1∗

Ringkasan Ponds biosecurity of Pacific whi-te shrimp (Litopenaeus vannamei) cultu-red and its relationship among viruses andparasites infection, cultured performancesand sustainability of shrimps industry inPesawaran Region of Lampung was investi-gated. Research conducted with comparingponds that applying standard biosecurity,viruses and parasites infection and shrimpcultured performances. Sixteen ponds wi-thin four villages (Hanura, Sidodadi, Ge-bang and Seribu) used for this study. Re-sults showed that modification of biosecuri-ty has been applied include procedure, ma-terial and culture methods of shrimp ponds.The Hanura shrimp ponds that applied lo-west biosecurity standards was infected byvirus disease during culture period. Modi-fying biosecurity standard has been appliedin other three villages and resulted diffe-rent cultured performances. Villages thatapplied most complete standard biosecuri-ty tend to enhances better production andsustain the culture period. Consistent ap-plying standard biosecurity follow by local,national and international regulations re-commend to secure shrimps production inPesawaran Region.

1)Dosen Jurusan Budidaya Perairan UniversitasLampung Alamat: Jurusan Budidaya Perairan Fa-kultas Pertanian Unila Jl. Prof. S. BrodjonegoroNo. 1 Gedong Meneng Bandar Lampung 351452)Alumni Jurusan Budidaya Perairan, FakultasPertanian, Universitas Lampung∗ E-mail: [email protected]

Keywords Biosecurity, pacific whiteshrimp, production, sustainability

Received: 23 Nopember 2013Accepted: 12 Januari 2014

PENDAHULUAN

Infeksi penyakit pada budidaya udang men-jadi penghambat meningkatnya produksi[1]; [2]. Terutama infeksi penyakit yang di-sebabkan oleh virus yang mendorong kega-galan produksi menjadi resiko terbesar da-lam siklus budidaya [3]; [4]; dan [5]. Infeksivirus yang dicermati sebagai patogen tung-gal harus ditinggalkan karena pada berba-gai studi menunjukkan kerjasama lebih da-ri satu patogen dan lingkungan menyebabk-an infeksi penyakit semakin parah dan me-matikan [6]; [7].

Penerapan manajemen kesehatan ikanpada budidaya udang menjadi keharusanterutama semakin intensifnya dan berva-riasinya metode budidaya yang digunakan[1]; [8]. Penerapan manajemen kesehatanikan yang pada tahapan pelaksanaan dike-nal dengan biosekuritas menjadi alternatifbaru dalam pengelolaan budidaya udang[9]. Penerapan biosekuritas yang terjaga de-ngan bantuan teknologi dapat mendukungbudidaya dan kualitasnya [10].Budidaya udang sangat berhubungan de-ngan lingkungan disekitar yang secara ke-seluruhan tergantung dengan daya dukunglahan. Berbagai metode budidaya udang

Page 66: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

170 Siti Hudaidah1 et al.

diterapkan yang mengedepankan produk-si dan keberlanjutan [11] memiliki keterba-tasan. Selain karena infeksi penyakit, budi-daya udang di Indonesia mengalami ham-batan juga karena tingginya limbah yangdihasilkan tidak bisa terdegradasi secaraalamiah [12].

Penelitian tentang penerapan bioseku-ritas dan hubungannya dengan keberlan-jutan budidaya masih jarang dilakukan. Pe-nelitian ini dilakukan untuk mempelajaripenerapan biosekuritas pada salah satu sen-tra budidaya udang di Provinsi Lampung.Hasil studi ini dimungkinkan sebagai acuanyang dapat mendorong perbaikan pengelo-laan wilayah budidaya udang.MATERI DAN METODE

Bahan yang digunakan dalam peneliti-an adalah 16 petak tambak yang berada diempat desa yang merupakan sentra budi-daya udang di Kabupaten Pesawaran an-tara lain Hanura, Sidodadi, Gebang danSeribu (Gambar 1). Pada tambak di keem-pat desa tersebut diambil sampel berupaudang yang menunjukan gejala infeksi vi-rus dan parasit. Sebagai data pendukungdilakukan juga wawancara dengan opera-tor tambak tentang sarana, prasarana danprosedur biosekuritas yang dilakukan danpengamatan terhadap siklus budidaya udangpada 16 petak tambak. Bahan-bahan stan-dar untuk diagnosis virus dan identifikasiparasit serta bahan analisa kualitas air ju-ga digunakan dalam penelitian.

Metode yang digunakan adalah kuisio-ner standar biosekuritas berdasarkan [9] di-agnosis IMNV danWSSV berdasarkan [13],identifikasi jenis parasit dan perhitunganperforma budidaya udang yang meliputi ber-at tubuh, perbandingan rasio pakan, sin-tasan, biomasa dan produktifitas. Data di-analisa secara deskriptif dengan memban-dingkan hasil aplikasi biosekuritas, diagno-sis penyakit virus dan parasit dan performabudidaya udang pada empat desa.HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan terdapatmodifikasi penyediaan sarana, prasarana danpenerapan biosekuritas pada empat desadibandingkan biosekuritas standar (Tabel

Gambar 1: Peta Lokasi Budidaya UdangVaname (Litopenaeus vannamei) di Kabu-paten Pesawaran

1 (a dan b)). Modifikasi biosekuritas yangburuk di Desa Hanura yang ditunjukkandengan banyaknya rekomendasi biosekuri-tas yang tidak dilaksanakan menyebabkaninfeksi penyakit virus dan budidaya udangtidak berlanjut. Kontras pada ketiga loka-si desa yang lain, rekomendasi biosekuri-tas lebih sedikit untuk tidak dilaksanakanyang berlanjut dengan performa budidayaudang vaname yang baik.

Penyaringan air, pembatasan jumlah kun-jungan dan prosedur operasional standarbiosekuritas di Desa Hanura yang tidak di-laksanakan sesuai dengan standar bioseku-ritas menjadi pembeda dengan ketiga desalainnya. Penyaringan air menjadi keharus-an karena lingkungan di Teluk Lampungyang mulai mengalami penurunan. Pemba-tasan jumlah kunjungan yang masuk da-lam tambak menjadi salah satu syarat da-lam penerapan biosekuritas. Pengunjung yangmasuk dalam tambak memiliki tujuan yangberagam dapat membawa patogen bila pe-ngunjung tersebut datang dari tambak lainyang sebelumnya telah terinfeksi penyakit.Prosedur operasional standar menjadi pe-tunjuk dasar setiap pengelola tambak. Pe-laksanaan pengelolaan tambak yang tidakberdasarkan prosedur akan mendapatkanakibat berupa ketidakberlanjutan karenatidak terjalinnya sinergitas antar kompo-nen pengelola tambak.

