RENCANA STRATEGIS PDF Editor - disbun.sulselprov.go.iddisbun.sulselprov.go.id/files_download/RENSTRA...
Transcript of RENCANA STRATEGIS PDF Editor - disbun.sulselprov.go.iddisbun.sulselprov.go.id/files_download/RENSTRA...
RENCANA STRATEGIS
DINAS PERKEBUNAN
PROVINSI SULAWESI SELATAN
TM
PDF Editor
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan
melimpahkan Rahmat dan Karunianya sehingga Penyusunan “Rencana
Strategis 2013 – 2018 Dinas Perkebunan Propinsi Sulawesi Selatan dapat
diselesaikan.
Penyusunan Renstra ini dimaksudkan sebagai dokumen Perencanaan
Pembangunan Perkebunan Propinsi Sulawesi Selatan sebagai penjabaran
Rencana Pembangunan Jangka Mengengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
dengan memperhatikan tugas dan fungsi Dinas Perkebunan Propinsi Sulawesi
Selatan berdasarkan PERDA Nomor : 08 / Tahun 2008 Tanggal 21 Juli 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dan
peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan.
Renstra Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan ini adalah untuk
menetapkan Program dan Sasaran Pembangunan Bidang Perkebunan di
Sulawesi Selatan dari tahun 2013 – 2018
Sehubungan dengan hal tersebut, diharapkan agar seluruh unit kerja
yang berada dalam lingkup Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan
berpedoman pada Renstra ini karena merupakan bahan acuan dalam
melaksanakan tugas – tugas Pemerintahan dan Pembangunan.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Renstra ini diucapkan terima kasih, dan semoga Renstra ini bermanfaat dalam
pelaksanaan Pembangunan Perkebunan di Daerah Sulawesi Selatan.
KEPALA DINAS
DR. H. BURHANUDDIN MUSTAFA, MS
TM
PDF Editor
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . … ii BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 2. Landasan Hukum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 4 3. Maksud dan Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9 4. Sistimatika Penulisan …………. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 5. Sistematika Penulisan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
BAB II : GAMBARAN PELAYANAN SKPD 1. Tugas fungsi dan Struktur Organisasi SKPD. . . . . . . . . . . 12 2. Sumber Daya SKPD . . . . . . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . 14 3. Kinerja Pelayanan SKPD. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17 4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD. 23
BAB III : ISU-ISU STRATEGI BERDASARKAN TUGAS DAN FU NGSI 1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan SKPD . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . 33 2. Telahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah Terpilih . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . 36
BAB IV : VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN
1. Visi Dan Misi SKPD . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 47 2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD. . . . . . . . . . . . 50 3. Strategi dan Kebijakan SKPD. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 51
BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN DAN PEND ANAAN INDIKATIF . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 57
BAB.VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 66
BAB.VII PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 67
TM
PDF Editor
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
produktivitas dan mutu perkebunan serta juga ketersediaan input sarana dan
prasarana yang memadai, sehingga dapat terwujud berkembangnya penguatan
di hilir untuk kemajuan pengembangan perkebunan ke depan.
Meskipun kinerja pembangunan perkebunan belum eksis di penguatan di
hilir dengan basis di hulu, namun peranan dan kontribusinya selama ini telah
memberikan hasil yang nyata terhadap perekonomian secara luas dan
peningkatan pendapatan serta kesejahteraan masyarakat. Untuk itu peran dan
kontribusi perkebunan akan terus dipacu sejalan dengan tuntutan dan
perkembangan iptek serta perubahan dalam tatanan nilai baik ekonomi, politik
dan lingkungan hidup. Hal itu dapat dilakukan apabila potensi dan karakteristik
perkebunan yang dimiliki dioptimalkan seperti dari jenis komoditi, hasil produksi
Pembangunan perkebunan ke depan diarahkan
pada upaya penguatan di hilir, yaitu
pengembangan industri yang maju yang didukung
sumberdaya perkebunan yang kuat melalui
pemberdayaan di hulu dalam rangka
meningkatkan nilai tambah, kualitas dan daya
saing, pemasaran serta ekspor. Dukungan basis
di hulu dilakukan untuk peningkatan produksi,
TM
PDF Editor
dan bentuk pengusahaannya, karena dapat menjadi kekuatan dan peluang yang
baik untuk dikembangkan agar lebih maju, produktif dan berkelanjutan.
Potensi dan keunggulan pada komoditi perkebunan yang dimiliki terus
dioptimalkan yang telah banyak memberikan kontribusi yang nyata terhadap
perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat , sehingga menjadi
harapan untuk diwujudkan sebagai wilayah perkebunan yang maju dan mandiri
berbasis komoditi unggulan.
Dalam rangka mewujudkan arah pembangunan perkebunan dan
memperhatikan potensi keunggulan lokal, maka ditetapkan Rencana Strategis
(Renstra) selama 5 tahun ke depan yang bernuansa pada penerapan sistem
pembangunan yang cerdas, kreatif dan inovatif sejalan dengan tuntutan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Renstra Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2013-2018
merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran,
kebijakan, strategi, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama lima
tahun ke depan. Dokumen ini disusun melalui telaahan dan analisis yang
mendalam tentang strategi, potensi, peluang, permasalahan dan tantangan
yang dihadapi pembangunan perkebunan selama lima tahun ke depan.
Rencana Strategi Dinas Perkebunan Propinsi Sulawesi Selatan 2013 – 2018
disusun berdasarkan hasil analisis lingkungan strategi Dinas Perkebunan
Propinsi Sulawesi Selatan dengan mengacu pada Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka
TM
PDF Editor
Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan serta memperhatikan
Undang-undang Nomor 32 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan.
Sebagai Daerah Otonomi terutama menyangkut tugas pokok dan Fungsi Dinas
Perkebunan Propinsi Sulawesi Selatan berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi
Sulawesi Selatan Nomor 08 Tahun 2008 Tanggal, 21 Juli 2008, namun
demikian RENSTRA Dinas Perkebunan Propinsi Sulawesi Selatan tidak
terlepas dari arah dan kebijakan nasional, kebijakan, strategi serta program
Kementerian Pertanian RI yaitu Peningkatan produksi dan produktivitas dan
mutu tanaman perkebunan yang berkelanjutan; Peningkatan nilai tambah, daya
saing, industri hilir, pemasaran dan ekspor; dan Penyediaan dan
pengembangan prasarana dan sarana pertanian.
Selanjutnya Rencana Strategi (RENSTRA) Dinas Perkebunan Propinsi
Sulawesi Selatan dijabarkan ke dalam rencana Pembangunan Tahunan Daerah
melalui dukungan dana yang dimuat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Propinsi Sulawesi Selatan dalam rangka mewujudkan visi, misi
dan strategis yang telah ditetapkan.
Dalam rangka meningkatkan dan mempertahankan
kinerja organisasi dalam menghadapi perkembangan
perubahan lingkungan strategis yang sangat dinamis
serta faktor-faktor berpengaruh yang berubah dengan
cepat dan seiring tidak terduga, maka dikembangkan
TM
PDF Editor
model perencanaan strategis pada analisa lingkungan strategis.
Memperhatikan peranan Sub Sektor Perkebunan baik tantangan maupun
peluang yang dihadapi serta tuntutan pembangunan, maka arah strategi dan
kebijakan pengembangan Sub Sektor Perkebunan dititikberatkan pada
kebijakan pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Selatan yaitu peningkatan
produksi tanaman perkebunan untuk peningkatan sebesar-besarnya bagi
kesejahteraan masyarakat.
Secara nasional sub sektor perkebunan memberikan
kontribusi peningkatan Devisa Negara dan PDRB
terbesar di luar minyak dan gas bumi serta penyerap
tenaga kerja yang cukup besar. Sehubungan dengan
strategi dan kebijakan pembangunan perkebunan
Provinsi Sulawesi Selatan, maka sasaran
pembangunan perkebunan ke depan adalah meningkatnya produksi dan
produktivitas tanaman perkebunan dan meningkatnya pasca panen dan
pemasaran hasil perkebunan hingga tahun 2018.
1.2. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 47 Prp. Tahun 1960 tentang Pembentukan
Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara dan Daerah Tingkat I
Sulawesi Utara Tengah (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun
1960 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2102), Jo Undang-undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang
TM
PDF Editor
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2
Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi
Tenggara dan Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dengan mengubah
Undang-undang Nomor 47 Prp. Tahun 1960 tentang Pembentukan
Daerah Tk.I Sulawesi Selatan Tenggara dan Daerah Tingkat I
Sulawesi Utara Tengah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1964 Nomor 94, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2687);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437),
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
TM
PDF Editor
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi
Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3373);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
TM
PDF Editor
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4817);
13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2007 tentang
Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan
Perundang-Undangan;
14. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang (RTR) Maminasata;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
TM
PDF Editor
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Pembangunan Daerah;
16. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2008
tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 235);
17. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 6 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2008 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan Nomor 239);
18. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 7 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2008 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 240);
19. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 8 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008
Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Nomor 241);
TM
PDF Editor
20. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah, dan Lembaga Lain
Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan Nomor 242);
21. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2008-2028 (Lembaran Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2008 Nomor 10, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 243);
22. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 09 Tahun 2009
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Tahun 2009);
23. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 02 Tahun 2010
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (SPPD) Provinsi
Sulawesi Selatan.
1.3. Maksud dan Tujuan
Tujuan Penyusunan RENSTRA Dinas Perkebunan Provinsi
Sulawesi Selatan adalah merumuskan kebijakan dan Program Strategis yang
yang disesuaikan dengan perkembangan dan perubahan lingkungan
strategis serta faktor internal agar dalam pelaksanaannya lebih terarah,
TM
PDF Editor
terukur, dan tepat sasaran, serta efisien dan efektif berdasarkan prinsip-
prinsip kepemerintahan yang baik.
