Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

download Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

of 19

Transcript of Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    1/50

    617

    Ind

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI

    TAHUN 2012

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    2/50

    Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI

    Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat

      Jenderal Bina Upaya Kesehatan

      Rencana program pelayanan kesehatan gigi dan

    mulut,-- Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2012

     

    ISBN 978-602-235-194-8

      1. Judul I. DENTISTRY

    II. ORAL

    617

    Ind

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    3/50

    a

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI

    TAHUN 2012

    617

    Ind

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    4/50

    b

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    5/50

    i

    KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN

    NOMOR: HK.02.04/II/1180/2012HK

    T E N T A N G

    RENCANA PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

    DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN

    Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan diarahkan

    untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

    kemampuan hidup sehat bagi seap orang agar

    peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

    senggi-ngginya dapat terwujud.

      b. bahwa upaya kesehatan gigi dan mulut di Indonesia

    belum terselenggara secara menyeluruh, terpadu,

    dan berkesinambungan serta penyelenggaraan

    yang bersifat pemeliharaan, peningkatan, dan

    perlindungan kesehatan gigi dan mulut masih

    dirasa kurang.

      c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas,

    maka perlu perencanaan program kesehatan

    gigi dan mulut sebagai pedoman dan acuanpembangunan kesehatan gigi dan mulut serta

    rujukan bagi pemerintah daerah serta pihak terkait

    dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan gigi

    dan mulut di Indonesia.

      d. bahwa berdasarkan permbangan sebagaimana

    dimaksud pada huruf a, b dan c perlu menetapkan

    Rencana Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RIDIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN

    Jalan H.R. Rasuna Said Blok X5 Kavling 4-9 Kotak Pos 3097, 1196 Jakarta 12950

    Telepon : (021) 5201590 (Hunting) Faximile : (021) 5261814, 5203872Surat Elektronik : [email protected], [email protected], mailing list : [email protected]

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    6/50

    ii

    Mulut dengan Keputusan Direktur Jenderal Bina

    Upaya Kesehatan.

    Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang

    Prakk Kedokteran (Tambahan Lembar Negera

    Republik Indonesia Nomor 4431);

      2. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang

    Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2004 Nomor 125);

      3. Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2009 tentang

    Pelayanan Publik (Tambahan Lembar Negera

    Republik Indonesia Nomor 5038);

      4. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009, tentang

    Kesehatan (Tambahan Lembar Negera Republik

    Indonesia Nomor 5063);

      5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007

    tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara

    Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan

    Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

      6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 741/Menkes/

    Per/VII/2008 tentang Stándar Pelayanan Minimal

    Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

      7. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2052/

    Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Prakk dan

    Pelaksanaan Prakk Kedokteran;

      8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar

    Pusat Kesehatan Masyarakat;

      9. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 374/

    Menkes/ SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan

    Nasional;

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    7/50

    iii

      10. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1144/

    Menkes/ Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan

    Tata Kerja Kementerian Kesehatan;

      11. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 021/

    Menkes/SK/I/2011 tentang Rencana StrategisKementerian Kesehatan Tahun 2010 – 2014.

    M E M U T U S K A N

    Menetapkan :  KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA

    KESEHATAN TENTANG RENCANA PROGRAM

    PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

    KESATU :  Berlakunya Rencana Program Pelayanan Kesehatan

    Gigi dan Mulut, dapat mewujudkan masyarakat yang

    mandiri untuk memelihara kesehatan gigi dan mulut

    dalam rangka mencapai derajat kesehatan gigi dan

    mulut yang senggi-ngginya.

    KEDUA : Buku ini diharapkan, dapat dijadikan rujukan bagi

    pelaksana baik di pusat, provinsi dan kabupaten/kota.

    KETIGA :  Rencana Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut,

    akan dinjau kembali dan disempurnakan apabila

    dipandang perlu.

    KEEMPAT :  Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila

    dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diperbaiki

    sebagaimana mesnya.

    Ditetapkan di : JAKARTA

    Pada tanggal : 29 Juni 2012

    DIREKTUR JENDERAL

    SUPRIYANTORO

    NIP 195408112010061001

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    8/50

    iv

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    9/50

    v

    KATA PENGANTAR

      Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas izin dan

    rahmat-Nya telah di tetapkan Rencana Program Pelayanan Kesehatan Gigi

    dan Mulut untuk menjadi acuan bagi Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulutdi seluruh Indonesia.

    Rencana Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut ini disusun setelah

    mendapat asupan dari lintas sektor, lintas program Pusat dan Daerah

    serta instusi Pendidikan melalui pertemuan dan diskusi.

      Dengan Perencanaan Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

    ini, diharapkan sebagai acuan untuk melaksanakan upaya meningkatkan

    kesehatan gigi dan mulut di Indonesia yang lebih terstruktur dan tersistem

    melalui komitmen yang kuat dari para pakar, akademisi serta stakeholder

    terkait sehingga tercapai pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang

    opmal.

      Pedoman ini akan dievaluasi dan diperbaiki secara berkala dan

    akan diperbaiki bila ditemukan hal-hal yang dianggap sudah dak sesuai

    dengan kondisi yang sebenarnya.

      Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan

    senggi- ngginya kepada semua pihak atas perhaan, bantuan dan

    masukan serta kontribusinya dalam penyusunanan perencanaan program

    pelayanan kesehatan gigi dan mulut ini.

    Jakarta, November 2012

    Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar

    dr. H.R. Dedi Kuswenda, M.Kes

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    10/50

    vi

    SAMBUTAN

    DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN

      Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

    atas karunia dan rahmat-Nya yang telah diberikan, sehingga tersusunnyaBuku Rencana Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut.

      Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau

    lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga

    atau masyarakat yang dikordinasikan oleh instansi pemerintah untuk

    mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran.

      Tujuan yang ingin dicapai pada rencana program merupakan

    penjabaran serangkaian program dan kegiatan, sebagai bagian daripencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari

    sekumpulan ndakan pengerahan sumberdaya baik yang berupa personil

    (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi,

    dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumberdaya

    tersebut sebagai masukan (input ) untuk menghasilkan keluaran (output )

    dalam bentuk barang/jasa.

      Penyusunan buku ini didasarkan pada Rencana Kerja Pemerintah(RKP) dan Rencana Kerjadan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga

    (RKA-KL) serta Rencana Strategis Kementerian Kesehatan (Renstra).

      Saya menyambut baik dengan telah tersusunnya Buku Rencana

    Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut dan menyampaikan

    penghargaan serta ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah

    berkontribusi terhadap penyusunan buku ini.

      Jakarta, November 2012

    Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan

    dr. Supriyantoro, Sp. P, MARS

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    11/50

    vii

    DAFTAR ISI

    S.K. DIRJEN BINA UPAYA KESEHATAN i

    NOMOR: HK.02.04/II/1180/2012 TENTANG

    RENCANA PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

    KATA PENGANTAR vii

    SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN vi

    DAFTAR ISI vii

    BAB. I. PENDAHULUAN 1

      I.1. Latar Belakang 1

      I.2. Tujuan 3

      I.3. Dasar Hukum 3

    BAB.II. ANALISA SITUASI DAN KECENDERUNGAN 5

      II.1. Kondisi Saat ini dan Permasalahannya 5

      II.2. Lingkungan Strategis 13

      II.3. Kecenderungan 14

      II.4. Keadaan dan Masalah 15

      II.5. Isu Strategis 18

    BAB.III. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI 20  III.1. Visi 20

      III.2. Misi 20

      III.3. Tujuan 20

      III.4 Sasaran 21

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    12/50

    viii

      III.5. Strategi 21

      III.6. Kebijakan 22

    BAB.IV. PROGRAM-PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN 23

      GIGI DAN MULUT1. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 23

      2. Program Fluoridasi 23

      3. Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat 24

      4. Upaya Kesehatan Perorangan 24

      5. Program Pengawasan Obat dan Bahan 25

      Kedokteran Gigi

    6. Program Pengembangan Sumber Daya Kesehatan 26

      7. Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen 27

      Pembangunan Kesehatan

    8. Monitoring dan Evaluasi 27

      9. Bimbingan Teknis / Supervisi 27

      10. Program Unggulan 28

    BAB.V. PENYELENGGARAAN DAN PENILAIAN 35

      V.1. Penyelenggaraan 35

      V.2. Penilaian 35

    BAB.VI. PENUTUP 36

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    13/50

    1

    BAB I PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

      Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

    kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi seap orang agar peningkatan

    derajat kesehatan masyarakat yang senggi-ngginya dapat terwujud.

