ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana,...

67
i ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG TERINDIKASI KHV (Koi Herpes Virus) PADA KOLAM PEMELIHARAAN DI DESA KEMLOKO, KECAMATAN NGLEGOK, KABUPATEN BLITAR, JAWA TIMUR SKRIPSI PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN Oleh : LENY ROSIANA NIM. 135080101111066 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Transcript of ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana,...

Page 1: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

i

ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG TERINDIKASI KHV

(Koi Herpes Virus) PADA KOLAM PEMELIHARAAN DI DESA KEMLOKO,

KECAMATAN NGLEGOK, KABUPATEN BLITAR, JAWA TIMUR

SKRIPSI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

Oleh :

LENY ROSIANA

NIM. 135080101111066

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

ii

Page 3: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi yang saya tulis ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya juga

tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang

lain kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Skripsi ini asil penjiplakan

(plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, Agustus 2017

Mahasiswa

LenyRosiana

NIM. 135080101111066

Page 4: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

iv

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. IbuDr. Uun Yanuhar, S. Pi, M. Si selaku pembimbing pertama dan bapak Dr.Ir.

Muhammad Musa, M.Si selaku pembimbing kedua yang telah berkenan

membimbing saya selama ini dengan sabar dan bijaksana.

2. Ibu Prof. Ir. Yenny Risjani, DEA, Ph.D dan Nanik Retno Buwono, S.Pi, MP

selaku dosen penguji, yang telah berkenan memberikan masukan atas

penelitian saya serta memberikan pengarahan kepada saya dengan sabar dan

bijaksana.

3. TIM 17 Dr. Uun Yanuhar, S. Pi, M. Si :

Linda AyuPratiwi Syamsul Rizal Farouq S. M.

Akbar Nugraha IrsyadulFajri M. RizkyMustaqim

Gus Aryadi DewiMangsuroh WildanEffendy

YuniSeptiyani FarizNurYahya Amanda Agustina

MiminWirawati YundaDeliza Faisal Nur F.

El NovanAfrianto ShabrinaAndrawini Ahmad Arief F.

AjiSanjaya Yosef Benny Alta

4. Sujud dan terima kasih yang dalam penulis persembahkan kepada kedua orang

tua saya tercinta ayah Basuki Cahyono, SE. dan ibu Sunarti, S. Pd dan keluarga

besar atas dorongan yang kuat, dukungan dan do’a.

5. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada teman-teman (Nanda, Kiki,

Ninda, Suci, Annisa, Umu, Wike, Chandika, Erna, Desi, Mas Niko, Mas Fery),

“Kontrakan E-305”, “CMS Crew”, “Mamacis Crew" dan keluarga besar “FAM 13”

yang selama ini telah banyak membantu, mendukung dan menyemangati dalam

proses Skripsi penulis.

Malang, Agustus 2017

Penulis

Page 5: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

6. IbuDr. Uun Yanuhar, S. Pi, M. Si selaku pembimbing pertama dan bapak Dr.Ir.

Muhammad Musa, M.Si selaku pembimbing kedua yang telah berkenan

membimbing saya selama ini dengan sabar dan bijaksana.

7. Ibu Prof. Ir. Yenny Risjani, DEA, Ph.D dan Nanik Retno Buwono, S.Pi, MP

selaku dosen penguji, yang telah berkenan memberikan masukan atas

penelitian saya serta memberikan pengarahan kepada saya dengan sabar dan

bijaksana.

8. TIM 17 Dr. Uun Yanuhar, S. Pi, M. Si :

Linda AyuPratiwi Syamsul Rizal Farouq S. M.

Akbar Nugraha IrsyadulFajri M. RizkyMustaqim

Gus Aryadi DewiMangsuroh WildanEffendy

YuniSeptiyani FarizNurYahya Amanda Agustina

MiminWirawati YundaDeliza Faisal Nur F.

El NovanAfrianto ShabrinaAndrawini Ahmad Arief F.

AjiSanjaya Yosef Benny Alta

9. Sujud dan terima kasih yang dalam penulis persembahkan kepada kedua orang

tua saya tercinta ayah Basuki Cahyono, SE. dan ibu Sunarti, S. Pd dan keluarga

besar atas dorongan yang kuat, dukungan dan do’a.

10. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada teman-teman (Nanda, Kiki,

Ninda, Suci, Annisa, Umu, Wike, Chandika, Erna, Desi, Mas Niko, Mas Fery),

“Kontrakan E-305”, “CMS Crew”, “Mamacis Crew" dan keluarga besar “FAM 13”

yang selama ini telah banyak membantu, mendukung dan menyemangati dalam

proses Skripsi penulis.

Malang, Agustus 2017

Penulis

Page 6: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

vi

RINGKASAN

LENY ROSIANA, Analisa Kualitas Air Ikan Koi (Cyprinus carpio) yang Terindikasi KHV (Koi Herpes Virus) pada Kolam Pemeliharaan di Desa Kemloko, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar – Jawa Timur.Dengan Dosen PembimbingDr. UunYanuhar, S. Pi, M. Si dan Dr. Ir. Muhammad Musa, MS

Ikan Koi (Cyprinus carpio) merupakan salah satu keanekaragaman hayati

yang dimiliki Indonesia dan patut dibanggakan adalah keragaman spesies ikan hias air tawar.(Kordi et al. 2007). Sehingga Ikan Koi (Cyprinus carpio) menjadi salah satu komoditas perikanan yang memiliki potensi ekonomi yang besar untuk dibudidayakan. Salah satu kendala yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan produksi perikanan adalah penyakit pada ikan antara lain oleh infeksi KHV (Koi Herpes Virus) yang dapat menyebabkan kematian massal pada ikan. Kualitas air memiliki peran yang sangat besar terhadap pertumbuhan Ikan Koi (Cyprinus carpio). Parameter kualitas air yang diukur mengacu pada faktor fisika (kecerahan dan suhu), faktor kimia (pH, Oksigen Terlarut (DO), CO2, Nitrat, Ammonia, Orthofosfat, COD, TOM, dalam perairan (Yazwar, 2008). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahuikondisikualitas air padakolamdankondisiikan yang terindikasi KHV. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan deskriptif dangan pengambilan data primer dan sekunder yang kemudian dilakukan pengukuran kualitas air di laboratium kemudian menganalisa hasil dari pengukuran. Dilakukan survey serta pengamatan Ikan Koi (Cyprinus carpio) pada bebrapa kolam pemeliharaan. Kemudian mengambil sample Ikan Koi (Cyprinus carpio) untuk diamati gejala fisik yang terkena KHV yaitu seperti sisik mengelupas, insang menghitam, terdapat luka di badan, berenang tidak stabil. Setelah mendapatkan, dilakukan pengujian PCR (Polymerase Chain Reaction) pada Ikan Koi di Balai Karantina Ikan Kelas I Juanda, Surabaya. Jika hasilnya positif KHV, dilakukan pengambilan sample air untuk dilakukan pengujian kualitas air. Dari hasil pengukuran kualitas air, terdapat beberapa parameter yang nilainya tidak sesuai dengan standart kualitas yang akan memicu munculnya KHV (Koi Herpes Virus) yaitu Suhu yaitu 25-25,3ºC yang optimal KHV akan muncul. pH yang terlalu rendah yaitu 6,46 – 6,8 yang menghambat pertumbuhan dan pergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l, CO2 didapatkan hasil yang cenderung tinggi yaitu 13,4 - 14 mg/l, kemudian COD juga nilainya lebih besar dari standart yaitu 51,7 – 60,5 mg/l , dan yangterakhir TOM yang memiliki nilai melebihi baku mutu kualitas air untuk budidaya yaitu 12,6 – 16,4 mg/l. Dari parameter yang tidak sesuai tersebut akan menyebabkan Ikan Koi (Cyprinus carpio) stres karena tidak mampu mentolerir lingkungannya. Sehingga akan mudah terserang Virus karena system kekebalaan tubuhnya menurun, salah satunya KHV (Koi Herpes Virus).

Kondisi ikan pada nilai kualitas air tersebut yaitu sebagian besar mengalami kematian. Yang utama, Koi Herpes Virus (KHV) akan menyerang insang yang kemudian insang akan menjadi hitam dan warna kulit menjadi pucat. Akan terdapaat luka pada kulit yang diakibatkan oleh jamur dan beberapa aka nada yang berenang miring dan melambat.

Page 7: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

vii

KATA PENGANTAR

Pujisyukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat

serta hidayah – Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan

proposal usulan Skripsi yang berjudul “ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI

(Cyprinus carpio) YANG TERINDIKASI KHV (KOI HERPES VIRUS) PADA

KOLAM PEMELIHARAAN DI DESA KEMLOKO, KECAMATAN NGLEGOK,

KABUPATEN BLITAR, JAWA TIMUR”. Laporan Skripsi ini merupakan sarana

untuk melaksanakan kegiatan Skripsi yang dilakukan di Laboratorium Lingkungan

dan Bioteknologi Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Brawijaya Malang dan Desa Kemloko Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar.

Malang, Agustus 2017

Page 8: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................ ii

PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................................. iii

UCAPAN TERIMAKASIH ............................................................................................ iv

RINGKASAN ............................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................................. vii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xii

1. PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 LatarBelakang ................................................................................................. 1

1.2 RumusanMasalah ........................................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................. 3

1.4 Kegunaan ....................................................................................................... 3

1.5 WaktudanTempat ............................................................................................ 3

2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 4

2.1 Ikan Koi (Cyprinuscarpio) ................................................................................ 4

2.1.1 Klasifikasi, Morfologi dan Anatomi Ikan Koi (Cyprinus carpio) ............. 4

2.1.2 Habitat dan Kebiasaan Makan Ikan Koi (cyprinus carpio) .................... 5

2.2 Kualitas Air ...................................................................................................... 7

2.2.1 Parameter Fisika ................................................................................. 7

2.2.2 Parameter Kimia .................................................................................. 9

3. MATERI DAN METODEPENELITIAN ................................................................. 14

3.1 Materi Penelitian ........................................................................................... 14

3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................. 14

3.3 Metode Penelitian ......................................................................................... 14

3.4 Jenis Data ..................................................................................................... 15

3.4.1 Data Primer .......................................................................................... 15

3.4.2 Data Sekunder ..................................................................................... 16

Page 9: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

ix

3.5 Prosedur Pengambilan Air ............................................................................. 17

3.6 Prosedur Analisa Kualitas Air ......................................................................... 17

3.6.1 Parameter Fisika .................................................................................. 18

3.6.2 Parameter Kimia .................................................................................. 19

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 26

4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian ................................................................ 26

4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian .............................................................. 27

4.2 Hasil Analisa Gejala Klinis KHV (Koi Herpes Virus) pada Ikan Koi

(Cyprinuscarpio) ............................................................................................ 28

4.3 Hasil Analisa Kualitas Air ............................................................................... 30

4.3.1 Parameter Fisika ............................................................................... 31

4.3.2 Parameter Kimia ................................................................................ 33

4.4 Perbedaan Kualiatas Air Kolam Normal dan Kolam KHV ............................... 44

5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 48

5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 48

5.2 Saran ............................................................................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 49

LAMPIRAN ................................................................................................................. 55

Page 10: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Larutan Baku Amonia ......................................................................... 20

Tabel 2. Tabel Larutan Pembanding........................................................................... 23

Tabel 3. Data Rata – rata Kualitas Air Kolam yang Terindikasi KHV........................... 30

Tabel 4. Tabel Data Kualitas Air Pada Kolam Kontrol ................................................. 44

Tabel 5. Data Rata – rata Kualitas Air Kolam yang Terindikasi KHV........................... 45

Page 11: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ikan Koi (Cyprinuscarpio).. ......................................................................... 4

Gambar 2. Gambar kolam pemeliharaan ................................................................... 28

Gambar 3. Gambar Gejala Klinis Ikan Koi KHV .......................................................... 29

Gambar 4. Grafik Hasil Pengukuran Suhu.................................................................. 31

Gambar 5. Grafik Hasil Pengukuran pH ..................................................................... 34

Gambar 6. Grafik Hasil Pengukuran Amonia .............................................................. 35

Gambar 7. Grafik Hasil Pengukuran CO2................................................................... 38

Gambar 8. Grafik Hasil Pengukuran COD .................................................................. 39

Gambar 9. Grafik Hasil Pengukuran TOM ................................................................. 43

Page 12: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Alat dan Bahan Pengukuran Kualitas Air ............................................... 55

Lampiran 2. Tabel Kualitas Air Lengkap Kolam KHV ................................................. 58

Lampiran 3. Dokumentasi .......................................................................................... 59

Lampiran 4. Peta Lokasi Penelitian............................................................................ 60

Page 13: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

1

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Ikan Koi (Cyprinus carpio) merupakan salah satu keanekaragaman hayati

yang dimiliki Indonesia dan patut dibanggakan adalah keragaman spesies ikan hias

air tawar. Ikan hias air tawar diperkirakan sekitar 400 spesies dari 1.100 spesies ikan

hias yang ada di seluruh dunia. Salah satu komoditas ikan hias air tawar introduksi

yang sampai saat ini masih menjadi primadona di pasar internasional dan

merupakan ikan hias kelompok mahal, serta fluktuasi di pasaranpun relatif stabil

(Kusrini et al. 2015). Sehingga Ikan Koi (Cyprinus carpio) menjadi salah satu

komoditas perikanan yang memiliki potensi ekonomi yang besar untuk

dibudidayakan.

