RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN...

51
RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN KABINET TAHUN 2010 - 2014 SEKRETARIAT KABINET 2012

Transcript of RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN...

RENCANA STRATEGIS

DEPUTI BIDANG

PERSIDANGAN KABINET

TAHUN 2010 - 2014

SEKRETARIAT KABINET

2012

BAB I

PENDAHULUAN

A. Kondisi Umum

Dalam rangka mencapai sasaran pembangunan nasional

secara menyeluruh, setiap lembaga pemerintah dituntut untuk

menerapkan manajemen strategis. Hal ini dilaksanakan untuk

mengantisipasi permasalahan dan perubahan yang muncul sebagai

upaya mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, aspek

perencanaan strategis mempunyai peranan yang sangat penting dalam

manajemen strategis.

Dinamika perkembangan lingkungan strategis yang sangat

cepat mempengaruhi kondisi organisasi dalam upaya pencapaian

tujuan. Perubahan yang terjadi harus disikapi secara cermat agar

organisasi mampu bertahan dan berhasil mencapai tujuan yang dicita-

citakan. Kemampuan suatu organisasi menyikapi potensi perubahan

yang akan terjadi, akan menentukan tingkat keberhasilan organisasi itu

sendiri di masa yang akan datang.

Sekretariat Kabinet sebagai salah satu lembaga pemerintah,

wajib menerapkan manajemen strategis dengan menetapkan

perencanaan strategis yang disusun secara periodik dan berpedoman

pada peraturan perundang-undangan yang ada.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Peraturan

Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan

Rencana Pembangunan Nasional, Kementerian/Lembaga (K/L) dalam

menyelenggarakan kegiatannya, berkewajiban menyusun Rancangan

Renstra dengan berpedoman pada Rancangan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Adapun tata

cara penyusunan Renstra-K/L diatur dalam Peraturan Menteri Negara

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2010-2014

2

Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2009 tentang

Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga

2010-2014.

Dengan ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun

2010 tentang Sekretariat Kabinet dan Peraturan Sekretaris Kabinet

Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat

Kabinet perlu melakukan penyempurnaan Renstra Sekretariat Kabinet

Tahun 2010-2014, termasuk unit kerja di lingkungan Sekretariat

Kabinet. Penyempurnaan Renstra Sekretariat Kabinet tersebut telah

diselesaikan pada bulan Februari 2012. Selanjutnya, masing-masing

Kedeputian di lingkungan Sekretariat Kabinet, termasuk Deputi Bidang

Persidangan Kabinet dituntut untuk membuat Renstra dengan

berpedoman pada Renstra Sekretariat Kabinet.

1. Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Deputi

Bidang Persidangan Kabinet

a. Kedudukan

Deputi Bidang Persidangan Kabinet adalah unsur pelaksana

sebagian tugas dan fungsi Sekretariat Kabinet di bidang

persidangan kabinet yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Sekretaris Kabinet. Deputi Bidang Persidangan

Kabinet dipimpin oleh Deputi.

b. Tugas

Deputi Bidang Persidangan Kabinet mempunyai tugas

membantu Sekretaris Kabinet dalam penyelenggaraan,

pengadministrasian dan pengelolaan sidang-sidang kabinet

maupun rapat atau pertemuan yang dipimpin atau dihadiri oleh

Presiden dan/atau Wakil Presiden serta penyampaian publikasi

dan pengoordinasian tindak lanjut hasil sidang, rapat atau

pertemuan tersebut, dan pengumpulan, pengolahan dan

pelayanan informasi dan hubungan kemasyarakatan serta

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2010-2014

3

kelembagaan dan protokol yang terkait dengan kegiatan

kabinet.

c. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Deputi Bidang

Persidangan Kabinet menyelenggarakan fungsi:

1) penyelenggaraan urusan administrasi dan penyiapan bahan-

bahan sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan yang

dipimpin dan/atau dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden;

2) penyusunan risalah dan pendokumentasian, pendistribusian

dan publikasi hasil sidang kabinet maupun rapat atau

pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden

dan/atau Wakil Presiden;

3) penyelenggaraan urusan pendokumentasian hal-hal yang

berkaitan dengan pelaksanaan sidang kabinet maupun rapat

atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh

Presiden dan/atau Wakil Presiden;

4) penyelenggaraan hubungan kemasyarakatan dan

kelembagaan yang berkaitan dengan kegiatan kabinet;

5) penyelenggaraan protokol persidangan dan kegiatan

Sekretaris Kabinet; dan

6) pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh

Sekretaris Kabinet

d. Struktur Organisasi

Bidang Persidangan Kabinet terdiri dari:

1) Asisten Deputi Bidang Materi Persidangan

Asisten Deputi Bidang Materi Persidangan mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan bahan-bahan sidang kabinet,

penyiapan bahan-bahan rapat atau pertemuan yang dipimpin

dan/atau dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden.

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2010-2014

4

2) Asisten Deputi Bidang Pelaksanaan dan Pelaporan

Persidangan

Asisten Deputi Bidang Pelaksanaan dan Pelaporan

Persidangan mempunyai tugas penyelenggaraan protokol

persidangan dan kegiatan Sekretaris Kabinet, penyusunan

risalah dan pendokumentasian, pendistribusian dan publikasi

hasil sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan yang

dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil

Presiden, penyelenggaraan urusan pendokumentasian hal-

hal yang berkaitan dengan pelaksanaan sidang kabinet

maupun rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau

dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden dan rapat

kerja Sekretaris Kabinet dengan Dewan Perwakilan Rakyat,

serta pelaporan dan dukungan persidangan.

3) Asisten Deputi Bidang Hubungan Kemasyarakatan dan

Kelembagaan

Asisten Deputi Bidang Hubungan Kemasyarakatan dan

Kelembagaan mempunyai tugas melaksanakan hubungan

kemasyarakatan dan kelembagaan yang berkaitan dengan

kegiatan kabinet dan Sekretariat Kabinet

2. Tujuan dan Sasaran Strategis Periode Tahun 2005-2009 dan

2010-2014

Komponen strategis organisasi Deputi Bidang Persidangan

Kabinet dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai

Rencana Strategis Sekretariat Kabinet (Renstra Setkab) Tahun

2005-2009 dan 2010-2014 yang telah disempurnakan dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Tujuan Strategis

Pada Renstra Setkab Tahun 2005-2009 yang

disempurnakan pada tahun 2009, salah satu tujuan strategis

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2010-2014

5

Sekretariat Kabinet, yaitu “Meningkatnya pelayanan

penyelenggaraan dan administrasi sidang kabinet, pengurusan

dokumen serta tata usaha di lingkungan Sekretariat Kabinet.”

Sedangkan tujuan strategis Sekretariat Kabinet pada

Renstra Tahun 2010-2014 yang telah disempurnakan, salah

satunya adalah ”Meningkatnya kualitas penyelenggaraan

Sidang Kabinet.”

b. Sasaran Strategis

Sasaran strategis yang ingin dicapai Deputi Bidang

Persidangan Kabinet merupakan penjabaran misi dan tujuan

yang telah ditetapkan. Hal tersebut menggambarkan apa yang

ingin dihasilkan dalam periode setiap tahun selama 5 (lima)

tahun. Keberhasilan tersebut direncanakan serta dirumuskan

secara terukur dan spesifik untuk memberikan fokus pada

penyusunan kegiatan dan alokasi sumber daya yang dimiliki

Sekretariat Kabinet dalam kegiatan tiap tahun.

Sasaran strategis yang ditetapkan dalam Renstra Setkab

Tahun 2005-2009 yang telah dilakukan pengelompokan, yaitu

antara lain “Meningkatnya kualitas pelayanan sidang kabinet.

Sedangkan dalam Renstra Setkab tahun 2010-2014 yang

disempurnakan tahun 2010, sasaran strategis Setkab antara

lain “Terwujudnya peningkatan kecepatan dan ketepatan

penyiapan bahan wicarasidang kabinet serta pendistribusian

hasil risalah sidang kabinet kepada peserta sidang”

3. Capaian Kinerja Periode Tahun 2005-2009 dan Tahun 2010

Guna mengetahui apakah tujuan dan sasaran strategis telah

dicapai maksimal, terdapat tolok ukur yang dapat digunakan, antara

lain melalui penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan

penetapan indikator-indikator sasaran yang mendukung pen

gukuran pencapaian sasaran. IKU Setkab Tahun 2009 yang

ditetapkan melalui Peraturan Seskab Nomor :

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2010-2014

6

PER.151/SESKAB/X/2009 antara lain “Tingkat kecepatan

pembuatan dan dan distribusian risalah sidang kabinet”.

Sedangkan IKU Setkab tahun 2010 ditetapkan oleh

Peraturan Seskab Nomor : PER.2/SESKAB/III/2010, yaitu antara

lain ”Tingkat kecepatan dan tingkat ketepatan penyiapan bahan

wicara sidang kabinet dan pendistribusian risalah sidang kabinet.”

Sebagian besar capaian kinerja tahun 2010 melebihi 100%,

antara lain disebabkan oleh terdapat beberapa realisasi sasaran

yang jauh melebihi target sasaran yang telah ditetapkan. Selain itu,

terdapat indikator yang pada awal penetapan targetnya dilakukan

secara konservatif, mengingat adanya kesulitan dalam

memperkirakan jumlah target.

Pengukuran kinerja tersebut merupakan proses pengukuran

atas output dan outcome yang dihasilkan suatu program dan

proses penilaian kemajuan pencapaian tujuan dan sasaran yang

telah ditetapkan oleh Sekretariat Kabinet. Capaian kinerja

merupakan gambaran dari pencapaian sasaran yang dijabarkan

melalui pelaksanaan program dan kegiatan. Pengukuran capaian

pelaksanaan program dan kegiatan juga didukung melalui

penetapan indikator-indikator kegiatan.

