resensi upik
Transcript of resensi upik
Resensi Film
1. Identitas sumber :
a. Judul : Habibie dan Ainun
b. Durasi : 2 Jam 1 Menit
c. Perangkat Film :
1) Marsha Natika : Ainun (Muda)
2) Esa Sigit : Habibie (Muda)
3) Bunga Citra Lestari : Hasri Ainun Habibie
4) Reza Rahardian : B.J. Habibie
5) Ratna Riantiarno : R.A Tuti Marini Puspowardojo (Ibu Habibie)
6) Bayu Oktara : Fanny Habibie
7) Vitta Mariana Barrazza : Arlies
8) Radytia Argoebie : Thareq Kemal Habibie
9) Mike Luccock : Ilham Akbar Habibie
10) Tio Pakusadewo : H.M. Soeharto
11) Elianca : Suster 1
12) Sutradara : Faozan Rizal
13) Produser : Manoj Punjabi Dan Dhamoo Punjabi
14) Eksekutif Produser : Shania Punjabi
15) Kepala Produser : Hanung Bramantyo, Karan Mahtani, Anirudya Mitra
16) Line Produced : Tri Widyastuti
17) Screenplay : Ginatri S. Noer dan Ifan Adriansyah
18) Content Supervisor : B.J. Habibie
19) Production Designer : Ong Hari Wahyu
20) Art Director : Fauzi
21) Director Of Photography : Ipung Rahmat
22) Editor : Wawan Wibowo
23) Musik : Tya Subiakto
24) Sound Recordist : Dwi Budi
25) Sound Designer : Satrio Budiono
26) Post Producer Manager : Audi Manoppo
27) Visual Effect : Hery Kuntoro
28) Make Up & Special Effect: Joy Revfa dan Rezani Ramli
29) Costume Designer : Retno Damayanti
30) Casting : Zaskia Adya Mecca, Widhi Susila, Sanjay Mulani
d. Sinopsis :
Berawal dari pertemuan kawan lama SMP yang kembali bertemu di Bandung
setelah sekian lama berpisah. Ketika itu Rudi bersama Fanny mengunjungi
Ranggamalela yang merupakan kediaman Ainun, disanalah tempat mereka bertemu.
Sejak pandangan pertama Rudi mulai jatuh cinta kepada Ainun yang semakin cantik
dan berkulit putih bersih. Dan semakin hari jalinan rasa cinta itu kian tumbuh dan erat
sehingga mereka berdua memutuskan untuk menikah. Setelah menikah mereka berdua
membuka lembaran baru di Jerman, negara dimana Rudi sebelumnya pernah
bersekolah dan membantu perusahaan pembuat pesawat terbang.
Di Jerman mereka tinggal di sebuah rumah kecil yang diselimuti dinginnya
salju. Walaupun demikian cinta mereka tak pernah goyah di awal pernikahan mereka.
Suka dan duka mereka lewati bersama di kota asing itu. hingga akhirnya mereka
dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama ilham dan beberapa tahun
kemudian disusul dengan adiknya yang bernama thareq. Kedua putranya yang hadir
seakan melengkapi kehidupan mereka berdua dan memperkuat cinta mereka.
Di tengah kisah perjalanan hidup yang bahagia ini, Rudi mendapat perintah
dari Presiden Soeharto untuk kembali ke Indonesia dan membantu Indonesia agar
kembali bangun dari keterpurukan, sehingga Ainun tetap berada di Jerman karena ia
tak ingin mengganggu suaminya yang bertugas mengabdi pada negaranya. Kejadian
itu tak membuat Ainun menjadi lemah tetapi bersemangat untuk saling berjuang di
jalan masing-masing. Ainun memutuskan untuk bekerja di salah satu rumah sakit di
Jerman sebagai dokter spesialis anak untuk menghidupi keluarganya. Beberap tahun
kemudian mereka berkumpul kembali di Indonesia. Kebahagian mereka tak lama
terasa hingga tiba saatnya mereka berdua berpisah kembali untuk selamanya ketika
maut telah menjemput Ainun karena penyakitnya yang kian parah. Ainun meninggal
di rumah sakit Jerman dengan membawa cinta abadi mereka di hatinya.
