Direktorat Pascapanen Tanaman...

37
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015 DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015

Transcript of Direktorat Pascapanen Tanaman...

Page 1: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN

TAHUN 2015

DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

KEMENTERIAN PERTANIAN 2015

Page 2: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun

2015 telah dapat diselesaikan.

Laporan Kinerja mempunyai beberapa fungsi, antara lain merupakan alat

penilai kinerja secara kuantitatif, sebagai wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas

dan fungsi unit organisasi menuju terwujudnya tata pemerintahan yang baik (good

governance), dan sebagai wujud transparansi serta pertanggungjawaban kepada

masyarakat. Selain itu Laporan Kinerja merupakan alat kendali dan alat pemacu

peningkatan kinerja setiap unit organisasi, tidak terkecuali di lingkungan Direktorat

Pascapanen Tanaman Pangan.

Kinerja Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan diukur atas dasar

penilaian capaian terhadap target Indikator Kinerja Utama (IKU) yang merupakan

indikator keberhasilan pencapaian sasaran-sasaran strategis sebagaimana telah

ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja antara Direktur Pascapanen Tanaman Pangan

dengan Direktur Jenderal Tanaman Pangan pada Tahun 2015.

Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2015

disusun dalam rangka memenuhi Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor

29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang

merupakan wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai visi dan

misi. Kinerja pada tahun 2015 akan menjadi tolak ukur untuk peningkatan kinerja

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan selanjutnya.

Jakarta, Desember 2015

Direktur,

Ir. Tri Agustin Satriani, MM NIP.195908271983032010

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 1

Page 3: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………. ii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………….. iii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………….. iv

IKHTISAR EKSEKUTIF ………………………………………………………….. vi

I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………. 1

1.1. Latar Belakang ………………………………………………………. 1

1.2. Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi ………………………………….. 3

1.3. Sumberdaya Manusia Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan .. 5

1.4. Dukungan Keuangan …………………………………………….. 6

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ........................................ 7

2.1. Rencana Strategis ........................................................................ 7

2.2. Perjanjian Kinerja ……………………………………………………. 11

III. AKUNTABILITAS KINERJA ....................................................................... 12

3.1. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran ……………… 12

3.2. Pencapaian Sasaran Strategis Tahun 2015 ……………………… 12

3.3. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Tahun 2015 …………….. 14

3.4. Akuntabilitas Keuangan ……………………………………………. 22

3.5. Hambatan dan Kendala ………………………………………….. 23

3.6. Upaya dan Tindaklanjut …………………………………………….. 26

IV. PENUTUP …………………………………………………………………….. 28

4.1. Kesimpulan …………………………………………………………… 28

4.2. Saran .................................................................................................... 28

LAMPIRAN

Page 4: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 3

DAFTAR TABEL

No. Uraian Halaman

1. Angka Dasar Susut Pascapanen Tanaman Pangan …………………. 9

2. Capaian Strategis Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan ………… 13 Tahun 2015

3. Capaian Realisasi Input Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman …… 14 Pangan Tahun 2015

4. Perbandingan Alokasi Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2015 dengan Kebutuhan Sarana Pascapanen dalam Renstra …………….. 15

5. Kebutuhan Biaya Investasi Sarana Pascapanen Untuk Mencapai ….. 15 Target Susut Hasil Tahun 2015

6. Perbandingan Angka Penurunan Susut Hasil Tanaman Pangan ……. 16 Tahun 2014 dan Tahun 2015

7. Rincian Realisasi Bantuan Sarana Pascapanen Jagung Dibandingkan Target Pada PK Tahun 2015 …………………………………………….. 17

8. Rincian Realisasi Bantuan Sarana Pascapanen Jagung dibandingkan Target pada Renstra Tahun 2015 ……………………………………….. 17

9. Perbandingan Realisasi Bantuan Sarana Pascapanen Jagung Tahun 2014 dan 2015 ……………..…………………………………….... 18

10. Capaian Penurunan Susut Hasil Jagung dari Fasilitasi Bantuan Sarana Pascapanen Jagung Tahun 2015 ………………………………………... 18

11. Realisasi Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan APBN-P (DIPA PSP) ……………………………………………………..…….……. 20

12. Kontribusi Bantuan Sarana Pascapanen Padi APBN-P Tahun 2015 … 20

13. Kontribusi Bantuan Sarana Pascapanen Jagung APBN-P Tahun 2015 21

14. Kontribusi Bantuan Sarana Pascapanen Kedelai APBN-P Tahun 2015 22

15. Realisasi Serapan Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Menurut Satuan Kerja Tahun 2015 s/d 4 Desember 2015 …………………..…. 23

Page 5: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 4

DAFTAR LAMPIRAN

1. Struktur Organisasi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

2. Indikator Kerja Utama (IKU) Tahun 2015

3. Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2015

4. Perjanjian Kerja (PK) Tahun 2015

5. Pengukuran Kinerja Tahun 2015

6. Standar Operasional Prosedur (SOP) Kegiatan Bantuan Sosial Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

7. Realisasi Penyaluran Fasilitasi Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

8. Kontribusi Bantuan Sarana Pascapanen Jagung APBN dan APBN-P Tahun

2015

9. Kontribusi Bantuan Sarana Pascapanen Padi APBN-P Tahun 2015

10. Kontribusi Bantuan Sarana Pascapanen Kedelai APBN-P Tahun 2015

11. Daftar Nominatif Pegawai Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2015

12. Nama-nama Pejabat Eselon II, III dan IV

Page 6: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 5

IKHTISAR EKSEKUTIF

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Pertanian, yang mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

Pascapanen Tanaman Pangan.

Sasaran pembangunan pertanian 2015 – 2019 yaitu terbangunnya sistem bio

industri berkelanjutan menjadikan peranan penanganan pascapanen semakin

penting. Sejalan dengan hal ini maka kebijakan pengembangan penanganan

pascapanen tanaman pangan difokuskan pada upaya pengamanan hasil dan

upaya mempertahankan kualitas hasil. Hal ini sesuai dengan tujuan penanganan

pascapanen yaitu menurunkan susut hasil komoditas tanaman pangan,

mempertahankan mutu hasil, mempertahankan dan memperpanjang masa

simpan, serta meningkatkan daya saing komoditas tanaman pangan.

Adapun visi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan dalam upaya

mencapai tujuan penanganan pascapanen adalah : “Terwujudnya penanganan

pascapanen tanaman pangan yang baik, mendukung peningkatan produksi

yang berkelanjutan”. Sedangkan untuk mencapai visi tersebut, Direktorat

Pascapanen Tanaman Pangan menetapkan misi :

1. Meningkatkan pengamanan produksi tanaman pangan berkelanjutan melalui

penanganan pascapanen yang baik dan berkualitas.

2. Meningkatkan pemanfaatan dan pengembangan teknologi pascapanen hasil

tanaman pangan dalam rangka menurunkan tingkat susut hasil komoditas

tanaman pangan.

3. Mengembangkan sistem pengelolaan pascapanen komoditas tanaman pangan

dengan memperhatikan nilai budaya lokal.

4. Mengembangkan sistem penyediaan sarana pascapanen secara efektif dan

berkelanjutan.

Page 7: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 6

5. Mendorong peran serta instansi dan stakeholder terkait, serta masyarakat

dalam meningkatkan pengamanan produksi tanaman pangan dari susut hasil

secara berkelanjutan.

Dalam upaya penyelamatan hasil melalui penurunan susut hasil komoditas

tanaman pangan (padi, jagung, kedelai, ubikayu dan ubijalar) dan

mempertahankan kualitas hasil, maka kebijakan penanganan pascapanen yang

dilaksanakan tahun 2015, yaitu :

1. Optimalisasi penanganan panen dan pascapanen tanaman pangan melalui

fasilitasi teknologi dan sarana pascapanen tanaman pangan, berupa bantuan

sarana pascapanen, yaitu :

a) Reguler

1) Corn Sheller per unit senilai Rp. 33.000.000,- (tiga puluh tiga juta

rupiah) sebanyak 271 unit dialokasikan di 28 Provinsi, 80 Kabupaten

2) Flat Bed Dryer + bangunan per unit senilai Rp. 359.000.000,- (tiga ratus

lima puluh sembilan juta rupiah) sebanyak 96 unit dialokasikan di

21 Provinsi, 35 Kabupaten. Flat bed dryer senilai Rp. 210.000.000,-

(dua ratus sepuluh juta rupiah) sedangkan bangunan senilai Rp

149.000.000,- (seratus empat puluh sembilan juta rupiah) termasuk

biaya perencanaan dan pengawasan.

3) Corn Combine Harvester per unit senilai Rp. 500.000.000,- (lima ratus

juta rupiah) sebanyak 15 unit dialokasikan di 7 Provinsi, 7 Kabupaten.

b) Model Jagung dalam Kawasan

Dalam mendukung kegiatan pengembangan kawasan tanaman pangan

tahun 2015, Direktorat Budidaya Serealia telah menetapkan kawasan

jagung di 7 Propinsi, pada 7 Kabupaten.

