REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW...

145
REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW “MAKNA & PERISTIWA” DI TVONE Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh : Tiara Desta Arum NIM. 1112051000124 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H./2016 M.

Transcript of REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW...

Page 1: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM

TALK SHOW “MAKNA & PERISTIWA” DI TVONE

SkripsiDiajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan MemperolehGelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

Tiara Desta ArumNIM. 1112051000124

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAMFAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA1437 H./2016 M.

Page 2: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.
Page 3: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.
Page 4: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.
Page 5: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

i

i

ABSTRAK

Nama : Tiara Desta Arum

NIM : 1112051000124

REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW

“MAKNA & PERISTIWA” DI TVONE

Talk show “Makna & Peristiwa” di tvOne merupakan salah satu program

acara yang membahas isu-isu yang sedang terjadi di dalam masyarakat yang

dikupas dari sisi agama Islam. Ramainya isu tentang penentuan bakal calon

pemimpin daerah yang akan dilaksanakan pada tahun depan, membuat program

“Makna & Peristiwa” membahas tentang etika meraih kekuasaan yang

menjelaskan memilih seorang pemimpin dalam sudut pandang Islam. Di satu sisi

keberadaan umat Muslim yang menjadi mayoritas penduduk di Indonesia,

memilih seorang pemimpin yang sesuai dengan ajaran agama Islam adalah hal

yang dianjurkan. Namun, di sisi lain keberagaman penduduk di Indonesia

menjadikan masyarakat harus lebih toleransi dalam kehidupan berbangsa.

Berangkat dari latar belakang tersebut maka timbul pertanyaan apa pesan

yang terdapat dalam talk show “Makna & Peristiwa” di tvOne? dan bagaimana

talk show “Makna & Peristiwa” di tvOne memaknai pesan kepemimpinan Islam

dalam memilih calon pemimpin?

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori naratif dari Walter

Fisher. Dalam teori naratif fisher menjelaskan bahwa pada dasarnya manusia

adalah makhluk pencerita dan kisah kehidupan manusia akan dipenuhi oleh cerita

atau narasi. Paradigma narasi ingin membuktikan bahwa dengan narasi dapat

menjadi titik tengah dari pemikiran rasional dan pemikiran tradisional. Narasi

memiliki ukuran untuk memastikan nilai pada sebuah cerita melalui tingkat

koherenitas. Ada tiga tahapan untuk mengukur nilai koherenitas narasi yaitu

dengan koherensi struktural, koherensi material dan koherensi karakterologis.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

pendekatan kualitatif dan paradigma yang dipakai yaitu konstruktivis. Metode

analisis yang dipakai adalah metode analisis semiotika model Charles Sander

Peirce. Semiotika model Charles Sander Peirce mengungkapkan bahwa tanda

dapat memberikan makna yang lain. Tanda tersebut dapat diklasifikasikan melalui

ikon, indeks dan simbol. Setelah menglasifikasikan tanda maka peneliti

menghubungkannya dengan teori yang dipakai.

Dari hasil temuan penelitian makna kepemimpinan Islam yang terdapat

dalam talk show “Makna & Peristiwa” di tvOne disajikan dengan membangun

karakter sosok pemimpin yang ideal dan patut dipilih oleh umat Islam. Seorang

pemimpin yang wajib dipilih oleh umat Islam adalah seorang Muslim yang

ditandai oleh beberapa narasi memperlihatkan hal tersebut. Kemudian tanda yang

memperlihatkan bagaimana sistem memilih seorang pemimpin yang dianjurkan

dalam agama Islam yaitu melalui ulil amri hal tersebut dianjurkan untuk

menghindari adanya money politic dan black campaign saat mendekati pemilihan

calon pemimpin. Meskipun agama Islam menjadi agama mayoritas penduduk di

Indonesia tetapi dalam sistem kepermimpinannya hanya mengambil nilai-nilai

dari agama Islam namun tidak bisa sebagai sistem pemerintahannya.

Kata Kunci: Kepemimpinan, Pemimpin, Islam, talk show dan naratif.

Page 6: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

ii

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji serta syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan nikmat Nya yang tiada henti, sehingga penulis diberi kemudahan dan

kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini. Solawat serta salam semoga selalu

tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya,

sahabatnya, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Skripsi yang berjudul “Representasi Kepemimpinan Islam dalam talk show

“Makna & Peristiwa” di tvOne” telah disusun oleh penulis sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada program studi

Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak

kekurangan yang dan kesalahan. Namun berkat dukungan, doa, dan bantuan dari

berbagai pihak pada akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

pihak-pihak yang telah membantu penulis terutama kepada:

1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Suparto, M.Ed, Ph.D selaku wakil Dekan I dalam bidang

akademik, Dr. Hj. Roudhonah, MA selaku wakil Dekan II dalam bidang

admistrasi dan Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III dalam bidang

bidang kehasiswaan.

2. Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

Page 7: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

iii

iii

3. Fita Fathurokmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam.

4. Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar dan

berkenan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis serta

memberikan ilmu-ilmunya yang begitu berharga bagi penulis. Semoga Allah

SWT selalu memberikan kesehatan, perlindungan, dan kelancaran dalam

segala urusan.

5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah sabar

dalam mendidik dan memberikan banyak ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

6. Segenap staf karyawan Tata Usaha, Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan pelayanan sangat baik bagi penulis selama

perkuliahan dan dalam penulisan skripsi.

7. Kedua Orang Tua tercinta, Muntofik Kurohman dan Supiati terima kasih atas

setiap doa yang tercurahkan dalam setiap waktu, kasih sayang dan perhatian

yang telah diberikan selama ini. Semoga Allah SWT selalu melindungi,

memberikan kesehatan, dan panjang umur kepada Mamah dan Bapak.

8. Sahabat di kampus Syifa Fauziah Syukur, Wita Eka, Puji Indah, Umu Kulsum,

Fatimah Azzahrah dan Isnaini Anis. Sahabatku yang selalu setia

menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah. Terima kasih atas

waktu yang kita telah lewati selama ini dalam suka dan duka semoga kita

selalu menjadi sahabat sejati.

Page 8: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

iv

iv

9. Teman-teman di kampus Mely Ismi Ardikusuma Wardani, Lidya Ismawatie,

Lutfia Nur Hidayah, Ahmad Fauzan, Sholahul Imani El Azmi dan Septian W.

Saputra. Terima kasih atas semangat yang selalu diberikan kepada penulis.

Teman-teman KPI angkatan 2012 khususnya KPI D dan teman-teman dari

KKN GAMMA terima kasih kasih atas semua pengalaman dan cerita yang

berharga selama masa perkuliahan.

10. Attay Rustandar selaku produser talk show “Makna & Peristiwa” di tvOne

yang telah meluangkan waktunya dalam kesibukannya demi kelancaran

peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan skripsi ini yang

tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu. Tanpa mengurangi rasa

hormat penulis ucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya, semoga

Allah SWT membalas kebaikan kalian dengan limpahan rahmat Nya.

Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT membalas semua kebaikan

pihak-pihak yang telah membantu. Dan penulis berharap semoga skripsi ini bisa

menjadi ilmu yang bermanfaat untuk kita semua.

Depok, 03 November 2016

Tiara Desta Arum

NIM. 1112051000124

Page 9: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

v

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK...............................................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii

DAFTAR TABEL...............................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...................................................................1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah.................................................6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................................7

D. Tinjauan Pustaka..............................................................................8

E. Metodologi Penelitian....................................................................10

F. Sistematika Penulisan.....................................................................16

BAB II KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

A. Teori Naratif dari Walter Fisher.....................................................18

B. Konseptualisasi Semiotika.............................................................25

1. Pengertian Semiotika.................................................................25

C. Konseptualisasi Semiotika Televisi................................................31

D. Konseptualisasi Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Islam........33

1. Definisi Pemimpin.....................................................................33

2. Tipe-tipe Kepemimpinan...........................................................35

3. Kepemimpinan dalam Islam......................................................38

4. Syarat Pemimpin dalam Islam...................................................42

E. Konseptualisasi Talk Show.............................................................48

1. Pengetian Talk Show..................................................................48

2. Program Bernuansa Islami.........................................................49

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum tvOne................................................................52

1. Struktur Organisasi tvOne.........................................................54

2. Visi dan Misi dari tvOne...........................................................54

Page 10: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

vi

vi

3. Sekilas Program tvOne..............................................................55

4. Sekilas Penjelasan Beberapa Program tvOne............................56

B. Gambaran Umum Talk Show “Makna & Peristiwa”......................58

1. Profil Pembawa Acara/host Teuku Wisnu.................................60

2. Profil Narasumber Tetap ustad Bachtiar Nasir..........................61

3. Profil Narasumber JJ Rizal........................................................61

4. Profil Narasumber Siti Zuhro....................................................62

5. Sinopsis Episode Etika Meraih Kekuasaan...............................63

BAB IV TEMUAN DAN HASIL ANALISIS

A. Analisis Semiotika Representasi Kepemimpinan Islam dalam Talk

Show “Makna & Peristiwa” di TvOne............................................66

B. Narasi Pesan Kepemimpinan Islam dalam Talk Show “Makna &

Peristiwa” di TvOne.......................................................................93

C. Interpretasi Kepemimpinan Islam dalam Talk Show “Makna &

Peristiwa” di TvOne.....................................................................104

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................111

B. Saran.............................................................................................113

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

vii

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Triadik Peirce.....................................................................................13

Gambar 3.1 Logo tvOne........................................................................................55

Gambar 3.2 Teuku Wisnu .....................................................................................60

Gambar 3.3 Bachtiar Nasir ...................................................................................61

Gambar 3.4 JJ Rizal...............................................................................................61

Gambar 3.5 Siti Zuhro...........................................................................................62

Page 12: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

viii

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Skema Triadik Peirce.............................................................................14

Tabel 3.1 Struktur Organisasi tvOne......................................................................54

Tabel 3.2 Program tvOne.......................................................................................56

Tabel 4.1 Scene satu, pada durasi menit 01:06-02:31............................................67

Tabel 4.2 Scene dua, pada durasi menit 04:09-06:01.............................................70

Tabel 4.3 Scene tiga, pada durasi menit 06:47-06.50............................................74

Tabel 4.4 Scene empat, pada durasi empat durasi menit 07:31-07.33...................76

Tabel 4.5 Scene lima, pada durasi menit 08:39......................................................79

Tabel 4.6 Scene enam, pada durasi menit 12:00-13:54..........................................81

Tabel 4.7 Scene tujuh, pada durasi menit 23:10-26:44..........................................84

Tabel 4.8 Scene delapan, pada durasi menit 33:17-37:08......................................86

Tabel 4.9 Scene sembilan, pada durasi menit 44:01-46:10....................................89

Page 13: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebuah stasiun televisi menghadirkan berbagai macam program yang

menarik agar diminati oleh khalayak, namun masyarakat juga harus cermat

dalam memilah-milah program yang ditonton agar dapat memberikan

informasi yang bermanfaat. Proses komunikasi yang semakin berkembang

salah satunya adalah menggunakan media baru, media baru ini diciptakan

untuk memudahkan manusia dan memperluas jaringan dalam berinteraksi

yang salah satunya adalah media elektronik televisi yang dapat menghadirkan

informasi berita, hiburan, opini dengan kualitas audiovisual.1

Program yang ada pada televisi dapat memiliki dampak yang sangat

berpengaruh bagi masyarakat luas. Dampak yang dihasilkan dari sebuah

program dapat bersifat positif atau negatif. Seharusnya para pengelola stasiun

televisi khususnya di Indonesia bisa memberdayakan insan-insan kreatif

untuk membuat suatu program yang memiliki nilai moral, meningkatkan

kehidupan masyarakat agar masyarakat tercermin dengan menggambarkan

kehidupan yang harmonis, toleransi beragama, meningkatkan rasa kecintaan

pada bangsa dan negara dan melestarikan budaya nasional.2

1 Panuju Redi, Sistem Penyiaran Indonesia: Sebuah Kajian Strukturalisme Fungsional, (

Jakarta: Prenamedia Group, 2015), h. 32. 2 Djamal Hidajanto, Andi Fachrudin, Dasar-dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi,

Operasi, dan Regulasi, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 159.

Page 14: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

2

Salah satu program acara yang terdapat dalam televisi adalah talk

show. Talk show merupakan program acara tentang perbincangan yang

menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu tema tertentu

yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host). Dalam setiap episodenya

talk show mengundang tamu yang berpengalaman dan memiliki hubungan

dengan peristiwa yang sedang dibahas.3

Suatu program acara talk show yang menghadirkan informasi

bermanfaat sekaligus bernuansa religi salah satunya adalah “Makna &

Peristiwa”, yang merupakan salah satu program acara talk show pagi hari di

stasiun televisi tvOne. Talk show ini menyajikan informasi yang membahas

seputar permasalahan dan peristiwa terkini di kalangan masyarakat Indonesia.

Pembahasannya tentang sosial, politik, gaya hidup dan fenomena saat ini.

Kemudian dikupas berdasarkan sudut pandang ajaran agama Islam dan

disertai dengan ayat-ayat quran dan hadis sebagai penguat.

Pada satu waktu talk show “Makna & Peristiwa” membahas tema

tentang etika meraih kekuasaan, berkaitan dengan tebar pesona para bakal

calon Gubernur DKI Jakarta yang akan dilaksanakan pada tahun 2017. Dalam

episode tersebut menjelaskan tentang fenomena yang terjadi saat pemilihan

calon gubernur DKI Jakarta. Banyak para calon yang mulai mempromosikan

dirinya untuk menjadi kandidat, namun terkadang saat kampanye banyak hal-

hal yang terjadi tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.

3 Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi, (Jakarta:

Prenada Media Group, 2008), h. 212.

Page 15: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

3

Dalam sudut pandang Islam berkampaye dengan terlalu banyak

mengumbar-umbar janji palsu sangat dilarang begitu pula dengan black

campaign. Dan pemimpin yang tidak adil jika tidak dapat menyejahterakan

rakyatnya juga tidak boleh dipertahankan. Episode tersebut juga membahas

bahwa pemilu di negara ini yang harus diperbaiki yang apabila dipahami

bahwa terdapat beberapa konsensus yang terbentuk di Indonesia mengambil

pesan yang terkandung dalam ajaran Islam.

Agama Islam juga mengajarkan kepada umatnya untuk memilih

pemimpin yang adil, memilih pemimpin yang dapat menyejahterakan

rakyatnya. Walaupun Indonesia bukanlah negara Islam namun mayoritas

masyarakat Indonesia adalah beragama Islam khususnya ibu kota negara ini

yaitu DKI Jakarta yang mayoritas muslim. Sehingga sebagai umat Islam

harus bijaksana dalam menentukan pemimpin yang tepat dan bisa menjadi

suri tauladan bagi rakyatnya.

Berbicara tentang pemilihan banyak perbedaan pendapat tentang

bagaimana proses pemilihan tersebut dilakukan. Dalam menentukan

pemimpin dibutuhkan proses yang adil dalam menentukan pemimpin

tersebut. Indonesia merupakan negara demokrasi yang menjunjung tinggi

nilai-nilai Pancasila yang diantaranya terdapat musyawarah dan perwakilan.

Maka dari itu pemilihan dengan cara yang sesuai dan tepat akan menghindari

tindakan yang sewenang-wenang penguasa atau pemerintah terhadap

Page 16: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

4

rakyatnya.4 Pada episode etika meraih kekuasaan talk show “Makna &

Peristiwa” membahas fenomena proses pemilihan calon pemimpin dan

dampak yang terjadi saat proses pemilihan pemimpin yang dilakukan secara

langsung maupun tidak langsung.

Hal yang sering terjadi di Indonesia adalah banyaknya para calon

yang mulai tebar pesona saat pemilihan kepala daerah, dan sering terjadinya

black campaign saat Pemilu/Pilkada seperti yang penulis kutip dari hasil

penelitian KPU tentang isu money politic saat Pemilu legislatif di kabupaten

Bireuen Aceh. Banyaknya faktor yang mengakibatkan terjadinya money

politic saat pemilu. Maka dari itu bawaslu harus lebih waspada, masyarakat

juga harus sadar akan tentang black campaign, serta sangsi tegas terhadap

pelakunya agar tidak terulang kembali.5

Dapat diketahui media stasiun televisi tvOne merupakan salah satu

media pemberitaan yang selalu memberikan informasi terbaru yang terjadi di

Indonesia maupun luar negeri. Maka dari itu tvOne tidak ingin tertinggal

dalam memberitakan setiap peristiwa yang terjadi termasuk pemberitaan

tentang pemilihan calon gubernur DKI Jakarta yang akan dilaksanakan pada

tahun 2017 mendatang. Dengan ramainya pemberitaan tersebut program talk

show “Makna dan Peristiwa” yang merupakan salah satu program acara di

tvOne ikut serta membahas cara meraih kekuasaan dan bagaimana memilih

pemimpin yang tepat sesuai ajaran Islam.

4 Said Aqiel Siradji, Islam Kebangsaan: Fiqh Demokratik Kaum Santri, (Ciganjur: Fatma

Press, 1999), h. 89. 5 Oleh Hambali dkk, Laporan Penelitian “Money Politic dalam Pemilu 2014 di

Kabupaten Bireun Aceh, (Penelitian Kerjasama KIP Bireuen dengan LPPM Universitas Muslim

Kabupaten Bereuen Aceh, 2015), h. 36 & 40.

Page 17: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

5

Pada episode tersebut peneliti ingin melihat bagaimana talk show

“Makna & Peristiwa” menyampaikan kepada khalayak tentang penjelasan

bagaimana seharusnya dalam memilih seorang pemimpin. Berhubungan

dengan ramainya isu pemilihan pemimpin kepala daerah yang mulai ramai

dibicarakan oleh masyarakat. Dengan menghadirkan Ustad Bachtiar Nasir

sebagai narasumber tetap, kemudian sejarawan Indonesia JJ Rizal, dan

peneliti LIPI senior Siti Zuhro. Sebagai Muslim perlu mengenali dengan baik

kandidat yang akan dipilih mulai dari latar belakangnya, riwayat kinerjanya

dan program yang akan dijalankannya demi kesejahteraan rakyat dan umat

antarberagama. Atau sebagai muslim apakah diharuskan memilih seorang

pemimpin yang beragama Islam juga, namun di Indonesia merupakan negara

yang terdiri dari berbagai suku, bangsa dan agama.

Melihat yang terjadi pada saat ini adalah kita masih mengalami krisis

kepemimpinan. Berkaca dari aktivitas saat mendekati pemilihan yaitu

banyaknya kandidat mempromosikan dirinya dengan kampanye-kampanye

yang tidak sesuai aturan sehingga menimbulkan perseteruan dan konflik

antara kandidat satu dengan yang lainnya. Khususnya daerah ibu kota yang

merupakan jantung perekonomian dari negara ini, maka kita harus selektif

dalam memilih calon pemimpin. Materi yang disampaikan oleh program

acara “Makna & Peristiwa” pada episode etika meraih kekuasaan yang

berkaitan dengan isu-isu pemilihan bakal calon pemimpin daerah saat ini

yang menjadi salah satu alasan peneliti memilih episode tersebut untuk

diteliti.

Page 18: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

6

Peneliti ingin melihat bagaimana tanda-tanda tentang kepemimpinan

Islam disampaikan dan dikemas dalam suatu narasi talk show. Representasi

melalui bahasa akan menitik fokuskan kepada isu-isu yang berhubungan

dengan sebuah konsep dari ideologi-ideologi yang ingin dibangun pada

sebuah realitas masyarakat. Kajian analisis tanda atau semiotika Charles

Sander Peirce terdapat representamen dalam proses terbentuknya sebuah

makna melalui interpretan dan objek.

Dengan penjelasan permasalahan di atas, peneliti ingin melihat tanda

kepemimpinan Islam yang terdapat dalam talk show “Makna dan Peristiwa”

di TvOne episode Etika Meraih Kekuasaan dengan mengangkat judul

“REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW

“MAKNA & PERISTIWA” di TVONE”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan pembahasan di atas, penulis ingin penelitian ini fokus dan

terarah. Peneliti memfokuskan kepada makna yang terdapat dalam

talkshow “Makna & Peristiwa” di tvOne tentang representasi

kepemimpinan Islam, episode Etika Meraih Kekuasaan. Ditayangkan pada

hari Kamis, 24 Maret 2016 pukul 08.30-09.30 WIB yang mengarah

kepada teori semiotika Charles Sander Peirce.

2. Perumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan

masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

Page 19: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

7

1. Apa pesan yang terdapat dalam talk show “Makna & Peristiwa”

episode etika meraih kekuasaan?

2. Bagaimana talk show “Makna & Peristiwa” memaknai pesan

kepemimpinan Islam tentang memilih calon pemimpin?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah peneliti uraikan, maka ada

beberapa tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini, diantaranya :

1. Untuk mengetahui pesan apa yang terdapat dalam talk show “Makna &

Peristiwa” episode etika meraih kekuasaan.

2. Untuk mengetahui bagaimana talk show “Makna & Peristiwa” memaknai

pesan kepemimpinan Islam tentang memilih calon pemimpin.

Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi menambah ilmu

pengetahuan, khususnya ilmu komunikasi studi tentang analisis semiotika

komunikasi dan narasi dalam kajian semiotika komunikasi. Sehingga

penelitian ini bermanfaat untuk kajian mahasiswa/i jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam.

2. Manfaat Praktik

Secara Praktis penelitian ini diharapkan menjadi informasi awal

bagi penelitian serupa, sehingga bisa menjadi pelengkap dan pembanding

pada penelitian yang telah ada sebelumnya.

Page 20: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

8

D. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi, peneliti menjadikan beberapa contoh

skripsi sebagai acuan dan pembanding dalam penulisan skripsi ini. Yaitu

beberapa penelitian yang menggunakan analisis semiotika namun dengan

objek dan fokus permasalahan yang berbeda, diantaranya:

Skripsi yang berjudul “Analisis Semiotika Program Acara

Propocative Proactive di Metro TV “Episode Indonesia S.O.S (Save Our

Selves)”, oleh Kurnia Fajrianti Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini membahas makna yang ditampilkan oleh

para host dalam program acara Provocative Proactive. Persamaannya adalah

skripsi ini menggunakan program talk show dan media televisi pada objeknya

dengan menggunakan analisis semiotika Peirce. Sedangkan dalam penelitian

ini peneliti menggunakan teori naratif, program acara di stasiun TV yang

berbeda dan fokus permasalahan tentang kepemimpinan Islam. Kurnia

Fajrianti meneliti tentang tanda pada program talk show yang didalamnya

mengandung unsur kritik sosial dan politik yang diperankan oleh host.

Skripsi yang berjudul “Sholawat dalam Program Talk Show Yuk Kita

Shalawatan (YKS) di TV9 (Analisis Semiotik Model Ferdinand De

Saussure)”, oleh Fitri Hajjah Fauziyah Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Sunan

Ampel Surabaya. Skripsi ini membahas arti makna solawatan dalam talk

show “Yuk Kita Shalawatan” (YKS), hasil penelitiannya bahwa makna

Page 21: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

9

shalawatan bertujuan sebagai puji-pujian kepada Allah SWT dan Rasulullah

SAW dan mengajak jamaah semakin giat dalam bersolawat. Persamaan

dengan skripsi peneliti adalah penggunaan metode analisis dan media televisi

pada subjek penelitian. Perbedaannya adalah teori yang digunakan peneliti,

program acara yang diteliti dan fokus permasalahan skripsi peneliti yaitu

tentang makna kepemimpinan Islam.

Skripsi yang berjudul “Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad

al-Fatih dalam Film Battle of Empires Fetih 1453”, yang ditulis oleh Dang

Krissandy Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini

membahas tentang tanda yang terdapat dalam kepemimpinan Sultan

Muhammad al-Fatih yang tervisualisasi dalam sebuah film dengan

menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Persamaannya adalah

skripsi ini juga mencari makna kepemimpinan, yang membedakan dengan

skripsi peneliti adalah teori yang digunakan, fokus permasalahan yang

berbeda tentang kepemimpinan Islam dan objek penelitian.

Beberapa referensi skripsi tersebut dijadikan sebagai acuan dan

pembanding agar peneliti tidak melakukan kesalahan dalam penelitian dan

tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan seperti menjiplak atau

plagiatisme terhadap karya seseorang.

Page 22: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

10

E. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma

konstruktivis yang menekankan bahwa fakta merupakan kontruksi sosial,

kebenaran merupakan suatu realitas yang bersifat relatif dan berlaku sesuai

pada konteks yang spesifik kemudian dinilai secara revelan oleh pelaku

sosial. Littlejohn menjelaskan bahwa paradigma konstruktivis

berlandaskan pada ide bahwa realitas bukanlah terbentuk secara objektif

melainkan dibentuk melalui proses interaksi dalam kelompok, masyarakat

dan budaya.6 Paradigma digunakan sebagai cara pandang peneliti dalam

melakukan sebuah penelitian terstruktur.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang

dimaksudkan untuk melihat gejala gejala yang bersifat alamiah dan

bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan mengumpulkan informasi

penelitian yang sangat mendalam.7 Sifat dari penelitian ini adalah

deskriptif. Sehingga peneliti dapat mengumpulkan informasi secara aktual

dengan melukiskan gejala yang ada, kemudian peneliti dapat

mengidentifikasikannya pada permasalahan penelitian

6 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi-Aplikasi Praktis bagi Penelitian

dan Skripsi Komunikasi Edisi 2, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h. 36-37. 7 Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2002), h.

3.

Page 23: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

11

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah talk show “Makna & Peristiwa”

di tvOne. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah

Representasi Kepemimpinan Islam dalam episode Etika Meraih

Kekuasaan.

4. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari 24 Mei

2016 sampai dengan 8 November 2016. Tempat penelitian dalam

penelitian ini adalah kantor pusat stasiun televisi tvOne yang berlokasi di

Kawasan Industri Pulo Gadung (KIP) Jl. Rawa Terate II No. 2, Jakarta

Timur.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini penulis

menggunakan teknik sebagai berikut:

a. Observasi non partisipan

“Observasi merupakan memperhatikan, mengamati dengan secara detil

dan sistematis pada permasalahan yang menjadi tujuan penelitian”.8

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi non partisipan

karena dalam hal ini peneliti hanya bertindak sebagai penonton saja

sehingga tidak mengharuskan peneliti untuk terjun ke lapangan. Maka

8 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2012), h. 131.