1.4. Sistematika Penulisan
Renstra Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan, disusun
dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Landasan hukum
1.3. Maksud dan Tujuan
1.4. Sistematika Penulisan
Bab II : Gambaran Pelayanan SKPD
2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD
2.2. Simber Daya SKPD
2.3. Kinerja Pelayanan SKPD
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
Bab III : Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan SKPD
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah Terpilih
3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra
TM
PDF Editor
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis.
3.5. Penentuan Isu-isu Strategis
Bab IV : Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan
4.1. Visi, dan Misi SKPD
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
4.3. Strategi dan Kebijakan SKPD
Bab V : Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok
Sasaran dan Pendanaan Indikatif
Bab VI : Indikator Kinerja SKPD yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran
RPJMD
TM
PDF Editor
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD
Tugas Pokok Dinas Perkebunan Propinsi Sulawesi Selatan
berdasarkan perda No. 08/Tahun 2008 tanggal 21 Juli 2008 adalah
menyelenggarakan urusan di bidang perkebunan berdasarkan asas
desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas Pembantuan, dan untuk
menyelenggarakan tugas pokok tersebut Dinas Perkebunan mempunyai
fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang perkebunan meliputi
pengembangan dan pembinaan usaha perkebunan, sarana prasarana
perkebunan, perlindungan perkebunan dan pascapanen dan sistem
informasi perkebunan.
b. Penyelenggaraan pelayanan dalam bidang perkebunan yang meliputi
pengembangan dan pembinaan usaha perkebunan, sarana prasarana
perkebunan, perlindungan perkebunan, dan pascapanen dan sistem
informasi perkebunan.
c. Pembinaan dan penyelenggaraan tugas bidang perkebunan yang meliputi
pengembangan dan pembinaan usaha perkebunan, sarana prasarana
perkebunan, perlindungan perkebunan, dan pascapanen dan sistem
informasi perkebunan; dan
TM
PDF Editor
d. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan gubernur sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Struktur Organisasi pada SKPD Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi
Selatan dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1 : Struktur Organisasi Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan
KEPALA DINAS
KELOMPAOK JABATAN
FUNGSIONAL SEKRETARIAT
SUBAG UMUM DAN
KEPEGAWAIA
SUBAG PROGRAM
SUBAG KEUANGAN
BID. PENGEMBANGAN
DAN PEMBINAAN USAHA
BID. SARANA PRASARANA
PERKEBUNAN
BID. PERLINDUNGAN
PERKEBUNAN
BID. PASCA PANEN & SISTEM
INFORMASI PERKEBUNAN
SEKSI PEMBINAAN TANAMAN
SEKSI PERBENIHAN
SEKSI PEMBINAAN
TANAMAN SEMUSIM
SEKSI KERJASAMA DAN KELEMBAGAAN
SEKSI ALAT DAN MESIN
SEKSI PUPUK & PESTISIDA
SEKSI PENGAMATAN DAN PERAMALAM OPT
SEKSI PENGENDALIAN OPT
&
U P T D
SEKSI KONSERVASI
LAHAN & PEMANFAATAN AIR
SEKSI PENGOLAHAN HASIL
SEKSI PEMASARAN HASIL
SEKSI STATISTIK & SISTEM
INFORMASI
TM
PDF Editor
2.2. Sumber Daya SKPD
Dalam menjalankan tugas serta fungsinya, maka Dinas Perkebunan
Provinsi Sulawesi Selatan ditopang oleh ketersediaan jumlah personil dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi organisasi/Tata kerja sebagaimana pada
Tabel 1.
Tabel 1 : Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Pegawai Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan
No
Tingkat KUALIFIKASI PENDIDIKAN Jenis Kelamin
Pendidikan Teknis Non Teknis
Jumlah Pria Wanita Jumlah
1. S.3 2 - 2 2 - 2
2. S.2 9 11 20 11 9 20
3. S.1 73 58 131 61 70 131
4. Sarjana Muda 2 5 7 2 5 7
5. SLTA 26 40 66 41 25 66
6. SLTP - 3 3 3 - 3
7. SD - 2 2 2 - 2
TOTAL 112 119 231 122 109 231
Disamping itu dalam rangka pembinaan karir dan prestasi kerja, untuk mengisi
suatu jabatan lowong maka telah dipersyaratkan sesuai ketentuan yang diatur
dalam PP no. 15 tahun 1994 dan Keputusan Mendagri No. 57,58 dan 59. Untuk
memberikan suatu penilaian yang obyektif suatu jabatan yang lowong, maka
diusulkan calon dari daftar urutan kepangkatan (DUK) yang memenuhi syarat
TM
PDF Editor
sesuai ketentuan yang berlaku ke Badan Pertimbangan Jabatan dan
Kepangkatan (Baperjakat). Adapun Daftar Urutan Kepangkatan Pada Dinas
Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan gambaran secara global daftar urutan
kepangkatan pada Dinas Perkebunan Prov. Sulawesi Selatan dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2 : Daftar Urutan Kepangkatan Pada Dinas Perkebunan Provinsi. Sulawesi Selatan
No Pangkat Golongan Jumlah
1. Pembina Utama IV/e -
2. Pembina Utama Madya IV/d 1
3. Pembina Utama Muda IV/c 1
4. Pembina Tk.I IV/b 9
5. Pembina IV/a 16
6. Penata Tk.I III/d 26
7. Penata III/c 19
8. Penata Muda Tk.I III/b 69
9. Penata Muda III/a 11
10. Pengatur Tk.I II/d 9
11. Pengatur II/c 19
12. Pengatur Muda Tk.I II/b 36
13. Pengatur Muda II/a 11
14. Juru Tk.I I/d 1
15. Juru I/c 1
16. Juru Muda Tk.I I/b 1
17. Juru Muda I/a 1
Jumlah 231
TM
PDF Editor
Potensi lainnya yang mendukung kegiatan SKPD adalah tersedianya
asset-aset yang memadai . Dinas Perkebunan sendiri memiliki asset berupa
bangunan kurang lebih sebanyak 373 unit yang merupakan pengadaan yang
dibiayai melalui APBD maupun APBN , kendaraan dan peralatan sebanyak
9.723 unit , serta tanah seluas 250.072 m2. Secara terperinci jumlah bangunan
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah Asset Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan
No Nama Bangunan APBD (unit) APBN (Unit) Ket
1. Kantor Dinas 10 - 2. Bangunan Rumah - 172 3. Bangunan Kantor - 79 4. Bangunan Gudang - 27 5. Bangunan Balai Pertemuan - 25 6. Bangunan Lantai Jemur - 1 7. Bangunan Pengolahan - 3 8. Bangunan Pabrik - 1 9. Bangunan Mesin Dryer - 1
10. Bangunan Garasi - 6 11. Bangunan Mess - 4 12. Rumah Kaca - 1 13. Laboratorium - 1 14. Perumahan UPP/ Dinas 23 - 15. Gudang 7 - 16. Balai Pertemuan 1 - 17. Asrama/ Ruang Belajar 1 - 18. Mushalla 1 1 19. Mess 1 - 20. Lantai Jemur 3 - 21. Gedung CSP 1 - 22. Gedung Promosi Produk Perkebunan 1 - 23. Pos Jaga - 1
T O T A L 49 324 373
TM
PDF Editor
Jumlah kendaraan dan peralatan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Jumlah Kendaraan dan Peralatan Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan
No Jenis APBD (Unit) APBN (Unit) KET
1. Kendaraan dan Peralatan 8.862 861
T O T A L 9.723
2.3. Kinerja Pelayanan SKPD
Untuk mendukung keberhasilan pembangunan perkebunan melalui
peningkatan pelayanan SKPD ditentukan seberapa besar realisasi yang dicapai
terhadap target kinerja yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui kinerja
pelayanan SKPD terkait indikator kinerja tugas dan fungsi SKPD dapat dilihat
padaTabel 5.
TM
PDF Editor
Tabel 5. Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan
Target Renstra SKPD Tahun ke
Realisasi Capaian Tahun ke
Rasio Capaian pada SKPD Tahun ke
NO Indikator Kinerja sesuai
Target SPM
Target IKK
INDIKATOR
Tugas dan Fungsi SKPD
LAINNYA
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1
Kontribusi Sektor Perkebunan - -
Produksi & Kualitas Kakao (Ton)
112,500
163,727
171,549
198,414
268,041
110,009
164,443
172,083
196,695
176,587
97.79
100.44
100.31
99.13
65.88
terhadap PDRB
2
Produktivitas Perkebunan per - -
Produksi Komoditas Unggulan
227,251
231,861
237,091
242,790
249,615
227,251
231,861
237,091
213,334
241,706
100.00
100.00
100.00
87.87
96.83
hektar Perkebunan (Ton)
3 Nilai Tukar Petani - -
Luas Areal Tanaman Perkebunan (Ha)
696,634
696,711
718,778
724,274
730,054
696,634
708,307
717,312
723,438
713,036
100.00
101.66
99.80
99.88
97.67
Penyerapan Tenaga Kerja (KK)
993,254
1,004,663
1,015,872
1,027,181
1,038,490
994,113
1,003,745
1,010,367
1,018,993
983,580
100.09
99.91
99.46
99.20
94.71
Pendapatan Petani Berbasis
7,167,700
14,341,637
17,950,997
26,312,871
37,314,834
7,167,700
13,672,449
15,609,563
21,668,840
14,074,695
100.00
95.33
86.96
82.35
37.72
Kakao (Rp)
Volume Ekspor (Ton)
277,300
278,100
279,500
280,200
285,500
277,233
214,174
196,848
214,186
93,207
99.98
77.01
70.43
76.44
32.65
Nilai Ekspor (US$)
385,579,000
450,863,660
526,147,744
580,329,885
600,045,758
383,579,576
425,619,717
526,658,696
642,558,000
222,737,153
99.48
94.40
100.10
110.72
37.12
TM
PDF Editor
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa capaian kinerja
pelayanan SKPD terkait indikator yang meliputi produksi dan kualitas
kakao,produksi komoditi unggulan perkebunan, luas areal, penyerapan tenaga
kerja,pendapatan petani berbasis kakao dan volume ekspor serta nilai ekspor
cukup baik dengan rasio capaian rata-rata mendekati 1 atau 100 %.