Adapun jenis bantuan sarana yang diberikan untuk mendukung kawasan

ini sebagai berikut :

1) Corn Sheller per unit senilai Rp. 33.000.000,- (tiga puluh tiga juta

rupiah) sebanyak 42 unit dialokasikan di 7 Provinsi, 7 Kabupaten.

2) Vertical Dryer Jagung + Crusher +bangunan per unit senilai Rp.

958.000.000,- (sembilan ratus lima puluh delapan juta rupiah) sebanyak

29 unit dialokasikan di 7 Provinsi, 7 Kabupaten. Vertical dryer seharga

Rp. 685.000.000,- (enam ratus delapan puluh lima juta rupiah) dan

Crusher seharga Rp. 23.000.000,- (dua puluh tiga juta rupiah) serta

bangunan seharga Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah)

termasuk biaya perencanaan dan pengawasan.

Page 8: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 7

3) Corn Combine Harvester per unit senilai Rp.500.000.000,- (lima ratus

juta rupiah) sebanyak 8 unit dialokasikan di 7 Provinsi 7 Kabupaten.

2. Untuk mendukung kegiatan fasilitasi teknologi dan sarana pascapanen

tanaman pangan, maka dilaksanakan kegiatan lain sebagai berikut :

a. Koordinasi (Workshop, Focus Group Discussion (FGD)) penanganan

pascapanen tanaman pangan

b. Pengukuran Susut Hasil Jagung, Kedelai dan Ubikayu

c. Gerakan Penanganan Pascapanen Padi, Jagung dan Kedelai

d. Sosialisasi Penanganan Pascapanen Ubikayu Secara Baik dan Benar

(GHP)

d. Updating database sarana pascapanen tanaman pangan

e. Penyebarluasan informasi teknologi pascapanen dalam bentuk visualisasi

(CD), buku, leaflet, dan komik

f. Sosialisasi, bimbingan teknis, pembinaan, serta monitoring dan evaluasi

penanganan pascapanen tanaman pangan

g. Evaluasi Pelaksanaan Bantuan Sarana Pascapanen

Capaian realisasi input bantuan sarana pascapanen tanaman pangan tahun

2015 untuk bantuan sarana pascapanen jagung dari target 212 unit, terealisasi

205 unit atau mencapai 96,70%.

Capaian kontribusi susut hasil jagung berdasarkan realisasi sarana

pascapanen yang telah disalurkan yaitu 0,02% dari target 0,02%. Tercapainya

target penurunan susut hasil jagung tahun 2015 sesuai Perjanjian Kinerja

disebabkan bantuan yang tersalur mencapai 96,70% dari target jumlah bantuan

untuk mencapai sasaran susut 0,02%.

Target susut hasil tanaman pangan pada tahun 2015 yang telah ditetapkan

pada Renstra Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 2015-2019 dapat tercapai

dari kontribusi bantuan sarana pascpanen yang bersumber dari DIPA TP, dan

bantuan sarana pascapanen yang bersumber dari DIPA PSP.

Berdasarkan realisasi penyaluran bantuan sarana pascapanen tanaman

pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen padi

APBN-P Tahun 2015 diprediksi dapat menurunkan susut hasil padi sebesar

0,056% atau mencapai 130,23% dari Target Susut 0,043%. Bantuan sarana

pascapanen jagung APBN-P Tahun 2015 diprediksi dapat menurunkan susut hasil

Page 9: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 8

jagung sebesar 0,308% atau mencapai 99,35% dari target susut hasil jagung

0,31%. Sedangkan bantuan sarana pascapanen kedelai APBN-P Tahun 2015

diprediksi menurunkan susut hasil kedelai sebesar 0,723% atau mencapai

168,14% dari target susut hasil kedelai 0,43%.

Selain itu, untuk mencapai target penurunan susut hasil dibutuhkan perubahan

prilaku petani dalam penanganan panen dan pascapanen serta penguatan

manajemen kelompok melalui kegiatan pembinaan, sosialisasi dan bimbingan

teknis yang telah dialokasikan di Pusat dan Daerah.

Anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan penanganan pascapanen

tanaman pangan pada tahun 2015 senilai Rp. 78.498.554.000,- dan realisasi

anggaran hingga 31 Desember 2015 mencapai Rp.60.448.719.725,- (77,01%).

Anggaran penanganan pascapanen tanaman pangan dialokasikan di Pusat senilai

Rp.11.948.500.000,- terealisasi Rp.8.155.144.178,- (68,25%), anggaran

dekonsentrasi (Provinsi) senilai Rp.8.590.500.000,- terealisasi

Rp. 6.981.015.692,- (81,26%), dan anggaran Tugas Pembantuan Provinsi senilai

Rp. 57.959.554.000,- terealisasi Rp. 45.312.559.855,- (78,18%).

Secara umum, mekanisme penyerapan anggaran telah dilaksanakan sebaik-

baiknya. Pada tahun 2015, Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan telah

melaksanakan semua kegiatan dengan penyerapan anggaran yang maksimal.

Sementara itu, analisis efisiensi dan efektivitas terhadap pemanfaatan

anggaran masih sulit diukur karena tidak adanya tolak ukur yang pasti tentang

batasan efektif atau efisiensinya sebuah kegiatan. Untuk itu, ke depan perlu

dilakukan perumusan efektivitas dan efisiensi dari suatu kegiatan.

Page 10: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman pangan sebagai salah satu subsektor pertanian memiliki posisi

strategis dalam penyediaan kebutuhan, sumber lapangan kerja dan pendapatan,

serta sumber devisa.

Pembangunan tanaman pangan akan berhadapan dengan berbagai

perubahan lingkungan strategis baik bersifat internal maupun eksternal antara lain

globalisasi perdagangan yang semakin dinamis, perubahan iklim, tuntutan

lingkungan yang berkelanjutan, keterbatasan sumber daya lahan, perubahan

perilaku konsumen, dan kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks ini,

pembangunan harus dilakukan secara ekonomis, efisien, efektif, akuntabel, dan

berkelanjutan sehingga pembangunan tersebut memberikan jaminan kehidupan

yang cukup dan memperhatikan kebutuhan generasi berikutnya.

Penanganan pascapanen tanaman pangan merupakan upaya strategis

dalam mendukung ketahanan pangan nasional, karena mempunyai peranan yang

cukup besar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung,

penanganan pascapanen memiliki peranan dalam menurunkan susut hasil,

mempertahankan mutu hasil panen dan meningkatkan nilai tambah, daya saing

serta pendapatan petani. Dengan demikian, secara tidak langsung proses

penanganan pascapanen mendukung program ketahanan pangan nasional.

Secara langsung, penanganan proses pascapanen yang baik dan benar

memiliki peranan dalam menurunkan susut hasil, mempertahankan mutu hasil

panen, meningkatkan nilai tambah, daya saing serta pada akhirnya diharapkan

dapat meningkatkan pendapatan petani. Dengan demikian, secara tidak langsung

proses penanganan pascapanen mendukung program ketahanan pangan

nasional.

Penanganan pascapanen melalui penerapan Good Handling Practices

(GHP) merupakan hal yang penting dilakukan dalam rangka penyediaan pangan

dan pasokan bahan baku untuk industri yang berkualitas. Penanganan

pascapanen secara GHP berpedoman pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor

44/Permentan/OT.140/10/2009 tentang Pedoman Penanganan Pascapanen Hasil

Pertanian Asal Tanaman yang Baik (Good Handling Practices).

Page 11: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 10

Dalam rangka pengamanan produksi dan juga percepatan swasembada

jagung tahun 2015 maka pada tahun 2015, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

telah mengalokasikan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan penanganan

pascapanen tanaman pangan mulai tingkat pusat, provinsi hingga kabupaten/kota

serta fasilitasi bantuan sarana pascapanen jagung pada 29 Provinsi, 93 kab/kota.

Hasil pengukuran kinerja Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan dalam

pelaksanaan kegiatan penanganan pascapanen dalam kurun waktu setahun

dilaporkan dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Laporan kinerja

merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang

dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran.

Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2015

disusun sebagai salah satu bentuk perwujudan kewajiban suatu instansi

pemerintah untuk memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai dan sebagai upaya

perbaikan berkesinambungan bagi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan untuk

meningkatkan kinerjanya. Hal terpenting dalam LAKIP adalah pengukuran kinerja

dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis

terhadap pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja dilakukan dengan

membandingkan antara kinerja yang seharusnya terjadi dengan kinerja yang

diharapkan.

Laporan Kinerja merupakan bagian terintegrasi dari SAKIP. yang

merupakan perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

serta pengelolaan sumber daya untuk melaksanakan kebijakan dan program.

Penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) tahun 2015

merupakan bagian yang terintegrasi dengan penerapan anggaran berbasis kinerja

(Performance-based Budgeting). Penerapan ini mengharuskan pemerintah untuk

menyusun anggaran dengan mengacu pada target kinerja yang akan dicapai dan

seluruh anggaran harus dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.

Diharapkan penerapan SAKIP ini dapat berfungsi secara optimal sehingga

dapat dijadikan salah satu instrumen utama dalam pelaksanaan pembaharuan

birokrasi Pemerintah untuk mempercepat terwujudnya penyelenggaraan

Pemerintahan yang baik, transparan, akuntabel dan bersih dari praktek-praktek

penyimpangan. Oleh karena itu, Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan di

dalam mengimplementasikan sistem ini melalui penyusunan Laporan Kinerja

dengan maksud untuk mengetahui seberapa jauh tingkat capaian kinerja,

kendala/hambatan dan permasalahan serta upaya pemecahannya dalam

pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan

oleh Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan.

1.2. Organisasi, Tugas Pokok, dan Fungsi

Page 12: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 11

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Pertanian, Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan

evaluasi di bidang pascapanen tanaman pangan. Dalam melaksanakan tugas

tersebut, Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pascapanen padi, jagung dan

serealia lain, kedelai dan aneka kacang, serta aneka umbi;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pascapanen padi, jagung dan serealia lain,

kedelai dan aneka kacang, serta aneka umbi;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria standar, norma, pedoman,

kriteria, di bidang pascapanen padi, jagung dan serealia lain, kedelai dan

aneka kacang, serta aneka umbi;

d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pascapanen padi, jagung

dan serealia lain, kedelai dan aneka kacang, serta aneka umbi; dan

e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Direktorat Pascapanen Tanaman

Pangan didukung oleh 4 (Empat ) Sub Direktorat yaitu Sub Direktorat Padi, Sub

Direktorat Jagung dan Serealia Lain, Sub Direktorat Kedelai dan Aneka Kacang,

Sub Direktorat Aneka Umbi serta Subbag Tata Usaha sebagaimana pada

Lampiran 1.

Adapun tugas pokok dan fungsi dari masing-masing Sub Direktorat sebagai

berikut:

a. Sub Direktorat Padi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan,

dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan

kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi dibidang pascapanen

padi.

Dalam melaksanakan tugas Sub Direktorat Padi menyelenggarakan fungsi:

1) Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang teknologi dan sarana

pascapanen padi

2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi dan sarana

pascapanen padi

3) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang

teknologi dan sarana pascapanen padi dan

4) Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang teknologi

dan sarana pascapanen padi.

Page 13: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 12

b. Sub Direktorat Jagung dan Serealia Lain mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,

standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi

di bidang pascapanen jagung dan serealia lain.

Dalam melaksanakan tugas Sub Direktorat Jagung dan Serealia Lain

menyelenggarakan fungsi :

1) Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang teknologi dan sarana

pascapanen jagung dan serealia lain

2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi dan sarana

pascapanen jagung dan serealia lain

3) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang

teknologi dan sarana pascapanen jagung dan serealia lain dan

4) Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang teknologi

dan sarana pascapanen jagung dan serealia lain.

c. Sub Direktorat Kedelai dan Aneka Kacang mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,

standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi

di bidang pascapanen kedelai dan aneka kacang.

Dalam melaksanakan tugas Sub Direktorat Kedelai dan Aneka Kacang

menyelenggarakan fungsi :

1) Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang teknologi dan sarana

pascapanen kedelai dan aneka kacang

2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi dan sarana

pascapanen kedelai dan aneka kacang

3) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang

teknologi dan sarana pascapanen kedelai dan aneka kacang dan

4) Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang teknologi

dan sarana pascapanen kedelai dan aneka kacang.

d. Sub Direktorat Aneka Umbi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di

bidang pascapanen aneka umbi.

Dalam melaksanakan tugas Sub Direktorat Aneka Umbi menyelenggarakan

fungsi :

1) Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang teknologi dan sarana

pascapanen aneka umbi.

Page 14: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 13

2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi dan sarana

pascapanen aneka umbi.

3) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan, kriteria dibidang

teknologi dan sarana pascapanen aneka umbi dan

4) Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang teknologi

dan sarana pascapanen aneka umbi.

1.3. Sumberdaya Manusia Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Jumlah pegawai Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan pada tahun 2015

berjumlah 64 orang yang terdiri dari pegawai golongan II sebanyak 14 orang dan

golongan III sebanyak 42 orang dan golongan IV sebanyak 8 orang. Jika dilihat

dari tingkat pendidikan adalah SD – SMA sebanyak 16 orang, Sarjana Muda/D3

sebanyak 7 orang, S1 sebanyak 25 orang, dan S2 sebanyak 16 orang. Jumlah

pegawai tersebut tersebar di Sub Direktorat Padi 11 orang, Sub Direktorat Jagung

dan Serealia Lain 11 orang, Sub Direktorat Kedelai dan Aneka Kacang 9 orang

dan Sub Direktorat Aneka Umbi 10 orang dan Sub Tata Usaha 23 orang. Secara

rinci, sebaran jumlah pegawai Lingkup Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

seperti pada Tabel Lampiran 11.

Jumlah pegawai Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan tahun 2015 tidak

mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu berjumlah 64 orang.

1.4. Dukungan Keuangan

Sesuai dengan DIPA Petikan Tahun Anggaran 2015 Nomor: SP DIPA

018.03.1.238251/2015 tanggal 14 November 2014, alokasi anggaran APBN

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan pada tahun 2015 sebesar

Rp. 71.498.554.000,- yang terdiri dari anggaran Pusat Rp. 6.548.500.000,-,

Dekonsentrasi Rp. 6.990.500.000,-, dan Tugas Pembantuan Provinsi

Rp. 57.959.554.000,-.

Berdasarkan revisi ke-2 DIPA tanggal 6 Maret 2015 dan Revisi ke-2 POK

TA. 2015 (APBN-P) tanggal 9 Maret 2015 terdapat penambahan anggaran untuk

kegiatan UPSUS peningkatan produksi, jagung, dan kedelai (alokasi dana APBN-

P) sebesar Rp. 5.400.000.000,- sehingga total pagu Pusat Direktorat Pascapanen

Tanaman Pangan Tahun 2015 sebesar Rp.11.948.500.000,-. Adapun rincian

perubahan pagu anggaran dekonsentrasi dan tugas pembantuan setelah revisi

DIPA sebagai berikut:

1) Pagu anggaran Dekonsentrasi semula Rp.6.990.500.000,- menjadi

Rp.8.590.500.000,- atau naik 22,89%.

Page 15: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 14

2) Pagu anggaran Tugas Pembantuan Provinsi tetap Rp.57.959.554.000,- atau

tidak mengalami perubahan.

Pada tahun 2015, kegiatan dukungan sarana pascapanen tanaman pangan

APBN-P berada di DIPA PSP dan dikelola oleh satker PSP. Berdasarkan DIPA

PSP, pagu anggaran Tugas Pembantuan Provinsi untuk kegiatan bantuan sarana

pascapanen tanaman sebesar Rp. 844.675.625.000,- yang terdiri dari anggaran

pengadaan sarana pascapanen tanaman pangan sebesar Rp. 832.350.000000,-

dan anggaran pembinaan sebesar Rp. 12.325.625.000,- Berdasarkan Revisi DIPA

PSP tanggal 13 November 2015 terdapat perubahan Pagu Bantuan Sarana

Pascapanen Tanaman Pangan Satker DIPA PSP. Pagu anggaran semula Rp

844.675.625.000,- menjadi Rp. 927.836.427.000,- atau naik 9,8%.

Page 16: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 15

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis

2.1.1. Visi

Visi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan dalam upaya mencapai tujuan

penanganan pascapanen adalah : “Terwujudnya penanganan pascapanen

tanaman pangan yang baik, mendukung peningkatan produksi yang

berkelanjutan”.

2.1.2. Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, misi yang harus dilaksanakan oleh

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan tahun 2015 – 2019 adalah:

6. Meningkatkan pengamanan produksi tanaman pangan berkelanjutan melalui

penanganan pascapanen yang baik dan berkualitas.

7. Meningkatkan pemanfaatan dan pengembangan teknologi pascapanen hasil

tanaman pangan dalam rangka menurunkan tingkat susut hasil komoditas

tanaman pangan.

8. Mengembangkan sistem pengelolaan pascapanen komoditas tanaman pangan

dengan memperhatikan nilai budaya lokal.

9. Mengembangkan sistem penyediaan sarana pascapanen secara efektif dan

berkelanjutan.

10. Mendorong peran serta instansi dan stakeholder terkait, serta masyarakat

dalam meningkatkan pengamanan produksi tanaman pangan dari susut hasil

secara berkelanjutan.

