resensi upik

17
Resensi Film 1. Identitas sumber : a. Judul : Habibie dan Ainun b. Durasi : 2 Jam 1 Menit c. Perangkat Film : 1) Marsha Natika : Ainun (Muda) 2) Esa Sigit : Habibie (Muda) 3) Bunga Citra Lestari : Hasri Ainun Habibie 4) Reza Rahardian : B.J. Habibie 5) Ratna Riantiarno : R.A Tuti Marini Puspowardojo (Ibu Habibie) 6) Bayu Oktara : Fanny Habibie 7) Vitta Mariana Barrazza : Arlies 8) Radytia Argoebie : Thareq Kemal Habibie 9) Mike Luccock : Ilham Akbar Habibie 10) Tio Pakusadewo : H.M. Soeharto 11) Elianca : Suster 1 12) Sutradara : Faozan Rizal 13) Produser : Manoj Punjabi Dan Dhamoo Punjabi 14) Eksekutif Produser : Shania Punjabi 15) Kepala Produser : Hanung Bramantyo, Karan Mahtani, Anirudya Mitra 16) Line Produced : Tri Widyastuti 17) Screenplay : Ginatri S. Noer dan Ifan Adriansyah 18) Content Supervisor : B.J. Habibie 19) Production Designer : Ong Hari Wahyu

Transcript of resensi upik

Page 1: resensi upik

Resensi Film

1. Identitas sumber :

a. Judul : Habibie dan Ainun

b. Durasi : 2 Jam 1 Menit

c. Perangkat Film :

1) Marsha Natika : Ainun (Muda)

2) Esa Sigit : Habibie (Muda)

3) Bunga Citra Lestari : Hasri Ainun Habibie

4) Reza Rahardian : B.J. Habibie

5) Ratna Riantiarno : R.A Tuti Marini Puspowardojo (Ibu Habibie)

6) Bayu Oktara : Fanny Habibie

7) Vitta Mariana Barrazza : Arlies

8) Radytia Argoebie : Thareq Kemal Habibie

9) Mike Luccock : Ilham Akbar Habibie

10) Tio Pakusadewo : H.M. Soeharto

11) Elianca : Suster 1

12) Sutradara : Faozan Rizal

13) Produser : Manoj Punjabi Dan Dhamoo Punjabi

14) Eksekutif Produser : Shania Punjabi

15) Kepala Produser : Hanung Bramantyo, Karan Mahtani, Anirudya Mitra

16) Line Produced : Tri Widyastuti

17) Screenplay : Ginatri S. Noer dan Ifan Adriansyah

18) Content Supervisor : B.J. Habibie

19) Production Designer : Ong Hari Wahyu

20) Art Director : Fauzi

21) Director Of Photography : Ipung Rahmat

22) Editor : Wawan Wibowo

23) Musik : Tya Subiakto

24) Sound Recordist : Dwi Budi

25) Sound Designer : Satrio Budiono

26) Post Producer Manager : Audi Manoppo

27) Visual Effect : Hery Kuntoro

28) Make Up & Special Effect: Joy Revfa dan Rezani Ramli

29) Costume Designer : Retno Damayanti

Page 2: resensi upik

30) Casting : Zaskia Adya Mecca, Widhi Susila, Sanjay Mulani

d. Sinopsis :

Berawal dari pertemuan kawan lama SMP yang kembali bertemu di Bandung

setelah sekian lama berpisah. Ketika itu Rudi bersama Fanny mengunjungi

Ranggamalela yang merupakan kediaman Ainun, disanalah tempat mereka bertemu.

Sejak pandangan pertama Rudi mulai jatuh cinta kepada Ainun yang semakin cantik

dan berkulit putih bersih. Dan semakin hari jalinan rasa cinta itu kian tumbuh dan erat

sehingga mereka berdua memutuskan untuk menikah. Setelah menikah mereka berdua

membuka lembaran baru di Jerman, negara dimana Rudi sebelumnya pernah

bersekolah dan membantu perusahaan pembuat pesawat terbang.

Di Jerman mereka tinggal di sebuah rumah kecil yang diselimuti dinginnya

salju. Walaupun demikian cinta mereka tak pernah goyah di awal pernikahan mereka.

