RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA
Transcript of RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA
RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA
(Studi Living Qur’an Akun Instagram @Tahfidz_Online)
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama
(S.Ag)
Oleh :
Hanifatul Mukarromah
NIM. 16210737
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)
JAKARTA
1441 H / 2020 M
i
RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI DUNIA MAYA
(Studi Living Qur’an Akun Instagram @Tahfidz_Online)
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama
(S.Ag)
Oleh :
Hanifatul Mukarromah
NIM. 16210737
Pembimbing :
Mutmainnah, S.Th. I, MA
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)
JAKARTA
1441 H / 2020 M
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Resepsi Menghafal Al-Qur’an di Dunia Maya (Studi
Living Qur’an Akun Instagram @Tahfidz_Online)” yang disusun oleh
Hanifatul Mukarromah Nomor Induk Mahasiswa: 16210737 telah
diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke sidang munaqasyah.
Jakarta, 29 Juli 2020
Pembimbing,
Mutmainnah, S.Th. I, MA
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Resepsi Menghafal Al-Qur’an di Dunia Maya (Studi
Living Qur’an Akun Instagram @Tahfidz_Online)” yang disusun oleh Hanifatul
Mukarromah Nomor Induk Mahasiswa: 16210737 telah diujikan pada sidang
munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IIQ Jakarta pada tanggal 06
Agustus 2020 Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Agama (S.Ag).
Jakarta, 06 Agustus 2020
Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta,
Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., MA.
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang, Sekertaris Sidang,
Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., MA. Mamluatun Nafisah, S.Ud, M.Ag.
Penguji I, Penguji II,
Sofian Effendi, S.Th.I., MA. Iffaty Zamimah, S.Th.I., MA.
Pembimbing,
Mutmainnah, S.Th. I, MA.
iv
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Hanifatul Mukarromah
NIM : 16210737
Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 06 Oktober 1996
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Resepsi Menghafal Al-Qur‟an
di Dunia Maya (Studi Living Qur‟an Akun Instagram @Tahfidz_Online)
adalah benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah
disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab saya.
MOTTO
v
MOTTO
“Berfikirlah mengenai segala sesuatu yang besar, namun tetap dapat
menikmati kesenangan yang kecil”
vi
حيم حمن الر الر بسم الله
KATA PENGANTAR
نفسنا من شهور أ سخغفره ، ونػيذ ة الله
سخػينه ون
، نػحمده ون ه إن الػحمد لل
ػ ػه وػادي
، ومن يضػ
مض
ه غمالجا ، من يىده الله
ئات أ ومن سي
ن مػحم دا غتده و رسي
شىد أ
،وأ
اشهيك
وحده ل ا الله
إ ل
ا إ
ن ل
شىد أ
،وأ
م ا ةػد . أ
Segala puji dan syukur kehadirat Allah atas berkah, rahmat dan
hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada para hambanya.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda nabi
Muhammad saw yang telah menunjukkan kepada jalan yang diridai Allah
swt. Maka atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Resepsi Menghafal Al-Qur’an di Dunia Maya (Studi Living
Qur’an Akun Instagram @Tahfidz_Online)” sebagai persyaratan untuk
menyelesaikan Program Sarjana (S1) Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
IIQ Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan banyak
pihak, sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan
penuh rasa hormat penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-
besarnya terutama kepada yang tercinta ayahanda Drs. KH. Asep Abdul
Wadud dan ibunda Hj. Nurhasanah atas semua dukungan, semangat dan
doanya yang tidak pernah putus untuk anak-anaknya, juga bagi yang telah
memberikan bantuan baik moril maupun materil diantaranya:
vii
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, M.A, selaku Rektor
Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta, ibu Dr. Hj. Nadjematul
Faizah,SH., M.Hum, selaku Warek I, bapak Dr. H. M. Dawud Arif
Khan, SE., M.Si., Ak., CPA, selaku Warek II, dan ibu Dr. Hj.
Romlah Widayati, M.Ag, selaku Warek III Institut Ilmu Al-Qur‟an
Jakarta.
2. Bapak Dr. Muhammad Ulinnuha Lc., M.A, selaku Dekan Fakultas
Ushuluddin dan Dakwah IIQ Jakarta, beserta para stafnya.
3. Ibu Hj. Mutmainnah, S.Th. I, M.A, selaku dosen pembimbing yang
telah bersedia menyediakan waktu, pikiran dan tenaganya dalam
memberikan bimbingan serta arahannya kepada penulis, juga
senantiasa sabar dalam membimbing penulis selama penyusunan
skripsi ini.
4. Bapak Sofian Effendi S.Th. I., M.A, selaku penguji satu dan ibu
Iffaty Zamimah S.Th. I., M.A, selaku penguji dua yang telah
bersedia menyediakan waktunya untuk menguji dan membimbing
penulis menyempurnakan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mengabdikan ilmunya untuk
seluruh mahasiswa IIQ Jakarta.
6. Para instruktur tahfidz yang senantiasa sabar membenarkan ayat
demi ayat lantunan Al-Qur‟an serta menyemangati dalam menjaga
hafalan.
7. Seluruh guru mu‟allin rububiyyah dari kecil hingga sekarang yang
senantiasa mendoakan anak didiknya.
8. Muallif kitab dan buku yang telah menyumbangkan karyanya
sebagai bahan referensi dan penyempurnaan skripsi ini.
9. Kakak-adik tersayang saya juga seluruh keluarga besar yang sudah
menjadi keluarga terbaik saya.
viii
10. Sahabat saya Ramawati yang telah menemani saya sejak pertama
kali mengarungi dunia kuliah di IIQ Jakarta.
11. Warga kosan miau yang telah menjadi teman sekaligus keluarga
bagi saya.
12. Adlina Avita, Astri Soleha dan teman seperjuangan satu bimbingan
bersama Ibu Hj. Mutmainnah, S.Th.I, MA. yang telah bertukar
fikiran, saling menanyakan perkembangan penulisan skripsi dan
tetap menyemangati satu sama lain hingga terselesaikannya tugas
akhir skripsi ini.
13. Teman seperjuangan IAT A dan seluruh angkatan 2016 yang telah
sama-sama berjuang menuntut ilmu di IIQ Jakarta.
14. Ustadz Iksan Malik, seluruh musyrîfah dan keluarga
@Tahfidz_Online yang senantiasa menyemangati dalam menghafal
Al-Qur‟an juga selaku informan sekaligus objek pada penelitian
ini.