2.1.3. Tujuan

Sesuai dengan visi dan misi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

memfasilitasi penanganan pascapanen tanaman pangan pada wilayah budidaya

tanaman pangan dalam rangka pengamanan produksi. Tujuan yang akan

dilaksanakan oleh Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan tahun 2015 - 2019

adalah :

1. Menurunkan tingkat susut hasil (losses) tanaman pangan

2. Mempertahankan mutu hasil panen tanaman pangan

Page 17: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 16

3. Mempertahankan dan memperpanjang masa simpan tanaman pangan

4. Meningkatkan daya saing komoditas tanaman pangan

5. Mengembangkan sistem pengelolaan pascapanen tanaman pangan

6. Pengembangan dan pemantapan kelembagaan pascapanen

2.1.4. Sasaran

Sesuai dengan tujuan tersebut diatas, maka sasaran yang akan dicapai adalah

sebagai berikut:

A. Sasaran Program

Program yang menjadi tugas dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan adalah “Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil

Produksi Tanaman Pangan”.

Sasaran strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2015 – 2019 yaitu :

1) Tercapainya produktivitas tanaman pangan.

2) Terlaksananya penggunaan benih unggul bersertifikat.

3) Terlaksananya luas areal tanaman pangan yang aman dari gangguan OPT

dan DPI.

4) Terlaksananya penurunan kontribusi susut hasil tanaman pangan.

B. Sasaran Kegiatan

Pada tahun 2015, Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan menetapkan

1 (satu) sasaran strategis. Sasaran strategis yang dimaksud adalah penurunan

susut hasil tanaman pangan. Target jumlah bantuan sarana pascapanen tanaman

pangan yang dibutuhkan untuk menurunkan kehilangan hasil produksi 0,02% yaitu

212 unit.

Page 18: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 17

Tabel 1. Angka Dasar Susut Pascapanen Tanaman Pangan

Komoditas Angka Dasar

Susut (%)

Tahun (%)

2015 2016 2017 2018 2019

Padi 10,43 10,39 10,21 9,96 9,66 9,28

Jagung 4,81 4,50 4,33 4,18 4,04 3,91

Kedelai 14,70 14,27 13,62 12,82 11,74 10,4

Ubi Kayu 11,58 - 11,49 11,42 11,34 11,27

2.1.5. Kebijakan

Salah satu arah kebijakan pemantapan ketahanan pangan melalui peningkatan produksi pangan pokok dilakukan dengan peningkatan kapasitas produksi padi dalam negeri, yang salah satunya dicapai melalui peningkatan teknologi melalui kebijakan penciptaan sistem inovasi nasional dan pola penanganan pascapanen dalam mengurangi susut panen dan kehilangan hasil.

Salah satu kebijakan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan adalah Kebijakan

Pengembangan Penanganan Pascapanen Sesuai Kebutuhan Lapangan.

Penanganan pascapanen tanaman pangan memegang peranan penting dan

merupakan bagian integral sebagai pendukung pembangunan pertanian secara

keseluruhan. Keberhasilan penanganan pascapanen tanaman pangan bukan

hanya meningkatkan produksi tanaman pangan dan pendapatan petani, tetapi juga

dapat meningkatkan mutu produksi guna mewujudkan kemandirian dan ketahanan

pangan.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka arah kebijakan yang dilaksanakan

oleh Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 antara lain :

1. Menurunkan susut hasil dan mempertahankan mutu tanaman pangan untuk

menyelamatkan produksi, meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk,

sehingga meningkatkan pendapatan petani dan mewujudkan program

ketahanan pangan menuju kemandirian pangan nasional.

2. Penanganan pascapanen melalui penerapan Good Handling Practices (GHP)

dalam penyediaan pangan dan pasokan bahan baku untuk industri.

3. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan pascapanen

tanaman pangan.

4. Fasilitasi dan optimalisasi pemanfaatan sarana pascapanen tanaman pangan.

5. Pengembangan manajemen pascapanen berbasis kawasan produksi tanaman

pangan.

Page 19: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 18

2.1.6. Strategi

Pencapaian sasaran Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Hasil Tanaman Pangan akan ditempuh melalui berbagai strategi yang mengacu pada kebijakan yang telah ditetapkan di atas dan strategi yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian. Strategi yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan adalah Peningkatan Produktivitas, Perluasan Areal Tanam, Pengamanan Produksi dan Penguatan Kelembagaan dan Pembiayaan.

Dalam pengembangan penanganan pascapanen tanaman pangan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal sebagai peluang dan ancaman maka strategi pengembangan penanganan pascapanen tanaman pangan yang dilaksanakan antara lain :

1. Pendekatan Wilayah

Setiap wilayah menghasilkan komoditas tanaman pangan pada sentra yang

berbeda. Hal ini memungkinkan pembangunan kawasan-kawasan ekonomi

berbasis agribisnis dan agroindustri yang terintegrasi antara daerah pedesaan,

perkotaan, sentra-sentra industri pangan, pelabuhan, dan pasar serta juga

memungkinkan dilaksanakannya pengembangan sistem dan kelembagaan

pascapanen seperti Brigade Panen dan Pascapanen serta Unit Pelayanan

Jasa Alsintan (UPJA) .

2. Pendekatan Sumber Daya Manusia (SDM)

Permasalahan sumberdaya manusia merupakan hal yang mendasar, dengan

masih terbatasnya tingkat pengetahuan dan tenaga terampil. Oleh sebab itu

untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan sumberdaya

manusia dilaksanakan melalui pemberian penyuluhan, pembinaan, bimbingan

teknis, pendampingan, pengawasan dan pelatihan.

3. Pendekatan Sarana dan Teknologi

Penerapan teknologi pascapanen saat ini belum merata di masyarakat pertanian, antara lain disebabkan penyebaran informasi teknologi pascapanen masih belum dilakukan secara intensif. Oleh sebab itu perlu dioptimalkan penyuluhan dan penyampaian sumber informasi kepada Gapoktan/Poktan dan juga mensosiali-sasikan mekanisasi/penyebaran sarana atau teknologi pascapanen secara tepat sasaran sesuai kebutuhan (spesifik lokasi).

4. Pendekatan Daya Saing

Penanganan pra panen dan pascapanen yang baik dan benar akan diperoleh

mutu hasil panen yang dapat bersaing sesuai permintaan pasar. Untuk itu

diperlukan kemitraan yang baik antara petani dan pelaku usaha yang

difasilitasi oleh pemerintah.

Dalam konteks strategi ini maka Pengembangan Manajemen Pascapanen

berbasis kawasan produksi tanaman pangan harus menjadi fokus perhatian.

Page 20: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 19

Investasi pemerintah harus didorong untuk mengaktualisasikan fungsi

pemerintah dalam penyelenggaraan pembangunan pertanian, khususnya

dibidang pascapanen.

Diharapkan dengan menerapkan strategi ini maka tujuan dalam pananganan

pascapanen tanaman pangan dapat tercapai.

2.2. Perjanjian Kinerja

Perjanjian Kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari

pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah

untuk melaksanakan Program/Kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.

Perjanjian Kinerja dimanfaatkan untuk memantau dan mengendalikan pencapaian

kinerja organisasi, melaporkan capaian realisasi kinerja dalam Laporan Kinerja,

serta menilai keberhasilan Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan. Dalam

rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan,

akuntabel dan berorientasi kepada hasil, Direktorat Pascapanen Tanaman

Pangan menetapkan kinerja yang akan dicapai pada tahun 2015. Perjanjian

kinerja ini merupakan tolak ukur keberhasilan organisasi yang akan menjadi

penilaian dalam evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun 2015. Mengacu

Renstra 2015-2019, Perjanjian Kinerja Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

tahun 2015 untuk melaksanakan program Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

Pada tahun 2015, Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan menetapkan 1

(satu) sasaran strategis dengan 1 (satu) indikator kinerja. Sasaran strategis yang

dimaksud adalah penurunan susut hasil tanaman pangan dengan indikator kinerja

berupa jumlah bantuan sarana pascapanen tanaman pangan dengan

menurunnya kehilangan hasil produksi 0,02%.

Page 21: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 20

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran

Gambaran kinerja Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2015

dapat diketahui dari hasil pengukuran kinerja kegiatan dan evaluasi kinerja yaitu

dengan membandingkan antara target dengan capaian. Kriteria ukuran

keberhasilan pencapaian sasaran keberhasilan tahun 2015 ditetapkan

berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring, yaitu: (1) sangat berhasil

(capaian > 100%); (2) berhasil (capaian 80-100%); (3) cukup berhasil (capaian 60-

79%); dan (4) kurang berhasil (capaian <60%) terhadap target yang telah

ditetapkan.