    Undang-Undang Dasar 1945, pasal 28 H angka (1) mengamanahkan,

    bahwa seap orang berhak hidup sejahtera lahir dan ban, bertempat

    nggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta

    berhak memperoleh pelayanan kesehatan, serta pasal 34 angka (3)

    Negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan

    dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Undang-Undang nomor 17

    tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional,

    mengamanahkan bahwa pembangunan kesehatan diselenggarakan

    dengan berdasarkan perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian,

    adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhaan

    khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, manusia usia

    lanjut (manula), dan keluarga miskin.

    Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan upayakesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, obat

    dan perbekalan kesehatan yang disertai oleh peningkatan pengawasan,

    pemberdayaan masyarakat, dan manajemen kesehatan. Upaya

    tersebut dilakukan dengan memperhakan dinamika kependudukan,

    epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan

    iptek serta globalisasi dan demokrasasi dengan semangat kemitraan

    dan kerja sama lintas sektor. Penekanan diberikan pada peningkatan

    perilaku dan kemandirian masyarakat serta upaya promof dan prevenf.

    Pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu seap

    kebijakan publik selalu memperhakan dampaknya terhadap kesehatan.

    Pelaksanaan kewenangan wajib bagi pemerintahan daerah baik

    di provinsi, kabupaten/kota yang tertuang pada Peraturan Pemerintah

    nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara

    Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    14/50

    2

    Kabupaten/Kota, dinyatakan pada pasal 7 bahwa urusan wajib adalah

    urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan

    daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan

    dengan pelayanan dasar. Pada penjelasan Peraturan Pemerintah nomor

    38 tahun 2007, bahwa kewenangan bidang kesehatan untuk pencegahan

    dan pemberantasan penyakit yang menjadi tanggungjawab daerah

    yaitu penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan penyakit dak

    menular tertentu pada skala provinsi, kabupaten/kota.

      Organisasi perangkat daerah yang tertuang dalam Peraturan

    Pemerintah nomor 41 tahun 2007, pasal 19 dinyatakan bahwa besaran

    organisasi perangkat daerah ditetapkan berdasarkan variable jumlah

    penduduk, luas wilayah dan jumlah anggaran pendapatan dan belanja

    daerah (APBD), dinas yang akan terbentuk terdiri dari 1 (satu) sekretariatdan paling banyak 4 (empat) bidang, sekretariat terdiri dari 3 (ga)

    subbagian, dan masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3 (ga)

    seksi.

      Dalam undang – undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan di

    pasal 93 disebutkan bahwa pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan

    untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

    dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, penyakit gigi, pengobatanpenyakit gigi dan pemulihan kesehatan gigi oleh Pemerintah, pemerintah

    daerah, dan/atau masyarakat yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi

    dan berkesinambungan. Dan pasal 94 dijelaskan bahwa Pemerintah

    dan pemerintah daerah wajib menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas

    pelayanan, alat dan obat kesehatan gigi dan mulut dalam rangka

    memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang aman, bermutu,

    dan terjangkau oleh masyarakat.

      Dalam konstusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) tahun 1948

    tertulis bahwa ”Health is a fundamental human right” , yang mengandung

    suatu kewajiban untuk menyehatkan yang sakit dan mempertahankan

    yang sehat. Hal ini melandasi pemikiran bahwa sehat sebagai hak asasi

    manusia dan sehat sebagai investasi.

    Kesehatan gigi merupakan bagian intergral dari kesehatan secara

    keseluruhan yang dapat mempengaruhi kualitas hidup. Prevalensi karies

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    15/50

    3

    gigi dan penyakit periodontal nggi di masyarakat dan hasil penelian

    menunjukkan karies gigi mempunyai dampak yang luas, yaitu gangguan

    pada kualitas hidup antara lain keterbatasan fungsi, disabilitas fisik,

    kedak nyamanan psikis dan disabilty psikis.

      WHO pada tahun 2003 telah membuat acuan Global Goals for OralHealth 2020, yaitu meminimalkan dampak dari penyakit mulut dan

    kraniofasial dengan menekankan pada upaya promof dan mengurangi

    dampak penyakit sistemik yang bermanifestasi di rongga mulut dengan

    diagnosa dini, pencegahan dan manajemen yang efekf untuk penyakit

    sistemik.

    Disamping itu, pada The Sixeth World Health Assembly (WHA-

    60) tahun 2007 disusun Resolusi WHA 60.17 tentang kesehatan gigi dan

    mulut yaitu: Rencana aksi promosi kesehatan dan pencegahan penyakit

    terintegrasi.

    Dengan adanya kebijakan pelayanan dibidang kesehatan gigi dan

    mulut, maka perlu ada langkah-langkah selanjutnya yang lebih terstruktur

    dan tersistem melalui komitmen yang kuat dari para pakar, akademisi serta

    stakeholder terkait dalam menyusunan suatu rencana strategi pelayanan

    kesehatan gigi dan mulut di Indonesia, yang dapat dijadikan rujukan bagi

    pelaksana baik di pusat, provinsi dan kabupaten/kota.

    I.2 Tujuan:

      Tersusunnya perencanaan program kesehatan gigi dan mulut tahun

    2011 – 2025 sebagai pedoman dan acuan pembangunan kesehatan gigi

    mulut serta rujukan bagi pemerintah daerah serta pihak terkait dalam

    upaya meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut di Indonesia.

    I.3 Dasar Hukum

    1. Undang-Undang RI nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

    2. Undang-Undang RI nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem

    Perencanaan Pembangunan Nasional.

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    16/50

    4

    3. Undang-Undang RI nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

    Daerah.

    4. Undang-Undang RI nomor 29 tahun 2004 tentang Prakk Kedokteran.

    5. Undang-Undang RI nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Panjang Nasional.

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    17/50

    5

    BAB II

    ANALISA SITUASI DAN KECENDERUNGANNYA

    II.1 KONDISI SAAT INI DAN PERMASALAHANNYA

      Berdasarkan Profil Data Kesehatan Indonesia tahun 2011, penyakit

     jaringan pulpa dan periapikal termasuk sepuluh penyakit terbanyak pada

    pasien rawat jalan di rumah sakit umum di seluruh Indonesia, maka dapat

    dinilai bahwa besarnya masalah penyakit gigi dan mulut dak hanya

    merupakan masalah kesehatan masyarakat tetapi menjadi masalah

    sosial. Walaupun dak menyebabkan kemaan langsung, penyakit

    gigi dan mulut dapat menjadi faktor risiko penyakit lain, sebagai fokal

    infeksi misalnya tonsilis, faringis, os media, bakteremia, toksemia,berat bayi lahir rendah (BBLR), diabetes melitus, penyakit jantung dan

    penyakit sistemik lainnya. Di samping itu, penyakit HIV/AIDS dan penyakit

    sistemik lain juga dapat bermanifestasi di dalam mulut. Penyakit gigi dan

    mulut berpotensi menimbulkan gangguan bagi berbagai profesi seper 

    kedirgantaraan, barotaksis dan lain-lain sehingga dapat menutup peluang

    untuk pekerjaan tertentu misalnya untuk menjadi anggota TNI.

    Upaya kesehatan gigi dan mulut di Indonesia belum terselenggarasecara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Penyelenggaraan

    yang bersifat pemeliharaan, peningkatan, dan perlindungan kesehatan

    gigi dan mulut masih dirasa kurang.