Jakarta, 29 Juli 2020
Hanifatul Mukarromah
ix
DAFTAR ISI
COVER DALAM ....................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... iii
PERNYATAAN PENULIS....................................................................... iv
MOTTO ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR................................................................................. xi
DAFTAR DIAGRAM .............................................................................. xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................. xiii
ABSTRAK ............................................................................................. xvii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1 B. Permasalahan ................................................................. 6
1. Identifikasi Masalah ................................................ 6 2. Pembatasan Masalah ............................................... 7
3. Perumusan Masalah ................................................. 7 C. Tujuan Penelitian ........................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ......................................................... 8 E. Tinjauan Pustaka ............................................................ 8
F. Kerangka Teori ............................................................ 13 G. Metode Penelitian ........................................................ 14
1. Jenis Penelitian ...................................................... 14 2. Sumber Data .......................................................... 14
3. Teknik Pengumpulan Data..................................... 15 4. Metode Analisis Data ............................................ 17
H. Teknik dan Sistematika Penulisan ................................ 18
BAB II TEORI RESEPSI DALAM STUDI LIVING QUR’AN
DAN TINJAUAN UMUM MENGHAFAL AL-QUR’AN
A. Teori Resepsi dalam Studi Living Qur‟an ..................... 21 B. Definisi Menghafal Al-Qur‟an...................................... 23
C. Keutamaan Menghafal Al-Qur‟an ................................ 26 D. Syarat-syarat Menghafal Al-Qur‟an .............................. 30
E. Hukum Menghafal Al-Qur‟an ...................................... 35
x
F. Metode Menghafal Al-Qur‟an ...................................... 36 G. Faktor Pendukung Keberhasilan dalam Menghafal Al-
Qur‟an .......................................................................... 39 H. Faktor Kesulitan dalam Menghafal Al-Qur‟an .............. 42
BAB III GAMBARAN UMUM @TAHFIDZ_ONLINE
A. Sejarah @Tahfidz_Online ............................................ 47 B. Visi-Misi @Tahfidz_Online ......................................... 52
C. Struktur Organisasi dalam @Tahfidz_Online ............... 53 D. Pelaksanaan Menghafal Al-Qur‟an dalam
@Tahfidz_Online ......................................................... 55
BAB IV RESEPSI MENGHAFAL AL-QUR’AN DALAM
@TAHFIDZ_ONLINE
A. Resepsi Pendiri dan Anggota Panitia @Tahfidz_Online 71
B. Resepsi Santri @Tahfidz_Online .................................. 82 C. Analisis Resepsi Menghafal Al-Qur‟an dalam
@Tahfidz_Online ......................................................... 89
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................. 97 B. Saran ............................................................................ 97
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 99
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Screenshot Instagram Tahfidz Online .................................... 52
Gambar 3. 2 Screenshot setoran harian dalam Tahfidz Online. ................... 56
Gambar 3. 3 Screenshot murâja‟ah berpasangan. ....................................... 57
Gambar 3. 4 Screenshot ujian (imtihân) setengah atau satu juz dalam
Tahfidz Online. ..................................................................... 58
Gambar 3. 5 Screenshot kegiatan sambung ayat juz 30............................... 62
Gambar 3. 6 Screenshot kegiatan Quiz dalam Tahfidz Online. ................... 64
Gambar 3. 7 Screenshot penilaian setoran dalam Tahfidz Online. .............. 66
xii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4. 1 Resepsi Menghafal Al-Qur'an bagi Panitia Tahfidz Online. .. 89
Diagram 4. 2 Resepsi Menghafal Al-Qur'an bagi Santri Tahfidz Online. .... 90
Diagram 4. 3 Resepsi Menghafal Al-Qur'an Secara Keseluruhan. .............. 92
Diagram 4. 4 Klasifikasi Resepsi Menghafal Al-Qur‟an dalam Tahfidz
Online. .................................................................................. 94
xiii
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian hurif dari abjad
yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi di IIQ, transliterasi
Arab-Latin mengacu pada berikut ini:
1. Konsonan
Arab Latin Arab Latin
th ط a أ
zh ظ b ب
„ ع t ت
gh غ ts ث
f ف j ج
q ق h ح
k ك kh خ
l ل d د
m م dz ذ
n ن r ر
w و z ز
h ه s س
‟ ء sy ش
xiv
y ي sh ص
dh ض
2. Vokal
Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap
Fathah a آ â ي... ai
Kasrah i ي î ... و au
Dhammah u و û
3. Kata sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah
Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah
ditransliterasi sesuai dengan bunyinya. Contoh:
al-Baqarah : التقرة
al-Madînah : المدينث
b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) syamsiyah
Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) syamsiyah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan
dan sesuai dengan bunyinya. Contoh:
xv
ج دة ar-Rajul : الر ي as-Sayyidah : الس
مس ارمي asy-Syams : الش ad-Dârimî : ا د
c. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah (Tasydîd) dalam system aksara Arab digunakan lambang
( ), sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf,
yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd.
Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di
tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata
sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:
ا آمج ةالل : Âmannâ billâhi
فىاء Âmana as-Sufahâ‟u : آمن الس
ذدذ Inna al-ladzîna : إن ا
ع wa ar-rukka‟i : والرك
d. Ta Marbûthah )ة(
Ta Marbûthah )ة( apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh
kata sifat (na‟at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi
huruf “h”. Contoh:
ئدة أ al-Af‟idah : ال
xvi
ث همي
إسلجامػث ا
.al-Jâmi‟ah al-Islâmiyyah : ال
Sedangkan ta marbuthah )ة( yang diikuti atau disambungkan (di-
washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi
huruf “t”. Contoh:
ة ناصتث Âmilatun Nâshibah : عامل
بدىكآيثال
al-Âyat al-Kubrâ : ال
e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf capital, akan
tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), seperti
penulisan awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan,
nama diri, dan lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada PUEBI
berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak miring (italic)
atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama
diri yang diawali dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis
capital adalah awal nama diri, bukan kata sandangnya. Contoh:
„Alî Hasan al-„Âridh, al-„Asqallânî, al-Farmawî dan seterusnya.
Khusus untuk penulisan kata alqur‟an dan nama-nama surahnya
menggunakan huruf capital. Contoh: Al-Qur‟an, Al-Baqarah, Al-
Fâtihah dan seterusnya.
xvii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Resepsi Menghafal Al-Qur‟an di Dunia Maya (Studi
Living Qur‟an Akun Instagram @Tahfidz_Online)” disusun oleh Hanifatul
Mukarromah (NIM: 16210737) mahasiswi Jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IIQ Jakarta.
Skripsi ini berkenaan dengan resepsi masyarakat muslim terhadap kegiatan
menghafal Al-Qur‟an, yang dilatarbelakangi dengan semakin berkembangnya
gerakan menghafal Al-Qur‟an di seluruh dunia bahkan di Indonesia. Dengan
perkembangan menghafal Al-Qur‟an ini kemudian berkembang pula sarana
untuk menghafal Al-Qur‟an, sebagaimana di zaman teknologi seperti sekarang
yang segala macam kegiatannya bisa diakses melalui internet, terlebih lagi
sekarang sedang marak virus covid-19 yang karena keberadaannya
menyebabkan diharuskan mengurangi interaksi dengan orang lain di dunia
nyata, maka lebih banyak lagi masyarakat yang memanfaatkan dunia maya
untuk terhubung dengan orang lain atau untuk melakukan kegiatan sehari-hari
mereka, seperti bekerja, berbelanja, bahkan dalam kegiatan belajar mengajar,
maka sekarang banyak pula kegiatan belajar mengajar Al-Qur‟an berbasis
online, seperti pembelajaran tajwid, tilawah, tafsir dan begitu pula dengan
menghafal Al-Qur‟an. Selain itu, banyak pula ajang perlombaan dan peluang
beasiswa yang diperuntukkan bagi para penghafal Al-Qur‟an. Maka hal ini
memicu beragamnya motivasi atau dorongan menghafal Al-Qur‟an pada setiap
individu, termasuk juga dikalangan komunitas menghafal Al-Qur‟an secara
online yakni @Tahfidz_Online.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana resepsi
menghafal Al-Qur‟an di kalangan komunitas @Tahfidz_Online. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan teori resepsi fungsional, penelitian ini
termasuk penelitian kualitatif studi living Qur‟an, teknik pengumpulan data yang
digunakan penulis ialah pemantauan, wawancara, dan dokumentasi, sedangkan
metode analisis data yang digunakan penulis dalam penyusunan laporan
penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis, penelitian ini juga
menggunakan pendekatan Fenomenologi.
Setelah dilakukan penelitian, maka hasil yang ditemukan yakni dalam
komunitas @Tahfidz_Online kegiatan menghafal Al-Qur‟an diresepsi berbeda
oleh masing-masing individu diantaranya: 1.) Berorientasi pada Al-Qur‟an. 2.)
