RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji...

91
RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP PEMBATASAN WAKTU AKSESIBILITAS PAKAN RESPONSES OF BROILER ON RESTRICTION TIME OF FEED ACCESIBILITY TESIS SAHIRUDDIN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Transcript of RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji...

Page 1: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP

PEMBATASAN WAKTU AKSESIBILITAS PAKAN

RESPONSES OF BROILER

ON RESTRICTION TIME OF FEED ACCESIBILITY

TESIS

SAHIRUDDIN

PROGRAM PASCA SARJANAUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2013

Page 2: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP

PEMBATASAN WAKTU AKSESIBILITAS PAKAN

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar magister

Program Studi

Ilmu dan Teknologi Peternakan

Disusun dan diajukan oleh

SAHIRUDDIN

kepada

PROGRAM PASCA SARJANAUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2013

Page 3: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan
Page 4: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : SahiruddinNomor Mahasiswa : P4000211002Program Studi : Ilmu dan Teknologi Peternakan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, 28 Februari 2013

Yang menyatakan

Sahiruddin

Page 5: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

i

PRAKATA

Bismillahirrohamanirrahim.

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas

segala Rohmat dan Hidayah-Nya sehingga kami masih diberi ruang dan

waktu yang lapang untuk terus berkarya. Salam dan Shalawat senantiasa

penulis haturkan pada junjungan Beliau Rosululloh SAW. sebagai suri

tauladan bagi semua umatnya.

Ayam ras pedaging saat ini telah mengalami kemajuan dari segi

produktivitas dan juga telah memperlihatkan peningkatan performa,

sehingga pengembangan budi daya dalam skala usaha yang besar

menjadi prioritas. Indonesia yang memiliki iklim tropis, tentunya menjadi

hambatan tersendiri dalam pengelolaan budi daya ayam ras pedaging. Hal

ini berkaitan dengan tingkat sensitivitas pada ayam ras pedaging terhadap

cuaca panas yang dapat berakibat terjadinya heat stress (cekaman

panas) yang pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap tingginya angka

mortalitas maupun penurunan tingkat produktivitas.

Gagasan penelitian ini muncul setelah dalam kurun waktu 9 tahun

terakhir, penulis sebagai praktisi perunggasan mengamati berbagai

persoalan yang muncul dalam industri perunggasan khususnya budidaya

ayam ras pedaging di Indonesia. Dari hasil penelitian ini penulis

Page 6: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

ii

bermaksud menyumbangkan ide pemikiran untuk keberhasilan budidaya

ayam ras pedaging baik di tingkat peternakan rakyat maupun skala

industri.

Penulis sangat berterima kasih kepada bapak Prof.Dr.Ir. Djoni

Prawira Rahardja, M.Sc (Pembimbing Utama), Prof.Dr.Ir. Asmuddin Natsir,

M.Sc (Pembimbing Anggota), Prof.Dr.Ir. Laily Agustina, M.Sc, Dr.Ir.

Syahriani Syahrir, M.Si dan Dr.Ir. Raden Roro Sri Rachma Aprilita

Bugiwati, M.Sc selaku pembahas, Prof.Dr.Ir. Herry Sonjaya, DEA (Kepala

Laboratorium Fisiologi Ternak Unhas) atas bimbingan, saran, dan fasilitas

yang diberikan.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Drh. Aris Handono

(Kepala Dinas Peternakan Bone), Drh. Prasetyo Nugroho, M.R. Hakim,

S.Pt, M.Si, Muh. Yunus, S.ST. Tidak lupa pula kepada semua rekan-rekan

mahasiswa pasca sarjana Ilmu dan Teknologi Peternakan Unhas

Angkatan ke II, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

atas saran dan bantuan yang diberikan.

Dengan segala rasa hormat, karya ini akan kupersembahkan untuk

almarhum ayahanda Sabile Hannase, Ibunda Hasnah Sabile, kakanda

Suryana Sabile, adinda Faisal Sabile dan Indah Angriani Sabile. Secara

khusus teruntuk kekasih tercinta Suryani yang dengan kesabaran dan

kerendahan hati selalu setia mendampingi dalam setiap suka maupun

duka. Terima kasih untuk semuanya.

Page 7: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

iii

Dengan segala kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila

dalam penulisan tesis ini terdapat berbagai kekurangan. Semoga tesis ini

bisa bermanfaat bagi setiap kita yang selalu berkeinginan untuk

memajukan dunia peternakan khususnya perunggasan Indonesia.

Wassalau Alaikum Wr. Wb

Makassar, 28 Februari 2013

Sahiruddin

Page 8: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

iv

ABSTRAK

SAHIRUDDIN. Respon ayam ras pedaging terhadap pembatasan waktu aksesibilitas pakan (dibimbing oleh Djoni Prawira Rahardja dan Asmuddin Natsir).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa dan respon fisiologi ayam ras pedaging yang diberi perlakuan pembatasan waktu aksesibilitas pakan.

Sebanyak 200 ekor ayam ras pedaging strain cobb (100 ekor jantan dan 100 ekor betina), dibagi secara acak berdasarkan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan pembatasan waktu aksesibilitas pakan dan 5 ulangan, masing-masing ulangan terdiri atas 10 ekor. Perlakuan dilakukan pada umur 21 - 35 hari dengan pembatasan waktu aksesibilitas pakan yang diterapkan : (1) 3 jam (jam 09.00 - 12.00), (2) 5 jam (jam 09.00 - 14.00), (3) 7 jam (jam 09.00 - 16.00), (4) tanpa pembatasan waktu aksesibilitas pakan (kontrol). Setiap perlakuan terdiri dari 10 ekor (5 ekor jantan dan 5 ekor betina).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa performa dengan pembatasan waktu aksesibilitas pakan selama 5 jam lebih baik (P<0,05) dibanding 2 kelompok perlakuan yang lain dan kontrol. Hal ini ditandai dengan pertambahan berat badan, konsumsi pakan, konsumsi air, konversi pakan yang lebih baik, frekuensi nafas rendah, nilai hematokrit dan kadar hemoglobin yang tinggi.

Kata kunci : Performa, fisiologi, aksesibilitas, ayam ras pedaging

Page 9: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

v

ABSTRACT

SAHIRUDDIN. Responses of broiler on restriction time of feed accessibility (Supervised by Djoni Prawira Rahardja and Asmuddin Natsir).

The research was conducted to determine the performance and physiological response of broiler on restriction time of feed accessibility.

There were 200 DOC (100 males and 100 females) of cobb strain used in the experiment, in accordance with completely randomized design (CRD), they were divided into 4 groups of treatment with 5 times of replication : (1) 3 h (09.00 am to 12.00 am), (2) 5 h (09.00 am to 02.00 pm), (3) 7 h (09.00 am to 04.00 pm), (4) feed were provided all the day time (control). Each group consisted of 10 chick (5 males and 5 females).

The results reveal that : performance of 5 h restriction time feed accessibility groups were significantly better compared with the other 2 groups and control. This is indicated by the increase of body weight gain, feed consumption, water consumption, feed conversion ratio, low frequency breath, higher hematocrite and hemoglobin.

Key words: Performance, physiology, accessibility, broiler

Page 10: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

vi

DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA

ABSTRAK

ABSTRACT

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Kegunaan Penelitian

E. Batasan Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Ayam Ras Pedaging

B. Pertambahan Berat Badan

C. Konsumsi Pakan

D. Konsumsi Air Minum

i

iv

v

vi

ix

x

xi

xiii

1

1

4

4

4

5

6

6

9

9

10

Page 11: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

vii

E. Konversi Pakan

F. Pembatasan Aksesibilitas Pakan

G. Suhu Tubuh dan Mekanisme Termoregulasi

H. Cekaman Panas

I. Frekuensi Nafas

J. Profil Hematologis Darah

K. Kerangka Konseptual Penelitian

L. Hipotesis Penelitian

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

A. Materi Penelitian

1. Waktu dan Tempat

2. Perkandangan dan Peralatan

3. Sanitasi Kandang dan Peralatan

4. Ternak Penelitian

5. Pakan

6. Uji Sampel Darah

B. Metode Penelitian

1. Desain Penelitian

2. Parameter dan Teknik Pengukurannya

3. Manajemen Pemeliharaan

4. Analisa Data

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Suhu dan Kelembaban Udara

11

12

13

16

18

20

24

26

27

27

27

27

27

27

28

28

29

29

29

32

33

34

34

Page 12: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

viii

B. Performa Produksi

1. Pertambahan Berat Badan

2. Konsumsi Pakan

3. Konsumsi Air Minum

4. Konversi Pakan

C. Respon Fisiologi

1. Frekuensi Nafas

2. Profil Hematologis Darah

a. pH Darah

b. Nilai Hematokrit

c. Kadar Haemoglobin

V. KESIMPULAN DAN SARAN

VI. DAFTAR PUSTAKA

36

37

40

41

43

45

46

50

50

52

53

56

57

Page 13: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Komposisi proksimat pakan ayam ras pedaging fase starter dan finisher

2. Rata-rata hasil pengukuran suhu dan kelembaban udara pada lokasi penelitian di minggu ke IV dan V

3. Rata-rata performa produksi ayam ras pedaging strain cobb

dengan pembatasan waktu aksesibilitas pakan pada minggu ke IV dan V

4. Rata-rata rasio konsumsi air minum per 100 g konsumsi

pakan ayam ras pedaging strain cob dengan pembatasan waktu aksesibilitas pakan pada minggu ke IV dan V.

5. Rata-rata frekuensi nafas, pH darah, nilai hematokrit, kadar hemoglobin ayam ras pedaging strain cobb dengan pembatasan waktu aksesibilitas pakan pada minggu ke IV dan V

28

34

36

41

45

Page 14: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Zona termonetral ayam ras pedaging

2. Kerangka konseptual penelitian

13

24

Page 15: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Rata-rata pertambahan berat badan (g) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan waktu aksesibilitas pakan pada minggu ke IV dan V

2. Rata-rata konsumsi pakan (g) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan waktu aksesibilitas pakan pada minggu Ke IV

3. Rata-rata konsumsi air minum (ml) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan waktu aksesibilitas pakan pada minggu ke IV dan V

4. Rata-rata konversi pakan (g) ayam ras pedaging strain cobbdengan perlakuan pembatasan waktu aksesibilitas pakan pada minggu Ke IV dan V

5. Rata-rata frekuensi nafas (kali/menit) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan waktu aksesibilitas pakan pada minggu ke IV dan V (pengukuran jam 09.00 Wita)

6. Rata-rata frekuensi nafas (kali/menit) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan waktu aksesibilitas pakan pada minggu ke IV dan V (pengukuran jam 12.00 Wita)

7. Rata-rata frekuensi nafas (kali/menit) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan waktu aksesibilitas pakan pada minggu ke IV dan V (pengukuran jam 15.00 Wita)

8. Rata-rata frekuensi nafas (kali/menit) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan waktu aksesibilitas pakan pada minggu ke IV dan V (pengukuran jam 18.00 Wita)

9. Uji pHdarah ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan waktu aksesibilitas pakan pada minggu ke V

61

62

63

64

65

66

67

68

69

Page 16: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

xii

10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan waktu aksesibilitas pakan pada minggu ke V

11. Uji darah kadar hemoglobin (g/dl) ayam ras pedaging strain cob dengan perlakuan pembatasan aksesibilitas pakan pada minggu ke V

12. Rata-rata hasil pengukuran suhu dan kelembaban udara pada lokasi penelitian di minggu ke IV dan V.

70

71

72

Page 17: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

xiii

DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN

Istilah/singkatan Arti dan keterangan

Adlibitum Kontinyu/tidak terbatas

Broiler Ayam ras pedaging

CO2 Karbon dioksida, satuan kimia

Desinfektan Cairan untuk mensterilkan hama penyakit

DOC Day old chick, bibit ayam umur 1 hari

Fase finisher Fase Akhir, umur ayam 21 hari sampai panen

Fase starter Fase Awal, umur ayam 1 - 21 hari

Fe Ferum, zat besi

g Gram, satuan bobot

g/l Gram per liter, satuan bobot per volume

Heat stress Cekaman panas, kondisi dimana ayam tidak nyaman

Hipertermia Suhu tubuh lebih tinggi dari ambang batas

Hematopoiesis Proses pembentukan sel-sel darah

Homeotherm Suhu tubuh yang konstan

Kali/menit Satuan frekuensi nafas dalam setiap 1 menit

Kardiovaskuler Sistem sirkulasi (pembuluh darah)

kg Kilo gram, satuan bobot

ml Mili liter, satuan volume

Mmol/l Mili mol per liter, satuan volume

Page 18: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

xiv

Mortalitas Angka kematian pada ayam

Panting Frekuensi nafas yang cepat dan dangkal

Pyruvat Nama senyawa kimia

SD Standar deviasi

Strain Klasifikasi jenis pada ayam ras pedaging

Zona thermoneutral Kondisi dengan kisaran suhu antara batas bawah (14 0C) dan batas atas (27 0C) suhu kritis

0C Derajat celcius, satuan suhu

Page 19: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ayam ras pedaging merupakan unggas penghasil daging sebagai

sumber protein hewani untuk pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat.

Permintaan terhadap daging ayam semakin bertambah seiring dengan

peningkatan penghasilan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya

asupan protein hewani.

Ayam ras pedaging memiliki siklus produksi yang lebih singkat

apabila dibandingkan dengan ternak unggas komersial lain.Hal ini terkait

dengan sifat genetik yang semakin baik, khususnya untuk karakter

pertumbuhan. Keberhasilan peternakan ayam ras pedaging dipengaruhi

oleh mutu genetik, lingkungan dan interaksi antara genetik dengan

lingkungan.

Produksi ayam ras pedaging sama halnya dengan komoditi

peternakan lainnya, bertujuan untuk meningkatkan efisiensi. Hal ini terlihat

dari peningkatan produktivitas dengan menggunakan biaya yang efisien.

Oleh karena ayam ras pedaging yang dipelihara menghabiskan sebagian

besar hidupnya di dalam kandang, agar dapat berproduksi optimum

sesuai dengan potensi genetiknya, maka pemeliharaan diusahakan tetap

dalam kondisi lingkungan yang sesuai.

Page 20: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

2

Walaupun banyak faktor yang terlibat dalam menentukan

produktivitas ayam ras pedaging, suhu dan kelembaban udara yang tinggi

merupakan faktor utama yang dapat menyebabkan terjadinya heat stress

(cekaman panas). Hal ini menjadi tantangan utama dalam meningkatkan

performa ayam ras pedaging terutama di daerah tropis.

Pemeliharaan ayam ras pedaging pada sistem kandang terbuka di

daerah tropis, pada umumnya suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu

optimal untuk pertumbuhan. Suhu lingkungan yang tinggi dapat

mengganggu proses homeostatis dan metabolisme, melalui mekanisme

cekaman panas yang ditandai dengan kondisi panting pada ayam ras

pedaging.

Panting merupakan salah satu respon tingkah laku ayam ras

pedaging akibat cekaman panas, dari suhu lingkungan yang tinggi pada

mekanisme evaporasi melalui saluran pernafasan. Adanya peningkatan

laju pernafasan mengakibatkan pengeluaran CO2 secara berlebihan

dalam darah, yang kemungkinan dapat berakibat pada gangguan sirkulasi

darah.