Page 24: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

12

dari itu peneliti akan memusatkan dengan melihat program acara

“Makna & Peristiwa” di tvOne untuk melengkapi data penelitian.

b. Dokumentasi

Peneliti akan mengumpulkan data melalui dokumentasi, yaitu bahan

yang memiliki keterkaitan yang kuat dengan objek penelitian. Hal

tersebut bisa berupa dokumen visual, dokumen resmi, dokumen pribadi,

foto dan sebagainya yang memiliki hubungan dengan penelitian.9

Dokumentasi merupakan teknik pelengkap setelah melakukan teknik

wawancara dan observasi dalam penelitian kualitatif. Sehingga

penelitian akan lebih memiliki nilai kredibilitas.10

c. Wawancara

Peneliti juga akan melakukan teknik wawancara dalam penelitian ini.

Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi melalui tanya

jawab, sehingga dapat mengkonstruksikan makna pada topik tertentu.

selain itu wawancara digunakan untuk mengetahui bagaimana

partisipan menginterpretasikan situasi dan fenomena yang sedang

terjadi.11

Dalam penelitian ini peneliti akan mewawancarai produser

dari program acara talk show “Makna & Peristiwa” di tvOne.

6. Teknik Analisis Data

Setelah selesai mengumpulkan data dan mengelompokkannya

sesuai dengan tujuan dari penelitian yaitu untuk dianalisis, kemudian

9Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, h. 131.

10 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2013), h 240. 11

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, h. 231-232.

Page 25: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

13

peneliti mengklasifikasikannya dengan kerangka teori yang digunakan

setelah itu dapat disimpulkan.

Penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis tanda yang

terdapat di dalamnya dengan menggunakan teknik analisis semiotika atau

kajian tanda model Charles Sander Peirce. Menurut Charles Sander Peirce

sebuah tanda atau representamen adalah “Sesuatu yang mewakili sesuatu

yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas”.12

Proses semiosis Peirce

digambarkan sebagai suatu triadik yang tak pernah habisnya. Sesuatu

yang bernama hal lain atau yang disebut sebagai interpretan pada suatu

saat akan menjadi representamen dan sebaliknya. Kemudian dapat

reprentamen terbentuk karena ada kaitannya dengan interpretan dan objek.

Gambar 1.1 Triadik Peirce

13

Interpretant

Representament object

Untuk menganalisis setiap tanda melalui analisis semiotika Peirce,

diperlukan pembagian tanda yang telah dikategorikan oleh Peirce.

Kategori tersebut juga memiliki hubungan dengan triadik di atas. Bagi

Peirce sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi disebut sebagai

ground. Hasilnya bahwa tanda (sign atau representamen) selalu terdapat

12

Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonitas, ( Yogyakarta:

Jalasutra, 2011), h. 17. 13

Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna,

(Yogyakarya: Jalasutra, 1999), h. 266.

Page 26: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

14

dalam hubungan triadik, yaitu ground, object, dan interpretant. Dalam

hubungan ini Peirce membagi tanda menjadi beberapa kualifikasi seperti

tanda yang dapat dikaitkan dengan ground dibaginya menjadi qualisign,

sinsign, dan legisign.

Qualisign adalah kualitas yang terdapat dalam tanda, misalnya yang

terdapat dalam kata-kata kasar, lemah, lembut, merdu. Kemudian Sinsign

yaitu eksistensi aktual benda atau peristiwa yang terjadi lalu terdapat pada

tanda, misalnya kata mendidih yang terdapat dalam susunan kata air

mendidih akan menandakan seseorang ada yang memasak di dapur. Dan

Legisign yaitu norma atau nilai yang terkandung oleh tanda, misalnya

rambu-rambu lalu lintas yang menandakan hal yang boleh atau tidak.

Seperti arti rambu lalu lintas lampu merah berhenti, lampu kuning

menandakan hati-hati dan hijau boleh jalan.14

Skema triadik Peirce memiliki penjelasan secara lebih detil sebagai

berikut:15

Tabel 1. 1

Skema Triadik Peirce16

Kategori Representamen Objek Interpretan

Firstness

Otonom

Qualisign

-Proper Sign

Ikon

-copy

Rheme

-class name

14

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rordakarya, 2013), cet. Ke

5, h. 41. 15

Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna,

(Yogyakarya: Jalasutra, 1999), h. 267. 16

Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna, h.

267.

Page 27: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

15

-tanda potensial

-kepertamaan

-apa adanya

-kualitas

-tiruan

-keserupaan

-kesamaan

-proper name

-masih

terisolasi dari

konteks

Secondness

Dihubungkan

dengan realitas

Sinsign

-token

-pengalaman

-perilaku

-perbandingan

Indeks

-penunjukan

-kausal

Dicent

-tanda dan

eksistensi

aktual

Thirdness

Dihubungkan

dengan aturan,

konvensi, atau kode

Legisign

-tipe

-memori

-sintesis

-mediasi

-komunikasi

Simbol

-Konvensi

-Kesepakatan

Argument

-gabungan

dari dua

premis

Setelah mengelompokkan tanda sesuai dengan kategori penjelasan

di atas, lalu peneliti menganalisisnya dengan memfokuskan pada

representasi kepemimpinan Islam dalam talk show “Makna dan Peristiwa”

di tvOne episode etika meraih kekuasan, kemudian memberi kesimpulan

hasil dari penelitian.

7. Pedoman Penulisan

Page 28: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

16

Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggunakan “Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” yang diterbitkan

oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) UIN Syarif

Hidayatullah.

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dari penulisan skripsi ini agar menjadi sistematis,

yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan Pendahuluan yang memuat tentang

Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah,

Tujuan dan Pemanfaatan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi

Penelitian, Sistematika Penulisan yang merupakan gambaran

umum dalam penelitian.

BAB II KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

Menjelaskan Teori Naratif dari Walter Fisher,

Konseptualisasi Semiotika, Konseptulisasi Semiotika Televisi,

Konseptualisasi Kepemimpinan dalam Islam dan Konseptualisasi

Talk show.

BAB III GAMBARAN UMUM

Memberikan penjelasan tentang profil perusahaan televisi

tvOne, khususnya pada program acara talk show “Makna &

Peristiwa”, profil pembawa acara Teuku Wisnu, profil narasumber

Page 29: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

17

tetap Ustad Bachtiar Nasir, narasumber JJ Rizal, narasumber Siti

Zuhroh dan sinopsis episode yang akan diteliti.

BAB IV TEMUAN DAN HASIL ANALISIS

Menjelaskan analisis dan hasil analisis dari Representasi

Kepemimpinan Islam dalam talkshow “Makna & Peristiwa” di

tvOne dengan mengklasifikannya menggunakan analisis semiotika

Charles Sander Peirce.

BAB V KESIMPULAN

Menjelaskan hasil dari penelitian secara keseluruhan dan

setelah itu disimpulkan, bab ini merupakan penutup dari penulisan

skripsi yang memuat kesimpulan dan saran-saran sebagai hasil

analisis yang telah dilakukan oleh peneliti.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 30: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

18

18

BAB II

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

A. Teori Naratif dari Walter Fisher

Teori naratif adalah teori yang menjelaskan bahwa manusia merupakan

makhluk yang senang bercerita dan setiap pertimbangan dilakukan oleh

manusia seperti nilai, emosi dan estetika menjadi sebuah landasan yang

mempengaruhi keyakinan dan perilaku setiap manusia. Pendapat tersebut

dikemukakan oleh Walter Fisher yang tidak lain adalah salah satu penggagas

dari teori naratif. Namun, Fisher lebih menyukai dengan menyebutnya sebagai

paradigma naratif.

Alasan Walter Fisher mengungkapkan sebagai paradigma naratif adalah

karena Fisher ingin memberikan pengetahuan yang lebih luas lagi terhadap

kebanyakan teori komunikasi yang sebelumnya. Bagi Fisher paradigma

memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan sebuah teori. Dengan

pergeseran makna tersebut Fisher yakin sedang menangkap sifat alami

manusia yang paling dasar, yaitu manusia merupakan makhluk pencerita. Dan

setiap manusia akan menjalankan hidupnya dalam suatu bentuk narasi atau

suatu kisah.1

Narasi dapat terbentuk karena terjadinya proses komunikasi yang

didalamnya terdapat pesan. Seperti yang dikatakan oleh Van Zoest,

komunikasi yang sebenarnya dan lengkap adalah apabila terdapat pesan oleh

1 Richad West & Lynn H. Tunner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi,

(Jakarta: Salemba Humanika, 2008), h. 44-45.

Page 31: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

19

kedua pemakai tanda yang dapat saling bertukar peran. Peran si pengirim

tanda yang suatu saat bisa menjadi penerima tanda, dan sebaliknya. Begitu

pula dengan narasi yang terjadi akibat adanya aktivitas atau fungsi utamanya

adalah pertukaran. Narasi disebut juga sebagai ruang berlangsungnya

komunikasi, karena dibutuhkannya pemberi narasi dan penerima narasi.2

Paradigma naratif yang dikembangkan oleh Fisher bertujuan untuk

memberikan cara berpikir yang berbeda kepada setiap manusia. Agar setiap

manusia memiliki cara berpikir yang luas dan berbeda tentang persoalan yang

ada di dunia ini dibandingkan hanya terpaku pada pemikiran-pemikiran

paradigma dunia rasional. Paradigma naratif ini memberikan jalan tengah dari

pandangan tentang pemikiran dunia rasional tanpa harus menggeser

pemikiran tradisional. Fisher berusaha untuk menjembatani jurang antara

logos (argumen rasional) dan mitos (cerita, atau narasi) dengan membangun

logika naratif yang memiliki sifat penilaian demokratis terhadap pembicara,

karena tidak ada satu manusia pun yang khusus dilatih untuk menarik

kesimpulan dengan konsep koherensi dan kebenaran.3

Paradigma naratif dari Fisher memiliki lima asumsi dasar yang digunakan

untuk menjelaskan bahwa paradigma naratif sangat berbeda dengan paradigma

dunia rasional. Lima asumsi tersebut adalah: pertama, Manusia pada dasarnya

adalah makhluk pencerita. Fisher mengatakan bahwa naratif bersifat universal,

dapat ditemukan dalam semua budaya dan periode waktu. Asumsinya ini

2 Alex Sobur, Komunikasi Naratif Paradigma, Analisis, dan Aplikasi, (Bandung: Remaja

Rordakarya, 2014), h. 9. 3 Richad West & Lynn H. Tunner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi,

(Jakarta: Salemba Humanika, 2008), h. 45-46.

Page 32: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

20

dipengaruhi oleh teori moral Alasdair MacIntyre yang mengamati manusia

dalam setiap perilakunya, praktik dalam kehidupannya, dan fisiknya pada

dasarnya merupakan makhluk pencerita. Contoh yang terjadi dalam kehidupan

sehari-hari kita adalah, untuk menghabiskan waktu yang dijalani oleh

manusia, mereka melakukannya dengan memberikan informasi dengan

menceritakannya kepada orang lain.

Kedua, Keputusan mengenai harga dari sebuah cerita didasarkan pada

pertimbangan yang sehat. Asumsi ini menjelaskan agar manusia melakukan

pertimbangan dalam mengambil keputusan tentang cerita mana yang akan

dapat diterima dan ditolak. Dalam menentukan harga pada sebuah cerita

diperlukan pemikiran yang logis agar mengantarkan kita pada kebenaran dari

realitas cerita yang saling berkompetisi. Logika naratif yang bersifat

demokrasi akan menghasilkan sebuah kebijaksaan dalam berpikir apabila

seseorang mendengarkan suatu cerita yang terdapat perbedaan sudut pandang.4

Ketiga, Pertimbangan yang sehat ditentukan oleh sejarah, biografi, budaya,

dan karakter. Asumsi ini berhubungan dengan cara mempengaruhi seseorang

dalam mengambil keputusan. Sesuatu yang masuk di akal pikiran bukan satu-

satunya opsi untuk melihat suatu pemikiran yang logis, melainkan dalam

paradigma naratif memberikan pilihan bahwa dalam menentukan suatu

pertimbangan harus didasari oleh sejarah, biografi, budaya, dan karakter.

Maka dari itu setiap manusia dalam berpikir akan sangat dipengaruhi oleh

lingkungan dimana mereka terikat.

4 Richad West & Lynn H. Tunner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, h.

47-48.

Page 33: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

21

Keempat, Rasionalitas di dasari oleh penilaian seseorang mengenai

konsistensi dan kebenaran sebuah cerita. Setiap orang akan lebih mempercayai

cerita yang bersifat konsisten secara internal dan dapat dipercaya. Cerita yang

disampaikan secara lengkap dan jelas akan memberikan pandangan yang luas

terhadap penerima cerita dalam menentukan mana yang benar dan tidak benar.

Kelima, Setiap manusia memahami dunia sebagaimana dunia diketahui

diisi penuh dengan cerita, dan kita harus menentukan dari cerita yang ada.

Asumsi terakhir ini menjelaskan bahwa dunia merupakan bentuk dari

sekumpulan cerita, saat kita memilih cerita mana yang akan dipilih, maka dari

situlah kita akan menjalankan kehidupan yang berbeda dengan orang lain,

namun kita masih bisa mengatur ulang cerita mana yang akan dijalankan suatu

saat nanti. Inilah yang membedakan cara berpikir dunia rasional dengan logika

naratif yang hanya melihat kebenaran melalui analisis rasional sedangkan

logika naratif memanfaatkan cerita-cerita yang menggugah sehingga lebih

meyakinkan.5

1. Konsep Dasar

Untuk melacak secara detil asumsi-asumsi paradigma naratif maka

diperlukan beberapa konsep yang akan mengantarkan peneliti pada inti

dari kerangka teoritis paradigma naratif ini, diantaranya adalah:6

a. Narasi (Narration), dalam konsep ini Fisher mengatakan bahwa narasi

lebih dari sebuah cerita yang memiliki plot di awal, tengah maupun

5 Richad West & Lynn H. Tunner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, h.

49-50. 6 Richad West & Lynn H. Tunner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, h.

51-53.

Page 34: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

22

akhir. Narasi dapat mencakup deskripsi secara verbal maupun

nonverbal apa pun dengan urutan kejadian yang disusun dengan baik

sehingga dapat menghasilkan makna oleh pendengar. Terdapat proses

tindakan simbolik dalam narasi karena urutan cerita yang menghasilkan

makna lahirnya sebuah interpretasi. Dapat simpulkan konsep naratif ini

membutuhkan adanya pencerita dan pendengar.

b. Rasionalitas Naratif (Narrative Rationality), manusia memerlukan cara

untuk melihat keabsahan sebuah cerita. Yaitu dengan Rasionalitas

Naratif, yang memberikan cara kepada kita untuk menilai naratif bukan

dengan metode tradisional yang dapat ditemukan dalam paradigma

dunia rasional. Rasionalitas naratif bekerja dengan prisnsip koherensi

dan kebenaran.

c. Koherensi (Coherence), prinsip koherensi merujuk pada konsistensi

internal dari sebuah naratif. Koherensi ini bertujuan agar pendengar

dapat menilai naratif yang diceritakan apakah disampaikan secara urut

dan tidak ada yang tertinggal. Koherensi merupakan standar penting

dari sebuah narasi, karena koherensi sering sekali menjadi tolok ukur

dalam menilai sebuah narasi dengan menyusun sebaik mungkin dan

yakin tidak ada satu pun yang terlewati oleh pencerita. Koherensi

didasarkan pada tiga tipe konsistensi yang spesifik, yaitu:

Pertama, Koherensi Struktural (Structural Coherence). Didasari oleh

elemen-elemen cerita yang berjalan lancar. Ketika sebuah cerita

terdengar membingungkan, tidak terkait antara cerita yang satu dengan

Page 35: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

23

yang lain. maka dapat dipastikan jika cerita tersebut terdapat

kekurangan koherensi struktural.

Kedua, Koherensi Material (Material Coherence). Merujuk kepada

keselarasan antara satu cerita dengan cerita yang lain memiliki suatu

keterkaitan diantaranya. Ketika terdapat dua informasi yang berbeda

dan salah satu informasi terdapat kekeliruan, maka pendengar cerita

akan cenderung menolak informasi yang berbeda dan tidak akan

mempercayainya. Kerena yakin telah ada kekurangan koherensi

material pada cerita tersebut.7

Ketiga, Koherensi Karakterologis (Characterogical Coherence).

Mengantarkan sebuah cerita melalui karakter-karakter yang dapat

dipercaya. Dengan memasukkan karakter yang dapat dipercaya maka

pendengar cerita akan cenderung lebih menyukai cerita tersebut,

dibandingkan dengan karakter yang tidak disukai maka cenderung akan

menolaknya.

d. Kebenaran (Fidelity), merupakan salah satu standar penting lainnya

dalam menilai rasionalitas naratif. Kebenaran berfungsi untuk menguji

reliabelitas dari sebuah cerita. “Cerita dengan kebenaran akan terdengar

sungguh-sungguh bagi pendengar”.8 Cerita yang mengandung

kebenaran akan membawa penerima cerita pada peristiwa-peristiwa

7 Richad West & Lynn H. Tunner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, h.

52. 8 Richad West & Lynn H. Tunner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, h.

53.

Page 36: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

24

yang nyata dan pernah ada, sehingga pernyataan dapat disesuaikan

dengan realitas sosial.

e. Logika dari Good Reason, ini berkaitan dengan asumsi naratif dalam

menentukan kebenaran cerita dibutuhkannya pertimbangan yang sehat.

Ketika naratif memiliki kebenaran maka akan menarik keyakinan

seseorang, sehingga cerita yang dihasilkan menjadi persuasif. Fisher

mengatakan konsep logikanya ini mengandung sebuah prosedur yang

sistematis dalam menentukan sebuah penilaian sebuah cerita. sehingga

logika naratif akan mendorong seseorang untuk percaya pada sebuah

naratif berdasarkan pada nilai atau konsepsi naratif yang baik.9

Konsep-konsep yang telah dijelaskan di atas digunakan untuk

memprediksi naratif sesuai dengan kriteria Fisher. Agar dapat menentukan

nilai secara implisit dan eksplisit dalam sebuah narasi. Kelebihan dari teori

ini adalah Fisher memberikan pemikiran yang baru sehingga dalam

melihat narasi akan memperhatikan proses-proses demokratis di dalam

area kritik retoris. Paradigma naratif juga mengantarkan pada pemahaman

komunikasi berdasarkan sifat alami manusia yaitu makhluk pencerita.

Namun teori ini juga mendapat kritikan bahwa paradigma naratif terlalu

luas cakupannya, seperti yang dikatakan oleh Fisher semua komunikasi

adalah naratif.10

9 Richad West & Lynn H. Tunner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, h.

53. 10

Richad West & Lynn H. Tunner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi,

h.54-55.

Page 37: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

25

Dapat disimpukan paradigma naratif adalah cara untuk seseorang

dalam menentukan nilai dan ketepatan dari sebuah narasi yang berbentuk

pada sebuah cerita. Naratif memberikan cara pandang baru dalam melihat

sebuah cerita. Sebagai pencerita narator harus bisa membuat percaya

pendengarnya, dan sebaliknya sebagai pendengar cerita harus melihat

banyak aspek dalam menentukan keabsolutan narasi yang disampaikan.

Setelah itu kita dapat menentukan untuk menerima atau menolak pesan

tersebut.

B. Konseptualisasi Semiotika

1. Pengertian Semiotika

Suatu ilmu atau metode analisis yang mengkaji tanda-tanda adalah

semiotika. Semiotika dalam mengkaji tanda-tanda menjelaskan bahwa

tanda merupakan perangkat yang digunakan sebagai upaya untuk mencari

jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia.

Pada dasarnya semiotika mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity)

memaknai hal-hal (things). Memaknai (to sinify) dalam hal ini tidak bisa

disatukan dengan cara mengkomunikasikannya (to communicate).11

Secara epistimologis, kata semiotika berasal dari bahasa Yunani,

semeion yang memiliki arti “tanda” atau seme, yang berarti “penafsir

tanda”. Semiotika sendiri berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni

logika, retorika dan poetika. Secara garis besar “tanda” dalam semiotika

11

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rordakarya, 2013), cet. Ke 5, h.

15.

Page 38: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

26

masa itu adalah bermakna pada sesuatu hal yang menunjuk terdapatnya

tanda lain.12

Secara terminologis semiotik dapat didefinisikan sebagai

suatu kajian ilmu yang mempelajari secara luas objek-objek, peristiwa-

peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai sebuah tanda.13

Semiotika dalam kajian ilmu komunikasi yaitu untuk menelaah tanda

atau signal dalam konteks komunikasi yang lebih luas. Dalam proses

penandaannya melibatkan berbagai elemen komunikasi. Peirce

memandang bahwa tanda adalah “...something wich stands to somebody

for something in some respect of capasity” (sesuatu yang mewakili sesuatu

yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas). Terlihat dari definisi Peirce

ini peran subjek (somebody) sebagai suatu bagian yang tidak terpisahkan

dari pertandaan, yang menjadi dasar dari pengertian semiotika komunikasi.

Sedangkan menurut Umberto Eco dalam bukunya A Theory of

Semiotics, bahwa semiotika yang melakukan penekanan pada proses

produksi tanda (sign production), dibandingkan dengan sistem tanda (sign

system). Yang membedakan semiotika komunikasi dengan semiotika yang

lain adalah ketika proses produksi penandaan, tanda atau signal yang

digunakan dalam rantai komunikasi, sehingga mempunyai peran yang

penting dalam komunikasi.14

Dapat disimpulkan jika semiotik adalah kajian menelaah tanda yang

dapat menghasilkan makna tertentu. Pada semiotika komunikasi proses

12

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 16-17. 13

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik dan Analisis Framing, (Bandung: PT. Remaja Rordakarya, 2006), h. 95. 14

Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonitas, ( Yogyakarta:

Jalasutra, 2011), h. 17.

Page 39: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

27

terbentuknya sebuah tanda, maka tanda tersebut berada dalam sebuah

proses komunikasi khususnya menelaah sistem tanda yang terdapat pada

sebuah media. Kemudian tanda tersebut dikontruk dan dibentuk oleh

media agar dapat disaksikan oleh masyarakat.

Dalam kajian semiotik memiliki sembilan macam jenis untuk

menggambarkan sistem tanda yang akan dianalisis dan peneliti

menggunakan salah satu macam dari jenis semiotik ini dalam penelitian,

yaitu:15

a. Semiotik analitik adalah semiotik yang menganalisis sistem tanda.

Seperti yang dikatakan oleh Peirce bahwa semiotik adalah kajian tanda

yang mengacu kepada ide, objek dan makna sehingga sebuah tanda

dapat mengarahkan pada objek tertentu.

b. Semiotik deskriptif adalah semiotik yang digunakan untuk

memperhatikan sistem tanda yang dapat dialami saat sekarang dan

tanda tersebut tetap sama walaupun sudah ada sejak dahulu. Misalnya,

sejak dahulu sampai sekarang kita telah memahami jika mendung

adalah tanda akan datangnya turun hujan.

c. Semiotika faunal, dalam semiotik ini khusus mengkaji sistem tanda

yang dihasilkan oleh hewan. Seperti yang kita ketahui bahwa hewan

menggunakan tanda untuk berkomunikasi dengan sesamanya, dan

beberapa tanda yang dihasilkan oleh hewan dapat dipahami oleh

manusia.

15

Alex Shobur, Analisis Teks Media, ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 100-101.

Page 40: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

28

d. Semiotika kultural adalah semiotika yang khusus menganalisis sistem

tanda yang terdapat dalam kebudayaan masyarakat terterntu. Untuk

mengetahui perbedaan antara budaya satu dengan budaya yang

lainnya, karena suatu masyarakat pasti akan menjaga budaya secara

turun temurun untuk menjaga kelestariannya.

e. Semiotik naratif adalah semiotika yang mengkaji sistem tanda yang

terdapat pada sebuah narasi yang berbentuk mitos dan cerita lisan

(folklore). Kemudian menganalisisnya dengan mencari nilai-nilai

kultural yang terdapat dalam narasi tersebut.

f. Semiotika natural adalah semiotik yang khusus mengkaji sistem tanda

yang dibuat oleh alam yang terjadi secara alami karena proses alam.

Namun yang dihasilkan oleh alam terkadang memberikan tanda jika

hal tersebut akibat dari perilaku manusia misal yang terjadi pada banjir

dan longsor.

g. Semiotika normatif adalah semiotik yang khusus mencari tanda yang

dibuat oleh manusia yang berbentuk norma-norma agar dapat

diberlangsung dalam kehidupan manusia. Misalnya rambu-rambu lalu

lintas.

h. Semotika sosial adalah semiotika yang digunakan untuk menelaah

tanda yang dihasilkan oleh manusia berwujud lambang baik dalam

sebuah kata yang terdapat pada sebuah kalimat.

i. Semiotika kultural adalah semiotik yang mengkaji sistem tanda yang

dapat dimanifestasikan melalui struktur bahasa.

Page 41: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

29

Saat mengkaji ilmu semiotika maka tidak lepas dari pemikiran

Charles Sander Peirce dan Ferdinand de Saussure. Mereka berdua dikenal

sebagai pemikir yang sangat argumentatif dan multidimensional dalam

mendefinisikan dasar-dasar dari semiotika, sehingga hasil pemikiran

mereka berdua memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kajian

semiotika. Tetapi, penjabaran teori semiotika Peirce seringkali diebut

sebagai “grand theory” ini disebabkan gagasannya yang bersifat

menyeluruh dan sangat deskriptif secara struktural dari semua sistem

penandaan.16

Menurut Charles Sander Peirce sebuah tanda atau representamen

adalah “sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau

kapasitas”.17

Sesuatu yang diberi nama hal lain tersebut adalah interpretan

(interpretant) sebuah tanda pertama yang mengacu kepada objek (object).

Lalu, sebuah tanda atau representamen memiliki hubungan yang berkaitan

dengan triadik langsung dengan interpretan dan objeknya. Dalam proses

pembentukan objek terjadi sebuah penyatuan antara entitas yang disebut

sebagai representamen dengan entitas yang lain. Proses pembentukan

objek ini sering disebut sebagai signifikasi (signification).

Proses semiosis Charles Sander Peirce digambarkan seperti sebuah

rangkaian yang tak ada habisnya, pada gilirannya suatu saat sebuah

interpretan akan menjadi representamen, kemudian menjadi interpretan

16

Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi-Aplikasi Praktis bagi Penelitian

dan Skripsi Komunikasi Edisi 2, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h. 17. 17

Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonitas, ( Yogyakarta:

Jalasutra, 2011), h. 17.

Page 42: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

30

lagi, menjadi representamen lagi, dan seterusnya. Sebuah semiosis yang

tidak berkesudahan ini kemudian dirumuskan oleh Umberto Eco dan

Jacques Derrida menjadi proses semiosis tanpa-batas (unlimited

semiosis).18

Semiotika Peirce juga mengklasifikasikan tanda-tanda dengan

proses pencarian tandanya yang cukup rumit. Terdapat tiga pembedaan

tipe-tipe tanda yang sangat berguna saat mengkaji gejala budaya, seperti

produk-produk yang terdapat di dalam media seperti mengkaji iklan, film,

berita, talk show dan program televisi lainnya.19

Peirce mengklasifikasikan

tiga cara untuk mendeteksi tanda yang memiliki suatu hubungan dengan

reprensentasi dan objeknya melalui ikon, indeks, dan objek.