Hasil penerapan biosekuritas ternyatamenunjukkan hasil yang serupa dengan ha-sil pengamatan kualitas air dan infeksi pa-rasit dalam tambak yang diamati secaraperiodik (Tabel 2 dan Tabel 3). Desa Ha-

Page 67: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Modifikasi Biosekuritas Peningkatan Performa Tambak Udang 171

nura memiliki pengelolaan air yang palingburuk dan kisarannya berada jauh diluarstandar nasional (Tabel 2). Ketiga desa yanglain (Sidodadi, Gebang, Seribu) menunjuk-an pengelolaan kualitas air yang baik di-tunjukkan dengan masih dekat dengan ki-saran standar nasional (Tabel 2). Infeksiparasit mengikuti pola penerapan bioseku-ritas dan kualitas air. Infeksi parasit yangberpeluang mematikan paling tinggi terja-di di Desa Hanura dibandingkan denganketiga desa lainnya (Tabel 3). Hubunganantara inang dan lingkungan yaitu antaraudang, parasit dan kualitas air akan sema-kin baik jika dikelola dengan baik. Pengelo-laan yang terpadu yang diwujudkan padapenerapan biosekuritas secara tidak lang-sung berhubungan dengan kualitas air daninfestasi penyakit.

Tabel 3: Infeksi Parasit pada Udang Vana-me (Litopenaeus vannamei) di Empat Lo-kasi Budidaya.

Lokasi OrganParasit yang Prevalensi

menginfeksi (%)

Desa Hanura

Kulit Zoothamnium 16,67

Insang Zoothamnium 83,33

UsusLeucothrix 66,67

Zoothamnium 16,67

Desa Sidodadi

Kulit - -

Insang Zoothamnium 66,7

Usus Nematoda 33,33

Desa Gebang

Kulit - -

Insang Zoothamnium 62,5

Usus Nematoda 25

Desa Seribu

Kulit Zoothamnium 7,14

Insang Zoothamnium 7,14

UsusLeucothrix 87,5

Zoothamnium 7,14

Meskipun Desa Hanura menerapkan mo-difikasi biosekuritas yang paling rendah ter-nyata ketiga desa lain memiliki kesama-an pola modifikasi biosekuritas yang be-lum terlaksana. Hal ini sungguh mempri-hatinkan karena pada saat pemerintah lo-kal dan nasional mempublikasikan banyakprogram budidaya udang berkelanjutan te-tapi hasil kerja tersebut belum pernah di-

terapkan di Kabupaten Pesawaran sebagaisalah satu sentra budidaya udang di Pro-vinsi Lampung. Usaha yang lebih keras per-lu dilakukan untuk meningkatkan kesadar-an tentang manfaat penerapan biosekuri-tas tersebut bukan melalui pendekatan eko-nomi tetapi melalui pendekatan sosial ke-masyarakatan. Selama ini penerapan bio-sekuritas diterapkan dengan mengeluarkanbiaya yang besar sehingga biaya produk-si budidaya udang menjadi besar. Unifikasimelalui organisasi pengelola tambak yangtelah ada dapat digunakan sebagai mediapembelajaran tentang manfaat penerapanbiosekuritas. Pendekatan sosial kemasyara-katan dapat mempercepat pencapaian tu-juan tersebut karena berupa dorongan se-kaligus motivasi pengelola tambak untukbertahan dan berkembang dalam profesi-nya .

Modifikasi biosekuritas di Desa Sidoda-di, Gebang dan Seribu yang berbeda mem-pengaruhi performa budidaya udang (Gam-bar 2). Desa Hanura dengan modifikasi pe-nerapan biosekuritas yang paling banyaktidak dilaksanakan memiliki produktivitasbudidaya yang paling rendah. Kontras de-ngan kondisi tersebut Desa Sidodadi me-miliki produktivitas yang tertinggi diikutioleh Desa Seribu dan Desa Gebang (Gam-bar 2). Pengaruh tidak langsung teramatisebagai hubungan sebab akibat antara pro-duktivitas dengan penerapan biosekuritasdalam budidaya udang vaname di Kabupa-ten Pesawaran. Hasil ini juga menunjukk-an bahwa perlu standarisasi pengelolaantambak udang pada berbagai kluster tam-bak yang ada di Pesawaran. Kluster tam-bak tersebut adalah tambak rakyat, tam-bak swasta menengah dan tambak swas-ta besar. Standarisasi pengelolaan tambakyang terjangkau oleh semua kluster dapatmenguntungkan dalam jangka pendek danpanjang yang ditunjukkan dengan keber-lanjutan dalam budidaya [14] [15]. Pene-rapan standar biosekuritas yang konsistensesuai aturan lokal, nasional dan interna-sional diperlukan agar keberlanjutan indus-tri udang vaname di Kabupaten Pesawar-an dapat dipertahankan. Standar bioseku-ritas yang diterapkan konsisten akan men-

Page 68: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

172 Siti Hudaidah1 et al.

jadi kunci penerapan manajemen kesehat-an budidaya ikan [16]. Sebagai tindak lan-jutan standarisasi biosekuritas yang baikmendapatkan pengakuan berupa sertifikasiproduk yang memiliki jaminan mutu padasemua kalangan konsumen [14]; [17]. Stan-darisasi biosekuritas tetap diperlukan ka-rena lingkungan budidaya yang digunak-an untuk budidaya memiliki karakteristikyang sama. Hasil studi ini penting seba-gai saran kepada pemerintah daerah untukmenerapkan kebijakan yang terarah dan ter-integrasi dan memiliki dasar ilmiah yangkuat agar industri budidaya udang vanameyang menjadi sumber ekonomi lokal tetapberkelanjutan.

Gambar 2: Produktifitas Tambak padaEmpat Lokasi Budidaya Udang Vaname(Litopenaeus vannamei)

SIMPULAN

Aplikasi biosekuritas tambak pada budida-ya udang vaname dilakukan dengan mo-difikasi yang mempengaruhi performa dankeberlanjutan budidaya udang di Kabupa-ten Pesawaran.

