RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1....

57
1

Transcript of RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1....

Page 1: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

1

Page 2: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

2

RENCANA STRATEGIS PUSAT JASA PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

TAHUN 2015-2019

Page 3: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

3

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan mengamanatkan bahwa

pembangunan perpustakaan bertujuan memberikan layanan kepada pemustaka,

meningkatkan kegemaran membaca dan wahana belajar sepanjang hayat. Perpustakaan

berperan juga dalam mengembangkan potensi masyarakat agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta bertanggung jawab dalam

mendukung penyelenggaraan pendidikan nasional menuju terwujudnya masyarakat

unggul, cerdas, kritis, dan inovatif berbasis pada penguatan mentalitas budaya sejalan

dengan agenda revolusi mental diharapkan terjadi perubahan yaitu Indonesia berdaulat

secara politik, mandiri secara ekonomi, dan berkepribadian sosial budaya, melalui

terwujudnya masyarakat yang terinformasi dan berbudaya baca.

Page 4: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

4

Mewujudkan masyarakat yang terinformasi dan berbudaya baca sesungguhnya selaras

dengan tujuan yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

Keterbukaan Informasi Publik, yang menjamin masyarakat untuk memperoleh informasi

sebagai bagian dari hak asasi manusia dan salah satu wujud kehidupan berbangsa yang

demokratis. Dalam hal ini perpustakaan memiliki peran sangat penting sebagai penyedia

dan pengelola informasi berbasis bahan perpustakaan. Sebagai bagian dari upaya

pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainability Development Goals)

masyarakat dunia, perpustakaan ikut serta dalam peningkatan akses terhadap informasi

dan pengetahuan secara universal, yang merupakan pilar penting dalam mencerdaskan

kehidupan masyarakat. Hal ini tertuang dalam Lyon Declaration hasil konferensi

International Federation Library Association and Institution (IFLA) tahun 2014.

Rencana Strategis Pusat Jasa dan Informasi ini disusun berpedoman kepada Renstra

2015-2019 yang telah ditetapkan oleh Perpustakaan Nasional. Renstra Pusat Jasa dan

Informasi disusun untuk menjabarkan acuan-acuan kerja yang telah dirancang baik dalam

Rencana Strategis level 0 (Perpusnas), maupun level 1 (Deputi Bidang Pengembangan

Pelestarian Bahan Pustaka dan Jasa Informasi).

1.2. Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi

Acuan kerja Pusat Jasa Perpustakaan dan lnformasi didasarkan pada Keputusan Kepala

Perpustakaan No. 3 tahun 2001. Menurut nomenklatur tersebut, Pusat Jasa

Perpustakaan dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan layanan perpustakaan dan

informasi. Untuk menunjang tugas tersebut, Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi

melaksanakan fungsi : (a) pelaksanaan layanan koleksi umum dan khusus, (b)

pelaksanaan bimbingan pemakai, (c) pelaksanaan pameran dan promosi, dan (d)

pelaksanaan kerja sama dan otomasi perpustakaan. Untuk menunjang fungsi tersebut,

Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi terdiri dari satuan unit kerja sebagaimana tampak

pada bagan di bawah ini.

Page 5: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

5

Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi

1.3. Sumber Daya Manusia

Untuk menunjang kinerja lembaga, Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Perpustakaan Nasional

memiliki 126 sumber daya manusia, yang tersebar dalam tiga eselon III. Sebaran SDM

berdasarkan jenjang pendidikan dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel I. Sumber Daya Manusia di Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi

Strata Pendidikan KSPO LKU LKK TOTAL

S3 1 0 0 1

S2 2 8 5 16

S1 25 30 14 69

Diploma 3 13 6 22

SMA 0 11 7 18

TOTAL 31 62 32 125

Keterangan KSPO: Kerja sama Perpustakaan dan Otomasi LKU: Layanan Koleksi Umum LKK: Layanan Koleksi Khusus

Adapun sebaran Sumber Daya Manusia berdasarkan bidang jabatan fungsional (umum dan

khusus) dapat dilihat dalam tabel berikut.

Page 6: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

6

Tabel 2. Sumber Daya Manusia berdasarkan bidang jabatan fungsional

Jabatan KSPO LKU LKK TOTAL

Struktural 3 1 1 5

Pustakawan 13 45 19 77

Pranata Komputer 6 0 0 6

Administrasi Umum 9 17 8 34

Filolog 0 0 3 3

Total 31 63 32 125

1.2 Kondisi Umum

1.2.1. Layanan Perpustakaan

Setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan. Untuk itu, pemerintah wajib

menyediakan fasilitas pendidikan, termasuk perpustakaan, seperti yang tersebut dalam

UUD 1945 pasal 28C ayat 3 dan tiga ayat dalam pasal 31. Hal tersebut menjadi

pertimbangan dasar dan landasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2007 Tentang Perpustakaan. Dalam pembukaannya, Undang-Undang Nomor 43 Tahun

2007 Tentang Perpustakaan menyatakan bahwa: (a) dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, perpustakaan sebagai wahana belajar sepanjang hayat

mengembangkan potensi masyarakat agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam mendukung

penyelenggaraan pendidikan nasional; (b) bahwa sebagai salah satu upaya untuk

memajukan kebudayaan nasional, perpustakaan merupakan wahana pelestarian

kekayaan budaya bangsa; dan (c) bahwa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

perlu ditumbuhkan budaya gemar membaca melalui pengembangan dan pendayagunaan

perpustakaan sebagai sumber informasi dan pusat sumber belajar bagi masyarakat.

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pada pasal 5 mengatur

hak, kewajiban masyarakat dan kewenangan pemerintah bahwa; (i) masyarakat

mempunyai hak yang sama untuk memperoleh layanan serta memanfaatkan dan

mendayagunakan fasilitas perpustakaan; (ii) masyarakat di daerah terpencil, terisolasi,

Page 7: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

7

atau terbelakang sebagai akibat faktor geografis berhak memperoleh layanan

perpustakaan secara khusus (iii) masyarakat yang memiliki cacat dan/atau kelainan fisik,

emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh layanan

perpustakaan yang disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan masing-masing.

Selaras dengan hal tersebut, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah, pasal 12 ayat (2) menjelaskan bahwa perpustakaan merupakan

urusan wajib pemerintahan yang tidak terkait dengan pelayanan dasar. Urusan wajib

perpustakaan merupakan urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh

pemerintah dan pemerintahan daerah.

Pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar

masyarakat akan lebih dirasakan manfaatnya bila pelayanan yang diberikan optimal

sehingga memberikan kepuasan kepada pemustaka. Penyelenggaraan layanan juga

merujuk pada Keputusan Men.PAN No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum

Penyelenggaraan Pelayanan Publik yang menjadi acuan bagi seluruh penyelenggara

pelayanan publik dalam pengaturan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan publik sesuai

kewenangannya dengan tujuan untuk mendorong terwujudnya penyelenggaraan

pelayanan publik yang prima dalam arti memenuhi harapan dan kebutuhan, baik pemberi

maupun penerima pelayanan.

Perpustakaan Nasional telah menyelenggarakan layanan Perpustakaan untuk memenuhi

kepuasan pemustaka. Meski demikian, layanan Perpustakaan yang diselenggarakan oleh

Perpustakaan Nasional belum memenuhi harapan pemustaka. Hal ini tampak pada grafik

di bawah.

Page 8: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

8

Grafik … Gap Harapan dan Kepuasan pemustaka terhadap Layanan Perpustakaan

(Survey Perpustakaan Nasional, 2016).

Dengan masih adanya gap antara harapan dan kepuasan, maka menjadi kewajiban Perpustakaan

Nasional untuk senantiasa meningkatkan layanannya kepada para pemustaka. Peningkatan

kualitas layanan ini didasarkan pada kebutuhan dan prilaku pemustaka yang telah dianalisis

melalui survey independen.

1.2.1.2 Prinsip-prinsip layanan Perpustakaan dan Informasi

Layanan Perpustakaan dan Informasi dilaksanakan dengan berpegang kepada prinsip-

prinsip sebagai berikut:

1) Layanan perpustakaan dan informasi dilakukan secara prima dan dikembangkan

melalui pemanfaatan sumber daya perpustakaan yang berorientasi bagi

kepentingan dan kebutuhan pemustaka;

2) Menerapkan tata cara layanan perpustakaan dan informasi sesuai standar

nasional perpustakaan;

3) Mengembangkan layanan perpustakaan dan informasi sesuai dengan kemajuan

teknologi informasi dan komunikasi;

4) Mewujudkan layanan perpustakaan dan informasi terpadu melalui kerjasama

antar perpustakaan melalui jejaring telematika;

5) Meningkatkan kualitas dan kapasitas pustakawan dan tenaga teknis

perpustakaan.

Page 9: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

9

1.2.1.3. Diversifikasi Layanan

Diversifikasi layanan merupakan upaya untuk memberikan layanan perpustakaan kepada

semua orang tanpa terkecuali sesuai dengan paradigma perpustakaan yang tertuang

dalam Renstra ini. Perpindahan lokasi layanan perpustakaan dan informasi Perpustakaan

Nasional RI, dari Jl. Salemba Raya ke Jl. Medan Merdeka Selatan, akan membawa

perubahan signifikan terhadap pengelolaan layanan perpustakaan dan informasi kepada

masyarakat. Diversifikasi layanan yang akan dikembangkan oleh Perpusnas didasarkan

atas keragaman pemustaka adalah sebagai berikut:

1) Perpustakaan Lansia adalah perpustakaan yang menyediakan koleksi, fasilitas,

layanan perpustakaan yang ditujukan bagi orang lanjut usia, yaitu seseorang, baik

perempuan maupun laki-laki, yang telah berusia 50 tahun ke atas. Perpustakaan

Lansia memberikan layanan perpustakaan kepada orang lanjut usia agar hidup

orang lansia, secara fisik, mental, sosial dan psikologis, tetap berkualitas.

2) Perpustakaan Cacat Netra adalah perpustakaan yang menyediakan koleksi dan

layanan perpustakaan yang ditujukan bagi penyandang cacat netra, yaitu orang

yang mempunyai kelainan penglihatan sehingga ia tidak dapat melihat secara baik

dan membutuhkan alat untuk melihat atau membaca.

3) Perpustakaan Anak adalah perpustakaan yang menyediakan koleksi dan layanan

perpustakaan yang ditujukan bagi anak untuk mendukung tumbuh kembang anak

secara optimal. Yang dimaksud dengan anak adalah: (a) bayi (usia 0-1 tahun), (b)

bermain/toddler (1-2,5 tahun), (c) pra sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5-11

tahun). Layanan Perpustakaan Anak menjadi penting dewasa ini, seiring dengan

prioritas pendidikan nasional. Perpustakaan Anak yang berkualitas akan membekali

para anak dengan keterampilan literasi dan belajar sepanjang hayat, sehingga

mereka dapat berkontribusi di masyarakat. Perpustakaan Anak dituntut untuk

selalu mengaktualisasikan dirinya dengan kebutuhan masyarakat, kebudayaan, dan

hiburan yang dibutuhkan bagi anak. Setiap anak diharapkan menjadi akrab dan

merasa nyaman berada di perpustakaan dan dapat menikmati perpustakaan di

manapun. Berdasarkan acuan-acuan umum sebagaimana disarankan dalam

Page 10: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

10

“Guidelines for Children’s Library Service” yang diterbitkan oleh IFLA, Perpustakaan

Nasional mengembangkan Perpustakaan Anak.

4) Perpustakaan Remaja adalah perpustakaan yang menyediakan koleksi dan layanan

perpustakaan yang ditujukan bagi remaja, yaitu anak yang telah berusia 11-18

tahun untuk mendukung tumbuh kembang mereka yang optimal dan pembentukan

pribadi dewasa yang berkualitas secara kognitif, konsep diri, pola koping dan

perilaku sosial.

5) Perpustakaan Budaya Etnis Nusantara menyediakan koleksi tentang etnis yang ada

di Indonesia yang memuat informasi 8 unsur kebudayaan, yaitu bahasa, peralatan

hidup/teknologi, mata pencaharian hidup/ekonomi, organisasi sosial, sistem

pengetahuan, religi, kesenian, dan budaya Melayu.

