Makalah Resensi

44
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam sebuah karya yang telah dihasilkan perlu adanya penilaian terkait dengan karya tersebut. Resensi merupakan sebuah tulisan yang berisi tentang penilaian sebuah karya, bisa berupa buku ataupun film. Resensi sebuah karya tidak hanya dipajang di beberapa surat kabar maupun majalah. Resensi digelar di kampus, televisi, radio, toko buku, ataupun internet. Bahkan sebagian besar surat kabar telah menyediakan kolom atau halaman khusus untuk memajang masalah perbukuan ini. Dalam kegiatan resensi, juga perlu adanya penelitian yang seimbang. Penilaian yang seimbang akan memberikan makna tersendiri bagi penulis, penerbit, dan pembaca. Resensi diperlukan untuk mengetahui informasi dari sebuah buku. Buku yang diresensi merupakan buku yang baru diterbitkan. Melalui resensi, masyarakat pembaca dapat memperoleh informasi tentang penting tidaknya buku itu untuk dibaca dengan berbagai keunggulan dan kelemahan yang terdapat pada buku tersebut. Menulis resensi berarti menyampaikan informasi mengenai ketetapan buku bagi pembaca. Didalamnya disajikan berbagai ulasan mengenai buku tersebut dari

description

Makalah resensi makul Bahasa Indonesia

Transcript of Makalah Resensi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam sebuah karya yang telah dihasilkan perlu adanya penilaian terkait dengan

karya tersebut. Resensi merupakan sebuah tulisan yang berisi tentang penilaian

sebuah karya, bisa berupa buku ataupun film. Resensi sebuah karya tidak hanya

dipajang di beberapa surat kabar maupun majalah. Resensi digelar di kampus,

televisi, radio, toko buku, ataupun internet. Bahkan sebagian besar surat kabar telah

menyediakan kolom atau halaman khusus untuk memajang masalah perbukuan ini.

Dalam kegiatan resensi, juga perlu adanya penelitian yang seimbang. Penilaian

yang seimbang akan memberikan makna tersendiri bagi penulis, penerbit, dan

pembaca.

Resensi diperlukan untuk mengetahui informasi dari sebuah buku. Buku yang

diresensi merupakan buku yang baru diterbitkan. Melalui resensi, masyarakat

pembaca dapat memperoleh informasi tentang penting tidaknya buku itu untuk dibaca

dengan berbagai keunggulan dan kelemahan yang terdapat pada buku tersebut.

Menulis resensi berarti menyampaikan informasi mengenai ketetapan buku bagi

pembaca. Didalamnya disajikan berbagai ulasan mengenai buku tersebut dari

berbagai segi. Ulasan ini dikaitkan dengan selera pembaca dalam upaya memenuhi

kebutuhan akan bacaan yang dapat dijadikan acuan bagi kepentingannya. Dalam

makalah ini akan dibahas segala sesuatu tentang resensi yaitu pengertian atau

definisi ,tujuan resensi dan sebagainya.

1.1. Tujuan

Berdasarkan latar belakang yang disampaikan, maka tujuan dari penulisan

makalah ini yaitu:

1) Untuk mengetahui pengertian resensi

2) Untuk mengetahui fungsi dan manfaat resensi

3) Untuk mengetahui komponen resensi

4) Untuk mengetahui jenis-jenis resensi

5) Untuk mengetahui langka-langkah meresensi

1.2. Manfaat

Berdasarkan latar belakang dan tujuan di atas, manfaat yang didapat antara lain:

1) Mengetahui pengertian resensi

2) Mengetahui fungsi dan manfaat resensi

3) Mengetahui komponen resensi

4) Mengetahui jenis-jenis resensi

5) Mengetahui langkah-langkah meresensi

BAB II

PEMBAHASAN

1.1. Pengertian Resensi

Kata resensi ini berasal dari bahasa Belanda “recensie” yang berarti

membicarakan dan menilai/beorordelend en bespoken. Dari makna inilah, maka

media cetak Belanda menyediakan halaman atau kolom khusus sebagai wadah

pembicaraan buku ini (Lasa, 2006).

Pengertian resensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia/KBBI (1991) adalah

pertimbangan atau pembicaraan buku, atau ulasan buku yang baru saja terbit.

Sedangkan Gorys Keraf mendefinisikan resensi sebagai ”Suatu tulisan atau ulasan

mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku” (Keraf, 2001). Dari pengertian tersebut

muncul istilah lain dari kata resensi yaitu kata pertimbangan buku, pembicaraan buku,

dan ulasan buku.

Menurut Sitepu (2013), dikaji secara etimologi dari bahasa Latin (recensere atau

revidere) dan bahasa Inggris (review), resensi mengandung makna dasar “memeriksa,

mencermati, meninjau atau melihat kembali” sesuatu. Dengan pengertian dasar yang

demikian, objek resensi tidak hanya terbatas pada buku tetapi dapat berupa film,

drama, pameran, dan berbagai bentuk/tampilan tulisan.

Merisensi buku adalah kegiatan membaca, memahami, menganalisis,

mengevaluasi, dan mengungkapkan keunggulan dan kelemahan sebuah buku sebagai

informasi untuk orang lain (Sitepu, 2013). Hasil proses meresensi buku itu disebut

resensi buku. Dengan demikian, resensi buku merupakan sebuah deskripsi, analisis

kritis, dan evaluas atas mutu, makna, dan signifikansi sebuah buku dan bukan sekedar

sinopsis atau menceritakan kembali isi buku. Kajian dalam resensi buku berfokus

pada tujuan, isi, dan penyajian isi buku. Sedangkan kedalaman dan keluasan atau

panjang pendeknya sebuah resensi bergantung kepada penulis resensi dan persyaratan

media yang akan menerbitkannya. Dengan perkataan lain panjangnya naskah tulisan

tidak merupakan persyaratan utama resensi. Resensi dapat ditulis hanya dalam satu

paragraf atau lebih dengan jumlah 100 kata atau lebih. Jurnal Pendidikan Penabur

misalnya mensyaratkan panjang resensi berkisar antara 1.000 – 3.000 kata. Jumlah

kata ini didasarkan pada pertimbangan kelayakan atau kepatutan untuk penerbitannya

saja.

1.2. Fungsi dan Manfaat Resensi

Tujuan utama resensi buku ialah memberikan tanggapan atas isi buku sebagai

informasi kepada calon pembaca buku itu (Sitepu, 2013). Tanggapan itu dapat

memotivasi pembaca resensi atau menjadi tidak berminat membaca buku yang

diresensi itu. Di samping itu resensi buku merupakan umpan balik bagi penulis buku

untuk menyempurnakan isi buku itu pada edisi terbitan berikutnya. Tujuan meresensi

buku hendaknya menjadi acuan bagi penulis resensi dalam mengembangkan resensi

yang disusunnya dan jugasebagai salah satu kriteria bagi media yang akan

mempublikasikannya.

