Resistensi Antimikroba (Tugas Mikrobiologi 1 )

18
TUGAS MIKROBIOLOGI 1 RESISTENSI ANTIMIKROBA Oleh : Citra Anugrah Arini 05.48850.00251.09 LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN

description

Resistensi Antimikroba

Transcript of Resistensi Antimikroba (Tugas Mikrobiologi 1 )

TUGAS MIKROBIOLOGI 1RESISTENSI ANTIMIKROBA

Oleh :Citra Anugrah Arini05.48850.00251.09

LABORATORIUM MIKROBIOLOGIFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MULAWARMAN2010BAB IPENDAHULUANDEFENISIAntimikroba (AM) ialah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan manusia. Dalam pembicaraan di sini, yang dimaksud dengan mikroba terbatas pada jasad renik yang tidak termasuk kelompok parasit .sedang Istilah antibiotik berasal dari kata antibiosis yang berarti substansi yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme yang dalam jumlah kecil dapat menghambat pertumbuhan atau mematikan mikroorganisme lain.SEJARAHKegiatan antibiotis untuk pertama kalinya ditemukan secara kebetulan oleh dr. Alexaner fleming (inggris, 1928, penisilin). Tetapi penemuan ini baru dikembangkan dan digunakan pada permulaan perang dunia kedua ditahun 1941, ketika obat obat antibakteri sangat diperlukan untuk menanggulangi infeksi dari luka luka akibat pertempuran.Masa perkembangan kemoterapi antimikroba sekarang dimulai pada tahun 1935, dengan penemuan sulfonamida. Pada tahun 1940, diperlihatkan bahwa penisilin, yang ditemukan pada tahun 1929, dapat dibuat menjadi zat kemoterapi yang efektif. Selama 25 tahun berikutnya, penelitian kemoterapi sebagain besar berpusat sekitar zat antimikroba yang berasal dari mikroorganisme, yang dinamakan antibiotika.Suatu zat antimikroba yang ideal memiliki toksisitas selektif. Istilah ini berarti bahwa suatu obat berbahaya bagi parasit tetapi tidak membahayakan inang. Seringkali, toksisitas selektif lebih bersifat relatif dan bukan absolut; ini berarti bahwa suatu obat yang pada konsentrasi tertentu dapat ditoleransi oleh inang, dapat merusak parasit.RESISTENSIMasalah resistensi mikroba terhadap antibiotik bukanlah hal yang baru. Pada tahun 1963, WHO telah mengadakan pertemuan tentang "Aspek kesehatan masyarakat dari penggunaan antibiotik dalam makanan dan bahan makanan". Pada saat itu disimpulkan bahwa antibiotik selain digunakan untuk tujuan medis juga dapat digunakan sebagai pemacu pertumbuhan pada hewan-hewan produksi. Namun, karena berkembangnya resistensi mikroba patogen terhadap antibiotik seperti penisilin dan tetrasiklin, telah mengantarkan perubahan sudut pandang dalam penggunaan antibiotik.Contoh yang dapat dilihat dari resistensi ini yakni penggunaan antibiotik pada pakan hewan sebagai pemacu pertumbuhan telah mengakibatkan pertumbuhan bakteri yang resisten terhadap antibiotik yang umum digunakan untuk terapi infeksi pada manusia. Namun, sejak tahun 1984, isolat yang diperoleh dari sapi dan dari anak-anak yang menderita salmonellosis telah resisten terhadap chloramphenicol dan streptomycin. Tahun 1985 di Los Angeles Country California, sekitar 1.000 kasus infeksi oleh s newport resisten terhadap beberapa antibiotik. Dari tahun 1990-1999 di Inggris telah terjadi kasus infeksi oleh s typhimunium DT104 pada manusia, dengan kasus paling banyak pada tahun 1995-1996 sekitar 3.500-4.000 kasus. Bakteri ini diketahui telah resisten terhadap paling sedikit lima jenis antibiotik dan ada kaitannya dengan rantai makanan asal hewan, terutama hewan-hewan produksi seperti sapi, babi, domba, dan unggas. Selain salmonella, bakteri lain yang resisten adalah enterococcus spp. Bakteri ini resisten terhadap vancomycin, antibiotik yang digunakan secara luas di Eropa sebagai pemacu pertumbuhan dalam pakan hewan.Mekanisme terjadinya resistensi dari suatu antimikroba yang dalam hal ini lebih dispesifikkan pada antibiotik bermacam-macam dan belum semuanya diketahui pola resistensi.

