RENSTRA-STIKKU-2010-2014
Transcript of RENSTRA-STIKKU-2010-2014
STIKES KUNINGANTerdepan Dalam Mutu & Berdaya Saing Nasional
HYMNE STIKKUTenang jiwa citra penuh pesonaLangkah cita nan terencanaInsan mulia bijak dan berwibawaMengemban pesan Tri Dharma
Bakti suci nyata untuk sesamaTinggikan harkat putra bangsaBersamamu kami siap mengabdiSTIKKU Almamaterku
Jaya sentosa negerikuIndonesia Raya
Pengantar
Daftar Isi
! KERANGKA KEBIJAKAN
A.1. Kebijakan Umum
A.2. Falsafah Dasar
A.3. Prinsip Dasar
A.4. Nilai Dasar
" VISI, MISI, TUJUAN
B.1. Visi
B.2. Misi
B.3. Tujuan dan Sasaran
# STRATEGI PENCAPAIAN SASARAN
$ PENUTUP
DAFTAR ISI
A.1. Kebijakan Umum
Di era dunia tanpa batas (borderless world), hampir bisa dipastikan bahwa
tidak ada satu pun manusia di muka bumi yang teralienasi sebagai makhluk
terasing. Arus informasi tak lagi bisa dikendalikan oleh pihak manapun
termasuk pemerintah. Semua orang dapat secara bebas mengakses informasi
dengan menggunakan berbagai bentuk alat komunikasi dan pengakses
informasi dari mulai yang sederhana sampai yang supercanggih dan
supercepat. Dalam menapaki era demikian, perguruan tinggi sudah pasti
dihadapkan pada tantangan global sekaligus peluang dengan lingkungan dan
tatanan yang sangat cepat berubah yang perubahannya bersifat tidak menentu
(uncertainty).
Di dalam masyarakat masa depan, ilmu pengetahuan dan teknologi
diyakini akan menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat. Penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan
merupakan peluang dan tantangan yang membutuhkan respon yang cepat dan
strategis. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan (STIKKU) bertekad untuk
menjadi salah satu perguruan tinggi yang bertanggung jawab menghidupkan
elanvital keilmuan yang didasari oleh spirit inovasi dan entrepreneurship dalam
balutan budaya religius yang kokoh dan kontributif untuk berkarsa dan berkarya
nyata dalam mendorong terwujudnya masyarakat madani (civil society) dan
masyarakat yang berbasis pengetahuan (knowledge-based society).
Pada saat ini bangsa Indonesia tengah dihadapkan pada permasalahan
yang serius berkaitan dengan fenomena semakin menurunnya semangat
nasionalisme yang berdampak luas pada menurunnya kohesivitas sosial dan
terancamnya integrasi nasional sebagai negara kesatuan. Salah satu pemicu
(trigger) menurunnya spirit nasionalisme adalah dampak dari globalisasi itu
sendiri. Tingkat survivalitas masyarakat untuk dapat bertahan hidup di era
global ini ditentukan oleh kemampuan penguasaan informasi melalui
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (information and
communication technology - ICT), baik yang berupa perangkat keras
(hardware) maupun piranti lunak (software). Faktor inilah yang kemudian
memunculkan persaingan antar bangsa di era nanoteknologi seperti sekarang
ini.
Penguasaan ICT sudah barang tentu bergantung pada kualitas
pendidikan. Kalau kita simak hasil laporan lembaga internasional mengenai
masalah pendidikan, pembangunan manusia, dan daya saing Indonesia, maka
kita patut prihatin. Indeks pendidikan kita berada di urutan 7, indeks
pembangunan manusia berada di urutan 6 dan indeks daya saing
(competitiveness index) kita berada di ranking 5 dari 10 negara ASEAN.
Terlepas setuju atau tidak dengan ukuran yang dipakai, itulah penilaian
lembaga internasional ternama seperti United Nations Development Program
(UNDP). Salah satu instrumen kebijakan yang dapat dipakai untuk memperbaiki
tiga macam indeks pengukuran di atas adalah dengan memajukan pendidikan.
Banyak ahli berpendapat bahwa variabel pendidikan inilah sebenarnya yang
dapat dipakai sebagai pemicu (trigger) dalam menggerakkan pembangunan
suatu bangsa.