Apabila suhu dan kelembaban udara meningkat, ayam ras

pedaging akan berusaha mengurangi kelebihan beban panas tubuh. Hal

ini dilakukan untuk menyesuaikan agar suhu tubuh tetap pada kondisi

normal. Pada kondisi suhu yang melebihi batas normal, masalah utama

yang selalu muncul adalah tingginya angka mortalitas sebagai akibat dari

terjadinya cekaman panas (Ahmad, 2006).

Page 21: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

3

Peningkatan beban panas tubuh ayam ras pedaging mengarah

pada kondisi terjadinya cekaman panas. Proses terjadinya cekaman

panas merupakan dampak dari pengaruh suhu dan kelembaban udara

tinggi. Pada saat yang sama, cekaman panas juga dapat disebabkan oleh

akumulasi beban panas tubuh akibat laju metabolisme energi dari

pemberian pakan secara ad libitum.

Solusi alternatif yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi

penurunan performa akibat terjadinya cekaman panas, yaitu dengan

melakukan pembatasan waktu aksesibilitas pakan. Strategi pemberian

pakan ayam ras pedaging dengan membatasi waktu aksesibilitas pakan

pada saat suhu dan kelembaban udara tinggi, dan sebaliknya memberikan

waktu aksesibilitas pakan secara leluasa pada saat suhu dan kelembaban

udara rendah, dilaporkan dapat memberikan hasil yang lebih baik (Altan

dkk., 2000).

Strategi ini masih memerlukan kajian lebih lanjut, sehubungan

dengan kelemahan yang timbul dari pelaksanaan pembatasan waktu

aksesibilitas pakan. Novele, dkk (2008) melaporkan bahwa strategi

pembatasan waktu aksesibilitas pakan dengan durasi yang lama, pada

suhu dan kelembaban udara tinggi dapat berakibat kematian mendadak

saat ayam mengkonsumsi pakan berlebihan setelah waktu aksesibilitas

pakan tidak dibatasi. Hal ini terjadi akibat ayam belum sepenuhnya pulih

dari cekaman panas. Dengan dasar pemikiran tersebut, akan dilakukan

pembatasan waktu aksesibilitas pakan dalam penelitian ini.

Page 22: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

4

B. Rumusan Masalah

Pemeliharaan ayam ras pedaging pada daerah tropis akan

memberikan respon fisiologi yang ditandai dengan prilaku panting,

sebagai akibat peningkatan laju metabolisme yang dihasilkan dari

konsumsi pakan yang berlebihan pada kondisi cuaca panas. Cekaman

panas pada ayam ras pedaging telah banyak dilaporkan dapat

menurunkan tingkat pertumbuhan serta daya hidup, yang berakibat pada

penurunan profitabilitas (Cooper dan Washburn, 1998). Pembatasan

waktu aksesibilitas pakan pada kondisi suhu dan kelembaban udara

tinggi, diindikasikan dapat mengatasi terjadinya cekaman panas.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui performa dan respon

fisiologi pada ayam ras pedaging terhadap pembatasan waktu

aksesibilitas pakan.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan informasi bagi stake

holder bidang peternakan, baik itu akademisi, peternak, maupun industri

perunggasan, kaitannya dengan upaya mengatasi masalah cekaman

panas dalam rangka peningkatan performa ayam ras pedaging.

Page 23: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

5

E. Batasan Penelitian

Secara umum performa dan respon fisiologi terhadap pembatasan

waktu aksesibilitas pakan pada ayam ras pedaging memiliki cakupan yang

luas. Namun dengan pertimbangan waktu dan sumber daya, maka dalam

penelitian ini dibatasi dengan perlakuan sebagai berikut :

1. Pembatasan waktu aksesibilitas pakan selama 3 jam

2. Pembatasan waktu aksesibilitas pakan selama 5 jam

3. Pembatasan waktu aksesibilitas pakan selama 7 jam

Pengukuran dibatasi dengan parameter sebagai berikut :

a. Performa produksi ayam ras pedaging

1. Pertambahan berat badan

2. Konsumsi pakan

3. Konsumsi air minum

4. Konversi pakan

b. Respon fisiologi ayam ras pedaging

1. Frekuensi nafas

a. Pengukuran pada jam 09.00 Wita

b. Pengukuran pada jam 12.00 Wita

c. Pengukuran pada jam 15.00 Wita

d. Pengukuran pada jam 18.00 Wita

2. Profil Hematologis Darah

a. pH darah

b. Nilai hematokrit

c. Kadar hemoglobin

Page 24: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Ayam Ras Pedaging

Budidaya ternak unggas tercatat sejak tahun 100 SM di India. Dari

14.000 spesies unggul yang ada, semuanya digolongkan ke dalam 25

ordo. Ternak Unggas didomestikasi dan diklasifikasikan menjadi 4 ordo

yaitu corinifes (Vertebrata bertulang belakang), anser formes (itik dan

angsa), galliformes (ayam mutiara dan kalkun), columbuformes (burung

tekukur dan merpati). Ordo galliformes memiliki peranan paling besar

dalam spesiesnya yang telah dibagi menjadi 3 famili yaitu phasianidae

(ayam), muminiodar (kalkun mutiara asal Afrika) dan mellagride (kalkun

Amerika).

Broiler merupakan jenis ayam ras unggul hasil persilangan antara

ayam cornish dengan plymouth rock. Broiler ini terdiri dari sekelompok

ayam hasil perkawinan antar jenis yang berbeda dari persilangan

bertingkat (sampai 40 tingkat), dengan tujuan memperoleh produk daging

dengan waktu singkat dan kondisi lain yang mendukung (Atmomarsono,

2004).

Sejarah perkembangan broiler di Indonesia tidak lepas dari

perkembangan perunggasan itu sendiri. Perkembangan tersebut dapat

dikategorikan dalam tiga periode, yaitu :

Page 25: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

7

1. Periode Perintisan (1953-1960)

Pada periode ini diimpor berbagai jenis ayam untuk memenuhi

pasar lokal. Jenis ayam yang diimpor adalah white leghorn (WL), island

red (IR), new hampshire (NHS) dan australop.

2. Periode Pengembangan (1961-1970)

Impor bibit ayam ras pedaging secara komersial mulai dilakukan

pada tahun 1967. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kehewanan saat itu

menyusun beberapa program startegis dengan tujuan untuk

memasyarakatkan ayam ras. Daging semakin sulit didapatkan saat itu,

sehingga diharapkan program tersebut dapat meningkatkan konsumsi

protein hewani.

3. Periode Pertumbuhan (1971-1980)

Sejalan dengan adanya program tersebut, permintaan konsumen

terhadap ayam ras pedaging meningkat seiring dengan meningkatnya

pendapatan per kapita. Namun, pada tahun 1998 Indonesia mengalami

krisis ekonomi sehingga kepemilikan ayam di Indonesia ditingkat peternak

menurun hingga lebih dari 50%. Pada akhir tahun 1999 kepemilikan usaha

ayam ras pedaging mulai mengalami kebangkitan (Rasyaf, 1994).

Sampai saat ini ayam ras pedaging telah dikenal masyarakat

Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Dengan waktu pemeliharaan

yang relatif singkat dan pertumbuhan yang cepat dapat memberikan

keuntungan yang tinggi. Dengan demikian, hal ini menyebabkan peternak

baru banyak yang bermunculan di berbagai wilayah Indonesia.

Page 26: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

8

Ayam ras pedaging merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan

dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi,

terutama dalam memproduksi daging ayam. Kelebihan ayam ras pedaging

adalah memiliki pertumbuhan yang cepat, perdagingan yang baik dan

mempunyai konversi pakan yang rendah.

Ayam ras pedaging sudah berubah seiring dengan rekayasa

genetika yang diterapkan untuk memperoleh bibit ayam ras pedaging

unggul. Ayam ras pedaging telah menjadi hasil rekayasa genetika dengan

tingkat pertumbuhan yang cepat. Dari tahun ke tahun ayam ras pedaging

terus menyesuaikan perubahan guna mengoptimalkan kemampuan

produksi, tetapi di sisi lain telah mengorbankan bagian lain, seperti sistem

kekebalan tubuh (Rasyaf, 1994).

Ayam ras pedaging merupakan ayam yang mempunyai sifat

tenang, bentuk tubuh besar, pertumbuhan cepat, kulit putih dan bulu

merapat ke tubuh (Suprijatna dkk., 2005), memiliki daging lembut, kulit

halus, tulang dada yang lunak (Ensminger, 1980) dan merupakan ayam

penghasil daging yang memiliki kecepatan tumbuh pesat dalam kurun

waktu yang singkat (Yuwanta, 2004).

Pemilihan strain ayam ras pedaging sudah banyak dan mudah

ditemukan di pasaran. Strain yang ada saat ini antara lain lohman 202,

brahma, pilch, yabro, ISA, kim cross, hyline, hybro, missouri, hubbard,

goto, arbor arcres, tatum, cornish, langshans, super 77, ross, marshall,

euribrid, A.A 70, H & N, sussex, bromo, cobb 707 (Rasyaf, 1994).

Page 27: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

9

B. Pertambahan Berat Badan

Jull (1982) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi

pertambahan berat badan ayam ras pedaging yaitu genetik, penyakit,

ransum yang diberikan dan kondisi klimatik. Selanjutnya Murtidjo (2003)

dinyatakan bahwa jika ransum yang diberikan banyak mengandung

protein, mineral, asam amino, maka ayam ras pedaging akan mengalami

pertumbuhan yang optimal.

Pembatasan waktu aksesibilitas pakan ayam ras pedaging (umur 3

- 6 minggu) pada siang hari dengan durasi 6 - 10 jam dimulai pada jam

09.00, menunjukkan kecenderungan pertambahan berat badan yang lebih

baik dibanding ayam tanpa pembatasan waktu aksesibilitas pakan (Sultan

dkk., 2005). Pada umur yang lebih muda (7 - 14 hari), Lee dan Leeson

(2001) melaporkan bahwa perlakuan pembatasan waktu aksesibilitas

pakan selama 6 – 8 jam per hari pada kondisi ayam sedang mengalami

cekaman panas, memberikan hasil pertumbuhan yang lebih baik.

C. Konsumsi Pakan

Bahan baku pakan yang digunakan sebagai sumber protein

merupakan bahan pakan yang mahal. Pemberikan pakan sebaiknya

dengan kandungan protein yang sesuai kebutuhan. Peningkatkan level

protein melebihi kebutuhan, dapat berpengaruh buruk terhadap ayam

yang dipelihara pada suhu dan kelembaban udara tinggi (Sultan dkk.,

2005).

Page 28: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

10

D. Konsumsi Air Minum

Konsumsi air minum adalah fungsi dari laju kehilangan air dari

dalam tubuh terutama dengan melalui evaporasi. Pada suhu dan

kelembaban udara yang rendah, hewan homeotherm memerlukan jumlah

pakan yang lebih banyak sebagai bahan pakan untuk memanaskan

tubuhnya. Sebaliknya pada suhu dan kelembaban udara tinggi,

dibutuhkan jumlah air yang banyak untuk mendinginkan tubuhnya dengan

cara evaporasi.

Pengaturan lingkungan internal tubuh, termasuk keadaan

homeotherm sangat bergantung pada sifat-sifat kestabilan air. Secara

struktural, air merupakan ¾ bagian komponen tubuh. Dengan proses

evaporasi, air dapat berfungsi sebagai pendingin tubuh karena air memiliki

sifat penguapan yang tinggi. Berkaitan dengan keadaan lingkungan, ada

banyak faktor yang mempengaruhi suhu tubuh. Suhu tubuh ayam akan

meningkat selama makan dan aktivitas fisik (otot). Sebaliknya kondisi

suhu tubuh akan menurun selama pembatasan aksesibilitas pakan

(Rahardja, 2010).

Jenis pakan yang diberikan pada ayam dapat mempengaruhi

konsumsi air minum. Hal ini disebabkan karena kandungan natrium,

kalium dan protein kasar yang tinggi dalam pakan akan meningkatkan

konsumsi air minum. Pada umumnya ayam mengkonsumsi air minum kira-

kira 2 sampai 3 kali lebih banyak dari konsumsi pakan. Kekurangan air

dapat memperlambat gerakan makanan dari tembolok (Zuprisal, 1998).

Page 29: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

11

E. Konversi Pakan

Konversi pakan merupakan pembagian antara berat badan yang

dicapai dengan konsumsi pakan pada waktu yang sama. Nilai ini

merupakan suatu ukuran efisiensi penggunaan pakan oleh ayam ras

pedaging. Semakin rendah nilainya, maka efisiensinya dalam

menghasilkan bobot badan akhir semakin tinggi (Rasyaf, 2003).

Konversi pakan adalah jumlah pakan yang dikonsumsi oleh seekor

ayam untuk memproduksi 1 kg berat badan (Whittow, 1976). Konversi

pakan dapat dilihat seberapa jauh efisiensi perubahan makanan ini

menjadi daging. Tidak semua makanan yang dikonsumsi oleh ayam

digunakan untuk pembentukan daging, melainkan sebagian untuk proses

fisiologis tubuh. Selain itu pula ada bagian makanan yang tidak dapat

dicerna oleh ayam lalu terbuang dalam feses dan untuk produksi daging

(Rasyaf, 1994).

Konversi pakan adalah rasio antara jumlah pakan yang diberikan

pada ayam sampai umur panen, dengan bobot hidup pada saat itu

(Siregar dkk.,1982). Konversi pakan erat kaitannya dengan konsumsi

pakan dan pertumbuhan. Semakin tinggi nilai konversi pakan, maka

konsumsi kurang efisien (North dan Bell, 1990). Selain kualitas pakan,

konversi pakan juga bisa dipengaruhi oleh mortalitas dan teknik

pemberian pakan. Teknik pemberian pakan yang baik dapat menekan

angka konversi pakan (Amrullah, 2004).

Page 30: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

12

F. Pembatasan Aksesibilitas Pakan

Metode program pembatasan pakan dapat dilakukan secara

kuantitatif, dengan mengurangi jumlah pakan dari jumlah kebutuhan

normal untuk pertumbuhan. Selanjutnya secara kualitatif dengan

mengurangi jumlah kandungan nutrisi dalam batasan tertentu selama

periode singkat (Rincon dan Leeson, 2002).

Strategi yang berbeda dilaporkan oleh Hasegawa, dkk (1994) yang

menyatakan bahwa metode yang dapat dilakukan untuk mengurangi

dampak cekaman panas ayam ras pedaging adalah dengan cara

membatasi waktu aksesibilitas ayam terhadap tempat pakan pada waktu

tertentu.

Program pembatasan waktu aksesibilitas pakan dianggap sebagai

salah satu metode yang tepat untuk mengurangi dampak cekaman panas,

akibat efek kalorigenik dari konsumsi pakan yang berlebihan pada sistem

pemberian pakan secara ad libitum. Ayam ras pedaging dengan

pembatasan waktu aksesibilitas pakan memiliki adaptasi metabolik lebih

baik, misalnya produksi panas metabolik yang lebih rendah selama

periode pembatasan, sehingga penggunaan pakan untuk pertumbuhan

menjadi lebih efisien (Hayazi dkk., 1990).