Bersifat ilahi, yaitu resepsi yang berorientasi kepada Allah. 3.) Bersifat ukhrawi,
ini merupakan resepsi yang berorientasi untuk akhirat. 4.) Bersifat duniawi,
dalam hal ini menghafal Al-Qur‟an diresepsi sebagai amaliyah untuk kehidupan
dunia. 5.) Bertujuan untuk dunia dan akhirat.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menghafal Al-Qur‟an adalah tradisi turun temurun yang diajarkan
Rasulullah saw setelah Al-Qur‟an diturunkan. Kalau kita membuka
kembali sîrah nabawiyyah, akan ditemukan bahwa Rasulullah adalah
orang pertama yang menghafalkan Al-Qur‟an. Dan dilanjutkan dengan
sahabat-sahabatnya yaitu; Abû Bakar ash-Shiddîq (W. 634 M), „Umar bin
Khaththâb (W. 644 M), „Utsmân bin „Affân (W. 656 M), „Alî bin Abî
Thâlib (W. 661 M) dan sahabat lainnya yang menjadikan Al-Qur‟an
sebagai hafalan sehari-hari.1
Maka menghafalkan Al-Qur‟an merupakan “tradisi” Salaf as-Shâlih
yang terus diwariskan sampai zaman kita sekarang hingga zaman yang
akan datang. Allah juga yang telah menyatakan akan memudahkan bagi
orang-orang yang ingin menghafalnya, sebagaimana Allah swt berfirman:
دكر من م
ى ر ك
ن للذقرا
هنا ال قد يص
٤٠ ول
“Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk peringatan,
maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” (QS. Al-
Qamar [54]: 40)2
Selain itu, kitab suci agama-agama di dunia tidak ada satupun yang
bisa dihafalkan secara tepat seluruh kata, kalimat, ayat dan surahnya
selain Al-Qur‟an, hanya Al-Qur‟an yang bisa dihafal keseluruhannya oleh
jutaan umat Islam di seluruh dunia. Dan walaupun berbahasa Arab, Al-
1 Muhammad Ilham Nur, Ketika Al-Qur‟an Tak Lagi Diagungkan, (Jakarta: PT Alex 2 Abu Ammar dan Abu Fatiah al-Adnani, Negeri-negeri Penghafal Al-Qur‟an, (Solo:
Al-Wafi Publishing, 2015), h. 18
2
Qur‟an tetap bisa dihafal oleh penduduk muslim yang berbahasa Inggris,
Melayu dan bahasa-bahasa lainnya.3 Maka semakin maraklah gerakan-
gerakan menghafal Al-Qur‟an yang terjadi di seluruh dunia, baik yang
mayoritas penduduknya beragama Islam, maupun sebaliknya.
Adapun gerakan menghafal Al-Qur‟an di Indonesia mulai berjalan
sejak lebih dari seratus tahun yang lalu. Para santri menghafalkan Al-
Qur‟an di masjid, mushalla atau surau di kampung-kampung dengan
bimbingan para kyai. Hal itulah yang menjadi cikal bakal pondok-pondok
pesantren tahfîzh Al-Qur‟ân tradisional di desa-desa dan kampung-
kampung.4 Kemudian mulai tahun 2000-an ke atas, gerakan menghafal
Al-Qur‟an mulai menjamur kepada hampir semua kalangan umat Islam.
Gerakan menghafal Al-Qur‟an telah menjadi fenomena positif baru di
dekade pertama dan kedua abad 21 ini.5
Maka pada perkembangan menghafal Al-Qur‟an seperti sekarang,
semakin banyak bermunculan sarana-sarana untuk menghafal Al-Qur‟an,
seperti halnya pondok pesantren, tempat karantina, dan rumah tahfîzh Al-
Qur‟ân. Banyak pula ajang musâbaqah (perlombaan) menghafal Al-
Qur‟an, seperti yang telah ada beberapa tahun belakangan ini di stasiun
televisi, juga banyak perguruan tinggi di dalam negeri maupun di luar
negeri yang memberikan peluang beasiswa bagi para penghafal Al-
Qur‟an. Hal inilah yang menjadi motivasi dan dorongan bagi sebagian
masyarakat untuk menghafal Al-Qur‟an. Selain itu, banyak ayat Al-
Qur‟an dan hadis Nabi Muhammad saw mengenai keutamaan-keutamaan
menghafal Al-Qur‟an, maka semakin beragamlah resepsi masyarakat
3 Abu Ammar dan Abu Fatiah al-Adnani, Negeri-negeri Penghafal Al-Qur‟an, h. 77 4 Abu Ammar dan Abu Fatiah al-Adnani, Negeri-negeri Penghafal Al-Qur‟an, h. 448 5 Abu Ammar dan Abu Fatiah al-Adnani, Negeri-negeri Penghafal Al-Qur‟an, h. 89
3
terhadap kegiatan menghafal Al-Qur‟an, dan beragamnya resepsi atau
tanggapan inilah yang menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini.
Sebagaimana yang kita ketahui juga, bahwa Rasulullah saw. sebagai
imam para hâfizh Al-Qur‟ân menerima Al-Qur‟an secara talaqqî6 dari
malaikat pembawa wahyu, yakni malaikat Jibril sebagai gurunya,
kemudian beliau mengajarkan kepada sahabatnya juga secara talaqqî dan
hafalan, demikian seterusnya hingga Al-Qur‟an sampai kepada kita
sekarang.7 Maka metode pengajaran Al-Qur‟an secara talaqqî dan
musyâfahah8 bisa juga disebut metode pengajaran Al-Qur‟an yang
mengikuti tradisi Rasulullah Saw, para sahabat, tâbi‟în dan secara turun
temurun ditradisikan oleh guru-guru Al-Qur‟an di Pesantren.
Karena hal ini kemudian Dr. KH. Ahmad Fathoni, MA. menuturkan
bahwa tradisi ini harus dilestarikan. Beliau juga menambahkan bahwa
belajar Al-Qur‟an itu tidak cukup hanya dengan talaqqî dan musyâfahah.
Bagi generasi setelah periode tâbi‟u at-tâbi‟în (setelah berkembangnya
ilmu tajwid) metode talaqqî dan musyâfahah harus ditunjang dengan
pengajaran terkait teori bacaan Al-Qur‟an. Hal ini penting agar setiap
6 Menurut Muhammad J. metode talaqqî adalah belajar ilmu agama secara langsung
kepada guru yang mempunyai kompetensi ilmu, tsiqah, dhâbit, dan mempunyai sanad
keilmuan yang muttasil sampai ke Rasulullah saw. Lihat Cucu Susianti, “Efektifitas Metode
Talaqqi dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Al-Qur‟an Anak Usia Dini”, dalam Jurnal Tunas Siliwangi, vol. 2 no.1 2016, h. 10
7Cucu Susianti, “Efektifitas Metode Talaqqi dalam Meningkatkan Kemampuan
Menghafal Al-Qur‟an Anak Usia Dini”, dalam Jurnal Tunas Siliwangi, vol. 2 no.1 2016, h.
12 8 Musyâfahah artinya belajar dihadapan seorang guru, dengan alasan agar murid
memiliki sanad atau silsilah guru yang bersambung sampai kepada Rasulullah saw dan
ketika murid tersebut melakukan kesalahan di luar pengetahuannya maka guru dapat
membenarkannya. Lihat Zaki Zamani, Tuntunan Belajar Tajwid bagi Pemula, (Media
Pressindo, 2012), h. 5
4
murid juga mengerti lahir batin dasar dan rujukannya mengapa dia harus
membaca gunnah, mad, ikhfa‟ dan hukum membaca Al-Qur‟an lainnya.9
Nyatanya dengan semakin berkembangnya dunia maka semakin
berkembang pula alat-alat teknologi di zaman sekarang, yang segala
macam kegiatannya bisa diakses melalui internet, sehingga dunia ini lebih
dikenal dengan dunia maya. Terlebih sekarang sedang marak virus covid-
19 yang mewabah hampir di seluruh dunia, bahkan di Indonesia. Dan
karena keberadaan virus ini yang menyebabkan diharuskannya
mengurangi interaksi dengan orang lain di dunia nyata, maka lebih
banyak lagi masyarakat yang memanfaatkan dunia maya untuk terhubung
dengan orang lain atau untuk melakukan kegiatan sehari-hari mereka,
seperti bekerja, berbelanja, bahkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Maka sekarang banyak pula kegiatan belajar mengajar Al-Qur‟an
berbasis online, seperti pembelajaran tajwid, tilawah, tafsir dan lain
sebagainya. Begitu pula dengan menghafal Al-Qur‟an, yang beberapa
tahun terakhir ini banyak bermunculan kegiatan menghafal Al-Qur‟an
dengan menggunakan sistem online, namun keadaan dan
keberlangsungannya mungkin masih awam di kalangan masyarakat
umum.