Suka dan duka mereka lewati bersama di kota asing itu. hingga akhirnya mereka

dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama ilham dan beberapa tahun

kemudian disusul dengan adiknya yang bernama thareq. Kedua putranya yang hadir

seakan melengkapi kehidupan mereka berdua dan memperkuat cinta mereka.

Di tengah kisah perjalanan hidup yang bahagia ini, Rudi mendapat perintah

dari Presiden Soeharto untuk kembali ke Indonesia dan membantu Indonesia agar

kembali bangun dari keterpurukan, sehingga Ainun tetap berada di Jerman karena ia

tak ingin mengganggu suaminya yang bertugas mengabdi pada negaranya. Kejadian

itu tak membuat Ainun menjadi lemah tetapi bersemangat untuk saling berjuang di

jalan masing-masing. Ainun memutuskan untuk bekerja di salah satu rumah sakit di

Jerman sebagai dokter spesialis anak untuk menghidupi keluarganya. Beberap tahun

kemudian mereka berkumpul kembali di Indonesia. Kebahagian mereka tak lama

terasa hingga tiba saatnya mereka berdua berpisah kembali untuk selamanya ketika

maut telah menjemput Ainun karena penyakitnya yang kian parah. Ainun meninggal

di rumah sakit Jerman dengan membawa cinta abadi mereka di hatinya.

2. Tujuan Film :

Penulis → dalam film “Habibie dan Ainun” penulis dan sutradara ingin mengingkatkan

penonton bahwa menilai seseorang janganlah melihat dari penampilan depannya saja dan

selayaknya kita sangat menghargai cinta orang yang mengasihi kita. Maka pembuatan

Page 3: resensi upik

film ini didedikasikan kepada almarhumah Hasri Ainun Habibie seorang istri tercinta B.J.

Habibie yang sangat tulus mencintai dan menjaga Beliau hingga akhir hayatnya.

Resensator → Agar saya bisa lebih menilai orang bahwa penampilan luar bukan

segalanya serta sya dapat lebih menghargai cinta dari orang yang telah menyayangi dan

mencintai saya.

3. Analisis Unsur Intrinsik

a. Tema :

Dalam film “Habibie dan Ainun” mengkisahkan sebuah jalinan asmara yang sangat

kuat dalam kehidupan rumah tangga mereka. Akan tetapi selain itu, jiwa nasionalis

juga menyeimbangi dalam alur cerita yang termasuk mimpi Bapak Habibie membuat

pesawat terbang untuk negaranya. Sehingga dalam film tidak membosankan para

penonton.

b. Penokohan dan Karakter

1) Ainun muda

Posisi : figuran (tampil ketika Ainun masih remaja)

Ciri fisik : berkulit sawo matang, berambut ikal dan hitam, beralis tipis, badan

tidak terlalu gemuk

Ciri fungsi : sebagai siswi SMP → “Saya pak!” (menyebut kata sapaan bapak guru

di sekolah)

Karakter : baik hati → “kamu istirahat aja, biar aku sama Mira yang gantiin”.

(berkata pada sahabatnya yang terluka)

Pandai → “cahaya itu gelombang ... jadi atmosfer menahan dan menghamburkan

warna biru di langit”. (menerangkan jabawan kepada guru dan teman-teman)

2) Habibie muda

Posisi : figuran (tampil ketika Habibie masih remaja)

Ciri fisik : berkulit sawo matang, berambut lurus licin hitam, berbadan kurus dan

tinggi, berhidung pesek

Ciri fungsi : sebagai siswa SMP (dalam film ia mengenakan seragam sekolah

bersama Bapak guru)

Karakter : jail → “hai, Ainun kamu jelek, item kaya gula jawa!” (menghina

Ainun)

3) Ainun dewasa

Posisi : tokoh utama

Page 4: resensi upik

Ciri fisik : berkulit putih, berwajah lebar, berbadan agak gemuk dan tidak terlalu

tinggi, berambut hitam sedada, berponi, beralis tipis, hidung pesek

Ciri fungsi :

Sebagai anak → “iya pak!” (menjawab panggilan ayahnya)

Sebagai ibu → “ilham,thareq!” (memanggil nama kedua putranya)

Sebagai dokter → (menangani pasien anak-anak)

Sebagai ibu negara → (berfoto sebagai bapak dan ibu presiden bersama Habibie)

Karakter : kritis → “kamu bisa meyakinkan nak Cempluk yang kritis ini...” (kata

Arlies ketika berbincang dengan Ainun dan Habibie)

