repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/949/1/RACHMATULLAH AGENG RYADI.pdf · dan Osman (2014), pariwisata...
Transcript of repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/949/1/RACHMATULLAH AGENG RYADI.pdf · dan Osman (2014), pariwisata...
vi
STRATEGI PROMOSI DESA WISATA PAGAK KECAMATAN
PURWAREJA KLAMPOK KABUPATEN BANJARNEGARA
Oleh:
Rachmatullah Ageng Ryadi
16530032
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi promosi yang
digunakan badan pengelola agar meningkatkan jumlah pengunjung wisata Desa
Wisata Pagak Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2018. Penelitian ini
menggunakan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui
wawancara terhadap tiga orang informan, melakukan observasi pada objek wisata
serta dokumentasi yang berkaitan dengan objek penelitian. Hasil penelitian
menunjukan bahwa proses komunikasi yang terjalin dalam organisasi Kelompok
Sadar Wisata dari sisi internal kelompok maupun dengan Pemerintah Desa
berjalan sudah baik berdasarkan dengan apa yang diungkapkan oleh informan
dibuktikan dengan masih adanya pertemuan rutin guna membahas perkembangan
Desa Wisata Pagak. Strategi promosi yang dijalankan promosi secara pribadi,
pihak Kelompok Sadar Wisata juga melakukan promosi dengan pihak dari luar
yakni dengan bantuan Dinas Pariwisata dalam mempromosikan Desa Wisata
Pagak dalam setiap agenda acara yang digelar dan juga melibatkan beberapa
komunitas seperti komunitas wisata, komunitas kesenian dan juga komunitas
pecinta kendaraan tertentu. Promosi Desa Wisata Pagak juga melakukan promosi
secara langsung dari pihak Kelompok Sadar Wisata melalui internet marketing
dan juga promosi dengan melibatkan pihak-pihak dari luar seperti Dinas
Pariwisata dan juga beberapa komunitas lainnya. Promosi secara langsung dengan
memasang iklan berbayar pada website dengan unggahan-unggahan foto yang
dilakukan di website atau blog.
Kata kunci: Desa Wisata, Promosi, Pagak, Banjarnegara
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 8
C. TUJUAN PENELITIAN .............................................................................. 8
D. MANFAAT PENELITIAN .......................................................................... 9
E. KERANGKA TEORI .................................................................................. 9
1. Pariwisata ................................................................................................. 9
2. Strategi Promosi ..................................................................................... 12
3. Bauran Promosi Pariwisata .................................................................... 18
F. KERANGKA BERFIKIR .......................................................................... 26
G. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 26
1. Jenis Penelitian ....................................................................................... 26
2. Subjek dan Fokus Penelitian .................................................................. 27
3. Lokasi Penelitian .................................................................................... 28
4. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 28
5. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 29
6. Teknik Sampling .................................................................................... 30
7. Teknik Analisis Data .............................................................................. 31
BAB II ................................................................................................................... 34
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ................................................. 34
A. Deskripsi Wilayah Desa Pagak ...................................................................... 34
B. Potensi Wisata Desa Pagak ............................................................................ 36
BAB III ................................................................................................................. 39
PEMBAHASAN ................................................................................................... 39
A. Penyajian Data ........................................................................................... 39
B. Temuan Data .............................................................................................. 40
1. Hasil Observasi ....................................................................................... 40
2. Hasil Wawancara .................................................................................... 41
2.1 Desa Wisata Pagak.............................................................................. 41
2.2 Kelompok Sadar Wisata Desa Pagak.................................................. 43
2.3 Proses Komunikasi dalam Organisasi Kelompok Sadar Wisata Desa
Pagak 44
2.4 Pencapaian Desa Wisata Pagak .......................................................... 45
2.5 Kerjasama Kelompok Sadar Wisata dengan Pemerintah Desa Pagak 46
2.6 Strategi Komunikasi Promosi Desa Wisata Pagak ............................. 47
2.7 Kendala dalam Proses promosi Desa Pagak ....................................... 50
C. Analisis Data .............................................................................................. 50
1. Pemasaran ............................................................................................... 50
viii
2. Strategi Komunikasi Promosi Desa Wisata Pagak ................................. 53
3. Analisis Swot .......................................................................................... 54
PENUTUP ............................................................................................................. 57
A. Kesimpulan ................................................................................................ 57
B. Saran ........................................................................................................... 58
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pariwisata merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki suatu tempat
atau daerah. Pariwisata juga dapat menjadi sebuah icon maupun citra dari suatu
daerah, adanya sebuah tempat pariwisata disuatu daerah dapat meningkatkan
pendapatan daerah tersebut. Saat ini ada beberapa wisata yang sangat dikenal
masyarakat luas yaitu wisata bahari, industri, budaya, dan cagar alam. Tempat-
tempat wisata harus selalu dijaga dan dilestarikan, oleh karena itu terdapat
dinas pariwisata di setiap kota di Indonesia. Tujuannya ialah untuk mengawasi,
menjaga serta melestarikan tempat pariwisata disuatu daerah. Sehingga
pengunjung tidak kecewa dan mendapatkan moment liburan terbaik di suatu
kota tersebut.
Pariwisata memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu pilar
dalam membangun perekonomian nasional. Seperti yang dikemukakan Lubis
dan Osman (2014), pariwisata mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi
di Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara serta di Asia pada umumnya.
Sektor pariwisata dapat menciptakan peluang usaha, membuka lapangan
pekerjaan, memperbaiki tingkat pendapatan, dan mendorong pemerataan
pendapatan penduduk serta dapat meningkatan pendapatan negara dari sektor
pajak (Setiawan, 2014:185). Selain itu, menurut Putra dan Pitana (2010)
pengembangan desa wisata bertujuan untuk melibatkan masyarakat dalam
pengembangan kepariwisataan sehingga masyarakat dengan kebudayaannya
2
tidak hanya menjadi objek pariwisata namun masyarakat desalah yang harus
sadar dan mau memperbaiki dirinya dengan menggunakan kepariwisataan
sebagai alat baik untuk peningkatan kesejahteraan maupun pelestarian nilai-
nilai budaya serta adat setempat ( Ayu, 2016:190).