Pustaka

1. Bondad-Reantaso, M.G., R.P. Subasinghe,J.R. Arthur., K. Ogawa., S. Chinabut., R.Adlard, Z. Tan and M. Shariff. 2005. Diseaseand health management in Asian aquaculture.Veterinary Parasitology 132: 249–272.

2. Meyer, F.P. 1991. Aquaculture disease and he-alth management. J. Anim Sci 69: 4201-4208.

3. Diggles, B.K. and Arthur, J.R. 2011. Pathogenrisk analysis for aquatic animals:experiencesfrom nine case studies. In Bondad-Reantaso,

M.G., Jones, J.B., Corsin, F. And Aoki, T.(Eds). Disease in Asian Aquaculture VII. FishHealth Section. Asian Fisheries Society, Sela-ngor Malaysia. pp.271-290.

4. Lightner, D.V. 2011. Status of shrimp diseaseand advances in shrimp health management.In Bondad-Reantaso, M.G., Jones, J.B., Cor-sin, F. and Aoki, T. (Eds). Disease in AsianAquaculture VII. Fish Health Section. AsianFisheries Society, Selangor Malaysia. pp.121-134.

5. Walker, P.J and Mohan, C.V. 2009. Viral dise-ase emergence in shrimp aquaculture:origins,impact and the efectiveness of health mana-gement strategies. Reviews in Aquaculture 1:125-154

6. Feijó, R. G., Kamimura, M. T., Oliveira-Neto,J. M., Vila-Nova-C.M.V.M., Gomos, A.C.S.,Coelho M. G.L., Vasconcelos, R.F., Gestei-ra, T.C.V., Marins, L.F. and Magigioni, R.2013. Infectious myonecrosis virus and whi-te spot syndrome co-infection in pacific whi-te shrimp (Litopenaeus vannamei) farmed inBrazil. Aquaculture 380-383:1-5.

7. Olafsen, J. A. 2001. Interaction between fi-sh larvae and bacteria in marine aquaculture.Aquaculture 200:223-247.

8. Shariff, M. 1995. Health management in tropi-cal aquaculture systems. In Bagarinao, T.U.,Flores E.E.C. (Eds). Towards SustainableAquaculture in Southeast Asia and Japan. Ilo-ilo. Philippines. pp.73-80

9. Bebak-Williams, J., A. Noble., P. R. Browserand G. A. Wooster. 2010. Fish Health Mana-gement. In M. B. Timmons and J. M. Ebe-ling (Eds). Recirculating Aquaculture. CayugaAqua Ventura. Ithaca. New York. p. 619-663.

10. Carr, N. A and Appleyard, S. A. 2008. UsingFTA® Eluds MicroCards to address biosecu-rity and DNA quality issues in abalone aqua-culture. Aquaculture Research 39: 1799-1802.

11. Martínez-Porchas, M., Martínez-Còrdova,L.R., Porchas-Cornejo, M. A. and Lòpez-Elías,J.A. 2010. Shrimp polyculture: apotentially profitable, sustainable, but un-common aquacultureal practices. Reviews inAquaculture 2: 73-85.

12. Sidik, F. and Lovelock, C.E. 2013. CO2 effluxfrom shrimp ponds in Indonesia. PLoS ONE8(6): 1-5.

13. OIE, 2009. Manual of Diagnostic Test for Aqu-atic Animals. World Organisation of AnimalHealth. pp. 97-104.

14. Ha, T.T.H., Bush, S.R and Dijk, H.V. 2013.The cluster panacea?: Questioning the role ofcooperative shrimp aquaculture in Vietnam.Aquaculture 388-391: 89-98.

15. Padiyar, P. A., Phillips, M. J., Ravikumar,B., Wahju, S., Muhammad T., Currie, D.J.,Coco, K. and Subasinghe, R.P. 2012. Impro-ving aquaculture in post-tsunami Aceh, Indo-nesia:experiences and lessons in better mana-gement and farmer organizations. Aquacultu-re Research 43: 1787-1803.

Page 69: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Modifikasi Biosekuritas Peningkatan Performa Tambak Udang 173

16. Corsin, F., C.V. Mohan, A. Padiyar., K.Yamamoto., P. Chanratchakool and M.J.Phillips. 2008. Codes of practices and bet-ter management: a solution for shrimp healthmanagement ?. In Bondad-Reantaso, M.G.,Jones, J.B., Corsin, F. And Aoki, T. (Eds).Disease in Asian Aquaculture VII. Fish Heal-th Section. Asian Fisheries Society, SelangorMalaysia. pp.419-432.

17. Le Groumellec, M., Rigolet, V., Duraisamy, P.,Vandeputte, M. and Rao, V.M. 2011. Deve-lopment of the shrimp industry in the Wes-tern Indian Ocean- a holistic approach of ver-tical integration, from domestication and bio-security to product certification. In Bondad-Reantaso, M.G., Jones, J.B., Corsin, F. AndAoki, T. (Eds). Disease in Asian Aquacultu-re VII. Fish Health Section. Asian FisheriesSociety, Selangor Malaysia. pp.291-308.

Page 70: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

174 Siti Hudaidah1 et al.

Tabel 1: Penerapan Biosekuritas dan Performa Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus van-namei) di Empat Lokasi.