Ikon adalah tanda yang memiliki kemiripan “rupa” (resemblance)

yang dapat dikenali oleh para pemakainya. Ikon memiliki hubungan antara

representamen dan objeknya yang terbentuk sebagai suatu “kesamaan

dalam beberapa kualitas”.

Kemudian Indeks merupakan tanda yang memiliki ikatan yang kuat

atau eksistensial di antara representamen dan objeknya. Di dalam indeks

memiliki beberapa cara agar tanda tersebut bersifat konkret, aktual, dan

biasanya melalui suatu cara yang sekuensial dan kausal. Mengutip dari

tulisan Marcel Danesi menjelaskan bahwa indeks merupakan ikon yang

menggantikan atau menunjuk ke sesuatu dalam hubungannya dengan

18

Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonitas, ( Yogyakarta:

Jalasutra, 2011), h. 17-18. 19

Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010,

h. 47.

Page 43: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

31

sesuatu yang lain dan indeks hanya bertugas untuk menunjukan dan

memastikan dimana tanda itu berada.20

Dan yang ketiga ialah Simbol, simbol adalah tanda yang bersifat

arbitrer dan konvensional. Tanda-tanda yang terdapat dalam kebahasaan

pada umumnya adalah simbol-simbol. Seperti yang telah dijelaskan oleh

Saussurean tentang tanda, bahwa apa yang disebut sebagai simbol hampir

sama dengan tanda karena dua pemikir semiotika ini memiliki banyak

kesesuaian tentang pengertian hal tersebut.21

C. Konseptualisasi Semiotika Televisi

Peristiwa yang terjadi dalam kehidupan intelektual dan sosial

manusia didasarkan pada pembuatan, pemakaian, dan pertukaran tanda.

Pertukaran tersebut berlangsung ketika manusia memberikan suatu isyarat

seperti berbicara, menulis, membaca, menonton acara televisi,

mendengarkan musik, atau melihat lukisan.22

Dari berbagai hal tersebut

maka akan tampil sebuah tanda yang memiliki hubungan erat dengan

aktivitas tersebut.

Televisi merupakan salah satu tatanan signifikasi modern dalam

menelaah kajian semiotika. Televisi telah menjadi salah satu media yang

memberikan banyak informasi dan memiliki perkembangan sangat pesat

20

Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, h. 48. 21

Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonitas, ( Yogyakarta:

Jalasutra, 2011), h. 20. 22

Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010,

h. 33.

Page 44: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

32

dalam sejarah peradaban manusia.23

Bahkan fungsi utamanya sebagai

media informasi pun bergeser seiring perkembangan zaman. Banyak

pemilik stasiun televisi saat ini yang menggunakan media tersebut sebagai

ajang alat komersialisasi, bisnis, politik dan sebagainya.

Televisi semakin berkembang di mulai pada tahun 1960-an. Pada

masa tersebut berbagai macam program acara televisi bermunculan. Dari

program acara yang bernilai fiksi maupun non-fiksi. Bahkan televisi sudah

memiliki peran yang sangat besar melebihi surat kabar. Karena televisi

dapat menjadi sinteks bagi masyarakat luas yang bisa digunakan sebagai

media informasi, rangsangan intelektual, dan pengalihan pikiran.

Berdasarkan keberadaannya, televisi memiliki sisi positif dan

negatif. Positifnya adalah ketika televisi berhasil menjadi melakukan

perubahan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Namun sisi

negatifnya adalah televisi merupakan pedang bermata dua yang dapat

digunakan sebagai alat pengalihan isu, pembangkit citra seseorang, bahkan

televisi bisa mengakibatkan kemalasan intelektual di dalam masyarakat.24

Dalam kajian semiotik atau kajian yang menelaah tanda-tanda

khususnya pada media televisi, yang produk diantaranya adalah iklan,

sinetron, film, berita dan talk show. Maka tanda dapat dilihat dengan

mencari dampak apa yang dikomunikasikan oleh media tersebut misalnya

saat mendekati pemilihan umum, isu sosial dan fenomena yang terjadi di

masyarakat. Saat ini televisi telah memasuki panggung sosial yang nyaris

23

Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, h. 33. 24

Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, h. 166-167.

Page 45: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

33

saja akan menjadi medium penyampai teks sosial dan informasi tentang

seluruh aspek kehidupan manusia.

Proses signifikasi yang mulai berubah secara drastis sejak tahun

1960-an, meningkatkan daya pikir untuk mengembangkan berbagai teks

narasi dalam media televisi dan sistem konotasi dalam penandaan.

Sehingga tanda-tanda yang muncul dalam bentuk teks narasi,

penggambaran karakter tokoh dan genre acara televisi yang ditayangkan

dapat membangkitkan mitologi yang dikaji sebagai sebuah tanda.25

D. Konseptualisasi Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Islam

1. Definisi dari Kepemimpinan

Pemimpin memiliki banyak definisi menurut para ahli, karena

menjadi seorang pemimpin merupakan dampak interaktif dari faktor

individu/ pribadi dengan dipengaruhi oleh faktor situasi. Salah satu definisi

pemimpin adalah pemimpin merupakan sosok atau pribadi yang memiliki

kecakapan dan kelebihan di suatu bidang. Sehingga seorang pemimpin

mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan

aktivitas tertentu dalam tercapainya beberapa tujuan yang dicita-citakan.26

Gardner, J.W mengungkapkan bahwa pemimpin adalah proses

persuasi atau mengajak dan memberikan contoh apa yang dilakukan oleh

seseorang atau suatu organisasi kepemimpinan pada sebuah kelompok,

agar kelompok tersebut dapat mewujudkan tujuan secara bersama-sama

25

Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, h. 185. 26

Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan Abnormal

Itu?, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1983), h. 38.

Page 46: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

34

yang diprakarsai oleh sang ketua kemudian diikuti oleh para

pengikutnya.27

Dalam aspek politik pemimpin juga memiliki definisi lain yaitu,

seorang pemimpin merupakan kepala aktual dari organisasi partai di kota,

dusun, atau subdivisi-divisi/bagian-bagian lain dalam ruang lingkup

politik. Pemimpin dalam politik dapat dipilih secara langsung maupun

tidak langsung oleh pemilihnya yang bisa saja suara tersebut diwakili oleh

partai yang mendukungnya. Perbedaan yang terdapat pada boss (kepala,

atasan, majikan) dan pemimpin adalah metode yang dipakai saat

melaksanakan pemilihan dan sosok yang menjadi pemimpin dalam

menjalankan kekuasaan.28

Pada dasarnya kepemimpinan itu adalah “sebuah proses

mempengaruhi atau memberi contoh dari pemimpin kepada pengikutnya

dalam upaya mencapai tujuan organisasinya”.29

Senada dengan yang

diungkapkan oleh Gary Yukl dalam tulisannya bahwa Konsep dalam

kepemimpinan sangat erat kaitannya dengan kekuasaan seorang pemimpin

dalam mempengaruhi perilaku para pengikutnya. Usaha dalam

mempengaruhi ini berkaitan dengan tujuan dan hasil dari sebuah

kepemimpinan. Karena ada pendapat yang mengatakan kepemimpinan itu

27

Wirawan, Kepemimpinan: Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi dan

Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 6. 28

Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan Abnormal

Itu?, h. 39. 29

Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Rajagrafindo

Persada, 2006), h. 3.

Page 47: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

35

dapat berhasil jika orang-orang terpengaruh untuk melakukan hal yang etis

dan bermanfaat dalam organisasi kepemimpinan.30

2. Tipe-tipe Kepemimpian

Selain sebagai alat untuk mempengaruhi, mengarahkan,

memprakarsai pemimpin juga memiliki fungsi sebagai pengambil

keputusan, kemudian melakukan pertimbangan dengan berkonsultasi

kepada orang-orang yang berkepentingan, sebagai pelaksana, memilih

orang-orang yang dapat dipercaya dalam kepemimpinannya dan sebagai

pengendali. Terdapat pula tipe-tipe dari kepemimpinan demi mewujudkan

fungsi-fungsi agar terlaksanya sebuah kepemimpinan.31

Berikut adalah

tipe-tipe dari kepemimpinan32

:

a. Tipe pemimpin kharismatis yaitu ketika memimpin ia memiliki

kekuatan energi, daya-tarik tersendiri seperti magnet besar yang dapat

menarik orang banyak sebagai pengikutnya dan memiliki pengawal

yang sangat dipercaya. Bahkan dianggap seperti memiliki kekuatan

gaib (supernatural power) dengan kemampuan yang luar biasa serta

inpsirasi dan keteguhan terhadap pendiriannya membuat pengikutnya

semakin yakin terhadap pemimpin seperti ini.

b. Tipe Paternalistis, yaitu tipe kepemimpinan ini layaknya seorang ayah

terhadap anaknya. Karena dalam prosesnya seorang pemimpin

30

Gary Yukl, Kepemimpinan dalam Organisasi, ( Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia,

2005), h. 6. 31

Hadari Nawawi & M. Martini Hadari, Kepemimpinan yang Efektif, (Yogyakarta: Gajah

Mada University Press, 2012), Cet. Ke 6, h. 75. 32

Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan Abnormal

Itu?, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1983), h. 81-86.

Page 48: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

36

menganggap bahwa bawahannya seperti anak yang belum dewasa maka

jarang sekali pemimpin seperti ini memberikan kesempatan kepada

bawahannya dalam meyampaikan inspirasi, selain itu pemimpin

tersebut juga terlalu melindungi (overly protective).

c. Tipe Militeristis, gaya pemimpin seperti ini bertingkah layaknya sistem

militer. Namun jika diperhatikan sangat mirip dengan dengan

kepemimpinan otoriter dan berbeda dengan kepemimpinan dalam

organisasi militer yang sesungguhnya. Adapun sifat yang dimilikinya

yaitu: menggunakan sistem perintah/komando terhadap bawahannya,

sangat ingin dipatuhi, begitu menyukai formalitas dan upacara-upacara

ritual, dan komunikasi hanya berlangsung searah membuat pemimpin

seperti ini terkadang terlihat tidak bijaksana.

d. Tipe Otokratis (Outhoritative, Dominator), tipe pemimpin otokratis

bersifat ingin mengusai situasi, kebijakan yang ingin diterapkan tidak

dikonsultasikan dengan bawahan terlebih dahulu, sikap dan prinsipnya

sangat konservatif/kuno dan kaku. Pemimpin ini akan bersikap baik

terhadap bawahan yang sangat patuh dan siap menjadi hamba yang

setia.

e. Tipe Laissez Faire, tipe kepemimpinan ini dalam prosesnya

menyerahkan tugas dan tanggung jawab kepada bawahannya. “Tipe

kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe kepemimpinan

Page 49: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

37

otoriter”.33

Pemimpin layaknya seorang ketua namun hanya sebagai

simbol, bertindak semaunya dan memberikan kebebasan kepada

bawahannya dalam bertindak.

f. Tipe Populistis, sistem dari kepemimpinan seperti ini sangat

menjunjung tinggi terhadap nilai-nilai masyarakat yang tradisional.

Pemimpin dapat membangkitkan nilai solidaritas rakyat, bertekad

menghidupkan kemabali rasa nasionalisme, dan sangat hati-hati

terhadap kolonialisme yang akan mengakibatkan penindasan dan

penguasaan aset-aset yang dimiliki.

g. Tipe Admisnistratif atau Eksekutif, tipe pemimpin seperti ini sangat

mengutamakan kemajuan modernisasi dan pembangunan. Pemimpin

dapat membangun sistem admistrasi dan birokrasi yang efesien.

Sehingga dengan kepemimpinannya yang administratif diharapakan

dapat memberikan perkembangan dalam sektor teknologi, industri,

manajamen modern dan perkembangan sosial ditengah-tengah

kehidupan masyarakat.

h. Tipe Demokratis, kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia

yang dibentuk oleh rakyat dan kembali lagi untuk rakyat.

Kepemimpinan demokratis sangat menghargai suara dan nasehat yang

datang dari bawahannya. “Ia juga memanfaatkan keahlian dan

memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk berpartisipasi

33

Hadari Nawawi & M. Martini Hadari, Kepemimpinan yang Efektif, (Yogyakarta: Gajah

Mada University Press, 2012), Cet. Ke 6, h. 98.

Page 50: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

38

dalam setiap kegiatan, dalam mengambil keputusan-keputusan sangat

mementingkan musyawarah.”34

3. Kepemimpinan dalam Islam

a. Pengertian Kepemimpinan dalam Islam

Dalam Islam kepemimpinan identik dengan istilah khalifah yang

artinya adalah wakil. Setelah Rasulullah SAW wafat kata khalifah

mengandung arti sebagai amir (yang jamaknya umara) atau penguasa.

Dalam bahasa Indonesia dua kata tersebut memiliki makna sebagai

seorang pemimpin yang formal. Namun, apabila merujuk pada firman

Allah SWT dalam surat al- Baqarah(2) ayat 30 yang berbunyi:

Artinya:“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para

Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah

di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak

menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat

kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami

Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan

Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa

yang tidak kamu ketahui." (Q.S: Al-Baqarah: 30)

Dari ayat tersebut menjelaskan bahwa kedudukan khalifah juga

diistilahkan untuk nonformal. Dalam ayat tersebut juga menjelaskan

khalifah tidak hanya ditujukan kepada khalifah sesudah Nabi

34

Hadari Nawawi & M. Martini Hadari, Kepemimpinan yang Efektif, h. 101.

Page 51: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

39

Muhammad SAW tetapi untuk seluruh umat manusia di muka bumi ini

agar menjalankan perbuatan baik dan mencegah perbuatan buruk.

Selain istilah khalifah terdapat pula kata Ulil Amri yang

merupakan akar dari kata amir. Dalam masyarakat Islam Ulil Amri

adalah seorang pemimpin yang memiliki kedudukan paling tinggi.

Seperti dalam perkembangannya kata ulil amri digunakan untuk

menyebut para umara yaitu para eksekutif atau juga para birokrat.

Selama para eksekutif dan birokrat tersebut tidak menyuruh untuk

berbuat maksiat kepada Allah maka rakyat tidak wajib untuk patuh,

namun selama menjalankan kepemimpinan sesuai petunjuk al-Qur’an

dan hadis maka seorang pemimpin berhak mendapatkan kepatuhan

seperti manusia yang patuh terhadap Allah dan Rasul-Nya.35

Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah surat Al-Nisa ayat 59:

Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan

taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika

kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia

kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-

benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu

lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”(Q.S: Al-Nisa: 59)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa agar setiap manusia untuk patuh

terhadap perintah Allah, mengikuti ajaran Rasulullah dan patuh

35

Husni Rahim, Sistem Otoritas & Administrasi Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

1998), h. 28.

Page 52: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

40

terhadap pemimpin yang tertinggi dalam lingkungan kehidupan

masyarakat. Namun kita tidak wajib patuh terhadap pemimpin jika

seorang pemimpin membuat aturan yang tidak sesuai dengan alquran

dan hadis.36

Berkaitan dengan ayat di atas ulama besar Islam Ibn Taymiyah

berpendapat bahwa seorang sultan atau kepala negara adalah wakil

Tuhan di bumi yang memiliki tugas sebagai untuk mengatur dan

membina kehidupan masyarakat yang berpedoman pada agama.

Pemikiran ini didasarkan bahwa mengelola pemerintahan merupakan

kewajiban agama yang paling agung, karena agama tidak dapat berdiri

tegak tanpa adanya pemerintahan.37

b. Konseptualisasi Kepemimpinan dalam Islam

Dalam agama Islam merumuskan konseptualisasi kepemimpinan

berdasarkan perspektif Islam. Untuk memahami konseptualisasi

kepemimpinan Islam seorang pemimpin harus memahami setidaknya

tiga pendekatan yaitu: Pertama, Pendekatan normatif yang didasari

pada dalil alquran dan hadis.

Pada pendekatan normatif terdapat prinsip-prinsip yang dibangun

oleh seorang pemimpin, yaitu prinsip tanggung jawab dalam

organisasi. Islam telah mengajarkan kepada umatnya bahwa setiap

manusia adalah seorang pemimpin, minimal menjadi pemimpin untuk

36

Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Rajagrafindo

Persada, 2006), h. 7. 37

Husni Rahim, Sistem Otoritas & Administrasi Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

1998), h. 26.

Page 53: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

41

diri sendiri. Dan seorang pemimpin harus memahami makna tanggung

jawab agar amanah yang diberikan bisa dijalankan dengan tepat.

Kemudian prinsip etika tauhid, seorang pemimpin harus selalu

menjaga nilai-nilai dan bersikap sesuai dengan apa yang telah diajarkan

dalam agama Islam. Setelah itu terdapat prinsip keadilan, demi

terlaksananya sebuah keseimbangan dalam sebuah sistem

kepemimpinan maka pemimpin harus menjunjung tinggi keadilan.

Terakhir adalah prinsip Kesederhanaan, seorang pemimpin adalah

seseorang yang melayani rakyatnya bukan sebaliknya begitu tegas

Rasulullah. Kesederhanaan Rasulullah bisa menjadi tauladan yang patut

dicontoh oleh seorang pemimpin.

Kedua, pendekatan historis yang didasari oleh alquran, hadis, sirah

nabawiyah, sirah shahabah yang memiliki kisah-kisah yang

mengandung pesan moral yang sangat berharga. Sehingga sangat baik

kisah kisah tersebut untuk dipelajari dan direnungi agar melahirkan

pemimpin-pemimpin Islam yang sidik, amanah, fatonah dan sebagainya

untuk keberhasilan dalam sebuah kepemimpinan.38

Pendekatan historis ini berkesinambungan dengan pendapat Jamal

Mahdi dalam tulisannya berpendapat untuk melatih seorang pemimpin

bisa dilakukan dengan meneladani kisah-kisah seorang tokoh (al-

Qudwah). Dengan demikian pemimpin dapat melatih dan memahami

sosok tokoh seperti siapa yang ia mampu untuk diteladani, dan Umar

38

Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Rajagrafindo

Persada, 2006), h. 15.

Page 54: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

42

bin Khatab pun juga menggunakan teknik ini dalam mempersiapkan

kepemimpinan.39

Ketiga, pendekatan secara teoritis. Islam memiliki ideologi yang

terbuka, maksud dari Ideologi terbuka adalah meskipun dasar-dasar

konseptual yang terdapat dalam ideologi Islam sudah sempurna, tetapi

Islam tidak menutup kesempatan untuk mendiskusikan hal-hal,

pemikiran-pemikiran yang datang dari luar Islam. Asalkan pemikiran

tersebut tidak bertolak belakang dengan alquran dan hadis agar kita

tetap menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi larangan-

Nya.40

4. Syarat Pemimpin dalam Islam

Di zaman sekarang ini cukup sulit menemukan pemimpin yang

bijaksana. Banyak perbincangan di kalangan masyarakat yang

membicarakan persoalan krisis kepemimpinan. Krisis kepemimpinan ini

terjadi karena kurangnya rasa peduli terhadap kesejahteraan bersama,

justru lebih mementingkan kepentingan dan keuntungan untuk diri sendiri.

Hal tersebut juga bisa disebabkan seorang pemimpin yang kurang

memahami tugas dan kewajibannya yang menyangkut kemaslahatan

bersama.41

39

Jamal Mahdi, Menjadi Pemimpin yang Efektif & Berpengaruh: Tinjauan Manajemen

Kepemimpinan Islam, ( Bandung: Syaamil Cipta Media, 2001), h. 12. 40

Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Rajagrafindo

Persada, 2006), h. 15-17. 41

Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Leadership, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2009),

h. 129-130.

Page 55: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

43

Pemimpin yang diharapkan oleh kaum Muslim adalah seorang

pemimpin yang bisa menjadi suri tauladan atau contoh yang baik untuk

rakyatnya. Dengan menjadi tauladan yang baik, seorang pemimpin akan

semakin dipercayai dan dicintai. Tauladan yang paling baik untuk menjadi

seorang pemimpin adalah Rasulullah SAW dengan mengetahui kisah-

kisahnya saat memperjuangkan agama Islam maka akan meneguhkan hati

seorang pemimpin untuk meneladani kisah Rasulullah SAW.

Salah satu peristiwa yang dapat dipetik hikmahnya yaitu saat Rasul

diselimuti oleh rasa lapar, haus bahkan dingin yang menusuk tulang,

Rasulullah SAW akan selalu bersungguh-sungguh untuk melawan rasa

frustasi agar sahabatnya selalu melihat sikap kesatria sejati yang ada di

dalam dirinya, dan hal tersebut menjadi hikmah untuk para sahabatnya

meskipun dalam keadaan yang sulit dan menderita kinerja seorang

pemimpin harus semakin meningkat.42

Untuk itu agar menjadi pemimpin yang efektif sehingga dapat

menciptakan kesejahteraan, Islam memberikan beberapa ciri pemimpin

yang patut untuk dipilih agar dapat melayani dan menolong orang lain

untuk maju secara ikhlas berdasarkan penggambaran dari kepemimpinan

Islam yaitu. Pertama, setia, seorang pemimpin dan orang yang dipimpin

harus terikat dan setia kepada Allah yang Maha Esa.

Kedua, terikat pada tujuaanya sebagai seorang pemimpin, yaitu tidak

hanya ingin memajukan tujuan kelompoknya melainkan ia juga memiliki

42

Jamal Mahdi, Menjadi Pemimpin yang Efektif & Berpengaruh: Tinjauan Manajemen

Kepemimpinan Islam, ( Bandung: Syaamil Cipta Media, 2001), h. 29.

Page 56: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

44

misi untuk memajukan agama Islam dalam lingkugan kelompoknya.

Ketiga, menjunjung tinggi peraturan dan akhlak yang diajarkan dalam

agama Islam. Selama menjabat sebagai seorang pemimpin maka ia harus

patuh terhadap adab-adab Islam, ini sangat penting ketika seorang

pemimpin yang akan berhadapan dengan golongan oposisi atau orang-

orang yang tidak sejalan. Islam merupakan agama yang penuh kasih

sehingga dengan memahami hal tersebut akan menghindarkan dari sifat

perpecahan antar umat.43

Agar tidak terjadinya perpecahan antar umat seorang pemimpin juga

harus pintar mengendalikan situasi atau konflik. Manusia diciptakan

berbeda-beda oleh Allah SWT, pertentangan dan konflik merupakan suatu

kewajaran yang akan dihadapi oleh kehidupan manusia.

Dijelaskan dalam firman Allah SWT Qur’an surat al-Maidah Ayat

58 yang menjelaskan bahwa konflik merupakan suatu kewajaran yang

akan terjadi dalam kehidupan manusia baik secara invidu maupun dalam

organisasi. Konflik juga akan menimpa seorang pemimpin dengan orang

yang dipimpinnya maupun kelompok dalam organisasi kepemimpinannya.

Maka dari itu pengendalian konflik menjadi salah satu cara menilai

seorang pemimpin mampu atau tidak dalam mengendalikan dan mengelola

konflik agar tidak terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti

antiproduktif dan destruktif.44

43

Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Leadership, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2009),

h. 136. 44

Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Rajagrafindo

Persada, 2006), h. 157.

Page 57: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

45

Keempat, seorang pemimpin yang wajib untuk dipilih salah satunya

adalah seorang pemimpin yang memegang teguh sifat amanah. Apabila ia

seorang yang amanah maka seorang pemimpin akan menganggap

kekuasaan yang diberikan merupakan tugas dari Allah SWT, dan ia akan

selalu menjaga tanggung jawab yang telah diberikan kepada dirinya.

Kelima, seorang pemimpin tidak boleh memiliki sifat sombong. Setiap

manusia harus sadar bahwa kita sangat kecil dan kebesaran hanya milik

Allah yang Maha Esa, sehingga jangan sampai ada sifat sombong

khususnya pada diri seorang pemimpin dan sangat diharuskan agar selalu

melatih diri untuk memiliki sifat rendah hati.

Ciri yang terakhir seorang pemimpin adalah seorang pemimpin harus

memiliki sifat disiplin, konsisten, dan konsekuen. Sifat tersebut menujukan

suatu tindakan yang diajarkan dalam agama Islam agar seorang pemimpin

selalu ingat dengan janjinya, sadar akan tindakannya, dan jujur terhadap

perkataanya karena ia sadar Allah pasti mengetahui setiap perbuatannya.45

Selain ciri di atas terdapat syarat khusus memilih seorang pemimpin

dalam agama Islam, mahzab Imam Syafi’i menjelaskan bahwa seseorang

yang menduduki kursi kepemimpinan memiliki syarat-syarat kewajiban

yang diantaranya. Pertama, ia wajib seorang muslim, karena dalam sebuah

kepemimpinan terdapat peraturan yang akan mengatur keberlangsungan

45

Veithzal Rivai & Arviyan Arifin, Islamic Leadership, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.

136-139.

Page 58: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

46

kaum Muslimin. Sehingga sangat dikhawatirkan apabila kaum Muslim

dipimpin oleh orang yang tidak mengetahui dan meyakini agama Islam.46

Kedua, seorang laki-laki, dalam mahzab Syafi’i mengatakan bahwa

tidak sah apabila kepemimpinan dipimpin oleh seorang wanita. Pendapat

tersebut didasari oleh hadis shahih yang diriwayatkan oleh al-Bukhari

dalam kitab al-Maghazi, Bab Kitab an-Nabi ila Kisra wa Qaishar, no.

4163, dari Abu Bakrah Ra.

رةاب عن ا:قال،بك بلغمم هللالرسٯ لأنسلٯعليههللاصل فارسأه

ملكقد م اٯ یقالبن تعلي لحمن :كس يڧ ٯم قٯ ٯ رھماام راة م ام

Artinya: “ Diriwayatkan oleh Abu Bakrah, berkata: Tatkala

berita sampai kepada Rasulullah bahwa orang-orang Persia

mengangkat raja putri kaisar, Beliau bersabda: Tidak akan beruntung

suatu kaum yang menyerahkan urusan mereka kepada seorang

wanita.”(H.R: Bukhari, Turmudzi dan An-Nasa’i).

Selanjutnya yang ketiga, seorang pemimpin harus berakal sehat,

tidak diperbolehkan jika seorang pemimpin adalah seorang anak-anak,

orang yang berakal lemah meskipun ia disekelilingi oleh orang-orang yang

dapat dipercaya untuk membimbingnya. Keempat, seorang yang adil.