Salah satu kendala yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan produksi

perikanan adalah penyakit pada ikan antara lain oleh infeksi KHV (Koi Herpes Virus)

yang dapat menyebabkan kematian massal pada ikan sehingga menimbulkan

kerugian yang cukup besar bagi petani Ikan Koi (Cyprinus carpio) dalam

pembudidayaannya. Kualitas air memiliki peran yang sangat besar terhadap

pertumbuhan Ikan Koi (Cyprinus carpio). Manajemen kualitas air memegang peran

yang sangat penting pada keberhasilan budidaya perairan. Air sebagai media hidup

ikan, berpengaruh langsung terhadap kesehatan dan pertumbuhannya. Kualitas air

menentukan keberadaan berbagai jenis organisme yang ada dalam ekosistem

perairan, baik terhadap kultivan yang dibudidayakan maupun biota lainnya sebagai

penyusun ekosistem tersebut. Kualitas air yang jauh dari nilai optimal dapat

Page 14: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

2

menyebabkan kegagalan budidaya, sebaiknya kualitas air yang optimal dapat

mendukung pertumbuhan organisme perairan (Agung, et al. 2014).

Faktor yang paling menentukan dalam keberhasilan kegiatan budidaya ikan

yaitu kualitas airnya. Dalam menjaga nilai kualitas air yang sesuai, perlu dilakukan

manajemen kualitas air yang baik pula. Manajemen kualitas air yang baik disini

termasuk pengelolaan kualitas air dalam kolam pemeliharaan dan pemantauan

secara teratur untuk setiap kolam pemeliharaan. Jika dalam budidaya tidak

menerapkan manajemen kualitas air yang baik, maka ikan dapat terkena stres kronis

dari pathogen karena kualitas air yang buruk, dan kondisi lingkungan yang buruk

juga dapat merugikan kehidupan ikan. Efek buruknya dapat menurunkan system

kekebalan ikan sehingga ikan rentan terhadap penyakit (Hoole et al., 2001). Upaya

terhadap pencegahan penyebaran wabah KHV (Koi Herpes Virus) ikan - ikan

sebelum dibudidayakan dan ditransportasikan ataupun bahkan di pusat- pusat

perikanan budidaya dapat dilakukan dengan pemeriksaan sejak awal, untuk

memastikan ikan-ikan tersebut adalah sehat (Rahmawati et al. 2016). Kualitas air

yang perlu diperhatikan yaitu suhu, kecerahan, pH, TOM, COD, nitrat, ammonia,

orthofosfat, CO2.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan diatas maka perlu dilakukan penelitian atau analisa

kualitas air untuk mengetahui kondisi kualitas air dan kondisi Ikan Koi (Cyprinus

carpio) yang terindikasi Koi Herpes Virus (KHV). Parameter yang diteliti mencakup

kondisi kualitas air secara fisika dan kimia serta kondisi fisik Ikan Koi (Cyprinus

carpio). Kondisi kualitas air dalam usaha budidaya utamanya pada kolam budidaya

memegang peranan yang sangat penting. Hal ini dikarenakan karena kualitas air

Page 15: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

3

utamanya faktor fisika dan kimia sangat berpengaruh pada kondisi Ikan Koi

(Cyprinus carpio) yang akan berdampak pada produktivitas Ikan Koi (Cyprinus

carpio). Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan diatas, maka dapat dibuat

rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana kondisi kualitas air pada kolam

pemeliharaan Ikan Koi (Cyprinus carpio) yang terindikasi KHV (Koi Herpes Virus)

berdasarkan parameter fisika dan kimia?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, tujuan dari penelitian adalah untuk

menganalisa Kualitas Air Ikan Koi (Cyprinus carpio) yang terindikasi KHV (Koi

Herpes Virus) dilihat dari parameter fisika dan kimia.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai analisa kualitas air pada kolam pemeliharaan Ikan Koi (Cyprinus carpio)

yang terindikasi KHV (Koi Herpes Virus) dan sebagai bahan rujukan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

1.5 Waktu dan Tempat Penelitian

Pengukuran Kuaitas Air dilakukan Laboratorium Lingkungan dan Bioteknologi

Perairan FPIK UB Malang dan Balai Karantina Kelas 1 Surabaya dilakukan untuk

pengujian PCR dan di Desa Kemloko, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar

merupakan tempat pengambilan sampel. Serta waktu penelitian dilakukan pada

bulan Maret – Mei 2017.

Page 16: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Koi (Cyprinus carpio)

2.1.1 Klasifikasi, Morfologi dan Anatomi Ikan Koi (Cyprinus carpio)

Menurut Saanin (1984), klasifikasi Ikan koi (Cyprinus carpio) adalah sebagai

berikut :

Filum : Chordata

Kelas : Osteichthyes

Sub kelas : Actinopterygii

Super ordo : Teleostei

Ordo : Cypriniformes

Familia : Cyprinidae

Genus : Cyprinus

Spesies : Cyprinus carpio

Adapun berikut adalah gambar dari Ikan Koi (Cyprinus carpio) menurut

Chumcal (2002) :

Gambar 1. Ikan Koi (Cyprinus carpio) (Chumcal. 2002)

Page 17: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

5

Ciri ciri morfologi yang telah banyak dikenali masyarakat di Indonesia adalah

badan Ikan Koi (Cyprinus carpio) berbentuk memanjang dan sedikit pipih ke

samping (compresed). Mulut Ikan Koi terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat

disembulkan (protaktil), dibagian mulut terdapat dua pasang sungut, didalam mulut

terdapat gigi kerongkongan yang terdiri atas tiga baris berbentuk geraham. Sirip

punggung Ikan Koi berbentuk memanjang yang bagian permukaannya

berseberangan dengan sirip perut (Ventral). Sisik Ikan Koi berukuran cukup besar

dengan tipe sisik lingkaran dan terletak beraturan. Garis rusuk atau gurat sisi (linea

lateralis) yang dimiliki lengkap dan berada di pertengahan tubuh dengan posisi

melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor (Narantaka,

2012).

Secara garis besar tubuh Ikan Koi (Cyprinus carpio) terdiri dari tiga bagian,

yaitu badan, kepala dan ekor. Bentuk tubuhnya agak memanjang dan memipih

tegak. Perbandingan total antara panjang badan dan tingggi badan sekitar 3 : 1. Bila

dipotong di bagian tengah badan, perbandingan antara tinggi dan lebar badan

sekitar 3 : 2, tergantung varietas (Supriatna, 2013).

2.1.2 Habitat dan Kebiasaan Makan Ikan Koi (Cyprinus carpio)

Ikan Koi (Cyprinus carpio) menyukai tempat hidup (habitat) di perairan air

tawar yang airnya tidak terlalu dalam (kurang dari 1 meter) dan alirannya tidak terlalu

deras, seperti di pinggiran sungai atau danau. Sementara itu, larva ikan mas lebih

menyukai daerah perairan yang dangkal, tenang dan terbuka (tidak ternaungi pohon

– pohon rindang). Setelah berukuran benih, ikan mas menyukai tinggal di periran

yang agak dalam, mengalir dan terbuka (Supriatna, 2013).

Page 18: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

6

Ikan Koi (Cyprinus carpio) umumnya hidup di alam pada bagian tengah dan

hilir sungai serta perairan dangkal tertutup.Ikan mas dapat tumbuh secara optimal

pada kisaran suhu air sekitar 23 - 30C, dengan pH antara 6,5 - 9,0. Ikan Koi

(Cyprinus carpio) dapat bertahan hidup pada lingkungan perairan dengan kadar

oksigen terlarut rendah (0,3 - 0,5 mg.1-1) dan juga pada situasi supersaturasi. Ikan

Koi dapat hidup di daerah dengan ketinggian 150 - 600 m di atas permukaan Laut

(dpl). Meskipun tergolong ikan air tawar ikan mas terkadang dapat ditemukan di

perairan payau atau muara sungai yang bersalinitas antara 25 - 30 pptau

(Khairuman et al., 2008).

Ikan Koi (Cyprinus carpio) merupakan pemakan segala (omnivorous) dengan

kecendrungan yang tinggi untuk memangsa organisme bentik, seperti serangga air,

larva serangga, cacing, moluska, dan zooplankton. Pada perairan mengalir ikan mas

biasanya menggali di bawah perairan untuk mencari makanan. Konsumsi

zooplankton cukup tinggi bila ikan mas hidup di dalam kolam dimana stok plankton

memiliki densitas yang tinggi. Terkadang ikan mas juga mengkonsumsi ranting,

daun, dan biji – bijian dari tumbuhan air maupun darat, tumbuhan akuatik yang

membusuk dan lain - lain (Peteri. 2004).

Menurut Suseno (2000), Ikan Koi di Indonesia berasal dari daratan Eropa

dan Tiongkok yang kemudian berkembang menjadi ikan budidaya yang sangat

penting. Ikan Mas koi awalnya berasal dari Tiongkok Selatan. Disebutkan, budi daya

ikan Mas diketahui sudah berkembang di daerah Galuh (Ciamis) Jawa Barat pada

pertengahan abad ke-19. Masyarakat setempat sudah menggunakan kakaban untuk

pelekatan telur ikan Mas yang terbuat dari ijuk pada tahun 1860, sehingga budi daya

ikan Mas koi kolam di daerah Galuh disimpulkan sudah berkembang berpuluh-puluh

tahun sebelumnya.

Page 19: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

7

Penyebaran ikan Koi (Cyprinus carpio) di daerah Jawa lainnya, terjadi pada

permulaan abad ke-20, terutama sesudah terbentuk Jawatan Perikanan Darat dari

“Kementrian Pertanian” (Kemakmuran) saat itu. Dari Jawa, ikan Mas kemudian

dikembangkan ke Bukittinggi (Sumatera Barat) tahun 1892. Berikutnya

dikembangkan di Tondano (Minahasa, Sulawesi Utara) tahun 1895, daerah Bali

Selatan (Tabanan) tahun 1903, Ende (Flores, NTT) tahun 1932 dan Sulawesi

Selatan tahun 1935. Pada tahun 1927 atas permintaan Jawatan Perikanan Darat

saat itu juga mendatangkan jenis-jenis ikan Mas dari Negeri Belanda, yakni jenis

Galisia (Mas Gajah) dan kemudian tahun 1930 didatangkan lagi Mas jenis Frankisia

(Mas Kaca) (Rudianti dan Ekasari, 2009)..

2.2 Kualitas Air

2.2.1 Parameter Fisika

a. Suhu

Suhu air akan mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme dan nafsu

makan ikan. Suhu juga berpengaruh terhadap kelarutan oksigen dan zat-zat toksik

yang terlarut dalam air. Peningkatan suhu juga menyebabkan peningkatan

kecepatan metabolisme dan respirasi ikan, dan selanjutnya mengakibatkan

peningkatan konsumsi oksigen. Peningkatan suhu perairan sebesar 10ºC akan

menyebabkan peningkatan konsumsi oksigen oleh organisme akuatik hingga 2-3 kali

lipat (Effendi, 2003).

Suhu merupakan derajat ukuran panas dingin air dalam perairan. Suhu

perairan dipengaruhi oleh adanya radiasi cahaya matahari. Intensitas cahaya

matahari yang besar pada permukaan air akan meningkatkan suhu. Suhu yang

sesuai untuk pertumbuhan ikan mas (cyprinus carpio) yaitu berkisar antara 20-25 ºC

Page 20: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

8

(Ciptanto, 2010). Ikan yang berpotensi terkena virus mungkin akan dengan mudah

terinfeksi dan berkembang menjadi penyakit dan dapat menyebabkan kematian,

atau ikan yang hidup pada awal infeksi suatu penyakit akan menjadi karier

(pembawa) virus, karena suatu virus juga dapat bergantung pada suhu suatu

perairan (Eide et al., 2011).

b. Kecerahan

Kecerahan merupakan suatu karakteristik air yang menggabungkan efek

warna dan kekeruhan yang mampu menunjukkan tingkat daya tembus cahaya

kedalam badan air. Perairan yang bersih akan membuat cahaya masuk lebih dalam

ke air daripada yang keruh. Cahaya berfungsi untuk proses fotosintesis yang

menghasilkan oksigen. Polutan membuat tingkat kecerahan perairan menjadi

menurun (Ramachandra dan Solanki, 2007).

Menurut Gusrina (2008), menyatakan bahwa kecerahan dipengaruhi oleh

jumlah masuknya sinar matahari kedalam perairan yang memiliki fungsi utama untuk

asimilasi tanaman dalam air. Tetapi masuknya cahaya matahari ke dalam air

dipengaruhi oleh kekeruhan air. Yang menyebabkan keruhnya air diantaranya yaitu

adanya jasad – jasad renik yang merupakan plankton serta adanya benda halus

yang tersuspensi. Jika perairan menjadi keruh, dapat menyebabkan daya ikat

oksigen yang rendah, selera makan ikan juga rendah dan sulitnya bernafas bagi

ikan. Menurut Kordi dan Tancung (2005) bahwa kecerahan yang baik bagi usaha

budidaya budidaya ikan mas dan biota lainnya berkisar 30 – 40 cm. Bila kecerahan

sudah mencapai kedalaman kurang dari 25 cm, berarti akan terjadi penurunan

oksigen terlarut secara dratis.

