Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA...

66

Transcript of Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA...

Page 1: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan
Page 2: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

i

KATA PENGANTAR

Dalam rangka mewujudkan luas areal tanaman pangan yang

aman dari gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI), perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan peran dan fungsi kelembagaan serta sumberdaya

manusia perlindungan tanaman pangan baik di Pusat maupun daerah. Untuk mengoptimalkan upaya pengamanan produksi

tanaman pangan telah di canangkan gerakan “SPOT-STOP” pengendalian OPT, sehingga perlu didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai.

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan sebagai institusi yang bertanggungjawab terhadap pengamanan produksi, telah menetapkan sasaran kinerja yaitu 95% luas areal tanaman pangan

aman dari gangguan OPT dan DPI. Untuk mewujudkan sasaran kinerja tersebut, telah dirancang Rencana Strategis (Renstra) Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012-2014. Renstra tersebut

menjelaskan ruang lingkup kondisi saat ini dan yang diinginkan dalam rangka pengamanan produksi untuk mendukung upaya pencapaian sasaran produksi tanaman pangan.

Agar upaya pengamanan produksi tanaman pangan dapat dilaksanakan lebih efektif dan efisien, perlu disusun Renstra Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012-2014 untuk dijadikan

acuan dalam rangka mewujudkan pengamanan produksi dari serangan OPT dan DPI

Jakarta, 30 Mei 2012

Direktur Perlindungan Tanaman Pangan,

Ir. Erma Budiyanto, MS

NIP. 19570701 198203 1 012

Page 3: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii DAFTAR LAMPIRAN iv

I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang ......................................................... 1 B. Tujuan dan Sasaran ................................................. 2

C. Tugas Pokok dan Fungsi ........................................... 2 D. Kerangka Pikir .......................................................... 3

II. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5

A. Visi dan Misi ............................................................ 5 B. Tujuan dan Sasaran ................................................. 6 C. Manfaat dan Dampak ............................................... 7

III. KONDISI SAAT INI DAN YANG DIINGINKAN 8 A. Penurunan Luas Areal Yang Terkena OPT dan DPI ...... 8 B. Penguatan Sistem Pengamatan dan Pengendalian Dini

(“SPOT-STOP”) ........................................................

9 C. Peningkatan SDM Perlindungan Tanaman Pangan ...... 10 D. Penguatan/Revitalisasi Kelembagaan Perlindungan

Tanaman .................................................................

11 E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT

dan Penanganan DPI ................................................

13

F. Peningkatan Gerakan Pengendalian OPT dan Penanganan DPI ......................................................

14

G. Penyediaan Sarana Pengendalian OPT dan Penanganan DPI .........

15

H. Penguatan Database dan Sistem Informasi Manajamen

(SIM) OPT ...............................................................

16

IV. ANALISA LINGKUNGAN STRATEGIS 17 A. Kekuatan 17

1. Peraturan Perundangan ....................................... 17 2. Kelembagaan dan Kewenangannya ...................... 18 3. SDM Perlindungan Tanaman Pangan .................... 22

4. Teknologi Perlindungan Tanaman Pangan ............ 23 5. Pendanaan ......................................................... 24 B. Kelemahan ...............................................................

1. Belum Optimalnya Koordinasi Antar Kelembagaan

24

Page 4: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

iii

Perlindungan Tanaman…………………………………….. 2. Terbatasnya Kuantitas dan Kualitas Sumber Daya

Manusia Perlindungan Tanaman Pangan……………..

3. Terbatasnya Sarana dan Prasarana Perlindungan Tanaman…………………………………………………………

24

24

25

C. Peluang ................................................................... 25

1. Otonomi Daerah ................................................. 25 2. Keterbukaan Sistem Perekonomian Global ............ 26

3. Permintaan Produk Yang Bermutu dan Aman Dikonsumsi………………………………………………………

26

4. Kerjasama Perlindungan Tanaman Antar Negara... 27

D. Ancaman ................................................................. 27 1. Persaingan Perekonomian Global ........................ 27 2. Perubahan Iklim dan Gangguan OPT ................... 27

3. Kelestarian Lingkungan ....................................... 28

V. KEBIJAKAN UMUM DAN OPERASIONAL 31 A. Landasan Hukum ..................................................... 31

B. Pelaksanaan ............................................................ 31 1. Penguatan Kelembagaan…………………………………. 32 2. Pengembangan Sumber Daya Manusia……………… 32

3. Penyediaan Teknologi…………………………………….. 33 4. Pelembagaan dan Pemanfaatan PHT………………… 35 5. Penanggulangan OPT dan Penanganan DPI………. 35

6. Kendali Mutu Produk Tanaman Pangan…………….. 36 7. Pembinaan dan Bimbingan Teknis……………………. 37

8. Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Perlindungan Tanaman………………………………………………………..

38

C. Kegiatan Pokok ....................................................... 39

1. UPTD-BPTPH...................................................... 39 2. Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit/

Laboratorium Agens Hayati (LPHP/LAH) ................ 40

3. Laboratorium Pestisida………………………………………. 40 4. Brigade Proteksi Tanaman (BPT) .......................... 41 5. Dinas Pertanian Propinsi ...................................... 41

6. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota .......................... 41 7. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan ............ 41

VI. PENUTUP 43

LAMPIRAN

Page 5: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

iv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Operasional Gerakan “Spot-Stop” Pengendalian OPT………. 44

2. Sistem Perlindungan Tanaman Pangan………………………….. 45

3. Bagan Pelaksanaan SLPHT .............................................. 46

4. Bagan Pelaksanaan SLI……………………………………………….. 47

5. Roadmap POPT-PHP 2012 - 2014 .................................... 48

6. Roadmap SLPHT 2012 - 2014 ......................................... 49

7. Roadmap SLI 2012 - 2014 .............................................. 50

8. Roadmap LPHP 2012 -2014 ............................................ 51

9. Roadmap Brigade Proteksi Tanaman 2012 – 2014 ........... 52

10. Roadmap PPAH 2012 – 2014 .......................................... 53

11. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama ...................... 54

12. Luas Kekeringan Pada Tanaman Padi .............................. 55

13. Luas Kekeringan Pada Tanaman Jagung .......................... 56

14. Luas Kekeringan Pada Tanaman Kedelai .......................... 57

15. Luas Banjir Pada Tanaman Padi ...................................... 58

16. Luas Banjir Pada Tanaman Jagung .................................. 59

17. Luas Banjir Pada Tanaman Kedelai .................................. 60

18. Road Map Anggaran Perlindungan Tanaman Pangan………. 61

Page 6: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

1 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengamanan produksi dari gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) merupakan bagian penting dalam upaya peningkatan produksi tanaman pangan baik kuantitas maupun kualitas. Pengamanan produksi diupayakan melalui operasional perlindungan tanaman.

Operasional perlindungan tanaman pangan dilaksanakan dengan sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT), sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman yang dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman dan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 887/Kpts/OT.210/9/1997 tentang Pedoman Pengendalian OPT. Pelaksanaannya menjadi tanggungjawab masyarakat bersama pemerintah.

Upaya pengamanan luas areal tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI dilakukan dengan meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan serta sumberdaya manusia perlindungan tanaman pangan, baik di pusat maupun daerah. Hal tersebut diharapkan dapat mendukung pelaksanaan gerakan pengamatan dan pengendalian dini (SPOT-STOP) sehingga kehilangan hasil dapat ditekan. Untuk memberikan arah dalam pelaksanaan upaya tersebut di atas, perlu disusun Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. Keselarasan penyusunan Rencana Strategis

Page 7: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

2 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012-2014 dengan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan memperhatikan perubahan lingkungan strategis diharapkan dapat mendorong pencapaian sasaran produksi.

B. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan Menyediakan acuan pelaksanaan kegiatan perlindungan tanaman pangan periode tahun 2012-2014 dalam rangka pengamanan produksi dari gangguan OPT dan DPI.

2. Sasaran a. Tersedianya acuan sebagai dasar pelaksanaan

operasional kegiatan perlindungan tanaman pangan periode tahun 2012-2014.

b. Tercapainya koordinasi, sinkronisasi, dan sinergitas pelaksanaan kegiatan perlindungan tanaman pangan antara pusat dan daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota), serta antar daerah/wilayah.

C. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perlindungan tanaman pangan.

Page 8: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

3 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

Mengacu kepada Peraturan Menteri Pertanian tersebut di atas, dalam melaksanakan tugasnya Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengelolaan data organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan pengendalian hama terpadu;

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan data organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan pengendalian hama terpadu;

3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengelolaan data organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan pengendalian hama terpadu;

4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan data organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan pengendalian hama terpadu;

5. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat perlindungan Tanaman Pangan.

D. Kerangka Pikir

Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012-2014 disusun berdasarkan Renstra Direktorat Jenderal Tanaman

Page 9: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

4 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

Pangan, Visi dan Misi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan dengan memperhatikan perubahan lingkungan strategis.

Program perlindungan tanaman pangan diarahkan untuk memberikan kontribusi terhadap program peningkatan produksi tanaman pangan melalui penekanan kehilangan hasil yang diakibatkan oleh OPT dan DPI. Target atau sasaran yang ingin dicapai adalah 95% dari areal tanaman pangan aman dari gangguan OPT dan DPI, serangan OPT dan DPI menurun tiap tahunnya 0,64 %.

Page 10: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

5 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

II. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN A. Visi dan Misi

1. Visi

Visi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan adalah terwujudnya sistem pengamanan produksi dari gangguan OPT dan DPI melalui penerapan sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan adaptasi perubahan iklim.

2. Misi Misi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan yaitu:

a. Meningkatkan pengamatan dan sistem peringatan dini OPT dan DPI.

b. Meningkatkan gerakan pengendalian OPT dan penanganan DPI.

c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia perlindungan tanaman.

d. Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan perlindungan tanaman.

e. Meningkatkan penerapan teknologi pengendalian OPT ramah lingkungan sesuai prinsip PHT.

f. Meningkatkan mutu dan daya saing produk tanaman pangan

Page 11: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

6 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

B. Tujuan dan Sasaran Tujuan

Meningkatkan kinerja perlindungan tanaman pangan dalam pengamanan produksi dari gangguan OPT dan DPI untuk mendukung upaya pencapaian sasaran produksi tanaman pangan.

Sasaran

1. Meningkatnya fungsi sistem pengamatan, peramalan, dan pengendalian OPT serta penanganan DPI;

2. Meningkatnya peran dan fungsi kelembagaan perlindungan tanaman pangan;

3. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia perlindungan tanaman dalam pemahaman dan penerapan sistem perlindungan tanaman pangan;

4. Tersedianya informasi teknologi pengendalian OPT berwawasan PHT yang efektif dan efisien;

5. Terlaksananya gerakan pengendalian OPT dan penanganan DPI secara terpadu dalam skala luas;

6. Terkendalinya luas serangan OPT dan gangguan DPI pada tanaman pangan;

7. Meningkatnya mutu dan daya saing produk tanaman pangan

Page 12: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

7 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

Manfaat dan Dampak

Pelaksanaan Program Perlindungan Tanaman Pangan tahun 2012-2014 diharapkan dapat memberikan manfaat dan dampak terhadap upaya peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan, sebagai berikut :

Manfaat

1. Mengamankan luas areal tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI secara efektif dan efisien melalui penerapan teknologi pengendalian OPT berwawasan PHT dan penanganan DPI;

2. Memperbaiki dan mempertahankan kualitas sumber daya alam agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi sebagai tempat proses produksi tanaman pangan;

3. Mendukung upaya tercapainya produksi tanaman pangan pada taraf tinggi dan berdaya saing.

Dampak 1. Tercapainya produksi tanaman pangan pada taraf

tinggi dan berdaya saing;

2. Efisiensi biaya proses produksi tanaman pangan;

3. Kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan lebih terjamin;

4. Terwujudnya ketahanan pangan nasional;

5. Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani.