Dengan sifat adil maka seorang pemimpin akan tidak akan berani

melakukan dosa besar, sekalipun ia melakukan dosa kecil ia tidak akan

melakukannya secara terus menerus. Kelima, memiliki pengetahuan yang

luas tentang hukum islam yang disertai dalil-dalil sehingga ia mampu

46

Mustafa al-Khin & Mustafa al-Bugha, Konsep Kepemimpinan dan Jihad dalam Islam:

Menurut Madzhab Syafi’i, (Jakarta: Darul Haq, 2014), h. 98.

Page 59: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

47

untuk berijtihad dengan persoalan-persoalan demi kemaslahatan kaum

Muslim.

Keenam, seorang pemimpin harus memiliki pendengaran,

penglihatan dan lisan yang sehat. Hal tersebut diperlukan jika terdapat

cacat di antara salah satunya dikhawatirkan akan mengurangi kinerja dari

seorang pemimpin. Dan yang terakhir adalah, seorang pemimpin harus

bisa menjalankan roda pemerintahan dengan baik dan bisa menjaga negeri

beserta rakyatnya dari ancaman yang datang. Maka dari itu seorang

pemimpin harus memiliki akal yang terjaga dan jeli dalam mengatasi

permasahan-permasalahan yang ada. Sesungguhnya terdapat delapan

syarat yaitu memiliki nasab dari Quraisyi, namun syarat yang terakhir ini

masih menjadi perselisihan dan pertentangan di kalangan para ulama

sehingga syarat yang terakhir ini tidak menjadi kewajiban syarat menjadi

seorang pemimpin.47

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

islam merupakan kepemimpinan yang ingin menciptakan kesejahteraan

seluruh manusia dan khususnya untuk menjaga kemaslahatan kaum

Muslimin. Dalam kepemimpinan Islam seorang pemimpin harus

memenuhi kriteria yang disyaratkan. Sehingga seorang pemimpin harus

sungguh-sungguh menjalankan tugasnya karena Allah SWT.

Selain itu syarat-syarat seorang pemimpin dalam Islam tidak

dimaksudkan untuk menyulitkan seseorang untuk menjadi seorang

47

Mustafa al-Khin & Mustafa al-Bugha, Konsep Kepemimpinan dan Jihad dalam Islam:

Menurut Madzhab Syafi’i, h. 98-101.

Page 60: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

48

pemimpin. Melainkan untuk melatih seorang pemimpin dan sebagai rakyat

yang dipimpin mengetahui pemimpin yang pantas untuk dipilih. Dengan

terpenuhinya seluruh kriteria pemimpin yang dibutuhkan maka akan

terlaksananya sebuah sistem organisasi atau kepemerintahan yang baik.

E. Konseptualisasi Talk Show

1. Pengertian Talk Show

Talk show merupakan program acara yang mengombinasi “seni

bicara” dan “seni wawancara”. Setiap manusia pasti pandai berbicara

namun tidak semua manusia pandai dalam melakukan wawancara. Seperti

seorang broadcaster yang pandai dalam bermain kata dalam berbicara.

Namun, tidak semua broadcaster ahli dalam melakukan wawancara dan

menggabungan keduanya secara bersamaan.

Lewis B O’Donnell dan Philip Benoit menjelaskan bahwa program

talk show akan selalu menghadirkan tema yang didasari oleh isu-isu

sebuah komunitas, kajian terhadap sebuah berita aktual dan program

sindikasi. Biasanya dalam sebuah talk show akan dipandu oleh seorang

pembawa atau pemandu acara (host), kemudian ditemani oleh satu atau

lebih dari bintang tamu pembicara yang berhubungan dengan tema,

kemudian mendiskusikan sebuah topik yang sudah direncanakan.48

Sebuah talk show merupakan program yang berbasis wawancara dan

dipandu oleh seorang pemandu yang ahli dalam mewawancarai.

48

Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta: Pustaka Populer LKiS

Yogyakarta, 2004), h. 79-80.

Page 61: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

49

Wawancara memiliki beberapa klasifikasi yaitu wawancara opini,

informasi dan personal. Diperlukan teknik khusus yang harus disiapkan

dalam wawancara untuk mendapatkan informasi secara maksimal.49

Untuk memperoleh informasi seorang pembawa acara harus

mempersiapkan pertanyaan untuk wawancara secara hati-hati. Kemudian

mengembangkan informasi secara terorganisir saat melakukan percakapan

wawancara terhadap narasumber, sehingga dapat menarik perhatian

narasumber. Seorang pewawancara jangan pernah untuk membalas

komentar narasumber dengan jawaban “saya tahu”, namun sebaliknya

gunakan jawabannya sebagai jembatan dari pertanyaan selanjutnya.

Menghindari mengajukan beberapa pertanyaan pada satu waktu,

kerena dapat membuat kebingungan bintang tamu dan kameramen yang

mengambil gambar hanya satu wajah saja, yaitu saat host atau bintang

tamu sedang berbicara. Dan yang terakhir adalah perhatikanlah dengan

baik apa yang tamu katakan. Salah satu kualifikasi penting dari seorang

pewawancara yang baik adalah menjadi pendengar yang baik.50

2. Program Bernuansa Islami

Program siaran televisi merupakan salah tempat untuk mempeluas

pengetahuan masyarakat yang berhubungan dengan upaya menumbuhkan

inovasi baru masyarakat dalam menjalankan kehidupan di berbagai sektor

dan aspek yang berkaitan dengan perkembangan zaman. Program siaran

49

Chester dkk, Television and Radio: 5th Ed, (Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice

Hall. Inc, 1978), h. 437. 50

Chester dkk, Television and Radio: 5th Ed, (Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice

Hall. Inc, 1978), h. 438

Page 62: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

50

televisi juga bisa dikatakan sebagai alat komunikasi yang paling efektif

dalam menyampaikan pesannya kepada khalayaknya.

Seiring pesatnya arus globalisasi program televisi memiliki banyak

fungsi dalam penyampaian pesannya. Saat ini komunikasi menggunakan

televisi tidak hanya digunakan sebagai alat penyampai informasi

melainkan bisa jadi sebagai alat untuk tujuan tertentu dari pemilik stasiun

televisi. Program siaran yang diberikan kepada khalayak tidak selamanya

memiliki pesan positif dan mendidik. Sangat dikhawatirkan jika pemilik

stasiun mengutamakan ratting kemudian memanfaatkan situasi popularitas

dari program acaraa yang kurang bermanfaat.

Penyalahgunaan pada program siaran televisi memiliki pengaruh

yang besar bagi umat Islam. Khususnya dalam meningkatkan norma dan

akidah kehidupan yang telah ditakdirkan oleh Allah SWT seperti

tercantum dalam firman-Nya dan dalam kehidupan nyata manusia dapat

meneladani kisah Rasulullah SAW.51

Dengan prinsip pemanfaatan media

televisi seperti ini maka selaku umat islam harus bisa menujukkan dimensi

citra diri dan memperteguh keimanan untuk menjaga moral peradaban

umat Islam di tengah kehidupan masyarakat yang semakin modern.

Perkembangan program siaran televisi yang semakin modern

menjadi tantangan untuk masyarakat dalam menjaga nilai-nilai dan

moralitas yang sudah terbentuk. Persoalan besar saat ini adalah ketika

program-program televisi yang berlomba agar banyak ditonton oleh

51

A. Alatas Fahmi, Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa,(Jakarta: Yayasan

Pengkajian Komunikasi Masa Depan (YPKMD), 1997), h. 177.

Page 63: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

51

khalayak, namun hanya berorientasi pada pencapaian kejayaan program

acara tersebut.52

Program siaran yang bernuansa Islami juga termasuk salah satu cara

berdakwah di era saat ini. “Fungsi dakwah yang dapat diperankan oleh

media massa adalah agar media massa selalu berpihak kepada kebaikan,

dan keadilan yang universal.”53

Media juga harus selalu mengikuti kode

etik yang diberlakukan serta menjalankan tanggung jawabnya sebagai

pemberi informasi bukan penyebar sensasi.54

Setiap media dalam perspektif ilmu komunikasi memiliki daya

kedekatan (intimacy) yang berbeda. Seperti dalam penelitian komunikasi

yang mengatakan bahwa koran memiliki kedekatan melebihi radio.

Namun, media lain seperti televisi dan radio juga memiliki kedekatan

dengan cara tersendiri terhadap khalayaknya. Seperti komunikasi

interpersonal (ngobrol) yang tidak dapat dilakukan oleh media surat

kabar.55

Dengan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh setiap

media, maka dakwah melalui media harus jadi lebih efektif dengan

menyesuaikan kapasitas dakwah yang akan disampaikan agar mudah di

terima oleh khalayak.56

52

A. Alatas Fahmi, Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa, h. 177. 53

Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi, ( Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2011), h. 95. 54

Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi, h. 96. 55

Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Dakwah: Teori, Pendekatan, dan Aplikasi,

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media: 2012), h. 37. 56

Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi, ( Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2011), h. 101.

Page 64: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

52

52

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum tvOne

Pada tanggal 14 Februari tahun 2008 tepatnya pada pukul 19.30 WIB

merupakan peristiwa yang sangat bersejarah untuk tvOne. Saat itu tvOne

resmi mengudara untuk pertama kalinya di layar kaca pertelevisian

Indonesia. Peresmian tvOne dilakukan langsung oleh Susilo Bambang

Yudhoyono yang masih menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.

Konsep dari stasiun televisi tvOne berbeda jauh dengan konsep televisi

sebelumnya yaitu Lativi. TvOne lebih mengedepankan program berita dan

olahraga untuk memotivasi dan memberikan informasi yang terbaik bagi

masyarakat Indonesia.

Merupakan hal yang istimewa bagi tvOne menjadi stasiun televisi

pertama di Indonesia yang diberikan kesempatan untuk melaksanakan

peresmian secara langsung di Istana Presiden Republik Indonesia. TvOne

secara progresif menginspirasi masyarakat Indonesia yang berusia 15 tahun

ke atas agar berpikiran maju dan melakukan perbaikan bagi diri sendiri dan

masyarakat sekitar melalui berbagai program yang ditayangkan oleh tvOne.

Program tersebut berupa tayangan News and Sport baik dari nasional maupun

internasional.

Dalam membuktikan keseriusannya kepada masyarakat Indonesia, tvOne

menggunakan strategi-strategi inovatif pada setiap format tayangan berita

Page 65: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

53

yang ditampilkan dan program acara yang dimilikinya. Di awal tahun

berdirinya, tvOne memiliki tag line “MEMANG BEDA”. Alasan dari

penggunaan tag line ini adalah banyaknya program inovasi yang diberikan

kepada masyarakat yang belum pernah ada sebelumnya. Seperti Apa Kabar

Indonesia, program ini merupakan salah satu program unggulan tvOne yang

memberikan informasi dalam bentuk diskusi ringan disertai dengan topik-

topik terhangat bersama para nasumber dan masyarakat yang disiarkan pada

pagi hari langsung dari studio luar tvOne.

Program berita yang ditayangkan oleh tvOne sangat bervariasi. Seperti

program yang hardnews dikemas dengan judul: Kabar Terkini, Kabar Pagi,

Kabar Pasar, Kabar Siang, Kabar Petang dan Kabar Malam. Program

olahraga yang dimiliki oleh tvOne juga bermacam-macam dari mulai

informasi tetang dunia sepak bola, tinju, dan bela diri. Tidak hanya seputar

berita dan olahraga, tvOne juga memiliki program-program unggulan lainnya

dalam bentuk talk show seperti Satu Jam Lebih Dekat, tablik akbar seperti

Damai Indonesiaku dan program lainnya.

Selain sebagai salah satu stasiun televisi yang berusaha mengabarkan

berita dengan cara penyajian terbaik. TvOne juga memiliki program

kepedulian terhadap lingkungan yang diberi nama “tvOne Untuk Negeri”.

Program tersebut adalah gerakan dari Corporate Social Responbility (CSR)

tvOne yang memiliki kegiatan dalam bentuk kepedulian sosial terhadap

lingkungan dan kemanusiaan. Sejalan dengan tag line tvOne saat itu

“Terdepan Mengabarkan”, program sosial “tvOne Untuk Negeri” berusaha

Page 66: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

54

selalu berdampingan dengan tim liputan agar menjadi “Terdepan Membantu”

bagi yang membutuhkan. Bantuan yang diberikan tidak hanya untuk korban

bencana alam tetapi juga untuk kepedulian berbangsa seperti koin untuk Prita,

Bantuan penyelamatan TKW, pengobatan dan lain-lain.1

1. Struktur Organisasi tvOne

Tabel 3. 1

Struktur Organisasi tvOne2

No. Nama Jabatan

1. A. Ardiansyah Bakrie

Chief Executive Officer (CEO)

2. Ahmad R. Widarmana

Deputy CEO & Chief Bussines

Compliance

3. Indra Sihombing Chief Sales & Marketing Officer

4. Karni Ilyas

Editor in Chief (Pemimpin Redaktur)

5. Tolop Samosir

Chief Finance Officer

6. Sulaeman Sakib

Chief Of Programming & Brand

Strategic

7. Harya M. Hidayat

Chief Bussines Development &

Corporate Comunication

8. Totok Suryanto Senior Vice Editor in Chief Hard News

9. Reva Deddy Utama

Senior Vice Editor in Chief CA & Sport

2. Visi dan Misi dari tvOne

Visi : Untuk mencerdaskan seluruh lapisan masyarakat yang pada

akhirnya memajukan bangsa.

Misi :

1Profil tvOne, artikel diakses pada tanggal 25 Agustus 2016 dari:

http://www.tvonenews.tv/profil. 2Struktur Organisasi tvOne, artikel diakses pada tanggal 25 Agustus 2016 dari:

http://www.tvonenews.tv/profil.

Page 67: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

55

1. Menjadi stasiun TV berita dan olahraga nomor satu,

2. Menayangkan program News and Sport yang secara progresif

mendidik pemirsa untuk berpikiran maju, positif, dan cerdas,

3. Memilih program News and Sport yang informatif dan inovatif dalam

penyajian dan kemasan.

Logo tvOne

3

3. Sekilas Program tvOne4

Program yang terdapat pada stasiun televisi tvOne berdasarkan

pada visi dan misi yang telah dibangun. Yaitu sebagai televisi pemberitaan

dan olahraga nomor satu di Indonesia. Namun, itu tidak menutup

kemungkinan adanya jenis-jenis program lain yang ada pada tvOne.

Adanya program-program lain adalah untuk menambah daya tarik

masyarakat untuk menonton tvOne yang kaya akan informasi terkini dan

terhangat.

Program-program yang ada di tvOne dikategorikan sebagai berikut:

3Logo tvOne, artikel diakses pada tanggal 15 Desember 2016 dari:

http://www.tvonenews.tv/profil. 4Profil tvOne, artikel diakses pada tanggal 25 Agustus 2016 dari:

http://www.tvonenews.tv/profil.

Gambar 3. 1

Page 68: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

56

Gambar 3. 2

Sekilas Program tvOne5

No. Jenis Program Nama Program

10. Program Berita a. Kabar Pagi

b. Kabar Pasar

c. Kabar Indonesia

d. Kabar Siang

e. Kabar Petang

f. Kabar Malam

g. Kabar Khusus

h. Kabar Terkini

i. Kabar Hari Ini

j. Kabar Dunia

11. Program Reality a. Menyingkap Tabir

b. Bedah Kasus

12. Program Informasi dan

Pengetahuan

a. EnsikloTivi

b. Ruang Kita

c. Indonesia Mengingat

d. Dari Langit

a. Damai Indonesiaku

e. Bumi dan Manusia

13. Program Talk show a. Satu Jam Lebih Dekat

b. Makna & Peristiwa

c. Coffee Break

f. Suara Rakyat

g. Benang Merah

h. Indonesia Lawyer Club

i. Apa Kabar Indonesia Pagi

j. Apa Kabar Indonesia Malam

14. Program Olahraga a. World Boxing

b. One Pride Indonesian MMA

c. Kabar Arena

4. Sekilas Penjelasan Beberapa program tvOne

a. Kabar Pagi adalah program berita yang menyajikan peristiwa-peristiwa

yang telah terjadi pada hari sebelumnya yang ditayangkan setiap hari

pada waktu pagi hari.

5 Program Acara di tvOne, artikel diakses pada tanggal 15 Desember 2016 dari:

http://www.tvonenews.tv/profil dan http://www.jadwaltelevisi.com/tv-one.

Page 69: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

57

b. Kabar Petang adalah program berita yang membahas secara mendalam

segala peristiwa dan isu-isu yang sedang berkembang di masyarakat

saat ini yang ditayangkan pada sore hari.

c. Kabar Arena, adalah program berita yang menyajikan informasi seputar

dunia olahraga dari dalam negeri maupun mancanegara.

d. Menyingkap Tabir, adalah program yang mengangkat tema mengupas

dunia kriminal secara mendalam dengan melakukan penyidikan melalui

kamera tersembunyi sehingga mendapatkan pengakuan jujur dari

tersangka ataupun mendapatkan vidio saat berlangsungnya proses

penggrebekan sebuah kasus kriminal seperti narkoba dan sebagainya.

e. Apa Kabar Indonesia Pagi, adalah acara talk show yang menyajikan

dialog dengan berbagai macam topik menarik di pagi hari.

f. Makna & Peristiwa, adalah program talk show yang menampilkan

dialog mengenai peristiwa yang sedang terjadi disekitar kehidupan

masyarakat dan hangat diperbincangkan, kemudian dikupas dengan

nilai-nilai agama Islam.

g. Indonesia Lawyer Club, adalah program talk show yang dipandu oleh

Karni Ilyas dan menghadirkan narasumber ternama serta kompeten

dalam bidangnya yang membahas masalah hukum dan kriminalitas

yang sedang terjadi di masyarakat Indonesia.

h. Damai Indonesiaku, adalah program yang menghadirkan ulama-ulama

ternama yang memiliki pengetahuan yang luas tentang agama Islam dan

Page 70: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

58

pengetahuan sosial, kemudian membahas isu yang sedang hangat

dimasyakat yang disajikan dalam bentuk ceramah tablik akbar.

i. World Pride Indonesian MMA, adalah program yang menayangkan

pertandingan seni bela diri campuran.

j. World Boxing, adalah program olahraga yang menayangkan

pertandingan cabang olahraga tinju kelas nasional maupun

internasional.6

B. Gambaran Umum Talk Show “Makna & Peristiwa”

Program acara “Makna & Peristiwa” adalah salah satu program dengan

konsep talkshow yang dimiliki oleh stasiun televisi tvOne. Program ini

ditayangkan setiap hari Senin- Jumat pukul 09.00-09.30 WIB dan pertama kali

dihadirkan di layar kaca Indonesia pada awal bulan Februari 2016. Dengan

dipandu oleh Teuku Wisnu sebagai host, Ustad Bachtiar Nasir sebagai

narasumber tetap. Pada saat ini ada beberapa ulama lain yang ikut serta

menjadi narasumber tetap sebagai pergantian dari tiap episodenya, kemudian

menghadirkan narasumber tamu yang berkaitan serta kompeten dari tema

yang akan dibahas.

Dengan tag line “Mengupas Makna dari Sebuah Peristiwa” kajian yang

dibahas dari program acara “Makna & Peristiwa” tidak terlepas dari

permasalahan-permasalahan sosial dalam kehidupan manusia. Tiap episode

membahas perbincangan yang sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat.

6Profil tvOne, artikel diakses pada tanggal 25 Agustus 2016 dari:

http://www.tvonenews.tv/profil.

Page 71: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

59

Seperti seputar permasalahan pendidikan, kesehatan, lingkungan sosial,

kehidupan masyarakat, gaya hidup masa kini dan politik. Semua pembahasan

dikupas untuk mencari makna yang terdapat pada setiap peristiwa sesuai

dengan yang diajarkan di dalam agama Islam.

Talk show “Makna & Peristiwa” diproduksi bukan sebagai untuk

penyeimbang melainkan sebagai oase sesuatu yang baru, karena pada

dasarnya tvOne itu adalah TV berita jadi semua harus bersumber dari

berita yang ada terjadi di masyarakat dan hampir semua talk show dan

berita yang ada di tvOne itu berdasarkan isu-isu yang sedang berjalan

seperti politik, bencana, lalu kehidupan sosial, ekonomi, apapun itu ada di

tvOne.7

Program acara ini menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat Indonesia

akan kebutuhan tayangan yang penuh informasi serta mendidik. Maka dari itu

hadirnya program acara “Makna & Peristiwa” dapat menjadi pilihan

masyarakat Indonesia khususnya umat Muslim. Dengan konsep dan

tujuannya yang berusaha memberikan informasi bermanfaat bernuansa religi

Islami.

“Lalu dipikirkanlah salah satu program talk show yang mengangkat

isu-isu dari yang sedang berjalan tapi, dibahas juga dari sisi keagamaan

agama Islam. Talk show “Makna & Peristiwa” membahas berita tapi dari

sisi religi. Lalu agak berbeda pada akhirnya, karena saat semua orang

membahas dari satu sisi, ini dibahas dari sisi yang lain. Misalnya contoh

kasus Jesicca misalnya orang lain dari sisi kriminal, psikologi dan

sebagainya, tapi dibahas di “Makna & Peristiwa” dengan secara

agama”.8

Untuk menarik minat penonton hampir tiap episodenya program acara

“Makna & Peristiwa” mengundang bintang tamu dari orang-orang ternama

dan berkompeten sesuai dengan tema pembahasan, kemudian disisipkan

7 Wawancara peneliti dengan Attay Rustandar selaku Produser talkshow “Makna &

Peristiwa”, Jakarta 12 Oktober 2016. 8 Wawancara peneliti dengan Attay Rustandar selaku Produser talkshow “Makna &

Peristiwa”, Jakarta 12 Oktober 2016.

Page 72: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

60

dengan cuplikan vidio menarik yang berkaitan dengan tema. Daya tarik

masyarakat Indonesia terhadap program acara bernuansa religi Islam saat ini

mulai meningkat, dapat dilihat dari maraknya program-program acara dari

berbagai stasiun televisi yang menyusun konsep acara dengan tema Islami.

Begitu pula dengan talk show “Makna & Peristiwa” yang berusaha

mengedukasi dan menginspirasi masyarakat Indonesia yang sebagian besar

penduduknya beragama Islam.

1. Profil Pembawa Acara/host (Teuku Wisnu)

Teuku Wisnu9

Teuku Wisnu lahir di Jakarta pada 4 Maret 1985. Seorang aktor

sekaligus pembawa acara ternama di Indonesia. Keseriusannya dalam

memperdalam agama Islam telah menjadikannya sebagai pembawa acara

dari beberapa program bernuansa religi Islam.10

Dalam program acara

“Makna & Peristiwa” Teuku Wisnu adalah pembawa acara (host) yang

menemani narasumber tetap.

9Profil Teuku Wisnu, artikel diakses pada tanggal 24 Agustus 2016, dari:

http://www.teukuwisnu.com/kegiatan. 10

Profil Teuku Wisnu, artikel diakses pada tanggal 24 Agustus 2016, dari:

http://www.teukuwisnu.com/kegiatan.

Gambar 3. 3

Page 73: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

61

2. Profil Narasumber Tetap (ustad Bachtiar Nasir)

Bachtiar Nasir11

Bactiar Nasir lahir di Jakarta pada 26 Juni 1967 adalah sosok yang

sudah tidak asing lagi bagi kita. Ia adalah salah satu ulama ternama di

Indonesia sekaligus ketua dari Ar-Rahman Qur’anic Learning Center

(AQL). Kata mutiara yang sering digunakan adalah “ Manusia paling

berkualitas adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengamalkan serta

mengajarkannya pada yang lain”.12

Dalam program “Makna & Peristiwa”

di tvOne Bachtiar Nasir sebagai narasumber tetap dari beberapa episode.

Berperan untuk menjelaskan makna yang terkandung dalam setiap

peristiwa agar dilihat dan dijelaskan dalam sudut pandang Islam.

3. Profil Narasumber JJ Rizal

JJ Rizal13

11

Profil Bactiar Nasir, artikel diakses pada tanggal 24 Agustus 2016, dari:

http://www.salingsapa.com/bachtiarnasir/info. 12

Profil Bactiar Nasir, artikel diakses pada tanggal 24 Agustus 2016, dari:

http://www.salingsapa.com/bachtiarnasir/info. 13

Profil JJ Rizal, artikel diakses pada tanggal 24 Agustus 2016, dari:

http://www.prismajurnal.com/biodata.php?id=3080a7c4-53a0-11e3-a6cc-429e1b0bc2fa.

Gambar 3. 4

Gambar 3. 5

Page 74: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

62

JJ Rizal lahir di Jakarta pada 12 Februari 1972. Sosoknya dikenal

sebagai sejarawan, penulis, editor, budayawan dan aktiv sebagai

narasumber persoalan ruang lingkup kehidupan di Indonesia. Pada tahun

2009 ia mendapatkan penghargaan Anugrah Budaya Gubernur DKI

Jakarta, dengan tulisannya tentang Junghuhn di National Geographic

Indonesia berhasil terpilih sebagai “The Best International 2010” oleh

International Geographic Magazine.14

4. Profil Siti Zuhro

Siti Zuhro15

R. Siti Zuhro lahir di Blitar pada 7 November 1958. Ia adalah peneliti

senior pusat penelitian politik-LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia). Dirinya sangat konsen dalam mengamati kinerja politik di

Indonesia dan sangat aktiv dalam menulis. Salah satu buku hasil dari riset

penelitian politiknya adalah “Konflik dan Kerjasama Antardaerah” dan

“Menata Kewenangan Pusat-Daerah yang Aplikatif Demokratis”.16

14

Profil JJ Rizal, artikel diakses pada tanggal 24 Agustus 2016, dari:

http://www.prismajurnal.com/biodata.php?id=3080a7c4-53a0-11e3-a6cc-429e1b0bc2fa. 15

Profil Siti Zuhroh, artikel diakses pada tanggal 24 Agustus 2016, dari:

http://www.ipsk.lipi.go.id/tentang-kami/staff/peneliti/peneliti-politik/60-prof-dr-r-siti-zuhro-ma. 16

Profil Siti Zuhroh, artikel diakses pada tanggal 24 Agustus 2016, dari:

http://www.ipsk.lipi.go.id/tentang-kami/staff/peneliti/peneliti-politik/60-prof-dr-r-siti-zuhro-ma.

Gambar 3. 6

Page 75: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

63

5. Sinopsis Episode Etika Meraih Kekuasaan

Episode Etika Meraih Kekuasaan adalah episode yang membahas

ramainya isu tentang pemilihan gubernur DKI Jakarta yang akan

dilaksanakan pada tahun 2017. Hangatnya pemberitaan tentang calon

gubernur DKI Jakarta membuat program acara talk show “Makna &

Peristiwa” ingin mengupas persoalan yang terjadi saat fenomena

mendekati Pilkada. Dalam episode tersebut menghadirkan dua narasumber

yaitu sejarawan JJ Rizal dan peneliti senior politik-LIPI Siti Zuhroh.