Rata-rata besaran capaian kinerja Kedeputian Bidang

Persidangan Kabinet setiap tahunnya selama Tahun 2008–2009

adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Persentase Capaian Kinerja Tahun 2005-2009

Tahun Persentase

Capaian Kinerja

Kategori Capaian Kinerja

2008

2009

100

96,5

Sangat Baik

Sangat Baik

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2010-2014

7

Sedangkan, untuk pelaksanaan IKU Kedeputian Bidang

Persidangan dan Pengolahan Data pada tahun 2010 yang telah

berubah menjadi Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet pada

tahun 2011 adalah sebagai berikut:

Sasaran Strategis

Indikator Sasaran

% capaian

Target Anggaran

Realisasi anggaran

% serapan anggaran

Akuntabilitas keuangan

% penghematan dana

% efisiensi

efektivitas

Terwujudnya

peningkatan

kecepatan dan ketepatan

penyiapan bahan wicara

sidang kabinet

serta pendistribusian

hasil risalah

sidang kabinet kepada peserta

sidang

Tingkat

kecepatan

penyiapan bahan wicara

sidang kabinet

158% Rp465.811.

000

Rp426.887.800 92% 8.36% 4.21% EFEKTIF

Tingkat

ketepatan

penyiapan bahan wicara

sidang kabinet

104.23

%

Tingkat kecepatan

pendistribusian

risalah sidang kabinet

122.33%

Rp146.109.000

Rp139.952.200 96% 8.36% 4.21% EFEKTIF

Tingkat

ketepatan

pendistribusian risalah sidang

kabinet

110,56

%

Penetapan Penilaian kategori capaian kinerja Kedeputian

Bidang Persidangan Kabinet tersebut di atas, dilakukan dengan

menggunakan kategori pencapaian kinerja sebagai berikut:

Tabel 1.3 Kategori Capaian Kinerja

Sumber: Modul 4 Sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Lembaga Administrasi Negara, 2004.

No. Rentang Capaian

Kinerja Kategori Capaian Kinerja

1.

2.

3.

4.

85 % - 100 %

70 % - < 85 %

55 % - < 70 %

< 55 %

Sangat Baik

Baik

Sedang

Kurang Baik

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2010-2014

8

Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet merupakan unit

kerja eselon I di Sekretariat Kabinet yang berfungsi untuk

memberikan pelayanan secara langsung kepada Presiden dan

Wakil Presiden dalam hal persidangan kabinet. Sehingga,

permasalahan yang terjadi umumnya terkait kurang bersinerginya

unit-unit lembaga kepresidenan dalam mendukung kerja Presiden

dan Wakil Presiden serta peningkatan SDM dalam mendukung

kinerja Presiden dan Wakil Presiden.

4. Reformasi Birokrasi

Sebagai unit kerja eselon I di lingkungan Sekretariat

Kabinet, Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet juga melakukan

proses Reformasi birokrasi. Reformasi Birokrasi ini tentunya

disesuaikan dengan tugas dan fungsi yang telah tertuang pada

Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet. Reformasi Birokrasi

yang dilaksanakan pada Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet

dilaksanakan agar mendukung pencapaian kinerja secara

profesional, handal, cepat dan tepat.

Penggerak reformasi birokrasi harus berdaya tahan tinggi

terhadap tantangan dan hambatan, serta memiliki daya dobrak dan

kreativitas untuk melaksanakan program-program terobosan baik

secara horizontal maupun vertikal. Reformasi birokrasi yang telah,

sedang dan akan dilakukan di Kedeputian Bidang Persidangan

Kabinet, Sekretariat Kabinet adalah sebagai berikut:

a. Bidang Kelembagaan

Penajaman tugas dan fungsi unit-unit eselon II di

lingkungan Sekretariat Kabinet dimaksudkan agar masing-

masing unit memiliki peran penting dalam penyelenggaraan

pengelolaan dan pengendalian manajemen kabinet sehingga

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2010-2014

9

dilakukan upaya penyempurnaan organisasi secara bertahap

dan berkelanjutan sesuai dengan Peraturan Sekretaris Kabinet

Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Sekretariat Kabinet.

Peraturan Sekretaris Kabinet dimaksud juga guna

mengarahkan organisasi untuk meningkatkan efektivitas kinerja

di lingkungan Sekretariat Kabinet. Tugas dan Fungsi Kedeputian

Bidang Persidangan Kabinet juga merupakan pengembangan

dan langkah antisipatif terhadap dukungan pelayanan yang

akan diberikan kepada Presiden dan/atau Wakil Presiden terkait

dengan pelaksanaan Sidang Kabinet.

b. Bidang Ketatalaksanaan

Pelaksanaan reformasi birokrasi di bidang

ketatalaksanaan di Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet

yakni dengan membuat standar Pelayanan untuk mewujudkan

kinerja yang baik dan pelayanan prima dalam mendukung

pelayanan yang akan diberikan kepada Presiden dan/atau Wakil

Presiden terkait dengan pelaksanaan Sidang Kabinet. Standar

Pelayanan yang dibuat dengan memberikan penjelasan yang

jelas, terukur dan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang

berlaku.

c. Bidang Sumber Daya Manusia

Reformasi birokrasi yang dilakukan dalam bidang sumber

daya manusia pada Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet

dilaksanakan dengan cara menyusun analisis jabatan fungsional

yang berada di bawah eselon IV, yang kemudian menghasilkan

peta jabatan, uraian jabatan, dan spesifikasi jabatan.

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2010-2014

10

d. Bidang Sistem Informasi Manajemen

Reformasi Birokrasi di bidang Sistem Informasi

Manajemen pada Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet

dilaksanakan dengan mengembangkan sistem informasi

manajemen yang mendukung kebutuhan data dan informasi

yang dapat disajikan secara cepat dan tepat kepada pengguna.

Sistem Informasi manajemen saat ini masih dalam proses

pengembangan bersama unit lain di Sekretariat Kabinet yaitu

Sistem Informasi Sidang Kabinet.

B. Potensi dan Permasalahan

Analisis internal bertujuan untuk mengetahui potensi maupun

kelemahan atau permasalahan sehingga dapat menentukan faktor-

faktor kunci keberhasilan dalam organisasi. Hasil analisis tersebut

bersama dengan arahan strategi organisasi digunakan untuk

menetapkan sasaran, perumusan strategi, dan implementasinya.

Guna mengetahui isu-isu penting bagi organisasi, diperlukan

suatu analisis lingkungan strategis yang menganalisis organisasi

mencakup lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan

organisasi, dan lingkungan eksternal berupa peluang dan tantangan.

Kekuatan dan peluang merupakan potensi yang dapat dikembangkan

dalam rangka memperkuat organisasi, sedangkan kelemahan dan

tantangan merupakan permasalahan yang perlu diantisipasi agar

organisasi dapat terus berkembang.

Untuk itulah, Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet

melaksanakan Analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities,

Threats) dalam menetapkan dan mencapai tujuan serta sasaran,

dengan penjelasan sebagai berikut:

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2010-2014

11

1. Kekuatan (Strengths)

Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet mempunyai

kekuatan untuk dapat berkembang menjadi organisasi yang

profesional dan handal, yaitu:

1) Visi dan misi organisasi yang jelas;

2) Komitmen yang kuat dari pimpinan dan seluruh staf untuk

mewujudkan visi dan misi organisasi;

3) Jumlah SDM yang dapat ditingkatkan kompetensinya melalui

pendidikan dan pelatihan struktural, teknis, dan fungsional;

4) Tersedianya dokumen hasil-hasil sidang kabinet, rapat dan

atau pertemuan yang dipimpin oleh Presiden dan/atau Wakil

Presiden yang mendukung penelaahan dalam rangka

memberikan analisis kebijakan kepada Presiden;

5) Kesempatan mengikuti pendidikan yang ditawarkan oleh

pihak/lembaga pemerintah yang lain untuk kepentingan

pengembangan SDM Sekretariat Kabinet;

2. Kelemahan (Weaknesses)

Di samping potensi-potensi yang dimiliki Kedeputian Bidang

Persidangan Kabinet yang dapat mendukung menjadi organisasi

yang profesional dan handal tersebut, Kedeputian Bidang

Persidangan Kabinet perlu mewaspadai kelemahan-kelemahan

yang sampai saat ini masih ada dalam organisasi untuk segera

melakukan pembenahan. Kelemahan-kelemahan tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Tugas dan Fungsi yang masih beririsan dengan unit eselon II

lain di lingkungan Sekretariat Kabinet;

b. Hasil pemantauan dan evaluasi implementasi kebijakan dan

program pemerintah belum dimanfaatkan secara optimal;

c. Penentuan waktu Sidang Kabinet yang masih di luar kontrol

Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet;

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2010-2014

12

d. Peningkatan kemampuan dan penempatan SDM belum sesuai

kebutuhan organisasi;

e. Standar Pelayanan belum dilaksanakan secara optimal;

f. Sarana dan prasarana belum terpenuhi sesuai kebutuhan;

g. Sistem Informasi Sidang Kabinet belum sepenuhnya

dikembangkan.