(a) Lokasi dan Parameter Penerapan Biosekuritas yang Tidak Dilaksanakan

Desa Hanura Desa Sidodadi

1. Penyaringan air. 1. Penggunaan crustacid.

2. Penggunaan crustacid. 2. Pemasangan bird scaring device.

3. Pemasangan bird scaring device. 3. Pemasangan pagar keliling tambak.

4. Pemasangan pagar keliling tambak. 4. Fasilitas karantina benur.

5. Fasilitas karantina benur. 5. Aklimatisasi benur.

6. Aklimatisasi benur. 6. Pengujian benur abnormal.

7. Pengujian parasit, bakteri dan virus. 7. Pengujian parasit, bakteri dan virus.

8. Penggunaan bahan kimia dan antibiotik. 8. Penggunaan bahan kimia dan antibiotik.

9. Tempat pencucian alas kaki dan desinfeksi kendaraan 9. Tempat pencucian alas kaki dan desinfeksi kendaraan

10. Operator mencuci tangan. 10. Operator tambak mencuci tangan.

11. Wilayah untuk desinfeksi perlengkapan budidaya. 11. Wilayah untukdesinfeksi perlengkapan budidaya.

12. Tempat penyimpanan peralatan budidaya. 12. Hewan peliharaan berada di luar area budidaya.

13. Hewan peliharaan berada di luar area budidaya. 13. Parkir kendaraan jauh dari fasilitas budidaya.

14. Prosedur operasional standar untuk penerapan biosekuritas.

15. Parkir kendaraan jauh dari fasilitas budidaya.

16. Pembatasan jumlah kunjungan.

Desa Gebang Desa Seribu

1. Penggunaan crustacid. 1. Penggunaan crustacid.

2. Pemasangan bird scaring device. 2. Pemasangan bird scaring device.

3. Pemasangan pagar keliling tambak. 3. Pemasangan pagar keliling tambak.

4. Fasilitas karantina benur. 4. Fasilitas karantina benur.

5. Aklimatisasi benur selama 4-7 hari saat tiba di tambak. 5. Aklimatisasi benur.

6. Pengujian sampel benur yang abnormal. 6. Pengujian benur abnormal.

7. Pengujian parasit, bakteri, dan virus. 7. Penggunaan bahan kimia dan antibiotik.

8. Penggunaan bahan kimia dan antibiotik. 8. Pemusnahan udang sakit/abnormal.

9. Pemusnahan udang sakit/abnormal. 9. Pencucian alas kaki dan desinfeksi kendaraan.

10. Tempat pencucian alas kaki dan desinfeksi kendaraan. 10. Hewan peliharaan berada di luar area budidaya.

11. Operator mencuci tangan. 11. Parkir kendaraan jauh dari fasilitas budidaya.

12. Hewan peliharaan berada di luar area budidaya.

13. Parkir kendaraan jauh dari fasilitas budidaya.

(b) Performa Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) di Empat Lokasi

Lokasi

Luas Padat Umur Berat Perbandingan Sintasan- Biomasa Status

Tambak Tebar (hari) Tubuh Rasio Pakan SR (%) (ton) Budidaya

(m2) (ekor/m2) (gram) FCR

Desa Hanura 2000-3610 139-174 49 5,1-10,2 1,2-5,4 40-66 4,9-13,2 Panen dini karena infeksi WSSV

Desa Sidodadi 2700-3800 98-100 72-93 15,5-25,1 1,7-2,0 38,5-63,4 4,5-7,6 Panen normal

Desa Gebang 2700-3800 112-117 75-77 13,7-18,4 1,4-2,1 35,8-63,0 7,3-10,8 Panen normal

Desa Seribu 2373-3610 104-116 74-79 12,9-15,3 1,3-1,6 39-79 9,4-12,4 Panen normal

Page 71: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Modifikasi Biosekuritas Peningkatan Performa Tambak Udang 175

Tabel 2: Kisaran Kualitas Air Tambak pada Empat Lokasi Budidaya Udang Vaname (Lito-penaeus vannamei).

Parameter DesaHanura Sidodadi Gebang Seribu

pH 6,61-6,97 7,32-8,84 7,43-8,55 7,26-8,87Nitrit (NO2) (ppm) >1 0,01-4,72 0,02-4,5 0,01-4,9Salinitas (ppt) 20-28 21-30 26-33 27-34Alkalinitas (ppm) 176-185 90-222 96,08-108,9 84,07-132,11

Page 72: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

176 Siti Hudaidah1 et al.

Page 73: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

AQUASAINS(Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan)

TRANSFER NUTRISI DAN ENERGI LARVA UDANG VANNAME

(Litopennaeus vannamei) DENGAN PEMBERIAN PAKAN Artemia sp.

PRODUK LOKAL DAN IMPOR

Vivi Endar Herawati1

Ringkasan Nutrisi dalam pakan merupak-an faktor utama yang diperlukan dalam per-tumbuhan dan meningkatkan tingkat kelu-lushidupan. Transfer nutrisi diperlukan un-tuk menemukan kandungan nutrisi yang pa-ling banyak diserap dan dimanfaatkan un-tuk pertumbuhan larva udang, kemudian ke-butuhan energy ditemukan melalui prosespenyerapan nutrisi dalam Artemia sp. padalarva udang. Tujuan dari penelitian ini, ya-itu menemukatan transfer nutrisi melaluiprofil asam lemak serta profil asam aminoessensial dan menemukan kebutuhan ener-gy total dalam penyerapan pakan Artemiasp. pada larva udang vanname stadia PL1-PL10. Metode yang digunakan adalah eks-perimental dengan 3 perlakuan dan ana-lisa data yang dilakukan secara deskriptifberdasarkan hasil analisis profil asam le-mak dan profil asam amino essensial. Hasilyang didapatkan transfer asam lemak le-mak jenuh tertinggi pada larva udang de-ngan pemberian pakan Artemia sp. produklokal, yaitu asam lemak palmitat dan tran-sfer asam lemak tak jenuh tertinggi padalarva udang dengan pemberian pakan Arte-mia sp. produk impor, yaitu 6,44%. Tran-sfer asam amino essensial total tertinggipada larva udang dengan pemberian pakanArtemia sp. produk lokal dengan nilai tran-

1)Program Studi Budidaya Perairan, JurusanPerikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kela-utan, Universitas Diponegoro Jl. Prof.SoedartoTembalang-SemarangE-mail: [email protected]

sfer 0,61 ppm. Hasil perhitungan energi to-tal pada larva udang vanname stadia PL 5dan PL 10 dengan pemberian pakan Arte-mia sp. produk lokal adalah 2,95 kkal/g dan3,35 kkal/g; kemudian untuk energi totalpada larva udang stadia PL 5 dan PL 10dengan pemberian pakan Artemia sp. im-por adalah 2,76 kkal/gr dan 3,20 kkal/gr.

Keywords transfer nutrisi, kebutuhanenergy, larva udang vanname, Artemia sp.lokal, Artemia sp. impor.