Pembatasan waktu aksesibiltas pakan dapat memberikan pengaruh

terhadap antisipasi terjadinya penyakit akibat metabolik (ascites). Selain

itu juga dapat mengurangi angka kematian tinggi pada akhir pemeliharaan

(Vacerek dkk., 2002).

Page 31: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

13

G. Suhu Tubuh dan Mekanisme Termoregulasi

Suhu tubuh unggas relatif lebih tinggi dibanding dengan mamalia.

Terdapat perbedaan suhu tubuh diantara spesies unggas tergantung pada

ukuran tubuh. Spesies yang berukuran besar, suhu tubuhnya lebih rendah

dibandingkan dengan spesies yang berukuran lebih kecil. Hal ini berkaitan

dengan produksi panas yang relatif lebih tinggi pada unggas yang

berukuran lebih kecil (Whittow, 1976).

Pada fase starter, ayam memerlukan penambahan panas dalam

mempertahankan suhu tubuh untuk pertumbuhan. Hal ini disebabkan

karena hypothalamus belum berfungsi dengan baik untuk proses

metabolisme dalam mengatasi kekurangan panas. Seiring dengan

pertumbuhan, kebutuhan akan panas berkurang dengan berkembangnya

insulasi oleh bulu dan tingginya produksi panas hasil metabolisme.

Dirain dan Waldroup (2002) mengemukakan bahwa suhu tubuh pada

bangsa ayam sekitar 41 sampai 42 oC. Apabila suhu tubuh naik 4 oC,

maka ayam akan mati. Agar dapat mempertahankan produksi yang

optimum, sebaiknya ayam berada pada zona thermoneutral.

Gambar 1. Zona termonetral ayam ras pedaging

Page 32: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

14

Gambar 1 menunjukkan bahwa pada zona thermoneutral, ayam

mengeluarkan panas dengan perilaku normal. Ketika suhu telah

meningkat hingga melewati titik kritis atas (upper critical temperature),

maka cekaman panas mulai terjadi dan ayam akan mengeluarkan panas

secara aktif melalui panting. Apabila suhu terus bergerak naik hingga

mencapai titik maksimum saat ayam tidak dapat lagi mengeluarkan panas

tubuh, maka cekaman panas kronik terjadi dan ayam akan mati.

Dalam upaya mempertahankan produksi yang optimum, maka

sebaiknya ayam ras pedaging diusahakan agar tetap berada pada zona

thermoneutral. Zona thermoneutral merupakan suatu kondisi dengan

kisaran suhu lingkungan yang normal. Pada kondisi tersebut, ayam tidak

memperlihatkan aktivitas perubahan prilaku atau menunjukkan

ketidaknyamanan. Pada saat yang bersamaan, ayam ras pedaging akan

menggunakan energi metabolik minimum untuk tetap mempertahankan

suhu tubuhnya (Dirain dan Waldroup, 2002).

Zona thermoneutral ini ditandai dengan kondisi lingkungan tingkat

metabolik minimum sebagai batas terendah, dan terjadinya peningkatan

pengeluaran panas dengan cara evaporasi sebagai batas tertinggi. Zona

thermoneutral pada berbagai jenis ternak unggas berkisar antara 18,3

sampai 23,9 oC (North dan Bell, 1990), 18 – 20 oC (Toyomizu dkk., 2005).

Selanjutnya oleh Rahardja (2010) dinyatakan bahwa suhu lingkungan

ayam ras pedaging lebih efektif apabila berada pada suhu antara 17 - 20

oC.

Page 33: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

15

Hubungan antara berbagai faktor yang dapat mempengaruhi zona

thermonetral, dapat diamati pada perbedaan performa produksi ayam ras

pedaging. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi performa adalah

suhu lingkungan yang berbeda.

Ayam ras pedaging akan lebih sensitif terhadap pengaruh

lingkungan, dalam hal ini suhu dan kelembaban udara lebih tinggi.

Berbeda halnya pada lingkungan yang memiliki suhu dan kelembaban

udara yang lebih rendah, ayam akan lebih aktif dalam melakukan aktivitas

(Card dan Nesheim, 1966).

Tubuh ayam akan menghasilkan panas saat terjadi transformasi

energi kimia dari makanan menjadi kerja. Selanjutnya tubuh ayam

dapat mengabsorpsi panas dari lingkungan sekitar pada kondisi suhu

dan kelembaban udara yang tinggi. Panas yang diabsorpsi terakumulasi

dengan panas yang dihasilkan dari proses metabolisme, sehingga

keduanya menentukan suhu tubuh. Kondisi tersebut harus diimbangi

dengan pengeluaran panas ke luar tubuh, jika suhu tubuh akan

dipertahankan.

Suhu dan kelembaban udara yang tinggi pada daerah tropis,

produktivitas yang baik sulit untuk dicapai. Hal ini disebabkan karena

secara simultan tubuh unggas menghadapi kelebihan produksi panas,

akibat metabolisme pakan yang harus didepasikan. Pada saat yang sama,

ayam masih menghadapi penambahan beban panas dari lingkungan yang

memiliki suhu dan kelembaban udara tinggi (Rahardja, 2010)

Page 34: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

16

H. Cekaman Panas

Cekaman panas adalah isitilah yang biasa digunakan untuk

menggambarkan respon fisiologi ayam ras pedaging, pada kondisi suhu

dan kelembaban udara tinggi. Hal ini ditandai dengan adanya respon

abnormal seperti halnya peningkatan frekuensi nafas (Dirain dan

Waldroup, 2002).

Kondisi suhu dan kelembaban udara tinggi telah menjadi

pertimbangan utama dalam usaha pengembangan industri perunggasan,

terutama di daerah tropis dengan iklim panas hampir sepanjang tahun.

Pertambahan berat badan yang rendah dan nilai konversi pakan yang

tinggi, lebih banyak disebabkan oleh kondisi suhu dan kelembaban udara

yang tinggi. (Cooper dan Washburn, 1998).

Peningkatan suhu lingkungan hingga mencapai lebih dari 27 oC,

mengakibatkan terjadinya proses pengeluaran panas melalui evaporasi.

Pada kondisi tersebut, ayam memerlukan energi untuk aktivitas panting

(hyperventilation). Agar panting efektif, maka pengeluaran panas yang

terjadi harus lebih besar dari pada panas yang dihasilkan oleh aktivitas

panting itu sendiri (North dan Bell, 1990).

Kondisi kelebihan beban panas tubuh yang tetap berlanjut pada

ayam ras pedaging, menyebabkan keseimbangan panas tersebut tidak

dapat berlangsung lebih lama. Peningkatan beban panas tubuh dapat

berakibat pada ayam akan menderita hipertemia (Pampori dan Saleem,

2007)

Page 35: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

17

Hampir setengah dari terhambatnya pertumbuhan pada daerah

iklim panas, disebabkan oleh pengaruh langsung dari suhu dan

kelembaban udara yang tinggi (May dan Lott, 2000). Panas dari

lingkungan yang diabsorpsi akan bersatu dengan panas yang dihasilkan

dari metabolisme, sehingga keduanya menentukan suhu tubuh yang

harus diimbangi dengan pengeluaran panas ke luar tubuh jika suhu tubuh

akan dipertahankan relatif tetap (Rahardja, 2010).

Ayam tidak memiliki kelenjar keringat sehingga harus mengeluarkan

panas tubuh berlebih melalui cara yang lain untuk mempertahankan suhu

tubuh normalnya. Panas tubuh dikeluarkan melalui radiasi (radiation),

konduksi (conduction), konveksi (convection) dan evavorasi (evaporation).

Radiasi, konduksi, dan konveksi biasa juga disebut dengan sensible heat

loss. Proses tersebut hanya efektif apabila suhu lingkungan tidak jauh

berbeda atau masih berada pada zona thermoneutral ayam. Penggunaan

ventilasi kandang yang bertujuan untuk memudahkan pergerakan udara,

merupakan cara yang efektif agar pengeluaran panas melalui sensible

heat loss dapat terjadi (Ahmad dkk., 2006).

Salah satu teknik yang mulai dikembangkan dalam mengantisipasi

terjadinya cekaman panas, pada kondisi suhu dan kelembaban udara

tinggi adalah kandang tertutup (close house). Metode ini sangat modern

karena menggunakan alat dan sistem perkandangan yang memungkinkan

terjadinya aliran udara lebih dingin, namun disisi lain dianggap tidak

efisien karena membutuhkan biaya yang cukup tinggi.

Page 36: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

18

I. Frekuensi Nafas

Reaksi tubuh yang mengalami cekaman panas akan terjadi

peningkatan frekuensi pernafasan. Kondisi ini disertai dengan pernafasan

yang cepat dan dangkal, sebagai suatu indikasi berlangsungnya evaporasi

secara intensif melalui pernafasan (Rahardja, 2010)

Ketika suhu dan kelembaban udara lingkungan semakin meningkat,

maka ayam ras pedaging akan berusaha mempertahankan suhu tubuh

tetap konstan hingga batas teratas yang masih dapat ditoleransi. Ayam

ras pedaging mengeluarkan sebagian panas tubuh, baik dengan

mekanisme sensible heat loss melalui radiasi, konveksi dan konduksi

maupun melalui Insensible heat loss melalui evaporasi (Whittow, 1976).

1. Radiasi

Radiasi merupakan proses panas dalam bentuk gelombang

elektromagnetik yang dilepaskan ke udara dengan suhu rendah dari

permukaan kulit. Warna bulu memberikan pengaruh yang nyata dalam

menentukan jumlah panas yang dikeluarkan melalui jalan radiasi.

2. Konveksi

Panas yang dikeluarkan melalui konveksi melibatkan pergerakan

dari molekul udara. Udara yang mengadakan kontak dengan kulit yang

lebih hangat menjadi lebih ringan, kemudian terangkat dan digantikan oleh

molekul udara yang lebih dingin. Dengan demikian pengeluaran panas

dengan cara ini akan tergantung pada gerak atau kecepatan udara dan

Page 37: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

19

juga luas pemukaan tubuh. Selain itu, adanya perbedaan suhu tubuh

dengan lingkungan juga mempengaruhi pengeluaran panas tubuh, di

mana semakin besar perbedaan keduanya maka semakin besar

pengeluaran panas tubuh.

3. Konduksi

Konduksi merupakan proses perpindahan energi dari suatu molekul

ke molekul lainnya. Berbeda halnya dengan konveksi, pada proses

konduksi tidak terdapat perpindahan molekul selama perpindahan energi.

Kulit dan bulu merupakan konduktor yang kurang baik, maka pengeluaran

panas melalui cara ini ini biasanya relatif kecil. Besarnya panas yang

dikeluarkan melalui radiasi, konduksi dan konvenksi sangat tergantung

pada perbedaan suhu antara tubuh dengan lingkungannya. Untuk

mempertahankan panas yang hilang melalui sensible heat loss, ayam

tidak memerlukan perubahan pola perilaku konsumsi pakan, maupun

metabolisme.

4. Evaporasi

Evaporasi merupakan proses pengeluaran panas melalui saluran

pernafasan. Pada saat terjadi peningkatan beban panas tubuh akibat

meningkatnya suhu lingkungan, maka proporsi panas yang dikeluarkan

melaui evaporasi juga meningkat. Frekuensi nafas akan meningkat dari 25

- 150 kali per menit ketika suhu lingkungan naik dari 27 oC hingga 44 oC

(Dirain dan Waldroup, 2002).

Page 38: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

20

J. Profil Hematologis Darah

Darah berperan menyusun 5 – 8 % dari bobot tubuh ayam pada

umumnya. Komponen air dan elektrolit dalam darah berasal dari pakan

dan air yang dikonsumsi. Cekaman panas berpengaruh terhadap

karakteristik darah yaitu : distribusi sel-sel darah, komponen serum,

kapasitas pengikatan oksigen, koagulasi dan tekanan darah. Pada kondisi

suhu dan kelembaban udara lebih rendah dari suhu normal, saat mana

diperlukan peningkatan laju metabolisme, terjadi peningkatan pengaliran

darah ke paru-paru. Sementara itu pembuluh periver mengalami

vasokonstriksi, sehingga proporsi darah yang mengalir ke perifer

menurun. Sebaliknya pengaliran darah ke perifer meningkat selama ayam

mengalami cekaman panas.

Peningkatan pengaliran darah ke perifer setelah perangsangan

panas tidak hanya terbatas pada jaringan kulit, tetapi juga ke jaringan

paruh dan hidung pada ayam yang mengandalkan panting sebagai jalan

pengeluaran panas. Peningkatan pengaliran darah tersebut dapat

mencapai 5 kali dari keadaan normal. Reaksi sistem kardiovaskuler dalam

menghadapi cekaman panas, tampak menjadi beralasan bahwa

penurunan suplai darah ke perototan rangka dan saluran pencernaan

mempunyai konsekuensi menurunkan laju pertumbuhan. Selain itu dapat

menyebabkan tidak efisien dalam penggunaan pakan, terutama bagi

ayam yang tidak/belum beradaptasi di lingkungan dengan suhu dan

kelembaban udara tinggi (Rahardja, 2010).

Page 39: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

21

1. Nilai Hematokrit

Nilai hematokrit pada ayam ras pedaging dilaporkan (Nowaczewski

dan Kontecka, 2012) pada jantan dan betina umur 44 hari adalah masing-

masing 36 dan 35 %. Selanjutnya hasil studi Suchy, dkk (2004) yang

melakukan penelitian tentang profil metabolik pada darah, diperoleh hasil

rata-rata nilai hematokrit 30 % pada ayam ras pedaging dengan kondisi

normal.

Penelitian yang dilakukan oleh Vecerek, dkk (2002) pada ayam ras

pedaging, dengan perlakuan pemberian suhu yang semakin meningkat

seiring dengan peningkatan umur ayam, diperoleh nilai hematokrit 28

sampai 30 %.

2. Kadar Hemoglobin

Kondisi lingkungan dengan suhu yang tinggi dapat mempengaruhi

proses homeopoietic pada ayam ras pedaging (Vecerek dkk., 2002).

Dampak yang signifikan dari suhu dan kelembaban udara tinggi berupa

penurunan kadar hemoglobin, mengindikasikan adanya pengaruh pada

metabolisme intermedial, yang akan berdampak langsung pada

penghambatan pertumbuhan dan mortalitas yang tinggi (Suchy dkk.,

2004).

Penurunan kadar hemoglobin sebagai akibat dari tingginya suhu

dan kelembaban udara, menunjukkan adanya pengaruh terhadap proses

sintesis hemoglobin yang pada gilirannya akan berdampak pada

metabolisme secara keseluruhan.

Page 40: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

22

Seleksi ayam ras pedaging ke arah pencapaian berat badan yang

tinggi dan konversi pakan rendah, akan menghasilkan galur ayam yang

rentan akan kelainan metabolik terutama pada lingkungan dengan kondisi

suhu dan kelembaban udara harian tinggi (Nowaczewski dan Kontecka,

2012).

