RENSTRA-STIKKU-2010-2014

24
STIKES KUNINGAN Terdepan Dalam Mutu & Berdaya Saing Nasional

Transcript of RENSTRA-STIKKU-2010-2014

Page 1: RENSTRA-STIKKU-2010-2014

STIKES KUNINGANTerdepan Dalam Mutu & Berdaya Saing Nasional

Page 2: RENSTRA-STIKKU-2010-2014

HYMNE STIKKUTenang jiwa citra penuh pesonaLangkah cita nan terencanaInsan mulia bijak dan berwibawaMengemban pesan Tri Dharma

Bakti suci nyata untuk sesamaTinggikan harkat putra bangsaBersamamu kami siap mengabdiSTIKKU Almamaterku

Jaya sentosa negerikuIndonesia Raya

Page 3: RENSTRA-STIKKU-2010-2014

Pengantar

Daftar Isi

! KERANGKA KEBIJAKAN

A.1. Kebijakan Umum

A.2. Falsafah Dasar

A.3. Prinsip Dasar

A.4. Nilai Dasar

" VISI, MISI, TUJUAN

B.1. Visi

B.2. Misi

B.3. Tujuan dan Sasaran

# STRATEGI PENCAPAIAN SASARAN

$ PENUTUP

DAFTAR ISI

Page 4: RENSTRA-STIKKU-2010-2014

A.1. Kebijakan Umum

Di era dunia tanpa batas (borderless world), hampir bisa dipastikan bahwa

tidak ada satu pun manusia di muka bumi yang teralienasi sebagai makhluk

terasing. Arus informasi tak lagi bisa dikendalikan oleh pihak manapun

termasuk pemerintah. Semua orang dapat secara bebas mengakses informasi

dengan menggunakan berbagai bentuk alat komunikasi dan pengakses

informasi dari mulai yang sederhana sampai yang supercanggih dan

supercepat. Dalam menapaki era demikian, perguruan tinggi sudah pasti

dihadapkan pada tantangan global sekaligus peluang dengan lingkungan dan

tatanan yang sangat cepat berubah yang perubahannya bersifat tidak menentu

(uncertainty).

Di dalam masyarakat masa depan, ilmu pengetahuan dan teknologi

diyakini akan menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi dan

kesejahteraan masyarakat. Penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan

merupakan peluang dan tantangan yang membutuhkan respon yang cepat dan

strategis. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan (STIKKU) bertekad untuk

menjadi salah satu perguruan tinggi yang bertanggung jawab menghidupkan

elanvital keilmuan yang didasari oleh spirit inovasi dan entrepreneurship dalam

balutan budaya religius yang kokoh dan kontributif untuk berkarsa dan berkarya

nyata dalam mendorong terwujudnya masyarakat madani (civil society) dan

masyarakat yang berbasis pengetahuan (knowledge-based society).

Pada saat ini bangsa Indonesia tengah dihadapkan pada permasalahan

yang serius berkaitan dengan fenomena semakin menurunnya semangat

nasionalisme yang berdampak luas pada menurunnya kohesivitas sosial dan

terancamnya integrasi nasional sebagai negara kesatuan. Salah satu pemicu

(trigger) menurunnya spirit nasionalisme adalah dampak dari globalisasi itu

sendiri. Tingkat survivalitas masyarakat untuk dapat bertahan hidup di era

global ini ditentukan oleh kemampuan penguasaan informasi melalui

pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (information and

communication technology - ICT), baik yang berupa perangkat keras

Page 5: RENSTRA-STIKKU-2010-2014

(hardware) maupun piranti lunak (software). Faktor inilah yang kemudian

memunculkan persaingan antar bangsa di era nanoteknologi seperti sekarang

ini.

Penguasaan ICT sudah barang tentu bergantung pada kualitas

pendidikan. Kalau kita simak hasil laporan lembaga internasional mengenai

masalah pendidikan, pembangunan manusia, dan daya saing Indonesia, maka

kita patut prihatin. Indeks pendidikan kita berada di urutan 7, indeks

pembangunan manusia berada di urutan 6 dan indeks daya saing

(competitiveness index) kita berada di ranking 5 dari 10 negara ASEAN.