3. Peluang Organisasi (Opportunities)

Dinamika lingkungan eksternal yang cepat berkembang

masih memberikan peluang-peluang yang memungkinkan

Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet berkembang. Peluang-

peluang tersebut adalah sebagai berikut:

1) Undang-Undang Pelayanan Publik yang memperkuat landasan

lembaga pemerintahan untuk memberikan pelayanan yang

terbaik bagi masyarakat;

2) Komitmen nasional untuk melaksanakan reformasi birokrasi dan

pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);

3) Pengembangan dan kemajuan teknologi informasi yang cepat

dan dinamis dalam mendukung pengembangan e-government

di setiap instansi pemerintah;

4) Dukungan kebijakan tentang penerapan tata pemerintahan yang

baik (good governance) di semua lini dan tingkatan pada semua

kegiatan;

5) Pengembangan mekanisme dan kesempatan partisipasi

masyarakat dalam aktivitas proses penyelenggaraan atau

pengawasan pelayanan publik;

6) Dukungan kerja sama dan koordinasi dengan unit di lingkungan

Istana Kepresidenan dan kementerian/lembaga serta pihak lain

di luar pemerintahan seperti masyarakat, lembaga swadaya

masyarakat, dan dunia usaha.

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2010-2014

13

4. Ancaman Organisasi (Threats)

Di samping peluang-peluang yang ada, perubahan

lingkungan eksternal dapat mengancam keberadaan organisasi,

terutama apabila organisasi tidak segera memperbaiki diri.

Ancaman terhadap organisasi Kedeputian Bidang Persidangan

Kabinet adalah sebagai berikut:

a. Tingkat kepercayaan masyarakat yang masih rendah terhadap

birokrasi Pemerintah;

b. Krisis keuangan global yang berdampak pada menurunnya

ekonomi masyarakat dan negara;

c. Pemberitaan yang bersifat negatif terhadap pelaksanaan

kebijakan pemerintah.

BAB II

VISI, MISI, DAN TUJUAN KEDEPUTIAN BIDANG

PERSIDANGAN KABINET

A. Visi Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 12 Undang-undang

Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional dan ketentuan Pasal 1 angka 15 Peraturan Pemerintah

Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana

Pembangunan Nasional, visi adalah rumusan umum mengenai

keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.

Dalam lampiran Peraturan Menteri Negara Perencanaan

Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan

Rencana Strategis Kementerian/Lembaga 2010-2014 ditegaskan

bahwa visi memberikan gambaran konsistensi kinerja Kementerian/

Lembaga selama 5 (lima) tahun mendatang serta gambaran

menyeluruh mengenai peranan dan fungsi suatu organisasi.

Dalam kaitan tersebut, perumusan visi Kedeputian Bidang

Persidangan Kabinet dilakukan dengan mengacu pada tugas dan

fungsi Sekretariat Kabinet sebagaimana diatur dalam Peraturan

Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet adan

Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan

tata Kerja Sekretariat Kabinet. Perumusan visi tersebut dimaksudkan untuk

memberikan gambaran mengenai keadaan yang diharapkan Kedeputian

Bidang Persidangan Kabinet ke depan dengan memperhatikan Undang-

undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005–2025 mengenai peranan dan fungsi

suatu organisasi.

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet

Tahun 2010-2014

14

Gambaran mengenai keadaan yang tercermin dalam visi

tersebut sebagai berikut:

Visi tersebut mengandung pengertian bahwa Kedeputian Bidang

Persidangan Kabinet merupakan salah satu unit kerja di lingkungan

Sekretariat Kabinet yang strategis dan dapat diandalkan untuk

membantu Presiden dan Wakil Presiden dalam melaksanakan tugas

sehari-hari sebagai kepala pemerintahan dalam bentuk pemberian

dukungan kegiatan kabinet dan Sekretariat Kabinet secara cepat dan

tepat.

Adanya visi ini diharapkan Kedeputian Bidang Persidangan

Kabinet akan mampu mengantisipasi berbagai tantangan di masa

depan sekaligus meningkatkan kualitas kinerja secara maksimal dalam

rangka memberikan dukungan saran kebijakan dan administrasi

kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan kekuasaan

selaku kepala pemerintahan.

Visi Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2010-2014

merupakan penyempurnaan dari visi periode sebelumnya. Rumusan

visi Sekretariat Kabinet Tahun 2005-2009 adalah “Unit kerja yang

handal dalam memberikan dukungan administrasi secara cepat dan

tepat kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menyelenggarakan

kekuasaan pemerintahan.”

B. Misi Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet

Sesuai ketentuan Pasal 1 angka 13 Undang-undang Nomor 25

Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan

ketentuan Pasal 1 angka 16 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun

Menjadi Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet yang profesional

dan handal dalam mendukung kegiatan kabinet dan Sekretariat

Kabinet.

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet

Tahun 2010-2014

15

2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan

Nasional, misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang

akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.

Perumusan ini diperlukan untuk memberi gambaran kepada

seluruh pegawai dan stakeholders mengenai peran Kedeputian Bidang

Persidangan Kabinet termasuk berbagai hasil yang ingin dicapai di

masa yang akan datang. Perumusan misi Kedeputian Bidang

Persidangan Kabinet ini sekaligus berfungsi sebagai landasan kerja

yang harus diikuti oleh seluruh pegawai sesuai dengan tugas pokok

dan fungsi organisasi.

Rumusan misi Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet 2010-

2014 adalah sebagai berikut:

Pernyataan misi tersebut menegaskan bahwa Kedeputian

Bidang Persidangan Kabinet diharapkan akan lebih mampu

menghasilkan kinerja yang professional dan handal sehingga dapat

memberikan kepuasan yang tinggi kepada pihak yang berkepentingan

terutama kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan

tugas pemerintahan.

1. Melaksanakan penyiapan materi sidang kabinet, rapat atau

pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri Presiden dan/atau

Wakil Presiden.

2. Melaksanakan penyelenggaraan dan pendokumentasian sidang

kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri

Presiden dan/atau Wakil Presiden.

3. Melaksanakan hubungan kemasyarakatan dan kelembagaan terkait

kegiatan kabinet dan Sekretariat Kabinet.

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet

Tahun 2010-2014

16

C. Tata Nilai Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet

Sesuai karakteristik tugas yang harus dilaksanakan, maka nilai-

nilai yang dikembangkan organisasi Kedeputian Bidang Persidangan

Kabinet adalah sebagai berikut:

1. Profesional, mengandung arti memiliki wawasan yang luas dan

dapat memandang masa depan, memiliki kompetensi di bidangnya,

mengembangkan potensi dan kapasitas diri, etos kerja berprestasi,

serta menjunjung tinggi etika profesi. Dalam hal ini profesional

bersangkutan dengaan profesi yang memerlukan kepandaian

khusus untuk menjalankan profesi tersebut;

2. Handal, mengandung arti produk layanan atau hasil analisis yang

dihasilkan oleh Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet memiliki

atau memberikan manfaat nilai yang optimal kepada para

pemangku kepentingan (stakeholders);

3. Integritas, mengandung arti kualitas, sifat atau keadaan yang

menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan

kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran;

4. Akuntabilitas, mengandung arti setiap keputusan, kegiatan, dan

hasilnya dapat dipertangggungjawabkan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

5. Transparan, mengandung arti keterbukaan, yaitu membuka diri

terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar,

jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara

dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi

dan rahasia negara;

6. Efektivitas, mengandung arti tepat sasaran;

7. Efisiensi, mengandung arti kemampuan menghasilkan output yang

maksimal dengan input yang minimal;

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet

Tahun 2010-2014

17

8. Daya tanggap, mengandung arti memiliki kecepatan respons,

inisiatif, dan kepekaan yang tinggi.

Nilai–nilai tersebut diharapkan menjadi budaya, ciri khas,

dan karakter organisasi. Nilai-nilai budaya organisasi yang melekat

pada Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet tersebut menjadi hidup

dan bermakna apabila dilaksanakan oleh pejabat dan pegawai di

lingkungan Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet. Oleh karena itu,

nilai-nilai tersebut diharapkan menjadi budaya kerja organisasi yang

dilaksanakan oleh setiap anggota organisasi dalam menjalankan tugas

dan fungsinya.

D. Tujuan Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet

Dalam lampiran Peraturan Menteri Negara Perencanaan

Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan

Rencana Strategis Kementerian/Lembaga 2010-2014 disebutkan

antara lain bahwa tujuan dan sasaran disusun berdasarkan hasil

identifikasi potensi dan permasalahan yang akan dihadapi pada

langkah sebelumnya dalam rangka mewujudkan visi dan

melaksanakan misi Kementerian/Lembaga.

Dalam hal ini, perumusan tujuan dan sasaran Sekretariat

Kabinet dilakukan setelah memperhatikan berbagai potensi dan

permasalahan yang dihadapi sebagaimana telah diuraikan dalam bab

sebelumnya guna merealisasikan visi dan misi sebagaimana tersebut

di atas.

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari

pernyataan misi yang ingin dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu

1 (satu) atau 5 (lima) tahun. Dengan diformulasikan tujuan, maka

Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet dapat secara tepat

mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet

Tahun 2010-2014

18

mencapai misinya.

Berdasarkan misi di atas maka keberhasilan Kedeputian Bidang

Persidangan Kabinet dapat diukur dari keberhasilan dalam

mewujudkan tujuan, yaitu ”Meningkatnya kualitas dalam

penyelenggaraan kabinet dan Sekretariat Kabinet.”

Tujuan Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet ini mempunyai

keterkaitan erat satu sama lain dengan kedeputian lain dan dalam

pelaksanaannya merupakan tanggung jawab dari masing-masing

kedeputian di lingkungan Sekretariat Kabinet.

E. Sasaran Strategis Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 17 Peraturan Pemerintah

Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana

Pembangunan Nasional, sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan

dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.

Dalam hal ini maka penetapan sasaran diperlukan untuk memberikan

fokus pada penyusunan kegiatan dan alokasi sumber daya yang

dimiliki Sekretariat Kabinet, yang perwujudannya dilakukan melalui

berbagai program dan kegiatan.

