repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi...

78

Transcript of repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi...

Page 1: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
Page 2: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
Page 3: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
Page 4: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Umbu Maramba Latang

NIM : 13520155

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Partisipasi Masyarakat Dalam

Pelaksanaan Pembangunan Desa Di Desa Banguntapan, Kecamatan

Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY” adalah benar-benar merupakan hasil

karya sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya

nyatakan dengan benar.

Yogyakarta, 15 Oktober 2018

Yang menyatakan

Umbu Maramba Latang

NIM. 13520155

Page 5: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

v

MOTTO

“Kesuksesan seseorang tidak bisa dilihat dari apa yang dimiliki, tetapi kesuksesan

yang sesungghnya adalah ketika orang itu mengikuti proses, menghargai waktu

yang dilaluinya dan mencapai segala sesuatu dari kerja keras, usaha, dan doa.”

“Jangan pernah bangga dengan apa yang kamu miliki di dunia, tetapi banggalah

karena kamu memiliki Tuhan yang luar biasa, yang tidak pernah meninggalkan

kamu. Terus yakin dan percaya bahwa Tuhan mampu membawa kita ke

kehidupan yang kekal.”

Page 6: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Tuhan yang maha kuasa atas berkat dan segala karuia-Nya,

dengan segala kerendahan hati skripsi ini saya persembahkan untuk:

Kedua orang tua saya, Bapak Umbu Mandarika S.Sos dan Ibu Rambu H. Loda.

Terima kasih atas segala doa, dukungan, usaha, dan jerih payah papa dan mama

sehingga saya mampu menyelesaikan studi ini dengan baik.

Terima Kasih untuk adik saya Umbu Maramba Lundung, Chanderika Rambu

Tamuina, Rambu Liarang K. Djati, Murni Rambu Utama, Rambu Hada Indah dan

Terima kasih buat wanita cantik yang luar biasa “Rahmadianti” yang sangat-

sangat saya cintai yang selalu memberikan dukungan buat saya.

Terima kasih untuk kakak Suvandra P. Amah calon S.IP, abang Ardy selaku

pemimpin rohani saya dan terima kasih untuk Bang Ibing dan Team

Kepemimpinan Zona Selatan 1, Richarge Group Glowing serta Richarge Group

Unlimited Fire. Terima kasih atas dukungan dari kalian semua selama ini.

Page 7: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan yang maha kuasa yang telah melimpahkan

anugerah dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi yang berjudul “Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Pembangunan

Desa”.

Skrispsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana

Strata (S-1) Program Studi Ilmu Pemerintahan. Penulis menyusun skripsi ini

dengan harapan skripsi ini bisa berguna, baik secara akademis maupun praktis.

Sehingga penulis telah berusaha menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik

mungkin. Tetapi menyadari sepenuhnya sebagaimana manusia tidak luput dari

kesalahan, skripsi ini tentu masih banyak memiliki kekurangan.

Penulis menyadari bahwa menyelesaikan skripsi bukanlah semata-mata

usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Habib muhsin S.Sos, M.Si selaku Ketua Sekolah Tinggi Pembangunan

Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.

2. Bapak Drs. YB Widyo Hari Murdianto, M.Si selaku Dosen Pembimbing

penulis yang selalu sabar, baik, dan bijaksana dalam membimbing penulis

selama penyusunan skripsi.

3. Bapak Gregorius Sahdan, S.Ip, M.A selaku Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan

Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta yang

telah memberikan izin penelitian untuk penulis.

Page 8: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

viii

4. Seluruh Dosen Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat

Desa “APMD” Yogyakarta, terima kasih untuk ilmu pengetahuan dan

bimbingannya selama proses perkuliahan.

5. Kepala Desa Banguntapan, dan Perangkat Desa Lainnya yang telah membantu

memberikan data selama penelitian penulis.

6. Almamater tercinta STPMD “APMD”. Terima kasih untuk ilmu yang

berharga selama perkuliahan.

7. Semua pihak yang ikut membantu dan yang tidak ikut membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini saya ucapkan terima kasih.

Disadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, untuk itu segala kekurangan yang ada harap dimaklumi, serta kritik dan

saran sangat diharapkan. Semoga hasil skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak.

Yogyakarta, 15 Oktober 2018

Penulis

Page 9: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i

HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .................................................. iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

INTISARI ..................................................................................................... xiii

BAB I PEDAHULUAN............................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah.................................................................... 12

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................. 13

D. Kerangka Konseptual ............................................................... 14

1. Pembangunan Desa ............................................................ 14

2. Partisipasi Masyarakat ....................................................... 23

E. Ruang Lingkup ........................................................................ 30

F. Metode Penelitian .................................................................... 30

1. Jenis Penelitian .................................................................. 30

2. Unit Analisis ...................................................................... 30

Page 10: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

x

3. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 31

4. Teknik Analisis Data .......................................................... 32

BAB II PROFIL DESA BANGUNTAPAN .............................................. 34

A. Gambaran Umum Desa Banguntapan....................................... 34

2.1 Potensi dan Kondisi Ekonomi ............................................ 36

2.2 Potensi Bidang Keagamaan, Kesehatan dan Pendidikan

Umum ................................................................................ 37

2.3 Potensi Bidang Pertanian, Perikanan dan Peternakan .......... 38

B. Kondisi Geografis .................................................................... 39

C. Demokgrafis ............................................................................ 48

D. Visi Desa Banguntapan ............................................................ 51

E. Misi ......................................................................................... 52

F. Kebijakan Desa ........................................................................ 53

G. Strategi Pembangunan Desa ..................................................... 56

a. Analisis Lingkungan Strategis ............................................ 56

b. Faktor Penentu Keberhasilan .............................................. 58

c. Langkah-Langkah Strategis ................................................ 59

d. Tujuan Pembangunan Desa ................................................ 61

e. Sasaran Pembangunan Desa ............................................... 62

f. Strategi .............................................................................. 63

BAB III HASIL PENELITIAN ................................................................... 66

A. Deskriptif informan ................................................................. 66

B. Penyajian data.......................................................................... 70

Page 11: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

xi

1. Partisipasi masyarakat dalam Perencanaan Pembanguna

desa ................................................................................... 70

2. Partisipasi masyarakat dalam Pelaksanaan Pembangunan

desa ................................................................................... 73

3. Faktor-faktir penghambat dalam Pembangunan desa .......... 78

BAB IV PENUTUP..................................................................................... 82

A. Kesimpulan ............................................................................. 82

B. Saran ....................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Sarana Ibadah dan Pendidikan di Desa Banguntapan ....... 38

Tabel 2.2 Luas Wilayah Menurut Dusun di Desa Banguntapan ................... 46

Tabel 2.3 Peta Batas Wilayah Desa Banguntapan ....................................... 47

Tabel 3. 1 Deskripsi informen menurut nama dan jabatan ............................ 66

Tabel 3. 2 Deskripsi Informen Menurut Jenis kelamin .................................. 67

Tabel 3. 3 Deskripsi Informen Menurut Tingkat Pendidikan......................... 68

Tabel 4. 3 Deskripsi informan menurut Umur .............................................. 69

Page 13: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

xiii

INTISARI

Pada hakekatnya tujuan pembangunan suatu bangsa adalah untuk

meningkatkan kualitas hidup manusia secara terencana, gradual, bertahap,

komprehensif, holistik, sistemik, bertanggung jawab dan berkelanjutan dengan

melibatkan peran serta seluruh elemen warga bangsa. Sinergitas yang tinggi antara

pemerintah, sektor privat dan masyarakat menjadi faktor kunci keberhasilan

pencapaian tujuan pembangunan suatu bangsa. Dalam hal ini Desa memiliki hak

otonomi asli berdasarkan hukum adat, dapat menentukan susunan pemerintahan,

mengatur dan mengurus rumah tangga, serta memiliki kekayaan dan aset. oleh

karena itu, eksistensi desa perlu ditegaskan untuk mewujudkan kesejahteraan

masyarakat desa. Namun, deregulasi dan penataan desa pasca beberapa kali

amandemen terhadap konstitusi negara serta peraturan perundangannya

menimbulkan perspektif baru tentang pengaturan desa di Indonesia. Dengan di

undangkannya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa , sebagai sebuah

kawasan yang otonom memang diberikan hak-hak istimewa, diantaranya adalah

terkait pengelolaan keuangan dan alokasi dana desa, pemilihan kepala desa serta

proses pembangunan desa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan partisipasi

masyarakat dalam mendukung atau mewujudkan pembangunan desa di Desa

Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, penelitian ini tidak

mempersoalkan jumlah informan, tetapi bias tergantung dari tepat tidaknya

pemilihan informan dengan demikian informan ditentukan dengan teknik

purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi,

dokumentasi, dan wawancara.

Hasil penelitian yang didapat yaitu: 1) Partisipasi masyarakat dalam

Perencanaan pembangunan desa, pemerintah desa sudah melibat masyarakat

dalam perencanaan pembangunan Desa Banguntapan. Setiap Program

pembangunan yang mau dilaksanakan oleh desa selalu di musyawarahkan

bersama masyarakat dan perangkat desa lainnya. 2) Partipasi masyarakat dalam

Pelaksanaan Pembangunan masih kurang karena belum semua masyarakat terlibat

dalam mendukung proses pelaksanaan kegiatan pembangunan di Desa

Banguntapan. 3) Faktor penghambat dalam pembangunan di Desa Banguntapan

adalah kesadaran masyarakat akan pentingnya sebuah pembangunan desa masih

kurang. Karena kurangnya kesadaran sehingga masyarakat lebih memilih mencari

penghasilan diluar ketimbang membantu atau mengurus daerahnya (desa). Dan

dalam hal ini dibutuhkan peran kepala desa untuk membuat masyarakat peka

terhadap lingkungannya misalnya memberikan contoh atau arahan kepada

masyarakat, sehingga dalam pelaksanaan pembangunan masyarakat menyadari

bahwa untuk menyukseskan program-program pembangunan desa memerlukan

keterlibatan masyarakat entah itu partisipasi dalam bentuk tenaga, uang, ide dan

lain sebagainya.

Page 14: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakekatnya tujuan pembangunan suatu bangsa adalah untuk

meningkatkan kualitas hidup manusia secara terencana, gradual, bertahap,

komprehensif, holistik, sistemik, bertanggung jawab dan berkelanjutan dengan

melibatkan peran serta seluruh elemen warga bangsa. Sinergitas yang tinggi

antara pemerintah, sektor privat dan masyarakat menjadi faktor kunci

keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan suatu bangsa. Seperti halnya

tujuan pembangunan yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

Arti penting pembangunan pedesaan adalah bahwa dengan

menempatkan desa sebagai sasaran pembangunan, usaha untuk mengurangi

berbagai kesenjangan pendapatan, kesenjangan kaya dan miskin, kesenjangan

desa dan kota akan dapat lebih diwujudkan.

Dalam merealisasikan tujuan pembangunan, maka segenap potensi

alam harus digali, dikembangkan, dan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Begitu

pula dengan potensi manusia berupa penduduk yang banyak jumlahnya harus

ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya sehingga mampu menggali,

mengembangkan dan memanfaatkan potensi alam secara maksimal, dan

pelaksanaan program pembangunan tercapai. Otonomi Daerah seperti yang

telah dicanangkan oleh pemerintah di harapkan dapat mempercepat

pertumbuhan dan pembangunan di desa. Otonomi Desa Menurut Undang-

Page 15: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

2

Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa dimana sebuah negara dibangun

diatas dan dari desa. Dan desa adalah pelopor sistem demokrasi yang otonom

dan berdaulat penuh. Sejak lama, desa telah memiliki sistem dan mekanisme

pemerintahan serta norma sosial masing-masing. Inilah yang menjadi cikal

bakal sebuah negara bernama Indonesia ini. Namun, sampai saat ini

pembangunan desa masih dianggap seperempat mata oleh pemerintah.