Lasa (2006) menjelaskan bahwa tujuan dari resensi antara lain memberi

informasi adanya buku baru, memberi hiburan, promosi dan membangun sinergi

antara pengarang, penerbit, toko buku, distributor, dan pembaca. Sedangkan manfaat

dari resensi sendiri yaitu mengetahui ada buku baru, minat baca meningkat,

mendapat uang dan penghargaan mengenalkan siapa ahli apa, mengenalkan penerbit,

serta mengembangkan perbukuan kita.

Resensi buku mempunyai berbagai fungsi. Hal ini bergantung pada siapa yang

menggunakannya. Dilihat dari subyek penggunanya, Saryono (1997) membagi

menjadi empat fungsi resensi, yaitu:

1) Fungsi resensi bagi penulis buku

Bagi penulis, resensi buku dapat berfungsi untuk mendapatkan balikan dan saran

tentang buku yang ditulisnya, memperoleh sejauh mana sambutan masyarakat

terhadap buku yang ditulisanya, dan penerima atas buku yang ditulisnya.

2) Fungsi resensi bagi penerbit,

Bagi penerbit, resensi buku berfungsi untuk memperkenalkan buku-buku yang

diterbitkannya, memperhatikan sambutan dan penerimaan masyarakat  atas buku

yang diterbitkannya (unsur promosi), dan mendapatkan balikan dan saran demi

kebaikan buku yang diterbitkannya.

3) Fungsi resensi bagi penerbit media massa

Bagi penerbit media masa, resensi buku dimanfaatkan sebagai berita khas yang

memberikan informasi cukup cermat, teliti, memadai, dan menarik pembaca.

4) Fungsi resensi bagi pembaca khusus dan umum

Para pembaca khusus memanfaatkan resensi untuk medium dalam menguji atau

mengembangkan suatu topik atau masalah. Sementara itu, para pembaca umum

menggunakan resensi sebagai sumber informasi dan panduan tentang buku-buku yang

baik dan tidak, buku-buku yang perlu atau layak dibeli, dan buku-buku yang isinya

patut diikuti atau diperhatikan.

Sementara itu, Samad (1997) berpendapat mengenai fungsi resensi dari dua segi,

yaitu segi peresensi, manfaat resensi buku yaitu

1) Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif tentang apa yang

tampak dan terungkap dalam sebuah buku.

2) Mengajak pembaca untuk memikirkan merenungkan, dan mendiskusikan lebih

jauh fenomena atau problem yang muncul dalam sebuah buku.

1.3. Komponen Resensi

Dalam penulisan resensi pada dasarnya harus memperhatikan 3 (tiga) komponen:

buku, waktu, dan penilaian. Buku yang akan diresensi hendaknya mempertimbangkan

tema, aktualitas, penerbit, kemasan, dan nama penulis. Artinya buku yang telah lama

terbit sebenarnya tidak layak untuk diresensi, akan lebih baik buku yang diresensi

adalah buku yang terbit bulan ini atau beberapa bulan yang lalu (Lasa, 2006).

Selanjutnya dalam (Lasa, 2006) juga disebutkan komponen atau anatomi dari

rensensi itu antara lain: judul resensi, data bibliografis, prolog, tubuh/body resensi,

pembahasan dan penutup.

Sedangkan menurut Sukino (2012) menjelaskan bahwa yang terpenting dalam

menulis resensi yaitu kebutuhan dasar sebuah resensi itu terpenuhi. Misalnya subtansi

judul buku, isi buku, baik berkaitan dengan organisasi buku, akurasi informasi,

kekuatan dan kelemahan sebuah buku, dan juga akurasi informasi buku.

1.4. Jenis-jenis Resensi

Saryono (1997) membagi resensi buku berdasarkan sudut pandang atau sudut

tinjauannya. Sudut pandang atau sudut tinjauannya yang digunakan adalah resensi

berdasarkan media atau forum atau sajiannya dan resensi berdasarkan isi resensi atau

isi sajiannya. Berdasarkan media atau forumnya, resensi buku dibagi menjadi (1)

resensi ilmiah dan (2) resensi ilmiah populer.

Hal yang membedakan kedua resensi tersebut adalah bahasa dan tata cara

penulisan yang digunakan. Dalam resensi ilmiah digunakan tata cara keilmuan

tertentu, menggunakan rujukan atau acuan, dan bahasa resmi dan baku serta yang

dipaparkan selengkap-lengkapnya. Sementara itu, resensi ilmiah populer tidak

mengguakan rujukan atau acuan tertentu. Selain itu, isi resensi seringnya hanya

memaparkan bagian-bagian yang menarik saja. Penyajiannya pun tidak terlalu tunduk

pada bahasa resmi atau baku.

Berdasarkan isi sajian atau isi resensinya, resensi buku digolongkan menjadi (1)

resensi informatif, (2) resensi evaluatif, dan (3) resensi informatif-evaluatif. Resensi

informatif hanya berisi informasi tentang hal-hal penting dari suatu buku. Pada

umumnya, isi resensi informatif hanya ringkasan dan paparan mengenai apa isi buku

atau hal-hal yang bersangkutan dengan suatu buku. Resensi evaluatif lebih banyak

menyajikan penilaian peresensi tentang isi buku atau hal-halyang berkaitan dengan

buku. Informasi tentang isi buku hanya disajikan sekilas saja, bahkan kadang-kadang

hanya dijadikan ilustrasi. Sementara itu, resensi informatif-evaluatif merupakan

perpaduan dua jenis resensi tersebut. Resensi jenis ini di samping menyajikan

semacam ringkasan buku atau hal-hal penting yang ada di buku juga menyajikan

penilaian peresensi tentang isi buku. Resensi jenis ketigalah yang dapat dikatakan

paling ideal karena bisa memberikan laporan dan pertimbangan secara memadai

Selain jenis resensi di atas, masih terdapat jenis resensi yang lain. Hal ini

diungkapkan oleh Samad (1997) yang membagi resensi menjadi dua jenis, yaitu

resensi buku nonsastra dan resensi buku sastra. Dilihat dari namanya, jenis yang

pertama pastilah membahas, memaparkan, dan menilai buku-buku nonsastra. Resensi

buku nonsastra bisa disajikan secara informatif, evaluatif atau informatif-evaluatif.

Meresensi buku sastra hampir menyerupai dengan mengapresiasi karya sastra.

Hal ini disebabkan materi atau unsur-unsur yang membangun karya sastra berbeda

dengan buku nonfiksi. Di dalam buku sastra (karya sastra) terdapat unsur intrinsik

dan unsur ekstrinsik. Kedua hal inilah yang menjadi sorotan utama dalam menilai

buku sastra. Dalam meresensi buku sastra, seorang peresensi harus bisa menyimak

nilai kehidupan yang termuat dalam karya sastra tersebut. Seorang peresensi juga

harus dapat menyampaikan dua lapisan penilaian atau pertimbangan, yakni nilai

literer dan manfaat untuk hidup. Nilai literer terungkap dari kegiatan mengapresiasi

karya sastra tersebut dan manfaat untuk hidup terungkap dari apresiasinya atas

kebutuhan masyarakat.