Page 13: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

8 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

III. KONDISI SAAT INI DAN YANG DIINGINKAN

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan dalam pengamanan produksi dari gangguan OPT dan DPI, indikator kinerja meliputi: 1) penurunan luas areal tanaman pangan dari serangan OPT dan terkena DPI; 2) penguatan sistem pengamatan dan pengendalian dini, 3) peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, 4) penguatan peran dan fungsi kelembagaan perlindungan, 5) penguatan penerapan teknologi pengendalian OPT dan penanganan DPI, 6) peningkatan gerakan pengendalian OPT dan penanganan DPI, 7) penyediaan sarana pengendalian OPT, 8) penguatan database dan SIM OPT, serta 9) meningkatnya mutu dan daya saing produk tanaman pangan. Kondisi pencapaian indikator-indikator tersebut saat ini dan yang diinginkan pada tahun 2012-2014 sebagai berikut:

A. Penurunan luas areal yang terkena OPT dan DPI

Pertanaman padi yang terkena serangan OPT utama, banjir dan kekeringan pada tahun 2011 mencapai 1.132.762 ha (8,15 % dari luas tanam), sedangkan dibandingkan dengan rerata 5 tahun seluas 1.080.930 ha (7,77%). Sasaran yang ingin dicapai sampai dengan 2014 adalah rata-rata pertanaman padi yang terkena OPT utama, banjir dan kekeringan menurun 0,75% per tahun (setara dengan 88.741 ha per tahun).

Page 14: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

9 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

B. Penguatan Sistem Pengamatan dan Pengendalian Dini (SPOT-STOP)

Sistem pengamatan dan pengendalian dini belum berjalan baik sehingga eksekusi pengendalian OPT dan DPI di lapangan kerap kali mengalami keterlambatan. Beberapa faktor yang menyebabkan sistem pengamatan belum berjalan optimal, diantaranya: a) Jumlah POPT-PHP belum memadai dibandingkan dengan wilayah pengamatannya. Saat ini jumlah POPT-PHP 3.183 orang menangani 6.543 kecamatan (wilayah pengamatan) atau rata-rata satu orang POPT-PHP menangani dua kecamatan; (b) Tugas POPT-PHP semakin berat, disamping melaksanakan tugas rutin pengamatan, juga melaksanakan tugas-tugas lain seperti memandu SL-PTT, SL-PHT, SL-Iklim, dan melakukan pengawasan pupuk dan pestisida; (c) Sarana pengamatan masih kurang seperti loupe, mikroskop, handcounter, jaring serangga, Stasiun Meteorologi Pertanian Khusus (SMPK) di Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP), (d) Alat transportasi (kendaraan operasional) di beberapa daerah masih kurang atau sudah tidak layak pakai.

Demikian juga sistem pengendalian dini, belum berjalan sebagaimana mestinya. Peringatan dini yang diberikan oleh POPT-PHP sering tidak ditindaklanjuti dengan pengendalian yang cepat sehingga perkembangan populasi/serangan OPT dan penyebarannya semakin tidak terkendali. Hal ini antara lain disebabkan oleh: kondisi sosial ekonomi petani (kepemilikan lahan yang rendah, modal terbatas dll), ketersediaan bahan dan alat pengendalian tidak memadai, koordinasi antara

Page 15: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

10 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

petugas di lapangan belum optimal, kebijakan pemerintah daerah yang belum sepenuhnya berpihak kepada kepentingan petani.

Untuk dapat melaksanakan sistem pengamatan dini dan pengendalian dini (SPOT-STOP), perlu upaya peningkatan pengamatan/deteksi dini terhadap perkembangan OPT dan pengendalian dini oleh petani/kelompok tani serta Brigade Proteksi Tanaman (BPT). Untuk mendukung upaya pengamatan dini maka perlu penambahan petugas perlindungan (POPT-PHP sebanyak 3.060 orang dan 300 orang POPT Ahli) beserta sarana kerjanya, sedangkan untuk mendukung upaya pengendalian dini (respon cepat) oleh BPT diperlukan bahan dan sarana pengendalian OPT.

C. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)

Perlindungan Tanaman Pangan

SDM perlindungan terdiri dari petani dan petugas perlindungan di lapangan. Jumlah POPT-PHP sampai dengan tahun 2011 sebanyak 3.183 orang dan THL POPT-PHP sebanyak 1.168 orang.

Dalam rangka memperkuat SDM perlindungan, akan diupayakan pengangkatan petugas POPT-PHP sebanyak 3.060 orang dan POPT untuk ditempatkan di LPHP sebanyak 300 orang. Disamping itu, juga akan dilakukan pelatihan-pelatihan teknis bagi petani maupun petugas. Pelatihan bagi petani antara lain magang kelompok tani di LPHP, pelatihan petani pemandu, dan pelatihan petani pengamat. Pelatihan teknis bagi petugas antara lain mencakup Training of

Page 16: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

11 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

Trainer Pemandu Lapangan I/II (TOT PL I/II) SLPHT/SLI, penyegaran bagi POPT-PHP senior, pelatihan pengamatan, peramalan, dan pengendalian OPT (P3OPT) dan DPI bagi POPT-PHP yunior.

D. Penguatan/Revitalisasi Kelembagaan

Perlindungan Tanaman Pangan

Peran dan fungsi kelembagaan perlindungan tanaman pangan baik di tingkat pusat maupun daerah sampai dengan 2011 belum optimal, oleh karena itu perlu diupayakan revitalisasi kelembagaan perlindungan tanaman melalui penguatan SDM, perbaikan prasarana dan sarana serta pemantapan Standar Operasional Prosedur (SOP) sehingga eksekusi pengendalian OPT dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan akurat. Kelembagaan perlindungan yang perlu direvitalisasi sebagai berikut :

1. Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Jatisari, melakukan pengembangan model peramalan di tingkat provinsi dan kabupaten, mengembangkan sistem penyampaian informasi prakiraan serangan OPT secara cepat dan tepat untuk mendukung operasional upaya-upaya preemtif dan responsif pengendalian OPT di lapangan.

2. Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman melakukan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman

3. Unit Pelaksana Teknis Daerah - Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPTD-BPTPH) melaksanakan fungsi koordinasi dan

Page 17: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

12 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

pendampingan kegiatan peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT di tingkat wilayah/kabupaten. dengan memberikan fasilitasi terhadap fungsi LPHP. Setiap UPTD di setiap provinsi, dilengkapi dengan Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP)/Laboratorium Agens Hayati (LAH), Brigade Proteksi Tanaman (BPT), dan Laboratorium Pestisida 6 Provinsi.

4. Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit-Laboratorium Agens Hayati (LPHP-LAH), melaksanakan pengembangan teknologi terapan spesifik lokasi (klinik tanaman), pengembangan agens hayati, melaksanakan pengamatan, peramalan, pengendalian OPT dan bimbingan pengendalian OPT di tingkat Kelompok Tani di wilayah kerjanya. Saat ini, terdapat 94 unit LPHP dan diharapkan jumlah tersebut akan meningkat di masa yang akan datang.

5. Brigade Proteksi Tanaman (BPT), melaksanakan pengelolaan sarana pengendalian OPT, gerakan pengendalian sumber serangan OPT (SPOT-STOP), dan membina Regu Pengendali Hama (RPH) dengan memberdayakan alumni SLPHT. Saat ini BPT berjumlah 86 unit yang berada di 32 propinsi. Sebanyak 15 propinsi pengelolaan BPT langsung berada di UPTD-BPTPH. Sampai dengan tahun 2014 diharapkan seluruh pengelolaan BPT langsung di bawah UPTD-BPTPH.

6. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan-Pengamat Hama Penyakit (POPT-PHP), melaksanakan pengamatan, peramalan dan

Page 18: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

13 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

pengendalian OPT, penanganan DPI serta pemberian rekomendasi pengendalian. Apabila dalam pengamatan menemukan titik serangan (spot) maka POPT-PHP disamping memberikan laporan peringatan dini kepada Mantri Tani dan PPL, juga memberikan “tanda bendera” berwarna merah yang bertuliskan SPOT-STOP sebagai peringatan bagi kelompok tani untuk segera melakukan pengendalian OPT. Apabila tidak ada respon dari kelompok tani dalam waktu 3 (tiga) hari dan berdasarkan analisis POPT-PHP sumber serangan tersebut membahayakan, maka segera melaporkan kepada BPT untuk dilakukan gerakan pengendalian sumber serangan (SPOT-STOP).

7. Regu Pengendali Hama (RPH), melakukan gerakan pengendalian OPT di tingkat kelompok dan membantu brigade dalam gerakan pengendalian OPT (SPOT-STOP).

8. Pos Pelayanan Agens Hayati (PPAH), melaksanakan perbanyakan, pemanfaatan dan pengembangan agens hayati dan pestisida nabati yang digunakan dalam pengendalian OPT di tingkat lapangan. Jumlah PPAH saat ini sebanyak 855 kelompok, dan diharapkan akan berkembang di masa yang akan datang.

9. Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT).

10. Laboratorium Pestisida.

E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian

OPT dan Penanganan DPI

Sampai saat ini penerapan teknologi pengendalian OPT dan penanganan DPI lokal spesifik belum

Page 19: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

14 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

berjalan optimal. Oleh karena itu akan dilakukan upaya peningkatan kaji terap teknologi spesifik lokasi pengendalian OPT dan penanganan DPI, meliputi:

1. Studi dinamika populasi OPT, untuk mengetahui perkembangan populasi/serangan OPT dalam mendukung penerapan (SPOT-STOP) pengendalian OPT

2. Uji biotipe WBC, untuk mengetahui jenis biotipe WBC yang berkembang di lapangan pada musim tanam berjalan.

3. Rice Garden, untuk mengetahui reaksi varietas terhadap perkembangan OPT.

4. Taksasi kehilangan hasil, untuk mengetahui potensi kehilangan hasil akibat serangan OPT

5. Uji adaptasi pola tanam terhadap dampak perubahan iklim, untuk memperoleh rekomendasi pola dan waktu tanam dalam rangka meminamalkan dampak perubahan iklim.

6. Uji toleransi tanaman terhadap dampak perubahan ilkim, untuk memperoleh rekomendasi teknologi budidaya tanaman yang adaptif terhadap dampak perubahan iklim.

F. Peningkatan Gerakan Pengendalian OPT dan Penanganan DPI

Gerakan pengendalian OPT dan penanganan DPI saat ini masih belum optimal, karena Pos Simpul Koordinasi (POSKO) pengendalian OPT belum berjalan dengan baik sebagai akibat dari konsekuensi penerapan otonomi daerah. Hal ini

Page 20: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

15 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

tergambar dari ketersediaan sumber daya manusia dan manajemen di bidang perlindungan tanaman yang sangat beragam latar belakangnya, terutama pendidikan. Ke depan, koordinasi tri partit pengendalian antara POPT-PPL-KCD/Mantri Tani perlu diaktifkan kembali.