2. Tujuan Film :
Penulis → dalam film “Habibie dan Ainun” penulis dan sutradara ingin mengingkatkan
penonton bahwa menilai seseorang janganlah melihat dari penampilan depannya saja dan
selayaknya kita sangat menghargai cinta orang yang mengasihi kita. Maka pembuatan
film ini didedikasikan kepada almarhumah Hasri Ainun Habibie seorang istri tercinta B.J.
Habibie yang sangat tulus mencintai dan menjaga Beliau hingga akhir hayatnya.
Resensator → Agar saya bisa lebih menilai orang bahwa penampilan luar bukan
segalanya serta sya dapat lebih menghargai cinta dari orang yang telah menyayangi dan
mencintai saya.
3. Analisis Unsur Intrinsik
a. Tema :
Dalam film “Habibie dan Ainun” mengkisahkan sebuah jalinan asmara yang sangat
kuat dalam kehidupan rumah tangga mereka. Akan tetapi selain itu, jiwa nasionalis
juga menyeimbangi dalam alur cerita yang termasuk mimpi Bapak Habibie membuat
pesawat terbang untuk negaranya. Sehingga dalam film tidak membosankan para
penonton.
b. Penokohan dan Karakter
1) Ainun muda
Posisi : figuran (tampil ketika Ainun masih remaja)
Ciri fisik : berkulit sawo matang, berambut ikal dan hitam, beralis tipis, badan
tidak terlalu gemuk
Ciri fungsi : sebagai siswi SMP → “Saya pak!” (menyebut kata sapaan bapak guru
di sekolah)
Karakter : baik hati → “kamu istirahat aja, biar aku sama Mira yang gantiin”.
(berkata pada sahabatnya yang terluka)
Pandai → “cahaya itu gelombang ... jadi atmosfer menahan dan menghamburkan
warna biru di langit”. (menerangkan jabawan kepada guru dan teman-teman)
2) Habibie muda
Posisi : figuran (tampil ketika Habibie masih remaja)
Ciri fisik : berkulit sawo matang, berambut lurus licin hitam, berbadan kurus dan
tinggi, berhidung pesek
Ciri fungsi : sebagai siswa SMP (dalam film ia mengenakan seragam sekolah
bersama Bapak guru)
Karakter : jail → “hai, Ainun kamu jelek, item kaya gula jawa!” (menghina
Ainun)
3) Ainun dewasa
Posisi : tokoh utama
Ciri fisik : berkulit putih, berwajah lebar, berbadan agak gemuk dan tidak terlalu
tinggi, berambut hitam sedada, berponi, beralis tipis, hidung pesek
Ciri fungsi :
Sebagai anak → “iya pak!” (menjawab panggilan ayahnya)
Sebagai ibu → “ilham,thareq!” (memanggil nama kedua putranya)
Sebagai dokter → (menangani pasien anak-anak)
Sebagai ibu negara → (berfoto sebagai bapak dan ibu presiden bersama Habibie)
Karakter : kritis → “kamu bisa meyakinkan nak Cempluk yang kritis ini...” (kata
Arlies ketika berbincang dengan Ainun dan Habibie)
Dewasa dan pengertian → “tidak apa-apa pa, Indonesia memanggilmu”
(merelakan suaminya untuk pergi ke Indonesia)
4) Habibie dewasa
Posisi : tokoh utama
Ciri fisik : berkulit putih, berbadan agak kurus dan tinggi, berambut hitam,
beralis tebal, berhidung mancung, bertahi lalat di sebelah kiri bawah bibir
Ciri fungsi :
Sebagai anak → “mom” (memanggil ibunya)
Sebagai ayah → “apa gunanya aku tanpa kamu dan anak kita...” (menjelaskan
kesedihannya ketika tawarannya ditolak oleh Indonesia)
Sebagai presiden → “... Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban
presien....” (mengucapkan janji ketika diangkat menjadi presiden)
Karakter : jenius → “dia sangat jenius” (kata Dr. Gresner ketika melihat Rudi
menulis rumus fisika)
Pengertian → “kita ini ibarat gerbong yang masuk terowongan....” (memberi
penjelasan terhadap Ainun yang bersedih)
5) R.A. Tuti Marini
Posisi : figuran
Ciri fisik : bersanggul dan berambut hitam, berkulit kuning langsat, sudah
berumur, beralis tipis, berbadan gemuk
Ciri fungsi : sebagai ibu Habibie → “Rudi!” (memanggil nama anaknya)
Karakter : penyayang → “fan, tolong ingatkan Rudi tentang obatnya ya?”
