iii - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/549/1/SKRIPSI GODEFRIDUS YOHANES DORU 2.pdf · Pemberdayaan...
Transcript of iii - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/549/1/SKRIPSI GODEFRIDUS YOHANES DORU 2.pdf · Pemberdayaan...
iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : GODEFRIDUS YOHANES DORU
NIM : 14520128
Program Studi : Ilmu Pemerintahan
Menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “Peran Pendamping Desa Dalam
Pengelolaan Dana Desa” adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri, dan
seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Yogyakarta, 15 Oktober 2018
Yang Membuat Pernyataan
GODEFRIDUS YOHANES DORU
14520128
iv
MOTTO
”Jika kegagalan adalah sukses yang tertunda, berarti bisa kita harapkan
kebohongan adalah jujur yang tertunda. Mengapa kalian pesimistis?”
Ӂ Sujiwo Tejo Ӂ
“Kepandaian adalah kelicikan yang menyamar, kebodohan adalah kebaikan
yang bernasip buruk “
Ӂ Ehma Ainun Nadjib Ӂ
“Buku yang bagus bukan tentang seberapa banyak halaman yang dimiliki atau
seberapa banyak buku itu akan terjual, buku yang bagus adalah tentang
seberapa banyak buku itu mempengaruhi hidupmu.”
Ӂ penulis Ӂ
“Sebab itu janganlah kamu kuatir hari besok, karena hari besok mempunyai
kesusahanya dendiri”
Ӂ Matius 6 :34 Ӂ
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Segala puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
setiap berkat, rahmat, serta tuntunan-Nya selama ini sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini. Saya ingin mempersembahkan skripsi untuk semua
orang yang berarti dalam hidup saya :
Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dukungan, dan doa dari
berbagai pihak. Oleh karena kepada:
1. Bapak Yohanes Dama Bulu sebagai Bapak sekaligus Patner yang telah
memberi dukungan moril maupun materi serta doa dan semangat tiada henti
untuk masa depan saya. Karya ini sebagai bentuk pertanggungjawaban saya
untuk menempuh masa depan yang baik. Sehat terus untuk Bapak semoga
Tuhan selalu menyertaimu, terimakasih sudah menjadi Bapak bagi saya.
2. Ibu Fransina Pai Tiba sebagai Mama, terimakasih atas doa dan kasih yang
terus dilimpahkan pada saya. Karya ini sebagai bentuk tanggungjawab saya
untuk kpercayaan yang telah diberikan dalam menempuh perkuliahan.
Terimakasih sudah mengajarkan saya menjadi pribadi yang sabar dan dewasa
dalam menghadapi masalah. Trimakasih sudah menjadi ibu terbaik buat saya,
semoga selalu sehat, Tuhan memberkatimu.
3. Almamater saya STPMD “APMD” Yogyakarta terimaksih telah menjadi
tempat belajar yang baik bagi saya.
4. Untuk keluarga Ortek Fc, Adi Bela, Adi Nelson, Adi Narti, saudara-saudara
saya, hengki Jauwu, Tomas Sangu, Beni Eka, Bestari Lahagu, Sastra Lahagu,
Irfan Alil, Dance Ekayame, Cobas Plaikol, Edo dan Doni terimakasih telah
menjadi tempat berbagi cerita. Semoga canda dan tawa kita akan tetap sama
vi
walau berbeda tempat dan waktu. Terimakasih telah menjadi saudara walau
tampa hubungan darah.
5. Untuk Kaze Reborn Club yang telah menjadi tempat bernaung dalam masa-
masa sulit. Handra Juli, Ade Randa, David Darman, Raden Gilang, Alfateha
Riska, Meily Ika, Nurmalasari, Aminah, dan Vio terimakasih telah menjadi
bagian dalam kehidupan saya di jogja.
6. Untuk teman-teman Kampus, Ade Parici, Fina Alfi, Subinto, Adi Melki, Adi
Leni, Ben Panda, Singgih Pambudi, Sapriono, terimakasih telah menemani
perjalan hidup saya di jogja selama masa perkuliahan. Semoga kita semua
bisa menjalani hidup yang berlimpah kasih dan sayang, pun saling berbagi
kasih kepada setiap orang yang kita temui.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Tuhan yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi
dengan judul “peran pendamping desa dalam pengelolaan dana desa “ ini disusun
untuk memenuhi persyaratan akhir untuk mencapai gelar sarjana Ilmu
Pemerintahan pada Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”
Yogyakarta.
Skripsi ini tentunya tidak akan terselesaikan tanpa adanya keterlibatan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang mendalam kepada pihak-pihak yang telah membantu sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan. Dengan kerendahan hati penulis menyampaikan
terimakasih kepada :
1. Bapak Habib Muhsin. S.Sos, M.Si selaku Ketua Sekolah Tinggi Pembangunan
Masyarakat Desa “APMD”.
2. Bapak Gregorius Sahdan, S.IP, M.A selaku Ketua Program Studi Ilmu
Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”.
3. Ibu Dra. B. Hari Saptaning Tyas, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang
dengan penuh kasih telah meluangkan waktu untuk membimbing sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Kepada semua Dosen dan Staf Akademik program studi Ilmu Pemerintahan
Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” yang telah
memberikan ilmu dan telah menjadi panutan yang baik.
viii
5. Kepada semua unsur Pemerintah Desa Bangunjiwo yang telah mengizinkan
penulis untuk melakukan penelitian serta memberikan banyak bantuan yang
membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Kepada Bapak Hanafi selaku Pendamping Desa di Kecamatan Kasihan yang
telah berbaik hati mengisinkan penulis untuk melakukan penelitian terhadap
peran pendamping desa.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyak yang perlu
dibenahi, untuk itu saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi
penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermamfaat bagi semua
pihak terutama bagi pembaca dan pihak terkait dalam fokus skripsi ini.
Yogyakarta 5 Oktober 2018
Penulis
Godefridus Yohanes Doru
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN.................................................... iii
MOTTO........................................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
INTISARI ..................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................6
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................6
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................................6
E. Kerangka Konseptual...........................................................................................7
1. Peran ...............................................................................................................7
2. Pendampingan Desa .........................................................................................9
3. Pendamping Desa .......................................................................................... 13
4. Dana Desa ..................................................................................................... 17
5. Pengelolaan Dana Desa .................................................................................. 21
F. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................................. 27
G. Metode Penelitain .............................................................................................. 27
1. Jenis Penelitian .............................................................................................. 27
2. Unit Analisis .................................................................................................. 28
3. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 34
4. Teknik Analisis Data...................................................................................... 35
BAB II PROFIL DESA BANGUNJIWO ...................................................................... 37
A. Sejarah Desa Bangunjiwo .................................................................................. 37
x
B. Kondisi geografis .............................................................................................. 38
1. Letak Geografis dan Luas Wilayah................................................................. 38
2. Luas Wilayah Menurut Penggunaan.................................................................40
3. Pembagian Wilayah Pedukuhan ..................................................................... 41
C. Demografi ......................................................................................................... 42
1. Jumlah Penduduk ........................................................................................... 42
2. Penduduk Menurut Usia ................................................................................. 42
3. Penduduk Menurut Mata Pencaharian ............................................................ 43
4. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan .............................................. 44
D. Struktur Organisasi Desa Bangunjiwo ................................................................ 45
E. Data Pamong Desa Bangunjjiwo ........................................................................ 47
F. Tugas dan Fungsi Pamong Desa ........................................................................ 48
G. Sarana Dan Prasarana ........................................................................................ 62
H. Seni / Budaya .................................................................................................... 65
I. Industri dan Kerajinan ..................................................................................... 65
BAB III ANALISIS PERAN PENDAMPING DESA DALAM PENGELOLAAN DANA
DESA ........................................................................................................................... 68
A. Pengarahan Pendamping Desa Dalam Pengelolaan Dana Desa ....................... 69
B. Pengorganisasian Oleh Pendamping Desa Dalam Pengelolaan Dana Desa ...... 74
C. Fasilitasi Desa Oleh Pendamping Desa........................................................... 78
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 82
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 82
B. Saran ................................................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................88
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Deskripsi Informan Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan dan
Pekerjaan ...................................................................................................................... 29
Tabel 1. 2 Deskripsi Informan Berdasarkan Usia, .......................................................... 30
Tabel 1. 3 Deskripsi Informan Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................ 31
Tabel 1. 4 Deskripsi Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................................... 32
Tabel 1. 5 Deskripsi Informan Berdasarkan Pekerjaan / Jatabatan .................................. 33
Tabel 2. 1 Wilayah Desa ............................................................................................... 38
Tabel 2. 2 Luas Wilayah Menurut Penggunaan .............................................................. 40
Tabel 2. 3 Jumlah Penduduk Desa Bangunjiwo Berdasarkan Jenis Kelamin ................... 42
Tabel 2. 4 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia .................................................. 43
Tabel 2. 5 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ............................................... 44
Tabel 2. 6 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan............................................. 45
Tabel 2. 7 APBDes Tahun Anggaran 2018 .................................................................... 60
Tabel 2. 8 Pendapatan Dana Transfer Tahun 2016 ......................................................... 61
Tabel 2. 9 Pendapatan Dana Transfer Tahun 2017 ......................................................... 61
Tabel 2. 10 Pendapatan Dana Transfer Tahun 2018 ....................................................... 62
Tabel 2. 11 Sarana dan Prasarana Pendidikan ................................................................ 63
Tabel 2. 12 Sarana dan Prasarana Kesehatan ................................................................. 64
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Bagan Struktur Organisasi Desa ................................................................ 46
xiii
INTISARI
Dana desa sebagai perwujudan dari kebijakan Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) merupakan ujung tombak dari pembangunan
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di desa. Oleh kerena itu sejalan dengan
kebijakan Dana Desa, maka Pendampingan Desa berupaya untuk mensukseskan Kebijakan Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) melalui
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2015. Namun dalam proses pelaksanaan kebijakan dana desa dan pendampingan yang dilakukan oleh pendamping desa masih belum sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan terkait. Bahwa ada fenomena dimana
pendamping desa melaksanakan tugas dan fungsinnya tidak sesuai dengan peran yang
telah ditetapkan dan bahwa tingkat korupsi di desa dari tahun 2015 terus meningkat.
Menimbang betapa pentingnya sebuah pengelolaan terhadap sumber anggaran
dana desa sebagai instrumen pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Maka pengelolaan dana desa dari pihak luar desa sangat dibutuhkan, sehingga perlu adanya
peran dari struktur eksternal desa yaitu melalui upaya pendamping desa. Maka yang ingin
dicapai dari penelitian ini adalah ingin mengetahui peran pendamping desa dalam kaitanya dengan pengelolaan dana desa di Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan
Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah wawancara, observasi, dokumentasi. Sedangakan dalam menentukan informan peneliti menggunakan teknik purposive sampling dimana peneliti memilih
informan berdasarkan pertimbangan tertentu sehingga diperoleh informan dengan jumlah
12 orang.
Adapun hasil dan pembahasan dalam penelitian ini ialah bahwa peran
pendamping dalam proses pengelolaan dana desa belum sesuai dengan tugas dan fungsi pendampingan menurut Permendes no3 tahun 2015. Peran pendamping dalam
memberikan pengarahan yaitu hanya memberikan arahan-arahan yang bersifat
administratif saja, memberikan pengarahan agar dana desa tidak keluar dari asas undang-
undang desa. Lebih jauh, dilihat dari perannya sebagai fasilitator, fatilitasi yang dilakukan pendamping hanya dilakukan dengan pemerintah desa saja sehingga relasi dan kontribusi
terkait pemberdayaan kepada masyarakat tidak begitu signifikan. Sebagai pengorganisasi
pendamping belum sesuai dengan fungsi dan tugas yang ditetapkan yaitu mampu mengorganisasikan masyarakat hal ini terjadi karena kurang interaksi antara pendamping
dan masyarakat.Kejaidan ini juga dikarenakan program program yang bersumber dari
dana desa ini kebanyakan digunakan untuk pembangunan fisik saja. Disisi lain
pendamping juga telah membantu pemerintah desa dalam proses pemberian informasi terkait dana desa serta mengarahkan agar dana desa terserap sesuai dengan ketentuan
yang ada sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pengeloaan.