G. Penyediaan Sarana Pengendalian OPT dan

Penanganan DPI

Perubahan iklim ekstrim akhir-akhir ini yang sulit diprediksi sangat berpengaruh terhadap perkembangan OPT dan meluasnya kejadian banjir/kekeringan serta merupakan kendala utama dalam upaya peningkatan produksi. Sarana pengendalian OPT dan penanganan DPI yang tersedia saat ini belum memadai baik jumlah maupun pengelolaannya, sebagai akibat belum seragamnya pemahaman terhadap pentingnya tindakan cepat pengamanan produksi dari serangan OPT dan DPI. Oleh karena itu, perlu diupayakan penyediaan sarana dan prasarana pengendalian OPT (agens hayati, pestisida nabati, pestisida kimiawi dan alat aplikasinya, gudang penyimpanan sarana pengendalian, kendaraan operasional BPT dan LPHP) dan penanganan DPI dengan menggunakan teknologi iklim terapan (Kalender Tanam/KATAM, varietas tahan banjir dan kekeringan). Terkait kegiatan pengumpulan data unsur-unsur iklim untuk mendapatkan prakiraan awal musim tanam diupayakan kerjasama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Page 21: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

16 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

H. Penguatan Data Base dan Sistem Informasi Manajemen (SIM) OPT Pengumpulan serta pelaporan data OPT dan DPI selalu mengalami keterlambatan, karena alur pelaporan yang terlalu panjang (memerlukan waktu ± 30 hari sampai di pusat). Untuk mempercepat alur informasi, diupayakan pengembangan alur pelaporan secara online. Pusat pengumpulan data berada di LPHP, sedangkan Direktorat Perlindungan Tamanan Pangan dan UPTD BPTPH diharapkan dapat mengakses data OPT dan DPI secara langsung dari LPHP, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk alur pelaporan sampai di pusat dapat dipercepat menjadi 15 hari.

Page 22: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

17 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

IV. ANALISA LINGKUNGAN STRATEGIS

Perubahan lingkungan strategis berpengaruh terhadap pencapaian kinerja perlindungan tanaman pangan, baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan strategis tersebut dapat menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, maupun ancaman dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, sebagai berikut:

A. Kekuatan

1. Peraturan Perundangan

Peraturan perundangan sebagai landasan hukum diperlukan untuk menentukan kebijakan operasional perlindungan tanaman pangan. Peraturan perundangan tersebut, terdiri dari:

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman

Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom

Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan

Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 1986 tentang Peningkatan Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 887 Tahun 1997 tentang Pedoman Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

Page 23: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

18 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 54/Kpts/OT.210/1/2001 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengendali OPT dan Angka Kreditnya

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian

Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara pemerintah, pemerintahan daerah provinsi, dan pemerintahan daerah kabupaten

Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pengamanan Produksi Beras Nasional dalam Menghadapi Kondisi Iklim Ekstrim

2. Kelembagaan dan Kewenangannya

Pada era otonomi daerah, kelembagaan pemerintah di bidang perlindungan tanaman, khususnya daerah telah mengalami perubahan. Kelembagaan perlindungan tanaman pangan baik di pusat maupun di daerah serta kewenangannya adalah sebagai berikut:

Pusat Kelembagaan perlindungan tanaman di tingkat pusat, terdiri dari :

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, melaksanakan bimbingan teknis serta monitoring dan evaluasi kegiatan.

Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT), melaksanakan pengembangan model peramalan OPT.

Page 24: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

19 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT), melaksanakan pengujian mutu pestisida, pupuk dan produk tanaman. Kewenangan pemerintah pusat dalam bidang perlindungan tanaman pangan meliputi pengaturan, penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi. 1) Provinsi

Kelembagaan perlindungan tanaman di tingkat provinsi, terdiri dari :

Dinas Pertanian yang membidangi Tanaman Pangan

UPTD/Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH)

Laboratorium Pestisida

Brigade Proteksi Tanaman (BPT) Kewenangan provinsi dalam bidang perlindungan tanaman pangan secara garis besar adalah:

Pengamatan, deteksi dini, dan peringatan dini serta pengendalian eksplosi serangan OPT serta penanganan daerah sumber serangan OPT lintas kabupaten/kota;

Penguatan kelembagaan perlindungan tanaman pangan

Pembinaan dan bimbingan teknis gerakan pengendalian OPT dan penanganan DPI;

Penyediaan sarana pengendalian dan eradikasi tanaman terserang;

Page 25: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

20 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

Monitoring dan evaluasi pengendalian OPT dan penanganan DPI;

Pengawasan penggunaan pupuk dan bahan pengendalian OPT (pestisida);

Pengujian mutu pestisida dan residu pestisida

2) Kabupaten/Kota

Kelembagaan perlindungan tanaman di tingkat kabupaten/kota, terdiri dari :

Dinas Pertanian yang membidangi Tanaman Pangan

Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit (LPHP)

Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan-Pengamat Hama Penyakit (POPT-PHP)

Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan-Pengamat Hama Penyakit (POPT-PHP)

Kewenangan Kabupaten/Kota di bidang perlindungan tanaman, sebagai berikut:

Pengamatan, identifikasi, pemetaan, pengendalian, dan analisis dampak kerugian OPT

Bimbingan pengamatan, peramalan, dan pengendalian OPT

Pengumpulan dan pengolahan data OPT dan DPI

Page 26: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

21 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

Penyebaran informasi keadaan serangan OPT dan peringatan dini serta rekomendasi pengendaliannya

Pengamatan dan pemantauan daerah yang dicurigai sebagai sumber serangan OPT serta menancapkan bendera sebagai tanda.

Pengendalian daerah sumber serangan dan eksplosi OPT

Bimbingan pemanfaatan dan pemantauan penggunaan agens hayati / Pestisida Nabati.

Penyediaan dukungan sarana pengendalian untuk eradikasi tanaman atau bagian tanaman terserang.

Pembinaan dan bimbingan teknis pelaksanaan pengendalian OPT dan adaptasi DPI terhadap petugas dan masyarakat tani.

Sedangkan kelembagaan Perlindungan Tanaman Pangan di tingkat lapangan meliputi:

Pos Pelayanan Agens Hayati (PPAH)

Regu Pengendalian Hama (RPH) Masing-masing kelembagaan perlindungan tanaman mempunyai fungsi dan kewenangan serta hubungan tata kerja dan mekanisme satu sama lain yang saling terkait dan bersinergi. Hubungan kelembagaan pemerintah di tingkat pusat- provinsi - kabupaten/kota tidak lagi bersifat hirarkis antara atasan-bawahan, tetapi

Page 27: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

22 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

bersifat komplementer dengan adanya pembagian tugas dan wewenang, sehingga bersifat koordinasi, hubungan teknis fungsional dan hubungan konsultatif.

Sesuai dengan sistem PHT yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992, pada keadaan biasa petani sebagai manajer di lahan usahataninya melakukan pengamatan secara rutin terhadap gangguan OPT, banjir, dan kekeringan akibat dampak perubahan iklim serta menentukan dan melaksanakan penanggulanggan secara mandiri atau berkelompok. Sedangkan pada keadaan luar biasa (eksplosi) yang dicirikan dengan gangguan yang terjadi secara cepat dan meluas, petani perorangan atau berkelompok tidak mampu menangani, pemerintah perlu memberikan bantuan. Bantuan tersebut berupa informasi, teknologi, fisik sarana pengendalian, biaya, tenaga dan sebagainya dalam gerakan bersama antara pemerintah dan petani.

3. Sumber Daya Manusia (SDM) Perlindungan

Tanaman

Sumber daya manusia baik petugas maupun petani merupakan faktor penentu keberhasilan perlindungan tanaman pangan. Secara bertahap dan berkelanjutan terus diupayakan peningkatan kuantitas dan kualitasnya melalui pelatihan, sosialisasi, pendidikan formal S1 sampai S3,

Page 28: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

23 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

kursus, rekruitmen tenaga baru, dan penyuluhan serta bimbingan.

Dalam rangka pengembangan karir petugas, diupayakan melalui penetapan Jabatan Fungsional Pengendali Organsime Pengganggu Tumbuhan (POPT). Sampai saat ini, telah tersebar sejumlah 3.183 orang POPT di 6.543 Kecamatan, 502 Kabupaten/Kota, 32 Provinsi.

4. Teknologi Perlindungan Tanaman Pangan

Teknologi Pengendalian OPT & Penanganan DPI terus digali dan dikembangkan dan dimasyarakatkan. Teknologi pengendalian OPT berkembang secara dinamis yang semula menggunakan pestisida dengan sistem kalender, saat ini telah mengacu pada penerapan sistem PHT. Penerapan PHT lebih menekankan pada pengamatan agroekosistem dan pemanfaatan agens hayati/pestisida nabati.

Penggunaan agens hayati berupa parasitoid, predator dan patogen sebagai sarana pengendalian OPT, cukup efektif dalam menekan luas dan intensitas serangan OPT. Pemanfaatan beberapa agens hayati entomopatogen seperti Beauveria bassiana, Metarrhizium anisopliae, parasitoid Trichogramma, dan predator (ular, burung hantu, dan lain-lainnya) merupakan peluang untuk dikembangkan dan dimasyarakatkan secara luas.

Penanganan DPI seperti banjir dan kekeringan dilakukan melalui upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Salah satu upaya adaptasi dan

Page 29: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

24 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

mitigasi dilaksanakan melalui Pengembangan Sekolah Lapangan Iklim (SLI).

5. Pendanaan Untuk mendukung operasional perlindungan tanaman pangan, setiap tahun disediakan dana melalui anggaran rutin maupun anggaran perubahan. Anggaran tersebut dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan kinerja perlindungan tanaman pangan.

B. Kelemahan

Beberapa faktor penyebab belum optimalnya kinerja perlindungan tanaman pangan, yaitu:

1. Belum Optimalnya Koordinasi Antar

Kelembagaan Perlindungan Tanaman Koordinasi antar kelembagaan perlindungan tanaman pangan baik di pusat maupun di daerah belum optimal. Hal ini dikarenakan kebijakan otonomi daerah yang belum terlaksana dengan baik.

2. Terbatasnya kuantitas dan kualitas sumber daya manusia perlindungan tanaman pangan SDM perlindungan tanaman di daerah baik jumlah maupun kemampuannya tidak memadai dibandingkan dengan tantangan tugas yang harus dilaksanakan. Kondisi tersebut akibat mutasi, promosi dan penerimaan yang kurang memperhatikan latar belakang pendidikan dan

Page 30: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

25 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

kemampuan teknis. Selain itu, juga banyak petugas yang sudah memasuki masa purna tugas.

3. Terbatasnya sarana dan prasarana perlindungan tanaman Operasional sistem perlindungan tanaman belum berjalan secara maksimal, karena sarana yang mendukung pelaksanaan kegiatan perlindungan baik di pusat maupun di daerah belum memadai. Dalam era otonomi daerah, beberapa pemerintah daerah telah mengubah kebijakan terhadap sarana perlindungan, terutama fasilitas untuk mobilitas petugas lapang, sehingga menghambat kinerja pelaksanaan pengamatan, peramalan, dan pengendalian OPT. Selain itu, fasilitas pemeliharaan prasarana fisik yang dibangun pada 10-15 tahun yang lalu sangat terbatas.

C. Peluang

1. Otonomi Daerah Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, sebagaimana telah diganti dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, menyebabkan adanya pelimpahan wewenang kepada pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota, termasuk program perlindungan tanaman pangan. Dengan demikian Pemerintah Daerah dapat menyusun rencana pembangunan lebih tepat sesuai dengan kebutuhannya dengan memperhitungkan segala potensi yang ada.

Page 31: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

26 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

2. Keterbukaan Sistem Perekonomian Global Dalam era globalisasi, perdagangan dan investasi tidak mempunyai batas geografis sehingga memungkinkan penanaman modal asing pada sektor pertanian tanaman pangan semakin terbuka, terutama yang mempunyai keunggulan komparatif. Oleh karena itu, dengan potensi dan luas lahan yang cukup tersedia, tenaga kerja relatif murah, dan pasar domestik cukup besar, memungkinkan masuknya investasi perusahan multinasional. Perkembangan ini akan menjadi pendorong untuk daya saing yang efektif dan sekaligus dapat memanfaatkan teknologi maju, SDM, serta sarana perlindungan tanaman pangan yang dimiliki negara lain.