Dewasa dan pengertian → “tidak apa-apa pa, Indonesia memanggilmu”

(merelakan suaminya untuk pergi ke Indonesia)

4) Habibie dewasa

Posisi : tokoh utama

Ciri fisik : berkulit putih, berbadan agak kurus dan tinggi, berambut hitam,

beralis tebal, berhidung mancung, bertahi lalat di sebelah kiri bawah bibir

Ciri fungsi :

Sebagai anak → “mom” (memanggil ibunya)

Sebagai ayah → “apa gunanya aku tanpa kamu dan anak kita...” (menjelaskan

kesedihannya ketika tawarannya ditolak oleh Indonesia)

Sebagai presiden → “... Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban

presien....” (mengucapkan janji ketika diangkat menjadi presiden)

Karakter : jenius → “dia sangat jenius” (kata Dr. Gresner ketika melihat Rudi

menulis rumus fisika)

Pengertian → “kita ini ibarat gerbong yang masuk terowongan....” (memberi

penjelasan terhadap Ainun yang bersedih)

5) R.A. Tuti Marini

Posisi : figuran

Ciri fisik : bersanggul dan berambut hitam, berkulit kuning langsat, sudah

berumur, beralis tipis, berbadan gemuk

Ciri fungsi : sebagai ibu Habibie → “Rudi!” (memanggil nama anaknya)

Karakter : penyayang → “fan, tolong ingatkan Rudi tentang obatnya ya?”

(memperhatikan kesehatan anaknya)

6) Fanny Habibie

Posisi : figuran

Page 5: resensi upik

Ciri fisik : berambut hitam pendek, sedikit keriting, berbadan kurus, tidak terlalu

tinggi, berjenggot tipis

Ciri fungsi : Sebagai anak → “iya, mom”. (menjawab perintah ibunya)

Karakter : baik → “saya bawa obatnya” (membawakan obat Habibie yang

ketinggalan ketika berkunjung ke Ranggamalela)

7) Arlies

Posisi : figuran

Ciri fisik : bekulit putih, berwajah oval, berbadan sedikit gemuk, agak pendek,

beralis tipis, berhidung pesek, berbibir agak tebal.

Ciri fungsi : sebagai sahabat Ainun → “Cempluk!” (memanggil nama akrab

Ainun)

Karakter : ceplas-ceplos → “maaf ya Rud, Arlies suka ceplas-ceplos” (kata

Ainun pada Habibie)

8) Ilham Akbar Habibie

Posisi : figuran

Ciri fisik : berambut hitam lurus pendek, sedikit botak, hidung pesek, berkulit

sawo matang, berbadan tinggi, berbadan besar

Ciri fungsi : sebagai anak → “hai pa..” (menyapa Habibie)

Karakter : baik → “bagaimana kabar papa?” (menanyakan kabar papanya)

9) Thareq Kemal Habibie

Posisi : figuran

Ciri fisik : berbadan besar dan tinggi, berambut lurus pendek,

Ciri fungsi : sebagai anak → “papa harus ikut...”

Karakter : baik → “papa sama mama harus kontrol kesehatan...”

(memperhatikan kondisi orang tuanya)

10) Presiden Soeharto

Posisi : pendukung

Ciri fisik : berambut putih, berwajah keriput, berbadan tinggi, berkulit sawo

matang

Ciri fungsi : sebagai presiden → “kapan saya bisa menyaksikan perdana

penerbangan pesawatmu?” (ketika berbincang kepada Habibie soal rancangan

pesawat terbang)

Karakter : baik → (mempersetujui rancangan pesawat terbang dan bersedia

hadir menyaksikan perdana penerbangan pesawat terbang N250)

Page 6: resensi upik

11) Ibnu Sutowo

Poisi : figuran

Ciri fisik : berkulit hitam, berhidung besar, berambut lurus, beralis tebal, bergigi

agak keluar, berbadan besar dan tegap.

Ciri fungsi : sebagai duta Indonesia → “saya mendapat mandat dari Indonesia...”

(menjelaskan kedatangan dirinya kepada Rudi)

Karakter : keras dan tegas → “Anda orang Indonesia bukan? Kenapa malah

asyik membantu industri negara lain?” (menyindir dengan tegas)

12) Suster 1

Posisi : latar (sekali tampil ketika Rudi dirawat di rumah sakit Jerman)

Ciri fisik : berwajah bulat, berbadan gemuk, berhidung pesek, berjilbab seperti

biarawati, berkulit putih, dan sudah berumur.