Terlepas setuju atau tidak dengan ukuran yang dipakai, itulah penilaian

lembaga internasional ternama seperti United Nations Development Program

(UNDP). Salah satu instrumen kebijakan yang dapat dipakai untuk memperbaiki

tiga macam indeks pengukuran di atas adalah dengan memajukan pendidikan.

Banyak ahli berpendapat bahwa variabel pendidikan inilah sebenarnya yang

dapat dipakai sebagai pemicu (trigger) dalam menggerakkan pembangunan

suatu bangsa.

Instrumen kebijakan yang dapat ditawarkan untuk memicu pembangunan

pendidikan, dengan tanpa berangkat dari nol, adalah dengan cara melakukan

“revitalisasi sumber daya pendidikan”. Revitallisasi pendidikan untuk mencapai

keunggulan kompetitif, memberi makna bahwa peran pendidikan itu diyakini

sangat penting dan strategis, namun karena pengelolaan sumber dayanya tidak

atau kurang baik, maka keunggulan kompetitif pendidikan di Indonesia menjadi

rendah. Karena itu solusinya adalah bagaimana melakukan revitalisasi sumber

daya pendidikan tersebut agar kemampuan kompetisi (competitiveness)

menjadi tinggi.

Walaupun variabel yang dipakai untuk mengukur Human Development

Index (HDI) ini banyak memperoleh kritikan, namun hasil akhir dari angka-

angka HDI di negara-negara ASEAN adalah cukup realistik. Penempatan angka

HDI untuk Indonesia di urutan 6 adalah logis karena ‘kemajuan’ Indonesia

dibandingkan dengan enam negara lainnya memang di sekitar enam tersebut,

setelah Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia dan Thailand. Juga walaupun

angka HDI Indonesia berada di urutan ke-6 di ASEAN, namun kalau dilihat dari

Page 6: RENSTRA-STIKKU-2010-2014

perkembangannya sejak tahun 1975 adalah mengalami kenaikan yang

signifikan. Kalau tahun 1975 angka HDI sebesar 0,47, maka pada tahun 2002,

angka HDI Indonesia sebesar 6,9% per tahun. Laporan UNDP Tahun 2008

telah menempatkan Indonesia pada peringkat ke-107 dari 177 negara di dunia.

Selain berdasarkan HDI atau yang sekarang dikenal sebagai Indeks

Pembangunan Manusia (IPM), ternyata data lain yang mengukur Indeks

Kemampuan Berkompetisi (Competitiveness Index) menempatkan daya saing

Indonesia berada paling rendah dibandingkan dengan lima negara maju

ASEAN lain yaitu Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, dan

Filipina. Suatu hal yang mengejutkan adalah bahwa peringkat (ranking)

Indonesia berada di posisi lebih rendah dari Vietnam; itu bukan saja di indeks

pendidikan saja, tetapi juga di Global Competitiveness Index walaupun angka

absolut yang dipakai sebagai ukuran adalah tidak berbeda besar. Misalnya di

indeks pendidikan, angka indeks pendidikan untuk Indonesia adalah sebesar

0,80, sementara Vietnam sebesar 0,82. Sedangkan untuk angka Global

Competitiveness Index (GCI), Indonesia menempati urutan 53 sementara itu

Vietnam di urutan 50.

Dalam merespon situasi tersebut, STIKes Kuningan (STIKKU)

mewajibkan dirinya untuk memperluas dan memeratakan akses pada

pendidikan tinggi dan pelayanan masyarakat yang menjadi bagian dari

tanggung jawab sosial Perguruan Tinggi. Selain itu, tuntutan dan harapan

masyarakat pun semakin meningkat sehingga STIKes Kuningan berkewajiban

untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas makin tinggi dan mampu berdiri

setara dalam pergaulan masyarakat dunia, berperan aktif dalam menggerakkan

potensi masyarakat khususnya di bidang kesehatan, serta menghasilkan karya

yang mampu mendorong peningkatan keunggulan dan daya saing bangsa.