Page 21: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

9

2.2.2 Parameter Kimia

a. Derajat Keasaman (pH)

pH air mengekspresikan intensitas asam maupun basa perairan. Bentuk

persamaan pH adalah logaritma negatif dari aktivitas ion hidrogen. Skala pH berkisar

antara 0–14 (Samsundari dan Ganjar, 2013). Menurut Lesmana (2002) pH yang baik

untuk pemeliharaan ikan koi berkisar antara 7,2 – 7,4.

Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai

nilai pH sekitar 7–8,5. Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan,

misalnya proses nitrifikasi akan berakhir jika pH rendah. Pada pH rendah, akan

menghambat pergerakan pada ikan. Atas dasar ini, maka usaha budidaya perairan

akan berhasil baik dalam air dengan pH 6,5–9,0 dan kisaran optimal pH adalah 7,0–

8,7 (Kordi, 2014).

b. Ammonia

Menurut Kordi dan Tancung (2010), ammonia mempengaruhi pertumbuhan

biota budidaya. Diperairan tambak atau kolam ammonia disebabkan oleh sisa-sisa

ganggang yang mati, sisa pakan dan kotoran biota budi daya sendiri. Didalam air

ammonia terdapat dalam 2 bentuk, yaitu NH4+ atau yang biasa disebut Ionized

Ammonia (IA) yang kurang beracun dan NH3 atau Unionized Ammonia (UIA) yang

beracun. Kadar ammonia dapat menimbulkan kerusakan insang serta dan dapat

menyebabkan kematian ikan. Oleh karena itu kondisi perairan kolam harus selalu

dipantau.

Menurut SNI (1999), konsentrasi amonia untuk budidaya Ikan Koi (Cyprinus

carpio) pada karamba jaring apung, kolam air tenang dan kolam air deras yaitu

kurang lebih 0.01 mg/l. Menurut Ayu et al. (2014) menyatakan bahwa sumber utama

Page 22: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

10

amonia dalam air adalah dari hasil perombakan bahan organik yang berasal dari

sisa pakan dan sisa metabolisme.

c. CO2 (Karbondioksida)

Jumlah oksigen terlarut dalam air tergantung pada jumlah karbondioksida

yang ada. Hubungannya yaitu apabila jumlah oksigen meningkat maka jumlah

karbondioksida menurun. Pada proses fotosisntesis misalnya karbondioksida yang

digunakan untuk bereaksi dengan air akan menghasilkan oksigen sehingga jumlah

karbondioksida cenderung menurun dan berbanding terbalik kembali pada proses

respirasi. Konsentrasi karbondioksida juga dipengaruhi oleh bahan – bahan organik

di dasar kolam (Sutisna dan Sutarmanto, 1995).

Karbondioksida (CO2) dengan kadar 50 – 100 mg/l bersifat racun bagi ikan

dan dapat menyebabkan ikan mati. Batas kadar gas CO2 yang bisa diterima ikan

berkisar 5 mg/l. Ini pun harus diimbangi dengan kadar oksigen yang cukup tinggi

untuk menghindari resiko ikan kekurangan oksigen. Ikan akan menjadi aktif

bernapas apabila CO2 lebih banyak larut dalam air dari pada O2 yang dapat dilihat

dari gerakan air di seputar insang (Saman, 2014).

d. DO (Dissolved Oxygen)

Oksigen terlarut digunakan organisme akuatik untuk pernapasan dan

metabolism. Menintgkatnya oksigen dalam perairan dipengaruhi oleh adanya difusi

udara pada perairan, turunnya hujan, aliran inlet kolam, adanya faktor kincir dan

fotosintesos oleh tumbuhan atau fitoplankton. Konsentrasi minimum oksigen terlarut

bagi sebagian besar ikan air tawar yaitu 5 ppm. Pada konsentrasi oksigen yang lebih

kecil dari itu ikan masih bisa hidup namun menyebabkan nafsu makan menurun.

Page 23: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

11

Oksigen terlarut yang sesuaia untuk budidaya ikan mas (Cyprinus carpio) yaitu lebih

dari 5 ppm (Ciptanto, 2010).

Jika oksigen terlarut tidak seimbang akan menyebabkan stress pada ikan

karena otak tidak mendapat suplai oksigen yang cukup, serta kematian akibat

kekurangan oksigen (anoxia) yang disebabkan jaringan tubuh ikan tidak dapat

mengikat oksigen yang terlarut dalam darah. Pada siang hari, oksigen dihasilkan

melalui proses fotosintesa sedangkan pada malam hari, oksigen yang terbentuk

akan digunakan kembali oleh alga untuk proses metabolisme pada saat tidak ada

cahaya. Kadar oksigen maksimum terjadi pada sore hari dan minimum menjelang

pagi hari (Arifin, 2003). Menurut Irianto (2005) bahwa kadar oksigen terlarut yang

menunjang pertumbuhan dan proses pemeliharaan ikan koi lebih yaitu > 3 ppm.

e. Chemycal Oxygen Demand (COD)

Nilai COD lebih akurat untuk dijadikan sebagai tanda keberadaan racun

dibandingkan dengan nilai BOD. COD diukur dalam laboratorium dengan prosedur

oksidasi dicromate. COD diukur dengan satuan mg/l dengan analisis yang dilakukan

dilaboratorium (Ramachandra dan solanki, 2007).

COD menunjukkan tingkat kebutuhan oksigen untuk penguraian bahan

organik baik secara kimia maupun biologis atau menunjukkan jumlah total oksigen

yang dibutuhkan untuk mengoksidasi semua bahan organik yang terdapat dalam

perairan menjadi CO2 dan H2O. Sama halnya seperti BOD5, nilai COD akan

meningkat dengan semakin tingginya bahan organik yang terdapat di dalam perairan

(Asmara, 2005).

Page 24: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

12

f. Orhofosfat

Pada perairan, konsentrasi fosfat yang tinggi akan mengganggu proses

metabolisme bahkan dapat mengakibatkan kematian pada ikan (Ebeling et al.,

2006). Sisa metabolisme dan sisa pakan yang mengendap didasar kolam dapat

menyebabkan meningkatnya konsentrasi fosfat sehingga perairan menjadi keruh.

Semakin keruhnya suatu perairan kolam dapat mengurangi cahaya matahari untuk

masuk ke dalam perairan dan dapat menghambat fitoplankton untuk berfotosintesis.

Jika hal ini terjadi dapat menurunkan produktivitas perairan dan terjadi penurunan

kualitas air (Rahman, 2008).

g. Nitrat

Nitrat adalah bentuk utama nitrogen di perairan dan merupakan nutrien

utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga. Nitrat sangat mudah larut dalam air dan

bersifat stabil (Bahri, 2006). Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan

alami dan merupakan sumber nutrisi utama bagi pertumbuhan fitoplankton dan

tumbuhan air lainnya. Kadar nitrat yang lebih dari 5 mg/L menggambarkan telah

terjadinya pencemaran (Tatangindatu et al, 2013).

Menurut pernyataan Simanjuntak dan Kamlasi (2012), zat hara nitrat

diperlukan dan mempengaruhi terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan

dari kehidupan fitoplankton dan mikroorganisme lainnya sebagai sumber makanan.

h. TOM (Total Organic Matter)

Bahan organic yang tinggi akan mempengaruhi kelimpahan organisme

dimana terdapat organisme – organisme tertentu yang tahan terhadap tingginya

kandungan bahan organic tersebut, sehingga akan terjadi dominasi pada spesies

Page 25: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

13

tertentu. TOM dapat menggambarkan bahan organic total dalam suatu perairan

yang terdiri dari bahan organic tersuspensi, terlarut dan koloid (Perdana et al. 2014).

Menurut Lukman dan Hidayat (2000), menyatakan bahwa pada kolom air

bahan organic terdiri dari fraksi partikulat dan terlarut. Yang lebih mudah mengalami

mineralisasi yaitu komponen organik terlarut sementara komponen partikulat akan

tersedimentasi. Kondisi perairan yang tergenang akan memberi peluang TOM untuk

mengendap sehingga akan terjadi akumulaasi bahan organik yang cukup tinggi.

Sehingga penyerapat oksigen akan meningkat.

Page 26: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

14

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

3.1 Materi Penelitian

Materi penelitian ini yaitu mengenai kualitas air pada kolam pemeliharaan

ikan Koi (Cyprinus carpio) yang telah terinfeksi Koi Herpes Virus (KHV)) pada kolam

pemeliharaan Ikan Koi (Cyprinus carpio). Kualitas air yang dianalisis yaitu meliputi

parameter fisika dan parameter kimia. Parameter fisika meliputi suhu dan

kecerahan, parameter kimia meliputi pH, Dissolved Oxygen (DO), karbondioksida

(CO2), amonia, Chemical Oxygen Demand (COD), nitrat, orthofosfat dan TOM.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada

Lampiran 1.

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei

deskriptif. Metode survei deskriptif yaitu dengan menggambarkan keadaan lokasi

penelitian secara nyata sesuai dengan keadaan di lapang dan dibuktikan melalui

analisa data. Pada metode ini pengambilan data dilakukan tidak hanya terbatas

pada pengumpulan dan penyusunan data, tapi juga meliputi analisis dan

pembahasan dari data tersebut. Metode ini bertujuan untuk membuat

penggambaran secara sistematis, nyata dana akurat mengenai fakta–fakta dan sifat-

sifat populasi suatu daerah tertentu yang sedang diteliti (Suryabrata, 1980). Metode

survei merupakan salah satu kegiatan penelitian semacam pengamatan atau

observasi secara pasif dalam pengumpulan data. Survei merupakan satu cara

Page 27: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

15

utama dalam pengumpulan data apabila data sekunder dianggap belum cukup

lengkap untuk menjawab suatu pertanyaan (Mubyarto dan Suratno, 1981).

3.4 Jenis Data

Data yang diambil pada penelitian ini ada dua yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer dan data sekunder merupakan pengelompokan berdasarkan

sumber-sumber data.

3.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang didapat langsung di lapangan oleh peneliti

yang bersangkutan yang ingin memperoleh data terkait dengan penelitiannya. Data

didapatkan langsung dari kegiatan observasi, wawancara dan partisipasi aktif

(Hasan, 2002). Observasi merupakan suatu cara mendapatkan data dengan

mengamati dan melihat perilaku seseorang tanpa melakukan manipulasi atau

pengendalian, dan mencatat penemuan yang dimungkinkan atau memenuhi syarat

untuk digunakan kedalam tingkat penafsiran analisis (Black dan Champion, 1999).

Observasi dapat melibatkan semua panca indra baik penglihatan, penciuman,

pendengaran, perasa, maupun pembau. Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan

bantuan alat rekam elektronik (Haryanto, 2013).

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang di gunakan untuk

memperoleh informasi secara langsung dari sumbernya. Wawancara dapat

dilakukan untuk memperoleh data yang lebih banyak dari responden. Faktor yang

mempengaruhi wawancara, yaitu: pewawancara, responden, pedoman wawancara,

dan situasi wawancara (Ridwan, 2002). Menurut Djaelani (2013), Partisipasi aktif

merupakan kegiatan dimana peneliti terlibat langsung dalam kegiatan yang diteliti.

Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data yang digunakan untuk

Page 28: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

16

menjelaskan suatu kegiatan dalam bentuk foto, tulisan, rekaman serta berbagai cara

lainnya yang bisa menjadi salah satu sumber informasi mengenai berbagai peristiwa

(Sudarsono, 2003). Pengambilan data primer dalam penelitian ini meliputi kualitas

air pada kolam pemeliharaan Ikan Koi (Cyprinus carpio) yang terinfeksi Koi

Herpesvirus (KHV).

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah lebih dulu dikumpulkan dan dilaporkan

oleh orang diluar dari penyidik sendiri, walaupun yang dikumpulkan itu

sesungguhnya adalah data yang asli, data tersebut tidak diterbitkan atau dibuat oleh

penggunanya (Kuswadi dan Mutiara, 2004). Dalam suatu penelitian yang yang dapat

dijadikan sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal, serta situs di internet

yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan (Sugiyono, 2009).

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian yang diambil yaitu terdiri

dari segala informasi yang berhubungan dengan penelitian tentang Analisa kualitas

air pada kolam pemeliharaan Ikan Koi (Cyprinus carpio) yang terinfeksi Koi

Herpesvirus (KHV). Informasi yang digunakan tersebut diperoleh dari studi literatur

yang berasal dari situs internet, jurnal nasional maupun internasional, buku dan

laporan skripsi yang terdapat di ruang baca Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

maupun yang terdapat di perpustakaan lainnya.

Page 29: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

17

3.5 Prosedur Pengambilan Air

Pengambilan sampel air yang dilakukan dalam penelitian yaitu dengan

mengambil sampel air untuk pengukuran beberapa parameter kualitas air

dilaboratorium. Adapun prosedur pengambilan sampel air yaitu:

1. Mengambil sampel air pada kolam dengan botol plastik volume 600 ml sebanyak

3 botol dengan 1 kali pengambilan sampel air pada setiap minggu selama 3

minggu.

2. Melakukan pengukuran beberapa parameter kualitas air diantaranya Oksigen

Terlarut (DO), Karbondioksida (CO2), Chemical Oxygen Demand (COD),

Orthofosfat, Nitrat, TOM dan Amonia dan dianalisa di laboratorium.