Kata kunci : pendamping desa, dana desa, pengelolaan, pemberdayaan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa (selanjutnya disebut UU
Desa) membuka kesempatan bagi pemerintah desa untuk mengelola dan
mengoptimalkan potensi yang ada di tingkat desa. Dalam UU desa ini
pemberdayaan menjadi sebuah harapan dan tantangan yang diwujudkan dengan
menetapkan dan mengakui kewenangn desa, dan tentunya pemerintah
berkewajiban untuk menjamin agar desa mampu melaksanakan upaya
pemberdayaan, pembinaan dan pengawasan.
UU Desa tersebut memberikan amanat kepada pemerintah pusat untuk
mengalokasikan dana desa yang bersumber dari APBN untuk diberikan kepada
desa sehingga dapat digunakan dalam proses pembangunan di desa. Setiap tahun
pemerintah pusat pun telah menganggarkan dana desa yang cukup besar untuk
diberikan kepada desa. Pada tahun 2015 dana desa dianggarkan sebesar Rp 20,7
triliun, dengan rata-rata setiap desa mendapatkan Rp 280 juta. Pada tahun 2016
sebesar Rp 46,98 triliun dengan rata-rata setiap desa mendapat Rp 628 juta. dan di
tahun 2017 sebagaimana diatur dalam PMK Nomor 226/PMK.07/2017 tentang
perubahan rincian dana desa menurut daerah/kota tahun anggaran 2018,
meningkat lagi menjadi Rp 60 triliun dengan rata-rata setiap desa mendapatkan
dana sebesar Rp 800 juta. (Umar Nain, 2017 : 213)
Dengan adanya anggaran dana desa yang tidak sedikit ini pemerintah desa
dituntut untuk dapat mengelola sumber anggaran yang telah disediakan oleh
Negara sesuai yang dibutuhkan oleh masyarakat. Tindak lanjut agar pengelolaan
2
dana desa berjalan sesuai dengan tujuan, maka Pemerintah mengadakan program
pendampingan desa yang berpedoman pada Undang- Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa menjelaskan bahwa upaya pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat dilakukan melalui pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah
dan prioritas kebutuhan masyarakat desa.
Dalam pasal 112 ayat 1 Undang-undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa,
pemerintah daerah provinsi dan daerah kabupaten atau kota bertugas untuk
membina dan mengawasi penyelenggaraan pemerintah desa. Dengan kata lain
desa mendapatkan bimbingan, pembinaan, dan pengawasan dalam
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat
sekaligus memberdayakan masyarakat itu sendiri.
Tanggungjawab pemerintah daerah selanjutnya ditegaskan pada pasal 126
dan pasal 128 pada Peraturan Pemerintah No. 43 tahun 2014 tentang peraturan
pelaksanaan uu desa pada Bagian Ketiga, Paragraf 1 Pemberdayaan Masyarakat
Desa. Pemberdayaan yang dimaksud bertujuan untuk memampukan desa dalam
melakukan aksi bersama sebagai suatu kesatuan tatakelola pemerintahan desa,
lembaga masyarakat desa, adat, ekonomi dan lingkungan yang dilakukan dengan
pendamping secara berjenjang sesuai dengan kebutuhan, yang secara teknis
dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota yang dapat
dibantu oleh tenaga pendamping profesional. Regulasi tentang pendamping desa
kemudian diatur lagi dalam peraturan menteri desa No. 3 tahun 2015 tentang
pendampingan desa.
3
Dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2015 telah dijabarkan tugas
pendamping desa yaitu mendampingi Desa dalam penyelenggaraan pembangunan
Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa.
Sejalan dengan Program Dana Desa, maka program Pendampingan Desa
berupaya untuk mensukseskan Kebijakan Program Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa yang berpedoman pada Undang-Undang Nomor
6 Tahun 2014 tentang Desa yang telah mengatur bahwa pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat desa ditempuh melalui upaya pendampingan
Kemudian ditindaklanjuti melalui Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 Tentang
Pendampingan Desa Pasal 12 Ayat 1 yang menyebutkan bahwa tugas pendamping
desa adalah mendampingi Desa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pemantauan terhadap pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa.
Tugas pendamping desa sebagaimana diatur dalam permendes tersebut
sayangnya tidak berjalan mulus seperti yang dinginkan. Kenyataanya masih
banyak masyarakat dan perangkat desa yang mengeluhkan tentang kinerja
pendamping desa. Keberadaan tenaga pendamping desa mendapat kritikan baik
dari segi kuantitas dan kualitas. Dari segi kualitas, tenaga pendamping selama ini
lebih banyak bertugas sebagai pengumpul desa dibandingkan memberikan
pendampingan terkait mengelola tata keuangan desa. "Lebih banyak mereka
bekerja sebagai pengumpul data. Atau kalau dia terlibat soal dana desa, para
pendamping ini hanya fokus membawa uang dari kabupaten ke desa atau upaya
bagaimana ditransfer. Tapi kemudian uang dikelola seperti apa itu sudah tidak lagi
4
ranah perhatian para pendamping," kata Robert Endi Jaweng saat diskusi bertajuk
'Dana Desa Untuk Siapa', di Cikini, Jakarta, Sabtu (19/8/2017) Tribunnews.Com,
Jakarta.
Dari segi kuantitas keberadaan tenaga pendamping juga dirasa masih
kurang. Idealnya satu tenaga pendamping itu untuk satu desa tetapi pada
kenyatannya satu tenaga pendamping untuk melayani dua hingga tiga desa,
penetapan posisi pendamping desa pun berada di keacamatan sehingga tidak
terlalu efesien dan efektif untuk desa yang didampingi. Munculnya fenomena
dimana pendamping desa cenderung bekerja tidak sesuai dengan peran, tugas dan
fungsinya seperti yang ditetapkan dalam Peratutan Menteri Desa Nomor 3 Tahun
2015 tentang pendampingan desa merupakan salah satu alasan mengapa penelitian
tentang pendamping desa perlu dilaksanakan.
Sebagaimana yang merupakan tugas pendamping desa dalam membantu
dalam tahap Perencanaan merupakan tahap terpenting dalam pengelolaan Dana
Desa, karena perencanan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa
depan yang tepat melalui urutan pilihan, dengan mempertimbangkan sumber daya
yang tersedia. Adapun tahapan-tahapan dari perencanaan meliputi Penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes), Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKPDes), dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDes), yang didalamnya terdapat besaran anggaran desa yang bersumber dari
Dana Desa (DD). Dalam tahap ini pendamping desa memiliki kontribusi penting
dalam mengarahkan agar penyusunan rencana kegiatan agar sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan prioritas yang ditetapkan pemerintah.
5
Hal terpenting lainnya adalah pelaksanaan anggaran yang didalamnya berisi
tentang pengalokasian dan realisasi dana desa. Pengalokasian harus sesuai dengan
kebutuhan masyarakat desa namun tetap memperhatikan skala prioritas yang telah
ditetapkan pemerintah yang menyatakan bahwa Dana Desa (DD) diprioritaskan
untuk membiayai belanja pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa.
Sehingga pada tahap ini peran dari pendamping desa dituntut agar dapat
memfasilitasi kegiatan yang bersumber dari dana desa meliputi Pembangunan
yang lebih ditekankan kepada pengadaan infrastruktur atau sarana prasarana desa
serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan
Kemudian tahap pemantauan merupakan hal penting yang harus
diperhatikan selanjutnya dalam pengelolaan dana desa. Pemantauan juga dapat
diartikan sebagai monitoring yang artinya adalah pemantauan secara terus
menerus terhadapap proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Dalam hal ini
yang menjadi perhatian adalah keberhasilan program dalam pengelolaaan dana
desa, Maka dari itu pendamping desa yang merupakan pihak independen atau
struktur eksternal desa hendaknya dapat memantau jalannya pengelolaan dana
desa dengan teliti dan jujur agar program kegiatan yang dilaksanakan dapat
sejalan dengan harapan pemerintah.
6
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
Bagaimana peran Pendamping Desa dalam pengelolaan dana desa di Desa
Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui peran Pendamping Desa dalam pengelolaan Dana Desa
di Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul.
2. Untuk mengetahui Peran Pendamping Desa dalam pengelolaan Dana Desa
dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan di Desa
Bangunjiwo kecamatan Kasihan kabupaten Bantul.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Teoritis
a) Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu
penulis memperoleh pengetahuan lebih lanjut tentang sejauh mana
peran dari pendamping desa dalam pengelolaan dana desa baik dari
segi perencanaan, pelaksanaan, serta pemantauan.
b) Dapat digunakan untuk menambah pengetahuan atau referensi untuk
penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan peran dari Pendamping
Desa dalam pengelolaan dana desa.
7
2. Praktis
a) Bagi Pemerintah dapat dijadikan rekomendasi sebagai bahan
evaluasi Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi dalam mengelolah program Pendamping Desa dan
Dana Desa.
b) Bagi Pemerintahan Desa dapat menambah pemahaman lebih
tentang pengelolaan dana desa dan bekerja sama dengan baik
dengan Pendamping Desa dan masyarakat desa.
E. Kerangka Konseptual
1. Peran
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
kepada seseorang sesuai dengan kedudukannya dalam suatu sistem. Peran
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat
stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada
situasi sosial tertentu (Kozier Barbara, 1995:21)
Bila yang diartikan dengan peran adalah perilaku yang diharapkan dari
seseorang dalam suatu status tertentu, maka perilaku peran adalah perilaku
yang sesungguhnya dari orang yang melakukan peran tersebut.
Menurut Levinson dalam Soekanto (2019:213) mengatakan peranan
mencakup tiga hal, antara lain :
a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan
8
rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam
kehidupan masyarakat.
b. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan
oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting
bagi struktur sosial masyarakat.
Komaruddin menjelaskan mengenai pengertian peran dari sudut pandang
manajemen, seperti dalam bukunya yang berjudul “ensiklopedia manajemen”
diantaranya:
a. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen .
b. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status.
c. Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelomp[ok atau pranata.
d. Fungsi yang diharapkan atau menjadi karakteristik yang ada padanya.
e. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat (Komaruddin,
1994 : 768)
Dari pengertian tersebut peran dapat dikatakan merupakan status dan
jabatan seseoarang yang melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai dengan
kedudukannya atau dengan kata lain peran merupakan kedudukan yang
diemban oleh seseorang dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya.
Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseoarang
melaksanaka hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia
mejalankan suatu peran (Soekanto, 2002 : 243) peran adalah tugas utama yang
9
dijalankan oleh seseorang, sehingga aktivitas yang dilakukan sangat
diharapkan sesuai dengan status atau kedudukannya.
Parwoto (Soehendy 1997:28) mengemukakan bahwa peran serta mempunyai
ciri-ciri :
a. Keterlibatan dalam keputusan : mengambil dan menjalankan
keputusan.
b. Bentuk kontribusi : seperti gagasan, tenaga, materi dan lain-lain.
c. Organisasi kerja : bersama setara atau berbagi peran.
d. Penetapan tujuan : ditetapkan kelompok bersama pihak lain
Peran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perilaku seseorang
sesuai dengan status kedudukannya di masyarakat. Jadi dapat disimpulkan
bahwa peran adalah suatu aspek yang dinamis berupa tindakan atau perilaku
yang dilaksanakan oleh orang atau badan lembaga yang menempati atau
memangku suatu posisi dalam situasi sosial.