Kebijakan pemerintah terkait pembangunan desa terutama pembangunan

sumber daya manusianya sangat tidak terpikirkan. Istilah desa disesuaikan

dengan asal-usul, adat istiadat, dan nilai-nilai budaya masyarakat di setiap

daerah otonom di Indonesia. Setelah UUD 1945 diamandemen, istilah desa

tidak lagi disebut secara eksplisit.

Desa atau yang disebut dengan nama lain telah ada sebelum Negara

Kesatuan Republik Indonesia terbentuk. Sebagai bukti keberadaannya,

Penjelasan Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 (sebelum perubahan) menyebutkan bahwa “Dalam territori Negara

Indonesia terdapat lebih kurang 250 “Zelfbesturende landschappen” dan

“Volksgemeenschappen”, seperti desa di Jawa dan Bali, Nagari di

Minangkabau, dusun dan marga di Palembang, dan sebagainya. Daerah-daerah

itu mempunyai susunan Asli dan oleh karenanya dapat dianggap sebagai

daerah yang bersifat istimewa. Negara Republik Indonesia menghormati

kedudukan daerah-daerah istimewa tersebut dan segala peraturan negara yang

mengenai daerah-daerah itu akan mengingati hak-hak asal usul daerah

tersebut”. Oleh sebab itu, keberadaannya wajib tetap diakui dan diberikan

Page 16: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

3

jaminan keberlangsungan hidupnya dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Keberagaman karakteristik dan jenis desa, atau yang disebut dengan

nama lain, tidak menjadi penghalang bagi para pendiri bangsa (founding

fathers) ini untuk menjatuhkan pilihannya pada bentuk negara kesatuan.

Meskipun disadari bahwa dalam suatu negara kesatuan perlu terdapat

homogenitas, tetapi Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap memberikan

pengakuan dan jaminan terhadap keberadaan kesatuan masyarakat hukum dan

kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya.

Dalam kaitan susunan dan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,

setelah perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945, pengaturan desa atau disebut dengan nama lain dari segi

pemerintahannya mengacu pada ketentuan Pasal 18 ayat (7) yang menegaskan

bahwa “Susunan dan tata cara penyelenggaraan Pemerintahan Daerah diatur

dalam undang-undang”. Hal itu berarti bahwa Pasal 18 ayat (7) Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 membuka

kemungkinan adanya susunan pemerintahan dalam sistem pemerintahan

Indonesia.

Melalui perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945, pengakuan terhadap kesatuan masyarakat hukum adat dipertegas

melalui ketentuan dalam Pasal 18B ayat (2) yang berbunyi “Negara mengakui

dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak

tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan

Page 17: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

4

masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur

dalam undang-undang”.

Desa memiliki hak otonomi asli berdasarkan hukum adat, dapat

menentukan susunan pemerintahan, mengatur dan mengurus rumah tangga,

serta memiliki kekayaan dan aset. oleh karena itu, eksistensi desa perlu

ditegaskan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa. Namun,

deregulasi dan penataan desa pasca beberapa kali amandemen terhadap

konstitusi negara serta peraturan perundangannya menimbulkan perspektif

baru tentang pengaturan desa di Indonesia. Dengan di undangkannya Undang-

Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa, sebagai sebuah kawasan yang

otonom memang diberikan hak-hak istimewa, diantaranya adalah terkait

pengelolaan keuangan dan alokasi dana desa, pemilihan kepala desa serta

proses pembangunan desa .

Otonomi desa merupakan otonomi asli, bulat, dan utuh serta bukan

merupakan pemberian dari pemerintah. Sebaliknya pemerintah berkewajiban

menghormati otonomi asli yang dimiliki oleh desa tersebut. Sebagai kesatuan

masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak istimewa,

desa dapat melakukan perbuatan hukum baik hukum publik maupun hukum

perdata, memiliki kekayaan, harta benda serta dapat dituntut dan menuntut di

muka pengadilan.

Bagi desa, otonomi yang dimiliki berbeda dengan otonomi yang

dimiliki oleh daerah propinsi maupun daerah kabupaten dan daerah kota.

Otonomi yang dimiliki oleh desa adalah berdasarkan asal-usul dan adat

Page 18: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

5

istiadatnya, bukan berdasarkan penyerahan wewenang dari pemerintah. Desa

atau nama lainnya, yang selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat

hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat

setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di

daerah kabupaten. Landasan pemikiran yang perlu dikembangkan saat ini

adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokrasi, dan

pemberdayaan masyarakat.

Daerah kabupaten atau kota seuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Otonomi desa merupakan hak, wewenang dan

kewajiban untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat berdasarkan hak asal-usul dan nilai-nilai sosial

budaya yang ada pada masyarakat untuk tumbuh dan berkembang mengikuti

perkembangan desa tersebut. Urusan pemerintahan berdasarkan asal-usul desa,

urusan yang menjadi wewenang pemerintahan Kabupaten atau Kota

diserahkan pengaturannya kepada desa.

Namun harus selalu diingat bahwa tiada hak tanpa kewajiban, tiada

kewenangan tanpa tanggungjawab dan tiada kebebasan tanpa batas. Oleh

karena itu, dalam pelaksanaan hak, kewenangan dan kebebasan dalam

penyelenggaraan otonomi desa harus tetap menjunjung nilai-nilai

tanggungjawab terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan

menekankan bahwa desa adalah bagian yang tidak terpisahkan dari bangsa dan

negara Indonesia. Pelaksanaan hak, wewenang dan kebebasan otonomi desa

Page 19: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

6

menuntut tanggungjawab untuk memelihara integritas, persatuan dan kesatuan

bangsa dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tanggungjawab

untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang dilaksanakan dalam koridor

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 18

kewenangan desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan

pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan

kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa berdasarkan

prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat desa. Dan menurut Pasal

19 Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa kewenangan desa

meliputi:

1. Kewenangan berdasarkan hak asal usul;

2. Kewenangan lokal berskala Desa;

3. Kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi, atau Pemerintah Daerah

4. Kabupaten/Kota; dan

5. Kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi, atau Pemerintah

Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 18

Kewenangan Desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan

Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan

kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan

Page 20: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

7

prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat Desa. Dan menurut Pasal

19 Kewenangan Desa meliputi:

1. Kewenangan berdasarkan hak asal usul;

2. Kewenangan lokal berskala Desa;

3. Kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan

4. Kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pencermatan lebih mendalam menunjukkan bahwa konflik penguasaan

kewenangan terutama disebabkan karena adanya kewenangan yang

menghasilkan penerimaan, yaitu adanya kecenderungan perebutan

kewenangan antar tingkatan pemerintahan untuk memperoleh sumber-sumber

keuangan yang berasal dari kewenangan tersebut. Kewenangan-kewenangan

yang menghasilkan sumber penerimaan cenderung bermasalah, sedangkan

kewenangan yang kurang menghasilkan penerimaan dan atau memerlukan

biaya cenderung untuk dihindari.

Friksi pada dasarnya berpangkal dari siapa yang mempunyai

kewenangan secara hukum atas hal yang disengketakan tersebut. Motif utama

yang mendorong bukanlah persoalan untuk memberikan pelayanan

masyarakat pada hal yang disengketakan tersebut, namun lebih pada

bagaimana menguasai sumber-sumber pendapatan yang dihasilkan dari

kewenangan yang disengketakan tersebut. Daerah menganggap bahwa dengan

Page 21: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

8

adanya otonomi maka kebutuhan uang mereka menjadi tidak terbatas,

sedangkan PAD dan DAU terbatas sehingga hal tersebut menarik mereka

untuk menambah sumber-sumber penerimaan dari penguasaan obyek-obyek

yang dapat menghasilkan tambahan penerimaan daerah.

Analisis yang lebih fundamental mengindikasikan bahwa keberadaan

unit pemerintahan daerah bertujuan unuk melayani kebutuhan

masyarakat (public service). Ini berarti tiap daerah akan mempunyai keunikan

sendiri-sendiri baik dari aspek penduduk, maupun karakter geografisnya.

Masyarakat pantai dengan mata pencaharian utama di perikanan akan berbeda

dengan masyarakat pegunungan, ataupun masyarakat pedalaman. Masyarakat

pedesaan akan berbeda kebutuhannya dengan masyarakat daerah perkotaan.

Apabila keberadaan Pemda untuk melayani kebutuhan masyarakat, maka

konsekuensinya urusan yang dilimpahkanpun seyogyanya berbeda pula dari

satu daerah dengan daerah lainnya sesuai dengan perbedaan karakter geografis

dan mata pencaharian utama penduduknya. Adalah sangat tidak logis apabila

di sebuah daerah kota sekarang ini masih dijumpai urusan-urusan pertanian,

perikanan, peternakan, dan urusan-urusan yang berkaitan dengan kegiatan

primer. Pelimpahan urusan otonomi yang sesuai dengan kebutuhannya. Untuk

itu analisis kebutuhan (need assessment)merupakan suatu keharusan sebelum

urusan itu diserahkan ke suatu daerah otonom.

Pada dasarnya kebutuhan rakyat dapat dikelompokkan kedalam dua

hal yaitu :

Page 22: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

9

1. Kebutuhan dasar (basic needs) seperti air, kesehatan, pendidikan,

lingkungan, keamanan, dsb;

2. Kebutuhan pengembangan usaha masyarakat seperti pertanian, perkebunan,

perdagangan, industri dan sebagainya;

Dalam konteks otonomi, daerah dan desa harus mempunyai

kewenangan untuk mengurus urusan-urusan yang berkaitan dengan kedua

kelompok kebutuhan diatas. Kelompok kebutuhan dasar adalah hampir sama

diseluruh Indonesia hanya gradasi kebutuhannya saja yang berbeda.

Sedangkan kebutuhan pengembangan usaha penduduk sangat erat kaitannya

dengan karakter daerah, pola pemanfaatan lahan dan mata pencaharian

penduduk.

Berbeda dengan negara maju dimana pembangunan usaha sebagian

besar sudah dijalankan oleh pihak swasta, maka di Negara Indonesia sebagai

negara berkembang, peran pemerintah masih sangat diharapkan untuk

menggerakkan usaha masyarakat. Kewenangan untuk menggerakkan usaha

atau ekonomi masyarakat masih sangat diharapkan dari pemerintah. Pemda di

negara maju lebih beerorientasi untuk menyediakan kebutuhan dasar (basic

services) masyarakat. Untuk itu, maka Pemda di Indonesia mempunyai

kewenangan (otonomi) untuk menyediakan pelayanan kebutuhan dasar dan

pelayanan pengembangan usaha ekonomi masyarakat lokal.

Dalam memberikan otonomi untuk pelayanan kebutuhan dasar dan

pelayanan pengembangan usaha ekonomi masyarakat, ada tiga hal yang perlu

dipertimbangkan yaitu :

Page 23: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

10

1. Economies of scale : bahwa penyerahan urusan itu akan menciptakan

efisiensi, efektifitas dan ekonomis dalam penyelenggaraanya. Ini

berkaitaan dengan economies of scale (skala ekonomis) dalam pemberian

pelayanan tersebut. Untuk itu harus ada kesesuaian antara skala ekonomis

dengan catchment area (cakupan daerah pelayanan). Persoalannya adalah

sejauhmana skala ekonomis itu sesuai dengan batas-batas wilayah

administrasi Pemda yang sudah ada. Makin luas wilayah yang diperlukan

untuk mencapai skala ekonomis akan makin tinggi otoritas yang

diperlukan. Bandara dan pelabuhan yang cakupan pelayanannya antar

provinsi adalah menjadi tanggung jawab nasional.

2. Akuntabilitas : bahwa penyerahan urusan tersebut akan menciptakan

akuntabilitas pemda pada masyarakat. Ini berarti bagaimana mendekatkan

pelayanan tersebut kepada masyarakat. Makin dekat unit pemerintaahan

yang memberikan pelayanan kepada masyaarakat akan makin mendukung

akuntabilitas.

3. Eksternalitas : dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang memerlukan

pelayanan tersebut. Eksternalitas sangat terkait dengan akuntabilitas.