Instrumen kebijakan yang dapat ditawarkan untuk memicu pembangunan
pendidikan, dengan tanpa berangkat dari nol, adalah dengan cara melakukan
“revitalisasi sumber daya pendidikan”. Revitallisasi pendidikan untuk mencapai
keunggulan kompetitif, memberi makna bahwa peran pendidikan itu diyakini
sangat penting dan strategis, namun karena pengelolaan sumber dayanya tidak
atau kurang baik, maka keunggulan kompetitif pendidikan di Indonesia menjadi
rendah. Karena itu solusinya adalah bagaimana melakukan revitalisasi sumber
daya pendidikan tersebut agar kemampuan kompetisi (competitiveness)
menjadi tinggi.
Walaupun variabel yang dipakai untuk mengukur Human Development
Index (HDI) ini banyak memperoleh kritikan, namun hasil akhir dari angka-
angka HDI di negara-negara ASEAN adalah cukup realistik. Penempatan angka
HDI untuk Indonesia di urutan 6 adalah logis karena ‘kemajuan’ Indonesia
dibandingkan dengan enam negara lainnya memang di sekitar enam tersebut,
setelah Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia dan Thailand. Juga walaupun
angka HDI Indonesia berada di urutan ke-6 di ASEAN, namun kalau dilihat dari
perkembangannya sejak tahun 1975 adalah mengalami kenaikan yang
signifikan. Kalau tahun 1975 angka HDI sebesar 0,47, maka pada tahun 2002,
angka HDI Indonesia sebesar 6,9% per tahun. Laporan UNDP Tahun 2008
telah menempatkan Indonesia pada peringkat ke-107 dari 177 negara di dunia.
Selain berdasarkan HDI atau yang sekarang dikenal sebagai Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), ternyata data lain yang mengukur Indeks
Kemampuan Berkompetisi (Competitiveness Index) menempatkan daya saing
Indonesia berada paling rendah dibandingkan dengan lima negara maju
ASEAN lain yaitu Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, dan
Filipina. Suatu hal yang mengejutkan adalah bahwa peringkat (ranking)
Indonesia berada di posisi lebih rendah dari Vietnam; itu bukan saja di indeks
pendidikan saja, tetapi juga di Global Competitiveness Index walaupun angka
absolut yang dipakai sebagai ukuran adalah tidak berbeda besar. Misalnya di
indeks pendidikan, angka indeks pendidikan untuk Indonesia adalah sebesar
0,80, sementara Vietnam sebesar 0,82. Sedangkan untuk angka Global
Competitiveness Index (GCI), Indonesia menempati urutan 53 sementara itu
Vietnam di urutan 50.
Dalam merespon situasi tersebut, STIKes Kuningan (STIKKU)
mewajibkan dirinya untuk memperluas dan memeratakan akses pada
pendidikan tinggi dan pelayanan masyarakat yang menjadi bagian dari
tanggung jawab sosial Perguruan Tinggi. Selain itu, tuntutan dan harapan
masyarakat pun semakin meningkat sehingga STIKes Kuningan berkewajiban
untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas makin tinggi dan mampu berdiri
setara dalam pergaulan masyarakat dunia, berperan aktif dalam menggerakkan
potensi masyarakat khususnya di bidang kesehatan, serta menghasilkan karya
yang mampu mendorong peningkatan keunggulan dan daya saing bangsa.
Agar dapat memanfaatkan keunggulan strategis secara lebih optimal,
diperlukan jaminan tatanan manajemen STIKKU menuju kemandirian dalam
menentukan kebijakan yang mencakup bidang pendidikan, penelitian, dan
pengabdian masyarakat. Tatanan baru dengan asas kemandirian akan
merupakan perangkat yang memperlancar pelaksanaan peran-peran dan
pemenuhan harapan-harapan. Kemandirian ini juga diperlukan untuk
mewujudkan institusi STIKKU yang efektif, berwawasan kualitas, dan efisien
dalam pengelolaannya serta sekaligus akuntabel pada masyarakat.