Selanjutnya kinerja yang menunjukkan capaiannya rendah adalah pada indikator
produksi kakao yang rasionya hanya 0,66 atau 66% pada tahun ke 5. Akibatnya
indikator lainnya seperti pendapatan yang diperoleh dari berbasis kakao, volume
dan nilai ekspor juga berpengaruh. Penyebab dari rendahnya produksi kakao
pada tahun ke 5 adalah selain adanya anomali iklim, juga masih adanya
serangan OPT serta kegiatan gernas kakao melalui peremajaan dan rehabilitasi
yang membutuhkan waktu yang cukup panjang 2-3 tahun untuk nampak hasil
produksinya, selain itu peran petani wanita tani belum optimal diikutsertakan
dalam proses peningkatan produksi dan produktivitas hasil perkebunan .
Capaian kinerja pelayanan yang dimaksud tersebut sangat ditentukan
keberhasilannya dari dukungan pembiayaan untuk pelaksanaan pembangunan
perkebunan.
Untuk produksi komoditas unggulan lainnya selain kakao seperti kopi,
jambu mete, lada, cengkeh, tebu, kapas, kelapa sawit dan kelapa pada tahun
2008 yang ditargetkan 227.251 ton telah mencapai target dan terus mengalami
peningkatan setiap tahun dan pada tahun 2012 telah mencapai 241.706 ton dari
target 249.615 ton. Lebih jauh sasaran produksi komoditi unggulan tahun 2008-
2013 dapat dilihat pada tabel berikut :
TM
PDF Editor
Tabel 6. Sasaran produksi komoditi unggulan tahun 2008-2013.
NO
KOMODITI
PRODUKSI (TON)
2008 2009 2010 2011 2012
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kakao
Kopi
Jambu Mete
Lada
Cengkeh
Tebu
Kapas
Kelapa Sawit
Kelapa
J U M L A H
112.500
34.297
24.766
6.700
21.704
29.210
1.416
28.007
81.151
339.751
163.727
34.655
25.014
6.765
21.978
29.500
1.735
28.820
83.394
395.588
171.549
36.152
25.264
6.802
22.155
30.650
1.820
29.135
85.113
408.640
198.414
38.290
25.960
6.880
22.420
30.850
1.860
29.330
87.200
441.204
268.041
41.390
26.720
7.120
22.650
31.200
1.875
29.550
89.110
517.656
Dari sasaran produksi komoditi unggulan setiap tahunnya tersebut, telah
dicapai produksi yang cukup menggembirakan, namun komoditi kakao belum
optimal, karena sedang dilakukan pemulihan produksi melalui kegiatan
peremajaan,rehabilitasi dan intensifikasi dari fasilitasi Gernas kakao. Selain
itu,juga dari penyediaan bibit kakao sambung pucuk melalui fasilitasi APBD.
Realisasi produksi yang dicapai dari sasaran yang ingin dicapai 5 tahun terakhir
dapat dilihat pada tabel berikut.
TM
PDF Editor
Tabel 7. Realisasi produksi komoditi unggulan tahun 2008-2012
NO
KOMODITI
PRODUKSI (TON)
2008 2009 2010 2011 2012
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kakao
Kopi
Jambu Mete
Lada
Cengkeh
Tebu
Kapas
Kelapa Sawit
Kelapa
J U M L A H
110.009
31.713
24.437
6.665
21.083
34.774
1.133
14.317
95.589
339.720
163.001
31.121
24.420
6.365
18.685
29.418
1.724
15.546
88.296
378.576
172.083
35.545
19.773
5.811
16.385
30.551
1.816
16.542
83.565
382.071
196.695
29.726
16.942
4.647
9.135
19.210
1.180
23.895
82.045
383.475
175.813
32.066
18.481
5.083
14.984
33.155
1.831
30.400
77.497
389.310
Untuk melihat lebih jauh anggaran yang diperoleh terhadap kebutuhan
pembangunan perkebunan 5 tahun terakhir dan realisasi penyerapannya dapat
dilihat pada Tabel 8.
TM
PDF Editor
Tabel 6. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan
Anggaran Pada Tahun ke Realisasi Anggaran pada Tahun ke Rasio antara realisasi dan Anggaran tahun ke
Rata-rata Pertumbuhan
Uraian
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Anggar
an Realis
asi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Pendapatan Daerah 350,000,000
947,000,000
1,150,000,000
1,525,000,000
2,200,000,000
444,758,774
1,000,867,072
1,257,196,213
1,699,898,630 2,439,468,004
127.07
105.69
109.32
111.47
110.88
528.57
448.49
Pendapatan Asli Daerah 350,000,000
947,000,000
1,150,000,000
1,525,000,000
2,200,000,000
444,758,774
1,000,867,072
1,257,196,213
1,699,898,630 2,439,468,004
127.07
105.69
109.32
111.47
110.88
528.57
448.49
Hasil Retribusi Daerah 350,000,000
947,000,000
1,150,000,000
1,525,000,000
2,200,000,000
444,758,774
1,000,867,072
1,257,196,213
1,699,898,630 2,439,468,004
127.07
105.69
109.32
111.47
110.88
528.57
448.49
Belanja Daerah 16,925,272,292
22,247,050,273
27,831,161,145
31,006,273,07
8
36,615,309,020
16,450,467,681 21,108,875,576 26,767,990,082
30,442,248,277
36,381,657,806 97.19
94.88
96.18
98.18
99.36
116.34 121.16
Belanja Tidak Langsung
8,632,870,201
10,098,672,273
11,313,661,145
13,201,603,078
15,179,578,038
8,576,490,731 9,883,949,572
10,898,447,422
12,878,969,381
15,155,372,091 99.35
97.87
96.33
97.56
99.84
75.83 76.71
Belanja Pegawai 8,632,870,201
10,098,672,273
11,313,661,145
13,201,603,07
8
15,179,578,038
8,576,490,731 9,883,949,572
10,898,447,422
12,878,969,381
15,155,372,091 99.35
97.87
96.33
97.56
99.84
75.83 76.71
Belanja Langsung 8,292,402,091
12,148,378,000
16,517,500,000
17,804,670,00
0
21,435,730,982
7,873,976,950 11,224,926,004 15,869,542,660
17,563,278,896
21,226,285,715 94.95
92.40
96.08
98.64
99.02
158.50 169.58
Belanja Pegawai 1,414,610,000
591,425,000
685,840,000
863,830,000
1,125,055,000
1,372,880,000 580,887,000
678,324,000
858,305,000
1,077,580,750 97.05
97.72
98.90
99.36
95.78
(20.47)
(21.51)
Belanja Barang dan Jasa
6,413,232,091
10,965,810,100
15,717,360,000
16,049,840,000
20,113,675,982
6,053,106,950 10,054,224,004 15,077,018,660
15,818,265,896
19,959,274,965 94.38
91.69
95.93
98.56
99.23
213.63 229.74
Belanja Modal 464,560,000
591,142,900
114,300,000
891,000,000
197,000,000
447,990,000
589,815,000
114,200,000
886,708,000
189,430,000
96.43
99.78
99.91
99.52
96.16
(57.59)
(57.72)
TM
PDF Editor
Pada tabel tersebut menunjukkan anggaran dan realisasi pendanaan
pelayanan SKPD pada Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan
bahwa rasio antara realisasi dan anggaran pada setiap tahunnya menunjukkan rata-
rata sangat baik yang mencapai rasio 99% bahkan melebihi 100%. Kegiatan yang
menunjukkan melebihi diatas 100% adalah pendapatan asli daerah yang dihimpun
melalui hasil retribusi daerah dari sumber pengelolaan kebun bibit dinas dan
sertifikasi benih perkebunan. Pada tabel tersebut juga menunjukkan bahwa belanja
daerah baik belanja tidak langsung maupun belanja langsung terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun yang artinya bahwa pembangunan perkebunan di
Sulawesi Selatan mengalami peningkatan.
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan S KPD
Analisis Renstra Kementrian / Lembaga (K/L) dan Renstra SKPD
- Untuk Provinsi
Analisis Renstra K/L dan SKPD kabupaten/kota (yang masih
berlaku) ditujukan untuk menilai keserasian, keterpaduan, sinkronisasi,
dan sinergitas pencapaian sasaran pelaksanaan Renstra SKPD provinsi
terhadap sasaran Renstra K/L dan Renstra SKPD kabupaten/kota sesuai
dengan urusan yang menjadi kewenangan masing-masing SKPD.
Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi :
a. Apakah capaian sasaran pelaksanaan Renstra SKPD provinsi
telah berkontribusi terhadap pencapaian sasaran Renstra K/L
dan Renstra SKPD kabupaten/kota dan;
TM
PDF Editor
b. Apakah tingkat capaian kinerja Renstra SKPD provinsi melebihi
/sama/ kurang dari sasaran Renstra K/L atau rata-rata
Kabupaten/kota.
Jika tingkat capaian kinerja Renstra SKPD provinsi melebihi sasaran
Renstra K/L atau rata-rata kabupaten/kota , maka hal ini menunjukkan
bahwa kinerja SKPD sudah baik secara nasional dan regional.
Sedangkan jika lebih rendah, maka hal ini mengindikasikan bahwa SKPD
tersebut memiliki permasalahan dalam penyelenggaraan pelayanannya,
seperti dalam perencanaan program, kegiatan dan pendanaan , sumber
daya dan penyelenggaraan pelayanan, proses/ prosedur/ mekanisme
pelayanan, dan strategi/ kebijakan pelayanan yang ditempuh.