1.2.1.4. Perpustakaan sebagai Sarana Rekreasi

Pelaksanaan layanan di gedung baru tidak hanya berpedoman pada fungsi pendidikan

dan penelitian saja tapi juga fungsi rekreasi. Fungsi rekreasi diwujudkan melalui jenis

koleksi yang bersifat hiburan serta fasilitas wisata edukasi yang menyenangkan. Ragam

layanan perpustakaan dan informasi serta fasilitas penunjang di gedung baru didasarkan

atas perencanaan gedung dan fungsi perpustakaan yang telah dibuat. Sebagai Gedung

Perpustakaan tertinggi di dunia dan lokasi gedung yang berada di wilayah jantung Jakarta

akan menjadikan Perpustakaan Nasional sebagai tujuan utama pariwisata.

1.2.1.5. Pengguna Perpustakaan

Parameter keberhasilan layanan publik dapat terukur melalui indeks kepuasan publik itu

sendiri. Stakeholder Perpustakaan berkepentingan untuk mengetahui pengguna

perpustakaan. Berdasarkan kajian Perpustakaan Nasional 2017, tujuh atribut layanan

terpenting bagi pemustaka adalah:

1) Koleksi perpustakaan yang dicari tersedia

2) Koleksi terpelihara dengan baik

3) Data di katalog akurat

4) Ruangan di perpustakaan nyaman

5) Layanan online dapat digunakan dengan mudah

6) Pustakawan mampu membantu menemukan koleksi perpustakaan

Page 11: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

11

7) Koleksi online memenuhi kebutuhan

Berdasarkan kajian Perpusnas tahun 2017, pemustaka mengetahui keberadaan

Perpusnas melalui berbagai cara. Cara yang paling umum adalah diberitahu teman, di

sekolah/universitas/tempat bekerja. Di urutan berikutnya adalah website dan media

sosial. Kenyataan ini menunjukkan potensi yang bisa dikembangkan oleh Perpusnas

untuk selalu meningkatkan jumlah pemustaka dan meningkatkan tingkat kepuasan

pemustaka.

Grafik … sumber utama informasi mengenai layanan Perpusnas

1.2.2. Jejaring Nasional Perpustakaan

Indonesia memiliki jumlah perpustakaan yang luar biasa besar. Berdasarkan data yang

terhimpun dalam Renstra Perpusnas 2015-2019, Indonesia memiliki 154.359

perpustakaan yang terdiri dari Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Umum,

Perpustakaan Khusus, Perpustakaan Perguruan Tinggi, dan Perpustakaan Sekolah. Dalam

sebuah institusi perpustakaan, ada banyak portal pencarian (opac, digital library, e-

resources, dll) yang memberikan kemudahan akses kepada pemustaka. Sayangnya,

portal-portal tersebut terpisah, sehingga pemustaka harus mengunjungi setiap portal

satu per satu jika ingin mengakses, tidak ada sarana yang memungkinkan pemustaka bisa

Page 12: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

12

memanfaatkan koleksi-koleksi seluruh institusi. Di sisi lain, kesulitan akses terhadap

koleksi karena faktor geografi Indonesia juga mengakibatkan mahalnya biaya penelitian.

Mahalnya biaya penelitian berimplikasi juga terhadap perkembangan ilmu pengetahuan

itu sendiri.

Untuk menunjang fungsi Perpustakaan Nasional RI sebagai Pusat Jejaring Perpustakaan,

Perpustakaan Nasional RI melaksanakan kerja sama dengan lembaga mitra. Berdasarkan

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2000 tentang Perpustakaan

Nasional RI, dinyatakan bahwa Perpustakaan Nasional RI menyelenggarakan fungsi

penyelenggaraan kerja sama dengan badan atau lembaga baik pemerintah maupun

swasta serta organisasi kepustakawanan di dalam maupun di luar negeri. Kemudian

berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pasal 42,

Perpustakaan Nasional RI sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian bertugas

antara lain membina kerja sama dalam pengelolaan berbagai jenis perpustakaan untuk

meningkatkan layanan kepada pemustaka.

Kerja sama Perpustakaan Nasional RI dengan lembaga lain dilakukan secara kelembagaan

oleh pimpinan Perpustakaan Nasional RI dengan pimpinan lembaga lainnya, baik lembaga

pemerintah maupun swasta. Kerja sama perpustakaan dituangkan dalam satu perjanjian

yang merupakan pengaturan lebih lanjut agar pelaksanaan dari nota kesepahaman

memiliki kekuatan hukum.

Tujuan kesepahaman kerja sama Perpustakaan adalah :

1) Memberikan layanan informasi yang bermanfaat langsung pada masyarakat.

2) Memperluas jaringan layanan informasi yang dibutuhkan masyarakat.

3) Mempermudah dan mempercepat layanan informasi kepada masyarakat.

4) Meningkatkan akses koleksi perpustakaan melalui pertukaran data/ koleksi.

Kegiatan kerjasama antar perpustakaan bertujuan untuk mendorong kerja sama yang

saling menguntungkan antara Perpustakaan Nasional RI dengan perpustakaan dan/atau

lembaga lain di dalam dan luar negeri. Kerja sama tersebut diimplementasikan melalui

berbagai kegiatan pengembangan layanan dan koleksi perpustakaan sehingga pada

Page 13: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

13

akhirnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan diversifikasi layanan perpustakaan

yang berbasis TIK.

Dampak dari adanya kerjasama dengan lembaga/instansi lain baik dari dalam maupun

luar negeri yang didasari oleh pembuatan MoU adalah meningkatnya kunjungan ke

Perpustakaan Nasional dan perpustakaan rekan, bertambahnya jumlah anggota jejaring

perpustakaan, meningkatnya akses koleksi serta berkembangnya jumlah katalog induk

nasional.

Sampai pada tahun 2016, Kerjasama Perpustakaan Nasional RI dengan lembaga mitra

saat ini berjumlah 87 lembaga, baik di dalam maupun di luar negeri yang terdiri dari

kerjasama perguruan tinggi, instansi pemerintah maupun swasta, sebagaimana tampak

dalam tabel di bawah.

Tabel 3. MoU Perpustakaan Nasional RI dengan lembaga mitra.

Lembaga 2012 - 2014 2015 2016 Jumlah

Pendidikan Tinggi 10 9 39 58

Kementerian/ Lembaga 4 3 7 14

Korporasi/Swasta 4 1 2 7

Yayasan/LSM - - 1 1

Luar Negeri 6 1 - 7

Jumlah 24 14 49 87

Beberapa program kegiatan yang dapat meningkatkan jumlah jejaring kerjasama

perpustakaan yaitu melalui Forum Perpustakaan Digital. Forum Perpustakaan Digital

merupakan wadah dan media untuk kerjasama, kolaborasi, komunikasi dan interaksi

antar lembaga dan profesi dalam mengembangkan perpustakaan digital di Indonesia.

FPDI adalah sebuah forum tingkat nasional yang dimaksudkan untuk memberikan

petunjuk arah dan panduan dalam pembangunan perpustakaan digital di Indonesia

secara terpadu.

Page 14: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

14

Kegiatan ini sangat signifikan karena memiliki dampak terhadap perkembangan jaringan

perpustakaan digital di Indonesia. Hasil yang dapat terlihat adalah bertambahnya jumlah

perpustakaan di Indonesia dari berbagai jenis yang mengembangkan layanan serta

koleksi digital. Kegiatan ini juga berdampak pada dukungan terhadap sasaran strategis

Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi karena secara tidak langsung mengembangkan

koleksi dan layanan Perpustakaan Nasional RI yang berbasis TIK.

1.2.3 Pusat Pernaskahan Nusantara

A. Khazanah Naskah Nusantara

Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, naskah kuno

adalah semua dokumen tertulis yang tidak dicetak atau tidak diperbanyak dengan cara

lain, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri yang berumur sekurang-

kurangnya 50 (lima puluh) tahun, dan yang mempunyai nilai penting bagi kebudayaan

nasional, sejarah, dan ilmu pengetahuan (pasal 1 ayat 4). Nilai penting naskah ini patut

digarisbawahi dalam penyusunan arah kebijakan pengelolaan naskah yang efektif dan

berkontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban bangsa Indonesia.

Sebagai sumber sejarah, naskah Nusantara memberi sumbangan yang sangat bagi

sejarah kebudayaan bangsa Indonesia. Para Founding Father bangsa menggali berbagai

konsepsi semboyan yang diambil dari khazanah yang terdapat dalam teks-teks di masa

lalu. Semboyan “Bhineka Tunggal Ika”, yang berarti “berbeda tetapi tetap satu”, unity in

diversity, menjadi ruh kebangsaan yang merekatkan berbagai suku bangsa di Indonesia,

sebagai contoh, diambil dari sebuah kitab Jawa kuno gubahan Mpu Tantular. Semboyan

ini tidak akan lahir, andaikata naskah Jawa Kuno Sutasoma tidak pernah dibuka dan

diteliti.

Sesungguhnya, dalam banyak kasus, kearifan lokal yang terkandung dalam naskah-naskah

kuno tersebut dapat menjadi alternatif solusi yang relevan untuk menyelesaikan masalah

krusial yang dihadapi di masa kini, seperti masalah agama dan kerukunan, pangan dan

pertanian, gender, kesehatan dan pengobatan, hukum adat, arsitektur dan permukiman,

seni dan teknologi, dan lain-lain. Kearifan lokal yang terkandung dalam naskah Nusantara

juga dapat menuntun masyarakat Indonesia untuk bersikap toleran dan menghargai

Page 15: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

15

keberagaman, memiliki etika dan sopan santun, memiliki etos kerja dan jiwa

kepemimpinan, mengutamakan gotong-royong yang sesuai dengan karakter bangsa.

Pada gilirannya, melalui pengkajian, pemaknaan, dan pengaktualisasian nilai-nilai yang

terkandung dalam naskah Nusantara, kita menjadi bangsa yang memiliki karakter dan jati

diri yang kuat, sehingga dapat berdiri tegak dalam pergaulan peradaban di dunia.

Tidak semua negara memiliki peninggalan tertulis dari masa lalu. Sebagai negara yang

penduduknya terdiri atas berbagai kelompok etnis, Indonesia termasuk salah satu negara

yang terkaya di dunia dalam hal warisan naskah, baik dari segi jumlah maupun

keragaman bahasa dan aksara. Naskah-naskah ini bukan hanya tersimpan di berbagai

lembaga penyimpanan di Indonesia, tetapi juga tersebar di lembaga penyimpanan

naskah di luar negeri. Berdasarkan penelusuran melalui katalog yang tersedia, dapat

diketahui bahwa jumlah naskah Nusantara seluruhnya yang telah terdaftar adalah 58.947

eksemplar: 33.519 eksemplar berada di dalam negeri dan sisanya 25.428 naskah berada

di luar negeri. Hal tersebut dapat terlihat dalam tabel berikut.