Pengukuran capaian sasaran kinerja Direktorat Pascapanen Tanaman

Pangan tahun 2015 dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dan

realisasi. Realisasi indikator kinerja sasaran mengamankan kehilangan/susut hasil

produksi dihitung melalui hasil perhitungan perkalian kapasitas kerja sarana

pascapanen yang terealisasi dengan kemampuan penyelamatan hasil per jenis

sarana pascapanen. Persentase kontribusi susut diperoleh dari penyelamatan

produksi dibandingkan terhadap total produksi pada tahun yang bersangkutan.

3.2. Pencapaian Sasaran Strategis Tahun 2015

Berdasarkan Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015, Direktorat Pascapanen

Tanaman Pangan telah menetapkan pencapaian 1 (satu) target indikator kinerja

utama sasaran strategis tahun 2015 sebagaimana tercantum pada Perjanjian

Kinerja tahun 2015 (dalam proses). Capaian kinerja utama sasaran strategis

tersebut merupakan penurunan susut hasil tanaman pangan yang bersumber dari

DIPA Ditjen Tanaman Pangan sebagaimana Tabel 2 berikut.

Page 22: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 21

Tabel 2. Capaian Strategis Direkorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2015

(1) (3) (4) (5)

212 205 96,70%

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (unit)

Penurunan susut hasil tanaman

pangan

Jumlah bantuan sarana

pascapanen tanaman

pangan dengan

menurunnya kehilangan

hasil produksi 0,02%

Realisasi

(unit)

Capaian

Kinerja (%)

(2)

Bantuan sarana pascapanen tanaman pangan pada tahun 2015 telah

dialokasikan melalui dana APBN (Satker Tanaman Pangan) dengan rincian

sebagai berikut :

1. Reguler

a. Corn Sheller per unit senilai Rp. 33.000.000,- (tiga puluh tiga juta rupiah)

sebanyak 271 unit dialokasikan di 28 Provinsi, 80 Kabupaten

b. Flat Bed Dryer + bangunan per unit senilai Rp. 359.000.000,- (tiga ratus

lima puluh sembilan juta rupiah) sebanyak 96 unit dialokasikan di

21 Provinsi, 35 Kabupaten. Flat bed dryer senilai Rp. 210.000.000,- (dua

ratus sepuluh juta rupiah) sedangkan bangunan senilai Rp 149.000.000,-

(seratus empat puluh sembilan juta rupiah) termasuk biaya perencanaan

dan pengawasan.

c. Corn Combine Harvester per unit senilai Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta

rupiah) sebanyak 15 unit dialokasikan di 7 Provinsi, 7 Kabupaten.

2. Model Jagung dalam Kawasan

Dalam mendukung kegiatan pengembangan kawasan tanaman pangan tahun

2015, Direktorat Budidaya Serealia telah menetapkan kawasan jagung di 7

Propinsi, pada 7 Kabupaten.

Adapun jenis bantuan sarana yang diberikan untuk mendukung kawasan ini

sebagai berikut :

a. Corn Sheller per unit senilai Rp. 33.000.000,- (tiga puluh tiga juta rupiah)

sebanyak 42 unit dialokasikan di 7 Provinsi, 7 Kabupaten.

b. Vertical Dryer Jagung + Crusher +bangunan per unit senilai Rp.

958.000.000,- (sembilan ratus lima puluh delapan juta rupiah) sebanyak 29

unit dialokasikan di 7 Provinsi, 7 Kabupaten. Vertical dryer seharga

Rp. 685.000.000,- (enam ratus delapan puluh lima juta rupiah) dan Crusher

Page 23: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 22

seharga Rp. 23.000.000,- (dua puluh tiga juta rupiah) serta bangunan

seharga Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) termasuk

biaya perencanaan dan pengawasan.

c. Corn Combine Harvester per unit senilai Rp.500.000.000,- (lima ratus juta

rupiah) sebanyak 8 unit dialokasikan di 7 Provinsi 7 Kabupaten.

Tabel 3. Capaian Realisasi Input Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan APBN Tahun 2015

Realisasi

(unit) unit

1 Corn Sheller 132 132 100,00

2 Flat Bed Dryer 35 33 94,29

3 Corn Combine Harvester 15 14 93,33

4 Vertical Dryer Jagung 29 25 86,21

5 Power Thresher Multiguna 1 1 100,00

212 205 96,70

APBN

Total

%

BASTB

Realisasi s/d

Desember 2015NO Jenis Sarana Target

3.3. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Tahun 2015

3.3.1. Capaian Sasaran Strategis Penurunan Susut Hasil Tanaman Pangan

Pencapaian sasaran kinerja penurunan susut hasil tanaman pangan diukur

dengan tercapainya indikator kinerja jumlah bantuan sarana pascapanen dengan

menurunnya kehilangan hasil produksi 0,02%. Hasil pengukuran terhadap

indikator kinerja sasaran ini sangat berhasil karena tercapainya realisasi bantuan

96,70% dari target 212 unit dan tercapainya penurunan kehilangan hasil produksi

sebesar 0,02% sesuai indikator kinerja yang tercantum pada Perjanjian Kinerja

(PK).

Sasaran penurunan susut hasil tanaman pangan pada Indikator kinerja

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan pada tahun 2015 berada dibawah

sasaran susut hasil pada Renstra Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 2015

– 2019. Hal ini sebabkan alokasi bantuan lebih sedikit dibandingkan kebutuhan

sarana pascapanen untuk mencapai sasaran susut hasil pada tahun 2015.

Page 24: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 23

Tabel 4. Perbandingan Alokasi Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2015 dengan Kebutuhan Sarana Pascapanen dalam Renstra

Jenis Sarana

Alokasi

Kebutuhan

Bantuan

(Renstra)

Alokasi

Bantuan

2015

(APBN)

Cornsheller 2.132 132

FBD 35 35

VD jagung 349 29

Corn combine H 15 15

Penurunan susut hasil (%) 0,31 0,02

Rincian target penurunan susut hasil tanaman pangan dan kebutuhan biaya

investasi sesuai Renstra Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 2015 -2019

terdapat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kebutuhan Biaya Investasi Sarana Pascapanen Untuk Mencapai Target

Susut Hasil Tahun 2015

KomoditasTarget

Penurunan (%)

Sasaran

Produksi (Ton)

Prediksi Harga

(Rp)

Pengamanan

Produksi (Ton)

Kebutuhan Biaya

Investasi (Rp)

Padi 0.043 73,400,000 4,200 31,359 522,950,000,000

Jagung 0.31 20,313,731 3,650 62,973 416,203,300,000

Kedelai 0.43 1,500,000 7,000 6,480 45,000,000,000

*) Sumber data sasaran produksi: Direktorat Serealia dan Direktorat AKABI Ditjen Tanaman Pangan

Berdasarkan realisasi bantuan sarana pascapanen yang telah disalurkan ke

poktan/gapoktan, angka susut hasil kontribusi bantuan sarana pascapanen jagung

tahun 2015 lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2014 karena menurunnya

fasilitasi bantuan sarana pascapanen jagung pada tahun 2015. Perbandingan

alokasi bantuan sarana pascapanen dan capaian penurunan susut tahun 2014 dan

tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 6.

Page 25: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 24

Tabel 6. Perbandingan Realisasi Penurunan Susut Hasil Tanaman Pangan Tahun 2014 dan Tahun 2015

Target Realisasi % Target Realisasi %

1. Padi 502 449 89,44 0,090

2. Jagung 274 207 75,55 0,125 212 205 96,70 0,021

3. Kedelai 130 101 77,69 0,113

Capaian

Penurunan

Susut Hasil

(%)

Indikator Kinerja

Jumlah bantuan sarana

pascapanen

Capaian

Penurunan

Susut Hasil

(%)

2014 2015

Keterangan:

Tahun 2014, bantuan yang disalurkan berupa paket sarana dan unit, sedangkan pada tahun 2015,

bantuan yang disalurkan berupa unit.

3.4.2. Analisa Capaian Sasaran Strategis Penurunan Susut Hasil Tanaman Pangan

Upaya penurunan susut hasil jagung dalam rangka mengamankan

tercapainya produksi jagung tahun 2015 ditargetkan mampu menurunkan susut

hasil jagung pada saat proses panen dan pascapanen sebesar 0,31% (Renstra

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan, 2015). Untuk mencapai target tersebut

diperlukan dukungan anggaran sebesar Rp.416.736.000.000,- namun dukungan

anggaran APBN untuk fasilitasi sarana pascapanen jagung tahun 2015 hanya

sebesar Rp.52.231.554.000,- atau 12,53% dari kebutuhan anggaran. Berdasarkan

data realisasi penyaluran bantuan sarana pascapanen, kontribusi penurunan susut

hasil jagung tahun 2015 yang berasal dari bantuan sarana panen dan pascapanen

yang difasilitasi APBN tahun 2015 sebesar 0,02% atau mencapai 6,45% dari target

susut hasil tahun 2015 sesuai Renstra. Hal ini karena fasilitasi bantuan sarana

pascapanen jagung tahun 2015 dibawah prediksi kebutuhan sarana pascapanen

jagung sebagaimana yang tercantum pada Renstra. Rincian kontribusi setiap alat

terdapat pada Tabel Lampiran 9.