    1. Status Kesehatan Gigi dan Mulut

    SKRT tahun 2001 menunjukkan bahwa penyakit periodontal

    merupakan penyakit gigi dan mulut ke dua terbanyak diderita

    masyarakat ± 70%, dan sebesar ± 4-5% penduduk menderita penyakit

    periodontal lanjut yang dapat menyebabkan gigi goyang dan lepas,

    saat ini paling banyak di temukan pada usia muda. Salah satu faktor

    eologinya adalah karang gigi dijumpai pada 46,2% penduduk dan

    prevalensinya pada penduduk desa lebih nggi dari pada di kota,

    desa 48,9% dan di kota 42.5%.

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    18/50

    6

    Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, menunjukkan penduduk

    Indonesia yang menyadari bahwa dirinya bermasalah gigi dan mulut

    hanya 23%, dan diantara mereka yang menyadari hal itu, hanya 30%

    yang menerima perawatan atau pengobatan dari tenaga profesional

    gigi. Ini berar e ff ec ve demand   (keinginan dan kemampuan untuk

    mendapat pelayanan) untuk berobat gigi sangat rendah, yaitu hanya

    7%. Dari jumlah tersebut, persentase penduduk menerima perawatan

    untuk penambalan/pencabutan/bedah gigi rata-rata sebesar 38,5 %,

    pemasangan gigi lepasan/ruan sebesar 4,6 %, konseling perawatan/

    kebersihan gigi rata-rata sebesar 13,3 %.

    Pada kelompok penduduk usia 12 tahun, prevalensi karies akf (karies

    yang belum ditangani) adalah 43,4% dan yang pernah mengalami

    karies sebesar 67,2%.

    Index DMF-T mencapai rata-rata 4,85 ini berar  jumlah kerusakan

    gigi rata-rata perorang adalah lebih dari 5 gigi. Pada kelompok usia

    12 – 18 tahun Performance Treatment Index  atau movasi seseorang

    untuk menumpatkan gigi yang karies sangat rendah yaitu sekitar

    1,6% sedangkan besarnya kerusakan yang belum ditangani dan

    memerlukan penumpatan dan atau pencabutan (Required Treatment

    Index ) pada kelompok usia ini sebesar 25,2%.

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    19/50

    7

    Pergeseran demografik seper  meningkatnya jumlah usia lanjut

    akan memberi dampak pada peningkatan kuantas masyarakat yang

    memerlukan rehabilitasi fungsi kunyah dan memerlukan perawatan

    penyembuhan yang sangat kompleks.

    2. Status Kesehatan Gigi Indonesia Diantara Negara-negara ASEAN

     

    Formulang Oral Health Strategy for South-East Asia

    Tabel . Select Oral Health Indicator in the Countries of SEA Region

    DENTAL CARIES STATUS IN ASEAN COUNTRIES(SOURCE: 2ND ASIAN ORAL HEALTH PROMOTION CONFERENCE

    FOR SCHOOL CHILDREN 2003)

    No COUNTRIES(ASEAN)

    Population(MILLION)

    Per CapitaGDP (US$)

    dmft(6 years)

    DMFT(12 years)

    1. Brunei Darussalam 0.35 18,000 7.1 4.8

    2. Philippines 75.3 2460 NA 4.6

    3. Laos 5.5 350 8.28 4.4.

    4. Thailand 62 1850 5.5 3.9

    5. Cambodia 12 300 9.7 3.2

    6. Indonesia (1995) NA NA NA 2.2

    7. Malaysia 24.5 3386 4.1 1.9

    8. Singapore 4.1 NA NA 1.0

    9. Myanmar 51.4 320 4.2 0.8

     

    Country  Caries 

    free at 

    age 6 

    (%) 

    DMFT 

    at age 

    12 (%) 

    Untreated 

    decay at 

    age 12 

    CPI Score 3  CPI Score 4 Edentulousness 

    (%) 

    Mean 

    no. of  

    missing 

    teeth 

    35

    44 

    yrs 

    65

    74 

    yrs 

    35

    44 

    yrs 

    65

    74 

    yrs 

    3544 

    yrs 

    6574 

    yrs 

    Bangladesh  NR  2.2  NR  NR  NR  NR  NR  NR  NR  NR 

    India * 

    48.1 

    1.8 

    94.4 

    11.6 

    21.4 

    7.8 

    18.1 0.5 

    17.6 

    2.9 

    Indonesia  14  0.9  29.8  NR  NR  NR  NR  0.4  23.6  NR 

    Maldives  NR  NR  NR NR NR NR NR NR  NR  NR

    Myanmar  NR  NR  NR  2.4  NR  1.6  NR  NR  NR  NR 

    Nepal  42.5  0.5  25.6  43.8  34.3  21.6 42.8 NR  NR  0.8 

    Sri Lanka  37.7  0.9  85.7  14.6  16.0  2.3  3.8  0.1  21.8  5.7 

    Thailand  19.4**  1.6  54.2 22.1 15.5 15.4 68.8 NR  10.5  3.9

    TimorLeste  28  1.8  66.3  22.5  28.4  28.4 14.4 0.6  25  0.4 

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    20/50

    8

    CPI – Community Periodontal Index; CPI score 3 – pockets 4-5 mm;

    CPI score 4 – pockets 6 mm or more; DMFT – Decayed, Missing and

    Filled Teeth; NR – not reported (data not available)

    Source : informaon provided by the naonal focal points aending

    the consultaon;* - for India : R K Bali, V B Mathur, P P Talwar, B Channa. Naonal

    Oral Health Survey and Fluoride Mapping 2002 – 2003.

    Dental Council of India, 2004

    ** - for Thailand : Caries free at age 5

    Sumber : Report of a Regional ConsultaonChiang Mai, Thailand,

    28-31 October 2008

    3. Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi

    a) Upaya Pelayanan kesehatan gigi dilaksanakan baik oleh

    pemerintah maupun swasta. Upaya pelayanan kesehatan gigi

    yang dilaksanakan oleh pemerintah selama ini mengacu pada

    pendekatan  level of care  (kebijakan WHO) yang melipu

    ndakan promof, prevenf, deteksi dini, kuraf dan

    rehabilita

    f yaitu merumuskan pelayanan kesehatan berjenjanguntuk memberikan pelayanan yang menyeluruh dikaitkan

    dengan sumber daya yang ada.

    Pendekatan WHO saat ini untuk upaya pelayanan kesehatan

    gigi dilakukan dengan pendekatan Basic Package of Oral Care 

    (BPOC) atau Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di

    Puskesmas, yang terdiri dari: Perawatan Kegawat daruratan Gigi

    dan Mulut (Oral Urgent Treatment (OUT), Tersedianya Pasta Gigi

    yang mengandung fluoride dengan harga terjangkau ( A ff ordable

    Fluoride Toothpaste  (AFT) dan Penambalan gigi dengan invasi

    minimal (tanpa bur) / Atrauma c Restora ve Treatment  (ART).

    b) Pada tahun 2003, WHO Global Oral Health Programme

    memformulasikan kebijakan dan aksi-aksi yang dibutuhkan

    guna meningkatkan kesehatan gigi dan mulut. Strategi yang

    ditetapkan adalah bahwa pencegahan penyakit gigi dan mulut

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    21/50

    9

    harus diintegrasikan dengan pencegahan penyakit kronis

    dan promosi kesehatan umum karena resiko kesehatan yang

    saling berhubungan. World Health Assembly   (WHA) dan

    Execu ve Board   (EB) merupakan badan ternggi pada WHO

    dan untuk pertama kalinya dalam 25 tahun, kesehatan gigi

    dan mulut dibahas oleh kedua badan tersebut yaitu pada

    tahun 2007. Pada EB 120 dan WHA 60, negara-negara anggota

    menyepaka  suatu rencana aksi kesehatan gigi dan mulut dan

    mengintegrasikannya dengan pencegahan penyakit, dengan

    demikian hal ini mengesahkan pendekatan Program Kesehatan

    Gigi dan Mulut. Kebijakan tersebut membentuk landasan bagi

    pengembangan atau penyesuaian program kesehatan gigi dan

    mulut pada

    ngkat nasional di kemudian hari. World Congresson Preven ve Den stry   (WCPD) ke 8 diadakan pada bulan