Pada episode tersebut dipandu oleh Teuku Wisnu dan ditemani

oleh narasumber tetap Ustad Bachtiar Nasir. Pada scene pertama episode

Etika Meraih Kekuasaan dibuka dengan cuplikan vidio ramainya pesta

demokrasi pilkada dengan memperlihatkan wajah-wajah bakal calon yang

ingin mencalonkan sebagai gubernur DKI Jakarta.

Setelah menampilkan cuplikan vidio pembuka acara, Teuku Wisnu

sebagai host langsung membuka acara dan menyapa narasumber. Tak

ingin buang waktu host langsung memberikan pertanyaan pertama atau

pertanyaan pembuka dari episode Etika Meraih Kekuasaan kepada ustad

Bactiar Nasir yaitu dengan pertanyaan bagaimanakah ketika kita ingin

menggapai kekuasaan dalam Islam? kemudian Ustad Bactiar Nasir

langsung menjawabnya secara jelas dimulai dari epistemologis bahwa

kekuasaan sesungguhnya adalah milik Allah, hanya Allah yang berhak

memberikan kepemimpinan kepada siapa. Kemudian menjelaskan etika

untuk meraih kekuasaan dalam Islam.

Page 76: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

64

Pada scene kedua menghadirkan kembali cuplikan vidio kampanye

dari para bakal calon gubernur DKI dengan diiringi oleh suara narator

yang menjelaskan banyaknya obral janji dari para bakal calon gubernur

DKI atau calon pemimpin kepala daerah, kemudian narator kembali

menjelaskan secara singkat tentang norma dan perilaku dalam memilih

pemimpin dalam sudut pandang Islam.

Scene selanjutnya host mulai melakukan diskusi dengan

narasumber lain. Mengupas tentang persoalan-persoalan pilkada yang

terjadi di Indonesia dan melihatnya dari sisi agama Islam. Agama

merupakan sesuatu yang tidak bisa dilepaskan dari persoalan kehidupan

manusia. Kampanye yang digunakan oleh para kandidat sebagai cara

mensosialisasikan diri kepada masyarakat agar masyarakat mengenal

calon pemimpin dengan baik, maka harus dilakukan dengan cara yang

sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku. Baik sesuai peraturan yang

ada terdapat dalam undang-undang negara Indonesia maupun peraturan

yang dianut oleh kepercayaan atau keimanan calon pemimpin.

Dalam episode ini Ustad Bachtiar Nasir bertugas untuk

menjelaskan dasar-dasar dari etika meraih kekuasaan berdasarkan kajian

Islam. Siti Juhroh sebagai peneliti politik menjelaskan apa saja yang

terjadi dalam pilkada Indonesia, kemudian JJ Rizal sebagai sejarawan

mengamati lika-liku yang terjadi selama kampanye khususnya Pilkada

DKI Jakarta dan melihat kembali dalam pespektif sejarah. Dengan

diselipkan tayangan vidio yang berkaitan dengan kampanye, kemudian

Page 77: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

65

narator juga menjelaskan vidio tentang sosok pemimpin yang dibutuhkan

oleh masyarakat Indonesia. Dari diskusi yang telah dilakukan kemudian

disimpulkan oleh ustad Bachtiar Nasir sebagai narasumber tetap sekaligus

sebagai penutup dari diskusi episode Etika Meraih Kekuasaan.

Page 78: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

66

66

BAB IV

TEMUAN DAN HASIL ANALISIS

A. Analisis Semiotika Representasi Kepemimpinan Islam dalam Talk Show

“Makna & Peristiwa” di TvOne

Saat Program Acara talk show “Makna & Peristiwa” menghadirkan

episode tentang Etika Meraih Kekuasaan yang membahas tentang ramainya

isu mendekati pemilihan pemimpin gubernur DKI Jakarta. Berkenaan dengan

hal tersebut permasalahan dari penelitian akan dianalisis pada bab ini, dengan

melihat tanda-tanda tentang kepemimpinan Islam baik berupa tampilan visual

dan narasi yang disampaikan dalam episode tersebut.

Reprensentasi kepemimpinan Islam akan dianalisis menggunakan

semiotika model Charles Sander Peirce. Dengan mengklasifikasikan tanda

melalui Ikon, Indeks dan Simbol yang terdapat dalam talk show “Makna &

Peristiwa”. Proses narasi yang berlangsung juga akan dianalisis untuk

menemukan hasil interpretasi makna Kepemimpinan Islam.

Narasi pada scene pertama talk show “Makna & Peristiwa” dibuka

dengan menampilkan vidio beberapa wajah yang sempat menjadi isu ingin

mencalonkan diri sebagai bakal calon gubernur DKI. Kemudian Narator

menjelaskan siapa saja bakal calon kandidat dengan diiringi audio intrumen

musik tradisional Jakarta yaitu lagu “Kicir-Kicir”. Beberapa wajah yang

ditampilkan seperti Abraham Lunggana yang mempromosikan dirinya ke

pasar untuk mendengarkan suara rakyat Yusril Ihza Mahendra yang

Page 79: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

67

67

mendatangi tempat menghabiskan masa kecilnya, Hasnaeni mempromosikan

dirinya dengan mendatangi sekolah-sekolah yang membutuhkan perbaikan

fasilitas di Jakarta dan Ahmad Dhani. Dapat diketahui wajah tersebut pernah

ikut serta menghiasi isu ramainya bakal calon kandidat yang ingin maju

menjadi gubernur DKI Jakarta.

Tabel 4. 1

Scene satu, pada durasi menit 01:06-02:311

Sign

Segmen 1

1Sumber Vidio talk show “Makna & Peristiwa” di tvOne telah diunduh dari:

https://www.youtube.com/watch?v=Tj1IblVX670, pada tanggal 6 September 2016.

Page 80: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

68

68

Ikon Beberapa bakal calon kandidat Abraham Lunggana atau H.

Lulung sedang melakukan kampanye di kawasan Pasar

Tanah Abang, berpose dengan mengangkat ibu jari bersama

ibu-ibu yang sedang berbelanja dan pedagang setempat, H.

Lulung terlihat bersikap sangat akrab dan ramah. Dengan

mengenakan kemeja batik ungu dan topi yang terdapat

simbol wajah dirinya, dapat dilihat sekelilingnya terdapat

keramaian pengunjung dibelakang yang penasaran ingin

melihat dirinya dan pajangan barang dagang yang

menumpuk seperti topi menunjukkan sedang berada di Pasar

Tanah Abang.

Kemudian Hasnaeni sedang mengunjungi salah satu sekolah

di Jakarta yang membutuhkan perbaikan dan fasilitas

Page 81: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

69

69

tambahan.

Ahmad Dhani yang mendatangi pimpinan Partai

Kebangkitan Bangsa. Dan Yusril Ihza mahendra yang

mengunjungi daerah masa kecilnya untuk bersilatuhtami

dengan masyarakat kawasan Lodan Dalam Jakarta Utara,

dalam gambar tersebut Yusril sedang berada di Masjid

Ittihadul Muslimin Lodan Dalam Jakarta Utara.

Indeks Indeks pada gambar-gambar tersebut memperlihatkan

beberapa bakal calon gubernur yang berusaha mengunjungi

kawasan-kawasan ibu kota yang pernah akrab dengan

semasa kehidupan mereka. Seperti H. Lulung yang

mengunjungi kawasan pasar Tanah Abang dengan

mengenakan kemeja motif batik dan topi yang terdapat

simbol wajah dirinya. Kemudian Hasnaeni dan Yusril yang

terlihat mengenakan pakaian warna putih yang menandakan

arti bersih atau kesucian.

Simbol Dengan terjun langsung mengunjungi masyarakat akan

membuat masyarakat Jakarta lebih mengenali sosok bakal

calon pemimpin yang ingin mencalonkan diri sebagai

gubernur DKI dengan segala persiapan dan program rencana

mereka sebagai calon pemimpin yang beragam Muslim

untuk meminta dukungan masyarakat.

Page 82: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

70

70

Visualisasi di atas cuplikan dari talk show “Makna & Peristiwa”

menampilkan beberapa wajah yang sempat meramaikan fenomena akan

ditunjuknya kandidat bakal calon gubernur DKI. Pada scene pertama tidak

menampilkan wajah Basuki Tjahaya Purnama yang dirinya juga ikut serta

mencalonkan kembali sebagai bakal calon gubernur DKI, wajahnya ditampilkan

pada scene selanjutnya. Visualisasi pada scene awal tersebut menandakan calon

pemimpin yang merupakan seorang Muslim.

Representasi yang bisa saja hadir dalam bentuk gambar, bahasa dan tulisan

sehingga dapat membentuknya sebuah makna dalam proses penyampaian pesan.

Seperti yang hadir pada cuplikan vidio dalam talk show, tayangan yang dihadirkan

berusaha untuk menginformasikan kembali apa yang telah ada dimasyarakat dan

apa yang telah ditayangkan dalam talk show bisa saja menghasilkan makna lain

bagi yang menafsirkannya.

Hasil wawancara: “Secara visual kita mau menunjukkan kepada

penonton “Makna & Peristiwa” punya ciri khas. Saya tidak

menunjukkan itu sebagai simbol. Beberapa visualisasi yang kita buat

selalu dalam konteks cover both side, baik dari sisi agamanya dan dari

sisi umumnya juga iya kita sampaikan”.2

Tabel 4. 2

Scene dua, pada durasi menit 04:09-06:013

2 Wawancara peneliti dengan Attay Rustandar selaku Produser talk show “Makna &

Peristiwa”, Jakarta 12 Oktober 2016. 3 Sumber Vidio talk show “Makna & Peristiwa” di tvOne telah diunduh dari:

https://www.youtube.com/watch?v=Tj1IblVX670, pada tanggal 6 September 2016.

Page 83: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

71

71

Sign

Segmen 1

Ikon Pada gambar ini Ustad Bachtiar Nasir, sebagai narasumber

tetap atau ulama mengunakan kemeja warna ungu dengan

motif garis ditambah dengan jas hitam, terlihat sangat serius

menanggapi pertanyaan dari host dengan sorot matanya yang

fokus mengarah ke host. Gesture yang ditunjukkan oleh

Bachtiar Nasir dengan mengangkat posisi tangannya

kanannya terlihat diangkat untuk menjelaskan selangkah

demi langkah pertanyaan awal tentang bagaimana ketika

ingin menggapai sebuah kekuasaan. Dalam dialog ini Ustad

Bactiar Nasir menjelaskan pengertian dasar sebuah

kekuasaan.

“Milik Allah lah semua kekuasaan, milik Allah semua

penguasa berikut semua yang dikuasainya artinya boleh jadi

seseorang pada puncak kekuasaanya tapi sebetulnya dia

bukan siapa-siapa. “Tu‟izzu man tasya wa tuzillu man

tasya” ada orang menjabat tapi hina dan tidak berkuasa dia

hanya boneka yang di atur, penjajah dari suatu negara atau

boneka dari seseorang kedudukan ditempatnya ini filosifis

dari makna sebenarnya bahwa kekuasaan itu milik “Malikul

Mulk”.

Kemudian Ustad Bachtiar Nasir juga memberi penekanan

Page 84: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

72

72

dalam dialognya

“Pada dasarnya “Inni jaillun fil ardi khalifah” Aku (Allah)

yang menjadikan siapa khalifah di muka bumi ini. Artinya

orang yang ditugaskan oleh Allah menjabat atau tidak

menjabat tapi menjalankan perannya dalam imaratdunya

dalam menjaga agama, dalam melindungi masyarakat

secara luas itu prinsipnya”.

Pada gambar ini terlihat talk show berlangsung di dalam

studio tvOne yang didekorasi dengan unsur budaya timur, di

sudut pojok kanan atas terdapat logo tvOne dan talk show

ditayangkan secara langsung. Kemudian di bawah terdapat

logo program acara yaitu “Makna & Peristiwa” yang di

bingkai dengan warna merah. Objek diambil secara close up

untuk memperlihatkan ekpresi Ustad Bachtiar Nasir dalam

menanggapi pentingnya pertanyaan agar penonton

memahami secara detil defenisi secara jelas arti sebuah

kekuasaan.

Indeks Kemeja dan Jas yang dikenakan oleh Ustad Bachtiar Nasir

menunjukan agar terlihat rapih, sopan dan formal.

Keseriusan wajahnya menandakan persoalan kekuasaan

adalah hal sangat penting untuk kesejahteraan masyarakat

luas. Dialognya menandakan seorang pemimpin dalam Islam

merupakan sosok yang mengemban tugas untuk menjaga

dan pada dasarnya kekuasaan adalah milik Allah SWT.

Simbol Dari ikon dan tanda verbal mengandung pesan prinsip

Page 85: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

73

73

seorang pemimpin tidak hanya harus menjaga masyarakat

namun harus menjaga agamanya khususnya dalam perspektif

agama Islam, seorang pemimpin harus menjaga agamanya

yaitu agama Islam beserta ajarannya.

Penampilan Ustad Bachtiar Nasir terlihat sangat modern tetapi kurang

menonjolkan sisi tradisi berpakaian seorang ulama di Indonesia. Dilihat dari

program acara yang bernuansa religi Islam kemudian tema episode yang

membahas tentang etika dalam meraih sebuah kekuasaan berdasarkan kriteria

Islam dan menjelaskan bagaimana mencari sosok pemimpin, maka akan lebih

baik apabila Ustad Bachtiar Nasir pada episode tersebut dengan mengenakan baju

koko atau disertai kopiah untuk semakin menambah ciri khas budaya berpakaian

seorang Muslim.

Pesan yang disampaikan oleh Ustad Bachtiar Nasir pada scene tersebut

dalam memaknai sebuah kepemimpinan sesungguhnya adalah milik Allah SWT

dan manusia sebagai pemimpin bertugas sebagai khalifah di bumi ini untuk

menjaga apa yang dititipkan oleh Allah SWT bukan boneka seseorang dibalik

singgasana kekuasaannya.

Seorang pemimpin harus terikat pada tujuan sebagai seorang pemimpin

bukan untuk kepentingan kelompoknya secara pribadi, melainkan ia harus

mementingkan kemajuan agama Islam dalam lingkungannya.4 Dan sebagai umat

Muslim kita harus mengenali dan mengetahui kriteria yang baik dalam

4 Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Leadership, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.

136.

Page 86: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

74

74

menentukan siapa yang akan memimpin. Berkaitan dengan ramainya isu tentang

pemilihan calon gubernur maka talk show “Makna & Peristiwa” ingin

memberikan pelajaran tentang memilih kriteria pemimpin dalam Islam.

Hasil wawancara : “Sedang berkembang isu pilkada DKI jadi ada

beberapa calon lain waktu itu. Ketika ramai akan ada pilkada pemimpin

Jakarta maka diangkatlah tema itu. Ramai ni ada Ahok dan sebagainya

maka dipilihlah tema itu, karena di luar sedang ada isu pemilihan

pemimpin Jakarta yang baru”.5

Tabel 4. 3

Scene tiga, pada durasi menit 06:47-06.506

Sign

Ikon Pada gambar ini terlihat talk show “Makna & Peristiwa”

mengambil cuplikan gambar Sandiaga Uno sebagai calon

kandidat menghadiri acara Pelantikan Dewan Pusat Rumpun

Masyarakat Betawi (RMB) dan Gebyar Budaya Betawi 2016

5 Wawancara peneliti dengan Attay Rustandar selaku Produser talk show “Makna &

Peristiwa”, Jakarta 12 Oktober 2016. 6 Sumber Vidio talk show “Makna & Peristiwa” di tvOne telah diunduh dari:

https://www.youtube.com/watch?v=Tj1IblVX670, pada tanggal 6 September 2016.

Page 87: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

75

75

di Kramat Jati Condet Jakarta Timur, Sandiaga berkampanye

dengan bersilatuhrami terhadap masyarakat suku Betawi

Jakarta. Pada acara tersebut Sandiaga mengenakan baju koko

putih dengan kopiah hitam dan celana hitam. Sandiaga juga

terlihat sangat percaya diri berbicara di atas panggung

dengan memegang microphone. Cuplikan tersebut terdapat

pada scene obral janji para pemimpin yang dapat dilihat dari

tulisan di dekat logo talk show “Makna & Peristiwa”.

Indeks Dengan menghadiri undangan dari salah satu forum

komunitas Betawi menandakan sosok Sandiaga Uno yang

semakin ingin dikenal oleh rakyat Jakarta. Silaturahmi

adalah kegiatan yang baik dalam mendekatkan diri kepada

masyarakat dalam ajang kampanye Pilkada, selain itu

silaturahmi adalah kegiatan yang positif untuk menjalin dan

menguatkan tali persaudaraan. Dalam agama Islam pakaian

koko adalah salah satu pakaian ritual yang dipakai dalam

melakukan ibadah, namun bagi suku Betawi baju koko

selain digunakan sebagai pakaian ritual ibadah, baju koko

dan kopiah menjadi pakaian tradisional yang dikenakan pada

setiap acara.

Simbol Pesan dalam gambar tersebut menandakan simbol Islam

tercermin dari tradisi berpakaian yang dikenakan oleh

Sandiaga Uno dan simbol budaya serta nilai-nilai agama

Page 88: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

76

76

Islam yang begitu melekat dengan budaya Betawi. Salah

satu kegiatan yang sering kali dilakukan untuk

memperkenalkan diri kepada masyarakat dalam

berkampanye adalah silaturahmi digunakan oleh para calon

kandidat sebagai mendekatkan dengan masyarakat dan untuk

menarik perhatian masyarakat terhadap calon kandidat.

Tabel 4. 4

Scene empat durasi menit 07:31-07.337

Sign

Ikon Gambar ini memperlihatkan bakal calon kandidat gubernur

DKI Jakarta Abraham Lunggana dan Yusril Ihza Mahendra

yang sedang berjabat tangan didepan keramaian orang.

Terlihat kerumunan orang dibelakang begitu antusias

melihat dua bakal calon kandidat tersebut saling berjabat

tangan didepan umum. Abraham Lunggana atau H. Lulung

terlihat mengenakan kemeja warna ungu yang dihiasi motif

batik. Sedangkan Yusril Ihza terlihat mengenakan kemeja

7 Sumber Vidio talk show “Makna & Peristiwa” di tvOne telah diunduh dari:

https://www.youtube.com/watch?v=Tj1IblVX670, pada tanggal 6 September 2016.

Page 89: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

77

77

putih yang dilapisi oleh jaket warna abu-abu kecoklatan.

Wajah kedua bakal calon tersebut saling tersenyum dengan

berjabat tangan. Keduanya terlihat antusias ingin maju

untuk menjadi calon kandidat Gubernur DKI Jakarta

walaupun sebagai pesaing. Cuplikan tersebut juag terdapat

pada scene obral janji para pemimpin yang ditayangan

sesudah gambar Sandiaga Uno.

Indeks Dalam gambar tersebut menandakan Abraham Lunggana

atau H. Lulung dan Yusril Ihza sedang berada dalam

aktifitas yang sama. Tidak dijelaskan dalam cuplikan talk

show dalam rangka kegiatan apa dua bakal calon tersebut

bersama-sama dan berjabat tangan yang memperlihatkan

keakraban kedua calon tersebut.

Simbol Gambar tersebut mengandung pesan walaupun sebagai

pesaing namun sebagai calon pemimpin harus menjaga

persaudaraan seperti saling mendukung dan menghindari

adanya konflik serta saling menghujat antar bakal calon

kandidat seperti fenomena yang terjadi saat menjelang

pemilihan umum.

Dalam menentukan seorang pemimpin Islam menganjurkan untuk

mengantipasi agar tidak terjadinya perpecahan dalam proses pemilihan. Islam

sendiri dalam memandang seorang pemimpin adalah sosok yang bisa

Page 90: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

78

78

mengendalikan konflik. Karena konflik terkadang bisa saja tidak dapat dihindari

dalam proses pemilihan, namun mencari sosok pemimpin yang bisa

mengendalikan konflik itu lebih baik agar tidak terjadinya hal-hal yang tidak

inginkan seperti antiproduktif, destruktif, kerusuhan masal, bahkan yang lebih

buruk lagi hingga perusakan fasilitas umum.8 Seperti yang dijelaskan dalam

firman Allah SWT dalam surat al-Maidah ayat 48:

Artinya : “dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan

membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-

Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab

yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah

turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan

meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap

umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.

Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat

(saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya

kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada

8 Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Rajagrafindo

Persada, 2006), h. 157.

Page 91: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

79

79

Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa

yang telah kamu perselisihkan itu”.

Tabel 4. 5

Scene lima, pada durasi menit 08:39-11:599

Sign

segmen 1

Ikon Pada gambar ini terlihat Peneliti senior politik-LIPI, Siti

Zuhroh mengenakan kemeja berwarna putih dengan motif

bunga berwarna merah muda dan jilbab polos berwarna

merah muda. Siti Zuhroh menceritakan kejadian yang terjadi

saat kampanye pilkada dengan gaya bicara yang santai,

lembut dan lugas

“Dalam kampanye kita se Indonesia sudah melakukan

1300an pilkada sejak rentang tahun 2005 sampai 2015

yang lalu. Ada pilkada serentak tahun 2015 tapi kita

mengulang terus perilaku yang tidak positif. Kita

mereproduksi menghalalkan segala cara untuk menang

„poko‟e menang‟, kampanye tidak boleh melakukan hal

seperti itu, dalam demokrasi belum lagi dari perspektif pak

ustad yang yang telah menjelaskan dengan bagus syarat

substansi menurut saya itu tidak boleh menghalalkan cara

apalagi melakukan kebohongan publik. Kampanye esensinya

adalah mentransfer pengetahuan, mengtransfer visi misi

yang dimiliki oleh calon kepada pemilih tentunya tidak boleh

ada kebohongan, kalau dia mampu sampaikan kapasitas

hanya mampu bisa membangun jalan hanya berapa

kilometer katakan, perkara lebih itu silahkan asalkan jangan

9 Sumber Vidio talk show “Makna & Peristiwa” di tvOne telah diunduh dari:

https://www.youtube.com/watch?v=Tj1IblVX670, pada tanggal 6 September 2016.

Page 92: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

80

80

bombastis,apalagi dikemas dalam media framing , lembaga

survei lagi-lagi tidak mencerahkan mencerdaskan. Itu yang

harus dihindari. jadi tidak hanya dari perspektif akidah kita

yang Islam, etika dalam demokrasi nilai-nilainya juga

seperti itu, apalagi kita punya Pancasila yang disitu ada

Prikemanusiaan yang adil dan beradab, keadaban kita akan

tergerus dengan menghalalkan semua cara. Melalui

kampanye-kampanye yang tidak bisa

dipertanggungjawabkan karena nilai-nilai yang dilabrak”.

Teknik pengambilan gambar dilakukan secara close up

sehingga memperlihatkan ekspresi wajah Siti Zuhroh yang

mengarah ke host.

Indeks Kemeja dengan warna yang dikenakan oleh Siti Zuhroh

sebagai narasumber tamu memperlihatkan sosok yang

feminim dan lembut sesuai dengan gaya bicaranya yang

santai namun tetap terlihat tegas dengan berbagai informasi

yang disampaikan berdasarkan pengetahuan dan

pengalamannya sebagai peneliti senior LIPI berhubungan

dengan permasalahan politik yang ada di Indonesia. Narasi

yang disampaikannya pada scene tersebut berkaitan dengan

asumsi naratif Fisher agar para calon kandidat menggunakan

cerita yang menggugah untuk meyakinkan masyarakat untuk

memilih namun tidak berlebihan. Dialognya juga

menandakan buruknya sistem kampanye di Indonesia saat

proses pilkada langsung yang sudah terlaksana sejak

beberapa tahun yang lalu.

Page 93: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

81

81

Simbol Dialog yang disampaikan Zuhroh berpesan negara Indonesia

yang mayoritas penduduknya adalah Muslim, begitu pula

dengan daerah ibu kota maka sebagai calon pemimpin

diharuskan menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman yang

sudah diajarkan dalam hidup dan selama proses sejarah

negara ini berlangsung, namun tidak hanya dalam prespektif

Islam juga secara perspektif demokrasi politik di Indonesia.

Pendapatnya tersebut menandakan ketidaksetujuannya

dengan black campaign yang dilakukan oleh tiap-tiap calon

kandidat yang melanggar hukum Islam dan peraturan

pilkada negara ini.

Tabel 4. 6

Scene enam, pada durasi menit 12:00-13:5410

Sign

segmen 1

Ikon Pada gambar ini JJ Rizal sebagai narasumber tamu

menggunakan kemeja putih yang sedang menanggapi

pertanyaan dari host, terlihat mengangkat tangan kirinya. Di

10

Sumber Vidio talk show “Makna & Peristiwa” di tvOne telah diunduh dari:

https://www.youtube.com/watch?v=Tj1IblVX670, pada tanggal 6 September 2016.

Page 94: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

82

82

sudut belakang terlihat backstage studio terdapat layar besar

yang menayangkan situasi jalanan ibu kota dipenuhi oleh

kendaraan yang lalu lalang. Di sudut kanan pojok atas

terlihat logo tvOne dan tulisan LIVE bahwa siaran ini

disiarkan secara langsung, gambar ini diambil dengan

medium shot sehingga mimik wajah tidak terlalu terekspose.

Kemudian terdapat logo talk show “Makna & Perisiwa” dan

menginformasikan identitas narasumber saat sedang

berbicara yang berprofesi sebagai sejarawan. Dialog yang

disampaikan pada scene ini yaitu tanggapan JJ Rizal sebagai

sejarawan tentang sejarah pilkada di Ibu kota, kemudian

sejarawan ini memberikan pendapatnya

“Waktu kampanye janjinya muluk-muluk MasyaAllah tapi

begitu berjalan pemerintahannya dilupakan, bahkan

sekarang mereka lebih nekat menurut saya, mereka berani

membuat janji dan kontrak politik ditanda tangani tapi

dilupakan. Dulu ada istilah bagus dari pak Noorcholis

Majid intelektual Muslim kita namanya Patsun Politik-Etika

politik, jadi etika beda dengan etiket, etika berurusan

dengan publik etiket berkaitan dengan sopan santun

bagaimana cara bertutur kata, yang kita tidak punya hari ini

menurut saya etika politiknya-patsun politik kita yang

hilang. Dan tadi ustad ngomongin kita ingat bagaimana

republik kita didirikan memang konsensusnya politik, tapi

agama menjadi hal yang sangat penting itu digambarkan

dalam proklamasi kita “Atas berkat rahmat Tuhan Yang

Maha Esa”, sila pertama dan kemudian konsensus mereka

di BPUPKI adalah sila yang pertama, karena Hatta

berbicara biarlah semua perbuatan politik kita disinari oleh

cahaya Ilahiyah tapi sekarang tidak ada cahaya Ilahiyah,

hanya kebohongan pengingkaran”.