Makin luas eksternalitas yang ditimbulkan akan makin tinggi otoritas yang

diperlukan untuk menangani urusan tersebut. Contoh, sungai atau hutan

yang mempunyai eksternalitas regional seyogyanya menjadi tanggung

jawab Provinsi untuk mengurusnya.

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan salah satu

elemen yang krusial dan mutlak diperlukan dalam rangka pembangunan,

Page 24: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

11

terlebih jika dikaitkan dengan pergeseran paradigma pembangunan yang kini

telah menempatkan manusia dan masyarakat sebagai sentral dalam

pembangunan yang tidak hanya memandang masyarakat sebagai objek yang

dibangun tetapi sebagai subjek dari pembangunan itu sendiri. Sebagaimana

yang dikemukakan oleh Conyers (1982) terdapat tiga alasan utama mengapa

partisipasi masyarakat menjadi sangat penting, yaitu 1) partisipasi masyarakat

merupakan suatu alat ukur untuk memperoleh informasi mengenai kondisi,

dan kebutuhan masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program

pembangunan serta proyek-proyek akan gagal. Kedua, yaitu bahwa

masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program pembangunan jika

merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena mereka

akan lebih mengetahui perihal proyek tersebut. Ketiga, adanya anggapan

bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam

pembangunan masyarakat itu sendiri (lihat Supriatna, 2000).

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan sangatlah penting karena

masyarakat menjadi bagian yang paling memahami keadaan daerahnya tentu

akan mampu memberikan masukan yang sangat berharga. Masyarakat dengan

pengetahuan menjadi modal yang sangat besar dalam melaksanakan

pembangunan. Masyarakat desa yang mengetahui apa permasalahan yang

dihadapi serta juga potensi yang dimiliki oleh daerahnya. Bahkan pula mereka

akan mempunyai “pengetahuan lokal” untuk mengatasi masalah yang

dihadapinya tersebut. Maka dari itu perlu adanya gerakan bersama untuk

perubahan tingkat kehidupan masyarakat desa yang meliputi aspek-aspek

Page 25: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

12

kehidupan hidup, baik lahir maupun batin yang dilakukan secara swadaya

sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa. Sehingga pembangunan yang

dilaksanakan di desa secara menyeluruh dan terpadu dengan imbalan

kewajiban yang serasi antara pemerintah dan masyarakat dimana pemerintah

wajib memberikan bimbingan, pengarahan, bantuan dan fasilitas yang

diperlukan, sedangkan masyarakat memberikan partisipasinya dalam bentuk

swakarsa dan swadaya, gotong royong masyarakat pada setiap pembangunan

yang diinginkan oleh masyarakat. Bertitik tolak pada sejauh mana masyarakat

desa dalam pelaksanaan pembangunan desa, terutama di Desa

Banguntapan,Kecamatan Banguntapan,Kabupaten Bantul, Provinsi DIY

sehingga penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh melalui penelitian yang

berjudul “Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Pembangunan desa di

Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis berusaha merumuskan

masalah yang ingin diteliti agar tidak menyulitkan dalam pengumpulan data

yang di perlukan. Maka dari itu penulis merumuskan masalahnya sebgai

berikut:

1. Bagaimana Partisipasi dalam pelaksanaan pembangunan desa di Desa

Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY ?

Page 26: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

13

2. Apakah faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan partisipasi

pembangunan desa di Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan,

Kabupaten Bnatul, DIY ?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk memperoleh gambaran tentang partisipasi masyarakat dalam

pelaksanaan pembangunan desa di Desa Banguntapan, Kecamatan

banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY.

b. Untuk mengetahui tentang factor-faktor yang menghambat partisipasi

dalam pelaksanaan pembangunan desa di Desa Banguntapan,

Kecamatan Bnaguntapan, Kabupaten Bantul, DIY.

2. Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan studi perbandingan bagi peneliti selanjutnya mengenai

bagaimana partisipasi yang dilakukan oleh masyarkat di Desa

Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY.

b. Sebagai salah satu kontribusi pemikiran ilmiah dalam melengkapi

kajian yang mengarah pada pengembangan ilmu pengetahuan terutama

yang menyangkut partisipatif masyarakat dalam pelaksanaan

pembangunan desa di Desa Banguntapan.

c. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak

dan sebagai suatu acuan bagi pemerintah desa dalam penetapan

kebijakan untuk meningkatkan pembangunan desa.

Page 27: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

14

D. Kerangka Konseptual

1. Pembangunan Desa

Pembangunan desa merupakan bagian dari pembangunan nasional

dan pembangunan desa ini memiliki arti dan peranan yang penting dalam

mencapai tujuan nasional, karena desa beserta masyarakatnya merupakan

basis dan ekonomi, politik, sosial budaya dan pertahanan keamanan.

Menurut Kartasasmita (2001: 66) mengatakan bahwa hakekat

pembangunan nasional adalah manusia itu sendiri yang merupakan titik

pusat dari segala upaya pembangunan dan yang akan dibangun adalah

kemampuan dan kekuatannya sebagai pelaksana dan yang akan dibangun

adalah kemampuan dan kekuatannya sebagai pelaksana dan penggerak

pembangunan. Pada hakekatnya pembangunan desa dilakukan oleh

masyarakat bersama-sama pemerintah terutama dalam memberikan

bimbingan, pengarahan, bantuan pembinaan, dan pengawasan agar dapat

ditingkatkan kemampuan masyarakat dalam usaha menaikan taraf hidup

dan kesejahteraannya.

Suparno (2001: 46) menegaskan bahwa pembangunan desa

dilakukan dalam rangka imbang yang sewajarnya antara pemerintah

dengan masyarakat. Kewajiban pemerintah adalah menyediakan

prasarana-prasarana, sedangkan selebihnya disandarkan kepada

kemampuan masyarakat itu sendiri. Proses pembangunan desa merupakan

mekanisme dari keinginan masyarakat yang dipadukan dengan masyarakat.

Page 28: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

15

Perpaduan tersebut menentukan keberhasilan pembangunan seperti yang

dikemukakan oleh Ahmadi (2001:222).

Mekanisme Pembangunan Desa adalah merupakan perpaduan yang

serasi antara kegiatan partisipasi masyarakat dalam pihak dan kegiatan

pemerintah di satu pihak.

Bahwa pada hakekatnya pembangunan desa dilakukan oleh

masyarakat sendiri. Sedangkan pemerintah memberikan bimbingan,

bantuan, pembinaan, dan pengawasan. Menurut beberapa ahli

dikemukakan, pembangunan desa adalah sebagai berikut :

1. Pembangunan desa adalah seluruh rangkaian usaha yang dilakukan

dilingkungan desa yang bertujuan untuk mempertinggi taraf hidup

masyarakat desa, serta memperkuat kesejahteraan masyarakat dengan

rencana yang dibuat atas dasar musyawarah dikalangan masyarakat

desa.

2. Pembangunan desa adalah pembangunan masyarakat desa dalam suatu

proses dimana anggota, masyarakat desa pertama-tama mendiskusikan

yang kemudian memutuskan keinginan selanjutnya merencanakan dan

mengerjakan bersama-sama untuk masyarakat memenuhi keinginannya.

3. Pembangunan desa adalah adanya gerakan bersama untuk perubahan

tingkat kehidupan masyarakat desa yang meliputi aspek-aspek

kehidupan hidup, baik lahir maupun bathin yang dilakukan secara

swadaya sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa.

Page 29: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

16

4. Pembangunan desa adalah pembangunan yang dilaksanakan di desa

secara menyeluruh dan terpadu dengan imbalan kewajiban yang serasi

antara pemerintah dan masyarakat dimana pemerintah wajib

memberikan bimbingan, pengarahan, bantuan dan fasilitas yang

diperlukan, sedangkan masyarakat memberikan partisipasinya dalam

bentuk swakarsa dan swadaya, gotong royong masyarakat pada setiap

pembangunan yang diinginkan.

5. Pembangunan desa adalah suatu pembangunan yang diarahkan untuk

meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat desa da

didasarkan kepada tugas dan kewajiban masyarakat desa secara

keseluruhan.

6. Pembangunan adalah pembangunan yang sepanjang prosesnya

masyarakat desa diharapkan berpartisipasi (ikut serta) secara aktif dan

dikelola ditingkat desa.

7. Pembangunan dari masyarakat pada unit pemerintah terendah yang

harus dilaksanakan dan dibina terus-menerus, sistematis dan terarah

sebagai bagian penting dalam usaha pembangunan negara sebagai

usaha yang menyeluruh

Sehubungan dengan hal tersebut, maka pembangunan desa dapat

dilihat dari berbagai segi yaitu sebagai suatu proses, dengan suatu metode

sebagai suatu program dan suatu gerakan, sebagaimana pendapat pakar

berikut ini :

Page 30: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

17

Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa pembangunan desa

meliputi beberapa faktor dan berbagai program yang dilaksanakan oleh

aparat departemen, pemerintah daerah dan seluruh masyarakat. Oleh

karena itu pelaksanaannya perlu ada koordinasi dari pemerintah baik pusat

maupun daerah serta desa sebagai tempat pelaksanaan pembangunan agar

seluruh program kegiatan tersebut saling menunjang dan terlaksana

dengan baik sesuai dengan rencana, sehingga dapat berdaya guna dan

berhasil guna.

Permasalahan di dalam pembangunan perdesaan adalah rendahnya

aset yang dikuasai masyarakat perdesaan ditambah lagi dengan masih

rendahnya akses masyarakat perdesaan ke sumber daya ekonomi seperti

lahan/tanah, permodalan, input produksi, keterampilan dan teknologi,

informasi, serta jaringan kerjasama. Disisi lain, masih rendahnya tingkat

pelayanan prasarana dan sarana perdesaan dan rendahnya kualitas SDM di

perdesaan yang sebagian besar berketerampilan rendah (low skilled),

lemahnya kelembagaan dan organisasi berbasis masyarakat, lemahnya

koordinasi lintas bidang dalam pengembangan kawasan perdesaan. Oleh

karena itu dapat dilihat beberapa sasaran yang dapat dilakukan dalam

pembangunan desa sebagai berikut:

Beberapa Definisi (teori dan konsep) Pembangunan Desa Menurut

Para Ahli

Page 31: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

18

1. Meningkatkan pelayanan dalam hal pertanahan serta memproses

masalah-masalah pertanahan dalam batas-batas kewenangan

Kabupaten.

2. Pemantapan pengelolaan pemanfaatan ruang dan pengendalian

pemanfaatan ruang untuk menciptakan lingkungan kehidupan yang

efisien, efektif dan berkelanjutan .

3. Peningkatan kualitas pemukiman yang aman, nyaman dan sehat .

4. Meningkatnya prasarana wilayah pada daerah tertinggal, terpencil dan

daerah perbatasan.

5. Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan di daerah dan

wilayah.

6. Meningkatkan ekonomi wilayah untuk kesejahteraan masyarakat serta

menanggulangi kesenjangan antar wilayah.

7. Pembangunan Perdesaan.

Akan tetapi sasaran yang paling pokok yang ingin dicapai dalam

Pengembangan Desa adalah:

1. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan masyarakat perdesaan.

2. Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur di kawasan

permukiman di perdesaan.

3. Meningkatnya akses, kontrol dan partisipasi seluruh elemen

masyarakat.

Pembangunan merupakan proses kegiatan untuk meningkatkan

keberdayaan dalam meraih masa depan yang lebih baik. Pengertian ini

Page 32: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

19

meliputi upaya untuk memperbaiki keberdayaan masyarakat, bahkan

sejalan dengan era otonomi, makna dari konsep hendaknya lebih diperluas

menjadi peningkatan keberdayaan serta penyertaan partisipasi masyarakat

dalam proses pembangunan. Oleh karenanya bahwa dalam pelaksanaannya

harus dilakukan strategi yang memandang masyarakat bukan hanya

sebagai objek tetapi juga sebagai subjek pembangunan yang mampu

menetapkan tujuan, mengendalikan sumber daya dan mengarahkan proses

pembangunan untuk meningkatkan taraf kehidupannya. Hal ini sesuai

dengan arah kebijakan pembangunan yang lebih diprioritaskan kepada

pemulihan kehidupan sosial ekonomi masyarakat atau peningkatan

pendapatan masyarakat desa dan menegakkan citra pemerintah daerah

dalam pembangunan. Kebijakan pembangunan perdesaan tahun 2010-2014

diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup

masyarakat perdesaan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memperluas akses masyarakat terhadap sumber daya produktif untuk

pengembangan usaha seperti lahan, prasarana sosial ekonomi,

permodalan, informasi, teknologi dan inovasi, serta akses masyarakat

ke pelayanan publik dan pasar.