3. Permintaan Produk yang Bermutu dan Aman Dikonsumsi Meningkatnya tuntutan konsumen dalam dan luar negeri akan produk yang bermutu dan aman dikonsumsi, merupakan peluang yang cukup baik walaupun dengan harga yang relatif mahal. Produk tanaman pangan yang aman dikonsumsi tersebut terkait erat dengan terbebasnya produk dari cemaran bahan berbahaya yaitu residu pestisida, mikotoksin, OPT, dan bahan berbahaya lainnya. Pertanian organik dan penerapan Good Agricultural Practices (GAP) yang berbasis PHT, merupakan peluang untuk mengembangkan produk yang bermutu dan berdaya saing.

Page 32: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

27 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

4. Kerjasama Perlindungan Tanaman antar Negara Penerapan perlindungan tanaman di Indonesia belum berjalan dengan baik, sehingga diperlukan kerjasama antar negara untuk mendukung penerapan perlindungan tanaman. Untuk itu kerjasama tersebut perlu terus dikembangkan.

D. Ancaman

1. Persaingan Perekonomian Global

Kesepakatan GATT/WTO sudah diratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Bisnis. Mutu dan keamanan komoditas pertanian serta berbagai konvensi internasional merupakan salah satu bagian terpenting yang harus dipenuhi. Dilain pihak, kemampuan SDM, teknologi dan unsur pendukung untuk melaksanakannya saat ini masih terbatas. Untuk menunjang hal tersebut perlu adanya peningkatan kemampuan SDM, adopsi teknologi, dan penyediaan unsur pendukung lainnya.

2. Perubahan Iklim dan Gangguan OPT Perubahan iklim seperti kejadian El Nino dan La Nina sangat berpengaruh terhadap peningkatan serangan OPT dan intensitas curah hujan yang berdampak pada meningkatnya kejadian banjir dan kekeringan. Kejadian tersebut di atas belum dapat diprediksi secara optimal dan menjadi salah

Page 33: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

28 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

satu faktor yang mempengaruhi pencapaian produksi tanaman pangan.

3. Kelestarian Lingkungan Penggunaan pestisida yang tidak bijaksana dapat membahayakan lingkungan, kesehatan, dan organisme bukan sasaran. Oleh karena itu perlu penerapan PHT secara berkelanjutan.

Dari analisis faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman, menghasilkan ukuran kepentingan dan prioritas setiap komponen. Diantara faktor-faktor kekuatan, komponen peraturan perundangan memegang peranan terpenting dan memiliki prioritas tinggi untuk ditangani. Prioritas kedua dan ketiga adalah masalah kelembagaan dan kewenangannya, serta ketersediaan teknologi. Diantara faktor kelemahan, belum optimalnya koordinasi antar kelembagaan perlindungan tanaman merupakan prioritas tertinggi untuk dipecahkan. Selanjutnya diikuti oleh terbatasnya kuantitas dan kualitas sumber daya manusia perlindungan tanaman pangan dan terakhir terbatasnya sarana dan prasarana perlindungan tanaman. Pada faktor peluang, komponen keterbukaan system perekomonian global merupakan prioritas tertinggi untuk dimanfaatkan, diikuti kerjasama antar negara dan permintaan produk yang bermutu dan aman dikonsumsi merupakan prioritas selanjutnya. Perubahan iklim, merupakan komponen terpenting dan faktor ancaman yang dihadapi, diikuti globalisasi ekonomi, kelestarian lingkungan, gangguan OPT, banjir dan kekeringan.

Page 34: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

29 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

Penilaian kepentingan dan prioritas faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman telah mengidentifikasikan faktor-faktor strategik internal dan eksternal. Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan sebagai masukan untuk menyusun Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. Rencana aksi untuk memanfaatkan kekuatan dan peluang yang tersedia meliputi 1). Penyusunan peraturan perundangan dalam kaitannya dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, 2). Penyempurnaan peraturan perundangan untuk pengelolaan sumberdaya alam dan memanfaatkan pasar domestik dan menghadapi persaingan global, 3). Melakukan optimalisasi kelembagaan di tingkat pusat dan daerah, 4). Penyempurnaan kelembagaan dalam rangka pemanfaatan sumberdaya alam, peluang pasar, dan pemanfaatan teknologi informasi, 5). Mengembangkan dan meningkatkan diseminasi teknologi PHT, 6). Menyediakan dan mengefektifkan sarana dan prasarana yang tersedia, dan 7). Mengoptimalkan penggunaan dana yang tersedia. Rencana aksi untuk mengurangi kelemahan dan memanfaatkan peluang yang tersedia, dilaksanakan dengan: 1) Mengembangkan sistem peramalan OPT dan perubahan iklim, 2) Memperbaiki dan meningkatkan kondisi sosial ekonomi petani, 3) Memanfaatkan peluang pasar domestik dan global, 4) Melaksanakan pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan SDM, dan 5) Meningkatkan koordinasi dan sinergis antar kelembagaan di tingkat pusat dan daerah. Rencana aksi untuk memanfaatkan kekuatan yang ada guna menghadapi ancaman, diupayakan melalui 1). Mempersiapkan peraturan perundangan dalam rangka

Page 35: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

30 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

kelestarian lingkungan dan globalisasi, 2). Menyempurnakan dan mengefisienkan kelembagaan perlindungan tanaman pangan, 3). Mengaplikasikan teknologi tepat guna dengan teknologi PHT, 4). Mengoptimalkan penggunaan prasarana, dan 5). Mengefisienkan penggunaan dana perlindungan tanaman pangan. Untuk mengatasi kelemahan dan meminimalkan ancaman, dilaksanakan rencana aksi yang mencakup: 1) Upaya melindungi petani dan meningkatkan daya saing untuk menghadapi globalisasi, 2) Memberdayakan petugas dan petani melalui perbaikan koordinasi antar kelembagaan di tingkat pusat dan daerah, 3) Meningkatkan keterampilan serta pengetahuan petugas dan petani dalam menghadapi serangan OPT dan DPI, dan 4) Menambah sarana dan prasarana pertanian dalam rangka antisipasi OPT dan DPI. Berdasarkan uraian tersebut di atas ditetapkan strategi pokok perlindungan tanaman pangan yang meliputi : 1) Pengembangan sistem deteksi dan peringatan dini

serangan OPT dan DPI dalam rangka menekan tingkat kerusakan dan kerugian/kehilangan hasil.

2) Peningkatan kemampuan teknis SDM perlindungan tanaman pangan sejalan dengan perkembangan teknologi pengendalian OPT dan penanganan DPI.

3) Penyediaan sarana dan prasarana pengendalian OPT dan penanganan DPI.

4) Peningkatan kemandirian petani dalam mengatasi permasalahan OPT dan DPI.

5) Peningkatan koordinasi hubungan kerja dalam rangka mewujudkan sinergitas antar kelembagaan perlindungan tanaman pangan di tingkat pusat dan daerah.

Page 36: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

31 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

V. KEBIJAKAN UMUM DAN OPERASIONAL A. Landasan Hukum

Pelaksanaan perlindungan tanaman pangan berdasarkan Sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT), sebagaimana yang telah ditetapkan dalam: 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang

Sistem Budidaya Tanaman, 2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995

tentang Perlindungan Tanaman, 3. Keputusan Menteri Pertanian Nomor

887/Kpts/OT.210/9/1997 tentang Pedoman Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan.

Sedangkan yang tidak terkait langsung adalah 1. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, 2. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000

tentang Kewenangan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Sebagai Daerah Otonom,

3. Reorganisasi di tingkat pusat dan daerah, 4. Fungsionalisasi petugas perlindungan tanaman

pangan, yang secara keseluruhan mengamanatkan dilakukannya pelimpahan kewenangan pusat kepada pemerintah daerah termasuk kewenangan kegiatan perlindungan tanaman pangan.

B. Pelaksanaan

Pada dasarnya perlindungan tanaman pangan merupakan tanggung jawab masyarakat/petani dan pemerintah. Petani sebagai pemilik lahan berkewajiban mengendalikan gangguan OPT dan

Page 37: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

32 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

penanganan DPI. Oleh karena itu kemandirian petani dalam mengambil keputusan pengelolaan usaha taninya sangat penting. Sedangkan Pemerintah berfungsi sebagai fasilitator dan dinamisator serta memberikan bantuan. Bantuan Pemerintah dapat berupa informasi, teknologi, dan bantuan sarana pengendalian apabila terjadi eksplosi. 1. Penguatan Kelembagaan

Institusi Perlindungan Tanaman Pangan di tingkat pusat (Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BBPOPT Jatisari, dan BPMPT) mempunyai tugas, fungsi, dan kewenangan merumuskan norma, standar, pedoman dan kriteria serta melakukan koordinasi teknis dan bimbingan teknis perlindungan tanaman pangan. Kelembagaan di daerah yaitu UPTD-Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) yang dilengkapi dengan LPHP/LAH, BPT, dan PPAH. Kelembagaan di tingkat petani sebagai basis kekuatan perlindungan tanaman di tingkat lapangan. Secara berkelanjutan, perlu terus dilakukan penguatannya dengan melengkapi sarana dan prasarana, peningkatan kuantitas dan kualitas SDM, serta memantapkan manajemen teknis dan administratifnya.

2. Pengembangan Sumber Daya Manusia

Sejalan dengan perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan strategik diperlukan sumberdaya manusia yang memadai, berkualitas dan profesional. Untuk memenuhi hal tersebut perlu dilakukan berbagai upaya diantaranya peningkatan kemampuan SDM melalui sosialisasi,

Page 38: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

33 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

pelatihan, pertemuan/koordinasi teknis, dan penambahan tenaga baru. Peningkatan kemampuan petani, dapat dilakukan dalam bentuk sekolah lapangan, demonstrasi lapangan, pelatihan, magang, penyebarluasan informasi berupa leaflet, brosur, poster, dan informasi teknis lainnya. Peningkatan kemampuan teknis petugas lapangan (POPT-PHP) dalam bentuk pelatihan teknis/magang, pembinaan teknis, seminar/lokakarya, dan penyebarluasan informasi. Sedangkan untuk penentu kebijakan, diarahkan dalam bentuk seminar/lokakarya, apresiasi, sosialisasi, koordinasi, dan penyebarluasan informasi. Salah satu bentuk kegiatan peningkatan kemampuan petani dalam penerapan PHT dilakukan melalui Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT). SLPHT merupakan pendekatan pembelajaran orang dewasa yang dinilai telah berhasil memberdayakan masyarakat/petani. SLPHT sebagai salah satu bentuk pencitraan perlindungan tanaman pangan perlu dilaksanakan dan dikembangkan secara berkelanjutan melalui berbagai sumber pendanaan yang memungkinkan.

