RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra...

72
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019 DIREKTORAT PENGAWASAN DISTRIBUSI DAN PELAYANAN OBAT, NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN PREKURSOR

Transcript of RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra...

Page 1: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

RENCANA STRATEGIS

(RENSTRA)

TAHUN 2015-2019

DIREKTORAT PENGAWASAN DISTRIBUSI DAN PELAYANAN

OBAT, NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN PREKURSOR

Page 2: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

1

KATA PENGANTAR

Berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 7 tahun 1999 tentang

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) setiap pimpinan instansi pemerintah sampai

dengan tingkat Eselon I dan Unit Kerja Mandiri di bawahnya diamanatkan untuk melaksanakan

Sistem AKIP yang dimulai dengan perencanaan strategis. Untuk itu Direktorat Pengawasan

Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekursor selaku unit eselon II di

lingkungan Deputi Bidang Pengawasan Obat dan NAPPZA menyusun Rencana Strategis

(Renstra) Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika dan

Prekursor Tahun 2015 - 2019 yang inline dengan Renstra Badan POM 2015 – 2019 sesuai

Peraturan Kepala Badan POM No. 2 Tahun 2015.

Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika

dan Prekursor Tahun 2015 – 2019 ini adalah rencana pembangunan lima tahun yang menjadi

acuan dalam penyusunan dokumen perencanaan tahunan dan penyelenggaraan Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan

Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekursor.

Dalam rangka mendukung Renstra Badan POM, Deputi Bidang Pengawasan Obat dan

NAPPZA khususnya Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika,

Psikotropika dan Prekursor menyusun Renstra tahun 2015-2019 sesuai dengan Renstra

Deputi Bidang pengawasan Obat dan NAPPZA tahun 2015 – 2019 dan mengacu pada hasil

evaluasi pencapaian kinerja tahun 2010-2014. Selanjutnya Renstra Direktorat Pengawasan

Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekursor periode 2015-2019

diharapkan dapat meningkatkan kinerja dibandingkan dengan pencapaian dari periode

sebelumnya sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika

dan Prekursor yang telah disusun ini tidak akan mempunyai makna tanpa ditindaklanjuti

dengan pelaksanaan yang komprehensif. Untuk itu diperlukan komitmen, motivasi, dan

dedikasi yang tinggi dari semua anggota organisasi di lingkungan Direktorat Pengawasan

Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekursor. Akhir kata, dengan

tersusunnya Revisi Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

Narkotika, Psikotropika dan Prekursor diharapkan dapat dijadikan pedoman dan arah

kebijakan dalam pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka memberikan perlindungan

kepada seluruh masyarakat.

Jakarta,

Direktur Pengawasan Distribusi dan

Pelayanan Obat, Narkotika,

Psikotropika dan Prekursor

Dra. Ratna Irawati, Apt., M.Kes

NIP. 19630525 199103 2 001

Page 3: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

2

KEPUTUSAN DIREKTUR PENGAWASAN DISTRIBUSI DAN PELAYANAN

OBAT, NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN PREKURSOR

Nomor : HK.04.343.04.15.1220 TAHUN 2018

TENTANG

RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PENGAWASAN DISTRIBUSI DAN

PELAYANAN OBAT, NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN PREKURSOR

TAHUN 2015 – 2019

DIREKTUR PENGAWASAN DISTRIBUSI DAN PELAYANAN OBAT,

NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN PREKURSOR

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 3 Peraturan

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 2 Tahun 2015

tentang Rencana Strategis Badan Pengawas Obat dan Makanan

Tahun 2015 - 2019, perlu menetapkan Keputusan Direktur

Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika

dan Prekursor tentang Rencana Strategis Direktorat Pengawasan

Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekursor

Tahun 2015 – 2019;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

3. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Penyusunan rencana Pembangunan Nasional (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

Page 4: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

3

4. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi

dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013;

5. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit

Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non

Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013;

6. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019;

7. Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan

Nasional / Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan

Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/ Lembaga

(Renstra-K/L) 2015 – 2019;

8. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor

02001/SK/KBPOM tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan sebagaimana telah

diubah dengan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan

Makanan Nomor HK.00.05.21.4231 Tahun 2004;

9. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor

2 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Badan pengawas

Obat dan Makanan Tahun 2015 – 2019;

10

. Keputusan Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan

NAPZA Nomor HK.05.02.322.3.05.15.859 tahun 2015 tentang

Rencana Strategis Deputi Bidang Pengawasan Produk

Terapetik dan NAPZA Tahun 2015-2019

Page 5: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

4

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR PENGAWASAN

DISTRIBUSI DAN PELAYANAN OBAT, NARKOTIKA,

PSIKOTROPIKA DAN PREKURSOR TENTANG

RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT

PENGAWASAN DISTRIBUSI DAN PELAYANAN

OBAT, NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN

PREKURSOR TAHUN 2015 – 2019

Pertama : Menetapkan dan mengesahkan Rencana Strategis

Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan

Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Tahun

2015 – 2019 sebagaimana tercantum dalam Lampiran

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Keputusan ini

Kedua : Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Distribusi

dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika dan

Prekursor sebagaimana dimaksud pada Diktum

Pertama sebagai acuan bagi Direktorat Pengawasan

Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika

dan Prekursor dalam menyusun dokumen

perencanaan tahunan dan penyelenggaraan Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal : Oktober 2018

Direktur Pengawasan Distribusi dan

Pelayanan Obat, Narkotika,

Psikotropika dan Prekursor

Dra. Ratna Irawati, Apt., M.Kes

NIP. 19630525 199103 2 001

Page 6: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

5

LAMPIRAN

KEPUTUSAN DIREKTUR PENGAWASAN

DISTRIBUSI DAN PELAYANAN OBAT,

NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN

PREKURSOR

NOMOR : HK.04.342.05.15.1310 TAHUN

2015

TANGGAL : 6 MEI 2015

RENCANA STRATEGIS

DIREKTORAT PENGAWASAN DISTRIBUSI DAN

PELAYANAN OBAT, NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN

PREKURSOR

TAHUN 2015-2019

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

REPUBLIK INDONESIA

Page 7: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 KONDISI UMUM

Sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) Tahun 2015-2019 yang merupakan periode ke-tiga dari pelaksanaan Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, fokus pembangunan

diarahkan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang.

Penekanan pembangunan untuk peningkatan daya saing kompetitif perekonomian

berdasarkan keunggulan sumber daya alam dan SDM berkualitas serta kemampuan ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang terus meningkat.

Dalam dokumen RPJMN 2015-2019 yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden

Nomor 2 Tahun 2015, disebutkan salah satu tantangan yang dihadapi dalam pembangunan

terkait pengawasan Obat dan Makanan adalah perlunya peningkatan kualitas dan kapasitas

produksi sesuai standar Cara Pembuatan Yang Baik Good Manufacturing Practices

(GMP), Obat dan Makanan terdistribusi dengan baik, dan sampai di tangan konsumen

dengan keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu yang terjaga. Di sisi lain, pengawasan Obat

dan Makanan yang efektif akan mendukung peningkatan daya saing produk Obat dan

Makanan.

Sebagaimana amanat tersebut dan dalam rangka mendukung pencapaian program

prioritas pemerintah, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sesuai kewenangan,

tugas dan fungsinya menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang memuat visi, misi, tujuan,

strategi, kebijakan serta program dan kegiatan untuk periode 2015-2019. Penyusunan

Renstra BPOM ini berpedoman pada RPJMN periode 2015-2019 dan perubahan

lingkungan strategis pengawasan Obat dan Makanan.

Perubahan strategis kewenangan Badan POM dalam pengawasan obat dan

makanan serta terbitnya Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 Tentang Badan

Pengawas Obat dan Makanan merupakan latar belakang disusunnya Peraturan Badan POM

Nomor 26 Tahun 2017 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan

Makanan dimana dalam peraturan tersebut salah satu unit kerja Eselon II yang terkait

pengawasan distribusi dan pelayanan obat, narkotika, psikotropika, dan prekursor adalah

Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan

Prekursor. Dengan struktur organisasi serta tugas dan fungsi yang baru, revisi Renstra

tahun 2015 – 2019 Badan POM dan unit eselon lainnya yang terkait perlu segera dilakukan.

Page 8: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

7

1.1.1 DASAR HUKUM

1. Ordonansi Obat Keras (Sterkwerkende Geneesmiddelen Ordonnantie,

Staatsblad 1949: 419)

2. Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Praktik Kedokteran

3. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan juncto Peraturan

Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 Tentang Pengamanan Bahan yang

Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan;

4. Undang – Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika;

5. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;

6. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan;

7. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 Tentang Badan Pengawas Obat dan

Makanan;

8. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Peningkatan Efektivitas

Pengawasan Obat dan Makanan;

9. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design RB 2010-

2025;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2018 Tentang Peningkatan

Koordinasi Pembinaan dan Pengawasan Obat dan Makanan di Daerah;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian

12. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2013 Tentang Pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2010 Tentang Prekursor;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 Tentang Pengamanan Sediaan

Farmasi;

15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Klinik;

16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran,

Penyimpanan, Pemusnahan, Dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, Dan

Prekursor Farmasi;

17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit;

18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016 Tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Apotek;

19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 tahun 2016 Tentang Standar

Page 9: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

8

Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;

20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1148/MENKES/PER/VI/2011 Tentang

Pedagang Besar Farmasi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 34 tahun 2014 dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30

tahun 2017’;

21. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Apotek

22. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin dan

Penyelenggaraan Praktik Bidan;

23. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1331/MENKES/SK/X/2002 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor.

167/Kab/B.VIII/1972 Tentang Pedagang Eceran Obat;

24. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor

HK.03.1.34.11.12.7542 Tahun 2012 Tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi

Obat yang Baik (CDOB);

25. Peraturan BPOM Nomor 40 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pengelolaan

Prekursor

26. Peraturan BPOM Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Pedoman Pelaksanaan

Tindakan Pengamanan Setempat Dalam Pengawasan Peredaran Obat dan

Makanan di Sarana Produksi, Penyaluran, dan Pelayanan Obat dan Makanan;

27. Peraturan BPOM Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pedoman Pengelolaan Obat

Obat Tertentu yang Sering Disalahgunakan;

28. Peraturan BPOM Nomor 25 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Sertifikasi CDOB;

29. Peraturan BPOM Nomor 26 Tahun 2017 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Badan Pengawas Obat dan Makanan;

30. Peraturan BPOM Nomor 4 Tahun 2018 Tentang Pengawasan Pengelolaan

Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi Di

Fasilitas Pelayanan Kefarmasian;

31. Peraturan BPOM Nomor 12 Tahun 2018 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan.

1.1.2 TUGAS DAN FUNGSI

Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika,

dan Prekursor mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan

Page 10: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

9

supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pengawasan sarana/fasilitas distribusi dan

pelayanan obat, narkotika, psikotropika, dan prekursor.

Berdasarkan Peraturan BPOM Nomor 26 Tahun 2017 Tentang Organisasi dan Tata

Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan, Direktorat Pengawasan Distribusi dan

Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor menyelenggarakan fungsi sebagai

berikut:

1. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang pengawasan sarana/fasilitas

distribusi obat, bahan obat, narkotika, psikotropika, prekursor, dan

sarana/fasilitas pelayanan obat, narkotika, psikotropika, dan prekursor;

2. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan sarana/fasilitas

distribusi obat, bahan obat, narkotika, psikotropika, prekursor, dan

sarana/fasilitas pelayanan obat, narkotika, psikotropika, dan prekursor;

3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

pengawasan sarana/fasilitas distribusi obat, bahan obat, narkotika,

psikotropika, prekursor, dan sarana/fasilitas pelayanan obat, narkotika,

psikotropika, dan prekursor;

4. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengawasan

sarana/fasilitas distribusi obat, bahan obat, narkotika, psikotropika, prekursor,

dan sarana/fasilitas pelayanan obat, narkotika, psikotropika, dan prekursor;

5. Pelaksanaan penilaian cara distribusi yang baik untuk sarana/fasilitas distribusi

obat;

6. Pelaksanaan inspeksi sarana/fasilitas distribusi obat, bahan obat, narkotika,

psikotropika, prekursor, dan sarana/fasilitas pelayanan obat, narkotika,

psikotropika, dan prekursor;

7. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengawasan

sarana/fasilitas distribusi obat, bahan obat, narkotika, psikotropika, prekursor,

dan sarana/fasilitas pelayanan obat, narkotika, psikotropika, dan prekursor;

dan

8. Pelaksanaan urusan tata operasional Direktorat

1.1.3 STRUKTUR ORGANISASI DAN SUMBER DAYA

1.1.3.1 STRUKTUR ORGANISASI

Stuktur Organisasi dan Tata Kerja BPOM disusun berdasarkan Peraturan BPOM

Nomor 26 Tahun 2017 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan

Page 11: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

10

Makanan. Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika,

Gambar 1. Struktur Organisasi BPOM

Psikotropika, dan Prekursor secara struktural di bawah dan bertanggung jawab

kepada Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat

Adiktif (Deputi 1). Posisi Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor sebagai salah satu unit eselon II di Badan POM

ditunjukkan dalam gambar 1 berikut:

Page 12: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

11

Berdasarkan Peraturan Badan POM tersebut, struktur organisasi Direktorat

Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor dapat

digambarkan sesuai dengan gambar 2 berikut:

Direktur Pengawasan Distribusi dan Pelayanan

Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor

Subdit Pengawasan Sarana Distribusi Obat, Narkotika,

Psikotropika, Prekursor dan Bahan Obat Regional 1

Seksi Penilaian Sarana Distribusi Obat, Narkotika,

Psikotropika, Prekursor dan Bahan Obat Regional 1

Seksi Sarana Distribusi Obat, Narkotika, Psikotropika,

Prekursor dan Bahan Obat Regional 1

Kelompok Jabatan Fungsional

Subdit Pengawasan Sarana Distribusi Obat, Narkotika,

Psikotropika, Prekursor, dan Bahan Obat Regional 2

Seksi Penilaian Sarana Distribusi Obat, Narkotika,

Psikotropika, Prekursor, dan Bahan Obat Regional 2

Seksi Inspeksi Sarana Distribusi Obat, Narkotika,

Psikotropika, Prekursor, dan Bahan Obat Regional 2

Kelompok Jabatan Fungsional

Subdit Pengawasan Sarana Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor

Seksi Pengawasan Sarana Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor

Kategori 1

Seksi Pengawasan Sarana Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor

Kategori 2

Tata Operasional

Kelompok Jabatan Fungsional

Page 13: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

28

Gambar 2. Struktur Organisasi Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan

Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor

1.1.3.2 SUMBER DAYA

SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

Dalam rangka mendukung tugas-tugas Direktorat Pengawasan Distribusi dan

Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor sesuai dengan peran dan

fungsinya diperlukan sejumlah Sumber Daya Manusia yang memiliki keahlian dan

kompetensi yang baik. Jumlah SDM yang dimiliki Direktorat Pengawasan Distribusi dan

Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor untuk melaksanakan tugas dan

fungsi pengawasan Obat dan Makanan sampai tahun 2018 adalah sejumlah 40 orang.

*) Tahun 2018 s.d. 2019 asumsi tidak ada penambahan pegawai dan tidak ada

pegawai yang pindah Gambar 3. Kebutuhan SDM Direktorat Pengawasan

Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan prekursor Tahun

2018–2019 berdasarkan Analisis Beban Kerja

Restrukturisasi Organisasi Badan POM tahun 2018 juga berdampak pada

peningkatan beban kerja Badan POM, khususnya dalam pengawasan distribusi dan

pelayanan obat, narkotika, psikotropika, dan prekursor. Berdasarkan Gambar 3 di atas

dapat diketahui bahwa hasil analisis beban kinerja tahun 2018 di Direktorat Pengawasan

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Tahun 2018 Tahun 2019

Standar Kebutuhan SDM 99 99

SDM yang Tersedia 40 40

SDM Pensiun, Pindah, Tugas Belajar 4 4

Kekurangan SDM 59 59

Page 14: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

29

Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor membutuhkan

pegawai sebanyak 99 orang, sedangkan jumlah SDM yang tersedia saat ini hanya

sejumlah 40 orang. Untuk itu, masih dibutuhkan tambahan pegawai sejumlah 59 orang,

sedangkan di tahun 2018 rencana akan ada 2 orang pegawai yang memasuki masa pensiun,

1 orang pindah, dan 1 orang dalam masa tugas belajar. Hal tersebut menyebabkan angka

kebutuhan pegawai Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika,

Psikotropika, dan Prekursor akan semakin meningkat.