2. Meningkatkan keberdayaan masyarakat perdesaan melalui peningkatan

kualitasnya, dan penguatan kelembagaan serta modal sosial

masyarakat perdesaan berupa jaringan kerjasama untuk memperkuat

posisi tawar.

Page 33: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

20

3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan dengan memenuhi

hak-hak dasar.

4. Terciptanya lapangan kerja berkualitas di perdesaan, khususnya

lapangan kerja non pemerintah.

Pembangunan masyarakat desa pada dasarnya adalah bertujuan

untuk mencapai suatu keadaan pertumbuhan dan peningkatan untuk jangka

panjang dan sifat peningkatan akan lebih bersifat kualitatif terhadap pola

hidup warga masyarakat, yaitu pola yang dapat mempengaruhi

perkembangan aspek :

a. Mental (jiwa)

b. Fisik (raga)

c. Intelegensia (kecerdasan) dan

d. Kesadaran bermasyarakat dan bernegara.

Akan tetapi pencapaian objektif dan target pembangunan desa pada

dasarnya banyak ditentukan oleh mekanisme dan struktur yang dipakai

sebagai Sistem pembangunan desa.

Selanjutnya berdasarkan Permendagri No 114 tahun 2014 tentang

Pedoman pembangunan desa, pembangunan di desa merupakan model

pembangunan partisipatif adalah suatu sistem pengelolaan pembangunan

di desa bersama-sama secara musyawarah, mufakat, dan gotong royong

yang merupakan cara hidup masyarakat yang telah lama berakar budaya

wilayah Indonesia.Sebagaimana disebutkan dalam pasal 115 Permendagri

No 114 tahun 2014, bahwa perencanaan pembangunan desa sebagaimana

Page 34: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

21

yang dimaksud dalam pasal 114 menjadi pedoman bagi pemerintah desa

dalam menyusun rancangan RPJMDesa, RKP Desa, dan daftar usulan

RKP Desa. Jadi dari pasal ini kita bisa melihat bahwa pembangunan desa

adalah bagian dari pembangunan partisipatif yang diantaranya

direncanakan dengan pemberdayaan masyarakat desa. Pemberdayaan,

yaitu upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sedangkan

partisipatif, yaitu keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat secara aktif

dalam proses pembangunan. Pelaksanaan pembangunan di desa menjadi

tanggungjawab Kepala desa sebagaimana diatur dalam Pasal 121 ayat (1)

PP No 114 tahun 2014 ditegaskan bahwa Kepala Desa mengoordinasikan

kegiatan pembangunan desa yang dilaksanakan oleh perangkat desa

dan/atau unsur masyarakat desa. Kegiatan pembangunan direncanakan

dalam forum Musrenbangdes, hasil musyawarah tersebut ditetapkan dalam

RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Desa) selanjutnya ditetapkan dalam

APBDesa. Dalam pelaksanaan pembangunan Kepala Desa dibantu oleh

perangkat desa dan dapat dibantu oleh lembaga kemasyarakatan di

desa. Selanjutnya khusus untuk anggaran pembangunan yang bersumber

dari APBDesa,70% dari anggaran tersebut merupakan belanja untuk

penggunaan pemberdayaan masyarakat.

Ditegaskan dalam Pasal 100 ayat (2) Permendagri No 113 tahun

2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa bahwa paling banyak 30% dari

jumlah anggaran belanja desa digunakan untuk:

Page 35: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

22

1. Penghasilan tetap dan tunjangan kepala desa dan perangkat desa

2. Operasional pemerintah desa

3. Tunjangan dan operasional Badan Permusyawaratan Desa; dan

4. Insentif rukun tetangga dan rukun warga.

Ada prinsip utama yang mendasari pengelolaan keuangan desa

(Mardiasmo, 2002 : 105) yakni prinsip transparansi atau

keterbukaan. Transparansi di sini memberikan arti bahwa anggota

masyarakat memiliki hak dan akses yang sama untuk mengetahui proses

anggaran karena menyangkut aspirasi dan kepentingan masyarakat,

terutama pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup masyarakat banyak.

Dari uraian diatas menjelaskan bahwa pembangunan merupakan

perpaduan antara partisipasi masyarakat dan kegiatan pemerintah.

Pemerintah berkewajiban menyediakan prasarana-prasarana sedangkan

selebihnya diberikan kepada masyarakat itu sendiri, karena pada

hakekatnya pembangunan itu dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri.

Jadi dalam melaksanakan pembangunan manusia itu sendiri yang

merupakan titik pusat dari segala upaya pembangunan dan yang akan

dibangun adalah kemampuan dan kekuatan sebagai pelaksana dan

penggerak pembangunan. Dalam hal ini pemerintah yang memberikan

pengawasan, bimbingan, bantuan, serta pembinaan kepada masyarakat.

Page 36: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

23

2. Partisipasi Masyarakat

a. Prinsip Partisipasi Masyarakat

Menurut Ach. Wazir Ws., et al. (1999: 29) partisipasi bisa

diartikan sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam

interaksi sosial dalam situasi tertentu. Dengan pengertian itu,

seseorang bisa berpartisipasi bila ia menemukan dirinya dengan atau

dalam kelompok, melalui berbagai proses berbagi dengan orang lain

dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan

tanggungjawab bersama.

Partisipasi masyarakat menurut Isbandi (2007: 27) adalah

keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan

potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan

tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya

mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses

mengevaluasi perubahan yang terjadi.

Mikkelsen (1999: 64) membagi partisipasi menjadi 6 (enam)

pengertian, yaitu:

1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada

proyek tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan;

2. Partisipasi adalah “pemekaan” (membuat peka) pihak masyarakat

untuk meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk

menanggapi proyek-proyek pembangunan;

Page 37: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

24

3. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam

perubahan yang ditentukannya sendiri;

4. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti

bahwa orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan

menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal itu;

5. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat

dengan para staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan,

monitoring proyek, agar supaya memperoleh informasi mengenai

konteks lokal, dan dampak-dampak sosial;

6. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri,

kehidupan, dan lingkungan mereka.

Dari tiga pakar yang mengungkapkan definisi partisipasi di atas,

dapat dibuat kesimpulan bahwa partisipasi adalah keterlibatan aktif

dari seseorang, atau sekelompok orang (masyarakat) secara sadar

untuk berkontribusi secara sukarela dalam program pembangunan dan

terlibat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring sampai pada

tahap evaluasi.

Pentingnya partisipasi dikemukakan oleh Conyers (1991: 154)

sebagai berikut: pertama, partisipasi masyarakat merupakan suatu alat

guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap

masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan

serta proyek-proyek akan gagal; kedua, bahwa masyarakat akan lebih

mempercayai proyek atau program pembangunan jika merasa

Page 38: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

25

dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena mereka

akan lebih mengetahui seluk-beluk proyek tersebut dan akan

mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut; ketiga, bahwa

merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam

pembangunan masyarakat mereka sendiri.

Apa yang ingin dicapai dengan adanya partisipasi adalah

meningkatnya kemampuan (pemberdayaan) setiap orang yang terlibat

baik langsung maupun tidak langsung dalam sebuah program

pembangunan dengan cara melibatkan mereka dalam pengambilan

keputusan dan kegiatan-kegiatan selanjutnya dan untuk jangka yang

lebih panjang. Adapun prinsip-prinsip partisipasi tersebut,

sebagaimana tertuang dalam Panduan Pelaksanaan Pendekatan

Partisipatif yang disusun oleh Department for International

Development (DFID) (dalam Monique Sumampouw, 2004: 106)

adalah:

Cakupan. Semua orang atau wakil-wakil dari semua kelompok

yang terkena dampak dari hasil-hasil suatu keputusan atau proses

proyek pembangunan.

Kesetaraan dan kemitraan (Equal Partnership). Pada dasarnya

setiap orang mempunyai keterampilan, kemampuan dan prakarsa

serta mempunyai hak untuk menggunakan prakarsa tersebut terlibat

dalam setiap proses guna membangun dialog tanpa

memperhitungkan jenjang dan struktur masing-masing pihak.

Page 39: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

26

Transparansi. Semua pihak harus dapat menumbuhkembangkan

komunikasi dan iklim berkomunikasi terbuka dan kondusif

sehingga menimbulkan dialog.

Kesetaraan kewenangan (Sharing Power/Equal Powership).

Berbagai pihak yang terlibat harus dapat menyeimbangkan

distribusi kewenangan dan kekuasaan untuk menghindari

terjadinya dominasi.

Kesetaraan Tanggung Jawab (Sharing Responsibility). Berbagai

pihak mempunyai tanggung jawab yang jelas dalam setiap proses

karena adanya kesetaraan kewenangan (sharing power) dan

keterlibatannya dalam proses pengambilan keputusan dan langkah-

langkah selanjutnya.

Pemberdayaan (Empowerment). Keterlibatan berbagai pihak tidak

lepas dari segala kekuatan dan kelemahan yang dimiliki setiap

pihak, sehingga melalui keterlibatan aktif dalam setiap proses

kegiatan, terjadi suatu proses saling belajar dan saling

memberdayakan satu sama lain.

Kerjasama. Diperlukan adanya kerja sama berbagai pihak yang

terlibat untuk saling berbagi kelebihan guna mengurangi berbagai

kelemahan yang ada, khususnya yang berkaitan dengan

kemampuan sumber daya manusia.

Page 40: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

27

b. Bentuk dan Tipe Partisipasi

Ada beberapa bentuk partisipasi yang dapat diberikan

masyarakat dalam suatu program pembangunan, yaitu partisipasi uang,

partisipasi harta benda, partisipasi tenaga, partisipasi keterampilan,

partisipasi buah pikiran, partisipasi sosial, partisipasi dalam proses

pengambilan keputusan, dan partisipasi representatif.

Dengan berbagai bentuk partisipasi yang telah disebutkan

diatas, maka bentuk partisipasi dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis,

yaitu bentuk partisipasi yang diberikan dalam bentuk nyata (memiliki

wujud) dan juga bentuk partisipasi yang diberikan dalam bentuk tidak

nyata (abstrak). Bentuk partisipasi yang nyata misalnya uang, harta

benda, tenaga dan keterampilan sedangkan bentuk partisipasi yang

tidak nyata adalah partisipasi buah pikiran, partisipasi sosial,

pengambilan keputusan dan partisipasi representatif.

Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar

usaha-usaha bagi pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan

bantuan Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk

menyumbang harta benda, biasanya berupa alat-alat kerja atau

perkakas. Partisipasi tenaga adalah partisipasi yang diberikan dalam

bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang

keberhasilan suatu program. Sedangkan partisipasi keterampilan, yaitu

memberikan dorongan melalui keterampilan yang dimilikinya kepada

anggota masyarakat lain yang membutuhkannya. Dengan maksud agar

Page 41: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

28

orang tersebut dapat melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan

kesejahteraan sosialnya.

Partisipasi buah pikiran lebih merupakan partisipasi berupa

sumbangan ide, pendapat atau buah pikiran konstruktif, baik untuk

menyusun program maupun untuk memperlancar pelaksanaan program

dan juga untuk mewujudkannya dengan memberikan pengalaman dan

pengetahuan guna mengembangkan kegiatan yang diikutinya.

Partisipasi sosial diberikan oleh partisipan sebagai tanda paguyuban.