Kelainan metabolik tersebut secara langsung dipengaruhi oleh

suhu dan kelembaban udara, sehubungan dengan kegagalan kerja sistem

sirkulasi dan respirasi pada ayam ras pedaging dengan pertumbuhan

yang tinggi. Asites (ascites syndrome) muncul berkaitan erat dengan

penurunan kadar oksigen terlarut dalam darah (hypoxemia). Tingkat

kejadian asites pada ayam ras pedaging sangat berkaitan dengan nilai

hematokrit yang rendah dan berkurangnya kadar hemoglobin terlarut

dalam darah.

Kadar hemoglobin darah ayam ras pedaging umur 44 hari

dilaporkan pada ayam jantan lebih tinggi bila dibandingkan dengan kadar

hemoglobin pada betina (Nowaczewski dan Kontecka, 2012). Selanjutnya

dinyatakan bahwa terdapat korelasi positif dan signifikan diantara

parameter nilai hematokrit dengan kadar hemoglobin (r=0,351 - 0,426).

3. pH Darah

Ayam ras pedaging pada umumnya menunjukkan adanya respon

terhadap peningkatan suhu lingkungan, dengan meningkatkan laju

respirasinya. Peningkatan laju respirasi sebagai akibat dari peningkatan

suhu lingkungan, dapat berdampak pada gangguan asam basa darah.

Page 41: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

23

Gangguan asam basa, akan berdampak terganggunya pola aliran

darah, distribusi cairan tubuh serta mengganggu keseimbangan ion tubuh.

yang akan mempengaruhi penggunaan zat nutrisi dan produksi daging

dalam tubuh ayam (Bayraktar dan Seremet, 2012).

Alkalosis dilaporkan mulai terjadi sekitar 1 jam setelah ayam

terpapar suhu lingkungan yang tinggi (35 oC), namun sekitar 1 jam

berikutnya terjadi penurunan pH darah seiring dengan peningkatan asam

laktat pada plasma (Toyomizu dkk., 2005).

Ayam ras pedaging yang mengalami cekaman panas selama 6 jam

pada suhu 34 oC dan kelembaban 55 %, tidak mengalami perubahan pH

darah. Lebih lanjut dinyatakan bahwa tidak ditemukannya perbedaan nilai

pH darah pada ayam dalam kondisi cekaman panas selama 6 jam

dibanding ayam kontrol, menunjukkan bahwa terdapat mekanisme

kompensatori dari sistem sirkulasi untuk mempertahankan keseimbangan

pH darah (Mujahid dkk., 2009).

Proses mekanisme kompensatori tidak ditemukan pada awal

terjadinya cekaman panas, sekitar 30 - 120 menit (Toyomizu dkk., 2005),

Apabila kondisi yang menyebabkan cekaman panas pada ayam

diperpanjang hingga 6 - 18 jam, ayam ras padaging dapat menyesuaikan

kembali pH darahnya berada dalam nilai batasan normal. Mekanisme

kompensasi ini masih memerlukan kajian mengenai batasan suhu dan

kelembaban udara yang masih dapat ditolelir ayam pada kisaran umur

yang berbeda (Mujahid dkk., 2009).

Page 42: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

24

GENETIK LINGKUNGAN

KLIMATIK ? PENYAKIT ? SAPRONAK ? MANAJEMEN ?

PRODUKSI

- Suhu- Kelembaban

Cekaman Panas

Pembatasan aksesibilitas Pakan

- Konsumsi Pakan- Konsumsi Air

Minum

PENCERNAAN

- Frekuensi Nafas- pH Darah- Nilai Hematokrit- Kadar Hemoglobin

- Konversi Pakan

K. Kerangka Konseptual Penelitian

Gambar 2. Kerangka konseptual penelitian

Page 43: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

25

Proses pertumbuhan pada ayam ras pedaging dapat dipengaruhi

oleh beberapa faktor. Secara umum, genetik dan lingkungan merupakan

faktor utama yang menentukan proses produksi. Faktor lingkungan dapat

dibagi dalam 4 variabel yaitu klimatik (suhu dan kelembaban udara),

penyakit, sarana produksi ternak (SAPRONAK) dan manajemen.

Kondisi klimatik lingkungan, dalam hal ini suhu dan kelembaban

udara dianggap penting karena secara keseluruhan akan memberikan

pengaruh pada mekanisme kerja fisiologi di dalam tubuh ayam. Kondisi

klimatik yang tinggi diindikasikan dapat menyebabkan terjadinya cekaman

panas. Selain kondisi klimatik lingkungan, munculnya penyakit juga dapat

menghambat proses pertumbuhan ayam. Selanjutnya Ketersediaan

kelengkapan sarana produksi juga menjadi bagian yang harus

diperhatikan. Hal ini berkaitan dengan jumlah kapasitas tampung terhadap

populasi dalam kandang serta rasio perbandingan jumlah peralatan

kandang yang digunakan. Faktor penyakit dan sarana produksi tidak

menjadi bagian dari materi penelitian, sehingga dianggap memberikan

pengaruh yang sama.

Cekaman panas yang disebabkan oleh kondisi klimatik lingkungan

tinggi, juga dapat dipengaruhi oleh tingginya laju metabolisme energi

sebagai akibat dari konsumsi pakan yang berlebihan. Manajemen

pemberian pakan dengan memberikan akses waktu terbatas pada saat

kondisi klimatik tinggi, diindikasikan dapat mengatasi cekaman panas

pada ayam ras pedaging.

Page 44: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

26

L. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis penelitian ini adalah :

1. Performa Ayam Ras Pedaging

H0 : Terdapat pengaruh pembatasan waktu aksesibiitas pakan terhadap

performa ayam ras pedaging.

H1 : Tidak terdapat pengaruh pembatasan waktu aksesibiitas pakan

terhadap performa ayam ras pedaging.

2. Respon Fisiologis Ayam Ras Pedaging

H0 : Terdapat pengaruh pembatasan waktu aksesibiitas pakan terhadap

respon fisiologi ayam ras pedaging.

H1 : Tidak terdapat pengaruh pembatasan waktu aksesibiitas pakan

terhadap respon fisiologi ayam ras pedaging.

Page 45: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

27

BAB III

MATERI DAN METODE PENELITIAN

A. Materi Penelitian

1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012, bertempat

di Kabupaten Bone dan Laboratorium Fisiologi Ternak Fakultas

Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar.

2. Perkandangan dan Peralatannya

Kandang yang digunakan pada penelitian ini adalah kandang

panggung yang di dalamnya dibuat petak sebanyak 20 buah dengan

ukuran 1 x 1,25 m setiap petak. Peralatan kandang meliputi brooder

house (indukan buatan), gasolec (pemanas indukan), tempat minum,

tempat pakan, termometer dan timbangan.

3. Sanitasi Kandang dan Peralatan

Sebelum kandang digunakan, sebelumnya dilakukan sanitasi

kandang dan peralatan dengan menggunakan desinfektan.

4. Ternak Penelitian

Ternak yang digunakan dalam penelitian ini day old chick (DOC)

ayam ras pedaging strain cobb sebanyak 200 ekor, dengan proporsi

masing-masing 100 ekor jantan dan 100 ekor betina.

Page 46: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

28

5. Pakan

Pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan komersil,

terdiri dari 2 jenis yaitu fase starter dan finisher. Analisa proksimat dari

pakan yang digunakan dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Analisa proksimat pakan ayam ras pedaging fase starter dan finisher

Fase Starter Fase Finisher

( % ) ( % )

Kadar Air Maximal 13,00 13,00

Protein 22,00 - 23,00 21 - 23,00

Lemak Minimal 5,00 5,00

Serat Maksimal 5,00 5,00

Abu Maksimal 7,00 7,00

Kalsium Minimal 0,90 0,90

Phosfor Minimal 0,60 0,60

6. Uji Sampel Darah

Sampel darah yang telah diperoleh, selanjutnya dilakukan uji di

laboratorium. Alat yang digunakan : vaccinostyle, tabung wintrobe, tabung

reaksi yang berisi antikoagulan, pipa kapiler, hemoglobinometer sahli,

centrifuge dan skala mikro-hematokrit. Bahan yang digunakan : kapas,

alkohol 70 %, kertas indikator, kertas saring, larutan HCL 0,1 N dan

aquades.

Analisa Proksimat

Page 47: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

29

B. Metode Penelitian

1. Desain Penelitian

Penelitian ini disusun berdasarkan rancangan acak lengkap (RAL)

dengan menggunakan ayam ras pedaging strain cobb umur 21 hari

sebanyak 200 ekor, dibagi secara acak berdasarkan perlakuan sebagai

berikut :

T0 : Tanpa pembatasan waktu aksesibilitas pakan (kontrol)

T1 : Pembatasan waktu aksesibilitas pakan selama 3 jam

T2 : Pembatasan waktu aksesibilitas pakan selama 5 jam

T3 : Pembatasan waktu aksesibilitas pakan selama 7 jam

Terdapat 4 kelompok perlakuan, masing-masing 10 ekor dan

diulang sebanyak 5 kali sehingga keseluruhan digunakan 200 ekor

ayam percobaan.

2. Parameter dan Teknik Pengukuran

a. Performa Produksi

1. Pertambahan Berat Badan (PBB)

Pertambahan berat badan merupakan jumlah bobot badan (g) yang

dihasilkan selama 1 minggu. Pertambahan berat badan mingguan diukur

pada minggu ke IV dan V dengan melakukan penimbangan di awal dan

akhir minggu, selanjutnya hasil penimbangan di akhir minggu dikurangi

dengan hasil penimbangan di awal minggu.

Page 48: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

30

2. Konsumsi Pakan

Konsumsi pakan (g) diukur setiap hari dengan melakukan

penimbangan pakan yang tersisa pada tempat pakan dan menghitung

selisihnya dengan jumlah pakan yang diberikan sebelumnya. Hasil

pengukuran direkap pada setiap akhir minggu.

3. Konsumsi Air Minum

Konsumsi air minum (ml) diukur setiap hari dengan mengukur air

yang tersisa pada tempat minum dan menghitung selisihnya dengan

jumlah air yang diberikan sebelumnya. Hasil pengukuran dikoreksi dengan

tingkat penguapan air dan direkap pada setiap akhir minggu.

4. Rasio Konsumsi Air Minum Per 100 g Konsumsi Pakan

Rasio konsumsi air minum setiap 100 g konsumsi pakan (ml)

dihitung dengan rumus :

5. Konversi Pakan

Konversi pakan merupakan jumlah pakan yang dikonsumsi untuk

mencapai produksi bobot badan 1 kg yang diperoleh dengan membagi

jumlah konsumsi pakan (g) dengan jumlah pertambahan berat badan (g)

pada setiap akhir minggu. Hasil yang diperoleh pada pengukuran minggu

ke IV dan V diambil nilai rata-rata.

Rasio Konsumsi Air Minum Konsumsi Air Minum

Konsumsi PakanX 100 =

Page 49: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

31

b. Respon Fisiologis Ayam Ras Pedaging

1. Frekuensi Nafas

Frekuensi nafas diukur selama 1 menit dengan menghitung

frekuensi nafas dari masing-masing unit percobaan. Pengukuran

dilakukan pada jam 09.00, 12.00, 15.00 dan 18.00 Wita di minggu ke IV

dan V. Hasil pengukuran yang diperoleh diambil nilai rata-rata.

2. Pengambilan Sampel Darah

Darah diambil pada bagian vena jogularis dan ditampung dalam

tabung reaksi yang berisi anti koagulan. Pengambilan sampel dilakukan di

minggu ke V, dengan sampel 1 ekor ayam secara acak dari masing-

masing kelompok perlakuan sehingga keseluruhan digunakan 20 ekor.

a. pH Darah

pH darah diukur dengan mencelupkan kertas indikator pada darah

lalu mencocokkan angka yang tertera di kertas indikator (Sturkie’s, 2000).

b. Nilai Hematokrit

Nilai hematokrit (%) ditentukan setelah darah disentrifugasi dengan

kecepatan 10.000 rpm selama 5 menit dan diukur dengan menggunakan

mikrohematokrit (Sturkie’s, 2000).

c. Kadar Hemoglobin

Kadar hemoglobin (g/dl) darah diukur dengan menggunakan

metode cyanomethaemoglobin (Sturkie’s, 2000).

Page 50: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

32

3.MManajemen Pemeliharaan

a. Periode Indukan

Periode indukan adalah pemeliharaan ayam yang dilakukan sejak

umur 1 - 14 hari. Pada saat DOC tiba di kandang langsung dimasukkan ke

dalam brooder house (indukan buatan) yang telah dilengkapi dengan

tempat pakan, tempat minum, gasolec (pemanas indukan) dan

menggunakan alas litter dari sekam padi yang diatasnya ditutupi dengan

kertas Koran.

b. Periode Adaptasi

Periode adaptasi adalah pemeliharaan ayam antara umur 15 - 20

hari, saat mana gasolec (pemanas indukan) tidak digunakan lagi sampai

akhir panen. Pada umur 16 hari alas sekam sudah mulai dibuang

sebagian dan sisanya pada umur 17 hari alas sekam dibuka semua. Pada

periode ini juga sekaligus sebagai tahap persiapan untuk perlakuan

penelitian.

c. Periode Perlakuan

Periode perlakuan adalah periode dimana dimulainya penelitian

pada umur 21 - 35 hari dengan memberikan perlakuan pembatasan

waktu aksesibilitas pakan yang berbeda selama 3 jam (jam 09.00 - 12.00),

5 jam (jam 09.00 - 14.00), 7 jam (jam 09.00 - 16.00) dan tanpa

pembatasan waktu aksesibilitas pakan (kontrol).

Page 51: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

33

Analisa Data

Data diolah dengan menggunakan analisis ragam berdasarkan

rancangan acak lengkap. Jika perlakuan berpengaruh nyata, dilakukan uji

lanjut menggunakan uji jarak berganda Duncan (Gaspersz, 1994) dengan

model matematik sebagai berikut :

Yij = + i + €ij

Dimana :

Yij = Nilai pengamatan

= Nilai tengah populasi (rata-rata)

i = Pengaruh aditif pembatasan aksesibilitas pakan pada (i : 1,2,3,4)

€ij = pengaruh galat percobaan perlakuan ke i dan ulangan ke j

4.

Page 52: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

34

BAB. IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Suhu dan Kelembaban Udara

Faktor klimatik (suhu dan kelembaban udara) merupakan bagian

penting dalam mendukung peningkatan performa ayam ras pedaging. Hal

ini berkaitan dengan respon fisiologi yang ditimbulkan, sebagai akibat dari

peningkatan suhu dan kelembaban udara. Rata-rata pengukuran suhu

dan kelembaban udara pada lokasi penelitian, dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata hasil pengukuran suhu dan kelembaban udara pada lokasi penelitian di minggu ke IV dan V.

Waktu Pengukuran Suhu (0C) Kelembaban (%)(Wita) Minimum-Maksimum Minimum-Maksimum

Jam 06.00 - 09.00 24,40 - 28,20.