3. Penyediaan Teknologi Teknologi pengendalian OPT dikembangkan melalui pendekatan PHT yang secara teknis dapat dilaksanakan, secara ekonomis menguntungkan, secara ekologis melestarikan lingkungan, dan secara sosial budaya dapat dipahami dan diterima petani. Sistem pengamatan OPT dan peramalan

Page 39: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

34 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

iklim perlu dikembangkan menuju kepada sistem peringatan dini guna mengamankan tanaman pangan melalui penanggulangan eksplosi OPT dan penanggulangan bencana banjir dan kekeringan di pusat-pusat produksi. Berbagai cara pengendalian OPT secara spesifik lokasi yang berbasis pada kearifan lokal, murah, mudah diterapkan, dan ramah lingkungan telah banyak digali dan dikembangkan oleh LPHP/LAH di berbagai daerah. Sarana pengendalian OPT yang direkayasa oleh para petani dan petugas setempat merupakan teknologi yang sesuai dengan kondisi agroekosistem setempat. Bahan yang dipergunakan sebagai penyusun sarana pengendalian berasal dari materi yang tersedia di lapangan dan proses pembuatannya mudah dengan biaya yang relatif murah. Namun demikian hasil rekayasa teknologi tersebut perlu lebih di sosialisasikan dan ditingkatkan efisiensi serta efektifitasnya dengan memperbaiki teknik atau bahan penyusunnya. Dalam pengembangan teknologi pengendalian OPT spesifik lokasi antar kelompok tani perlu dikembangkan sistem jaringan untuk tukar menukar informasi dalam rangka alih teknologi dan penyempurnaannya. Wadah komunikasi antar kelompok dapat dimanfaatkan dalam hal saling mengisi dan melengkapi teknologi yang ada. Bagi wilayah yang mempunyai agroekosistem dan masalah OPT yang sama dapat mengadopsi teknologi spesifik lokasi yang telah tersedia. Penguatan LPHP/LAH dalam melaksanakan pengembangan teknologi pengendalian ramah

Page 40: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

35 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

lingkungan, seperti agens hayati dan pestisida nabati perlu diperkuat dan dikembangkan.

4. Pelembagaan dan Pemasyarakatan PHT Keberlanjutan program PHT sangat ditentukan oleh kesiapan SDM petugas, petani, teknologi, dan adanya jaringan/organisasi petani alumni SLPHT serta dukungan oleh kebijakan pemerintah. Pemasyarakatan dan pelembagaan PHT di tingkat lapangan diarahkan untuk memberdayakan SDM yang berpengalaman dalam melaksanakan kegiatan kepemanduan, yaitu PL1, PL2, dan petani alumni SLPHT serta sebagai petani pengamat. Berbagai asosiasi/paguyuban/ikatan yang sudah terbentuk di tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan nasional merupakan suatu wadah bagi alumni SLPHT dan Pemandu Lapang. Oleh karena itu keberadaannya perlu terus diperkuat dan dikembangkan. Selain itu, pemasyarakatan PHT juga perlu dilakukan dikalangan penentu kebijakan.

5. Penanggulangan OPT dan Penanganan DPI

Mengingat keterbatasan kemampuan petani dan pemerintah daerah dalam menanggulangi sumber serangan OPT dan saat terjadi eksplosi, serta penanggulangan DPI, perlu disiapkan secara sinergis dan berjenjang bantuan dari pemerintah (pusat, provinsi maupun kabupaten/ kota). Bantuan dapat dalam bentuk sarana pengendalian OPT maupun prasarana yang diperlukan untuk menanggulangi DPI maupun OPT. Strategi

Page 41: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

36 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

penanggulangan DPI dilakukan mencakup dengan strategi adaptasi dan mitigasi yaitu : Strategi adaptasi adalah tindakan penyesuaian

kegiatan dan teknologi sesuai kondisi iklim yang diakibatkan oleh dampak perubahan iklim/pemanasan global. Upaya yang dilakukan antara lain melalui manajemen SDA, infrastruktur, sistem usahatani/budidaya, dan pembangunan sikap dan perilaku adaptif (aspek sosial dan ekonomi), antara lain melalui Sekolah Lapangan Iklim (SLI).

Strategi mitigasi merupakan tindakan aktif untuk mencegah/ memperlambat terjadinya perubahan iklim/pemanasan global, antara lain melalui upaya penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) atau penyerapan GRK, dengan penerapan teknologi budidaya (pengelolaan lahan dan air, varietas unggul adaptif, dll), pengelolaan dan pembukaan lahan tanpa bakar, dan penataan ruang dan lahan pertanian.

Kampanye pengendalian OPT utama secara terkoordinasi dan menyeluruh dengan melibatkan berbagai instansi terkait perlu dilakukan.

6. Kendali Mutu Produk Tanaman Pangan Pestisida kimia sintetik selama ini dianggap sebagai penyebab utama berbagai dampak negatif, baik terhadap organisme bukan sasaran maupun lingkungan. Sementara itu, pemanfaatannya oleh petani masih cukup tinggi. Jumlah dan jenis pestisida yang beredar semakin banyak. Oleh sebab itu, pembinaan dan

Page 42: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

37 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

pemeriksaan mutu sarana pengendalian OPT baik berupa pestisida kimia sintetik, maupun pestisida nabati sangat penting untuk menjamin efektifitas dalam upaya melindungi kepentingan petani. Selain itu perlu diketahui dampak penggunaan sarana pengendalian OPT dengan melakukan pengujian pada berbagai produk tanaman. Produk yang dihasilkan diupayakan tidak melampaui Batas Maksimum Residu (BMR). Dalam hal ini keberadaan laboratorium pengujian pestisida sangat penting untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut. Saat ini di daerah baru tersedia 6 (enam) unit Laboratorium Pengujian Pestisida dan diharapkan secara regional (beberapa provinsi) dapat membangun Laboratorium tersebut, mengingat biayanya sangat mahal. Di tingkat pusat, keberadaan UPT BPMPT, perlu terus ditingkatkan peran dan fungsinya dalam rangka melakukan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan residu pestisida serta bahan berbahaya lainnya pada hasil pertanian. Hasil pengujian memberikan informasi tentang mutu pestisida yang akan didaftarkan, beredar, dan digunakan. Sedangkan hasil pengujian residu dan bahan berbahaya lainnya dalam rangka memberikan informasi kandungan residu pestisida dan bahan berbahaya lainnya pada produk tanaman pangan dan pertanian lainnya.

7. Pembinaan dan Bimbingan Teknis

Dalam melakukan bimbingan teknis perlindungan tanaman pangan, diupayakan melibatkan para pakar baik dari unsur peneliti, Perguruan Tinggi, dan instansi terkait lainnya. Untuk itu diperlukan

Page 43: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

38 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

koordinasi yang intensif dan efektif, dalam pengumpulan informasi/data, permasalahan, dan upaya pemecahannya. Dengan pelimpahan sebagian perlindungan tanaman kepada daerah, diperlukan bimbingan teknis perlindungan untuk menyelaraskan pelaksanaan kebijakan antara kegiatan pusat dan daerah. Dengan demikian diharapkan tata cara, aturan dan operasional pengendalian OPT sejalan dengan kebijakan perlindungan tanaman pangan yang telah ditetapkan. Penyusunan kegiatan perlindungan tanaman daerah dibahas dalam rapat koordinasi teknis perlindungan tanaman pangan. Pembinaan dan bimbingan teknis perlindungan tanaman secara berjenjang perlu dilaksanakan secara terus menerus.

8. Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan

Perlindungan Tanaman Evaluasi merupakan catatan yang perlu disikapi untuk penyempurnaan ke depan. Sehubungan dengan hal tersebut, secara berkala perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan perlindungan tanaman pangan dalam rangka menilai sejauh mana pelaksanaan kegiatan direalisasikan secara konsisten dan objektif, mengetahui permasalahan yang dihadapi dan menilai capaian tujuan dan sasaran. Dalam pelaksanaan program tahun 2012-2014 yang berbasis kinerja, kelembagaan perlindungan tanaman pangan sebagai instansi pemerintah baik pusat maupun daerah perlu kiranya

Page 44: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

39 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

memperhatikan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Untuk itu, LAKIP sebagai pertanggungjawaban kepada publik diharapkan dapat memberikan jawaban tentang dampak program dan kegiatan tersebut yang telah dilaksanakan.

C. Kegiatan Pokok

Sesuai dengan perubahan lingkungan strategis serta mengacu kepada program pembangunan pertanian dan pembangunan tanaman pangan, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012–2014 menetapkan 5 (lima) subsistem perlindungan sebagai fokus kegiatan, yaitu 1). Pengamatan dini, 2) gerakan pengendalian OPT secara dini, 3) Penguatan kelembagaan, 4) Penguatan SDM, dan 5) Penyediaan sarana pengendalian OPT.

1. UPTD-BPTPH

Kegiatan pokok perlindungan tanaman pangan tingkat BPTPH, meliputi: a. Pembinaan dan bimbingan teknis

pengembangan teknologi PHT b. Surveilans OPT (minimal 3 kali per MT) c. Pelatihan teknis petugas perlindungan

tanaman pangan dan petani. d. Pelatihan Fungsional POPT. e. Penguatan database/SIM OPT f. Analisis perkembangan OPT/DPI g. Koordinasi teknis pengendalian OPT dan

penanganan DPI (2 kali per MT) h. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan SLPHT

dan SLI

Page 45: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

40 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

i. Revitalisasi Brigade Proteksi Tanaman (BPT) j. Visualisasi kegiatan perlindungan tanaman

pangan

2. Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit/ Laboratorium Agens Hayati (LPHP/LAH) Kegiatan pokok perlindungan tanaman pangan tingkat LPHP, meliputi: a. Pemetaan daerah endemis OPT dan DPI b. Peramalan serangan OPT tingkat kabupaten

dan kecamatan c. Pengamatan OPT & DPI serta pengamatan

pratanam. d. Studi dinamika populasi OPT. e. Taksasi kehilangan hasil. f. Studi adaptasi pola tanam terhadap OPT dan

dampak perubahan iklim. g. Rintisan akreditasi LPHP/LAH. h. Surveillance (minimal 3 kali per MT) i. Rekomendasi & Diagnosis/Klinik Tanaman j. Pertemuan Koordinasi (minimal 1 kali per

bulan) k. Pengembangan AH/Pos Agens Hayati l. Pembinaan SLPHT dan SLI m. Gerakan Pengendalian OPT (AH di

persemaian) n. SMPK & Light Trap.

3. Laboratorium Pestisida

a. Pengujian Mutu b. Peningkatan SDM c. Prasarana dan sarana Laboratorium

Page 46: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

41 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

4. Brigade Proteksi Tanaman (BPT) Kegiatan pokok perlindungan tanaman pangan tingkat BPT, meliputi: a. Operasional pengelolaan sarana pengendalian

OPT b. Pembinaan dan bimbingan teknis RPH c. Gerakan pengendalian OPT d. Mobilisasi bantuan sarana pengendalian OPT

5. Dinas Pertanian Propinsi Kegiatan pokok perlindungan tanaman pangan tingkat Dinas Pertanian Propinsi, meliputi: a. Pembinaan teknis perlindungan tanaman

pangan b. Koordinasi teknis pengendalian OPT dan

penanganan DPI

6. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota Kegiatan pokok perlindungan tanaman pangan tingkat Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, meliputi: a. Operasional gerakan penanggulangan OPT b. Mobilisasi bantuan sarana pengendalian OPT

7. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Kegiatan pokok perlindungan tanaman pangan, meliputi: a. Penyusunan peraturan Perundang-undangan,

norma, standar, pedoman dan kriteria bidang perlindungan Tanaman pangan.

b. Pengelolaan database perlindungan tanaman pangan

c. Koordinasi teknis perlindungan tanaman pangan

Page 47: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

42 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

d. Bimbingan teknis perlindungan tanaman pangan

e. Monitoring dan evaluasi perllindungan tanaman pangan.

Page 48: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

43 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

VI. PENUTUP

Perlindungan tanaman pangan dilaksanakan untuk mewujudkan tercapainya kuantitas, kualitas, dan kontinuitas hasil sesuai dengan sasaran produksi tanaman pangan. Pelaksanaannya dengan mendorong kemandirian petani dalam penanganan OPT dan DPI, sedangkan pemerintah berperan dalam memberikan informasi, teknologi, dan bantuan sarana dalam keadaan eksplosi.