Sedangkan profil pegawai Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor berdasarkan tingkat pendidikan dapat dijelaskan

pada tabel 1 di bawah ini:

Tabel 1. Profil Pegawai Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan

Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tahun 2018

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

S2 4 10%

Profesi (Apoteker) 21 55%

S1 9 30%

Non Sarjana 3 5%

TOTAL 37 Orang

Dari Tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar pegawai Direktorat

Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor

memiliki latar belakang pendidikan apoteker, diikuti dengan Sarjana Strata 1 dan Sarjana

Strata 2. Hal ini menunjukkan bahwa secara kualitas pendidikan SDM sudah baik.

Namun, agar organisasi mampu beradaptasi dengan perkembangan lingkungan eksternal

yang sangat dinamis, kompetensi SDM perlu disesuaikan dengan bidang tugasnya agar

mampu berkinerja baik. Untuk itu, Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor harus senantiasa memperhatikan peningkatan

kompetensi SDM secara berkesinambungan melalui capacity building yang terencana

Page 15: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

28

SARANA DAN PRASARANA

Penyediaan sarana prasarana merupakan pendukung utama dalam mencapai tujuan organisasi. Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan

Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor bertempat di Gedung E lantai 4 dan 5 sebagai ruang kerja pegawai. Secara umum pemenuhan terhadap

kebutuhan alat pengolah data dan meubelair kerja masih terpenuhi.

1.1.4 CAPAIAN KINERJA

Sebelum terbentuknya Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor, dalam Struktur

Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) lama, pengawasan distribusi dan pelayanan obat dilakukan oleh Direktorat Pengawasan Distribusi Produk

Terapetik dan PKRT sedangkan pengawasan distribusi dan pelayanan narkotika, psikotropika, dan prekursor dilakukan oleh Direktorat Pengawasan

NAPZA. Dalam Struktur Organisasi dan Tata Kinerja baru, tugas dan fungsi kedua unit kerja tersebut digabungkan menjadi Direktorat Pengawasan

Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor.

Oleh karena itu, pengukuran kinerja Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor yang lalu

tidak luput dari pencapaian pelaksanaan tugas Direktorat Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT serta Direktorat Pengawasan NAPZA.

Adapun pencapaian Indikator Kinerja kedua direktorat tersebut sesuai sasaran strategisnya disajikan pada tabel 2 di bawah ini:

Tabel 2. Capaian Kinerja Direktorat Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT dan Direktorat Pengawasan NAPZA

SOTK Lama

No Indikator

Kinerja

2015 2016 2017

Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian

Direktorat Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT SOTK Lama

Page 16: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

29

No Indikator

Kinerja

2015 2016 2017

Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian

1 Persentase

Peningkatan

Pedagang Besar Farmasi (PBF)

yang Memenuhi

Cara Distribusi

Obat yang Baik (CDOB)

78% 86,49% 110,88% 80% 88,64% 110,6% - - -

a. Jumlah PBF yang diberikan

bimbingan

teknis/sosialisa

si terkait CDOB

250

PBF 250 PBF 100%

275

PBF 340 PBF 123,64% - - -

b. Persentase pemenuhan

timeline tindak

lanjut hasil

pengawasan Pedagang Besar

Farmasi

80% 80,77% 100,96% 82% 81,50% 99,39% - - -

c. Persentase

kasus obat

ilegal termasuk palsu yang

ditindaklanjuti

100% 100% 100% 100% 100% 100% - - -

2 Jumlah PBF yang meningkat

pemenuhan

- - - - - - 150

PBF 150 PBF 100%

Page 17: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

30

No Indikator

Kinerja

2015 2016 2017

Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian

a. Jumlah PBF

yang diberikan

bimbingan teknis/sosialisa

si terkait

CDOB

- - - - - - 300 PBF

375 PBF 125%

b. Persentase

pemenuhan

timeline tindak lanjut hasil

pengawasan

Pedagang Besar

Farmasi

- - - - - - 85% 88,12% 103,6%

c. Persentase

kasus obat

ilegal termasuk

palsu yang

ditindaklanjuti

- - - - - - 100% 100% 100%

Direktorat Pengawasan NAPZA SOTK Lama

1

Persentase penyelesaian

pemberian sanksi

tindak lanjut tepat

waktu terhadap sarana

pengelolaan

narkotika,

psikotropika, dan prekursor farmasi

yang tidak

70% 87,56% 125,09% 73% 90,16% 123,51% 75% 75,94% 101,25%

Page 18: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

31

No Indikator

Kinerja

2015 2016 2017

Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian

memenuhi

ketentuan

2

Persentase sarana

pengelola

narkotika, psikotropika, dan

prekursor farmasi

yang berpotensi

dan/atau melakukan diversi

narkotika,

psikotropika, dan

prekursor

60% 23,08% 100,37% - - - - - -

Selain pencapaian indikator kinerja, terdapat pencapaian terhadap beberapa kegiatan strategis lainnya di tahun 2017 antara lain:

1. Peraturan Badan POM Nomor 25 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Sertifikasi Cara Distribusi Obat yang Baik

Dengan telah diundangkannya Peraturan Badan POM Nomor 25 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Sertifikasi Cara Distribusi Obat yang Baik

(CDOB) tanggal 24 November 2017, maka sertifikasi CDOB bagi para distributor obat atau Pedagang Besar Farmasi (PBF) wajib untuk

dilakukan (Mandatory). Bagi PBF yang belum mengajukan sertifikasi CDOB dalam jangka waktu tertentu akan diberikan sanksi sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

Terdapat 3 (tiga) jenis sertifikat CDOB yang diterbitkan, antara lain Sertifikat CDOB penyalur vaksin/Cold Chain Product (CCP), Sertifikat

CDOB penyalur obat lainnya, dan Sertifikat CDOB Penyalur bahan obat. Selama periode 2011 – 2017, sebelum mandatory sertifikasi CDOB,

Direktorat Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT telah menerbitkan 601 sertifikasi CDOB bagi 393 PBF dengan rincian 312

Page 19: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

28

sertifikat CDOB untuk PBF penyalur vaksin/CCP, 280 sertifikat CDOB untuk

penyalur obat lain dan 9 sertifikat CDOB untuk penyalur bahan obat.

2. Aplikasi E-Sertifikasi CDOB

Dalam upaya meningkatkan jaminan mutu obat oleh PBF melalui strategi

sertifikasi CDOB serta meningkatkan penilaian pelayanan publik melalui peningkatan

nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan pencapaian target kinerja dalam proses

Sertifikasi CDOB maka pada tahun 2017 BPOM mengembangkan sistem informasi

sertifikasi CDOB yang mampu mengolah data sesuai bisnis proses sertifikasi serta

melakukan manajemen data hasil sertifikasi CDOB. Sistem ini mendukung

pelaksanaan sertifikasi CDOB yang diatur dalam Peraturan Badan POM Nomor 25

Tahun 2017 Tentang Tata Cara Sertifikasi CDOB dengan mempermudah proses

penilaian, pengolahan data, pembuatan laporan, koneksi data, mempercepat interaksi

publik dengan penyelenggara pelayanan serta target kinerja yang dapat dilihat dari

pemenuhan timeline akan terpantau setiap tahapannya. Sistem aplikasi e-sertifikasi

CDOB ini dapat diakses secara daring (online) melalui subsite

http://www.sertifikasicdob.pom.go.id.

3. Direktorat Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT dalam penerapan

manajemen mutunya telah mendapat Sertifikat ISO 9001:2015 di Tahun 2017

4. Pada tanggal 12 Desember 2017, Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan

Reformasi Birokrasi (PANRB) memberikan penghargaan kepada Direktorat

Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT yang berhasil memperoleh

predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani

(WBBM).

1.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN

Identifikasi potensi dan permasalahan BPOM dilakukan untuk menganalisis

permasalahan, tantangan, peluang, kelemahan dan potensi yang akan dihadapi BPOM

dalam rangka melaksanakan penugasan RPJMN 2015-2019. Identifikasi permasalahan

tersebut meliputi faktor internal dan eksternal sebagai bahan rumusan dalam perencanaan

tahun 2015-2019.

Page 20: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

29

Dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran kinerja BPOM perlu dilakukan analisis

yang menyeluruh dan terpadu terhadap faktor lingkungan termasuk isu-isu strategis yang

dapat mempengaruhi tercapainya tujuan dan sasaran kinerja.

Isu-isu strategis tersebut adalah sebagai berikut,

1. Globalisasi yang membawa keleluasaan informasi, peningkatan arus distribusi

barang dan jasa yang berdampak pada munculnya isu-isu berdimensi lintas bidang.

Percepatan arus informasi dan modal juga berdampak pada meningkatnya

pemanfaatan berbagai sumber daya alam yang memunculkan isu perubahan iklim,

ketegangan lintas-batas antar negara, serta percepatan penyebaran wabah penyakit,

perubahan tren penyakit yang mencerminkan rumitnya tantangan yang harus

dihadapi BPOM. Hal ini menuntut peningkatan peran dan kapasitas instansi

BPOM dalam mengawasi peredaran Obat dan Makanan.

2. Adanya perjanjian-perjanjian internasional, khususnya di bidang ekonomi yang

menghendaki adanya area perdagangan bebas/Free Trade Area (FTA) diantaranya

perjanjian ASEAN-6 (Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina,

Singapura dan Thailand) FTA, ASEAN-China FTA, ASEAN-Japan

Comprehensive Economic Partnership (AJCEP), ASEAN-Korea Free Trade

Agreement (AKFTA), ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA) dan ASEAN-

Australia-New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA). Perdagangan bebas

ini membuka peluang perdagangan Obat dan Makanan yang tinggi dengan

memanfaatkan kebutuhan konsumen terhadap produk dengan harga terjangkau.

Hal ini merupakan salah satu penyebab beredarnya obat ilegal (tanpa izin edar,

palsu, dan substandar).

3. Adanya jejaring kerja terkait pengawasan distribusi dan pelayanan obat yang

dimiliki BPOM diantaranya Satgas Pemberantasan Obat dan Makanan Ilegal

(Pusat dan Daerah). Pada tingkat bilateral, BPOM telah menjalin kerjasama dengan

JICA dan PDMA Jepang, MFDS Korea, National Center for Expertise of

Medicines, Medical Devices and Equipment (NCEMMDME)-Kazakhstan, Service

of Ukraine on Medicines and Drugs Control (SSUMDC)-Ukraina, PICS, dan

WHO Member State Mechanism SFFC guna meningkatkan jaminan kualitas dan

mutu Obat dan Makanan. Selain itu, BPOM juga berperan aktif dalam dalam

jejaring kerja baik di tingkat regional dan internasional guna mengawal

kepentingan nasional dalam kesepakatan tingkat kawasan regional dan global di

bidang Obat dan Makanan serta peningkatan daya saing produk.

Page 21: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

30

4. Berlakunya program Sustainable Development Goals (SDGs) yang meliputi 17

goals bidang pengawasan Obat dan Makanan, terdapat beberapa agenda terkait

dengan Goal 3 Ensure healthy lives and promote well-being for all at all ages,

salah satu kondisi yang harus tercipta adalah pencapaian JKN, termasuk di

dalamnya akses masyarakat terhadap obat dan vaksin yang aman, efektif, dan

bermutu.

Tantangan bagi BPOM ke depan adalah intensifikasi pengawasan pre-market dan

post-market, serta pembinaan pelaku usaha agar secara mandiri menjamin mutu

produknya.

5. Berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,

merupakan tantangan bagi BPOM untuk menyiapkan Norma, Standar, Pedoman

dan Kriteria bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan kegiatan terkait Obat

dan Makanan.

6. Adanya Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan

Nasional yang mana BPOM merupakan salah satu penyelenggara subsitem sediaan

farmasi dan makanan yaitu menjamin aspek keamanan, khasiat/kemanfaat dan

mutu Obat dan Makanan yang beredar serta upaya kemandirian di bidang

pengawasan Obat dan Makanan.

7. Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan

Industri Farmasi dan Alat Kesehatan untuk mewujudkan kemandirian dan

peningkatan daya saing industri farmasi dan alat kesehatan dalam negeri melalui

percepatan pengembangan industri farmasi dan alkes.

8. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2017 tentang Peningkatan Efektivitas

Pengawasan Obat dan Makanan, dimana substansi dari Inpres adalah penegasan

terhadap tugas dan fungsi masing-masing Kementerian/Lembaga/Daerah dalam

melakukan tugas dan fungsinya sesuai peraturan perundang-undangan.

9. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design RB 2010-2025.

10. Arahan Presiden Joko Widodo untuk dilakukan penguatan pengawasan Obat dan

Makanan melalui penguatan kelembagaan BPOM. Penguatan terhadap

kelembagaan BPOM telah mendapatkan dukungan dari pemangku kepentingan di

antaranya BPK RI dan Komisi IX DPR RI yang menyatakan bahwa diperlukan

penguatan kelembagaan BPOM sesuai dengan kebutuhan organisasi BPOM yang

tepat fungsi dan tepat ukuran.

Page 22: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

31

11. Adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pencabutan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Bidang Pertanahan, Bidang Pemerintahan,

Bidang Kepegawaian, Bidang Kesehatan, Bidang Penanggulangan Bencana,

Bidang Perpajakan, Bidang Komunikasi Dan Telekomunikasi, Bidang Pelatihan

Dan Pendidikan, Bidang Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah, Bidang Wawasan

Kebangsaan, Bidang Kepamongprajaan, Bidang Perencanaan, Pembangunan Dan

Tata Ruang Serta Bidang Perekonomian Tahap I. Dengan perubahan paradigma

sistem penyelenggaraan pemerintah yang semula sentralisasi menjadi

desentralisasi atau otonomi daerah, maka urusan kesehatan menjadi salah satu

kewenangan yang diselenggarakan secara konkuren antara pusat dan daerah. Hal

ini berdampak pada pengawasan obat dan makanan yang tetap bersifat sentralistik

dan tidak mengenal batas wilayah (borderless), dengan one-line command (satu

komando), sehingga apabila terdapat suatu produk Obat dan Makanan yang tidak

memenuhi syarat maka dapat segera ditindaklanjuti.

12. Masih banyaknya penduduk yang mengkonsumsi obat modern dibandingkan

dengan obat tradisional, sehingga menjadi tantangan bagi BPOM untuk melakukan

pengawasan post-market termasuk farmakovigilans

13. Tingginya pertumbuhan sektor industri obat dan makanan, termasuk UMKM

14. Pertumbuhan penduduk dan perubahan komposisi penduduk

15. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam produksi

dibidang obat dan makanan serta meningkatnya tren transaksi online menyebabkan

perlunya intensifikasi pengawasan Obat dan Makanan tidak secara bussiness as

usual namun perlunya pengawasan semesta meliputi seluruh komponen

pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat.

16. Adanya perkembangan teknologi informasi dapat menjadi potensi bagi BPOM

untuk dapat melakukan pelayanan secara online, yang dapat memudahkan akses

dan jangkauan masyarakat.

Dalam menentukan tantangan dan peluang yang dihadapi BPOM digunakan

analisa SWOT dengan melakukan indentifikasi permasalahan internal dan eksternal yang

sesuai dengan pelaksanaan tugas dan fungsi BPOM periode 2015-2019. Dalam melakukan

analisa SWOT, ada dua faktor yang diamati yaitu faktor lingkungan internal dan eksternal.

Faktor lingkungan internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan sedangkan faktor eksternal

terdiri peluang dan ancaman. Analisa SWOT ini dilakukan dengan melihat pada sumber-

sumber organisasi meliputi aspek kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang

Page 23: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

32

(opportunities) dan tantangan (threats) yang berasal dari dalam maupun luar organisasi,

serta berguna untuk merumuskan dan menentukan strategi terhadap penetapan kebijakan

dasar sebagai pedoman pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi selama jangka waktu

tertentu.