Agar dapat memanfaatkan keunggulan strategis secara lebih optimal,

diperlukan jaminan tatanan manajemen STIKKU menuju kemandirian dalam

menentukan kebijakan yang mencakup bidang pendidikan, penelitian, dan

pengabdian masyarakat. Tatanan baru dengan asas kemandirian akan

merupakan perangkat yang memperlancar pelaksanaan peran-peran dan

pemenuhan harapan-harapan. Kemandirian ini juga diperlukan untuk

Page 7: RENSTRA-STIKKU-2010-2014

mewujudkan institusi STIKKU yang efektif, berwawasan kualitas, dan efisien

dalam pengelolaannya serta sekaligus akuntabel pada masyarakat.

Kemandirian sebagai perguruan tinggi yang

otonom harus diartikan sebagai peningkatan

tanggung jawab dan peran STIKKU dalam

membangun bangsa melalui peningkatan

sumberdaya manusia dan intelektualitasnya,

khususnya di bidang kesehatan. Sebagai perguruan

tinggi yang bergerak di bidang kesehatan, STIKKU

harus dapat menempatkan diri pada posisi

terkemuka dalam pertumbuhan kualitas pendidikan

tinggi. Oleh karena itu, dalam rangka peran sertanya

untuk meningkatkan keunggulan dan daya saing bangsa, STIKKU perlu

mengembangkan program dan kegiatan untuk menjadi institusi pendidikan

kesehatan yang diakui secara nasional bahkan internasional dengan selalu

berorientasi pada kualitas, kompetensi, dan profesional yang bertumpu pada 3

(tiga) spirit yaitu inovasi – entrepreneurship – religius. Dengan kemandiriannya,

STIKKU meningkatkan perannya sebagai kekuatan penting dalam

mengembangkan institusi pendidikan kesehatan yang Terdepan Dalam Mutu di

Jawa Barat khususnya, dan lebih jauhnya lagi di Indonesia.

“Kemandirian inijuga diperlukanuntuk mewujudkaninstitusi STIKKUyang efektif,berwawasankualitas, dan efisiendalampengelolaannyaserta sekaligusakuntabel padamasyarakat”

Page 8: RENSTRA-STIKKU-2010-2014

A.2. Falsafah Dasar2.1. Falsafah

Hak hidup STIKes Kuningan bersumber dari keridhoan Allah SWT yang

manifestasinya diaktualisasikan melalui semangat pengabdian kepada

kemashlahatan masyarakat. Hak hidup tersebut hanya dapat kekal dan

membawa hasil yang sebesar-besarnya bagi masyarakat jika ia bersatu

dasar dan bertunggal corak dengan nilai-nilai universal, dan karena itu

STIKes Kuningan meneguhkan diri sebagai Kampus Inovasi – Religius.

2.2. Prinsip Dasar

1. Keuniversalan dan keobyektifan ilmu pengetahuan dalam mencapai

kenyataan dan menungkap kebenaran.

2. Kebebasan akademik yang dilaksanakan dengan hikmah dan

bertanggung jawab.

3. Penyelenggaraan pendidikan yang bermartabat dan berwibawa

akademik.

4. Kesantunan, kemanfaatan, kemanusiaan dan kesejahteraan.

5. Aktualisasi spirit Inovasi-Religius dalam kehidupan akademik.

6. Pendidikan diploma, sarjana, dan pascasarjana yang unggul, berkarakter

dan peka budaya.

7. Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berkualitas dan

berkelanjutan.

8. Kemandirian manajemen, transparansi, efisiensi dan pengutamaan pada

kepentingan institusi.

9. Desentralisasi kebijakan akademik dan penguatan kapasitas program

studi.