(memperhatikan kesehatan anaknya)
6) Fanny Habibie
Posisi : figuran
Ciri fisik : berambut hitam pendek, sedikit keriting, berbadan kurus, tidak terlalu
tinggi, berjenggot tipis
Ciri fungsi : Sebagai anak → “iya, mom”. (menjawab perintah ibunya)
Karakter : baik → “saya bawa obatnya” (membawakan obat Habibie yang
ketinggalan ketika berkunjung ke Ranggamalela)
7) Arlies
Posisi : figuran
Ciri fisik : bekulit putih, berwajah oval, berbadan sedikit gemuk, agak pendek,
beralis tipis, berhidung pesek, berbibir agak tebal.
Ciri fungsi : sebagai sahabat Ainun → “Cempluk!” (memanggil nama akrab
Ainun)
Karakter : ceplas-ceplos → “maaf ya Rud, Arlies suka ceplas-ceplos” (kata
Ainun pada Habibie)
8) Ilham Akbar Habibie
Posisi : figuran
Ciri fisik : berambut hitam lurus pendek, sedikit botak, hidung pesek, berkulit
sawo matang, berbadan tinggi, berbadan besar
Ciri fungsi : sebagai anak → “hai pa..” (menyapa Habibie)
Karakter : baik → “bagaimana kabar papa?” (menanyakan kabar papanya)
9) Thareq Kemal Habibie
Posisi : figuran
Ciri fisik : berbadan besar dan tinggi, berambut lurus pendek,
Ciri fungsi : sebagai anak → “papa harus ikut...”
Karakter : baik → “papa sama mama harus kontrol kesehatan...”
(memperhatikan kondisi orang tuanya)
10) Presiden Soeharto
Posisi : pendukung
Ciri fisik : berambut putih, berwajah keriput, berbadan tinggi, berkulit sawo
matang
Ciri fungsi : sebagai presiden → “kapan saya bisa menyaksikan perdana
penerbangan pesawatmu?” (ketika berbincang kepada Habibie soal rancangan
pesawat terbang)
Karakter : baik → (mempersetujui rancangan pesawat terbang dan bersedia
hadir menyaksikan perdana penerbangan pesawat terbang N250)
11) Ibnu Sutowo
Poisi : figuran
Ciri fisik : berkulit hitam, berhidung besar, berambut lurus, beralis tebal, bergigi
agak keluar, berbadan besar dan tegap.
Ciri fungsi : sebagai duta Indonesia → “saya mendapat mandat dari Indonesia...”
(menjelaskan kedatangan dirinya kepada Rudi)
Karakter : keras dan tegas → “Anda orang Indonesia bukan? Kenapa malah
asyik membantu industri negara lain?” (menyindir dengan tegas)
12) Suster 1
Posisi : latar (sekali tampil ketika Rudi dirawat di rumah sakit Jerman)
Ciri fisik : berwajah bulat, berbadan gemuk, berhidung pesek, berjilbab seperti
biarawati, berkulit putih, dan sudah berumur.
Ciri fungsi : sebagai suster → “Tidur Anda cukup?” (bertanya kepada Rudi)
Karakter : Baik → “Anda butuh sesuatu?” (menawarkan bantuan pada Rudi)
13) Sumohadi
Posisi : figuran (tampil di acara jamuan rumah Habibie sebagai pengusaha)
Ciri fisik : berkacamata, berambut hitam lurus, berkulit sawo matang, berwajah
oval, beralis hitam tebal, berbadan besar dan tidak terlalu tinggi.