Misalnya arisan, menghadiri kematian, dan lainnya dan dapat juga

sumbangan perhatian atau tanda kedekatan dalam rangka memotivasi

orang lain untuk berpartisipasi. Pada partisipasi dalam proses

pengambilan keputusan, masyarakat terlibat dalam setiap

diskusi/forum dalam rangka untuk mengambil keputusan yang terkait

dengan kepentingan bersama. Sedangkan partisipasi representatif

dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada

wakilnya yang duduk dalam organisasi atau panitia.

(Hamijoyo, 2007: 21; Chapin, 2002: 43 & Holil, 1980: 81),

Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar usaha-

usaha bagi pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan

bantuan.Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk

menyumbang harta benda, biasanya berupa alat-alat kerja atau

perkakas.Partisipasi sosial, Partisipasi jenis ini diberikan oleh

partisipan sebagai tanda paguyuban. Misalnya arisan, menghadiri

Page 42: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

29

kematian, dan lainnya dan dapat juga sumbangan perhatian atau tanda

kedekatan dalam rangka memotivasi orang lain untuk berpartisipasi.

Partisipasi keterampilan, yaitu memberikan dorongan melalui

keterampilan yang dimilikinya kepada anggota masyarakat lain yang

membutuhkannya. Dengan maksud agar orang tersebut dapat

melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan sosialnya.

Berdasarkan bentuk-bentuk partisipasi yang telah dianalisis,

dapat ditarik sebuah kesimpulan mengenai tipe partisipasi yang

diberikan masyarakat. Tipe partisipasi masyarakat pada dasarnya dapat

kita sebut juga sebagai tingkatan partisipasi yang dilakukan oleh

masyarakat. Sekretariat Bina Desa (1999: 32-33) mengidentifikasikan

partisipasi masyarakat menjadi 7 (tujuh) tipe berdasarkan

karakteristiknya, yaitu partisipasi pasif/manipulatif, partisipasi dengan

cara memberikan informasi, partisipasi melalui konsultasi, partisipasi

untuk insentif materil, partisipasi fungsional, partisipasi interaktif,

dan self mobilization.

Pada dasarnya, tidak ada jaminan bahwa suatu program akan

berkelanjutan melalui partisipasi semata. Keberhasilannya tergantung

sampai pada tipe macam apa partisipasi masyarakat dalam proses

penerapannya. Artinya, sampai sejauh mana pemahaman masyarakat

terhadap suatu program sehingga ia turut berpartisipasi.

Page 43: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

30

E. Ruang Lingkup

1. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa di Desa

Banguntapan

2. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan desa di Desa

Banguntapan

3. Faktor-faktor yang menghambat partisipasi masyarkat dalam

pembangunan desa di Desa Banguntapan

F. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriftif,

yang bertujuan memberikan gambaran secara jelas mengenai partisipasi

masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan desa di Desa Banguntapan,

Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY.

2. Unit analisis

a. Subjek Penelitian

Subjek adalah benda, keadaan atau orang tempat data atau

variabel penelitian melekat dan dipermasalahkan (Suharsimi Arikunto,

2002;116) dalam Skrispsi Abdul Fatah. Penulis akan melakukan

penelitian di Desa Banguntapan, Keacamatan Banguntapan, Kabupaten

Bantul, DIY.

Informan dalam Penelitian ini sebagai berikut:

Kepala Desa 1 Orang

Page 44: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

31

Perangkat Desa 3 Orang

Tokoh Masyarakat 3 Orang

Masyarakat 5 Orang

Total Informan 12 Orang

b. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah partisipasi masyarakat dalam

pelaksanaan pembangunan desa.

3. Teknik Pengumpulan data

Sesuai bentul penelitian kualitatif dan jenis sumber data yang

dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

a. Observasi

Menurut Suyantu dan Sutinah (2005:34) dalam skripsi putra

perdana menyatakan bahwa proses pengumpulan data yang umum

digunakan dalam penelitian sosial adalah menggunakan metode

observasi yaitu metode pengamatan langsung terhadap objek yang

diteliti.

Observasi merupakan metode pengumpulan data dimana

peneliti melakukan pengamatan seacara langsung terhadap gejala-

gejala yang terjadi guna memperoleh gambaran sesungguhnya dalam

penelitian yang akan dilaksanakan.

Page 45: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

32

b. Wawancara

Wawancara atau interview merupakan teknik pengumpulan

data dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan

atau tanpa pedoman wawancara (interview giude), (Asmani, 2011;122)

dalam skripsi Abdul Fatah.

Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi berupa

data-data dalam bentuk percakapan langsung dengan narasumber yang

menjadi objek dalam penelitian ini selain itu juga dengan metode

wawancara peneliti akan mendapatkan informasi yang bervariasi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen, leger, agenda dan sebagainya

(Suharsimi Arikunto, 2002:206) dalam skripsi Abdul Fatah. Teknik

dokumentasi ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber

dari dokumen dan arsip yang terdapat dilokasi penelitian.

4. Teknik Analisis Data

Menurut Paitan (dalam Muleong, 2002; 280) dalam Skripsi Abdul

Fatah, teknik analisis data adalah proses kategori urutan data,

mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uaraian

dasar, ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang

Page 46: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

33

signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari

hubungan diantara dimensi-dimensi uraian.

Teknik analisis data yang digunkan dalam penelitian ini adalah

metode analisis dan deskriptif kualitatif. Teknik analisis data kualitatif

yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif dari

Milles dan Huberman.

Dalam teknik ini ketiga komponen utama yaitu sebagai berikut:

a) Reduksi Data (Pengumpulan data)

Merupakan proses seleksi dan penyederhanaan data yang

diperoleh dilapangan. Teknik ini digunakan agar data dapat digunakan

sepraktis dan seefisien mungkin, sehingga hanya data yang diperlukan

dan dinilai valid yang dijadikan sumber penelitian. Tahap ini

berlagsung terus-menerus dari tahap awal sampai tahap akhir.

b) Data Display (Penyajian Data)

Merupakan sekumpul informasi yang tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.

c) Penarikan Kesimpulan

Dari awal pengumpulan data peneliti harus sudah mulai

mengerti apa arti dari hal-hal yang ditemui. Dari data yang diperoleh di

lapangan maka dapat diambil suatu kesimpulan hasil akhir penelitian

tersebut (Sutopo, 2002; 141).

Page 47: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

34

BAB II

PROFIL DESA BANGUNTAPAN

A. Gambaran Umum Desa Banguntapan

Dengan berlakunya Undang-undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa

bahwa Pemerintahan Desa diberi kewenangan yang luas untuk

menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan dan sosial kemasyarakatan,

untuk meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan harus sesuai dengan

aturan yang ada (proses tahapan dari bawah).

Keikutsertaan masyarakat secara aktif dalam proses perencanaan,

pelaksanaan, pengendalian, dan pemeliharaan, serta pembangunan hasil-hasil

pembangunan merupakan salah satu kunci keberhasilan dari setiap upaya

pembangunan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah pendekatan dan metode

untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dalam proses pembangunan yang

dapat memberi ruang bagi kepentingan dan inisiatif dari masyarakat itu sendiri.

Dengan upaya ini diharapkan sikap apatisme atau penolakan masyarakat

terhadap program pembangunan dapat dihindari.

Kunci keberhasilan suatu pembangunan yang memenuhi kriteria fungsi

pengelolaan pembangunan dilakukan. Berawal dari pemikiran itulah maka

perencanaan pembangunan partisipatif sangat strategis bila dilakukan oleh

masyarakat itu sendiri, sehingga selain bisa memahami situasi dan kondisi

kehidupan di desa secara tepat masyarakat bisa mengenali, mengenali,

menganalisis dan menentukanpermasalahan yang dihadapi. Pengaplikasian

Page 48: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

35

RPJM Desa didalam menyusun sebuah rancangan pembangunan dari

musyawarah yang telah hidup berurat berakar dalam masyarakat Indonesia.

Dengan demikian perencanaan yang dilakukan dapat lebih meningkatkan

hubungan yang erat antara masyarakat dengan kelembagaan yang ada di desa.

Lebih lanjut, bila mana proses perencanaan partisipatif itu dapat

berlangsung, maka diharapkan akan mampu meningkatkan peran serta

masyarakat, yang berarti pula memberdayakan masyarakat dalam

pembangunan desanya. Membangun adalah memperbaiki segala sesuatu yang

masih kurang baik. Menyelesaikan sebuah masalah tentu harus disepakati dulu

caranya sebelum dilaksanakan perbaikannya.

Secara implisit penyusunan RPJM Desa ini mempunyai maksud

memberikan pemahaman terhadap situasi kehidupan di desa secara cepat,

menemukan, menganalisis dan menentukan alternatif pemecahan masalah.

Sedangkan secara eksplisit penyusunan RPJM Desa mengandung maksud

memberikan ruang gerak yang bebas kepada masyarakat untuk menyusun

rencana pembangunan yang berbasis pada kebutuhan masyarakat dengan

memandang kemampuan daya guna (potensi) yang ada di desa.

Berbekal maksud ini RPJM Desa mempunyai tujuan yang secara

umum adalah :

Meningkatkan keberdayaan masyarakat melalui partisipasiaktif dalam

rangkaian proses pengelolaan pembangunan secara proposional.

Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan.

Page 49: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

36

Mengembangkan swadaya masyarakat menuju terciptanya pelaksanaan

pembangunan yang bertumpu pada kekuatan masyarakat sendiri.

Meningkatkan peran dan fungsi stakeholder yang ada di desa.

2.1 Potensi Dan Kondisi Ekonomi

a. Potensi Unggulan Desa.

Bidang Industri banyak berkembang di Desa Banguntapan

antara lain : industri imitasi kuningan, industri makanan, industri

kerajinan souvenir, industri kayu, dan industri lainnya. Di bidang

kesenian banyaknya kesenian yang berkembang di Desa Banguntapan

antara lain kesenian wayang kulit, ketoprak, campursari, merti dusun,

karawitan bahkan seni musik modern. Di bidang olah-raga adanya olah

raga sepak bola, bulutangkis yang merupakan kegiatan olah raga yang

di giatkan oleh masyarakat.

b. Lembaga-lembaga Perekonomian Desa

Lembaga-lembaga Perekonomian di Desa ada beberapa

lembaga antara lain UED- SP Desa Banguntapan dan ada juga UPK(

Unit Pengelola Keuangan) dari BKM Bangun Desa Mandiri yang

bergerak di bidang Perekonomian yang sangat membantu masyarakat

karena dari lembaga ini masyarakat dapat menerima pinjaman modal

usaha bagi masyarakat dan pinjaman tanggung renteng secara

berkelompok dengan bunga yang ringan yang tentunya dapat

membantu masyarakat dalam mengembangkan usahanya.

Page 50: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

37

c. Sarana dan Prasarana Perekonomian Desa

Sarana dan Prasarana Perekonomian yang ada di Desa

Banguntapan disamping adanya pasar tradisional bantengan di Dusun

Wonocatur, juga terdapat usaha perekonomian yang tersebar di

beberapa tempat di dusun -dusun, seperti warung - warung kelontong,

toko, warung makan, maupun toko kecil dan industri-industri rumahan

baik kuliner maupun industri kerajinan seperti pengolahan barang dari

bahan bekas / sampah, kerajinan kuningan, souvenir dan lain-lain.

2.2 Potensi Bidang Keagamaan, Kesehatan Dan Pendidikan Umum

a. Potensi sarana dan prasarana ibadah

Di Desa Banguntapan pemeluk agama diantaranya agama Islam

yang mayoritas agama yang dianut warga masyarakat, disamping

agama Kristen, Katholik, Hindu, Budha maupun maupun agama

lainnya, adapun Sarana dan prasarana tempat ibadah yang ada di Desa

Banguntapan yaitu berupa Musholla berjumlah 27, Masjid berjumlah

55, Gereja berjumlah 3 dan pura berjumlah 1.

b. Potensi sarana dan prasarana pendidikan

Di Desa Banguntapan terdapat sarana pendidikan umum baik

dari sarana pendidikan pemerintah maupu swasta, sarana pendidikan

tersebut diantaranya adalah SD bejumlah 10, SMP berjumlah 4, SMU

berjumlah 2 dan perguruan tinggi berjumlah 8.