1.5. Langkah-langkah Meresensi

Meresensi buku dilakukan oleh peminat, pengamat, atau pakar dalam bidang

yang sesuai dengan isi buku. Kegiatan ini juga dilakukan oleh siswa atau mahasiswa

dalam hubungannya dengan tugas akademik. Untuk dapat menyusun resensi buku

yang bermutu tentang sebuah buku, penulis resensi perlu memiliki setidaktidaknya

pengetahuan/wawasan yang berkaitan dengan isi buku, bahasa yang digunakan dalam

buku, dan, cara menyajikan gagasan. Sungguhpun bebas memberikan analisis dan

penilaian tentang aspek-aspek yang dikritisi, setiap penulis resensi seharusnya

memiliki kemampuan berpikir secara objektif dan realistis dengan penalaran yang

kuat. Dengan kemampuan yang demikian, resensi yang dihasilkan dapat memberikan

pengaruh kepada pembacanya (Sitepu, 2013).

Menurut Sitepu (2013), secara garis besarnya terdapat 6 (enam) langkah pokok

dalam meresensi buku: (1) persiapan, (2) membaca, (3) menganalisis, (4)

mengevaluasi, (5) menulis, dan (6) menyunting. Sebagai langkah pertama, penulis

resensi perlu melakukan persiapan dengan memilih buku yang akan diresensi. Dalam

langkah ini, perlu dipilih isi buku yang sesuai dengan keahlian dan minat penulis

resensi serta terbitan termutakhir, sebaiknya dalam tahun terakhir. Penulis juga perlu

yakin bahwa buku itu belum pernah diresensi orang lain. Setelah mendapat buku yang

diinginkan, penulis mencatat identitas buku itu secara lengkap seperti, judul,

pengarang, penerbit, tempat dan tahun terbit, cetakan, ukuran, jumlah halaman, ISBN

da harga buku. Sebagai contoh:

Judul : Penulisan Buku Teks Pelajaran

Pengarang : Prof. Dr. B.P. Sitepu, MA

Penerbit : PT Remaja Rosdakarya

Tempat Terbit: Bandung

Tahun Terbit : 2012

Cetakan : Pertama, Agustus 2012

Ukuran : 16,5 x 24 cm

Jumlah Halaman : vii, 188

ISBN : 978-979-692-095-2

Harga : Rp. 35.000,00

Sebagai persiapan penulis resensi perlu mengumpulkan beberapa buku sejenis

untuk dipergunakan sebagai bahan perbandingan melihat persamaan dan perbedaan

gagasan yang disampaikan.

Kedua membaca buku secara cermat sehingga benar-benar memahami tidak

hanya informasi yang tersurat tetapi juga yang tersirat. Dalam langkah kedua ini,

penulis resensi perlu mengenal dengan baik penulis buku, mengetahui latar belakang

pendidikan dan pekerjaannya, buku-buku yang pernah ditulisnya, serta tujuannya

menulis buku itu. Tujuan penulis buku biasanya tertera pada kata pengantar buku atau

kalau tidak tertulis secara jelas, penulis resensi dapat menyimpulkan setelah

memahami isi buku secara keseluruhan. Dengan mengacu pada tujuan penulis buku,

penulis resensi menelusuri bagaimana cara penulis buku mencapai tujuan, apakah

informasi dalam buku serta pengemasan dan penyajiannya mendukung. Tujuan

penulisan buku juga dijadikan rujukan dalam memahami dan mendalami isi buku.

Gambaran isi buku dapat dilihat pada daftar isi dan kata pengantar.

Dalam membaca dan memahami isi buku, penulis resensi dapat menggunakan

pertanyaan-pertanyaan berikut.

a. Apa alasan penulis buku memilih tema dan judul buku itu?

b. Dari sudut pandang apa penulis buku menulis buku?

c. Apa acuan yang dipakai dalam menulis buku?

d. Siapa pembaca sasaran?

e. Dalam bidang apa isi buku itu?

f. Apa isi pokok buku?

Hendaknya diperhatikan bahwa perlu dibedakan antara judul, bidang, tema, dan

isi pokok buku. Contoh berikut menunjukkan perbedaan itu.

Judul : Penulisan Puku Teks Pelajaran

Bidang : Teknik penulisan naskah buku

Tema : Tata cara menulis buku teks pelajaran untuk pendidikan dasar dan

menengah

Isi Pokok : Dalam menulis buku teks pelajaran pendidikan dasar dan menengah

perlu diikuti ketentuan yang berbeda dengan penulisan buku secara umum.

Di samping memahami isi buku, penulis resensi perlu pula mencermati

bagaimana cara penulis menyampaikan gagasan dalam menjabarkan tema buku,

apakah dengan menggunakan deskripsi, narasi, eksposisi, dan argumentasi atau

campuran. Masih dalam kaitannya dengan isi buku, perlu pula diperhatikan

kelengkapan anatomi buku seperti, informasi yang ada pada kulit depan dan

belakang, halaman prancis, halaman judul, halaman katalog, daftar isi, kata

pengantar, bab, sub bab, glosarium, daftar pustaka, dan indeks.

Sewaktu membaca buku, penulis resensi hendaknya menandai hal pokok dalam

buku serta membuat catatan yang berkaitan dengan jawaban masing-masing

pertanyaan yang disebutkan di atas. Catatan itu akan bermanfaat ketika memberikan

deskripsi tentang isi buku.

Ketiga, melakukan analisis dengan mencermati keunggulan dan kelemahan (1)

isi, (2) penyajian, dan (3) bahasa yang dipergunakan.

1. Isi buku

Isi buku dapat dikritisi dengan menggunakan pertanyaan berikut sebagai rambu-

rambu.

a. Apakah tujuan penulisan buku itu jelas?

b. Apakah pembaca sasaran buku itu jelas dan spesifik?

c. Apakah tema buku menarik untuk pembaca sasaran?

d. Sejauh mana isi buku itu diperlukan oleh pembaca sasaran yang dimaksudkan?

e. Apakah informasi yang disampaikan benar dan mutakhir?

f. Apakah informasi dalam buku itu cukup lengkap untuk mencapai tujuan penulis

buku?

g. Hal-hal apa yang baru dalam isi buku itu?

h. Apa kelebihan isi buku itu dibandingkan dengan buku sejenis lainnya?

i. Apa kekurangan isi buku itu dilihat dari tema dan tujuannya?