Ciri fungsi : pengusaha → “... memang dia seorang pengusaha besar...” (asisten
Ainun menjelaskan informasi tentang Sumohadi)
Karakter : licik → “... tidak bisa dibilang gitu buk, proyeknya lebih kaya broker
proyek...” (asisten Ainun menjelaskan dan selain itu Sumohadi banyak memberi
hadiah pada Habibie sebagai uang pelicin)
c. Setting :
1) Tempat : AACHEN, Jerman → (Rudi berada di kampus di Jerman)
Suasana : santai → “kamu sudah makan siang Rudi?” (tanya sahabatnya)
Waktu : siang hari → “Sekarang sudah jam 2 Rudi”. (kata teman Rudi)
2) Tempat : Ranggamalela → “Antar kue itu ke Ranggamalela sama Fanny” (kata
R.A. Tini menyuruh Rudi)
Suasana : santai → “saya ingin ngobrol tentang cerita kamu di Jerman” (kata
ayah Ainun pada Rudi)
Waktu : menjelang Maghrib → “buka puasa disini saja” (kata ayah Ainun
menawarkan)
3) Tempat : PREUSSWEG, Jerman (pada film menunjukkan perbedaan tempat
tinggal dari desa menjadi kota di Jerman)
Suasana : musim dingin (pada film turun salju)
Waktu : pagi hari (Habibie berangkat kerja)
4) Tempat : Dusseldorf, Jerman (sebuah gedung pertemuan)
Suasana : tegang → “kenapa Anda asyik membantu industri negara lain?”
(perkataan yang menyindir Rudi)
Waktu : pagi hari (pertengahan kerja Rudi mendapat telepon)
5) Tempat : kediaman keluarga Cendana (presiden Soeharto) → (naik mobil
menuju jalan cendana)
Suasana : santai → “kapan saya bisa menyaksikan penerbangan perdana
pesawatmu?” (berbincang antara Soeharto dan Habibie)
Waktu : pagi hari (langit cerah)
6) Tempat : bandara hussein sastranegara IPTN Bandung
Suasana : bahagia dan ramai (banyak penonton yang menyaksikan penerbangan
perdana N250)
Waktu : pagi hari (cuaca cerah)
7) Tempat : Jerman
Suasana : bahagia dan ramai (Habibie dan Ainun jalan-jalan mengelilingi kota)
Waktu : pagi hari (langit cerah)
8) Tempat : rumah sakit Jerman
Suasana : sedih (kondisi Ainun kritis)
Waktu : pagi hari
d. Alur atau Plot :
Perkenalan → di awal film Ainun muda sedang mengobati kaki temannya yang
terluka kemudian ia melanjutkan bermain bola kasti bersama temannya di lapangan
yang dipenuhi suara sorakan yang sangat ramai. Tiba-tiba datang seorang bapak guru
menyeret anak laki-laki dan ingin mempertemukan kepada Ainun karena mereka
berdua sama-sama berhasil mejawab sebuah pertanyaan. Anak laki-laki itu adalah
Habibie, ketika Ainun selesai menjawab pertanyaan Bapak guru berkata “kalian
berdua memang jodoh”,
Konflik → ketika Habibie menjabat Presiden ke-3 hubungan rumah tangganya sedikit
merenggang dengan Ainun karena Habibie sibuk mengurusi kondisi rakyatnya dan
tidak memperdulikan kesehatannya sendiri. Bahkan Ainun akan membicarakan
tentang kondisi kesehatannya pun ia memilih mengundurkan diri, karena merasa
sudah tidak diperdulikan lagi.
Klimaks → Penyakit Ainun sudah kian parah hingga akhirnya ia dibawa ke rumah
sakit di Jerman untuk segera dioperasi. Namun kondisi Ainun semakin parah hingga
dirinya menggunakan alat bantu di seluruh tubuhnya. Bahkan ia tidak dapat bergerak
apalagi berbicara.
Penyelesaian → Arlies sebagai sahabat Ainun menyarankan agar Habibie tidak
mengoperasi Ainun lagi karena Ainun mecintai Habibie dengan tulus tanpa balasan.