BAB IIISI Antimikroba : suatu zat/obat untuk membasmi jasad renik yang diperoleh dari sintesis atau yang berasal dari senyawa nonorganik Antibiotika : zat yang dihasilkan suatu mikroba, dapat membasmi mikroba lain Spektrum sempit : efektif untuk bakteri spesifik Spektrum luas : efektif untuk beberapa jenis bakteri Bakteriostatik : antimikroba hanya menghentikan pertumbuhan mikroorganisme Bakterisidal : antimikroba dapat mematikan mikroorganisme Resistensi : kemampuan mikroba untuk tidak terbunuh/terhambat pertumbuhannya oleh suatu antimikroba Kadar hambat minimal: kadar minimal yg diperlukan utk menghambat pertumbuhan org Kadar bunuh minimal : kadar minimal yg diperlukan utk membunuh mikroorganisme

Interaksi antimikroba, hospes dan mikroorganisme

Mekanisme kerja antimikroba Menghambat metabolisme sel mikroba Ct : sulfonamid,trimetoprim Menghambat sintesis dinding sel mikroba Ct : penisilin, sefalosporin, vankomisin Mengganggu keutuhan membran sel mikroba Ct : polimiksin Menghambat sintesis sel mikroba Ct : aminoglikosid, makrolid Menghambat sintesis asam nukleat mikroba Ct : rifampisin, asam nalidiksat

Pencegahan resistensi Penggunaan AM hanya sesuai indikasi dan dosis yg tepat,jangka waktu cukup Pembatasan penggunaan AM spektrum luas penggunaan antimikroba di rumah sakit pada waktu tertentu sebaiknya dibatasi pada jenis jenis antimikroba tertentu Aplikasi penggunaan antimikroba, khususnya di bidang peternakan perlu dibatasi Efek samping Reaksi alergi Dapat berupa : pruritus, eritema, syok anafilaktik, dermatitis eksfoliata,angioedema Reaksi idiosinkrasi Ct : kloramfenikol dapat menyebabkan anemia aplastik Reaksi toksik Ct : tetrasiklin dapat mengganggu pertumbuhan tulang, gigi, hepatotoksik Perubahan biologik dan metabolik Sulfonamide Aktivitas : spektrum antibakteri luas baik gram (+) maupun (-) yg peka, ct : Str. Pyogenes, E.coli, B. anthracis, v. cholerae, C. trachomatis, C. diphteriae Bersifat bakteriostatik Mekanisme kerja :antagonisme kompetitif PABA (para amino benzoid acid) dan sulfa Sediaan : oral, parenteral, topikal Efek samping : reaksi alergi, agranulositosis, trombositopeni, gangguan saluran kemih Kotrimoksazole Kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol Spektrum antibakteri luas, ct : S. aureus, Str. Pneumoniae, N. meningitis, E. coli Mekanisme kerja : sulfonamid menghambat masuknya PABA ke molekul asam folat, trimetoprim menghambat tjdnya reaksi reduksi dihidrofolat mjd tetrahidrofolat Sediaan : tablet, suspensi, tablet pediatrik Indikasi : ISK, infeksi saluran napas, infeksi gonokokal akut, shigellosis Efek samping : alergi, mual, anemia, stomatitis Penisilin Mekanisme kerja : menghambat pembentukan mukopeptida yg diperlukan untuk sintesis dinding sel bakteri Resistensi terhadap penisilin disebabkan diproduksinya enzim penisilinase oleh mikroorganisme Efek samping : iritasi lokal, mual, muntah, diare, syok anafilaktik Indikasi : infeksi pneumokokus, streptokokus, stafilokokus, meningokokus, gonokokus, salmonela, difteria