    September 2005 di Liverpool, Inggris. Parsipan dari 43 negara

    membahas mengenai pencegahan penyakit gigi dan mulut

    yang merupakan permasalahan besar bagi seluruh populasi di

    dunia. Untungnya, penyakit gigi dan mulut dapat dicegah dan

    dapat diperbaiki apabila dilakukan suatu program kesehatan

    masyarakat yang tepat. Parsipan kongres juga menekankan

    bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dakterpisahkan dari kesehatan secara umum, kesejahteraan dan

     juga merupakan hak asasi manusia. Para parsipan menegaskan

    komitmen mereka untuk mendukung seluruh program yang

    dilaksanakan oleh otoritas kesehatan nasional dan internasional,

    instusi penelian, lembaga swadaya masyarakat dan kelompok

    masyarakat dalam upaya promosi kesehatan serta pencegahan

    penyakit gigi dan mulut.

    c) Kebijakan Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga sebagai model

    pendekatan baru dalam pelayanan kesehatan gigi masyarakat.

    d) Akfitas Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas dan

    Rumah Sakit berjalan dengan perencanaan yang berbeda-beda

    di masing-masing daerah.

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    22/50

    10

    4. Sarana Pelayanan

    Jumlah sarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut masih belum

    memadai. Data terakhir berdasarkan hasil Rifaskes tahun 2011

    menunjukkan:

    • Persentase Puskesmas yang mempunyai 60 – 79 persen jenisalat poliklinik gigi yang di gunakan adalah 33,8 persen.

    • Persentase Puskesmas yang mempunyai 40 – 59 persen jenis

    alat poliklinik gigi adalah 23,5 persen

    • Persentase Puskesmas yang mempunyai 20 – 39 persen jenis

    alat poliklinik gigi adalah 7,8 persen

    • Persentase Puskesmas yang mempunyai kurang dari 20 persen

     jenis alat poliklinik gigi adalah 19 persen 

    5. Sumber Daya

    a. Sumber Daya Manusia

    • Hasil rekapitulasi tenaga dokter gigi/dokter gigi spesialis

    sejak 2005 sampai September 2012 oleh Konsil Kedokteran

    Gigi Indonesia yaitu 22.941 dokter gigi dan 1.924 dokter

    spesialis (KKI, 2012).

    • Rasio dokter gigi saat ini 8 : 100.000 penduduk, menurut

    Kementerian Kesehatan 11 : 100.000 penduduk (target

    2010), sedangkan rasio ideal dokter gigi di luar negeri yaitu

    1 : 5.000 penduduk. Untuk dokter gigi spesialis saat ini

    1 : 154.000 penduduk sedangkan rasio ideal di luar negeri

    (negara-negara maju) 1 : 20.000 penduduk.

    • Jumlah perawat gigi yang tercatat di Persatuan Perawat GigiIndonesia (PPGI) sebanyak 15.129 orang (PPGI, 2009).

    • Rasio perawat gigi terhadap jumlah penduduk adalah

    1 : 23.000, sedangkan target 2010 perawat gigi per 100.000

    penduduk 1 perawat gigi 16.000 penduduk

    • Jumlah tehnisi gigi yang tercatatat di Persatuan Teknisi Gigi

    Indonesia (PTGI) berjumlah sebanyak 3.423. (PTGI, 2009)

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    23/50

    11

    Berdasarkan hasil Riset Fasilitas Kesehatan tahun 2011, Dokter

    Gigi bekerja di Puskesmas, yang dikaji dari 8980 Puskesmas

    terdapat 60,6 persen Puskesmas memiliki tenaga Dokter Gigi,

    dan masih terdapat 39,4 persen Puskesmas yang dak memiliki

    tenaga Dokter Gigi.

    Sementara untuk keberadaan perawat gigi, jumlahnya adalah

    9599 orang dari 8980 puskesmas.

    Secara nasional, ada 48,2 persen dari Puskesmas yang ada

    dokter gigi dan perawat gigi, dan 17,6 persen Puskesmas yang

    dak ada kedua tenaga ini; selebihnya adalah variasi dari 12,4

    persen Puskesmas ada dokter gigi, tapi dak ada perawat gigi,

    serta 21,8 persen Puskesmas ada perawat gigi, tapi dak ada

    dokter gigi

    b. Sumber daya Obat dan Bahan Kedokteran Gigi

    Obat, bahan dan instrumen kedokteran gigi hampir semuanya

    masih diimport dan dipasok oleh agen penjualan/pebisnis

    swasta. Variasi jenis dan mutu obat, bahan dan instrumen

    kedokteran gigi sangat tergantung pada minat dental depot

    sehingga harus dilakukan standarisasi dan berada di bawahpengawasan Badan POM serta Kementerian Kesehatan (Ditjen

    Bina Farmasi dan Alat Kesehatan).

    c. Pemberdayaan Masyarakat

    Upaya kesehatan gigi dan mulut berbasis masyarakat (UKBM),

    antara lain:

    • Bahwa sudah 56,7 % Puskesmas di Indonesia (Rifaskes,2011) yang sudah melaksanakan Usaha Kesehatan Gigi

    Masyarakat (UKGM)

    • Sedangkan untuk Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)

    86% Puskesmas di Indonesia sudah melaksanakannya.

    (Rifaskes, 2011)

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    24/50

    12

    6. Manajemen Kesehatan Gigi dan Mulut

    a. Pada tahun 2011 terjadi berubahan struktur organisasi melalui

    SK Menkes No. 1144 tentang Organisasi dan Tatalaksana

    dimana program kesehatan gigi dan mulut di bawah subdit Bina

    Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Direktorat Bina UpayaKesehatan Dasar.

    b. Dampak pengkoordinasian yang dak jelas menyebabkan

    perencanaan program pelayanan kesehatan gigi dak lagi

    tercantum pada Rencana Strategi Departemen Kesehatan 2010

     – 2014 demikian pula program Upaya Kesehatan Perorangan

    c. Kerjasama lintas program dan lintas sektor dalam program

    kesehatan gigi belum dilibatkan oleh program kesehatan lainnya.d. Manajemen kesehatan gigi dan mulut sangat ditentukan

    antara lain oleh tersedianya data dan informasi, dukungan ilmu

    pengetahuan dan teknologi kesehatan gigi serta administrasi

    kesehatan gigi. Selama ini sistem informasi kesehatan gigi dan

    mulut merupakan bagian integral dari manajemen Puskesmas

    (SIMPUS), sistem informasi di rumah sakit (SP2RS) dan sistem

    surveilans (SKRT, SURKESNAS). Dengan adanya otonomi

    daerah yang membuat struktur organisasi yang berbeda-beda

    khususnya dalam hal pelaporan sehingga data kesehatan gigi

    dan mulut dak tersedia dengan sempurna, ini terlihat pada

    Profil Kesehatan Indonesia masih banyak laporan dari ap

    provinsi di Indonesia yang dak ada catatan masalah kesehatan

    gigi baik dari puskesmas, rumah sakit maupun usaha kesehatan

    gigi sekolah, sehingga keadaan kesehatan gigi di Indonesia

    belum dapat digambarkan secara utuh.

    7. Pembiayaan

    a. Anggaran pembinaan program kesehatan gigi di provinsi dan

    kab/kota sulit diperoleh karena usulan anggaran diprioritaskan

    dengan perencanaan yang sudah tertulis pada renstra

    Kementerian Kesehatan

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    25/50

    13

    b. Kebutuhan biaya untuk pelayanan kesehatan gigi cenderung

    semakin besar oleh karena pelayanan promof dan prevenf

    dak dilakukan secara maksimal, sehingga mengakibatkan

    pelayanan kuraf semakin meningkat dan kebutuhan biaya

    pelayanan tersebut menjadi semakin mahal.