Page 51: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

38

c. Potensi sarana kesehatan

Di Desa Banguntapan terdapat sarana kesehatan umum baik

dari sarana kesehatan pemerintah maupu swasta, sarana kesehatan

tersebut diantaranya adalah Puskesmas Banguntapan III bejumlah 1

dan Puskesmas pembantu 2, RSU Hardjolukito dan beberapa klinik

kesehatan lainnya.

Tabel 2.1

Jumlah sarana ibadah dan pendidikan di Desa Banguntapan

No Dusun Sarana Ibadah Sarana Pendidikan

Musholla Masjid Pura Gereja KB/PAUD TK SD SMP SMA PT

1 Tegaltandan 1 5 4 2 2 2

2 Jaranan 5 6 4 1 1

3 Jomblangan 5 6 2 1 1

4 Wonocatur 7 5 1 3 2 2

5 Karangjambe 6 3 1 2

6 karangbendo 1 5 1 3 1 1 1

7 Sorowajan 1 4 3 1 1 1

8 Plumbon 4 5 1 5 3 2 3

9 Pelemwulung 5 1 1 3

10 Pringgolayan 3 2 1 2 1 1

11 Modalan 6 1 1

JUMLAH 27 55 1 3 31 11 10 4 2 8

2.3 Potensi Bidang Pertanian, Perikanan Dan Peternakan

a. Potensi bidang pertanian

Di Desa Banguntapan sebagian masyarakat berprofesi sebagai

petani penggarap sawah yang diwadahi dalam kelompok-kelompok

tani, kelompok tani terdiri dari 13 kelompok tani dengan anggota

berjumlah 1.233 orang dengan luas garapan kurang lebih 135 Ha, baik

Page 52: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

39

sawah maupun pekarangan. Adapun tanaman yang digarap anatara lain

padi dan jenis palawija sesuai dengan musim tanam.

b. Potensi bidang peternakan

Di Desa Banguntapan sebagian masyarakat berprofesi sebagai

petani ternak yang diwadahi dalam kelompok-kelompok tani ternak,

kelompok tani ternak terdiri dari 6 kelompok tani dengan anggota

berjumlah 97 orang dengan luas lahan untuk peternakan kurang lebih

0,75 Ha dan jenis ternak yang dibudidayakan diantaranya Sapi dan

kambing.

c. Potensi bidang peternakan

Di Desa Banguntapan sebagian masyarakat berprofesi sebagai

petani pembudidaya ikan yang diwadahi dalam kelompok-kelompok

tani perikanan, kelompok tani ikan terdiri dari 9 kelompok tani dengan

anggota berjumlah 177 orang dengan luas lahan kolam kurang lebih

6,7 Ha dan jenis ikan yang dibudidayakan diantaranya Pembibitan dan

Pembesaran Nila, Lele, Ikan gabus dan Gurameh.

B. Kondisi Geografis

Desa Banguntapan terletak di Kecamatan Banguntapan Kabupaten

Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Banguntapan terletak

pada ketinggian 100 M diatas permukaan laut, dan pada arah utara dari pusat

kota kabupaten Bantul. Jarak Desa Banguntapan dengan pusat Kabupaten

Bantul kurang lebih 10 km dan jarak dengan Ibu Kota Provinsi adalah 5 km.

Page 53: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

40

Letak Desa Banguntapan 1,5 km ke arah barat laut dari pusat Kecamatan

Banguntapan. Desa Banguntapan berbatasan dengan beberapa desa antara lain

Desa Caturtunggal, Desa Baturetno, Desa Wirokerten dan Kota Yogyakarta.

Secara administratif Desa Banguntapan di batasi oleh :

a. Sebelah Utara : Desa Caturtunggal

b. Sebelah Timur : Desa Baturetno

c. Sebelah Selatan : Desa Wirokerten.

d. Sebelah Barat : Kota Yogyakarta.

Wilayah Desa Banguntapan terdiri dari 209 wilayah RT yang terbagi

dalam 11 pedukuhan. Setiap dusun memiliki beberapa karakteristik dan

potensi wilayah yang berbeda-beda antara lain:

1. Dusun Tegaltandan

Dusun ini merupakan dusun yang terletak di bagian pertengahan

dari Desa Banguntapan. Terbagi dalam 25 RT dan 5 RW dengan luas ±

94,7 Ha. Dusun ini berbatasan dengan Dusun Plumbon disebelah utara dan

Dusun Karangjambe, Sebelah Barat Kota Yogyakarta, Dusun Jaranan di

sebelah selatannya dan Dusun Jomblangan disebelah timurnya. Potensi

unggulan Dusun Tegaltandan adalah bidang industri yaitu produksi

makanan ampyang dan bakpia beserta industri tas rajut dan kerajinan

lainnya, bidang kesenian berupa kesenian hadroh, karawitan, sholawat dan

wayang kulit, bidang kegiatan lainnya yaitu senam sehat dan adanya

kelompok wanita tani.

Page 54: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

41

2. Dusun jaranan

Dusun ini merupakan dusun yang terletak di bagian Selatan dari

Desa Banguntapan. Terbagi dalam 14 RT dan 2 RW dengan luas ± 115,3

Ha. Dusun ini berbatasan dengan Dusun Tegaltandan disebelah utara,

Dusun Prnggolayan Sebelah Barat dan Dusun Modalan di sebelah

selatannya. Potensi unggulan Dusun Jaranan adalah bidang industri yaitu

produksi kerajinan souvenir, bidang kesenian berupa kesenian, karawitan

danKeroncong, bidang olah raga adanya kegiatan badminton dan ping

pong.

3. Dusun Jomblangan

Dusun ini merupakan dusun yang terletak di bagian pertengahan

dari Desa Banguntapan. Terbagi dalam 12 RT dengan luas ± 62,2 Ha.

Dusun ini berbatasan dengan Dusun Wonocatur disebelah utara dan Dusun

Tegaltandan Sebelah Barat dan Desa Baturetno di sebelah selatannya.

Potensi unggulan Dusun Jomblangan adalah bidang industri yaitu produksi

tahu tempe, bidang kesenian berupa kesenian hadroh, karawitan dan

Sholawat, bidang olah raga adanya kegiatan pembinaan sepakbola.

4. Dusun Wonocatur

Dusun ini merupakan dusun yang terluas wilayahnya dan terletak

di bagian pertengahan sisi timur dari Desa Banguntapan. Terbagi dalam 27

RT dan 5 RW degan luas ± 137, 5 Ha. Dusun ini berbatasan dengan Dusun

Tegaltandan disebelah barat, Dusun Jomblangan sebelah Selatan, Desa

Baturetno sebelah timur dan disebelah utara komplek lanud AURI. Potensi

Page 55: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

42

unggulan Dusun Wonocatur adalah bidang industri yaitu produksi batik

replika patung, bidang kesenian berupa kesenian hadroh, karawitan,

bidang olah raga adanya kegiatan bulutangkis.

5. Dusun Karangjambe

Dusun ini merupakan dusun yang terletak di bagian utara dari Desa

Banguntapan. Terbagi dalam 17 RT dan 3 RW degan luas ± 68,2 Ha.

Dusun ini berbatasan dengan Dusun Plumbon dan Dusun Sorowajan

disebelah barat, Dusun Tegaltandan sebelah Selatan, Komplek AURI

disebelah timur dan disebelah utara Dusun Karangbendo. Potensi

unggulan Dusun Karangjambe adalah bidang industri yaitu produksi batik,

ukir kayu dan pemanfaatan daur ulang limbah, bidang kesenian berupa

Jathilan dan hadroh. Bidang olah raga adanya kegiatan senam dan volley.

6. Dusun Karangbendo

Dusun ini merupakan dusun yang terletak di bagian utara dari Desa

Banguntapan. Terbagi dalam 17 RT dan 7 RW dengan luas ± 62,2 Ha.

Dusun ini berbatasan dengan Desa Catur Tunggal disebelah utara dan Kota

Yogyakarta Sebelah Barat, Dusun Sorowajan di sebelah selatannya dan

Dusun Karangjambe disebelah timur. Potensi unggulan Dusun

Karangbendo adalah bidang industri yaitu produksi makan dan souvenir,

bidang kesenian berupa kesenian hadroh, karawitan dangrup musik,

bidang olah raga adanya kegiatan bulutangkis dan tenis meja. Kegiatan

lainnya yaitu kelompok senam.

Page 56: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

43

7. Dusun Sorowajan

Dusun ini merupakan dusun yang terletak di bagian utara dari Desa

Banguntapan. Terbagi dalam 20 RT dan 5 RW dengan luas ± 61,3 Ha.

Dusun ini berbatasan dengan Kota Yogyakarta disebelah barat, Dusun

Plumbon sebelah Selatan, Dusun Karangjambe sebelah timur dan

disebelah utara Dusun Karangbendo. Potensi unggulan Dusun Sorowajan

adalah bidang industri yaitu produksi jamu tradisional, bidang kesenian

berupa tari-tari, karawitan, ruwahan dan mocopat, bidang olah raga adanya

kegiatan bulutangkis, dan adanya kegiatan lomba burung berkicau.

8. Dusun Plumbon

Dusun ini merupakan dusun yang terletak di bagian utara dari Desa

Banguntapan. Terbagi dalam 34 RT dan 6 RW dengan luas ± 96,2 Ha.

Dusun ini berbatasan dengan Kota Yogyakarta disebelah barat, Kota

Yogyakarta sebelah Selatan, Dusun Karangjambe sebelah timur dan

disebelah utara Dusun Sorowajan. Potensi unggulan Dusun Plumbon

adalah bidang industri yaitu produksi tas, batik, jahe wangi diproduksi

olehh kelompok wanita tani, pengolahan makanan dan souvenir, bidang

yaitu karawitan, ruwahan dan seni musik. Kegiatan lainnya yaitu adanya

gelar budaya dusun setiap tahunnya.

9. Dusun Pelemwulung

Dusun ini merupakan dusun yang terletak di bagian selatan dari

Desa Banguntapan. Terbagi dalam 7 RT dengan luas ± 23,2 Ha. Dusun ini

berbatasan dengan Kota Yogyakarta disebelah barat, Dusun Modalan

Page 57: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

44

sebelah Selatan, Dusun Pringgolayan sebelah timur dan disebelah utara

Dusun Jaranan. Potensi unggulan Dusun Pelemwulung adalah bidang

industri yaitu produksi kerajinan kulit ikan pari, pruduksi peralatan

drumband, industri minuman kopi luwak dan bidang kesenian yaitu

hadroh.

10. Dusun Pringgolayan

Dusun ini merupakan dusun yang terletak di bagian selatan dari

Desa Banguntapan. Terbagi dalam 13 RT dengan luas ± 48,3 Ha. Dusun

ini berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan Dusun Pelemwulung

disebelah barat, Dusun Modalan sebelah Selatan, Dusun Modalan sebelah

timur dan disebelah utara Dusun Jaranan. Potensi unggulan Dusun

Pringgolayan adalah bidang industri yaitu produksi emping, Souvenir,

imitasi perhiasan kuningan dan onderdil motor, bidang kesenian yaitu

jathilan, ketoprak dan srandul.

11. Dusun Modalan

Dusun ini merupakan dusun yang terletak di bagian selatan dari

Desa Banguntapan. Terbagi dalam 9 RT dan 1 RW dengan luas ± 41,9 Ha.

Dusun ini berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan Dusun Pringgolayan

disebelah barat, Desa Wirokerten sebelah Selatan, Desa Baturetno sebelah

timur dan disebelah utara Dusun Jaranan. Potensi unggulan Dusun

Modalan adalah bidang industri yaitu produksi kerajinan imitasi perhiasan,

bidang kesenian yaitu jathilan, ketoprak dan campur sari. Bidang

oalahraga yaitu bulutangkis serta kegiatan latihan burung berkicau.