2. Penyajian

Berkaitan dengan penyajian isi buku, pertanyaan berikut dapat dijadikan rujukan.

a. Apakah isi buku disajikan secara sistematis dan logis?

b. Apakah terdapat keterkaitan antarbab?

c. Apakah terdapat keterkaitan antarsub-bab dalam bab yang sama?

d. Sejauh mana kesesuaian teknik (deskripsi, narasi, eksposisi, argumen, atau

campuran) yang digunakan dalam menjabarkan tema?

e. Apakah deskripsi yang dipergunakan cukup jelas dan masuk akal?

f. Apakah narasi yang dipergunakan memberikan informasi tentang setiap peristiwa

secara kronologis dan lengkap?

g. Apakah penggunaan eksposisi dapat memberikan informasi atau fakta yang rinci,

jelas, lengkap, dan objektif?

h. Apakah argumentasi yang dipergunakan didukung oleh data, fakta, dan alasan

yang meyakinkan

i. Sejauh mana ilustrasi dalam buku memperjelas konsep/gagasan penulis buku?

j. Sejauh mana terlihat latar belakang penulis buku mempengaruhi gaya penyajian isi

buku?

k. Apakah penyajian isi buku memotivasi pembaca untuk terus membaca atau

mempelajari isi buku?

l. Apakah rujukan/kepustakaan yang dipergunakan mutakhir dan relevan?

m. Apakah dilengkapi dengan glosarium dan indeks? Kalau ada, sejauh mana

glosarium atau indeks itu membantu pembaca untuk menggunakan buku itu?

3. Bahasa

Penggunaan bahasa dapat dikaitkan dengan penyajian isi buku dengan

mencermati hal berikut.

a. Apakah menggunakan kaidah bahasa yang baik dan benar, seperti kelengkapan

unsur kalimat, penggunaan tanda baca dan ejaan?

b. Apakah masing-masing paragraf memiliki gagasan pokok yang dijelaskan dengan

sejumlah kalimat pendukung?

c. Apakah pemilihan kata, panjang dan susunan kalimat sesuai dengan kemampuan

membaca pembaca sasaran?

Keempat, mengevaluasi isi buku dilakukan dengan menggunakan informasi yang

diperoleh dari mencermati isi, penyajian, dan bahasa yang dipergunakan dan

membandingkannya dengan yang seharusnya (patokan). Misalnya, dapat

dimulai dari pertanyaan berikut. Hasil evaluasi ini dapat dijadikan sebagai

kesimpulan resensi.

a. Sejauh mana tema buku itu menarik bagi pembaca sasaran?

b. Sejauh mana penulis buku berhasil mencapai tujuannya dengan informasi dalam

buku itu?

c. Apa keunggulan dan kelemahan isi, penyajian, dan bahasa dalam buku itu?

d. Apa rekomendasi penulis resensi terhadap buku itu?

Untuk memperkuat analisis, penulis resensi dapat mengutip bagian-bagian dalam

buku sebagai contoh atau bukti. Akan tetapi kutipan yang demikian biasanya singkat

dan sangat diperlukan dengan tetap mencantumkan halaman bagian yang dikutip

dalam buku.

Kelima, menulis naskah resensi dengan sistematika judul resensi, data buku,

pendahuluan, isi resensi, dan penutup. Pendahuluan dapat dimulai dengan tema,

penulis, atau penerbit buku. Penulis resensi dapat memilih yang mana sesuai. Contoh

pendahuluan resensi dari tema adalah sebagai berikut.

Penulisan Buku Teks Pelajaran

Buku pelajaran memegang peranan penting dan strategis dalam proses

pembelajaran. Sulit dapat dibayangkan bagaimana proses pembelajaran dapat

dilaksanakan dengan baik tanpa menggunakan buku pelajaran. Di tempat-tempat

yang masih sulit dijangkau teknologi komunikasi, buku pelajaran masih merupakan

sumber belajar utama di samping guru.

Dewasa ini tersebar banyak buku pelajaran untuk pendidikan dasar dan

menengah, akan tetapi tidak semua buku itu dapat dijadikan sebagai buku teks

pelajaran untuk mata pelajaran yang sesuai. Berdasarkan hasil penilaian Badan

Standar Nasional Pendidikan, belum pernah terdapat buku pelajaran yang dapat

disyahkan sebagai buku teks pelajaran tanpa perbaikan yang cukup berarti. Bahkan

dalam 5 (lima) tahun belakangan ini banyak buku pelajaran tidak lolos penilaian,

karena tidak memenuhi syarat minimal.

Untuk dapat ditetapkan menjadi buku teks pelajaran, diperlukan persyaratan

tertentu yang harus dipenuhi sejak penulis buku merencanakan, menulis, dan

mengembangkan naskah bukunya. Dalam kondisi perbukuan sekolah di Indonesia

seperti ini, buku

Penulisan Buku Teks Pelajaran, karya Prof. Dr. B.P Sitepu, MA ini memperkaya

buku-buku tentang penulisan buku pada umumnya, buku teks pelajaran pada

khususnya. (Kemudian dapat dilanjutkan dengan mendeskripsikan, menganalisis, dan

mengevaluasi buku)

Pendahuluan resensi dapat juga diawali dengan mendiskripsikan penulis buku

dengan contoh sebagai berikut.

Penulisan Buku Teks Pelajaran

Setelah bekerja lebih dari 20 tahun di bidang perbukuan pendidikan dasar dan

menengah di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. B.P

Sitepu, MA mengabdikan dirinya sebagai dosen di Universitas Negeri Jakarta

sampai sekarang ini. Setelah menulis buku Industri Buku Di Indonesia (1997) dan

Buku Sebagai Sumber Belajar (1997) yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dia menulis pula buku Penyusunan Buku

Pelajaran (2006) yang diterbitkan oleh Verbum Publishing di Jakarta. Pengalaman

selama bekerja di bidang perbukuan sekolah serta dosen mata kuliah Pengembangan

Bahan Ajar Cetak sejak tahun 1995 sampai sekarang, mendorong ia menulis buku

Penulisan Buku Teks Pelajaran (2012) yang diterbitkan oleh PT Remaja Rosdakarya

di Bandung.

(Kemudian dapat dilanjutkan dengan mendeskripsikan, menganalisis, dan

mengevaluasi isi buku)

Resensi dapat pula diawali dengan pendahuluan yang mendeskripsikan penerbit

buku dengan contoh sebagai berikut.

Penulisan Buku Teks Pelajaran

PT Remaja Rosdakarya yang berlokasi di Bandung dikenal sebagai sebuah

penerbit lama dan berpengalaman dalam menerbitkan berbagai jenis buku

pendidikan mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Sejak berdirinya,

Penerbit ini sudah menerbitkan ratusan judul buku yang dapat dilihat di

perpustakaan dan toko buku di seluruh Indonesia. Banyak di antara buku terbitannya

itu menjadi buku rujukan di sekolah atau perguruan tinggi. Buku dengan judul

Penulisan Buku Teks Pelajaran karya Prof. Dr. B.P. Sitepu merupakan salah satu

terbitan PT Remaja Rosdakarya dalam tahun 2012.

(Kemudian dapat dilanjutkan dengan mendeskripsikan, menganalisis, dan

mengevaluasi isi buku).