Dalam sasaran Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet Tahun

2010-2014 digambarkan beberapa hal yang ingin dicapai pada setiap

tahun selama 5 (lima) tahun ke depan dengan rumusan yang terukur

dan spesifik, yang pencapaiannya dilakukan secara gradual dengan

mempertimbangkan berbagai aspek khususnya ketersediaan

anggaran.

Ada tiga sasaran Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet yang

akan dicapai sebagai berikut:

1. Terwujudnya peningkatan kualitas penyiapan materi sidang kabinet,

rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden

dan/atau Wakil Presiden.

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet

Tahun 2010-2014

19

Penerjemahan/pengukuran dari 3 (tiga) sasaran Kedeputian

Bidang Persidangan Kabinet adalah bahwasanya Pengelolaan dalam

hal ini menyangkut proses penyelenggaraan sidang kabinet mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, sampai dengan

pendokumentasian serta pendistribusian hasil sidang kabinet. Untuk

mencapai sasaran tersebut dibutuhkan koordinasi, sinkronisasi, dan

kerja sama yang optimal, baik antar pegawai di Kedeputian Bidang

Persidangan Kabinet maupun di lingkungan Sekretariat Kabinet serta

dengan instansi lain.

Indikator yang digunakan untuk mengukur sasaran tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Tingkat kecepatan dan ketepatan penyelesaian briefing sheet.

Salah satu tugas dan fungsi Sekretariat Kabinet adalah

memberikan dukungan pemikiran kepada Presiden selaku Kepala

Pemerintahan. Sejalan dengan hal tersebut, maka Presiden perlu

mendapatkan bahan dan informasi yang lengkap dan akurat guna

memberikan arahan/petunjuk maupun pengambilan keputusan/

kebijakan.

Bahan dan informasi tersebut disusun dalam sebuah naskah

dokumen (briefing sheet), yang isinya memuat intipokok dan analisa

terkait materi yang dibahas sesuai dengan bidangnya masing-

3. Terwujudnya peningkatan kualitas penyelenggaraan hubungan

kemasyarakatan dan kelembagaan.

2. Terwujudnya peningkatan kualitas penyelenggaraan dan hasil-hasil

sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri

oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden.

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet

Tahun 2010-2014

20

masing, yaitu bidang politik, hukum dan keamanan; perekonomian,

dan kesejahteraan rakyat. Briefing sheet dibuat dengan kecermatan

dalam menganalisa berdasarkan materi/topik yang dibahas dan

referensi lainnya untuk memberikan pendapat atau pandangan.

Intinya, isi dan materi briefing sheet merupakan pendapat staf

yang akan dimanfaatkan Presiden sebagai bahan referensi untuk

memudahkan dalam memberikan arahan/petunjuk kepada peserta

sidang kabinet, rapat atau pertemuan terkait materi yang dibahas.

Dengan demikian, melalui dokumen (briefing sheet) inilah yang akan

dimanfaatkan Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagai bahan

referensi guna memberikan arahan/petunjuk maupun pengambilan

keputusan/kebijakan secara cepat dan cermat.

Penyusunan briefing sheet dilakukan dalam hal

Kementerian/Lembaga Non Kementerian telah mengirimkan bahan

materi (paparan) dalam tenggat waktu 2-3 hari sebelum sidang

kabinet, rapat atau pertemuan dilaksanakan sesuai jadwal yang

telah ditetapkan. Artinya, briefing sheet disusun dalam kondisi

sidang kabinet, rapat atau pertemuan dilaksanakan sesuai jadwal

yang telah ditetapkan.

Dalam hal pelaksanaan sidang kabinet, rapat atau pertemuan

yang penyelenggaraannya bersifat mendadak (mendesak), maka

penyusunan briefing sheet tidak dapat dilakukan mengingat

keterbatasan waktu. Penyelenggaraan sidang kabinet, rapat atau

pertemuan yang sifatnya mendesak tersebut sering terjadi, karena

Presiden mempunyai kewenangan penuh untuk menetapkan

penyelenggaraan sidang kabinet, rapat atau pertemuan secara

mendadak mengingat permasalahan yang memerlukan pengambilan

keputusan yang bersifat segera.

Penentuan indikator kecepatan tersebut di atas diperlukan

untuk mengukur kecepatan waktu penyelesaian penyusunan naskah

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet

Tahun 2010-2014

21

briefing sheet, yaitu selama 2 hari. Metode penghitungan capaian

kinerja outcome kecepatan penyelesaian briefing sheet yang

digunakan adalah sebagai berikut:

Sedangkan penentuan indikator ketepatan diperlukan untuk

mengukur ketepatan jumlah naskah briefing sheet yang

terselesaikan. Metode penghitungan capaian kinerja outcome

ketepatan penyelesaian briefing sheet yang digunakan adalah

sebagai berikut:

b. Tingkat Kecepatan Pendistribusian bahan materi paparan

sidang kabinet.

Indikator sasaran ini merupakan perubahan dari indikator pada

tahun 2012 yakni tingkat ketepatan pendistribusian bahan materi

paparan sidang kabinet. Pergeseran pengukuran indikator dari

ketepatan menjadi kecepatan adalah merupakan kebijkan pimpinan

yang ingin agar kegiatan pendistribusian diukur berdasarkan tingkat

kecepatannya. Agar pengukuran terhadap kinerja dalam

pendistribusian bahan materi paparan menajdi lebih mudah.

Disamping itu, pengukuran yang dilakukan berbadasarkan tingkat

kecepatan menjadi lebih mudah dan masuk akal dibandingkan

dengan tingkat ketepatan.

Sebagai indikator baru, Asisten Deputi bidang Materi

Persidangan menargetkan waktu toleransi yang harus dicapai dalam

melakukan kegiatan pendistribusian bahan paparan sidang kabinet

Σ (waktu penyelesaian briefing sheet1 + waktu penyelesaian2 + …)

n

n = jumlah penyusunan briefing

realisasi jumlah briefing sheet yang terselesaikan x 100%

target jumlah briefing sheet yang diselesaikan

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet

Tahun 2010-2014

22

kepada para peserta sdiang kabinet pada saat sebelum sidang

kabinet dilaksanakan adalah selama 1 jam.

Untuk mengukur capaian target dari indikator tingkat

kecepatan pendistribusian bahan materi sidang kabinet sebagai

berikut:

c. Persentase penyelesaian hasil sidang kabinet secara tepat

waktu.

Hasil sidang kabinet yang digunakan sebagai rujukan bagi para

peserta sidang kabinet dalam mengambil kebijakan di kementerian/

lembaga masing-masing adalah risalah sidang kabinet. Ukuran

kinerja yang terkait dengan penyelesaian hasil sidang tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan Risalah sidang kabinet;

2. Pengiriman Risalah kepada para peserta sidang.

Penyusunan risalah sidang kabinet ini dapat diukur berdasarkan

sejak dimulainya sidang sampai dengan keluarnya nomor Sekretaris

Kabinet untuk sidang kabinet tertentu. Berikut metode penghitungan

dimaksud:

Sedangkan, pengiriman risalah sidang kabinet dihitung sejak

(hari penyelesaian risalah1 + hari penyelesaian risalah2 + … )

n

n = jumlah risalah sidang kabinet

∑ X 100%

realisasi tingkat kecepatan pendistribusian bahan sidang kabinet

X 100%

Target tingkat kecepatan pendistribusian bahan sidang kabinet

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet

Tahun 2010-2014

23

penyelesaian di internal Kedeputian Persidangan Kabinet sampai

diterimanya dokumen tersebut oleh para peserta sidang. Metode

penghitungannya adalah sebagai berikut:

Setelah proses tersebut dihitung masing-masing, persentase

penyelesaian didapatkan dengan melakukan kumulasi terhadap

keduanya dan membandingkan dengan target awal yang ingin

dicapai pada saat tolok ukur ini ditetapkan. Metode penghitungannya

adalah sebagai berikut:

Sehingga, pada setiap akhir tahun akan didapatkan

persentase secara keseluruhan berapa nilai dari persentase

penyelesaian hasil sidang kabinet.

d. Tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap

penyelenggaraan sidang kabinet.

Untuk mengukur kepuasan peserta sidang terhadap

penyelenggaraan sidang kabinet dapat dilakukan dengan cara

menyampaikan beberapa pertanyaan atau survei kepada peserta

sidang. Pertanyaan tersebut antara lain mengenai kepuasan

(hari pengiriman risalah1 + hari pengiriman risalah2 + … )

n

n = jumlah risalah sidang kabinet yang dikirim

(persentase rerata penyusunan risalah + persentase rerata pengiriman risalah )

n

n = jumlah risalah sidang kabinet yang dikirim

X 100%

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet

Tahun 2010-2014

24

terhadap pengiriman undangan, konfirmasi jadwal sidang, dan lain-

lain.

Survei tingkat kepuasan peserta sidang kabinet akan

dilakukan dua kali setiap enam bulan, yaitu pada bulan Juli dan bulan

Desember. Hasil survei dapat digunakan sebagai data untuk

membuat laporan kinerja tengah tahun dan akhir tahun.

Metode penghitungan target indikator tersebut adalah

sebagai berikut:

Setelah mendapatkan rerata dari survei yang disampaikan

kepada peserta sidang tersebut maka dapat dihitung persentase

tingkat kepuasan peserta sidang dengan mengacu pada penilaian

berikut:

e. Persentase penyelesaian informasi secara substansi yang

disebarluaskan pada sistem informasi secara tepat waktu.

Penentuan indikator ini salah satu tugas dari Deputi Bidang

Persidangan Kabinet dalam melaksanakan kegiatan peliputan dan

penyebarluasan informasi kegiatan kabinet dan Sekretariat Kabinet.

No. Rentang Nilai Kepuasan

Kategori Nilai

1.

2.

3.

4.