Indeks JJ Rizal dengan kemeja putihnya memberikan tampilan

Page 95: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

83

83

yang sederhana dan warna putih yang melambangkan suci

dan bersih. JJ Rizal berusaha memberikan penjelasan dengan

mengingat kembali proses sejarah pilkada DKI Jakarta

ditambah dengan talk show yang disiarkan secara langsung

sehingga tidak ada editing. Dialog yang disampaikan oleh JJ

Rizal ingin membandingkan bahwa fenomena pilkada saat

ini lebih buruk dibandingkan pilkada yang terjadi pada masa

sebelumnya. Negara ini mengalami krisis kepemimpinan

karena sulitnya menemukan pemimpin yang bisa menjadi

wadah untuk rakyatnya.

Simbol Dialognya memberikan penjelasan pentingnya memahami

makna etika dalam sebuah sistem politik ditambah para

pembangun negeri ini mayoritas adalah Muslim, sehingga

banyak konsensus dari negara republik Indonesia yang

mengambil pesan dan aturan yang berasal dari agama Islam.

Makna cahaya Ilahiyah yang disampaikan menandakan

setiap pemimpin tidak hanya memiliki jiwa politik yang baik

melainkan seorang pemimpin yang paham peraturan dalam

Islam.

Representasi kepemimpinan Islam terlihat pada narasi JJ Rizal yang

menceritakan konsensus negara Republik Indonesia yang pada dasarnya memang

dibentuk oleh sistem demokrasi politik, namun agama menjadi suatu acuan untuk

Page 96: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

84

84

membangun suatu sistem kepemimpinan yang baik. Senada dengan yang

diungkapkan oleh Muhammad Abdul Karim dalam tulisannya menjelaskan

pendapat Muhammad Nasir yang mengatakan bahwa Pancasila sebagai dasar

negara yang bercorak ladiniyah. Hal tersebut karena negara yang berlandaskan

Islam disebabkan oleh adanya penduduk beragama Islam yang mayoritas di

Indonesia, namun agama tidak dijadikan sebuah dasar negara melainkan sebagai

rujukan bersama.11

Tabel 4. 7

Scene tujuh, pada durasi menit 23:10-26:4412

Sign

Ikon Pada gambar ini terlihat JJ Rizal yang sedang menunjuk

telinganya yang menghadap arah host. Gerakan tersebut ia

lakukan kemudian ia berbicara dengan logat betawi yang

kental tentang sosok pemimpin mantan gubernur DKI

Jakarta Ali Sadikin. Sosok Ali Sadikin adalah pemimpin

muslim yang menurut pandangannya pemimpin Jakarta yang

baik, karena Gubernur Ali Sadikin bisa menjadi telinga yang

11

Abdul Karim, Menggali Muatan Islam dalam Perspektif Pancasila, ( Yogyakarta:

Surya Raya, 2004), h. 50. 12

Sumber Vidio talk show “Makna & Peristiwa” di tvOne telah diunduh dari:

https://www.youtube.com/watch?v=Tj1IblVX670, pada tanggal 6 September 2016.

Page 97: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

85

85

untuk rakyatnya seperti yang JJ Rizal gambarkan dengan

menunjukan jari telunjuknya ke telinga. Gambar diambil

dengan medium shot sehingga dapat terlihat disebelah kiri JJ

Rizal terdapat Siti Zuhro yang sedang duduk dan menyimak

pembicaraan JJ Rizal. Dalam dialognya ia mengatakan

“Pemimpin sekarang yang berhasil dibeberapa kota dunia,

dia yang berhasil menciptakan dirinya bukan sebagai

superhero, bukan sebagai jagoan yang menyelesaikan

masalah itu sendiri tapi bagaimana ia hadir sebagai medium

partisipasi publik jadi dia menjadi suara-suara dan tempat

ide-ide berkumpul dan menjadikan kebijakan-kebijakan

politik. Menurut saya ini bukan hal baru masa bang Ali

waktu dia terakhir memimpin usia 77 tahun, hal yang

pertama yang dilakukan saya berhasil karena saya punya

kuping yang baik, dia mau mendengarkan orang bukan

menjadikan dirinya sebagai sumber kebenaran kamu salah,

kamu salah, kamu salah, saya benar. Justru bang Ali itu

bertindak karena dia mau mendengar cara kritik yang

membangun. Para pengamat dan pengkritik saya yang

paling keras, jusnalis yang paling pedas mengritik saya itu

adalah karyawan pegawai pemkot DKI Jakarta yang tidak

bernomor induk dan begaji, itu peranan pentingnya

dianggap segitunya”.

Indeks Pembicaraan JJ Rizal membuat khalayak mengetahui serta

kembali mengingat sosok Ali Sadikin saat menjabat menjadi

gubernur DKI Jakarta. JJ Rizal menandakan sosok yang

pantas meminpin Jakarta adalah sosok yang bisa mencontoh

dan mempelajari jejak gubernur Ali Sadikin dan berpendapat

gubernur di masa sekarang lebih banyak yang hanya ingin

dipandang sebagai sosok yang dihormati dan disanjung oleh

rakyat bukan pemimpin yang berani mendapatkan sindiran

Page 98: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

86

86

keras dari rakyat. Narasi dialog yang disampaikan oleh JJ

Rizal berkaitan dengan asumsi naratif tentang cara berpikir

seseorang dipengaruhi sejarah, biografi, budaya dan karakter

dalam memustuskan cerita mana yang diyakini. Asusmsi

tersebut sesuai dengan cara berpikir JJ Rizal sebagai seorang

sejarawan.

Simbol Pada ikon tersebut menunjukkan bahwa JJ Rizal sangat

mengagumi sosok pemimpin mantan gubernur DKI Ali

Sadikin. Hal tersebut merepresentasikan bahwa sosok

pemimpin merupakan sosok yang harus memiliki jiwa

pemberani dan siap untuk menerima terpaan kritikan dari

siapa saja.

Tabel 4. 8

Scene delapan, pada durasi menit 33:17-37:0813

Sign

Ikon Pada gambar ini terlihat semua narasumber dan host berada

dalam satu frame. Gambar diambil secara long shot sehingga

13

Sumber Vidio talk show “Makna & Peristiwa” di tvOne telah diunduh dari:

https://www.youtube.com/watch?v=Tj1IblVX670, pada tanggal 6 September 2016.

Page 99: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

87

87

memperlihatkan seluruh bentuk studio talk show “Makna &

Peristiwa tvOne. Studio didesain dengan dengan gaya

arsitektur timur tengah seperti ukiran tembok dibelakang

bangku narasumber tetap Ustad Bachtiar Nasir. Pada scene

ini Ustad Bachtiar Nasir menjelaskan seorang pemimpin

yang seperti dikriteriakan pada masa Rasulullah SAW

adalah pemimpin yang bisa menjadi suritauladan dalam solat

dan tauladan pada sikap dan perilakunya dalam kehidupan

sehari-hari, kemudian menjelaskan tentang dasar dari negara

Indonesia yaitu Pancasila secara garis besar mengambil

pesan-pesan dari ajaran Islam seperti sila ke empat Hikmah

kebijaksanaa dalam permusayawaratan dan perwakilan yang

digambarkan sebagai orang yang berhikmah adalah orang

yang memiliki ilmu yang bermanfaat dan beramal soleh.

Pendapatnya bahwa proses pemilihan kepala daerah atau

Pilkada langsung yang terjadi saat ini adalah sebuah

pengkhianatan dan pengingkaran. Dalam scene tersebut

terlihat Ustad Bachtiar Nasir nampak sangat tidak setuju

dengan proses pemilihan melalui Pilkada Langsung. Seperti

yang dikatakan oleh Ustad Bachtiar Nasir

“Yang terjadi saat ini itu pengingkaran hal ini tidak akan

berhenti, kita semua harus tahu dulu tokoh Indonesia

mencak-mencak jangan dipilih DPR, jangan dipilih oleh

MPR semua bajingan pilih pilkada langsung ternyata

pilkadal juga. Membohongi seratus juta orang lebih mudah,

menyogok seratus juta orang katanya lebih mudah dariapda

Page 100: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

88

88

menyogok anggota dewan. Sehingga itu menjadi ukuran duit

jadi satu orang disogok seratus ribu rupiah, peganglah

seratus juta suara berarti dia harus punya sepuluh triliun,

dia sudah bisa menjadi orang yang berkuasa di indonesia

secara media”

Indeks Tata ruangan studio di desain dengan suasana modern dan

arsitektur timur tengah menambah suasana religi dalam talk

show. Ustad Bachtiar Nasir dengan pendapatnya

menandakan tauladan yang baik dalam memilih pemimpin

adalah melihat dan meneladani sifat-sifat Rasulullah SAW

dan proses yang baik dalam memilih pemipin adalah sosok

yang memiliki iman yang kuat yaitu salah satunya bisa

melihat dari solatnya, karena solat adalah tiang agama.

Dialog pada scene tersebut terdapat sampel dari koherensi

Simbol Dari ikon dan tanda verbal melalui dialog yang disampaikan

oleh ustad Bachtiar Nasir adalah sosok ulama yang

menjunjung tinggi nilai-nilai keIslaman dalam menentukan

sosok pemimpin. Seorang pemimpin dalam kriteria Islam

adalah seorang Muslim dan Ustad Bachtiar Nasir setuju

terhadap proses pemilihan kepada daerah yang dipilih atau

ditunjuk oleh para petinggi pemerintahan melalui

musyawarah dan kesepakatan.

Pada dasarnya kriteria pemimpin yang paling utama dan wajib dalam

agama Islam dalam memilih seorang pemimpin ialah seorang Muslim. Senada

dengan apa yang diungkapkan oleh ustad Bachtiar Nasir dalam memandang

Page 101: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

89

89

seorang pemimpin syarat paling utama seorang pemimpin adalah Muslim. Selain

itu talk show pada tema hari itu juga memang bertujuan ingin mengedukasi

masyarakat tentang kepemimpinan dalam Islam yang salah satunya ingin

menginformasikan sebagai seorang Muslim maka sebaiknya memilih calon

pemimpin yang seorang Muslim.

Hasil wawancara : “Tujuan kita ini ingin memberikan pelajaran tanpa

harus mengajari, memberi wawasan tetapi tidak mengintervensi, tidak

mengintimidasi penonton untuk memilih siapa, menyebut orang atau

menyebut nama, tapi kriterianya ada dalam Islam ada, pemimpin

ideal dalam Islam adalah satu misalnya tidak boleh non Muslim

sudah jelas, kan calon itu nanti banyak sekarang ada tiga calon kalau

soal pemilihan terserah penonton kita tidak menunjuk, tidak

memaksakan, tidak mengintervensi. Kita Cuma memberi pengetahuan

saja bahwa dalam Islam ada kriteria harus dipilih”.14

Berdasarkan hasil wawancara menjelaskan bahwa program acara talk

show “Makna & Peristiwa” tidak ingin menyudutkan agar khalayak memilih

kandidat tertentu atau jangan memilih kandidat tertentu. Tetapi dalam agama

Islam terdapat ketentuan khusus yang diperlukan dalam menentukan seorang

pemimpin dan hal tersebut dilakukan oleh talk show yang bertujuan untuk

mengedukasi masyarakat untuk membuka wawasan tentang memilih pemimpin

dalam agama Islam. Apa yang ingin disampaikan oleh talk show “Makna &

Peristiwa” sesuai dengan yang tertera dalam agama Islam melalui penjelasan oleh

Ustad Bachtiar Nasir.

Tabel 4. 9

Scene sembilan, pada durasi menit 44:01-46:1015

14

Wawancara peneliti dengan Attay Rustandar selaku Produser talk show “Makna &

Peristiwa”, Jakarta 12 Oktober 2016. 15

Sumber Vidio talk show “Makna & Peristiwa” di tvOne telah diunduh dari:

https://www.youtube.com/watch?v=Tj1IblVX670, pada tanggal 6 September 2016.

Page 102: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

90

90

Sign

Ikon Pada visualisasi tersebut terlihat Ustad Bachtiar Nasir yang

sedang mengangkat ke atas tangan kanannya yang diambil

pada scene terakhir dalam kesimpulan tentang etika meraih

kekuasaan yang menyimpulkan sosok pemimpin harus

memiliki kriteria beramal soleh dan berhikmah dalam

narasinya pada segmen tersebut Ustad Bachtiar Nasir

mengatakan pendapatnya kembali tentang pilkada,

“Katakanlah demokrasi dalam bahasanya yang liberal saat

ini sedang dipaksakan, nah di Indonesia kita lihat kemarin

mau outdoor pilkada langsung inilah yang terjadi. Bahasa

agamanya mudharatnya lebih banyak daripada manfaatnya.

Misalnya gara-gara pilkada langsung ini perceraian juga

banyak karena pilihan suami dan istri berbeda, pilihan

mertua dengan menantu berbeda. Akhirnya tidak harmonis

pertemanan menjadi kacau, karena permasalahan politik ini

permasalahan yang sangat rentan dengan perbedaan dan

perpecahan. Dan yang kedua masyarakat kita milih RW aja

belum tentu bisa, disuruh milih bupati beberapa daerah

tertentu. Saya tidak ingin merendahkan intelektualitas

politik kita tapi katakanlah orang Jogja masih setia dengan

budaya kerajaannnya, di Papua dibeberapa tempat mereka

punya polanya sendiri dengan sistem indoor wallahualam

kembali pada niataan rakyat Indonesia ini yang dipimpin

oleh pemimpinnya harus oleh hikmah, orang yang berilmu

dan beramal soleh. Tentu dengan permusyawaratan dan

perwakilan, dan aktivkan lagi itu MPR dan aktivkan lagi

sistem perwakilan Waallahualam”.

Page 103: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

91

91

Indeks Sekali lagi Ustad Bachtiar Nasir mempelihatkan

ketidaksetujuannya terhadap proses pemilihan calon

pemimpin daerah dengan proses pilkada langsung. Dalam

ucapannya yang berpendapat bahwa pilkada langsung

mengundang mudharat yang lebih banyak, ditandai pula

dengan gerakan-gerakan tangan ustad Bachtiar Nasir yang

menambahkan nilai tanda tentang pesannya agar MPR

kembali mengambil alih keputusan dalam menentukan

pemimpin daerah.

Simbol Dari tanda-tanda tersebut menandakan Ustad Bachtiar Nasir

tidak setuju dengan proses pilkada langsung dan talk show

mengemas pesan makna kepemimpinan Islam melalui

kriteria-kriteria menentukan pemimpin dalam Islam yaitu

sosok pemimpin yang soleh dan berhikmah.

Representasi kepemimpinan Islam dapat dilihat melalui pesan verbal oleh

Ustad Bachtiar Nasir. Pemimpin yang menjadi tauladan bagi umat Muslim ialah

Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW pun menjadi hikmah untuk para

sahabatnya agar mencontoh sikap dan perilaku Rasul dalam menjalankan sebuah

kepemimpinan, walaupun dalam keadaan sesulit apapun Rasulullah akan bersikap

tangguh untuk melawan rasa putus asa.

Hasil wawancara : “Di situ dibahas kriteria pemimpin dalam Islam itu

seperti apa. Lalu Memilih pemimpin itu sebaiknya yang bagaimana, lalu

misalnya Islam memfatwakan pemimpin itu seperti apa, terus mana yang

Page 104: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

92

boleh dipilih dan tidak boleh dipilih kriterianya seperti apa. Tidak keprofil, tidak menyebutkan nama tetapi kriteria saja. Disebutlah kriteriapemimpin dalam Islam yang patut dipilih adalah satu ini, dua ini dan tigaini. Dan yang tidak dianjurkan untuk dipilih. Maknanya adalah ini jadimemberikan pelajaran pemimpin secara kriteria Islam”.16

Adapun pendapat ustad Bachtiar Nasir pada scene tersebut tentang

pilkada langsung ialah masih banyak mengundang kontroversi pada saat ini,

dikarenakan bergesernya fungsi yang dipakai untuk mempenalkan para calon

kandidat dengan cara berkampanye yang seharusnya menjadi ajang tukar

informasi antara kandidat dan masyarakat justru menjadi ajang sebar fitnah

bahkan konflik massa. Selain itu dalam perspektif Islam untuk memilih seorang

pemimpin daerah seharusnya bisa dilakukan oleh seorang ulil amri yaitu orang

yang lebih atau paling tinggi tingkatannya. Karena pilkada cakupannya adalah

menentukan pemimpin daerah maka pemimpin daerah tersebut bisa tentukan oleh

pihak yang lebih tinggi jabatannya dengan hal tersebut pemilihan calon pemimpin

daerah akan lebih adil dan jauh dari nilai-nilai black campaign.17 Seperti yang

dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam surat An-Nisa ayat 58:

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanatkepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabilamenetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan denganadil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknyakepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Mahamelihat”.

16 Wawancara peneliti dengan Attay Rustandar selaku Produser talk show “Makna &Peristiwa”, Jakarta 12 Oktober 2016.

17 Pemilu dan Demonstrasi dalam Pandangan Islam, Artikel diakses pada tanggal 22Oktober 2016, dari:https://Rumaso.com/256-pemilu-dan-demonstrasi-dalam-pandangan-Islam.html.

Page 105: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

93

93

Ayat tersebut memberi penjelasan yang luas terhadap menyerahkan suatu

amanah atau kepercayaan kepada seseorang yang berhak menerimanya. Dan

membuat membuat keputusan yang adil dalam menetapkan sebuah hukum. Pada

talk show yang terdapat pembahasan proses pemilihan kepaa daerah atau pilkada

secara langsung dalam menentukan pemimpin harus dipastikan dapat terlaksana

secara adil agar terbentuknya sebuah sistem pemilihan yang tepat dilakukan pada

daerah tertentu dengan melihat kualitas dan kapasitas rakyatnya apakah sudah bisa

memilih pemimpin dengan adil tanpa terhasut oleh politik uang.

B. Narasi Pesan Kepemimpinan Islam dalam Talk Show “Makna &

Peristiwa” di TvOne

Pada dasarnya manusia adalah makhluk pencerita. Seperti yang

dijelaskan pada teori naratif Fisher dalam paradigma naratifnya. Begitu pula

yang terdapat dalam sebuah talk show terdapat sebuah narasi agar

berlangsungnya sebuah penyampaian pesan melalui bahasa yang mencakup

verbal maupun non verbal. Pesan yang disampaikan melalui narasi bukan

sekedar cerita yang dikisahkan namun terabaikan begitu saja. Melainkan

dengan narasi sebuah cerita dapat memiliki alur atau plot awal, tengah dan

akhir untuk menjelaskan makna yang terkandung melalui proses penyampaian

pesan atau proses komunikasi, narasi juga digunakan oleh peneliti untuk

mencari petunjuk lain dalam mengindikasikan sebuah tanda melalui narasi.

Untuk menjelaskan simbol-simbol atau tindakan yang terdapat proses

komunikasi, narasi memiliki peran penting untuk menjelaskan simbol atau

Page 106: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

94

94

tindakan dengan mengartikan makna yang disampaikan oleh pencerita

kemudian diartikan oleh pendengar. Untuk mencari bagaimana talk show

“Makna & Peristiwa” di tvOne membentuk makna Kepemimpinan Islam

dalam episode Etika Meraih Kekuasaan maka bisa dilihat dari proses narasi

yang berlangsung. Dalam talk show juga terdapat alur atau plot awal tengah

dan akhir yang terbagi dalam beberapa segmen.

Alur awal merupakan tahap pembukaan dari talk show “Makna &

Peristiwa”. Pada tahap awal talk show dibuka dengan memberikan cuplikan

vidio wajah-wajah bakal calon gubernur DKI, pada masa itu belum diputuskan

siapa saja yang resmi akan maju menjadi bakal calon kandidat sesunggunya

yang dijelaskan oleh suara narator. Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan

dasar sebagai pembuka materi episode “Etika Meraih Kekuasaan” yang

dijelaskan oleh Ustad Bachtiar Nasir secara sudut pandang Islam agar

khalayak mengetahui pemimpin seperti apa yang layak dan tidak layak untuk

dipilih, kemudian Siti Zuhroh menjelaskan arti dari pilkada yang semestinya.

Pada alur tengah merupakan inti dari materi yang dibahas, yang

membahas fenomena-fenomena saat berlangsungnya pemilihan calon

pemimpin daerah yang disertai cuplikan vidio fenomena kampanye dan

penjelasan bagaimana Islam memandang money politic dalam proses

pemilihan, pemimpin seperti apa yang siap memimpin daerahnya, lalu

dilanjutkan dengan mengulas kembali kisah Rasulullah SAW saat menentukan

seorang pemimpin kemudian proses yang dianjurkan dalam agama Islam. Dan

alur akhir, alur ini merupakan langkah menuju akhir sebuah proses narasi yang

Page 107: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

95

95

memuat pesan-pesan inti kemudian disimpulkan untuk menjawab hasil

pembahasan dari episode “Etika Meraih Kekuasaan”.

Untuk menilai kualitas dari sebuah narasi maka dibutuhkan koherensi

dalam sebuah cerita. koherensi merupakan standar yang sangat penting dalam

menilai rasionalitas sebuah narasi. Terdapat tiga elemen koherensi untuk

melihat rasional naratif.

a. Koherensi Struktural

Merupakan tingkatan untuk menilai sebuah cerita berlangsung dan

berjalan dengan lancar. Ketika cerita membingungkan pendengar, ketika

bagian satu tidak tersambung dengan bagian lainnya, alurnya tidak jelas,

maka dapat dipastikan bahwa cerita tersebut kekurangan koherensi

struktural. Pada tahapan elemen koherensi struktural, alur yang

merepresentasikan kepemimpinan Islam dalam episode etika meraih

kekuasaan terlihat melalui dialog yang disampaikan oleh narasumber tetap

Ustad Bachtiar Nasir.

Ustad Bachtiar Nasir: “Inni jaillun fil ardi khalifah Aku yang akan

menjadikan siapa Khalifah dimuka bumi ini. Artinya orang yang

ditugaskan oleh Allah menjabat atau tidak menjabat tapi menjalankan

perannya dalam „imaratdunya‟ dalam menjaga agama, dalam

melindungi masyarakat secara luas itu prinsipnya. Dalam politik

Islam barangkali „hirosatuddin wa himmayaturoiiyah‟ yang ketiga

tentu disitu ada akhlak bahkan dalam berperang pun dalam islam

ada akhlak, dalam mencapai kekuasaan sesuatu yang benar akan

dicapai dengan yang benar mencegah kemungkaran tidak boleh

menimbulkan kemungkaran yang lebih besar itu dasar-dasarnya”.17

17

Narasi dialog dalam Talk show “Makna & Peristiwa” tvOne, episode: Etika Meraih

Kekuasaan 24 Maret 2016, durasi 05:12 hingga 06:01.

Page 108: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

96

96

Dalam kalimat tersebut dijelaskan bahwa seorang pemimpin

merupakan orang yang menjaga rakyatnya sekaligus menjaga agamanya.

Khususnya dalam perspektif Islam seorang pemimpin adalah orang yang

menjaga agamanya sendiri kemudian menciptakan toleransi umat

beragama. Selain itu dalam proses mendapatkan sebuah kekuasaan

diperlukan etika untuk mendapatnya seperti yang telah diajarkan dalam

agama Islam etika dalam meraih kekuasaan sangat diperlukan untuk

mencegah terjadinya kemungkaran saat memilih seorang pemimpin.

Hal yang disampaikan oleh ustad Bachtiar Nasir sesuai dengan

konsep kepemimpinan yang menjelaskan bahwa dalam menentukan

seorang pemimpin yang merupakan sosok yang memiliki kedudukan yang

paling tinggi maka diperlukan sikap yang bijaksana dalam mencari

pemimpin agar pemimpin tersebut tidak mengajak pada perbuatan yang

maksiat kepada Allah SWT.18

Sehingga apa yang disampaikan oleh Ustad

Bachtiar Nasir sangat jelas terdapat pemimpin Islam dan unsur kalimat

tersebut tidak kekurangan koherensi struktural.

Representasi kepemimpinan Islam juga diperlihatkan dalam dialog

narator yang menjelaskan

Narator : “Dalam Islam menjelaskan norma dan etika dalam

memimpin sendiri sangat jelas. Islam diatur untuk mencari

pemimpin yang amanah, adil dan tidak berperilaku zhalim kepada

rakyatnya, bahkan Rasulullah SAW melarang untuk mengangkat

calon pemimpin yang meminta jabatan. Hal ini sesuai dengan hadis

Bukhari Abu Musa berkata “saya berkata dan dua orang anak

pamanku menemui Rasulullah SAW, salah seorang dari keduanya

18

Husni Rahim, Sistem Otoritas & Administrasi Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

1998), h. 28.

Page 109: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

97

97

lalu berkata wahai Rasulullah angkatlah kami sebagai pemimpin

atas sebagian wilayah yang diberikan Allah azza wa jalla

kepadamu, yang lagi mengucapkan perkataan serupa maka beliau

bersabda: Demi Allah, sesungguhnya kami tidak akan memberikan

jabatan bagi orang yang meminta dan rakus terhadapnya”.

Menjejali rakyat dengan mimpi-mimpi indah tentang perbaikan

nasib pasca pilkada menundukan rakyat dalam batas-batas dasar

kesadaran psikologinya bahkan berbohong untuk sebuah jabatan

bukanlah hal baik untuk dilakukan dalam sebuah kampanye.

Mempunyai pemimpin daerah yang mampu membawa perubahan,

kemandirian dan mengutamakan kepentingan masyarakat adalah

harapan setiap warga hal ini kiranya bisa dicapai apabila calon

pemimpin daerah bisa menjadi panutan dan suritauladan yang baik

untuk masyarakatnya”.19

Narasi tersebut menjelaskan agama Islam merupakan agama yang

memiliki kriteria tertentu dalam menentukan seorang pemimpin atau

umara. Dalam nilai-nilai Islam seorang pemimpin harus seorang yang

amanah, karena dengan memiliki sifat amanah seorang pemimpin akan

memegang teguh janji-janjinya selain kepada rakyat terutama janjinya

kepada Allah SWT. Selain itu dalam Islam sebuah jabatan adalah bukan

seperti barang yang diminta atau diberikan kepada siapa saja, melainkan

ada perjuangan yang harus menjadi pembuktian bahwa sosok tersebut

layak menjadi pemimpin rakyatnya atau umatnya.

Apa yang disampaikan oleh ustad Bachtiar Nasir dengan

disampaikan oleh narator koheren. Narasi yang disampaikan oleh Ustad

Bachtiar nasir alurnya terjadi sangat lancar dan tersambung dengan yang

dijelaskan oleh narator dalam menjelaskan pembukaan etika dalam meraih

19

Narasi dialog dalam Talk show “Makna & Peristiwa” tvOne, episode: Etika Meraih

Kekuasaan 24 Maret 2016, durasi 06:51 hingga 08:10.