Page 9: RENSTRA-STIKKU-2010-2014

2.3. Nilai Dasar

Nilai-nilai dasar yang ditumbuhkembangkan di lingkungan Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Kuningan (STIKKU) antara lain adalah:

1. Proaktif

Bahwa seluruh sivitas akademika STIKKU diharapkan mampu

melakukan tindakan proaktif dalam mengambil keputusan apapun, dan

dengan demikian tidak bertindak berdasarkan ikut-ikutan atau mengacu

pada budaya kerumunan;

2. Open Mind

Bahwa seluruh sivitas akademika STIKKU diharapkan dapat bersikap

terbuka terhadap pikiran orang lain serta responsif dan adaptif terhadap

lingkungan yang berubah setiap saat dan tidak menentu sehingga tetap

bisa survive dalam turbulensi perubahan di era global;

3. Inovasi

Bahwa seluruh sivitas akademika STIKKU diharapkan terus

mengembangkan spirit berinovasi dalam berkreasi baik dalam

pelaksanaan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi maupun dalam

penyelenggaraan tata kelola perguruan tinggi menuju perguruan tinggi

yang otonom, bermutu, berakreditasi dan akuntabel;

4. Sinergi dan Harmoni

Bahwa seluruh sivitas akademika STIKKU diharapkan mampu

mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki dan bersinergi menjadi

simpul kekuatan STIKKU dalam semangat harmoni serta mampu

mengembangkan berbagai kerjasama kemitraan dengan semua

pemangku kepentingan (stakeholder) yang didasarkan pada prinsip-

prinsip kerjasama yang mutualistis dan visioner;

Page 10: RENSTRA-STIKKU-2010-2014

5. Religius

Bahwa seluruh sivitas akademika STIKKU diharapkan mampu

menunjukkan diri sebagai individu-individu yang menjunjung tinggi nilai-

nilai Islam dalam kehidupan sehari-harinya serta mampu menunjukkan

syi’arnya melalui pelaksanaan ajaran Islam dalam kehidupan akademis

dalam upaya menghasilkan generasi yang berilmu amaliah dan beramal

ilmiah.

Page 11: RENSTRA-STIKKU-2010-2014

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

VISIBerdasarkan isu-isu strategis di atas, maka seluruh sivitas akademika STIKKU

merumuskan visinya sebagai berikut: Pada Tahun 2015, Menjadi PerguruanTinggi Kesehatan yang Terdepan Dalam Mutu di Jawa Barat dan BerdayaSaing Nasional yang Dilandasi Spirit Inovasi – Religius.

MISI1. Menyelenggarakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara

berkelanjutan dan berorientasi pada peningkatan daya saing sivitas

akademika;

2. Melaksanakan program akademik dan non-akademik yang inovatif dan

mampu meningkatkan softskill yang dibutuhkan oleh institusi pengguna

lulusan serta memperkuat kecerdasasan emosional-spiritual sivitas

akademika;

3. Mengembangkan kerjasama kemitraan strategis dalam hal pelaksanaan Tri

Dharma Perguruan Tinggi dan pendayagunaan lulusan baik di dalam

maupun di luar negeri;

4. Mengembangkan dan memperkuat manajemen perguruan tinggi yang

mandiri dan mempunyai tata kelola yang baik (good university governance);

5. Meningkatkan kesejahteraan segenap sivitas akademika yang berbasis

pengembangan budaya kualitas, wirausaha, dan profesionalitas;

Page 12: RENSTRA-STIKKU-2010-2014

TUJUAN DAN SASARAN

TUJUAN1. Menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang mampu menyelenggarakan

kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berkualitas, berkelanjutan, dan

mampu berkontribusi pada peningkatan daya saing seluruh sivitas

akademika;

2. Menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang mampu menyelenggarakan

berbagai program akademik dan non-akademik yang inovatif dan

berorientasi pada pengembangan softskill serta peningkatan kecerdasan

emosional-spiritual;

3. Menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang mampu mengembangkan

berbagai kerjasama kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan

untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pendidikan, penelitan, dan

pengabdian kepada masyarakat serta pendayagunaan lulusan, baik di dalam

maupun di luar negeri;

4. Menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang dapat mempraktikkan tata

kelola yang baik dalam sistem manajemen perguruan tinggi yang otonom,

berasaskan kualitas dan evaluasi diri, terakreditasi, serta akuntabel;

5. Menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang dapat menjadi media

pertumbuhan kesejahteraan segenap sivitas akademika yang berasaskan

kualitas dan profesionalitas.