Setiap daerah pariwisata berbasis swasta yang dikelola oleh badan
pengelola akan merancang sebuah strategi untuk meningkatkan jumlah
pengunjung dengan melakukan komunikasi pemasaran terpadu. Komunikasi
merupakan salah satu aspek penting dalam pemasaran sektor pariwisata suatu
daerah. Menurut Soemanagara (2008:2), pentingnya pemahaman tentang
komunikasi ini ditujukan agar informasi yang disampaikan dapat memberikan
dampak yang diinginkan dan mencapai sebuah kesamaan kehendak. Aplikasi
komunikasi dalam pemasaran disebut komunikasi pemasaran. Soemanagara
(2008:63) menyebutkan, komunikasi pemasaran bertujuan untuk mencapai tiga
tahap perubahan yang ditujukan kepada konsumen, antara lain perubahan
knowledge (pengetahuan), perubahan sikap, dan perubahan perilaku.
Salah satu daerah yang memanfaatkan potensi pariwisata sebagai
sumber pemasukan daerahnya yaitu Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa
Tengah. Banjarnegara merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang
memiliki daya tarik alam yang mempesona dengan panorama pegunungan,
sungai dan air terjun yang tidak kalah menawan. Mulai dari keindahan alam,
khazanah peninggalan sejarah, keunikan adat budaya berbagai daerah dan
aneka atraksi festival dan pagelaran budaya, warisan seni dan tradisi yang terus
dilestarikan. Selain itu, Banjarnegara juga memiliki kuliner khas dan
3
cinderamata hasil industri kreatif masyarakatnya. Untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakatnya sebagai hasil dari usaha ekonomi daerah yang
mandiri maka mengembangkan pariwisata dan meningkatkan kunjungan
wisatawan menjadi sebuah keharusan. Posisi Banjarnegara yang berada tepat
ditengah-tengah pulau Jawa menjadikan kabupaten tersebut memiliki julukan
sebagai “The Heart of Java”.
Salah satu objek wisata yang terdapat di Kabupaten Banjarnegara
adalah Desa Wisata Pagak. Desa Wisata Pagak menyuguhkan keindahan alam
tradisional desa, tanpa merubah kulture khas Desa Pagak. Wisatawan dapat
langsung berinteraksi dengan semua yang ada di Desa Wista Pagak. Desa
Pagak yang berada di Kecamatan Purwareja Klampok, Klampok sebagai
rintisan kota pusaka di wilayah barat Kabupaten Banjarnegara merupakan
pintu pariwisata dan peluang besar di wilayah barat yang menghubungkan 4
penjuru besar (Purbalingga, Banyumas, Kebumen, Banjarnegara). Pemerintah
Daerah dalam membangun/merintis Kota Pusaka di Kecamatan Purwareja
Klampok dengan membuat pergerakan Desa Wisata Pagak yang Berbasis
masyarakat dalam bidang pertanian atau wisata perkampungan Atau
tradisional village.
Strategi komunikasi pemasaran atau promosi menjadi aspek penting
dalam memasarkan sebuah produk atau jasa. Strategi merupakan sebuah
perencanaan untuk melakukan sesuatu guna mencapai sebuah tujuan untuk
meningkatkan jumlah wisatawan. Kegiatan promosi merupakan salah satu cara
yang dilakukan untuk menarik konsumen, agar mereka lebih mengetahui dan
4
mengenal kabupaten tersebut sehingga akan muncul rasa ingin tahu, tertarik
dan melakukan kunjungan. Suatu produk apabila memiliki keunggulan namun
tidak dibarengi dengan kegiatan promosi, maka tidak akan dikenal oleh
masyarakat luas. Kegiatan promosi dilakukan sejalan dengan rencana
pemasaran secara keseluruhan, serta direncanakan dan dikendalikan dengan
baik, agar dapat berperan dalam meningkatkan jumlah wisatawan. Untuk itu
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara terus berupaya
melakukan berbagai strategi promosi untuk meningkatkan jumlah wisatawan.
Beberapa penelitian terdahulu terkait strategi promosi desa wisata
pernah dilakukan sebelumnya. Pertama penelitian yang dilakukan oleh
Adikampana dan Ratu (2016) yang meneliti strategi pemasaran desa wisata
Blimbingsari Kabupaten Jembrana. Hasil penelitianya menunjukkan bahwa
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari Wisata Desa Blimbingasri
dapat menciptakan strategi yang mendukung pemasaran pariwisata desa
tersebut. Berdasarkan analisis melalui pendekatan SWOT, strategi yang
digunakan adalah strategi SO yaitu pengemasan produk, strategi WO yaitu
promosi, strategi ST yang mereposisi, dan strategi WT yang memberikan
layanan ekstra untuk wisatawan. Terdapat persamaan dan perbedaan antara
penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian tersebut. Perbedaan antara
penelitian terdapat pada subyek dan metode penelitian yang digunakan dimana
penelitian Adikampana dan Ratu meneliti Desa wisata Blimbingsari sedangkan
peneliti Desa Wisata Pagak. Selanjutnya metode penelitian yang digunakan
peneliti dengan pendekatan studi kasus sedangkan Adikampana menggunakan
5
Kualitatif deskriptif. Sedangkan persamaannya terdapat pada teori penelitian
yang sama-sama menggunakan strategi promosi dan desa wisata dalam
melakukan penelitian.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Putri, Ferdian, dan Silfeni
(2017) yang berjudul strategi promosi melalui media periklanan desa wisata
Kubu Gadang Kota Padang Panjang hasil penelitian menunjukan bahwa 1)
kekuatan iklan promosi adalah: surat kabar mudah didapat, kualitas gambar
pada brosur sudah bagus dan menarik, radio dapat didengar di mana saja,
televisi memberikan informasi melalui suara dan gambar, desa wisata Kubu
Gadang juga memiliki situs web dan papan iklan besar dengan pencahayaan
yang sempurna. 2) kelemahan dari iklan promosi adalah: tidak ada promosi
melalui brosur, tidak ada pembaruan di situs web Kubu Gadang, papan reklame
rentan terhadap kerusakan. 3) peluang iklan promosi adalah: ada banyak orang
yang masih tertarik untuk membaca koran dan brosur, ada banyak orang yang
tertarik menggunakan internet, banyak orang dapat melihat media luar ruang
seolah-olah papan iklan dan baliho. 4) ancaman iklan promosi adalah: ada
pesaing melalui media cetak, televisi, dan media luar ruang. Kesimpulan dari
strategi promosi melalui media periklanan di Desa Wisata Kubu Gadang Kota
Padang Panjang adalah 1) memanfaatkan media cetak untuk promosi, 2) untuk
meningkatkan promosi melalui radio, televisi dan situs web / internet, 3)
membuat iklan melalui media luar ruang seperti baliho dan baliho. Perbedaan
antara penelitian yang penulis ajukan terdapat pada subyek dan metode
penelitian yang digunakan dimana penelitian Putri, Silfeni dan Ferdian meneliti
6
Desa wisata Kubu Gadang sedangkan peneliti Desa Wisata Pagak. Selanjutnya
metode penelitian yang digunakan peneliti dengan pendekatan studi kasus
sedangkan Putri, Silfeni dan Ferdian menggunakan Kualitatif deskriptif.