Kemandirian sebagai perguruan tinggi yang
otonom harus diartikan sebagai peningkatan
tanggung jawab dan peran STIKKU dalam
membangun bangsa melalui peningkatan
sumberdaya manusia dan intelektualitasnya,
khususnya di bidang kesehatan. Sebagai perguruan
tinggi yang bergerak di bidang kesehatan, STIKKU
harus dapat menempatkan diri pada posisi
terkemuka dalam pertumbuhan kualitas pendidikan
tinggi. Oleh karena itu, dalam rangka peran sertanya
untuk meningkatkan keunggulan dan daya saing bangsa, STIKKU perlu
mengembangkan program dan kegiatan untuk menjadi institusi pendidikan
kesehatan yang diakui secara nasional bahkan internasional dengan selalu
berorientasi pada kualitas, kompetensi, dan profesional yang bertumpu pada 3
(tiga) spirit yaitu inovasi – entrepreneurship – religius. Dengan kemandiriannya,
STIKKU meningkatkan perannya sebagai kekuatan penting dalam
mengembangkan institusi pendidikan kesehatan yang Terdepan Dalam Mutu di
Jawa Barat khususnya, dan lebih jauhnya lagi di Indonesia.
“Kemandirian inijuga diperlukanuntuk mewujudkaninstitusi STIKKUyang efektif,berwawasankualitas, dan efisiendalampengelolaannyaserta sekaligusakuntabel padamasyarakat”
A.2. Falsafah Dasar2.1. Falsafah
Hak hidup STIKes Kuningan bersumber dari keridhoan Allah SWT yang
manifestasinya diaktualisasikan melalui semangat pengabdian kepada
kemashlahatan masyarakat. Hak hidup tersebut hanya dapat kekal dan
membawa hasil yang sebesar-besarnya bagi masyarakat jika ia bersatu
dasar dan bertunggal corak dengan nilai-nilai universal, dan karena itu
STIKes Kuningan meneguhkan diri sebagai Kampus Inovasi – Religius.
2.2. Prinsip Dasar
1. Keuniversalan dan keobyektifan ilmu pengetahuan dalam mencapai
kenyataan dan menungkap kebenaran.
2. Kebebasan akademik yang dilaksanakan dengan hikmah dan
bertanggung jawab.
3. Penyelenggaraan pendidikan yang bermartabat dan berwibawa
akademik.
4. Kesantunan, kemanfaatan, kemanusiaan dan kesejahteraan.
5. Aktualisasi spirit Inovasi-Religius dalam kehidupan akademik.
6. Pendidikan diploma, sarjana, dan pascasarjana yang unggul, berkarakter
dan peka budaya.
7. Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berkualitas dan
berkelanjutan.
8. Kemandirian manajemen, transparansi, efisiensi dan pengutamaan pada
kepentingan institusi.
9. Desentralisasi kebijakan akademik dan penguatan kapasitas program
studi.
2.3. Nilai Dasar
Nilai-nilai dasar yang ditumbuhkembangkan di lingkungan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Kuningan (STIKKU) antara lain adalah:
1. Proaktif
Bahwa seluruh sivitas akademika STIKKU diharapkan mampu
melakukan tindakan proaktif dalam mengambil keputusan apapun, dan
dengan demikian tidak bertindak berdasarkan ikut-ikutan atau mengacu
pada budaya kerumunan;
2. Open Mind
Bahwa seluruh sivitas akademika STIKKU diharapkan dapat bersikap
terbuka terhadap pikiran orang lain serta responsif dan adaptif terhadap
lingkungan yang berubah setiap saat dan tidak menentu sehingga tetap
bisa survive dalam turbulensi perubahan di era global;
3. Inovasi
Bahwa seluruh sivitas akademika STIKKU diharapkan terus
mengembangkan spirit berinovasi dalam berkreasi baik dalam
pelaksanaan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi maupun dalam
penyelenggaraan tata kelola perguruan tinggi menuju perguruan tinggi
yang otonom, bermutu, berakreditasi dan akuntabel;
4. Sinergi dan Harmoni
Bahwa seluruh sivitas akademika STIKKU diharapkan mampu
mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki dan bersinergi menjadi
simpul kekuatan STIKKU dalam semangat harmoni serta mampu
mengembangkan berbagai kerjasama kemitraan dengan semua
pemangku kepentingan (stakeholder) yang didasarkan pada prinsip-
prinsip kerjasama yang mutualistis dan visioner;
5. Religius
Bahwa seluruh sivitas akademika STIKKU diharapkan mampu
menunjukkan diri sebagai individu-individu yang menjunjung tinggi nilai-
nilai Islam dalam kehidupan sehari-harinya serta mampu menunjukkan
syi’arnya melalui pelaksanaan ajaran Islam dalam kehidupan akademis
dalam upaya menghasilkan generasi yang berilmu amaliah dan beramal
ilmiah.