    II.2 Lingkungan Strategis

    1. Lingkungan Internal

    Visi Kementerian Kesehatan adalah masyarakat sehat yang mandiri

    dan berkeadilan. Guna mewujudkan Visi tersebut, Kementerian

    Kesehatan telah menetapkan pula nilai-nilai yang harus dianut, yakni

    :Pro rakyat, Inklusif, Responsif, Efekf dan Bersih.

    Adapun strategi utama yang dipakai untuk mencapai visi dan sesuai

    dengan misi yang telah ditetapkan tersebut adalah :

    - Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui

    pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat

    madani

    - Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamintersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu,

    dan berkeadilan

    - Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan

    - Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik dan

    berkeadilan

    2. Lingkungan ExternalWHO pada tahun 2003 telah membuat acuan Global Goals for oral

    Health 2020, dimana targetnya adalah meminimalkan dampak

    dari penyakit mulut dan kraniofasial dengan menekankan pada

    upaya promof dan mengurangi dampak penyakit sistemik yang

    bermanifestasi di rongga mulut dengan diagnosa dini, pencegahan

    dan manajemen yang efekf untuk penyakit sistemik.

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    26/50

    14

    Berdasarkan The Six  eth World Health Assembly (WHA-60)

    tahun 2007, kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral

    dari kesehatan manusia seutuhnya. Terdapat 19 resolusi yang

    menyangkut aspek kesehatan, diantaranya Resolusi WHA 60.17

    tentang Oral Health: ac on plan for promo on and integrated

    disease preven on. Berdasarkan resolusi WHA 60.17 tersebut,

    Sidang WHA ke-60 meminta kepada negara-negara anggota untuk:

    (a) menjamin bahwa kesehatan gigi dan mulut terintegrasi ke dalam

    upaya-upaya pencegahan dan pengobatan penyakit dak menular,

    penyakit menular dan kesehatan ibu dan anak; (b) menjamin bahwa

    kebijakan nasional didasarkan pada evidence based approach;

    (c) mengupayakan agar kesehatan gigi dan mulut terintegrasi ke

    dalam kerangka primary health care; (d) mengupayakan programfluoridasi; (e) menjamin kesehatan kanker mulut terintegrasi

    dengan program penanggulangan kanker; (f) menjamin bahwa upaya

    pencegahan kesehatan gigi dan mulut terintegrasi dengan program

    HIV/AIDS; (g) memperkuat upaya promosi; (h) meningkatkan

    kemampuan petugas kesehatan gigi, milipu dokter gigi dan perawat

    gigi; (i) mengintegrasikan sism informasi kesehatan gigi dan

    mulut kedalam surveilans kesehatan; j) memperkuat upaya-upaya

    pengembangan riset kesehatan gigi dan mulut; (k) meningkatkanpenyediaan anggaran untuk pencegahan dan penanggulangan

    penyakit-penyakit gigi dan mulut; dan (I) memperkuat kemitraan

    antar stakeholders.

    Oral Health South East Asean Region Strategies (WHO 2007)

    bertujuan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut serta system

    pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang lebih baik pada populasi

    di Negara-negara SEARO. Dimana salah satu strateginya adalah

    mengembangkan Kebijakan Nasional kesehatan gigi dan mulut.

    II.3 Kecenderungan

    • Penyakit gigi dan mulut saat ini dak terbatas pada penyakit

    karies dan jaringan penyangga gigi, tetapi lebih berkembang

    menjadi masalah sistem stomatognak,  facial pain, celah bibir

    dan langit-langit, penyakit-penyakit mulut (sariawan, jamur, dll),

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    27/50

    15

    serta penyakit dan kelainan yang dapat mbul pada mulut dan

    rongga mulut.

    • Penyakit gigi dan mulut merupakan faktor resiko penyakit kronis

    seper penyakit jantung, sistem pernapasan, diabetes, kanker,

    diet yang dak sehat (unhealthy diet ), penggunaan tembakau,penggunaan alkohol, dan kebersihan mulut yang buruk.

    • Kelainan / kerusakan akibat trauma pada jaringan gigi dan mulut

    semakin meningkat

    • Penyakit yang ditularkan melalui darah seper  HIV/AIDS dan

    hepas meningkat.

    • Meningkatnya jumlah usia lanjut karena umur harapan

    hidup meningkat memerlukan rehabilitasi fungsi kunyah danmemerlukan perawatan penyembuhan yang sangat kompleks.

    • Penngnya keadaan gigi geligi seseorang sebagai identas.

    • Peran dokter gigi ke depan dapat mendorong kemitraan unsur

    terkait, termasuk masyarakat dan badan usaha di bidang

    kesehatan gigi dan mulut. Di samping itu akan memacu

    pelayanan holisk komprehensif, pendidikan dan riset, termasuk

    penyediaan alat kesehatan gigi dan mulut, obat, bahan dankomoditas yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut.

    II.4 Keadaan Dan Masalah

    Dalam rangka menetapkan langkah-langkah, perlu dianalisa secara

    eksternal dan internal melalui pendekatan SWOT.

     

    Kekuatan:

    - Tersedianya kebijakan, perundangan, peraturan daerah dan

    regulasi pendukung termasuk standar pelayanan.

    - Tersedianya sarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar di

    Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai pelayanan kesehatan gigi

    dan mulut rujukan.

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    28/50

    16

    - Tersedianya sumber daya dokter gigi, perawat gigi dan tekniker

    gigi yang dihasilkan oleh instusi pendidikan kedokteran gigi

    dan pendidikan sengkat Diploma III dan Diploma IV (perawat

    gigi dan tekniker gigi).

    - Telah berjalannya program pelayanan kesehatan gigi dasar danrujukan, program UKGS dan UKGMD

    - Adanya kerjasama antara instusi pelayanan kesehatan gigi

    dan mulut, instusi pendidikan kedokteran gigi, ikatan profesi

    kedokteran gigi, konsil kedokteran/kedokteran gigi, asosiasi

    pendidikan kedokteran gigi Indonesia, asosiasi rumah sakit gigi

    dan mulut Indonesia.

    - Kerjasama yang baik berdasarkan integrasi program.

    - Adanya kerjasama dengan organisasi LSM/profesi secara

    internasional/nasional.

    Kelemahan:

    - Pendanaan yang dak memadai, karena pendanaan yang ada

    masuk dalam program prioritas yang didasarkan pada indikator

    yang ingin dicapai pada pembangunan kesehatan seper

    menurunkan AKI, AKB, peningkatan umur harapan hidup, serta

    menurunkan gizi kurang.

    - Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dak tercantum dalam

    standar pelayanan minimal bidang kesehatan sehingga dukungan

    dana, sarana dan prasarana kurang.

    - Belum tersedianya rencana induk pembangunan kesehatan gigi

    dan mulut di ngkat nasional (Master Plan Kesehatan Gigi dan

    Mulut) yang akan menjadi acuan bagi daerah dalam penyusunan

    rencana kerja program kesehatan gigi dan mulut.

    - Belum tersedianya sistem informasi kesehatan gigi dan mulut

    sehingga sistem pencatatan dan pelaporan data kesehatan gigi

    dan mulut termasuk survei data dasar kesehatan gigi dan mulut

    belum bisa dikelola. Desentralisasi menyebabkan pencatatan

    dan pelaporan dak lengkap dan dak berkesinambungan.

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    29/50

    17

    - Kebiasaan menyikat gigi dak tercantum dalam indikator

    perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

    - Jumlah dokter gigi belum merata sesuai dengan rasio kebutuhan

    ideal masyarakat. Penyebaran dan rasio tenaga kesehatan

    gigi dan mulut juga menunjukkkan adanya disparitas antarpuskesmas di kawasan Indonesia bagian barat dan mur.

    - Kerjasama lintas sektor dan lintas program masih lemah.

    - Belum semua sarana pelayanan kesehatan teridenfikasi dan

    terakreditasi.

    Peluang:

    - Adanya desentralisasi/otonomi daerah yang memberikankesempatan kepada seap wilayah kabupaten/kota dalam

    mengembangkan program-program pembangunan kesehatan

    gigi dan mulut berdasarkan oral health need assessment .