Grafik ... Lembaga penyimpanan naskah

Sumber: Chambert-Loir & Oman Fathurahman, 1999, Khazanah Naskah; Panduan Koleksi Naskah-naskah

Indonesia Sedunia

Tabel 4. Sebaran Naskah Nusantara di Seluruh Dunia

No Negara JumlahNaskah Persentase

1 Indonesia 33.969 58.070

2 Belanda 17.397 29.740

3 Malaysia 3.000 5.128

4 Inggris 1.388 2.373

5 Jerman 1.350 2.308

4 1813 2

32

4 5 3 4 2 1

66

272 3 1

40

2 19 2 2 1 13 7 1 3 2 3 3 1 10

10203040506070

Afrika…

Amerika…

Au

stra

lia

Au

stri

a

Bela

nd

a

Belg

ia

Bru

nei

Cek

o

Den

ma

rk

Hu

ngari

a

Ind

ia

Ind

on

esi

a

Inggri

s

Irla

nd

ia

Ita

lia

Jep

an

g

Jerm

an

Kan

ad

a

Ma

laysia

Norw

egia

Pola

nd

ia

Port

uga

l

Pra

nci

s

Ru

sia

Selandia…

Sin

gap

ura

Sp

an

yol

Sw

ed

ia

Sw

iss

Th

ail

an

d

Vati

ka

n

Jumlah Lembaga Penyimpan Naskah

Page 16: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

16

6 AmerikaSerikat 743 1.270

7 Prancis 349 0.597

8 Brunei 216 0.369

9 Australia 113 0.193

10 Denmark 62 0.106

11 Singapura 57 0.097

12 Afrika Selatan 55 0.094

13 Irlandia 55 0.094

14 Rusia 46 0.079

15 Italia 35 0.060

16 Thailand 28 0.048

17 Belgia 25 0.043

18 Austria 15 0.026

19 Vatikan 10 0.017

20 Ceko 6 0.010

21 Hungaria 6 0.010

22 Kanada 5 0.009

23 Polandia 5 0.009

24 Norwegia 3 0.005

25 Swedia 3 0.005

26 Swiss 3 0.005

27 Portugal 2 0.003

28 Spanyol 1 0.002

JUMLAH 58.947 100

SUMBER: Chambert-Loir & Oman Fathurahman, 1999, Khazanah Naskah; Panduan Koleksi Naskah-naskah Indonesia

Sedunia; Endangered Archive Programs British Library untuk kawasan Indonesia (2008-2016) dalam http://eap.bl.uk/

Di Indonesia terdapat beberapa daerah yang memiliki naskah dan tradisi tulis. Di

antaranya ialah Aceh, Batak, Riau, Sumatera Barat, Bengkulu, Kerinci, Palembang,

Lampung, Banten, Jawa, Sunda, Madura, Bali, Lombok, Bima, Tenggarong, Banjarmasin,

Sulawesi Selatan, Buton, Wolio dan Ternate. Bahasa Asing seperti Arab dan Belanda juga

termasuk ke dalam khazanah pernaskahan nusantara.

Page 17: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

17

Perpusnas merupakan lembaga terbesar di Indonesia yang mengoleksi naskah Nusantara,

dengan jumlah koleksi 11.133 eksemplar yang tersebar dalam berbagai sub-koleksi atau

klasifikasi yang menunjukkan keragaman dari segi asal-usul koleksi. Sebaran koleksi

naskah Perpusnas berdasarkan subkoleksi atau klasifikasi adalah sebagai berikut.

Grafik…. Jumlah Koleksi Naskah Nusantara Perpustakaan Nasional dan Persebarannya dalam Sub Koleksi Sumber: Layanan Koleksi Khusus, Perpusnas, 2016

Naskah Nusantara ditulis pada berbagai media. Media yang digunakan untuk menulis

bervariasi seperti bambu, kayu, kulit kayu, nipah, lontar, atau kertas sesuai dengan

ketersediaan media di tempat yang menghasilkan tradisi tulis tersebut. Naskah Batak dan

Sumatera Selatan banyak ditulis di bambu dan kayu, naskah Bali ditulis di daun lontar,

sedangkan naskah Jawa, Melayu, dan Sunda sebagian besar ditulis di kertas. Di sebagian

besar daerah, menulis naskah tidak lagi menjadi bagian tradisi yang hidup, tetapi di

sebagian daerah lain, seperti Bali dan Lombok, masyarakat masih menulis naskah. Berikut

ini data naskah nusantara koleksi Perpusnas berdasarkan jenis media.

Tabel ... Naskah Nusantara Koleksi Perpustakaan Nasional Berdasarkan Media Tulis

Jenis Bahan Jumlah %

Daluwang 384 3.45

KertasEropa 6963 62.54

KertasPolos 298 2.68

KulitKayu 136 1.22

Bambu 69 0.62

DaunPalem 1579 14.18

A AS AW Br CS G HKB

G

LB

RM ML SD VT W

ZP

GNB Peti

Series1 939 85 68 689 188 105 66 1152 103 122 542 185 448 353 18 15734497

939

85 68689

188 105 66

1152

103 122542

185 448 35318

1573

4497

0

1000

2000

3000

4000

5000

Jumlah Naskah Nusantara Koleksi Perpusnas

Page 18: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

18

KertasBergaris 1146 10.29

BelumTeridentifikasi 558 5.01

Total 11133 100

Sumber: Daftar Aset Perpustaan Nasional RI, Oktober 2016

Peran Perpusnas sebagai Pusat Pernaskahan Nusantara mengemuka dikarenakan

beberapa faktor. Pertama, payung hukum yang hingga kini paling lengkap tentang upaya

pengembangan dan pendayagunaan naskah sebagai bagian dari koleksi nasional adalah

Undang-undang No. 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan. Menurut amanat UU No.43

tahun 2007 pasal 21, Perpustakaan Nasional sebagai Lembaga Pemerintah Non

Departemen yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang perpustakaan

bertugas menetapkan ‘kebijakan nasional pengelolaan perpustakaan’ serta bertanggung

jawab‘mengembangkan koleksi nasional’ untuk melestarikan hasil budaya bangsa.

Kedua, hingga saat ini, pengelolaan, pendayagunaan, dan pengembangan naskah di

Indonesia dilakukan secara parsial dan tidak terintegrasi dalam sebuah sistem jejaring

nasional. Pada gilirannya, keadaan tersebut dapat menjadi hambatan dalam

perkembangan dunia pernaskahan Nusantara. Kasus plagiator, jual beli naskah ke luar

negeri, pengulangan penelitian, penanganan naskah yang berbeda, adalah beberapa

contoh gejala yang terjadi akibat dari tiadanya sistem nasional pengelolaan,

pendayagunaan, dan pengembangan naskah. Perpusnas adalah lembaga yang paling

tepat untuk mengatasi persoalan ini mengingat Perpusnas memiliki kapasitas untuk

mengembangkan sistem jejaring nasional perpustakaan.

Ketiga, sebagian besar kondisi fisik naskah sangat memprihatinkan karena belum dikelola

dengan baik. Dalam hal ini, Perpusnas perlu mengambil peran untuk merumuskan

kebijakan dan strategi pelestarian fisik naskah.

Keempat, faktor iklim tropis, bencana alam, dan huru-hara merupakan ancaman serius

bagi keberadaan naskah Nusantara di Indonesia. Masih segar dalam ingatan, bagaimana

tsunami telah menghanyutkan ribuan naskah Aceh. Pemerintah melalui Perpusnas perlu

mengambil peran dalam tindakan preventif menghadapi bencana serta tindakan jika

Page 19: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

19

terjadi bencana melalui penguatan tim kesiapan menghadapi bencana (dissaster

preparadnes).

B. Penelitian Naskah

Naskah kuno mengandung berbagai informasi penting yang harus diungkap dan

disampaikan kepada masyarakat. Tetapi, naskah-naskah kuno yang ada di Nusantara

biasanya ditulis dalam aksara non-Latin dan bahasa daerah. Hal ini menjadi kesulitan

tersendiri dalam memahami naskah. Salah satu cara untuk mengungkap dan

menyampaikan informasi yang terkandung di dalam naskah kepada masyarakat adalah

melalui penelitian filologi. Dibandingkan dengan jumlah naskah yang tersedia, jumlah

penelitian naskah, baik berupa alih aksara, terjemahan, maupun kajian analisis dari

berbagai sudut pandang keilmuan jumlahnya jauh lebih sedikit. Saat ini penelitian naskah

kuno masih sangat minim. Hingga tahun 2000, tercatat hanya berhasil dilaksanakan 1.103

penelitian naskah Nusantara sebagaimana nampak pada Tabel berikut.

Tabel 5. Penelitian Naskah berdasarkan Bahasa

No Jenis Naskah Jumlah

1 Aceh 61

2 Banjar 7

3 Batak 12

4 Bugis 81

5 Gorontalo 2

6 Jawa 247

7 Melayu 303

8 Minang 83

9 Sasak 15

10 Sunda 292

Jumlah 1103

Sumber, Ekadjati (2000). Direktori Edisi Naskah Nusantara. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia.

Setelah tahun 2001, penelitian terus berkembang. Berdasarkan data dari Thesaurus of

Southeast Asian Manuscripts (2016), tercatat ada 996 penelitian naskah Nusantara

tambahan sejak tahun 2001-2016 (62 penelitian/tahun), dengan asumsi seribu penelitian

Page 20: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

20

tidak tercatat, total penelitian diperkirakan berjumlah sekitar 3000 penelitian.

Berdasarkan data ini, maka rasio jumlah penelitian naskah Nusantara adalah sebesar 5,43

%.

Pentingnya kajian dan publikasi kandungan isi naskah dituangkan dalam UU No. 43 Tahun

2007, Pasal 7 ayat 1 butir d yang mewajibkan Pemerintah untuk “menjamin ketersediaan

keragaman koleksi perpustakaan melalui terjemahan (translasi), alih aksara (transliterasi),

alih suara ke tulisan (transkripsi), dan alih media (transmedia)”. Terkait dengan alih aksara

dan terjemahan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang, Perpusnas telah

menerbitkan, baik secara mandiri maupun hasil kolaborasi, baik dikerjakan oleh tim

filolog di Perpusnas maupun pihak akademisi dari luar instansi. Hasilnya, sejak tahun

1993, Perpusnas sudah menerbitkan tidak kurang dari 114 karya tulis, baik berupa alih

aksara dan terjemahan (106 judul), penulisan ulang naskah yang rusak (7 judul), maupun

seri katalog (2 judul), dan satu pedoman pengelolaan naskah. Ke depan, untuk

mengoptimalkan pelaksanaan alih aksara dan alih bahasa naskah kuno, Perpusnas perlu

melakukan lebih banyak kerja sama (kajian kolaboratif) dengan perguruan tinggi dan

lembaga pegiat naskah kuno.

Dengan asumsi bahwa satu judul berdasarkan pada kajian satu naskah, maka rasio

penelitian naskah terhadap koleksi naskah Perpusnas adalah 0,01%. Sementara itu rasio

kontribusi penelitian yang dilakukan Perpusnas terhadap jumlah total penelitian naskah

adalah 3,31%. Sejak tahun 2012 penelitian naskah (alih aksara dan terjemahan)

berjumlah rata-rata 10 (tujuh) penelitian per-tahun. Angka penelitian dan publikasi ini

tentu masih sangat jauh dari jumlah naskah yang ada dalam koleksi Perpusnas.

Dari tabel di atas, kita dapat memperoleh gambaran mendesaknya penelitian-penelitian

terhadap tradisi naskah yang kurang diteliti, seperti Bugis, Batak, Sumatra Selatan

(Kerinci, Lampung, Rejang), dan bahasa-bahasa timur Indonesia.

Page 21: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

21

1.3. Kerangka Berpikir

Rencana Strategis Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015–2019 disusun

berdasarkan beberapa paradigma. Perincian kerangka berpikir itu adalah sebagai berikut.

A. Perpustakaan untuk Semua

Perpustakaan harus dapat diakses oleh setiap orang dengan tidak dibatasi oleh usia,

tempat, dan waktu. “Setiap orang berhak mengembangkan diri untuk mengakses dan

memanfaatkan perpustakaan untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi, seni

dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat

manusia”.

B. Perpustakaan sebagai Ruang Publik

Perpustakaan menjadi pusat kegiatan bagi masyarakat untuk saling berinteraksi,

bersosialisasi dalam memenuhi kebutuhan aktualisasi diri. Perpustakaan menjadi wahana

bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi secara bebas, demokratisasi informasi,

dan konektifitas terhadap informasi global. Perpustakaan menjadi lembaga informasi

pengetahuan yang sah untuk masyarakat luas.

C. Perpustakaan sebagai Penjaga dan Pengembang Kebudayaan

Perpustakaan pada paradigma baru tidak lagi berbentuk satu medium melainkan

berbentuk maya dan multimedia. Hadirnya Perpusnas adalah untuk mengumpulkan,

mengelola, menyebarluaskan informasi dan melestarikan pengetahuan sebagai warisan

budaya manusia yang dapat dipakai dari generasi ke generasi berikutnya. Seiring dengan

perkembangan teknologi, ledakan informasi dan cara pengelolaan yang lebih efisien,

perpustakaan dalam menjaga dan mengembangkan kebudayaan mengalami transformasi

tidak hanya menerapkan prinsip dasar tentang menjaga atau memperpanjang umur,

menentukan pilihan, kualitas, integritas dan akses melainkan lebih lanjut guna memenuhi

kebutuhan pemakai dan memberi peran sosial kepada masyarakat.