Analisa faktor lingkungan internal adalah suatu keadaan yang berasal dari dalam

komunitas/organisasi yang dapat mempengaruhi dan membentuk kondisi/situasi tertentu

pada komunitas/organisasi tersebut. Hasil pengolahan data SWOT dapat ditentukan

beberapa faktor yang dianggap kekuatan (strength) Direktorat Pengawasan Distribusi dan

Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor.

Analisa Lingkungan Strategis

Hasil analisa lingkungan strategis baik eksternal maupun internal di Direktorat

Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor

dirangkum dalam Gambar 4 berikut:

KEKUATAN KELEMAHAN

- Kompetensi ASN BPOM yang memadai dalam

mendukung pelaksanaan tugas

- Integritas Pelayanan Publik diakui secara

Nasional

- Networking yang kuat dengan lembaga-lembaga

pusat/daerah/internasional

- Pedoman Pengawasan yang jelas

- Komitmen Pimpinan dan seluruh ASN BPOM

menerapkan RB

- Adanya informasi dan edukasi pada masyarakat

yang programatik

- Adanya Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun

2017 tentang BPOM yang memuat tugas, fungsi dan kewenangan yang jelas

- Sistem pengawasan yang komprehensif

mencakup pre-market dan post market

- Peraturan dan standar yang dikembangkan sudah

mengacu standar internasional

- Memiliki unit teknis di seluruh provinsi di

Indonesia

- Payung hukum pengawasan Obat dan Makanan

belum memadai

- Beberapa ASN masih memerlukan peningkatan

kompetensi (capacity building)

- Jumlah dan sebaran ASN BPOM yang belum

memadai dibandingkan dengan cakupan tugas pengawasan dan beban kerja

- Beberapa regulasi dan standar belum lengkap

- Terbatasnya sarana dan prasarana baik

pendukung maupun utama

- Dukungan sistem IT dalam pengawasan masih

kurang

- Kelembagaan Pusat dan Balai belum sinergi

- Unit pelaksana teknis terbatas hanya di tingkat

provinsi

PELUANG TANTANGAN

- Adanya Program Nasional (JKN dan SKN)

- Teknologi Informasi sebagai sarana KIE yang sangat cepat, pelayanan publik dan pengawasan

post market Obat dan Makanan

- Adanya Instruksi Presiden No.3 Tahun 2017

tentang Peningkatan Efektivitas Pengawasan Obat dan Makanan

- Jumlah industri Obat dan Makanan yang

berkembang pesat

- Terjalinnya kerjasama dengan instansi terkait - Agenda Sustainable Development Goals (SDGs)

- Kurangnya komitmen pelaku usaha

- Percepatan pelayanan publik - Penjualan Obat dan Makanan ilegal secara

online

- Demografi dan Perubahan Komposisi Penduduk

- Perubahan pola hidup masyarakat (sosial dan ekonomi)

- Globalisasi, Perdagangan Bebas dan Komitmen

Internasional

- Munculnya (kembali) berbagai penyakit baru

Page 24: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

33

- Pertumbuhan signifikan penjualan obat di tingkat

nasional - Nilai impor Obat dan Makanan tinggi

- Besarnya kontribusi industri pengolahan termasuk

industri Obat dan Makanan terhadap output

nasional - Tingginya laju pertumbuhan penduduk

menyebabkan peningkatan demand Obat dan

Makanan

- Kesehatan menjadi kewenangan yang diselenggarakan secara konkuren antara pusat dan

daerah

- Perkembangan teknologi

- Ekspektasi masyarakat yang tinggi terkait peran

BPOM dalam pengawasan Obat dan Makanan

- Meningkatnya jumlah permohonan pendaftaran

produk Obat dan Makanan - Jenis produk Obat dan Makanan sangat

bervariasi

- Besarnya pendapatan perkapita berdampak

peningkatan konsumsi Obat dan Makanan - Masih banyaknya jumlah pelanggaran di bidang

Obat dan Makanan

- Lemahnya penegakan hukum

- Ketergantungan impor bahan baku obat sangat tinggi

- Indonesia adalah negara ke-4 dengan jumlah

populasi lanjut usia tertinggi

- Desentralisasi bidang kesehatan belum optimal

- Kurangnya dukungan dan kerjasama dari pemangku kepentingan di daerah

Gambar 4. Analisis SWOT Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan

Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor

Berdasarkan hasil analisa SWOT tersebut di atas, terdapat beberapa hal yang harus

dibenahi di masa mendatang agar pencapaian kinerja Direktorat Pengawasan Distribusi dan

Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor lebih optimal. Pada Gambar 5

terdapat diagram yang menunjukkan analisa permasalahan dan peran Direktorat

Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor sesuai

tugas, fungsi, dan kewenangan.

Gambar 5. Diagram permasalahan, kondisi saat ini dan dampaknya.

Berdasarkan kondisi objektif yang dipaparkan di atas, kapasitas Direktorat

Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor

sebagai unit di bidang pengawasan distribusi dan pelayanan obat masih perlu terus

dilakukan penguatan, baik secara kelembagaan maupun dari sisi manajemen sumber daya

Sistem pengawasan

distribusi dan pelayanan

obat belum optimal

Komitmen pelaku usaha

terhadap penerapan CDOB dan

Standar Pelayanan Kefarmasian

belum optimal

Koordinasi, integrasi dan sinergi

dengan pemangku kepentingan

terkait belum optimal

BELUM OPTIMALNYA

PENGAWASAN DISTRIBUSI DAN

PELAYANAN OBAT, NARKOTIKA,

PSIKOTROPIKA, DAN PREKURSOR

Page 25: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

34

manusianya, agar pencapaian kinerja di masa datang semakin membaik dan dapat

memastikan berjalannya proses pengawasan distribusi obat yang lebih ketat dalam menjaga

keamanan, mutu serta khasiat/manfaat obat selama jalur distribusi.

Untuk memperkuat peran dan kewenangan tersebut secara efektif, Direktorat

Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor perlu

terus melakukan perbaikan dan pengembangan secara kelembagaan serta penguatan

regulasi, khususnya peraturan perundang-undangan yang menyangkut peran dan tugas

pokok dan fungsinya serta dalam perkuatan pengawasan.

Page 26: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

35

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN KEGIATAN

Berdasarkan kondisi umum, potensi, permasalahan dan tantangan yang dihadapi

ke depan sebagaimana telah dijelaskan pada Bab I, maka Badan POM sesuai dengan tugas

pokok dan fungsinya sebagai lembaga Pengawasan Obat dan Makanan dituntut untuk dapat

menjamin keamanan, mutu, manfaat/khasiat sesuai standar yang telah ditetapkan. Untuk

itu, disusun visi dan misi serta tujuan dan sasaran Badan POM.

2.1. VISI

Dalam menghadapi dinamika lingkungan dengan segala bentuk perubahannya,

Direktorat Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT mengacu pada visi Badan

POM dimana segenap jajaran bercita-cita untuk mewujudkan suatu keadaan ideal bagi

masyarakat Indonesia, yaitu

”Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan Daya

Saing Bangsa”

Penjelasan Visi:

Proses penjaminan pengawasan Obat dan Makanan harus melibatkan masyarakat

dan pemangku kepentingan serta dilaksanakan secara akuntabel serta diarahkan untuk

menyelesaikan permasalahan kesehatan yang lebih baik. Sejalan dengan itu, maka

pengertian kata Aman dan Daya Saing adalah sebagai berikut:

Aman : Kemungkinan risiko yang timbul pada penggunaan Obat dan

Makanan telah melalui analisa dan kajian, sehingga risiko yang

mungkin masih timbul adalah seminimal mungkin/ dapat

ditoleransi/ tidak membahayakan saat digunakan pada manusia.

Dapat juga diartikan bahwa khasiat/manfaat Obat dan Makanan

meyakinkan, keamanan memadai, dan mutunya terjamin.

Daya Saing : Kemampuan menghasilkan produk barang dan jasa yang telah

memenuhi standar, baik standar nasional maupun internasional,

sehingga produk lokal unggul dalam menghadapi pesaing di masa

depan.

Page 27: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

36

2.2. MISI

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata sesuai dengan

penguatan peran Badan POM. Adapun misi yang akan dilaksanakan sesuai dengan peran-

peran Badan POM tersebut untuk periode 2015-2019, adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko untuk

melindungi masyarakat

Pengawasan Obat dan Makanan merupakan satu-kesatuan fungsi (full spectrum)

standardisasi, penilaian produk sebelum beredar, pemeriksaan sarana produksi dan

distribusi, sampling dan pengujian produk serta penegakan hukum. Menyadari

kompleksnya tugas yang diemban Badan POM dalam melindungi masyarakat dari

produk yang tidak aman dengan tujuan akhir adalah masyarakat sehat, serta berdaya

saing, maka perlu disusun suatu sasaran strategis khusus yang mampu mengawalnya.

Di satu sisi tantangan dalam pengawasan Obat dan Makanan semakin tinggi,

sementara sumber daya yang dimiliki terbatas, maka perlu adanya prioritas dalam

penyelenggaraan tugas. Untuk itu pengawasan Obat dan Makanan seharusnya

didesain berdasarkan analisis risiko, hal ini untuk mengoptimalkan seluruh sumber

daya yang dimiliki secara proporsional untuk mencapai tujuan sasaran strategis ini.

2. Mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan

Obat dan Makanan serta memperkuat kemitraan dengan pemangku

kepentingan.

Sebagai salah satu pilar Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SISPOM), yaitu

pelaku usaha mempunyai peran yang sangat strategis dalam menjamin produk Obat

dan Makanan aman. Pelaku usaha merupakan pemangku kepentingan yang mampu

memberikan jaminan produk yang memenuhi standar dengan memenuhi ketentuan

yang berlaku terkait dengan produksi dan distribusi Obat dan Makanan.

Sebagai lembaga pengawas, Badan POM harus bersikap konsisten terhadap pelaku

usaha, yaitu dengan melaksanakan proses pemeriksaan serta pembinaan dengan baik.

Badan POM harus mampu membina dan mendorong pelaku usaha untuk dapat

memberikan produk yang aman, bermanfaat/berkhasiat, dan bermutu. Dengan

pembinaan secara berkelanjutan, ke depan diharapkan pelaku usaha mempunyai

kemandirian dalam memberikan jaminan keamanan Obat dan Makanan.

Era perdagangan bebas telah dihadapi oleh seluruh negara di dunia, termasuk

Indonesia. Sementara itu, kontribusi Industri Obat dan Makanan terhadap Pendapatan

Nasional Bruto (PDB) cukup siginifikan. Industri makanan, minuman, dan tembakau

Page 28: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

37

memiliki kontibusi PDB non migas di tahun 2016 sebesar 33,61 persen, sementara

Industri Kimia dan Farmasi sebesar 10,05 persen (sumber laporan Kemenperin,

Triwulan III 2016). Hal ini tentunya merupakan suatu potensi yang luar biasa untuk

industri tersebut berkembang lebih pesat.

Industri dalam negeri harus mampu bersaing baik di pasar dalam maupun luar negeri.

Sebagai contoh, masih besarnya impor bahan baku obat dan besarnya pangsa pasar

dalam negeri dan luar negeri menjadi tantangan industri obat untuk dapat berkembang.

Demikian halnya dengan industri makanan, obat tradisional, kosmetik, dan suplemen

kesehatan juga harus mampu bersaing. Kemajuan industri Obat dan Makanan secara

tidak langsung dipengaruhi oleh sistem dan dukungan regulatory, sehingga BPOM

berkomitmen untuk mendukung peningkatan daya saing, yaitu melalui jaminan

keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu Obat dan Makanan.

Masyarakat dalam hal ini sebagai konsumen mempunyai peran yang sangat strategis

untuk dilibatkan dalam pengawasan Obat dan Makanan, utamanya pada sisi demand.

Sebagai salah satu pilar pengawasan Obat dan Makanan, masyarakat diharapkan tidak

hanya menjadi objek upaya peningkatan kesadaran (awareness) untuk memilih Obat

dan Makanan yang memenuhi standar, tetapi juga diberi kemudahan akses informasi

dan komunikasi terkait Obat dan Makanan sehingga dapat berperan aktif dalam

meningkatkan pengawasan Obat dan Makanan.

Sadar dengan kekuatan yang dimiliki oleh masyarakat, Badan POM melakukan upaya-

upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kesadarannya dalam mendukung

pengawasan. Upaya-upaya tersebut salah satunya dilakukan melalui kegiatan

Komunikasi, Informasi, dan Edukasi kepada masyarakat serta kemitraan dengan

pemangku kepentingan lainnya, sehingga mampu melindungi diri dan terhindar dari

produk Obat dan Makanan yang membahayakan kesehatan.

Di sisi lain, arus globalisasi memberi kesempatan masuknya produk yang tidak

memenuhi standar dengan harga murah ke wilayah Indonesia. Pengetahuan

masyarakat yang kurang mengenai syarat keamanan produk Obat dan Makanan

menimbulkan asymmetric information yang dapat dimanfaatkan oleh produsen nakal

untuk menjual produk yang murah namun substandar.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, BPOM tidak dapat berjalan sendiri, sehingga

diperlukan kerjasama atau kemitraan dengan pemangku kepentingan lainnya. Dalam

era otonomi daerah, khususnya terkait dengan bidang kesehatan, peran daerah dalam

menyusun perencanaan pembangunan serta kebijakan mempunyai pengaruh yang

Page 29: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

38

sangat besar terhadap pencapaian tujuan nasional di bidang kesehatan. Pengawasan

Obat dan Makanan bersifat unik karena tersentralisasi, yaitu dengan kebijakan yang

ditetapkan oleh Pusat dan diselenggarakan oleh Balai di seluruh Indonesia. Hal ini

tentunya menjadi tantangan tersendiri dalam pelaksanaan tugas pengawasan, karena

kebijakan yang diambil harus bersinergi dengan kebijakan dari Pemerintah Daerah,

sehingga pengawasan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan Badan POM

Untuk mendorong misi pertama dan kedua, diperlukan sumber daya yang memadai

dalam mencapai kapasitas kelembagaan yang kuat. Hal ini membutuhkan sumber daya

yang merupakan modal penggerak organisasi. Sumber daya dalam hal ini terutama

terkait dengan sumber daya manusia dan sarana-prasarana penunjang kinerja.

Ketersediaan sumber daya yang terbatas baik jumlah dan kualitasnya, menuntut

BPOM harus mampu mengelola sumber daya tersebut seoptimal mungkin agar dapat

mendukung terwujudnya sasaran program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Pada

akhirnya, pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien menjadi sangat penting

untuk diperhatikan oleh seluruh elemen organisasi.

Di samping itu, BPOM sebagai suatu LPNK yang dibentuk pemerintah untuk

melaksanakan tugas tertentu tidak hanya bersifat teknis semata (techno structure),

namun juga melaksanakan fungsi pengaturan (regulating), pelaksana (executing), dan

pemberdayaan (empowering). Untuk itu, diperlukan penguatan

kelembagaan/organisasi. Kelembagaan tersebut meliputi struktur yang kaya dengan

fungsi, proses bisnis yang tertata dan efektif, serta budaya kerja yang sesuai dengan

nilai organisasi.

Misi BPOM merupakan langkah utama yang disesuaikan dengan tugas pokok dan

fungsi BPOM. Pengawasan pre- dan post-market yang berstandar internasional

diterapkan dalam rangka memperkuat BPOM menghadapi tantangan globalisasi.

Dengan penjaminan mutu produk Obat dan Makanan yang konsisten, yaitu memenuhi

standar aman, berkhasiat/bermanfaat dan bermutu, diharapkan BPOM mampu

melindungi masyarakat dengan optimal.

Dari segi organisasi, perlu meningkatkan kualitas kinerja dengan tetap

mempertahankan sistem manajemen mutu dan prinsip organisasi pembelajar (learning

organization). Untuk mendukung itu, maka BPOM perlu memperkuat koordinasi

internal dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia serta saling bertukar

informasi (knowledge sharing).

Page 30: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

39

2.3. BUDAYA ORGANISASI

Budaya organisasi merupakan nilai-nilai luhur yang diyakini dan harus dihayati

dan diamalkan oleh seluruh anggota organisasi dalam melaksanakan tugasnya. Nilai-nilai

luhur yang hidup dan tumbuh-kembang dalam BPOM menjadi semangat bagi seluruh

anggota BPOM dalam berkarsa dan berkarya yaitu:

1. Profesional

Menegakkan profesionalisme dengan integritas, objektivitas, ketekunan dan komitmen

yang tinggi.