Ciri fungsi : sebagai suster → “Tidur Anda cukup?” (bertanya kepada Rudi)

Karakter : Baik → “Anda butuh sesuatu?” (menawarkan bantuan pada Rudi)

13) Sumohadi

Posisi : figuran (tampil di acara jamuan rumah Habibie sebagai pengusaha)

Ciri fisik : berkacamata, berambut hitam lurus, berkulit sawo matang, berwajah

oval, beralis hitam tebal, berbadan besar dan tidak terlalu tinggi.

Ciri fungsi : pengusaha → “... memang dia seorang pengusaha besar...” (asisten

Ainun menjelaskan informasi tentang Sumohadi)

Karakter : licik → “... tidak bisa dibilang gitu buk, proyeknya lebih kaya broker

proyek...” (asisten Ainun menjelaskan dan selain itu Sumohadi banyak memberi

hadiah pada Habibie sebagai uang pelicin)

c. Setting :

1) Tempat : AACHEN, Jerman → (Rudi berada di kampus di Jerman)

Suasana : santai → “kamu sudah makan siang Rudi?” (tanya sahabatnya)

Waktu : siang hari → “Sekarang sudah jam 2 Rudi”. (kata teman Rudi)

2) Tempat : Ranggamalela → “Antar kue itu ke Ranggamalela sama Fanny” (kata

R.A. Tini menyuruh Rudi)

Suasana : santai → “saya ingin ngobrol tentang cerita kamu di Jerman” (kata

ayah Ainun pada Rudi)

Waktu : menjelang Maghrib → “buka puasa disini saja” (kata ayah Ainun

menawarkan)

Page 7: resensi upik

3) Tempat : PREUSSWEG, Jerman (pada film menunjukkan perbedaan tempat

tinggal dari desa menjadi kota di Jerman)

Suasana : musim dingin (pada film turun salju)

Waktu : pagi hari (Habibie berangkat kerja)

4) Tempat : Dusseldorf, Jerman (sebuah gedung pertemuan)

Suasana : tegang → “kenapa Anda asyik membantu industri negara lain?”

(perkataan yang menyindir Rudi)

Waktu : pagi hari (pertengahan kerja Rudi mendapat telepon)

5) Tempat : kediaman keluarga Cendana (presiden Soeharto) → (naik mobil

menuju jalan cendana)

Suasana : santai → “kapan saya bisa menyaksikan penerbangan perdana

pesawatmu?” (berbincang antara Soeharto dan Habibie)

Waktu : pagi hari (langit cerah)

6) Tempat : bandara hussein sastranegara IPTN Bandung

Suasana : bahagia dan ramai (banyak penonton yang menyaksikan penerbangan

perdana N250)

Waktu : pagi hari (cuaca cerah)

7) Tempat : Jerman

Suasana : bahagia dan ramai (Habibie dan Ainun jalan-jalan mengelilingi kota)

Waktu : pagi hari (langit cerah)

8) Tempat : rumah sakit Jerman

Suasana : sedih (kondisi Ainun kritis)

Waktu : pagi hari

d. Alur atau Plot :

Perkenalan → di awal film Ainun muda sedang mengobati kaki temannya yang

terluka kemudian ia melanjutkan bermain bola kasti bersama temannya di lapangan

yang dipenuhi suara sorakan yang sangat ramai. Tiba-tiba datang seorang bapak guru

menyeret anak laki-laki dan ingin mempertemukan kepada Ainun karena mereka

berdua sama-sama berhasil mejawab sebuah pertanyaan. Anak laki-laki itu adalah

Habibie, ketika Ainun selesai menjawab pertanyaan Bapak guru berkata “kalian

berdua memang jodoh”,

Konflik → ketika Habibie menjabat Presiden ke-3 hubungan rumah tangganya sedikit

merenggang dengan Ainun karena Habibie sibuk mengurusi kondisi rakyatnya dan

tidak memperdulikan kesehatannya sendiri. Bahkan Ainun akan membicarakan

Page 8: resensi upik

tentang kondisi kesehatannya pun ia memilih mengundurkan diri, karena merasa

sudah tidak diperdulikan lagi.