2. Pendampingan Desa
Pendampingan adalah kegiatan dalam pemberdayaan masyarakat dengan
menempatkan tenaga pendamping yang berperan sebagai fasilitator,
komunikator, dan dinamisator. Pendampingan pada umumnya merupakan
upaya untuk mengembangkan masyarakat di berbagai potensi yang dimiliki
oleh masing-masing masyarakat untuk menunjuk kehidupan yang lebih baik
dan layak. Selain itu pendampingan berarti bantuan dari pihak lain yang
sukarela mendampingi seseorang ataupun dalam kelompok untuk memenuhi
10
kebutuhan dan pemecahan masalah dari masing-masing individu maupun
kelompok. (Depan, 2004:14)
Pendampingan merupakan aktivitas yang selalu dilakukan oleh kelompok-
kelompok sosial seperti pengajaran, pengarahan atau pembinaan dalam
kelompok dan bisa menguasasi, mengendalikan serta mengontrol orang-orang
yang mereka dampingi. Karena dalam pendampingan lebih pada pendekatan
kebersamaan, kesejajaran, atau kesederajatan. (BPKB. Pendampingan
masyarakat 2001:5)
Pendampingan Desa Berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2015 tentang Pendampingan Desa, diartikan sebagai kegiatan untuk
melakukan tindakan pemberdayaan masyarakat melalui
asistensi,pengorganisasian, pengarahan dan fasilitasi desa. Tindakan
pemberdayaan yang salah satunya adalah asistensi sebagaimana yang
disebutkan diatas, dapat dijelaskan mengapa perlu adanya asistensi dalam
pendampingan desa, asistensi sendiri berarti membantu dalam menjalankanm
tugas professionalnya. Asistensi ini bertujuan membantu pemerintah desa
dalam menjalankan tugas-tugas dalam penyelenggaraan pemerintahan desa,
karena masih terbatasnya kualitas dari aparatur desa itu sendiri sehingga perlu
adanya asistensi dari pendamping desa.
Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa pendampingan desa
merupakan upaya untuk memfasilitasi desa, terutama dalam upaya
pemberdayaan masyarakat juga untuk membantu mengarahkan
penyelenggaraan pemerintah agar berjalan sesuai fungsinya.
11
Tujuan pendampingan Desa dalam Peraturan Menteri Desa Nomor 3 tahun
2015 tentang Pendampingan Desa meliputi:
a. Meningkatkan kapasitas, efektivitas dan akuntabilitas pemerintahan
desa dan pembangunan Desa;
b. Meningkatkan prakarsa, kesadaran dan partisipasi masyarakat Desa
dalam pembangunan desa yang partisipatif;
c. Meningkatkan sinergi program pembangunan Desa antarsektor; dan
d. Mengoptimalkan aset lokal Desa secara emansipatoris.
Melihat tujuan Pendampingan Desa diatas bisa dikatakan bahwa
Kerja Pendamping Desa difokuskan pada peningkatan pembangunan desa
terutama dalam upaya memberdayakan masyarakat dan perangkat desa
melalui proses belajar social.
Pendampingan sebagaimana dijelaskan pada Peraturan Pemerintah Nomor
43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6
Tahun 2014 Tentang Desa, dijelaskan secara teknis pendampingan
dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan dapat
dibantu oleh tenaga pendamping profesional, kader pemberdayaan
masyarakat desa, dan/atau pihak ketiga. Tenaga pendamping profesional
sebagaimana yang dimaksud tertuang pada Peraturan Pemerintah Nomor 47
Tahun 2015 Tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014
Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa terdiri atas:
12
a. Tenaga pendamping lokal desa yang bertugas di desa untuk
mendampingi desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, kerja
sama desa, pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan
pembangunan yang berskala lokal desa.
b. Tenaga pendamping desa yang bertugas di kecamatan untuk
mendampingi Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, kerja
sama desa, pengembangan BUM Des, dan pembangunan yang
berskala lokal desa.
c. Tenaga pendamping teknis yang bertugas di kabupaten untuk
mendampingi desa dalam pelaksanaan program dan kegiatan sektoral;
dan
d. Tenaga ahli pemberdayaan masyarakat yang bertugas meningkatkan
kapasitas tenaga pendamping dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan
kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa.
Seperti yang dipaparkan diatas bahwa tenaga pendamping
profesianal sendiri terdiri atas beberapa tingkat yang dibagi berdasarkan
tempat pelaksanaan tugas diantaranya pendamping lokal desa yang bertugas
di desa, tenaga pendamping desa yang bertugas di kecamatan, pendamping
teknis yang bertugas di kabupaten dan tenaga ahli pemberdayaan
masyarakat yang berkedudukan di pusat dan provinsi.
Tenaga pendamping harus memiliki kompetensi dan kualifikasi
pendampingan di bidang penyelenggaraan pemerintahan, ekonomi, sosial,
budaya, dan/atau teknik. Kompetensi dan kualifikasi pada pendamping desa
13
tentunya merupakan kunci dasar dalam pelaksanaan kerja pendamping desa.
pengembangan kompetensi tersebut akan menunjang kinerja individu saat
bekerja mendampingi desa.
3. Pendamping Desa
Pendamping Desa adalah jabatan di bawah Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia yang
pembentukannya berdasarkan Undang-Undang Desa, yang bertugas untuk
meningkatkan keberdayaan masyarakat di sebuah desa
(https://id.wikipedia.org/wiki/Pendamping_desa diakses 3,08,2018)
Berdasarkan Peraturan Menteri Desa Nomor 3 Tahun 2015 tentang
pendamping desa, pendamping desa bertugas mendampingi desa dalam
penyelenggaraan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa.
Terkait dengan tugas pendamping desa dalam melaksanakan tugas
mendampingi desa, meliputi:
a. Mendampingi Desa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pemantauan terhadap pembangunan desa dan pemberdayaan
masyarakat desa.
b. Mendampingi desa dalam melaksanakan pengelolaan pelayanan
sosial dasar, pengembangan usaha ekonomi desa, pendayagunaan
sumber daya alam dan teknologi tepat guna, pembangunan sarana
prasarana desa, dan pemberdayaan masyarakat desa.
c. Melakukan peningkatan kapasitas bagi Pemerintahan Desa, lembaga
kemasyarakatan desa dalam hal pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat desa.
14
d. Melakukan pengorganisasian di dalam kelompok-kelompok
masyarakat desa.
e. Melakukan peningkatan kapasitas bagi Kader Pemberdayaan
Masyarakat Desa dan mendorong terciptanya kader-kader
pembangunan desa yang baru.
f. Mendampingi desa dalam pembangunan kawasan perdesaan secara
partisipatif;dan
g. Melakukan koordinasi pendampingan di tingkat kecamatan dan
memfasilitasi laporan pelaksanaan pendampingan oleh Camat kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Dari paparan diatas pendamping Desa bertugas memfasilitasi dan
mendampingi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan desa,
pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyaraktan desa dan
pemberdayaan masyarakat desa. Fasilitasi dapat dilakukan dengan cara-
melakukan pengorganisasian, pendampingan masyarakat dan melakukan
koordinasi pendampingan di tingkat kecamatan.
Kompetensi pendamping desa sekurang-kurangnya memenuhi unsur
kualifikasi antara lain:
a. Memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam pemberdayaan
masyarakat.
b. Memiliki pengalaman dalam pengorganisasian masyarakat desa.
c. Mampu melakukan pendampingan usaha ekonomi masyarakat desa.
d. Mampu melakukan teknik fasilitasi kelompok-kelompok masyarakat
desa dalam musyawarah desa.
15
e. Memiliki kepekaan terhadap kebiasaan, adat istiadat dan nilai-nilai
budaya masyarakat desa.
Dalam melaksanakan tugas pendamping desa terdapat beberapa kualifikasi
dan kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga pendamping seperti yang
dikemukakan pada beberapa poin diatas, adanya kompetensi ini mendorong
Pendamping Desa mampu menjawab dinamika masyarakat desa akibat
perkembangan ilmu pengetahuan dan globalisasi. Pendamping desa
berkedudukan di kecamatan dan ditempatkan dua pendamping desa, yaitu:
a. Pendamping Desa Pemberdayaan (PDP).
b. Pendamping Desa Teknik Infrastruktur (PDTI)
Adapun syarat terkait dengan Pendamping desa, yaitu:
Persyaratan Pendamping Desa Pemberdayaan (PDP)
a. Pendidikan minimal D-3, semua disiplin ilmu.
b. Memiliki pengalaman pemberdayaan masyarakat minimal 4 Tahun
untuk D-3 dan 2 Tahun untuk S-1.
c. Pernah bekerjasama pada program pemerintah atau institusi lain yang
terkait langsung dengan pemberdayaan masyarakat atau program
sejenis.
d. Umur minimal 25 Tahun dan Maksimal 50 Tahun pada saat
mendaftar.
Persyaratan Pendamping Desa Teknik Infrastruktur (PDTI)
1.Pendidikan minimal D-3, Teknik Sipil.
2.Memiliki pengalaman pemberdayaan masyarakat bidang teknik sipil
minimal 4 Tahun untuk D-3 dan 2 Tahun untuk S-1.
16
3.Pernah bekerjasama pada program pemerintah atau institusi lain yang
terkait langsung dengan pemberdayaan masyarakat atau program
sejenis.
4.Umur minimal 25 Tahun dan Maksimal 50 Tahun pada saat
mendaftar.
(Sumber:http://kemendesa.go.id/pendamping2016”Diakses pada 11 juni
2018”, pukul 10.00)
Dalam perekrutan pendamping desa ditetapkan berbagai syarat yang harus
dipenuhi oleh tenaga pendamping agar dapat diterima dan menjalankan tugas
sebagai pendamping. Diantaranya yaitu berusia 25 -50 tahun, pendidikan
minimal D-3 dan seterusnya seperti dipaparkan diatas. Penetapan syarat
pendamping desa harus dilaksanakan guna menemukan pendamping yang
kompeten dan mampu melaksanakan tugas sesuai dengan jabatan dan
kedudukannya.
Melihat beberapa paparan mengenai pendamping desa diatas,
pendampingan desa merupakan kegiatan untuk melakukan tindakan
pemberdayaan masyarakat melalui asistensi, pengorganisasian, pengarahan,
dan fasilitasi Desa. Pendamping Desa dibentuk untuk meningkatkan kapasitas,
efektivitas, akuntabilitas, memfasilitasi serta membantu pemerintahan desa
dalam merencanakan pembangunan desa agar berjalan dengan baik dan
meningkatkan kreatifitas, partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa
menurut UU nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, dengan membuka ruang bagi
Pendamping Desa untuk melakukan pendampingan desa secara terpadu,
sistematis, konsisten maka Pendamping desa dapat menjadi salah satu kekuatan
17
yang akan sangat membantu desa mempercepat langkah desa menjadi desa
berdaya.
4. Dana Desa
Dana desa menutut Dedi Herlianto (manajemen keuangan desa 2017 : 65)
adalah dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukan bagi desa yang
ditranfer oleh pemerintah pusat melalui APBD kabupaten/kota. Sesuai dengan
peraturan pemerintah No. 60 tahun 2014, dana desa harus dikelola secara tertip,
taat pada ketentuan perundang-undangan, efesien, transparan, dan
bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatuhan serta
mengutamakan kepentingan masyarakat setempat.