2. Integritas

Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai

luhur dan keyakinan.

3. Kredibilitas

Dapat dipercaya, dan diakui oleh masyarakat luas, nasional dan internasional.

4. Kerjasama Tim

Mengutamakan keterbukaan, saling percaya dan komunikasi yang baik.

5. Inovatif

Mampu melakukan pembaruan dan inovasi-inovasi sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan kemajuan teknologi terkini.

6. Responsif/Cepat Tanggap

Antisipatif dan responsif dalam mengatasi masalah.

2.4. TUJUAN

Dalam rangka pencapaian visi dan misi pengawasan Obat dan Makanan, maka tujuan

yang akan dicapai dalam kurun waktu 2015-2019 adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya jaminan produk Obat dan Makanan aman, bermanfaat, dan bermutu

dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat;

2. Meningkatnya daya saing produk Obat dan Makanan di pasar lokal dan global dengan

menjamin keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu serta mendukung inovasi.

2.5. SASARAN STRATEGIS

Sasaran strategis ini disusun berdasarkan visi dan misi yang ingin dicapai BPOM

dengan mempertimbangkan tantangan masa depan dan sumber daya serta infrastruktur

yang dimiliki. Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika,

Page 31: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

40

Psikotropika dan Prekursor sebagai unit eselon II di lingkungan Kedeputian Bidang

Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif, BPOM, dalam

kurun waktu tahun 2015 -2019 ke depan diharapkan akan dapat mencapai sasaran strategis

sebagaimana tergambar pada peta strategis Level 2 Direktur Pengawasan Distribusi dan

Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekursor berikut :

1. Meningkatnya kemampuan Balai dalam melakukan pengawasan sarana

distribusi dan pelayanan obat.

Untuk menciptakan suatu sistem pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

Narkotika, Psikotropika dan Prekursor yang handal dan efektif secara nasional

dibutuhkan peran serta seluruh pihak. Pengawasan distribusi dan pelayanan obat

merupakan suatu bagian dari pengawasan hilir dengan objek pengawasan yang

sangat luas.

Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika dan

Prekursor sebagai unit eselon 2 pusat BPOM sesuai Peraturan Badan POM Nomor

26 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan

Makanan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,

Gambar 6. Peta Strategi Level 2 Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan

Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekursor

Page 32: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

41

penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan

supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pengawasan sarana/fasilitas

distribusi dan pelayanan obat, narkotika, psikotropika dan prekursor.

Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika dan

Prekursor memiliki peran yang strategis sebagai lead sector di bidang kebijakan

pengawasan distribusi dan pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekursor

secara nasional. Kemandirian Balai Besar dan Balai POM dalam melaksanakan

pengawasan di bidang distribusi dan pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika dan

Prekursor dapat menjadi acuan penilaian kehandalan dan efektivitas sistem

pengawasan distribusi dan pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekursor

secara nasional.

Untuk mengukur capaian sasaran strategis ini, maka indikatornya adalah Persentase

kesesuaian pengambilan keputusan hasil pengawasan sarana Distribusi dan

Pelayanan ONPP oleh BB/BPOM dan Loka POM, dengan target 65% pada akhir

tahun 2019.

2. Meningkatnya kepuasan pelaku usaha terhadap layanan publik di bidang

pengawasan distribusi obat

Sebagai bagian dari pengawalan mutu Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekursor

yang beredar khususnya di jalur distribusi/penyaluran, dalam melakukan

kegiatannya pelaku usaha dituntut harus selalu sesuai dengan standard dan

persyaratan yang sudah ditentukan dalam Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat

yang Baik (CDOB).

Salah satu untuk memastikan pemenuhan standard dan persyaratan CDOB oleh

pelaku usaha, dilakukan sertifikasi. Sertifikasi CDOB menjadi bagian penting dari

sistem pengawasan distribusi Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekursor terlebih

dengan diintegrasikannya sertifikasi CDOB dalam sistem perizinan sarana distribusi

obat sebagaimana telah diatur di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018

tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik dimana

sertifikasi CDOB disebutkan sebagai izin operasional/komersial bagi pedagang

besar farmasi. Selain berfungsi sebagai tools di dalam pengawasan distribusi obat,

sertifikasi CDOB juga menjadi bagian dari pelayanan publik di lingkungan BPOM.

Page 33: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

42

Untuk mengukur capaian sasaran strategis ini, maka indikatornya adalah indeks

kepuasan pelayanan publik di bidang pengawasan sarana distribusi Obat, Narkotika,

Psikotropika dan Prekursor, dengan target 76% pada akhir tahun 2019.

3. Meningkatnya ketepatan waktu pelayanan publik di bidang pengawasan

sarana distribusi obat.

Sebagai bagian dari unsur pre-market di bidang distribusi obat dengan ditetapkannya

sertifikasi CDOB sebagai izin operasional/komersial bagi PBF dalam malaksanakan

kegiatan operasional distribusi obat, unsur maka ketepatan waktu di dalam proses

pelayanan permohonan sertifikasi CDOB menjadi bagian yang sangat penting.

Untuk mengukur capaian sasaran strategis ini, maka indikatornya adalah Persentase

permohonan penilaian sarana distribusi obat yang diselesaikan tepat waktu, dengan

target 75% pada akhir tahun 2019.

4. Perbaikan bisnis proses pelayanan publik di bidang pengawasan sarana

distribusi obat termasuk pemanfaatan teknologi.

Pemanfaatan teknologi menjadi bagian yang tidak bisa dilepaskan dan menjadi

kebutuhan termasuk dalam bidang pengawasan sarana distribusi obat.

Pemanfaatan teknologi dalam menjalankan bisnis proses pelayanan publik

dipandang penting khususnya untuk menciptakan proses pelayanan publik yang

cepat, mudah dan efisien.

Untuk mengukur capaian sasaran strategis ini, maka indikatornya adalah jumlah

teknologi informasi yang dimanfaatkan dalam pelayanan publik di bidang

pengawasan sarana distribusi obat, dengan target 1 dokumen di akhir tahun 2019.

5. Terlaksananya bimbingan teknis pemenuhan CDOB kepada pelaku usaha

Untuk menciptakan sistem pengawasan yang komprehensif, kegiatan pengawasan

tidak hanya dilakukan dari sisi pemeriksaan namun juga perlu diikuti dengan

kegiatan pembinaan melalui pemberian bimbingan teknis kepada pelaku usaha.

Pelaku usaha selain sebagai objek pengawasan juga berperan sebagai mitra

pemerintah di dalam menjaga mutu obat yang beredar. Dengan pemberian

bimbingan teknis kepada pelaku usaha di bidang distribusi obat diharapkan dapat

meningkatkan kemandirian pelaku usaha sehingga dapat melakukan self assessment

Page 34: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

43

terhadap pemenuhan standard dan persyaratan di dalam CDOB. Hal ini juga

diharapkan dapat membantu percepatan proses sertifikasi CDOB oleh pelaku usaha.

Untuk mengukur capaian sasaran strategis ini, maka indikatornya adalah jumlah

pelaku usaha yang diberikan bimbingan teknis pemenuhan CDOB, dengan target

600 sarana di akhir tahun 2019.

6. Meningkatnya efektivitas pengawasan sarana distribusi obat dan sarana

pelayanan kefarmasian berbasis risiko

Untuk menjalankan tugasnya, Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan

Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekursor memiliki fungsi salah satunya

melaksanakan inspeksi sarana/fasilitas distribusi obat dan sarana/fasilitas pelayanan

obat. Pengawasan distribusi dan pelayanan obat melalui pelaksanaan fungsi

inspeksi/pemeriksaan merupakan bagian dari pengawasan post-market untuk

menjamin mutu, khasiat, dan keamanan obat selama di peredaran baik pada jalur

distribusi maupun penyerahan/pelayanan obat.

Selain inspeksi/pemeriksaan di lapangan, sebagai unit eselon 2 pusat BPOM,

Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika dan

Prekursor juga menjalankan fungsinya sebagai steering body melalui pelaksanaan

pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengawasan Obat, Narkotika,

Psikotropika, dan Prekursor salah satunya berupa kajian terhadap kasus dan isu-isu

nasional terkait pengawasan distribusi dan pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika

dan Prekursor.

Dengan banyaknya tantangan dan kompleknya pengawasan distribusi dan pelayanan

obat, maka pendekatan pengawasan berbasis risiko menjadi suatu keharusan untuk

menciptakan sistem pengawasan yang efektif.

Untuk mengukur capaian sasaran strategis ini, maka indikatornya adalah Persentase

keputusan hasil pengawasan distribusi dan pelayanan obat yang diselesaikan tepat

waktu, dengan target 80% di akhir tahun 2019.

Page 35: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

44

7. Terlaksananya Bimtek dan Sosialisasi kepada petugas BB/BPOM, petugas

lintas sektor, dan pengelola saryanfar.

Dalam pengawasan distribusi dan pelayanan obat, narkotika, psikotropika dan

precursor, BPOM tidak hanya menjadi single body, terdapat beberapa stakeholder

maupun instansi terkait lainnya yang sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan juga memiliki keterkaitan fungsi di dalam pelaksanaan pengawasan

distribusi dan pelayanan obat, narkotika, psikotropika, dan prekursor.

Atas dasar pelaksanaan pengawasan obat dan makanan tidak hanya melibatkan

Badan POM, maka pada tahun 2017 Presiden mengeluarkan Instruksi Presiden

Nomor 3 Tahun 2017 tentang Peningkatan Efektivitas Pengawasan Obat dan

Makanan.

Dalam upaya meningkatkan efektivitas pengawasan, diperlukan suatu koordinasi

termasuk pemberian bimbingan teknis dan advokasi terutama untuk persamaan

persepsi dalam menciptakan suatu sistem pengawasan obat yang efektif dan

menyeluruh.

Untuk mengukur capaian sasaran strategis ini, maka indikatornya adalah jumlah

Balai Besar/ Balai POM dan stakeholder terkait yang diberikan bimbingan teknis

dan advokasi, dengan target 600 petugas Balai Besar/ Balai POM/ stakeholder dan

pengelola saryanfar di akhir tahun 2019.

8. Terwujudnya Reformasi Birokrasi Direktorat Pengawasan Distribusi dan

Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekursor sesuai dengan road

map Reformasi Birokrasi BPOM 2015-2019

Sejalan dengan pengarusutamaan tata kelola pemerintahan yang baik (good

governance) seperti termuat dalam RPJMN 2015-2019, BPOM berupaya untuk terus

melaksanakan Reformasi Birokrasi (RB) di 8 (delapan) area perubahan. Hal ini

dalam rangka menciptakan birokrasi yang bermental melayani yang berkinerja tinggi

sehingga kualitas pelayanan publik BPOM akan meningkat.

Sebagai unit eselon 2 pusat BPOM, Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan

Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekursor memiliki peran dalam menentukan

keberhasilan pencapaian reformasi birokrasi BPOM 2015-2019 khususnya pada area

perubahan sektor pelayanan publik.

Page 36: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

45

Untuk mengukur capaian sasaran strategis ini, maka indikatornya adalah nilai AKIP

Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika dan

Prekursor, dengan target 81 pada akhir tahun 2019.

Ringkasan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Direktorat

Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekursor periode

2015-2019 sesuai dengan penjelasan di atas adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis Badan POM, Sasaran Program

Deputi Bidang Pengawasan Obat dan NAPPZA dengan Sasaran Strategis

Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika

dan Prekursor periode 2015-2019

VISI MISI TUJUAN SASARAN

STRATEGIS

SASARAN

PROGRAM

SASARAN

KEGIATAN

INDIKATOR

KINERJA

Obat dan

Makanan Aman

Meningkatkan

Kesehatan

Masyarakat dan

Daya Saing

Bangsa

Meningkat-kan sistem

pengawa-san

Obat dan

Makanan berbasis

risiko untuk

melindungi

masyarakat

Meningkatnya jaminan

produk Obat

dan Makanan

aman, bermanfaat,

dan bermutu

dalam rangka

meningkatkan kesehatan

masyarakat

Terwujudnya Obat dan

Makanan yang

aman dan

bermutu

Terwujudnya Obat yang

aman dan

bermutu

Meningkatnya kemampuan

Balai dalam

melakukan

pengawasan sarana distribusi

dan pelayanan

obat

Persentase kesesuaian

pengambilan

keputusan hasil

pengawasan sarana Distribusi dan

Pelayanan ONPP

oleh BB/BPOM dan

Loka POM

Meningkatnya

kepatuhan dan

kepuasan pelaku

usaha serta

kesadaran

masyarakat

terhadap

keamanan, manfaat, dan

mutu obat dan

makanan

Meningkatnya

kepuasan

pelaku usaha

terhadap

layanan publik

di bidang obat

Meningkatnya

kepuasan

pelaku usaha

terhadap

layanan publik

di bidang

pengawasan

distribusi obat

Indeks kepuasan

pelayanan publik di

bidang pengawasan

sarana distribusi

Obat, Narkotika,

Psikotropika dan

Prekursor

Meningkatnya

ketepatan

waktu

pelayanan publik di

bidang obat

Meningkatnya

ketepatan waktu

pelayanan

publik di bidang

pengawasan

sarana distribusi

obat.

Persentase

permohonan

penilaian sarana

distribusi obat yang diselesaikan tepat

waktu

Perbaikan bisnis proses

pelayanan

publik di

bidang pengawasan

sarana distribusi

obat termasuk

Jumlah teknologi informasi yang

dimanfaatkan dalam

pelayanan publik di

bidang pengawasan sarana distribusi obat

Page 37: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

46

VISI MISI TUJUAN SASARAN

STRATEGIS

SASARAN

PROGRAM

SASARAN

KEGIATAN

INDIKATOR

KINERJA

pemanfaatan

teknologi.

Terlaksananya

bimbingan

teknis

pemenuhan CDOB kepada

pelaku usaha

Jumlah pelaku usaha

yang diberikan

bimbingan teknis

pemenuhan CDOB

Meningkatnya

efektivitas pengawasan

obat dan

makanan

berbasis risiko

Meningkatnya

efektivitas pengawasan

obat dan

makanan

berbasis risiko

Meningkatnya

efektivitas pengawasan

sarana distribusi

obat dan sarana

pelayanan kefarmasian

berbasis risiko

Persentase keputusan

hasil pengawasan distribusi dan

pelayanan obat yang

diselesaikan tepat

waktu

Terlaksananya

Bimtek dan sosialisasi

kepada petugas

BB/BPOM,

petugas lintas

sektor, dan

pengelola

saryanfar

Jumlah petugas

BB/BPOM, petugas lintas sektor, dan

pengelola saryanfar

yang diberikan

bimbingan teknis dan

sosialisasi

Terwujudnya RB BPOM

sesuai roadmap

RB BPOM

2015-2019

Terwujudnya RB Deputi

Bidang

Pengawasan

Obat dan NAPPZA

sesuai dengan

roadmap RB

BPOM 2015-2019

Terwujudnya RB Direktorat

Pengawasan

Distribusi dan

Pelayanan Obat,

Narkotika,

Psikotropika

dan Prekursor sesuai dengan

road map RB

BPOM 2015-

2019

Nilai AKIP Direktorat

Pengawasan

Distribusi dan

Pelayanan Obat, Narkotika,

Psikotropika dan

Prekursor

Page 38: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

47

BAB III

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI

DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

3.1. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BPOM

Untuk mendukung tujuan pembangunan Subbidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat

serta untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis BPOM periode 2015-2019, dilakukan

upaya secara terintergrasi dalam fokus dan lokus pengawasan Obat dan Makanan.

Arah Kebijakan BPOM yang akan dilaksanakan:

1) Penguatan kewenangan dan kapasitas BPOM untuk secara efektif melaksanakan

pengawasan hulu ke hilir dan tindak lanjut hasil pengawasan.

2) Pengembangan, pembinaan, dan fasilitasi industri Obat dan Makanan dalam rangka

peningkatan daya saing.

3) Peningkatan pemahaman dan peran serta masyarakat dalam pengawasan Obat dan

Makanan.