Terhadap keterkaitan Renstra yang dimaksud maka selanjutnya
dapat dikomparasi capaian sasaran Renstra SKPD Provinsi dengan
sasaran Renstra SKPD kabupaten/kota dan Renstra kementrian lembaga
yang dapat dilihat pada Tabel 7.
TM
PDF Editor
Tabel 7 : Komparasi Capaian Sasaran Renstra SKPD Provinsi terhadap sasaran Renstra SKPD Kabupaten/Kota dan Renstra K/L
No
Indikator Kinerja
Capaian Sasaran Renstra SKPD
Provinsi
Sasaran pada Renstra
Kabupaten/Kota
Sasaran pada Renstra K/L
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Produksi & Kualitas Kakao 300.000 Ton (-) (-)
2. Produksi Komoditas Unggulan 258.960 Ton (-) (-)
Perkebunan pada 9 komoditi
3. Luas areal Tanaman Perkebunan 740.000 Ha (-) (-)
4. Penyerapan Tenaga Kerja 1.049.800 KK (-) (-)
5. Perolehan Devisa melalui Pening- 300.000 Ton (-) (-)
Katan Volume Ekspor Perkebunan
6. Pendapatan Petani Perkebunan Rp. 50.000.000/Ha (-) (-)
Berbasis Kakao
7. Simpanan Petani Perkebunan minimal
Rp. 5.000.000/Ha (-) (-)
- Untuk Kabupaten/ Kota
Analisis Renstra K/L dan SKPD Provinsi (yang masih berlaku)
ditujukan untuk menilai keserasian, keterpaduan, sinkronisasi, dan
sinergitas pencapaian sasaran pelaksanaan Renstra SKPD
Kabupaten/Kota terhadap sasaran Renstra K/L dan Renstra SKPD
Provinsi sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing SKPD. Analisis
ini dilakukan untuk mengidentifikasi :
c. Apakah capaian sasaran pelaksanaan Renstra SKPD
Kabupaten/Kota telah berkontribusi terhadap pencapaian
sasaran Renstra SKPDProvinsi dan Renstra K/L; dan
TM
PDF Editor
d. Apakah tingkat capaian kinerja Renstra SKPD Kabupaten/Kota
melebihi/sama/kurang dari sasaran Renstra SKPD Provinsi atau
Renstra K/L.
Jika tingkat capaian kinerja Renstra SKPD kabupaten/kota melebihi
sasaran Renstra K/L dan Renstra SKPD provinsi, maka hal ini
menunjukkan bahwa kinerja SKPD sudah baik secara nasional/provinsi.
Sedangkan jika lebih rendah, maka hal ini mengindikasikan bahwa SKPD
tersebut memiliki permasalahan dalam penyelenggaraan pelayanannya,
seperti dalam perencanaan program, kegiatan dan pendanaan, sumber
daya penyelenggaraan pelayanan, proses/prosedur/mekanisme
pelayanan, dan strategi/ kebijakan pelayanan yang ditempuh.
ditempuh.
Terhadap keterkaitan Renstra yang dimaksud maka selanjutnya
dapat dikomparasi capaian sasaran Renstra SKPD kabupaten/ kota
dengan sasaran Renstra SKPD provinsi dan Renstra kementrian lembaga
yang dapat dilihat pada Tabel 8.
TM
PDF Editor
Tabel 8 : Komparasi Capaian Sasaran Renstra SKPD Kabupaten/Kota terhadap sasaran Renstra SKPD Provinsi dan Renstra K/L
No
Indikator Kinerja
Capaian Sasaran Renstra SKPD
Kabupaten/Kota
Sasaran pada Renstra SKPD Provinsi
Sasaran pada
Renstra K/L (1) (2) (3) (4) (5)
1. Produksi & Produktivitas Komoditi Perkebunan
(-) Produksi & Kualitas Kakao (-)
2. Jumlah Sarana Pengolahan (-) Produksi Komoditas Unggulan Perkebunan pada 9 komoditi
(-)
3. Pembinaan & Peningkatan Mutu
(-) Luas areal Tanaman Perkebunan (-)
Penyerapan Tenaga Kerja (-)
Perolehan Devisa melalui Peningkatan Volume Ekspor Perkebunan
(-)
Pendapatan Petani Perkebunan Berbasis Kakao
(-)
Simpanan Petani Perkebunan minimal
(-)
2. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
administratif dan/ atau aspek fungsional. Sedangkan kawasan adalah wilayah
yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya.
Telaahan rencana tata ruang wilayah ditujukan untuk mengidentifikasi
implikasi rencana struktur dan pola ruang terhadap kebutuhan pelayanan SKPD.
Dibandingkan dengan struktur dan pola ruang eksisting maka SKPD dapat
mengidentifikasi arah (geografis) pengembangan pelayanan, perkiraan
kebutuhan pelayanan, dan prioritas wilayah pelayanan SKPD dalam lima tahun
TM
PDF Editor
mendatang. Dikaitkan dengan indikasi program pemanfaatan ruang jangka
menengah dalam RTRW, SKPD dapat menyusun rancangan program beserta
targetnya yang sesuai dengan RTRW tersebut.
Untuk itu, dalam penalaahan RTRW, aspek yang perlu ditelaah adalah :
1. Rencana struktur tata ruang;
2. Struktur tata ruang saat ini;
3. Rencana pola ruang;
4. Pola ruang saat ini; dan
5. Indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah;
Untuk hasil telaahan Struktur ruang wilayah provinsi/ kabupaten/ kota
dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 : Hasil telaahan struktur ruang wilayah provinsi/ kabupaten/kota.
No
Rencana Struktur Ruang
Struktur Ruang Saat ini
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang
pada Periode Perencanaan
Berkenaan
Pengaruh Rencana Struktur Ruang
Terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD
Arahan Lokasi Pengembangan
Pelayanan SKPD
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Terbatasnya Pengoptimalan Lahan untuk mendukung pengembangan komoditi perkebunan
Disebabkan Ketersediaan Unsur hara yang Terbatas akibat penggunan lahan yang tidak berimbang
1. Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan
Pemanfaatan sumber daya lahan
Kawasan sentra komoditi unggulan
perkebunan
2. Penyediaan sarana dan prasarana
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil
Berdasarkan analisa RT/RW Provinsi Sulawesi Selatan tentang rencana
pengembangan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis, maka selanjutnya
dapat dijabarkan lebih lanjut pola ruang wilayah provinsi Sulawesi Selatan yang
dapat dilihat pada Tabel 10.
TM
PDF Editor
Tabel 10. Hasil Telaahan Pola Ruang Wilayah Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan
No
Rencana Pola Ruang
Pola Ruang Saat ini
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang
pada Periode Perencanaan
Berkenaan
Pengaruh Rencana Pola Ruang Terhadap Kebutuhan Pelayanan
SKPD
Arahan Lokasi Pengembangan
Pelayanan SKPD
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pengembangan Kawasan Komoditi Perkebunan
- Rehabilitasi dan Revitalisasi kawasan
1. Peningkatan produksi dan produktivitas Tanaman perkebunan
Pemanfaatan sumber Lahan
Kawasan sentra komoditi unggulan perkebunan
- Pengoptimalan lahan
2. Penyediaan sarana dan prasarana
- Konservasi lahan & Air
3. Peningkatan pasca Panen dan pengolahan Hasil
3. Analisis Terhadap Dokumen Hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
sesuai dengan Pelayanan SKPD
Kajian lingkungan hidup strategis , yang selanjutnya disingkat KLHS
adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/ atau kebijakan, rencana,
dan/atau program.
TM
PDF Editor
KLHS memuat kajian antara lain :
1) Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk
pembangunan;
2) Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup;
3) Kinerja layanan/ jasa ekosistem;
4) Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;
5) Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim ; dan
6) Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati;
Hasil KLHS menjadi dasar bagi kebijakan, rencana dan/ atau program
pembangunan dalam suatu wilayah. Apabila hasil KLHS menyatakan bahwa daya
dukung dan daya tampung sudah terlampaui, maka :
1. Kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan tersebut wajib
diperbaiki sesuai dengan rekomendasi KLHS; dan
2. Segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung daya
tampung lingkungan hidup tidak diperbolehkan lagi.
Dengan mempertimbangkan fungsi KLHS tersebut maka analisis terhadap
dokumen hasil KLHS ditujukan untuk mengidentifikasi apakah ada program dan
kegiatan pelayanan SKPD provinsi dan kabupaten/kota yang berimplikasi negarif
terhadap lingkungan hidup. Jika ada program dan kegiatan pelayanan SKPD
provinsi dan kabupaten/kota yang berimplikasi negatif terhadap lingkungan hidup,
maka program dan kegiatan tersebut perlu direvisi agar sesuai dengan
rekomendasi KLHS.
TM
PDF Editor
Selanjutnya hasil analisis KLHS Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi
Selatan dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Hasil analisis terhadap dokumen KLHS Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan.
No
Aspek Kajian
Ringkasan KLHS
Implikasi terhadap Pelayanan SKPD
Catatan bagi Perumusan
Program dan Kegiatan SKPD
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Kapasitas daya dukung dan daya Tampung lingkungan hidup untuk Pembangunan
- Meningkatnya degradasi lahan
- Banjir dan Erosi di musim hujan Serta kekeringan di musim kemarau
- Akibat penggunaan pestisida yang kurang bijaksana menyebabkan Meningkatnya serangan OPT akibat Resistensi terhadap pestisida kimia, Resurgensi, munculnya hama baru, Tercemarnya lingkungan hidup, Binatang ternak bahkan manusia
- Mensosialisasikan kepada petani perkebunan tentang teknik konservasi lahan & air
- Meningkatkan penggunaan pupuk organik untuk memperbaiki struktur dan tekstur tanah
- Mensosialisasikan prinsip PHT dalam upaya pengendalian OPT utamanya penggunaan biopestisida
1. Peningkatan produksi dan produktivitas Tanaman Perkebunan
2. Penyediaan Sarana dan Prasarana
3. Peningkatan pasca Panen dan Pengolahan Hasil
Dari hasil telaahan terhadap renstra kementrian, renstra kabupaten/kota dan
renstra provinsi, rencana tata ruang wilayah provinsi Sulawesi Selatan serta kajian
lingkungan hidup strategis, maka pembangunan perkebunan di Sulawesi Selatan
dihadapkan beberapa tantangan dan peluang dalam pengembangannya.