Mengacu kepada visi, strategi, dan kebijakan perlindungan tanaman pangan, program perlindungan tanaman pangan tahun 2012–2014 mencakup 5 (lima) subsistem perlindungan sebagai fokus kegiatan, yaitu 1). Penguatan pengamatan dini, 2) Gerakan pengendalian OPT secara dini, 3) Penguatan kelembagaan, 4) Penguatan SDM, dan 5) Penyediaan sarana pengendalian OPT.

Program penanganan OPT bertujuan untuk menurunkan luas serangan OPT dengan menerapkan dan melembagakan teknologi PHT melalui kemandirian petani; Program penanganan DPI bertujuan untuk mengantisipasi dan mengurangi terjadinya dampak perubahan iklim terutama banjir dan kekeringan. Program Peningkatan Mutu Produk Tanaman Pangan bertujuan untuk menjamin mutu dan keamanan produk tanaman pangan sehingga mempunyai daya saing.

Penyusunan program perlindungan tanaman pangan dirancang sesuai dengan identifikasi dan analisis perubahan lingkungan strategis dengan memperhatikan faktor internal dan eksternal. Dengan demikian keberhasilan program perlindungan tanaman pangan akan sangat tergantung dari komitmen dan partisipasi seluruh stakeholders.

Page 49: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

44 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

KELOMPOK TANI/LAHAN PERTANIAN/SAWAH

POPT-PHP

MANTRI TANI/KCD

PPL

KOORD.PHP

DIPERTAKAB/KOTA BAPELUH

LAB.PHP

Pengamatan Spot Serangan

AnalisisPOPT

Ger

akan

Pen

gen

dal

ian

Sp

ot

Sera

nga

n

OPERASIONAL GERAKAN “SPOT STOP” PENGENDALIAN OPT

Pengamatan dan Pelaporan, Eksekusi oleh Brigade, Pelaporan,

Eksekusi oleh petani sering mengalami keterlambatan, Koordinasi

1

23

33

4 44

556

7

8

Peringatan Bahaya

BRIGADE PROTEKSI TANAMAN

SPOT STOP

Lampiran 1.

Page 50: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

45 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

Gambar 1. SISTEM PERLINDUNGN TANAMAN PANGAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN PETANI

SISTEM PERLINDUNGAN

TANAMAN

PANGAN

Pembangunan Pertanian 1. Ketahanan Pangan 2. Agribisnis

3. Kesejahteraan petani

o Sumber Daya Alam *) - Kelestarian plasma nutfah - Keragaman hayati - Lingkungan hidup - Daya dukung - Kesuburan - Pengendalian pencemaran

o Sumber Daya Manusia - Berkualitas - Profesional - Berkompeten (pemahaman &

penguasaan tentang) :

Pola tanam tanaman pangan dalam mengantisipasi iklim & anomali iklim

Iklim

Ekosistem tanaman pangan

OPT

PHT

Penggunaan pestisida yg aman & efektif

- Mengikuti perkembangan - Memahami Agribisnis

o Teknologi - Tepat guna - Menguntungkan - Sesuai dengan sosial –budaya- lokal - Ramah lingkungan

o Kelembagaan - Berorientasi kebutuhan petani - Ramping - Dinamik dan fleksibel - Efektif dan Efisien - Akuntabel

SASARAN :

o Pengendalian OPT & antisipasi thd iklim & anomali iklim

o Pendapatan petani o Daya saing produk o Kelestarian lingkungan o Keberlanjutan usaha

tani

KESEJAHTERAAN

PETANI

Lampiran 2.

Page 51: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

46 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

Lampiran 3.

Page 52: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

47 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

Bagan Pelaksanaan SLI Lampiran 4.

Page 53: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

48 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

Lampiran 5.

Page 54: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

49 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

Lampiran 6. ROADMAP DUKUNGAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN TAHUN 2012 - 2014

2012 2013 2014

1 Pemerintah Aceh 82 105 125

2 Sumatera Utara 110 140 168

3 Sumatera barat 76 105 125

4 Riau 30 25 30

5 Jambi 44 45 55

6 Sumatera Selatan 65 95 115

7 Bengkulu 29 35 42

8 Lampung 65 80 95

9 Bangka Belitung 15 25 30

10 Kepulauan Riau - - -

11 Banten 55 85 105

12 DKI Jakarta 3 5 7

13 Jawa Barat 179 200 240

14 Jawa Tengah 173 200 240

15 DI. Yogyakarta 38 50 60

16 Jawa Timur 190 200 240

17 Bali 57 60 70

18 NTB 52 75 95

19 NTT 54 65 75

20 Kalimantan Barat 55 75 90

21 Kalimantan Tengah 30 35 45

22 Kalimantan Selatan 76 110 135

23 Kalimantan Timur 39 65 80

24 Sulawesi Utara 48 70 85

25 Gorontalo 42 60 70

26 Sulawesi Tengah 56 75 90

27 Sulawesi Tenggara 50 65 75

28 Sulawesi Selatan 104 130 155

29 Sulawesi Barat 33 40 50

30 Maluku 26 30 37

31 Maluku Utara 25 35 42

32 Papua 29 35 42

33 Papua Barat 20 30 37

1.950 2.450 2.950

Ket : SLPHT= Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu

Jumlah

PROVINSINOSLPHT (UNIT)

Page 55: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

50 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

Lampiran 7. ROAD MAP DUKUNGAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN TAHUN 2012-2014

2012 2013 2014

1 Pemerintah Aceh 6 8 9 23

2 Sumatera Utara 7 9 11 27

3 Sumatera Barat 4 5 6 15

4 Riau 2 3 3 8

5 Jambi 2 3 3 8

6 Sumatera Selatan 4 5 6 15

7 Bengkulu 2 3 3 8

8 Lampung 3 4 5 12

9 Bangka Belitung 0 0 0 0

10 Banten 3 4 5 12

11 DKI Jakarta 0 0 0 0

12 Jawa Barat 14 18 22 54

13 Jawa Tengah 18 23 28 69

14 DIY 3 4 5 12

15 Jawa Timur 16 20 25 61

16 Bali 1 1 2 4

17 NTB 5 6 8 19

18 NTT 3 4 5 12

19 Kal. Barat 3 4 5 12

20 Kal. Tengah 3 4 5 12

21 Kal. Selatan 7 9 11 27

22 Kal. Timur 2 3 3 8

23 Sulut 2 3 3 8

24 Gorontalo 2 3 3 8

25 Sulteng 2 3 3 8

26 Sultra 2 3 3 8

27 Sulsel 9 11 14 34

28 Sulbar 1 1 1 3

29 Maluku 1 1 1 3

30 Maluku Utara 1 1 1 3

31 Papua 1 1 1 3

32 Papua Barat 1 1 1 3

JUMLAH 130 163 200 493

NO PROVINSISLI

Jumlah

Page 56: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

51 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

Lampiran 8. ROADMAP DUKUNGAN KELEMBAGAAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN

TAHUN 2012 - 2014

2012 2013 2014

1 Pemerintah Aceh 4 4 4 4

2 Sumatera Utara 4 4 4 4

3 Sumatera Barat 4 4 4 4

4 Riau 3 3 3 3

5 Jambi 2 2 2 2

6 Sumatera Selatan 3 3 3 3

7 Bengkulu 2 2 2 2

8 Lampung 3 3 3 3

9 Bangka Belitung 2 2 2 2

10 Kepulauan Riau - - - -

11 Banten 1 1 1 1

12 DKI Jakarta 5 5 5 5

13 Jawa barat 6 6 6 6

14 Jawa Tengah 1 1 1 1

15 DI. Yogyakarta 7 7 7 7

16 Jawa Timur 2 2 2 2

17 Bali 3 3 3 3

18 NTB 2 2 2 2

19 NTT 3 3 3 3

20 Kalimantan Barat 2 2 2 2

21 Kalimantan Tengah 3 3 3 3

22 Kalimantan Selatan 4 4 4 4

23 Kalimantan Timur 1 1 1 1

24 Sulawesi Utara 1 1 1 1

25 Gorontalo 1 1 1 1

26 Sulawesi Tengah 6 6 6 6

27 Sulawesi Tenggara 2 2 2 2

28 Sulawesi Selatan 5 5 5 5

29 Sulawesi Barat 1 1 1 1

30 Maluku 4 4 4 4

31 Maluku Utara 1 1 1 1

32 Papua 5 5 5 5

33 Papua Barat 2 2 2 2

34 Pusat 1 1 1 1

96 96 96 96

Ket : LPHP = Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit

NO PROVINSI JUMLAH

Jumlah

LPHP (UNIT)

Page 57: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

52 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

Lampiran 9. ROADMAP DUKUNGAN KELEMBAGAAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN

TAHUN 2012 - 2014

2012 2013 2014

1 Pemerintah Aceh 4 4 4 4

2 Sumatera Utara 5 5 5 5

3 Sumatera Barat 4 4 4 4

4 Riau 1 1 1 1

5 Jambi 1 1 1 1

6 Sumatera Selatan 3 3 3 3

7 Bengkulu 1 1 1 1

8 Lampung 7 7 7 7

9 Bangka Belitung 1 1 1 1

10 Kepulauan Riau - - - -

11 Banten 1 1 1 1

12 DKI Jakarta 1 1 1 1

13 Jawa Barat 5 5 5 5

14 Jawa Tengah 7 7 7 7

15 DI. Yogyakarta 1 1 1 1

16 Jawa Timur 7 7 7 7

17 Bali 1 1 1 1

18 NTB 4 4 4 4

19 NTT 1 1 1 1

20 Kalimantan Barat 2 2 2 2

21 Kalimantan Tengah 2 2 2 2

22 Kalimantan Selatan 3 3 3 3

23 Kalimantan Timur 2 2 2 2

24 Sulawesi Utara 2 2 2 2

25 Gorontalo 1 1 1 1

26 Sulawesi Tengah 5 5 5 5

27 Sulawesi Tenggara 2 2 2 2

28 Sulawesi Selatan 5 5 5 5

29 Sulawesi Barat 1 1 1 1

30 Maluku 3 3 3 3

31 Maluku Utara 1 1 1 1

32 Papua 1 1 1 1

33 Papua Barat 1 1 1 1

86 86 86 86

Ket : BPT = Brigade Proteksi Tanaman

NO PROVINSI JUMLAH

Jumlah

BPT (UNIT)

Page 58: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

53 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

Lampiran 10. ROADMAP DUKUNGAN KELEMBAGAAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN

TAHUN 2012 - 2014

2012 2013 2014

1 Pemerintah Aceh 36 48 65

2 Sumatera Utara 36 48 65

3 Sumatera Barat 107 144 194

4 Riau 25 33 44

5 Jambi 21 28 38

6 Sumatera Selatan 12 16 22

7 Bengkulu 7 9 12

8 Lampung 95 128 173

9 Bangka Belitung 5 6 8

10 Kepulauan Riau - - -

11 Banten 34 45 61

12 DKI Jakarta 8 10 13

13 Jawa Barat 55 74 100

14 Jawa Tengah 100 135 182

15 DI. Yogyakarta 20 27 36

16 Jawa Timur 144 194 262

17 Bali 9 12 16

18 NTB 9 12 16

19 NTT 9 12 16

20 Kalimantan Barat 5 6 8

21 Kalimantan Tengah - 2 3

22 Kalimantan Selatan 17 22 30

23 Kalimantan Timur 15 20 27

24 Sulawesi Utara 10 13 17

25 Gorontalo 5 6 8

26 Sulawesi Tengah 6 8 11

27 Sulawesi Tenggara 1 2 2

28 Sulawesi Selatan 50 67 90

29 Sulawesi Barat 2 3 4

30 Maluku 4 5 6

31 Maluku Utara 8 11 15

32 Papua - 2 3

33 Papua Barat - 2 3

855 1.150 1.550

Ket : PPAH = Pos Pelayanan Agens Hayati

NO PROVINSI

Jumlah

PPAH (KELOMPOK)