Page 58: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

45

12. Komplek Lanud Adi Sucipto

Komplek lanud Adisucipto merupakan wilayah yang masuk

wilayah desa banguntapan yang terdiri dari 15 RT dan 1 RW dengan luas

± 25 Ha. Sebelah utara Dusun Wonocatur dan disisi barat Dusun

Karangjambe.

Gambaran umum geografis

1. Luas Wilayah Desa Banguntapan

Luas wilayah Desa Banguntapan: 819,33 Ha

Terdiri atas :

a. Tanah Pekarangan : 598,93 Ha

b. Tanah Tegalan : 7,05 Ha

c. Tanah sawah : 184,35 Ha

d. Tanah Kuburan : 2,46 Ha

e. Sungai : 8,19 Ha

f. Jalan : 11,80 Ha

g. Tanah lain lain : 6,55 Ha

2. Batas Wilayah

a. Sebelah Utara : Desa Caturtunggal

b. Sebelah Timur : Desa Baturetno

c. Sebelah Selatan : Desa Wirokerten.

d. Sebelah Barat : Kota Yogyakarta

Page 59: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

46

Gambar 2.2

Luas wilayah Menurut Dusun Di Desa Banguntapan

3. Jumlah Pedukuhan Terdiri atas :

- Pedukuhan : 11 Pedukuhan

- RukunTetangga (RT) : 209 RT

- Rukun Warga (RW) : 48 RW

Page 60: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

47

Gambar 2.3

Peta Batas Wilayah Desa Banguntapan

Page 61: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

48

C. Demografis

JumlahPenduduk : 43.713 Jiwa, 9.667 KK

a. Laki-laki : 21.890 Jiwa

b. Perempuan : 21.827 Jiwa

c. Usia 0-15 : 7.903 Jiwa

d. Usia 15-65 : 33.409 Jiwa

e. Usia 65 keatas : 2.401 Jiwa

Pekerjaan/Mata Pencaharian

a. Karyawan :

1) Pegawai Negeri Sipil : 1.680 Orang

2) TNI/Polri : 969 Orang

3) Swasta : 6.987 Orang

b. Wiraswasta/Pedagang : 8.306 Orang

c. Petani : 65 Orang

d. Tukang : 351 Orang

e. Buruh Tani : 255 Orang

f. Pensiunan : 1.207 Orang

g. Nelayan : 0 Orang

h. Peternak : 26 Orang

i. Jasa : 135 Orang

j. Pengrajin : 200 Orang

k. Pekerja Seni : 35 Orang

l. Lainnya : 4.630 Orang

Page 62: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

49

m. Tidak Bekerja/Penganggur : 4.335 Orang

Tingkat Pendidikan Masyarakat

a. Lulusan Pendidikan Umum :

1) Taman Kanak-Kanak : 3.400 Orang

2) Sekolah Dasar/Sederajat : 5.465 Orang

3) SMP : 4.665 Orang

4) SMU/SMA : 11.919 Orang

5) Akademi/D1-D3 : 2.218 Orang

6) Sarjana : 5.525 Orang

7) Pascasarjana : S2: 399 Orang / S3: 10 Orang

b. Lulusan Pendidikan Khusus :

1) Pondok Pesantren : 132 Orang

2) Pendidikan Keagamaan : 239 Orang

3) Sekolah Luar Biasa : 28 Orang

4) Kursus Ketrampilan : 137 Orang

c. Tidak lulus dan tidak sekolah :

1) Tidak Lulus : 0 Orang

2) Tidak Sekolah : 6.557 Orang

Jumlah Penduduk Miskin.(menurut standar BPS): - Jiwa, 970 KK

UMR Kabupaten/Kota : Rp. 1.300.000,00

Sarana Prasarana

a. Kantor Desa : Permanen

b. Prasarana Kesehatan

Page 63: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

50

1) Puskesmas : Ada

2) Poskesdes : 1 Buah

3) UKBM (Posyandu/Polindes) : 14 Buah

c. Prasarana Pendidikan

1) Perpustakaan Desa : 1 Buah

2) Gedung Sekolah PAUD : Ada

3) Gedung Sekolah TK : 17 Buah

4) Gedung Sekolah SD : 17 Buah

5) Gedung Sekolah SMP : 4 Buah

6) Gedung Sekolah SMA : 4 Buah

7) Gedung Perguruan Tinggi : 9 Buah

d. Prasarana Ibadah

1) Masjid : 58 Buah

2) Mushola : 30 Buah

3) Gereja : 9 Buah

4) Pura : 2 Buah

5) Vihara : - Buah

6) Klenteng : 0 Buah

e. Prasarana Umum

1) Olahraga : 26 Buah

2) Kesenian/Budaya : 17 Buah

3) Balai Pertemuan : 17 Buah

4) Sumur Desa : 350 Buah

Page 64: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

51

5) Pasar Desa : 1 Buah

6) Lainnya : 0 Buah

D. Visi Desa Banguntapan

Visi Lurah Desa Banguntapan untuk enam tahun mendatang (2017-

2022) adalah “Menyelenggarakan pemerintahan yang bersih, transparan

dan bertanggungjawab untuk mewujudkan masyarakat desa

Banguntapan yang demokratis, mandiri, dan sejahtera serta menuju

Banguntapan yang lebih baik”

Visi tersebut mengandung pengertian bahwa pemerintah desa

Banguntapan berkeinginan mewujudkan kehidupan mandiri dan

berkesejahteraan dalam kehidupan yang demokratis dengan

menyelenggarakan pemerintahan yang bersih, transparan dan bertanggung

jawab.

Makna dari masing-masing kata yang terdapat dalam visi tersebut

adalah sebagai berikut :

a. Bersih dalam arti pemerintahan yang tulus dan ikhlas.

b. Transparan dalam arti setiap keputusan yang diambil dapat

dipertanggungjawabkan secara terbuka dan dapat diakses oleh masyarakat.

c. Demokratis dalam arti bahwa adanya kebebasan berpendapat, berbeda

pendapat dan menerima pendapat orang lain. Akan tetapi apabila sudah

menjadi keputusan harus dilaksanakan bersama-sama dengan penuh rasa

tanggungjawab.

Page 65: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

52

d. Mandiri dalam arti bahwa kondisi atau keadaan masyarakat Banguntapan

yang berdiri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain.

e. Sejahtera dalam arti bahwa kebutuhan dasar masyarakat Desa

Banguntapan telah terpenuhi secara lahir dan batin. Kebutuhan dasar

tersebut berupa kecukupan dan mutu pangan, sandang, papan, kesehatan,

pendidikan, lapangan pekerjaan dan kebutuhan dasar lainnnya seperti

lingkungan yang bersih, aman dan nyaman, juga terpenuhinya hak asasi

dan partisipasi serta terwujudnya masyarakat beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa.

f. Menuju Banguntapan yang lebih baik dalam menjalankan roda

Pemeritahan Desa Banguntapan selalu intropeksi akan tindakan yang

terdahulu untuk mewujudkan peningkatan Pelayanan, Pemerintahan,

Pembangunan dan Kemasyarakatan.

E. Misi

Misi merupakan pernyataan tentang tujuan operasional pemerintah

desa yang diwujudkan dalam kegiatan ataupun pelayanan dan merupakan

penjabaran dari visi yang telah ditetapkan.

Pernyataan visi merupakan cerminan tentang segala sesuatu yang akan

dilaksanakan untuk mencapai gambaran kedepan yang diinginkan.

Misi Desa Banguntapan dalam RPJM Desa Tahun 2017-2022 adalah

sebagai berikut;

Page 66: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

53

Misi pembangunan Desa Banguntapan adalah sebagai berikut :

a. Mengentaskan kemiskinan.

b. Mendorong tumbuh kembangnya industri kecil, kerajinan, bahan jadi,

dalam rangka mendukung sektor Industri kecil mengolah bahan mentah

menjadi kerajinan

c. pertanian dengan tetap menjaga kelestarian dan kwalitas sumber daya

alam.

d. Memperluas lapangan pekerjaan yang memberikan penghasilan cukup

bagi masyarakat.

e. Menciptakan situasi yang kondusif di masyarakat dalam

f. pembangunan yang didukung pelayanan pemerintahan yang baik.

g. Meningkatkan kwalitas Sumber Daya Manusia.

h. Meningkatkan ketahanan pangan yang berwawasan Agrobisnis.

i. Membentuk masyarakat Sadar Wisata.

j. Meningkatkan sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi.

k. Meningkatkan kwalitas kehidupan beragama.

F. Kebijakan Desa

Dalam rangka mewujudkan peningkatkan penyelenggaraan Pemerintah

desa yang berdaya guna dan berhasil guna, sesuai dengan perkembangan dan

tuntutan pelayanan masyarakat, maka sasaran yang dicapai adalah optimalisasi

pelayanan masyarakat antara lain Bidang pemerintahan, Bidang

Page 67: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

54

Pembangunan, Bidang Pembinaan Kemasyarakatan dan Bidang

Pemberdayaan Masyarakat.

Prioritas Desa

1. Bidang Pemerintahan.

a. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

b. Meningkatkan peran dan fungsi lembaga-lembaga desa yang ada.

c. Meningkatkan disiplin kerja Pamong Desa.

d. Meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat.

e. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang berpolitik.

f. Menjalin kerjasama antar desa.

2. Bidang Kesejahteraan.

a. Meningkatkan taraf hidup rakyat/masyarakat.

b. Pembangunan potensi desa diharapkan dapat meningkatkan

kesejahteraan.

c. Meningkatkan kwalitas dan kwantitas hasil pertanian dan industri kecil.

d. Pembinaan tenaga kerja.

e. Meningkatkan Pembangunan fisik untuk mendukung roda

perekonomian Desa.

f. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gotongroyong

dan swadaya masyarakat.

g. Melaksanakan Pengembalian Batas Tanah Kas Desa.

h. Memelihara lingkungan yang bersih, aman dan damai.

Page 68: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

55

3. Bidang Pelayanan

a. Bantuan kesehatan.

b. Bantuan Keluarga Miskin Produktif.

c. Meningkatkan mutu pendidikan dan ketrampilan.

d. Pembinaan mental keagamaan.

e. Pembinaan olahraga dan kesenian dengan Karang Taruna sbg

Penggerak.

f. Meningkatkan kesejahteraan PKK Desa.

g. Pembinaan masalah sosial. Meningkatkan penyampaian informasi

waktu penyelesaian dan biaya pelayanan sesuai peraturan yang berlaku.

h. Meningkatkan koordinasi dengan bagian lain yang berkaitan dengan

teknis pelaksanaan pelayanan.

i. Meningkatkan pengelolaan dan mengoptimalkan fungsi sarana dan

prasarana pelayanan dengan berkoodinasi dengan bagian lain.

4. Bidang Keuangan.

a. Melakukan pelaporan keuangan dengan tertib dan bertanggungjawab.

b. Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan PBB.

c. Pemuktahiran Data PBB.

d. Meningkatkan Sumber Penghasilan Desa.

e. Memaksimalkan Pungutan Desa.

5. Bidang Tata Usaha dan Umum

a. Melaksanakan pengelolaan kearsipan, surat–menyurat, laporan

Pemerintah Desa.

Page 69: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

56

b. Melaksanakan pengelolaan Perpustakaan Desa.

c. Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana desa untuk kepentingan

pelayanan.

d. Melaksanakan kegiatan Rumah Tangga Pemerintah Desa.

e. Melaksanakan pendataan aset atau kekayaan Desa.

6. Bidang Perencanaan

a. Menyusun perencanaan kebutuhan kerumahtanggaan BPD

b. Melaksanakan pengelolaan kearsipan, surat–menyurat BPD.

c. Menyusun Peraturan-peraturan Lurah Desa, menyusun Surat

Keputusan Lurah Desa, penyampaian laporan pertanggungjawaban

Lurah Desa.