Beberapa tantangan yang dihadapi :
� Produksi dan produktivitas belum optimal
� Sumber daya lahan cenderung mengalami degradasi
� penggunaan pestisida yang tidak tepat menyebabkan tingginya serangan
TM
PDF Editor
OPT
� Umur tanaman umumnya sudah tua dan tidak produktif.
� Penggunaan benih asalan
� Banjir dan erosi di musim hujan serta kekeringan di musim kemarau.
� Pemanfaatan wanita tani belum optimal diikutsertakan dalam proses
peningkatan Produksi hasil perkebunan
Adapun peluang yang dimiliki dalam rangka pembangunan perkebunan
antara lain :
- Meningkatnya penggunaan pupuk organik untuk memperbaiki struktur dan
tekstur tanah.
- Konsepsi metode PHT dalam upaya pengendalian OPT utamanya
penggunaan biopestisida.
- Konsepsi dan metode tentang teknik konservasi lahan dan air.
- Peluang kegiatan peremajaan, rehabilitasi dan intensifikasi tanaman
perkebunan.
- Jumlah petani perempuan dipedesaan cukup besar, dengan pelatihan tehnis
perkebunan yang diberikan akan meningkatkan nilai tambah terhadap hasil
perkebunan.
TM
PDF Editor
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan tugas dan fungsi Pelayanan
SKPD
Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat
menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk
melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu
yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas
pembangunan,dapat dioperasionalkan dan secara moral serta etika birokratis
dapat dipertanggungjawabkan.
Perencanaan pembangunan antara lain dimaksudkan agar layanan SKPD
senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan dan aspirasi
pengguna layanan.Oleh karena itu,perhatian kepada mandat dari masyarakat
dan lingkungan eksternalnya merupakan perencanaan dari luar ke dalam yang
tidak boleh diabaikan.
Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD adalah kondisi atau
hal yang harus diperhatikan atau di kedepankan dalam perencanaan
pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi SKPD di masa datang.
Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila
tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau
sebaliknya,dalam hal tidak dimanfaatkan,akan menghilangkan peluang untuk
meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.
TM
PDF Editor
Suatu isu strategis bagi SKPD diperoleh baik berasal dari analisis internal
berupa identifikasi permasalahan pembangunan maupun analisis eksternal
berupa kondisi yang menciptakan peluang dan ancaman bagi SKPD di masa
lima tahun mendatang.
Informasi yang diperlukan dalam perumusan isu-isu strategis berdasarkan
tugas dan fungsi, yaitu hasil analisis gambaran pelayanan SKPD, renstra K/L
dan renstra SKPD provinsi/kabupaten/kota,telaahan RTRW serta analisis KLHS.
Berdasarkan informasi tersebut dapat diuraikan identifikasi permasalahan
seperti dapat dilihat pada Tabel 12.
TM
PDF Editor
Tabel 12. Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi SKPD
Aspek Kajian
Capaian/Kondisi
Saat ini
Standar yang
digunakan
Faktor yang mempengaruhi Permasalahan Pelayanan SKPD
INTERNAL (KEWENANGAN
SKPD)
EKTERNAL (DILUAR KE WENANGAN SKPD)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1.Pencapaian kinerja pelayanan
1.Pada umumnya kinerja yang dicapai dari indikator,produksi, luas areal,penyerapan tenaga kerja,pendapatan,volume dan nilai ekspor cukup menggembirakan.meskipun masih ada komoditi yang belum optimal
1.Target produksi,luas areal,penyerapan tenaga kerja,pendapatan,volume dan nilai ekspor pada 5 tahun terakhir
1.Pembinaan peningkatan produksi dan produktivitas kakao
1.Harga yang fluktuatif
2.liberalisasi pasar global
3.Penganggaran yang terbatas
1.Produksi kakao belum optimal,menyebabkan pendapatan dan volume ekspor belum optimal
2.Renstra K/L,Renstra SKPD Prov dan Renstra kab/kota
2.Kesesuaian renstra K/L,SKPD Provinsi dan kabupaten belum sejalan
2. Sasaran pada masing-masing renstra K/L,provinsi dan kabupaten
2.Sasaran pada renstra provinsi
2.Sasaran pada renstra K/L,dan kabupaten
2.Fokus pengembangan komoditi belum optimal sejalan K/L,Provinsi dan kabupaten
3.Telaahan RTRW
3.Pengoptimalan lahan dan pengembangan kawasan sudah berjalan,namun belum optimal
3.RTRW, penetapan kawasan
3.Pembinaan dalam rangka pengoptimalan lahan
3.kawasan hutan lindung dan lainnya
3. Belum optimalnya pemanfaatan lahan
4.Hasil analisis KLHS
4.lahan perkebunan bagian dari sumber daya alam yang dapat diperbarui,kondisinya mudah mengalami kerusakan atau degradasi.Kerusakan lahan akibat kehilangan unsur hara dan bahan organik,kelebihan air,erosi dll
4.Teknik dan metode konservasi lahan dan air, prinsip PHT dalam pengendalian OPT terutama biopestisida dan penggunaan pupuk organik untuk memperbaiki struktur dan tekstur tanah.
4.Pembinaan konservasi lahan dan air, pengendalian OPT
4. BMKG dan Litbang
4.Meningkatnya degradasi lahan,banjir dan erosi, penggunaan pestisida yang tidak tepat menyebabkan meningkatnya serangan OPT
TM
PDF Editor
Selanjutnya, dianalisis isu-isu strategis yang berhubungan atau
mempengaruhi SKPD dari faktor –faktor eksternal lainnya yang dapat dilihat pada
Tabel 13.
Tabel 13. Identifikasi isu-isu strategis (lingkungan eksternal)
No
Isu Strategi
Dinamika internasional Dinamika Nasional Dinamika Regional/lokasi Lain-lain
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Liberalisasi pasar global Pengembangan komoditas unggulan nasional
Produksi dan produktivitas -
2 Isu mutu produk Penerapan teknologi budidaya dan pemuliaan terapan
Peningkatan nilai tambah -
3 Isu lingkungan Pengembangan sistem informasi
Penguatan kelembagaan -
4 Isu pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup berkelanjutan
Peran pelaku usaha
Penyediaan sarana dan prasarana serta permodalan
-
5. Isu Gender Peningkatan pemanfaatan tenaga kerja wanita
Tersedianya tenaga kerja wanita
3.2. Telaahan Visi,Misi dan Program Kepala Daerah d an wakil Kepala Daerah
Terpilih
Menelaah visi,misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah
terpilih ditujukan untuk memahami arah pembangunan yang akan dilaksanakan
TM
PDF Editor
selama kepemimpinan kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih dan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan SKPD yang
dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala
daerah tersebut.
Hasil identifikasi tentang faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan
SKPD yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil
kepala daerah terpilih ini juga akan menjadi input bagi perumusan isu-isu strategis
pelayanan SKPD. Dengan demikian, isu-isu yang dirumuskan tidak saja
berdasarkan tinjauan terhadap kesenjangan pelayanan, tetapi juga berdasarkan
kebutuhan pengelolaan faktor-faktor agar dapat berkontribusi dalam pencapaian visi
dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih.
Selanjutnya untuk melihat faktor penghambat dan pendorong pelayanan SKPD
terhadap pencapaian visi,misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah
dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Faktor Penghambat Dan Pendorong Pelayanan SKPD Terhadap Pencapaian Visi,Misi Dan Program Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah
Visi : Sulawesi Selatan sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional dan Simpul Jejaring Akselerasi Kesejahteraan pada Tahun 2018
No Misi dan Program KDH dan Wakil KDH terpilih
Permasalahan Pelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Meningkatkan kualitas kemakmuran ekonomi,kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan(Misi 2)
1.Produksi kakao belum optimal,menyebabkan pendapatan dan volume ekspor belum optimal
2.Fokus pengembangan
1. .anomali iklim,serangan OPT,tanaman sudah tua dan
1. .Dukungan pemerintah pusat(gernas kakao),komitmen pemprov terhadap
TM
PDF Editor
Program 1. Peningkatan Produksi,produktivitas tanaman perkebunan
Program 2. Peningkatan Pasca panen dan pemasaran hasil perkebunan
komoditi belum optimal sejalan K/L,Provinsi dan kabupaten
3.Belum optimalnya pemanfaatan lahan
4.meningkatnya degradasi lahan,banjir dan erosi, penggunaan pestisida yang tidak tepat menyebabkan meningkatnya serangan OPT
5.Pemanfaatan tenaga kerja wanita dipedesaan belum maksimal
tidak produktif
2.Mutu hasil perkebunan masih belum optimal
3.harga komoditi perkebunan fluktuatif
4. Pengolahan lahan dan air belum mengikuti
kaidah-kaidah konservasi
5.-Masih kuatnya budaya patriarkhi dimasyarakat petani yang memandang perempuan lebih cocok didomestik dibandingkan di kebun.