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
VISIBerdasarkan isu-isu strategis di atas, maka seluruh sivitas akademika STIKKU
merumuskan visinya sebagai berikut: Pada Tahun 2015, Menjadi PerguruanTinggi Kesehatan yang Terdepan Dalam Mutu di Jawa Barat dan BerdayaSaing Nasional yang Dilandasi Spirit Inovasi – Religius.
MISI1. Menyelenggarakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara
berkelanjutan dan berorientasi pada peningkatan daya saing sivitas
akademika;
2. Melaksanakan program akademik dan non-akademik yang inovatif dan
mampu meningkatkan softskill yang dibutuhkan oleh institusi pengguna
lulusan serta memperkuat kecerdasasan emosional-spiritual sivitas
akademika;
3. Mengembangkan kerjasama kemitraan strategis dalam hal pelaksanaan Tri
Dharma Perguruan Tinggi dan pendayagunaan lulusan baik di dalam
maupun di luar negeri;
4. Mengembangkan dan memperkuat manajemen perguruan tinggi yang
mandiri dan mempunyai tata kelola yang baik (good university governance);
5. Meningkatkan kesejahteraan segenap sivitas akademika yang berbasis
pengembangan budaya kualitas, wirausaha, dan profesionalitas;
TUJUAN DAN SASARAN
TUJUAN1. Menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang mampu menyelenggarakan
kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berkualitas, berkelanjutan, dan
mampu berkontribusi pada peningkatan daya saing seluruh sivitas
akademika;
2. Menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang mampu menyelenggarakan
berbagai program akademik dan non-akademik yang inovatif dan
berorientasi pada pengembangan softskill serta peningkatan kecerdasan
emosional-spiritual;
3. Menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang mampu mengembangkan
berbagai kerjasama kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan
untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pendidikan, penelitan, dan
pengabdian kepada masyarakat serta pendayagunaan lulusan, baik di dalam
maupun di luar negeri;
4. Menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang dapat mempraktikkan tata
kelola yang baik dalam sistem manajemen perguruan tinggi yang otonom,
berasaskan kualitas dan evaluasi diri, terakreditasi, serta akuntabel;
5. Menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang dapat menjadi media
pertumbuhan kesejahteraan segenap sivitas akademika yang berasaskan
kualitas dan profesionalitas.
SASARANUntuk tujuan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang mampu
menyelenggarakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang
berkualitas, berkelanjutan, dan mampu berkontribusi pada peningkatan
daya saing seluruh sivitas akademika, sasarannya adalah sebagai berikut:
1. Terselenggaranya kegiatan pendidikan/pembelajaran yang berbasis
kompetensi dan berpusat pada mahasiswa (student-centered learning);
2. Terselenggaranya kegiatan penelitian dosen dan mahasiswa secara
berkelanjutan yang menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas dan layak
publikasi pada jurnal nasional;
3. Terselenggaranya kegiatan pengabdian kepada masyarakat secara
berkelanjutan yang berkontribusi pada peningkatan Indeks Kesehatan
masyarakat dan dilandasi oleh semangat kemitraan antar pemangku
kepentingan;
4. Terwujudnya sistem penjaminan mutu internal pada bidang akademik yang
berfokus pada pemenuhan Standar Nasional Pendidikan
Untuk tujuan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang mampumenyelenggarakan berbagai program akademik dan non-akademik yang
inovatif dan berorientasi pada pengembangan softskill serta peningkatan
kecerdasan emosional-spiritual, sasarannya adalah sebagai berikut:
5. Terciptanya suatu kebijakan pengembangan iklim akademik dan budaya
inovasi yang menunjang peningkatan kompetensi dosen dan mahasiswa;
6. Terselenggaranya kegiatan pembekalan softskill secara berjenjang dan
berkelanjutan yang melibatkan seluruh sivitas akademika;
7. Terselenggaranya kegiatan kemahasiswaan yang berorientasi pada
pengembangan daya saing lulusan di tingkat nasional dan peningkatan
kecerdasan emosional-spiritual dan kecerdasan finansial (entrepreneurship);
Untuk tujuan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang mampu
mengembangkan berbagai kerjasama kemitraan dengan berbagai