Received: 19 Nopember 2013Accepted: 25 Januari 2014

PENDAHULUAN

Udang vanname (Litopennaeus vannamei)memiliki keunggulan, yaitu mempunyai ni-lai gizi tinggi serta pertumbuhan yang ce-pat. Pada tahun 2011 volume ekspor udangvanname mencapai 400.385 ton; pada ta-hun 2012 meningkat menjadi 457.000 ton;peningkatan produksi udang 2013 sampaidengan bulan April 308.002 ton [1]. Pe-ningkatan produksi udang vanname daritambak akan memberikan konsekuensi per-lunya penyediaan larva udang dari pantipembenihan (hatchery) dalam jumlah yangcukup dan berkualitas [2]. Pemberian pak-an yang cukup dan sesuai dengan kebutuh-an nutrisi untuk pertumbuhan larva udang

Page 74: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

178 Vivi Endar Herawati1

[1]. Pakan yang sesuai untuk larva udangpada stadia naupli adalah diatom dan pa-da saat memasuki stadi post larva pakanterbaik adalah Artemia sp.

Artemia atau “brine shrimp” adalah seje-nis udang-udangan primitif. Artemia me-rupakan salah satu pakan alami bagi larvaudang yang banyak digunakan di hatcherybenih udang karena Artemia banyak meng-andung nutrisi terutama protein dan asam-asam amino [3] dan [4]. [3] menyatakan, pe-tani di Indonesia sangat bergantung padaArtemia produk impor, padahal kebutuh-an Artemia tersebut diharapkan dapat dip-roduksi sendiri pada lahan tambak garamyang banyak terdapat di Indonesia. Ada-pun keuntungan dari Artemia sp. produklokal antara lain yaitu kualitas kista yangkondisinya masih relatif segar dan harga-nya lebih murah dibandingkan dengan Ar-temia sp. produk impor.

Kandungan nutrisi melalui profil asam ami-no essensial dan profil asam lemak Artemiasp. produk lokal dan produk impor memili-ki kualitas nutrisi hampir sama [5]. Kebu-tuhan nutrisi larva udang khususnya pa-da stadia post larva akan terpenuhi me-lalui pakan Artemia sp., oleh karena itusebarapa banyak kandungan nutrisi yangbermanfaat untuk pertumbuhan dan ke-lulushidupan larva udang dapat diketahuimelalui transfer nutrisinya. Adapun nutri-si yang terserap sangat berkaitan denganenergi yang dikeluarkan untuk proses ter-sebut. Adapun ketergantungan akan Arte-mia sp. produk impor sebagai pakan alamilarva udang dapat dikurangi dengan meng-gunakan pakan berupa Artemia sp. produklokal.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk me-nemukan transfer nutrisi larva udang van-name dengan menggunakan pakan Artemiasp. produk lokal dan impor; menemukantransfer energi larva udang vanname de-ngan menggunakan pakan Artemia sp. pro-duk lokal dan impor;

Manfaat dari penelitian yaitu untuk me-ningkatkan kualitas nutrisiArtemia sp. pro-duk lokal dengan pakan pengkaya diatomserta mengurangi ketergantungan Artemia

sp. produk impor sebagai pakan alami da-lam pembenihan larva udang vanname khu-susnya pada stadia post larva dan mem-buka wawasan masyarakat untuk mempro-duksi secara massal Artemia sp. produk lo-kal.

MATERI DAN METODE

Penelitian ini bersifat eksperimental. La-rva udang vanname yang digunakan dalampenelitian ini adalah larva udang vanna-me stadia PL 1 jenis varietas nusantara 1(VN1). Larva udang dipelihara dalam bakbeton dengan volume 2000 L dan kepadat-an 75 ekor /L (SNI produksi benih, 2006).Artemia sp. produk lokal dan Artemia sp.produk impor.

Preparasi Artemia sp. produk Impor.

Artemia sp. produk impor yang digunak-an dalam penelitian ini adalah kista Ar-temia sp. yang berasal dari Amerika danyang banyak digunakan oleh para pembu-didaya udang di hatchery. Kista Artemiasp.produk impor tersebut ditetaskan ter-lebih dahulu selama 24 jam kemudian ke-mudian di keringkan dan di analisa Asamlemak dan asam mino essensial.

Preparasi Artemia sp. Produk lokal.

Artemia sp. produk lokal adalah Artemiasp. produk impor yang diinokulasi padatambak garam sejak tahun 2000. Artemiasp. produk lokal yang siap dipanen bera-da pada pinggir- pinggir tambak, kemudianArtemia sp. produk lokal tersebut diambildengan menggunakan saringan bertingkat,hal ini bertujuan untuk memisahkan anta-ra kista dengan Artemia sp. produk lokaldewasa. Artemia sp. produk lokal adalahkista Artemia sp. produk lokal yang te-lah didapat kemudian ditetaskan selama 24jam untuk kemudian dipanen dengan ca-ra menyaring dengan menggunakan plank-tonet, setelah itu dikeringkan dengan caradiangin- anginkan.

Transfer Nutrisi . Diketahui melalui :

1. Analisis Asam Lemak dilakukan untukmengetahui komposisi asam lemak to-tal Artemia sp. produk lokal dan pro-duk impor. Alat yang digunakan adalah

Page 75: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Transfer Nutrisi dan Energi Larva Udang Vanname 179

GC dan metode yang digunakan adalahTransesterifikasi in situ.

2. Analisis asam amino essensial Analisisasam amino essensial dilakukan untukmengetahui komposisi asam amino es-sensial Artemia sp. produk lokal danproduk impor. Analisa asam amino es-sensial dilakukan dengan menggunakanHPLC. HPLC dengan kolom Eurospher100-5 C18, 250x4,6mm with precolumnP/N: 1115Y535; Eluen; dengan A ber-upa Buffer Asetat 0.01 M pH 5.9 kemu-dian B = (MeOH: Buffer Asetat 0.01 MpH 5.9: THF> 80:15:5 Λ Fluorescence:Ext : 340 mm Em : 450 nm.

Frekuensi Pemberian Pakan

Pola atau frekuensi pemberian pakan meng-acu pada pemberian pakan menurut PL 1-PL 10 mengacu pada dan [6], dimana fre-kuensi pemberian pakan Artemia sp. pro-duk lokal dan impor untuk stadia post la-rva 1-10 diberikan 4-6 kali sehari. Dalampenelitian ini frekuensi pemberian pakandiberikan 5 kali sehari yang tersaji padatabel 1.