4) Penguatan penegakan hukum untuk kejahatan di bidang Obat dan Makanan.

Untuk dapat melaksanakan kebijakan tersebut, BPOM merumuskan strategi sebagai

berikut:

1) Penguatan regulasi dalam memperkuat pengawasan Obat dan Makanan.

2) Penguatan kelembagaan BPOM.

3) Revitalisasi pelayanan publik BPOM.

4) Revitalisasi sistem manajemen informasi Obat dan Makanan.

5) Revitalisasi pengawasan dan penegakan hukum di bidang pengawasan Obat dan

Makanan.

6) Koordinasi dan sinergisme lintas sektor dalam sistem pengawasan terpadu.

7) Revitalisasi laboratorium pengawasan Obat dan Makanan.

8) Revitalisasi komunikasi publik.

Page 39: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

48

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai lembaga pengawasan Obat dan

Makanan, BPOM menetapkan program sesuai RPJMN periode 2015-2019, yaitu program

utama (teknis) dan program pendukung (generik), sebagai berikut:

a. Program Teknis

Program Pengawasan Obat dan Makanan

Program ini dimaksudkan untuk melaksanakan tugas-tugas utama BPOM dalam

menghasilkan standardisasi dalam pemenuhan keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu

Obat dan Makanan melalui serangkaian kegiatan penetapan standar pengawasan,

penilaian Obat dan Makanan sesuai standar, pengawasan terhadap sarana produksi,

pengawasan terhadap sarana distribusi, sampling dan pengujian Obat dan Makanan

beredar, penegakan hukum, serta pembinaan dan bimbingan kepada pemangku

kepentingan.

b. Program Generik

1) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya.

2) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Badan

Pengawas Obat dan Makanan.

3) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BPOM.

3.2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

OBAT, NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, PREKURSOR, DAN ZAT

ADIKTIF

(Menunggu dari Revisi Renstra Deputi)

3.3. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI DIREKTORAT PENGAWASAN

DISTRIBUSI DAN PELAYANAN OBAT, NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA,

DAN PREKURSOR

Arah kebijakan dan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis Direktorat

Pengawasan Distribusi Dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor

periode 2018 dan 2019, adalah:

Arah Kebijakan yang akan dilaksanakan:

1) Penguatan Sistem Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor berbasis

risiko untuk melindungi masyarakat

2) Peningkatan pembinaan dan bimbingan dalam rangka mendorong kemandirian pelaku

usaha dalam memberikan jaminan keamanan dan daya saing produk obat, narkotika,

psikotropika, dan prekursor.

Page 40: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

49

Sedangkan strategi yang akan dilaksanakan mencakup eksternal dan internal.

Eksternal:

1) Penguatan kemitraan dengan lintas sektor terkait pengawasan distribusi dan

pelayanan obat, narkotika, psikotropika, dan prekursor;

2) Peningkatan pembinaan dan bimbingan melalui Komunikasi, Informasi dan

Edukasi kepada stakeholder di bidang distribusi dan pelayanan obat, narkotika,

psikotropika, dan prekursor;

Internal:

1) Penguatan Regulatory System pengawasan distribusi dan pelayanan obat,

narkotika, psikotropika, dan prekursor berbasis risiko;

2) Membangun Manajemen Kinerja dari Kinerja Lembaga hingga kinerja

individu/pegawai;

3) Mengelola anggaran secara lebih efisien, efektif dan akuntabel serta diarahkan

untuk mendorong peningkatan kinerja lembaga dan pegawai;

4) Meningkatkan kapasitas SDM pengawas di Badan POM dan BB/BPOM terkait

pengawasan distribusi dan pelayanan obat, narkotika, psikotropika, dan

prekursor;

5) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana utama maupun pendukung dalam

mendukung tugas pengawasan distribusi dan pelayanan obat, narkotika,

psikotropika, dan prekursor.

Arah kebijakan dan strategi tersebut dijabarkan dalam perencanaan tahunan sebagai

berikut:

- Tahun 2018: Pemantapan cakupan pengawasan sarana distribusi dan pelayanan obat

narkotika, psikotropika, dan prekursor, pemantapan pemenuhan aspek CDOB di sarana

distribusi obat.

- Tahun 2019: Evaluasi program (Renstra 2015-2019) dalam rangka percepatan dan

peningkatan kinerja pengawasan dalam bidang distribusi obat dan keamanan obat

beredar periode berikutnya.

Sedangkan untuk Indikator kinerja Direktorat Pengawasan Distribusi Dan

Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor sesuai dengan Tabel 4 berikut:

Page 41: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

50

Tabel 4. Program, Sasaran Program, Kegiatan, Sasaran Kegiatan, dan Indikator di

Direktorat Pengawasan Distribusi Dan Pelayanan

Obat, Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor

No. Program Sasaran

Program

Kegiatan Sasaran

Kegiatan

Indikator PIC

1. Program

Pengawasan

Obat dan

Makanan

Terwujudnya

Obat yang

aman dan

bermutu

Pengawasan

Distribusi

dan

Pelayanan

Obat,

Narkotika,

Psikotropika,

dan

Prekursor

Meningkatnya

kemampuan

Balai dalam

melakukan

pengawasan

sarana

distribusi dan

pelayanan

obat

Persentase

kesesuaian

pengambilan

keputusan hasil

pengawasan

sarana

Distribusi dan

Pelayanan

ONPP oleh

BB/BPOM dan

Loka POM

1. Subdit

Pengawasan

Sarana

Distribusi

ONPP dan

Bahan Obat

Reg I

2. Subdit

Pengawasan

Sarana

Distribusi

ONPP dan

Bahan Obat

Reg II

3. Subdit

Pengawasan

Sarana

Pelayanan

Kefarmasian

ONPP

2 Program

Pengawasan

Obat dan

Makanan

Meningkatnya

kepuasan

pelaku usaha

terhadap

layanan

publik di

bidang obat

Pengawasan

Distribusi

dan

Pelayanan

Obat,

Narkotika,

Psikotropika,

dan

Prekursor

Meningkatnya

kepuasan

pelaku usaha

terhadap

layanan

publik di

bidang

pengawasan

distribusi obat

Indeks

kepuasan

pelayanan

publik di

bidang

pengawasan

sarana

distribusi Obat,

Narkotika,

Psikotropika

dan Prekursor

1. Subdit

Pengawasan

Sarana

Distribusi

ONPP dan

Bahan Obat

Reg I

2. Subdit

Pengawasan

Sarana

Distribusi

ONPP dan

Bahan Obat

Reg II

3 Program

Pengawasan

Obat dan

Makanan

Meningkatnya

ketepatan

waktu

pelayanan

publik di

bidang obat

Pengawasan

Distribusi

dan

Pelayanan

Obat,

Narkotika,

Psikotropika,

dan

Prekursor

Meningkatnya

ketepatan

waktu

pelayanan

publik di

bidang

pengawasan

sarana

distribusi

obat.

Persentase

permohonan

penilaian sarana

distribusi obat

yang

diselesaikan

tepat waktu

1. Subdit

Pengawasan

Sarana

Distribusi

ONPP dan

Bahan Obat

Reg I

2. Subdit

Pengawasan

Sarana

Distribusi

ONPP dan

Bahan Obat

Reg II

Page 42: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

51

No. Program Sasaran

Program

Kegiatan Sasaran

Kegiatan

Indikator PIC

4 Program

Pengawasan

Obat dan

Makanan

Meningkatnya

ketepatan

waktu

pelayanan

publik di

bidang obat

Pengawasan

Distribusi

dan

Pelayanan

Obat,

Narkotika,

Psikotropika,

dan

Prekursor

Perbaikan

bisnis proses

pelayanan

publik di

bidang

pengawasan

sarana

distribusi obat

termasuk

pemanfaatan

teknologi.

Jumlah

teknologi

informasi yang

dimanfaatkan

dalam

pelayanan

publik di

bidang

pengawasan

sarana

distribusi obat

1. Subdit

Pengawasan

Sarana

Distribusi

ONPP dan

Bahan Obat

Reg I

2. Subdit

Pengawasan

Sarana

Distribusi

ONPP dan

Bahan Obat

Reg II

5 Program

Pengawasan

Obat dan

Makanan

Meningkatnya

ketepatan

waktu

pelayanan

publik di

bidang obat

Pengawasan

Distribusi

dan

Pelayanan

Obat,

Narkotika,

Psikotropika,

dan

Prekursor

Terlaksananya

bimbingan

teknis

pemenuhan

CDOB

kepada pelaku

usaha

Jumlah pelaku

usaha yang

diberikan

bimbingan

teknis

pemenuhan

CDOB

1. Subdit

Pengawasan

Sarana

Distribusi

ONPP dan

Bahan Obat

Reg I

2. Subdit

Pengawasan

Sarana

Distribusi

ONPP dan

Bahan Obat

Reg II

6 Program

Pengawasan

Obat dan

Makanan

Meningkatnya

efektivitas

pengawasan

obat dan

makanan

berbasis

risiko

Pengawasan

Distribusi

dan

Pelayanan

Obat,

Narkotika,

Psikotropika,

dan

Prekursor

Meningkatnya

efektivitas

pengawasan

sarana

distribusi obat

dan sarana

pelayanan

kefarmasian

berbasis risiko

Persentase

keputusan hasil

pengawasan

distribusi dan

pelayanan obat

yang

diselesaikan

tepat waktu

1. Subdit

Pengawasan

Sarana

Distribusi ONPP

dan Bahan Obat

Reg I

2. Subdit

Pengawasan

Sarana

Distribusi ONPP

dan Bahan Obat

Reg II

3. Subdit

Pengawasan

Sarana

Pelayanan

Kefarmasian

ONPP

7 Program

Pengawasan

Obat dan

Makanan

Meningkatnya

efektivitas

pengawasan

obat dan

makanan

berbasis

risiko

Pengawasan

Distribusi

dan

Pelayanan

Obat,

Narkotika,

Psikotropika,

Terlaksananya

Bimtek dan

sosialisasi

kepada

petugas

BB/BPOM,

petugas lintas

sektor, dan

Jumlah Petugas

Balai Besar/

Balai POM dan

stakeholder

terkait dan

pengelola

saryanfar yang

diberikan

Subdit

Pengawasan

Sarana Pelayanan

Kefarmasian

ONPP

Page 43: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

52

No. Program Sasaran

Program

Kegiatan Sasaran

Kegiatan

Indikator PIC

dan

Prekursor

pengelola

saryanfar

bimbingan

teknis dan

sosialisasi

8 Program

Pengawasan

Obat dan

Makanan

Terwujudnya

RB BPOM

sesuai

roadmap RB

BPOM 2015-

2019

Pengawasan

Distribusi

dan

Pelayanan

Obat,

Narkotika,

Psikotropika,

dan

Prekursor

Terwujudnya

RB Direktorat

Pengawasan

Distribusi dan

Pelayanan

Obat,

Narkotika,

Psikotropika

dan Prekursor

sesuai dengan

road map RB

BPOM 2015-

2019

Nilai AKIP

Direktorat

Pengawasan

Distribusi dan

Pelayanan

Obat,

Narkotika,

Psikotropika

dan Prekursor

Subdit

Pengawasan

Sarana Pelayanan

Kefarmasian

ONPP

3.4. KERANGKA REGULASI

Untuk dapat menyelenggarakan tugas pengawasan Obat dan Makanan secara

optimal, maka Badan POM perlu ditunjang oleh regulasi atau peraturan perundang-

undangan yang kuat dalam lingkup pengawasan Obat dan Makanan, khususnya dalam

pengawasan distribusi obat.

Untuk itu, diperlukan beberapa regulasi yang penting dan dibutuhkan oleh Badan

POM yang terkait dengan tugas Direktorat Pengawasan Distribusi Dan Pelayanan Obat,

Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor dalam rangka memperkuat sistem pengawasan

antara lain:

1. Undang - Undang tentang Pengawasan Obat dan Makanan.

2. Peraturan Perundang-undangan terkait penjualan obat secara online serta

pengawasannya perlu segera diterbitkan agar obat yang beredar di Indonesia baik

secara konvensional maupun online dapat terjamin kualitas, mutu, dan keamanannya.

Badan POM sebagai lembaga pengawas obat pre dan post market dapat lebih mudah

menjalankan tugas dan fungsinya.

3. Peraturan Perundang-undangan terkait penjualan eceran obat, seperti toko obat

dimana peraturan terakhir yang diterbitkan di tahun 2002 sudah tidak relevan dengan

situasi saat ini dimana kebutuhan masyarakat ketersediaan akan obat bebas dan bebas

terbatas terus meningkat sehingga di lapangan banyak ditemukan ketidaksesuaian

dengan peraturan tetapi sulit untuk ditegakkan.

Page 44: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

53

4. Peraturan atau Keputusan Kepala Badan POM diperlukan sebagai payung hukum

pelaksanaan Pedoman Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Obat, Bahan Obat, Narkotika,

Psikotropika, Prekursor Farmasi dan Obat-Obat Tertentu.

5. Peraturan tentang Instalasi Farmasi Pemerintah termasuk pedoman CDOB di Instalasi

Farmasi Pemerintah dalam rangka meningkatkan pengawasan/pengawalan mutu obat

JKN.

6. Peraturan tentang Pedoman Pengawasan Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika,

Prekursor Farmasi dan Obat-Obat Tertentu sebagai upaya menciptakan keseragaman

pengawasan petugas pengawas khususnya di daerah.

7. Standar Pelayanan Kefarmasian di Klinik dan Toko Obat sebagai pedoman bagi

tenaga kefarmasian yang melakukan pekerjaan kefarmasian di Klinik dan Toko Obat.

3.5. KERANGKA KELEMBAGAAN

Untuk memperkuat peran dan fungsi Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam

melaksanakan Renstra 2015-2019, maka dilakukan beberapa inisiatif penataan

kelembagaan. Dalam penataan kelembagaan tersebut, langkah yang dilakukan oleh

Direktorat Pengawasan Distribusi Dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, Dan

Prekursor antara lain sebagai berikut:

1. Diperlukan koordinasi dengan unit terkait lintas kementerian/lembaga yang memiliki

tugas sama dalam rangka pengawasan distribusi dan pelayanan obat.

Koordinasi dengan instansi lain yang mempunyai tupoksi yang sama tentang

pengawasan distribusi dan pelayanan obat, misalnya Kementerian Kesehatan,

Kementerian Pertanian, Pemerintah Daerah, dan lain sebagainya sangat dibutuhkan

dalam rangka penyamaan persepsi terhadap konsep pengawasan Badan POM yang

berbasis risiko.

2. Penerapan QMS ISO 9001:2015 BPOM

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan dalam

pelaksanaan tugas sebagai organisasi penyelenggara pelayanan publik, BPOM

menerapkan sistem manajemen mutu atau Quality Management System berdasarkan

persyaratan ISO 9001:2015 melalui jaminan kesesuaian pada persyaratan kepuasan

pelanggan dan ketentuan perundang-undangan serta proses peningkatan sistem secara

berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan kebijakan mutu BPOM, yaitu BPOM

berkomitmen untuk melindungi masyarakat dari Obat dan Makanan yang berisiko

terhadap kesehatan sesuai ketentuan dan secara terus-menerus meningkatkan

Page 45: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

54

pengawasan serta memberikan pelayanan kepada seluruh pemangku kepentingan,

dengan menerapkan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik dalam pemerintah yang

bersih.

QMS ISO 9001:2015 BPOM diintegrasikan dengan implementasi Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dengan mempertimbangkan kesamaan aspek

pengendalian risiko. Penerapan QMS BPOM berdasarkan persyaratan ISO 9001:2015

mendukung sistem pengawasan Obat dan Makanan serta memberikan manfaat positif

bagi BPOM dalam hal:

a. Meningkatkan kepercayaan publik dan pengakuan internasional melalui

pemenuhan persyaratan ISO 9001 terhadap entitas BPOM sebagai organisasi

penyelenggara pelayanan publik.

b. Meningkatkan penerapan sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif,

efisien, cepat, terukur sederhana, transparan, partisipatif, dan berbasis e-

Government sesuai Roadmap Reformasi Birokrasi BPOM.