-Rendahnya pengetahuan tenaga penyuluh lapangan di kab/kota tentang pentingnya kesetaraan gender dalam peningkatan produksi hasil perkebunan
program prioritas
2.Permintaan pasar domestik dan luar negeri
3.Potensi lahan dan agroekosistem
4.Ketersediaan teknologi
5.Peningkatan sumber daya manusia untuk wanita tani melalui pelatihan tehnis/ sosialiasi komoditi perkebunan.
TM
PDF Editor
3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra
Selanjutnya berdasarkan hasil analisis terhadap renstra K/L dan renstra
SKPD perlu diketahui faktor-faktor baik yang bersifat menghambat maupun yang
bersifat mendorong yang akan mempengaruhi penanganan permasalahan yang
telah diidentifikasi dan dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Permasalahan Pelayanan SKPD Provinsi/Kabupaten/kota berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya. No Sasaran Jangka
Menengah Renstra K/L
Permasalahan Pelayanan SKPD Provinsi/Kabupaten/Kota
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Meningkatnya produksi,produktivitas dan mutu tanaman perkebunan yang berkelanjutan
1.Produksi kakao belum optimal,menyebabkan pendapatan dan volume ekspor belum optimal
2.Fokus pengembangan komoditi belum optimal sejalan K/L,Provinsi dan kabupaten
3.Belum optimalnya pemanfaatan lahan
4.meningkatnya degradasi lahan,banjir dan erosi, penggunaan pestisida yang tidak tepat menyebabkan meningkatnya serangan OPT
1.anomali iklim,serangan OPT,tanaman sudah tua dan tidak produktif
2.Mutu hasil perkebunan masih belum optimal
3.harga komoditi perkebunan fluktuatif
1.Dukungan pemerintah pusat(gernas kakao),komitmen pemprov terhadap program prioritas
2.Permintaan pasar domestik dan luar negeri
3.Potensi lahan dan agroekosistem
4.Ketersediaan teknologi
2. Meningkatnya luas areal
Lahan belum termanfaatkan secara optimal
Alih fungsi pemanfaatan lahan,dan adanya kawasan hutan
Potensi areal masih dapat termanfaatkan
3. Penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana
Belum optimal dalam dukungan sarana dan prasarana
Akses permodalan belum maksimal
Dukungan pemerintah terhadap penyediaan sarana dan prasarana
4. Meningkatnya nilai tambah,daya saing,industri hilir,pemasaran dan ekspor
Mutu produk hasil perkebunan masih rendah dan masih terbatasnya sarana pengolahan
Rangsangan harga yang diperoleh petani tidak signifikan antara yang difermentasi dengan tidak fermentasi
Berkembangnya industri pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah
5. Meningkatnya tenaga kerja wanita dalam budidaya tanaman perkebunan
1.Pengetahuan /keterampilan wanita tani masih rendah/ minim
1.Wanita tani masih minim diikutsertakan dalam budidaya tanaman perkebunan
2. Budaya yang
1.Memberikan peluang ke wanita tani untuk ikut serta dalam pelatihan tehnis komoditi perkebunan
TM
PDF Editor
masih berkembang di masyarakat pedesaan bahwa perempuan lebih baik dirumah ketimbang di kebun.
Permasalahan Pelayanan SKPD Provinsi/Kabupaten/kota berdasarkan
Sasaran Renstra SKPD Kabupaten/Kota beserta faktor Penghambat dan
Pendorong Keberhasilan Penanganannya. Dapat dilihat pada Tabel 15 dan 16..
Tabel 15. Permasalahan Pelayanan SKPD Provinsi/Kabupaten/kota berdasarkan Sasaran Renstra SKPD Kabupaten/Kota beserta faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya.
No Sasaran Jangka Menengah Renstra
SKPD/Kabupaten/kota
Permasalahan Pelayanan SKPD
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
1
2
3.
Produksi dan produktivitas
Mutu hasil perkebunan
Sarana pengolahan hasil
1.Produksi kakao belum optimal,menyebabkan pendapatan dan volume ekspor belum optimal
2.Fokus pengembangan komoditi belum optimal sejalan K/L,Provinsi dan kabupaten
3.Belum optimalnya pemanfaatan lahan
4.meningkatnya degradasi lahan,banjir dan erosi, penggunaan pestisida yang tidak tepat menyebabkan meningkatnya serangan OPT
1.Anomali iklim,serangan OPT,tanaman sudah tua dan tidak produktif
2.Mutu hasil perkebunan masih belum optimal
3.Harga komoditi perkebunan fluktuatif
1.Dukungan pemerintah pusat(gernas kakao),komitmen pemprov terhadap program prioritas
2.Permintaan pasar domestik dan luar negeri
3.Potensi lahan dan agroekosistem
4.Ketersediaan teknologi
TM
PDF Editor
Tabel 16 : Permasalahan Pelayanan SKPD Provinsi/Kabupaten/kota
berdasarkan Sasaran Renstra SKPD Provinsi beserta faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya.
No
Sasaran Jangka Menengah
Renstra SKPD Provinsi
Permasalahan Pelayanan SKPD
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
1
2
3
4.
Produksi dan produktivitas
Luas areal
Penyerapan tenaga kerja
Volume dan nilai ekspor
1. Produksi kakao belum optimal,menyebabkan pendapatan dan volume ekspor belum optimal
2. Fokus pengembangan komoditi belum optimal sejalan K/L,Provinsi dan kabupaten
3. Belum optimalnya pemanfaatan lahan
4.meningkatnya degradasi lahan,banjir dan erosi, penggunaan pestisida yang tidak tepat menyebabkan meningkatnya serangan OPT
1. Anomali iklim,serangan OPT,tanaman sudah tua dan tidak produktif
2. Mutu hasil perkebunan masih belum optimal
3. Harga komoditi perkebunan fluktuatif
1.Dukungan pemerintah pusat(gernas kakao),komitmen pemprov terhadap program prioritas
2.Permintaan pasar domestik dan luar negeri
3.Potensi lahan dan agroekosistem
4.Ketersediaan teknologi
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
Untuk Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis dilakukan hal yang sama pada sebelumnya yaitu telaahan Renstra K/L dan
Renstra. Untuk permasalahan pelayanan SKPD berdasarkan telaahan Rencana
TM
PDF Editor
Tata Ruang Wilayah beserta faktor penghambat dan pendorong keberhasilannya
dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Permasalahan Pelayanan SKPD Berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Beserta Faktor Penghambat Dan Pendorong Keberhasilannya.
No.
Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas
dan Fungsi SKPD
Permasalahan Pelayanan
SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
(1) Pengoptimalan Lahan dan Pengembangan Kawasan
Belum Optimalnya Pemanfaatan Lahan
Daya Dukung Lahan
Penerapan Metode Konservasi Lahan dan Air
Demikian pula selanjutnya dilakukan hal yang sama pada hasil telaahan
terhadap KLHS dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Hasil Telaahan Terhadap KLHS
No.
Hasil KLHSTerkait Tugas dan Fungsi
SKPD
Permasalahan Pelayanan
SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
Lahan Perkebunan sebagai bagian dari sumber daya alam kondisinya mudah mengalami kerusakan, degradasi dan kehilangan unsur hara
Meningkatnya Degradasi Lahan, Banjir dan Erosi serta Penggunaan Pestisida yang kurang Bijaksana
Pola Usaha tani monokultur
Pembinaan Sistem Pertanian Berkelanjutan dan Metode Pengendfalian OPT secara PHT
3.5. Penentuan Isu - Isu Strategis
Metode penentuan isu – isu strategis pelayanan SKPD dapat dilakukan
dengan menggunakan metode pembobotan dengan caradapat dilihat pada Tabel
19.
TM
PDF Editor
Tabel 19. Skor Kriteria Penentuan Isu Isu Strategis
No. Kriteria Bobot
1. Memiliki pengaruh yang besar terhadap pencapaian sasaran Renstra KL atau Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota
20
2. Merupakan Tugas dan Tanggung Jawab SKPD 10
3. Dampak yang ditimbulkannya terhadap publik 20
4. Memiliki daya ungkit untuk pembangunan daerah 10
6. Kemungkinan atau kemudahannya untuk ditangani 15
6. Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan 25
Total 100
Dari skor kriteria penentuan isu – isu strategis tersebut selanjutnya dilakukan
penilaian isu strategis terhadap kriteria yang telah ditetapkan yang dapat dilihat
pada Tabel 20.
Tabel 20. Nilai Skala Kriteria .
No.
Isu Strategis
Nilai Skala Kriteria ke -
Total Skor 1 2 3 4 5 6
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Liberralisasi pasar global 10 5 10 5 5 10 45
2. Isu Mutu Produk 15 5 10 5 10 15 60
3. Isu Lingkungan 10 5 10 5 10 10 50
4. Isu Pelestarian Sumber daya alam dan lingkungan hidup
10 5 10 10 10 10 55
5. Pengembangan Komoditas Unggulan Nasional
15 10 10 10 10 15 70
6. Penerapan Teknologi Budidaya dan 10 5 10 5 10 10 50
TM
PDF Editor
Terapan
7. Pengembangan Sistem Informasi 10 5 15 5 10 15 60
8. Pelaku Usaha 10 5 10 10 10 10 55
9. Produksi dan Produktifitas 20 10 20 10 15 25 100
10. Kelembagaan Petani 15 10 15 10 15 20 85
11. Nilai Tambah 20 10 20 10 15 20 95
12 Sarana dan Prasarana 20 10 15 10 10 20 85
Dari penilaian isu strategis terhadap kriteria yang telah ditetapkan maka
selanjutnya dapat dihimpun rata-rata skor isu-isu strategis yang dapat dilihat pada
Tabel 21.