3.6 Parameter Kualitas Air

Parameter kualitas air diukur selama 3 minggu, pengambilan air dilakukan

pada 3 titik yaitu inlet, bagian tengah kolam dan outlet. Kemudia yang dianalisa pada

penelitian ini antara lain meliputi beberapa parameter yaitu parameter fisika dan

parameter kimia perairan. Parameter fisika yang diamati yaitu meliputi suhu dan

kecerahan. Parameter kimia yang diamati yaitu meliputi pH, amonia (NH3),

karbondioksida (CO2), oksigen terlarut (DO), Chemical Oxygen Demand (COD),

Nitrat, Orthophospat, TOM. Pengukuran beberapa parameter kualitas air dilakukan

secara langsung (in situ) pada kolam ikan mas (Cyprinus carpio). Parameter

kualitas air yang yang dilakukan secara in situ yaitu meliputi : suhu, kecerahan,

derajat keasaman (pH), oksigen terlarut (DO). Pengukuran kualitas air Chemical

Oxygen Demand (COD), nitrat, orthoposphat, TOM dan amonia dilakukan di

laboratorium. Adapun prosedur analisa pengukuran kualitas air pada kolam Ikan Koi

(Cyprinus carpio) yang terinfeksi KHV adalah sebagai berikut:

Page 30: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

18

3.6.1 Parameter Fisika

Adapun prosedur pengukuran parameter fisika dalam penelitian yaitu:

a. Suhu

Menurut SNI (1990), prosedur pengukuran suhu menggunakan Thermometer

Hg adalah sebagai berikut:

1. Memasukkan thermometer Hg kedalam perairan dengan membelakangi

matahari, dan ditunggu beberapa saat sampai air raksa dalam termometer

berhenti pada skala tertentu.

2. Membaca skala thermometer dengan mengangkat thermometer sedikit, dibaca

saat masih dalam perairan dan jangan sampai tangan menyentuh bagian air

raksa thermometer.

3. Mencatat dalam skala yang ada dalam ºC.

b. Kecerahan

Menurut Bloom (1998), pengukuran kecerahan pada kolom perairan dapat

menggunakan alat bantu berupa secchi disc. Adapun metode pengukurannya yaitu:

1. Memasukkan atau menurunkan secchi disc secara perlahan ke dalam air

hingga batas secchi disc tidak tampak pertama kali dan dicatat kedalamannya

sebagai D1.

2. Menarik pelan-pelan secchi disc sampai nampak pertama kali dan dicatat

kedalamannya sebagai D2.

3. Memasukkan data ke dalam rumus berikut:

Kecerahan (cm) = D1+D2

Page 31: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

19

Keterangan:

D1 : secchidisk tidak tampak pertama kali

D2 : secchidisk tampak pertama kali

3.6.2 Parameter Kimia

Adapun prosedur pengukuran parameter kimia dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. pH

Adapun cara pengukuran pH dengan menggunakan pH meter yaitu sebagai

berikut:

1. Menyiapkan pH meter.

2. Menstandarisasi terlebih dahulu pH meter sebelum digunakan dengan

aquadest.

3. Memasukkan pH meter ke dalam air dan kemudian dilihat angka pada layar

pH meter. Catat hasil pembacaan skala atau angka.

b. Amonia (NH3)

Menurut Departemen Pekerjaan Umum (1990), prosedur pengukuran kadar

amonia air dapat adalah sebagai berikut:

1. Menyaring air sample agar bahan yang berbentuk partikel terambil dari air

sample tersebut, kemudian ambil 25 ml (a).

2. Membuat larutan baku NH4- (NH3) sebagai berikut :

Page 32: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

20

Tabel 1. Tabel Larutan Baku Amonia

Larutan standart NH3

(ml) Tambah aquades

sampai menjadi (ml) Larutan Baku (ppm)

0 25 0,00

0,125 25 0,05

0,25 25 0,10

0,5 25 0,20

1,25 25 0,50

2,5 25 1,00

3. Larutan baku tersebut sebagai b

4. Menambahkan kedam air sample (a) dana larutan baku] (b) masing - masing

0,5 ml pereaksi nesler kemudian dihomogenkan.

5. Menunggu sekitar10-30 menit agar terbentuk warna dengan sempurna.

6. Membandingkan air sample dengan larutan baku untuk menaksir ammonia

nitrogen. Apabila nenggunakan spektrofotometer, gunakan gelombang 425

nm.

c. Karbondioksida (CO2)

Menurut Hariyadi (1992), prosedur pengukuran karbondioksida adalah

sebagai berikut:

1. Masukkan 25 ml air contoh ke dalam erlenmeyer, kemudian tambahkan 1-2

tetes indikator pp.

2. Bila air berwarna merah muda berarti air tersebut tidak mengandung CO2

bebas. Bila air tetap tidak berwarna merah muda, kemudian dititrasi dengan

Na2CO3 0,0454N sampai warnaa menjadi merah muda (pink) pertama kali.

Page 33: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

21

3. Mencatat volume Na2CO3 yang terpakai (ml titran). Selanjutnya kadar

karbondioksida dapat dihitung dengan rumus berikut :

Keterangan:

V (titran) : Volume titrasi

N (titran) : Konsentrasi larutan titrasi

22 : Nilai Mr CO2

1000 : Konsentrasi liter menjadi ml

ml air sampel : Volume air sampel

d. Dissolved Oxygen (DO)

Menurut Alaerts dan Santika (1987), prosedur pengukuran oksigen terlarut

atau Dissolved Oxygen (DO) adalah sebagai berikut:

1. Mengukur dan mencatat volume botol DO yang akan digunakan

2. Memasukkan botol DO ke dalam air secara perlahan - lahan dengan posisi

miring, membelakangi arus dan diusahakan jangan sampai ada gelembung

udara.

3. Menutup botol DO yang masih dalam perairan dan diangkat dari dalam

perairan.

4. Membuka botol lalu menambahkan MnSO4 2 ml, NaOH + KI 2 ml lalu bolak –

balikkan botolnya sampai homogen lalu biarkan sekitar 30 menit sampai

terbentuk endapan kecoklatan.

Page 34: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

22

5. Membuang air yang bening di atas endapan, dan menambahkan 1 - 2 ml

H2SO4 dan mengkocok sampai endapan larut.

6. Menambahkan 3 - 4 tetes amylum, diaduk dan dititrasi dengan Na-thiosulfat

0,025 N sampai jernih atau tidak berwarna pertama kali.

7. Mencatat ml Na-thiosulfat yang terpakai (titran). Selanjutnya kadar oksigen

yang terlarut dalam perairan tersebut dapat dihitung dengan rumus berikut :

Keterangan:

v : ml larutan Natrium Thiosulfat untuk titrasi (ml)

N : Normalitas larutan Natrium thiosulfat

V : Volume botol DO (ml)

8 : Mr O2

1000 : konsentrasi liter menjadi ml

4 : asumsi air yang tumpah

e. Chemical Oxygen Demand (COD)

Menurut Bloom (1988) prosedur pengukuran Chemical Oxygen Demand

(COD) adalah sebagai berikut:

1. Memanaskan sebentar COD reaktor ± 15 menit.

2. Memasukkan sampel 2,5 ml sample.

3. Menambahkan DS (digestion solution) 1,5 ml + SA (sulfuric acid) 3,5 ml,

kemudian ditutup.

4. Memasukkan tabung dalam COD reactor selama ± 2 jam.

Page 35: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

23

5. Setelah itu keluarkan dan mendinginkan lalu membandingkan dengan larutan

standart pembanding yang telah dibuat baik secara visual atau dengan

spektrofotometer (pada panjang gelombang 600 nm).

g. Orthofosfat

Adapun menurut Boyd (1982), prosedur pengukuran Orthofosfat adalah

sebagai berikut :

1. Membuat larutan standar pembanding dalam erlenmeyer berukuran 25 ml

sebagai berikut :

Tabel 2. Tabel Standar Larutan Pembanding

Larutan standar yang

mengandung pospor 5

ppm (ml)

Tambah aquadest

samapai menjadi (ml)

Kadar fosfor dalam

larutan ini (mg/L)

- 25 0

0,1 25 0,1

0,25 25 0,25

0,5 25 0,5

0,75 25 0,75

1 25 1

2. Menambahkan 1 ml ammonium molybdat – asam sulfat ke dalam masing –

masing larutan standar yang telah dibuat dan digoyangkan sampai larutan

bercampur.

3. Menambahkan 5 tetes larutan SnCl2 dan homogenkan. Warna biru akan timbul

(10 – 15) menit sesuai dengam kadar fosfornya.

4. Menuangkan 25 ml air sample ke dalam Erlenmeyer berukuran 50 ml.

5. Menambahkan 1 ml ammonium molybdat.

6. Menambahkan 5 tetes SnCl2 dan homogenkan.

Page 36: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

24

7. Membandingkan warna biru air sample dengan larutan standar, baik secara

visual atau dengan spektrofotometer (panjang gelombang 690 nm).

h. Nitrat

Adapun menurut Boyd (1982), prosedur pengukuran Nitrat adalah sebagai

berikut :

1. Menyaring 12,5 ml sample dan tuangkan ke dalam cawan porselin.

2. Menguapkan diatas pemanas (hot plate) sampai kering dan didinginkan.

3. Menambahkan 0,25 ml asam fenol disulfonik, aduk dengan spatula dan

encerkan dengan 5ml aquades.

4. Menambahkan (dengan meneteskan) NH4OH 1:1 sampai terbentuk warna.

Encerkan dengan aquadest sampai 12,5 ml. Kemudian masukkan dalam

cuvet.

5. Membandingkan dengan larutan standar pembanding yang telah dibuat, baik

secara visual atau dengan spektrofotometer (pada panjang gelombang 410

nm).

i. TOM (Total Organic Matter)

Adapun menurut Hariyadi et al. (1992), prosedur pengukuran TOM adalah

sebagai berikut :

1. Memasukkan 25 ml air sample ke dalam Erlenmeyer.

2. Menambahkan 4,75 ml KMnO4 dari buret.

3. Menambahkan 5 ml H2SO4 1:4.

4. Memanaskan sampai suhu mencapai 70 - 80ºC kemudian diangkat.

5. Menambahkan Na-oxalate 0,01N perlahan sampai tidak berwarna bila suhu

telah turun menjadi 60-70 ºC.

Page 37: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

25

6. Mentitrasi dengan KMnO4 0,01N sampai terbentuk warna (merah muda) dan

mencatat volume yang terpakai sebagai ml titran (x ml).

7. Memipet 25 ml aquadest, lakukan prosedur (1-5) dan dicatat titran yang

digunakan sebagai blanko (y ml).

8. Selanjutnya kadar TOM dalam perairan tersebut dapat dihitung sesuai dengan

rumus berikut :

(

⁄ ) ( )

Keterangan :

X : ml titran untuk air sample

Y : ml titran untuk aquades (larutan blanko)

31,6 : seperlima dari BM KMnO4 karena tiap mol KMnO4 melepaskan 5 oksigen

dalam reaksi ini

0,01 : normalitas KMnO4

Page 38: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi pada salah satu wilayah di Provinsi Jawa Timur yaitu

desa Kemloko, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Lokasi penelitian ini pilih

berdasarkan atas survei mengenai daerah yang memiliki kegiatan budidaya Ikan Koi

yang menunjukkan adanya kematian ikan. Lokasi Kabupaten Blitar berada di

sebelah Selatan Khatulistiwa. Tepatnya terletak antara 111°40¹-112°10¹ Bujur Timur

dan 7°58¹-8°9¹51¹¹ Lintang Selatan. Adapun peta lokasi penelitian terdapat pada

Lampiran 4. Hal ini secara langsung mempengaruhi perubahan iklim. Iklim

Kabupaten Blitar termasuk tipe C.3 dimana rata-rata curah hujan tahunan 1.478,8

mm dengan curah hujan tertinggi 2.618,2 mm per tahun dan terendah 1.024,7 per

tahun. Sedangkan suhu tertinggi 30 Celcius dan suhu terendah 18 celcius

Perubahan iklimnya seperti di daerah-daerah lain mengikuti perubahan putaran dua

iklim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Satu kenyataan yang dapat kita

lihat sampai saat ini, bahwa betapapun Kabupaten Blitar sebagai daerah yang kecil

dengan segala potensi alam, gografis dan iklim serta kualitas sumber daya manusia

yang sedang, ternyata telah mampu tampil ke depan dalam keberhasilan

pembangunan. Kemajuan demi kemajuan dan kemenangan demi kemenangan yang

telah dicapai daerah ini adalah karena besarnya partisipasi, kesadaran dan

pengabdian seluruh lapisan masyarakat. Sedangkan jika dilihat dari letak Tofografi

tinggi tempat tertinggi adalah 800 meter (dpa) dan tinggi tempat terendah adalah 40

meter (dpa).

Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar memiliki 11 kelurahan. Kelurahan

tersebut meliputi Kelurahan Nglegok, Desa Bangsri, Desa Dayu, Desa Jiwut, Desa

Page 39: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

27

Kedawung, Desa Kemloko, Desa Krenceng, Desa Modangan, Desa Ngoran, Desa

Penataran dan Desa Sumberasri. Penelitian ini berlokasi di Kecamatan Nglegok

desa Kemloko. Rencana Strategis Pemerintah Kabupaten Blitar Kecamatan Nglegok

memaparkan bahwa penduduk Desa Kemloko berjumlah 4.597 jiwa. Desa Kemloko

memiliki 2 dusun, 10 Rukun Warga (RW) dan 35 Rukun Tetangga (RT).