85 % - 100 %

70 % - < 85 %

55 % - < 70 %

< 55 %

Sangat Baik

Baik

Sedang

Kurang Baik

A

B

C

D

(nilai kepuasan pada pertanyaan1 + nilai kepuasan pada pertanyaan2 + … )

n

n = jumlah pertanyaan

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet

Tahun 2010-2014

25

Penyelesaian berita yang cepat, lengkap dan akurat merupakan

tuntutan bagi humas, agar berbagai program dan kebijakan

pemerintah dapat dengan segera diinformasikan kepada masyarakat.

Indikator kinerja outcome Persentase penyelesaian informasi

secara substansi yang disebarluaskan pada sistem informasi secara

tepat waktu dapat menjadi acuan dan diharapkan dari tahun ke tahun

semakin meningkat. Bahkan dengan kualitas sumber daya manusia

yang semakin meningkat, informasi kegiatan kabinet dan Sekretariat

Kabinet dapat dengan cepat disajikan ke publik melalui media online

website Setkab.go.id.

Metode penghitungan yang digunakan untuk mengukur

target indikator tersebut adalah:

Terkait dengan perhitungan capaian kinerja persentase

penyelesaian informasi secara substansi yang disebarluaskan pada

sistem informasi secara tepat waktu, maka metode penghitungan

capaian kinerja outcome berupa persentase waktu yang dibutuhkan

untuk mengerjakan berita peliputan untuk dimuat pada website

menggunakan metode sebagai berikut:

Kinerja yang diharapkan dari indikator ini adalah agar

penyelesaian berita hasil peliputan mengenai kegiatan kabinet dan

Sekretariat Kabinet dapat dengan cepat dan lengkap diselesaikan

dan diinformasikan kepada publik melalui website.setkab.go.id.

f. Kecepatan penyelesaian rekomendasi hasil pendampingan pada

kunjungan kerja Komisi II DPR RI.

Kegiatan pendampingan dengan Komisi II DPR RI merupakan

bagian dari tugas Sekretariat Kabinet dalam rangka menjaga dan

Σ (waktu penyelesaian berita1 + waktu penyelesaian berita2 + ……..) x100%

n

n = jumlah berita

n = jumlah berita

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet

Tahun 2010-2014

26

memelihara hubungan dan kerjasama yang baik antara Sekretariat

Kabinet dengan Komisi II DPR RI sebagai mitra kerja.

Kegiatan ini dilakukan pada saat masa reses persidangan DPR

RI yang berupa kunjungan kerja kebeberapa daerah. Kunjungan

kerja ini dimaksudkan sebagai bentuk komunikasi anggota Dewan

dalam rangka menyerap aspirasi dari konstituennya.

Kegiatan kunjungan kerja bersama Komisi II DPR RI ini

dimaksudkan untuk mendapatkan masukan, bukan hanya bagi DPR

RI akan tetapi juga bagi pemerintah dalam mendapatkan informasi

mengenai berbagai permasalahan yang dihadapi di daerah dan juga

implementasi hasil-hasil pembangunan. Dengan demikian akan

terdapat kesamaan pandangan antara pemerintah dengan DPR RI

dalam menyikapi berbagai persoalan yang terjadi di daerah.

Hasil yang diharapkan dari kegiatan kunjungan kerja bersama

anggota DPR RI tersebut adalah berupa laporan yang di dalamnya

berisikan berbagai persoalan yang ada di daerah dan implementasi

hasil pembangunan, serta rekomendasi sebagai bahan masukan

bagi pimpinan dalam menentukan kebijakan selanjutnya.

Metode penghitungan capaian kinerja outcome menggunakan

metode sebagai berikut:

Σ (hari penyelesaian rekomendasi1 + hari penyelesaian rekomendasi2 + ……..

n

n = jumlah kali penyelesaian laporan

BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

Visi Indonesia 2014 adalah “Terwujudnya Indonesia yang

Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan”. Visi ini menjadi arah jangka

menengah yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia melalui

penetapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJM) 2010─2014. Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2010─2014 merupakan penjabaran dari Visi, Misi,

dan Program Presiden yang penyusunannya berpedoman pada

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)

2005─2025.

Kerangka Visi Indonesia 2014 dapat dijelaskan sebagai berikut:

Kesejahteraan rakyat adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan

rakyat, melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada

keunggulan daya saing, kekayaan sumber daya alam, sumber daya

manusia dan budaya bangsa. Demokrasi adalah terwujudnya

masyarakat, bangsa dan negara yang demokratis, berbudaya,

bermartabat dan menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggung

jawab serta hak asasi manusia. Sedangkan keadilan adalah

terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang dilakukan oleh

seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh

seluruh bangsa Indonesia.

Untuk mencapai visi Indonesia 2014 tersebut maka disusun

rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk

mewujudkan visi, yang dikenal dengan Misi Pembangunan

2010—2014. Misi Pembangunan periode 2010—2014 diarahkan untuk

mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera, aman dan damai, serta

meletakkan fondasi yang lebih kuat bagi Indonesia yang adil dan

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2010-2014

26

demokratis, sehingga Misi Pembangunan tahun 2010─2014 tersebut

adalah:

◘ Misi 1 : Melanjutkan pembangunan menuju Indonesia yang

sejahtera

◘ Misi 2 : Memperkuat pilar-pilar demokrasi

◘ Misi 3 : Memperkuat dimensi keadilan di semua bidang

Selanjutnya dalam rangka mempertajam misi-misi tersebut dan

dengan mempertimbangkan permasalahan dan tantangan yang

dihadapi bangsa dan negara Indonesia dewasa ini maupun dalam lima

tahun mendatang, perlu disusun arah kebijakan umum pembangunan

nasional 2010─2014. Arah kebijakan dan strategi disusun sebagai

suatu pendekatan dalam memecahkan permasalahan penting dan

mendesak untuk segera dilaksanakan dalam kurun waktu jangka

menengah serta memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian

sasaran nasional serta sasaran strategis kementerian/lembaga,

dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Arah kebijakan umum untuk melanjutkan pembangunan mencapai

Indonesia yang sejahtera. Indonesia yang sejahtera tercermin dari

peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan

dalam bentuk percepatan pertumbuhan ekonomi yang didukung

oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengurangan

kemiskinan, pengurangan tingkat pengangguran yang diwujudkan

dengan bertumpu pada program perbaikan kualitas sumber daya

manusia, perbaikan infrastruktur dasar, dan terpeliharanya

lingkungan hidup secara berkelanjutan.

2. Arah kebijakan umum untuk memperkuat pilar-pilar demokrasi

dengan penguatan yang bersifat kelembagaan dan mengarah pada

tegaknya ketertiban umum, penghapusan segala macam

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2010-2014

27

diskriminasi, pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi

manusia serta kebebasan yang bertanggung jawab.

3. Arah kebijakan umum untuk memperkuat dimensi keadilan dalam

semua bidang termasuk pengurangan kesenjangan pendapatan,

pengurangan kesenjangan pembangunan antar daerah (termasuk

desa-kota), dan pengurangan kesenjangan jender. Keadilan juga

hanya dapat diwujudkan bila sistem hukum berfungsi secara

kredibel, bersih, adil dan tidak pandang bulu. Demikian pula

kebijakan pemberantasan korupsi secara konsisten diperlukan agar

tercapai rasa keadilan dan pemerintahan yang bersih.

Pada hakikatnya Pembangunan Nasional dilakukan secara

menyeluruh di berbagai bidang kehidupan masyarakat. Menurut

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005—2025, arah

dan kebijakan perencanaan pembangunan nasional dikelompokkan ke

dalam sembilan bidang pembangunan, yaitu:

1. Bidang Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama;

2. Bidang Ekonomi;

3. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;

4. Bidang Sarana dan Prasarana;

5. Bidang Politik;

6. Bidang Pertahanan dan Keamanan;

7. Bidang Hukum dan Aparatur;

8. Bidang Wilayah dan Tataruang;

9. Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.

Sebagai lembaga pendukung Presiden dan Wakil Presiden,

Sekretariat Kabinet merupakan instansi pemerintah yang mempunyai

tugas antara lain memberikan dukungan staf, administrasi, teknis dan

pemikiran kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan. Sekretariat

Kabinet turut mendukung mensukseskan kebijakan pembangunan

nasional tersebut.

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2010-2014

28

B. Arah Kebijakan dan Strategi Sekretariat Kabinet

Peran Sekretariat Kabinet dalam arah kebijakan pembangunan

jangka menengah nasional adalah sebagaimana tergambar dalam

Peraturan Presiden tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 dan Rencana Strategis

Sekretariat Kabinet 2010-2014.

C. Arah Kebijakan dan Strategi Kedeputian Persidangan Kabinet

Peran Kedeputian Persidangan Kabinet sebagaimana

tergambar dalam Rencana Strategis Sekretariat Kabinet Tahun 2010-

2014.

Sesuai dengan peran Kedeputian Persidangan Kabinet

sebagaimana dalam Rencana Strategis Sekretariat Kabinet Tahun

2010-2014 tersebut, arah Kebijakan Kedeputian Persidangan Kabinet

selama 5 (lima) tahun ke depan secara garis besar adalah sebagai

berikut:

Arah Kebijakan 1

Optimalisasi pemberian dukungan kebijakan kepada Presiden

sangat dipengaruhi oleh kejelasan lingkup tugas dan fungsi serta

struktur organisasi untuk mendukung tugas dan fungsi tersebut.