Pembelajaran yang digunakan dengan sistem online atau disebut e-
learning ini memunculkan perbedaan pendapat. Menurut A. W. Bates dan
K. Wulf, sebagaimana dikutip oleh Nur Hadi Wiryanto, kelebihan
pembelajaran ini diantaranya memungkinkan terjadi interaksi
pembelajaran dari mana dan kapan saja atau fleksibel, mempermudah
9 Bagus Purnomo, “Dr. Ahmad Fathoni, MA: Belajar Al-Qur‟an Tidak Cukup dengan
Talaqqi dan Musyafahah”, https://lajnah.kemenag.go.id/berita/171-dr-ahmad-fathoni-ma-
belajar-al-qur-an-tidak-cukup-dengan-talaqqi-dan-musyafahah, diakses tanggal 15
November 2019
5
penyimpanan materi pembelajaran dan dapat menjangkau peserta didik
dalam cakupan yang luas. Sedang menurut Bullen dan Beam
pembelajaran ini memungkinkan kurangnya interaksi antara guru dan
murid atau antar siswa, kecenderungan mengabaikan aspek akademik
bahkan mungkin mendorong tumbuhnya aspek bisnis atau komersial,
kecenderungan gagal bagi peserta didik yang tidak mempunyai motivasi
belajar yang tinggi, dan kendala fasilitas internet yang bisa jadi tidak
tersedia di semua tempat.10
Adapun salah satu kegiatan pembelajaran online dalam menghafal
Al-Qur‟an diantaranya kegiatan menghafal Al-Qur‟an secara online yang
dicetuskan oleh Iksan Malik11
(Ig: @Tahfidz_online). Kegiatan ini
dibentuk agar dapat mempermudah menghafal Al-Qur‟an bagi siapa saja,
baik pekerja kantoran, ibu rumah tangga, para mahasiswa atau lainnya
yang ingin menghafal Al-Qur‟an tanpa perlu membuang waktu untuk
pergi ke tempat khusus tahfîzh Al-Qur‟ân. Dan akun inilah yang akan
menjadi objek penelitian penulis.
Sebenarnya masih banyak kegiatan menghafal Al-Qur‟an secara
online seperti Qaaf (@qaaf_hafizhisme), One Hafiz
(www.arabicquantum.com) dan sebagainya, namun menurut penulis
@Tahfidz_Online ini adalah kegiatan menghafal Al-Qur‟an secara online
yang sudah lama didirikan yakni sejak tahun 2016, dan sudah memiliki
lebih dari tujuh belas ribu pengikut pada akun instagramnya.
10 Nur Hadi Wiryanto, “On-line Learning Sebagai Salah Satu Inovasi Pembelajaran”,
dalam Jurnal Pythagoras, vol. 2 no. 1 2006, h. 21-22 11 Iksan Malik adalah pendiri Tahfidz Online, ketua Kampung Qur‟an Bandung,
pemilik dari “Isya Batik”, seorang traveller, vlogger, content creator dan penulis. Beliau
pernah bergabung dengan komunitas Indonesia Quran Foundation (IQF) Depok tahun 2012,
mengikuti program Tahfidz Sukses Mulia tahun 2014, dan Pesantren Kampung Qur‟an
Bandung tahun 2015.
6
Ada juga Tahfidz Intensif (www.tahfidzintensif.com) yang diadakan
oleh Daarul Qur‟an yang mungkin memang lebih dulu didirikan dan lebih
dikenal di kalangan masyarakat, namun penulis tetap menjadikan
@Tahfidz_Online sebagai objek penelitian karena beberapa
pertimbangan, diantaranya sudah banyak ditemukan penelitian baik
skripsi, tesis, maupun jurnal yang dilaksanakan di lembaga-lembaga
Daarul Qur‟an dan karena fokus penulis ingin meneliti kegiatan
menghafal al-Qur‟an secara online yang terdapat pada aplikasi instagram
yang memang sedang marak di zaman sekarang terlebih lagi di kalangan
millenial, sehingga lebih memungkinkan dapat dikenal lebih dulu
dibandingkan yang lainnya.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “RESEPSI MENGHAFAL AL-
QUR’AN DI DUNIA MAYA (STUDI LIVING QUR’AN AKUN
INSTAGRAM @TAHFIDZ_ONLINE)”.
B. Permasalahan
Dalam menguraikan tentang permasalahan terkait tema yang
menjadi obyek penelitian perlu dijelaskan hal-hal berikut :
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis
mengidentifikasi beberapa masalah yang akan dijadikan bahan
penelitian selanjutnya, yaitu:
a. Kurangnya pengetahuan masyarakat luas mengenai
menghafal Al-Qur‟an secara online.
7
b. Beragamnya resepsi masyarakat terhadap kegiatan
menghafal Al-Qur‟an.
c. Adanya kemungkinan pembelajaran tahsîn tidak termasuk
talaqqî dan musyâfahah jika dilakukan secara online atau
tanpa bertatap muka.
d. Kurangnya efektivitas tahsîn jika menghafal Al-Qur‟an
dilakukan tanpa talaqqî atau tidak secara lansung.
e. Kemungkinan banyaknya kendala jika menghafal Al-Qur‟an
dilakukan secara online.
2. Pembatasan Masalah
Adapun upaya untuk lebih memfokuskan pembahasan
dalam skripsi ini, karena banyaknya kegiatan menghafal Al-
Qur‟an secara online, maka penulis membatasi penelitian ini
dengan hanya meneliti kegiatan menghafal Al-Qur‟an yang
dicetus oleh Iksan Malik yaitu Tahfidz Online (Ig :
@Tahfidz_online)
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana resepsi
menghafal Al-Qur‟an di kalangan komunitas @Tahfidz_Online?
8
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
Mengetahui resepsi menghafal Al-Qur‟an di kalangan komunitas
@Tahfidz_Online.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini baik secara
teoritis maupun praktis adalah sebagai berikut:
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
wacana mengenai kegiatan menghafal Al-Qur‟an pada masa
modern ini, dan nantinya bisa ditindak lanjuti.
2. Secara praktis, sebagai sarana memperluas pengetahuan
khususnya bagi masyarakat yang belum mengetahui kegiatan
menghafal Al-Qur‟an secara online dan umumnya bagi orang-
orang yang berinteraksi langsung dengan @Tahfidz_Online.
E. Tinjauan Pustaka
Penulis mengkaji beberapa tinjauan pustaka yang merupakan hasil
penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang sedang
penulis rencanakan yaitu sebagai berikut:
Pertama, Skripsi Erwanda Safitri, yang berjudul Tahfîzh Al-Qur‟ân
di Ponpes Tahfîzh Al-Qur‟ân Ma‟unah Sari Bandar Kidul Kediri (Studi
Living Qur‟an), dikeluarkan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan
Kalijaga Yogyakarta tahun 2016. Penulis menyimpulkan ada tiga tahap
pelaksanaan tahfîzh Al-Qur‟ân di pondok pesantren tahfîzh Al-Qur‟ân
Maunah Sari yaitu: tahap pra, inti dan evaluasi. Dan ada lima respon
9
santri mengenai tahfîzh Al-Qur‟ân, pertama meluruskan niat, kedua
menjauhi maksiat dan dosa, ketiga ibadah, keempat mengharap berkah
dan kelima berproses. 12
Terdapat kesamaan antara penelitian Erwanda Safitri dengan
penelitian penulis, yaitu persamaan tema mengenai tahfîzh Al-Qur‟ân dan
persamaan fokus penelitian yang akan dianalisis yakni tentang pandangan
dan respon peserta didik atau masyarakat yang terlibat. Sedang
perbedaannya adalah lokasi penelitian yang mana penelitian di atas
bertempat di pondok pesantren tahfîzh Al-Qur‟ân Maunah Sari, sedang
penulis akan meneliti tahfîzh Al-Qur‟ân yang dilakukan secara online oleh
akun @Tahfidz_Online. Adapun kontribusi penelitian di atas untuk
penelitian penulis adalah dalam penggambaran hasil analisis mengenai
pandangan atau respon masyarakat yang terlibat.