D. Perpustakaan disesuaikan pada kebutuhan masyarakat dan kebudayaannya

Page 22: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

22

Nilai tambah layanan perpustakaan terletak pada pemberdayaan masyarakat sekitar yang

memanfaatkan perpustakaan. Melalui pendekatan kultural dalam kebijakan

pengembangan perpustakaan, diharapkan dapat menjadi sarana bagi pemustaka untuk

mengembangkan potensi dirinya sesuai kebutuhan sosial di wilayahnya.

E. Perpustakaan sebagai organisasi yang terus berkembang

Perpustakaan sebagai lembaga informasi yang selalu mengikuti perkembangan yang

terjadi di masyarakat baik ilmu pengetahuan maupun teknologi. Perpustakaan berusaha

untuk meningkatkan SDM dan infrastruktur dalam rangka memenuhi kebutuhan

masyarakat terhadap informasi.

1.4. Potensi dan Permasalahan

1.4.1. Layanan Perpustakaan

Berdasarkan Kajian Independen, atribut terpenting bagi semua kelompok pemustaka

adalah koleksi yang memenuhi kebutuhan, koleksi yang terpelihara, kenyamanan

ruangan, dan pustakawan yang membantu.

A. Potensi

Layanan perpustakaan dan informasi Perpustakaan Nasional RI mempunyai potensi

untuk terus dikembangkan. Potensi merupakan kemampuan, kekuatan, kesanggupan,

dan daya yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan. Potensi yang sebagai

berikut:

1) Potensi Ruang

Perpustakaan Nasional RI telah menyelenggarakan layanan perpustakaan dan informasi

selama 37 tahun. Layanan perpustakaan dan informasi Perpustakaan Nasional RI saat ini

berlokasi di Jalan Salemba Raya Nomor 28 A. Berbagai penyesuaian, pengembangan, dan

perbaikan selalu dilakukan selama 37 tahun penyelenggaraan layanan tersebut.

Perpustakaan Nasional RI, ke depannya, akan menyelenggarakan layanan perpustakaan

dan informasi di gedung baru yang berlokasi di Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 11.

Gedung layanan baru ini akan menjadi titik tolak perjalanan layanan perpustakaan dan

informasi Perpustakaan Nasional RI yang lebih baik lagi. Gedung baru dengan 24 lantai

Page 23: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

23

merupakan potensi ruang yang harus dimanfaatkan dengan baik untuk pengembangan

layanan perpustakaan dan informasi Perpustakaan Nasional RI.

2) Potensi Fungsi

Layanan perpustakaan dan informasi yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional RI

merupakan layanan yang diselenggarakan perpustakaan yang mempunyai status nasional

dan berada di level nasional. Layanan perpustakaan dan informasi yang diselenggarakan

Perpustakaan Nasional RI akan menjadi barometer layanan perpustakaan di Indonesia

baik oleh masyarakat dalam negeri maupun luar negeri.

Undang-Undang Perpustakaan menyatakan Perpustakaan Nasional RI mempunyai fungsi

sebagai perpustakaan pembina, perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit,

perpustakaan penelitian, perpustakaan pelestarian, dan pusat jejaring perpustakaan.

Fungsi yang terkait langsung dengan Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi adalah:

• Fungsi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi adalah pelaksanaan layanan

konsultasi perpustakaan. Perpustakaan Nasional RI melalui Pusat Jasa

Perpustakaan dan Informasi dapat menjadi tempat konsultasi bagi perpustakaan

lain dalam hal penyelenggaraan layanan perpustakaan dan informasi.

• Fungsi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi adalah pelaksanaan layanan

koleksi umum dan koleksi khusus serta layanan rujukan. Perpustakaan Nasional RI

melalui Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi dapat menjadi tempat

penelusuran literatur baik untuk rekreasi, pengayaan, atau penelitian.

Perpustakaan Nasional RI dapat menyediakan koleksi berdasarkan kebutuhan

pemustaka secara langsung atau memberikan rujukan kepada pemustaka kepada

perpustakaan atau pusat informasi lain yang menyediakan koleksi tersebut.

B. Permasalahan

Permasalahan yang ditemukan adalah:

1) Kompetensi pustakawan layanan perlu ditingkatkan

2) Jaringan kerja sama untuk layanan perpustakaan dan informasi belum ada.

3) Belum berjalannya fungsi konsultasi tentang layanan Perpustakaan.

4) Layanan virtual reference belum terorganisir. Adanya mekanisme yang jelas dapat

memperlancar proses layanan virtual reference sehingga mendekatkan

Page 24: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

24

pemustaka dengan perpustakaan tanpa terhalang jarak dan waktu. Komunikasi

dalam virtual reference dapat dilakukan melalui telepon ataupun internet

5) Layanan untuk berkebutuhan khusus (difabel) atau kelompok khusus belum

tersedia. Sesuai dengan paradigma perpustakaan untuk semua, sudah seyogyanya

berbagai lapisan masyarakat dapat menikmati layanan perpustakaan. Penyediaan

koleksi juga disesuaikan dengan segmen pemustaka sehingga pemanfaatan

koleksi menjadi tepat sasaran. Fasilitas ramah difabel disediakan tidak hanya di

ruang layanan cacat netra saja tapi juga di berbagai area.

Layanan perpustakaan dan informasi yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional RI

akan memasuki babak baru dengan adanya gedung baru layanan di Jalan Medan

Merdeka Selatan nomor 11.

1.4.2 Terlaksananya Layanan Perpustakaan Berbasis TIK dan Digital (Pengembangan TIK

Perpusnas)

A. Potensi

Sesuai dengan amanat Undang-Undang No.43 tahun 2007 tentang perpustakaan pasal 12

ayat 1, pasal 14 ayat 3, pasal 22 ayat 3, pasal 38 ayat 1 mengamanatkan bahwa perlunya

dukungan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan

kinerja layanan perpustakaan dan mewujudkan perpustakaan ideal berbasis TIK.

Perkembangan TIK sekarang ini sangatlah pesat dan berperan penting untuk menjadi

sarana akses perpustakaan secara digital. Ada beberapa potensi diperlukannya

pengembangan TIK sebagai perwujudan perpustakaan berbasis digital, diantaranya

adalah:

1. Jumlah layanan perpustakaan

Dengan adanya jumlah layanan peprustakaan seperti yang terlihat pada Tabel 1.4.1

dengan rata-rata jumlah pengunjung perpustakaan dalam satu tahun sebesar 83.218,

Jumlah pengunjung perpustakaan dapat dilihat pada Tabel 4. Oleh karena itu,

pengembangan TIK sangat dibutuhkan untuk mendukung layanan perpustakaan

sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang RI Nomor 25 tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik dan Undang-undang RI nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan.

Page 25: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

25

Tabel 6. Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun

2. Penerapan TIK saat ini

Penerapan TIK Perpustakaan saat ini dapat dilihat dari infrastruktur TIK yang terdiri dari:

a. Data Center dan Data Recovery Center

b. Infrastruktur jaringan 40Gbps – 100 Gbps

c. Pengembangan aplikasi perpustakaan yaitu Inlislite Enterprise dan Inliste

3. Pembinaan jejaring perpustakaan, yang terdiri dari:

a. 34 propinsi dan 450 Kabupaten Kota penerima bantuan TIK

b. Perguruan Tinggi dan instansi

4. Sebagai pusat rujukan jurnal penelitian di Indonesia

Perpustakaan nasional sebagai pembina perpustakaan di Indonesia menjalankan

fungsinya dengan melaksanakan amanah untk menjadi pusat rujukan jurnal penelitian,

maka dari itu kesiapan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi dikembangkan

untuk mendukung kegiatan yang berkaitan dengan pencarian jurnal penelitian untuk

masyarakat Indonesia.

Page 26: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

26

B. Permasalahan

Ada beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan dalam hal masih pengembangan TIK

perpusnas untuk menuju world class digital library, diantaranya adalah:

1. Infrastruktur TIK sangat mendukung program jejaring perpustakaan, namun ada

beberapa hal yang belum diperhatikan seperti berikut ini:

a. Kerangka Kerja Keamanan informasi

b. Enterprise arsitektur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

c. Pengendalian sistem/ program jejaring nasional

d. Tata kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi

2. Kurangnya SDM IT yang ada pada perpustakaan mitra sehingga kemandirian dalam

menangani permasalahan dan implementasi program pengembangan perpustakaan

kurang optimal.

C. Strategi

Berdasarkan potensi dan permasalahan pengembangan TIK perpustakaan, berikut strategi yang

diharapkan, diantaranya adalah:

1. Pemanfaatan sarana akses layanan informasi perpustakaan berbasis IT, melalui:

a) Dukungan smart library dengan perangkat TIK yang modern

b) Pembangunan aplikasi layanan interaktif

c) Pengembangn aplikasi perpustakaan portal dan situs web tematik

d) Pembangunan sistem video dan audio digital library

e) Pembangunan sistem informasi perkantoran berbasis e-Government

2. Pengembangan TIK perpustakaan berbasis RFID melalui pemanfaatan koleksi

perpustakaan.

3. Membuat Kerangka Kerja Keamanan Informasi Perpustakaan Nasional, dengan

deliverable sebagai berikut:

a) Kebijakan Keamanan Informasi

b) Pengelolaan dan Pelaporan gangguan/ insiden respon keamanan informasi

c) Manajemen risiko TI dan organisasi perpusnas.

d) Business Continuity Plan (BCP) TI Perpusnas

e) Control system TI

4. Membangun pengendalian sistem program jejaring perpustakaan

5. Meningkatkan kualitas informasi yang optimal khususnya metadata nasional

Page 27: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

27

6. Melakukan evaluasi kesuksesan program pengembangan TI perpusnas dengan membuat

model kesuksesan program TI

7. Membangun Tata kelola Teknologi Informasi untuk mengoptimalisasi pengembangan TIK

di Perpusnas

8. Membangun Enterprise architecture TIK perpusnas untuk mendukung peningkatan

sarana akses informasi perpustakaan

9. Mengembangkan big data/ informasi termasuk didalamnya berupa system backup data

dan pengelolaan database.

10. Membangun Investasi TI perpusnas untuk pengembangan TIK perpusnas

11. Membangun Business Inteligent perpusnas sebagai upaya optimalisasi pengembangan

TIK perpusnas

1.4.3. Terlaksananya Jejaring Nasional Perpustakaan

A. Potensi

Melalui UU No.43 tahun 2007 tentang perpustakaan pada pasal 1 dengan salah satu fungsi

Perpustakaan Nasional sebagai pusat jejaring perpustakaan, Perpustakaan Nasional membangun

dan mengembangkan jejaring perpustakaan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan

melihat beberapa potensi sebagai berikut:

1. Jumlah Perpustakaan di Indonesia

Dengan adanya jumlah perpustakaan di Indonesia sebanyak 154.359 perpustakaan, jejaring

perpustakaan dapat tercipta melalui pemanfaatan perpustakaan secara digital. Berikut

adalah tabel jumlah perpustakaan sebagai potensi pemanfaatan perpustakaan melalui

jejaring nasional.

Tabel 1.4.1 Jumlah Perpustakaan Berdasarkan Jenis dan Provinsi

NO Kepulauan Perpustakaan

Umum Khusus Sekolah Perguruan Tinggi

Jumlah

1 Sumatera 8,384 952 26,713 429 36,478

2 Jawa 5,881 3,621 63,245 1,434 74,181

3 Kalimantan 2,038 1,202 8,674 178 12,092

4 Sulawesi 3,009 679 13,023 209 16,920

Page 28: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

28

5 Bali dan Nusa Tenggara

1,478 544 7,967 122 10,111

6 Maluku 694 56 583 25 1,358

7 Papua 2,127 78 982 31 3,218

Jumlah 23,611 7,132 121,187 2,428 154,359

Sumber: Pusat pengembangan dan Pengkajian Minat Baca, Perpusnas, 2016.