3. Dilakukan penambahan jumlah SDM di Direktorat Pengawasan Distribusi Dan

Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor sehingga dapat mencukupi

dalam melaksanakan kegiatan secara optimal. Berdasarkan Analisis Beban Kerja

(ABK) yang dilakukan pada tahun 2018, dibutuhkan total pegawai sebanyak 99 orang,

sedangkan jumlah SDM yang ada sampai dengan tahun 2018 baru mencapai 40 orang.

Adapun kebutuhan SDM Direktorat Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan

PKRT dapat dirinci sebagai berikut:

Tabel 5. Kebutuhan SDM Direktorat Pengawasan Distribusi Dan Pelayanan

Obat, Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Berdasarkan Analisis Beban

Kerja Tahun 2018

No. Jabatan Jumlah

1. Direktur (eselon 2) 1

2. Kepala Sub Direktorat (eselon 3) 3

3. Kepala Seksi (eselon 4) 7

4. PFM Pertama 28

5. PFM Muda 20

6. PFM Madya 10

7. PFM Penyelia 3

8. Pengadministrasi umum 7

Page 46: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

55

No. Jabatan Jumlah

9. Arsiparis Pelaksana 3

10. Analis Kepegawaian Pelaksana Lanjutan 1

11. Analis Kepegawaian Pertama. 1

12. Analis Anggaran 2

13. Bendahara 1

14. Pengadministrasi Keuangan. 3

15. Analis Pengelola BMN 2

16. Analis Barang dan Jasa 2

17. Prakom Pertama 3

18. Analis Data dan Informasi 2

TOTAL 99

4. Diperlukan pengembangan kompetensi dalam rangka pengembangan organisasi di

Direktorat Pengawasan Distribusi Dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, Dan

Prekursor.

Dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengawasan, diperlukan

pengembangan kompetensi pegawai Direktorat Pengawasan Distribusi Dan Pelayanan

Obat, Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor. Berdasarkan analisis kebutuhan,

diperlukan pengembangan kompetensi seperti yang tercantum dalam tabel 8 berikut:

Page 47: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

44

Tabel 6. Analisis Kebutuhan Pengembangan Kompetensi dalam rangka Pengembangan Organisasi Direktorat Pengawasan Distribusi Dan

Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor

No. Unit Organisasi Sasaran

Kegiatan

Indikator Jabatan Yang Terkait Kompetensi Yang

Dibutuhkan

Jenis Pengembangan

Kompetensi yang

Dibutuhkan

1. Direktorat

Pengawasan

Distribusi Dan

Pelayanan Obat,

Narkotika,

Psikotropika,

Dan Prekursor

Meningkatnya

kemampuan

Balai dalam

melakukan

pengawasan

sarana distribusi

dan pelayanan

obat

Persentase

kesesuaian

pengambilan

keputusan hasil

pengawasan

sarana Distribusi

dan Pelayanan

ONPP oleh

BB/BPOM dan

Loka POM

1. Direktur

Pengawasan

Distribusi dan

Pelayanan ONPP

2. Kasubdit

Pengawasan Sarana

Distribusi ONPP dan

Bahan Obat Reg I

3. Kasubdit

Pengawasan Sarana

Distribusi ONPP dan

Bahan Obat Reg II

4. Kasubdit

Pengawasan Sarana

Pelayanan ONPP

5. Kepala Seksi

Penilaian Sarana

Distribusi ONPP dan

Bahan Obat Reg I

6. Kepala Seksi

inspeksi Sarana

Distribusi ONPP dan

Bahan Obat Reg I

7. Kepala Seksi

Penilaian Sarana

Distribusi ONPP dan

Bahan Obat Reg II

− Kemampuan

melakukan analisis

kebijakan

− Kemampuan

regulatory impact

assessment

− Kemampuan

manajemen berbasis

risiko

− Pengawasan Produk

Ilegal Termasuk

Palsu

− Perencanaan,

Monitoring, dan

Evaluasi/Project

Management

− Leadership

− Decision

making/Creative

thinking

Technique/Practical

Problem Solving

− Teknik komunikasi

kepada pemangku

kepentingan

(stakeholder)

✓ Mengikuti

diklat/kursus/seminar di

bidang komunikasi

kepada pemangku

kepentingan

(stakeholder)

✓ Pendidikan manajemen

terkait kebijakan obat

khususnya proses

inspeksi

✓ Diklat PPNS

✓ Diklat Intelejen

✓ Training membuat SOP

✓ Cold Chain

Management Training

✓ API handling training

✓ WMS training berbasis

computer

✓ Training terkait

pengenalan proses

penyidikan obat

✓ Training di bidang

hukum terkait

pengawasan distribusi

oba

Page 48: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

45

No. Unit Organisasi Sasaran

Kegiatan

Indikator Jabatan Yang Terkait Kompetensi Yang

Dibutuhkan

Jenis Pengembangan

Kompetensi yang

Dibutuhkan

8. Kepala Seksi

Inspeksi Sarana

Distribusi ONPP dan

Bahan Obat Reg II

9. Kepala Seksi

Pengawasan Sarana

Pelayanan ONPP

Kategori 1

10. Kepala Seksi

Pengawasan Sarana

Pelayanan ONPP

Kategori 2

− Manajemen obat

untuk mendukung

kebijakan di bidang

pengawasan obat

khususnya proses

inspeksi

− Teknik investigasi

sebagai awal proses

penyidikan

2. Direktorat

Pengawasan

Distribusi Dan

Pelayanan Obat,

Narkotika,

Psikotropika,

Dan Prekursor

Meningkatnya

kepuasan pelaku

usaha terhadap

layanan publik di

bidang

pengawasan

distribusi obat

Indeks kepuasan

pelayanan publik

di bidang

pengawasan

sarana distribusi

Obat, Narkotika,

Psikotropika dan

Prekursor

1. Direktur

Pengawasan

Distribusi dan

Pelayanan ONPP

2. Kasubdit

Pengawasan Sarana

Distribusi ONPP dan

Bahan Obat Reg I

3. Kasubdit

Pengawasan Sarana

Distribusi ONPP dan

Bahan Obat Reg II

4. Kepala Seksi

Penilaian Sarana

Distribusi ONPP dan

Bahan Obat Reg I

5. Kepala Seksi

Penilaian Sarana

− Kemampuan

melakukan analisis

kebijakan

− Kemampuan

regulatory impact

assessment

− Kemampuan

manajemen berbasis

risiko

− Perencanaan,

Monitoring, dan

Evaluasi/Project

Management

− Leadership

− Decision

making/Creative

thinking

✓ Mengikuti

diklat/kursus/seminar

di bidang

komunikasi kepada

pemangku

kepentingan

(stakeholder)

✓ Pendidikan

manajemen terkait

kebijakan obat

khususnya proses

sertifikasi

Page 49: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

46

No. Unit Organisasi Sasaran

Kegiatan

Indikator Jabatan Yang Terkait Kompetensi Yang

Dibutuhkan

Jenis Pengembangan

Kompetensi yang

Dibutuhkan

Distribusi ONPP dan

Bahan Obat Reg II

Technique/Practical

Problem Solving

− Teknik komunikasi

kepada pemangku

kepentingan

(stakeholder)

− Manajemen obat

untuk mendukung

kebijakan di bidang

pengawasan obat

khususnya proses

sertifikasi

3. Direktorat

Pengawasan

Distribusi Dan

Pelayanan Obat,

Narkotika,

Psikotropika,

Dan Prekursor

Meningkatnya

ketepatan waktu

pelayanan publik

di bidang

pengawasan

sarana distribusi

obat.

Persentase

permohonan

penilaian sarana

distribusi obat

yang

diselesaikan

tepat waktu

1. Direktur

Pengawasan

Distribusi dan

Pelayanan ONPP

2. Kasubdit

Pengawasan Sarana

Distribusi ONPP dan

Bahan Obat Reg I

3. Kasubdit

Pengawasan Sarana

Distribusi ONPP dan

Bahan Obat Reg II

4. Kepala Seksi

Penilaian Sarana

Distribusi ONPP dan

Bahan Obat Reg I

5. Kepala Seksi

Penilaian Sarana

− Kemampuan

melakukan analisis

kebijakan

− Kemampuan

regulatory impact

assessment

− Kemampuan

manajemen berbasis

risiko

− Perencanaan,

Monitoring, dan

Evaluasi/Project

Management

− Leadership

− Decision

making/Creative

thinking

✓ Mengikuti

diklat/kursus/seminar

di bidang komunikasi

kepada pemangku

kepentingan

(stakeholder)

✓ Pendidikan

manajemen terkait

kebijakan obat

khususnya proses

sertifikasi

Page 50: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

47

No. Unit Organisasi Sasaran

Kegiatan

Indikator Jabatan Yang Terkait Kompetensi Yang

Dibutuhkan

Jenis Pengembangan

Kompetensi yang

Dibutuhkan

Distribusi ONPP dan

Bahan Obat Reg II

Technique/Practical

Problem Solving

− Teknik komunikasi

kepada pemangku

kepentingan

(stakeholder)

− Manajemen obat

untuk mendukung

kebijakan di bidang

pengawasan obat

khususnya proses

sertifikasi

4 Direktorat

Pengawasan

Distribusi Dan

Pelayanan Obat,

Narkotika,

Psikotropika,

Dan Prekursor

Perbaikan bisnis

proses pelayanan

publik di bidang

pengawasan

sarana distribusi

obat termasuk

pemanfaatan

teknologi.

Jumlah

teknologi

informasi yang

dimanfaatkan

dalam pelayanan

publik di bidang

pengawasan

sarana distribusi

obat

1. Direktur

Pengawasan

Distribusi dan

Pelayanan ONPP

2. Kasubdit

Pengawasan Sarana

Distribusi ONPP dan

Bahan Obat Reg I

3. Kasubdit

Pengawasan Sarana

Distribusi ONPP dan

Bahan Obat Reg II

4. Kepala Seksi

Penilaian Sarana

Distribusi ONPP dan

Bahan Obat Reg I

5. Kepala Seksi

Penilaian Sarana

− Kemampuan

melakukan analisis

kebijakan

− Kemampuan

regulatory impact

assessment

− Kemampuan

manajemen berbasis

risiko

− Perencanaan,

Monitoring, dan

Evaluasi/Project

Management

− Leadership

− Decision

making/Creative

thinking

✓ Mengikuti

diklat/kursus/seminar di

bidang komunikasi

kepada pemangku

kepentingan

(stakeholder)

✓ Pendidikan manajemen

terkait kebijakan obat

khususnya proses

sertifikasi

✓ Teknologi Informatika

Dasar

Page 51: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

48

No. Unit Organisasi Sasaran

Kegiatan

Indikator Jabatan Yang Terkait Kompetensi Yang

Dibutuhkan

Jenis Pengembangan

Kompetensi yang

Dibutuhkan

Distribusi ONPP dan

Bahan Obat Reg II

Technique/Practical

Problem Solving

− Teknik komunikasi

kepada pemangku

kepentingan

(stakeholder)

− Manajemen obat

untuk mendukung

kebijakan di bidang

pengawasan obat

khususnya proses

sertifikasi

− Teknologi

Informatika dasar

5 Direktorat

Pengawasan

Distribusi Dan

Pelayanan Obat,

Narkotika,

Psikotropika,

Dan Prekursor

Terlaksananya

bimbingan teknis

pemenuhan

CDOB kepada

pelaku usaha

Jumlah pelaku

usaha yang

diberikan

bimbingan

teknis

pemenuhan

CDOB

1. Kasubdit

Pengawasan

Sarana Distribusi

ONPP dan Bahan

Obat Reg I dan II

2. Kepala Seksi

Penilaian Sarana

Distribusi ONPP

dan Bahan Obat

Reg I dan II

3. Kepala Seksi

Inspeksi Sarana

Distribusi ONPP

dan Bahan Obat

Reg I dan II

− Kompetensi dalam

melakukan

komunikasi kepada

sarana terkait CDOB,

teknik membuat dan

evaluasi CAPA

Update terhadap

perkembangan CDOB,

Teknik komunikasi, teknik

pembuatan CAPA

Page 52: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

49

No. Unit Organisasi Sasaran

Kegiatan

Indikator Jabatan Yang Terkait Kompetensi Yang

Dibutuhkan

Jenis Pengembangan

Kompetensi yang

Dibutuhkan

6 Direktorat

Pengawasan

Distribusi Dan

Pelayanan Obat,

Narkotika,

Psikotropika,

Dan Prekursor

Meningkatnya

efektivitas

pengawasan

sarana distribusi

obat dan sarana

pelayanan

kefarmasian

berbasis risiko

Persentase

keputusan hasil

pengawasan

distribusi dan

pelayanan obat

yang

diselesaikan

tepat waktu

1. Kasubdit

Pengawasan Sarana

Distribusi ONPP dan

Bahan Obat Reg I

dan II

2. Kepala Seksi

Penilaian Sarana

Distribusi ONPP dan

Bahan Obat Reg I

dan II

3. Kepala Seksi

Inspeksi Sarana

Distribusi ONPP dan

Bahan Obat Reg I

dan II

4. Kasubdit

Pengawasan Sarana

Pelayanan ONPP

5. Kepala Seksi

Pengawasan Sarana

Pelayanan ONPP

Kategori 1

6. Pengawasan Sarana

Pelayanan ONPP

Kategori 2

− Kemampuan

melakukan analisis

kebijakan

− Kemampuan

regulatory impact

assessment

− Kemampuan

manajemen berbasis

risiko

− Pengawasan Produk

Ilegal Termasuk

Palsu

− Perencanaan,

Monitoring, dan

Evaluasi/Project

Management

− Leadership

− Decision

making/Creative

thinking

Technique/Practical

Problem Solving

− Teknik komunikasi

kepada pemangku

kepentingan

(stakeholder)

− Manajemen obat

untuk mendukung

kebijakan di bidang

pengawasan obat

✓ Mengikuti

diklat/kursus/seminar di

bidang komunikasi

kepada pemangku

kepentingan

(stakeholder)

✓ Pendidikan manajemen

terkait kebijakan obat

khususnya proses

inspeksi

✓ Diklat PPNS

✓ Diklat Intelejen

✓ Training membuat SOP

✓ Cold Chain

Management Training

✓ API handling training

✓ WMS training berbasis

computer

✓ Training terkait

pengenalan proses

penyidikan obat

✓ Training di bidang

hukum terkait

pengawasan distribusi

obat

Page 53: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

50

No. Unit Organisasi Sasaran

Kegiatan

Indikator Jabatan Yang Terkait Kompetensi Yang

Dibutuhkan

Jenis Pengembangan

Kompetensi yang

Dibutuhkan

khususnya proses

inspeksi

− Teknik investigasi

sebagai awal proses

penyidikan

7 Direktorat

Pengawasan

Distribusi Dan

Pelayanan Obat,

Narkotika,

Psikotropika,

Dan Prekursor

Terlaksananya

Bimtek dan

sosialisasi

kepada petugas

BB/BPOM,

petugas lintas

sektor, dan

pengelola

saryanfar

Jumlah Petugas

Balai Besar/

Balai POM dan

stakeholder

terkait dan

pengelola

saryanfar yang

diberikan

bimbingan

teknis dan

sosialisasi

1. Kasubdit

Pengawasan Sarana

Pelayanan ONPP

2. Kepala Seksi

Pengawasan Sarana

Pelayanan ONPP

Kategori 1

3. Kepala Seksi

Pengawasan Sarana

Pelayanan ONPP

Kategori 2

− Kompetensi dalam

melakukan

komunikasi kepada

sarana terkait Standar

Pelayanan

Kefarmasiandan

peraturan terkait

lainnya

Update Standar Pelayanan

Kefarmasian dan peraturan

terkait lainnya

8 Direktorat

Pengawasan

Distribusi Dan

Pelayanan Obat,

Narkotika,

Psikotropika,

Dan Prekursor

Terwujudnya RB

Direktorat

Pengawasan

Distribusi dan

Pelayanan Obat,

Narkotika,

Psikotropika dan

Prekursor sesuai

dengan road map

RB BPOM 2015-

2019

Nilai AKIP

Direktorat

Pengawasan

Distribusi dan

Pelayanan Obat,

Narkotika,

Psikotropika dan

Prekursor

1. Kasubdit

Pengawasan Sarana

Pelayanan ONPP

2. Kepala Seksi Tata

Operasional

− Penyusunan Rencana

Strategis, Rencana

Tahunan, Scenario

Planning

− Perencanaan,

Monitoring, dan

Evaluasi/Project

Management

− Leadership

− Decision

making/Creative

thinking

Mengikuti

diklat/kursus/seminar

dalam

bidang perencanaan

anggaran dan pengelolaan:

SDM (Sumber Daya

Manusia), pengadaan

barang dan jasa, BMN

(Barang Milik Negara),

keuangan, data, arsip dan

teknologi informasi.