G. Strategi Pembangunan Desa

a) Analisis Lingkungan Strategis

Didalam menganalisa lingkungan yang strategis dapat dilakukan

dengan beberapa Analisis.

Unsur Kekuatan :

- Adanya komitmen pemerintah daerah untuk meningkatkan mutu

pendidikan dan kesehatan masyarakat.

- Memiliki struktur organisasi dan lembaga yang sudah berorientasi

pada kebutuhan masyarakat.

- Memiliki Sumber daya manusia dan jumlah penduduk yang banyak.

Page 70: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

57

- Memiliki sumber daya alam (SDA) yang potensial, misal: (adanya

Lahan pertanian dan perkebunan, daerah pertokoan, pasar desa, sarana

dan prasarana transportasi, irigasi, air tanah/air bersih).

- Tingkat partisipasi masyarakat.

Unsur Kelemahan :

- Berkurangnya Unggah-Ungguh atau kesopanan pada kalangan remaja.

- Berada di wilayah Perbatasan dengan Kotamadya sehingga bisa

berdampak Negatif bagi remaja Desa Banguntapan.

- Turunnya mentalitas masyarakat dalam berpartisipasi pada

pembangunan karena mengandalkan bantuan.

- Kwalitas sarana dan prasarana publik yang belum memadai.

- Adanya indikasi penurunan kwalitas lingkungan.

- Kurangnya pembinaan sikap cepat tanggap dalam menyikapi

perkembangan ataupun bencana di masyarakat.

- Tingginya angka pengangguran di Desa Banguntapan.

Unsur Peluang :

- Perkembangnya ilmu dan tehnologi yang semakin modern.

- Adanya tawaran kerjasama atau kemitraan dari pihak ketiga baik

dalam maupun dari luar negeri. (Pemerintah, Investor, Perguruan

Tinggi, LSM, dan Masyarakat luas)

- Berlakunya Undang-undang: No.6 Tahun 2014 tentang Desa.

Page 71: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

58

- Kebijakan Pemerintah Provinsi untuk mengembangkan Daerah

Istimewa Yogyakarta sebagai Pusat pendidikan, Budaya dan Wisata

yang selaras dengan letak strategis

Unsur Ancaman :

- Merupakan daerah episentrum gempa

- Dampak krisis ekonomi dan bencana

- Persaingan global, tenaga ahli, dan teknologi

- Persaingan kebijakan pengembangan Desa (perumahan dan

pemukiman, industri, jasa dan perdagangan)

b) Faktor-faktor penentu keberhasilan.

Memerlukan kaidah-kaidah yang harus dijalankan antara lain :

Adanya pembagian keuntungan, mengembangkan inisiatif dan

partisipasi masyarakat

Pemerataan pendapatan

Kebijakan pada yang lemah dan miskin yang ditempuh melalui

pemerataan pendapatan yang terwujud dalam program dan kekuatan

sehingga langsung mengenai sasaran.

Pemberdayaan dan partisipasi

Menitikberatkan program yang merupakan kebutuhan

masyarakat dengan cara memberdayaan masyarakat, sehingga

masyarakat dapat mencukupi kebutuhannya sendiri. Dalam hal ini

peran pemerintah sebagai fasilitator pembangunan saja.

Page 72: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

59

Disamping itu juga perlu penerapan norma dan nilai-nilai dalam

setiap program antara lain :

1. Dapat dipertanggung jawabkan

2. Terbuka atau transparan

3. Musyawarah mufakat

4. Bermanfaat secara terus menerus atau berkelanjutan

5. Demokratis

6. Memberi kepuasan

7. Efektif dan efisien

8. Partisipatif (demi, oleh, dan untuk masyarakat)

c) Langkah-langkah Strategis

Langkah-langkah strategis yang harus dilaksanakan dalam

pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

Banguntapantahun 2017-2022 adalah sebagai berikut :

1. Penguatan pembangunan di semua sektor.

2. Peningkatan dan penguatan serta pembaharuan bidang pertanian dalam

arti luas.

3. Peningkatan program kualitas sarana dan prasarana perekonomian.

4. Perlindungan dan peran petani.

5. Peningkatan pelayanan kesehatan, pendidikan melalui para kader dan

posyandu

6. Perlindungan sosial.

7. Penguatan Lembaga-lembaga Pemberdayaan Masyarakat.

Page 73: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

60

8. Penguatan dan peningkatan kualitas kepercayaan publik terhadap

Pemerintah Desa dan pelayanannya.

9. Penguatan langkah pembinaan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak

masyarakat.

10. Penguatan pembangunan Ekonomi Desa untuk peningkatan potensi

dan memperluas lapangan kerja.

Analisis Skala Prioritas

Manusia dikatakan berhasil manakala sudah terpenuhi

kebutuhannya baik lahir maupun batin serta lingkungannya. Terpenuhinya

kebutuhan manusia lahir dan batin yang dimaksud adalah terpenuhinya

kebutuhan primer (pangan, sandang, papan) beserta kebutuhan batiniahnya

(Berkeluarga, Beragama, Bermasyarakat). Kebutuhan lingkungannya

(seperti lingkungan rumah, sarana kesehatan, jalan, dan lain-lain). Pada

tahap awal manusia dapat bertahan hidup apabila kebutuhan primer

tercukupi, sedangkan kebutuhan primer tercukupi apabila tingkat ekonomi

dan pendapatannya terpenuhi. Apabila kebutuhan yang sifatnya mendasar

ini kurang bisa dipenuhi berarti termasuk dibawah garis kemiskinan.

Kemiskinan merupakan suatu keadaan yang mana terjadi kekurangan

kebutuhan yang sifatnya mendasar atau primer. Sehingga kemiskinan bisa

membawa akibat dalam kehidupan nyata antara lain :

1. Secara sosial ekonomi dapat menjadi beban masyarakat

2. Rendahnya partisipasi

3. Rendahnya kualitas dan produktifitas

Page 74: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

61

4. Menurunnya ketertiban umum dan ketentraman masyarakat

5. Menurunnya rasa kepercayaan pada pemerintah

6. Merosotnya mutu generasi

Dari akibat yang demikian ternyata kemiskinan merupakan kondisi

yang saling terkait. Persoalan kemiskinan bukan hanya berdimensi

ekonomi tapi juga sosial, budaya, politik, bahkan agama. Kemiskinan

bersentuhan pula dengan berbagai aspek kehidupan lainnya seperti

Pemerintahan, Hukum dan HAM, lingkungan, Ketahanan dan Keamanan,

dan Ideologi. Dengan demikian program penanggulangan kemiskinan

menjadi prioritas pertama yang kemudian diikuti oleh berbagai program

lainnya yang terkait erat yaitu :

1. Kesehatan,

2. Pendidikan,

3. Moralitas,

4. Ketenaga Kerjaan dan

5. Keterampilan, Pertanian, Industri dan Perdagangan, Pariwisata,

Infrastruktur, dan Peningkatan Kapasitas Pemerintah Desa.

d) Tujuan Pembangunan Desa

Tujuan Pembangunan Desa Banguntapan pada Tahun 2017-2022,

Implementasi dari misi sebagai berikut:

a. kelembagaan desa yang mendukung kinerja pemerintahan yang

Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat

pedesaan yang modern, sehingga dapat dicukupi kebutuhan dasar

Page 75: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

62

dengan prioritas kecerdasan dan kesehatan masyarakat meningkat

dilandasi dengan tata sosial yang berbudi pekerti luhur serta

keberagamaan yang baik.

b. Meningkatkan pemerataan pembangunan dan peran serta masyarakat

dalam proses pembangunan.

c. Meningkatkan kwalitas hidup dan kesejahteraan sosial masyarakat

dengan memberdayakan masyarakat atau lembaga dengan semangat

gotong–royong untuk penanggulangan kemiskinan.

d. Meningkatkan pengelolaan lingkungan dan pemanfaatan potensinya

yang berwawasan lingkungan yang lestari.

e. Meningkatkan tata pemerintahan yang baik dan bersih serta menata

professional, efektif dan efisien.

f. Meningkatkan system pengawasan yang efektif serta menciptakan

ketertiban, ketentraman dan keamanan.

e) Sasaran Pembangunan Desa

Sasaran pembangunan Desa Banguntapan pada Tahun 2017-2022,

implementasi dari misi sebagai berikut:

1. Tercapainya Peningkatan Tata Sosial kehidupan masyarakat yang

berbudi pekerti luhur serta tingkat keberagamaan yang baik.

2. Pemeliharaan lingkungan hidup dan sumber daya alam dengan baik

antara lain : rehabilitasi lahan kritis, peningkatan kelestarian

lingkungan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan,

tingkat kerusakan tanah akibat bahan/obat kimia menurun.

Page 76: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

63

3. Infrastruktur meningkat baik, seperti : jalan, saluran irigasi, sarana

pendidikan dan kesehatan, perumahan dan pemukiman dan lain-lain.

4. Pengembangan dunia usaha dan koperasi.

5. Terwujudnya sebagai Desa one valed ane produc

6. Peran serta masyarakat dan swasta meningkat, investasi masyarakat

dan swasta dalam pembangunan naik, peningkatan pemberdayaan

masyarakat/ Lembaga-lembaga dalam mengurangi kemiskinan serta

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan.

7. Keadilan dan Penegakan Hukum semakin baik, Misal : berkurangnya

angka kriminalitas dan penyakit masyarakat serta turunnya angka

pelanggaran hukum

8. Kapasitas Pemerintah Desa meningkat : kwalitas sumber daya manusia

aparatur (kompentensi, keahlian, ketrampilan) meningkat, efisiensi

birokrasi (beban kerja/ keungan) naik, pelayanan pada masyarakat

semakin baik termasuk penyerapan aspirasi masyarakat naik.

9. Pengembangan pariwisata, seperti : mengembangkan dan

meningkatkan kwalitas fisik obyek dan daya tarik wisata pada kesenian

tradisional.

f) Strategi

Strategi yang di maksud adalah strategi untuk mencapai sasaran

sehingga tercipta tujuan pembangunan desa:

a. Merumuskan perencanaan pembangunan tiga dimensi (Tridaya)

kehidupan masyarakat ( fisik, sosial, ekonomi) dimulai dari tingkat

Page 77: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

64

basis komunitas RT, Dukuh, kalangan profesi, pelajar, pegawai negeri/

swasta, dunia usaha, perempuan, difabel, gakin, lembaga dan lain-lain,

dalam arti pelibatan masyarakat yang maksimal untuk merumuskan

program.

b. Mengumpulkan dan menggerakkan kalangan peduli dimulai dari

tingkat basis, komunitas masyarakat sebagai bentuk propaganda dalam

melaksanakan dan merealisasikan rumusan perencanaan yang sudah di

tetapkan dengan membentuk dan menggerakkan forum-forum peduli

disemua lembaga.

c. Mengangkat program-program yang direncanakan menjadi sebuah isu

publik dan konsumsi publik sehingga dapat diwacanakan

pembangunan kedepan bagi masyarakat dan lembaga disemua

kalangan melalui sarana-sarana yang memadai.

d. Mendorong terbentuknya tim-tim lobi dan chanelling untuk mengantar

suksesnya realisasi program dari berbagai unsur.

e. Mengalokasikan anggaran khusus bagi komunitas/panitia, Lembaga,

forum-forum yang mampu merealisasikan program-program kemitraan

atau memberikan penghargaan bagi mereka yang menjadi pahlawan

pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat.

f. Setiap Lembaga Desa yang ada dioptimalkan fungsinya dengan

pendampingan dana yang proporsional agar mereka mampu melakukan

aktifitas program secara sistematik dengan regulasi yang meningkat

untuk merealisasikan program.

Page 78: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/562/1/SKRIPSI UMBU MARAMBA LATANG 2.pdf · usaha penulis, tetapi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

65

g. Obsesi dan pemikiran komunitas masyarakat perlu adanya stimulasi

positif agar konsisten dalam mendukung dan melaksanakan program

yang telah dirumuskan, melalui berbagai kesempatan dengan fasilitasi

Pemerintah Desa dari tingkat RT sampai Desa.