Sedangkan persamaannya terdapat pada teori penelitian yang sama-sama
menggunakan strategi promosi dan desa wisata dalam melakukan penelitian.
Penelitian ketiga dilakukan oleh Setiawan (2014) strategi promosi
dalam pengembangan pariwisata lokal di Desa Wisata Jelekong. Hasil
penelitian menunjukan bahwa Kompepar Giriharja menjalankan promotion
mix yang meliputi word of mouth, public relations, personal selling, event,
eksibisi, merchandise, publikasi, dan website internet. Dari keseluruhan
bentuk promosi, prioritas utama promosi dilakukan melalui event dan public
relations. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa Kompepar Giriharja belum
merumuskan strategi promosi secara komprehensif dan terintegrasi. Perbedaan
antara penelitian yang penulis ajukan terdapat pada subyek dan metode
penelitian yang digunakan dimana penelitian Setiawan meneliti Desa wisata
Jelekong sedangkan peneliti Desa Wisata Pagak. Selanjutnya metode penelitian
yang digunakan peneliti dengan pendekatan studi kasus sedangkan Setiawan
menggunakan Kualitatif deskriptif. Sedangkan persamaannya terdapat pada
teori penelitian yang sama-sama menggunakan strategi promosi dan desa
wisata dalam melakukan penelitian.
Penelitian keempat dilakukan oleh Ayu (2016) dengan judul Evaluasi
dan Strategi Pengembangan Desa Wisata di Kabupaten Badung, Bali. Hasil
penelitian menunjukan bahwa Evaluasi dilakukan dengan menilai masing-
7
masing desa wisata yang dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu
desa wisata sudah berkembang yaitu Desa Wisata Sangeh dan Desa Wisata
Bongkasa Pertiwi, desa wisata sedang berkembang yaitu Desa Wisata
Desa Wisata Mengwi, Desa Wisata Pelaga, Desa Wisata Carangsari, Desa
Wisata Pangsan, Desa Wisata Baha, Desa Wisata Munggu, Desa Wisata
Petang dan Desa Wisata Kapal. Sedangkan yang termasuk dalam desa
wisata belum berkembang adalah Desa Wisata Belok. Perbedaan antara
penelitian yang penulis ajukan terdapat pada subyek, obyek dan metode
penelitian yang digunakan dimana penelitian Ayu meneliti Desa wisata di
Kabupaten Badung sedangkan peneliti Desa Wisata Pagak. Obyek penelitian
nya fokus kepada proses evaluasi sedangkan peneliti pada strategi promosi.
Selanjutnya metode penelitian yang digunakan peneliti dengan pendekatan
studi kasus sedangkan Setiawan menggunakan Kualitatif dan kuantitatif.
Sedangkan persamaannya terdapat pada teori penelitian yang sama-sama
menggunakan desa wisata dalam melakukan penelitian.
Penelitian terakhir dilakukan oleh Atmoko (2014) yang berjudul
strategi pengembangan potensi Desa Wisata Brajan Kabupaten Banjarnegara.
Hasil penelitian menunjukan bahwa potensi Desa Brajan diantaranya
pengembangan kerajinan bambu, keindahan alam dan penginapan. Perbedaan
antara penelitian yang penulis ajukan terdapat pada subyek, obyek dan metode
penelitian yang digunakan dimana penelitian Atmoko meneliti Desa wisata
Brajan sedangkan peneliti Desa Wisata Pagak. Fokus kajian terletak pada
strategi pengembangan potensi desa wisata sedangkan peneliti pada strategi
8
promosi desa wisata. Selanjutnya metode penelitian yang digunakan peneliti
dengan pendekatan studi kasus sedangkan Setiawan menggunakan Kualitatif
deskriptif. Sedangkan persamaannya terdapat pada teori penelitian yang sama-
sama menggunakan desa wisata dalam melakukan penelitian.
Berdasarkan berbagai uraian di atas, peneliti ingin mengetahui strategi
promosi yang digunakan badan pengelola agar meningkatkan jumlah
pengunjung wisata Desa Wisata Pagak Kabupaten Banjarnegara pada tahun
2018. Maka judul dari penelitian ini adalah Strategi Promosi Badan Pengelola
Desa Wisata Pagak dalam Meningkatkan Minat Kunjungan Wisatawan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan seperti di atas, telah
ditentukan rumusan masalah untuk penelitian ini sebagai berikut:
Bagaimana strategi promosi Desa Wisata Pagak dalam Menarik minat
kunjungan wisatawan pada tahun 2018?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui strategi promosi Desa Wisata Pagak dalam Menarik
minat kunjungan wisatawan pada tahun 2018 dan menjadi bahan evaluasi
dalam proses pemasaran Desa Wisata Pagak kedepannya.
9
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Akademis
Diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan rujukan bagi pengembangan
ilmu komunikasi terutama yang berkaitan dengan strategi promosi
pariwisata.
2. Praktis
Mendukung program pemerintah dalam pembangunan desa wisata serta
pengembangan potensi budaya lokal dan mendukung kemajuan industri
pariwisata lokal yang terdapat di desa.
E. KERANGKA TEORI
1. Pariwisata
Menurut Yoeti (2013: 186), menyatakan bahwa promosi pariwisata
adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memberitahu, membujuk,
atau mengingatkan calon wisatawan. Kegiatan yang dilakukan tersebut
hendaknya menggunakan promotion materials (bahan-bahan promosi)
yang baik agar kesan terhadap produk yang dihasilkan dapat memenuhi
keinginan potensial tourist (wisatawan potensial). Potensial tourist
tersebut diharapkan dapat menjadi actual tourist (wisatawan yang jadi
berangkat) dengan membeli atau mengunjungi daerah tujuan wisata yang
mereka pilih.
Dapat disimpulkan bahwa pariwisata merupakan kegiatan
perjalanan seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat
tinggalnya dengan berbagai dorongan seperti kepentingan ekonomi,
10
sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain
serta merupakan salah satu industri yang mampu menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja dan
dapat menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya.
Menentukan tujuan adalah langkah awal dari perencanaan agar
kegiatan dilaksanakan bisa sesuai dengan apa yang diinginkan. Seseorang
dalam melakukan perjalanan pasti memiliki tujuan yang diinginkan.