2. Jumlah portal pencarian perpustakaan

Perpustakaan Nasional RI dan perpustakaan lainnya memiliki banyak portal pencarian seperti

OPAC, Digital Library, E-resources dll. untuk memudahkan pemustaka dalam mengakses

portal pencarian bahan pustaka, pengembangan jejaring perpustakaan juga sangat

dibutuhkan. Kebutuhan masyarakat luas terhadap informasi, sehingga dibutuhkan kolaborasi

antara kwbutuhan informasi, ketersediaan informasi, keterjangkauan informasi sehingga

perwujudan pemenuhan kebutuhan informasi tersebut tercapai.

3. Jumlah penelitian di Indonesia

Jumlah penelitian yang begitu besar di Indonesia merupakan sebuah peluang untuk

mengembangkan jejaring perpustakaan. Untuk mendapatkan hasil jejaring yang tepat maka

Perpustakaan Nasional mengharapkan bahwa seluruh Perpustakaan Perguruan Tinggi di

Indonesia membuka akses secara fulltext untuk mendorong terbukanya publikasi ilmiah di

Indonesia.

Dari beberapa potensi tersebut, melalui teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah

tercipta program pengembangan Perpustakaan yang tergabung dalam jejaring nasional saat

ini yaitu Indonesia One Search dan Katalog Induk Nasional. Saat ini, pengembangan jejaring

perpustakaan melalui Katalog Induk Nasional dengan jumlah koleksi 4,574,415 katalog yang

tergabung, sedangkan pengembangan jejaring perpustakaan melalui Indonesia One search

dengan jumlah koleksi 4,247,024 entri dari seluruh jenis perpustakaan di Indonesia. Jumlah

entri koleksi berdasarkan Jenis Perpustakaan ditunjukkan pada Gambar 1.1 berikut:

Page 29: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

29

Gambar ... Jumlah Entri Koleksi Pengembangan Jejaring Perpustakaan Indonesia One Search

Selain pengembangan jejaring Indonesia One search, pengembangan jejaring perpustakaan

Indonesia juga didukung dengan adanya pengembangan program aplikasi perpustakaan inlislite

sebagai wadah/ sarana pengemabangan data koleksi perpustakaan di Indonesia sehingga tercipta

komunitas inlisLite yang sangat berperan termasuk adanya forum Perpustakaan Digital yang

menjadi wadah tempat para stakeholder perpustakaan digital bertemu, berbagi, dan beraksi

untuk mencapai tujuan dan arah pengembangan perpustakaan digital di Indonesia, sehingga

perpustakaan dapat benar-benar bermanfaat secara optimal bagi pemustaka.

Saat ini ada tiga puluh tiga (33) perpustakaan umum propinsi yang tergabung dalam komunitas

inlislite dan telah ditunjuk dua (2) personil sebagai coordinator pengembangan jejaring

perpustakaan melalui program inlislite.

Page 30: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

30

Selain program pengembangan jejaring perpustakaan yang telah disebutkan sebelumnya,

pengembangan infrastruktur perpustakaan digital juga sangat dibutuhkan untuk program

pengembangan jejaring perpustakaan. Saat ini, dukungan infrastruktur dalam rangka

pengembangan perpustakaan digital perpustakaan nasional telah tercipta dan mendukung

program pengembangan jejaring peprustakaan seperti komunitas inlislite lite, forum

perpustakaan digital, Indonesia One Search dan Katalog Induk Nasional.

B. Permasalahan

Dibandingkan dengan jumlah perpustakaan yang telah tergabung dalam jejaring nasional, jumlah

perpustakaan di Indonesia yang belum ikut serta dalam jejaring perpustakaan masih tinggi; Saat

ini sebanyak 588 organisasi mitra telah tergabung dalam jejaring melalui program IOS. Meski

demikian, jika dibandingkan dengan jumlah 154.359 perpustakaan di seluruh Indonesia, jumlah

ini masih relatif kecil.

Ada beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan dalam hal masih minimnya pemanfaatan

program pengembangan jejaring perpustakaan, diantaranya adalah:

1. Integrasi data antara Indonesia One search dengan Katalog Induk Nasional belum optimal

dalam mengembangkan koleksi katalog nasional

2. Belum adanya regulasi yang jelas mengenai program jejaring perpustakaan antara

Indonesia One Search dan Katalog Induk Nasional

3. Otomatisasi perpustakaan yang hendak bergabung dalam program jejaring perpustakaan

Indonesia One search kurang maksimal

4. Kualitas informasi yang kurang optimal khususnya metadata nasional

5. Belum adanya task force framework yang mendukung program jejaring peprustakaan

Indonesia One Search

6. Kurangnya SDM IT yang ada pada perpustakaan mitra sehingga kemandirian dalam

menangani permasalahan dan implementasi program pengembangan perpustakaan

kurang optimal.

C. Strategi Berdasarkan potensi dan permasalahan pengembangan jejaring perpustakaan, berikut strategi

yang diharapakan, diantaranya adalah:

1. Membuat Standar dan Prosedur Katalog Induk Nasional dan Indonesia One Search untuk

memudahkan pengembangan jejaring peprustakaan

Page 31: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

31

2. Optimalisasi pengembangan koleksi katalog nasional dengan mengintegrasi Indonesia

One Search dengan katalog Induk Nasional

3. Optimalisasi program jejaring perpustakaan Indonesia One Serach

4. Perlu adanya framework Indonesia One Search Task Force dengan tujuan untuk:

a) Untuk meningkatkan koleksi Perpustakaan sesuai dengan tujuan dikembangkannya

Indonesia One Search

b) Untuk memudahkan evaluasi kinerja Indonesia One Search

5. Meningkatkan kualitas informasi yang optimal khususnya metadata nasional

6. Optimalisasi program peningkatan kualitas SDM IT perpustakaan Mitra, melalui advokasi

jejaring perpustakaan. Advokasi tersbut diantaranya adalah:

a) Interoperabilitas Sistem Informasi antar peprustakaan

b) Pendalaman materi inlislite

c) Pembentukan forum di 5 (lima) provinsi

7. Pengembangan repository Indonesia One Search melalui pengembangan pangkalan data

fulltext dengan melakukan integrasi repository institusi perpustakaan mitra.

1.4.3. Pernaskahan Nusantara A. Potensi

Perpusnas sebagai lembaga pengelola koleksi naskah Nusantara terbesar di Indonesia, dan yang

kedua di dunia. Jumlah naskah Nusantara mencapai 58.947 judul yang tersebar di seluruh dunia.

Perpusnas, yang memiliki 11.133 naskah menjadi lembaga terbesar di antara 66 lembaga

penyimpan naskah di Indonesia yang mengelola koleksi naskah. Perpusnas memiliki kesiapan

infrastruktur untuk menjadi pusat informasi pernaskahan Nusantara. Ekspektasi masyarakat dan

lembaga pengelola naskah di daerah terhadap Perpusnas sebagai lembaga terdepan dalam hal

pengelolaan naskah sangat tinggi. Hal tersebut tercermin dari hasil seminar dan FGD pada tahun

2012 yang mengambil tema “Mewujudkan Perpustakaan Nasional RI sebagai Pusat Pernaskahan

Nusantara”.

B. Permasalahan

Beberapa upaya pelestarian dan pengembangan naskah kuna telah dilakukan oleh Perpusnas.

Meski demikian, masyarakat masih merasakan adanya kekurangan yang perlu dipikirkan dan

dicarikan jalan keluar. Alih aksara dan alih bahasa serta pendayagunaan naskah kuno Indonesia

belum optimal. Jika dibandingkan dengan jumlah naskah yang tersedia, jumlah alih aksara dan

Page 32: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

32

alih bahasa terhadapnya jauh dari ideal. Padahal, berkembangnya kajian terhadap naskah

Nusantara turut andil dalam perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya. Sebagaimana

diketahui, naskah-naskah yang diakui dunia dapat dikenal melalui penelitian-penelitian

terhadapnya; Masalah-masalah tersebut antara lain:

1) Kepercayaan masyarakat pemilik naskah terhadap Perpusnas masih rendah yang ditandai

dengan tertutupnya akses informasi dari masyarakat pemilik naskah serta mudahnya naskah

diakuisisi oleh luar negeri;

2) Kolaborasi antar lembaga penyimpan naskah di Indonesia belum optimal;

3) Keterbatasan SDM yang memiliki kapasitas sebagai scholar librarian;

4) Keterbatasan SDM yang memiliki kapasitas di bidang-bidang terkait, misalnya: filolog,

kurator, subject specialist, konservator, restorator, reference librarian (pustakawan rujukan);

5) Keteraksesan naskah Nusantara koleksi Perpusnas dan koleksi lembaga lain di Indonesia

belum optimal.

6) Naskah kuna, khususnya koleksi Perpusnas, belum didayagunakan secara optimal.

C. Strategi

1. Meningkatkan jumlah penelitian naskah kuno melalui pemanfaatan sumberdaya Perpusnas

dan kolaborasi bersama asosiasi profesi.

2. Meningkatkan kualitas filolog di lingkungan Perpustakaan Nasional melalui seminar,

workshop, dan pendidikan dan latihan.

3. Mengembangkan data koleksi penelitian naskah Nusantara yang terintegrasi.

4. Melakukan kerja sama dengan berbagai stake holder pernaskahan untuk bersama-sama

membuat sistem database yang handal dan mudah diakses.

Page 33: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

33

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS

2.1. Visi dan Misi Perpustakaan Nasional RI Mengacu pada Visi dan Misi Pemerintah Kabinet Kerja tahun 2015-2019, serta sembilan agenda

prioritas atau NAWA CITA, maka visi dan misi Perpustakaan Nasional adalah sebagai berikut:

Visi: "Terwujudnya Indonesia Cerdas Melalui Gemar Membaca Dengan Memberdayakan

Perpustakaan" dengan Tagline: "INDONESIA GEMAR MEMBACA 2019"

2.2. Visi dan Misi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Mengacu Visi dan Misi Perpustakaan Nasional, tujuan, sasaran, kebijakan, program, dan sesuai

tugas dan fungsi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, serta mencermati kondisi umum,

potensi, dan permasalahan yang berkembang, maka rumusan visi Pusat Jasa Perpustakaan dan

Informasi tahun 2015 -2019 adalah:

“Menjadi unit yang berfungsi sebagai rujukan nasional pelayanan perpustakaan dan Informasi,

jejaring nasional perpustakaan, dan pusat pernaskahan Nusantara.”

Page 34: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

34

2.3 Tujuan Perpusnas Tujuan Perpusnas merupakan bagian dari stakeholders perspective. Sebagaimana yang tertuang

dalam Rencana Strategis Perpustakaan Nasional, sasaran strategis Perpusnas adalah

“Terwujudnya Indonesia Cerdas melalui Gemar Membaca dengan Memberdayakan

Perpustakaan”, dengan Indikator Kinerja: Nilai tingkat kegemaran membaca masyarakat (skala

Nilai 0-100) dari nilai 25,1 pada tahun 2015 menjadi 50 pada tahun 2019.

2.4 Sasaran Strategis Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Sasaran-sasaran strategis yang disusun di bawah ini merupakan penjabaran sasaran dari sasaran

strategis utama Perpusnas. Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi telah menentukan enam

sasaran strategis yang didasarkan pada customer perspective (sudut pandang pemustaka) dan

internal process perspective (sudut pandang aktivitas lembaga), adalah sebagai berikut:

A. STAKEHOLDER PERSPECTIVE

1. Terselenggaranya layanan dan jejaring nasional perpustakaan

B. CUSTOMER PERSPECTIVE

2. Terselenggaranya layanan jasa perpustakaan dan informasi

3. Terselenggaranya Jejaring Nasional Perpustakaan

C. INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE

4. Tersedianya kebijakan jasa perpustakaan dan informasi

5. Terlaksananya layanan informasi mutakhir dan naskah kuno

6. Terlaksananya pengembangan layanan perpustakaan berbasis TIK

7. Terlaksananya Kerjasama Teknis di Bidang Perpustakaan

2.5 Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran

Strategis pencapaian tujuan utama dan sasaran strategis Perpusnas periode 2015-2019

digambarkan dalam peta strategi, sebagai berikut:

Page 35: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

35

Sasaran strategis pertama (SS-1) yang akan dicapai Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi adalah:

“Terselenggaranya layanan dan jejaring nasional perpustakaan” dengan indikator kinerja: nilai

tingkat kepuasan pemustaka .