Keenam, menyunting naskah resensi. Penulis hendaknya membaca kembali

naskah resensi yang sudah selesai ditulis. Secara umum dicermati apakah diskripsi

tentang isi buku yang diresensi cukup jelas, analisis yang dilakukan cukup lengkap

dan tajam, dan penilaian yang dilakukan objektif dan meyakinkan. Bahasa yang

digunakan dalam resensi biasanya padat, singkat, tidak berbelit-belit, menarik dan

enak dibaca.

Di samping itu perlu pula diperhatikan kembali apakah isi tulisan disajikan

secara sistematis, tajam, dan mudah dipahami. Resensi untuk dipublikasikan biasanya

tidak menggunakan daftar pustaka, oleh karena itu data rujukan yang dipergunakan

dalam tulisan hendaknya dicantumkan secara lengkap.

Adapun langkah-langkah resensi yang di kemukakan dalam (Lasa, 2006)

antara lain:

1) Memilih buku

Buku-buku yang akan diresensi harus dipilih berdasarkan berbagai pertimbangan

antara lain: tema buku, nama pengarang, waktu terbit, reputasi penerbit, dan pembaca

media cetak.

2) Pertimbangkan tema

Buku yang dipilih untuk diresensi perlu dipertimbangkan temanya sesuai atau

tidak dengan kondisi dan situasi saat ini.

3) Siapa pengarangnya?

Buku-buku yang ditulis oleh orang-orang yang dikenal akan lebih menarik

pembaca terutama mereka yang fanatik pada nama orang terkenal tersebut.

4) Bagaimana reputasi penerbit?

Nama penerbit kadang juga manjadi pertimbangan bagi redaksi untuk menerima

atau tidak suatu naskah resensi.

5) Kapan terbitnya?

Buku-buku yang telah lama terbit, misalnya terbit tahun lalu, maka pada umumnya

telah diketahui masyarakat luas. Buku-buku yang seperti ini kurang menarik untuk

diresensi, kecuali buku tersebut termasuk bestseller atau bolak-balik dicetak ulang.

6) Bagaimana relevansi buku dengan perkembangan keadaan?

Mengetahui relevansi buku tersebut dengan perkembangan jaman, atau dapat

dikatakan layak atau tidak buku tersebut diresensi.

2.6. Contoh Resensi Buku

2.6.1 Buku Populer

1. Identitas buku

Judul Buku : Tip & Trik Jago Main Rubik

Penulis             : Wicaksono Adi

Penerbit           : Gradien Mediatama

Cetakan           : 1, 2009

Tebal               : 184 halaman

2. Penulis

Wicaksono Adi, lahir di Semarang pada 6 Oktober 1986. Di komunitas rubik

Indonesia dan internasional, ia dikenal dengan nama panggilan Chuck. Mulai

mengenal rubik pada Maret 2009, dengan segera ia jatuh cinta dengan permainan ini

serta komunitasnya.

3. Pendahuluan

Buku "Tip & Trik Jago Main Rubik" ini hadir sebagai solusi jitu dan komplit.

Buku ini akan menjadi teman akrab Anda dalam menyelami permainan rubik, mulai

dari nol hingga mahir. Dari berjam-jan hingga mampu menyelesaikannya dibawah 20

detik, bahkan dengan mata tertutup.

4. Sinopsis

Rubik adalah permainan puzzle mekanik berbentuk kubus yang memiliki

enam warna pada setiap sisinya. Ditemukan pada tahun 1974 oleh Profesor Ernö

Rubik, seorang arsitek dan pemahat asal Hungaria. Dengan segera, rubik menciptakan

sensasi internasional. Setiap orang ingin memilikinya. Demam ini menjalar baik pada

anak-anak maupun dewasa. Ada sesuatu yang memikat pada kubus kecil ini. Ia

memiliki konsep yang sederhana, elegan, namun secara mengejutkan sulit untuk

diselesaikan.

Satu demi satu kompetisi lokal diadakan untuk berlomba menyelesaikan

rubik, di antaranya American Rubik's Cube Championship (November 1981), United

Kingdom Rubik's Cube Championship (Desember 1981), Canadian Rubik's Cube

Championship (Maret 1982). Puncaknya, pada bulan Juni 1982 untuk pertama

kalinya diselenggarakan Rubik's Cube World Championship di Budapest, di mana

orang-orang dari berbagai negara dipertemukan oleh rubik. Kejuaraan ini

dimenangkan oleh seorang pelajar Vietnam berumur 16 tahun, Minh Thai, dengan

catatan waktu 22,95 detik. Ketertarikan publik pada rubik mulai memudar menjelang

tahun 1990. Orang-orang sudah terlalu kesal saat mencoba menyelesaikannya,

mengingat keterbatasan informasi saat itu. Sebagian lebih tertarik dengan kehadiran

video game elektronik yang lebih modern. Namun hingga hari ini, lebih dari 30 juta

rubik telah terjual (belum termasuk merk-merk tiruannya!), menjadikannya diakui

sebagai permainan puzzle terlaris di dunia. Bahkan rubik juga disebut-sebut sebagai

mainan terlaris sepanjang masa, berdampingan dengan boneka Barbie.

Dengan kemuncurjan internet, rubik akhirnya bangkit dari tidur panjangnya. Pada

tahun 2000, petunjuk untuk menyelesaikan rubik telah banyak ditemukan di internet.

Demam rubik pun melanda untuk kedua kalinya. Puncaknya terjadi pada tahun 2003,

ketika World Championship kedua diadakan di Canada. Rubik dipandang sebagai

permainan yang positif, terjangkau, melatih motorik, daya ingat, serta mampu

mendorong peminatnya untuk menjalin komunitas dan berkompetisi secara sehat.

5. Ikhtisar

Speedsolving adalah seni menyelesaikan rubik dalam waktu yang sesingkat-

singkatnya. Para pelakunya biasa disebut speedcuber. Bagi mereka, menyelesaikan

rubik adalah sebuah olahraga ketangkasan. Mereka tidak hanya mengejar kesenangan,

melainkan juga membuktikan diri dan meraih prestasi.

6. Kelebihan

1. Banyak terdapat gambar yang menarik.

2. Penjelasannya sangat rinci.

3. Terdapat indeks untuk kata-kata yang sulit dimengerti.

7. Kekurangan

1. Beberapa kata yang sulit dimengerti tidak terdapat pada bagian indeks.

2.6.2 Contoh Resensi Buku Ilmiah

IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Matematika aplikasi, untuk SMA dsn MA kelas XII program studi ilmu

alam

Penulis              : Pesta E. S. & Cecep Anwar H. F. S.

Penerbit            : Departemen Pendidikan Nasional

Cetakan            : X ( kesepuluh ), 2008

Jumlah hlm        : 194 hlm.