4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di salah satu kolam milik petani ikan yang berlokasi di

Desa Kemloko, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Kolam pemeliharaan (kolam

pembesaran) berada di area persawahan. Kolam pemeliharaan (pembesaran) dalam

pengelolaannya mengggunakan sistem ekstensif (tradisional) yaitu berjenis kolam

tanah dimana dasar kolam berupa tanah. Sumber air berasal dari aliran sungai

setempat. Luas dari kolam pemeliharaan (pembesaran) itu sendiri yaitu 5m x 9m

yang berarti memiliki luas 45 m2 . Konstruksi kolam pada pemeliharaan ikan mas

tersebut memiliki kedalaman 1,5 meter dengan ketinggian air 1 meter untuk

pemeliharaan. Untuk saluran air pada kolam terdapat inlet dan outlet yang

digunakan untuk mengisi kolam dan mengurangi debit air pada kolam Kolam

pemeliharaan koi (Cyprinus carpio) yang terindikasi Koi Herpes Virus (KHV) dapat

dilihat pada Gambar 2.

Page 40: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

28

(a) (b)

Gambar 2. (a) Kolam Pemeliharaan Koi (Cyprinus carpio) yang Terinfeksi KHV ; (b) Kolam Pemeliharaan Koi (Cyprinus carpio) yang Digunakan Sebagai Kontrol

(Dokumentasi Pribadi,2017)

4.2 Hasil Analisa Gejala Klinis KHV (Koi Herpes Virus) pada Ikan Mas Koi

(Cyprinus carpio)

Ikan Koi (Cyprinus carpio) yang diteliti pada penelitian ini adalah ikan koi

yang berasal dari kolam pemeliharaan salah satu petani ikan yang berada di desa

kemloko, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Pada proses pengambilan sampel,

ikan koi di ambil secara langsung dengan cara menjaring ikan. Kemudian ikan di

masukan kedalam wadah dan dilihat ciri-ciri klinis gejala Koi Herpes Virus (KHV).

Sampel ikan yang diambil untuk di uji ada tidaknya keberadaan Koi Herpes Virus

(KHV) adalah ikan dengan cirri-ciri berenang tidak seimbang,warna tubuh cenderung

pucat,terdapat luka pada tubuh,dan mata cekung. Gejala klinis yang ditunjukan ikan

koi dapat digunakan sebagai langkah awal untuk mengetahui keberadaan Koi

Herpes Virus. Morfologi ikan koi dapat dilihat pada Gambar 3.

Page 41: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

29

(a) (b)

(c)

Gambar 3. (A) Proses melihat kondisi insang ikan yang memucat. (B) Kondisi fisik

ikan banyak luka melepuh. (C) Ikan koi diambil dan ditaruh pada wadah setelah diamati ciri-ciri pada pemeliharaan kolam tanah (Dokumentasi Pribadi, 2017)

Sulistyowati et al. (2010) menyatakan bahwa ikan koi yang positif terinfeksi

khv akan menunjukan beberapa gejala klinis. Gejala klinis yang nampak meliputi

gerakan melamban, berenang di permukaan, insang berwarna pucat, hemoragi pada

permukaan tubuh, beberapa ikan ada yang menunjukkan berenang miring dan

geripis pada sirip ekor. Penelitian yang dilakukan oleh Sulitiyowati et al. menunjukan

100% gejala klinis tersebut. Pernyataan tersebut juga didukung oleh Saselah et

al.(2012) yang menyatakan bahwa gejala klinis yang di tunjukkan oleh keberadaan

Page 42: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

30

Koi Herpes Virus (KHV) ialah kondisi mata yang memucat dan insang diselubungi

lendir putih akibat produksi lendir yang berlebihan.

4.3 Hasil Analisa Kualitas Air

Pengukuran kualitas air pada penelitian ini melingkupi 2 parameter yaitu

parameter fisika, kimia. Pada parameter fisika dilakukan pengukuran suhu dan

kecerahan. Pada parameter kimia dilakukan pengukuran pH, Dissolved Oxygen

(DO), karbondioksida (CO2), amonia, Chemical Oxygen Demand (COD), nitrat,

orthofosfat dan TOM. Berdasarkan pengukuran kualitas air yang telah dilakukan

selama minggu ke 1-3 minggu, diperoleh hasil rata – rata kualitas air yang dapat

dilihat pada Tabel 2. Data mentah Hasil Kualitas Air selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 2.

Tabel 2. Data Rata – rata Kualitas Air Kolam yang Terindikasi KHV (Lampiran 2)

No Parameter

(Rata - rata)

Satuan Pengamatan Ke

1 2 3

1 Suhu ºC 25,3 25 25

2 Kecerahan cm 30 30 30

3 pH mg/l 6,8 6,5 6,46

4 DO mg/l 4,61 45 4,53

5 CO2 mg/l 14 13,7 13,4

6 Amonia mg/l 0,09 0,05 0,03

7 Nitrat mg/l 0,289 0,328 0,607

8 COD mg/l 53,1 60,5 51,7

9 Orthofosfat mg/l 0,171 0,068 0,236

10 TOM mg/l 12,64 16,43 12,6

Page 43: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

31

4.4.1 Parameter Fisika

A. Suhu

Pada dasarnya suhu sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan

pertumbuhan ikan. Suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme organisme, oleh

karena itu penyebaran organisme di perairan tawar dibatasi oleh suhu perairan

tersebut (Afriansyah et al., 2016). Faktor lingkungan yang paling utama dalam

mempengaruhi wabah KHV (Koi Herpes Virus) pada Ikan Koi (Cyprinus carpio)

adalah suhu air. Penyakit KHV biasanya menyerang Ikan Koi ketika suhu air berkisar

18-26ºC (Gilad et al., 2004).

Gambar 4. Grafik Hasil Pengukuran Suhu

Berdasarkan hasil pengukuran suhu pada kolam pemeliharaan Ikan Koi

(Cyprinus carpio) diperoleh hasil suhu kolam yakni pada pengukuran minggu ke-1

pada inlet 25ºC, bagian tengah 26 ºC dan outlet 25ºC. Minggu ke-2 pada inlet, kolam

tengah dan outlet didapatkan hasil 25ºC. Minggu ke-3 pada inlet didapatkan suhu

24ºC, pada kolam tengah 26 ºC dan pada outlet 25 ºC. Pada grafik diatas untuk

Minggu ke-1 menunjukkan terjadi kenaikan pada hasil untuk kolam tengah,

kemudian untuk outlet turun lagi. Untuk Minggu ke-2, hasil pengukuran suhu stabil

23

23,5

24

24,5

25

25,5

26

26,5

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3

Su

hu

ºC

Waktu Pengamatan

Inlet

Tengah

Outlet

Page 44: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

32

(merata) pada suhu 25ºC. Dan pada Minggu ke-3 terjadi perbedaan suhu pada

outlet, yang kemudian pada kolam tengah suhu lebih tinggi lalu pada outlet suhu

menurun lagi. Perbedaan hasil pengukuran juga dipengaruhi oleh waktu

pengukuran, arah cahaya serta kondisi lingkungannya.

Perubahan suhu secara drastis dapat terjadi pada ikan yang dipelihara pada

kolam yang dangkal. Pada siang hari suhu dalam kolam yang dangkal dapat

meningkat secara cepat dan dapat turun secara tiba-tiba ketika malam hari atau saat

terjadi hujan lebat (Afrianto et al., 2015). Dengan terjadinya perubahan suhu yang

sering, akan mengakibatkan ikan stres. Stress pada ikan dapat menyebabkan

pertahanan tubuh ikan terhadap penyakit menurun. Ikan yang stress kondisi fisiknya

akan lemah sehingga ikan mudah terserang KHV (Saselah et al., 2012). Untuk

menghasilkan proses metabolisme yang optimal harus didukung oleh suhu yang

optimal sesuai dengan batas toleransinya. Adanya perubahan pada suhu air secara

drastis dapat mempengaruhi perubahan homeostatis pada ikan. Kemudian ikan

menggunakan energi yang berlebihan sehingga mengganggu pertumbuhannya.

Dalam rentan waktu yang lama perubahan suhu dapat menyebabkan stress pada

ikan (Ross dan Ross, 1999).

B. Kecerahan

Data ini didukung dengan penelitian sebelumnya yakni penelitian

Rahmawati et al. (2016) yang memperoleh data nilai kecerahan pada kolam

budidaya ikan mas di desa Babadan berkisar antara 32-33 cm yang sangat sesuai

dalam menunjang keberhasilan usaha budidaya. Berdasarkan hasil pengukuran

kecerahan pada kolam pemeliharaan Ikan Koi (Cyprinus carpio) diperoleh hasil

kecerahan kolam yakni pada pengukuran minggu ke-1 30 cm, minggu ke-2 30 cm

Page 45: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

33

dan minggu ke-3 30 cm. Jadi nilai kecerahan pada Minggu ke-1 dan Minngu ke-3

sama karena nilai kecerahan pada kolam termasuk 100% sdan nilainya termasuk

sesuai untuk kegiatan budidaya Ikan Koi (Cyprinus carpio).

Menurut Effendi (2003), kecerahan air tergantung dari warna serta kekeruhan

air. Kecerahan adalah ukuran transparasi perairan yang ditentukan secara visual

dengan menggunakan secchi disk. Berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap

dan dipancarkan oleh bahan-bhan yang terdapat dalam air tersebut digunakan

sebagai gambaran kekruhan sifat optic air. Penyebab kekeruhan antara lain adanya

bahan organic dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut (lumpur dan pasir hara),

serta bahan organic berupa plankton atau mikroorganisme lain. Menurut Susanto

(1987), yang menyatakan apabila batas ketidaknampakan piring atau secchi disk

kurang dari 45 cm, hal ini menunjukkan bahwa air pada kolam tersebut terlalu keruh.

Apabila nilai kecerahan sudah mencapai kedalaman kurang dari 25cm, berarti

kelarutan oksigen terlarut akan turun secara drastis. Ketika oksigen terlarut turun

drastis maka kebutuhan oksigen pada organisme akan berkurang sehingga

menghambat fungsi kerja organ yang akhirnya ikan rentan terkena penyakit.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pada kolam pemeliharaan Ikan

Koi (Cyprinus carpio) tingkat kecerahan masih layak untuk kehidupan Ikan Koi

(Cyprinus carpio).

4.4.2 Parameter Kimia

A. Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman (pH) adalah salah satu faktor dalam budidaya Ikan Koi

yang harus diperhatikan. Pengukuran pH dalam perairan sangat diperlukan karena

pH merupakan indikator untuk mengetahui konsentrasi ion hidrogen yang ada di

Page 46: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

34

perairan. Kondisi suatu perairan asam atau basa dapat dilihat dari hasil pengukuran

pH tersebut.). Adapun hasil pengukuran pH dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 . Gambar grafik hasil pengamatan pH

Hasil dari pengukuran dapat diketahui nilai pH yang terdapat pada kolam

pemeliharaan Ikan Koi (Cyprinus carpio) yaitu pada Minggu ke-1 pH yang diperoleh

pada bagian inlet, tengah kolam dan outlet hasilnya sama yaitu 6,8. Pada Minggu

ke-2. Didapatkan hasil pada bagian inlet dan kolam tengah sama yaitu 6,7. Untuk

Minggu ke-3 didapatkan hasil 6,47, pada kolam tengah 6,5 dan outlet 6,4 Pada

minggu kedua terjadi peningkatan nilai pH karena beberapa faktor salah satunya

bisa CO2 yang lebih dari nilai minggu 1 dan 3. Kemudian mengalami penurunan lagi

pada Minggu ke-3. pH yang baik untuk kehidupan biota akuatik yaitu antara pH

7−8,5 sehingga asil pengukuran pH pada kolam pemeliharaan ini kurang sesuai

untuk pertumbuhan ikan.

Nilai pH sangat mempengaruhi poses biokimiawi yang terdapat di perairan

misalnya pada pH yang rendah nitrifikasi akan berhenti (Ghufran dan Kordi, 2010).

Perubahan nilai pH pada kolam budidaya sangat dipengaruhi oleh adanya proses

respirasi karena adanya gas karbondioksida yang dihasilkan (Afrianto dan Liviawaty,

6,2

6,3

6,4

6,5

6,6

6,7

6,8

6,9

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3

pH

Waktu Pengamatan

Inlet

Tengah

Outlet

Page 47: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

35

1992). Nilai pH yang sangat rendah dapat menyebabkan kelarutan logam-logam

dalam air makin besar dan dapat bersifat toksik bagi organisme air, sebaliknya nilai

pH yang tinggi dapat meningkatkan konsentrasi amoniak dalam perairan yang juga

dapat bersifat toksik bagi organisme air (Tatangindatu et al., 2013). Nilai pH yang

terlalu tinggi dapat menghambat proses fotosintesis karena kandungan CO2

berkurang sementara itu jika nilai pH terlalu rendah dapat menyebabkan ikan lemas

dan mudah terserang penyakit bahkan dapat menyebabkan kematian secara masal

(Mahyuddin, 2010).