Klimaks → Penyakit Ainun sudah kian parah hingga akhirnya ia dibawa ke rumah

sakit di Jerman untuk segera dioperasi. Namun kondisi Ainun semakin parah hingga

dirinya menggunakan alat bantu di seluruh tubuhnya. Bahkan ia tidak dapat bergerak

apalagi berbicara.

Penyelesaian → Arlies sebagai sahabat Ainun menyarankan agar Habibie tidak

mengoperasi Ainun lagi karena Ainun mecintai Habibie dengan tulus tanpa balasan.

Akan tetapi Habibie bersih keras menolak karena dia sangat mencintai Ainun dan

tidak rela kehilangannya. Hingga tiba pada akhirnya Habibie menyadari bahwa

perbuatannya telah menyakiti istrinya lalu dia mengikhlaskan kepergian Ainun untuk

selamanya.

e. Gaya Bahasa :

1) Litotes → “mungkin barang ini tidak terlalu mahal...” (barang yang ia maksud

adalah dua buah jam tangan emas)

2) Sinisme → “apa Anda tidak malu?” (menyindir Habibie karena membantu

industri negara lain)

3) Antonomasia → “Ainun! Gila kamu, gula jawa sudah berubah menjadi gula pasir”

(menyebut julukan Ainun sebagai gula pasir)

4) Metafora → “kita ini bagaikan gerbong yang berjalan di terowongan gelap...”

(membandingkan dirinya dengan gerbong kereta api yang melewati gelapnya

kehidupan yang kemudian menemukan jalan terang)

5) Eksklamasio → “wah, Ainun cantik sekali!”

f. Sudut Pandang : Penulis dan sutradara dalam film “Habibie dan Ainun” ini

menggunakan sudut pandang ketiga karena pada film “Habibie dan Ainun” penulis

hanya sebagai pengamat dan hanya nama – nama tokoh yang dimunculkan

(disebutkan) dalam film.

g. Pembayangan Peristiwa yang akan terjadi :

Ketika operasi dinyatakan berhasil dokter memanggil Habibie, dokter memberitahu

sesuatu akan tetapi ekspresi Habibie merasa sedih dan kehilangan tenaga setelah

mendengar pemberitahuan dokter. Dokter dan perawatnya hanya memberikan gerakan

Page 9: resensi upik

mengangkat tangan menandakan tidak tahu lagi bagaimana caranya. Kemudian

Habibie bersama kedua anaknya menangis seolah-olah Ainun sudah meninggal dunia.

h. Nada atau Suasana :

Di awal film “Habibie dan Ainun” bernada datar hingga pertengahan cerita, tiba di

saat penerbangan perdana pesawat terbang N250 nada menjadi naik, suasana seperti

tegang bercampur semangat untuk menyaksikan peristiwa tersebut. kemudian ketika

pada saat terjadinya beberapa tragedi sebelum pelengseran Soeharto nada menjadi

tinggi dan suasana tegang, terdengar suara ricuh, banyak tembakan, ambulance.

Hingga tiba di akhir cerita ketika Ainun dirawat di rumah sakit hingga terakhir film

nada terdengar sedih, menyentuh hati, seolah-olah penonton ikut merasakan

penderitaan mereka.

i. Panorama :

1) Habibie dan Ainun pertama kali bertemu di depan kelas disaksikan bapak guru

dan teman-temannya, suasana ramai pada saat pagi hari.

2) Habibie dan Ainun kali kedua bertemu di rumah Ainun Ranggamalela ketika

Ainun sedang menjahit suasana sepi pada saat sore hari.

3) Di dekat pohon besar Habibie pernah menghina Ainun gula jawa ketika pulang

sekolah suasana ramai pada saat siang hari.

4) Di Jerman ketika malam hari turun hujan salju ketika Habibie pulang kerja

suasana sepi.

5) Di bandara IPTN tempat penerbangan perdana pesawat terbang yang dihadiri

Presiden Soeharto bersama istrinya, suasana ramai dan pada saat pagi hari.

6) Di bukit Jerman Habibie dan Ainun mengobrol berdua suasana sepi dan pada saat

sore hari.

7) Ketika Ainun bersama kedua putranya yang masih anak-anak di taman

menunjukkan suasana ramai dan pada pagi hari.

8) Kerusuhan Jakarta menunjukkan suasana ricuh banyak aksi masyarakat yang

brutal terjadi pada pagi hari.