Analisa Data

Data dianalisa secara deskriptif berdasark-an hasil analisis asam lemak dan analisaasam amino essensial untuk kemudian di-hitung nilai transfer nutrisi dan transferenergi dari larva udang vanname tersebutdengan pemberian pakan Artemia sp. pro-duk impor dan Artemia sp. produk lokal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisa asam lemak Ar-temia sp. produk lokal dan Artemia sp.produk impor tersaji dalam Gambar 1. Ber-dasarkan Gambar 1 terlihat 6 dari 9 kom-posisi asam lemak total lebih tinggi Arte-mia sp. impor (Amerika) dibandingkan Ar-temia sp. lokal. Asam lemak jenuh terting-gi berdasarkan hasil analisis adalah asam

lemak palmitat dan asam lemak tak jenuhtertinggi adalah asam lemak oleat. Kemu-dian berdasarkan hasil analisis asam ami-no essensial Artemia sp. produk impor danArtemia sp. produk lokal tersaji dalam Gam-bar 2.

Berdasarkan hasil analisis asam amino es-sensial asam amino tertinggi adalah asamamino threonina, adapun fungsi dari asamamino threonina adalah kerangka dasar se-nyawa vitamin karena asam nukleat pengi-kat ion logam yang diperlukan dalam re-aksi enzymatic, selain itu Threonin jugaberfungsi dalam pencegahan penumpukanlemak [2]. [7], dalam penelitiannya menya-takan bahwa asam amino threonina seba-gai pembentuk asam nukleat berfungsi se-bagai pengikat ion logam yang diperlukandalam reaksi enzymatik.

Hasil analisis asam amino essensial terkeciladalah asam amino lysine, adapun fungsiasam amino lysina adalah kerangka pem-bentuk vitamin B1, bersifat anti virus, mem-bantu penyerapan kalsium, pembentuk hor-mone antibody, menstimulasi selera mak-an, membantu dalam produksi carnitin meng-ubah asam lemak menjadi energy [2]. Fung-si asam amino lysine berdasarkan peneli-tian [7], yaitu mempunyai sifat anti virusserta membantu penyerapan kalsium, danmenstimulasi selera makan. Untuk selan-jutnya Artemia sp. produk lokal dan impordiaplikasikan pada larva udang untuk me-nemukan nilait ransfer nutrisinya dan ke-butuhan energinya.

Transfer Asam Lemak

Hasil transfer asam lemak larva udang van-name dengan pemberian pakanArtemia sp.produk lokal tersaji dalam Tabel 2. Hasilnilai transfer asam lemak tertinggi padaasam lemak jenuh adalah asam lemak pal-mitat dan asam lemak linolenat pada asamlemak tak jenuh. Selanjutnya nilai transferasam lemak larva udang vanname denganpemberian pakan Artemia sp. produk im-por tersaji dalam Tabel 3.

Page 76: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

180 Vivi Endar Herawati1

Tabel 1 Kebutuhan pakan Artemia sp. produk impor dan produk lokal untuk udang stadia Post Larva 1-10

Pakan Stadia Post larva

Artemia sp. produk lokal dan produk impor (naupli/ individu)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

10 15 20 25 30 40 50 60 70 80

4x 4x 4x 4x 4x 5x 5x 5x 5x 5x

Gambar 1 Profil asam lemak Artemia sp. produk lokal dan Artemia sp. produk impor

Gambar 2 Profil asam amino essensial Artemia sp. produk lokal dan Artemia sp.produk impor

Page 77: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Transfer Nutrisi dan Energi Larva Udang Vanname 181

Tab

el2

Nila

itran

sfer

asam

lemak

larvaud

angvann

amedeng

anpe

mbe

rian

pakan

Art

emia

sp.prod

uklokal

No

Kom

posi

siA

sam

Lem

ak

Tota

lA

rtem

iasp

.pro

duk

lokal(%

)Larv

audang

vannam

ePL5

(%)

Larv

audang

vannam

ePL10

(%)

NilaiTra

nsf

er(%

)

1Palm

itat

3.7

422.1

214.6

010.8

6

2O

leat

18.9

820.9

923.1

54.1

7

3Lin

oea

t2.8

75.4

44.2

81.4

1

4Lin

ole

nat

0.5

14.0

96.3

15.8

0

5EPA

4.8

95.6

20.2

3-

Tab

el3

Nila

itran

sfer

asam

lemak

larvaud

angvann

amedeng

anpe

mbe

rian

pakan

Art

emia

sp.prod

ukim

por

No

Kom

posi

siA

sam

Lem

ak

Tota

lA

rtem

iasp

.pro

duk

impor

(%)

Larv

audang

vannam

ePL5

(%)

Larv

audang

vannam

ePL10

(%)

NilaiTra

nsf

er(%

)

1Palm

itat

7.9

219.6

610.3

92.4

7

2O

leat

24.9

018.8

219.1

2-

3Lin

oea

t5.6

46.9

73.5

7-

4Lin

ole

nat

6.1

03.4

612.5

46.4

4

5EPA

6.6

96.0

04.5

6-

Page 78: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

182 Vivi Endar Herawati1

Hasil nilai transfer asam lemak tertinggipada asam lemak jenuh adalah asam le-mak palmitat dan asam lemak linolenatpada asam lemak tak jenuh. Asam lemakpalmitat adalah asam lemak jenuh dima-na fungsi dari asam lemak palmitat sebagaitempat penyimpanan enrgi pada fitoplank-ton dan zooplankton. [8], dalam penelitian-nya juga menyatakan bahwa asam lemakpalmitat merupakan tempat penyimpananenergy dan kandungan asam lemak palmi-tat biasanya mempunyai nilai tertinggi di-antara asam lemak jenuh yang lain. Berda-sarkan hasil penelitian asam lemak palmi-tat memberikan hasil tertinggi yaitu 19,66%pada PL5 dan 10,39% pada PL10.