Langkah pertama untuk meningkatkan kualitas dukungan

administrasi yang diberikan Kedeputian Persidangan Kabinet kepada

Presiden dan Wakil Presiden perlu dimulai dengan penataan tugas dan

fungsi lembaga. Penajaman tugas fungsi unit-unit, peneraan ulang

beban tugas antarunit, dan penyesuaian struktur yang mewadahinya

akan mengoptimalkan kinerja antarunit. Penataan diperlukan dengan

Optimalisasi pemberian dukungan kebijakan

dan program kepada Presiden

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2010-2014

29

memperhatikan batasan bahwa dukungan administrasi yang diberikan

Kedeputian Persidangan Kabinet adalah dalam lingkup tugas Presiden

selaku kepala pemerintahan atau penyelenggara kekuasaan

pemerintahan.

Selanjutnya, penataan perlu melihat kondisi existing organisasi

terutama yang terkait dengan tugas dan fungsi pengembangan

kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), pengadministrasian

dokumen persidangan, hubungan kemasyarakatan, dan evaluasi

kinerja serta keseimbangan tugas dan fungsi unit-unit di lingkup

Lembaga Kepresidenan. Selain itu, penataan tersebut harus pula

memperhatikan keberadaan unit kerja sebagai bagian dari lembaga

kepresidenan.

Arah Kebijakan 2

Kelembagaan dan ketatalaksanaan yang efektif sangat

menunjang bagi terciptanya budaya kerja dalam rangka peningkatan

kinerja suatu organisasi. Oleh karena itu, peningkatan efektivitas

organisasi perlu dilaksanakan pula dengan memperhatikan dan

melakukan penyesuaian terhadap perubahan-perubahan yang terjadi

di lingkungan Sekretariat Kabinet.

Penataan tugas dan fungsi dengan sendirinya berpengaruh

kepada prosedur kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan tugas

tersebut. Penyempurnaan prosedur kerja yang telah ada juga

diperlukan dalam rangka mendorong peningkatan capaian reformasi

birokrasi yang telah berjalan selama ini di lingkungan Kedeputian

Persidangan Kabinet.

Penyempurnaan prosedur kerja internal semata tidak cukup

untuk meningkatkan kualitas pemberian dukungan administrasi. Untuk

Mewujudkan kelembagaan dan ketatalaksanaan yang efektif

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2010-2014

30

itu perlu pula diperjelas dan ditingkatkan kualitas keterhubungan

antara prosedur internal unit kerja di lingkup Sekretariat Kabinet

khususnya dan Istana Kepresidenan umumnya dengan prosedur yang

dimiliki oleh para stakeholders Sekretariat Kabinet di bidang

persidangan kabinet.

Arah Kebijakan 3

Kompetensi SDM perlu ditingkatkan untuk memberikan

pelayanan yang prima kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam

memperoleh dukungan adminstrasi mengenai pelaksanaan dan

dokumen persidangan yang berkualitas dan terfokus kepada prioritas

pembangunan 5 (lima) tahun ke depan dan pembangunan jangka

panjang. Di samping itu, peningkatan kompetensi juga untuk

menyesuaikan keterampilan SDM dengan perkembangan teknologi

dan metode pelaksanaan pekerjaan yang dikembangkan pada

Kedeputian Persidangan Kabinet 5 (lima) tahun ke depan dalam

rangka mendukung adminstratif pelaksanaan persidangan.

Untuk pemenuhan kebutuhan jangka pendek dilakukan

peningkatan kuantitas dan kualitas pelatihan terutama di bidang

keprotokolan, pelatihan komputer, penggunaan bahasa Indonesia yang

baik dan benar, dan kemampuan bahasa Inggris. Sebagai investasi

untuk pemenuhan kebutuhan jangka panjang, peningkatan kompetensi

dilakukan melalui peningkatan secara proporsional kuantitas

pendidikan S2 dan S3 baik yang dibiayai dengan anggaran Sekretariat

Kabinet maupun dengan bantuan pihak lain.

Dukungan Adminstrasi dapat diberikan dengan cepat dan tepat

jika dilakukan oleh SDM dengan kompetensi yang tepat. Untuk

meningkatkan kualitas saran kebijakan yang diberikan kepada

Terwujudnya SDM yang profesional dan berkualitas

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2010-2014

31

Presiden dan Wakil Presiden perlu dilakukan reassessment dan

reposisi SDM sesuai kompetensinya. Reposisi dilaksanakan dengan

semangat pemberdayaan SDM, bukan eliminasi, dan diutamakan

penerapannya di antara SDM yang telah mendapat peningkatan

kompetensi melalui diklat.

Dalam rangka pelaksanaan ketiga arah kebijakan di atas, perlu

dirumuskan strategi guna pencapaian tujuan dan sasaran Kedeputian

Persidangan Kabinet. Strategi Kedeputian Persidangan Kabinet dalam

jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan difokuskan kepada 3 (tiga)

aspek manajemen organisasi yang memerlukan prioritas penanganan,

yang dikelompokkan sebagai berikut:

1. Aspek Kelembagaan

Berdasarkan arah kebijakan pertama, pada awal periode 5

(lima) tahun ke depan perlu diselesaikan penataan kembali tugas

fungsi dan struktur organisasi dengan prinsip bagi habis tugas

dalam rangka pemberian dukungan kebijakan. Pada tahun

pertama, dilakukan evaluasi terhadap tugas, fungsi, dan struktur

organisasi, dengan mengidentifikasi kondisi existing organisasi

dibandingkan dengan tugas dan fungsi, kemudian dianalisis untuk

merumuskan gap.

Dari hasil analisis tersebut dirumuskan kebutuhan penataan

tugas, fungsi, dan struktur organisasi. Pada tahun kedua,

kelembagaan sesuai hasil evaluasi sudah terbangun dan dilengkapi

dengan sarana prasarana kerja yang dibutuhkan. Kelembagaan

baru tersebut perlu di re-evaluasi dari waktu ke waktu, terutama

selama paruh kedua periode 5 (lima) tahun.

2. Aspek Tata Laksana

Seiring dengan langkah penataan kelembagaan di atas,

dilakukan penyempurnaan prosedur kerja, dengan melakukan

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2010-2014

32

evaluasi prosedur kerja yang ada. Berdasarkan hasil evaluasi

tersebut, dilakukan penambahan dan penyempurnaan prosedur

kerja dalam rangka pemberian dukungan kebijakan yang menjadi

acuan bagi pelaksanaan kerja. Penetapan prosedur kerja

(diformalkan) dengan mengikuti Peraturan Sekretaris Kabinet pada

tahun pertama segera diikuti dengan rinciannya yang selanjutnya

dari waktu ke waktu dire-evaluasi dan disesuaikan dengan

kebutuhan.

Pada tahun pertama dilakukan penjajakan kerja sama

peningkatan kualitas prosedur kerja dengan lembaga-lembaga

yang terkait dengan tugas fungsi Kedeputian Persidangan Kabinet.

Pada tahun selanjutnya diikuti dengan pengikatan kerja sama atau

penetapan prosedur kerja bersama, dan pembangunan sarana

prasarana pendukung prosedur kerja. Monitoring dan evaluasi yang

ketat terhadap setiap tahapan kerja sama perlu dilakukan dari

waktu ke waktu.

3. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)

Pada tahun pertama dari periode 5 (lima) tahun ke depan

dilakukan assessment secara komprehensif kebutuhan pendidikan

dan pelatihan (diklat) SDM dan disusun perencanaan diklat untuk

kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan.

Berdasarkan hasil assessment kebutuhan diklat dan

penataan kelembagaan Sekretariat Kabinet, dilakukan evaluasi

kompetensi seluruh jabatan struktural dan nonstruktural. Pada

tahun selanjutnya, dilakukan reposisi SDM sesuai dengan

kompetensi yang telah ditingkatkan melalui diklat, terutama reposisi

SDM pada unit-unit penyelenggara tugas pemantauan pelaksanaan

kebijakan pemerintah.

Terkait dengan perencanaan diklat, pada tahun pertama

dilakukan perencanaan penganggaran pembiayaan diklat dengan

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2010-2014

33

menentukan prioritas anggaran diklat. Pelaksanaan diklat selama 5

(lima) tahun ke depan dimonitor dan dievaluasi secara saksama.

Pengembangan kompetensi SDM juga dilakukan dalam

bentuk penjajakan dan pengikatan kerja sama dengan lembaga-

lembaga dalam dan luar negeri. Program kerja sama terus

dikembangkan dari waktu ke waktu.

D. Program Operasional

Arah Kebijakan dan Strategi Kedeputian Persidangan Kabinet di

atas dijabarkan melalui program dan kegiatan yang dilakukan oleh

satuan organisasi dan unit kerja di lingkungan Kedeputian Persidangan

Kabinet. Program merupakan instrumen kebijakan yang berisi satu

atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh kementerian/lembaga

untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi

anggaran.

Program ini dijabarkan ke dalam kegiatan atau kumpulan

tindakan yang ditujukan untuk pencapaian sasaran program.

Hubungan program dan kegiatan merupakan hubungan hierarki yang

menunjukkan bahwa satu kegiatan hanya terkait dengan satu program,

dan satu program dapat dijabarkan ke dalam beberapa kegiatan.

Program itu sendiri didefinisikan sebagai instrumen kebijakan

yang berisi kegiatan yang dilaksanakan oleh K/L untuk mencapai

sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, dan/atau

kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh K/L.

Program harus dapat dijabarkan ke dalam kegiatan atau

kumpulan tindakan yang ditujukan untuk pencapaian sasaran program.

Program yang terkait dengan Kedeputian Persidangan Kabinet adalah:

1. Program Tahun 2010─2011

Pada tahun 2010─2011untuk pencapaian visi, misi, dan

sasaran strategis Sekretariat Kabinet telah menetapkan dua

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2010-2014

34

program, yaitu : Program Teknis Penyelenggaraan Pelayanan

Dukungan Kebijakan Kepada Presiden dan Wakil Presiden dan

Program Generik Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya.