Page 59: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

54 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

(ha)

T P T P T P T P T P T P

1 Penggerek batang padi 176.865 423 144.634 110 132.586 136 184.220 182 146.394 391 156.940 248

2 Wereng batang coklat 35.987 247 24.152 608 47.473 1.237 137.768 4.602 223.606 36.064 93.797 8.551

3 Tikus 116.878 1.163 138.740 1.631 154.058 1.676 198.618 5.124 183.954 3.418 158.449 2.602

4 Blas 17.766 56 15.171 17 19.608 21 36.877 126 27.403 199 23.365 84

5 BLB/Kresek 58.056 13 95.045 43 86.266 24 111.739 12 115.257 62 93.272 31

6 Tungro 11.451 367 10.849 363 8.214 50 13.461 121 16.027 392 12.001 258

417.003 2.269 428.590 2.771 448.206 3.143 682.683 10.166 712.642 40.526 537.825 11.775

Ket : T = Terkena (termasuk puso) ; P = Puso ;

(ha)

T P T P T P T P T P T P

1 Penggerek tongkol 3.029 - 3.622 0 2.220 0 2.780 0 6.490 4 3.628 1

2 Penggerek batang 3.967 3 3.596 3 3.228 4 3.039 - 6.309 - 4.028 2

3 Ulat grayak 3.120 7 2.602 355 2.332 6 2.179 - 3.333 21 2.713 78

4 Lalat bibit 1.600 - 2.349 - 1.220 - 1.484 - 4.058 - 2.142 -

5 Bulai 4.057 302 5.662 473 1.588 4 3.112 34 9.322 127 4.748 188

6 Tikus 4.525 223 5.218 8 4.035 - 3.722 8 9.340 84 5.368 65

20.298 534 23.050 839 14.623 13 16.315 42 38.852 236 22.628 333

Ket : T = Terkena (termasuk puso) ; P = Puso ;

(ha)

T P T P T P T P T P T P

1 Ulat grayak 956 - 2.886 80 1.590 11 1.383 - 2.886 - 1.940 18

2 Penggulung daun 751 - 3.165 0 1.743 - 1.582 - 2.648 - 1.978 0

3 Lalat kacang 291 - 1.088 - 238 - 679 - 771 - 613 -

4 Tikus 334 - 762 - 343 - 241 - 1.029 - 542 -

5 Penggerek polong 1.444 - 1.700 0 602 - 962 - 1.226 - 1.187 0

6 Ulat jengkal 350 - 1.665 - 387 - 400 8 1.395 - 839 2

4.127 - 11.266 80 4.903 11 5.247 8 9.956 - 7.100 20

Ket : T = Terkena (termasuk puso) ; P = Puso ;

LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN JAGUNG

2007 2008 2009 2010 2011No OPT Utama

Rerata

OPT Utama

Lampiran 11. LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN PADI

TAHUN 2007 -- 2011 DAN RERATANYA

TAHUN 2007 -- 2011 DAN RERATANYA

No OPT Utama2007 2008 2009 2010 2011 Rerata

2011 Rerata

OPT Utama

OPT Utama

LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN KEDELAI

TAHUN 2007 -- 2011 DAN RERATANYA

No OPT Utama2007 2008 2009 2010

Page 60: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

55 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

(ha)

T P T P T P T P T P T P

1 Pemerintah Aceh 1.971 0 9.831 1.860 22.287 1.789 4.800 331 17.342 1.890 11.246 1.174

2 Sumatera Utara 1.154 0 8.775 70 8.187 33 6.382 0 1.458 122 5.191 45

3 Sumatera Barat 0 0 868 0 8.035 389 835 5 4.112 735 2.770 226

4 Riau 25 15 276 0 2.026 375 0 0 4.932 1.579 1.452 394

5 Kep. Riau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 Jambi 70 40 735 73 5.176 247 1.103 10 9.226 1.234 3.262 321

7 Sumatera Selatan 0 0 4.872 262 769 138 85 71 20.913 1.673 5.328 429

8 Kep. Bangka Belitung 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 1 0

9 Bengkulu 0 0 1.284 3 165 3 0 0 1.546 28 599 7

10 Lampung 90 20 24.268 3.093 2.760 75 3 3 25.090 8.469 10.442 2.332

11 DKI. Jakarta 0 0 55 0 66 0 178 0 0 0 60 0

12 Jawa Barat 110.520 36.458 147.826 68.288 8.585 80 1.067 0 51.934 14.855 63.986 23.936

13 Banten 24.808 3.554 53.331 13.507 7.453 802 1.071 0 3.436 722 18.020 3.717

14 Jawa Tengah 140.625 6.647 42.607 14.299 14.018 2.186 1.956 0 10.296 811 41.900 4.789

15 DI. Yogyakarta 33.791 555 2.429 170 29.154 2.460 3.540 1.646 562 73 13.895 981

16 Jawa Timur 82.516 3.632 17.075 1.683 7.223 392 409 0 9.078 1.372 23.260 1.416

17 Bali 250 0 550 5 179 6 362 0 111 0 290 2

18 Nusa Tenggara Barat 40.980 3.838 3.121 105 7.815 938 52.644 10.155 1.093 212 21.131 3.050

19 Nusa Tenggara Timur 15.155 3.311 0 0 0 0 5.496 4.590 315 289 4.193 1.638

20 Kalimantan Barat 0 0 254 25 9.349 50 903 32 2.544 12 2.610 24

21 Kalimantan Tengah 0 0 0 0 1.876 0 71 16 1.310 212 651 46

22 Kalimantan Selatan 105 20 2 0 8.690 254 65 0 5.180 305 2.808 116

23 Kalimantan Timur 0 0 0 0 1.150 0 0 0 1.317 365 493 73

24 Sulawesi Utara 0 0 80 0 0 0 3.002 168 0 0 616 34

25 Gorontalo 0 0 0 0 1.293 51 5.650 2.520 0 0 1.389 514

26 Sulawesi Tengah 74 26 0 0 1.962 714 271 66 0 0 461 161

27 Sulawesi Selatan 1.923 525 1.275 316 81.478 7.580 6.717 1.243 70.842 16.036 32.447 5.140

28 Sulawesi Barat 0 0 0 0 0 0 111 0 1.512 632 325 126

27 Sulawesi Tenggara 0 0 0 0 2.216 413 0 0 6.687 1.501 1.781 383

30 Maluku 0 0 5 3 0 0 0 0 0 0 1 1

31 Maluku Utara 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

32 Papua 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

33 Papua Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 454.059 58.641 319.522 103.762 231.912 18.975 96.721 20.856 250.836 53.127 270.610 51.072

Ket. T = Terkena P = Puso

2011 Rerata

Lampiran 12. LUAS KEKERINGAN PADA TANAMAN PADI

DI INDONESIA TAHUN 2007 -- 2011 DAN RERATA 5 TAHUN

No Provinsi2007 2008 2009 2010

Page 61: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

56 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

(ha)

T P T P T P T P T P T P

1 Pemerintah Aceh 0 0 24 0 10 10 0 0 19 1 11 2

2 Sumatera Utara 1.450 25 7.399 10 19.147 8.020 10.681 2.160 2.286 12 8.193 2.045

3 Sumatera Barat 0 0 56 0 83 49 546 199 79 13 153 52

4 Riau 0 0 8 0 118 5 156 7 10 3 58 3

5 Kep. Riau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 Jambi 0 0 5 0 20 5 0 0 1 0 5 1

7 Sumatera Selatan 0 0 360 40 30 0 0 0 13 5 81 9

8 Kep. Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 Bengkulu 0 0 13 2 28 0 0 0 758 346 160 70

10 Lampung 0 0 28.376 651 2.451 0 360 0 6.571 273 7.552 185

11 DKI. Jakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Jawa Barat 7 0 2.065 1.412 43 0 63 0 247 2 485 283

13 Banten 0 0 230 0 183 0 0 0 0 0 83 0

14 Jawa Tengah 25.738 1.090 12.860 41 28.480 2.016 0 0 6.715 213 14.759 672

15 DI. Yogyakarta 9.619 378 67 0 34.382 1.257 0 0 108 0 8.835 327

16 Jawa Timur 10.561 1.539 1.894 308 17.752 446 0 0 3.527 385 6.747 536

17 Bali 6.946 417 0 0 1.551 435 0 0 765 0 1.852 170

18 Nusa Tenggara Barat 6.521 250 559 4 517 7 27.513 9.710 29 0 7.028 1.994

19 Nusa Tenggara Timur 5.258 0 0 0 0 0 36.279 5.803 34 0 8.314 1.161

20 Kalimantan Barat 0 0 80 0 4 0 0 0 20 0 21 0

21 Kalimantan Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 34 0 7 0

22 Kalimantan Selatan 26 0 9 0 3.520 16 1 0 549 0 821 3

23 Kalimantan Timur 0 0 0 0 0 0 17 0 20 0 7 0

24 Sulawesi Utara 0 0 22 6 0 0 13 0 0 0 7 1

25 Gorontalo 0 0 0 0 286 0 5.651 2.521 43 0 1.196 504

26 Sulawesi Tengah 0 0 0 0 11 0 99 99 0 0 22 20

27 Sulawesi Selatan 2.598 566 1.321 592 3.562 413 1.476 218 811 188 1.954 395

28 Sulawesi Barat 0 0 0 0 40 0 0 0 5 0 9 0

27 Sulawesi Tenggara 0 0 0 0 0 0 14 7 1 0 3 1

30 Maluku 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

31 Maluku Utara 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 1 0

32 Papua 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

33 Papua Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 68.724 4.265 55.348 3.066 112.218 12.679 82.875 20.724 22.644 1.441 68.362 8.435

Ket. T = Terkena P = Puso

2011 Rerata

Lampiran 13. LUAS KEKERINGAN PADA TANAMAN JAGUNG

DI INDONESIA TAHUN 2007 -- 2011 DAN RERATA 5 TAHUN

No Provinsi2007 2008 2009 2010

Page 62: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

57 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

(ha)

T P T P T P T P T P T P

1 Pemerintah Aceh 0 0 347 55 1.999 1.050 2 0 116 5 493 222

2 Sumatera Utara 22 0 25 0 17 0 38 0 0 0 20 0

3 Sumatera Barat 0 0 820 0 5 0 0 0 0 0 165 0

4 Riau 0 0 0 0 38 4 0 0 0 0 8 1

5 Kep. Riau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 Jambi 0 0 13 0 0 0 0 0 15 0 6 0

7 Sumatera Selatan 0 0 49 0 40 0 0 0 0 0 18 0

8 Kep. Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 Bengkulu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Lampung 0 0 81 0 0 0 0 0 0 0 16 0

11 DKI. Jakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Jawa Barat 0 0 1.777 355 266 0 0 0 1.383 3 685 72

13 Banten 93 2 1.276 0 0 0 0 0 0 0 274 0

14 Jawa Tengah 1.791 0 1.131 210 578 65 0 0 150 10 730 57

15 DI. Yogyakarta 1.771 27 121 0 4.271 390 0 0 91 11 1.251 86

16 Jawa Timur 25 0 115 16 764 20 0 0 88 28 198 13

17 Bali 0 0 100 0 0 0 0 0 0 0 20 0

18 Nusa Tenggara Barat 8.042 178 380 0 6 0 4.905 574 266 60 2.720 162

19 Nusa Tenggara Timur 233 0 0 0 0 0 68 68 0 0 60 14

20 Kalimantan Barat 0 0 24 0 0 0 0 0 44 30 14 6

21 Kalimantan Tengah 0 0 30 30 0 0 0 0 0 0 6 6

22 Kalimantan Selatan 1 0 2 0 21 5 0 0 50 7 15 2

23 Kalimantan Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

24 Sulawesi Utara 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 1 0

25 Gorontalo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

26 Sulawesi Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

27 Sulawesi Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 11 0 2 0

28 Sulawesi Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

27 Sulawesi Tenggara 0 0 0 0 0 0 0 0 15 0 3 0

30 Maluku 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

31 Maluku Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

32 Papua 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

33 Papua Barat 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0

Jumlah 11.978 207 6.296 666 8.005 1.534 5.014 643 2.229 154 6.704 641

Ket. T = Terkena P = Puso

2011 Rerata

Lampiran 14. LUAS KEKERINGAN PADA TANAMAN KEDELAI

DI INDONESIA TAHUN 2007 -- 2011 DAN RERATA 5 TAHUN

No Provinsi2007 2008 2009 2010

Page 63: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

58 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

(ha)