Menurut Desky (1999:8) tujuan pariwisata, yaitu sebagai berikut:
a. Keinginan bersantai
b. Keinginan mencari suasana lain
c. Memenuhi rasa ingin tahu
d. Keinginan berpetualang
e. Keinginan mencari kepuasan
Ada beberapa jenis-jenis wisatawan dalam (Karyono, 1997:21-22)
di antaranya sebagai berikut :
a. Wisatawan Asing (Foreign Tourist)
Orang yang melakukan kunjungan wisata ke daerah atau negara
lain yang bukan dari tempat ia berasal atau tinggal. Orang ini
sering disebut juga dengan Wisatawan Mancanegara.
b. Domestic Foreign Tourist
Merupakan orang asing yang berdomisili di suatu tempat yang
bukan dimana ia berasal karena suatu tugas atau pekerjaan
yang melakukan kunjungan wisata di wilayah ia tinggal.
11
c. Domestic Tourist
Orang yang berdomisili dan berasal dari suatu negara yang
melakukan kunjungan wisata di negaranya sendiri atau didalam
negeri. Wisatawan jenis ini sering disebut dengan wisatawan
domestik atau wisatawan dalam negeri.
d. Indigeneus Foreign Tourist
Seseorang asing yang berasal dari suatu negara tertentu yang
memiliki tugas atau pekerjaan di luar negara asalnya dan
kembali ke negara asal untuk melakukan kunjungan wisata.
Jenis wisatawan ini merupakan kebalikan dari jenis wisatawan
Domestic Foreign Tourist.
e. Transit Tourist
Wisatawan yang sedang melakukan perjalanan ke suatu negara
tertentu, yang terpaksa mampir atau singgah pada suatu
fasilitas pelayanan transportasi seperti stasiun, pelabuhan dan
bandara namun bukan atas kemauannya sendiri.
f. Business Tourist
Orang yang melakukan perjalanan dengan tujuan utama adalah
bisnis namun melakukan kunjungan wisata setelah tujuan
utamanya sudah terselesaikan.
12
2. Strategi Promosi
Strategi promosi erat kaitannya dengan perencanaan, implementasi,
dan pengendalian komunikasi dari suatu organisasi kepada para
konsumen dan sasaran lainnya. Fungsi promosi dalam bauran pemasaran
adalah untuk mencapai berbagai tujuan komunikasi dengan setiap
konsumen. Komponen-komponen bauran promosi mencakup periklanan,
penjualan perorangan, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat.
Tanggung jawab pemasaran yang penting adalah merencanakan dan
mengkoordinasikan stategi promosi terpadau dan memilih strategi untuk
komponen komponen promosi (Cravens, 1998: 77).
Menurut Saladin dalam Rangkuti (2009: 49) mengemukakan
bahwa promosi adalah salah satu unsur dalam bauran pemasaran
perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk, dan
mengingatkan tentang produk perusahaan.
Menurut A.Hamdani dalam Sunyoto (2014: 154), promosi
merupakan salah satu variabel yag sangat penting dilksanakan oleh
perusahaan dalam memasarkan produk. Kegiatan promosi bukan saja
berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen,
melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam
kegiatan pembelian atau penggunaan produk sesuai dengan kebutuhan
dan keinginannya.
13
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan memiliki peranan yang
sangat penting dan harus ditunjukkan dengan cara yang tepat agar
informasi yang disampaikan dapat diterima dan dimengerti oleh
masyarakat. Kegiatan promosi tersebut dapat dijadikan sebagai penentu
keberhasilan dari program pemasaran suatu perusahaan. Tujuan promosi
menjadi hal yang juga sangat penting untuk ditetapkan, sehingga tepat
pada sasaran.
Tujuan promosi menurut Freddy Rangkuti (2009: 51) dalam
bukunya “Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated
Marketing Communication” terdapat empat tujuan, yaitu:
a. Modifikasi tingkah laku
Dalam hal ini yang dimaksud yaitu berusaha untuk merubah
tingkah laku dan pendapat setiap individu dengan berusaha
untuk menciptakan kesan yang baik mengenai produk atau jasa
dari perusahaan tersebut. Sehingga setiap individu dapat
menerima jasa atau produk yang disediakan oleh perusahaan.
b. Memberitahu
Kegiatan promosi ini bertujuan untuk memberikan informasi
kepada pasar yang dituju mengenai produk dari perusahaan
yang berkaitan dengan keistimewaan produk. Promosi yang
bersifat informatif sangat membantu para konsumen dalam
14
mengambil keputusan, karena sebagian orang tidak akan
tertarik kepada produk tersebut apabila belum mengetahuinya.
c. Membujuk
Promosi yang sifatnya membujuk ini dapat mendorong pembeli
untuk memilih produk atau jasa. Dalam hal ini, perusahaan
tidak ingin mendapatkan respon secara cepat, namun lebih
mengutamakan untuk menciptakan kesan positif. Sehingga
kegiatan promosi yang dilakukan dapat berpengaruh dalam
jangka waktu yang panjang pada konsumen.
d. Mengingatkan
Promosi yang bersifat mengingatkan ini dilakukan untuk
mempertahankan produk atau jasa di benak para konsumen. Itu
berarti bahwa perusahaan memperhatikan untuk
mempertahankan pembeli yang ada sebab pembeli tidak hanya
berlangsung sekali, namun harus berlangsung secara terus
menerus.
Proses pelaksanaan perencanaan promosi melibatkan beberapa
tahap, Menurut (Swastha dan Irawan, 2002: 359), yaitu :
a. Menentukan tujuan
Dalam merencanakan program promosi perusahaan harus
mengetahui tujuan apa yang ingin dicapai. Apabila perusahaan
telah menetapkan beberapa tujuan, alangkah lebih baik
15
perusahaan membuat skala prioritas / tujuan mana yang akan
dicapai terlebih dahulu.
b. Mengidentifikasi pasar yang dituju
Perusahaan harus menentukan pasar yang dituju atau target
audience secara jelas. Pasar yang dituju harus terdiri atas
individu yang sekiranya bersedia untuk membeli produk
tersebut selama periode yang bersngkutan. Untuk produk baru,
tes pemasaran sangat bermanfaat untuk mengetahui
pembelipembeli potensial. Menurut Lupiyoadi (2001: 111)
menyatakan bahwa segmentasi pasar akan membantu
perusahaan untuk dapat memuaskan konsumen secara lebih
efektif, menjamin mereka kembali, dan menciptakan loyalitas
konsumen.
c. Menyusun anggaran
Setelah menentukan tujuan promosi dan mengidentifikasi
segmen pasar, kemudian menyusun anggaran promosi.