Deputi Bidang Persidangan Kabinet memberikan dukungan

kepada pelaksanaan program generik. Untuk itulah, ditetapkan

outcome program generik tahun 2010─2011 atau “Program

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya”.

Outcome yang merupakan indikator dari Deputi Bidang

Persidangan Kabinet adalah sebagai berikut:

1) Kesiapan bahan wicara sidang kabinet.

2) Kelancaran distribusi risalah hasil sidang kabinet.

Untuk mencapai outcome “Program Generik Dukungan

Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya” maka

didukung dengan tujuh kegiatan, yang 3 (tiga) di antaranya

merupakan kegiatan dari Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet,

dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Penyiapan penyelenggaraan dan penyusunan transkripsi serta

risalah sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin

dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden;

b. Penyelenggaraan pelaksanaan dokumentasi, pengolahan data,

pemantauan dan hasil evaluasi sidang kabinet, rapat atau

pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden

dan/atau Wakil Presiden;

c. Pengelolaan ketatausahaan, surat menyurat, pengelolaan arsip

dan perpustakaan Sekretariat Kabinet serta pengurusan acara

dan keprotokolan Sekretaris Kabinet;

Dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan Sekretariat

Kabinet telah dialokasikan anggaran sesuai dengan pagu anggaran

APBN-P Tahun 2010 dan 2011 adalah sebagai berikut:

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2010-2014

35

Tabel

Alokasi Anggaran Berdasarkan Outcome Kedeputian

Persidangan Kabinet yang berasal dari Asisten Deputi Bidang

Pelaksanaan dan Pelaporan Persidangan

Tahun 2010—2011

Program Outcome 2010 2011

Program Dukungan

Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya

Sekretariat Negara.

1) Kesiapan bahan wicara

sidang kabinet.

Rp465.811.000

Rp 429.021.000

2) Kelancaran distribusi

risalah hasil sidang

kabinet.

Rp146.109.000

2. Program Tahun 2012—2014

Sesuai dengan kebijakan pemerintah di bidang restrukturisasi

program dan kegiatan, Kedeputian Persidangan Kabinet telah

melakukan penataan kegiatan berdasarkan Peraturan Sekretaris

Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Tugas dan Fungsi Sekretariat

Kabinet.

Untuk itulah mulai tahun 2011, dalam upaya pencapaian visi,

misi dan sasaran strategis, ada perubahan signifikan dalam

mendukung pelaksanaan program di Sekretariat Kabinet. Kedeputian

Persidangan Kabinet yang sebelumnya dimasukkan kepada program

generik pada tahun 2011 ini bergeser menjadi program teknis. Hal ini

tentunya agar pelaksanaan program dan kegiatan dapat lebih efektif

dan efisien.

Program yang telah ditetapkan yakni 1 program teknis dan 1

program generik, yaitu Program Penyelenggaraan Dukungan

Kebijakan Kepada Presiden Selaku Kepala Pemerintahan dan

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2010-2014

36

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya Sekretariat Kabinet. Dukungan Kebijakan kepada Presiden

dan Wakil Presiden ini dimaksudkan dalam rangka mendukung

Presiden selaku Kepala Pemerintahan.

Kemudian, dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan

tersebut, Sekretariat Kabinet melaksanakan bagian anggaran 114

mulai tahun 2012. Sebelumnya Sekretariat Kabinet merupakan bagian

anggaran 007 Kementerian Sekretariat Negara. Dengan demikian,

diharapkan adanya efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi dari

Sekretariat Kabinet setelah memiliki bagian anggaran tersendiri.

Kebutuhan anggaran Kedeputian Persidangan Kabinet yang

termasuk dalam Program Teknis dalam bagan kebutuhan pendanaan

pembangunan Sekretariat Kabinet Tahun 2012─2014, adalah sebagai

berikut:

Tabel

Kebutuhan Pendanaan Pembangunan Tahun 2012

Sekretariat Kabinet

Program Outcome/Pendanaan

Tahun 2012

Program

Penyelenggaraan

Dukungan Kebijakan

Kepada Presiden

Selaku Kepala

Pemerintahan

Outcome:

Terwujudnya laporan dukungan kebijakan dan

dokumen persidangan kabinet serta hubungan

kemasyarakat dan kelembagaan.

Pendanaan Rp36.336.641.000

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2010-2014

37

Tabel

Kebutuhan Pendanaan Pembangunan Tahun 2013─2014

Sekretariat Kabinet

Program Outcome/Pendanaan

Tahun 2013 Tahun 2014

Program Penyelenggaraan

Dukungan Kebijakan

Kepada Presiden Selaku

Kepala Pemerintahan

Outcome:

Terwujudnya peningkatan kualitas pengelolaan

persidangan kabinet.

Pendanaan Rp94.522.150.000 Rp103.445.939.000

Gambaran dari Masing-masing outcome program Sekretariat

Kabinet yang di dalamnya juga terdapat indikator dari Kedeputian

Persidangan Kabinet, adalah sebagai berikut:

Program Teknis:

Tabel

Outcome dan Indikator Program Teknis Tahun 2012

No Outcome Indikator

1. Terwujudnya laporan

dukungan kebijakan dan

dokumen persidangan

kabinet serta hubungan

kemasyarakat dan

kelembagaan.

1. Jumlah laporan penyiapan materi

sidang kabinet, rapat atau pertemuan

yang dipimpin dan/atau dihadiri

Presiden dan/atau Wakil Presiden;

2. Jumlah dokumen materi sidang

kabinet, rapat atau pertemuan yang

dipimpin dan/atau dihadiri Presiden

dan/atau Wakil Presiden;

3. Jumlah laporan pelaksanaan sidang

kabinet, rapat atau pertemuan yang

Program Penyelenggaraan Dukungan Kebijakan Kepada

Presiden Selaku Kepala Pemerintahan

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2010-2014

38

No Outcome Indikator

dipimpin dan/atau dihadiri Presiden

dan/atau Wakil Presiden;

4. Jumlah dokumen (risalah dan

transkrip) hasil pelaksanaan sidang

kabinet, rapat atau pertemuan yang

dihadiri Presiden dan/atau Wakil

Presiden;

5. Jumlah laporan penyelenggaraan

hubungan kemasyarakatan dan

kelembagaan berkaitan dengan

kegiatan kabinet dan Sekretariat

Kabinet;

6. Jumlah dokumen penyelenggaraan

hubungan kemasyarakatan dan

kelembagaan berkaitan dengan

kegiatan kabinet dan Sekretariat

Kabinet.

Tabel

Outcome dan Indikator Program Teknis Tahun 2013—2014

No Outcome Indikator

1. Terwujudnya

peningkatan kualitas

pengelolaan persidangan

kabinet.

1. Tingkat kecepatan dan ketepatan

penyelesaian briefing sheet;

2. Tingkat Kecepatan Pendistribusian

bahan materi paparan sidang

kabinet;

3. Persentase penyelesaian hasil

sidang kabinet secara tepat waktu;

4. Tingkat kepuasan peserta sidang

kabinet terhadap penyelenggaraan

sidang kabinet;

5. Persentase penyelesaian informasi

secara substansi yang

disebarluaskan pada sistem

informasi secara tepat waktu;

6. Kecepatan penyelesaian

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2010-2014

39

No Outcome Indikator

rekomendasi hasil pendampingan

pada kunjungan kerja Komisi II

DPR RI.

Adapun indikator-indikator output dan outcome yang lain terdapat

dalam lampiran.

E. Kegiatan Program Teknis dari Kedeputian Bidang Persidangan

Kabinet

Program Teknis Sekretariat Kabinet dijabarkan dalam 3 (satu)

kegiatan di Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet yakni sebagai

berikut:

1. Penyiapan materi sidang kabinet dan rapat lainnya yang

dipimpin dan/atau dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden

serta rapat kerja Sekretaris Kabinet;

2. Penyelenggaraan dan pendokumentasian sidang kabinet, rapat

dan pertemuan yang dipimpin oleh Presiden dan/atau Wakil

Presiden;

3. Penyelenggaraan hubungan kemasyarakatan dan

kelembagaan berkaitan dengan kegiatan kabinet dan

Sekretariat kabinet.

BAB IV

PENUTUP

Rencana Strategis (Renstra) Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun

2010-2014 merupakan bagian yang sinergis dengan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014. Renstra pada dasarnya

masih bersifat umum dan hanya berupa garis-garis besar program dan kegiatan

yang akan dilaksanakan masing-masing unit. Penjabaran lebih lanjut dituangkan

dalam bentuk Rencana Kerja, Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), dan Rencana

Kinerja Tahunan (RKT) setiap tahun.

Renstra ini disusun dengan mempertimbangkan potensi, peluang, serta

kendala, dan permasalahan yang dihadapi sehingga penetapan target-target

yang berorientasi pada hasil dan diharapkan dapat dicapai dalam kurun waktu

5 (lima) tahun. Keberhasilan penerapan Renstra tergantung dari komitmen dan

konsistensi organisasi untuk mengimplementasikannya. Namun demikian,

Renstra ini dimungkinkan untuk dilakukan penyesuaian-penyesuaian sejalan

dengan dinamika perkembangan internal dan eksternal organisasi baik di

lingkungan Sekretariat Kabinet maupun di lingkup Istana Kepresidenan.

DEPUTI BIDANG

PERSIDANGAN KABINET

S I P A

1

TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2012 UNIT KERJA : DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN KABINET,SEKRETARIAT KABINET

PROGRAM/ KEGIATAN

OUTCOME/OUTPUT INDIKATOR USULAN TARGET

2012

UNIT ORGANISASI PELAKSANA

(1) (2) (3) (4) (7)

Program 1

Penyelenggaraan Dukungan Kebijakan Kepada Presiden Selaku Kepala Pemerintahan.