82 - 83Jam 10.00 - 12.00 30,60 - 33,70 84 - 88Jam 13.00 - 15.00 33,30 - 35,20 87 - 88Jam 16.00 - 18.00 32,00 - 32,50 85 - 87

Suhu dan kelembaban udara pada penelitian ini terlihat bervariasi.

Pada pagi hari jam 06.00-09.00, rata-rata suhu dan kelembaban udara

tergolong rendah (26,13 0C dan 82,50 %), jam 10.00-12.00 mengalami

peningkatan (31,90 0C dan 86 %), jam 13.00-15.00 merupakan kondisi

klimatik paling tinggi (34,37 0C dan 87,67 %) tetapi saat sore menjelang

petang jam 16.00-18.00 sudah mulai menurun (32,23 0C dan 86 %).

Page 53: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

35

Upaya untuk mempertahankan performa produksi yang optimal,

ayam ras pedaging diusahakan agar tetap berada pada zona

thermoneutral, yaitu kondisi dengan kisaran suhu lingkungan yang normal

(Dirain dan Waldroup., 2002).

Zona thermoneutral ayam berkisar antara 17 - 20 oC (Rahardja,

2010), 18 - 20 oC (Toyomizu dkk., 2005) ,18,3 - 23,9 oC (North dan Bell,

1990). Kondisi ini ditandai dengan lingkungan tingkat metabolik minimum

sebagai batas terendah dan terjadinya peningkatan pengeluaran panas

dengan cara evaporasi sebagai batas tertinggi.

Pemberian pakan secara ad libitum (tanpa pembatasan waktu

aksesibilitas), diindikasikan dengan performa yang kurang baik, karena

secara mekanisme fisiologi tubuh ayam menghadapi kelebihan beban

panas, yang harus dikeluarkan. Saat yang sama juga menghadapi

penambahan beban panas dari lingkungan dengan suhu dan kelembaban

udara tinggi.

Berdasarkan Tabel 2. data hasil pengukuran klimatologi

menunjukkan bahwa suhu dan kelembaban udara pada lokasi penelitian

dapat dikategorikan sebagai wilayah dengan klimatik yang tergolong

tinggi. Kondisi tersebut dapat menyebabkan terjadinya cekaman panas

pada ayam ras pedaging. Hal ini diindikasikan bahwa sejumlah pakan

yang dikonsumsi pada kondisi suhu klimatik yang tinggi, proses fisiologi

tubuh tidak dapat bekerja dengan baik untuk mencapai pertumbuhan yang

optimal.

Page 54: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

36

B. Performa Produksi

Performa produksi ayam ras pedaging strain cobb terhadap

pembatasan aksesibilitas pakan, yang meliputi parameter pertambahan

berat badan, konsumsi pakan, konsumsi air minum dan konversi pakan

dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata performa produksi ayam ras pedaging strain cobbdengan pembatasan waktu aksesibilitas pakan yang berbeda pada minggu ke IV dan V.

PerformaPembatasan Waktu Aksesibilitas Pakan

T0 T1 T2 T3

PertambahanBerat Badan(g/ekor)

609 ± 16,90a 615 ± 25,66ab 661 ± 12,70c 636 ± 12,66b

Konsumsi Pakan (g/ekor)

1.019 ± 12,39b 1.010 ± 2,12b 995 ± 5,49a 991 ± 4,08a

Konsumsi Air Minum (ml/ekor)

2.427 ± 28,10b 2.395 ± 24,10b 2.310 ± 53,75a 2.281± 23,20a

Konversi Pakan

1,67 ± 0,04b 1,64 ± 0,06b 1,50± 0,02a 1,56 ± 0,03a

abc Superskrip yang berbeda mengikuti nilai rata-rata pada baris yang sama menunjukkan perbedaan (P<0,05)

Keterangan :

T0 : Tanpa pembatasan waktu aksesibilitas pakan (kontrol)

T1 : Pembatasan waktu aksesibilitas pakan selama 3 jam

T2 : Pembatasan waktu aksesibilitas pakan selama 5 jam

T3 : Pembatasan waktu aksesibilitas pakan selama 7 jam

Page 55: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

37

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pembatasan

waktu aksesibilitas pakan pada ayam ras pedaging, menunjukkan

pengaruh (P<0,05) terhadap pertambahan berat badan, konsumsi pakan,

konsumsi air minum, dan konversi pakan.

1. Pertambahan Berat Badan

Uji lanjut menunjukkan bahwa pembatasan waktu aksesibilitas

pakan selama 5 dan 7 jam, diperoleh pertambahan berat badan yang lebih

tinggi (P<0,05) dibanding kontrol, tetapi tidak berbeda (P>0,05) apabila

pembatasan waktu aksesibilitas pakan dilakukan selama 3 jam.

Pada kondisi penelitian ini, pembatasan waktu aksesibilitas pakan

selama 5 dan 7 jam pada ayam menunjukkan efektifitas yang lebih baik

dalam mengurangi beban panas tubuh yang disebabkan oleh pengaruh

cekaman panas. Hal ini ditandai dengan pertambahan berat badan yang

lebih tinggi (661 dan 636 g). Hasil yang berbeda diperoleh pada

pembatasan waktu aksesibilitas pakan dengan durasi singkat (3 jam) dan

tanpa pembatasan waktu akses (kontrol) dengan pertambahan berat

badan yang rendah (615 dan 609 g).

Pemberian pakan pada ayam ras pedaging dengan cara

melakukan pembatasan waktu aksesibiltas terhadap tempat pakan,

bertujuan untuk membatasi kemampuan setiap ayam dalam

mengkonsumsi pakan pada siang hari. Hal ini berarti bahwa konsumsi

yang rendah pada saat suhu dan kelembaban udara tinggi, akan

mengurangi dampak cekaman panas akibat dari efek kalorigenik pakan.

Page 56: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

38

Beberapa hasil penelitian lain pada wilayah tropis menunjukkan

adanya kecenderungan yang sama dengan hasil penelitian ini. Sultan, dkk

(2005) yang memberikan perlakuan pembatasan waktu aksesibilitas

pakan pada ayam ras pedaging (umur 3 - 6 minggu) pada siang hari

dengan durasi 6 - 10 jam yang dimulai pada jam 09.00, menunjukkan

pertambahan berat badan yang lebih baik dibanding kontrol.

Pada umur yang lebih muda (7 - 14 hari), Lee dan Leeson (2001)

melaporkan bahwa perlakuan pembatasan waktu aksesibilitas pakan

selama 6 - 8 jam per hari pada kondisi ayam sedang mengalami cekaman

panas, memberikan hasil pertumbuhan yang lebih baik.

Pembatasan waktu aksesibilitas pakan yang singkat (3 jam) pada

penelitian ini tidak menunjukkan adanya perbaikan pertambahan berat

badan (609 g). Hal ini berarti bahwa ayam dalam kondisi cekaman panas

akan sulit untuk pencapaian pertumbuhan yang optimum.

Hasil penelitian ini sesuai dengan laporan Banong dan Hakim

(2011) bahwa pada pembatasan waktu aksesibilitas pakan selama 2 - 4

jam (umur 2 - 5 minggu), diperoleh pertambahan berat badan yang tidak

berbeda dibandingkan kontrol. Pada perlakuan tersebut terlihat bahwa

pakan dalam crop (tembolok) masih tersisa dengan kondisi telah

mengalami pencampuran dengan air minum. Pembatasan waktu

aksesibilitas pakan yang dilakukan selama 4 jam, kondisi crop,

proventriculus dan gizzard ayam sudah kosong, namun dengan usus

halus yang masih penuh.

Page 57: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

39

Pada kondisi tersebut menandakan bahwa saluran pencernaan

masih terisi dengan sisa pakan yang dikonsumsi sebelumnya, sehingga

pembatasan waktu aksesibilitas pakan dengan durasi lama (5 - 7 jam),

kebutuhan ayam akan energi masih dapat dipenuhi sehingga tidak

berdampak pada pertumbuhan.

Penjelasan lain mengenai tingginya pertumbuhan ayam dengan

pembatasan waktu aksesibilitas pakan pada kondisi klimatik tinggi

dikemukakan oleh Francis, dkk (1991) bahwa dengan tidak adanya

produksi panas dari pakan yang dikonsumsi pada siang hari, ayam akan

lebih mudah mengeluarkan panas berlebihan dari dalam tubuh melalui

sistem pernafasan.

Beberapa studi memperoleh hasil yang kontradiksi dengan hasil

penelitian ini. Pembatasan aksesibilitas pakan tidak memperbaiki performa

ayam ras pedaging, bahkan memiliki performa yang lebih rendah

dibanding kontrol (Zubair dan Leeson 1994; Zhong, dkk 1995). Perbedaan

hasil yang diperoleh pada berbagai laporan tersebut, terkait dengan

perbedaan waktu dan umur dimulainya program pembatasan aksesibilitas

pakan, serta lama pembatasan aksesibilitas pakan yang diterapkan.

Faktor yang mempengaruhi pertambahan berat badan ayam ras

pedaging, yaitu suhu dan kelembaban udara dimana ayam dipelihara (Jull,

1982). Dampak dari kondisi klimatik tersebut dilaporkan oleh May dan Lott

(2000) bahwa hampir setengah dari terhambatnya pertumbuhan pada

daerah iklim panas, disebabkan suhu dan kelembaban udara tinggi.

Page 58: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

40

2. Konsumsi Pakan

Uji lanjut menunjukkan bahwa pembatasan waktu aksesibilitas

pakan dengan durasi 5 dan 7 jam diperoleh konsumsi pakan lebih rendah

(P<0,05) dibanding kontrol, tetapi tidak berbeda (P>0,05) apabila

pembatasan waktu aksesibilitas pakan dilakukan selama 3 jam.

Ayam ras pedaging dengan perlakuan pembatasan waktu

aksesibilitas pakan yang lebih lama (5 dan 7 jam) memiliki konsumsi

pakan yang rendah (995 g dan 991 g). Hal ini disebabkan karena

kesempatan ayam untuk aktivitas makan lebih terbatas. Hasil yang

berbeda diperoleh pada ayam dengan pembatasan waktu aksesibilitas

pakan lebih singkat dan tanpa pembatasan (3 dan 0 jam). Pada kondisi

ini, ayam memiliki kesempatan makan lebih banyak sehingga konsumsi

pakannya lebih tinggi (1.010 g dan 1.019 g).

Ayam ras pedaging yang diberikan pakan dalam jumlah banyak,

tidak berarti bahwa akan mencapai pertambahan berat badan yang tinggi

pula. Rendahnya pertambahan berat badan ayam dengan pemberian

pakan secara ad libitum (609 g), berkaitan dengan efek cekaman panas.

Cekaman panas bersumber dari tingginya suhu lingkungan di luar tubuh.

Dari dalam tubuh, terjadi laju metabolisme energi akibat konsumsi pakan

yang berlebih. Kondisi ini akan mengakibatkan beban panas tubuh ayam

bertambah sebagai respon terjadinya efek kalorigenik pakan, dari

sejumlah pakan yang dikonsumsi, yang berdampak pada rendahnya

pertambahan berat badan.

Page 59: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

41

3. Konsumsi Air Minum

Uji lanjut menunjukkan bahwa pembatasan waktu aksesibilitas

pakan 5 dan 7 jam diperoleh konsumsi air minum lebih rendah (P<0,05)

dibanding kontrol, tetapi tidak berbeda (P>0,05) apabila pembatasan

waktu aksesibilitas pakan dilakukan selama 3 jam.

Ayam ras pedaging dengan perlakuan pembatasan waktu

aksesibilitas pakan yang lebih lama (5 dan 7 jam) memiliki konsumsi air

minum yang lebih rendah (2.310 ml dan 2.281 ml). Hasil yang berbeda

diperoleh pada ayam dengan pembatasan waktu aksesibilitas pakan lebih

singkat dan tanpa pembatasan (3 dan 0 jam), konsumsi air minumnya

lebih tinggi (2.359 ml dan 2.427 g).

Data konsumsi pakan yang diperoleh menunjukkan kaitan dengan

konsumsi air minum. Hubungan antara konsumsi air minum dan pakan,

dapat dilihat dari rasio perbandingan keduanya. Rasio konsumsi ini

diperhitungkan untuk melihat secara detail besaran kebutuhan konsumsi

pakan, yang diikuti dengan kebutuhan konsumsi air minum.

Tabel 4. Rata-rata rasio konsumsi air minum per 100 g konsumsi pakan ayam ras pedaging strain cobb dengan pembatasan waktu aksesibilitas pakan pada minggu ke IV dan V.

PerformaPembatasan Waktu Aksesibilitas Pakan

T0 T1 T2 T3

Rasio KonsumsiAir Minum per 100g Pakan (ml/ekor)

232 231 223 219

Page 60: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

42

Pembatasan waktu aksesibilitas pakan yang lebih lama (5 dan 7

jam) memiliki rasio konsumsi air minum terhadap konsumsi pakan yang

rendah (223 ml dan 219 ml), tetapi dengan pencapaian pertambahan

berat badan yang lebih baik (661 g dan 636 g). Hasil yang berbeda

diperoleh pada ayam dengan pembatasan waktu aksesibilitas pakan lebih

singkat dan tanpa pembatasan (3 dan 0 jam), dengan rasio konsumsi air

minum terhadap konsumsi pakan yang tinggi (231 ml dan 232 ml), tetapi

dengan hasil pertambahan berat badan yang rendah (615 g dan 609 g).

Meningkatnya beban panas tubuh yang disebabkan oleh tingginya

suhu lingkungan dan laju metebolisme energi akibat konsumsi pakan yang

berlebihan (efek kalorigenik pakan), merupakan indikasi yang mengarah

pada cekaman panas. Kondisi ini berdampak pada pertambahan berat

badan yang rendah. Sebagai upaya untuk mengurangi beban panas

tubuh, ayam akan mengkonsumsi air minum lebih banyak.

Ayam ras pedaging yang waktu aksesibilitas pakannya dibatasi

dengan durasi yang lebih lama dan telah mengalami dehidrasi, akan

menggunakan subtansi dalam jaringan untuk menghasilkan energi

metabolik, yang dapat digunakan untuk mempertahankan homeostatis

tubuh (Pires dkk., 2007). Dengan demikian, pembatasan waktu

aksesibilitas pakan pada penelitian ini, masih dapat mempertahankan

kebutuhan tubuh ayam untuk pertumbuhan. Walaupun waktu aksesibilitas

pakan dibatasi dengan durasi yang lebih lama (5 - 7 jam), ayam ras

pedaging masih memperlihatkan tingkat performa yang lebih baik.

Page 61: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

43

4. Konversi Pakan

Uji lanjut menunjukkan bahwa pembatasan aksesibilitas pakan 5

dan 7 jam diperoleh konversi pakan lebih rendah (P<0,05) dibanding

kontrol, tetapi tidak berbeda (P>0,05) apabila pembatasan waktu

aksesibilitas pakan dilakukan selama 3 jam.