T P T P T P T P T P T P

1 Pemerintah Aceh 44.198 18.921 26.705 5.402 21.800 3.147 14.774 2.018 16.172 5.343 24.730 6.966

2 Sumatera Utara 17.875 2.630 17.233 2.270 11.161 1.538 5.478 1.117 8.638 618 12.077 1.635

3 Sumatera Barat 1.812 396 3.215 847 3.034 922 2.952 771 2.079 568 2.618 701

4 Riau 6.497 1.155 5.888 3.499 4.647 1.049 3.338 150 6.498 1.454 5.374 1.461

5 Kep. Riau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 Jambi 5.776 1.415 5.925 2.103 3.532 696 7.990 4.576 1.828 404 5.010 1.839

7 Sumatera Selatan 3.830 2.328 6.029 1.235 2.430 1.057 21.829 11.463 7.601 1.013 8.344 3.419

8 Kep. Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 Bengkulu 94 0 1.162 330 172 59 273 0 72 28 355 83

10 Lampung 1.186 181 27.974 9.459 7.459 4.080 27.857 12.985 1.852 284 13.266 5.398

11 DKI. Jakarta 0 0 0 0 164 80 0 0 0 0 33 16

12 Jawa Barat 62.081 16.918 53.351 20.674 37.822 13.672 27.828 7.807 15.614 1.217 39.339 12.058

13 Banten 21.765 3.793 15.660 2.035 16.171 5.500 3.898 203 10.599 409 13.619 2.388

14 Jawa Tengah 36.863 19.961 32.678 12.741 46.940 16.787 42.625 9.684 27.250 7.505 37.271 13.336

15 DI. Yogyakarta 689 75 671 69 0 0 159 20 2.248 139 753 61

16 Jawa Timur 31.543 13.071 32.340 20.243 27.227 9.704 58.806 9.654 24.029 5.832 34.789 11.701

17 Bali 0 0 0 0 0 0 4 0 19 16 5 3

18 Nusa Tenggara Barat 1.253 543 2.022 349 2.285 407 1.017 79 1.771 761 1.670 428

19 Nusa Tenggara Timur 0 0 0 0 1.128 0 146 37 1.060 480 467 103

20 Kalimantan Barat 37.779 706 53.992 5.175 11.452 3.226 3.302 57 11.443 813 23.594 1.995

21 Kalimantan Tengah 1.826 300 635 98 1.148 75 6.248 4.031 74 62 1.986 913

22 Kalimantan Selatan 22.481 2.916 15.864 1.794 2.764 294 20.842 4.892 8.149 907 14.020 2.161

23 Kalimantan Timur 153 0 5.414 284 432 9 2.931 671 1.694 277 2.125 248

24 Sulawesi Utara 795 2 0 0 0 0 0 0 159 14 191 3

25 Gorontalo 1.921 0 1.418 319 1.362 182 5.109 3.775 613 342 2.085 924

26 Sulawesi Tengah 5.897 2.164 5.889 1.183 379 379 857 122 1.104 33 2.825 776

27 Sulawesi Selatan 23.161 11.564 15.320 4.698 14.472 2.808 47.239 18.930 18.733 815 23.785 7.763

28 Sulawesi Barat 0 0 2.220 802 4.500 2.150 563 105 0 0 1.457 611

27 Sulawesi Tenggara 0 0 1.641 82 0 0 1.074 191 165 49 576 64

30 Maluku 0 0 0 0 0 0 671 592 0 0 134 118

31 Maluku Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

32 Papua 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

33 Papua Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 329.475 99.039 333.246 95.691 222.481 67.821 307.810 93.929 169.464 29.383 272.495 77.173

Ket. T = Terkena P = Puso

2010 20112007 2008

Lampiran 15. LUAS BANJIR PADA TANAMAN PADI

DI INDONESIA TAHUN 2007 -- 2011 DAN RERATA 5 TAHUN

No ProvinsiRerata2009

Page 64: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

59 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

(ha)

T P T P T P T P T P T P

1 Pemerintah Aceh 1.005 786 1.898 651 148 43 1.019 45 998 44 1.014 314

2 Sumatera Utara 798 208 1.947 1.109 1.921 340 9.513 2.025 2.173 1.443 3.270 1.025

3 Sumatera Barat 961 850 995 389 251 132 632 241 2.421 1.782 1.052 679

4 Riau 5 0 5.383 2.502 184 10 49 30 234 174 1.171 543

5 Kep. Riau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 Jambi 568 419 71 45 182 87 4.868 3.787 286 73 1.195 882

7 Sumatera Selatan 10 2 241 0 425 215 173 58 3 0 170 55

8 Kep. Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 Bengkulu 0 0 43 20 6 0 11 3 0 0 12 5

10 Lampung 130 0 5.050 2.002 1.190 630 2.031 990 50 50 1.690 734

11 DKI. Jakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Jawa Barat 59 7 147 32 59 0 43 0 38 20 69 12

13 Banten 0 0 30 0 0 0 0 0 0 0 6 0

14 Jawa Tengah 1.747 415 4.539 321 548 164 7.546 2.665 1.066 151 3.089 743

15 DI. Yogyakarta 247 242 419 29 646 10 268 182 6 6 317 94

16 Jawa Timur 4.366 3.228 5.697 1.329 1.329 966 8.919 4.823 1.359 1.098 4.334 2.289

17 Bali 0 0 0 0 0 0 0 0 735 0 147 0

18 Nusa Tenggara Barat 46 46 48 48 58 38 236 132 0 0 78 53

19 Nusa Tenggara Timur 0 0 0 0 6 0 0 0 63 62 14 12

20 Kalimantan Barat 169 66 88 60 88 38 20 0 3 0 74 33

21 Kalimantan Tengah 0 0 10 0 0 0 72 57 0 0 16 11

22 Kalimantan Selatan 64 19 1.153 104 3.467 1 104 3 41 5 966 26

23 Kalimantan Timur 0 0 421 270 0 0 61 11 0 0 96 56

24 Sulawesi Utara 60 5 220 4 0 0 0 0 0 0 56 2

25 Gorontalo 259 173 3.421 1.582 59 34 645 447 1.262 858 1.129 619

26 Sulawesi Tengah 109 61 11 11 88 52 97 0 0 0 61 25

27 Sulawesi Selatan 1.758 628 11.463 2.907 1.616 436 4.112 2.251 5.719 2.279 4.934 1.700

28 Sulawesi Barat 0 0 950 549 0 0 0 0 5 0 191 110

27 Sulawesi Tenggara 0 0 197 19 0 0 16 0 0 0 43 4

30 Maluku 0 0 0 0 0 0 28 28 0 0 6 6

31 Maluku Utara 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 1 0

32 Papua 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

33 Papua Barat 0 0 0 0 55 5 0 0 0 0 11 1

Jumlah 12.361 7.155 44.442 13.983 12.331 3.201 40.463 17.778 16.462 8.045 25.212 10.032

Ket. T = Terkena P = Puso

2011 Rerata

Lampiran 16. LUAS BANJIR PADA TANAMAN JAGUNG

DI INDONESIA TAHUN 2007 -- 2011 DAN RERATA 5 TAHUN

No Provinsi2007 2008 2009 2010

Page 65: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

60 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

(ha)

T P T P T P T P T P T P

1 Pemerintah Aceh 465 255 2.338 165 60 35 230 54 1.513 379 921 178

2 Sumatera Utara 324 169 1.318 151 5.377 1.746 87 44 5.025 3.001 2.426 1.022

3 Sumatera Barat 1 1 81 28 19 17 0 0 9 9 22 11

4 Riau 209 0 1.217 1.008 339 0 35 15 223 159 405 236

5 Kep. Riau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 Jambi 197 178 90 85 248 153 330 223 11 11 175 130

7 Sumatera Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 Kep. Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 Bengkulu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Lampung 0 0 0 0 86 80 15 3 0 0 20 17

11 DKI. Jakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Jawa Barat 76 76 77 77 79 0 359 95 15 3 121 50

13 Banten 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

14 Jawa Tengah 2.518 541 167 2 6.018 4.265 8.738 6.828 158 32 3.520 2.334

15 DI. Yogyakarta 0 0 0 0 5 0 649 557 0 0 131 111

16 Jawa Timur 1.028 427 1.208 238 153 94 4.715 3.303 271 15 1.475 815

17 Bali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

18 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 0 122 119 1.341 474 60 60 305 131

19 Nusa Tenggara Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 125 15 25 3

20 Kalimantan Barat 67 0 105 100 3 3 0 0 0 0 35 21

21 Kalimantan Tengah 0 0 0 0 0 0 26 23 0 0 5 5

22 Kalimantan Selatan 0 0 39 8 0 0 12 0 1 1 10 2

23 Kalimantan Timur 0 0 5 3 0 0 0 0 0 0 1 1

24 Sulawesi Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

25 Gorontalo 0 0 95 57 0 0 5 3 0 0 20 12

26 Sulawesi Tengah 21 5 15 15 35 0 0 0 0 0 14 4

27 Sulawesi Selatan 8 8 604 513 402 60 172 85 238 41 285 141

28 Sulawesi Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

27 Sulawesi Tenggara 0 0 70 70 0 0 221 7 0 0 58 15

30 Maluku 0 0 0 0 0 0 66 66 0 0 13 13

31 Maluku Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

32 Papua 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

33 Papua Barat 0 0 0 0 0 0 11 2 26 26 7 6

Jumlah 4.914 1.660 7.429 2.520 12.946 6.572 17.012 11.782 7.674 3.751 9.995 5.257

Ket. T = Terkena P = Puso

2011 Rerata

Lampiran 17. LUAS BANJIR PADA TANAMAN KEDELAI

DI INDONESIA TAHUN 2007 -- 2011 DAN RERATA 5 TAHUN

No Provinsi2007 2008 2009 2010

Page 66: Renstra 2010-2014 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA 2010-2014 DIREKTORAT... · E. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

61 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2012

3.6 SLPHT 1.950 unit 2.450 unit 2.950 unit Rp 42.900.000.000 Rp 53.900.000.000 Rp 64.900.000.000

SLI 130 unit 163 unit 200 unit Rp 2.860.000.000 Rp 3.586.000.000 Rp 4.400.000.000

1 paket 1 paket 1 paket Rp 140.440.000.000 Rp 184.574.000.000 Rp 245.380.000.000

Rp 186.200.000.000 Rp 242.060.000.000 Rp 314.680.000.000TOTAL

Penguatan perlindungan

tanaman pangan dari

gangguan OPT dan DPI

Mengendalikan serangan

OPT dan terkena DPI di

lokasi penerapan

budidaya tanaman

pangan yang tepat

Pengembangan,

pembinaan dan

pengawalan

2012 2013Program/Kegiatan Prioritas Sasaran Indikator Kinerja

Lampiran 18. Road Map Anggaran Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 - 2014

2014

Rencana Alokasi Anggaran (Rp)Target

2012 2013 2014No