    - Perkembangan teknologi dan riset di bidang kedokteran gigi

    dapat dipadukan kedalam program pembangunan kesehatan

    lain yang ada.

    - Peningkatan ngkat pendidikan masyarakat yang ditunjukkandengan data persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas

    yang melek huruf yang terus mengalami peningkatan seap

    tahunnya.

    - Peran serta akf dari sektor swasta dalam penyelenggaraan

    pelayanan, pembiayaan dan pendidikan kesehatan gigi dan

    mulut

    - Perkembangan infrastruktur komunikasi dan informasi yangdapat dlihat dari pesatnya peningkatan kuantas serta kualitas

    sarana komunikasi dan penyampaian informasi seper jaringan

    internet dan jaringan komputer perkantoran yang terintegrasi.

    - Pertumbuhan sumber-sumber pembiayaan kesehatan baik

    yang bersumber dari anggaran pemerintah, bantuan luar negeri

    maupun sumber pembiayaan dari sektor swasta dan masyarakat

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    30/50

    18

    - Adanya kebutuhan masyarakat terhadap perawatan yang

    bersifat kosmek terutama di kota besar.

    - Kemajuan teknologi dibidang kedokteran gigi

    - Desentralisasi, daerah masih memerlukan program kesehatan

    gigi dan mulut.

    - Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu persyaratan

    pengembangan karier tertentu.

    - Kesehatan gigi dan mulut sangat mempengaruhi produkvitas.

    - Kebutuhan akan pelayanan kesehatan gigi oleh masyarakat.

    - Dukungan lintas program/lintas sektor, swasta. Termasuk badan-

    badan internasional (FDI, IADR, WHO, GIZ)

    Ancaman:

    - Menurunnya daya beli masyarakat.

    - Masuknya sarana pelayanan dan tenaga kesehatan asing sebagai

    dampak globalisasi.

    - Pertambahan jumlah dan sebaran tukang gigi yang semakin

    merugikan masyarakat dalam hal kesehatan gigi dan mulut

    - Peran serta semu masyarakat dapat dilihat dari jumlah drop

    out kader kesehatan yang masih terus terjadi. Di samping itu

    peran serta masyarakat dapat terjadi bukan karena dorongan

    kebutuhan untuk berperan serta akf untuk kepenngan

    masyarakat itu sendiri, tetapi seringkali lebih disebabkan adanya

    keterpaksaan atau adanya harapan akan adanya imbalan secara

    materi.

    II.5 ISU STRATEGIS

    1. Terbatasnya ketersediaan layanan kesehatan, pemerataan

    sarana dan tenaga kesehatan gigi.

    2. Penurunan penyakit dan kelainan gigi dan mulut masyarakat

    masih jauh dari harapan.

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    31/50

    19

    3. Masih ngginya biaya pelayanan kesehatan gigi dan mulut serta

    kurangnya dana pengelolaan dan pembiayaan program

    4. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mendapatkan

    pelayanan perawatan kesehatan gigi dan mulut.

    5. Teknologi kedokteran gigi yang semakin berkembang

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    32/50

    20

    BAB III

    VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI

    III.1 Visi

    Mewujudkan masyarakat yang mandiri untuk memelihara kesehatan

    gigi dan mulut dalam rangka mencapai derajat kesehatan gigi dan

    mulut yang senggi-ngginya

    III.2 Misi

    1. Mendidik masyarakat dalam memelihara kesehatan gigi dan

    mulut secara mandiri dengan membudayakan perilaku hidupbersih dan sehat (PHBS).

    2. Memberikan pelayanan kesehatan gigi profesional yang

    komprehensif, terpadu, bermutu dan terjangkau

    3. Melaksanakan manajemen kesehatan gigi dan mulut yang

    efisien dan efekf

    4. Memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan kesehatan

    gigi dan mulut

    5. Mendorong pemenuhan kebutuhan sarana, prasarana dan

    pendanaan untuk pelayanan kesehatan gigi dan mulut

    6. Mendorong terlaksananya penelian dan pengembangan

    pelayanan kesehatan gigi dan mulut

    7. Mendorong kerjasama lintas program dan lintas sektor baik

    nasional maupun internasional

    III.3 Tujuan

    1. Terwujudnya pelayanan kesehatan gigi dan mulut profesional,

    komprehensif dan terpadu sesuai standar dan eka profesi

    2. Meningkatnya manajemen pelayanan kesehatan gigi dan mulut

    yang efekf dan efisien

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    33/50

    21

    3. Meningkatnya sumber daya manusia yang berkualitas.

    4. Meningkatnya peran serta pemerintah daerah dalam pemenuhan

    kebutuhan sarana, prasarana, dan alat dana

    5. Meningkatnya kemandirian pelayanan kesehatan dalam dan

    meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut

    6. Meningkatnya pengembangan pelaksanaan penelian dalam

    bidang kesehatan gigi dan mulut

    7. Terciptanya kerjasama lintas program dan lintas sektor baik

    nasional maupun internasional

    8. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam memelihara

    kesehatan gigi dan mulut

    III.4 Sasaran

    1. Pemangku kepenngan dalam upaya peningkatan kesehatan

    gigi dan mulut masyarakat

    2. Kualitas Sumber Daya Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

    3. Kualitas pelayanan kesehatan gigi secara bermakna di Instusi

    pelayanan kesehatan

    4. FasilitasPelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

    5. Kesadaran Masyarakat akan penngnya kesehatan gigi dan

    mulut

    6. Jejaring kesehatan gigi dan mulut

    III.5 Strategi

    1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut

    profesional yang komprehensif, terpadu, bermutu dan

    terjangkau.

    2. Meningkatkan peran serta organisasi profesi dan instusi

    pendidikan dalam upaya kesehatan gigi dan mulut.

    3. Mengembangkan tenaga kesehatan gigi melalui pendidikan dan

    pelahan tambahan baik ketrampilan maupun manajemen.

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    34/50

    22

    4. Memberdayakan masyarakat serta tenaga kesehatan melalui

    UKGMD dan UKGS

    5. Mendorong pemenuhan kebutuhan sarana, prasarana dan dana

    yang mendukung pelayanan kesehatan gigi dan mulut

    6. Mengembangkan dan mengopmalkan sistem informasikesehatan gigi dan mulut mencakup penelian dan

    pengembangan pelayanan kesehatan gigi dan mulut

    III.6 Kebijakan

    1. Pembinaan dalam hal pencegahan, pengendalian,dan penurunan

    prevalensi penyakit gigi dan mulut (integrated health approach)

    2. Pemberdayaan masyarakat dan mengembangkan kemitraan

    dengan pihak-pihak terkait

    3. Peningkatan manajemen kesehatan gigi dan mulut terpadu:

    lembaga, payung hukum, standar sumber daya, sarana

    prasarana, pembiayaan.

    4. Adanya sistem informasi, surveilans, monitoring laporan fasilitas

    dan pelayanan kesehatan, serta penelian kesehatan gigi dan

    mulut baikyang dilaksanakan pemerintah maupun swasta

     

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    35/50

    23

    BAB IV

    PROGRAM - PROGRAM PELAYANAN

    KESEHATAN GIGI DAN MULUT

      Pelaksanaan program dan kegiatan kesehatan gigi dan mulut

    dilakukan dengan pendekatan terintegrasi dengan program kesehatan

    lainnya dengan memperhakan, kegiatan serta sasaran yang ingin dicapai

    oleh Kementerian Kesehatan. Dan telah tertuang dalam Rencana Strategi

    Kementerian Kesehatan.

    Program, kegiatan dan sasaran pelayanan kesehatan gigi dan mulut,

    dilakukan melalui:

    1. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

    a) Mengintegrasikan promosi kesehatan gigi dan mulut kedalam

    program perilaku hidup bersih dan sehat.

    b) Membuat media promosi yang inovaf dan efekf, baik melalui

    media cetak, media elektronik dan secara langsung pada semua

    kelompok umur pada masyarakat seper  mencetak leaflet,

    poster, CD, lembar balik, serta dialog interakf di TV, radio,tayangan pendek, dll

    c) Melakukan pendidikan tentang penngnya perawatan gigi

    dan mulut yang teratur oleh tenaga kesehatan gigi baik secara

    individu maupun masyarakat.