B. Amonia

Terdapat 2 bentuk ammonia di dalam air yaitu NH4+yang kurang beracun

dan NH3 yang beracun. Semakin tinggi pH air kolam, daya racun ammonia semakin

meningkat, sebab sebagian besar berada dalam bentuk molekul lebih beracun dari

pada berbentuk ion. Amonia dalam bentuk molekul dapat menembus bagian

membrane sel lebih cepat. Menurut SNI (1999) menyatakan bahwa nilai ammonia

yang normal dalam pemeliharaan Ikan Koi (Cyprinus carpio) sebesar <0,02 mg/l.

Gambar 6. Grafik Hasil Amonia

0

0,01

0,02

0,03

0,04

0,05

0,06

0,07

0,08

0,09

0,1

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3

Am

on

ia (

mg

/l)

Waktu Pengamatan

Inlet

Tengah

Outlet

Page 48: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

36

Hasil pengukuran Amonia di kolam pemeliharaan Ikan Koi (Cyprinus carpio)

yaitu pada Minggu ke 1 pada inlet, tengah dan outlet kolam didapatkan hasil yang

sama yaitu 0,9 mg/l, pada Minggu ke 2 didapatkan hasil yang sama pada bagian

inlet, tengah dan outlet yaitu 0,05 mg/l dan pada Minggu ke 3 didapatkan hasil yang

sama juga pada setiap bagian inlet, tengah dan outlet kolam yaitu 0,03 mg/l. Dari

hasil penelitian, hal ini menandai bahwa nilai ammonia yang terdapat pada kolam

pemeliharaan melebihi dari standart baku mutu air. Sehingga dapat berbahaya bagi

organisme perairan yaitu Ikan Koi (Cyprinus carpio). Yang dimaksud yaitu peluang

untuk organisme keracunan ammonia lebih banyak. Penuruan nilai ammonia tiap

minggunya disebabkan juga karena berkurangnya jumlah organisme yang ada pada

kolam karena sebagian sudah dikarantina.

Kebanyakan ammonia bersumber dari air cucian manusia, sisa air dari

kawasan pertanian dan juga pada kolam – kolam aquakultur selain daripada gas

nitrogen di udara. Manakala fosfat adalah nutrient yang keberadaanya diperlukan

oleh semua organisme aquatic walaupun kepekatan fosfat di air dianggap rendah.

Nilai kepekatan (mg/L) ketiga nutrient di atas sering digunakan sebagai tahap

penentu seberapa tahap pencemaran suatu kawasan akuatik (Idris. 2006).

Sehingga jika lingkungan perairan mengalami pencermaran maka akan

menimbulkan dampak buruk bagi ikan, salah satunya akan merusak insang

sehingga pernfasan terganggu.

C. Oksigen Terlarut (DO)

Menurut Syofyan (2011), menyatakan bahwa konsentrasi oksigen terlarut

bergantung pada kegiatan fisik, kimia dan biokimia di dalam air. Kondisi oksigen

teralrut dalam air dapat digunakan sebagai bioindikator perubahan perairan. Oksigen

Page 49: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

37

terlarut (DO) merupakan faktor kualitas air yang sangat penting dalam proses

metabolisme ikan terutama dalam proses pernafasan karena oksigen terlarut

berhubungan dengan tersedianya oksigen di dalam perairan. Jasad-jasad renik

dalam perairan dan ikan sangat bergantung pada tersedianya oksigen untuk

bernafas dan proses metabolismenya. Kandungan oksigen yang tidak mencukupi

dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh ikan (Cahyono, 2010.)

Dari hasil pengukuran DO, dapat diketahui hasil DO pada minggu ke-1

diperoleh hasil pada inlet dan tengah sebesar 4,7 mg/l dan pada outlet 4,6 mg/l,,

pada minggu ke-2 diperoleh hasil 4,6 mg/l pad inlet, 4,4 mg/l pada tengah dan 4,5

mg.l pada outlet, dan pada minggu ke-3 diperoleh hasil pada inlet yaitu 4,6 mg/l dan

pada tengah dan outlet sama yaitu 4,5 mg/l. Dari data yang diperoleh menunjukkan

bahwa nilai DO pada kolam pemeliharaan cukup. Berdasarkan standar baku mutu

air PP. No 82 Tahun 2001 (kelas II) menyatakan bahwa untuk kegiatan standart

budidaya ikan kisaran oksigen terlarut yang baik yakni >4 mg/l. Hal tersebut juga

sesuai dengan pernyataan Tatangindatu (2013) yang menyatakan bahwa

kandungan DO yang seimbang untuk hewan budidaya yakni lebih dari 4mg/l.

Apabila kandungan oksigen terlarut tidak seimbang akan menyebabkan ikan stress

karena otak tidak memperoleh suplai oksigen yang cukup yang kemudian akan

menyebabkan kematian.

D. Karbondioksida (CO2)

Karbondioksida diperairan berasal dari berbagai sumber diantaranya yaitu air

hujan, difusi dari atmosfer dan air yang melewati tanah organic, hewan, bakteri

anaerob maupun aerob dan respirasi tumbuhan (Afandi 2009). Karbondioksida

sangat dibutuhkan oleh tumbuhan air renik maupun tingkat tinggi untuk

Page 50: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

38

berfotosintesis. Karbondioksida memiliki sifat lebih mudah larut sehingga tak jarang

keberadaannya menggeser tempat oksigen (Kordi dan Tanjung, 2007). Hasil

pengukuran Karbondioksida dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Grafik Hasil Pengukuran CO2

Dari gambar 8, pada pengukuran CO2 dapat dilihat hasilnya bahwa pada

minggu ke-1 nilai CO2 pada inlet dan outlet sama yaitu 14 mg/l, untuk bagian tengah

yaitu 14,2 mg/l. Kemudian pada minggu ke-2 diperolah 13,5 mg/l pada inlet, pada

kolam tengah 13,8 mg/l dan pada outlet 14 mg/l. Terakhir pada minggu ke-3 yaitu

pada inlet didapatkan 13,2 mg/l, pada tengah 13,5 mg/l dan outlet 13,6 mg/l. ).

Menurut UU No 82 tahun 2001 kelas II, nilai karbondioksida yang normal di perairan

berkisar 5-10 mg/l. Hal ini menandakan bahwa kadar karbondioksida didalam kolam

pemeliharaan Ikan Koi termasuktinggi karena melewati garis normal. Konsentrasi

karbondioksida dalam perairan kolam budidaya juga diperlukan untuk proses

fotosintesis oleh kehidupan tanaman air. Nilai karbondioksida di perairan dapat

ditentukan oleh pH dan suhu perairan. Jumlah karbondioksida yang bertambah

dapat menghambat proses respirasi pada ikan sehingga menyebabkan stress bagi

ikan (Carman dan Sucipto, 2013). Karena proses respirasi yang terhambat,

12,612,8

1313,213,413,613,8

1414,214,4

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3

CO

2 (

mg

/l)

Waktu Pengamatan

Inlet

Tengah

Outlet

Page 51: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

39

Kebutuhan akan oksigen pun akan menurun sehingga akan menghambat proses

kerja organnya yang nantinya akan menurunkan system imun tubuh pada ikan.

E. Chemycal Oksigen Demand (COD)

Chemical Oxygen Demand (COD) adalah jumlah total oksigen yang

dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi yang dapat

didegradasi secara bioogis maupun tidak bisa didegradasi secara biologis menjadi

CO2 dan H2O. Menurut Effendi (2003), prosedur penentuan COD yakni oksigen yang

dikonsumsi setara dengan jumlah dikromat yang dibutuhkan untuk mengoksidasi air

sampel. Sumber bahan organic diperairan dapat berasal dari alam ataupun dari

aktivitas rumah tangga dan industri.

Gambar 8. Grafik Hasil Pengukuran COD

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa nilai yang diperoleh pada minggu ke-

1 diperoleh hasil pada bagian inlet sebesar 50,8 mg/l, pada bagian tengah 53,9 mg/l

dan pada bagian outlet 54,9 mg/l. Pada minggu ke-2 diperoleh hasil 58,2 mg/l pada

inlet, 62,8 mg/l pada bagian tengah dan 60,5 mg/l pada bagian outlet. Dan pada

minggu ke-3 diperoleh hasil 51 mg/l pada bagian inlet, 50,9 mg/l pada bagian tengah

dan 53,2 mg/l pada bagian outlet. Nilai dari pengukuran COD tersebut tergolong

0

10

20

30

40

50

60

70

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3

CO

D (

mg

/l)

Waktu Pengamatan

Inlet

Tengah

Outlet

Page 52: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

40

tinggi dan tidak baik untuk kegiatan budidaya Ikan Koi (Cyprinus carpio). Sedangkan

konsentrasi COD yang tidak tercemar berada pada dibawah nilai ≤ 20 mg/l (Wijaya,

2007). Nilai COD yang relative tinggi dalam perairan menunjukkan bahwa bahan

organic yang berada didalamnya lebih banyak dalam bentuk yang sukar di degradasi

secara biologis. COD menunjukkan tingkat kebutuhan oksigen untuk penguraian

bahan organik baik secara kimia maupun biologis atau menunjukkan jumlah total

oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi semua bahan organik yang terdapat

dalam perairan menjadi CO2 dan H2O. Sama halnya seperti BOD5, nilai COD akan

meningkat dengan semakin tingginya bahan organik yang terdapat di dalam

perairan. (Asmara, 2005).

G. Orthofosfat

Fosfat merupakan sumber nutrisi utama bagi pertumbuhan plankton, alga

dan mikroorgaisme nabati lainnya. Nilai fosfat di perairan dapat memberi dampak

terhadap rendahnya penetrasii cahaya yang masuk ke perairan (Tatangindatu et

al.2013). Pada Baku mutu kelas II PP No. 82 nilai orthofosfat untuk perairan tawar

yaitu berkisar 0,2 mg/L. Menurut Siagian (2010), menyatakan bahwa kematian

massal ikan di KJA atau di perairan umum secara langsung adalah sebagai akibat

adanya penurunan kualitas air yang serius dan timbulnya ledakan populasi algae

atau mengalami eutrofikasi.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa hasil dari pengukuran orthofosfat adalah

pada Minggu ke 1 didapatkan hasil 0,18 mg/l pada bagian inlet Dan pada bagian

tengah dan outlet nilainya sama yaitu 0,168 mg/l. Pada Minggu ke 2 didapatkan hasil

0,05 mg/l pada inlet, 0,067 mg/l pada bagian tengah dan 0,087 pada bagian outlet.

Dan pada Minggu ke 3 didapatkan hasil 0,201 mg/l pada daerah inlet dan 0,242 mg/l

Page 53: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

41

pada bagian tengah dan 0,265 mg/l pada bagian outlet. Dari hasil pengukuran

didapatkan bahwa terjadi penuruan nilai orthofosfat pada minggu ke 2, tetapi pada

minggu ke 3 nilai orthofosfat kembali naik. Tingginya unsur hara pada minggu ke 3

diduga terjadi akibat dari akumulasi sisa pakan yang terbuang, feces dan ikan yang

mati dari aktifitas budidaya ikan. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan di kolam

pemeliharaan kurang stabil tetapi masih dalam nilai yang normal. Menurut

Afriansyah et al., (2016), menyatakan bahwa meningkatnya sisa pakan dan buangan

metabolit yang terakumulasi dapat menyebabkan peningkatan phosfat sehingga

kualitas air menjadi rendah yaitu menurunnya kadar oksigen terlarut pada perairan.

Konsentrasi fosfat yang tinggi akan mengganggu proses metabolisme bahkan dapat

mengakibatkan kematian pada ikan (Ebeling et al., 2006). Sisa metabolisme dan

sisa pakan yang mengendap didasar kolam dapat menyebabkan meningkatnya

konsentrasi fosfat sehingga perairan menjadi keruh. Semakin keruhnya suatu

perairan kolam dapat mengurangi cahaya matahari untuk masuk ke dalam perairan

dan dapat menghambat fitoplankton untuk berfotosintesis. Jika hal ini terjadi dapat

menurunkan produktivitas perairan dan terjadi penurunan kualitas air (Rahman,

2008).

H. Nitrat

Menurut Iqbal (2011), Nitrat (NO3) adalah bentuk nitrogen utama diperairan

alami dan merupakan hara utama bagi tanaman dan algae. Nitrat nitrogen sangat

mudah larut dalam air dan bersifat stabil karena dihasilkan dari proses oksidasi

sempurna senyawa nitrogen di perairan. Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar

bisanya lebih tinggi dari pada amonium. Nitrat bersifat stabil saat berada di dalam

air.Nitrat termasuk parameter kualitas air yang harus diperhatikan dalam budidaya.

Page 54: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

42

Dari hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil nitrat pada kolam

pemeliharaan Ikan Koi (Cyprinus carpio) pada Minggu ke 1 diperoleh 0,289 mg/l

pada inlet, bagian tengah dan outlet. Pada Minggu ke 2 diperoleh hasil yang sama

pada bagian inlet, tengah dan outlet yaitu 0,328 mg/l. dan pada Minggu ke 3 hasil

dari nitrat juga sama pada bagian inlet, tengah dan outlet yaitu 0,607 mg/l. Dari hasil

yang diperoleh tersebut masih tergolong baik untuk perairan. Hal ini sesuai dengan

pernyataan PP No. 82 Tahun 2001 (Kelas III) bahwa baku mutu kualitas air nitrat

yang ditetapkan untuk kegiatan ikan air tawar yaitu 10 mg/l. Nitrat tidak bersifat

toksik pada organisme akuatik. Konsentrasi nitrat yang tinggi di perairan dapat

menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan organisme perairan apabila

didukung oleh ketersediaan nutrient (Iqbal, 2011). Menurut pernyataan Simanjuntak

dan Kamlasi (2012), zat hara nitrat diperlukan dan mempengaruhi terhadap proses

pertumbuhan dan perkembangan dari kehidupan fitoplankton dan mikroorganisme

lainnya sebagai sumber makanan.