Jumlah bab        : 7 bab

Ukuran buku     : 20,5 × 28 cm

Harga buku       : Rp. 11.756

ULASAN BUKU

Buku ini berjudul  Matematika aplikasi yang diperuntukkan untuk SMA dan

MA kelas XII program studi ilmu alam, supaya dapat dipelajari sebagai sumber

pengetahuan dan siswa dapat mendalami pelajaran matematika secara luas. Buku ini

ditulis oleh Pesta E. S. dan Cecep Anwar H. F. S, dimana dalam buku ini, siswa dapat

belajar aktif melalui aktifitas di kelas, gamemath dan siapa berani. Buku ini tergolong

buku pelajaran yang materinya disajikan dengan bahasa yang lugas dan ilustrasi yang

menarik. Buku ini berbalur ungkapan santun dengan bahasa yang komunikatif

sehingga mudah dipahami oleh siswa. Selain itu, buku ini juga didukung dengan

tampilan tata letak yang baik, disain dan ilustrasi yang menarik dengan

memperhatikan tingkat pemahaman siswa.

Buku ini memiliki banyak keunggulan yang disajikan dibandingkan dengan

buku lain yakni, memiliki daftar simbol yang merupakan kumpulan simbol atau rotasi

beserta penjelasannya yang dilengkapi nomor halaman kemunculannya. Memiliki

Info Math yang disisipkan sebagai informasi untuk membuka wawasan sehingga

tidak buta terhadap informasi matematika dan perkembangan teknologi. Memiliki

Sahabat kita yang merupakan informasi latar belakang matematikawan yang telah

berjasa dengan menemukan berbagai macam teori yang sekarang ini digunakan dan

dirasakan manfaatnya. Memiliki glosarium yang disajikan untuk memahami istilah-

istilah yang disusun secara alfabetis beserta penjelasannya. Memiliki indeks yang

merupakan kumpulan istilah penting yang dilengkapi dengan nomor halaman

kemunculan istilah dan disajikan secara alfabetis.

Pada buku ini, disamping memiliki keunggulan, namun juga terdapat

kekurangan didalamnya yakni, gambar yang disajikan pada buku ini tidak berwarna

sehingga bisa saja dapat menimbulkan kurangnya minat para siswa dalam mengkaji

buku tersebut. Selain itu, kualitas kertas buku yang digunakan juga kurang bagus

sehingga mudah cacat atau robek. Buku ini disajikan hanya untuk pelajar SMA kelas

XII program ilmu alam, untuk dipelajari sehingga dapat meningkatkan mutu

pendidikan yang meliputi aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-

nilai. Pengembangan aspek-aspek tersebut untuk meningkatkan dan mengembangkan

kecakapan hidup (life-skills) melalui seperangkat kompetensi agar siswa dapat

bertahan hidup, menyesuaikan diri, dan berhasil di masa datang.

2.6.3 Contoh Resensi Novel

Novel 1

1. Identitas Buku

Judul Buku            : 5 cm

ISBN                    : 9797591514

NamaPengarang   : Donny Dhirgantoro

Penerbit               : PT. Grasindo

Tahun Terbit          : 2007

Tebal Buku            : 381 halaman

Harga Buku           : Rp 60.000,00

   

2. Kelebihan Buku:

Kelebihan buku ini adalah ceritanya yang menarik, penuh semangat dan

petualangan. Penulis menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, dan alur cerita

yang tidak membosankan sehingga pembaca ingin membaca buku ini hingga halaman

terakhir. Dalam buku ini, banyak kata-kata yang membuat kita terinspirasi. Dalam

ceritanya, diselipkan lagu-lagu yang sesuai dengan suasana yang sedang terjadi,

sehingga membuat kita semakin terhanyut dalam cerita. Ditambah lagi dengan

penggambaran setting waktu dan tempat yang sangat detail tetapi tidak berlebihan

seakan membuat seolah kita ikut terlibat di dalamnya, seperti perjalanan mereka dari

Jakarta (stasiun Senen) sampai ke atas puncak Mahameru. Pembaca bagaikan berada

di sana, merasakan dinginnya Ranu Pane, indahnya Ranu Kumbolo, mistisnya

Kalimati, dan menakjubkannya puncak Mahameru. Pesan moral yang disampaikan

pun sangat baik sehingga memotivasi pembaca agar bisa mengejar impian mereka

dan membuat jadi nyata.

3. Kekurangan Buku

Cerita akhir novel ini walaupun berakhir dengan happy ending, tetapi masih

sedikit menggantung dan terasa begitu dipaksakan dengan pembentukan keluarga

antara sahabat-sahabat tersebut ditambah dengan keturunan mereka yang begitu sama

mewarisi sifat-sifat orangtuanya dan semuanya sebaya/seumuran. Hal tersebut

membuat pembaca sulit membedakan mana yang menjadi anak dan mana yang

menjadi bapak, mana yang pemuda dan mana pula yang anak-anak.

Recomended banget nih buat para penggemar pembaca buku. Bisa dijadikan

salah satu buku favorit kamu ;) Sebentar lagi novel 5 cm ini akan di angkat cerita nya

ke layar lebar. Isu nya tanggal 12 Desember 2012. Ga sabar banget buat nonton ini

film! pastinya bakal seru banget petualangan kelima sahabat ini di Puncak

Mahameru.

4. Isi buku/sinopsis: 

Buku 5cm ini menceritakan tentang persahabatan lima orang anak manusia

yang bernama Arial, Riani, Zafran, Ian, dan Genta. Dimana mereka memiliki obsesi

dan impian masing-masing. Arial adalah sosok yang paling ganteng diantara mereka,

berbadan tinggi besar. Arial selalu tampak rapi dan sporty. Riani adalah sosok wanita

berkacamata, cantik, dan cerdas. Riani adalah satu-satunya perempuan di antara

kelima sahabat ini. Ia mempunyai cita-cita bekerja di salah satu stasiun TV. Zafran

seorang picisan yang berbadan kurus, anak band, orang yang apa adanya dan kocak.

Ian memiliki postur tubuh yang tidak ideal(gemuk), penggila bola, dan penggemar

Happy Salma. Yang terakhir adalah Genta. Genta selalu dianggap sebagai “the

leader” oleh teman-temannya, berbadan agak besar dengan rambut agak lurus

berjambul, berkacamata, aktivis kampus, dan teman yang easy going. Lima sahabat

ini telah menjalin persahabatan selama tujuh tahun. Suatu ketika mereka merasa

jenuh dengan aktivitas yang selalu mereka lakukan bersama-sama. Terbesit ide untuk

tidak saling berkomunikasi dan bertemu satu sama lain selama tiga bulan. Ide tersebut

pun disepakati oleh kelima sahabat ini. Selama tiga bulan berpisah itulah terjadi

banyak hal yang membuat hati mereka lebih kaya dari sebelumnya. Arial yang jatuh

cinta sama temen fitnessnya, Riani yang sukses di tempat kerjanya, Ian yang akhirnya

berhasil menyelesaikan skripsinya, Genta yang sukses sebagai EO sebuah pameran

dan Zafran yang semakin tergila-gila sama Arinda, adik kembar Arial.