Kedua, yang ditulis Cucu Susianti dengan judul Efektivitas Metode
Talaqqî dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Al-Qur‟an Anak
Usia Dini, dalam jurnal : Tunas Siliwangi, vol. 2 no.1 tahun 2016. Ia
menyimpulkan bahwa metode talaqqî digunakan dalam mengajarkan
tahfîzh Al-Qur‟ân untuk menghindari kekeliruan dan kesalahan dalam
mengucapkan huruf-huruf Al-Qur‟an. Dengan cara ini guru dapat
mencontohkan cara mengucapkan makhârij al-huruf atau tempat
keluarnya huruf, mencontohkan bunyi huruf, sehingga siswa dapat
12 Erwanda Safitri, “Tahfidz Al-Qur‟an di Ponpes Tahfidzul Qur‟an Ma‟unah Sari
Bandar Kidul Kediri (Studi Living Qur‟an)”, Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
2016, h. 103-105. Tidak diterbiitkan (t.d)
10
langsung menirukan huruf-huruf atau ayat-ayat Al-Qur‟an yang
dibacakan.13
Berdasarkan hasil penelitian di atas terdapat kesamaan dengan yang
penulis lakukan yakni sama dalam segi menghafal Al-Qur‟an, namun
perbedaannya adalah penelitian Cucu Susianti meneliti keefektivitasan
metode talaqqî sedang penulis ingin meneliti tentang menghidupkan Al-
Qur‟an dalam kegiatan tahfîzh Al-Qur‟ân yang dilakukan secara online.
Adapun kontribusi penelitian Cucu Susiati terhadap penelitian penulis
adalah gambaran efektivitas talaqqî yang mana nantinya dapat
dibandingkan dengan hasil yang didapat penulis dari sistem menghafal
Al-Qur‟an secara online.
Ketiga, Skripsi Muhammad Hafidz, yang berjudul Pelaksanaan
Program Tahfîzh Al-Qur‟ân di Pondok Pesantren Ar-Riyadh 13 Ulu
Palembang, dikeluarkan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Raden
Fatah Palembang tahun 2017. Muhammad Hafidz menyimpulkan bahwa
pelaksanaan program tahfîzh Al-Qur‟ân di Pondok Pesantren Ar-Riyadh
13 Ulu Palembang telah berjalan dengan cukup baik, bisa dilihat dari
proses hafalan, materi hafalan pada tiap fase atau kelas, metode yang
digunakan, fasilitas yang ada, dan sistem evaluasi yang telah
direncanakan dengan baik. Akan tetapi, pada proses muraja‟ah harus
diwajibkan untuk seluruh santri, dan menambahkan pembimbing dalam
pelaksanaan tahfîzh Al-Qur‟ân.14
13 Cucu Susianti, “Efektifitas Metode Talaqqi dalam Meningkatkan Kemampuan
Menghafal Al-Qur‟an Anak Usia Dini”, h. 18 14 Muhammad Hafidz, “Pelaksaan Program Tahfidz Al-Qur‟an di Pondok Pesantren
Ar-Riyadh 13 Ulu Palembang”, Skripsi, UIN Raden Fatah Palembang, 2017. Tidak
diterbiitkan (t.d)
11
Berdasarkan hasil penelitian di atas terdapat kesamaan dengan yang
penulis lakukan yakni sama-sama dari segi menghafal Al-Qur‟an
sedangkan perbedaannya adalah fokus penelitian dan lokasi penelitian
yang mana penelitian di atas berfokus pada pelaksaan program tahfîzh Al-
Qur‟ân dan diteliti di Pondok Pesantren Ar-Riyadh 13 Ulu Palembang,
sedang penulis hendak meneliti kegiatan tahfîzh Al-Qur‟ân yang
dilakukan secara online di akun @Tahfidz_Online. Adapun kontribusi
yang dapat diambil penulis dari penelitian di atas adalah gambaran
efektivitas pelaksanaan tahfîzh Al-Qur‟ân.
Keempat, Skripsi Nuraini, yang berjudul Strategi Mengelola Rumah
Tahfidz Al-Qur‟an Aisyah Binjai Sumatera Utara dalam Menghafal Al-
Qur‟an bagi Para Santri. dikeluarkan oleh Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara Medan tahun 2018. Penulis menyimpulkan bahwa strategi
yang dilakukan di Rumah tahfîzh Al-Qur‟ân Aisyah Binjai Sumatera
Utara sudah cukup baik yaitu dapat dilihat dari strategi yang diaplikasikan
dalam menghafal Al-Qur‟an bagi santri-santri guna mencapai target
hafalan, yaitu dengan menggunakan strategi murâja‟ah, tidak beralih pada
ayat yang sedang dihafal, menggunakan satu jenis mushaf, dan disetorkan
pada pembimbing. Rumah tahfîzh ini juga mempunyai bentuk-bentuk
metode menghafal Al-Qur‟an salah satunya dengan menggunakan metode
talqîn, serta dipaparkan pula langkah-langkah yang harus diterapkan
dalam menghafal Al-Qur‟an bagi para santri.15
Berdasarkan hasil penelitian di atas terdapat kesamaan dengan yang
penulis teliti yakni dari segi menghafal Al-Qur‟an dan penelitian yang
15 Nuraini, “Strategi Mengelola Rumah Tahfidz Al-Qur‟an Aisyah Binjai Sumatera
Utara dalam Menghafal Al-Qur‟an bagi Para Santri”, Skripsi, UIN Medan Sumatera Utara,
2017. Tidak diterbiitkan (t.d)
12
dilakukan sama-sama di lingkungan rumah tahfîzh. Adapun perbedaannya
adalah penelitian di atas fokus meneliti tentang strategi pengelolaan
rumah tahfîzh Aisyah di Binjai, Sumatera Utara, sedang penulis meneliti
tentang bagaimana Al-Qur‟an hidup dalam rumah tahfîzh yang dilakukan
secara online di akun @Tahfidz_Online. Adapun kontribusi penelitian
Nuraini terhadap karya penulis yaitu gambaran efektivitas pengelolaan
dalam rumah tahfîzh.
Kelima, yang ditulis oleh Mamluatun Nafisah dengan judul Tipologi
Resepsi Tahfîzh Al-Qur‟ân di Kalangan Mahasiswi IIQ Jakarta, dalam
jurnal Ilmu Ushuluddin, Vol. 6, No. 2, Juli 2019. Penulis menyimpulkan
bahwa tradisi menghafalkan Al-Qur‟an dalam perjalanannya diresepsi
berbeda sesuai dengan keyakinan masing-masing. Seperti misalnya
Mahasiswi IIQ Jakarta yang meresepsi tahfîzh Al-Qur‟an secara
fungsional sebagai „amaliyah zikir yang dilakukan setiap hari agar dapat
mengangkat derajatnya dan derajat orang tuanya dengan memberikan
mahkota di akhirat kelak. Selain itu, ada juga yang orientasinya dalam
rangka ikut andil menjaga kalamullah. Ada juga yang meresepsi dapat
memberikan pengaruh terhadap ketenangan dan ketentraman jiwa juga
sebagai modal untuk mendidik putra putrinya kelak.16
Terdapat kesamaan antara penelitian diatas dengan penelitian yang
akan penulis teliti yaitu dari segi menghafal Al-Qur‟an dan teori yang
mana sama-sama menggunakan teori resepsi. Sedang perbedaannya
adalah pada objek yang diteliti, penelitian diatas meneliti di kalangan
Mahasiswa IIQ Jakarta dan penulis akan meneliti di komunitas tahfîzh
yang diadakan secara online oleh akun @Tahfidz_Online. Adapun
16 Mamluatun Nafisah, “Tipologi Resepsi Tahfîzh Al-Qur‟ân di Kalangan Mahasiswi
IIQ Jakarta”, dalam Jurnal Ilmu Ushuluddin, vol. 6 no. 2 Juli 2019, h. 213
13
kontribusi penelitian diatas untuk penelitian penulis yaitu sebagai
gambaran untuk hasil analisis yang berupa resepsi dari masyarakat yang
tergabung dalam komunitas.
F. Kerangka Teori
Dalam studi living Qur‟an yang sudah banyak diaplikasikan adalah
teori resepsi Al-Qur‟an. Resepsi Al-Qur‟an ini menekankan pada peran
pembaca dalam membentuk makna dari Al-Qur‟an sendiri, yang memiliki
nilai sakralitas paling tinggi sebagai sumber ajaran Islam tetapi juga
diakui memiliki kandungan sastrawi yang tak tertandingi.