    2. Program Fluoridasi

    a) Kadar fluor dalam air minum yang dikonsumsi di seluruh provinsi

    di Indonesia

    b) Kadarfluor didalam berbagai pasta gigi yang beredar di Indonesia

    c) Program fluoridasi air minum, garam, susu, dll.

    d) Program kumur-kumur fluor pada murid-murid sekolah dasar

    (UKGS)

    e) Program topikal aplikasi fluor secara individual

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    36/50

    24

    f) Program pemberian tablet fluor pada beberapa sekolah dasar di

    daerah yang resiko kariesnya nggi

    3. Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat

    a) Penyusunan Pedoman Promof – Prevenf dengan pendekatan

    UKGM

    b) Penyusunan Pedoman Pembinaan kesehatan Gigi melalui Desa

    siaga

    c) Penyusunan Petunjuk Pemeliharaan Kesehatan Gigi Keluarga

    seri Ibu hamil dan balita.

    d) Penyusunan Lembar Balik penyuluhan kesehatan gigi

    e) Penyusunan Buku Usaha Kesehatan Gigi Sekolah di Taman

    Kanak-Kanak

    f) Penyunan Buku Usaha Kesehatan Gigi Sekolah dan UKGS Inovaf

    g) Penyusunan Buku pendidikan kesehatan gigi dan mulut remaja

    h) Penyusunan Buku Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah

    Lanjutan

    i) Penyusunan Pedoman pencegahan karies gigi berupa brosur,poster, leaflet, flyer,booklet, modul pelahan kader/gigi

     j) Penyusunan materi kesehatan gigi untuk RS/PKMRS

    k) Penyusunan Petunjuk Pemeliharaan Kesehatan Gigi Keluarga

    seri lansia

    4. Upaya Kesehatan Perorangan

    a) Kebijakan Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga

    b) Pedoman Penyelenggaraan Kedokteran Gigi Keluarga

    c) Standar Perizinan Praktek Dokter Gigi Keluarga

    d) Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di

    Puskesmas dengan Model Basic Package Oral Care

    e) Pedoman Upaya Kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    37/50

    25

    f) Penyusunan Standar Pelayanan Kesehatan Gigi di Puskesmas

    Perkotaan

    g) Penerapan metode Atraumac Restoraon Treatment (ART)

    h) Pedoman pelayanan kesehatan gigi dan mulut di RSU Pemerintah/

    Swasta/RS Khusus.

    i) Pedoman rujukan upaya kesehatan gigi dan mulut

     j) Pedoman integrasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut di

    Puskesmas.

    k) Pedoman peningkatan mutu pelayanan Kesehatan gigi dan

    mulut di Puskesmas dan Rumah sakit.

    l) Standar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi PelayananKesehatan Gigi dan Mulut di Fasilitas Kesehatan Gigi

    m) Modul Pelahan Idenfikasi Lesi Rongga Mulut dan

    Penatalaksanaan Kesehatan Gigi dan Mulut pada ODHA bagi

    Tenaga Kesehatan Gigi di Fasilitas Gigi.

    n) Tata cara kerja pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut di

    puskesmas

    o) Pelaksanaan Angka Kredit Jabatan Dokter Gigi/Perawat Gigi.

    p) Panduan pendayagunaan dokter gigi spesialis.

    5. Program Pengawasan Obat dan Bahan Kedokteran Gigi

    a) Pedoman standar bahan dan alat kedokteran gigi (RS/Puskesmas)

    b) Penyusunan standar obat kesehatan gigi essensial (DOEN)

    c) Formularium Obat dan bahan kedokteran gigi di RS Indonesiad) Pedoman bahan/obat tradisional dibidang kesehatan gigi dan

    mulut

    e) Pedoman Pemakaian anbiok di Bidang Kedokteran Gigi

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    38/50

    26

    6. Program Pengembangan Sumber Daya Kesehatan:

    a) Internal

    • Penyusunan modul pelahan teknis

    • Penyusunan modul TOT

    • Pedoman dan pelaksanaan evaluasi penerapan metode

    ART

    • Evaluasi peralatan di Puskesmas

    b) Lintas Program

    • Kerjasama dengan Pusdan dalam penyusunan profil

    kesehatan gigi dan mulut

    • Kerjasama dengan badan Litbangkes Kementerian

    Kesehatan dalam survei epidemiologi penyakit gigi dan

    mulut.

    • Pelahan/TOT Tenaga Kesehatan/Pemegang Program

    • Uji kualitas kandungan fluor dalam pasta gigi, air minum,

    dll.

    • Evaluasi peralatan di Rumah Sakit Pemerintah/Swasta

    c) Lintas Sektor

    • Kerjasama dengan Kementerian Pendidikan Nasional

    • Kerjasama dengan seluruh Kementerian dalam upaya

    pelayanan kesehatan gigi dan mulut (poli gigi)

    • Kerjasama dengan swasta

    • Kerjasama dengan m penggerak PKK

    • Kerjasama dengan FKG/CHS/profesi

    • Kerjasama dengan dunia usaha untuk pengadaan ART, pasta

    fluor generik, sikat gigi generik, dan bahan lainnya.

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    39/50

    27

    7. Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Pembangunan

    Kesehatan:

    a) Tersusunnya rencana kegiatan lima tahun kesehatan gigi dan

    mulut

    b) Tersusunnya laporan akuntabilitas kinerja tahunan kesehatangigi dan mulut

    c) Kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut

    dengan instansi, unit dan pihak lain yang terkait secara nasional

    dan Internasional.

    8. Monitoring dan Evaluasi:

    a) Kesehatan gigi dan mulut pra sekolah dan usia anak sekolah

    b) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas

    c) Upaya kesehatan gigi di UKGM

    d) Pelayanan kesehatan gigi rujukan dan integrasi

    e) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di rumah sakit

    f) Penyusunan website kesehatan gigi dan mulut sebagai wahana

    interaksi, inter relasi dan interdependensi dengan masyarakat,profesi, dunia usaha serta pihak lain yang berkepenngan untuk

    peningkatan kualitas kesehatan gigi dan mulut.

    9. Bimbingan Teknis/Supervisi:

    a) Pembinaan program kesehatan gigi dan mulut di Dinas Kesehatan

    Provinsi/Kabupaten/Kota

    b) Pembinaan penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigipuskesmas dan rumah sakit baik pemerintah maupun swasta.

    c) Peningkatan kinerja melalui peningkatan mutu SDM dan

    suasana/budaya kerja.

    d) Pembinaan profesi tenaga kesehatan gigi

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    40/50

    28

    10. Program Unggulan:

    Program an  tembakau di klinik gigi, screening kanker mulut,

    pengendalian gula di sekolah.

    a. Program Kebijakan Kesehatan, Pembiayaan, dan Hukum

    Kesehatan.

    1) Tersusunnya rencana kegiatan lima tahunan (propenas) dan

    rencana kerja tahunan (Repeta) kesehatan gigi dan mulut.

    2) Tersusunnya laporan akuntabilitas kinerja tahunan

    kesehatan gigi dan mulut

    3) Legalisasi Produk-produk Bidang kesehatan Gigi dan Mulut.

    b. Program Perbaikan Gizi.

    1) Kegiatan kesehatan gigi dan mulut pra sekolah dan anak

    usia sekolah

    2) Penyusunan petunjuk pemeliharaan kesehatan gigi dan

    mulut keluarga seri ibu hamil dan balita

    3) Penyusunan pedoman pembinaan kesehatan gigi melalui

    polides

    4) Perlindungan kesehatan gigi anak dengan sikat gigi sesudah

    makan.

    c. Program Peningkatan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) sejak

    usia dini

    1) Penyusunan buku pendidikan kesehatan gigi remaja

    2) Penyusunan lembar balik penyuluhan kesehatan gigi

    3) Penyusunan standar pelayanan kesehatan gigi bagi anak

    berkebutuhan khusus

    4) Penyusunan materi kesehatan gigi dan mulut untuk RS

    5) Penyusunan pedoman standar peralatan kedokteran gigi RS

    d. Program Lingkungan Pemakaian air, dan udara sehat.