Sasaran strategis kedua (SS-2) yang akan dicapai Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi adalah:

“Terselenggaranya layanan jasa perpustakaan dan informasi” dengan Indikator Kinerja: Jumlah

pemustaka yang memanfaatkan layanan perpustakaan dari 1.080.000 orang menjadi 2.226.630

orang pertahun pada tahun 2019.

Sasaran strategis ketiga (SS-3) yang akan dicapai Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi adalah:

“Terselenggaranya Jejaring Nasional Perpustakaan” dengan Indikator Kinerja: Jumlah mitra

jejaring perpustakaan yang difasilitasi TIK dari 10 perpustakaan pada tahun 2015 menjadi 140

perpustakaan pada tahun 2019.

Sasaran strategis keempat (SS-4) yang akan dicapai Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi

adalah: “Tersedianya kebijakan jasa perpustakaan dan informasi” dengan Indikator Kinerja:

Jumlah dokumen kebijakan layanan perpustakaan dari 0 dokumen pada tahun 2015 menjadi 33

dokumen pada tahun 2019.

Sasaran strategis kelima (SS-5) yang akan dicapai Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi adalah: “

Terlaksananya layanan informasi mutakhir dan naskah kuno” dengan Indikator Kinerja: Jumlah

Page 36: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

36

alih aksara, alih bahasa dan penelitian naskah kuno dari 10 naskah pada tahun 2015 menjadi 160

naskah pada tahun 2019.

Sasaran strategis keenam (SS-6) yang akan dicapai Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi adalah:

“Terlaksananya pengembangan layanan perpustakaan berbasis TIK” dengan Indikator Kinerja:

Pengembangan TIK Perpusnas tetap berjumlah 1 paket naskah pada tahun 2015 sampai 2019.

Sasaran strategis ketujuh (SS-7) yang akan dicapai Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi adalah:

“Terlaksananya Kerjasama Teknis di Bidang Perpustakaan” dengan Indikator Kinerja: Jumlah

lembaga yang mengimplementasikan kerjasama dari 36 lembaga pada tahun 2015 menjadi 145

lembaga pada tahun 2019.

Page 37: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

37

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI,

KERANGKA REGULASI Agar pembangunan perpustakaan lebih terarah, terukur, dan berkesinambungan dalam

mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran pembangunan yang telah ditentukan, maka dirumuskan

arah kebijakan dan strategi Pengembangan bahan pustaka dan jasa informasi yang merupakan

salah satu tuntutan pelaksanaan pembangunan bidang perpustakaan dalam kurun waktu jangka

menengah (5 tahun).

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi

Page 38: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

38

Arah kebijakan dan strategi jasa perpustakaan dan informasi dapat direalisasikan dengan

melaksanakan inisiatif strategis sesuai dengan misi lembaga yang telah ditetapkan, sebagai

berikut:

A. Terwujudnya Layanan Prima Perpustakaan

Layanan perpustakaan merupakan salahsatu indikator keberhasilan sebuah perpustakan.

Terwujudnya layanan prima sebagai sasaran pengembangan perpustakaan dapat dilihat dari

tingkat kepuasan pemustaka terhadap fasilitas dan layanan yang tersedia. Langkah operasional

yang dilakukan untuk mewujudkan layanan prima adalah:

(1) Peningkatan kualitas layanan melalui SDM. Penugasan belajar untuk berbagai jenjang

pendidikan (S1, S2, S3), pelatihan, bimtek, keikutsertaan dalam seminar, workshop, dan

konferensi kepustakawanan.

(2) Promosi layanan perpustakaan melalui pameran, lomba, bimbingan pemustaka, layanan

Pusteling, kegiatan Sahabat Perpustakaan, dan pembuatan sarana promosi seperti brosur,

buket, cenderamata, dll.

(3) Kajian layanan perpustakaan yang mencakup seluruh jenis layanan dan pustakawan

sebagai tenaga layanan.

(4) Konvergensi layanan konvensional dan digital (IOS)

(5) Layanan koleksi digital yang dapat diunduh secara gratis melalui online ataupun onsite

seperti e-resources, ipusnas, ios, opac, dan koleksi digital hasil alih media

(6) Kerjasama layanan perpustakaan lingkup nasional dan internasional

(7) Diversifikasi layanan berdasarkan usia, bidang keilmuan, dan kebutuhan khusus lainnya,

seperti layanan koleksi anak, remaja, manula, budaya etnis nusantara, terbitan

mancanegara, laboratorium pengembangan ilmu perpustakaan, dan layanan cacat netra.

(8) Mengembangkan layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial dengan menyediakan

rambu-rambu yang terbacakan oleh warga disabilitas, fasilitas ramah disabilitas, serta etika

layanan yang dapat diterima berbagai kalangan masyarakat

(9) Kepastian kebijakan layanan

(10) Pemberian penghargaan terhadap perseorangan, kelompok, dan lembaga yang aktif

membudayakan gemar membaca

A1. Peningkatan Jumlah Pemustaka yang memanfaatkan layanan

Page 39: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

39

Untuk menaikkan jumlah pemustaka diperlukan kegiatan-kegiatan penunjang untuk menarik

minat masyarakat umum agar memanfaatkan perpustakaan. Saat ini jumlah masyarakat

Indonesia kurang lebih sekitar 237.000.000 jiwa. Dari jumlah sekian besar, jumlah keanggotaan

Perpusnas sendiri relatif sedikit, baru mencapai 1.120.000 orang. Jumlah tersebut berasal dari

pendaftaran keanggotaan online dan onsite. Pada tahun 2019, Perpustakaan Nasional

menargetkan sebanyak 1,639,792 orang yang menjadi anggota perpustakaan. Dengan demikian,

dibutuhkan sebanyak 500.000 – 550.000 orang anggota baru agar dapat mencapai target yang

diinginkan.

Terdapat beberapa kegiatan yang akan dilakukan untuk pencapaian target itu, dengat taraf

beban target yang beragam tergantung dari tujuan kegiatannya. Berikut langkah operasional dan

pemetaan pencapaian yang dapat dilakukan :

2. Pameran

Setiap pameran yang diselenggarakan bertujuan untuk menarik perhatian pengunjung. Dalam

kegiatan pameran pengunjung juga diperkenalkan tentang Perpustakaan Nasional beserta

manfaat dan fasilitas yang akan diperoleh dengan menjadi anggota. Dengan demikian, maka pada

setiap pameran Perpusnas senantiasa membuka counter untuk pendaftaran keanggotaan.

Melalui pembukaan pendaftaran keanggotan dalam Pameran, Perpusnas dapat memperoleh

sekitar 10% penambahan anggota. Kerja sama dengan lembaga lain menjadi kunci untuk

terselenggaranya pameran bersama dalam rangka mempromosikan Perpustakaan Nasional RI.

Diharapkan kegiatan ini akan terus menjaring masyarakat luas untuk menjadi anggota dan

memanfaatkan koleksi bahan pustaka yang dimiliki oleh Perpusnas. Setiap pemeran yang sudah

kita lakukan, kita bisa mencapai pendaftaran keanggotaan sebanyak 200 orang, bila

diakumulasikan dalam 5 tahun kedepan, maka target pencapaian keanggotaan bisa dicapai. Pada

hasil pemetaan kita melihat pencapaiannya sebanyak 15 % bisa didapat dari pengumpulan 3%

pertahun selama 5 tahun. Yaitu sekitar 1500 – 1650 orang per tahun. Maka setiap tahun harus

menyelenggarakan pameran minimal 10 kali.

3. Bimbingan Pemustaka

Kegiatan ini ditujukan untuk pengenalan lebih dalam mengenai Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia melalui Website yang ada. Intinya lebih kepada pengenalan jenis-jenis layanan yang

ada, seperti Layanan ISBN, Layanan OPAC (Online Public Access Catalogue), Layanan IOS, Layanan

IPUS, dan Layanan E-Resources. Semuanya tentang bagaimana prosedur layanannya. (lihat di

bantuan). Layanan yang selama ini menjadi favorit di kalangan masyarakat pelajar dan peneliti

Page 40: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

40

adalah Layanan E-Resources yaitu Layanan Penyediaan Sumber-Sumber Online/Elektronik secara

gratis dari 20 provider. Layanan ini diharapkan dapat menjaring keanggotaan melalui

pengenalannya tentang E-Resources. Karena dalam prosedur, setiap masyarakat yang ingin

menelusur itu diwajibkan untuk menjadi anggota Perpustakaan Nasional RI terlebih dahulu.

Kegiatan ini akan dilakukan 2 kali dalam seminggu. Bila diperlukan maka setiap ada kunjungan

atau event-event tertentu, bimbingan pemustaka ini dapat terlaksana. Setiap pelaksanaannya

peserta yang hadir antara 10 orang. Dalam setahun bisa mencapai 960 orang. Bisa diukur dalam 5

tahun bisa mencapai 5000 orang.

4. Library Tour

Kegiatan ini berbeda dengan kunjungan informasi perpustakaan yang sudah berjalan. Library tour

ini akan dijalankan sebagai sarana untuk promosi kepada masyarakat luas. Kita membuka

kesempatan untuk mereka untuk melihat dari dekat bagaimana perpustakaan berjalan. Banyak

kegiatan menarik yang bisa dikaitkan dengan kegiatan ini, seperti ketika kita melakukan pameran

tematik di gedung layanan, mereka akan disuguhkan pemandangan yang menambah wawasan

mengenai suatu tema yang sedang dipamerkan melalui koleksi-koleksi atau informasi yang

terpajang diseluruh ruangan. Atau bila kegiatan library tour ini bersamaan dengan kegiatan

perpustakaan yang sedang dilakukakan, maka pesertanya dapat mengikuti atau paling tidak turut

mengamati kegiatan yang sedang berlangsung secara lebih dekat.

Kegiatan ini bisa dilakukan 2 kali dalam sebulan atau 24 kali dalam setahun. Dan dilakukan di hari

Sabtu karena tujuannya agar masyarakat yang terjaring sifatnya lebih luas. Pada satu hari bisa

dilakukan 2 sesi, pagi dan siang.

5. Library Goes to User

Prinsipnya Library Goes to User hampir sama seperti layanan pusteling yang menjemput bola.

Bedanya pada pusteling, pengenalan perpustakaan lebih menekankan pada web content dan

koleksi elektronik. Library Goes to User di sini lebih menekankan ke kegiatan seperti di Bimbingan

Pemustaka namun diadakan di sekolah, kampus, komunitas-komunitas dengan isi penyampaian

yang disesuaikan audience.

Kegiatan ini bisa dilakukan dengan cara peran aktif pustakawan untuk mendatangai user, atau

bisa juga melalui undangan dari user. Untuk kalangan mahasiswa, bentuknya bisa berupa materi

yang menarik yang diselipkan dan disesuaikan pada masa-masa penerimaan tahun ajaran baru

Page 41: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

41

bagi siswa maupun mahasiswa sebagai bekal dalam literasi informasi guna menunjang kegiatan

akademiknya. Bisa juga menjalin kerjasama dengan pihak kampus untuk mensyaratkan

keanggotaan Perpusnas dalam kegiatan mereka mencari informasi, terutama untuk mahasiswa

jurusan Perpustakaan. Untuk komunitas-komunitas, bentuk materinya pun disesuaikan dan di

bentuk semenarik mungkin untuk menarik mereka menjadi anggota.

Kegiatan ini bisa dilakukan setahun sekali untuk sekolah dan kampus, dan sebulan sekali untuk

komunitas-komunitas yang ada. Kegiatan lainnya bisa dijadikan sebagai bentuk seminar yg

mempunyai keuntungan bagi pustakawan dan mahasiswa.