Perbedaan konversi pakan yang diperoleh dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa ayam ras pedaging dengan perlakuan pembatasan

waktu aksesibilitas pakan yang lebih lama (5 dan 7 jam) memiliki nilai

efiisiensi pengunaan pakan yang lebih baik (1,50 dan 1,56). Demikian pula

sebaliknya bila pemberian pakan dengan pembatasan waktu aksesibilitas

lebih singkat dan tanpa pembatasan (3 dan 0 jam) menunjukkan konversi

pakan yang lebih tinggi (1,64 dan 1,67).

Hasil yang diperoleh pada penelitian ini sesuai dengan laporan

Mahmood, dkk (2005) yang menunjukkan nilai efisiensi penggunaan

pakan lebih baik pada ayam ras pedaging dengan memberikan waktu

akses pakan yang terbatas pada saat suhu harian mencapai kondisi

maksimum.

Hasil serupa juga dilaporkan oleh Zubair dan Leeson (1994), Zhong

dkk (1995), Lee dan Leeson (2001) serta Rincon dan Leeson (2002), yang

menunjukkan adanya konversi pakan yang lebih baik pada ayam ras

pedaging, dengan pembatasan waktu aksesibilitas pakan pada saat

mengalami cekaman panas dibanding dengan pemberian pakan secara

ad libitum.

Page 62: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

44

Efisiensi penggunaan pakan yang lebih baik pada ayam dengan

pembatasan waktu aksesibilitas pakan kondisi klimatik tinggi, disebabkan

karena berkurangnya dampak cekaman panas, sebagai bentuk respon

berkurangnya panas metabolik dari berkurangnya konsumsi pakan. Salah

satu indikasi berkurangnya dampak cekaman panas sehubungan

pembatasan waktu aksesibilitas pakan dilihat pada penurunan beban

panas tubuh dibanding ayam yang tanpa pembatasan aksesibilitas pakan.

Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa

pemberian pakan secara ad libitum saat kondisi suhu dan kelembaban

udara tinggi (mencapai 35,20 0C dan 88 %), akan meningkatkan beban

panas tubuh. Peningkatan beban panas tubuh disebabkan oleh adanya

mekanisme absorpsi panas dari tingginya suhu lingkungan dan efek

kalorigenik pakan. Kondisi ini berakibat pada rendahnya pencapaian

angka pertambahan berat badan (609 g), sehingga nilai konversi pakan

pun menjadi tinggi (1,67).

Ayam ras pedaging dalam kondisi normal, energi yang diperoleh

dari konsumsi pakan akan terdistribusi dengan baik berdasarkan proporsi

kebutuhan untuk hidup pokok, aktivitas maupun pertumbuhan. Berbeda

halnya pada ayam yang mengalami cekaman panas, energi yang

diperoleh sebagian digunakan untuk mengatasi cekaman panas tersebut,

sehingga energi yang seharusnya untuk pertumbuhan akan berkurang.

Hal ini akan berdampak pada rendahnya pencapaian pertambahan berat

badan dan efisiensi penggunaan pakan

Page 63: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

45

C. Respon Fisiologis

Hasil pengukuran respon fisiologi (jumlah frekuensi nafas dan profil

hematologis darah) ayam ras pedaging terhadap perlakuan pembatasan

waktu aksesibilitas pakan yang berbeda, yang diperoleh pada penelitian

ini dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rata-rata frekuensi nafas, pH, nilai hematokrit, kadar hemoglobin ayam ras pedaging strain cobb dengan pembatasan aksesibilitas pakan yang berbeda pada minggu ke IV dan V.

Waktu Pengukuran

(Wita)

Frekuensi Nafas (Kali/Menit/ekor)

T0 T1 T2 T3

Jam 09.00 47 ± 4,00 46 ± 2,16 44 ± 2,19 46 ± 3,53

Jam 12.00 131 ± 1,92b 127 ± 1,09a 126 ± 1,92a 127 ± 0,44a

Jam 15.00 134 ± 2,60b 132 ± 1,67b 124 ± 2,38a 124 ± 3,43a

Jam 18.00 134 ± 1,81b 132 ± 1,92b 126 ± 1,14a 124 ± 2,28a

pH Darah 7,1 ± 0,83 7,0 ± 0,27 7,2 ± 0,11 7,1 ± 0,13

NilaiHematokrit(%)

28,80 ± 1,30a 28,40 ± 0,54a 31,20 ± 1,30b 32,20 ± 0,83b

KadarHemoglobin(g/dl)

13,02 ± 0,81a 13,76 ± 0,98a 16,12 ± 1,15b 16,48 ± 1,44b

ab Superskrip yang berbeda mengikuti nilai rata-rata pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05)

Profil Hematologis Darah

Page 64: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

46

1. Frekuensi Nafas

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pembatasan

waktu aksesibilitas pakan yang berbeda menunjukkan pengaruh (P<0,05)

terhadap frekuensi nafas pada pengukuran jam 12.00, 15.00 dan 18.00,

tetapi tidak berpengaruh (P>0,05) pada pengukuran jam 09.00.

Tidak adanya perbedaan jumlah frekuensi nafas pada pengukuran

jam 09.00 disebabkan karena pada saat pengukuran, sebelumnya ayam

belum mengalami perlakuan pembatasan waktu aksesibilitas pakan.

Selain itu kondisi lingkungan masih berada pada suhu dan kelembaban

udara yang relatif masih rendah (28,20 0C dan 83 %), sehingga kondisi

klimatik lingkungan masih dapat ditolerir.

Uji lanjut menunujukkan bahwa pembatasan waktu aksesibilitas

pakan selama 3, 5 dan 7 jam pada pengukuran jam 12.00 diperoleh

frekuensi nafas yang lebih rendah (P<0,05) dibanding kontrol. Hasil ini

mengindikasikan bahwa konsumsi pakan yang tinggi (1.019 g) pada

kelompok ayam yang waktu akses pakannya tidak terbatas (kontrol),

memperlihatkan respon fisiologi yang ditandai dengan frekuensi nafas

yang tinggi (131 kali/menit).

Hasil yang berbeda terlihat pada ayam dengan pembatasan

aksesibilitas pakan 3, 5 dan 7 jam, bahwa dengan konsumsi pakan yang

rendah (1.010 g, 995 g dan 991 g) juga memperlihatkan frekuensi nafas

yang rendah (127, 126 dan 127 kali/menit). Frekuensi nafas yang tinggi

merupakan efek kalorigenik pakan dari sejumlah pakan yang dikonsumsi.

Page 65: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

47

Waktu pengukuran yang berbeda menunjukkan perbedaan jumlah

frekuensi nafas. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pembatasan

waktu aksesibilitas pakan (3, 5 dan 7 jam) pada pengukuran jam 12.00,

memiliki jumlah frekuensi nafas yang lebih tinggi (127, 126 dan 127

kali/menit) dibanding saat pengukuran jam 09.00 (46, 44 dan 46

kali/menit).

Peningkatan jumlah frekuensi nafas tersebut disebabkan karena

suhu dan kelembaban udara yang telah mengalami peningkatan (33,70 0C

dan 88 %) pada saat pengukuran jam 12.00. Hasil penelitian lain

melaporkan bahwa frekuensi nafas akan meningkat dari 25 hingga 150

kali/menit ketika suhu lingkungan naik dari 27 0C hingga mencapai 44 0C

(Dirain dan Waldroup, 2002).

Peningkatan jumlah frekuensi nafas pada ayam ras pedaging

merupakan prilaku untuk mengurangi beban panas tubuh yang tinggi.

evaporasi merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh ayam untuk

melakukan proses pendinginan tubuh.

Proses tersebut merupakan mekanisme kerja fisiologi sebagai

upaya dalam mempertahankan suhu tubuh dengan mengeluarkan panas

secara berlebihan dari dalam tubuh. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Whittow (1976) bahwa ketika suhu dan kelembaban udara semakin

meningkat, maka ayam ras pedaging akan berusaha mempertahankan

suhu tubuh tetap konstan hingga batas teratas yang masih dapat

ditoleransi.

Page 66: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

48

Peningkatan jumlah frekuensi nafas pada saat suhu dan

kelembaban udara tinggi, merupakan akibat dari prilaku ayam yang telah

mengabsorbsi panas dari lingkungannya. Pada saat yang sama,

peningkatan beban panas di dalam tubuh ayam masih bertambah. Hal ini

disebabkan karena proses laju metebolisme dari konsumsi pakan.

Rahardja (2010) menyatakan bahwa panas dari lingkungan yang

diabsorpsi akan bersatu dengan panas yang dihasilkan dari metabolisme,

sehingga keduanya menentukan suhu tubuh yang harus diimbangi

dengan pengeluaran panas ke luar tubuh jika suhu tubuh akan

dipertahankan relatif tetap.

Uji lanjut yang dilakukan baik pada pengukuran jam 15.00 maupun

jam 18.00 menunjukkan bahwa pembatasan waktu aksesibilitas pakan 5

dan 7 jam diperoleh frekuensi nafas yang lebih rendah (P<0,05) dibanding

kontrol, tetapi tidak berbeda (P>0,05) apabila pembatasan waktu

aksesibilitas pakan dilakukan selama 3 jam.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Ahmad, dkk (2006)

bahwa metode pemberian pakan dengan waktu akses yang terbatas pada

ayam ras pedaging yang mengalami cekaman panas, memberikan

pengaruh yang siginifikan terhadap perubahan frekuensi nafas.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa frekuensi nafas pada

pagi hari lebih rendah dibanding dengan siang dan sore hari. Hal ini lebih

banyak dipengaruhi oleh suhu lingkungan yang lebih tinggi pada siang

dan sore dibandingkan pagi hari.

Page 67: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

49

Besaran jumlah frekuensi nafas yang terus mengalami

peningkatan pada kedua waktu pengukuran tersebut (jam 15.00 dan

18.00), disebabkan karena kondisi klimatik pada saat pengukuran yang

masih tinggi (33,30 0C dan 87 %) pada jam 15.00 dan (32,00 0C dan 85

%) di jam 18.00. Pada kondisi yang sama, juga disebabkan karena efek

dari upaya ayam dalam mempertahankan suhu tubuh pada waktu yang

relatif lebih lama (jam 12.00 sampai 18.00), sehingga kemampuan

absorpsi panas dari lingkungan juga lebih banyak.

Rendahnya frekuensi nafas pada ayam ras pedaging dengan

pemberian pakan yang waktu aksesnya dibatasi, merupakan indikasi

kemampuan sirkulasi aerobik yang baik untuk proses pertumbuhan.

Kondisi yang berbeda pada pemberian pakan secara ad libitum, dengan

frekuensi nafas yang tinggi merupakan respon fisiologi sebagai efek dari

laju metabolisme energi yang diawali dengan peningkatan konsumsi

pakan.

Secara umum terlihat bahwa ayam ras pedaging dengan

kemampuan konsumsi pakan tinggi, diikuti dengan peningkatan konsumsi

air minum dan frekuensi nafas (Tabel 3 dan 5). Hal ini menunjukkan

bahwa meningkatnya konsumsi air minum merupakan upaya untuk

mendinginkan tubuh dan peningkatan frekuensi nafas untuk

mempertahankan suhu tubuh, dengan mengeluarkan sebagian besar

panas melalui evaporasi.

Page 68: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

50

2. Profil Hematologis Darah

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pembatasan

waktu aksesibilitas pakan yang berbeda menunjukkan pengaruh (P<0,05)

terhadap nilai hematokrit dan kadar hemoglobin, tetapi tidak berpengaruh

(P>0,05) terhadap pH.

a. pH darah

Tidak adanya perbedaan pH pada semua kelompok perlakuan

terhadap kontrol, disebabkan oleh adanya proses fisiologis yang terjadi

dalam sistem peredaran darah sehingga keseimbangan pH darah tetap

dapat dipertahankan. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat mekanisme

kompensatori dari sistem sirkulasi untuk mempertahankan keseimbangan

pH darah, pada kondisi suhu dan kelembaban udara yang tinggi.

Hasil penelitian ini didukung oleh Mujahid, dkk (2009) yang

menyatakan bahwa ayam ras pedaging yang mengalami cekaman panas

selama 6 jam pada suhu kelembaban tinggi (34 0C dan 85 %), tidak

ditemukan perubahan pH darah. Pemberian pakan pada ayam ras

pedaging tanpa pembatasan waktu akses, yang terindikasi mengalami

kondisi cekaman panas, akan mengalami gangguan keseimbangan asam

basa dalam darah (alkalosis).

Gangguan keseimbangan asam basa, akan berdampak

terganggunya pola aliran darah, distribusi cairan tubuh serta mengganggu

keseimbangan ion tubuh. Kondisi ini akan mempengaruhi penggunaan zat

nutrisi dan produksi daging dalam tubuh ayam ras pedaging.

Page 69: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

51

Toyomizu, dkk (2005) melaporkan bahwa alkalosis mulai terjadi

sekitar 1 jam setelah ayam terpapar suhu lingkungan yang tinggi (35 0C),

namun sekitar 1 jam berikutnya terjadi penurunan pH darah seiring

dengan peningkatan asam laktat pada plasma.

Penurunan nilai pH darah 1 jam setelah terjadinya alkalosis, tidak

teridentifikasi dalam penelitian ini. Hal ini disebabkan karena pengambilan

sampel darah dilakukan pada saat malam hari, sehingga kemungkinan

adanya gangguan keseimbangan asam-basa dalam darah akibat

cekaman panas pada siang hari, sudah normal kembali pada malam

harinya. Proses tersebut terjadi karena adanya mekanisme kompensatori

dalam darah.

Hasil pengukuran pH darah yang diperoleh pada penelitian ini

sesuai dengan laporan Mujahid, dkk (2009) mengenai adanya mekanisme

kompensatori dari sistem sirkulasi darah pada ayam yang dalam kondisi

cekaman panas selama 6 jam. Lebih lanjut dinyatakan bahwa apabila

kondisi yang menyebabkan cekaman panas pada ayam diperpanjang

6 - 18 jam, ayam ras pedaging dapat menyesuaikan kembali pH darahnya.

Prilaku panting yang ditandai dengan peningkatan frekuensi nafas,

akan meningkatkan pengeluaran karbondioksida (CO2) dari paru-paru.

Pada saat yang sama, tekanan parsial CO2 dalam darah mengalami

penurunan yang akan berdampak pada penurunan konsentrasi ion HCO3

dan H+. Proses ini dapat menyesuaikan kembali pH darah.

Page 70: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

52

Nilai Hematokrit

Uji lanjut menunjukkan bahwa pembatasan waktu aksesibilitas

pakan selama 5 dan 7 jam diperoleh nilai hematokrit lebih tinggi (P<0,05)

dibanding kontrol, tetapi tidak berbeda (P>0,05) apabila pembatasan

waktu aksesibilitas pakan dilakukan selama 3 jam.

Hasil penelitian ini sesuai dengan Suchy, dkk (2004) yang

melaporkan nilai hematokrit 30 % pada ayam ras pedaging dalam kondisi

normal (tanpa perlakuan). Selanjutnya Vacerek, dkk (2002) dengan

perlakuan pemberian suhu yang semakin meningkat seiring dengan

peningkatan umur ayam, diperoleh nilai hematokrit 28 - 30 %.