Page 54: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

51

No. Unit Organisasi Sasaran

Kegiatan

Indikator Jabatan Yang Terkait Kompetensi Yang

Dibutuhkan

Jenis Pengembangan

Kompetensi yang

Dibutuhkan

Technique/Practical

Problem Solving

− Manajemen

Perubahan dan

Manajemen Kinerja

Instansi

− Kompetensi dalam

bidang perencanaan

anggaran dan

pengelolaan: SDM

(Sumber Daya

Manusia), pengadaan

barang dan jasa,

BMN (Barang Milik

Negara), keuangan,

data, arsip dan

teknologi informasi.

Page 55: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

44

BAB IV

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

4.1. TARGET KINERJA

Sehubungan dengan adanya perubahan SOTK di lingkungan BPOM dan

sebagaimana sasaran kegiatan yang telah ditetapkan, maka target sesuai dengan indikator

masing-masing sasaran kegiatan Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

Narkotika, Psikotropika dan Prekursor adalah sebagai berikut:

Tabel 7. Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja

No. Sasaran Kegiatan Indikator Target

2015 2016 2017 2018 2019

1. Meningkatnya

kemampuan Balai

dalam melakukan

pengawasan sarana

distribusi dan

pelayanan obat

Persentase kesesuaian

pengambilan keputusan

hasil pengawasan sarana

Distribusi dan Pelayanan

ONPP oleh BB/BPOM dan

Loka POM

- - - 60% 65%

2. Meningkatnya

kepuasan pelaku

usaha terhadap

layanan publik di

bidang pengawasan

distribusi obat

Indeks kepuasan pelayanan

publik di bidang

pengawasan sarana

distribusi Obat, Narkotika,

Psikotropika dan Prekursor

- - - 75% 76%

3. Meningkatnya

ketepatan waktu

pelayanan publik di

bidang pengawasan

sarana distribusi

obat.

Persentase permohonan

penilaian sarana distribusi

obat yang diselesaikan

tepat waktu

- - - 70% 75%

4. Perbaikan bisnis

proses pelayanan

publik di bidang

pengawasan sarana

distribusi obat

termasuk

pemanfaatan

teknologi.

Jumlah teknologi

informasi yang

dimanfaatkan dalam

pelayanan publik di bidang

pengawasan sarana

distribusi obat

- - - 1 1

5. Terlaksananya

bimbingan teknis

pemenuhan CDOB

kepada pelaku

usaha

Jumlah pelaku usaha yang

diberikan bimbingan teknis

pemenuhan CDOB

- - - 500 600

Page 56: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

45

No. Sasaran Kegiatan Indikator Target

2015 2016 2017 2018 2019

6. Meningkatnya

efektivitas

pengawasan sarana

distribusi obat dan

sarana pelayanan

kefarmasian

berbasis risiko

Persentase keputusan hasil

pengawasan distribusi dan

pelayanan obat yang

diselesaikan tepat waktu

- - - 75% 80%

7. Terlaksananya

Bimtek dan

sosialisasi kepada

petugas BB/BPOM,

petugas lintas

sektor, dan

pengelola saryanfar

Jumlah petugas

BB/BPOM, petugas lintas

sektor, dan pengelola

saryanfar yang diberikan

bimbingan teknis dan

sosialisasi

- - - 500 600

8. Terwujudnya RB

Direktorat

Pengawasan

Distribusi dan

Pelayanan Obat,

Narkotika,

Psikotropika dan

Prekursor sesuai

dengan road map

RB BPOM 2015-

2019

Nilai AKIP Direktorat

Pengawasan Distribusi dan

Pelayanan Obat,

Narkotika, Psikotropika

dan Prekursor

- - - 76 81

*): Perubahan target sesuai dengan perubahan SOTK

4.2. KERANGKA PENDANAAN

Sesuai target kinerja masing-masing indikator kinerja yang telah ditetapkan, maka

kerangka pendanaan Direktorat Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT untuk

mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis Badan POM periode 2015-2019 adalah

sebagai berikut :

Tabel 8. Sasaran Kegiatan, Indikator Kinerja dan Pendanaan

No Sasaran Kegiatan Indikator ALOKASI (Rp Miliyar)

2015 2016 2017 2018 2019

1 Meningkatnya

efektivitas

pengawasan sarana

distribusi obat dan

sarana pelayanan

kefarmasian berbasis

risiko

IKK 6.

Persentase keputusan hasil

pengawasan distribusi dan

pelayanan obat yang

diselesaikan tepat waktu

6,87 M 7,42 M

Page 57: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

46

No Sasaran Kegiatan Indikator ALOKASI (Rp Miliyar)

2015 2016 2017 2018 2019

Meningkatnya

kemampuan Balai

dalam melakukan

pengawasan sarana

distribusi dan

pelayanan obat

IKK. 1

Persentase kesesuaian

pengambilan keputusan hasil

pengawasan sarana Distribusi

dan Pelayanan ONPP oleh

BB/BPOM dan Loka POM

Terlaksananya

Bimtek dan

sosialisasi kepada

petugas BB/BPOM,

petugas lintas sektor,

dan pengelola

saryanfar

IKK 7

Jumlah Petugas Balai Besar/

Balai POM dan stakeholder

terkait dan pengelola saryanfar

yang diberikan bimbingan

teknis dan sosialisasi

2

Meningkatnya

ketepatan waktu

pelayanan publik di

bidang pengawasan

sarana distribusi

obat.

IKK 3

Persentase permohonan

penilaian sarana distribusi

obat yang diselesaikan tepat

waktu

2,21 M 3,68 M

Meningkatnya

kepuasan pelaku

usaha terhadap

layanan publik di

bidang pengawasan

distribusi obat

IKK. 2.

Indeks kepuasan pelayanan

publik di bidang pengawasan

sarana distribusi Obat,

Narkotika, Psikotropika dan

Prekursor

Perbaikan bisnis

proses pelayanan

publik di bidang

pengawasan sarana

distribusi obat

termasuk

pemanfaatan

teknologi.

IKK 4.

Jumlah teknologi informasi

yang dimanfaatkan dalam

pelayanan publik di bidang

pengawasan sarana distribusi

obat

Terlaksananya

bimbingan teknis

pemenuhan CDOB

kepada pelaku usaha

IKK 5.

Jumlah pelaku usaha yang

diberikan bimbingan teknis

pemenuhan CDOB

Terwujudnya RB

Direktorat

Pengawasan

Distribusi dan

Pelayanan Obat,

Narkotika,

Psikotropika dan

Prekursor sesuai

dengan road map RB

BPOM 2015-2019

IKK.8

Nilai AKIP Direktorat

Pengawasan Distribusi dan

Pelayanan Obat, Narkotika,

Psikotropika dan Prekursor

Page 58: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

i

BAB V

PENUTUP

Revisi Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika,

Psikotropika, dan Prekursor tahun 2015-2019 adalah panduan pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi Direktorat sampai dengan tahun 2019. Keberhasilan pelaksanaan Renstra Tahun

2015-2019 sangat ditentukan oleh kesiapan kelembagaan, ketatalaksanaan, SDM dan

sumber pendanaannya, serta komitmen semua pimpinan dan staf direktorat. Selain itu,

untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan Renstra Tahun 2015-2019, setiap tahun akan

dilakukan evaluasi. Apabila diperlukan, dapat dilakukan perubahan/revisi muatan Renstra,

termasuk indikator-indikator kinerjanya yang dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang

berlaku dan tanpa mengubah tujuan Badan POM yaitu meningkatkan kinerja lembaga dan

pegawai dengan mengacu kepada RPJMN 2015-2019.

Sebagai dokumen perencanaan yang perlu diketahui juga oleh pihak-pihak yang

terkait, maka Revisi Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan

Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Tahun 2015 - 2019 perlu dikomunikasikan

ke seluruh pegawai dan unit kerja terkait di lingkungan Badan POM secara keseluruhan.

Diharapkan semua bagian Direktorat dapat melaksanakannya dengan akuntabel serta

senantiasa berorientasi pada peningkatan kinerja lembaga, unit kerja dan kinerja pegawai.

Renstra ini akan dipantau dan dievaluasi secara berkala setiap tahun.

Selain sebagai bahan evaluasi seperti tersebut di atas, Renstra juga menjadi pedoman

untuk penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Pengawasan Distribusi

dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor.

Diharapkan dengan kesamaan pandangan tentang kemana tujuan Direktorat,

bagaimana peran setiap pegawai dalam mencapai tujuan Direktorat, dan bagaimana

kemajuan dan tingkat keberhasilan nantinya akan diukur, seluruh kegiatan Direktorat

Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor yang

direncanakan akan terlaksana, terkoordinasi dengan baik dan dilakukan secara terintegrasi

untuk tercapainya tujuan-tujuan strategis.

Page 59: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

i

1. Matriks Kinerja dan Pendanaan Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor

Program/

Kegiatan

Sasaran Program

(Outcome)/Sasaran

Kegiatan

(Output)/Indikator

Lokasi

Target Alokasi (dalam Miliar rupiah) Unit

Organisasi

Pelaksana

K/L-N-

B-NS-

BS 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Program Pengawasan Obat dan

Makanan

Direktorat

Pengawasan

Distribusi

dan

Pelayanan

Obat,

Narkotika,

Psikotropika,

dan

Prekursor

IKK 6.

Persentase keputusan

hasil pengawasan

distribusi dan

pelayanan obat yang

diselesaikan tepat

waktu

Pusat

75% 80%

6,87 M 7,42 M

IKK. 1

Persentase kesesuaian

pengambilan keputusan

hasil pengawasan

sarana Distribusi dan

Pelayanan ONPP oleh

BB/BPOM dan Loka

POM

Pusat

60% 65%

IKK 7

Jumlah Petugas Balai

Besar/ Balai POM dan

stakeholder terkait dan

Pusat

Page 60: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

ii

pengelola saryanfar

yang diberikan

bimbingan teknis dan

sosialisasi

IKK 3

Persentase permohonan

penilaian sarana

distribusi obat yang

diselesaikan tepat

waktu

Pusat

70% 75%

2,21 M 3,68 M

IKK. 2.

Indeks kepuasan

pelayanan publik di

bidang pengawasan

sarana distribusi Obat,

Narkotika, Psikotropika

dan Prekursor

Pusat

75% 76%

IKK 4.

Jumlah teknologi

informasi yang

dimanfaatkan dalam

pelayanan publik di

bidang pengawasan

sarana distribusi obat

Pusat

1 1

Page 61: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

iii

IKK 5.

Jumlah pelaku usaha

yang diberikan

bimbingan teknis

pemenuhan CDOB

Pusat

500 600

IKK.8

Nilai AKIP Direktorat

Pengawasan Distribusi

dan Pelayanan Obat,

Narkotika, Psikotropika

dan Prekursor

Pusat

76 81

2. Matriks Kerangka Regulasi Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Tahun 2015-2019

No Arah Kerangka Regulasi dan / atau

kebutuhan regulasi

Urgensi Pembentukan Berdasarkan

Evaluasi Regulasi Eksisting Unit Penanggung Jawab Unit Terkait /Institusi

1 Undang - Undang tentang Pengawasan Obat

dan Makanan

Efektivitas pengawasan sediaan farmasi di

sarana distribusi dan pelayanan obat tidak

optimal

Direktorat Pengawasan Distribusi

dan Pelayanan Obat, Narkotika,

Psikotropika, dan Prekursor

1.DPR

2.Kementerian Kesehatan

3. Biro Hukum dan Humas

2 Peraturan atau Keputusan Kepala Badan

POM Pedoman Tindak Lanjut Hasil

Pengawasan Obat, Bahan Obat, Narkotika,

Psikotropika, Prekursor Farmasi dan Obat-

Obat Tertentu

Efektivitas pengawasan sediaan farmasi di

sarana distribusi dan pelayanan obat tidak

optimal

Direktorat Pengawasan Distribusi

dan Pelayanan Obat, Narkotika,

Psikotropika, dan Prekursor

1. Dit. Standardisasi Obat,

Narkotika, Psikotropika, dan

Prekursor

Page 62: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

iv

No Arah Kerangka Regulasi dan / atau

kebutuhan regulasi

Urgensi Pembentukan Berdasarkan

Evaluasi Regulasi Eksisting Unit Penanggung Jawab Unit Terkait /Institusi

2. Dit. Pengawasan Produksi

Obat, Narkotika,

Psikotropika, dan Prekursor

3 Peraturan Perundang-undangan terkait

penjualan obat secara online Efektivitas pengawasan sediaan farmasi di

sarana distribusi dan pelayanan obat tidak

optimal

Direktorat Pengawasan Distribusi

dan Pelayanan Obat, Narkotika,

Psikotropika, dan Prekursor

1. Kedeputian 4

2. Pusdatin

3. Dit. Standardisasi Obat,

Narkotika, Psikotropika, dan

Prekursor

4 Peraturan Perundang-undangan terkait

penjualan eceran obat

Efektivitas pengawasan sediaan farmasi di

sarana distribusi dan pelayanan obat tidak

optimal

Direktorat Pengawasan Distribusi

dan Pelayanan Obat, Narkotika,

Psikotropika, dan Prekursor

1.Kementerian Kesehatan

2. Biro Hukum dan Humas

3. Dit. Standardisasi Obat,

Narkotika, Psikotropika, dan

Prekursor

5

Peraturan tentang Instalasi Farmasi

Kabupaten/Kota termasuk pedoman CDOB

di IFK dalam rangka meningkatkan

pengawasan/pengawalan mutu obat JKN.

Efektivitas pengawasan sediaan farmasi di

sarana distribusi dan pelayanan obat tidak

optimal

Direktorat Pengawasan Distribusi

dan Pelayanan Obat, Narkotika,

Psikotropika, dan Prekursor

1.Kementerian Kesehatan

2. Biro Hukum dan Humas

3. Dit. Standardisasi Obat,

Narkotika, Psikotropika, dan

Prekursor

6

Peraturan tentang Pedoman Pengawasan

Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika,

Prekursor Farmasi dan Obat-Obat Tertentu

sebagai upaya menciptakan keseragaman

pengawasan petugas pengawas khususnya

di daerah.

Efektivitas pengawasan sediaan farmasi di

sarana distribusi dan pelayanan obat tidak

optimal

Direktorat Pengawasan Distribusi

dan Pelayanan Obat, Narkotika,

Psikotropika, dan Prekursor

1.Kementerian Kesehatan

2. Biro Hukum dan Humas

3. Dit. Standardisasi Obat,

Narkotika, Psikotropika, dan

Prekursor

4. Balai/Balai Besar POM di

Seluruh Indonesia

7.

Standar Pelayanan Kefarmasian di Klinik

dan Toko Obat sebagai pedoman bagi

tenaga kefarmasian yang melakukan

pekerjaan kefarmasian di Klinik dan Toko

Obat

Penjaminan mutu pelayanan kefarmasian di

Klinik dan Toko Obat.

Direktorat Pengawasan Distribusi

dan Pelayanan Obat, Narkotika,

Psikotropika, dan Prekursor

1.Kementerian Kesehatan

2. Biro Hukum dan Humas

3. Dit. Standardisasi Obat,

Narkotika, Psikotropika, dan

Prekursor

Page 63: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

v

No Arah Kerangka Regulasi dan / atau

kebutuhan regulasi

Urgensi Pembentukan Berdasarkan

Evaluasi Regulasi Eksisting Unit Penanggung Jawab Unit Terkait /Institusi

4. Balai/Balai Besar POM di

Seluruh Indonesia

3. Kamus Indikator

INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL SUMBER DATA

(BASELINE 2018)

MEKANISME

PENGUMPULAN

DATA

FREKUENSI

PENGUMPULAN

DATA

(REALISASI)

METODE PERHITUNGAN

1 Persentase

kesesuaian

pengambilan

keputusan hasil

pengawasan sarana

distribusi dan

pelayanan ONPP

oleh BB/BPOM dan

Loka POM

Keputusan hasil pengawasan adalah tindak

lanjut hasil pengawasan Sarana Distribusi dan

Sarana Pelayanan Kefarmasian yang

dikeluarkan oleh Balai Besar/Balai POM dan

Loka POM baik berupa penetapan tindak

lanjut/sanksi yang diberikan kepada sarana,

penetapan temuan sebagai pelanggaran dan

penggunaan dasar hukum dalam penetapan

pelanggaran.