6. Pengoptimalisasian media sosial seperti facebook, instagram dan twitter

Semua media social diupayakan dapat menjadi garda terdepan dalam mempromosikan

Perpustakaan Nasional RI. Sifat berita yang real time, bisa diakses melalui akses internet menjadi

daya tarik sendiri bagi masyarakat luas dalam menggali informasi mengenai Perpusnas. Setiap

informasi yang sampai dan berulang akan mempengaruhi persepsi dan keputusan masyarakat

terhadap perpustakaan. Iklan-iklan yang bersifat edukasi atau tampilan-tampilan gambar atau

foto yang menarik baik dalam Facebook, Instagram, maupun Twitter mengenai apa dan

bagaimana perpustakaan dapat menjadi hiburan positif tersendiri bagi masyarakat. Dan menjadi

trend center bagi anak muda dengan mengikuti perkembangan seperti follower dan hastag.

Bila ini bisa dipertahankan dalam menampilkan sesuatu yang beda dan menarik, bukan tidak

mungkin segala sesuatu mengenai perpustakaan nasional dapat menjadi nilai yang penting bagi

masyarakat luas, misalnya dalam hal keanggotaan. Masyarakat luas akan merasa keanggotaan

sudah menjadi kebutuhan pokok bagi mereka yang haus akan ilmu pengetahuan. Dengan

menjadi anggota maka akses ilmu pengetahuan akan terbuka lebar secara gratis.

7. Diversifikasi layanan, seperti sahabat perpustakaan dan pusteling

Diversifikasi layanan sangat penting agar layanan yang dimiliki perpustakaan lebih bervariatif dan

kreatif dalam menarik jumlah anggota perpustakaan dan pemustaka. Diversifikasi layanan juga

diperlukan dalam menjawab tantangan perubahan jaman saat ini. Dimana tuntutan masyarakat

akan kebutuhan informasi sudah beragam. Diharapkan layanan-layanan ini juga berkembang

sejalan dengan perkembangan budaya dan trend pada saat ini. Seperti dengan adanya layanan

kegiatan sahabat perpustakaan yang diadakan setahun sekali yang merangkul komunitas-

komunitas masyarakat, ini menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka akan keberadaan Perpusnas,

Page 42: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

42

bagaimana Perpusnas dapat mengakomodir semua aktifitas mereka dengan perannya sebagai

tempat penyedia informasi, ilmu pengetahuan dan budaya. Diharapkan dengan ini mereka akan

tertarik untuk menjadi bagian dari Perpustakaan dan menjadi anggota terlebih dahulu.

Kegiatan pusteling seperti yang diketahui bersama bahwa layanan ini adalah layanan elektornik

keliling. Untuk saat ini layanan diadakan secara rutin 4 kali dalam seminggu ke lokasi yang

berbeda yang sudah menjalin kerjasama, seperti sekolah-sekolah SMP / SLTA, Yayasan Yatim

Piatu, Lembaga-lembaga Tahanan dan lain-lian. Atau bisa dalam setahun 6 kali menghadiri event-

event yang di selenggarakan oleh berbagai yayasan, lembaga, perusahaan atau lapisan

masyarakat.

Koleksi yang dibawa semua mengenai perpusnas yang ada dalam web. Dan koleksi yang dipunya

pun berbentuk elektronik seperti DVD dan VCD. Yang menarik adalah, karena sifatnya yang

elektronik maka layanan ini lebih praktis dan fleksibel dalam memenuhi kebutuhan masyarakat

akan informasi. Terutama untuk pelajar, mereka tertarik dengan penelusuran web-web dan

keanggotaan online untuk mengakses Jurnal-Jurnal Elektronik.

Juga nantinya aka ada layanan cacat netra, layanan yang diperuntukan bagi masyarakat yang

menderita cacat netra atau tidak bisa melihat. Ada pula layanan difabel karena fasilitas untuk

menangkses untuk masyarakat ini sudah disediakan. Diharapkan dengan adanya layanan

tambahan ini dapat menjangkau setiap lapisan, setiap kalangan masyarakat.

Layanan Anak yaitu suatu bentuk layanan khusus menyasar pada pemustaka yang umurnya

berkisar antara 6 – 12 tahun (lihat definisi anak). Untuk menjaring anggota dari anak, maka

semua kegiatan promosi diatas harus ada sisipan program anak. Untuk library tour, kita

mengundang beberapa TK dan SD untuk mengadakan Outing Class ke perpustakaan. Begitu juga

dengan library goes to user, pustakawan akan berkeliling mengedukasi anak-anak di Taman

Bermain dan Sekolah Dasar untuk menekankan betapa pentingnya perpustakaan. Bahkan

mungkin menjalin hubungan kerjasama dengan perpustakaan sekolah untuk mengadakan

kegiatan ini disana. Saat ini banyak dari pelajar sudah melek akan dunia Social Media.

Pengoptimalisasian untuk media ini juga sangat penting untuk pengenalan ke mereka bahwa

Perpustakaan benar-benar mampu mengikuti perkembangan jaman, terlebih di era digital saat

ini.

Page 43: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

43

8. Meningkatkan kualitas informasi

Banyaknya informasi yang bernilai yang dimiliki sebuah perpustakaan menjadi daya tarik sendiri

bagi masyarakat. Dengan kegiatan ini melalui kemas ulang infomasi dari informasi yang sifatnya

masa lama atau usang dibuat menjadi infomasi yang terlihat baru sebagai daya tarik masyarakat

untuk melihat lebih dalam mengenai informasi tersebut. Potongan cerita-cerita lama di angkat

dalam tema yang lebih menarik, seperti informasi resep-resep masakan nusantara lama yang kita

kumpulkan menjadi koleksi yang bersejarah dan bernilai, dari situ potongan-potongan

informasinya kita sampaikan ke masyarakat melalui iklan atau pun media social. Diharapkan

masyarakat tertarik untuk menjadi anggota untuk memperoleh informasi lebih banyak mengenai

resep-resep masakan yang lain. Untuk mengcounter hak cipta seperti keenian reog.

A.2. Tersedianya Kebijakan Jasa Perpustakaan dan Informasi

Tercapainya sasaran kebijakan jasa perpustakaan dan informasi yang terkait tugas dan fungsi

Pusat Jasa dan Perpustakaan dan Informasi ditandai oleh satu indikator, yaitu tersedianya

dokumen kebijakan layanan perpustakaan dan informasi. Kebijakan itu sendiri merupakan

rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu

pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (tentang pemerintahan, organisasi, dan

sebagainya); pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman untuk

manajemen dalam usaha mencapai sasaran; garis haluan.

Penyediaan kebijakan layanan perpustakaan dan informasi dilakukan dengan memperhatikan

prinsip:

1. Sederhana

Kebijakan layanan perpustakaan dan informasi mudah dimengerti, mudah diikuti, mudah

dilaksanakan, mudah diukur, dengan prosedur yang jelas.

2. Konsistensi

3. Partisipatif

Kebijakan layanan perpustakaan dan informasi perlu melibatkan masyarakat dan pihak

terkait untuk membahas bersama dan mendapatkan keselarasan atas dasar komitmen

atau hasil kesepakatan.

4. Akuntabel

Page 44: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

44

Hal-hal yang diatur dalam kebijakan layanan perpustakaan dan informasi harus dapat

dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan secara konsisten kepada pihak yang

berkepentingan.

5. Berkesinambungan

Kebijakan layanan perpustakaan dan informasi harus dapat berlaku sesuai perkembangan

dan kebutuhan peningkatan kualitas layanan.

6. Transparansi

Kebijakan layanan perpustakaan dan informasi harus dapat dengan mudah diakses dan

diketahui oleh seluruh masyarakat.

7. Keadilan

Kebijakan layanan perpustakaan dan informasi harus menjamin bahwa layanan yang

diberikan dapat menjangkau semua masyarakat yang berbeda status ekonomi, jarak

lokasi geografis, dan perbedaan kapabilitas fisik dan mental.

Langkah operasional yang dilakukan untuk mencapai indikator adalah:

1) Pembentukkan tim penyusunan kebijakan layanan perpustakaan dan informasi

Pembentukan tim memperhatikan pihak-pihak yang berperan dalam tim yang menentukan

keberhasilan penyusunan dan penerapan kebijakan layanan perpustakaan dan informasi.

2) Mengidentifikasi kapasitas dan karakteristik layanan perpustakaan dan informasi.

Perpustakaan Nasional RI merupakan perpustakaan di negara Indonesia yang mempunyai

status nasional. Perpustakaan Nasional RI perlu mengidentifikasi layanan perpustakaan dan

informasi yang sepatutnya dilaksanakan oleh suatu perpustakaan di level nasional.

3) Menyusun rancangan kebijakan layanan perpustakaan dan informasi.

4) Membahas kebijakan layanan perpustakaan dan informasi bersama dengan unsur

perwakilan masyarakat dan pihak terkait. Tujuan dari pengikutsertaan masyarakat dalam

forum pembahasan bersama adalah untuk menyelaraskan kemampuan Perpustakaan

Nasional RI dengan kebutuhan/kepentingan masyarakat dan kondisi lingkungan, guna

mengefektifkan penyelenggaraan layanan perpustakaan dan informasi yang berkualitas.

5) Mempublikasikan rancangan kebijakan layanan perpustakaan dan informasi yang telah

disepakati kepada masyarakat umum, dan menyempurnakan rancangan kebijakan layanan

perpustakaan dan informasi (bilamana terdapat masukan dari publik) disiapkan untuk

kemudian ditetapkan.

6) Menyiapkan mekanisme monitoring dan evaluasi penerapan kebijakan layanan

perpustakaan dan informasi.

Page 45: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

45

7) Melakukan sosialisasi dilakukan kepada pihak internal dan eksternal untuk membangun

pemahaman dan persamaan persepsi. Semua pelaksana layanan perpustakaan dan

informasi perlu menyadari adanya kebijakan layanan perpustakaan dan informasi sehingga

dapat mendukung pencapaian kebijakan. Sosialisasi secara eksternal juga perlu dilakukan

kepada pihak-pihak diluar Perpustakaan Nasional RI yang secara langsung atau tidak

langsung terkait. Sosialisasi kepada pihak luar dimaksudkan agar pihak-pihak tersebut juga

mendapatkan informasi yang sejelas-jelasnya.

A.3. Terlaksananya Pelestarian Bahan Perpustakaan dan Naskah Kuno

Tercapainya sasaran pelestarian bahan perpustakaan dan naskah yang terkait tugas dan fungsi

pusat jasa mencakup ditandai oleh dua indikator, yaitu (1) peningkatan alih aksara, alih bahasa

dan penelitian naskah Nusantara, dan (2) peningkatan data konten dan penelitian naskah kuno.

1. Peningkatan alih aksara, alih bahasa dan penelitian naskah Nusantara

Langkah operasional yang dilakukan adalah:

1. Meningkatkan kegiatan alih aksara dan alih bahasa naskah kuno nusantara baik dalam

bentuk cetak maupun elektronik;

2. Meningkatkan dan memperkuat kerjasama dalam dan luar negeri untuk penelitian dan

publikasi naskah kuno nusantara, seperti dengan kementrian dan lembaga, asosiasi

profesi, museum, lembaga kearsipan, dan lembaga-lembaga penelitian melalui kajian

joint research atau hibah kompetitif.

3. Melaksanakan penelitian, seminar dan publikasi naskah kuno nusantara;

4. mengembangkan eksplorasi naskah nusantara berbasis inklusi sosial.

2. Peningkatan data konten dan penelitian naskah kuno

Agar Indikator Peningkatan data konten dan penelitian naskah kuno dapat tercapai beberapa

langkah operasional perlu dilakukan.

A. Pangkalan Data Konten Naskah

(1) Menentukan format standar metadata database konten naskah dan pendaftaran naskah;

(2) Menginventarisasi dan meregistrasi naskah yang dimiliki oleh Perpusnas dalam satu

sistem database.

(3) Meregistrasi hasil-hasil alih media naskah di Daerah yang dikerjakan oleh Perpusnas.

(4) Melakukan sosialisasi kepada lembaga-lembaga pemilik dan pengelola naskah kuno, baik

pemerintah maupun swasta.