Menurut Ahmad Rafiq resepsi terhadap Al-Qur‟an memiliki tiga
bentuk yaitu; Pertama, resepsi exegetis yang berkenaan dengan tindakan
menafsirkan. Kedua, resepsi estetis yang berarti tindakan meresepsi
pengalaman ilahiyyah melalui cara-cara estetis atau memuja keindahan
dari Al-Qur‟an sebagai objeknya. Ketiga, resepsi fungsional yang lebih
memperlakukan teks atau Al-Qur‟an dengan tujuan praktikal dan manfaat
yang akan didapatkan oleh pembaca.17
Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan teori resepsi
ketiga, yaitu teori resepsi fungsional. Dengan teori ini penulis akan
membahas resepsi atau makna secara fungsional atau manfaat menghafal
Al-Qur‟an khususnya dalam komunitas @Tahfidz_Online.
17 Subkhani Kusuma Dewi, “Fungsi Performatif dan Informatif Living Hadis dalam
Perspektif Sosiologi Reflektif”, dalam Jurnal Living Hadis, vol. 2 no. 2 Oktober 2017, h.
197-198
14
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan jenis
penelitian kualitatif studi living Qur‟an. Metode penelitian
kualitatif ini sering disebut juga metode penelitian naturalistik
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah,
metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam,
suatu data yang mengandung makna.18
Sedang studi living
Qur‟an dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk memperoleh
pengetahuan yang kokoh dan meyakinkan dari suatu budaya,
praktik, tradisi, ritual, pemikiran, atau perilaku hidup di
masyarakat yang diinspirasi dari sebuah ayat Al-Qur‟an atau
hadis Nabi. 19
Dan jenis penelitian ini menggunakan penelitian
lapangan (field research) namun didukung pula dengan data-data
dari kepustakaan.
2. Sumber Data
Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah
data-data yang didapat dari hasil wawancara yang dilakukan
dengan pencetus Tahfidz Online, orang-orang yang terlibat
dalam organisasi, dan orang-orang yang pernah mengikuti
kegiatan Tahfidz Online ini, penulis juga mendapatkan data-data
dari hasil yang didapat pada kegiatan Tahfidz Online yang diikuti
oleh penulis secara langsung. Adapun sumber sekunder lainnya
18 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Dan R&D, (Bandung;
Alfabeta, 2016), h. 8-9 19 Ahmad „Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Quran-Hadis: Ontologi, Epistemologi, dan
Aksiologi, (Banten: Yayasan Wakaf Darus-Sunnah, 2019), h. 22
15
yaitu dari buku-buku, jurnal, atau majalah yang berkaitan dengan
menghafal Al-Qur‟an.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis sama
dengan yang dikatakan Soehardi Sigit bahwa ada tiga teknik
yang biasanya digunakan dalam penelitian kualitatif, ialah
pemantauan, wawancara, dan dokumentasi.20
a. Observasi
Adler menyebutkan bahwa observasi merupakan salah
satu dasar fundamental dari semua metode pengumpulan
data dalam penelitian kualitatif, khususnya menyangkut
ilmu-ilmu sosial dan perilaku manusia. Morris
mendefinisikan observasi sebagai aktifitas mencatat suatu
gejala dengan bantuan instrumen-instrumen dan
merekamnya dengan tujuan ilmiah atau tujuan lain. Lebih
lanjut dikatakan bahwa observasi merupakan kumpulan
kesan tentang dunia sekitar berdasarkan semua kemampuan
daya tangkap pancaindera manusia.21
Observasi yang penulis
gunakan ini adalah observasi partisipan atau pengamatan
secara langsung. Dalam hal ini penulis secara langsung ikut
terlibat dalam kegiatan menghafal Al-Qur‟an secara online
dalam @Tahfidz_Online sebagai santri atau peserta.
20 Prasetyo Irawan, dkk, Materi Pokok Metode Penelitian, (Jakarta; Universitas
Terbuka, 2009), h. 8.8 21
Hasyim Hasanah, “Teknik-teknik Observasi (Sebuah Alternatif Metode
Pengumpulan Data Kualitatif Ilmu-ilmu Sosial)”, dalam Jurnal At-Taqaddum, vol. 8 no. 1
2016, h. 26
16
b. Wawancara
Wawancara adalah hal yang sangat penting dalam
mengumpulkan data. Maksud wawancara ialah untuk
menemukan apa yang ada dalam pikiran orang yang
diwawancarai, apa yang dipikir, dan apa yang dirasakan.
Wawancara dilakukan untuk menemukan sesuatu yang tidak
dapat dipantau, seperti perasaan, pikiran, keinginan, alasan
dan sebagainya.22
Adapun dalam penelitian ini penulis
menggunakan teknik wawancara terstruktur dan semi-
terstruktur, wawancara terstruktur ditujukan untuk para
panitia dan santri, sedang wawancara semi-tersruktur
ditujukan untuk pendiri @Tahfidz_Online. Penulis
mewawancarai panitia dan santri menggunakan teknik
terstruktur karena inti pertanyaan hanya sebatas resepsi
menghafal Al-Qur‟an. sedang untuk pendiri menggunakan
teknik wawancara semi-terstruktur karena untuk meneliti
lebih jauh mengenai kegiatan dalam @Tahfidz_Online. Dan
karena kondisi pandemi covid 19, maka wawancara ini
dilakukan melalui sambungan jarak jauh yakni via telepon,
chat Whatsapp, dan googleform.
c. Dokumentasi
Metode dokumenter adalah salah satu metode
pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi
penelitian sosial yang intinya adalah metode yang digunakan
22 Prasetyo Irawan, dkk, Materi Pokok Metode Penelitian, h. 8.10
17
untuk menelusuri data historis.23
Dalam hal ini penulis
mendokumentasikan segala aktivitas yang dilaksanakan
dalam @Tahfidz_Online baik berupa gambar, foto, catatan
atau tulisan yang dapat dijadikan rujukan.
4. Metode Analisis Data
Sedangkan metode analisis data yang digunakan penulis
dalam penyusunan laporan penelitian ini menggunakan metode
deskriptif-analitis. Metode ini difokuskan untuk mengkaji satu
kasus tentang gejala atau fenomena Al-Qur‟an yang
dideskripsikan atau digambarkan secara utuh dan kemudian
dianalisis.24
Dengan menggunakan metode ini penulis akan
menggambarkan kehidupan Al-Qur‟an yang diselenggarakan di
dunia maya, kemudian dianalisis sesuai fakta mengenai makna,
pengaruh dan pendapat yang didapatkan penulis melalui
wawancara maupun observasi di lapangan.
Penelitian ini juga menggunakan pendekatan fenomenologi
yang digagas oleh Edmund Husserl. Pendekatan fenomenologi
digunakan dengan melihat fenomena atau gejala yang sedang
terjadi. Pendekatan ini penulis gunakan untuk menggambarkan
fungsi atau maksud dari masyarakat yang mengikuti suatu gejala
sosial budaya yaitu tren menghafal Al-Qur‟an dengan melihat
dari fenomena dunia maya atau akses secara online yang
sekarang marak di Indonesia.
23 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,
dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta; Kencana, 2007), h. 124-125 24 Ahmad „Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Quran-Hadis: Ontologi, Epistemologi, dan
Aksiologi, h. 245
18
H. Teknik dan Sistematika Penulisan
Teknik penulisan skripsi ini penulis berpedoman pada buku
pedoman penulisan proposal dan skripsi Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ)
Jakarta tahun 2017.
Untuk mempermudah dan lebih sistematis dalam penulisan skripsi
ini, maka skripsi ini dilakukan dengan membaginya kedalam bab sebagai
berikut:
Bab 1 : Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
Penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian serta teknik dan
sistematika penulisan.
Bab 2 : Teori Resepsi dalam Studi Living Qur‟an dan Tinjauan
umum menghafal Al-Qur‟an
Bab ini berisi penjelasan tentang teori resepsi dalam studi
living Qur‟an serta ruang lingkup menghafal Al-Qur‟an yakni
menjelaskan definisi menghafal Al-Qur‟an, syarat-syarat menghafal
Al-Qur‟an, keutamaan menghafal Al-Qur‟an, hukum menghafal Al-
Qur‟an, metode menghafal Al-Qur‟an dan penyebab keberhasilan
maupun kesulitan dalam menghafal Al-Qur‟an.