Dalam Peraturan Pemerintah republik Indonesia Nomor 8 tahun 2016
Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Negara . Dalam pasal 1 menyebutkan : Dana desa adalah dana yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negarayang diperuntukan bagi desa
yang ditranfer melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota
dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat
Dana desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Negara yang diperuntukan bagi desa yang ditranfer melalui anggaran
pendapan dan belanja daerah kabupaten/kota. Dana tersebut digunakan untuk
menyelenggarai penyelenggaraan pemerintah,pelaksaan pembangunan,
18
pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat. (Umar Nain
2017:207)
Dana desa merupakan salah satu pendapatan desa dari pemerintah yang
cukup besar biayanya, serta mempunyai andil yang besar dalam urusan
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di desa.
Dasar dana desa menurut Umar Nain dapat dilihat dari beberapa
aspek yaitu :
a. Aspek Legalistik
Dana desa yang bersumber dari APBN bukan muncul secara tiba-
tiba bertepatan dengan tahun politik dalam pemeilihan presiden dan
wakil presiden, akan tetapi telah ditetapkan dalam undang-undang
dan peraturan pemerintah baik dalam UU No.6 tahun 2014 serta
perubahanya dalam PP No.22 tahun 2015 tentang dana desa yang
bersumber dari APBN.
b. Aspek Politik
Dana desa merupakan wujud dari janji politik presiden Joko
Widodo-Jusuf Kalla untuk memberikan anggaran kepada desa
sebesar satu miliar perdesa. Hal ini terkait dengan komitmen politik
sesuai poin ketiga dari Nawacita yaitu “membangun indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan”. Komitmen ini untuk menunjukkan
akselerasi pembangunan desa di Indonesia secara merata, guna
mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
c. Aspek Sosiologis
19
Untuk menunjukkan adanya relasi dalam penyelenggaraan
pemerintah dan pembangunan. Dengan melihat interaksi dari
hubungan antara pemerintah desa dan masyarakat dengan
pemerintah diatasnya (supradesa), melalui keberpihakan dan
kepedulian pemerintah untuk memajukan masyarakat desa dengan
menyiapkan anggaran desa yang bersumber dari APBN setiap
tahun.
d. Aspek Ekonomi
Melalui dana desa masyrakat dapat menciptakan dan
mengembangkan usaha-usaha ekonomimasyarakat desa, sehingga
dapat meningkat pendapatan dan taraf hidupnya.
e. Aspek Empiris
Bahwa dan pembangunan yang bersumber dari pemerintah
kabupaten dalam bentuk alokasi dana desa (ADD) belum
sepenuhnya memenuhi ketentuan yang diterima desa. Dalam
ketentuan ADD minimal 10% seharusnya menjadi haknya desa
dengan perhitungan jumlah dana alokosi umum (DAU) yang
diterima kabupaten setelah dikurangi dana alokasi Khusus (DAK).
Namun dalam kenyataannya ketentuan minimal 10% tersebut belum
dapat dipenuhi, sehingga dana desa menjadi salah satu upaya untuk
menambah pendapan desa.
Dana desa merupakan sumber pendapatan bagi desa yang
sumber kemunculanya tentu merupakan hal yang wajar. Lebih lagi
kita bisa melihat dari berbagai aspek seperti aspek legalistik, yang
20
dalam hal ini dana desa bersumber dari APBN dan telah ditetapkan
oleh UU. Dari aspek politik, dana desa merupakan bentuk
komitmen politik dari presiden pada masa sebelum dan pada saat
kepemimpinan.aspek sosiologis, sebagai bentuk hubngan
pemerintah dan masyarakat. Aspek ekonomi, sebagai modal
pemerintah desa danmasyarakat untuk membangun daerahnya.
Darai aspek empiris, bahwa dana desa dalam proses penyalurannya
ke desa, melalui kabupaten yang telah ditentukan ketentuan-
ketentuanmnya.
Prinsip Penggunaan Dana Desa (Sri Mulyani, 2017:45)
a. Keadilan : mengutamakan hak dan kepentingan seluruh warga desa
tampa membeda-bedakan.
b. Kebutuhan prioritas : mendahulukan kepentingan desa yang lebih
mendesak, lebih dibutuhkan dan berhubungan langsung dengan
kepentingan sebagian besar masyarakat desa.
c. Kewenangan desa : mengutamakan kewenangan hak asal-usul dan
kewenangan lokal berskla desa
d. Partisipatif : mengutamakan prakarsa dan kreatifitas masyarakat.
e. Swakelola dan berbasis sumber daya alam : mengutamakan
pelaksanaan secara mandiri dengan pendayagunaan sumber daya
alam desa, mengutamakan tenaga, pikiran dan ketrampilan warga
desa dan kearifan lokal.
f. Tipologi desa : mempertimbangkan keadaan dan kenyataan
karakteristik geografis, sosiologis, antropologis, ekonomi, dan
21
ekologi desa yang khas, serta perubahan atau perkembangan dan
kemajuan desa.
Prinsip penggunaan dana desa merepukan hal yang cukup
krusial dalam proses pelaksanaan dana desa, untuk mencapai tujuan
dari hadirnya dana desa tentunya dibutuhkan prinsip seperti yang
jibarkan sebagai berikut : keadilan, dengan mengutamakan hak atau
kepentingan seluruh warga desa tanpa membeda-bedakan; kebutuhan
prioritas, dengan mendahulukan yang kepentingan Desa yang lebih
mendesak, lebih dibutuhkan dan berhubungan langsung dengan
kepentingan sebagian besar masyarakat Desa; dan tipologi desa.
5. Pengelolaan Dana Desa
Menurut Balderton (dalam Adisasmita, 2011:21), istilah pengelolaan sama
dengan manajemen yaitu menggerakan, mengorganisasikan, dan
mengarahkan usaha manusia untuk memanfaatkan secara efektif material dan
fasilitas untuk mencapai suatu tujuan. Selanjutnya Adisasmita (2011:22)
mengemukakan bahwa, “Pengelolaan bukan hanya melaksanakan suatu
kegiatan, akan tetapi merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi fungsi-
fungsi manajemen, seperti perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien.”
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa
pengelolaan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi
merencanakan, mengorganisasikan dan mengarahkan, dan mengawasi
kegiatan manusia dengan memanfaatkan material dan fasilitas yang ada untuk
22
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Istilah
pengelolaan itu sendiri identik kaitannya dengan istilah manajemen.
Dalam UU No. 6 tahun 2014 tentang desa maupun penjabaranya dalam PP
No. 60 tahun 2014 serta perubahanya dalam PP No. 22 tahun 2015 tentang
dana desa yang bersumber dari APBN, diatur sebagi berikut :
a. Dana desa dikelola secara tertip, taat pada ketentuan peraturan
perundang-undangan, efesien, ekonomis, efektif, transparan, dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatuhan
serta mengutamakan keputusan masyarakat setempat.
b. Pemerintah menggarkan dana desa secara nasional dalam APBN setiap
tahun.
c. Dana desa bersumber dari belanja pemerintah dengan mengefektifkan
program yang berbasis desa secara merata dan berkeadilan.
d. Dana desa dialokasikan oleh pemerintah untuk desa.
e. Pengalokasian dana desa dihitung berdasarkan jumlah desa dan
dialokasikan dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka
kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis.
f. Dana desa ditransfer melalui APBD kabupaten/kota untuk selanjutnya
ditransfer ke APB Desa.
g. Pengelolaan dana desa dalam APBD kabupaten / kota dilaksanakan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan
keuangan daerah.
23
h. Pengelolaan dana desa dalam APB Desa kabupaten / kota dilaksanakan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan
keuangan desa.
Pengelolaan dana desa adalah keseluruhan kegiatan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, pantauan, penatausahaan, pelaporan,
dan pertanggung jawaban.
Pemahaman mengenai pengelolaan dana desa di desa menjadi
aspek penting dan mendasar yang harus dimili oleh masyarakat dan
pemangku kepentingan, khususnya perangkat desa, dalam mewujudkan
transparansi dan akuntabilitas keuangan desa. Pemahan ini perlu di
ketahui, agar anggaran tersebut dikelola secara efesien dan sesuai
peruntukannya serta sedapat mungkin tidak terjadi penyimpangan dalam
pelaksanannya.
Prioritas Penggunaan Dana Desa
Prioritas penggunaan dana desa sebagaima diatur dalam peraturan
menteri desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi republik
indonesia nomor 19 tahun 2017 tentang penetapan prioritas penggunaan
dana desa tahun 2018, dijabarkan sebagai berikut :
a. Prioritas penggunaan dana desa untuk membiayai pelaksanaan program
dan kegiatan di bidang pembangunan desa dan peberdayaan masyarakat
desa.
b. Prioritas penggunaan dana desa diutamakan untuk membiayai
pelaksanaan program dan kegiatan yang bersifat lintas bidang.
24
c. Program dan kegiatan lintas bidang yang dimaksud adalah antara lain
bidang kegiatan produk unggulan desa atau kawasan perdesaan, BUM
Desa atau BUM Desa bersama, embung, dan sarana olahraga desa
sesuai dengan kewenangan desa.
d. Pembangunan sarana olahraga desa yang dimaksudkan merupakan unit
usaha yang dikelola oleh BUM Desa atau BUM Desa bersama.
e. Prioritas penggunaan dana desa wajib dipublikasikan oleh pemerintah
desa kepada masyarakat desa di ruang publik yang dapat diakses
masyarakat desa.
Prioritas dalam Bidang Pembangunan Desa
Dana desa digunakan untuk membiayai pembangunan desa yang
ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyaarakat desa,
peningkatan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan
dengan prioritas penggunaan dana desa diarahkan untuk pelaksanaan
program dan kegiatan pembangunan desa, yang meliputi antara lain :
a. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana
prasarana dasar untuk pemenuhan kebutuhan :
1. Lingkungan pemukiman;
2. Transportasi;
3. Energi; dan
4. Informasi dan komunikasi.
b. pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana
prasarana dasar untuk pemenuhan kebutuhan :
1. kesehatan masyarakat; dan
25
2. pendidikan dan kebudayaan.
c. pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana
prasarana ekonomi untuk mewujudkan lumbung ekonomi desa,
meliputi :
1. usaha ekonomi pertanian berskala produktif untuk ketahanan
pangan;
2. usaha ekonomi pertanian berskala produktif meliputi aspek
produksi, distribusi dan pemasaran yang difokuskan pada
pembentukan dan pengembangan produk unggulan desa dan /
atau produk unggulan kawasan perdesaan; dan
3. usaha ekonomi non pertanian berskala produktif meliputi
aspek produksi, distribusi dan pemasaran yang difokuskan
pada pembentukan dan pengembangan produk unggulan desa
dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan.
d. pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana
prasarana lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan :
1. kesiapsiagaan menghadapi bencana alam;
2. penanangan bencana alam; dan
3. pelestarian lingkungan hidup.
e. pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana
prasarana lainya yang sesuai dengan kewenangan desa dan
ditetapkandalam musyawarah desa.
26
Prioritas Dalam bidang pemberdayaan masyarakat
(Sri Mulyani 2017:45)
a. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan pembangunan desa;
b. Pengembangan kapasitas dan ketahanan masyarakat desa;
c. Pengembangan sistem informasi desa;
d. Dukungan pengelolaan kegiatan pelayanan sosial dasar;
e. Dukungan permodalan dan pemgelolaan usaha ekonomi produktif;
f. Dukungan pengelolaan usaha ekonomi;
g. Dukungan pengelolaan pelestarian lingkungan hidup;
h. Pengembangan kerja sama antar desa dan kerja sama desa dengan
pihak ke III;
i. Dukungan menghadapi dan menangani bencana alam dan KLB
lainya;
j. Bidang kegiatan lainya.
Dana Desa digunakan untuk membiayai program dan kegiatan
bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa yang ditujukan untuk
meningkatkan kapasitas dan kapabilitas masyarakat Desa dengan
mendayagunakan potensi dan sumber daya sendiri sehingga Desa
dapat menghidupi dirinya secara mandiri.