Akan tetapi Habibie bersih keras menolak karena dia sangat mencintai Ainun dan
tidak rela kehilangannya. Hingga tiba pada akhirnya Habibie menyadari bahwa
perbuatannya telah menyakiti istrinya lalu dia mengikhlaskan kepergian Ainun untuk
selamanya.
e. Gaya Bahasa :
1) Litotes → “mungkin barang ini tidak terlalu mahal...” (barang yang ia maksud
adalah dua buah jam tangan emas)
2) Sinisme → “apa Anda tidak malu?” (menyindir Habibie karena membantu
industri negara lain)
3) Antonomasia → “Ainun! Gila kamu, gula jawa sudah berubah menjadi gula pasir”
(menyebut julukan Ainun sebagai gula pasir)
4) Metafora → “kita ini bagaikan gerbong yang berjalan di terowongan gelap...”
(membandingkan dirinya dengan gerbong kereta api yang melewati gelapnya
kehidupan yang kemudian menemukan jalan terang)
5) Eksklamasio → “wah, Ainun cantik sekali!”
f. Sudut Pandang : Penulis dan sutradara dalam film “Habibie dan Ainun” ini
menggunakan sudut pandang ketiga karena pada film “Habibie dan Ainun” penulis
hanya sebagai pengamat dan hanya nama – nama tokoh yang dimunculkan
(disebutkan) dalam film.
g. Pembayangan Peristiwa yang akan terjadi :
Ketika operasi dinyatakan berhasil dokter memanggil Habibie, dokter memberitahu
sesuatu akan tetapi ekspresi Habibie merasa sedih dan kehilangan tenaga setelah
mendengar pemberitahuan dokter. Dokter dan perawatnya hanya memberikan gerakan
mengangkat tangan menandakan tidak tahu lagi bagaimana caranya. Kemudian
Habibie bersama kedua anaknya menangis seolah-olah Ainun sudah meninggal dunia.
h. Nada atau Suasana :
Di awal film “Habibie dan Ainun” bernada datar hingga pertengahan cerita, tiba di
saat penerbangan perdana pesawat terbang N250 nada menjadi naik, suasana seperti
tegang bercampur semangat untuk menyaksikan peristiwa tersebut. kemudian ketika
pada saat terjadinya beberapa tragedi sebelum pelengseran Soeharto nada menjadi
tinggi dan suasana tegang, terdengar suara ricuh, banyak tembakan, ambulance.
Hingga tiba di akhir cerita ketika Ainun dirawat di rumah sakit hingga terakhir film
nada terdengar sedih, menyentuh hati, seolah-olah penonton ikut merasakan
penderitaan mereka.
i. Panorama :
1) Habibie dan Ainun pertama kali bertemu di depan kelas disaksikan bapak guru
dan teman-temannya, suasana ramai pada saat pagi hari.
2) Habibie dan Ainun kali kedua bertemu di rumah Ainun Ranggamalela ketika
Ainun sedang menjahit suasana sepi pada saat sore hari.
3) Di dekat pohon besar Habibie pernah menghina Ainun gula jawa ketika pulang
sekolah suasana ramai pada saat siang hari.
4) Di Jerman ketika malam hari turun hujan salju ketika Habibie pulang kerja
suasana sepi.
5) Di bandara IPTN tempat penerbangan perdana pesawat terbang yang dihadiri
Presiden Soeharto bersama istrinya, suasana ramai dan pada saat pagi hari.
6) Di bukit Jerman Habibie dan Ainun mengobrol berdua suasana sepi dan pada saat
sore hari.
7) Ketika Ainun bersama kedua putranya yang masih anak-anak di taman
menunjukkan suasana ramai dan pada pagi hari.
8) Kerusuhan Jakarta menunjukkan suasana ricuh banyak aksi masyarakat yang
brutal terjadi pada pagi hari.
9) Tragedi TRISAKTI menunjukkan suasana ramai banyak mahasiswa berdemo
terjadi pagi hari.
10) Tragedi semanggi menunjukkan suasana ricuh, banyak aksi saling tembak
menembak antara polisi dengan masyarakat terjadi malam hari.