Perbedaan nilai hematokrit pada semua kelompok perlakuan,

berkaitan dengan jumlah konsumsi pakan. Hal ini dapat dilihat dari nilai

hematokrit yang diperoleh pada ayam dengan pembatasan waktu

aksesibilitas pakan selama 3 jam dan kontrol lebih rendah (28,40 dan

28,80 %) dibanding kelompok perlakuan dengan pembatasan waktu

asesibilitas selama 5 dan 7 jam (31,20 dan32,20 g/dl).

Konsumsi pakan yang tidak terbatas, menyebabkan metabolisme

energi dalam tubuh akan tinggi. Peningkatan beban panas tubuh akibat

metabolisme dan suhu serta kelembaban yang tinggi, akan mengalami

cekaman panas yang dapat mempengaruhi nilai metabolik darah termasuk

nilai hematokrit. Vecerek, dkk (2002) menyatakan bahwa suhu dan

kelembaban udara tinggi dapat mempengaruhi proses homeopoietic pada

ayam ras pedaging.

Page 71: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

53

Komponen air dan elektrolit dalam darah berasal dari pakan dan air

minum yang dikonsumsi. Cekaman panas berpengaruh terhadap

karakteristik darah yaitu distribusi sel-sel darah, komponen serum,

kapasitas pengikatan oksigen, koagulasi dan tekanan darah.

Pada keadaan suhu lingkungan lebih rendah dari kisaran suhu

netral, saat mana diperlukan peningkatan laju metabolisme, terjadi

peningkatan pengaliran darah ke paru-paru, sementara itu pembuluh

periver mengalami vasokonstriksi, sehingga proporsi darah yang mengalir

ke perifer menurun. Sebaliknya, pengaliran darah ke perifer meningkat

dengan nyata selama hewan mengalami cekaman panas (Rahardja,

2010).

b. Kadar Hemoglobin

Uji lanjut menunjukkan bahwa pembatasan waktu aksesibilitas

pakan selama 5 dan 7 jam diperoleh kadar hemoglobin lebih tinggi

(P<0,05) dibanding kontrol, tetapi tidak berbeda (P>0,05) apabila

pembatasan waktu aksesibilitas pakan dilakukan selama 3 jam.

Kadar hemoglobin yang terlihat lebih tinggi pada ayam dengan

perlakuan pembatasan waktu aksesibilitas pakan selama 5 dan 7 jam

(16,12 dan 16,48 g/dl) dibanding pembatasan waktu akses 3 jam dan

kontrol (13,76 dan 13,02). Kadar hemoglobin yang diperoleh terlihat

memiliki kaitan dengan nilai hematokrit, yaitu keduanya menunjukkan hasil

yang lebih tinggi pada ayam yang berada pada kelompok perlakuan

pembatasan waktu aksesibilitas pakan selama 5 dan 7 jam.

Page 72: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

54

Kadar hemoglobin darah juga ada kaitannya dengan metabolisme

energi dari pakan yang dikonsumsi oleh ayam. Ayam yang memiliki waktu

makan yang lebih banyak, cenderung mengkonsumsi pakan yang lebih

banyak pula (Tabel 3). Pemberian pakan secara ad libitum, dapat

menimbulkan konsumsi pakan yang berlebih yang berakibat pada

terjadinya cekaman panas sebagai proses dari metabolisme energi.

Frekuensi nafas yang rendah merupakan indikasi bahwa ayam ras

pedaging belum mengalami kondisi cekaman panas, sehingga usaha

yang dilakukan untuk menurunkan beban panas tubuh melalui pernafasan

belum diperlukan.

Pada kondisi cekaman panas yang berkepanjangan, proses

pembentukan sel darah merah (erytropoiesis) terhambat. Cekaman panas

rendah, menciptakan suatu kondisi dimana proses penghambatan

erytropoiesis tidak terjadi. Dalam hal ini pembentukan sel darah merah

menjadi baik (tinggi) sehingga kemampuan aerobik sistem sirkulasi

menjadi lebih baik. Proses tersebut bertujuan untuk pengangkutan nutrisi

dan oksigen, agar kebutuhan pertumbuhan dapat terpenuhi.

Hasil penelitian ini sesuai dengan Vacerek, dkk (2002) yang

melaporkan bahwa pada ayam ras pedaging yang diberi perlakuan

pemberian suhu yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan

umur ayam, diperoleh kadar hemoglobin yang lebih rendah dibanding

kontrol.

Page 73: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

55

Pembatasan waktu aksesibilitas pakan dalam waktu yang relatif

lebih lama (5 dan 7 jam) pada kondisi suhu dan kelembaban udara tinggi,

dapat mencegah terjadinya kelebihan beban panas tubuh ayam. Kondisi

ini dapat memberikan suasana nyaman pada ayam, sehingga prilaku

panting yang ditandai dengan peningkatan frekuensi nafas dapat

diminimalkan. Frekuensi nafas yang tinggi dapat menyebabkan penurunan

metabolik darah seperti halnya nilai hematokrit dan hemoglobin.

Dampak yang signifikan dari suhu dan kelembaban udara tinggi

berupa penurunan kadar hemoglobin, mengindikasikan adanya pengaruh

pada metabolisme intermedial, yang akan berdampak langsung pada

penghambatan pertumbuhan dan mortalitas yang tinggi (Suchy dkk.,

2004).

Profil metabolik darah, dalam hal ini nilai hematokrit dan kadar

hemoglobin merupakan komponen penting dalam sirkulasi darah yang

dapat berperan dalam proses metabolisme dalam tubuh ayam ras

pedaging.

Penurunan nilai hematokrit dan kadar hemoglobin, pada gilirannya

akan mempengaruhi proses metabolisme secara keseluruhan dalam

tubuh. Nilai hematokrit dan kadar hemoglobin merupakan indikator secara

tidak langsung jumlah sel darah merah. Semakin tinggi nilai hematokrit

dan kadar hemoglobin, kemampuan aerobik sirkulasi lebih baik untuk

pertumbuhan, sehingga kebutuhan untuk pertumbuhan dapat terpenuhi

secara normal.

Page 74: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pembatasan waktu aksesibilitas pakan pada ayam ras pedaging

selama 5 jam lebih baik dalam mengurangi dampak cekaman panas,

yang diindikasikan dengan pertambahan berat badan, konsumsi

pakan dan air minum serta nilai konversi pakan yang lebih baik.

2. Pembatasan aksesibilitas pakan pada ayam ras pedaging selama 5

jam menunjukkan mekanisme kerja fisiologi yang baik, yang

diindikasikan dengan jumlah frekuensi nafas rendah, nilai hematokrit

dan hemoglobin yang tinggi.

B. Saran

Performa yang rendah, sebagai dampak dari pengaruh lingkungan

yang memiliki suhu dan kelembaban udara tinggi, maka penerapan teknik

pembatasan waktu aksesibilitas pakan pada dengan durasi 5 jam, dapat

dijadikan sebagi solusi alternatif, dalam meningkatkan performa ayam ras

pedaging.

Page 75: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

57

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, M., Mahmood, S., Rehman, M., Ashraf, M., Alam. and Muzaffar, A. 2006. Effect of Feeding Management on Thermoregulation, Production Performance and Immunological Response of Broiler During Summer. Int. J. Agri. Biol. 8(4): 550 – 553.

Altan, O., Altan, I., Ogus, A., Pabuccuoglu, P. and Konyalioglu, S. 2000. Effect of Heat Stress on Growth, Some Blood Variables and Lipid Oxidation in Broiler Exposed to High Temperature at an Early Age. British Poult. Sci. 41: 489 – 493.

Amrullah, I.K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler. Penerbit Lembaga Satu Gunung Budi: Bogor.

Anjum, M. S. 2000. Productive Performance and Physiological Behavior of White Leghorn Caged Layers Under Different Heat Combating Practices During Summer. Thesis. Pakistan: Department of Poultry Husbandry Univesity of Agriculture Faisalabad.

Atmomarsono, U. 2004. Upaya Menghasilkan Daging Broiler Aman dan Sehat. Pidato Pengukuhan disajikan pada Upacara Peresmian Penerimaan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Ternak Unggas,Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang 6 Oktober 2004.

Banong, S. dan Hakim, M.R. 2011. Pengaruh Umur dan Lama Pemuasaan terhadap Performa dan Karakteristik Karkas Ayam Pedaging. JITP. 1(2): 98 – 106.

Bayraktar, H. and Seremet, C. 2012. The Effect of Water Carbonation on Performance and Blood Gases and pH in Heat Stressed Male Broilers. J. Anim. Vet. Adv. 11(7): 983 – 987.

Card, L.E. and Nesheim, M.C. 1966. Poultry Production. Lea and Febiger:Philadelphia.

Cooper, M.A. and Washburn, K.W. 1998. The Relationship of Body Temperature to Weight Gain, Feed Consumption and Feed Utilization in Broiler under Heat Stress. Poult. Sci. 77: 273 – 282.

Page 76: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

58

Dirain, C.P.O. and Waldroup, P.W. 2002. Protein and Amino Acid Needs of Broilers in Warm Weather. Int.J. Poult. Sci. 1(4): 40 – 46.

Ensminger. 1980. Feed Nutrition Complete. The Ensminger Publishing Company Clovis: California.

Francis, C.A., Macleod, M. G. and Anderson, J.E.M. 1991. Alleviation of Heat Stress Withdrawal or Darkness. British Poult. Sci. 32: 219 –225.

Gaspersz, V. 1994. Metode rancangan Percobaan. Armico: Bandung.

Hasegawa, S., Hatano, S.K., Ushima. and Hikami, Y. 1994. Effect of Fasting on Adipose Tissue Accumulation in Chicks with Reference to Change in Chemical Composition and Lipase Activity. Anim. Sci. Tech. 65: 89 – 98.

Haves, E.S.E. 1968. Adaptation of Domestic Animals. Lea and Fibiger Philadelphia Washington State University: Washington.

Hayazy, K., Nakano, M.M., Toyomizu, Y., Tomita, T., Iwamoto. and Shika, A. 1990. Effect of Fasting Erly in Life on Performance, Mortality and Mucle Protein Metabolism of Broiler Chicken in Hight Temperature Environment. Jpn. Zootech. Sci. 61: 264 – 270.

Jamadar, S.J. and Jalnapurkar, B.V. 1995. Effect of High Ambient Temperature on Iron Status of Broilers. Indian Vet. J. 72: 577-579.

Jull, M.A. 1982. Poultry Husbandry. Mc.Graw-Hill Book Company, Inc. New York Toronto: London.

Lee, K.H. and Leeson, S. 2001. Performance of Broilers Limite Quantities of Feed or Nutrients During Seven to Fourteen Days of Age. Poult. Sci. 80: 446 – 454.

Mahmood, S., Hasan, F., Ahmad, M., Ashraf, M., Alam. and Muzaffar, A.2005. Influencee of Feed Withdrawal for Different Duration on The Performance of Broiler in Summer. Int. J. Agric. Biol. 7(6): 975 –978.

May, J.D. and Lott, B.D. 2000. The Effect of Environmental Temperature on Growth and Feed Conversion of Broiler to 21 Days of Age. Poult. Sci. 79: 669 – 671.

Page 77: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

59

Mujahid, A., Akiba, Y. and Toyomizu, M. 2009. Progressive Changes in Physiological Responses of Heat Stressed Broiler Chickens. Poult. Sci. 46: 163 – 167.

Murtidjo, B.A. 2003. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Kanisius:Yogyakarta.

North, M.O. and Bell, D.D. 1990. Commercial Chicken production.Nostralnd Reinhold: New York.

Novele, D.J., Ng’Ambi, J.W., Norris, D. and Mbajiorgu, C.A. 2008. Effect of Sex, Level and Period of Feed Restriction during The Starter Stage on Productivity and Carcass Characteristics of Ross 308 Broiler Chickens in South Africa. Int. J. Poult. Sci. 7(6): 530 – 537.

Nowaczewski, S. and Kontecka, H. 2012. Haematological Indices, Size of Eritrocytes and Hemoglobin Saturation in Broiler Chickens Kept in Commercial Condition. Anim. Sci. 30(2): 181 – 190.

Pampori Z.A. and Saleem, I. 2007. Haematology, Serum Chemistry and Electrocardiographic Evaluation in Native Chicken of Kashmir. Poult. Sci. 6: 578 – 582.

Pires, D.L., Malheiros, E.B. and Boleli, I.C. 2007. Influence of Sex, Ageand Fasting on Blood Parameters and Body, Bursa, Spleen and Yolk Sac Weights of Broiler Chicks. Rev. Brasileira de Ciê Avíc. 9(4): 233 – 240.

Rahardja, D.P. 2010. Ilmu lingkungan Ternak. Masagena Press:Makassar.

Rasyaf, M. 1994. Makanan Ayam Broiler. Yayasan Kanisius: Yogyakarta.

Rincon, M.U. and Leeson, D.S. 2002. Quantitative and Qualitative Feed Restriction on Growth Characteristics of Male Broiler Chickens. Poult. Sci. 81: 679 – 688.

Siregar, A.P., Sabrani, M. dan Pramu, S. 1982. Teknik Beternak Ayam Pedaging di Indonesia. Margie Group: Jakarta.

Sorensen and Kestin, S.C. 1999. Meal Feeding is more Effective than Early Feed Restriction at Reducing the Prevalence of Leg Weakness in Broiler Chickens. Poult. Sci. 78: 949-955.

Sturkie’s, F.E. 2000. Avian Physiology. Departement of Physiology. Academic Press: Germany.

Page 78: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

60

Suchy, P., Strakova, E., Jarka, B., Thiemel, J. and Vecerek, V. 2004. Differences between Metabolic Profile of Egg-type and Meat-type Hybrid Hens. Czech. Anim. Sci. 49(8): 323 – 328.

Sudaryani, T. dan Santosa, H. 2002. Pembibitan Ayam Ras. Penebar Swadaya: Jakarta.

Sultan, M., Hasan, S., Ahmad, F., Ashraf, M., Alam, M. and Muzaffar, A.2005. Influencee of Feed Withdrawal for Different Duration on The Performance of Broiler in Summer. Int. J. Agric. Biol. 7(6): 975 –978.

Suprijatna, E., Atmomarsono, U. dan Kartasudjana, R. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya: Jakarta.

Toyomizu, M., Tokuda, M., Mujahid, A. and Akiba, Y. 2005. Progressive Alteration to Core Temperature, Respiration and Acid-base Balance in Broiler Chicken Exposed to Acute Heat Stress. Poult. Sci. 42: 110 – 118.

Vecerek, V., Strakova, E., Suchy, P., Voslarova, E. 2002. Influence of High Environmental Temperature on Production and Haematological and Biochemical Indexes in Broiler Chicken. Czech. Anim. Sci. 47: 176 -182.

Wahyu, J. 1985. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University Press:Yogyakarta.

Whittow, G.C. 1976. Regulation of Body Temperature in Sturkie, P.D. Avian Physiology. Springer-verlag New York Heidelberg: Berlin.

Yuwanta, T. 2004. Dasar Ternak Unggas. Penerbit Kanisius: Yogyakarta.