Outcome :

1. Terwujudnya laporan dukungan kebijakan dan dokumen persidangan kabinet, serta hubungan kemasyarakatan dan kelembagaan.

Indikator :

1. Jumlah laporan penyiapan materi sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden.

2. Jumlah dokumen materi sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden.

3. Jumlah laporan pelaksanaan sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden.

4. Jumlah dokumen (risalah dan transkrip) hasil pelaksanaan sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden.

5. Jumlah laporan penyelenggaraan hubungan kemasyarakatan dan kelembagaan berkaitan dengan kegiatan kabinet dan Sekretariat Kabinet.

6. Jumlah dokumen penyelenggaraan hubungan kemasyarakatan dan kelembagaan berkaitan dengan kegiatan kabinet dan sekretariat kabinet.

148 Lap

148 Dok

148 Lap

148 Dok

110 Lap

107 Lap

Deputi Bidang

Persidangan Kabinet

LAMPIRAN IA

2

PROGRAM/ KEGIATAN

OUTCOME/OUTPUT INDIKATOR USULAN TARGET

2012

UNIT ORGANISASI PELAKSANA

(1) (2) (3) (4) (7)

Kegiatan 1:

(Prioritas K/L) Penyiapan materi sidang kabinet dan rapat lainnya yang dipimpin dan/atau dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden serta rapat kerja Sekretaris Kabinet.

Output:

1. Laporan penyiapan materi sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden.

2. Dokumen materi sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden.

Indikator:

1. Jumlah laporan penyiapan materi sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden.

2. Jumlah dokumen materi sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri Presiden dan atau Wakil Presiden.

148 Lap

148 Dok

Asisten Deputi Bidang Materi Persidangan

Kegiatan 2:

(Prioritas K/L)

Penyelenggaraan dan pendokumentasian sidang kabinet, rapat dan pertemuan yang dipimpin oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden.

Output:

1. Laporan pelaksanaan sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden.

2. Dokumen (risalah dan transkrip) hasil pelaksanaan sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden.

Indikator:

1. Jumlah laporan pelaksanaan sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden.

2. Jumlah dokumen (risalah dan transkrip) hasil pelaksanaan sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden.

148 Lap

148 Dok

Asisten Deputi Bidang Pelaksanaan dan Pelaporan Persidangan

3

PROGRAM/ KEGIATAN

OUTCOME/OUTPUT INDIKATOR USULAN TARGET

2012

UNIT ORGANISASI PELAKSANA

(1) (2) (3) (4) (7)

Kegiatan 3:

(Prioritas K/L)

Penyelenggaraan

hubungan

kemasyarakatan dan

kelembagaan berkaitan

dengan kegiatan

kabinet dan Sekretariat

kabinet.

Output:

1. Laporan penyelenggaraan hubungan kemasyarakatan dan kelembagaan berkaitan dengan kegiatan kabinet dan Sekretariat Kabinet.

2. Dokumen penyelenggaraan hubungan kemasyarakatan dan kelembagaan berkaitan dengan kegiatan kabinet dan Sekretariat Kabinet.

Indikator:

1. Jumlah laporan penyelenggaraan

hubungan kemasyarakatan

kelembagaan berkaitan dengan kegiatan

kabinet dan Sekretariat Kabinet.

2. Jumlah dokumen penyelenggaraan

hubungan kemasyarakatan dan

kelembagaan berkaitan dengan kegiatan

kabinet dan Sekretariat Kabinet.

110 Lap

107 Lap

Asisten Deputi Bidang Hubungan Kemasyarakatan dan Kelembagaan

20

TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2013—2014 UNIT KERJA : DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN KABINET, SEKRETARIAT KABINET

PROGRAM/ KEGIATAN

OUTCOME/OUTPUT INDIKATOR

TARGET (TAHUN)

TARGET (TAHUN)

UNIT ORGANISASI PELAKSANA

2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (8)

Program 1

Program

Penyelenggaraan

Dukungan Kebijakan

Kepada Presiden Selaku

Kepala Pemerintahan.

1. Terwujudnya

peningkatan

kualitas

pengelolaan

persidangan

kabinet.

1. Persentase

penyelesaian hasil

sidang kabinet

secara tepat waktu.

2. Tingkat kepuasan

peserta sidang

kabinet terhadap

penyelenggaraan

sidang kabinet.

100%

100%

100%

100%

Deputi Bidang

Persidangan Kabinet

Kegiatan 1:

(Prioritas K/L)

Penyiapan materi sidang kabinet dan rapat lainnya yang dipimpin dan/atau dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden serta rapat kerja Sekretaris Kabinet.

Output:

Tersedianya bahan-bahan sidang kabinet/ rapat/pertemuan.

Indikator:

1. Persentase penyelesaian materi sidang kabinet/rapat/pertemuan secara tepat waktu.

2. Persentase distribusi materi sidang secara tepat waktu sesuai rencana.

100%

100%

100%

100%

Asisten Deputi Bidang Materi Persidangan

LAMPIRAN IB

21

PROGRAM/ KEGIATAN

OUTCOME/OUTPUT INDIKATOR

TARGET (TAHUN)

TARGET (TAHUN)

UNIT ORGANISASI PELAKSANA

2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (8)

Kegiatan 2:

(Prioritas K/L)

Penyelenggaraan dan pendokumentasian sidang kabinet, rapat dan pertemuan yang dipimpin oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden.

Output:

Tersedianya risalah, dokumentasi, publikasi dan pendistribusian hasil sidang kabinet/rapat/ pertemuan.

Indikator:

1. Persentase penyelesaian dokumen sidang kabinet/rapat/ pertemuan yang terdokumentasi secara tepat waktu.

2. Survei kepuasan penyelenggaraan persidangan.

100%

4.5

100%

4.5

Asisten Deputi Bidang Pelaksanaan dan Pelaporan Persidangan

Kegiatan 3:

(Prioritas K/L)

Penyelenggaraan hubungan kemasyarakatan dan kelembagaan berkaitan dengan kegiatan kabinet dan Sekretariat kabinet.

Output:

Tersedianya dokumen tindak lanjut hasil pengaduan masyarakat dan hubungan kelembagaan.

Indikator:

1. Persentase penyelesaian informasi secara substansi yang disebarluaskan pada sistem informasi secara tepat waktu.

100%

100% Asisten Deputi Bidang Hubungan Kemasyarakatan dan Kelembagaan

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 2010-2014

DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN KABINET

Menjadi Kedeputian

Bidang Persidangan Kabinet yang

profesional dan handal dalam mendukung

kegiatan kabinet dan Sekretariat

Kabinet

1. Melaksanakan penyiapan materi sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden.

2. Melaksanakan penyelenggaraan dan pendokumentasian sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden.

3. Melaksanakan hubungan kemasyarakatan dan kelembagaan terkait kegiatan kabinet dan Sekretariat Kabinet

TUJUAN

Meningkatnya kualitas dalam

penyelenggaraan kabinet dan Sekretariat

Kabinet

S A S A R A N S T R A T E G I S

1. Terwujudnya peningkatan kualitas penyiapan materi sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden.

2. Terwujudnya peningkatan kualitas penyelenggaraan dan hasil-hasil sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden;

3. Terwujudnya peningkatan kualitas penyelenggaraan hubungan kemasyarakatan dan kelembagaan.

INDIKATOR IMPACT V I S I

M I S I

1. Briefing sheet sidang kabinet yang dijadikan referensi Presiden dalam mengambil kebijakan

2. Tingkat kepuasan pelayanan sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/ atau dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden sesuai dengan target.

3. Hasil pelaporan sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/ atau dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden ditindaklanjuti.

4. Tingkat Kepuasan pemberitaan kegiatan Kabinet dan Sekretariat Kabinet oleh masyarakat.

ARAH KEBIJAKAN DAN

STRATEGI

Optimalisasi pemberian dukungan kebijakan dan program kepada Presiden.

PROGRAM

Mewujudkan kelembagaan dan ketatalaksanaan yang efektif

Terwujudnya SDM yang profesional dan berkualitas.

Program

Penyelenggaraan

Dukungan Kebijakan

kepada Presiden selaku

Kepala Pemerintahan

OUTCOME PROGRAM

Terwujudnya laporan dukungan kebijakan

dan dokumen persidangan kabinet serta

hubungan kemasyarakatan dan

kelembagaan

INDIKATOR PROGRAM

1. Jumlah laporan penyiapan materi

sidang kabinet, rapat, atau

pertemuan yang dipimpin dan/atau

oleh Presiden dan/atau Wakil

Presiden;

2. Jumlah dokumen materi sidang

kabinet, rapat, atau pertemuan

yang dipimpin dan/atau oleh Pre-

siden dan/atau Wakil Presiden;

3. Jumlah laporan pelaksanaan si-

dang kabinet, rapat, atau pert-

emuan yang dipimpin dan/atau oleh

Presiden dan/atau Wakil Presiden;

4. Jumlah dokumen (risalah dan

trasnkripsi) hasil pelaksanaan

sidang kabinet, rapat, atau per-

temuan yang dipimpin dan/atau

oleh Presiden dan/atau Wakil

Presiden;

5. Jumlah laporan penyelenggaraan

hubungan kemasyarakatan dan

kelembagaan berkaitan dengan

kegiatan kabinet dan Sekretariat

Kabinet.

6. Jumlah dokumen penyelenggaraan

hubungan kemasyarakatan dan

kelembagaan berkaitan dengan

kegiatan kabinet dan Sekretariat

Kabinet.

Terwujudnya peningkatan layanan sistem informasi yang responsif dan transparan.