Pentingnya promosi sangat ditentukan oleh faktor-faktor seperti
tindakan pesaing dan jenis produk. Anggaran promosi memiliki
peran yang sangat penting karena dapat menentukan media apa
yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan promosi.
d. Memilih berita
Selanjutnya mempersiapkan berita yang tepat untuk mencapai
pasar yang dituju tersebut, sifat berita akan berbeda-beda
16
tergantung pada tujuan promosinya. Jika suatu produk masih
berada pada tahap perkenalan, maka informasi produk akan
menjadi topik utama. Sedangkan pada tahap selanjutnya
perusahaan cenderung mengutamakan tema promosi yang
bersifat persuasif.
e. Menentukan promotional mix
Dalam masing-masing kegiatan promosinya, perusahaan dapat
menggunakan tema berita yang berbeda-beda. Misalnya dengan
menggunakan publisitas atau hubungan masyarakat, personal
selling, promosi penjualan, atau dengan menggunakan
periklanan. Bashu Swasta dan Irawan (2002, 350), menyatakan
bahwa perusahaan dapat menggunakan salah satu variabel
tersebut atau kombinasinya, yang dikoordinir dengan strategi
produk, harga dan distribusi.
f. Memilih media mix
Perusahaan harus jeli dalam pemilihan media, karena hal
tersebut berdampak pada segmen pasar. Jika pemilihan media
tepat maka informasi atau promosi yang akan disampaikan
akan diterima oleh khalayak. Tetapi jika pemilihan media salah
maka promosi tidak tepat sasaran. Dalam hal ini perusahaan
harus mengetahui bahwa jenis media yang berbeda akan
cenderung ditujukan pada kelompok yang berbeda.
17
g. Mengukur efektivitas
Setiap alat promosi mempunyai pengukuran yang berbeda-
beda. Apabila tidak dilakukan pengukuran efektivitas maka
akan sulit diketahui apakah tujuan perusahaan tercapai atau
tidak. Menurut Gregorius Chandra (2002: 175) menyatakan
bahwa ukuran-ukuran yang dapat digunakan adalah berapa
banyak orang yang mengenal atau mengingat pesan yang
ditampilkan (recall dan recognition), frekuensi audiens melihat
atau mendengar pesan, sikap audiens terhadap produk dan
perusahaan, dan respon audiens (berapa orang yang membeli,
menyukai, puas, tidak puas, dan merekomendasikan produk
kepada pihak lain).
h. Mengendalikan dan memodifikasikan promosi
Ketika sudah dilakukan pengukuran efektivitas, maka terdapat
kemungkinan perubahan rencana promosi. Perubahan tersebut
dapat terjadi pada promotional mix, media mix, berita,
anggaran promosi, atau cara pengalokasian anggaran tersebut.
Perusahaan harus memperhatikan kesalahan-kesalahan yang
pernah dilakukan untuk menghindari kesalahan yang sama
dimasa mendatang.
18
3. Bauran Promosi Pariwisata
Aktivitas promosi kepariwisataan secara prinsip merupakan
kegiatan komunikasi yang dilakukan olah organisasi penyelenggara
pariwisata (destinasi) yang berusaha mempengaruhi khalayak atau pasar
wisatawan yang merupakan tumpuan atau sasaran dari penjualan produk
wisatanya (Sunaryo, 2013: 177). Promosi merupakan proses
mengkomunikasikan variabel bauran pemasaran (marketing mix) yang
sangat penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan
produk. Promosi merupakan fungsi pemasaran yang fokus untuk
mengkomunikasikan program-program pemasaran secara persuasif
kepada target pelanggan atau calon pelanggan untuk mendorong
terciptanya transaksi (pertukaran antara perusahaan dan pelanggan).
Promosi merupakan faktor penentu keberhasilan suatu program
pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum
pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna
bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya (Fahlevi,
2018:247). Menurut Swastha dan Irawan (2002:123), promotional mix
adalah “kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel
periklanan (advertising), penjualan pribadi (personal selling) dan alat
promosi lainnya, yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan
program penjualan”. Promotion Mix terdiri dari:
a. Periklanan (Advertising)
19
Periklanan adalah semua bentuk presentasi non personal dan
promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan
mendapat bayaran.
b. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan merupakan insentif jangka pendek untuk
mendorong keinginan mencoba atau pembelian produk atau jasa.
c. Penjualan Pribadi (Personal Selling)
Penjualan perorangan merupakan interaksi langsung antara satu
atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.
d. Hubungan Masyarakat (Public Relation)
Hubungan masyarakat adalah berbagai program yang dirancang
untuk mempromosikan dan melindungi citra perusahaan atau
produk individualnya.
Bauran Promosi merupakan program komunikasi pemasaran total
sebuah perusahaan yang terdiri dari iklan, penjualan pribadi, promosi
penjualan dan hubungan masyarakat yang dipergunakan perusahaan untuk
mencapai tujuan iklan dan pemasarannya. Menurut Stanton (2006:242)
promotional mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-
variabel periklanan, penjualan pribadi, dan alat promosi yang lain, yang
semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan.
Karena promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu
program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila
konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu
20
akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya.
Meskipun secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang
sama, tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-
tugas khususnya.
Menurut Tjiptono (2008:72) ada beberapa tugas-tugas khusus itu
atau sering disebut bauran promosi (promotion mix, promotion blend,
communication mix) adalah:
a. Penjualan Pribadi (Personal Selling)
Penjualan pribadi adalah komukasi langsung (tatap muka)
antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan
suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk
pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka
kemudian akan mencoba dan membelinya. Sifat-sifat penjualan
pribadi antara lain:
1) Konfrontasi Pribadi, yaitu adanya hubungan yang hidup,
langsung, dan interaktif antara 2 orang atau lebih.
2) Budaya, yaitu sifat yang memungkinkan berkembangnya
segala macam hubungan, mulai dari sekedar hubungan jual
beli sampai dengan suatu hubungan yang lebih akrab.
3) Respon, yaitu situasi yang seolah-olah mengharuskan
pelanggan untuk mendengar, memperhatikan, dan
menanggapi.