Zhong, C., Nakaue, H.S., Hu, C.Y. and Mirosh, L.W. 1995. Effect of Full Feed and Feed Restriction on Broiler Performance, Abdominal Fat Level, Cellularity and Fat Metabolism in Brolier. Poult. Sci. 1634 –1643.

Zubair, A.K. and Leeson, D.S. 1994. Effect of Varying Period of Early Nutrient Restriction on Growth Compensation and Carcass Characteristics Male Broilers. Poult. Sci. 73: 129 – 136.

Zuprisal. 1998. Nutrisi Unggas. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.

Page 79: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

61

Lampiran 1. Rata-rata pertambahan berat badan (g) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan aksesibilitas pakan pada minggu ke IV dan V.

a. Deskriptif

Dependent Variable : Rata-rata PBB Minggu Ke IV dan V

Perlakuan Mean Std. Deviation N

T0 609.60 16.906 5

T1 615.60 25.667 5

T2 661.00 12.708 5

T3 636.00 12.669 5

Total 630.55 26.321 20

b. Anova

Dependent Variable : Rata-rata PBB Minggu Ke IV dan V

Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 8096.550a 3 2698.850 8.523 .001

Intercept 7951866.050 1 7951866.050 25112.478 .000

Perlakuan 8096.550 3 2698.850 8.523 .001

Error 5066.400 16 316.650

Total 7965029.000 20

Corrected Total 13162.950 19

a. R Squared = ,615 (Adjusted R Squared = ,543)

c. Uji Jarak Berganda Duncan

Rata-rata PBB Minggu Ke IV dan V

Perlakuan NSubset

1 2 3

Duncana T0 5 609.60

T1 5 615.60 615.60

T3 5 636.00

T2 5 661.00

Sig. .601 .089 1.000

Page 80: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

62

Lampiran 2. Rata-rata konsumsi pakan (g) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan aksesibilitas pakan pada minggu ke IV dan V.

a. Deskriptif

Dependent Variable : Rata-rata Konsumsi Pakan Minggu Ke IV dan V

Perlakuan Mean Std. Deviation N

T0 1019.00 12.390 5

T1 1010.00 2.121 5

T2 995.80 5.495 5

T3 991.80 4.087 5

Total 1004.15 12.987 20

b. Anova

Dependent Variable : Rata-rata Konsumsi Pakan Minggu Ke IV dan V

Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 2384.950a 3 794.983 15.519 .000

Intercept 2.017E7 1 2.017E7 393681.688 .000

Perlakuan 2384.950 3 794.983 15.519 .000

Error 819.600 16 51.225

Total 2.017E7 20

Corrected Total 3204.550 19

a. R Squared = ,744 (Adjusted R Squared = ,696)

c. Uji Jarak Berganda Duncan

Rata-rata Konsumsi Pakan Minggu Ke IV dan V

Perlakuan NSubset

1 2

Duncana T3 5 991.80

T2 5 995.80

T1 5 1010.00

T0 5 1019.00

Sig. .390 .064

Page 81: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

63

Lampiran 3. Rata-rata konsumsi air minum (ml) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan aksesibilitas pakan pada minggu ke IV dan V.

a. Deskriptif

Dependent Variable : Rata-rata Konsumsi Air Minum Minggu Ke IV dan V

Perlakuan Mean Std. Deviation N

T0 2427.80 28.102 5

T1 2395.60 24.100 5

T2 2310.80 53.756 5

T3 2281.00 23.206 5

Total 2353.80 69.227 20

b. Anova

Dependent Variable : Rata-rata Konsumsi Air Minum Minggu Ke Iv dan V

Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 71860.400a 3 23953.467 19.967 .000

Intercept 1.108E8 1 1.108E8 92364.589 .000

Perlakuan 71860.400 3 23953.467 19.967 .000

Error 19194.800 16 1199.675

Total 1.109E8 20

Corrected Total 91055.200 19

a. R Squared = ,789 (Adjusted R Squared = ,750)

c. Uji Jarak Berganda Duncan

Rata-rata Konsumsi Air Minum Minggu Ke IV dan V

Perlakuan NSubset

1 2

Duncana T3 5 2281.00

T2 5 2310.80

T1 5 2395.60

T0 5 2427.80

Sig. .193 .161

Page 82: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

64

Lampiran 4. Rata-rata konversi pakan ayam ras pedaging strain cobbdengan perlakuan pembatasan aksesibilitas pakan pada minggu ke IV dan V.

a. Deskriptif

Dependent Variable : Rata-rata Konversi Pakan Minggu Ke IV dan V

Perlakuan Mean Std. Deviation N

T0 1.67 .041603 5

T1 1.64 .067337 5

T2 1.50 .028254 5

T3 1.56 .035019 5

Total 1.59 .079540 20

b. Anova

Dependent Variable : Rata-rata Konversi Pakan Minggu Ke IV dan V

Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model .087a 3 .029 14.001 .000

Intercept 50.925 1 50.925 24572.744 .000

Perlakuan .087 3 .029 14.001 .000

Error .033 16 .002

Total 51.045 20

Corrected Total .120 19

a. R Squared = ,724 (Adjusted R Squared = ,672)

c. Uji Jarak Berganda Duncan

Rata-rata Konversi Pakan Minggu Ke IV dan V

Perlakuan NSubset

1 2

Duncana T2 5 1.50

T3 5 1.56

T1 5 1.64

T0 5 1.67

Sig. .079 .326

Page 83: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

65

Lampiran 5. Rata-rata frekuensi nafas (kali/menit) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan aksesibilitaspakan pada minggu ke IV dan V (pengukuran jam 09.00Wita)

a. Deskriptif

Dependent Variable : Rata-rata Frekuensi Nafas Jam 09.00 Wita Minggu Ke IV dan V

Perlakuan Mean Std. Deviation N

T0 47 4.000 5

T1 46 2.168 5

T2 44 2.191 5

T3 46 3.536 5

Total 46 2.989 20

b. Anova

Dependent Variable : Rata-rata Frekuensi Nafas Jam 09.00 Wita Minggu Ke IV dan V

Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 17.800a 3 5.933 .625 .609

Intercept 42504.200 1 42504.200 4474.126 .000

Perlakuan 17.800 3 5.933 .625 .609

Error 152.000 16 9.500

Total 42674.000 20

Corrected Total 169.800 19

a. R Squared = ,105 (Adjusted R Squared = -,063)

Page 84: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

66

Lampiran 6. Rata-rata frekuensi nafas (kali/menit) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan aksesibilitas pakan pada minggu ke IV dan V (pengukuran jam 12.00 Wita)

a. Deskriptif

Dependent Variable : Rata-rata Frekuensi Nafas Jam 12.00 Wita Minggu Ke IV dan V

Perlakuan Mean Std. Deviation N

T0 131 1.924 5

T1 127 1.095 5

T2 126 1.924 5

T3 127 .447 5

Total 128 2.128 20

b. Anova

Dependent Variable : Rata-rata Frekuensi Nafas Jam 12.00 Wita Minggu Ke IV dan V

Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 50.800a 3 16.933 7.697 .002

Intercept 307520.000 1 307520.000 139781.818 .000

Perlakuan 50.800 3 16.933 7.697 .002

Error 35.200 16 2.200

Total 307606.000 20

Corrected Total 86.000 19

a. R Squared = ,591 (Adjusted R Squared = ,514)

c. Uji Jarak Berganda Duncan

Rata-rata Frekuensi Nafas Jam 12.00 Wita Minggu Ke IV dan V

Perlakuan NSubset

1 2

Duncana T2 5 126

T1 5 127

T3 5 127

T0 5 131

Sig. .155 .531

Page 85: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

67

Lampiran 7. Rata-rata frekuensi nafas (kali/menit) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan aksesibilitaspakan pada minggu ke IV dan V (pengukuran jam 15.00 Wita)

a. Deskriptif

Dependent Variable : Rata-rata Frekuensi Nafas Jam 15.00 Wita Minggu Ke IV dan V

Perlakuan Mean Std. Deviation N

T0 134 2.608 5

T1 132 1.673 5

T2 124 2.387 5

T3 124 3.435 5

Total 129 5.170 20

b. Anova

Dependent Variable : Rata-rata Frekuensi Nafas Jam 15.00 Wita Minggu Ke IV dan V

Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 399.400a 3 133.133 19.651 .000

Intercept 333336.200 1 333336.200 49200.915 .000

Perlakuan 399.400 3 133.133 19.651 .000

Error 108.400 16 6.775

Total 333844.000 20

Corrected Total 507.800 19

a. R Squared = ,787 (Adjusted R Squared = ,747)

c. Uji Jarak Berganda Duncan

Rata-rata Frekuensi Nafas Jam 15.00 Wita Minggu Ke IV dan V

Perlakuan NSubset

1 2

Duncana T3 5 124

T2 5 124

T1 5 132

T0 5 134

Sig. .905 .200

Page 86: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

68

Lampiran 8. Rata-rata frekuensi nafas (kali/menit) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan aksesibilitas pakan pada minggu ke IV dan V (pengukuran jam 18.00 Wita)

a. Deskriptif

Dependent Variable : Rata-rata Frekuensi Nafas Jam 18.00 Wita Minggu Ke IV dan V

Perlakuan Mean Std. Deviation N

T0 134 1.817 5

T1 132 1.924 5

T2 126 1.140 5

T3 124 2.280 5

Total 129 4.637 20

b. Anova

Dependent Variable : Rata-rata Frekuensi Nafas Jam 18.00 Wita Minggu Ke IV dan V

Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 354.550a 3 118.183 35.017 .000

Intercept 334628.450 1 334628.450 99149.170 .000

Perlakuan 354.550 3 118.183 35.017 .000

Error 54.000 16 3.375

Total 335037.000 20

Corrected Total 408.550 19

a. R Squared = ,868 (Adjusted R Squared = ,843)

c. Uji Jarak Berganda Duncan

Rata-rata Frekuensi Nafas Jam 18.00 Wita Minggu Ke IV dan V

Perlakuan NSubset

1 2

Duncana T3 5 124

T2 5 126

T1 5 132

T0 5 134

Sig. .077 .055

Page 87: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

69

Lampiran 9. Uji pH darah ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan aksesibilitas pakan pada minggu ke V

a. Deskriptif

Dependent Variable : Nilai pH Darah

Perlakuan Mean Std. Deviation N

T0 7.0 .2775 5

T1 7.2 .1140 5

T2 7.1 .1304 5

T3 7.1 .0837 5

Total 7.1 .1669 20

b. Anova

Dependent Variable : Nilai pH Darah

Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model .074a 3 .025 .860 .482

Intercept 1023.880 1 1023.880 35925.632 .000

Perlakuan .074 3 .025 .860 .482

Error .456 16 .029

Total 1024.410 20

Corrected Total .530 19

a. R Squared = .139 (Adjusted R Squared = -.023)

Page 88: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

70

Lampiran 10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan aksesibilitas pakan pada minggu ke V

a. Deskriptif

Dependent Variable : Nilai Hematokrit

Perlakuan Mean Std. Deviation N

T0 28 .548 5

T1 31 1.304 5

T2 32 .837 5

T3 28 1.304 5

Total 30 1.899 20

b. Anova

Dependent Variable : Nilai Hematokrit

Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 50.950a 3 16.983 15.439 .000

Intercept 18180.450 1 18180.450 16527.682 .000

Perlakuan 50.950 3 16.983 15.439 .000

Error 17.600 16 1.100

Total 18249.000 20

Corrected Total 68.550 19

a. R Squared = .743 (Adjusted R Squared = .695)

c. Uji Jarak Berganda Duncan

Nilai Hematokrit

Perlakuan NSubset

1 2

Duncana T1 5 28

T0 5 28

T2 5 31

T3 5 32

Sig. .555 .151

Page 89: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

71

Lampiran 11. Uji darah kadar hemoglobin (g/dl) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan aksesibilitas pakanpada minggu ke V

a. Deskriptif

Dependent Variable:KadarHemoglobin

Perlakuan Mean Std. Deviation N

T0 13.02 .81670 5

T1 13.76 .98894 5

T2 16.12 1.15629 5

T3 16.48 1.44291 5

Total 14.84 1.83947 20

b. Anova

Dependent Variable:KadarHemoglobin

Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 44.033a 3 14.678 11.594 .000

Intercept 4407.480 1 4407.480 3481.422 .000

perlakuan 44.033 3 14.678 11.594 .000

Error 20.256 16 1.266

Total 4471.770 20

Corrected Total 64.289 19

a. R Squared = .685 (Adjusted R Squared = .626)

c. Uji Jarak Berganda Duncan

Kadar Hemoglobin

perlakuan NSubset

1 2

Duncana,,bT0 5 13.02

T1 5 13.76

T2 5 16.12

T3 5 16.48

Sig. .314 .620

Page 90: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

72

Lampiran 12. Rata-rata hasil pengukuran suhu dan kelembaban udara pada lokasi penelitian di minggu ke IV dan V.

Waktu Pengukuran (Wita) Suhu (oC) Kelembaban (%)

Jam 06.00 24,40 82

Jam 07.00 25,20 82

Jam 08.00 26,70 83

Jam 09.00 28,20 83

Jam 10.00 30,60 84

Jam 11.00 31,40 86

Jam 12.00 33,70 88

Jam 13.00 35,20 88

Jam 14.00 34,60 88

Jam 15.00 33,30 87

Jam 16.00 32,50 87

Jam 17.00 32,20 86

Jam 18.00 32,00 85

Page 91: RESPON AYAM RAS PEDAGING TERHADAP ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...10. Uji darah nilai hematokrit (%) ayam ras pedaging strain cobb dengan perlakuan pembatasan

BIODATA

A. Data Pribadi1. Nama : Sahiruddin2. Tempat, tgl. Lahir : Watampone, 9 Januari 19793. Alamat : Jalan Ahmad Yani 57 Watampone4. Status : Menikah

a. Nama istri : Suryani, S.Pdb. Nama Anak : - Gheavvirra Maharani

- Taufiqurrahman Sani Sabile

B. Riwayat Pendidikan Tamat SD tahun 1992 di SD Negeri 22 Macege Kab. Bone Tamat SLTP tahun 1995 di SLTP Negeri 2 Watampone Tamat SLTA tahun 1998 di SPP Negeri Rappang Kab. Sidrap Sarjana (S1) tahun 2003 di Fak. Peternakan Univ. Hasanuddin

C. Riwayat Pekerjaan Technical Service (TS) PT. BPS Makassar tahun 2004 Technical Service (TS) PT. BSM Samarinda tahun 2005 Technical Service (TS) PT. CKS Samarinda tahun 2006 Technical Service (TS) PT. BSB Makassar tahun 2007 Branch Head (BH) PT. BSB Kendari tahun 2008 Branch Head (BH) PT. PUC Bone tahun 2009 - 2012.

D. Riwayat Organisasi LK II Himpunan Mahasiswa Islam Sekertaris Dewan Pertimbangan Organisasi HIMAPROTEK-UH Ketua Umum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fapet UNHAS Presidium Aliansi Mahasiswa Universitas Hasanuddin Himpunan Kerukunan Tani lndonesia (HKTI) Kalimantan Timur