I. TOM (Total Organic Matter)

Bahan organik total merupakan akumulasi bahan organik pada perairan yang

digunakan sebagai indikator bahwa perairan tersebut layak untuk kegiatan budidaya.

Bahan organik dimanfaatkan oleh bakteri pengurai dalam proses nitrifikasi. Proses

ini terjadi pada kondisi aerob sehingga bakteri membutuhkan oksigen untuk

menguraikan nitrit menjadi nitrat. Nilai bahan organik total yang terukur pada

perairan menunjukkan nilai yang tinggi dan harus diwaspadai karena dapat

menyebabkan kematian pada ikan (Dwiyana, 2012). Hasil pengukuran TOM dapat

dilihat pada Gambar 11 berikut :

Page 55: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

43

Gambar 9. Grafik Hasil Pengukuran TOM

Dari hasil penelitian, diperoleh nilai pada kolam pemeliharaan Ikan Koi

(Cyprinus carpio) yaitu pada Mingu ke 1 diperoleh hasil 11,2 mg/l pada inlet, 12,83

mg/l pada bagian tengah dan 13,89 mg/l pada outlet. Pada Minggu ke 2 didapatkan

hasil 15,6 mg/l pada bagian inlet, 16,31 mg/l pada bagian tengah dan 17,38 mg/l

pada bagian outlet. Dan pada Minggu ke 3 diperoleh hasil pad inlet 22,79 mg/l, pada

bagian tengah 12,34 mg/l dan 13.67 mg/l pada bagian outlet. Hal ini menunjukkan

bahwa nilai TOM cukup tinggi sehingga kondisi perairan kurang baik untuk budidaya.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Thurman (1985) yang menyatakan bahwa

kandungan bahan organik total pada perairan budidaya sebaiknya tidak lebih dari 10

mg/l. Tingginya nilai bahan organik total dapat memberikan dampak pada

penurunan konsentrasi oksigen terlarut karena berpotensi memunculkan kompetisi

pemanfaatan oksigen antar organisme yang hidup dalam perairan. Hal ini dapat

menimbulkan ikan stress karena kekurangan kebutuhan oksigen yang kemudian

akan menghambat pertumbuhan ikan dan bahkan mudah untuk terserang penyakit

seperti KHV.

0

5

10

15

20

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3T

OM

(m

g/l

)

Waktu Pengukuran

Inlet

Tengah

Outlet

Page 56: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

44

4.5 Perbedaan Kualitas Air Kolam Normal dan Kolam Terindikasi KHV (Koi

Herpes Viru)

Adapun hasil rata – rata parameter kualitas air yang diamati pada kolam

normal dan pemeliharaan Ikan Koi (Cyprinus carpio) dan ini dapat dilihat pada Tabel

4. Dan untuk hasil rata – rata parameter kualitas air yang diamati pada kolam yang

terindikasi KHV (Koi Herpes Virus) dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 4. Hasil Rata – rata Kualitas Air pada Kolam Normal

No Parameter Satuan Hasil

1 Suhu ºC 27

2 Kecerahan cm 30

3 pH mg/l 8

4 DO mg/l 10,45

5 CO2 mg/l 7,3

6 Amonia mg/l 0,017

7 Nitrat mg/l 0,350

8 COD mg/l 21

9 Orthofosfat mg/l 0,136

10 TOM mg/l 10,27

Page 57: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

45

Tabel 5. Hasil Rata – rata Kualitas Air pada Kolam Terindikasi KHV

No Parameter Satuan Pengamatan Ke

1 2 3

1 Suhu ºC 25,3 25 25

2 Kecerahan cm 30 30 30

3 pH mg/l 6,8 6,5 6,46

4 DO mg/l 4,61 45 4,53

5 CO2 mg/l 14 13,7 13,4

6 Amonia mg/l 0,09 0,05 0,03

7 Nitrat mg/l 0,289 0,328 0,607

8 COD mg/l 53,1 60,5 51,7

9 Orthofosfat mg/l 0,171 0,068 0,236

10 TOM mg/l 12,64 16,43 12,6

Berdasarkan hasil pengamatan kualitas air secara deskripsi, dapat dikatakan

bahwa nilai dari suhu, pH, ammonia, CO2, COD, TOM dapat menjadi pemicu

terhadap munculnya Koi Herpes Virus (KHV) berdasarkan kondisi lingkungannya.

Pada kolam normal suhu yang dihasilkan yaitu 27 ºC sementara pada kolam KHV

nilai suhunya mengalami perbedaan yaitu berkisar antara 25 - 25,3ºC. Menurut

Gatot (2008), menyatakan bahwa pada umumnya infeksi virus KHV akan menyarang

serius pada suhu air antara 22 - 26ºC dan hampir tidak terjadi kematian ketika suhu

dibawah 18ºC serta belum ada kejadian penyakit diatas suhu 30ºC. Sehingga dari

hasil pengamatan dapat diketahui bahwa suhu pada kolam pemeliharaan Ikan Koi

(Cyprinud carpio) dapat membuat lebih berkembangnya KHV karena suhu pada

kolam KHV kurang optimal sehingga akan mempengaruhi pada kegiatan baik

respirasi maupun metabolism ikan yang nantinya mudah stress lalu terserang virus.

Kemudian untuk pH, pada kolam normal didapatkan pH sebesar 8 dan pada kolam

Page 58: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

46

KHV sebesar 6,46 – 6,8. Nilai pH yang sangat rendah dapat menyebabkan kelarutan

logam-logam dalam air makin besar dan dapat bersifat toksik bagi organisme air,

sebaliknya nilai pH yang tinggi dapat meningkatkan konsentrasi amoniak dalam

perairan yang juga dapat bersifat toksik bagi organisme air.

Kemudian nilai ammonia pada kolam normal didapatkan hasil 0,017 mg/l

sedangkan pada kolam KHV nilai ammonia nya berkisar antara 0,03 - 0,09 mg/l,

sehingga dapat dilihat bahwa nilai ammonia kolam KHV lebih besar dari kolam

normal. Hal ini menunjukkan bahwasanya nilai ammonia melebihi standart baku

mutu air SNI (2015) yaitu < 0,02 mg/l. Sehingga pada kolam KHV tentunya terdapat

kandungan racun yang berlebih pula, sehingga menjadi pemicu Ikan Koi (Cyprinus

carpio) terserang penyakit pada kolam tersebut. Untuk CO2, hasil dari penelitian

didapatkan nilai pada kolam normal yaitu 7,3 mg/l sedangkan pada kolam KHV

berkisar antara 13,4 -14 mg/l. Sehingga dapat dilihat bahwa CO2 cenderung tinggi.

CO2 yang bisa diterima ikan yaitu 5 – 10 mg/l, tetapi hasil pada kolam KHV

cenderung tinggi yang nantinya akan berdampak buruk pada Ikan Koi (Cyprinus

carpio). pH yang terlalu asam akan menghambat pergerakan ikan, dan pH yang

terlalu basa akan menghambat pertumbuhan ikan karena akan meningkatkan

beberapa toksik seperti amoni yang bisa membuat ikan terserang penyakit.

Untuk COD pada kolam pemeliharaan Ikan Koi (Cyprinus carpio) didapatkan

hasil pada kolam normal sebesar 21 mg/l, sedangkan pada kolam KHV didapatkan

hasil yang cukup tinggi yaitu berkisar pada 52,7 – 60,5 mg/l. Hal ini tidak sesuai

dengan menurut UU No. 83 Tahun 2000 yang menetapkan nilainya sebesar 25 mg/l.

Karena bahan organik yang berada didalamnya lebih banyak dalam bentuk yang

sukar di degradasi secara biologis, maka akan berpengaruh pada nilai parameter

Page 59: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

47

lain khususnya oksigen terlarutn. Sehingga nantinya akan berpengaruh pada

kehidupan ikan yang menyebabkan Ikan Koi (Cyprinus carpio) menurun kekebalan

tubuhnya. Dan untuk nilai dari TOM didapatkan nilai pada kolam normal sebesar

10,27 mg/l, sedangkan pada kolam KHV berkisar dari 12,6 – 16,4 mg/l yang

termasuk melebihi batas ambang dari yang telah ditetapkan UU No. 83 Tahun 2001

yaitu 10mg/l. Tingginya nilai bahan organik total dapat memberikan dampak pada

penurunan konsentrasi oksigen terlarut karena berpotensi memunculkan kompetisi

pemanfaatan oksigen antar organisme yang hidup dalam perairan.

Page 60: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

26

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Analisa Kualitas Air Ikan Koi (Cyprinus

carpio) yang terindikasii Koi Herpes Virus (Khv) Pada Kolam Pemeliharaan dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

Didapatkan hasil pada beberapa parameter kualitas air di kolam pemeliharaan

memiliki kondisi yang baik, kecuali pada parameter suhu dengan hasil 25 -

25,3ºC karena suhu optimal berkembangnya KHV yaitu pada suhu 16 - 26 ºC,

pH yang terlalu rendah yaitu 6,46 – 6,8 yang mebhambat pertumbuhan dan

pergerakan organisme, ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09

mg/l sehingga banyak terdapat racun, CO2 didapatkan hasil yang cenderung

tinggi yaitu 13,4 - 14 mg/l yang akan mempengaruhi respirasi, kemudian COD

juga nilainya lebih besar dari standart yaitu 51,7 – 60,5 mg/l dan yang terakhir

TOM yang memiliki nilai melebihi baku mutu kualitas air untuk budidaya yaitu

12,6 – 16,4 mg/l. Dari parameter yang tidak sesuai tersebut akan menyebabkan

Ikan Koi (Cyprinus carpio) stres karena tidak mampu mentolerir lingkungannya.

Sehingga akan menyebabkan mudah terserang Virus karena system

kekebalaan tubuhnya menurun, salah satunya KHV (Koi Herpes Virus).

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian diperlukan adanya pengontrolan kualitas air

untuk menjaga kualitas air tetap pada kisaran yang baik untuk budidaya Ikan Koi

(Cyprinus carpio) agar tidak terserang penyakit dan perlu adanya penanganan yang

baik dalam proses pembenihan Ikan Koi untuk mencegah masuknya virus dalam

tubuh ikan mas untuk mendapatkan kualitas Ikan Koi yang baik.

Page 61: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

27

Page 62: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

49

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, B. 2009.Pengaruh CO2 (Karbondioksida) Murni Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme pada Produk Minuman Fanta di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Unit Medan.Program Diploma. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Afrianto, I. E., I.Z. Jamaris., dan S.P. Hendi. 2015. Penyakit Ikan. Penebar Swadaya

Grup. Afrianto, I. E., dan I. E. Liviawaty.1992. Pengendalian Hama dan Penyakit

Ikan.Kanisius. Alaerts, G., Santika, S,S. 1987. Metode Penelitian Air. Penerbit “Usaha Nasional”.

Surabaya. Indonesia. Alang,H. 2013. Penggunaan Ampas Batang Pisang Terhadap Pertumbuhan Ikan

Mas di Desa Salutambun Barat Kabupaten Mamasa.ISSN 2302-1616. 1(2) : 88-90.

Amri,K. Khairuman. 2002. Menanggulangi Penyakit pada Ikan Mas dan

Koi.Agromedia Pustaka. Jakarta. Arifin, 2003. Daya Dukung Perairan Danau Tondano Untuk Menunjang Kegiatan

Budidaya Ikan. Skripsi.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNSRAT Manado.

Asmara, A. 2005.Hubungan Struktur Komunitas Plankton dengan Kondisi Fisika-

Kimia Perairan Pulau Pramuka dan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu.Skripsi.Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Black, J.A., dan D.J. Champion. 1999. Metode dan Masalah Penelitian Sosial. PT.

Refika Aditama. Bandung. Bloom. 1998. Chemical and Physical Water Quality Analisis. Nuffic/Unibraw/

Luw/Fish. Malang. Boyd, C.E. 1982. Water Quality Management in Pond Fish Culture.Elsivier Science

Pushishing Company Inc. Auburn University. New York. Cahyono, I., 2010. Budi Daya Ikan Tawar. Kanisius.Yogyakarta.Ciptanto, S. 2010.

Top 10 Ikan Air Tawar. Lily Publisher. Yogyakarta. Carman, O dan A, Sucipto. 2013. Pembesaran Nila 2,5 bulan. Penebar Swadaya.

Jakarta

Page 63: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

50

Deprtemen Pekerjaan Umum. 1990. Metode Pengujian Kadar Amonium Dalam Air Dengan Alat Spektrofotometer secara Nesler. Kumpulan SNI Edisi Akhir 1990 SK SNI M048-1990-03.

Dewi,P.S., R.D.Lestari., R.T.Lestari.2015. Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Ikan

KoiDengan Metode Bayes.Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA). 4(1):25-32.

Dishon, A., A. Perelberg, J. Bishara-Shieban, M. Ilouze, M. Davidovich, S. Werker

and M. Kotler. 2005. Detection of carp interstitial nephritis and gill necrosis virus in fish droppings. Applied and Environmental Microbiology 71(11):7285-7291.