21
Oleh karena sifat-sifat tersebut maka metode ini
mempunyai kelebihan antara lain operasinya lebih fleksibel
karena penjual dapat mengamati reaksi pelanggan dan
meyesuaikan pendekatannya, usaha yang sia-sia dapat
diminimalkan, pelanggan yang berminat biasanya langsung
membeli, dan penjual dapat membina hubungan jangka panjang
dengan pelanggannya. Namun karena menggunakan armada
penjual yang relatif besar, maka metode ini biasanya mahal. Di
samping itu spesifikasi penjual yang diinginkan perusahaan
mungkin sulit dicari. Meskipun demikian penjualan pribadi
tetaplah penting dan biasanya dipakai untuk mendukung
metode promosi lainnya. Aktivitas penjualan pribadi (personal
selling) memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai berikut:
1) Prospek, yaitu mencari pembeli dan menjalin hubungan
dengan mereka.
2) Target, yaitu mengalokasikan kelangkaan waktu penjual
demi pembeli.
3) Komunikasi, yaitu memberi informasi mengenai produk
perusahaan kepada pelanggan.
4) Penjualan, yakni mendekati, mempresentasikan, dan
mendemonstrasikan, mengatasi penolakan, serta menjual
produk kepada pelanggan.
22
5) Pelayanan, yakni memberikan berbagai jasa dan pelayanan
kepada pelanggan.
6) Pengumpulan Informasi, yakni melakukan riset dan
intelejen pasar.
7) Alokasi, yaitu menentukan pelanggan yang dituju.
b. Media Penjualan (Mass selling)
Mass selling merupakan pendekatan yang menggunakan
media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada
khalayak ramai dalam satu waktu. Metode ini memang tidak
sefleksibel penjualan pribadi (personal selling) namun
merupakan alternatif yang lebih murah untuk menyebarkan
informasi ke khalayak (pasar sasaran) yang jumlahnya sangat
banyak dan tersebar luas.
c. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui
penggunaan berbagai intensif yang dapat diatur untuk
merangsang pembelian produk dengan segera dan atau
meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Melalui
promosi penjualan, perusahaan dapat menarik pelanggan baru,
mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk baru,
mendorong pelanggan membeli lebih banyak, menyerang
aktivitas promosi pesaing, meningkatkan impulse buying
(pembelian tanpa rencana sebelumnya), atau mengupayakan
23
kerja sama yang lebih erat dengan pengecer. Secara umum
tujuan-tujuan tersebut dapat digeneralisasikan menjadi:
1) Meningkatkan permintaan dari para pemakai industrial
dan/atau konsumen akhir.
2) Meningkatkan kinerja pemasaran perantara.
3) Mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan penjualan
pribadi (personal selling) dan iklan.
Sifat-sifat yang terkandung dalam promosi penjualan,
diantaranya adalah komunikasi, intensif, dan undangan
(invitation). Sifat komunikasi mengandung arti bahwa promosi
penjualan mampu menarik perhatian dan memberi informasi
yang memperkenalkan pelanggan pada produk. Sifat intensif
yaitu memberikan keistimewaan dan rangsangan yang bernilai
bagi pelanggan. Sedangkan sifat undangan adalah mengundang
khalayak untuk membeli saat itu juga. Promosi penjualan yang
dilakukan oleh penjual dapat dikelompokkan berdasarkan
tujuan yang ingin dicapai. Pengelompokan tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Promosi Pelayanan, yaitu promosi penjualan yang
bertujuan untuk merangsang atau mendorong pelanggan
untuk membeli.
2) Promosi perdagangan, yaitu promosi penjualan yang
bertujuan untuk mendorong atau merangsang pedagang
24
grosir, pengecer, eksportir, dan importir untuk
memperdagangkan barang/jasa dari sponsor.
3) Promosi armada jual, yaitu promosi penjualan yang
bertujuan untuk memotivasi armada penjual.
4) Promosi Bisnis, yaitu promosi penjualan yang bertujuan
untuk memperoleh pelanggan baru, mempertahankan
kontak hubungan dengan pelanggan, memperkenalkan
produk baru, menjual lebih banyak kepada pelanggan lama,
dan „mendidik‟ pelanggan.
Secara keseluruhan teknik-teknik promosi penjualan
merupakan taktik pemasaran yang berdampak pada jangka
sangat pendek. Terkadang penjualan hanya meningkat selama
kegiatan promosi penjualan berlangsung. Promosi penjualan
juga tidak mampu meruntuhkan loyalitas pelanggan terhadap
produk lain, bahkan promosi penjualan yang terlalu sering
malah dapat menurunkan citra kualitas barang/jasa tersebut,
karena pelanggan bisa menginterpretasikan bahwa barang/jasa
tersebut berkualitas rendah atau termasuk kategori murahan.
Meskipun demikian diakui bahwa promosi penjualan
menghasilkan tanggapan yang lebih cepat daripada iklan.
Pada dasarnya kebutuhan berwisata akan terus meningkat seiring
dengan pertambahan jumlah penduduk dunia, serta tingginya rutinitas
pekerjaan manusia modren saat ini, sehingga mendorong keinginan akan
25
kebutuhan refresing. Adapun faktor yang dapat mempengaruhi
pengembangan pariwisata yakni:
a. Obyek wisata sudah terkenal masyarakat.
b. Peran aktif pemerintah dan masyarakat sekitar.
c. Mudahnya koordinasi antara pihak yang terkait.
Kemudian adapun faktor penghambat pengembangan obyek wisata
antara lain:
a. Kurang tesedianya sarana dan prasarana penujang.
b. Keterbatasan anggaran Daerah.
c. Keterbatasan kualitas sumberdaya manusia.
26
F. KERANGKA BERFIKIR
G. METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang
ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena –
fenomena apa adanya. Penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif
merupakan langkah kerja untuk mendeskripsikan suatu objek, fenomena,
atau setting social terjewentah dalam suatu tulisan yang bersifat naratif.
27
Artinya data yang dihimpun berbentuk kata atau gambar.
Mendeskripsikan sesuatu berarti menggambarkan apa, mengapa, dan
bagaimana suatu kejadian. Dalam menuangkan tulisan, laporam penelitian
kualitatif berisi kutipan-kutipan dari data/fakta yang diungkap di lapangan
untuk memberikan ilustrasi yang utuh dan untuk memberikan dukungan
terhadap apa yang disajikan (Satori dan Komariah, 2012: 28).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi
kasus. Studi kasus adalah metode riset yang menggunakan berbagai
sumber data (sebanyak mungkin data) yang bisa digunakan untuk
meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai
aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi, atau peristiwa
secara sistematis. Penelaah berbagai sumber data ini membutuhkan
berbagai macam instrument pengumpulan data. Karena itu, periset dapat
menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipan, dokumentasi-
dokumentasi, rekaman, bukti-bukti fisik, dan lainnya (Kriyantono,
2010:65).