Pengelolaan dana desa yang efektif dan dan dapat
digunakan/dimamfaatkan secara seoptimal mungkin sudah
seharusnya bisa diperoleh dengan mematuhi dan mengikuti
ketentuan yang telah ditentukan oleh pihak yang berwenang. Paling
27
tidak ketentuan tersebut akan meminimalisir terjadinya penggunaan
dana desa yang tidak bersinggungan dengan tujuan hadirnya dana
desa.
Pengelolaan dana desa harus benar-benar dilakukan oleh orang yang
mempunyai integritas dan kemampuan intelegtual yang baik sehingga tujuan
pembangunan untuk mensejahterahkan masyrakat dapat tercapai.
Orang orang yang mengelola dana desa juga harusmemiliki keahlian dan
karakter yang baik yang mampu menggunakan dan mengelola sumber daya
yang ada untuk mencapai tujuan juga dibutuhkan perencanaan yang matang
dalam pengelolaan dana desa, dan tenunya keseluruhan kegiatan yang meliputi
pelaksanaan dan pengawasan dalam pengelolaan dana desa merupakan aspek
yang yang menentukan keberhasilan dalam pengelolaaan dana tersebut.
F. Ruang Lingkup Penelitian
1. Pengarahan oleh Pendamping Desa dalam pengelolaan dana desa
2. Pengorganisasian oleh Pendamping Desa dalam pengelolaan dana desa
3. Fasilitasi Desa oleh Pendamping Desa dalam pengelolaan dana desa
G. Metode Penelitain
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menguraikan peran pendamping
desa dalam pengelolaan dana desa. deskriptif kualitatif menurut Bodgan
dan Taylor (Moelong, 2003;3) mendefinisikan sebagai penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari
28
orang atau prilaku yang dapat diamati. Definisi tersebut lebih menitik
beratkan pada jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian yakni data
deskriptif kualitatif. Dengan kata lain Penelitian merupakan suatu kegiatan
yang bertujuan memperoleh jawaban atau penjelasan mengenai suatu
gejala yang diamati.dalam hal ini peneliti bertujuan untuk memberikan
penjelasan yang faktual serta mendeskripsikan realitas sosial dan apa
adanya mengenai peran pendamping desa dalam pengelolaan dana desa di
desa bagunjiwo lecamatan kasihan,bantul.
2. Unit Analisis
Obyek penelitian ini adalah Peran Pendamping Desa Dalam
Pengelolaan Dana Desa Di Desa Bangunjiwo. Subyek dalam penelitian ini
adalah pendamping desa, pemerintah serta masyarakat desa Bangunjiwo.
Sesuai dengan pendekatan penelitian yang dilakukan yaitu
pendekatan kualitatif, maka penentuan subjek penelitian/informan
menggunakan teknik purposiv sampling yang didasarkan pada
pertimbangan bahwa informan dianggap dapat memberikan data dan
informasi mengenai Peran Pendamping Desa dalam pengelolaan dana desa
di Desa Bagunjiwo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul.
Deskripsi Informan
Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh informan yang telah
ditentukan sebelumya. Informan yang akan menjadi sasaran peneliti terdiri
dari 12 orang, dengan profil sebagaimana diperlihatkan pada tabel berikut.
29
a. Deskripsi informan berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Pendidkan dan
Pekerjaan
Tabel 1. 1
Informan Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Pendidkan dan Pekerjaan
No. Nama JK Usia Pendidikan Jabatan
1. Hanafi L 44 S1 Pendamping Desa
2. PARJA L 52 S2 Kades
Bangunjiwo
3. Sukarman L 55 SMU/SMK Sekdes
Bangunjiwo
4. Rumiati P 36 S1 Kaur Perencanaan
5. Joko L 52 SMU/SMK Kaur Keungan
6. Rianto L 36 S2 BPD
7. Rois L 25 S1 BPD
8. Sunardi L 48 SMU/SMK Dukuh
9. Ngadiyana P 53 D3 Dukuh
10. Sriwahyuni P 36 SMU/SMK Petani
11. Usman L 45 SMP Wirausaha
12. Waluyo L 35 SMU/SMK Wirausaha
Sumber : Data primer
Dari tabel 2. 11 diatas menunjukkan bahwa peneliti memilih orang-orang
yang mempunyai wewenang dan pengaruh mengenai proses pengeloaan,
perencanaan maupun pelaksanaan dana desa, mulai dari pendamping desa,
pemerintah desa, hingga masyarakat yang merasakan dan ikut terlibat dalam
pelaksanaan kebijakan pengelolaan dana desa.
30
Selanjutnya akan dibagi dalam 4 (empat) kategori yaitu, deskripsi
informan berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan dan status sosial.
Tabel-tabel dibawah ini akan menunjukan rincian dan data informan,
kemudian penyusun akan mengklarifikasi satu per-satu kategori masing-
masing informan dalam bentuk penjelasan.
b. Deskripsi informan berdasarkan usia
Tabel 1. 2
Deskripsi Informan Berdasarkan Usia
No. Usia Jumlah persentase
1. 20-29 1 8%
2. 30-39 4 33%
3. 40-49 3 25%
4. 50-59 4 33%
Jumlah 12 100%
Sumber : Data primer
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa informan yang paling
banyak adalah yang berumur 30-39 dan 50-59 tahun masing-masing sebanyak
4 orang dengan persentase 33% dan informan yang paling sedikit adalah usia
20-29 tahun yang berjumlah 1 orang dengan persentase 8%.
Penulis mengambil informan antara usia 20 tahun sampai dengan 60 tahun
karena mudah mencari data dengan melibatkan orang-orang yang usiannya
sangat produktif kerja dan mereka mempunyai peranan penting dalam
memberi keterangan dan penjelasan tentang persoalan kepemerintahan dan
administrasi desa.
31
c. Deskripsi informan berdasarkan jenis kelamin
Tabel 1. 3
Deskripsi Informan Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis kelamin Jumlah Persentase
1. Laki-laki 9 75%
2. Perempuan 3 25%
Jumlah 12 100%
Sumber : Data primer
Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa mayoritas informan
merupakan laki-laki sebanyak 75% dan hanya sedikit perempuan yaitu 25%.
hal ini dikarenakan sebagian besar yang terlibat aktif sebagai birokrat pada
pemerintahan di tingkat Desa Bangunjiwo adalah laki-laki.
Perbedaan kelamin ini tidak menjadi penghambat dalam proses
pemerintahan di Desa Bangunjiwo juga tidak menghambat proses peneliti
karena perbedaan jenis kelamin ini tidak mempunyai pengaruh pada
seseorang untuk dapat mengakses informasi di desa Bangunjiwo.
32
d. Deskripsi informan berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 1. 4
Deskripsi Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Pendidikan Jumlah Persentase
1. SMP 1 8%
2. SMU/SMK 5 42%
3. D3 1 8%
4. S1 3 25%
5. S2 2 17%
Jumlah 12 100%
Sumber : Data primer
Tabel diatas menunjukan bahwa informan yang berpindidikan samapi
tingkat SMU/SMK lebih banyak dengan jumlah 5 orang dengan persentase
42%. sedangkan informan yang mempnyai tingkat pendidikan S1 dan S2
berjumlah 5 orang dengan persentase S1 25% dan S2 17% dan pendidikan
D3 hanya 1 orang dengan persentase 8%.
33
e. Deskripsi informan berdasarkan pekerjaan/jabatan
Tabel 1. 5
Deskripsi Informan Berdasarkan Pekerjaan/ Jabatan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah(orang) Persentase
1. Pendamping desa 1 8%
2. Sekretaris desa 1 8%
3. Kaur perencanaan 1 8%
4. Kaur pembangunan 1 8%
5. Kepala Desa 1 8%
6. Petani 1 8%
7. Wirausaha 2 17%
8. Dukuh 2 17%
9. BPD 2 17%
Jumlah 12 100%
Sumber : Data primer
Tabel tersebut menunjukan pekerjaan/jabatan informan yang terdiri dari
pendamping desa, pemerintah desa, petani, wirausaha dan dukuh. dari tabel
diatas juga dapat diketahui bahwa informan yang menjabat sebagi pemerintah
desa memiliki jumlah banyak yaitu 4 orang dengan persentase 32% jika
dijumlahkan. dalam hal ini penulis lebih banyak mengambil informasi dari
pemerintah desa karena lebih menguasai dan memahami tentang proses
administasi pemerintahan.
34
Adapun pihak-pihak yang akan dijadikan sebagai informan dalam
penelitian ini adalah:
1. Pendamping Desa : 1 orang
2. Kepala Desa : 1 orang
3. Perangkat Desa : 3 orang
4. BPD : 2 orang
5. Masyarakat : 5 orang
3. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Afifuddin (2012 : 129) sumber data utama dalam
penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan sedangkan data tertuli,
foto dan statistik adalah data tambahan. Teknik pengumpulan data yang
peneliti gunakan untuk memperoleh data mengenai Peran Pendamping
Desa Dalam Pengelolaan Dana Desa Di Desa Bangunjiwo yaitu :
a. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(inteviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.( Lexy j.
Moleong; 2017: 186 ). Dengan melihat defenisi diatas maka penneliti
berusaha mengambil data mengenai masalah yang diteliti dengan
menanyakan sesuatu kepada informan/narasumber yang mana dalam
35
hal ini merupakan pendamping Desa Bangunjiwo beserta aparat dan
masyarakat desa Bangunjiwo.
b. Observasi
Menurut nanawai & martini observasi adalah pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam
suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Observasi
dibutuhkan untuk mendiskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-
aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas,
dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlihat dalam
kejadian yang diamati tersebut. ( Afifuddin & Beni Ahmad Saebani;
2012; 134)
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi sudah lama
digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak
hal. Metode ini digunakan peneliti untuk memperoleh data dan
informasi pendukung yang merupakan data sekunder. Peneliti akan
mendapat sumber yang sifatnya resmi. Dokumentasi juga digunakan
dalam penelitian karena alasan-alasan yang dapat dipertanggung-
jawabkan. ( Lexy j. Moleong, 2017: 217 )
4. Teknik Analisis Data
Analisis data (bogdan & Biklen, 1982 : 35) adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mengsintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
36
penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain. (dalam Lexy J.Moleong 2017 : 248).
Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan
dokumentasi.
b. Reduksi Data
Reduksi data merupakan suatu proses di mana data yang diperoleh
dari lapangan tersebut dilakukan reduksi, dirangkum dan dipilih hal-
hal yang pokok dan difokuskan pada hal-hal yang penting serta
disusun secara sistematis dengan tujuan agar data tersebut menjadi
lebih mudah dipahami dan dikendalikan.
c. Penyajian Data
Penyajian data atau display data merupakan tampilan atau laporan
yang merupakan informasi yang diperoleh sebagai hasil dari reduksi
data yang memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan.
37
BAB II
PROFIL DESA BANGUNJIWO
A. Sejarah Desa Bangunjiwo
Bangunjiwo adalah sebuah desa yang terletak di bagian selatan
kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Desa ini
berjarak dari kota Yogyakarta sekitar 7 km dengan menyusuri Jalan Bantul,
dan masuk melalui Gerbang Wisata Kasongan.
Dasar pembentukan Desa Bangunjiwo sendiri Sesuai dengan Maklumat
Jogjakarta Nomor 18 Tahun 1946 tertanggal 11 Djumadilakir Djimawal 1877
atau 18 Mei 1946 ), pada hari Jumat Pahing, tanggal 6 Desember 1946
bertempat di rumah Bapak Partodimejo (Lurah Desa Paitan) di Wonotawang,
telah dilaksanakan Rapat Gabungan Kalurahan, meliputi : Kalurahan
Kasongan, Kalurahan Bangen, Kalurahan Sribitan, dan Kalurahan Paitan
Untuk bergabung dalam satu wilayah Kapanewon/Kecamatan Kasihan,
Kabupaten Bantul, yang kemudian bernama Kalurahan Bangunjiwo.