Page 13: RENSTRA-STIKKU-2010-2014

SASARANUntuk tujuan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang mampu

menyelenggarakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang

berkualitas, berkelanjutan, dan mampu berkontribusi pada peningkatan

daya saing seluruh sivitas akademika, sasarannya adalah sebagai berikut:

1. Terselenggaranya kegiatan pendidikan/pembelajaran yang berbasis

kompetensi dan berpusat pada mahasiswa (student-centered learning);

2. Terselenggaranya kegiatan penelitian dosen dan mahasiswa secara

berkelanjutan yang menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas dan layak

publikasi pada jurnal nasional;

3. Terselenggaranya kegiatan pengabdian kepada masyarakat secara

berkelanjutan yang berkontribusi pada peningkatan Indeks Kesehatan

masyarakat dan dilandasi oleh semangat kemitraan antar pemangku

kepentingan;

4. Terwujudnya sistem penjaminan mutu internal pada bidang akademik yang

berfokus pada pemenuhan Standar Nasional Pendidikan

Untuk tujuan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang mampumenyelenggarakan berbagai program akademik dan non-akademik yang

inovatif dan berorientasi pada pengembangan softskill serta peningkatan

kecerdasan emosional-spiritual, sasarannya adalah sebagai berikut:

5. Terciptanya suatu kebijakan pengembangan iklim akademik dan budaya

inovasi yang menunjang peningkatan kompetensi dosen dan mahasiswa;

6. Terselenggaranya kegiatan pembekalan softskill secara berjenjang dan

berkelanjutan yang melibatkan seluruh sivitas akademika;

7. Terselenggaranya kegiatan kemahasiswaan yang berorientasi pada

pengembangan daya saing lulusan di tingkat nasional dan peningkatan

kecerdasan emosional-spiritual dan kecerdasan finansial (entrepreneurship);

Page 14: RENSTRA-STIKKU-2010-2014

Untuk tujuan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang mampu

mengembangkan berbagai kerjasama kemitraan dengan berbagai

pemangku kepentingan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan

pendidikan, penelitan, dan pengabdian kepada masyarakat serta

pendayagunaan lulusan, baik di dalam maupun di luar negeri, sasarannya

adalah sebagai berikut:

8. Tercapainya peningkatan jejaring kerjasama kemitraan dengan institusi di

tingkat lokal dan nasional dalam hal optimalisasi penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat sivitas akademika;

9. Terwujudnya upaya perintisan kerjasama kemitraan dengan calon pengguna

lulusan di luar negeri;

10. Terjalinnya kerjasama kemitraan dengan jejaring SMA/SMK Kesehatan

se-Jawa Barat dalam upaya diseminasi hasil-hasil riset dari Pusat Studi

Kesehatan Reproduksi Remaja di STIKKU;

Untuk tujuan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang dapat

mempraktikkan tata kelola yang baik dalam sistem manajemen perguruan

tinggi yang otonom, berasaskan kualitas dan evaluasi diri, terakreditasi,serta akuntabel, sasarannya adalah sebagai berikut:

11. Tuntas penyiapan sistem manajemen yang transparan, akuntabel, dan

partisipatif;

12. Tersusunnya laporan pelaksanaan setiap kegiatan sesuai standar yang

telah ditetapkan;

13. Tuntas Akreditasi Program Studi dengan target meraih peringkat “BAIK”;

14. Menjadi PT yang memiliki Sistem Penjaminan Mutu Internal yang

berkategori BAIK dalam versi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pada

Tahun 2012;

15. Tuntas pembukaan 3 (tiga) program studi baru yaitu D-III Farmasi, S1 Ilmu

Kesehatan Masyarakat dan Program Profesi Ners;

16. Tuntas Perpanjangan Ijin Penyelenggaraan Program Studi Tahap II pada

awal tahun 2012

Page 15: RENSTRA-STIKKU-2010-2014

Untuk tujuan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang dapat menjadi

media pertumbuhan kesejahteraan segenap sivitas akademika yang

berasaskan kualitas dan profesionalitas, sasarannya adalah sebagai berikut:

17. Sukses akses berbagai hibah kompetitif dan insentif/voucher yang

disediakan pemerintah (Ditjen Dikti Depdiknas RI);

18. Terpublikasikannya beberapa buku ajar sebagai karya ilmiah inovatif dosen

tetap;

19. Tercapainya standar penghargaan dan kesejahteraan segenap sivitas

akademika;

20. Tuntas Jabatan Akademik bagi dosen tetap dan tidak tetap yang memenuhi

kualifikasi.

Page 16: RENSTRA-STIKKU-2010-2014

PERUMUSAN STRATEGIDengan mempertimbangkan hasil analisis dan kajian termasuk masukan-

masukan dari stakeholders, untuk mencapai sasaran-sasaran di atas telah

disusun program dan kebijakan strategis di bawah ini. Pencapaian sasaran

diukur melalui indikator-indikator pencapaian sasaran yang dapat dilihat dalam

Lampiran, sedangkan target-target diuraikan dalam dokumen Rencana

Operasional.

Strategi untuk mencapai tujuan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang

mampu menyelenggarakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang

berkualitas, berkelanjutan, dan mampu berkontribusi pada peningkatan daya

saing seluruh sivitas akademika.

Sasaran 1: Terselenggaranya kegiatan pendidikan/pembelajaran yang

berbasis kompetensi dan berpusat pada mahasiswa (student-centeredlearning)

Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:

1) Program penyusunan Kurikulum Berbasis Kompetensi di STIKKU dan

dilanjutkan dengan Expert Review;

2) Program peningkatan kemampuan dosen dalam penerapan KBK;

3) Program penyediaan modul-modul pembelajaran terintegrasi bagi

mahasiswa dan fasilitator/tutor;

4) Program penyediaan prasarana sarana penunjang implementasi KBK di

STIKKU

5) Program uji coba model-model pembelajaran berpusat pada mahasiswa

(Student Centered Learning) yang ditindaklanjuti dengan action research;

Page 17: RENSTRA-STIKKU-2010-2014

Sasaran 2: Terselenggaranya kegiatan penelitian dosen dan mahasiswasecara berkelanjutan yang menghasilkan karya ilmiah yang berkualitasdan layak publikasi pada jurnal nasional terakreditasi

Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:

1) Program peningkatan kemampuan dosen dalam melaksanakan

riset/penelitian dan menulis karya ilmiah yang layak publikasi di jurnal

secara periodik;

2) Program peningkatan keterampilan mahasiswa dalam melakukan penelitian

dan penulisan karya tulis ilmiah.

3) Program penyediaan dan akses dana penelitian baik yang bersumber dari

institusi maupun dari mitra lainnya;

4) Program diseminasi hasil-hasil penelitian dosen dan mahasiswa secara

berkelanjutan.

Sasaran 3: Terselenggaranya kegiatan pengabdian kepada masyarakatsecara berkelanjutan yang berkontribusi pada peningkatan IndeksPembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) dan dilandasi oleh semangat

kemitraan antar pemangku kepentingan

Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:

1) Program peningkatan kemampuan dosen dalam melaksanakan kegiatan

pengabdian masyarakat sesuai dengan keahliannya;

2) Program peningkatan keterampilan mahasiswa dalam melakukan

pengabdian kepada masyarakat;

3) Program penyediaan dan akses dana pengabdian masyarakat baik yang

bersumber dari institusi maupun dari mitra lainnya;

4) Program diseminasi hasil-hasil pengabdian masyarakat dosen dan

mahasiswa secara berkelanjutan.

Page 18: RENSTRA-STIKKU-2010-2014

Sasaran 4: Terwujudnya sistem penjaminan mutu internal pada bidangakademik yang berfokus pada pemenuhan Standar Nasional Pendidikan

Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:

1) Program pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal secara

bertahap, sistematis, dan berkelanjutan;

2) Program pelaksanaan Audit Mutu Akademik dan Non-Akademik setiap

akhir semester;

3) Program peningkatan kapasitas (capacity building) Satuan Penjaminan

Mutu Program Studi secara berkelanjutan.