pemangku kepentingan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
pendidikan, penelitan, dan pengabdian kepada masyarakat serta
pendayagunaan lulusan, baik di dalam maupun di luar negeri, sasarannya
adalah sebagai berikut:
8. Tercapainya peningkatan jejaring kerjasama kemitraan dengan institusi di
tingkat lokal dan nasional dalam hal optimalisasi penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat sivitas akademika;
9. Terwujudnya upaya perintisan kerjasama kemitraan dengan calon pengguna
lulusan di luar negeri;
10. Terjalinnya kerjasama kemitraan dengan jejaring SMA/SMK Kesehatan
se-Jawa Barat dalam upaya diseminasi hasil-hasil riset dari Pusat Studi
Kesehatan Reproduksi Remaja di STIKKU;
Untuk tujuan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang dapat
mempraktikkan tata kelola yang baik dalam sistem manajemen perguruan
tinggi yang otonom, berasaskan kualitas dan evaluasi diri, terakreditasi,serta akuntabel, sasarannya adalah sebagai berikut:
11. Tuntas penyiapan sistem manajemen yang transparan, akuntabel, dan
partisipatif;
12. Tersusunnya laporan pelaksanaan setiap kegiatan sesuai standar yang
telah ditetapkan;
13. Tuntas Akreditasi Program Studi dengan target meraih peringkat “BAIK”;
14. Menjadi PT yang memiliki Sistem Penjaminan Mutu Internal yang
berkategori BAIK dalam versi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pada
Tahun 2012;
15. Tuntas pembukaan 3 (tiga) program studi baru yaitu D-III Farmasi, S1 Ilmu
Kesehatan Masyarakat dan Program Profesi Ners;
16. Tuntas Perpanjangan Ijin Penyelenggaraan Program Studi Tahap II pada
awal tahun 2012
Untuk tujuan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang dapat menjadi
media pertumbuhan kesejahteraan segenap sivitas akademika yang
berasaskan kualitas dan profesionalitas, sasarannya adalah sebagai berikut:
17. Sukses akses berbagai hibah kompetitif dan insentif/voucher yang
disediakan pemerintah (Ditjen Dikti Depdiknas RI);
18. Terpublikasikannya beberapa buku ajar sebagai karya ilmiah inovatif dosen
tetap;
19. Tercapainya standar penghargaan dan kesejahteraan segenap sivitas
akademika;
20. Tuntas Jabatan Akademik bagi dosen tetap dan tidak tetap yang memenuhi
kualifikasi.
PERUMUSAN STRATEGIDengan mempertimbangkan hasil analisis dan kajian termasuk masukan-
masukan dari stakeholders, untuk mencapai sasaran-sasaran di atas telah
disusun program dan kebijakan strategis di bawah ini. Pencapaian sasaran
diukur melalui indikator-indikator pencapaian sasaran yang dapat dilihat dalam
Lampiran, sedangkan target-target diuraikan dalam dokumen Rencana
Operasional.
Strategi untuk mencapai tujuan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang
mampu menyelenggarakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang
berkualitas, berkelanjutan, dan mampu berkontribusi pada peningkatan daya
saing seluruh sivitas akademika.
Sasaran 1: Terselenggaranya kegiatan pendidikan/pembelajaran yang
berbasis kompetensi dan berpusat pada mahasiswa (student-centeredlearning)
Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:
1) Program penyusunan Kurikulum Berbasis Kompetensi di STIKKU dan
dilanjutkan dengan Expert Review;
2) Program peningkatan kemampuan dosen dalam penerapan KBK;
3) Program penyediaan modul-modul pembelajaran terintegrasi bagi
mahasiswa dan fasilitator/tutor;
4) Program penyediaan prasarana sarana penunjang implementasi KBK di
STIKKU
5) Program uji coba model-model pembelajaran berpusat pada mahasiswa
(Student Centered Learning) yang ditindaklanjuti dengan action research;
Sasaran 2: Terselenggaranya kegiatan penelitian dosen dan mahasiswasecara berkelanjutan yang menghasilkan karya ilmiah yang berkualitasdan layak publikasi pada jurnal nasional terakreditasi
Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:
1) Program peningkatan kemampuan dosen dalam melaksanakan
riset/penelitian dan menulis karya ilmiah yang layak publikasi di jurnal
secara periodik;
2) Program peningkatan keterampilan mahasiswa dalam melakukan penelitian
dan penulisan karya tulis ilmiah.
3) Program penyediaan dan akses dana penelitian baik yang bersumber dari
institusi maupun dari mitra lainnya;
4) Program diseminasi hasil-hasil penelitian dosen dan mahasiswa secara
berkelanjutan.