Djaelani, A.R. 2013. Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kuantitatif.Majalah

Ilmiah pawiyatan. 20(1):82-92 Edi, S., O. Surfianti., N. Christy., R. Wiis., E.R. Ekoputri., M. Fathoni., A.D. Koswara.,

Nurhaidin dan U. Yanuhar. 2010. Identifikasi infeksi Koi Herpes Virus (KHV) pada ikan Koi (Cyprinus carpio) dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR), imunositokimia dan imunohistokimia. Hemera Zoa, 1(2).

Effendi, H. 2003, Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan

Lingkungan Perairan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta Eide, K.E., T. Miller-Morgan., J.R. Heidel., M.L. Kent., R.J. Bildfell., S. LaPatra., G.

Watson., and L. Jin. 2011. Investigation of koi herpesvirus latency in koi. Journal of virology, 85(10), pp.4954-4962.

Ghufran, H dan K. M. G. H Kordi. 2010. Panduan Lengkap Memelihara Ikan Air

Tawar di Kolam Terpal. Lily publisher. Yogyakarta Gilad, O., Yun, M.A Adkison, K. Way, N.H. Willits, H, Bercovier, R.P. Hedrick. 2003.

Molwcular Comparison of Isolates of an Emerging Fish Pathogen, Koi Herpesvirus, and The Effect of Water Temperature on Mortality of Experimentally Infected Koi. Journal of General Virology (2003), 84, 2661 – 2668.

Gusrina. 2014. Genetika dan Reproduksi Ikan. Deepublish.Yogyakarta. Hanson, Larry., A. Dishon., and M. Kotler. 2011. Herpesviruses that infect fish.

Viruses 3.11: 2160-2191. Hariyadi, S., I.N.N. Suryadiputra., dan B. Widigdo. 1992. Limnologi Metoda Analisa

Kualitas Air. Laboratorium Limnologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.Institut Pertanian Bogor.Kusrini, E. Sawung, C. Anjang,B.P. 2015. Pengembangan Budidaya Ikan Hias Koi (Cyprinus carpio) Lokal di Balai Penelitian dan Pengembangan Ikan Hias Depok.Media Akuakultur.71-78.

Page 64: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

51

Hartman, K.H., R.P. Yanong., D.B. Pouder., B.D. Petty., R. Francis-Floyd., A.C. Riggs., and T.B. Waltzek. 2004. Koi Herpesvirus Disease (KHVD). University of florida, IFAS Extension Factsheet VM-149.

Haryanto. 2013. Metode Pengumpulan Data. http://belajarpsikologi.com/metode-

pengumpulan-data. Diakses pada Tanggal 22 Mei 2015 Hasan, I. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia

Indonesia: Jakarta. Herupradoto,B.A., G.A.Yuliani. 2010. Karakterisasi Protein Spesifik

Aeromonashydrophila Penyebab Penyakit Ulser Pada Ikan Mas. Jurnal Veteriner.11(3):158-162.

Hoole, D., D. Bucke., P. Burgess., and I. Wellby. 2001. Diseases of carp and other

cyprinid fishes. Oxford, UK: Fishing News Books. Idris, I. 2006. Pengaruh Faktor – Faktor Persekitaran Terhadap Pertumbuhan dan

Kemandirian Tiram Komersil, Crasosstrea Iredalei (Faustino) di Kawasan Peternakan Tiram di Kg. Telaga nenas, Perak. Skripsi.Universitas Sains Malaysia.

Iqbal, M. 2011. Kelangsungan Hidup Ikan Lele (Clarias gariepinus) pada Budidaya

Intensif Sistem Heterotrofik.Skripsi. Program Studi Biologi. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Juwahir,Andi., Z.R.Ya’la., Rusaini.2016. Prevalensi dan Intensitas Ektoparasit Pada

Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) Di Kabupaten Sigi. Jurnal Agrisains. 17(2):50-57.

Khairuman, S. P., dan K. Amri. 2008. Buku Pintar Budi Daya 15 Ikan

Konsumsi.AgroMedia. Kordi, M. G., & Tancung, A. B. (2005).Pengelolaan Kualitas Air. Jakarta: Penerbit

Rineka Cipta. 208 Hal. Kordi, G. H. K dan A. B. Tancung. 2007. Pengelolaan Kualitas Air Bu didaya Perairan. Rineka Cipta. Jakarta. Kuswadi dan E. Mutiara. 2004. DELTA Delapan Langkah Dan Tujuh Alat Statistik

untuk Peningkatan Mutu Berbasis Komputer. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Louie, M., L. Louie., and A.E. Simor. 2000. The role of DNA amplification technology

in the diagnosis of infectious diseases. Canadian Medical Association Journal, 163(3), pp.301-309.

Lukman dan hidayat. 2000. Pembebanan dan Distribusi Bahan Organik di Waduk

Cirata.Peneliti pada Pusat Penelitian Limnologi.LIPI.

Page 65: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

52

Mahyuddin, K. 2010. Panduan Lengkap Agribisnis Patin. Penebar Swadaya Grup. Mettenleiter, T. C. 2004. Budding events in herpesvirus morphogenesis.Virus

research, 106(2), 167-180.dan Suratno. 1981. Metodologi Penelitian Ekonomi. Yogyakarta: Yayasan Agroekonomika Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.

Michel.B., G. Fournier., F. Lieffrig., B. Costes and A. Vanderplasschen. 2010.

Cyprinid Herpesvirus 3. Synopsis.16(12):1835-1843. Mustahal., Manijo., Chandra,K. 2006. Pengujian Penyakit Koi Herpes Virus (KHV)

pada Beberapa Ikan Budidaya. Jurnal Ilmu – Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia. 13(1) : 21-26.

Narantaka AMM. 2012. Pembenihan Ikan Mas. Yogyakarta: PT. Buku Kita. Nuryati, S., D. Puspitaningtyas., dan D. Wahjuningrum. 2007. Potensi Ekstrak

Bawang Putih Allium Sativum Untuk Menginaktifasi Koi Herpesvirus (Khv) Pada Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Potency of Garlic Extract Against Koi Herpesvirus (KHV) in Common Carp. Jurnal Akuakultur Indonesia, 6(2), 147-154.

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001.Pengelolaan Kualitas Air Dan

Pengendalian Pencemaran Air Presiden Republik Indonesia. PP No. 8:2001. Peraturan Pemerintah No. 83 Tahun 2001.Pengelolaan Kualitas Air Dan

Pengendalian Pencemaran Air Presiden Republik Indonesia. PP No. 8:2001 Perdana, T., W.R. Melani dan A. Zulfikar.2014. Kajian Kandungan Bahan Organik

Terhadap Kelimpahan Keong Bakau (Telescopium telescopium) Diperairan Teluk Riau Tanjung Pinang. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan.Universitas Maritim Raja Ali Haji.Tanjung Pinang.

Peteri, A. 2004. Cultural Aquatic Species Information Programs :Cyprinus carpio.

Fact Sheet.FAO Fisheris and Aquaculture Departemen. Rahman, A.2008. Kajian Kandungan Phospat dan Nitrat Pengaruhnya terhadap

Kelimpahan Jenis Plankton di Perairan Muara Sungai Kelayan. Kalimantan Scientiae, 71: 32-44.

Ramachandra.T.V dan M. Solanki. 2007. Ecological Assessment of Lentic Water

Bodies of Bangalore. ENVIS Technical Report:25. Ridwan, 2002.Skala Pengukuran Variable-Variabel Penelitian. Alfabeta: Bandung . Ross, L.G., and B. Ross. 1999. Stress in Aquatic Animals in Anaesthetic and

Sadative techniques for aquatics animals. Second edition.Blackwell science

Page 66: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

53

Ltd Press.Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Idnetifikasi I. Binacipta. Bandung. 245 Hal.

Samsundari, S dan Ganjar.A. W. 2013. Analisis Penerapan Biofilter dalam Sistem Resirkulasi Terhadap Mutu Kualitas Air Budidaya Ikan Sidat (Anguilla bicolor). Jurnal Gamma. 8(2): 86 – 97.

Saselah, J. T., R. A. Tumbol., dan H. Manoppo. 2012. Determinasi Molekuler Koi

Herpes Virus (Khv) Yang Diisolasi Dari Ikan Koi (Cyprinus Carpio Koi).Jurnal Perikanan Dan Kelautan Tropis, 8(2), 64-68.

Setyorini. N., A. Khusnah., dan L.Widajatiningrum. 2008. Kelangsungan Hidup Ikan Koi (Cyprinus Carpio Koi) yang Terinfeksi KHV (Koi Herpesvirus).Berkala Ilmiah Perikanan. 3(1):57-65.

Silaban,F., Limin, S., Suparmono. 2012. Dalam Peningkatan Kinerja Filter Air Untuk

Menurunkan Konsentrasi Amonia pada Pemeliharaan Ikan Mas (Cyprinus carpio). E-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan.1(1).

SNI. 1990. Metode Pengukuran Kualitas Air. Dinas Pekerjaan Umum. Jakarta. ____. 1999. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus Carpio Linneaus) Strain Majalaya

Kelas Induk Pokok (Parent Stock). SNI:01-6131-1999. ____. 2004. Air dan Air Limbah-Bagian 30 : Cara Uji Kadar Amonia dengan

Spektrofotometer secara Fenat. SNI 06-6989.30-2005. ____. 2015. Pembesaran Ikan Mas (Cyprinus carpio) dalam Keramba Jaring Apung

di Sungai. Stephenson, F.H. 2003.Calculations for Moleculer Biology and Biotechnology.Academic Press. Sidney. Page 143-171.

Sudarsono, B. 2003.Dokumentasi, Informasi dan Demokratisasi.Diskusi jaringan

Dokumentasi dan Informasi Hak Asasi Manusia. Jakarta. Sugiyono.2009. Metode Kuantitatif dan R & D. Alfabeta. Bandung Sunarto, A., A. Rukyani., dan T. Itami. 2005. Indonesian experience on the outbreak

of koi herpesvirus in koi and carp (Cyprinus carpio). Bulletin of Fisheries Research Agency, Yokohama, Japan, 86, 15-21.

Supriatna, Y. 2013. Budi Daya Ikan Mas di Kolam Hemat Air.AgroMedia. Suryabrata, S. 1980. Metodologi penelitian. C.V. Rajawali : Jakarta. Sutisna.D.H dan R. Sutarmanto.1995. Pembenihan Ikan Air Tawar.Kanisius

media.Yogyakarta. Susanto, H. 1987. Budidaya Ikan di Pekarangan. Penerbit : Penebar Swadaya.

Jakarta.

Page 67: ANALISA KUALITAS AIR IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG ...repository.ub.ac.id/5004/1/Rosiana, Leny.pdfpergerakan ikan. Ammonia yang melebihi standart nilai yaitu 0,03 – 0,09 mg/l,

54

Syofyan, I., USman dan P. Nasution. 2011. Studi Kualitas Air untuk Kesehatan Ikan dalam Budidaya Perikanan Pada Aliran Sungai Kampar Kiri.Jurnal Perikanan dan Kelautan.16 (1) : 64-71.

Tambunan,J.E., G.Mahasri., S.Koesdarto. 2012. Infestasi Ektoparasit Lernaea

Sebagai Faktor Pemicu Munculnya Infeksi Bakteri Aeromonas Pada Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio L.). Journal Of Aquacultur And Fish Health. 1(1).

Tatangindatu, F., Ockstan, K. Robert, R. 2013.Studi Parameter Fisika Kimia Air pada

Areal Budidaya Ikan di Danau Tondano Desa Paleloan, Kabupaten MInahasa. 1(2) : 8-19.

Taukhid., Angela, M, L., Kusumasari, S., Rosidah., Gunawan, S. 2010. Optimasi

Frekuensi Pemberian Vitamin C pada Pakan Komersial untuk Pengendalian Penyakit Koi Herpes Virus (KHV) pada Ikan Mas (Cyprinus carpio). Berita Biologi. 10(3).

Wasito, R., H. Wuryastuti., dan B. Sutrisno. 2013. Identifikasi Koi Herpesvirus

dengan Uji Imunopatologi Imunohistokimia Streptavidin Biotin pada Ikan Mas Karier (Identification Of Koi Herpesvirus Using Immunopathologic Immunohistochemistry Of Streptavidin Biotin In The Common Carp Carriers). Jurnal Veteriner, 14(1).

Wasito, R., Hastati, W., Bambang, S. 2013. Gambaran Histopatologi Insang Ikan

Mas di Daerah Endemik Koi Herpes Virus. Jurnal Veteriner. 4(3) : 344-349. Wihardi, Y., Indah, A, Y., Rangga, B. 2014.Feminisasi pada Ikan Mas (Cyprinus

carpio) dengan Perendaman Ekstrak Daun0Tangkai Buah Terung Cepoka (Salanum tervum) pada Lama Waktu Perendaman Berbeda.

Wijaya, H.K. 2007.Komunitas Perifiton dan Fitoplankton serta Parameter Fisika-

Kimia Perairan Sebagai Penentu Kualitas Air di Bagian Hulu Sungai Cisadane, Jawa Barat.Skripsi.IPB. Bogor

Yazwar.2008. Keanekaragaman Plankton dan Kelimpahan dengan Kualitas Air di

Parapat Danau Toba. Tesis Universitas Sumatera Utara. Medan. Yuwono T. 2006. Teori dan Aplikasi Polymerase Chain Reaction. Penerbit Andi.

Yogyakarta.