Tabel 21. Rata-Rata Skore Isu-Isu Strategis
No. Isu – Isu Strategis Total Skor Rata-Rata Skor
(1) (2) (3) (4)
1. Produksi dan Produktifitas 100 16.67 2. Nilai Tambah 95 15,83 3. Kelembagaan Petani 85 14,16 4. Sarana dan Prasarana 85 14,16 5. Pengembangan Komoditas Unggulan Nasional 70 11,67 6. Pengembangan Sistem Informasi 60 10,00 7. Isu Mutu Produk 60 10,00 8. Isu Pelestarian Sumber daya alam dan
lingkungan hidup 55 9,17
9. Pelaku Usaha 55 9,17 10 Isu Lingkungan 50 8,33 11. Penerapan Teknologi Budidaya dan Terapan 50 8,33 12 Liberralisasi pasar global 45 7,50
TM
PDF Editor
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJA KAN
4.1. Visi dan Misi SKPD
Perumusan visi dan misi jangka menengah SKPD merupakan salah satu
tahap penting penyusunan dokumen Renstra SKPD sebagai hasil dari analisis
sebelumnya. Visi menjelaskan arah atau suatu kondisi ideal di masa depan yang
ingin dicapai berdasarkan kondisi dan situasi yang terjadi saat ini yang menciptakan
kesenjangan antara kondisi saat ini dan masa depan yang ingin dicapai.
Visi dan misi SKPD harus jelas menunjukkan apa yang menjadi cita-cita
layanan terbaik SKPD baik dalam upaya mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah
maupun dalam upaya mencapai kinerja pembangunan daerah pada aspek
kesejahteraan, layanan dan peningkatan daya saing daerah dengan
memperrtimbangkan permasalahan dan isu strategis yang relevan.
Perumusan pokok - pokok visi dan penjelasan visi dapat dilihat pada
Tabel 22.
TM
PDF Editor
Tabel 22. Penyusunan Penjelasan Misi
Visi Pokok Pokok Visi Penjelasan Visi
Terwujudnya Perkebunan Maju , Mandiri Berbasis Komoditi Unggulan Dalam Mendukung Sulawesi Selatan Sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional
Pengembangan Komoditi Unggulan perkebunan
Pencapaian produksi, produktivitas komoditi unggulan perkebunan
Peningkatan nilai tambah melalui peningkatan sarana pengolahan dan pembinaan mutu
Pencapaian jumlah sarana pengolahan, pembinaan mutu
Terbinanya penguatan kelembagaan petani
Terbentuknya dan terbinanya kelompok tani
Tervasilitasinya dukungan sarana dan prasarana
Tersedianya sarana prasarana perkebunan
Selanjutnya visi tersebut dijabarkan lebih lanjut melalui misi SKPD sebagai
upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi SKPD. Rumusan misi dalam
Dokumen Renstra SKPD dikembangkan dengan memperhatikan faktor - faktor
lingkungann strategis baik eksternal maupun internal yang mempengaruhi kekuatan,
kelemahan, peluang dan tantangan pembangunan daerah.
Proses perumusan misi dapat dilihat pada Tabel 23.
TM
PDF Editor
Tabel 23. Perumusan Misi
No.
Visi
Pokok – Pokok Visi Stake Holder Layanan
Misi SKPD Lain Pengguna
Layanan Pelaku
Ekonomi Lainnya
(Ѵ) - (x) - (Ѵ) - (Ѵ) -
1. Terwujudnya Perkebunan Maju , Mandiri Berbasis Komoditi Unggulan Dalam Mendukung Sulawesi Selatan Sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional
Pengembangan Komoditi Unggulan
v Perbankan
menyediakan
vasilitas kredit
1. Mengembangkan Perkebunan yang lebih produktif dan berkualitas melalui pemanfaatan potensi dan penguatan komoditi unggulan;
Peningkatan nilai tambah melalui peningkatan sarana pengolahan dan pembinaan mutu
V Disperindag menvasilitasi penyediaan
industri pengolahan
hasil
2. Mendorong peningkatan nilai tambah produk hasil perkebunan melalui pengembangan sarana pengolahan dan agroindustri
Terbinanya penguatan kelembagaan petani
V Dinas Koperasi dan
UKM melakukan pembinaan
pembentukan koperasi
3. Mendorong penguatan kelembagaan perkebunan untuk meningkatkan akses dan jejaring melalui kerjasama dan kemitraan usaha;
Tervasilitasinya dukungan sarana dan prasarana
V Dinas PSDA penyediaan Jalan Tani,
Pengembangan sumber Air
4. Mengembangkan penyediaan
sarana dan prasarana perkebunan serta peningkatan teknologi untuk mendukung peningkatan produksi dan produktivitas komoditi perkebunan.
TM
PDF Editor
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam
perencanaan pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja
SKPD selama 5 tahun.
Pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD beserta indikator kinarjanya disajikan dalam Tabel 24.
Tabel 24. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan SKPD
NO.
TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR SASARAN
TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-
1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Meningkatkan produktivitas dan kualitas melalui dengan memanfaatkan potensi dan penguatan komoditi unggulan terutama kakao.
Meningkatnya produksi dan produktivitas tanaman perkebunan
1. Volume Produksi (ton)
2. Produktivitas (kg/Ha)
3. Nilai Produksi (Juta)
439.644 1.042 8.571.727
484..386 1.046 9.663.080
545.370 1.066 11.106.647
568.647 1.071 11.797.515
593.951 1.113 12.589.550
2. Meningkatkan nilai tambah dan mutu produk hasil perkebunan melalui penyediaan sarana pengolahan.
Meningkatnya Pasca Panen dan Pema-saran Hasil
1. Unit Pengolahan Hasil (Unit)
2. Volume Ekspor (Ton)
3. Nilai Ekspor (US $)
12 104.619 255.525
15 117.999 289.048
18 139.973 343.716
20 143.442 352.959
23 150.699 372.240
3. Memberdayakan kelembagaan perkebunan agar akses lebih kuat untuk
1. Meningkatnya Penguatan Kelembagaan
1. Jumlah Kelompom Tani (KT)
TM
PDF Editor
menumbuhkan usaha perkebunan melalui jejaring kerjasama dan kemitraan usaha.
Perkebunan
4. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana perkebunan serta peningkatan pemanfaatan teknologi untuk mendukung peningkatan produksi dan produktivitas komoditi perkebunan.
1. Meningkatnya penyediaan saran dan prasarana perkebunan
1. Jumlah Sarana dan Prasarana Perkebunan
4.3. Strategi dan Kebijakan SKPD
Strategi dan kebijakan dalam Renstra SKPD adalah untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD yang
selaras dengan strategi dan kebijakan daerah serta Rencana Program Prioritas dalam rancangan RPJMD.
Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana SKPD mencapai
tujuan dan sasaran dengan efektif dan efisien
Rumusan strategi merupakan pernyataan – pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai
serta selanjutnya dijabarkan dalam serangkaian kebijakan.
TM
PDF Editor
Perumusan strategi membutuhkan kesatuan tujuan untuk mendapatkan kesatuan tindak. Strategi dirumuskan
berdasarkan hasil analisis gambaran pelayanan SKPD, hasil perumusan isu – isu strategis, tujuan dan sasaran jangka
menengah SKPD.
Perumusan strategi pada renstra SKPD dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menyusun alternatif pilihan langkah yang dinilai realistis dapat mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan.
2. Menentukan faktor - faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan ketidakberhasilan dalam mencapai tujuan dan
sasaran yang ditetapkan.
3. Melakukan evaluasi untuk menentukan pilihan langkah yang paling tepat antara lain dengan menggunakan metode
SWOT.
Selanjutnya untuk melihat penentuan alternatif strategi pencapaian indikator sasaran Meningkatnya produksi dan
produktivitas tanaman perkebunan dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25. Penentuan Alternatif Strategi Pencapaian Indikator sasaran Meningkatnya produksi dan produktivitas tanaman perkebunan
Faktor Eksternal
Peluang :
1.Agroekosistem
2.Teknologi
3.Benih unggul
Tantangan :
1.Masih dibawah potensi produksi
2.Anomali iklim
TM
PDF Editor
Faktor Internal
3.Belum optimal dalam memenuhi standar teknis
Kekuatan :
1.Potensi lahan
2.SDM petani
3.Kelembagaan petani
Alternatif Strategi :
Pemanfaan potensi lahan dengan penggunaan teknologi
Alternatif Strategi :
Pemanfaatan potensi lahan dengan memenuhi standar teknis
Kelemahan :
1.Tanaman tua
2. Bahan tanaman asalan
3. Gangguan OPT
4. pemanfaatn wanita
tani masih minim
Alternatif Strategi :
Pemanfaatan teknologi, benih unggul untuk pengendalian OPT, peremajaan/rehabilitasi tanaman dan pemanfaat an tenaga kerja wanita
Alternatif Strategi :
Pemanfaatan potensi tanaman dengan peremajaan/rehabilitasi, Penanganan Gangguan OPT dan penggunaan bahan tanaman unggul dan pemanfaatan tenaga kerja wanita untuk meningkatkan potensi produksi
Selanjutnya untuk melihat penentuan alternatif strategi pencapaian indikator sasaran Meningkatnya Pasca Panen dan
Pemasaran Hasil dapat dilihat pada Tabel 26.
TM
PDF Editor
Tabel 26. Penentuan Alternatif Strategi Pencapaian Indikator sasaran Meningkatnya Pasca Panen dan Pemasaran Hasil
Faktor Eksternal
Faktor Internal
Peluang :
1.Permintaan Pasar
2. Rangsangan Harga dari peningkatan mutu
3. Dukungan Pelaku Usaha
Tantangan :
1.Harga Fluktuatif
2. Liberalisasi perdagangan
3. Daya Saing Komoditas
Kekuatan :
1.Potensi lahan
2.SDM petani
3.Kelembagaan petani
Alternatif Strategi :
Pemanfaan potensi lahan dan komoditi sesuai permintaan pasar
Alternatif Strategi :
Penguatan potensi lahan dan kelembagaan untuk meningkatkan daya saing
Kelemahan :
1. Keterbatasan Akses Teknologi Pasca panen
2. Mutu Produk tidak sesuai standar teknis
3. Keterbatasan bahan baku
Alternatif Strategi :
Pemanfaatan teknologi pasca panen untuk peningkatan mutu.