Page 110: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

98

98

kekuasaan khususnya yang menjelaskan secara perspektif ajaran agama

Islam.

Sebagai narasumber tetap dari program acara talk show “Makna &

Peristiwa” di tvOne Ustad Bachtiar Nasir diarahkan memiliki pendapat

yang sejalan dengan tema pembahasan serta arahan dari tim produksi.

Namun hal tersebut tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya

pendapat-pendapat lain yang diungkapkan oleh Ustad Bachtiar di luar

skema yang telah direncanakan. Terutama disebabkan oleh talk show yang

ditayangkan secara langsung, sehingga bisa saja terjadi improvisasi yang

diakibatkan percakapan antara narasumber tetap dan narasumber tamu.

Hasil wawancara: “Pertanyaan itu tidak dilemparkan sebelum talk

show apalagi Live, ada beberapa pertanyaan yang mungkin keluar

dari improvisasi ustad, improvisasi host nya. Kalau kita hanya

kasih point-point nya saja”.20

b. Koherensi Material,

Pada tingkatan koherensi material akan mengarahkan narasi pada

sesuatu yang memiliki keterkaitan dengan narasi yang lain. Namun, ketika

ada narasi yang terdapat kekurangan atau berbeda sehingga menyebabkan

narasi yang bertolak belakang kemudian menimbulkan singgungan

terhadap narasi yang berbeda tersebut. Ini dapat mengakibatkan pendengar

akan lebih mempercayai salah satu narasi yang dianggapnya lebih diterima

dengan pengalaman mereka. Maka narasi yang berbeda tersebut memiliki

kekurangan kekurangan koherensi material.

20

Wawancara peneliti dengan Attay Rustandar selaku Produser talk show “Makna &

Peristiwa”, Jakarta 12 Oktober 2016.

Page 111: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

99

99

Pada segmen satu Ustad Bachtiar Nasir berbicara tentang

bagaimana dasar-dasar dari dibentuknya suatu pemerintahan kemudian JJ

Rizal menyetujui pendapat Ustad Bachtiar Nasir yang menjelaskan bahwa

konsensus dari negara ini memang didasari oleh sistem politik tapi agama

menjadi latar belakang dari terbentuknya sebuah sistem. Melihat dari

sejarah latar belakang terbentuknya republik Indonesia jika diperhatikan

memang banyak dipengaruhi oleh pemimpin-pemimpin Muslim, sehingga

hal yang wajar jika banyak peraturan di negeri ini yang mengambil dasar-

dasar ajaran agama Islam.

Pada tahapan selanjutnya narasi yang dianggap berbeda dan

mengkibatkan singgungan terjadi pada segmen tiga. Saat itu Ustad

Bachtiar Nasir berdialog tentang indikator-indikator seorang pemimpin

yang dilihat pada masa Rasulullah SAW, kemudian melanjutkan narasi

dialognya terlihat kecewa tentang fenomena pilkada yang terjadi saat ini.

Ustad Bachtiar Nasir : “Yang terjadi saat ini itu pengingkaran,

hal ini tidak akan berhenti. Kita semua harus tahu dulu tokoh

Indonesia yang mencak-mencak jangan dipilih oleh DPR jangan

dipilih oleh MPR mereka semua bajingan, pilih pilkada langsung

ternyata pilkadal juga”.21

Dalam dialog tersebut Ustad Bachtiar Nasir mengungkapkan

kekecewaannya terhadap sistem dalam memilih seorang pemimpin yang

terjadi saat ini. Meskipun maksud dari ungkapan pada saat dulu tokoh

Indonesia yang menyarankan agar pilkada tidak dipilih oleh anggota DPR

atau MPR karena berpendapat mereka tidak bijaksana atau tidak adil

21

Narasi dialog dalam Talk show “Makna & Peristiwa” tvOne, episode: Etika Meraih

Kekuasaan 24 Maret 2016, durasi 36:23 hingga 36:40.

Page 112: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

100

100

tersebut adalah ungkapan orang lain yang dikatakan oleh Ustad Bachtiar

Nasir tetapi kata “bajingan” seharusnya tidak diucapkan secara langsung

di depan layar kaca televisi ditambah kondisi acara yang ditayangkan

secara langsung maka tidak ada proses edit saat penayangan.

Tetapi tersebut dapat diterima oleh sejarawan JJ Rizal, karena pada

dasarnya JJ Rizal seorang sejarawan budaya Betawi yang mengamati

perjalanan panjang perkembangan dari Ibu Kota. Sebagai sejarawan ia

mengamati bahwa kurangnya pemahaman akan ilmu tentang

kepemimpinan para elit politik saat ini. Lalu narasi selanjutnya dilanjutkan

kembali oleh Ustad Bachtiar Nasir yang memandang bahwa persoalan

pilkada langsung, lembaga survei adalah upaya untuk membangun suatu

realitas di masyarakat.

Ustad Bachtiar Nasir : “Saat ini dari pilkada langsung,

kebohongan survei opini publik yang dibentuk, pelacur intelektual

itu lebih hina daripada pelacur seksual. Karena pelacur seksual itu

tidak punya pilihan secara ekonomi tapi pelacur intelektual

dengan semua kebonghongan publik yang dia lakukan itu untuk

menyihir semua orang”.22

Ungkapan pada dialog tersebut mengakibatkan singgungan,

khususnya bagi Siti Zuhroh yang hanya menjelaskan fenomena pemilihan

pemimpin atau kepala daerah di Indonesia secara perspektif politik saja.

Selain itu Siti Zuhroh adalah anggota dari LIPI yang bertugas mengamati

dan melakukan survei lapangan untuk meneliti kondisi politik yang terjadi

di Indonesia. Maka dari itu ungkapan Ustad Bachtiar Nasir secara tidak

22

Narasi dialog dalam Talk show “Makna & Peristiwa” tvOne, episode: Etika Meraih

Kekuasaan 24 Maret 2016, durasi 39:14 hingga 39:39.

Page 113: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

101

101

sengaja membuat Siti Zuhroh tersindir melalui ekspresinya. Kemudian

setelah Ustad Bachtiar Nasir selesai berbicara Siti Zuhroh dengan spontan

mengatakan.

Siti Zuhroh : “Merinding saya dengernya insya Allah saya bukan

salah satunya”. 23

Jika diperhatikan Siti Zuhroh tidak menggunakan narasi yang

dijelaskan sebagaimana oleh Fisher, bahwa narasi akan lebih diterima

karena sifatnya yang ingin mengubah cara berpikir manusia agar tidak

terpaku pada pada pemikiran-pemikiran paradigma dunia rasional.

Tahapan tersebut Ustad Bachtiar telah menjelaskan secara detil

tentang penjelasan etika meraih kekuasaan, penjelasan dalam mencari

kriteria pemimpin, fenomena pilkada secara sudut pandang agama Islam

dengan narasi yang baik sehingga menimbulkan kesinambungan dengan

sejarah yang diutarakan oleh JJ Rizal. Sehingga narasi yang disampaikan

oleh Ustad Bachtiar Nasir tidak kekurangan koherensi material.

Namun pada tahapan tersebut Siti Zuhroh mengalami kekurangan

koherensi material, sehingga menimbulkan singgungan dari percakapan

yang disampaikan memiliki perbedaan sudut pandang secara umum dan

agama Islam dalam memandang persoalan politik di negara ini, sebagai

ulama Ustad Bachtiar Nasir mencoba mempertahankan dan ingin

memberitahu masyarakat apa yang telah diajarkan oleh agama Islam dalam

menentukan seorang pemimpin.

23

Narasi dialog dalam Talk show “Makna & Peristiwa” tvOne, episode: Etika Meraih

Kekuasaan 24 Maret 2016 durasi 39:47 hingga 39:50.

Page 114: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

102

102

Hasil wawancara :“Di beberapa tema yang agak sensitif,

perdebatan lalu irisan pendapat, singgungan pendapat pasti ada,

itu kan hal biasa artinya pendewasaan penonton justru ada di situ.

Jangan menunjukkan ini kok program Islami tapi kok berdebat.

Justru ini menunjukkan orang Islam itu harus kritis tidak boleh

harus ah ya sudah menerima saja justru kita harus berpikir positif

kita harus berfikir kritis mempertahankan apa yang kita yakini”.24

Sosok Ustad Bachtiar Nasir merupakan sosok ulama yang cukup

ternama dan disegani oleh masyarakat Muslim di Indonesia. Hal tersebut

dapat dilihat dari wawasan ilmu pengetahuannya yang luas memahami

aspek politik, ekonomi, pendidikan dan sebagainya yang sesuai dengan

ajaran Islam. Walaupun ungkapan Ustad Bachtiar Nasir terdapat beberapa

unsur untuk menyindir, tetapi Ustad Bachtiar Nasir tidak menggunakan

intonasi nada yang tinggi atau kasar saat berbicara dalam talk show.

Sosoknya tetap memperlihatkan sisi kelembutannya saat berbicara

meskipun dengan nada yang cukup tegas.

c. Koherensi Karakterologis

Membawa narasi dengan membangun karakter-karakter atau tokoh

yang dapat dipercaya dalam sebuah narasi. Dengan membangun karakter

atau tokoh di dalam cerita yang disampaikan akan menghasilkan narasi

yang lebih bernilai maknanya terlebih karakter yang dibawakan adalah

sosok yang familiar dan terpercaya.

Pada tingkatan koherensi karakterologis, representasi

kepemimpinan Islam dilihat pada narasi JJ Rizal yang membangun

karakter pemimpin Islam pertama, melalui sosok wakil presiden pertama

24

Wawancara peneliti dengan Attay Rustandar selaku Produser talk show “Makna &

Peristiwa”, Jakarta 12 Oktober 2016.

Page 115: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

103

103

republik Indonesia yaitu Mohammad Hatta atau Bung Hatta yang pernah

berkata untuk membangun sistem politik di Indonesia yang harusnya

disinari oleh cahaya ilahiyah. Kedua, melalui sosok mantan gubernur DKI

Jakarta Ali Sadikin, JJ Rizal menggambarkan sosok pemimpin yang bisa

menjadi panutan dalam mendedikasikan dirinya untuk masyarakat dan

daerah adalah Ali Sadikin.

JJ Rizal : “Bang Ali (Ali sadikin) itu bertindak karena dia mau

mendengar cara kritik yang membangun. Para pengamat dan

pengkritik saya yang paling keras, jusnalis yang paling pedas

mengritik saya itu adalah karyawan pegawai pemkot DKI Jakarta

yang tidak bernomor induk dan begaji, itu peranan pentingnya

dianggap segitunya”.25

Sebagai sejarawan tentu JJ Rizal mengambil konteks yang

berkaitan dengan sejarah-sejarah yang menjadi saksi berlangsungnya

perjalanan di Ibu Kota. Tidak hanya unsur sejarah DKI Jakarta JJ Rizal

juga memasukkan karakter seorang cendikiawan Muslim yang cara

berpikirnya sangat berpengaruh di Indonesia.

JJ Rizal: “Dulu ada istilah bagus dari pak Noorcholis Majid

intelektual muslim kita namanya Patsun Politik-Etika politik, jadi

etika beda dengan etiket, etika berurusan dengan publik etiket

berkaitan dengan sopan santun bagaimana cara bertutur kata,

yang kita tidak punya hari ini menurut saya etika politiknya-patsun

politik kita yang hilang”.26

Selanjutnya membangun narasi dengan memasukan karakter atau

tokoh oleh Ustad Bachtiar Nasir. Umat Muslim memiliki tokoh besar yang

menjadi panutan dalam mengikuti jejak dan ajarannya yaitu Rasulullah

SAW. Dalam narasinya Ustad Bachtiar Nasir menjelaskan bagaimana

25

Narasi dialog dalam Talk show “Makna & Peristiwa” tvOne, episode: Etika Meraih

Kekuasaan 24 Maret 2016, durasi 26:05 hingga 26:45. 26

Narasi dialog dalam Talk show “Makna & Peristiwa” tvOne, episode: Etika Meraih

Kekuasaan 24 Maret 2016, durasi 12:54 hingga 13:20.

Page 116: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

104

104

proses dalam pemilihan calon pemimpin pada masa Rasulullah SAW yang

menunjuk sahabatnya Abu Bakar sebagai pemimpin atau khalifah bagi

umat Muslim setelah Nabi Muhammad SAW wafat.

Ustad Bachtiar Nasir : “Rasulullah menunjuk Abu Bakar dengan

indikator-indikator walaupun tidak scara langsung, tetapi pada

dasarnya sahabat sepakat bahwa Rasulullah sebetulnya sudah

mengisyaratkan akan memilih Abu Bakar, contohnya saat menjadi

imam solat ketika Rasul sakit. Itu menjadi sebuah kepemimpinan

sosial formal yang sangat bergengsi pada masa itu yang tidak

boleh kepada sembarang orang dan itu kapasitasnya masih

terpenuhi kepemimpinannya dan dia harus bisa menjadi orang

yang teladan di dalam solat dan diluar solat”.27

Dengan membangun karakter atau tokoh yang dikenal oleh banyak

orang, kemudian karakter tersebut dapat diterima karena nilai kisah yang

diceritakan. Maka pada tahapan ini Ustad Bachtiar Nasir sebagai ulama

yang memasukkan unsur tokoh teladan bagi umat Muslim dan JJ Rizal

sebagai sejarawan turut serta memasukkan tokoh pemimpin Jakarta

terdahulu dan cedikiawan Muslim, tidak kekurangan koherensi

karakterologis dalam merepresentasikan kepemimpinan Islam dengan

membangun karakter atau tokoh dalam sebuah narasi.

C. Interpretasi Kepemimpinan Islam dalam Talk Show “Makna &

Peristiwa” di tvOne

Pesan yang ingin disampaikan dalam talk show “Makna & Peristiwa”

di tvOne pada episode: Etika Meraih Kekuasaan adalah untuk melihat

bagaimana memaknai pesan kepemimpinan yang dikriteriakan oleh agama

27

Narasi dialog dalam Talk show “Makna & Peristiwa” tvOne, episode: Etika Meraih

Kekuasaan 24 Maret 2016, durasi 33:17 hingga 33:49.

Page 117: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

105

105

Islam berkaitan dengan fenomena pemilihan calon pemimpin kepala daerah

atau pemilihan calon gubernur DKI yang akan dilaksanakan pada tahun 2017

mendatang. Representasi kepemimpinan Islam dikemas dalam bentuk melalui

visualisasi yang ditayangkan dan narasi yang dibentuk dalam dialog talk show.

Makna Representasi Kepemimpinan Islam yang pertama dapat dilihat

dari scene satu pada segmen pertama yang menampilkan wajah bakal calon

kandidat yang sebelumnya pernah ikut serta meramaikan fenomena bakal

calon gubernur DKI sedang melakukan aktifitas kampanye. Pada scene awal

atau opening yang terlihat hanya wajah kandidat yang Muslim. Lalu pada

scene selanjutnya talk show menyertakan wajah kandidat bakal calon gubernur

Basuki Tjahaya Purnama dan jika diperhatikan tidak sebanyak menampilkan

wajah bakal calon kandidat lainnya yang sebagian besar adalah calon

pemimpin Muslim sedang melakukan aktifitas kampanye.

Representasi dapat terbentuk melalui bahasa yang dapat menghasilkan

sebuah makna. Makna yang dihasilkan akan ditanamkan pada pikiran

seseorang untuk membentuk suatu realitas yang ada.28

Pada media

representasi membangun suatu realitas yang sudah dikonstruk melalui gambar,

tulisan dan bahasa yang digunakan. Kemudian pesan tersebut disampaikan

pada khalayak agar dapat diterima sesuai dengan keyakinan sosial.29

Begitu

pula yang dihadirkan dalam tayangan talk show yang memperlihatkan

beberapa wajah bakal calon kandidat. Meskipun hal tersebut merupakan

28

Stuart Hall, Representation Cultural: Representation and Signifying Practices,

(London: Sage Publication Ltd, 2003), cet. Ke7, h. 15. 29

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS

Yogyakarta, 2011), h. 114.

Page 118: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

106

106

sebuah ketidak sengajaan atau hal yang tidak direncanakan tetapi hal tersebut

bisa memberikan makna tertentu bagi yang mengartikannya.

Media merupakan wadah yang menjadikan lembaga instutusi, komunitas,

kesatuan primordial, dan kepentingan untuk merepresentasikan diri pada

kandidat. Pesan yang dimuat dalam media mencakup pesan gambar, tulisan,

narasi yang diucapkan yang dapat menghasilkan makna ideologi yang dianut

oleh aktor politik pemilu. Femona pemilihan umum akan menghiasi layar kaca

dengan suguhan berbagai macam tayangan media yang merepresentasikan

ajang pemilihan tersebut, dikonsep melalui tayangan iklan, berita (news), talks

show, features, debat capres, wawancara, dan dialog dari semua aktor politik

pada pilkada maupun pemilihan umum.30

Begitu pula yang terjadi dalam talk show “Makna & Peristiwa” di tvOne

yang turut serta menjadikan isu-isu kepemilihan pemimpin, proses pemilihan

bakal calon pemimpin dan siapa saja yang pantas menjadi pemimpin

khususnya dari sisi agama Islam. Kemudian talk show membentuk narasi yang

menghasilkan tanda-tanda untuk mejelaskan makna kepemimpinan Islam dan

proses memilih seorang pemimpin dalam agama Islam.

Selanjutnya saat dialog dalam talk show yang membahas sisi keIslaman

tentang dasar-dasar terbentuknya Indonesia yang sebagian besar pendirinya

adalah Muslim sehingga banyak menghasilkan ideologi berlandaskan dari

ajaran agama Islam. Namun hal tersebut menghasilkan perbedaan pendapat

tentang tujuan atau dasar dari sebuah negara. Seperti yang dikatakan oleh JJ

30

Tatang Handaka, Kajian Teoritis Semiotika Media dan Pilpres,(Jurnal Semiotika, Vol.

2, 2008), h. 45.

Page 119: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

107

107

Rizal saat mengutip perkataan Moh. Hatta agar politik di negeri ini disinari

oleh cahaya Ilahiyah. Konteks dari makna Ilahiyah akan memberikan arti

bahwa politik di negeri ini disinari oleh cahaya Allah SWT atau agama Islam,

tetapi Indonesia merupakan negara demokrasi yang terdiri dari banyak suku

bangsa dan agama. Sehingga dasar negara yang dapat peneliti lihat walaupun

Islam memiliki pengaruh besar dari terbentuknya negara ini tapi ideologi

Pancasila yang dibentuk merupakan hasil rujukan bersama sehingga dapat

diterima oleh seluruh suku bangsa dan agama di negeri ini.

Hubungan dari sebuah agama dengan negara pada dasarnya adalah dapat

dilihat pada karakter budaya suatu bangsa itu sendiri. Indonesia merupakan

terdiri dari berbagai macam suku dan budaya menghasilkan corak budaya yang

dipengaruhi oleh agama Islam karena mayoritas penduduknya.31

Tetapi faktor

mayoritas hal tersebut tidak bisa menjadikan Indonesia dibentuk sebagai

negara Islam, tetapi hanya pengambil pesan-pesan melalui hikmah yang telah

diajarkan dalam agama Islam dan hal tersebut harus sudah dipastikan dapat

diterima oleh masyarakat lainnya.

Tanda lain yang memperlihatkan representasi kepemimpinan Islam adalah

yang dibentuk melalui dialog Ustad Bachtiar Nasir yang tidak setuju dengan

proses pemilihan kepala daerah atau pilkada secara langsung. Ada perbedaan

sudut pandang terjadi kembali pada dialog ini. Etika dalam memilih pemimpin

yang dijelaskan dalam agama Islam yang biasa diterapkan oleh banyak negara-

negara berideologi Islam khususnya dalam memilih pemimpin daerah dengan

31

Said Aqiel Siradji, Islam Kebangsaan: Fiqh Demokratik Kaum Santri, (Ciganjur:

Fatma Press, 1999), h. 91.

Page 120: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

108

108

menerapkan sistem pemilihan melalui pemimpin yang lebih tinggi kekuasaanya

atau ulil amri yang setingkat lebih tinggi jabatannya. Sebelumnya Indonesia

juga menerapkan pilkada secara tidak langsung namun banyak opini yang

mengatakan hal tersebut tidak transparan, tetapi fenomena pilkada secara

langsung justru banyak mengundang kontroversi.

Selanjutnya tanda representasi kepemimpinan Islam juga terdapat pada

konteks pembahasan dari episode yang membahas tentang etika meraih

kekuasaan berkaitan dengan menyambut pemilihan kepala daerah yang akan

dilaksanakan pada tahun 2017 mendatang. Kemudian mengarahkan penonton

untuk memilih pemimpin yang akan mencalonkan diri sesuai karakter yang

diajarkan oleh agama Islam. Seperti yang dijelaskan dalam kitab umat Islam

yaitu al-Quran seorang pemimpin yang wajib dipilih oleh umat Muslim ialah

seseorang yang beragama Islam.

Namun, melihat dari beberapa calon kandidat bakal gubernur DKI Jakarta

bahkan gubernur DKI Jakarta periode saat ini adalah seorang non Muslim. Hal

tersebut memiliki pandangan yang berbeda dari masing-masing ulama. Ada

ulama yang setuju terhadap pemimpin yang non Muslim, tetapi pada

kesempatan tersebut talk show “Makna & Peristiwa” tvOne menetapkan ustad

Bachtiar Nasir sebagai narasumber tetap yang memiliki sudut pandang tidak

setuju terhadap kepemimpinan yang dipimpin oleh seorang kafir, khususnya

dalam memimpin DKI Jakarta yang mayoritas penduduk daerahnya adalah

seorang Muslim.

Page 121: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

109

109

Melihat kondisi Indonesia merupakan negara yang terdiri dari banyak

suku, bangsa dan budaya. Seorang pemimpin non Muslim mencalonkan diri

atau menjadi seorang pemimpin adalah hal yang memungkinkan itu terjadi.

Selain itu, keinginan untuk memilih pemimpin atau kepala daerah secara

langsung adalah sudah keputusan yang telah ditetapkan dipikirkan matang-

matang untuk menciptakan transparansi di negeri yang demokratis ini.

Pemilihan kepala daerah secara tidak langsung memang mengambil hikmah

dari pemilihan sistem khalifah yang diputuskan oleh musyawarah para ulil

amri. Hal tersebut menandakan Islam adalah agama yang penuh

permusyawaratan dan pengambilan keputusan secara bersama dalam

menentukan seorang pemimpin, meskipun rakyat tidak ikut memilih secara

langsung tetapi rakyat tetap memiliki hak berpendapat untuk menyuarakan

siapa yang pantas untuk menjadi pemimpin.

Apabila prinsip-prinsip dalam Islam tetap ditegakkan apapun bentuk

pemilihannya akan menjadi frase pemilihan pemerintahan yang Islami. Karena

sebenarnya negara demokratis seperti di Indonesia sudah mengambil banyak

prinsip-prinsip dalam Islam.32

Namun prinsip Islam tersebut tidak dijadikan

sebuah ideologi dalam bernegara walaupun ketika seluruh umat Islam

memenuhi kursi parlemen, hal tersebut berkaitan saat konsensus negara ini

didirikan.33

Islam yang ditampilkan dalam talk show “Makna & Peristiwa” adalah

menanamkan nilai-nilai karakter pemimpin dengan kriteria dan syarat yang

32

Said Aqiel Siradji, Islam Kebangsaan: Fiqh Demokratik Kaum Santri, h. 92-93. 33

Badri Khaeruman dkk, Islam dan Demokrasi Mengungkap Fenomena Golput Sebagai

Alternatif Partisipasi Politik Umat, ( Jakarta: Nimas Multima, 2004), h. 17.

Page 122: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

110

110

berlaku dalam ajaran agama Islam, dan mengajak masyarakat Muslim untuk

sadar dalam memilih pemimpin yang layak untuk dipilih. Kemudian sistem

pemilihan yang bijaksana dalam menentukan seorang pemimpin. Pada

pembahasan episode tersebut talk show juga mengajarkan masyarakat agar

membuka mata dalam menilai fakta yang sebenarnya dan menyadari fitnah atas

fenomena yang terjadi mendekati pemilihan calon pemimpin.

Page 123: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

111

111

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Fenomena pemberitaan tentang pemilihan pemimpin atau kepala

daerah yang akan dilaksanakan pada tahun 2017 mendatang membuat banyak

program acara yang mengangkat tema tentang sosok pemimpin. Talk show

“Makna & Peristiwa” di tvOne turut serta membahasnya dengan mengangkat

episode Etika Meraih Kekuasaan. Dengan melakukan beberapa pendekatan

teori maka hasil hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa representasi

kepemimpinan Islam yang peneliti rumuskan dalam rumusan masalah yaitu

apa pesan yang terkandung dalam talk show “Makna & Peristiwa” episode

etika meraih kekuasaan dan bagaimana talk show “Makna & Peristiwa”

memaknai pesan kepemimpinan Islam tentang memilih calon pemimpin,

yaitu:

1. Untuk menjawab pesan apa yang terdapat dalam talk show “Makna &

Peristiwa” episode etika meraih kekuasaan, disampaikan melalui

visualisasi dan narasi yang dihadirkan dalam talk show. visualisasi yang

dihadirkan memberikan pesan terdapat sosok pemimpin yang ingin

mengajukan diri sebagai calon pemimpin. kemudian visualisasi

membentuk karakter kriteria pemimpin dalam Islam.

Selanjutnya, Talk show “Makna & Peristiwa” membentuk pesan

kepemimpian Islam melalui narasi yang mengarahkan agar masyarakat

Page 124: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

112

112

memahami bahwa dalam memilih pemimpin dibutuhkan kualitas dan nilai-

nilai dalam menentukan kriteria pemimpin dalam agama Islam.

kepemimpinan Islam melalui ajaran agama Islam yang begitu kental

dengan masyarakat Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah

Muslim dan pesan tentang memilih seorang pemimpin khususnya bagi

umat Islam dalam menentukan dengan siapa akan dipimpin dan pemimpin

yang seperti apa harus memimpin umat Muslim.

2. Untuk menjawab bagaimana talk show “Makna & Peristiwa” memaknai

pesan kepemimpinan Islam dapat disimpulkan, dalam memaknai pesan

kepemimpinan Islam talk show “Makna & Peristiwa” membentuknya

dalam sebuah narasi. Salah satunya yaitu tidak setujunya Ustad Bachtiar

Nasir terhadap proses pemilihan kepala daerah secara langsung. Memang

dalam sistem pemerintahan Islam masih ada yang menganut sistem

kerajaan atau khalifah dalam menentukan seorang pemimpin yang dipilih

melalui musyawarah atau sistem tunjuk oleh para petinggi negara. Tetapi

pemilihan kepala daerah secara langsung dan seorang pemimpin yang non

Muslim menjadi pemimpin daerah adalah yang memungkinkan terjadi di

Indonesia.