9) Tragedi TRISAKTI menunjukkan suasana ramai banyak mahasiswa berdemo

terjadi pagi hari.

10) Tragedi semanggi menunjukkan suasana ricuh, banyak aksi saling tembak

menembak antara polisi dengan masyarakat terjadi malam hari.

11) Habibie dan Ainun berlibur di Jerman, berkeliling di taman suasana ramai banyak

burung dara yang mengelilingi Ainun terjadi pagi hari.

Page 10: resensi upik

12) Ainun dirawat di rumah sakit dengan alat bantu di seluruh tubuhnya, suasana

hening pada saat itu Habibie mengucapkan kata-kata teridah terakhir untuk Ainun

dan kemudian Ainun meninggal dunia pagi hari.

4. Analisis Unsur Intrinsik Perangkat Film :

a. Ketika Rudi berkunjung ke rumah Ainun rambut Ainun yang semula sedikit tidak rapi

tiba-tiba menjadi rapi ketika Ainun bertatap muka dengan Rudi.

Perangkat film yang dominan berperan dalam adegan :

Make up : menata rambut Ainun yang tidak rapi menjadi rapi

Kameramen : mengclose up wajah Ainun agar tidak terlihat potongan film

b. Ketika Ainun dan Rudi pergi kencan berdua. Mereka berdansa ala jaman dahulu serta

berpakaian mode lama sehingga terkesan kembali pada jaman 60-70-an

Costum designer : menyesuaikan mode-mode pakaian lama yang khas memakai

jas untuk Rudi dan Ainun memakai dress bunga-bunga

Musik : memutar musik khas jaman dulu sebagai pengiring dansa

c. Suasana perjalanan pulang kerja Rudi yang turun hujan seolah-olah terlihat hujan

salju sungguhan.

Perangkat film yang dominan berperan dalam adegan :

Visual efect : membuat salju-saljuan dan seolah-olah benar musim dingin

Kameramen : menshooting Rudi dari kejauhan agar hujan salju seperti asli

d. Ketika kaki Rudi terluka karena terkena salju sehingga menjadi lecet

Perangkat film yang dominan berperan dalam adegan :

Make up : membuat luka lecet seolah-olah sungguhan, berwarna kemerah-

merahan seperti darah

Kameramen : menshooting luka tersebut dengan jarak dekat agar para penonton

dibuat percaya

e. Perdana penerbangan pesawat N250 bersama banyak wartawan serta disaksikan

presiden Soeharto dan Ibu Negara

Perangkat film yang dominan berperan dalam adegan :

Editor : pemotongan film ketika hadirnya presiden Soeharto ingin melihat perdana

penerbangan

Sutradara : mengatur jalannya cerita sehingga saat pemotongan film diganti

dengan video kejadian asli adegan yang dilakukan cocok sebagai lanjutannya.

Page 11: resensi upik

5. Penilaian :

a) Positif :

Di dalam film ini editor, kameramen, dan sutradara sangat kompak ketika adegan

perdana penerbangan pesawat N250. Dalam film terjadi pemotongan film yang cukup

banyak dan diganti dengan video asli Presiden Soeharto dan Ibu Negara menyaksikan

penerbangan tersebut.

b) Negatif :

Di dalam film ini bagian make up kurang sempurna merias wajah Ainun ketika usia

lanjut. Rambut beruban tidak terlalu tampak padahal Habibie sudah sangat tampak

sekali.

6. Simpulan,Harapan, dan Saran :

a) Simpulan :

Film “Habibie dan Ainun” merupakan salah satu film yang layak untuk ditonton. Hal

ini berkaitan dengan tema film yaitu asmara dan nasionalisme terhadap tanah air

Indonesia. Seorang insan yang memperjuangkan cita-citanya demi bangsa Indonesia.

Cerita sangat bagus tetapi ada sedikit kekurangan yaitu pemeran Thareq ketika masih

kecil yang seharusnya laki-laki menjadi perempuan.

b) Harapan :

Film ini segera diputar di stasiun TV agar masyarakat dapat menonton film ini semua.

Dengan demikian dapat menggugah para penonton untuk lebih mencintai bangsanya

karena dalam film ini terkandung sejarah Indonesia pula.

c) Saran :

Film “Habibie dan Ainun” ini apabila ditayangkan di stasiun TV tidak pada jam

malam karena film ini mengandung inspirasi bagi para pemuda.