Renungan masa kecil kita

17

Click here to load reader

description

Renungan kecil yang mengundang pembacanya untuk memaknai masa lalu demi masa depan

Transcript of Renungan masa kecil kita

Page 1: Renungan masa kecil kita

Renungan Masa Kecil Kitaoleh

Paulus Hidayat, Psi.

Page 2: Renungan masa kecil kita

Kenangkan masa kecil kita . . .

Mari kita telusuri masa lalu kita,Bagaimana kita menjalani masa kecil kita?

Bila masa kecil anda adalah tahun 60an, 70an, 80an . . .

Renungkan bagaimana anda dapat melewati masa-masa itu?

Page 3: Renungan masa kecil kita

Ketika kita masih kecil kita tidak pernah memakai “seatbelt”

waktu kita naik mobil.

Naik truk bak terbuka merupakan petualangan

yang masih tersimpan dalam kenangan kita.

Orang tua kita naik motor tidak perlu memakai helm.

Page 4: Renungan masa kecil kita

Kita minum air dari keran ledeng, bukan air mineral dalam botol.

Kita tak pernah berpikir tentang polusi yang menyebabkan gangguan kesehatan.

Page 5: Renungan masa kecil kita

Kulit kita tergores karena jatuh atau memar karena benturan, patah tulang atau gigi tanggal

tapi kita tidak pernah menyalahkan orang lain

karena kecelakaan itu.

Page 6: Renungan masa kecil kita

Kita makan apa yang ada,kita tidak memilih-milih makanan

dan kita tidak memikirkan tentang alergiatau tentang bahan pengawet makanan

yang berbahaya untuk kesehatan atau tentang kegemukan

karena makan secukupnya.

Page 7: Renungan masa kecil kita

Kita dapat minum dari gelas yang samadengan teman-teman kita,

ternyata kita tidak menjadi sakit karena tertulari penyakit dari teman kita.

Page 8: Renungan masa kecil kita

Kita tidak punya play-station, nintendo, video games,

VCD-DVD player, HP, Ipad, Ipod,home-theater,

TV kabel dengan banyak saluran yang bisa ditonton 24 jam.

Kita aktif bermain dengan teman-temandi luar rumah.

Page 9: Renungan masa kecil kita

Hanya beberapa dari kita yang mempunyai kesempatan

untuk les olah raga, musik, menggambar.Kita berolah raga, bermain musik atau

menggambar karena kita senang, bukan untuk menjadi juara.

Page 10: Renungan masa kecil kita

Kita dimarahi, ditegur mungkin kadang-kadang dipukul,

tapi kita tetap menurut dan bersikap sopan kepada orang tua kita,

karena kita percaya bahwa orang tua kita sayang kepada kita

dan mereka sudah mencoba berbuat sesuatu untuk kita.

Page 11: Renungan masa kecil kita

Kita mengerjakan PR, menyiapkan ulangan, tidak selalu mudah, tapi kita tetap berusaha

untuk menyelesaikan itu semua,atau kita bertanya kepada orang

yang kita anggap dapat membantu kita,hanya sedikit dari kita yang bisa les.

Kita tidak dituntut dan tidak mempersoalkanapakah kita mendapatkan ranking di kelas atau tidak.

Page 12: Renungan masa kecil kita

Beberapa dari kita tidak begitu cerdas, bila kita tinggal kelas

tidak jadi masalah yang besar, kita tidak akan dibawa ke psikolog

dan mendapat diagnosa ADD, ADHD, dyslexia, autisme dan lain-lain,

dan kita tidak menjalani macam-macam terapi.

Kita akan mengulang sampai akhirnyakita naik kelas.

Page 13: Renungan masa kecil kita

Pertanyaan yang muncul,

mengapa kita dapat melewati semua itu?

Dan lebih dari itu bagaimana kita dapat menjadi orang seperti kita saat

ini?

Page 14: Renungan masa kecil kita

Kita mengalami kebebasan,

tanggung jawab, kegagalan,

keberhasilan, dan

kita belajar melalui pengalaman untuk

menghadapi kenyataan hidup.

Page 15: Renungan masa kecil kita

Apakah anda berasal dari generasi tersebut di atas?

Bila demikian sampaikanlah cerita di ataskepada teman-teman seusia anda.

Sampaikan juga kepada teman-teman dari generasi yang lebih muda,

sehingga mereka dapat mengetahui bagaimana kita dapat melalui masa kecil

kita,dan menjadi diri kita seperti saat ini.

Page 16: Renungan masa kecil kita

Mungkin saja mereka akan mengatakan bahwa kita kuno dan membosankan,

tetapi kita yakin, saat ini, sesudah semuanya berlalu,

kita dapat mengatakan bahwa semuanya itu merupakan kenangan

manis, yang membuat kita kuat

dan dapat melewati semua kejadian itu dan menemukan makna semua itu

buat keberadaan kita saat ini.

Page 17: Renungan masa kecil kita

Terima KasihTerima Kasih.

Paulus Hidayat, Psi