Page 19: RENSTRA-STIKKU-2010-2014

Strategi untuk mecapai tujuan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang

mampu menyelenggarakan berbagai program akademik dan non-akademik

yang inovatif dan berorientasi pada pengembangan softskill serta peningkatan

kecerdasan emosional-spiritual.

Sasaran 5: Terciptanya suatu kebijakan pengembangan iklim akademikdan budaya inovasi yang menunjang peningkatan kompetensi dosen danmahasiswa

Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:

1) Program pengembangan kebijakan perwujudan iklim akademik

2) Program diseminasi hasil-hasil penelitian dan pengabdian masyarakat di

kalangan mahasiswa dan dosen

Sasaran 6: Terselenggaranya kegiatan pembekalan softskill secara

berjenjang dan berkelanjutan yang melibatkan seluruh sivitas akademika

Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:

1) Program peningkatan softskills mahasiswa secara berkesinambungan

2) Program pengembangan kewirausahaan di kalangan sivitas akademika

STIKKU

Sasaran 7: Terselenggaranya kegiatan kemahasiswaan yang berorientasipada pengembangan daya saing lulusan di tingkat nasional dan

peningkatan kecerdasan emosional-spiritual

Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:

1) Program Kreativitas Mahasiswa di bidang penelitian, teknologi, pengabdian

masyarakat, kewirausahaan, gagasan tertulis dan artikel ilmiah

2) Program pemberdayaan Asosiasi Profesi Mahasiswa (Himpunan

Mahasiswa Keperawatan dan Himpunan Mahasiswa Kebidanan)

3) Program pengembangan kegiatan kemahasiswaan yang berorientasi pada

peningkatan kecerdasan emosional-spiritual

Page 20: RENSTRA-STIKKU-2010-2014

Sasaran 8: Tercapainya peningkatan jejaring kerjasama kemitraan denganinstitusi di tingkat lokal dan nasional dalam hal optimalisasipenyelenggaraan kegiatan pembelajaran, penelitian, dan pengabdianmasyarakat sivitas akademika

Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:

1) Program pengembangan jejaring kerjasama dengan institusi pendidikan

mitra STIKKU

2) Program penelitian dan pengabdian masyarakat bersama dengan institusi

pendidikan mitra STIKKU

3) Program penerbitan Jurnal Ilmu-ilmu Kesehatan “BHAKTI HUSADA” secara

periodik

Sasaran 9: Terwujudnya upaya perintisan kerjasama kemitraan dengan

calon pengguna lulusan di luar negeri

Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:

1) Program studi banding ke negara pengguna lulusan keperawatan dari

Indonesia

2) Program perintisan kerjasama untuk RN bagi perawat

Sasaran 10: Terjalinnya kerjasama kemitraan dengan jejaring SMA/SMKKesehatan se-Jawa Barat dalam upaya diseminasi hasil-hasil riset dari

Pusat Studi Kesehatan Reproduksi Remaja di STIKKU

Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:

1) Program launcing Pusat Studi Gender dan Kesehatan Reproduksi Remaja

2) Program diseminasi hasil-hasil riset pusat studi kepada SMP/SMA/SMK se-

Jawa Barat

Page 21: RENSTRA-STIKKU-2010-2014

Strategi untuk pencapaian tujuan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang

dapat mempraktikkan tata kelola yang baik dalam sistem manajemen

perguruan tinggi yang otonom, berasaskan kualitas dan evaluasi diri,

terakreditasi, serta akuntabel

Sasaran 11: Tuntas penyiapan sistem manajemen yang transparan,akuntabel, dan partisipatif

Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:

1) Program pengembangan sistem perencanaan berbasis kinerja dan

partisipatif

2) Optimalisasi pemanfaatan data EPSBED

Sasaran 12: Tersusunnya laporan pelaksanaan setiap kegiatan sesuaistandar yang telah ditetapkan

Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:

1) Program pengembangan prosedur operasional standar (SOP) perencanaan

dan pelaporan kegiatan

2) Program peningkatan mutu penyelenggaraan kegiatan Tridharma

Perguruan Tinggi berbasis evaluasi diri

Sasaran 13: Tuntas Akreditasi Program Studi dengan target meraihperingkat “BAIK”;

Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:

1) Program Pelatihan Pengisian Borang Akreditasi S1 Ilmu Keperawatan

2) Program Pembentukan Taskforce Akreditasi Program Studi S1 Ilmu

Keperawatan

3) Program Pengusulan Akreditasi Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Page 22: RENSTRA-STIKKU-2010-2014

Sasaran 14: Menjadi PT yang memiliki Sistem Penjaminan Mutu Internalyang berkategori BAIK dalam versi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggipada Tahun 2012

Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:

1) Program Pengiriman delegasi untuk Diseminasi SPMI dari Direktorat

Akademik Dirjen Dikti Depdiknas RI

2) Program Penyusunan Kebijakan Akademik STIKKU

3) Program Penyusunan Manual Mutu dan Audit Mutu Akademik Internal

(AMAI)

4) Program Implementasi SPMI

5) Program Evaluasi Pelaksanaan SPMI

Sasaran 15: Tuntas pembukaan 3 (tiga) program studi baru yaitu D-III

Farmasi, S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Program Profesi Ners

Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:

1) Program Pembentukan Taskforce Pembukaan Program Studi Baru

2) Program Pengusulan Pembentukan Program Studi Baru secara on-line

3) Program Pembentukan Taskforce Pembukaan Profesi Ners

Sasaran 16: Tuntas Perpanjangan Ijin Penyelenggaraan Program StudiTahap II pada awal tahun 2012

Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:

1) Program Validasi EPSBED secara periodik

2) Program Pelatihan Pengisian EPSBED di Kopertis Wilayah IV

3) Program Pengusulan Ijin Perpanjangan Program Studi ke Kopertis Wilayah

IV

Page 23: RENSTRA-STIKKU-2010-2014

Strategi untuk pencapaian tujuan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang

dapat menjadi media pertumbuhan kesejahteraan segenap sivitas akademika

yang berasaskan kualitas dan profesionalitas, sasarannya adalah sebagai

berikut:

Sasaran 17: Sukses akses berbagai hibah kompetitif dan insentif/voucher

yang disediakan pemerintah (Kementerian Pendidikan Nasional RI)

Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:

1) Program Pelatihan Penyusunan Proposal PHKI

2) Program Pembentukan Taskforce Hibah Kompetisi Institusi

3) Program Penyusunan Evaluasi Diri untuk Hibah Kompetisi Institusi

Sasaran 18: Terpublikasikannya beberapa buku ajar sebagai karya ilmiah

inovatif dosen tetap

Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:

1) Program Pelatihan Penulisan Buku Ajar bagi Dosen

2) Program Pengusulan Bahan Ajar ke Penerbit

3) Program Akses Hibah Insentif Bahan Ajar dari Dikti

Sasaran 19: Tercapainya standar penghargaan dan kesejahteraansegenap sivitas akademika

Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:

1) Program Pengembangan Kewirausahaan Dosen

2) Program Kredit Notebook Computer bagi dosen tetap

3) Program Peningkatan Kualifikasi Akademik Dosen melalui Studi Lanjut ke

Jenjang Pascasarjana

4) Program Partisipasi Kegiatan Ilmiah bagi pendidik dan tenaga kependidikan

lainnya

5) Program Rekreasi Bersama Dosen dan Keluarga

Page 24: RENSTRA-STIKKU-2010-2014

Sasaran 20: Tuntas Jabatan Akademik bagi dosen tetap dan tidak tetapyang memenuhi kualifikasi

Strategi untuk mencapai sasaran ini adalah melalui:

1) Program Pelatihan Pengisian Jabatan Akademik di Kopertis Wilayah IV

2) Program Diseminasi Hasil Pelatihan

3) Program Pengusulan Jabatan Akademik Dosen ke Kopertis Wilayah III