Berdasarkan data realisasi penyaluran bantuan sarana pascapanen jagung

sampai dengan Bulan Desember 2015 (Tabel 4), kontribusi penurunan susut hasil

jagung yang berasal dari fasilitasi APBN 2015 sebesar 0,02 % atau mencapai

100% dari sasaran strategis tahun 2015 sebagaimana yang tercantum pada PK.

Hal ini disebabkan realisasi penyaluran sarana pascapanen jagung mencapai

96,70% dari target 212 unit.

Page 26: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 25

Tabel 7. Rincian Realisasi Bantuan Sarana Pascapanen Jagung Dibandingkan Target Pada PK Tahun 2015

Target Realisasi

(unit) (unit)

Corn Sheller Unit 132 132 100,00

Flat Bed Dryer Unit 35 33 94,29

Vertical Dryer Unit 29 25 86,21

Corn Combine

HarvesterUnit 15 14 93,33

Power Thresher

Multiguna (PTM)Unit 1 1 100,00

212 205 96,70

Uraian Satuan % Capaian

Jumlah

Capaian penurunan susut hasil tanaman pangan 0,02% atau dibawah

sasaran pada Renstra Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 2015 yang telah

ditentukan yaitu sebesar 0,31%. Hal ini disebabkan alokasi sarana pascapanen

jagung yang bersumber dari APBN lebih sedikit dibandingkan kebutuhan sarana

pascapanen jagung pada tahun 2015.

Berdasarkan data realisasi bantuan sarana pascapanen tanaman pangan

tahun 2015 diketahui bahwa realisasi sarana Flat Bed Dryer dan Corn Combine

Harvester mencapai 93 - 94% dibandingkan kebutuhan sarana pascapanen,

sedangkan realisasi corn sheller dan vertical dryer jagung hanya 6 - 8% dari target

Renstra. Rendahnya realisasi disebabkan alokasi bantuan APBN dibawah target

Renstra dan bantuan Vertical Dryer Jagung 4 unit di NTT tidak terealisasi.

Tabel 8. Rincian Realisasi Bantuan Sarana Pascapanen Jagung dibandingkan Target pada Renstra Tahun 2015

Target Realisasi

(unit) (unit)

Corn Sheller Unit 2.132 132 6,19

Flat Bed Dryer Unit 35 33 94,29

Vertical Dryer Unit 349 25 7,16

Corn Combine

HarvesterUnit 15 14 93,33

Uraian Satuan % Capaian

Page 27: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 26

Angka susut hasil jagung tahun 2015 mencapai 0,02% atau lebih rendah

dibandingkan dengan capaian penurunan susut hasil pada tahun 2014 sebesar

0,125 %. Hal ini disebabkan adanya penurunan jumlah bantuan Corn Sheller,

Power Thresher Multiguna (PTM), Corn Combine Harvester dan Vertical Dryer.

Tabel 9. Perbandingan Realisasi Bantuan Sarana Pascapanen Jagung Tahun

2014 dan 2015.

Realisasi 2014 Realisasi 2015

(unit) (unit)

Corn Sheller unit 250 132

Flat Bed Dryer unit 7 33

PTM unit 158 1

Vertical Dryer unit - 25

Corn Combine Harvester unit - 14

Uraian Satuan

Kontribusi Penyelamatan (%) 0,125 0,020

Berdasarkan hasil analisa kontribusi bantuan terhadap penyelamatan/

pengamanan hasil produksi diketahui bahwa penurunan susut hasil sebesar 0,02%

diperkirakan dapat mengamankan produksi jagung pada tahun 2015 sebesar

3.967 ton atau senilai Rp.10,71 Milyar (asumsi harga jagung pipilan kering Rp.

2.700/kg).

Tabel 10. Capaian Penurunan Susut Hasil Jagung dari Fasilitasi Bantuan Sarana

Pascapanen Jagung Tahun 2015.

Target % Capaian 2015

2015 Terhadap Target

Produksi Jagung (Ton PK) 20.313.731 19.833.289 97,63

Penurunan Susut Hasil (%) 0,31 0,020 6,45

Pengamanan Produksi (Ton PK) 62.973 3.967 6,30

Uraian Realisasi *)

*) Aram II BPS

Page 28: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 27

3.3.1.4. Capaian Kinerja Lainnya

A. Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan APBN-P (DIPA PSP)

Pada tahun 2015, kegiatan dukungan sarana pascapanen tanaman pangan

APBN-P berada di DIPA PSP dan dikelola oleh satker PSP. Berdasarkan DIPA

PSP, pagu anggaran Tugas Pembantuan Provinsi untuk kegiatan bantuan sarana

pascapanen tanaman sebesar Rp. 844.675.625.000,- yang terdiri dari anggaran

pengadaan sarana pascapanen tanaman pangan sebesar Rp. 832.350.000000,-

dan anggaran pembinaan sebesar Rp. 12.325.625.000,- Berdasarkan Revisi DIPA

PSP tanggal 13 November 2015 terdapat perubahan Pagu Bantuan Sarana

Pascapanen Tanaman Pangan Satker DIPA PSP. Pagu anggaran semula Rp

844.675.625.000,- menjadi Rp. 927.836.427.000,- atau naik 9,8%.

Sesuai penambahan Pagu Anggaran, maka terdapat perubahan jumlah

bantuan sarana pascapanen tanaman pangan APBN-P Tahun 2015 sebagai

berikut :

a. Combine Harvester Kecil senilai Rp. 130.000.000,- (seratus tiga puluh juta

rupiah) semula 2.790 unit menjadi 3.066 unit.

b. Vertical Dryer Padi senilai Rp. 935.000.000,- (sembilan ratus tiga puluh lima

juta rupiah) semula 170 unit berkurang menjadi 166 unit dengan rincian: paket

sarana dryer senilai Rp. 685.000.000,- (enam ratus delapan puluh lima juta

rupiah) dan bangunan/rehab bangunan dryer senilai Rp. 250.000.000,- (dua

ratus lima puluh juta rupiah) termasuk biaya perencanaan dan pengawasan.

c. Corn Sheller senilai Rp.30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) semula 2.000 unit

menjadi 2.088 unit.

d. Vertical Dryer Jagung senilai Rp.935.000.000,- (sembilan ratus tiga puluh lima

juta rupiah) semula 220 unit berkurang menjadi 207 unit dengan rincian : paket

sarana dryer senilai Rp.685.000.000,- (enam ratus delapan puluh lima juta

rupiah) dan bangunan/rehab bangunan dryer senilai Rp.250.000.000,- (dua

ratus lima puluh juta rupiah) termasuk biaya perencanaan dan pengawasan;

e. Power Thresher Multiguna senilai Rp.30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah)

semula 1.500 unit menjadi 1.836 unit;

f. Penambahan alokasi Combine Harvester Besar sebanyak 125 unit.

g. Penambahan alokasi Flat Bed Dryer Padi sebanyak 6 unit.

h. Penambahan alokasi Corn Combine Harvester sebanyak 11 unit.

Berdasarkan prediksi realisasi bantuan sarana pascapanen diketahui bahwa

dari alokasi 7.499 unit bantuan, terealisasi 7.306 atau mencapai 97,43%. Bantuan

yang tidak dapat terealisasi yaitu 1 unit Vertical Dryer Padi di Sumatera Selatan,

Page 29: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 28

2 unit Vertical Dryer Jagung di Aceh, 42 unit PTM di Kaltara dan 148 unit PTM di

Sulawesi Selatan. Rincian jenis alat dan realisasi dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Realisasi Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan APBN-P (DIPA PSP)

Realisasi

(unit) unit

1 Combine Harvester Kecil*) 3,060 3,060 100.00

2Vertical Dryer Padi (kap 3,5-6 ton)

+Bangunan/Rehab 166 165 99.40

3 Corn Sheller 2,088 2,088 100.00

4Vertical Dryer Jagung (kap 3,5-6 ton)

+Bangunan/Rehab 207 205 99.03

5 Power Thresher Multiguna 1836 1646 89.65

6 Combine Harvester Besar 125 125 100.00

7 Flat Bed Dryer 6 6 100.00

8 Corn Combine Harvester 11 11 100.00

7,499 7,306 97.43

Combine Harvester Kecil lampung 6

Combine Harvester Besar Lampung 25

Combine Harvester Besar Sulteng 19

7,499 7,356 98.09

REVISI DIPA APBN-P

Total

Revisi anggaran penghematan

Total Realisasi setelah revisi

%

Realisasi s/d tgl 31

Desember

BASTBNO Jenis Sarana

Target

Revisi

Bantuan yang telah tersalur ini turut memiliki kontribusi dalam penurunan susut

hasil tanaman pangan dan diperhitungkan dalam perhitungan capaian target susut

hasil tanamanan pangan sebagaimana yang tercantum pada Renstra Direktorat

Pascapanen Tanaman Pangan 2015 – 2019. Kontribusi penurunan susut hasil

padi dapat dilihat pada Tabel 12.