Bab 3 : Gambaran umum @Tafidz_Online
Bab ini berisi penjelasan Tahfidz Online yang didalamnya
memuat sejarah, visi-misi, struktur organisasi yang ada dalam
Tahfidz Online, dan pelaksanaan tahfidz Al-Qur‟an secara online.
19
Bab 4 : Resepsi Menghafal Al-Qur‟an dalam @Tahfidz_Online
Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang didapat penulis
mengenai makna menghafalkan Al-Qur‟an di dunia maya baik dari
pencetus, orang-orang yang terlibat dalam organisasi, dan orang-
orang yang pernah mengikuti kegiatan Tahfidz Online.
Bab 5 : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
97
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, maka penulis
simpulkan bahwa menghafal Al-Qur‟an diresepsi berbeda oleh masing-
masing individu dalam komunitas @Tahfidz_Online. Kemudian resepsi-
resepsi ini penulis klasifikasikan menjadi lima, yaitu: 1.) Resepsi yang
berorientasi pada Al-Qur‟an, dalam hal ini menghafal Al-Qur‟an diresepsi
agar bisa dekat dan istikamah bersama Al-Qur‟an juga agar dapat
mengamalkan dan merenungi pesan-pesan yang terkandung di dalamnya.
2.) Bersifat ilahi, yaitu resepsi menghafal Al-Qur‟an yang berorientasi
kepada Allah, seperti misalnya menghafal Al-Qur‟an agar mendapatkan
rida Allah, dekat dengan Allah, juga menjadi keluarga Allah. 3.) Bersifat
ukhrawi, ini merupakan resepsi menghafal Al-Qur‟an yang berorientasi
untuk akhirat, seperti agar mendapat syafa‟at, derajat surga, pahala, dan
mahkota untuk kedua orang tua. 4.) Bersifat duniawi, dalam hal ini
menghafal Al-Qur‟an diresepsi sebagai „amaliyah untuk kehidupan dunia,
seperti bertujuan sebagai modal dalam mendidik anak, untuk melatih
kesabaran dan memperbaiki akhlak. 5.) Bertujuan untuk dunia dan
akhirat, dalam hal ini menghafal Al-Qur‟an diresepsi agar mendapat
kemuliaan dan petunjuk baik di dunia maupun di akhirat.
B. Saran
Setelah penulis melakukan penelitian dan bergabung secara
langsung dengan komunitas menghafal Al-Qur‟an secara online
@Tahfidz_Online, maka penulis ingin memberikan masukan kepada
98
pendiri untuk mengadakan program tahsîn bagi para santri secara rutin
baik dengan bertatap muka langsung atau melalui video call. Penulis
memandang hal ini diperlukan melihat pentingnya memperbaiki bacaan
Al-Qur‟an, agar santri dapat mengerti secara teori dan praktik hukum
tajwid maupun makhârij al-huruf-nya.
99
DAFTAR PUSTAKA
Ajizah, Eva siti Nur, Halaqah Besar Tahfidz Online, 6 Juni 2020
Ammar, Abu dan Abu Fatiah Al-Adnani, Negeri-negeri Penghafal al-
Qur‟an, Solo: Al-Wafi Publishing, 2015.
Ani, Tri Puji, grup Halaqah Besar Tahfidz Online, 20 Juni 2020
Aristanto, Eko, dkk, Taud Tabungan Akhirat Perspektif “Kuttab Rumah
Qur‟an”, Jawa Timur: Uwais Inspirasi Indonesia, 2019.
Aziz, Amanu Abdul, Hafal Al-Qur‟an dalam Hitungan Hari, Depok: CV
Hilal Media Group, 2015.
Baduwailan, Ahmad bin Salim, Menjadi Hafizh Tips dan Motivasi
Menghafal Al-Qur‟an, terj. Cep Mochamad Faqih dan Nunung
Nuraeni, Solo: Aqwam, 2016.
Al-Baihaqî, Abû Bakr Ahmad ibn al-Husain, al-Jâmi‟ Lisyu‟ab al-Îmân,
Riyâdh: Maktabah ar-Rusyd, 2003.
Al-Bukhârî, Abu Abdillâh Muhammad ibn Ismâ‟îl ibn Ibrâhîm ibn Mughîrah
al-Jûfî, Shahîh al-Bukhârî wahuwa al-Jâmi‟ al-Musnad ash-Shahîh,
Beirût: Dâr at-Ta‟shîl, 2012.
Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta; Kencana, 2007.
Al-Fârisî, Alâuddîn ibn Balbâna, al-Ihsân fî Taqrîb Shahîh Ibn Hibbân,
Beirût: Dâr at-Ta‟shîl, 2014.
100
Al-Ghazzâlî, Abû Hâmid Muhammad bin Muhammad, Ihyâ „Ulûm ad-Dîn,
Semarang: Toha Putra, t.t..
Al-Hafidz, Ahsin W. Bimbingan Praktis Menghafal al-Qur‟an, Jakarta:
Bumi Aksara, 1994.
Hafidz, Muhammad, “Pelaksaan Program Tahfidz Al-Qur‟an di Pondok
Pesantren Ar-Riyadh 13 Ulu Palembang”, Skripsi, UIN Raden Fatah
Palembang, 2017. Tidak diterbiitkan.
Hanbal, Ahmad ibn Muhammad ibn, al-Musnad, kairo: Dâr al-Hadîts, 1995.
Hasbillah, Ahmad „Ubaydi, Ilmu Living Quran-Hadis: Ontologi,
Epistemologi, dan Aksiologi, Banten: Yayasan Wakaf Darus-Sunnah,
2019.
Irawan, Prasetyo, dkk, Materi Pokok Metode Penelitian, Jakarta; Universitas
Terbuka, 2009.
Izzan, Ahmad, „Ulûmul Qurân Telaah Tekstualitasdan Kontekstualitas Al-
Qur‟an, Bandung: Tafakur, 2011.
Katsîr, Ibn, Tafsîr Al-Qurân al-„Azhîm, Beirût: Dâr Ibn al-Jauzî, 2010.
Makhyaruddin, Deden M., Rahasia Nikmatnya Menghafal Al-Qur‟an,
Jakarta Selatan: Noura, 2013.
Munawwir, Ahmad Warson, Al-Munawwir : Kamus Arab-Indonesia,
Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.
An-Naisâbûrî, Abû Abdillâh al-Hâkim, al-Mustadraq „alâ as-Shahîhain,
Beirût: Dâr at-Ta‟shîl, 2014.
101
An-Naisâbûrî, Abû al-Husain Muslim ibn al-Hajjâj al-Qusyairî, Shahîh
Muslim wahuwa al-Musnad ash-Shahîh, Beirût: Dâr at-Ta‟shîl, 2014.
Nur, Muhammad Ilham, Ketika Al-Qur‟an tak lagi diagungkan, Jakarta; PT
Alex Media Komputindo, 2017.
Nuraini, “Strategi Mengelola Rumah Tahfidz Al-Qur‟an Aisyah Binjai
Sumatera Utara dalam Menghafal Al-Qur‟an bagi Para Santri”, UIN
Medan Sumatera Utara, 2017. Tidak diterbiitkan.
Purnomo, Bagus, “Dr. Ahmad Fathoni, MA: Belajar Al-Qur‟an tidak cukup
dengan Talaqqi dan Musyafahah”,
https://lajnah.kemenag.go.id/berita/171-dr-ahmad-fathoni-ma-belajar-
al-qur-an-tidak-cukup-dengan-talaqqi-dan-musyafahah, diakses
tanggal 15 November 2019.
Al-Qardhawi, Yusuf, Bagaimana Berinteraksi dengan Al-Qur‟an, terj.
Kathur Suhardi, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2000.
Al-Qaththan, Manna, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur‟an, terj. Mudzakir AS, Bogor:
Pustaka Litera AntarNusa, 2013.