Sefalosporin Mekanisme kerja : menghambat sintesis dinding sel mikroba Aktif terhadap bakteri gram + dan -, tetapi masing-masing derivat bervariasi Efek samping : reaksi alergi Sefalosporin hanya digunakan untuk infeksi yang berat atau tidak dapat diobati dengan antimikroba yang lainTetrasiklin Spektrum : luas, baik gram + atau -, aerob, anaerob, spirochaeta, klamiidia, riketsia Derivat : tetrasiklin, klortetrasiklin, oksitetrasiklin, demeklosiklin, rolitetrasiklin, doksisiklin, minosiklin, limesiklin Indikasi : infeksi klamidia, riketsia, mikoplasma, gonore, kokus, kollera Efek samping : reaksi kepekaan, toksik dan iritatif Sediaan : tablet, kapsul, sirup, salep, pulveres Kloramfenikol Mekanisme kerja : menghambat sintesis protein kuman Sifat : bakteriostatik Spektrum antibakteri luas Indikasi : demam tifoid, meningitis purulenta, riketsiosis, kuman anaerob Efek samping : depresi sumsum tulang, alergi, reaksi sal.cerna, sindrom Gray, reaksi neurologik Kontrindikasi : neonatus, gangguan faal hati, penderita yang hipersensitif Aminoglikosid Efektif untuk bakteri gram Mekanisme kerja : menghambat sintesis sel bakteri Sifat : bakterisidal Efek samping : alergi, iritasi, ototoksik, nefrotoksik Jenis : streptomisin, gentamisin, kanamisin, neomisin, amikasin, tobramisin, paromomisin Indikasi : aerob gram -, Pseudomonas Kontraindikasi : kehamilan, gangguan ginjal Tuberkulostatik Streptomisin Bersifat bakteriostatik terhadap M. tuberkulosis Waktu paruh obat 2-3 jam Sediaan : bubuk injeksi 1 & 5 gram Efek samping : sakit kepala, malaise, reaksi alergi Untuk mengobati tuberkulosis harus diberikan kombinasi dengan obat lainIsoniazid/INH Invitro bersifat tuberkulostatik dan tuberkulosid pd kuman yang tumbuh aktif Mekanisme kerja : menghambat sintesis dinding sel mikobakteria Mudah diabsorbsi pada pemberian oral maupun parenteral Efek samping : demam, urtikaria, anemia, neuritis perifer, hepatotoksik, mulut kering Sediaan : tablet 50, 100, 300 dan 400mg, sirup 10 mg/mlRifampisin Mekanisme kerja : menghambat polimerase RNA mikobakteria Rifampisin meninggikan aktivitas streptomisin dan isoniazid Efek samping: kemerahan, demam, mual, muntah, urtikaria, ikterus, anemia Merupakan pemacu metabolisme obat yg cukup kuat, misalnya obat hipoglikemik oral, kortikosteroid, kontrasepsi oral Sediaan : kapsul 150 dan 300 mg, tablet 450 dan 600 mg, suspensi 100 mg/5 mlEtambutol Bersifat tuberkulostatik Resistensi dapat terjadi jika tidak dikombinasikan dengan obat lain Efek samping : peningkatan kadar asam urat, neuritis optik, pruritus Sediaan : tablet 250 mg dan 500 mgPirazinamid Bersifat tuberkulostatik Efek samping : kelainan hati, muntah, naussea Bekerja pada suasana asamLeprostatikSulfon Derivat 4.4 diamino difenil sulfon (DDS, dapson) Bersifat bakteriostatik Mekanisme kerja : sama dengan sulfonamid Pengobatan harus dimulai dengan dosis kecil baru dinaikkan perlahan Merupakan sediaan terpilih untuk semua bentuk lepra

Khususnya dari segi pemeriksaan, laboratorium RS dituntut untuk dapat mengidentifikasi mikroorganisme penyebab secara benar dalam waktu sesingkat mungkin. Hasil biakan yang dikeluarkan harus dapar dijamin telah melalui tahap prainstrumentasi, instrumentasi dan pasca instrumentasi yang benar.

