Mul Akh ED 23

14
IV. MULTISIM 4.1. Rangkaian Low Pass Filter Gambar tanggapan frekuensi (kiri) dan tanggapan fasa (kanan) a. Frekuensi input = 10 Hz

description

eld

Transcript of Mul Akh ED 23

IV. MULTISIM4.1. Rangkaian Low Pass Filter

Gambar tanggapan frekuensi (kiri) dan tanggapan fasa (kanan)a. Frekuensi input = 10 Hz

b. Frekuensi input = 100 Hz c. Frekuensi input = 1000 Hz d. Frekuensi input = 10 kHz

e. Frekuensi input = 100 kHz Analisa :Rangkaian di atas merupakan rangkaian low pass filter dengan menggunakan 5 variasi frekuensi input (10Hz, 100Hz, 1000Hz, 10000Hz dan 100000Hz).Pada saat frekuensi inputnya 10Hz dan 100Hz sinyal keluarannya masih diloloskan terbukti dengan amplitude keluaran yang sama besar dengan amplitude sinyal masukannya. Kemudian pada saat frekuensi inputnya 1000Hz-100000Hz sinyal keluarannya dilemahkan dan terjadi pergeseran fasa. Hal tersebut menunjukkan bahwa frekuensi 1000Hz sudah melewati nilai frekuensi potongya sehingga sinyal keluarannya dilemahkan. Berdasarkan bode plotter untuk perubahan fasa menunjukkan bahwa pergesaran fasa akan terjadi ketika frekuensi inputnya lebih dari 102Hz.

4.2. Rangkaian High Pass Filter

Grafik tanggapan frekuensi (kiri) grafik tanggapan fasa (kanan)a. Frekuensi input = 10 Hz

b. Frekuensi input = 50 Hz c. Frekuensi input = 125 Hz d. Frekuensi input = 1000 Hz

e. Frekuensi input = 10 kHz Analisa :Rangkaian di atas merupakan rangkaian high pass filter dengan menggunakan 5 variasi frekuensi input (10Hz, 50Hz, 125Hz, 1000Hz dan 10000Hz).Pada saat frekuensi inputnya 10Hz dan 125Hz sinyal keluarannya dilemahkan dan terjadi pergeseran fasa. Kemudian pada saat frekuensi inputnya 1000Hz-10000Hz amplitude keluaran yang sama besar dengan amplitude sinyal masukannya berarti sinyal keluarannya diloloskan.. Hal tersebut menunjukkan bahwa frekuensi 1000Hz sudah melewati nilai frekuensi potongya sehingga sinyal keluarannya diloloskan. Dan jika frekuensi inputnya kurang (lebih kecil dari) frekuensi potongnya maka sinyal keluarannya akan dilemahkan dan mengalami pergeserann fasa. Berdasarkan bode plotter untuk perubahan fasa menunjukkan bahwa pergesaran fasa akan terjadi ketika frekuensi inputnya lebih dari 3,63Hz kemudian konstan pada rentang frekuensi tertentu dan akan bergeser lagi fasanya pada frekuensi tertentu.

4.3. Rangkaian Band Pass Filter

Grafik tanggapan penguatan terhadap frekuensi (kiri) dan tanggapanfasa (kanan)a. Frekuensi input = 50 Hz

b. Frekuensi input = 100 Hz c. Frekuensi input = 160 Hz d. Frekuensi input = 300 Hz e. Frekuensi input = 1000 Hz Analisa :Rangkaian di atas merupakan rangkaian band pass filter dengan menggunakan 5 variasi frekuensi input (50Hz, 100Hz, 160Hz, 300Hz dan 1000Hz). Pada saat frekuensi input 50Hz-160Hz terjadi pergeseran fasa yang sangat besar, serta terjadi penguatan yang nilainya tidak tentu. Selain itu bentuk sinyal keluarannya juga tidak sinusoida sempurna, hal ini mungkin dikarenakan komponen yang digunakan banyak (3buah resistor dan 2buah kapasitor). Ketika frekuensi inputnya 300Hz dan 1000Hz bentuk sinyal keluarannya mendekati sinusoida sempurna dan terjadi pelemahan, hal ini membuktikan bahwa pada frekuensi ini merupakan daerah di luar pita frekuensi sehingga tidak terjadi penguatan.

Analisa Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa rangkaian low pass filter akan meloloskan frekuensi yang nilainya kurang dari frekuensi potong dari rangkaian tersebut. Diloloskan disini maksudnya memiliki nilai penguatan yang tidak terlalu kecil dan tidak mengalami pergeseran fasa.Dan apabila frekuensi inputnya lebih besar dari frekuensi potongnya maka sinyal keluaran akan dilemahkan dan terjadi pergeseran fasa. Pada rangkaian high pas filter berlaku sebaliknya, yaitu frekuensi yang kurang dari frekuensi potingnya akan dilemahkan dan jika frekuensi inputnya lebih dari frekuensi potong sinyal keluarannya akan diloloskan. Sedangkan pada rangkaian band pass filter , rangkaian ini bekerja pada pita frekuensi tertentu. Jika diberikan frekuensi input yang nilainya di rentang pita frekuensi tersebut maka sinyal keluarannya akan diloloskan dan jika frekuensi inputnya di luar pita frekuensi tersebut maka sinyal keluarannya akan dilemahkan dan terjadi pergeseran fasa. Pada praktikum diperoleh beberapa sinyal yang frekuensi keluarannya tidak muncul pada osiloskop hal ini di karenakan frekuensi pada sinyal keluaran tidak terbaca oleh osiloskop yang kemungkinan karena kurang telitinya praktikum dalam melakukan pengaturan terhadap osiloskop. Sehingga nilai frekuensi keluarannya dianggap sama dengan nilai frekuensi masukan. Hal ini berdampak pada nilai penguatan dan perubahan fasa pada perhitungan dan berdampak pula pada bagan bode penguatan terhadap frekuensi dan bagan bode perubahan fasa terhadap frekuensi. Meskipun demikian bentuk grafiknya tidak jauh berbeda dengan teori yang sebenarnya.

KesimpulanBerdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:1. Prinsip kerja filter atau penapis bergantung pada jenis dan frekuensi potong filter tersebut.2. Pada rangkaian LPF jika diberikan sinyal dengan frekuensi masukan yang kurang dari frekuensi potongnya maka nilai penguatannya akan konstan (diloloskan) dan jika diberikan frekuensi masukan lebih besar dari frekuensi potongnya maka nilai penguatannya akan menurun (mengalami pelemahan). Pada rangkaian HPF jika berlaku sebaliknya dari LPF. Sedangkan pada BPF merupakan gabungan dari HPF dan LPF, maksudnya nlai penguatannya akan konstan pada lebar pita tertentu dan akan terjadi pelemahan jika frekuensi inputnya kurang dari atau lebih dari lebar pita frekuensi rangkaian tersebut.3. Perubahan frekuensi masukan akan menyebabkan perubahan sudut fasa pada setiap rangkaian filter. Berdasarkan bagan bode perubahan fasa terhadap frekuensi yang diperoleh dari praktikum Nampak bahwa semakin besar frekuensi inputnya maka pergeseran fasanya akan semakin negative.