    1) Pedoman pelaksanaan higienis klinik gigi di lingkungan

    kerja.

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    41/50

    29

    e. Program kesehatan keluarga

    1) Penyusunan pedoman promof-perevenf dengan

    pendekatan UKGM dan UKGM inovaf 

    2) Penggunaan pedoman pembinaan kesehatan gigi dan

    mulut melalui desa siaga

    3) Penyusunan petunjuk pemeliharaan kesehatan gigi keluarga

    seri lansia.

    4) Penyusunan pedoman pencegahan penyakit gigi, berupa

    brosur, leaflet, booklet.

    5) Modul pelahan kesehatan gigi bagi kader/guru.

    f. Program pencegahan kecelakaan dan rudapaksa termasukkeselamatan lalu lintas.

    1) Melakukan penelian pengaruh sakit gigi terhadap

    kecelakaan lalu lintas.

    g. Program integrasi dengan penyakit dak menular (PTM)

    1) Program an tembakau di klinik Gigi

    2) Program Pengendalian Gula

    3) Program skreening kanker mulut

    4) Program Pengendalian konsumsi alkohol berhubungan

    dengan penyakit gigi dan mulut

    5) Penyusunan Pengendalian faktor-faktor resiko penyakit gigi

    dan mulut dalam upaya meningkatkan kualitas hidup.

    Faktor Penentu Keberhasilan

    • Untuk terwujudnya visi, misi melalu strategi yang telah ditetapkan,

    maka perlu diperhakan faktor-faktor penentu keberhasilan (Cri  cal

    succsess factor ) sebagai berikut:

    1. Melakukan pengaturan, pembinaan dan pengawasan

    peyelenggaraan upaya kesehatan gigi dan mulut:

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    42/50

    30

    a. Adanya Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria untuk pembinaan

    dan pengawasan penyelenggaraan upaya kesehatan gigi dan

    mulut.

    b. Pembinaan (bimbingan teknis) atau Supervisi, Monitoring dan

    Evaluasi.• Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan dalam penyebarluasan

    dan penerapan paradigma sehat dibidang kesehatan gigi dan mulut

    baik secara intern kesehatan maupun ekstern atau pihak lain yang

    terkait, melalui:

    a. Adanya forum komunikasi/temu karya lintas program/lintas

    sektor terkait

    b. Adanya pedoman pelaksanaan upaya promof – prevenfterpadu.

    c. Adanya modul pelahan terpadu upaya promof-prevenf TOT

    d. Kerjasama dengan lintas program/lintas sektor terkait.

    • Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan gigi dalam

    bidang manajemen, ilmu dan teknologi serta eka profesi dalam

    penyelenggaraan upaya kesehatan gigi dan mulut dan program pokok

    serta program unggulan kesehatan dalam rangka menuju Indonesia

    Sehat 2010, melalui:

    1) Pelahan tenaga kesehatan gigi sesuai dengan perkembangan

    IPTEK khususnya dalam pengembangan teknologi tepat guna.

    2) Pelahan bidang manajemen kesehatan bagi tenaga kesehatan

    gigi

    3) Penyusunan modul-modul pelahan bagi tenaga kesehatan gigi.• Melakukan kerjasama lintas program/lintas sektor termasuk dengan

    profesi, perguruan nggi, dan dunia usaha serta masyrakat secara

    nasional, regional dan internasional, dalam upaya:

    1) Peningkatan upaya promof – prevenf yang didukung oleh

    produksi pasta dan sikat gigi.

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    43/50

    31

    2) Pendayagunaan dan pembinaan tenaga kesehatan gigi/spesialis

    bersama-sama organisasi profesi dan FKG.

    3) Penyelarasan kegiatan/program kesehatan gigi dengan kegiatan

    negara lain/organisasi dunia.

    • Melengkapi fasilitas kerja baik secarateknis, dalam rangka peningkatankinerja, melalui:

    1) Peningkatan sarana, prasarana di lingkungan kerja

    2) Peningkatan sumber daya dalam mendukung peningkatan

    kinerja di sarana kesehatan.

    Program, kegiatan serta sasaran pelayanan kesehatan gigi dan mulut,dilakukan melalui :

     

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    44/50

    32

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    45/50

    33

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    46/50

    34

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    47/50

    35

    BAB V

    PENYELENGGARAAN DAN PENILAIAN

    V.1 Penyelenggaraan

    1. Penyelenggara adalah semua unit struktural Kementerian

    Kesehatan, termasuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) di daerah.

    Penyelenggara Kebijakan Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut

    memerlukan komitmen yang nggi dan dukungan serta

    kerjasama yang baik antara para pelakunya, yang ditunjang oleh

    tata penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang baik (good

    governance).

    2. Penyelengaraan Kebijakan Pelayanan Kesehatan gigi danmulutdilakukan melalui siklus perencanaan, pelaksanaan dan

    pengendalian, serta pengawasan dan pertanggungjawaban.

    3. Dalam pelaksanaan program-program pembangunan kesehatan,

    Kementerian Kesehatan akan mengutamakan kegiatan

    pembangunan kesehatan pada upaya kesehatan promof dan

    prevenf, yang dilaksanakan secara serasi dengan upaya kuraf

    dan rehabilitaf.

    V.2 Penilaian

    1. Penilaian Kebijakan Pelayanan Kesehatan gigi dan mulutbertujuan

    untuk menilai keberhasilan penyelenggaraan pembangunan

    kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan.

    2. Agar penilaian Kebijakan Pelayanan Kesehatan gigi dan

    mulut ini dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya, maka perlu

    dikembangkan sistem pelaporan pelaksanaan, yang dipadukan

    dengan pengembangan sistem informasi kesehatan.

    Untuk mengetahui keberhasilan program di dalam rencana strategi

    pelayanan kesehatan gigi diperlukan penyelenggaraan dan penilaian.

    Sebagai alat ukur dalam proses pengawasan, pengendalian dan

    penilaian digunakan berbagai indikator kinerja yang diuraikan secara

    terperinci.

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    48/50

    36

    BAB VI

    PENUTUP

      Kebijakan Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut dibuat dalam rangka

    menunjang tercapainya tujuan yang ingin dicapai pada Rencana Strategi

    Kementerian Kesehatan, serta untuk dapat menjawab dan memfokuskan

    upaya Kementerian Kesehatan terhadap tantangan pembangunan

    kesehatan yang makin kompleks.

    Kebijakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut ini, diharapkan dapat

    dipakai sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian

    upaya kesehatan gigi dan mulut dalam kurun waktu lima tahunan bagi

    pusat dan daerah, serta dapat mendorong dalam pelaksanaan kebijakandesentralisasi bidang kesehatan di daerah. Kebijakan Pelayanan Kesehatan

    gigi dan mulut ini disusun sedemikian rupa sehingga hasil pencapaiannya

    dapat diukur dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan rencana

    program dan kegiatan selanjutnya.

      Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Kebijakan

    Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut ini diucapkan penghargaan yang

    se

    nggi-

    ngginya dan semoga upaya yang akan dilaksanakan dapat lebihterarah, fokus dan terukur.

      Selanjutnya Kebijakan Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut ini hanya

    dapat dilaksanakan dan tercapai tujuannya, bila dengan dedikasi dan kerja

    keras, terutama semua aparatur kesehatan di lingkungan pusat, provinsi

    dan kabupaten/kota dan membawa manfaat bagi kesehatan masyarakat

    di Indonesia.

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    49/50

  • 8/20/2019 Renc.Program pelayanan kes gi mul .. depkes 2012.pdf

    50/50

    ISBN 978-602-235-194-8