Pelaksana/penyelenggara rapat gabungan tersebut adalah Panitia
Gabungan Kalurahan yang personilya diambilkan seperlunya dari 4 ( empat )
Kalurahan tersebut dan dari Kapanewon/Kecamatan, sebagai ketuanya Bapak
Penewu Pamongpraja Kasihan (projokuncoro). Rapat dihadiri oleh
Lurah/Pamong dan penduduk Kepala Somah (Kepala Keluarga) dari 4
(empat) Kalurahan tersebut. Dari seluruh penduduk (Kepala Somah) di 4
Kalurahan tersebut tercatat ada sebanyak kurang lebih 1.600 orang, yang
hadir ada kurang lebih 1.100 orang yang berarti telah mencapai 2/3 lebih.
38
Rapat gabungan itu dipimpin oleh Bapak Marjono (Niten) atas nama Dewan
Pemerinah Kabupaten Bantul. Di dalam rapat, pimpinan menjelaskan bahwa
gabungan beberapa kalurahan menjadi satu kalurahan, bertujuan demi
peningkatan kemampuan dan kemajuan kalurahan dalam mengatur rumah
tangganya sendiri (menuju otonomi desa).
Setelah pimpinan rapat menyatakan bahwa Kalurahan Kasongan,
Kalurahan Bangen, Kalurahan Sribitan dan Kalurahan Paitan digabungkan
menjadi satu kalurahan, maka nama kalurahan gabungan tersebut dinamakan
Kalurahan Bangunjiwo. Nama Bangunjiwo itu sendiri atas usulan dari Panitia
Gabungan, dengan mendapat persetujuan penduduk dari empat kalurahan
yang hadir.
B. Kondisi Geografis
1. Letak Geografis Dan Luas Wilayah
Tabel 2. 1
Wilayah Desa
Batas Desa/Kel Kecamatan
Sebelah Utara Tamantirto Kasihan
Sebelah Selatan Guwosari Pajangan
Sebelah Timur Tirtonirmolo Kasihan
Sebelah Barat Triwidadi Pajangan
http://bangunjiwo-bantul.desa.id
Desa Bangunjiwo terletak di wilayah Kec Kasihan, Kab Bantul, terdiri dari
19 pedukuhan, yang meliputi 144 Rukun Tetangga.
39
Desa Bangunjiwo adalah Desa penggabungan 4 kelurahan yaitu Kalurahan
Paitan, Sribitan, kasongan dan Bangen
Topografi desa didominasi dataran tinggi/pegunungan.Tata guna lahan
Permukiman 35 %, sawah 13% dan tegal,perkebunan , hutan 52 %
Informasi Dasar Kewilayahan
Batas Wilayah
Utara : Desa Tamantirto
Selatan : Desa Guwosari
Barat : Desa Triwidadi
Timur : Desa Tirtonirmolo
Orbitasi
ke kecamatan : 4 Km
ke ibu kota kabupaten : 8 Km
ke ibu kota DIY : 10 Km
40
2. Luas Wilayah Menurut Penggunaan
Tabel 2. 2
Luas Wilayah Menurut Penggunaan
Luas tanah sawah 188,62 ha
Luas tanah kering 857,87 ha
Luas tanah basah 0,00 ha
Luas tanah perkebunan 184,62 ha
Luas fasilitas umum 76,18 ha
Luas tanah hutan 236,14 ha
Total luas 1.543,43 Ha
http://bangunjiwo-bantul.desa.id
Dari tabel 2.2 diatas menunjukan bahwa dari total jumlah luas wilayah desa
Bangunjiwo, lahan untuk tanah kering dan hutan lebih besar dari pada
penggunaan lahan lainnya. Penggunaan lahan hutan seluas 236,43 ha dan tanah
kering 857, 87 ha. Hal ini menunjukan bahwa lahan terbesar di bangunjiwo yaitu
berupa tanah kering dan selanjutnya digunakan untuk hutan dan persawahan.
a. Orbitasi
a. Jarak ke ibukota kecamatan : 4,00 Km
Waktu tempuh kendaraan bermotor : 0,11 Jam
Waktu tempuh dengan berjalan kaki : 0,21 Jam
Waktu tempuh Kendaraan umum : 0,00 unit
b. Jarak ke ibu kota kabupaten/kota : 8,00 Km
Waktu tempuh kendaraan bermotor : 0,20 Jam
Waktu tempuh dengan berjalan kaki : 0,35 Jam
Waktu tempuh Kendaraan umum : 5,00 unit
41
c. Jarak ke ibu kota Provinsi : 14,00 Km
Waktu tempuh kendaraan bermotor : 0,40 Jam
Waktu tempuh dengan berjalan kaki : 1,00 Jam
Waktu tempuh Kendaraan umum : 5,00 unit
3. Pembagian Wilayah Pedukuhan
pembagian wilayah administrasi di desa bangun jiwo, dijabarkan sebagai
berikut
Desa Bangunjiwo memiliki 19 pedukuhan yaitu :
a. Pedukuhan Gendeng
b. Pedukuhan Ngentak
c. Pedukuhan Donotirto
d. Pedukuhan Lemahdadai
e. Pedukuhan Salakan
f. Pedukuhan Sambikerep
g. Pedukuhan Petung
h. Pedukuhan Kenalan
i. Pedukuhan Sribitan
j. Pedukuhan Kalirandu
k. Pedukuhan Bangen
l. Pedukuhan Bibis
m. Pedukuhan Jipangna
n. Pedukuhan Kalangan
o. Pedukuhan Kalipucang
p. Pedukuhan Gedongan
42
q. Pedukuhan Kajen
r. Pedukuhan Tirto
s. Pedukuhan Sembungan
C. Demografi
1. Jumlah Penduduk
Desa Bangunjiwo terdiri dari 9.988 kepala keluarga (KK) dengan
jumlah penduduk sebanyak 28.873 orang yang terdiri dari 14.697 orang
penduduk laki-laki dan 14.512 orang penduduk perempuan. Jumlah
penduduk tersebut dipaparkan secara lengkap dalam tabel dibawah ini :
Tabel 2. 3
Jumlah Penduduk Desa Bangunjiwo Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis kelamin Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1. Laki-laki 14.697 50,40
2. Perempuan 14.512 49,60
Jumlah 28.873 100,00
http://bangunjiwo-bantul.desa.id
Tabel diatas menunjukan bahwa jumlah penduduk laki-laki dan
jumlah penduduk perempan jumlahnya tidak jauh berbeda. Jumlah
penduduk laki-lak lebih banyak dari pada jumlah penduduk perempuan.
2. Penduduk Menurut Usia
Jumlah penduduk menurut kelompok usia berguna untuk
memetakan jumlah penduduk desa bangunjiwo. Berikut uraian akan
dijabarkan dalam bentuk tabel dibawah ini :
43
Tabel 2. 4
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia
No. Kelompok Usia
(tahun)
Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1. 0-14 6.535 18,60
2. 15-65 18.089 65,20
3. 65 tahun ke atas 4.249 16,20
Jumlah 28.873 100,00
http://bangunjiwo-bantul.desa.id
Dari tabel 2.4 ini kita dapat mengetahui bahwa kelompok usia
yang lebih dominan adalah kelompok usia antara 16 tahun sampai dengan
65 tshun dengan jumlah 18.089 jiwa atau 65,20% disusul dengan
kelompok usia 0 tahun sampai dengan 14 tahun dengan jumlah6.535 jiwa
atau 18,60%
3. Penduduk menurut mata pencaharian
Penduduk Desa Bangunjiwo mempunyai mata pencaharian yang
beragam, ada yang bermata pencaharian petani ada juga yang berprofesi
sebagai PNS dan buruh. Berikut urasain jumlah penduduk menurut
pekerjaan / matapencaharian :
44
Tabel 2. 5
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No. Jenis Matapencaharian Jumlah
(jiwa)
1. PNS 119
2. Wiraswasta 2581
3. Pedagang 124
4. Perawat 22
5. Dokter 12
6. Petani 114
7. Pegawai Swasta 2323
8. Buruh Tani 1776
9. TNI 72
10. POLRI 61
11. Lainya 2.053
Jumlah total 9,257
http://bangunjiwo-bantul.desa.id
Tabel 2. 5 menunjukkan bahwa profesi paling banyak ada pada
wiraswasta dan pegawai swasta. Sesuai dengan potensi Desa Bangunjiwo
yang memiliki banyak produk kesenian dan potensi wisata tidaklah
mengherankan jika kebanyakan penduduk di Desa Bangunjiwo berprofesi
sebagai wiraswasta dan pegawai swasta
4. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Penduduk Desa Bangunjiwo memiliki tingkat pendidikan yang
beragam pula. Ada yang berpendidikan tinggi, namun juga ada yang hanya
tamatan SD dan bahkan juga ada yang tidak sekolah. Berikut uraian
tingkat pendidikan :
45
Tabel 2. 6
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No.
Tingkat pendidikan
Jumlah
Laki-laki
(jiwa)
Perempuan
(jiwa)
1. Belum Tidak Sekolah 2419 2796
2. Belum Tamat SD 1002 895
3. Tamat SD 2964 2997
4. Tamat SMP 2055 1894
5. Tamat SMA 3444 3099
6. Diploma I/II 70 94
7. Diploma Iii 217 277
8. S1 722 675
9. S2 85 50
10. S3 3 4
Jumlah 12.981 12.985
http://bangunjiwo-bantul.desa.id
Dari tabel 2.6 kita mengetahui bahwa penduduk dengan tingkat
pendidikan tamat SMA merupakan yang paling dominan dengan jumlah
6.543 orang atau setara 25,4 %. Diikuti tingkat pendidikan tamat SD 5.961
orang atau 23,1%, belum atau tidak sekolah sebanyak 5.215 orang atau
20,2%, tingkat pendidikan tamat SMP sebanyak 3.949 orang atau 15,3 %.
dan seterusnya.
Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan tidak sesuai dengan jumlah
seluruh penduduk desa Bangunjiwo, penulis hanya mengomentari jumlah
penduduk menurut tingkat pendidikan berdasarkan pada monografi yang
didapatkan dari Pemerintah Desa Bangunjiwo.
D. Struktur Organisasi Desa Bangunjiwo
Berdasarkan akun resmi dari Pemerintah Desa Bangunjiwo
didapati bahwa struktur organisasi di Desa Bangunjiwo mengacu
pada Peraturan Desa Nomor 06 Tahun 2015 Tentang Struktur
46
Organisasi Pemerinta Desa Bangunjiwo. Pemerintah Desa
Bangunjiwo teridiri dari unsur-unsur penyelenggara pemerintah,
seperti :
1. Kepala Desa
2. Sekretaris Desa
3. Pelaksana Teknis
4. Pelaksanan Kewilayahan
Gambar 2. 1
Bagan Struktur Organisasi Desa
http://bangunjiwo-bantul.desa.id
47
E. Data Pamong Desa Bangunjjiwo
1. Kepala Desa/Lurah
Nama : PARJA,S.T., M.Si.