Alternatif Strategi :
Peningkatan mutu untuk meningkatan daya saing komoditas
TM
PDF Editor
Selanjutnya untuk penentuan strategi berdasarkan pencapaian indikator sasaran dapat dilihat pada Tabel 27.
Tabel 27. Penentuan Strategi Berdasarkan Pencapaian Indikator Sasaran
No. Sasaran Indikator Kinerja sasaran
Strategi
1. Meningkatnya produksi dan produktivitas tanaman perkebunan
1. Volume Produksi (ton)
2. Produktivitas (kg/Ha)
3. Nilai Produksi (Juta)
1. Pemanfaan potensi lahan dengan penggunaan teknologi
2. Pemanfaatan potensi lahan dengan memenuhi standar teknis
3. Pemanfaatan teknologi dan benih unggul untuk pengendalian OPT dan peremajaan/rehabilitasi tanaman.
4. Pemanfaatan potensi tanaman dengan peremajaan/rehabilitasi, Penanganan Gangguan OPT dan penggunaan bahan
TM
PDF Editor
tanaman unggul untuk meningkatkan potensi produksi
2. Meningkatnya Pasca Panen dan Pemasaran Hasil
1. Unit Pengolahan Hasil (Unit)
2. Volume Ekspor (Ton)
3. Nilai Ekspor (US $)
1. Pemanfaan potensi lahan dan komoditi sesuai permintaan pasar
2. Penguatan potensi lahan dan kelembagaan untuk meningkatkan daya saing
3. Pemanfaatan teknologi pasca panen untuk peningkatan mutu.
4. Peningkatan mutu untuk meningkatan daya saing komoditas
Kebijakan adalah pedoman yang wajib dipatuhi dalam melakukan tindakan untuk melaksanakan strategi yang dipilih
agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran. Kebijakan yang dirumuskan harus dapat :
1. Membantu menghubungkan strategi kepada sasaran secara lebih rasional.
2. Memperjelas strategi sehingga lebih spesifik/fokus, konkrit dan operasional
TM
PDF Editor
3. Mengarahkan pemilihan kegiatan bagi program prioritas yang menjadi tugas dan fungsi SKPD yang lebih tepat dan
rasional berdasarkan strategi yang dipilih dengan mempertimbangkan faktor – faktor penentu keberhasilan untuk
mencapai sasaran.
4. Mengarahkan pemilihan kegiatan bagi program prioritas yang menjadi tugas dan fungsi SKPD agar tidak
bertentangan dengan peraturan perundang – undangan dan melanggar kepentingan umum.
Langkah – langkah perumusan kebijakan adalah :
1. Merumuskan rancangan kebijakan dari setiap strategi dengan mempertimbangkan besarnya pengaruh kebijakan
terhadap keberhasilan, implementasi strategi dan keterkaitan langsung dengan pencapaian tujuan dan sasaran
yang ditetapkan.
2. Menguji rumusan rancangan kebijakan apakah dapat menghasilkan pemilihan kegiatan bagi program prioritas yang
menjadi tugas dan fungsi SKPD yang lebih tepat dan rasional berdasarkan strategi yang dipilih dan telah
mempertimbangkan faktor – faktor penentu keberhasilan untuk mencapai sasaran.
3. Menguji apakah rancangan kebijakan tidak bertentangan dengan peraturan perundang - undangan
Untuk melihat tujuan, sasaran dan kegiatan dapat dilihat pada Tabel 28.
Tabel 28. Tujuan, Sasaran Dan Kegiatan
Visi : Terwujudnya Perkebun-an Berbasis Kakao Di Sulawesi Selatan
TM
PDF Editor
Mendukung Pilar Utama Nasional
Misi I : Mengembangkan Perkebunan yang lebih produktif dan berkualitas melalui
pemanfaatan potensi dan penguatan komoditi unggulan berbasis Kakao
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan produktivitas dan kualitas melalui dengan memanfaatkan potensi dan penguatan komoditi unggulan terutama kakao.
Meningkatnya produksi dan produktivitas tanaman perkebunan
1. Pemanfaan potensi lahan dengan penggunaan teknologi
2. Pemanfaatan potensi lahan dengan memenuhi standar teknis
3. Pemanfaatan teknologi dan benih unggul untuk pengendalian OPT dan peremajaan/rehabilitasi tanaman.
4. Pemanfaatan potensi tanaman dengan peremajaan/rehabilitasi, Penanganan Gangguan OPT dan penggunaan bahan tanaman unggul untuk meningkatkan potensi produksi
Peningkatan Produksi Perkebunan
Misi II : Mendorong peningkatan nilai tambah produk hasil perkebunan melalui
pengembangan sarana pengolahan dan agroindustri
Meningkatkan nilai tambah dan mutu produk hasil perkebunan melalui penyediaan sarana pengolahan.
Meningkatnya Pasca Panen dan Pema-saran Hasil
1. Pemanfaan potensi lahan dan komoditi sesuai permintaan pasar
2. Penguatan potensi lahan dan kelembagaan untuk meningkatkan daya saing
3. Pemanfaatan teknologi pasca panen untuk peningkatan mutu.
4. Peningkatan mutu untuk meningkatan daya saing komoditas
Peningkatan nilai tambah dan Mutu Produk
TM
PDF Editor
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KE LOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Program SKPD merupakan program prioritas RPJMD yang sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD. Rencana program
prioritas beserta indikator keluaran program dan PAGU per SKPD sebagaimana tercantum dalam rancangan awal RPJMD,
selanjutnya dijabarkan SKPD ke dalam rencana kegiatan untuk setiap program prioritas tersebut. Pemilihan kegiatan untuk
masing – masing program prioritas ini didasarkan atas strategi dan kebijakan jangka menengah SKPD.
Indikator keluaran program prioritas yang telah ditetapkan tersebut, merupakan indikator kinerja program yang berisi
outcome program. Outcome program merupakan manfaat yang diperoleh dalam jangka menengah untuk beneficiaries tertentu
yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan kegiatan dalam satu program.
Kelompok sasaran adalah pihak yang menerima manfaat langsung dari jenis layanan SKPD. Kegiatan yang dipilih
untuk setiap program prioritas, harus dapat menunjukkan akuntabilitas kinerja sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD.
Rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif dapat dilihat pada Tabel 29.
Tabel 29. Rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif
TM
PDF Editor
BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD
Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD
adalah indikator kinerja yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan
dicapai SKPD dalam 5 tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
Untuk melihat indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan
sasaran RPJMD dapat dilihat pada Tabel 29.
Tabel 29 : Indikator Kinerja SKPD Yang Mengacu Pada Tujuan Dan
Sasaran RPJMD
No.
Indikator Kondisi Kinerja
Pada Awal Periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja pada Akhir Periode
RPJMD Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Volume produksi komoditi unggulan perkebunan (Ton)
391.831 439.644 484.386 545.370 568.647 593.951 593.951
2. Produktivitas komoditi unggulan perkebunan (kg/Ha)
1.038 1.042 1.046 1.066 1.071 1.113 1.113
3. Nilai Produksi Komoditi Unggulan Perkebunan (Juta)
7.473.523 8.571.727 9.663.080 11.106.647 11.797.515 12.589.550 12.589.550
4. Jumlah Unit Pengolahan Hasil
9 12 15 18 20 23 23
5. Volume Ekspor Komoditi Perkebunan (Ton)
98.465 104.619 117.999 139.973 143.442 150.699 150.699
6. Nilai Ekspor Komoditi Perkebunan (US $)
205.198 255.525 289.048 343.716 352.959 372.240 372.240
7. Pelayanan administrasi perkantoran (Kegiatan)
2 2 2 2 2 2 2
8. Kemampuan Kapasitas dan Kinerja SKPD (Kegiatan)
2 2 2 2 2 2 2
9. Penyelenggaraan Perencanaan Pembangunan Perkebunan (Paket)
5 5 5 5 5 5 5
TM
PDF Editor
BAB VII
PENUTUP
1. Rencana Strategis Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan 2013 -
2018 ditetapkan dengan surat Keputusan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi
Sulawesi Selatan . Rencana strategis ini memuat kebijaksanaan dan pokok
rencana pembanguan yang bersifat strategis untuk menjadi acuan
penyusunan rencana kinerja tahunan, pelaksanaan dan pengendalian
rencana pembangunan perkebunan di Provinsi Sulawesi Selatan yang dapat
dipedomani bagi pengelola program aparat Dinas Perkebunan Provinsi
Sulawesi Selatan maupun masyarakat dan pelaku sektor swasta di Wilayah
Provinsi Sulawesi Selatan.
2. Untuk mewujudkan terciptanya visi dan misi Dinas Perkebunan Provinsi
Sulawesi Selatan, maka penjabaran Rencana Startegis secara operasional
dituangkan dalam program dan kegiatan pembangunan perkebunan yang
konkrit, terarah dan transparan dalam RKA-SKPD setiap tahun.
3. Berhasilnya pelaksanaan pembangunan perkebunan, tergantung dari peran
aktif, sikap mental, tekad, semangat dan disiplin serta ketaatan terhadap
peraturan perundangan yang berlaku dari semua pihak baik lembaga
eksekutif, lembaga legislatif, lembaga peradilan dan masyarakat luas serta
dunia usaha. Juga apabila para pemangku kepentingan dapat bekerja
sama,bersinergis untuk mengatasi berbagai masalah dan hambatan yang
ditemui,sehingga pelaksanaan pembangunan perkebunan dapat berjalan
lancar dan memenuhi harapan yang diinginkan.
TM
PDF Editor