Peningkatan asam lemak palmitat yang ter-jadi pada PL 5 dan penurunan terjadi pa-da PL10, dikarenakan aktifitas yang dila-kukan larva udang stadia PL1 –PL5 tidakseaktif larva udang stadia PL6-PL10. Halini dapat dilihat dari aktifitas proses moul-tingnya pada stadia PL1-PL5, larva udangmelakukan proses moulting minimal 6 kalidalam sehari sedangkan PL6-PL10 mela-kukan proses moulting minimal 8 kali da-lam satu harinya. Selain itu larva udangstadia PL1-PL4 merupakan masa transisiperpindahan stadia larva udang dari mysiske PL sehingga udang masih dalam prosesadaptasi dan tidak mengeluarkan banyakenergy. Sedangkan pada PL6-PL10 larvaudang semakin aktif dan agresif dalam per-gerakan mencari makan, hal ini untuk me-menuhi kebutuhannya dalam meningkatk-an energy pada saat proses moulting. [9],menyatakan bahwa larva udang pada sta-dia PL6 sudah mulai bersifat pelagic diaakan aktif mencari pakan. Apabila pakantidak tercukupi maka udang akan bersi-fat kanibalisme, hal ini dipertegas denganpernyataan [10] dan [11], bahwa udang pa-da stadia larva cenderung bersifat kanibalapabila pakan yang dibutuhkan tidak ter-cukupi.

Asam lemak linolenat adalah asam lemaktak jenuh dimana fungsi dari asam lemaklinolenat sebagai substrat dasar dalam pem-bentukan rantai panjang DHA. Asam oleatmerupakan substrat panjang dalam pem-bentukan rantai panjang asam lemak lino-

leat dan asaam lemak linoleat merupakansubstrat pembentukan rantai panjang EPAdan asam lemak linolenat, kemudian asamlemak linolenat merupakan substrat pan-jang dalam pembentukan rantai panjangDHA.

Hasil analisis pada penelitian kandunganasam lemak larva udang lebih rendah, ber-arti kebutuhan asam lemaknya telah tercu-kupi. Sehingga cadangan pakan digunak-an untuk mengisi kekurangan dalam rang-ka memelihara permeabilitas sel cukup me-madai. Nilai transfer nutrisi asam lemaktotal yang ditemukan dari pada Artemiasp. lokal dan Artemia sp. produk impormenunjukkan hasil bahwa kebutuhan asamlemak Artemia sp. lokal terpenuhi sehinggatransfer berjalan dengan baik.

Transfer Asam Amino Essensial

Hasil transfer asam lemak larva udang van-name dengan pemberian pakan Artemia sp.produk lokal tersaji dalam Tabel 4. Nilaitransfer berdasarkan hasil analisis, yaitupada asam amino essensial valina. Selan-jutnya nilai transfer asam amino essesnsiallarva udang dengan pemberian pakan Ar-temia sp. produk lokal tersaji dalam Tabel5.

[7] dalam penelitiannya menyatakan bahwaasam amino essensial yang paling berperanpenting terhadap pertumbuhan larva ikandan udang adalah asam amino essensial va-lina, isoleusiana, leusina dan lysina. Berda-sarkan hasil penelitian peningkatan asamamino essensial terjadi pada PL5 dan pe-nurunan terjadi pada PL10, hal ini dise-babkan aktifitas PL 1-5 tidak seaktif PL6-PL10 selain itu kebutuhan nutrisi pakanpada PL6-10 lebih tinggi dibandingkan de-ngan kebutuhan nutrisi pada PL1-5.

Adapun fungsi dari asam amino essensialvalin antara lain yaitu valina menggantik-an posisi asam glutamat yang kemampu-an mengikat oksigen secara efektif. Fungsiasam amino essensial isoleusina adalah se-bagai penyusun protein, selanjutnya asamamino leusina adalah Ia mutlak diperlukan

Page 79: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Transfer Nutrisi dan Energi Larva Udang Vanname 183

Tab

el4

.Transferasam

aminoessensiallarvaud

angdeng

anpe

mbe

rian

pakan

Art

emia

sp.prod

uklokal

No

Kom

posi

siTota

lA

sam

Am

ino

Art

em

iasp

.lo

kal(p

pm

)Larv

audang

vannam

ePL5

(ppm

)Larv

audang

vannam

ePL10

(ppm

)N

ilaiTra

nsf

er(p

pm

)

1Valina

525.3

711,6

0615.0

489.7

4

2Is

ole

usi

na

1324.4

9419,7

6322.6

2-

3Leu

sina

960.6

9839,5

3666.9

6-

4Lysi

na

131.5

0107,9

447.9

3-

Tab

el5

Transferasam

aminoessensiallarvaud

angdeng

anpe

mbe

rian

pakan

Art

emia

sp.prod

ukim

por

No

Kom

posi

siTota

lA

sam

Am

ino

Art

em

iasp

.im

por

(ppm

)Larv

audang

vannam

ePL5

(ppm

)Larv

audang

vannam

ePL10

(ppm

)N

ilaiTra

nsf

er(p

pm

)

1Valina

505.1

8839.9

2601.4

396.2

5

2Is

ole

usi

na

1256.0

0428.2

7322.6

2-

3Leu

sina

1061.1

5827.4

4661.1

7-

4Lysi

na

130.9

6133.0

643.8

1-

Page 80: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

184 Vivi Endar Herawati1

dalam pertumbuhan larva ikan dan udang,yaitu menjaga kesetimbangan nitrogen. danberperan dalam menjaga perombakan danpembentukan protein. Fungsi asam aminoessensial lysine adalah sebagai kerangka pem-bentuk vitamin B1, bersifat anti virus, mem-bantu penyerapan kalsium, pembentuk hor-mone antibody, menstimulasi selera mak-an, membantu dalam produksi carnitin meng-ubah asam lemak menjadi energi.

Nilai transfer kandungan nutrisi asam ami-no yang ditemukan dari Artemia sp. lo-kal dan Artemia sp. produk impor seba-gai pakan larva udang vanname membe-rikan hasil, bahwa kebutuhan asam lemaklarva udang vanname terpenuhi sehinggatransfer berjalan dengan baik. Kandunganasam amino pada pakan lebih rendah darilarva udang vanname berarti suplai pakanmasih dibawah kebutuhan artinya jika di-tambahkan pakan dengan kadar asam ami-no pada pakan alami lebih tinggi maka da-ya serap atau transfernya lebih efektif.

Setiap organisme memerlukan asam ami-no essensial dan asam lemak tertentu danitu direfleksikan dalam profil asam aminodan asam lemak pada daging atau keselu-ruhan organ. Jika pakan tidak ada yang ja-uh dibawah resiko, defisiensi menjadi kecilsehingga dari hasil penelitian didapatkanpertumbuhan dan tingkat kesehatan larvaudang vanname dari aspek nutrisi mencu-kupi.