Sasaran 3: Terselenggaranya kegiatan pengabdian kepada masyarakatsecara berkelanjutan yang berkontribusi pada peningkatan IndeksPembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) dan dilandasi oleh semangat
kemitraan antar pemangku kepentingan
Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:
1) Program peningkatan kemampuan dosen dalam melaksanakan kegiatan
pengabdian masyarakat sesuai dengan keahliannya;
2) Program peningkatan keterampilan mahasiswa dalam melakukan
pengabdian kepada masyarakat;
3) Program penyediaan dan akses dana pengabdian masyarakat baik yang
bersumber dari institusi maupun dari mitra lainnya;
4) Program diseminasi hasil-hasil pengabdian masyarakat dosen dan
mahasiswa secara berkelanjutan.
Sasaran 4: Terwujudnya sistem penjaminan mutu internal pada bidangakademik yang berfokus pada pemenuhan Standar Nasional Pendidikan
Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:
1) Program pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal secara
bertahap, sistematis, dan berkelanjutan;
2) Program pelaksanaan Audit Mutu Akademik dan Non-Akademik setiap
akhir semester;
3) Program peningkatan kapasitas (capacity building) Satuan Penjaminan
Mutu Program Studi secara berkelanjutan.
Strategi untuk mecapai tujuan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang
mampu menyelenggarakan berbagai program akademik dan non-akademik
yang inovatif dan berorientasi pada pengembangan softskill serta peningkatan
kecerdasan emosional-spiritual.
Sasaran 5: Terciptanya suatu kebijakan pengembangan iklim akademikdan budaya inovasi yang menunjang peningkatan kompetensi dosen danmahasiswa
Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:
1) Program pengembangan kebijakan perwujudan iklim akademik
2) Program diseminasi hasil-hasil penelitian dan pengabdian masyarakat di
kalangan mahasiswa dan dosen
Sasaran 6: Terselenggaranya kegiatan pembekalan softskill secara
berjenjang dan berkelanjutan yang melibatkan seluruh sivitas akademika
Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:
1) Program peningkatan softskills mahasiswa secara berkesinambungan
2) Program pengembangan kewirausahaan di kalangan sivitas akademika
STIKKU
Sasaran 7: Terselenggaranya kegiatan kemahasiswaan yang berorientasipada pengembangan daya saing lulusan di tingkat nasional dan
peningkatan kecerdasan emosional-spiritual
Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:
1) Program Kreativitas Mahasiswa di bidang penelitian, teknologi, pengabdian
masyarakat, kewirausahaan, gagasan tertulis dan artikel ilmiah
2) Program pemberdayaan Asosiasi Profesi Mahasiswa (Himpunan
Mahasiswa Keperawatan dan Himpunan Mahasiswa Kebidanan)
3) Program pengembangan kegiatan kemahasiswaan yang berorientasi pada
peningkatan kecerdasan emosional-spiritual
Sasaran 8: Tercapainya peningkatan jejaring kerjasama kemitraan denganinstitusi di tingkat lokal dan nasional dalam hal optimalisasipenyelenggaraan kegiatan pembelajaran, penelitian, dan pengabdianmasyarakat sivitas akademika
Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:
1) Program pengembangan jejaring kerjasama dengan institusi pendidikan
mitra STIKKU
2) Program penelitian dan pengabdian masyarakat bersama dengan institusi
pendidikan mitra STIKKU
3) Program penerbitan Jurnal Ilmu-ilmu Kesehatan “BHAKTI HUSADA” secara
periodik
Sasaran 9: Terwujudnya upaya perintisan kerjasama kemitraan dengan
calon pengguna lulusan di luar negeri
Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:
1) Program studi banding ke negara pengguna lulusan keperawatan dari
Indonesia
2) Program perintisan kerjasama untuk RN bagi perawat
Sasaran 10: Terjalinnya kerjasama kemitraan dengan jejaring SMA/SMKKesehatan se-Jawa Barat dalam upaya diseminasi hasil-hasil riset dari
Pusat Studi Kesehatan Reproduksi Remaja di STIKKU
Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:
1) Program launcing Pusat Studi Gender dan Kesehatan Reproduksi Remaja
2) Program diseminasi hasil-hasil riset pusat studi kepada SMP/SMA/SMK se-
Jawa Barat
Strategi untuk pencapaian tujuan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang
dapat mempraktikkan tata kelola yang baik dalam sistem manajemen
perguruan tinggi yang otonom, berasaskan kualitas dan evaluasi diri,
terakreditasi, serta akuntabel
Sasaran 11: Tuntas penyiapan sistem manajemen yang transparan,akuntabel, dan partisipatif
Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:
1) Program pengembangan sistem perencanaan berbasis kinerja dan
partisipatif
2) Optimalisasi pemanfaatan data EPSBED
Sasaran 12: Tersusunnya laporan pelaksanaan setiap kegiatan sesuaistandar yang telah ditetapkan
Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:
1) Program pengembangan prosedur operasional standar (SOP) perencanaan
dan pelaporan kegiatan
2) Program peningkatan mutu penyelenggaraan kegiatan Tridharma
Perguruan Tinggi berbasis evaluasi diri
Sasaran 13: Tuntas Akreditasi Program Studi dengan target meraihperingkat “BAIK”;
Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:
1) Program Pelatihan Pengisian Borang Akreditasi S1 Ilmu Keperawatan
2) Program Pembentukan Taskforce Akreditasi Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan
3) Program Pengusulan Akreditasi Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Sasaran 14: Menjadi PT yang memiliki Sistem Penjaminan Mutu Internalyang berkategori BAIK dalam versi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggipada Tahun 2012
Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:
1) Program Pengiriman delegasi untuk Diseminasi SPMI dari Direktorat
Akademik Dirjen Dikti Depdiknas RI
2) Program Penyusunan Kebijakan Akademik STIKKU
3) Program Penyusunan Manual Mutu dan Audit Mutu Akademik Internal
(AMAI)
4) Program Implementasi SPMI
5) Program Evaluasi Pelaksanaan SPMI
Sasaran 15: Tuntas pembukaan 3 (tiga) program studi baru yaitu D-III
Farmasi, S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Program Profesi Ners
Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:
1) Program Pembentukan Taskforce Pembukaan Program Studi Baru
2) Program Pengusulan Pembentukan Program Studi Baru secara on-line
3) Program Pembentukan Taskforce Pembukaan Profesi Ners
Sasaran 16: Tuntas Perpanjangan Ijin Penyelenggaraan Program StudiTahap II pada awal tahun 2012
Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:
1) Program Validasi EPSBED secara periodik
2) Program Pelatihan Pengisian EPSBED di Kopertis Wilayah IV
3) Program Pengusulan Ijin Perpanjangan Program Studi ke Kopertis Wilayah
IV
Strategi untuk pencapaian tujuan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang
dapat menjadi media pertumbuhan kesejahteraan segenap sivitas akademika
yang berasaskan kualitas dan profesionalitas, sasarannya adalah sebagai
berikut:
Sasaran 17: Sukses akses berbagai hibah kompetitif dan insentif/voucher
yang disediakan pemerintah (Kementerian Pendidikan Nasional RI)
Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:
1) Program Pelatihan Penyusunan Proposal PHKI
2) Program Pembentukan Taskforce Hibah Kompetisi Institusi
3) Program Penyusunan Evaluasi Diri untuk Hibah Kompetisi Institusi
Sasaran 18: Terpublikasikannya beberapa buku ajar sebagai karya ilmiah
inovatif dosen tetap
Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:
1) Program Pelatihan Penulisan Buku Ajar bagi Dosen
2) Program Pengusulan Bahan Ajar ke Penerbit
3) Program Akses Hibah Insentif Bahan Ajar dari Dikti
Sasaran 19: Tercapainya standar penghargaan dan kesejahteraansegenap sivitas akademika
Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:
1) Program Pengembangan Kewirausahaan Dosen
2) Program Kredit Notebook Computer bagi dosen tetap
3) Program Peningkatan Kualifikasi Akademik Dosen melalui Studi Lanjut ke
Jenjang Pascasarjana
4) Program Partisipasi Kegiatan Ilmiah bagi pendidik dan tenaga kependidikan
lainnya
5) Program Rekreasi Bersama Dosen dan Keluarga
Sasaran 20: Tuntas Jabatan Akademik bagi dosen tetap dan tidak tetapyang memenuhi kualifikasi
Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:
1) Program Pelatihan Pengisian Jabatan Akademik di Kopertis Wilayah IV
2) Program Diseminasi Hasil Pelatihan
3) Program Pengusulan Jabatan Akademik Dosen ke Kopertis Wilayah III