Pertemuan setelah tiga bulan yang penuh dengan rasa kangen akhirnya terjadi

dan dirayakan dengan sebuah perjalanan. Sebuah perjalanan yang penuh dengan

keyakinan, mimpi, cita-cita, dan cinta. Dalam perjalanan tersebut mereka menemukan

arti manusia sesungguhnya. Semuanya terkuak dalam sebuah perjalanan ‘reuni’

mereka mendaki gunung tertinggi di Pulau Jawa, Mahameru. Sebuah petualangan

pendakian yang sangat mengundang kekhawatiran. Perpisahan dan perjalanan yang

mereka lewati ini ternyata telah membuat mereka menjadi manusia yang

sesungguhnya, tidak hanya seonggok daging yang hanya bisa bicara, berjalan, dan

punya nama. Perjalanan tersebut membawa mereka bukan hanya petualangan alam

yang seru, tetapi juga petualangan mencari arti sebuah kehidupan ke gunung

Mahameru. Di sepanjang perjalanan menuju Puncak Mahameru, banyak sekali hal-

hal yang menakjubkan yang membuat mereka mengerti akan arti hidup.

Setengah dari buku 5 cm. bercerita tentang keseharian lima sahabat ini, dari

sifat-sifat mereka yang berbeda satu dengan yang lain sampai dengan perilaku dan

aktifitas mereka yang penuh canda tawa, diselingi cerita tentang permasalahan antar-

sahabat. Setengahnya lagi, buku ini menuliskan petualangan kelima sahabat dalam

mendaki gunung Mahameru.

”…Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di

depan kamu. Dan…sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih

jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang

akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas.

Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, hati yang akan bekerja lebih

keras dari biasanya serta mulut yang akan selalu berdoa…percaya pada 5 centimeter

di depan kening kamu”.  

5. Unsur Intrinsik Buku

a. Tema

Persahabatan lima anak muda yang mempunyai kekuatan dan keajaiban mimpi

dan keyakinan.

b. Alur

Alur yang digunakan adalah alur maju mundur artinya dalam cerita terjadi

flashback ke masa lalu dan kejadian masa depan.

c. Penokohan

Penokohan pada buku ini digambarkan oleh penulis denagn sangat jelas.

Melalui ciri-ciri fisik maupun penggambaran sifat.

d. Sudut Pandang

Sudut pandang yang digunakan adalah orang ketiga tunggal.

e. Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa yang mengikuti perkembangan

zaman sekarang (modern) dan sesuai dengan kondisi masyarakat sekarang sehingga

novelnya dapat dengan mudah dimengerti.

f. Amanat

Amanat yang dapat kita ambil dari cerita tersebut adalah semangat untuk

menghargai persahabatan, arti sebuah kehidupan, dan bagaimana kita mencintai alam

dari Tanah Air kita sehingga masa muda tidak terbuang sia-sia.

Novel 2

Judul : Bunga Cantik di Balik Salju

Penulis : Titik Andarwati

Penerbit : Diva Press

Dimensi : 14 cm x 20 cm

Tebal : 458 halaman

A. Sinopsis novel

Di usia yang masih sangat muda, 19 tahun, Lana telah memutuskan untuk

mengasuh Denniz, anak dari sahabatnya yang meninggal sewaktu melahirkan. Ayah

si bayi sendiri, Brian, tidak mau mengakui anaknya. Pertentangan dari keluarga Lana

jelas terjadi walau akhirnya mereka menerima Denniz dan membantu merawatnya.

Hidup yang berat bagi Lana. Di usianya yang ke-25, dia memutuskan untuk tinggal

sendiri bersama Denniz dan membiayai sendiri hidupnya dengan bekerja sebagai staf

pengajar pada sebuah lembaga pendidikan asing. Memiliki Denniz selama 6 tahun

membuat Lana kebal saat orang-orang menatapnya dengan kagum, iba, sinis, ataupun

jijik saat Denniz memanggilnya “mama”. Semua itu tidak mengubah apa pun, dia

tetap mencintai Denniz dan menganggap keputusannya untuk mempertahankan

Denniz adalah keputusan terhebatnya. Cintanya kepada Denniz menjadikan dirinya

mengabaikan kebutuhan dirinya sendiri, termasuk kebutuhan akan seorang laki-laki

yang seharusnya mulai ia pikirkan untuk mendampingi hidupnya kelak. Hingga suatu

hari, hadirlah sosok Dhimas, laki-laki keren dan pujaan banyak wanita memasuki

kehidupan Lana. Dhimas yang hanya mengetahui bahwa Lana adalah seorang Ibu

dengan satu anak menerima Lana apa adanya, seburuk apapun masa lalu Lana tanpa

ia tau keadaan yang sebenarnya.

Namun tidak semudah itu untuk Lana menerima Dhimas sebagai pendamping

hidupnya, serta menjadi pabrik figur seorang Ayah untuk Denniz. Butuh

pertimbangan yang tidak sedikit untuk hal itu, hingga ia memutuskan untuk

menerima Dhimas sebagai Suaminya. Akhirnya, Lana menerima Dhimas, dan mereka

segera menikah. Hingga suatu ketika Dhimas mempertemukan Lana dengan keluarga

besar Dhimas, terbukalah rahasia besar bahwa sebenarnya Lana belum pernah

melahirkan seorang anak dan membuat Dhimas sangat terkejut. Lana dan Dhimas

akhirnya resmi menikah.

B. Unsur Intrinstik Novel

1. Tema

1) Seorang wanita yang kuat dan tegar, memiliki hati yang baik untuk merawat

seorang bayi sahabatnya ketika ia sendiri masih sangat muda.

2) Perjuangan hidup seorang wanita yang mandiri.

3) Wanita yang mengagumkan, rela dicap 'tidak benar' oleh tetangga-

tetangganya demi merawat Denniz.

2. Tokoh

1) Tokoh Utama : Maulana Andara Restu

2) Tokoh Kedua : Denniz

3) Tokoh Ketiga : Dhimas Mahesa

4) Tokoh Pembantu : Megan, Fany, Dhyas, Yudha, Rindra, Pak Sinclair,

5) Ruben, Yudha, Brian

6) Tokoh Piguran : Pak Rudi, Bu Rina, Hendra, Diki, Anggra, H. Bakrie, Emi

3. Penokohan :

1) Maulana Anadara Restu : Sosok perempuan yang kuat dan tegar,

keinginannya untuk mandiri sejak muda, dan sangat menyayangi Emi

sahabatnya yang telah meninggal, juga sangat menyayangi anak angkatnya

yaitu Denniz.

2) Denniz : Anak kecil yang lucu, pintar, cuek dan manja.

3) Dhimas Mahesa : Sosok laki-laki tampan, cuek dan mapan. Ia sangat

menyayangi Denniz dan Lana.

4) Penokohan lainnya.