Kesesuaian Balai dalam pengambilan

keputusan adalah kesesuaian tindak lanjut yang

Data Hasil

Pengawasan Sarana

Distribusi dan

Sarana Pelayanan

Kefarmasian dari

Balai Besar/Balai

POM Th 2017

Data Hasil

Pengawasan Sarana

Distribusi dan

Sarana Pelayanan

Kefarmasian dari

Balai Besar/Balai

POM dan Loka

POM

Triwulan dan akhir

tahun anggaran

Rata-rata dari persentase

kesesuaian pengambilan

keputusan hasil pengawasan

dari seluruh BB/BPOM dan

Loka POM.

Persentase kesesuaian pengambilan

keputusan hasil pengawasan =

Keputusan hasil pengawasan yang sesuai

Jumlah sampel uji petik keputusan hasil

pengawasan yang dikeluarkan

X 100 %

Page 64: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

vi

INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL SUMBER DATA

(BASELINE 2018)

MEKANISME

PENGUMPULAN

DATA

FREKUENSI

PENGUMPULAN

DATA

(REALISASI)

METODE PERHITUNGAN

dikeluarkan oleh Balai Besar/Balai POM

dengan Pedoman Tindak Lanjut Hasil

Pengawasan atau ketetapan lain yang

mengubahnya dan ketentuan peraturan

perundang-undangan di bidang distribusi dan

pelayanan ONPP.

Penghitungan persentase balai yang sesuai

dalam pengambilan keputusan hasil

pengawasan dilakukan berdasarkan prinsip uji

petik/sampling terhadap minimal 10% dari

laporan yang masuk dalam periode tri wulan

pelaporan dengan tetap mempertimbangkan

asas keterwakilan masing-masing jenis sarana

dan asas proporsionalitas.

2 Indeks kepuasan

pelayanan publik di

bidang was sarana

distribusi obat

Kepuasan merupakan suatu bentuk

keberterimaan/persepsi yang menyenangkan

terhadap suatu kualitas layanan/jasa yang

diterima.

Pelaku usaha mencakup Pedagang Besar

Farmasi yang selanjutnya disebut PBF adalah

perusahaan berbentuk badan hukum yang

memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan,

Hasil Indeks

Kepuasan Pelaku

Usaha yang

dilaporkan oleh

Inspektorat TH

2017

Hasil Indeks

Kepuasan Pelaku

Usaha yang

dilaporkan oleh

Inspektorat

Satu Tahun Sekali Indeks Kepuasan dihitung

menggunakan metodologi

analisis deskriptif dan grafik

serta perhitungan Indeks

Page 65: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

vii

INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL SUMBER DATA

(BASELINE 2018)

MEKANISME

PENGUMPULAN

DATA

FREKUENSI

PENGUMPULAN

DATA

(REALISASI)

METODE PERHITUNGAN

penyaluran Obat dan/atau Bahan Obat dalam

jumlah besar sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Nilai Indeks Kepuasan Pelayanan Publik

bidang Pengawasan Distribusi Obat adalah

suatu ukuran untuk menilai tingkat efektivitas

Pelayanan Publik di bidang pengawasan

Distribusi Obat yang dilakukan oleh BPOM.

3 Persentase

permohonan

penilaian sarana

distribusi obat yang

diselesaikan tepat

waktu

Pelayanan Publik adalah kegiatan atau

rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan

kebutuhan pelayanan bagi masyarakat dalam

rangka pengawasan obat sesuai dengan

peraturan perundang - undangan berupa

pelayanan administratif dan teknis baik secara

langsung maupun secara tidak langsung.

Ukuran keberhasilan penyelenggaraan

pelayanan publik ditentukan oleh tingkat

kepuasan penerima layanan. Kepuasan

penerima layanan dicapai apabila penerima

layanan memperoleh pelayanan sesuai yang

dibutuhkan dan diharapkan.

Data pelayanan

publik diperoleh

dari data Subditwas

Sarana Distribusi

ONPP dan Bahan

Obat Regional I dan

Subditwas Sarana

Distribusi ONPP

dan Bahan Obat

Regional II TH

2017

Data pelayanan

publik diperoleh

dari data Subditwas

Sarana Distribusi

ONPP dan Bahan

Obat Regional I

dan Subditwas

Sarana Distribusi

ONPP dan Bahan

Obat Regional II

Triwulan dan akhir

tahun anggaran

Nilai Rasio =

Jumlah Sarana yang

mendapatkan Sertifikat CDOB

yang diselesaikan tepat waktu

jumlah Sarana yang mendapatkan

Sertifikat CDOB

X 100

%

Page 66: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

viii

INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL SUMBER DATA

(BASELINE 2018)

MEKANISME

PENGUMPULAN

DATA

FREKUENSI

PENGUMPULAN

DATA

(REALISASI)

METODE PERHITUNGAN

Tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah

memuaskan masyarakat yang menuntut kualitas

pelayanan prima yang tercermin dari atribut (1)

ketepatan waktu pelayanan, yang meliputi

waktu tunggu dan waktu proses, (2) Akurasi

pelayanan, (3) Kesopanan dan keramahan

dalam memberikan pelayanan (4) kemudahan

mendapatkan pelayanan (5) Kenyamanan

dalam memperoleh pelayanan, dan (6) Atribut

pendukung pelayanan lainnya.

Ketepatan waktu pelayanan Publik adalah

pemenuhan waktu janjian pelayanan (SLA)

yang diberikan kepada masyarakat/pelanggan

untuk memenuhi salah satu atribut keberhasilan

penyelenggaraan pelayanan publik. Rasio

ketepatan waktu pelayanan publik merupakan

perbandingan jumlah pemenuhan waktu janjian

pelayanan (SLA) yang tepat waktu dengan

jumlah pengajuan pelayanan oleh

masyarakat/pelanggan.

Page 67: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

ix

INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL SUMBER DATA

(BASELINE 2018)

MEKANISME

PENGUMPULAN

DATA

FREKUENSI

PENGUMPULAN

DATA

(REALISASI)

METODE PERHITUNGAN

Permohonan penilaian sarana distribusi adalah

pemenuhan terhadap CDOB (Cara Distribusi

Obat Yang Baik) yang dikeluarkan dalam

bentuk Sertifikat CDOB.

Sertifikat CDOB adalah dokumen sah yang

merupakan bukti bahwa PBF atau PBF Cabang

telah memenuhi persyaratan CDOB dalam

mendistribusikan Obat dan/atau Bahan Obat.

4 Jumlah teknologi

informasi yang

dimanfaatkan dalam

pelayanan publik di

bidang pengawasan

sarana distribusi

obat

Pelayanan Publik adalah kegiatan atau

rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan

kebutuhan pelayanan bagi masyarakat dalam

rangka pengawasan obat sesuai dengan

peraturan perundang - undangan berupa

pelayanan administratif dan teknis baik secara

langsung maupun secara tidak langsung.

Ukuran keberhasilan penyelenggaraan

pelayanan publik ditentukan oleh tingkat

kepuasan penerima layanan. Kepuasan

penerima layanan dicapai apabila penerima

layanan memperoleh pelayanan sesuai yang

dibutuhkan dan diharapkan.

Data pelayanan

publik diperoleh

dari Ditwas

Distribusi PT dan

PKRT 2017

Data pelayanan

publik diperoleh

dari data Subditwas

Sarana Distribusi

ONPP dan Bahan

Obat Regional I

dan Subditwas

Sarana Distribusi

ONPP dan Bahan

Obat Regional II

Triwulan dan akhir

tahun anggaran

Jumlah Teknologi informasi

yang dimanfaatkan dalam

pelayanan publik penilaian

pemenuhan CDOB

Page 68: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

x

INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL SUMBER DATA

(BASELINE 2018)

MEKANISME

PENGUMPULAN

DATA

FREKUENSI

PENGUMPULAN

DATA

(REALISASI)

METODE PERHITUNGAN

Tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah

memuaskan masyarakat yang menuntut kualitas

pelayanan prima yang tercermin dari atribut (1)

ketepatan waktu pelayanan, yang meliputi

waktu tunggu dan waktu proses, (2) Akurasi

pelayanan, (3) Kesopanan dan keramahan

dalam memberikan pelayanan (4) kemudahan

mendapatkan pelayanan (5) Kenyamanan

dalam memperoleh pelayanan, dan (6) Atribut

pendukung pelayanan lainnya.

Pelayanan Publik yang ada di Ditwas Distribusi

dan Pelayanan ONPP adalah Penilaian

Pemenuhan CDOB.

e-Sertifikasi adalah Teknologi informasi yang

dimanfaatkan oleh Pemohon dan BPOM dalam

penilaian pemenuhan CDOB

5 Jumlah pelaku usaha

yang diberikan

Bimtek pemenuhan

CDOB

Bimbingan Teknis pemenuhan CDOB dapat

berupa sosialisasi, pelayanan prima atau desk

CAPA

Data pelaku usaha

yang diberikan

sosialisasi CDOB,

desk CAPA dalam

Daftar hadir

pelaksanaan

sosialisasi,

pelayanan prima

Triwulan dan akhir

tahun anggaran

Menghitung total jumlah sarana

peserta bimtek pemenuhan

CDOB

Page 69: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

xi

INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL SUMBER DATA

(BASELINE 2018)

MEKANISME

PENGUMPULAN

DATA

FREKUENSI

PENGUMPULAN

DATA

(REALISASI)

METODE PERHITUNGAN

Pelaku usaha adalah Pedagang Besar Farmasi

(PBF) dan atau stakeholder lain yang terkait

pendistribusian obat

rangka bimbingan

teknis pemenuhan

CDOB tahun 2017

atau desk CAPA

dalam rangka

bimbingan teknis

pemenuhan CDOB

6 Persentase

Keputusan hasil

pengawasan Sarana

Distribusi dan

pelayanan Obat yang

diselesaikan tepat

waktu

Keputusan hasil pengawasan sarana distribusi

obat dan sarana pelayanan kefarmasian adalah

berupa keputusan yang dihasilkan berdasarkan

hasil evaluasi kasus/isu atau tindak lanjut

pemeriksaan sarana distribusi dan pelayanan

kefarmasian yang diterbitkan oleh Direktorat

Pengawasan Distribusi dan Pelayanan ONPP.

Hasil evaluasi kasus/isu adalah hasil evaluasi

untuk yang pertama kali terhadap masing-

masing kasus/isu.

− Laporan

tindaklanjut

hasil

pemeriksaan

internal maupun

dari Balai

Besar/Balai

POM tahun

2017

− Isu/kasus yang

berasal dari

stakeholder dan

Balai

Besar/Balai

POM tahun

2017

− Laporan

tindaklanjut

hasil

pemeriksaan

internal maupun

dari Balai

Besar/Balai

POM

− Isu/kasus yang

berasal dari

stakeholder dan

Balai

Besar/Balai

POM

Triwulan dan akhir

tahun anggaran

Nilai Rasio:

Jumlah Keputusan hasil pengawasan

Distribusi dan pelayanan ONPP yang

diselesaikan tepat waktu

Jumlah Keputusan hasil pengawasan

Distribusi dan pelayanan ONPP

X 100 %

Page 70: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

xii

INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL SUMBER DATA

(BASELINE 2018)

MEKANISME

PENGUMPULAN

DATA

FREKUENSI

PENGUMPULAN

DATA

(REALISASI)

METODE PERHITUNGAN

7 Jumlah petugas

BB/BPOM, petugas

lintas sektor, dan

pengelola saryanfar

yang diberikan

bimbingan teknis

dan sosialisasi

Bimbingan Teknis dan Sosialisasi yang

disampaikan adalah terkait pengelolaan obat di

Sarana Pelayanan Kefarmasian sesuai dengan

Standar Pelayanan Kefarmasian atau terkait

koordinasi pengawasan obat dengan sektor

terkait.

Stakeholder terkait adalah Instansi lain yang

berkaitan dalam pengawasan Distribusi Obat,

antara lain Kemkes, Pemda, Organisasi Profesi,

Asosiasi Pelaku Usaha.

Hasil pelaksanaan

Bimtek dan

sosialisasi terkait

pengelolaan dan

pengawasan obat di

sarana pelayanan

kefarmasian dari

Ditwas Distribusi

dan Pelayanan

ONPP tahun 2017

Laporan hasil

pelaksanaan

Bimtek dan

Sosialisasi terkait

pengelolaan dan

pengawasan

distribusi obat dari

Ditwas Distribusi

dan Pelayanan

ONPP

Triwulan dan akhir

tahun anggaran

Menghitung total jumlah

petugas BB/BPOM, petugas

lintas sektor, dan pengelola

saryanfar yang diberikan

bimbingan teknis dan sosialisasi

8 Nilai AKIP

Direktorat

Pengawasan

Distribusi dan

Pelayanan Obat,

Narkotika,

Psikotropika dan

Prekursor

Nilai Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah adalah nilai hasil dari

penilaian/evaluasi yang dilakukan oleh

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN dan RB)

atas Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah yang dilakukan oleh setiap

Kementerian/Lembaga (K/L).

Penilaian AKIP terdiri dari 5 komponen

penilaian, antara lain:

1. Perencanaan Kinerja (30%) meliputi aspek:

Nilai Hasil Evaluasi

Akuntabilitas

Kinerja Instansi

Pemerintah BPOM

oleh KeMENPAN

dan RB Th 2017

Nilai Hasil

Evaluasi

Akuntabilitas

Kinerja Instansi

Pemerintah BPOM

oleh KeMENPAN

dan RB

Akhir tahun

anggaran

Rentang Nilai Evaluasi AKIP

terdiri dari:

1. AA (sangat memuaskan),

dengan skor > 90 - 100

2. A (memuaskan), dengan skor

> 80 - 90

3. BB (sangat baik), dengan

skor > 70 - 80

4. B (baik), dengan skor > 60 -

70

Page 71: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

xiii

INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL SUMBER DATA

(BASELINE 2018)

MEKANISME

PENGUMPULAN

DATA

FREKUENSI

PENGUMPULAN

DATA

(REALISASI)

METODE PERHITUNGAN

a. Rencana Strategis (10%), meliputi:

Pemenuhan Renstra (2%), Kualitas Renstra

(5%) dan Implementasi Renstra (3%)

b. Perencanaan Kinerja Tahunan (20%),

meliputi Pemenuhan RKT (4%), Kualitas RKT

(10%) dan Implementasi RKT (6%).

2. Pengukuran Kinerja (25%), meliputi aspek:

a. Pemenuhan pengukuran (5%)

b. Kualitas Pengukuran (12,5%)

c. Implementasi pengukuran (7,5%)

3. Pelaporan Kinerja (15%), meliputi aspek:

a. Pemenuhan pelaporan (3%)

b. Kualitas pelaporan (7,5%)

c. Pemanfaatan pelaporan (4,5%)

4. Evaluasi Internal Kinerja (15%), meliputi

aspek:

a. Pemenuhan evaluasi (2%);

b. Kualitas evaluasi (5%);

c. Pemanfaatan hasil evaluasi (3%).

5. Pencapaian Kinerja (20%), meliputi aspek:

a. Kinerja yang dilaporkan (output) (5%);

b. Kinerja yang dilaporkan (outcome) (10%);

c. Kinerja tahun berjalan (benchmark) (5%).

5. CC (cukup/memadai),

dengan skor > 50 - 60

6. C (kurang), dengan skor > 30

- 50

7. D (sangat kurang) dengan

skor 0 - 30

Page 72: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019ppid.pom.go.id/file/rencana_strategis/Renstra Direktorat... · 2019. 5. 30. · Renstra Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat,

xiv