Page 30: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 29

Tabel 12. Kontribusi Bantuan Sarana Pascapanen Padi APBN-P Tahun 2015

Target % Capaian 2015

2015 Terhadap Target

Produksi Padi (Ton GKG) 73,400,000 74,991,788 102.17

Penurunan Susut Hasil (%) 0.043 0.056 130.23

Pengamanan Produksi (Ton GKG 31,562 41,995 133.06

Uraian Realisasi *)

*) Aram II BPS

Berdasarkan data kontribusi pada Tabel 12, diketahui bahwa bantuan sarana

pascapanen padi APBN-P Tahun 2015 diprediksi menurunkan susut hasil padi

sebesar 0,056% atau mencapai 130,23% dari Target Susut 0,043%. Penurunan

susut hasil sebesar 0,056% diperkirakan dapat mengamankan produksi padi pada

tahun 2015 sebesar 41,995 ton atau senilai Rp.222,57 Milyar (asumsi harga gabah

kering giling di tingkat penggilingan Rp. 5.300/kg).

Tabel 13. Kontribusi Bantuan Sarana Pascapanen Jagung APBN-P Tahun 2015

Target % Capaian 2015

2015 Terhadap Target

Produksi Jagung (Ton PK) 20,313,731 19,833,289 97.63

Penurunan Susut Hasil (%) 0.31 0.308 99.35

Pengamanan Produksi (Ton PK) 62,973 61,087 97.00

Uraian Realisasi *)

*) Aram II BPS

Berdasarkan data kontribusi bantuan sarana pascapanen jagung pada Tabel

13, diketahui bahwa bantuan sarana pascapanen jagung APBN-P Tahun 2015

diprediksi menurunkan susut hasil jagung sebesar 0,308% atau mencapai 99,35%

dari target susut hasil jagung 0,31%. Penurunan susut hasil sebesar 0,308%

diperkirakan dapat mengamankan produksi jagung pada tahun 2015 sebesar

61.087 ton atau senilai Rp.833,3 Milyar (asumsi harga jagung pipil kering di tingkat

petani Rp. 2.700/kg).

Tabel 14. Kontribusi Bantuan Sarana Pascapanen Kedelai APBN-P Tahun 2015

Target % Capaian 2015

2015 Terhadap Target

Produksi Kedelai (Ton BK) 1,500,000 982,967 65.53

Penurunan Susut Hasil (%) 0.430 0.723 168.14

Pengamanan Produksi (Ton BK) 6,450 7,107 110.18

Uraian Realisasi *)

*)

Aram II BPS

Berdasarkan data kontribusi bantuan sarana pascapanen kedelai pada Tabel

14, diketahui bahwa bantuan sarana pascapanen kedelai APBN-P Tahun 2015

Page 31: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 30

diprediksi menurunkan susut hasil kedelai sebesar 0,81% atau mencapai 168,14%

dari target susut hasil kedelai 0,43%. Penurunan susut hasil kedelai sebesar

0,723% diperkirakan dapat mengamankan produksi kedelai pada tahun 2015

sebesar 7.107 ton atau senilai Rp.54,72 Milyar (asumsi harga kedelai di tingkat

petani Rp. 7.700/kg).

B. Kegiatan Pendukung Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan

Selain pencapaian kinerja penurunan angka susut hasil sebagaimana yang telah

diuraikan sebelumnya terdapat kegiatan pendukung penanganan pascapanen

lainnya melalui bahan informasi, pembinaan, sosialisasi, dan bimbingan teknis

yang difokuskan pada perubahan sikap dan prilaku petani pada saat melakukan

proses panen dan pascapanen.

Kegiatan pendampingan untuk mendukung penanganan pascapanen padi, jagung,

kedelai dan aneka umbi dilakukan dalam bentuk penyebaran bahan informasi,

pembinaan, bimbingan teknis, gerakan penanganan pascapanen padi, jagung dan

kedelai, sosialisasi Good Handling Practices (GHP) Ubikayu serta pengukuran

susut hasil pascapanen jagung, kedelai dan ubikayu. Capaian realisasi kegiatan

subdit padi, jagung, kedelai dan aneka umbi secara fisik mencapai 100%, namun

realisasi keuangan tidak mencapai 100%.

Disamping kegiatan pendampingan, diperlukan data pendukung seperti

pemutakhiran database sarana pascapanen tanaman pangan sangat penting

untuk dilakukan untuk mengetahui peta penyebaran sarana di petani/kelompok

tani. Kegiatan pemutakhiran database dilakukan baik di tingkat pusat dan daerah

melalui dana dekonsentrasi. Hal ini penting untuk penentuan kelompok tani

penerima dalam pengalokasian sarana pascapanen di masa datang dalam rangka

peningkatan produksi di suatu wilayah. Dukungan kegiatan penanganan

pascapanen melalui dana APBD tahun 2015 sangat membantu pencapaian angka

penurunan susut di lapangan. Namun belum diperoleh laporan evaluasi dari

daerah mengenai dukungan ini.

3.4. Akuntabilitas Keuangan

Kinerja serapan anggaran Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan tahun 2015

secara keseluruhan dapat dikategorikan cukup berhasil ( 60 - 79%), dengan total

realisasi serapan mencapai Rp. 60.448.719.725,- atau 77,01% dari Pagu anggaran

Rp.78.498.554.000,-. Bila dirinci menurut Satker pengelola sebagai berikut :

1) Serapan anggaran Satker Pusat hingga 11 Januari 2015 sebesar

Rp. 8.155.144.178,- (68,25% dari pagu Rp.11.948.500.000,-),

2) Dinas Provinsi (Dekon) sebesar Rp. 6.981.015.692,- (81,26% dari pagu

Rp.8.590.500.000,-),

Page 32: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 31

3) Dinas Provinsi (Tugas Pembantuan) sebesar Rp. 45.312.719.725,- (78,18%

dari pagu Rp.57.959.554.000,-).

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja dan analisis serta evaluasi akuntabilitas

kinerja keuangan, bahwa output kegiatan telah terlaksana dengan kategori cukup

berhasil dan capaian sasaran belum sesuai rencana. Apabila dibandingkan

alokasi anggaran Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan tahun 2014 sebesar

Rp. 161.100.496.000, anggaran Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan tahun

2015 yaitu sebesar Rp.78.498.554.000,- atau mengalami penurunan jumlah

anggaran sebesar Rp.82.601.942.000,- (51,27%).

Tabel 15. Realisasi Serapan Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Menurut

Satuan Kerja Tahun 2015 s/d 11 Januari 2015

(Rp) (Rp) %

I. DIPA TANAMAN PANGAN

1 Pusat

- Ditjen TP Pusat 11,948,500,000 8,155,144,178 68.25

2 Dekonsentrasi

- Dinas Prop 8,590,500,000 6,981,015,692 81.26

3 Tugas Pembantuan

- Dinas Prop 57,959,554,000 45,312,559,855 78.18

78,498,554,000 60,448,719,725 77.01 Jumlah

(update 11 Januari) No Satuan KerjaPagu

Realisasi 31 Des 2015

3.5. Hambatan dan Kendala

Beberapa hambatan dan kendala dalam pelaksanaan kegiatan Direktorat

Pascapanen Tanaman Pangan tahun 2015, meliputi aspek administrasi, teknis,

SDM, kelembagaan, dan pembiayaan, antara lain:

1) Aspek Administrasi

a. Penetapan CP/CL tidak sesuai Pedoman Teknis (Penetapan PPK dan

Pengesahan KPA).

b. SK CPCL belum siap atau seringkali berubah pada saat barang akan

dikirimkan ke titik bagi.

c. Sebagian sarana Pascapanen masih import sehingga butuh waktu dalam

penyediaannya (corn combine harvester & combine harvester kecil).

d. Produsen sarana pascapanen sebagian produsen kecil/menengah,

sehingga pembelian melalui pesanan/perlu dirakit dulu.

Page 33: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 32

e. Menunggu antrian di ULP karena prioritas kegiatan APBD & terbatasnya

SDM di Pokja Daerah.

f. Proses lelang bangunan menunggu proses hibah/hak guna pakai lahan

dari pemilik lahan ke poktan/gapoktan (Dinamis).

g. Tidak semua perusahan memproses uang muka/DP (+ 30%) karena

proses pencairan lebih lama dalam penyiapan dokumen. Produsen lebih

memilih percepatan distribusi barang secara langsung

h. Kurang koordinasi di Dinas Pertanian Provinsi (satker APBN-P di Bidang

PSP dengan Bidang Tanaman Pangan/ Pelaksana Kegiatan)

i. Proses pencairan uang muka dari BASTB menjadi SP2D memerlukan

waktu cukup lama (> 3 minggu), karena administrasi secara on line dari

satker daerah ke KPPN ternyata tidak mudah.

j. Belum tersosialisasinya penggunaan aplikasi e-faktur pajak dalam proses

pembayaran (diberlakukannya Peraturan Dirjen Pajak No.Per-16/PJ/2014

tgl 20 Juni 2014 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pelaporan Faktur

Pajak Berbentuk Elektronik yang diberlakukan mulai 1 Juli 2015 untuk

wilayah Jawa-Bali-Madura).