2. Subjek dan Fokus Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek sasaran untuk penelitian ini yaitu Pengelola Desa Wisata
Pagak dan juga Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Pagak,
Purwareja, Banjarnegara. Penentuan sumber informasi dari informan
ditentukan dari key person yang merupakan tokoh formal dan
informal untuk observasi dan wawancara. Tokoh formal meliputi
28
Ketua Pokdarwis Desa Pagak yang selanjutnya peneliti akan meminta
rekomendasi informan kedua dari Ketua Pokdarwis untuk melengkapi
kebutuhan data penelitian terkait strategi promosi desa wisata Pagak
(Bungin 2010:77).
b. Fokus Penelitian
Fokus dari penelitian ini adalah mengjai strategi promosi Desa
Wisata Pagak dalam meningkatkan jumlah kunjungan dari wisatawan
dilihat dari pola komunikasi antara Pokdarwis selaku pengelola Desa
Wisata Pagak terhadap pemerintah serta alat promosi apa saja yang
digunakan dalam meningkatkan kunjungan wisatan.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian dilaksanakan di Desa Pagak Kecamatan
Purwareja Klampok, Kabupaten Banjarnegara.
4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data menurut Kriyantono (2007:91)
merupakan beberapa teknik dan cara yang dapat digunakan oleh peneliti
dalam dalam mengumpulkan data penelitian. Adapun data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung
oleh peneliti dari objek penelitian dengan cara melakukan
wawancara selama proses penelitian. Data primer dalam penelitian
ini adalah Ketua Pokdarwis Desa Pagak, Masyarakat Desa Pagak
29
dan pengunjung Desa Pagak. Sumber data primer ini digunakan
untuk mendapatkan data tentang strategi promosi yang dilakukan
untuk meningkatkan pengunjung.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari berbagai sumber
dokumentasi, studi literatur seperti; buku, jurnal, skripsi dan
referensi lainnya yang dapat dipercaya kebenarannya diantaranya
hasil penelitian, diagram, grafik, dokumentasi maupun tulisan ilmiah
yang membahas fokus penelitian yang sama yaitu strategi promosi
desa wisata.
5. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi merupakan teknik pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terkait gejala yang tampak pada objek yang diteliti.
Observasi terdiri dari dua macam, yakni observasi langsung dan
tidak langsung. Observasi langsung yaitu observasi yang dilakukan
pada saat suatu peristiwa terjadi, di mana observer langsung bersama
dengan objek yang diteliti. Adapun observasi tidak langsung yaitu
observasi yang dilakukan pada saat tidak berlangsungnya suatu
peristiwa, di mana observer bisa melakukan penyelidikan melalui
rangkaian foto, film, maupun slide (Nawawi, 1995:157). Observasi
30
dilakukan dengan mengamati berbagai objek pariwisata yang
terdapat di Desa Pagak.
b. Wawancara
Wawancara merupakan proses interaksi dan komunikasi antara
pengumpul data dengan responden serta informan, sehingga
wawancara dapat diartikan sebagai cara mengumpulkan data dengan
bertanya langsung kepada responden dan jawaban – jawaban dicatat
atau direkam dengan alat perekam.
Metode pengumpulan data diadakan dengan cara tanya jawab
dengan informan yang telah ditetapkan sebagai contoh untuk
memperoleh keterangan – keterangan yang diperlukan dalam
penelitian, dengan menggunakan jenis wawancara bebas (inguided
interview), yaitu kebebasan bertanya untuk menggali data yang
dicari (Sugiyono, 2014:84).
c. Studi Pustaka
Studi Pustaka disini yaitu proses mencari data faktual yang
berhubungan dengan penelitian dengan memanfaatkan berbagai
literatur sebagai sumber informasi baik berupa buku, majalah,
katalog, artikel yang berkaitan dengan objek yang sedang diteliti.
6. Teknik Sampling
Teknik sampling yang peneliti gunakan adalah purposive
sampling, dimana peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui
dan memiliki data penting yang berkaitan dengan objek penelitian.
31
Keberadaan informan sangat sentral dalam penelitian kualitatif. Kriteria
dalam pemilihan informan dalam penelitian ini :
a. Ahmad Herianto, S.Ip. selaku Ketua Pokdarwis Desa Pagak,
Informan dipilih dikarenakan mengetahui proses promosi Desa
Wisata Pagak dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
b. Azam Rahmayadi selaku Anggota Pokdarwis Informan dipilih
berdasarkan keterlibatan dalam proses promosi Desa Wisata
Pagak dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
c. M. Fajar Yanuar selaku Kasi Kesejahteraan Desa Pagak yang
mewakili dari pemerintah Desa Pagak
7. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiono (2014: 192), Analisis Data merupakan proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara dengan berbagai informan dari Pokdarwis Desa Wisata Pagak
selaku pengelola dan Kasi Kesejahteraan sebagai perwakilan pemerintah
desa, observasi aktivitas pariwisata Desa Pagak dan dokumentasi dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam
unit – unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana
yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis interaktif. Dalam
model ini terdapat empat komponen analisis yaitu pengumpulan data,
32
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.Langkah –
langkah analisis data adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan Data yaitu mengumpulkan data di lokasi penelitian
dengan melakukan wawancara, kuisioner, studi literatur dan
dokumentasi dengan menentukan strategi pengumpulan data yang
dipandang tepat dan untuk menentukan fokus serta pendalaman
data pada proses pengumpulan data berikutnya.
b. Reduksi Data adalah proses merangkum, memilih hal yang pokok
dan memfokuskan data yang dianggap penting untuk memberikan
gambaran yang jelas bagi peneliti serta dapat memudahkan peneliti
untuk melakukan pengumpulan data. Reduksi data merupakan
proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan
wawasan yang tinggi, maka dalam hal ini penulis akan
mendiskusikan proses reduksi data dengan orang yang dianggap
ahli.
c. Penyajian Data atau Display Data dilakukan dalam bentuk uraian,
bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya, namun
dalam penyajian data pada penelitian ini peneliti memilih untuk
menyajikan data dengan teks yang bersifat naratif yang disertai
dengan dokumentasi gambar, flowchart dan tabel agar hasil data
dapat mudah dipahami.
d. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi dilakukan setelah data
dikumpulkan kemudian dikelola dan disajikan, hingga dapat ditarik
33
inti atau garis besar dari hasil penelitian tersebut. Peneliti akan
menarik sebuah kesimpulan dari penelitian dilapangan yang
dibuktikan dengan proses pengumpulan data, penyajian data serta
analisis data berdasarkan pokok permasalahan penelitian untuk
dapat menjawab pertanyaan pada rumusan masalah sehingga hasil
kesimpulan tersebut memberikan hasil yang kredibel.