Pada tahap prainstrumentasi yang perlu diperhatikan adalah : Tindakan a/antisepsis yang benar Cara pengambilan bahan yang baik Pemilihan bahan pemeriksaan yang sesuai Cara pengiriman yang tepatDalam hal ini termasuk menyiapkan wadah penampung steril dan mengetahui cara penyimpanan yang benar sebelum dikirim.Pada tahap instrumentasi laboratorium RS dituntut memiliki kemampuan : Cara-cara pemeriksaan yang benar Sesuai dengan prosedur yang seharusnya Dijamin dengan pemantapan mutu secara berkalaSedangkan tahap pasca instrumentasi menuntut : Ketelitian pencatatan Kemampuan pengolahan dan penyimpanan data Kecepatan penyebaran informasi ke pihak-pihak yang memerlukan

Anggota tim dari laboratorium harus mampu menilai hasil yang dikeluarkan oleh laboratoriumnya dari sudut pandang epidemiologi dan infeksi nosokomial. Hasil yang keluar harus mampu dipastikan betul-betul sebagai penyebab infeksi dan bukan suatu kontaminan atau suatu kolonisasi belaka; sehingga pada akhirnya ketajaman data surveilans dapat diperoleh dan di pakai sebagai dasar untuk penyusunan program selanjutnya.

BAB IIIKESIMPULANBakteri merupakan agen penyakit yang dapat menurunkan kesehatan, produksi, dan produktifitas serta menyebabkan kematian ternak. Penemuan bakteri untuk mengobati penyakit bacterial merupakan awal dari moderenisasi ilmu kedokteran. Sejak antibakteri ditemukan, kejadian penyakit infeksi yang di sebabkan oleh bakteri menurun, meskipun presentasenya relatif masih tinggi di Negara Negara berkembang. Pada awalnya antibakteri digunakan untuk pengobatan, tetapi kemudian berkembang luas menjadi substansi yang digunakan untuk pencegahan penyakit, peningkatan produksi dan produktifitas ternak.Resistensi bakteri terjadi setelah adanya akumulasi antibakteri yang sama secara terus menerus. Penyebaran resistensi bakteri dapat terjadi secara genetic dari penderita ke penderita lain. Dan dari asal bahan ternak ke manusia. Peningkatan resistensi dapat menyulitkan pengobatan sehingga mordibitas dan mortalitas penyakit serta biaya pengobatan meningkat

DAFTAR PUSTAKA

Jawetz, Melnick & Adelberg. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 20. Penerbit Buku Kedokteran : ECG.Staf Penguji FKUI. Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Katzung, Bertram.,diterjemahkan oleh Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. 2004.Farmakologi Dasar dan Klini III. Penerbit Salemba Medika; Jakarta.Ganiswarna. 1995.Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Universitas Indonesia Press; Jakarta.

http://www.docstoc.com/docs/34014931/ANTIMIKROBAhttp://san-chia.blogspot.com/2009/12/antibiotik-antimikroba-resistensi.htmlhttp://www.google.co.id/search?q=Resistensi+Antimikroba&hl=id&tbs=clir:1,clirtl:en,clirt:en+Antimicrobial+Resistance&ei=uOnWS7usD9K0rAeZ9O3HBw&sa=X&oi=clir_tip&ct=search_link&resnum=11&ved=0CCQQ_wEwCghttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/11PerananLab082.pdf/11PerananLab082.htmlhttp://journal.uii.ac.id/index.php/Logika/article/viewFile/179/167http://www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/p3212022.pdf

Resistensi antimikroba RESISTENSI

Non genetik genetik silang

Resistensi alamiah resistensi diperoleh

Akibat induksi resistensi dipindahkan mutasi spontan

TransformasikonjugasitransduksiJenis penisilinTipe penisilinSpektrum & sifatCara pemberianAlamiahPenisilin GPenisilin vSpektrum sempit (gram -), rusak oleh penisilinaseIMoralTahan pada penisilinaseMethisilinCloksasilinDicloksasilinnafsilinSpektrum sempit (gram +), tahan terhadap penisilinaseIMOralOral

AminopenisilinAmpisilinamoksisilinSpektrum luas (gram + & -), sensitif terhadap penisilinaseOraloralSpektrum diperluasKarbenisilinTikarsilinpiperasilinazlosilinAktif pada Pseudomonas, relatif tidak aktif pada bakteri gram +IM

IV