Pendidikan Terakhir : Pascasarjana S2
Jenis Kelamin : Laki-Laki
2. Sekretaris Desa/Carik
Nama : SUKARMAN
Pangkat/Golongan : III B
Pendidikan Terakhir : SMU/SMK
TMT Masa Jabatan : 24 – 10 - 2012
Jenis Kelamin : Laki-Laki
3. Ka.Sie Pemerintahan
Nama : SUTADI
Pendidikan Terakhir : SMU/SMK
Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Ka.Sie kesejahteraan
Nama : ANDOYO
Pendidikan Terakhir : SMU/SMK
Jenis Kelamin : Laki-Laki
5. Ka.Sie pelayanan
Nama : SELAMET WIDODO
Pendidikan Terakhir : SMU/SMK
Jenis Kelamin : Laki-Laki
48
6. Kaur perencanaan
Nama : RUMIYATI, ST
Pendidikan Terakhir : Sarjana/S1
Jenis Kelamin : perempuan
7. Kaur keuangan
Nama : JOKO
Pendidikan Terakhir : SMU/SMK
Jenis Kelamin : Laki-Laki
8. Kaur TU dan Umum
Nama : Mugi Raharjo
Pendidikan Terakhir : SMU/SMK
Jenis Kelamin : Laki-Laki
F. Tugas dan Fungsi Pamong Desa
1. Lurah Desa berkedudukan sebagai pimpinan penyelenggaraan
pemerintahan desa, memiliki tugas menyelenggarakan pemerintah
desa, melaksnanakan pembangunan desa, pemibinaan
kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat desa dan Lurah Desa
mempunyai fungsi :
a. Menyelenggarakan Pemerintah Desa, seperti tata praja
pemerintahan,penetapan peraturan di desa, pembinaan masalah
pertanahan, pembinaan ketentraman dan ketertiban, melakukan
upaya perlindungan masyarakat, administrasi kependudukan, dan
penataan dan pengelolaan wilayah
49
b. Melaksanakan pembangunan, seperti pembangunan sarana
prasarana perdesaan, dan pembangunan bidang pendidikan,
kesehatan.
c. Pembinaan kemasyarakatan, seperti pelaksanaan hak dan
kewajiban masyarakat, partisipasi masyarakat, sosial budaya
masyarakat, keagamaan, dan ketenagakerjaan
d. Pemberdayaan masyarakat, seperti tugas sosialisasi dan motivasi
masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan
hidup,pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga, dan karang
taruna.
e. Menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga masyarakat dan
lembaga lainnya.
2. Sekretaris Desa berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Lurah Desa. Carik Desa dibantu oleh unsur staf yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Carik Desa,
yang terdiri atas urusan-urusan. Carik Desa mempunyai tugas
membantu Lurah Desa dalam bidang administrasi pemerintahan,
terdiri atas :
a. Mengoordinasikan penyusunan kebijakan dan program
kerjapemerintahan desa.
b. Pengoordinasian pelaksana teknis dan pelaksana kewilayahan.
c. Mengoordinasikan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan
pemerintahan desa
d. Penyelenggarakan kesekretariatan desa
50
e. Menjalankan administrasi desa
f. Memberikan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh satuan
organisasi pemerintah desa
g. Melaksanakan urusan rumah tangga, dan perawatan sarana dan
prasarana fisik pemerintah Desa.
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Lurah Desa.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana Carik Desa mempunyai
fungsi :
a. Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah,
administrasi surat menyurat, arsip, dan ekspedisi;
b. Melaksanakan urusan umum seperti penataan administrasi
perangkat desa, penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor,
penyiapan rapat, pengadministrasian aset, inventarisasi,
perjalanan dinas, dan pelayanan umum;
c. Melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi
keuangan, administrasi sumber-sumber pendapatan dan
pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan, dan admnistrasi
penghasilan Kepala Desa, Perangkat Desa, BPD, dan lembaga
pemerintahan desa lainnya; dan
d. Melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana
anggaran pendapatan dan belanja desa, menginventarisir data-
data dalam rangka pembangunan, melakukan monitoring dan
evaluasi program, serta penyusunan laporan.
51
3. Urusan Keuangan merupakan unsur staf Sekretariat Desa yang
membantu tugas Carik Desa dalam urusan administrasi
keuangan dan dipimpin oleh seorang Kepala Urusan yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Carik
Desa. Kepala Urusan Keuangan dalam melaksanakan tugasnya
dapat dibantu oleh Staf Desa sesuai kebutuhan dan kemampuan
desa.
Urusan Keuangan mempunyai tugas :
a. Menyiapkan bahan penyusunan anggaran, perubahan dan
perhitungan APB Desa.
b. Menerima, menyimpan, mengeluarkan atas persetujuan dan
seizin Lurah Desa, membukukan dan mempertanggung-
jawabkan keuangan Desa
c. Mengendalikan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa. 50
d. Mengelola dan membina administrasi keuangan desa.
e. Menggali sumber pendapatan desa
f. Melakukan tugas-tugas kedinasan di luar urusan keuangan
yang diberikan oleh Lurah Desaatau Carik Desa.
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
Urusan Keuangan mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan penyusunan rancangan APB Desa
b. Pelaksanaan penerimaan sumber pendapatan dan keuangan
Desa
52
c. Pelaksanaan pembukuan, perbendaharaan, dan pelaporan
keuangan Desa
d. Pelaksanaan pungutan desa
e. Pelaksanaan penyusunan pertanggungjawaban pengelolaan
keuangan desa.
4. Urusan Tata Usaha dan Umum merupakan unsur staf Sekretariat
Desa yang membantu Carik Desa dalam urusan ketatausahaan,
rumah tangga, dan perlengkapan. Urusan Tata Usaha dan Umum
dipimpin oleh seorang Kepala Urusan yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Carik Desa.
Urusan Tata Usaha dan Umum mempunyai tugas :
a. Melakukan urusan surat menyurat
b. Melaksanakan pengelolaan arsip Pemerintah Desa
c. Melaksanakan pengelolaan barang inventaris Desa 51
d. Mempersiapkan sarana rapat/pertemuan, upacara resmi dan
lainlain kegiatan Pemerintah Desa
e. Melaksanakan pengelolaan perpustakaan Desa
f. Melakukan tugas-tugas kedinasan di luar urusan umum
yang diberikan oleh Lurah Desa atau Carik Desa
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
Urusan Tata Usaha dan Umum mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan urusan ketatausahaan
b. Pelaksanaan urusan administrasi surat-menyurat
c. Pelaksanaan urusan arsip
53
d. Pelaksanaan urusan ekspedisi
e. Pelaksanaan urusan penataan administrasi perangkat desa;
f. Pelaksanaan urusan penyediaan prasarana perangkat desa
dan kantor;
g. Pelaksanaan urusan penyiapan rapat;
h. Pelaksanaan urusan pengadministrasian aset;
i. Pelaksanaan urusan inventarisasi;
j. Jelaksanaan urusan perjalanan dinas
k. Pelaksanaan urusan pelayanan umum.
5. Urusan Perencanaan merupakan unsur Sekretariat Desa yang
membantu tugas Carik Desa di bidang perencanaan,
pengendalian dan pelaporan program pemerintahan,
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan 52
pemberdayaan masyarakat Desa dan dipimpin oleh seorang
Kepala Urusan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab melalui Carik Desa.
Urusan Perencanaan mempunyai tugas :
a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan dan perencanaan
kerja pemerintahan desa
b. Melaksanakan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan
perencanaan kerja pemerintahan desa secara rutin dan/atau
berkala
c. Menyusun pelaporan penyelenggaraan pemerintahan desa
akhir tahun anggaran dan akhir masa jabatan;
54
d. Melaksanakan Musrenbang Desa
e. Menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa;
f. Menyusun Rencana Kerja Pemerintahan Desa;
g. Melaksanakan fasilitasi administrasi kesekretariatan BPD
h. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Lurah Desa atau
Carik Desa.
Urusan Perencanaan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rancangan Peraturan Desa, Peraturan Lurah
Desa dan Keputusan Lurah Desa
b. Penyusunan program kerja pemerintahan desa
c. Penyusunan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa
akhir tahun anggaran dan akhir masa jabatan
d. Fasilitasi BPD dalam penyelenggaraan musyawarah desa
e. Pengendalian, monitoring dan evaluasi program 53
f. Penyusunan laporan keterangan penyelenggaraan
pemerintahan desa setiap akhir tahun anggaran
g. Penginventarisasi data dalam rangka perencanaan
pembangunan h. Pelaksanaan fasilitasi administrasi BPD.
6. Seksi Pemerintahan merupakan unsur pelaksana teknis yang
membantu tugas Lurah Desa di bidang pemerintahan, keamanan,
ketertiban dan perlindungan masyarakat dan dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Lurah Desa dan di bidang
administrasi dikoordinasikan oleh Carik Desa.
55
Seksi Pemerintahan mempunyai tugas :
a. Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan
melaporkan kegiatan pemeliharan ketentraman, ketertiban
dan perlindungan masyarakat.
b. Melaksanakan administrasi kependudukan
c. Melaksanakan administrasi pertanahan
d. Melaksanakan pembinaan sosial politik e. Memfasilitasi
kerjasama Pemerintah Desa
e. Menyelesaikan perselisihan warga
f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Lurah Desa
Seksi Pemerintahan mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeliharaan
ketentraman, ketertiban dan perlindungan masyarakat;
b. penyusunan rencana dan pelaksanaan administrasi
kependudukan 54
c. Penyusunan rencana dan pelaksanaan administrasi
pertanahan
d. Penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan pembinaan
sosial politik
e. Pelaporan dan pertanggungjawaban perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan Seksi Pemerintahan
f. Fasilitasi kerjasama Pemerintah Desa
g. Penyelesaian perselisihan warga.
56
7. Seksi Kesejahteraan merupakan unsur pelaksana teknis yang
membantu tugas Lurah Desa di bidang kesejahteraan dan
dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Lurah Desa dan di bidang
administrasi dikoordinasikan oleh Carik Desa.
Seksi Kesejahteraan mempunyai tugas :
a. Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan
melaporkan kegiatan pembangunan desa
b. Mengelola sarana dan prasarana perekonomian masyarakat
desa dan sumber-sumber pendapatan desa
c. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat
sesuai bidang tugasnya
d. Mengembangkan sarana prasarana pemukiman warga
e. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelestarian
lingkungan hidup
f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Lurah
Desa.
Seksi Kesejahteraan mempunyai fungsi :
a. Perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan pembangunan desa
b. Pengembangan sarana dan prasarana perekonomian desa
c. Peningkatan dan pengembangan sumber-sumber pendapatan
desa
d. Pengembangan sarana dan prasarana permukiman desa
57
e. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pelestarian
lingkungan hidup
f. Pengkoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat desa
sesuai bidang tugasnya.
8. Seksi Pelayanan merupakan unsur pelaksana teknis yang
membantu tugas Lurah Desa di bidang agama, pembinaan
kemasyarakatan, pelayanan satu pintu, dan kesejahteraan rakyat.
Seksi Pelayanan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Lurah
Desa dan di bidang administrasi dikoordinasikan oleh Carik
Desa.
Seksi Pelayanan mempunyai tugas :
a. Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan
melaporkan kegiatan pembinaan mental spiritual,
keagamaan, nikah, talak, cerai dan rujuk, sosial, pendidikan,
kebudayaan, olah raga, kepemudaan, kesehatan masyarakat,
kesejahteraan keluarga, pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak
b. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat
sesuai bidang tugasnya c. Mengkoordinasikan pelaksanaan
pelayanan satu pintu 56 d. Melaksanakan tugas-tugas lain
yang diberikan oleh Lurah Desa. II.Seksi Pelayanan
mempunyai fungsi :
58
c. Perencanaan dan pengaktifan pelaksanaan kegiatan
keagamaan; b. Pelayanan administrasi nikah, talak, rujuk
dan cerai
d. Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan di bidang sosial,
pendidikan dan kebudayaan d. Perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan di bidang kepemudaan, olah raga,
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
e. Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan di bidang
kesejahteraan dan kesehatan masyarakat
f. Pelaporan dan evaluasi kegiatan kemasyarakatan dan
kegotongroyongan.
g. Pengkoordinasian pelaksanaan pelayanan satu pintu.
h. Pengkoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat
sesuai bidang tugasnya.