34
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Deskripsi Wilayah Desa Pagak
Pagak merupakan desa yang terletak di Kecamatan Klampok,
Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Desa Pagak merupakan
desa rintisan kota pusaka di wilayah barat Kabupaten Banjarnegara
merupakan pintu pariwisata dan peluang besar di wilayah barat yang
menghubungkan 4 penjuru besar (Purbalingga, Banyumas, Kebumen,
Banjarnegara) Pemerintah Desa Pagak pada pertengahan bulan Agustus
2017 merintis sebuah pergerakan untuk menunjang adanya langkah
Pemerintah Daerah dalam membangun/merintis Kota Pusaka di Kecamatan
Purwareja Klampok dengan membuat pergerakan Desa Wisata Pagak yang
Berbasis masyarakat dalam Bidang Pertanian Atau Wisata Perkampungan
Atau Tradisional Village, adanya pergerakan Desa Wisata dikolaborasikan
bersamaan program Pemerintah Desa Pagak sehingga adanya Desa Wisata
harapannya dapat menaikan (PAD) Pendapatan Asli Desa.
35
Adapun data demografi kependudukan Desa Pagak dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel Tabel 2. 1 Jumlah Penduduk dirinci Menurut Kelompok Umur di Desa
Pagak
36
Tabel 2. 2 Piramida Penduduk di Desa Pagak
B. Potensi Wisata Desa Pagak
Desa Pagak memiliki luas wilayah yang kebanyakan merupakan area
persawahan yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat wisata. Desa Pagak
mendapatkan julukan sebagai desa yang cukup “liar” dalam bidang
pengembangan potensi wisata di dalam desa, hal tersebutk dikarenakan
banyaknya potensi wisata yang dapat digali dan dikembangkan dan
menghasilkan pemasukan bagi desa. Adapun beberapa wisata yang
ditawarkan dari desa pagak antara lain:
37
1. Kampung Kitiran, Pada lokasi Kampung Kitiran terdapat lapangan
sepak bola, jogging track, dan pembangunan wisata edukasi bagi anak
usia dini (PAUD) dan sekolah dasar dalam bidang pertanian.
2. Talang air peninggalan Belanda: talang air bertujuan untuk irigasi
persawahan di desa Pagak, kemudian dapat dilestarikan menjadi
talang air gantung dan menjadi salah satu potensi wisata yang dapat
pula dikembangkan.
3. Pembangunan kampung adat: kampung adat pada desa Pagak
menawarkan konsep kearifan lokal yang diiringi seni musik Jawa
Gumbeng atau Gending tembang jawa yang identik dan unik. Pada
kampung adat terdapat pula pepunden yang merupakan salah satu
sejarah adanya tempat pemujaan khusus pengikut aliran kejawen.
Pepunden merupakan suatu tempat bersemedi yang konon katanya
bila meminta sesuatu hal pada tempat tersebut akan dikabulkan.
4. Wisata religi dan sejarah: Makam mbah Latar merupakan wisata
sejaran dan religi yang ada di Desa Pagak. Mbah Latar pada saat lahir
sudah memiliki gigi taring dan gading. Selain itu terdapat juga sumur
ronggeng yang memiliki cerita mistis.
5. Wisata outbond. Lokasi pada kampung kitiran direncanakan dibangun
arena outbond seperti flying fox dengan memanfaatkan lokasi yang
telah ada dan memiliki daya tarik tersendiri.
38
6. Seni Budaya: dalam hal ini seni budaya, desa Pagak memiliki salah
satu kelompok seni musik desa Pagak dengan gending Jawa yang
biasa diperdengarkan di tengah sawah dengan alunan musik Jawa.
60
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, N. N. (2016). Evaluasi dan Strategi Pengembangan Desa Wisata di
Kabupaten Badung, Bali. JUMPA Vol. 2 No. 2. hlm 189-198.
Atmoko, T. P. H. (2014). Strategi Pengembangan Potensi Desa Wisata Brajan
Kabupaten Banjarnegara. Jurnal Media Wisata. Vol. 12. No. 12. hlm 146-
154.
Bungin, B. (2010). Penelitian Kualitatif: Edisi Kedua. Jakarta: Kencana.
Chandra, G. (2002). Strategi dan Program Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.
Cravens, D. W. (1998). Pemasaran Strategis Jilid II. Jakarta: Erlangga
Desky, M. A. (1999). Management Perjalanan Pariwisata. Yogyakarta: Aidcitra
Karya Nusa
Fahlevi, R. (2018). Strategi Promosi Dinas Pariwisata dalam Meningkatkan
Jumlah Pengunjung Hutan Mangrove BSD Kota Bontang. E-journal Ilmu
Komunikasi, Vol. 6, No. 1, hlm 244-267
Hadari, N. (1995). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Karyono, H. (1997). Kepariwisataan. Jakarta: PT Grafindo.
Kriyantono, R. (2007). Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis
Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi,
Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana.
Lupiyoadi, R & Hamdani, A. (2001). Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi 2.
Jakarta: Salemba Empat
Putri, Silfeni & Ferdian. (2017). Strategi Promosi Melalui Media Periklanan
Desa Wisata Kubu Gadang Kota Padang Panjang. Jurnal Pendidikan dan
Keluarga. Vol. 9 No.2 hlm 113-121
Rangkuti, F. (2009). Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated
Marketing Communication. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Ratu & Adikampana. (2016). Strategi Pemasaran Desa Wisata Blimbingsari
Kabupaten Jembrana. Jurnal Destinasi Pariwisata. Vol. 4 No.1 hlm 60-67
Satori, Djama‟an & Komariah. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Alfabeta.
Setiawan, N. A. (2014). Strategi Promosi dalam Pengembangan Pariwisata Lokal
di Desa Wisata Jelekong. Jurnal Trikonomika. Vol. 13 No. 2 hlm 184-194.
Sugiyono. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif Kuantitaf dan R &D.
Bandung: Alfabeta Bandung.
61
Sunaryo, B. (2013). Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep dan
Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media.
Sunyoto, D. (2014). Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran (Konsep, Strategi, dan
Kasus). Yogyakarta: CAPS (Center of Academic Publishing Service).
Swastha, & Irawan. (2002). Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty
Yogyakarta.
Tjiptono, F. (2008). Strategi Pemasaran. Edisi 3. ANDI: Yogyakarta
William, J. S. (2006). Dasar – dasar Manajemen. Mandar Maju: Jakarta.
Yoeti, A. O. (2013). Perencanaan dan Pembangunan Pariwisata. Jakarta: Balai
Pustaka