4. Alur

Alur maju mundur, dimana novel menceritakan keadaan Lana saat itu

kemudian harus kembali kepada masa lalu untuk menjelaskan alasan mengapa

Lana akhirnya membesarkan Denniz sebagai seorang Ibu. Dan akhirnya kembali

maju dengan menceritakan Lana dan Dhimas akhirnya menikah.

5. Sudut Pandang

Sudut pandang orang pertama.

6. Amanat :

1) Tidak ada anak yang dilahirkan dengan keadaan haram. Perbuatan orang

tuannya lah yang haram.

2) Karena aku mencintai kamu. Perempuan akan lebih bisa bertahan kalau dia

dicintai daripada harus mencintai. Dan aku mencintai kamu.

3) Dandelion adalah bunga liar yang kuat. Bahkan, saat tumbuhan lainnya

mati, dandelion tetap hidup. Menahun. Dandelion bisa hidup di mana saja

asalkan ada sinar matahari. Di sela-sela batu, di dekat rel kereta api,

ataupun di retakan-retakan trotoar pun ia bisa hidup. Dan, aku pun ingin

seperti itu. Hidup seperti dandelion.

4) Jadilah diri sendiri dan selalu bersyukur tentang apa yang sudah Tuhan

berikan.

C. Keunggulan dan kelemahan novel

1. Keunggulan Novel

1) Novel ini mengajarkan kita akan apa arti tegar, kuat, mandiri dan cantik

sebenarnya

2) Sebuah bacaan menarik yang sangat inspiratif

3) Kata-katanya mudah dipahami

4) Pewatakan tokoh mudah dipahami dan digambarkan secara jelas

5) Alur cerita mudah dipahami meski alur maju mundur, dan alur tersebutlah yang

membuat kita menjadi semakin penasaran.

2. Kelemahan Novel

1) Halaman novel cukup tebal.

2) Ada beberapa sesi cerita yang cukup panjang dan sedikit membosankan karena

intinya sama saja.

D. Kesimpulan

Novel ini pantas dibaca untuk siapa saja, terutama untuk wanita. Sesuai

konsep nya yang inspirasional, novel ini memberikan kita banyak inspirasi, pesan

dan kesan yang dapat mengalir hingga ke lubuk hati dan pikiran. Sebuah novel

yang mudah dipahami karena menggunakan bahasa yang sederhana.

Novel 3

Judul Novel : Negeri 5 Menara

Judul resensi novel : Negeri 5 Menara

Pengarang : A. Fuadi

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : Agustus 2010

Kota Terbit : Jakarta

Jumlah Halaman : 424 hal

Resensi Novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi yang merupakan novel

best seller ini, menceritakan kisah lima orang sahabat yang mondok di sebuah

pesantren yaitu Pondok Madani (PM). Novel best seller ini merupakan novel pertama

dari trilogi yang secara apik bercerita tentang dunia pendidikan khas pesantren,

lengkap dengan segala pernak-pernik kehidupan para santrinya. Alif Fikri adalah

seorang yang sangat menginginkan sekolah di SMA Bukittinggi Sumatera Barat

dengan berbekal nilai ujian yang lumayan bagus. Namun mimpinya seakan sirna,

musnah tak berbekas, karena Amaknya tidak mengijinkan. Beliau ingin Alif sekolah

di Madrasah Aliyah yang berbasik agama, dengan alasan Amak ingin Alif menjadi

Ustad (Ulama). Dengan setengah hati, Alif menerima keinginan Amaknya untuk

sekolah agama.Awal mulanya dia sangatkaget dengan segala peraturan ketat dan

kegiatan pondok. Untunglah, dia menemukan sahabat-sahabat dari berbagai daerah

yang benar² menyenangkan. Niatan setengah hatinya kini telah menjadi bulat. Di

bawah menara PM inilah mereka berlima justru menciptakan mimpi²i lewat

imajinasinya menatapi langit dan merangkai awan-awan menjadi negeri impian.

Mereka yakin kelak impian itu akan terwujud. Karena mereka yakin akan mantra

ampuh yang mereka dapatkan dari Kyai Rais (Guru Besar PM), yaitu man jadda

wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.Kelebihan novel ini adalah

mengubah pola pikir kita tentang kehidupan pondok yang hanya belajar agama saja.

Karena dalam novel ini selain belajar ilmu agama, ternyata juga belajar ilmu umum

seperti bahasa inggris, arab, kesenian dll. Pelajaran yang dapat dipetik adalah jangan

pernah meremehkan sebuah impian setinggi apapun itu, karena allah Maha

mendengar doa dari umatNya.

BAB III

PENUTUP

1.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa, kata resensi berasal dari

bahasa Belanda “recensie” yang berarti membicarakan dan menilai/beorordelend en

bespoken. Sedangkan pengertian resensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) adalah pertimbangan atau pembicaraan buku, atau ulasan buku yang baru saja

terbit. Fungsi resensi adalah untuk mempromosikan buku baru, membangun sinergi

antara pengarang, penerbit, toko buku, distributor, dan pembaca, serta memberikan

hiburan.

Dalam penulisan resensi kita harus memperhatikan 3 (tiga) komponen dasar,

diantaranya: buku, waktu, dan penilaian. Buku yang akan diresensi hendaknya

mempertimbangkan tema, aktualitas, penerbit, kemasan, dan nama penulis. Buku

yang diresensi adalah buku baru yang baru terbit beberapa minggu atau bulan yang

lalu. Hal terpenting dalam menulis resensi yaitu kebutuhan dasar sebuah resensi itu

terpenuhi. Misalnya subtansi judul buku, isi buku, baik berkaitan dengan organisasi

buku, akurasi informasi, kekuatan dan kelemahan sebuah buku, dan juga akurasi

informasi buku. Secara garis besarnya terdapat 6 (enam) langkah pokok dalam

meresensi buku yaitu persiapan, membaca, menganalisis, mengevaluasi, menulis, dan

menyunting.

1.2. Saran

1) Bagi kita dan generasi akan datang sudah sepatutnya untuk mengetahui bagaimana

cara membuat resensi dari sebuah novel, drama, novel dan sebagainya.

2) Kepada para pembaca untuk mengetahui lebih lanjut tentang bahasan pada

makalah ini dapat membaca buku tentang resensi.

DAFTAR PUSTAKA

Keraf, Gorys. 2001. Komposisi. Jakarta: Penerbit Nusa Indah.

Lasa, HS. 2006. Menaklukkan Redatur : Jurus Jitu Menulis Resensi di Media Massa.

Yogyakarta: PINUS.

Samad, Daniel. 1997. Dasar-dasar Meresensi Buku. Jakarta: Grasindo.

Sitepu, B. P. 2013. Teknik Menyusun Resensi Buku. Jurnal Pendidikan Penabur

Tahun ke-12(20): 98-105.

Sukino. 2012. Menulis Itu Mudah : Panduan Praktis Menjadi Penulis Handal.

Yogyakarta: LKiS Printing Cemerlang.