Transfer Energi

Peningkatan kandungan nutrisi yang terja-di dari PL 5 dan PL 10 disebabkan kare-na energy yang dikeluarkan semakin tinggimaka nutrisi yang dihasilkan akan semakintinggi pula. Pernyataan tersebut dibuktik-an dalam penelitian ini berdasarkan hasilperhitungan energi total pada larva udangvanname stadia PL 5 dan PL 10 denganpemberian pakan Artemia sp. produk lokaladalah 2,95 kkal/g dan 3,35 kkal/g; kemu-dian untuk energi total pada larva udangstadia PL 5 dan PL 10 dengan pemberi-an pakan Artemia sp. impor adalah 2,76

kkal/gr dan 3,20 kkal/gr. Selanjutnya ber-dasarkan perhitungan FER atau efisiensipakan rata rata pada larva udang vanna-me pemberian pakan Artemia sp. produklokal yaitu 94,33% dengan demikian FCRnya 1,06 hal ini berarti dalam 1,06kg pakanyang diberikan terserap 1 kg menghasilkandaging. Untuk perhitungan FER atau efisi-ensi pakan rata rata pada larva udang van-name pemberian pakan Artemia sp produkimpor yaitu 66,63% dengan demikian FCRnya 1,5 hal ini berarti dalam 1,5kg pakanyang diberikan terserap 1 kg.

Sehingga semakin banyak pakan terkonsum-si semakin cepat pertumbuhannya sehing-ga semakin tinggi energy yang dikeluarkanmaka nutrisi yang dihasilkan semakin ting-gi. Pernyataan ini sejalan dengan [11], bah-wa proses moulting sebagai indikasi bahwalarva udang mengalami proses pertumbuh-an, semakin cepat proses moulting sema-kin cepat pertumbuhannya sehingga nutri-si dalam udang vanname yang dihasilkansemakin tinggi.

SIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini, yaitu tran-sfer asam lemak lemak jenuh tertinggi pa-da larva udang dengan pemberian pakanArtemia sp. produk lokal, yaitu asam le-mak palmitat dan transfer asam lemak takjenuh tertinggi pada larva udang denganpemberian pakan Artemia sp. produk im-por, yaitu 6,44%. Transfer asam amino es-sensial total tertinggi pada larva udang de-ngan pemberian pakan Artemia sp. pro-duk lokal dengan nilai transfer 0,61 ppm.Transfer energi pada larva udang vannamestadia PL 5 dan PL 10 dengan pemberi-an pakan Artemia sp. produk lokal adalah2,95 kkal/g dan 3,35 kkal/g; kemudian un-tuk energi total pada larva udang stadiaPL 5 dan PL 10 dengan pemberian pakanArtemia sp. impor adalah 2,76 kkal/gr dan3,20 kkal/gr.

Page 81: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

Transfer Nutrisi dan Energi Larva Udang Vanname 185

Pustaka

1. Herawati Endar, Johannes Hutabarat, S.BudiPrayitno. 2012. The Effect of Essential AminoAcid Profile, Fatty Acid Profile and To Grow-th of Skeletonema costatum using TechnicalMedia Culture Guillard and Double Walne. J.Coast Development. Vol 10. Number 1. 50-56.

2. Herawati Endar, Johannes Hutabarat, S. BudiPrayitno, Ocky Karna Radjasa, YS. Darman-to. 2013. The Profile Essential Amino Acid,Fatty Acid and The Growth of Chaetocerosgracilis Using Technical Media Culture Gui-llard and Double Walne. FFTC-NTOU JointInternational Seminar on Integrating of Pro-missing Technologyfor Aquaculture and Fishe-ries.

3. Mintarso., Y. 2007. Evaluasi PengaturanWak-tu Peningkatan Salinitas Pada Kualitas Pro-duksi Kista Artemia. Tesis. Program MagisterManajemen Sumber Daya Pantai. UniversitasDiponegoro. Semarang. Halm 18 – 20.

4. Vilchis. M.C., 2011. Pertumbuhan dan Ke-langsungan Hidup Artemia franciscana De-ngan Pemberian Pakan Chaetoceros dan Ch-lorella dalam Media Guillard. Jurnal. Masya-rakat. Akuakultur 40: 104-112.

5. Mai Soni., A.F, Joko S, Madenur dan Supar-jono, 2006. Pengaruh Salinitas yang BerbedaTerhadap Produksi Kista Artemia Skala La-boratorium. Balai Besar Pengembangan Bu-didaya Air Payau, Jepara. Laporan LitkayasaBBPAP. 26 hlm.

6. Nugroho, A. 2011. Pengaruh PerbedaanFeeding Regime Thallasiosira sp. Terha-dap Pertumbuhan dn Kelulushidupan LarvaUdang Vanname (Litopennaeus vannamei).Tesis.Universitas Diponegoro. 83 hlm.

7. Brown. M. R. 2002. Preparation and Assess-ment of Microalgae Concentrates as Feeds forLarva and Juvenile Pacific Oyster Crassostrea.J. World. Aquaculture. Soc. 7: 289-309.

8. Ming yun Huai., 2009. Effect of Dietary Pro-tein Reduction With Syntetic Amino AcidSuplementation on Growth Performance Di-gestability And Body Composition of Juveni-le White Shrimp (Litopenaeus vannamei). J.Aquat. Living. Res. 5: 222-237.

9. Hutabarat. J., 1999. Foods and Feeding Stra-tegics In Rearing Shrimp Penaeus monodonLarvae. Diponegoro University. 24 hlm.

10. Villamar, D.F. and Lawrence,A.L., 2009. Pre-liminary Work in The Development of Purifi-ed Diet for Penaeus vannamei postlarvae. J.World. Aquaculture. Soc. 20: 78 – 90.

11. Lodeiras. C., D.Danato., Marcos., 2012. Eva-luation of Microalgae diets for Litopenaeusvannamei larva using a simple protocol. J.Aquat. Living. Res. 10 : 177 – 187.

Page 82: COPYRIGHT © AQUASAINS 2014 · PDF fileauratus) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Berasal Dari Lampung ... Embriogenesis Dan Daya Tetas Telur Ikan Pelangi (Melanotaenia parva)

186 Vivi Endar Herawati1