2) Aspek Teknis

a) Sosialisasi kepada kelompok penerima bantuan belum optimal dirasakan

masih kurang, sehingga kelompok penerima bantuan belum memahami

bantuan sarana pascapanen karena minimnya dana sosialisasi dan

kurangnya koordinasi Kabupaten dengan provinsi disebabkan jarak yang

terlalu jauh.

b) Calon penerima bantuan belum memenuhi syarat sesuai ketentuan pada

pedoman teknis dan adanya intervensi dari banyak pihak yang

menyebabkan CPCL sering berubah-ubah.

c) Tim teknis memerlukan waktu melakukan survey ke produsen yang

memiliki spesifikasi sesuai dengan Pedoman Teknis dan memiliki test

report.

d) Masih terbatasnya ketersediaan bengkel alsin dan suku cadang di lokasi

penerima bantuan sehingga petani kesulitan saat alsin mengalami

kerusakan.

e) Kapasitas bantuan belum disesuaikan dengan ketersediaan bahan baku di

lokasi bantuan dan kemampuan poktan/gapoktan.

f) Pemberian bantuan belum disertai bimbingan teknis dari petugas lapang

Page 34: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 33

g) Petugas pengelola data tingkat Kabupaten belum tertib mengirim data ke

provinsi sehingga petugas mengalami kesulitan dan keterlambatan dalam

merekap data.

3) Aspek SDM, Kelembagaan, dan Pembiayaan

a) Terbatasnya SDM dan pengetahuan SDM yang menangani seleksi CPCL.

b) Gapoktan/Poktan penerima bantuan sarana pascapanen belum memahami

dalam penyusunan RUKK, sehingga diperlukan pendampingan dari

petugas Kabupaten

c) Masih ada Kabupaten/Kota yang terlambat dalam melakukan CPCL

disebabkan tidak adanya dana pendampingan dari APBD

d) Sering terjadi mutasi/alih tugas pegawai yang menangani program

pascapanen di daerah yang berpengaruh pada kinerja satker.

e) Dinas Provinsi kurang aktif memantau pelaksanaan kegiatan pengadaan

sarana di ULP dan pencairan anggaran di bendahara

f) Kurangnya koordinasi antara pemegang anggaran (satker) dengan

pelaksana kegiatan karena dana kegiatan berada pada satker bidang

Tanaman Pangan, sedangkan pelaksanaan kegiatan pascapanen

ditangani pada bidang Binus/P2HP.

g) Masih minimnya dukungan APBD, baik dari Pemerintah Daerah Provinsi

maupun Kabupaten terhadap upaya penanganan pascapanen tanaman

pangan, sehingga masih tergantung dari dukungan dan bantuan dari

Pemerintah Pusat.

h) Lemahnya manajemen administrasi poktan/ gapoktan, sehingga

pengelolaan sarana tersebut melalui sistem penyewaan sarana

pascapanen belum berjalan sebagaimana yang diharapkan.

i) Ketersediaan tenaga teknisi dan operator yang cukup profesional dalam

mengoperasikan sarana pascapanen belum mencukupi.

j) Minimnya pengetahuan petugas bengkel dalam memperbaiki sarana

pascapanen yang rusak.

k) Poktan penerima bantuan belum memahami cara penggunaan sarana

yang diterimanya sehingga menyebabkan losses saat proses penanganan

pascapanen.

Page 35: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 34

3.6. Upaya dan Tindaklanjut

1. Berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi (melalui surat, telepon, SMS/

WA, Email, Kunjungan lapang ke Provinsi/Kabupaten) dalam rangka

percepatan pelaksanaan kegiatan dan segera menindaklanjuti kendala

pelaksanaan kegiatan di lapangan.

2. Dinas perlu melakukan pendataan kebutuhan dan ketersediaan alsin serta

mempunyai basisdata informasi jenis sarana pascapanen yang sesuai dengan

kondisi di wilayahnya masing-masing.

3. Dalam pengadaan bantuan sarana pascapanen di tahun yang akan datang

harus disertai dengan biaya pengadaan/lelang yang dialokasikan pada Dana

Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota.

4. Dinas Pertanian Provinsi berkoordinasi dengan Kabupaten/kota dan

menyarankan agar Pedoman Teknis lebih dipahami oleh petugas yang

identifikasi CPCL.

5. Dinas Pertanian Provinsi harus segera mempersiapkan kelengkapan

administrasi dan teknis kegiatan pengadaan sarana pascapanen, serta harus

aktif berkoordinasi dengan pihak ULP, untuk memastikan terselenggara tepat

waktu.

6. Kepala Dinas Pertanian Provinsi harus memastikan, mengawal dan

menjembatani koordinasi antara pemegang anggaran (satker) dan pelaksana

kegiatan.

7. Pengajuan kelengkapan lelang ke ULP diharapkan dilakukan di awal tahun

anggaran, sehingga jika terjadi gagal lelang atau permasalahan dalam

pelelangan, sehingga masih tersedia waktu yang cukup untuk proses lelang

ulang.

8. Aparat Dinas Pertanian Provinsi pelaksana kegiatan bantuan sarana

pascapanen harus memahami dengan baik semua petunjuk yang terdapat

dalam buku pedoman teknis penanganan pascapanen tanaman pangan

Tahun 2015.

9. Alat/sarana pascapanen yang akan dibeli harus memiliki SNI atau minimal test

report yang dikeluarkan oleh lembaga uji yang tersebar di 15 provinsi.

10. Perlu dukungan APBD Prov/Kab/Kota dalam mendukung pelaksanaan

kegiatan pusat dan menunjang upaya perbaikan dan peningkatan penanganan

pascapanen tanaman pangan.

11. Melakukan teguran secara tertulis kepada pelaksana di daerah yang tidak

memenuhi Pedoman Teknis Pascapanen.

Page 36: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 35

12. Pelatihan pengoperasian perawatan dan perbaikan sarana perlu difasilitasi

oleh produsen/pabrikan tempat pembelian sarana tersebut dan dilakukan saat

droping sarana, saat panen dan pascapanen atau mengirimkan teknisi dan

operator ke produsen/pabrikan untuk mengikuti pelatihan dan adanya jaminan

purna jual untuk pembelian alsin tersebut.

13. Mengintensifkan koordinasi baik melalui telpon, sms dan e-mail ke tingkat

kabupaten/provinsi dalam percepatan pengiriman laporan.

Page 37: Direktorat Pascapanen Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2015_DIREKTORAT_PASCAPANEN_TP.pdf · pangan APBNP yang bersumber dari DIPA PSP, bantuan sarana pascapanen

Laporan Kinerja Tahun 2015

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 36

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengukuran capaian kinerja kegiatan Direktorat

Pascapanen Tanaman Pangan tahun 2015, sebagian besar kegiatan berhasil

dilaksanakan sesuai penetapan kinerja dan indikator kinerja. Terlaksananya

seluruh kegiatan di Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan sangat mendukung

pelaksanaan kegiatan teknis lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

Kegiatan yang belum mencapai target akan dijadikan bahan evaluasi untuk

perbaikan kebijakan Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan ke depan.

Pencapaian kinerja Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan tahun 2015

terkendala oleh lambatnya serapan anggaran, kurang tersusunnya rencana

pelaksanaan kegiatan Pusat, belum tersosialisasinya peraturan baru di KPPN,

terlambat disosialisasikan dana Tugas Pembantuan untuk Kabupaten yang

dialokasikan di Provinsi dan lambatnya proses pengerjaan bangunan dryer. Hal ini

menyebabkan capaian kinerja Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan secara

keseluruhan menjadi tidak optimal.

4.2.Saran

Dalam rangka memantapkan penerapan sistem akuntabilitas kinerja Direktorat

Pascapanen Tanaman Pangan pada masa mendatang, perlu dilakukan

peningkatan kualitas SDM pelaksana kegiatan baik di pusat maupun di daerah,

sehingga kegiatan dapat terlaksana dengan baik.

Analisis efisiensi dan efektivitas terhadap pemanfaatan anggaran masih sulit

diukur karena tidak adanya tolak ukur yang pasti tentang batasan efektif atau

efisiensinya sebuah kegiatan. Untuk itu, ke depan perlu dilakukan perumusan

efektivitas dan efisiensi kegiatan.