Al-Qazwînî, Abû Abdillâh Muhammad ibn Yazîd ibn Mâjah, as-Sunan,
Beirût: Dâr at-Ta‟shîl, 2014.
Safitri, Erwanda, “Tahfidz Al-Qur‟an di Ponpes Tahfidzul Qur‟an Ma‟unah
Sari Bandar Kidul Kediri (Studi Living Qur‟an)”, Skripsi, UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2016. Tidak diterbiitkan.
Saepudin, Juju, dkk., Membumikan Peradaban Tahfiz Al-Qur‟an, Jakarta:
Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta, 2015.
102
As-Sijistânî, Abû Dâwud Sulaimân ibn al-Asy‟ats, as-Sunan, Beirût: Dâr at-
Ta‟shîl, 2015.
As-Sirjani, Raghib dan Abdul Muhsin, Orang Sibuk pun Bisa Hafal Qur‟an,
terj. Umar Mujtahid, Solo: PQS Publishing, 2013.
As-Sirjani, Raghib dan Abdurrahman Abdul Khaliq, Cara Cerdas
Menghafal Al-Qur‟an, terj. Sarwedi Hasibuan, Solo: Aqwam, 2013.
Sugiharti, grup Kormus Akhwat Tahfidz Online, 26 Mei 2020
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Dan R&D, Bandung;
Alfabeta, 2016.
Suryani, Putri, grup Halaqah Kecil Tahfidz Online, 12 Mei 2020.
Susanti, Euis, Halaqah Besar Tahfidz Online, 31 Maret 2020.
Ath-Thabrânî, Abû al-Qâsim Sulaimân ibn Ahmad, al-Mu‟jam al-Ausath,
Kairo: Dâr al-Haramain, 1995.
At-Tirmizhî, „Îsâ Muhammad ibn „Îsâ ibn Saurah, Sunan at-Tirmizhiy
wahuwa al-Jâmi‟ al-Kabîr, Beirût: Dâr at-Ta‟shîl, 2016.
Utomo, Eza Setia Cahyo, Hafalkan! Renungan dan Motivasi Bagi Para
Penghafal Kalam-Nya, Guepedia Publisher, 2019.
Wahidi, Ridhoul, dan Rofiul Wahyudi, Sukses Menghafal Al-Qur‟an Meski
Sibuk Kuliah, Yogyakarta: Semesta Hikmah, 2016.
Wawancara dengan founder Tahfidz Online, Iksan Malik, 26 April 2020.
103
Wawancara dengan komisi disiplin Tahfidz Online, Muhammad Harfa, 21
Juni 2020.
Wawancara dengan Musyrîfah Tahfidz Online, Putri Suryani, 8 Mei 2020.
Wawancara dengan Musyrîfah Tahfidz Online, Sugiharti, Nova Ayu
Maulita dan Rini Winarsih, 24 Juni 2020.
Wawancara dengan Musyrîfah Tahfidz Online, Mona Vitri, Wakhidatul
Awwala Rasyidah dan Nurul Aulia, 24 Juni 2020.
Wawancara dengan Musyrîfah Tahfidz Online, Rosmawati dan Yenna
Septiani Asri, 24 Juni 2020.
Wawancara dengan Musyrîfah Tahfidz Online, Yomi Ashofi dan Dwi
Astrini, 24 Juni 2020.
Wawancara dengan Musyrîfah Tahfidz Online, Poppy Dewi Lestari, 24 Juni
2020.
Wawancara dengan Musyrîfah Tahfidz Online, Susi Sutedjo, 24 Juni 2020.
Wawancara dengan santri Tahfidz Online, Suriyani, 25 Februari 2020.
Wawancara dengan santri Tahfidz Online, Annisa Fadhilla, Suryanti,
Yusnidar, Maya Dwi Herminingtyas, Siti Nurhasanah, Siti Khusnul
Khotimah, Nurul Aulia, Nur Cahayani, Ayu Larasati, atin Lelya
sukawati dan Nitariani Elfrida, 09 Juni 2020.
Wawancara dengan santri Tahfidz Online, Asma Fauziyah, Yunianti
Cahyaningsih, Romini, dan Titin Ediawati, 09 Juni 2020.
104
Wawancara dengan santri Tahfidz Online, Fityay Humayna dan Adisya Putri
Mawadah Rahmah, 09 Juni 2020.
Wawancara dengan santri Tahfidz Online, Amy Alyazdan, Sri Sulistyani,
Asa Ramdhani, Citra Andriani, dan Aziqah Shalihah, 09 Juni 2020.
Wawancara dengan santri Tahfidz Online, Andrea Dwima Septiana, Umi
Nadhiroh, Putri Nandari Elman Astadipura, Ani Chaeruni dan
Anifah, 09 Juni 2020.
Wawancara dengan santri Tahfidz Online, Hijrahsaputri Sahid, 10 Juni 2020.
Wawancara dengan santri Tahfidz Online, Farida Ummu Aqila, Ade Putri
Rahayu, Muhammad Ramli dan Indah Kusuma Wardani, 09 Juni
2020.
Wawancara dengan santri Tahfidz Online, Lusy, 09 Juni 2020.
Wawancara dengan santri Tahfidz Online, Pitri Andayani, Nur‟aini, Yheti
Aprilia Hertanti, Intan Damayanti, Nailul Fadilah, dan Tengku
Aisyah, 09 Juni 2020.
Wawancara dengan santri Tahfidz Online, Mukhbitah, 09 Juni 2020
Wawancara dengan santri Tahfidz Online, Asril Agin, 21 Juni 2020
Wawancara dengan santri Tahfidz Online, Ayu Andira, 09 Juni 2020.
Zamani, Zaki, Tuntunan Belajar Tajwid bagi Pemula, MediaPressindo,
2012.
Az-Zarkasyî, Badruddîn Muhammad ibn „Abdillâh, Al-Burhân fî „Ulûm Al-
Qur‟ân, Mesir: Maktabah Dâr at-Turâts.
105
Az-Zawawi, Yahya Abdul Fattah, Revolusi Menghafal Al-Qur‟an: Cepat
Menghafal, Kuat Hafalan dan Terjaga Seumur Hidup, terj. Dinta,
Solo: Insan Kamil, 2010.
Zen, A. Muhaimin, Metode Pengajaran Tahfizh Al-Qur‟an di Pondok
Pesantren, Tsanawiyah, Aliyah, dan Perguruan Tinggi,
PercetakanOnline.com, 2012.
______, Peranan Huffazh Al-Qur‟an Indonesia dalam Mengantisipasi Tahrif
Al-Qur‟an, Tanggerang: Transpustaka, 2013.
Journal of Qur‟ân and Hadîts Studies, Vol. 4 No. 2, 2015.
Jurnal Ilmu Ushuluddin, vol. 6 no. 2 Juli 2019.
Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 9 No. 2 September 2005.
Jurnal Living Hadis, vol. 2 no. 2 Oktober 2017.
Jurnal Pythagoras, vol. 2 no. 1 2006.
Jurnal At-Taqaddum, vol. 8 no. 1 2016.
Jurnal Tunas Siliwangi, vol. 2 no.1 2016.
Jurnal QOF, Vol 3 no. 1, Januari 2019.
Panduan Santri Tahfidz Online pdf
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/nul
BIOGRAFI PENULIS
Hanifatul Mukarromah, anak ketiga dari enam bersaudara ini
merupakan putri kandung dari pasangan bapak Drs. KH. Asep Abdul Wadud
dan ibu Hj. Nur Hasanah. Lahir di Bogor pada tanggal 6 Oktober 1996 dan
saat ini penulis beserta keluarga bertempat tinggal di Kelurahan Kedung
Waringin, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat.
Pendidikan sekolah dasar telah diselesaikan penulis pada tahun 2008
di Bogor yakni SD Cimanggu 2, kemudian dilanjutkan sekolah menengah
pertama di MTS Aulia dan tinggal di Pondok Pesantren Al-Itqon, yakni di
Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Setelah lulus penulis
melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Daarul Rahman dan lulus
tahun 2015. Lalu pada tahun 2016 penulis meneruskan program pendidikan
Strata 1 di Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, Fakultas Ushuluddin dan
Dakwah, Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, dan lulus tahun 2020.