Page 46: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

46

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

4.1 Target Kinerja

Agar Indikator Kinerja dapat terukur, maka target-target disusun berdasarkan analisis terhadap

permasalahan-permasalahan aktual, potensi yang dimiliki Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi,

serta ekspektasi masyarakat terhadap kinerja Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Perpusnas.

Target-target strategis tersebut terlihat dalam tabulasi di bawah.

Page 47: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

47

1. Stakeholder Perspective

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA

SATUAN TARGET

TARGET

2015 2016 2017 2018 2019

1 Terselenggaranya layanan dan jejaring nasional perpustakaan

1 Nilai tingkat kepuasan pemustaka

Nilai 2 3 3,5 3,7 4

2. Customer Perspective

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA UTAMA

SATUAN TARGET

TARGET

2015 2016 2017 2018 2019

2 Terselenggaranya layanan jasa perpustakaan dan informasi

2 Jumlah Pemustaka yang memanfaatkan layanan perpustakaan

Orang 1.080.000 1.220.000 1.240.000 2.060.573 2.266.630

3 Terselenggaranya Jejaring Nasional Perpustakaan

3 Jumlah Mitra jejaring perpustakaan yang difasilitasi TIK

Perpustakaan

10 10 20 50 50

3. Internal Process Perspective

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA UTAMA

SATUAN

TARGET

TARGET

2015 2016 2017 2018 2019

4 Tersedianya Kebijakan Jasa Perpustakaan dan Informasi

4 Jumlah dokumen kebijakan layanan perpustakaan

Naskah - - 6 10 15

5 Terlaksananya layanan informasi mutakhir dan Naskah Kuno

5 Peningkatan jumlah alih aksara, alih bahasa dan penelitian naskah kuno

Naskah 10 10 10 50 80

6 Terlaksananya pengembanga

6 Jumlah pengembangan

Paket 1 1 1 1 1

Page 48: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

48

n layanan perpustakaan berbasis TIK

TIK Perpustakaan Nasional

7 Terlaksananya kerjasama teknis di bidang perpustakaan

7 Jumlah implementasi kerjasama perpustakaan

Naskah 2 2 3 121 145

4.2 Kerangka Pendanaan

Dalam memenuhi target kinerja Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi sesuai arah,

kebijakan, strategis dan program pengembangan perpustakaan, dibutuhkan dukungan

kerangka pendanaan yang memadai. Pendanaan pengembangan perpustakaan akan

bersumber dari pemerintah (APBN). Pendanaan Bidang Pengembangan Bahan Pustaka

dan Jasa Informasi akanmemanfaatkan sebesar-besarnya alokasi anggaran yang

bersumber dari APBN untuk pengembangan perpustakaan di Indonesia. Secara terinci

kerangka pendanaan menurut program dan kegiatan terlampir dalam Anak Lampiran 1.

Page 49: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

49

BAB V PENUTUP

Renstra Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 edisi perubahan

merupakan dokumen perencanaan pembangunan lima tahun, sesuai dengan masukan

para pemangku kepentingan. Renstra ini disusun kembali dalam rangka penguatan

akuntabilitas Perpusnas khususnya dilingkungan Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi,

sesuai dengan rekomendasi hasil evaluasi sistem akuntabilitas instansi pemerintah Tahun

2015.

Program perpustakaan sangat erat hubungannya dengan aspek-aspek berikut: (1)

memberikan jasa dan informasi (akses) kepada seluruh lapisan masyarakat dengan

menjamin ketersediaan dan kelengkapan berbagai jenis koleksi bahan perpustakaan; (2)

membangun jejaring perpustakaan guna meningkatkan pemustaka dan akses layanan

perpustakaan di seluruh lapisan masyarakat di semua wilayah Indonesia; dan (3)

menjamin pelestarian khazanah budaya bangsa sehingga dapat dimanfaatkan oleh

generasi yang akan datang.

Page 50: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

50

Renstra lembaga ini menjadi dasar untuk penyusunan unit kerja eselon II yang

merupakan penjabaran sasaran strategis dan target kinerja unit kerja eselon III yang

merupakan penjabaran sasaran strategis unit kerja eselon I sesuai dengan substansinya.

Target kinerja lembaga, unit kerja eselon I, unit kerja eselon II dan UPT dievaluasi secara

periodik dan berkelanjutan dengan memanfaatkan teknologi informasi

(http://bsc.perpusnas.go.id/home).

Apabila di kemudian hari diperlukan adanya perubahan Renstra Pusat Jasa Perpustakaan

dan Informasi ini maka akan disesuaikan dengan dinamika perkembangan dan isu-isu

strategis yang terkait dengan kebijakan kelembagaan.

Kepala Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi,

DRA. TITIEK KISMIYATI, M. HUM

Page 51: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

51

Lampiran 1 Manual IKU

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BASELINE TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

SS1. Terselenggaranya layanan dan jejaring nasional perpustakaan

IK1. Nilai tingkat kepuasan pemustaka 3 3,5 3,7 3,9 4

Definisi

Kepuasan pemustaka adalah respon dari perilaku yang ditunjukkan oleh pemustaka dengan membandingkan antara kinerja atau hasil yang diperoleh dengan harapan pemustaka. Apabila kinerja yang dihasilkan oleh perpustakaan melebihi harapan maka pemustaka dapat dikualifikasi puas atas kinerja. Tingkat kepuasan pemustaka ditentukan oleh tiga indikator: (1) Efek dari layanan atau kemampuan, sikap dan mentalitas tenaga perpustakaan dalam melayani pemustaka; (2) kontrol terhadap informasi atau menyangkut tentang ketersediaan koleksi yang memadai, kekuatan koleksi yang dimiliki, cakupan isi, kemudahan akses untuk menemukan koleksi, kemudahan navigasi, aktualitas, waktu yang dibutuhkan dalam mendapatkan informasi, ketiadaan hambatan dalam mendapatkan akses informasi pada saat dibutuhkan, peralatan, kenyamanan, dan kepercayaan diri; (3) perpustakaan sebagai tempat atau kemampuan menampilkan sesuatu secara nyata berupa fasilitas fisik dan bagaimana perpustakaan dalam memanfaatkan ruang sebagai simbol dan tempat perlindungan.

Sumber Data

Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi

Cara Menghitung

Ketiga indikator yang berhubungan dengan tingkat kepuasan pemustaka diambil dari berbagai nilai (skala likert) yang diperoleh dari tiap layanan yang diberikan oleh Pusat Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi.

Skala Keterangan

1 Tidak Puas

2 Kurang Puas

3 Puas

4 Cukup Puas

5 Sangat Puas

Satuan Klasifikasi Penanggungjawab data

Persentase Maximize Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi

Page 52: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

52

Indikator Kinerja Utama (IKU) BASELINE TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

SS2. Terselenggaranya layanan jasa perpustakaan dan informasi

IK 2

Jumlah pemustaka yang

memanfaatkan layanan

perpustakaan

1.080.000 1.220.000 1.240.000 2.060.573 2.266.630

Definisi

Pemustaka adalah pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau

lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan.

Sumber Data

Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Perpusnas.

Cara Menghitung

10%xB+B

B= Baseline tahun sebelumnya

Jumlah didapatkan dari jumlah kunjungan yang dihitung berdasarkan tap-in kartu dan kunjungan

halaman e-library. Target dihitung berdasarkan kenaikan rerata 10% pertahun secara simultan dari

baseline 2015 sebanyak 1,080,000 orang.

Satuan Klasifikasi Penanggung

Jawab Data

Orang Maximize Eselon II

Pusjasa

Page 53: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

53

Indikator Kinerja Utama (IKU10) BASELINE TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

SS3. Terlaksananya Jejaring Nasional Perpustakaan

IK 3

Jumlah Mitra jejaring perpustakaan yang difasilitasi TIK

10 10 20 50 50

Definisi

Jejaring Nasional Perpustakaan adalah kumpulan berbagai perpustakaan umum dan

khusus di Indonesia yang terhimpun dalam sebuah jaringan bersama sehingga

mempermudah akses informasi.

Sumber Data

Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi.

Cara Menghitung

Rasio jumlah tenaga fasilitator dan perpustakaan yang difasilitasi

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab

Data

Lembaga Maximize Eselon II Pusjasa

Page 54: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

54

Indikator Kinerja Utama BASELINE TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

SS4. Tersedianya Kebijakan Jasa Perpustakaan dan Informasi

IK4 Jumlah dokumen kebijakan layanan perpustakaan

- - 6 12 15

Definisi

Kebijakan Jasa Perpustakaan dan Informasi adalah dokumen kebijakan yang mengatur baik secara strategis maupun teknis pengelolaan jasa layanan perpustakaan dan informasi yang bertujuan mempermudah dan memberikan kepastian atas setiap kebijakan. Dokumen-dokumen ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi Perpustakaan Umum lain di Indonesia dalam menerapkan kebijakan layanannya.

Sumber Data

Sumber data berasal dari Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Perpustakaan Nasional RI. Standar-standar acuan bersumber dari IFLA, SNP dan UNESCO.

Cara Menghitung

Jumlah target yang diharapkan pada tahun 2019 berjumlah 33 dokumen, dengan mempertimbangkan beragamnya jenis layanan, baik layanan tatap muka maupun daring, yang disediakan oleh Perpustakaan Nasional. Kurva kenaikan pertahun meningkat.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data

Naskah Maximize Eselon II Pusjasa

Page 55: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

55

Indikator Kinerja Utama BASELINE TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

SS5. Terlaksananya layanan informasi mutakhir dan Naskah Kuno

IK 5 Jumlah alih aksara, alih bahasa dan penelitian naskah kuno

10 10 10 50 80

Definisi

Alih aksara adalah proses pengalihan satu aksara dalam naskah yang biasanya tidak dikenali secara luas ke dalam aksara yang diketahui oleh masyarakat luas. Alih bahasa adalah proses mengalihkan bahasa sumber menjadi bahasa sasaran. Dalam konteks ini, menerjemahkan bahasa daerah dan asing yang tampak dalam naskah ke dalam bahasa Indonesia. Penelitian naskah kuno adalah hasil penelitian yang bersumber dari naskah kuno, baik menyangkut substantif naskah, maupun aspek terkait dengan tradisi naskah seperti bahan, masyarakat pemilik tradisinya, dan lain-lain.

Sumber Data

Bidang Layanan Koleksi Khusus.

Cara Menghitung

X =50% x Av X = Alih Aksara, Alih bahasa, Penelitian yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional. Av = Rata-rata peningkatan penelitian naskah pertahun. Baseline: 33.518 Av = 100 – 160 naskah penelitian di Indonesia per tahun.

Satuan Klasifikasi Penanggungjawab data

Naskah Maximize Bidang Layanan Koleksi Khusus

Page 56: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

56

Indikator Kinerja Utama BASELINE TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

SS6. Terlaksananya pengembangan layanan perpustakaan berbasis TIK

IK4 Jumlah pengembangan TIK Perpustakaan Nasional

1 1 1 1 1

Definisi

Sumber Data

Cara Menghitung

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data

Paket Maximize Eselon II Pusjasa

Indikator Kinerja Utama BASELINE TAHUN

Page 57: RENCANA STRATEGIS - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/...Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.3. Sumber Daya Manusia

57

2015 2016 2017 2018 2019

SS7. Terlaksananya Kerjasama Teknis di Bidang Perpustakaan

IK 7 Jumlah Implementasi kerjasama

perpustakaan

2 2 3 121 145

Definisi

Implementasi kerjasama adalah pemenuhan klausul atau klausul-klausul kerjasama dari kedua belah pihak yang

terlibat dalam suatu kerjasama.

Sumber Data

Sub Bidang Kerjasama Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi.

Cara Menghitung

Meski dari tahun 2015-2016 tercatat kenaikan yang sangat signifikan atas implementasi kerjasama (133%),

angka rasional yang digunakan sebagai target peningkatan jumlah lembaga yang mengimplementasikan

kerjasama dari tahun 2017-2019 adalah 20% setiap tahun.

Satuan Klasifikasi Penanggung

Jawab Data

Naskah Maximize Eselon II

Pusjasa