9. Pelaksanan kewilayahan dipimpin oleh seorang kepala
pelaksana kewilayahan yang disebut Dukuh, berkedudukan di
bawah dan bertanggungjawab kepada Lurah Desa dan di bidang
administrasi dikoordinasikan oleh Carik Desa. I. Dukuh
mempunyai tugas :
a. Membantu Lurah Desa dalam melaksanakan tugas kegiatan
Lurah Desa
b. Melaksanakan kegiatan di bidang pemerintahan,
pembangunan kemasyarakatan, kebudayaan, ketentraman,
ketertiban dan perlindungan masyarakat
59
c. Melaksanakan Peraturan Desa, Peraturan Lurah Desa dan
Keputusan Lurah Desa d. Melaporkan pelaksanaan tugasnya
kepada Lurah Desa.
II. Dukuh mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
b. Pelaksanaan peraturan desa, peraturan Lurah Desa dan
Keputusan Lurah Desa
c. Pelaksanaan kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat
d. Meningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat
e. Peningkatan partisipasi dan gotong royong masyarakat
dalam pembangunan desa
f. Pelaksanaan keamanan, ketertiban dan perlindungan
masyarakat
g. Pelaksanaan pengembangan dan pembinaan kebudayaan
h. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
Dukuh
60
Desa Bangunjiwo merupakan salah satu desa yang dinaungi oleh
kecamatan kasian dari 4 desa yang ada. Desa-desa tersebut yaitu
Nama desa Jarak ke kecamatan
Bangunjiwo 4,9 km
Tirtonirmolo 30 m
Tamantirto 2,3 km
Ngestiharjo 3,8 km
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2018
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2. 7
APBDes Tahun Anggaran 2018
PendapatanDesa
Pendapatan Asli Desa Rp 110.900.000
Pendapatan Transfer Rp 4.342.898.960
Pendapatan Lain-Lain Rp 10.000.000
Jumlah Pendapatan Rp 4.463.798.960
Belanja desa
Bidang Pembangunan Rp 2.839.827.000
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Rp 731.970.500
Bidang Pemberdayaan Masyarakat Rp 842.264.960
Bidang Tak Terduga Rp 51.741.500
Jumlah Belanja Rp 6.276.498.960
Surplus/Defisit Rp (1.812.700.000)
Pembiayaan Desa
a. Penerimaan Pembiayaan Rp 1.812.700.000
Pengeluaran Pembiayaan Rp -
Selisih Pembiayaan ( a – b ) Rp
http://bangunjiwo-bantul.desa.id
http://kec-kasihan.bantulkab.go.id/
61
Pendapatan Dana Desa 3 Tahun Terakhir
Tabel 2. 8
Pendapatan Dana Transfer Tahun 2016
Dana Desa (DD) 1.049.043.000
Bagian Pajak Daerah dan Retribusi Daerah 331.239.400
Alokasi Dana Desa (ADD) 2.336.544.000
Bantuan keungan kabupaten/kota -
http://bangunjiwo-bantul.desa.id
Dari data tersebut diketahui bahwa pendapatan dana desa untuk Desa
Bangunjiwo pada tahun 2016 adalah sebesar Rp 1.049.043.000 sedangkan untuk
ADD yaitu Rp 2.336.544.000.
Tabel 2. 9
Pendapatan Dana Transfer Tahun 2017
Dana Desa (DD) 1.350.607.000
Bagian Pajak Daerah dan Retribusi Daerah 392.714.960
Alokasi Dana Desa (ADD)
Bantuan keungan kabupaten/kota 30.000.000
http://bangunjiwo-bantul.desa.id
Pada tahun 2017 pendapatan dana desa untuk Desa Bangunjiwo meningkat
lagi menjadi Rp 1.350.607.000 sedangkan pendapatan yang diterima dari ADD
sebesar Rp 2.382.548.000
62
Tabel 2. 10
Pendapatan Dana Transfer Tahun 2018
Dana Desa (DD) 1.553.786.000
Bagian Pajak Daerah dan Retribusi Daerah 392.715.960
Alokasi Dana Desa (ADD) 2.396.398.000
Bantuan keungan kabupaten/kota -
http://bangunjiwo-bantul.desa.id
Pada tahun 2018 jumlah dana desa yang diterima oleh Desa Bangunjiwo
juga meningkat dari jumlah dana desa pada tahun 2016 dan 2017. Peningkatan ini
dilihat dari jumlah dana desa yang berjumlah Rp 1.553.786.000 sedangkan
pendapatan yang diterima dari ADD yaitu sebanyak Rp 2.396.398.000
G. Sarana Dan Prasarana
1. Prasarana Pendidikan
Pendidikan merupakan faktor penting dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Pendidikan sangat bermamfaat untuk membentuk kepribadian dan
moral manusia untuk menjadi lebih baik, sesuai yang tertera dalam UUD 1945
pasal 28c ayat 1 dan pasal 31 ayat 1. Untuk menunjang dan menindaklanjuti
hal tersebut, sarana dan prasarana tentunya sangat diperlukan.
Sarana dan prasarana merupakan satu alat atau bagian yang memiliki peran
yang sangat penting bagi keberhasilan dan kelancaran suatu proses, termasuk
juga dalam lingkup pendidikan. Sarana adalah fasilitas yang mutlak dipenuhi
untuk memberikan kemudahan dalam menyelenggarakan suatu kegiatan
pendidikan walaupun belum bisa memenuhi sarana dengan semestinya.
Berikut adalah sarana dan prasarana pendidikan yang ada di desa Bangunjiwo:
63
Tabel 2. 11
Sarana dan Prasarana Pendidikan
http://bangunjiwo-bantul.desa.id
Tabel 2.11 menunjukkan bahwa prasarana pendidikan yang banyak di
Desa Bangunjiwo adalah TK/PAUD dengan jumlah 12 unit disusul dengan
SD sebanyak 10 unit, jumlah prasarana lainya sebanyak satu unit diantarannya
SMK, SLB, PKBM, Perpustakaan Desa, Sekolah Tinggi, dan SMP sebanyak 2
unit.
2. Prasarana Peribadatan
Tempat ibadah, rumah ibadah adalah sebuah tempat yang
digunakan oleh umat beragama untuk beribadah menurut agama mereka
masing-masing. Desa Bangunjiwo memiliki beberapa sarana peribadatan.
Jumlah sarana peribadatan yang paling banyak di Desa Bangunjiwo
berupa masjid sebanyak 54 buah dan mushola sebanyak 50 buah.
Kemudian diikuti jumlah gereja sebanyak 1 buah.
No. Jenis Pendidikan Gedung (unit)
1. TK dan PAUD 12
2. SD 10
3. SMP 2
4. SMK 1
5. SLB 1
6. PKBM 1
7. Perpustakaan Desa 1
8. Sekolah tinggi 1
64
Dari data tersebut dapat kita ketahui bahwa penduduk di Desa
Bangunjiwo mayoritas beragama Islam, ini dapat kita lihat dari banyaknya
tempat ibadah berupa masjid dan mushola. Namun meskipun begitu ada
juga warga Desa Bangunjiwo yang beragama kristiani, terbukti dengan
adanya gereja di desa Bangunjiwo
3. Sarana dan Prasarana Kesehatan
Demi menunjang segala aspek dalam kesehatan maka perlu adanya
pembangunan sarana dan prasarana kesehatan. Hal ini akan memilki
dampak positif dalam menghasilkan sumber daya manusia yang
berpotensi. Hal pertama yang harus diperhatikan adlah kesehatan, maka
dari itu segala bentuk hal yang berguna untuk menjadikan Indonesia sehat
adalah dimulai dengan membangun sarana dan prasaran kesehatan.
Berikut sarana dan prasarana kesehatan yang ada di Desa Bangunjiwo :
Tabel 2. 12
Sarana dan Prasarana Kesehatan
http://bangunjiwo-bantul.desa.id
Dari tabel 2.12 diatas dapat kita lihat bahwa kepedulian pada
penduduk usia balita dan usia lanjut sangat tinggi, terbukti dari banyaknya
posyandu balita dan lansia dengan jumlah yang cukup yaitu 46 buah.
Terdapat juga puskesmas yang menjadi salah satu faktor penunjang
No. Prasarana Gedung (unit)
1. Puskesmas 1
2. Posyandu Balita 29
3. Posyandu Lansia 17
Jumlah 47
65
kesehatan di desa Bangunjiwo. Dari data ini juga dapat kita simpulkan
bahwa kondisi sarana dan prasarana kesehatan sudah cukup baik.
H. Seni / Budaya
Disetiap pedukuhan terdapat kelompok kesenian tradisional yang
hidup dan berkembang ,yang semua itu menjadi bagian dari proses
pembangunan yang ada, antara lain :
Ketoprak , wayang, dadhungawuk, jathilan, selawatan (hamasba),
karawitan, langenmondro wanoro, ande-ande lumut, mocopat dll.
I. Industri dan Kerajinan
Pariwisata unggulan Desa Bangunjiwo terletak pada sector industry
kerajinan yang telah dikemas dalam satu paket bernama Kawasan
KAJIGELEM. Nama KAJIGELEM merupakan singkatan dari KA =
Kasongan, JI = Jipangan, GE = Gendeng, LEM = Lemahdadi.
Keempatnya merupakan sentra industri yang paling menonjol di Desa
Bangunjiwo.
Berikut uraian industri kerajinan yang ada di Desa Bangunjiwo :
Kasongan
Kasongan merupakan suatu sentra industri kerajinan
gerabah/keramik yang saat ini sudah merupakan asset daerah , dengan
pangsa pasar telah merambah pasar eksport. Kasongan merupakan
desa wisata , bukan saja dikunjungi oleh wisatawan domestik ,tetapi
juga wisatawan manca negara. Sebagai kawasan wisata kerajinan
tentu saja membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai bagi
kepentingan pengembangan kawasan tersebut.
66
Jipangan
Jipangan merupakan suatu kawasan sentra kerajinan
berbahan bambu ( kipas , hiasan bambu, dll ), yang telah dijadikan
mata pencaharian utama bagi semua warga yang tinggal di
pedukuhan Jipangan. Dalam upaya meningkatkan dan
mengembangkan kerajinan bamboo di Jipangan , pihak pemerintah
Desa Bangunjiwo telah melakukan upaya dengan pelatihan bagi
pengrajin serta membuka akses kerja sama dengan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta dalam hal pelatihan , permodalan ,peralatan dan
akses pasar.
Gendeng
Pedukuhan Gendeng merupakan sentra pengrajin seni tatah
sungging kulit ( wayang ) yang kualitasnya telah teruji, bahkan untuk
skala DIY, kualitas tatah sungging kulit Gendeng merupakan yang
terbaik/teratas. Dengan adanya krisis moneter beberapa waktu lalu
ternyata sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan kehidupan
pengrajin tatah sungging kalit di Gendeng. Untuk itu perlu kiranya
pemerintah segera turun tangan mengurai permasalahan yang ada
untuk diselesaikan agar seni tatah sungging kulit tidak punah ditelan
jaman.
Lemahdadi
Lemahdadi merupakan sentra industri kerajinan patung batu
(pahat dan cetak) dengan skala pasar telah menjangkau pasar eksport.
Dalam satu bulan rata – rata mampu mengeksport 8 sampai 9
67
kontainer kepasar luar negeri (Eropa , Australia , Amerika , Timteng).
Demikian secara singkat gambaran umum tentang Desa Wisata
Kajigelem Desa Bangunjiwo kami sampaikan, semoga kedepannya
Desa Wisata ini dapat berkembang dengan pesat sehingga mampu
mendorong perekonomian masyarakat yang muaranya dapat
mensejahterakan masyarakat.