Selanjutnya, talk show membentuk makna kepemimpinan Islam

disampaikan melalui syarat-syarat seorang pemimpin yang patut dipilih

oleh masyarakat. Agama Islam menganjurkan bahwa seorang pemimpin

adalah wajib seorang Muslim maka dari itu makna kepemimpinan Islam

adalah sosok pemimpin harus beragama Islam. Kemudian, makna

Page 125: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

113

113

kepemimpinan Islam adalah sosok pemimpin yang menghindari black

campaign dan makna seorang pemimpin adalah sosok yang bisa

mengendalikan konflik, karena konflik bisa kapan saja terjadi dalam

sebuah sistem pemerintahan. Itu disampaikan dalam talk show yang

membahas fenomena kampanye hitam sering terjadi saat proses

menentukan calon pemimpin, hal tersebut dapat mengakibatkan

kemunduran moral dan etika terdahap masyarakat dalam memilih seorang

pemimpin, namun tidak dipungkiri hal tersebut bisa saja terjadi.

Sistem kepemimpinan dalam Islam sangat menjunjung tinggi nilai

demokratis yang bersifat transparan dan penuh dengan musyawarah dalam

setiap keputusan. Negara republik Indonesia adalah negara yang demokratis

penuh dengan hikmah ajaran Islam yang dipengaruhi oleh budaya dan pendiri

bangsa yang mayoritas Muslim wajar saja jika terdapat konsep dan tujuan

yang sama dalam menyejahterakan masyarakat. Namun, sesuai dengan

kondisi dari negara republik Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa

maka sikap toleransi antar agama dan budaya harus dijunjung tinggi agar

terciptanya kerukunan antar umat.

3. Saran

1. Saran Praktisi

Adapun saran yang ingin peneliti sampaikan adalah, secara praktisi

talk show “Makna & Peristiwa” merupakan talk show dengan konsep religi

Islam harus bisa membuat penonton lebih berminat menonton tayangan

yang penuh dengan ilmu dibandingkan tayangan yang hanya memiliki

Page 126: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

114

114

unsur hiburan semata. Tema dalam talk show harus selalu berkaitan

dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi setiap minggunya maka dari itu

diharapkan agar talk show memuat banyak informasi yang dikupas dari

sudut pandang Islam lebih baik lagi agar umat Islam di Indonesia semakin

memahami dan mendalami lagi ajaran yang telah dibawa oleh Rasulullah

SAW.

Adapun tema yang membahas kriteria memilih seorang pemimpin,

peneliti berharap agar pembahasannya dikonsep kembali dalam bentuk

episode-episode selanjutnya. Sehingga membuat penonton semakin

mengetahui dan mengingat pentingnya berpartipasi dalam menentukan

seorang calon pemimpin, khususnya pada saat ini yang semakin mendekati

proses pemilihan calon kepala daerah secara serentak.

Peneliti juga berharap agar talk show “Makna & Peristiwa” tetap

menghadirkan ulama atau narasumber tetap yang berpotensi dengan

berbagai ilmu pengetahuan baik dari sisi agama, politik, ekonomi, sosial,

kesehatan bahkan fenomena kehidupan masyarakat masa kini. Bukan

ulama yang konotasinya ustad entertainment. Sehingga pembahasan akan

dikupas sesuai dengan ajaran Islam secara bijaksana untuk memberikan

informasi dan tidak untuk mencari ketenaran program acara semata.

2. Saran Akademisi

Secara akademisi penulis berharap agar sebagai akademisi kita

harus mempelajari banyak ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan teori-

teori dalam kajian komunikasi, khususnya dalam mengkaji analisis tanda.

Page 127: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

115

115

Selain itu sebagai akademisi harus meningkatkan daya kreatif agar dapat

melahirkan program-program acara sejenis yang dapat bersaing dan

bertahan, sehingga kedepannya tayangan penuh informasi yang mendidik

lebih diminati oleh masyarakat.

Page 128: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Al-Khin, Mustafa & Mustafa al-Bugha. Konsep Kepemimpinan dan Jihad dalamIslam: Menurut Madzhab Syafi’i. Jakarta: Darul Haq, 2014.

Arifin, Anwar. Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi. Yogyakarta:Graha Ilmu, 2011.

Budiman, Kris. Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonitas.Yogyakarta: Jalasutra, 2011.

Chester dkk. Television and Radio: 5th Ed. New Jersey: Prentice Hall. Inc, 1978.

Danesi, Marcel. Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta: Jalasutra,2010.

Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: LKiSYogyakarta, 2011.

Fahmi, A. Alatas. Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa. Jakarta: YayasanPengkajian Komunikasi Masa Depan (YPKMD), 1997.

Haris Herdiansyah. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial.Jakarta: Salemba Humanika, 2012.

Hidajanto, Djamal dan Andi Fachrudin. Dasar-dasar Penyiaran: Sejarah,Organisasi, Operasi, dan Regulasi. Jakarta: Kencana, 2011.

Karim, Abdul. Menggali Muatan Islam dalam Perspektif Pancasila. Yogyakarta:Surya Raya, 2004.

Kartono, Kartini. Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah KepemimpinanAbnormal Itu?. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1983.

Khaeruman, Badri dkk. Islam dan Demokrasi Mengungkap Fenomena GolputSebagai Alternatif Partisipasi Politik Umat. Jakarta: Nimas Multima,2004.

Mahdi, Jamal. Menjadi Pemimpin yang Efektif & Berpengaruh: TinjauanManajemen Kepemimpinan Islam. Bandung: Syaamil Cipta Media,2001.

Masduki. Menjadi Broadcaster Profesional. Yogyakarta: Pustaka Populer LKiSYogyakarta, 2004.

Page 129: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

Moeleong, Lexy. J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya,2002.

Morissan. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi.Jakarta: Prenada Media Group, 2008.

Muhtadi, Asep Saeful. Komunikasi Dakwah: Teori, Pendekatan, dan Aplikasi.Bandung: Simbiosa Rekatama Media: 2012.

Nawawi, Hadari dan M. Martini Hadari. Kepemimpinan yang Efektif. Yogyakarta:Gajah Mada University Press, 2012.

Piliang, Yasraf Amir. Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas MatinyaMakna. Yogyakarya: Jalasutra, 1999.

Rahim, Husni. Sistem Otoritas & Administrasi Islam. Jakarta: Logos WacanaIlmu, 1998.

Redi, Panuju. Sistem Penyiaran Indonesia: Sebuah Kajian StrukturalismeFungsional. Jakarta: Prenamedia Group, 2015.

Rivai, Veithzal dan Arviyan Arifin. Islamic Leadership. Jakarta: Bumi Aksara,2009.

Rivai, Veithzal. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: RajagrafindoPersada, 2006.

Siradji, Said Aqiel. Islam Kebangsaan: Fiqh Demokratik Kaum Santri. Ciganjur:Fatma Press, 1999.

Sobur, Alex. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana,Analisis Semiotik dan Analisis Framing. Bandung: PT. RemajaRordakarya, 2006.

Sobur, Alex. Komunikasi Naratif Paradigma, Analisis, dan Aplikasi. Bandung:Remaja Rordakarya, 2014.

Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rordakarya, 2013.

Stuart Hall. Representation Cultural: Representation and Signifying Practices,London: Sage Publication Ltd, 2003.

Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta,2013.

Page 130: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

West, Richad & Lynn H. Tunner. Pengantar Teori Komunikasi Analisis danAplikasi. Jakarta: Salemba Humanika, 2008.

Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. Semiotika Komunikasi-Aplikasi Praktis bagiPenelitian dan Skripsi Komunikasi Edisi 2. Jakarta: Mitra WacanaMedia, 2013.

Willis, Edgar E & Henry B. Aldridge. Television, Cable, an Radio ACommunication Approach. New Jersey: Prentice-Hall. Inc, 1992.

Wirawan. Kepemimpinan: Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi danPenelitian. Jakarta: Rajawali Pers, 2013.

Yukl, Gary. Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Indeks KelompokGramedia, 2005.

A. JURNAL

Handaka, Tatang. Kajian Teoritis Semiotika Media dan Pilpres,(Jurnal Semiotika,Vol. 2, 2008).

Hambali dkk, Laporan Penelitian Money Politic dalam Pemilu 2014 diKabupaten Bireuen Aceh, (Aceh: Penelitian Kejasama KIP Bireuen denganLPPM Universitas Almuslim Kabupaten Bireuen, 2015).

B. INTERNET

http://www.jadwaltelevisi.com/tv-one, diakses pada tanggal 15 Desember 2016.

https://Rumaso.com/256-pemilu-dan-demonstrasi-dalam-pandangan-Islam.html.Artikel diakses pada tanggal 22 Oktober 2016.

http://www.salingsapa.com/bachtiarnasir/info, diakses pada tanggal 24 Agustus2016.

http://www.tvonenews.tv/profil, diakses pada tanggal 25 Agustus 2016.

http://www.teukuwisnu.com/kegiatan, diakses pada tanggal 24 Agustus 2016.

http://www.prismajurnal.com/biodata.php?id=3080a7c4-53a0-11e3-a6cc-429e1b0bc2fa, diakses pada tanggal 24 Agustus 2016.

http://www.ipsk.lipi.go.id/tentang-kami/staff/peneliti/peneliti-politik/60-prof-dr-r-siti-zuhro-ma, artikel diakses pada tanggal 24 Agustus 2016.

Page 131: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

Sumber Vidio talk show “Makna & Peristiwa” di tvOne telah diunduh dari:https://www.youtube.com/watch?v=Tj1IblVX670, pada tanggal 6September 2016.

D. WAWANCARA

Wawancara peneliti dengan Attay Rustandar produser dari talk show “Makna &Peristiwa” di tvOne, Pada hari Rabu 12 Oktober 2016 di kantor pusat tvOneKawasan Industri Pulo Gadung, Jl. Rawa Terate II No. 2, Jakarta Timur.

Page 132: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

LAMPIRAN

Page 133: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

.-

v KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412, Indonesia Website : www.fidkom.uinjkt.ac.id

Telp./Fax: (62-21) 7432728 I 74703580 Email: [email protected]

Nomor: Un.01 /F5/PP.00.90.5 c;o /.2016 Jakarta. or November 20 16 Lamp 1 (satu) bundel Hal : Bimbingan Skripsi

Kepada Yth . Dr. Gun Gun Het·yanto, M.Si Dosen Fakultas llmu Dakvvah dan Ilmu Komunikasi UIN Syaritl-lidayatullah Jakarta

Assalamu 'a/aikum Wr. Wb.

Tembusan: I. Dekan

Bersama ini kami sampaikan outline dan naskah proposa l skripsi :ang diajukan oleh mahasiswaFakultas llmu Dab\ah dan Ilmu Komunikasi U1N Syarif Hida)atullah Jakar1a se bagai berikut,

Nama Nomor Pokok J urusan/Konsentrasi Semester Telp.

Judul Skripsi

: Tiara Desta Arum : 111205 I 000124

Komunikasi dan Penyiaran Islam : VIII (Delapan) : 089696623880 :Representasi Kepemimpinan Is lam Dalam Talkshow Makna dan

Di TVone

Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalam penyusunan dan penyelesaian skripsinya selama 6 (enam) bulan dari tanggal 4 November s.d. 4 Mai 2016.

Demikian, atas perhatian dan kcsediaannya kami sampaikan tcrima kas ih .

Wassalamu 'a/aikwn Wr. Wh.

an.Dekan. Wakil lJekan Ridan g Akademik

2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)

j

Page 134: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

¥ KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412, Indonesia Website : www.fidkom.uinjkt.ac.id

Telp./Fax: (62-21) 7432728 I 74703580 Email: [email protected]

Nomor Lampi ran Hal

Tembusan :

Un.OI /F5 /PP.00.9/ ~S S;, /2016

Izin Penelitian (Skripsi)

Kepada Yth. Pimpinan Redaktur Makna dan Peristiwa TV One

di Tempat

Assalamu 'a/aikum Wr. Wb.

Jakarta. November 2016

Dekan Faku1tas llmu Dakwah dan llmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerangkan bahwa :

Nama Nomor Pokok Tempat/Tanggal Lah ir Semester J urusan/Konsentrasi A Ia mat Telp.

Tiara Desta Arum I 112051000124 Jakarta. I 0 Desember 1994 IX (Sembilan) Komunikasi dan Pen) iaran Islam Jl. BuJak Barat Rt 001 /08 No 38 Cipayung Depok 089696623880

adalah benar mahasiswa aktif pada Fakultas llmu Dakwah dan l!mu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang akan melaksanakan penelitian/mencari data dalam rangka penulisan skripsi berjudul "Represenlasi Kepemimpinan !11om dalam Talk Show Makna dan Peristiwa TV One ...

Sehubungan dengan itu, dimohon kiranya Bapak/ lbu/Sdr. dapat menerima/mengizinkan mahasiswa kami tersebut dalam pelaksanaan kegiatan dimaksud.

Oemikian. ata s kerjasama dan bantuannya kami mengucarkan terima ka sih

Wassalamu 'a/aikwn Wr. Wb_.

Dekan.

I. Wakil Dekan Bidang Akademik 2. Ketua Jurusan/Prodi. Komunikasi dan Penyiaran Islam

'

Page 135: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.
Page 136: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

L_

• c SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa :

Nama : Tiara Desta Arum

NIM : 1112051000124

Jurusan : Komunikasi Penyiaran Islam

Fakultas : Ilmu Dakwah dan IJmu Komunikasi

Perguruan Tinggi : UIN SyarifHidayatullah Jakarta

Telah melakukan wawancara pada pihak Attay Rustandar selaku Produser talk

show "Makna & Peristiwa" di tvOne, untuk penulisan skripsi yang berjudul "Representasi Kepemimpina11 Islam dalam Talk Show "Makna & Peristiwa" di

tvOne".

Demikian surat ini diberikan agar dapat digw1akan sesuai dengan keperluan, kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, 2 November 2016

Produser talk show "Makna & Peristiwa"di tvOne

Page 137: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

TRANSKIP WAWANCARA

Judul Skripsi : Representasi Kepemimpinan Islam dalam Talk Show “Makna &

Peristiwa” di tvOne

Narasumber : Attay Rustandar sebagai Produser talk show “Makna & Peristiwa

di tvOne

Peneliti : Tiara Desta Arum

Hari, Tanggal : Rabu, 12 Oktober 2016

Waktu : 14.00-14.30 WIB

Lokasi : Kantor Pusat tvOne, Kawasan Industri Pulo Gadung, Jl. Rawa

Terate II No. 2, Jakarta Timur

Peneliti :Apakah latar Belakang diproduksinya talkshow “Makna &

Peristiwa”?

Narasumber :Talk show “Makna & Peristiwa” diproduksi bukan sebagai untuk

penyeimbang melainkan sebagai oase sesuatu yang baru, karena

pada dasarnya tvOne itu adalah TV berita jadi semua harus

bersumber dari berita yang ada terjadi di masyarakat dan hampir

semua talk show dan berita yang ada di tvOne itu berdasarkan isu-

isu yang sedang berjalan seperti politik, bencana, lalu kehidupan

sosial, ekonomi, apapun itu ada di tvOne. Semua talk show dan

berita itu selalu dibahas dalam konteks yang sama politik berarti

dengan pengamat politik dan dalam masalah ekonomi dengan

pengamat ekonomi, ketika ada masalah bencana dengan BNPT dan

Page 138: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

sebagainya, masalah kriminal, kepolisian dan sebagainya. Lalu

dipikirkanlah salah satu program talk show yang mengangkat isu-

isu dari yang sedang berjalan tapi, dibahas juga dari sisi

keagamaan agama Islam. Talk show “Makna & Peristiwa”

membahas berita tapi dari sisi religi. Lalu agak berbeda pada

akhirnya, karena saat semua orang membahas dari satu sisi, ini

dibahas dari sisi yang lain. Misalnya contoh kasus Jesicca misalnya

orang lain dari sisi kriminal, psikologi dan sebagainya, tapi

dibahas di “Makna & Peristiwa” dengan secara agama. Membuat

sesuatu yang berbeda dari sisi bahasa.

Peneliti : Apakah latar belakang dari dibuatnya tema episode “Etika Meraih

Kekuasaan”?

Narasumber : Di luar sedang berkembang pilkada DKI jadi ada beberapa calon

lain waktu itu. Ketika ramai akan ada pilkada pemimpin Jakarta

maka diangkatlah tema itu. Ramai ni ada Ahok dan sebagainya

maka dipilihlah tema itu, karena diluar sedang ada isu pemilihan

pemimpin Jakarta yang baru. Tidak mengangkat figurnya ya tapi

tentang kepemimpinan Islam yang ideal itu seperti apa tapi

berangkat dari isu tentang pilkada DKI. Tapi kita tetap tidak

mengangkat profil siapapun itu baik Ahok atau sebagainya kita

membahasnya dari sisi pemimpin ideal dari sisi Islam dan

dibahaslah di situ.

Peneliti : Makna apa yang ingin disampaikan dalam episode tersebut?

Page 139: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

Narasumber : Pasti adalah di situ dibahas kriteria pemimpin dalam Islam itu

seperti apa. Lalu misalnya memilih pemimpin itu sebaiknya yang

bagaimana, lalu misalnya Islam memfatwakan pemimpin itu

seperti apa, terus mana yang boleh dipilih dan tidak boleh dipilih

kriterianya seperti apa. Tidak ke profil, tidak menyebutkan nama

tetapi kriteria saja. Disebutlah kriteria pemimpin dalam Islam yang

patut dipilih adalah satu ini, dua ini dan tiga ini. Yang tidak

dianjurkan untuk dipilih. Maknanya adalah ini jadi memberikan

pelajaran pemimpin secara kriteria Islam.

Peneliti : Siapakah yang menentukan tema tersebut?

Narasumber : Kita ada tim program, dalam satu minggu itu menentukan

seminggu ke depan, dari current issue itu kita angkat tentang apa

saja.

Peneliti : Kenapa memilih ustad Bachtiar Nasir sebagai narasumber tetap

dalam talkshow “Makna & Peristiwa”?

Narasumber : Ustad Bachtiar Nasir itu dalam kriteria kita adalah ustad yang

lengkap artinya dia ustad juga, dia sebetulnya host juga, lalu secara

wawasan pengetahuan agama sudah pasti bagus. Tapi wawasan dia

dalam bidang keilmuan lain cukup bagus politik, ekonomi, budaya,

apapun itu beliau mumpuni. Jadi pemilihannya maaf tidak pada

ustad-ustad yang entertainment kita memilih yang lebih cerdik

secara wawasan, secara image bagus jadi membangun kelasnya di

situ.

Page 140: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

Peneliti : Kenapa menjadikan JJ Rizal dan Siti Zuhroh sebagai narasumber

tamu pada episode tersebut?

Narasumber : JJ Rizal dalam konteks hari itu dia lebih kompeten dengan

pertanyaan ketika kita membirakan sejarah Jakarta, pemimpin

Jakarta sebelumnya, ini lebih cocok JJ Rizal. Kenapa Siti Zuhroh

pasti pembahasannya politik, bagaimana pilkada DKI 2017

kedepannya sepertinya apa, pertarungan bakal seperti apa,

kriterianya calonnya seperti apa, Siti Zuhroh sebagai ahli politik

yang kita butuhkan dan dua orang itu pada hari itu.

Peneliti : Siapa yang menentukan bintang tamu pada episode tersebut?

Narasumber : Tim yang menentukan, semua tim terlibat. Ketika meeting dan

kita meeting setiap hari Kamis.

Peneliti : Apakah sudah tersampaikan pesan kepemimpinan Islam pada

episode tersebut dalam durasi yang satu jam?

Narasumber : Dari kita tersampaikan, tapi kalau dalam konteks cukup mungkin

tidak. Kemarin kita bahas lagi permasalahan itu, ke depan kita akan

bahas lagi. Dalam satu episode itu sudah cukup tersampaikan itu

bisa dilihat dengan evaluasi, catatan, ratting dan sebagainya artinya

direspon dengan baik. Kita sudah memperhitungkan itu dalam satu

jam itu harus dibahas bagian segmen, bagian pertanyaan, bagian

narasumber sebelumnya di meeting sudah pasti harus tersampaikan

yang kita maksud secara langsung di satu episode tapi kalau cukup

sudah pasti belum. Makanya kita bikin lagi kedepan mungkin kita

Page 141: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

bikin lagi tentang kriteria kepemimpinan dalam satu episode dan

dibahas dengan sudut pandang yang berbeda, narasumber yang

berbeda.

Peneliti : Apakah dalam talkshow “Makna & Peristiwa” pada episode Etika

Meraih Kekuasaan ingin mengedukasi penonton untuk memilih

pemimpin yang berkarakter sesuai ajaran Islam atau memilih

pemimpin yang beragama Muslim karena persoalan ini dalam

agama Islam sangat sensitif?

Narasumber : Tujuan kita ini ingin memberikan pelajaran tanpa harus

mengajari, memberi wawasan tetapi tidak mengintervensi, tidak

mengintimidasi penonton untuk memilih siapa, menyebut orang

atau menyebut nama tapi kriterianya ada dalam Islam, ada

pemimpin ideal dalam Islam adalah satu misalnya tidak boleh non

Muslim sudah jelas, kan calon itu nanti banyak sekarang ada tiga

calon kalau soal pemilihan terserah penonton kita tidak menunjuk,

tidak memaksakan, tidak mengintervensi. Kita Cuma memberi

pengetahuan saja bahwa dalam Islam ada kriteria harus dipilih,

harus ditunjukkan pemimpin itu ini, ini dan ini. Tapi keputusan

silahkan. Misal kita menyebutkan nomer satu pemimpin itu harus

tidak boleh orang kafir itu jelas tapi soal memilih silahkan kalian

mungkin pilihannya ada pada pilihan masing-masing.

Page 142: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

Peneliti : Apakah sebelum talk show berlangsung narasumber tetap dan

narasumber tamu di briefing terlebih dahulu karena talk show yang

ditayangkan secara “Live”?

Narasumber : Ketika diundang atau kita kasih tahu tema yang akan kita bahas

adalah ini, maka itu nanti Bung Rizal bahas dari sisi ini ya sejarah.

Telpon Siti Zuhroh, ibu nanti bahas ini ya seperti itu. pertanyaan

itu tidak dilemparkan sebelum talk show apalagi Live, ada beberapa

pertanyaan yang mungkin keluar dari improvisasi ustad,

improvisasi host nya. Kalau kita hanya kasih point-point nya saja.

Peneliti : Bagaimanakah bapak memandang bakal calon gubernur DKI saat

ini?

Narasumber : Satu saya bukan penduduk DKI artinya saya tidak memiliki hak

untuk memilih berandai-andai saya di DKI adalah saya akan

berpegang kepada keyakinan yang saya pegang. Saya Muslim

berarti saya akan memilih kriterianya yang ditentukan dalam al-

Qur’an misalnya itu saja dan kalau soal nama saya tidak tahu. Tapi

kalaupun saya jadi orang Jakarta saya akan ikutin aturannya

kriterianya ada ini. Kalau saya dilibatkan disuruh memilih orang

Jakarta artinya ada dua arti yang kita yakini, satu keyakinan agama

kedua keyakinan kita akan orang yang bakal kita pilih.

Peneliti : Talk show “Makna & Peristiwa” adalah program religi apakah

ada ulama-ulama yang ikut membantu memberikan masukan

dalam program talkshow?

Page 143: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

Narasumber : Tidak ada, kalau Tiara ikut meeting program kira-kira dua jam.

Efektifnya satu jam. Tim itu berada di level yang sama dengan

kita, pengetahuan agama kita tidak jauh berbeda bukan orang-

orang yang mendalami agama cukup di tim kita saja tidak ada

ustad, tidak ada ulama.

Peneliti : Ikon apa yang ingin disampaikan melalui visualisasi dalam talk

show ?

Narasumber : TV itu audiovisual yang ingin disampaikan penonton itu bisa

menangkap satu, inti dari hasil obrolan selama talk show yang

kedua, dari tayangan melalui gambar mereka bisa paham. Karena

kita memutarkan beberapa VT (Vidio Tape) atau pengantar. Disitu

kita buat semenarik mungkin artinya kondisi apapun dibuat

semenarik mungkin. Sebelum dibuat talk show kita buat penonton

penasaran dengan narasi yang bagus dan gambar yang bagus, TV

itu audiovisual karena kita sudah memperhitungan dan membuat

tayangan-tayangan yang menarik ditakutkan talk show nya tidak

menarik kita membuat VT (Vidio Tape) seperti ada tiga atau empat

menit itu. Kalau secara visual kita mau menunjukkan kepada

penonton “Makna & Peristiwa” punya ciri khas. Saya tidak

menunjukkan itu sebagai simbol. Beberapa visualisasi yang kita

buat selalu dalam konteks cover boot side, baik dari sisi agamanya

dan dari sisi umumnya juga iya kita sampaikan dalam durasi tiga

menit dan kita bagi empat dijajarkan dan dari kasus barangkali jadi

Page 144: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

represcntasinya mclalui visual tayangan itu. Dari secara teknis ada

jiller lalu ada VT ( Vidio Tape). Filler itu yang kita buat untuk

membawa orang masuk ke obrolan kita. Dan filler dibuat dengan

musik yang membuat orang terbawa dan diselingi gambar, kita

tidak terlalu memborbardir orang dengan hal yang diluar jangkauan

mcreka.

Peneliti : Spontanitas yang tetjadi dalam talk show, dan saya melihat ustad

Bachtiar Nasir kurang pro dcngan bcbcrapa pcndapat Siti Zuhroh

karena perbedaan perspektif sudut pandang agama dan politik di

Indonesia?

Narasumbcr Ilu pasti bakal tc~jadi singgungan, pcrdcbatan scpcrti itu spontan.

ftu bakal terjadi dibeberapa tema yang agak sensitif. Perdebatan

lalu msan pendapat singgungan pcndapat pasti ada, itu kan hal

biasa artinya pendewasaan penonton itu justru ada di situ. Jangan

menunjukkan ini kok prot,rram Islami tapi kok berdebat. Justm ini

menunjukkan orang [slam itu harus kritis tidak boleh hams ah ya .J

sudah menetima saja justm kita harus berpikir positif kita hams

berpikir kritis mempetiahankan apa yang kita yakini.

Jakarta, 2 November 2016

Peneliti Narasumber

Tiara Desta Arum ,, Attay Rustandar

Page 145: REPRESENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM TALK SHOW …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37256/1/TIARA... · menyemangati yaitu Zariah, Tia Rusdianti dan Aini Alfiah.

Foto bersama Attay Rustandar produser talk show “Makna & Peristiwa” di tvOne