11) Habibie dan Ainun berlibur di Jerman, berkeliling di taman suasana ramai banyak
burung dara yang mengelilingi Ainun terjadi pagi hari.
12) Ainun dirawat di rumah sakit dengan alat bantu di seluruh tubuhnya, suasana
hening pada saat itu Habibie mengucapkan kata-kata teridah terakhir untuk Ainun
dan kemudian Ainun meninggal dunia pagi hari.
4. Analisis Unsur Intrinsik Perangkat Film :
a. Ketika Rudi berkunjung ke rumah Ainun rambut Ainun yang semula sedikit tidak rapi
tiba-tiba menjadi rapi ketika Ainun bertatap muka dengan Rudi.
Perangkat film yang dominan berperan dalam adegan :
Make up : menata rambut Ainun yang tidak rapi menjadi rapi
Kameramen : mengclose up wajah Ainun agar tidak terlihat potongan film
b. Ketika Ainun dan Rudi pergi kencan berdua. Mereka berdansa ala jaman dahulu serta
berpakaian mode lama sehingga terkesan kembali pada jaman 60-70-an
Costum designer : menyesuaikan mode-mode pakaian lama yang khas memakai
jas untuk Rudi dan Ainun memakai dress bunga-bunga
Musik : memutar musik khas jaman dulu sebagai pengiring dansa
c. Suasana perjalanan pulang kerja Rudi yang turun hujan seolah-olah terlihat hujan
salju sungguhan.
Perangkat film yang dominan berperan dalam adegan :
Visual efect : membuat salju-saljuan dan seolah-olah benar musim dingin
Kameramen : menshooting Rudi dari kejauhan agar hujan salju seperti asli
d. Ketika kaki Rudi terluka karena terkena salju sehingga menjadi lecet
Perangkat film yang dominan berperan dalam adegan :
Make up : membuat luka lecet seolah-olah sungguhan, berwarna kemerah-
merahan seperti darah
Kameramen : menshooting luka tersebut dengan jarak dekat agar para penonton
dibuat percaya
e. Perdana penerbangan pesawat N250 bersama banyak wartawan serta disaksikan
presiden Soeharto dan Ibu Negara
Perangkat film yang dominan berperan dalam adegan :
Editor : pemotongan film ketika hadirnya presiden Soeharto ingin melihat perdana
penerbangan
Sutradara : mengatur jalannya cerita sehingga saat pemotongan film diganti
dengan video kejadian asli adegan yang dilakukan cocok sebagai lanjutannya.
5. Penilaian :
a) Positif :
Di dalam film ini editor, kameramen, dan sutradara sangat kompak ketika adegan
perdana penerbangan pesawat N250. Dalam film terjadi pemotongan film yang cukup
banyak dan diganti dengan video asli Presiden Soeharto dan Ibu Negara menyaksikan
penerbangan tersebut.
b) Negatif :
Di dalam film ini bagian make up kurang sempurna merias wajah Ainun ketika usia
lanjut. Rambut beruban tidak terlalu tampak padahal Habibie sudah sangat tampak
sekali.
6. Simpulan,Harapan, dan Saran :
a) Simpulan :
Film “Habibie dan Ainun” merupakan salah satu film yang layak untuk ditonton. Hal
ini berkaitan dengan tema film yaitu asmara dan nasionalisme terhadap tanah air
Indonesia. Seorang insan yang memperjuangkan cita-citanya demi bangsa Indonesia.
Cerita sangat bagus tetapi ada sedikit kekurangan yaitu pemeran Thareq ketika masih
kecil yang seharusnya laki-laki menjadi perempuan.
b) Harapan :
Film ini segera diputar di stasiun TV agar masyarakat dapat menonton film ini semua.
Dengan demikian dapat menggugah para penonton untuk lebih mencintai bangsanya
karena dalam film ini terkandung sejarah Indonesia pula.
c) Saran :
Film “Habibie dan Ainun” ini apabila ditayangkan di stasiun TV tidak pada jam
malam karena film ini mengandung inspirasi bagi para pemuda.