Rencana perawatan ortodonti
-
Upload
darlenevitri -
Category
Documents
-
view
510 -
download
25
description
Transcript of Rencana perawatan ortodonti
BAB 7
RENCANA PERAWATAN ORTODONTIK : DARI DAFTAR MASALAH
SAMPAI RENCANA SPESIFIK
I. KONSEP RENCANA PERAWATAN DAN TUJUAN
Diagnosis ortodontik dikatakan lengkap jika telah dibuat daftar lengkap
masalah pasien dan sudah dipisahkan antara masalah patologis dan masalah
tumbuh kembang. Pada saat tersebut, tujuan rencana perawatan adalah untuk
merancang strategi yang bijak dan hati-hati, menggunakan penilaian terbaik
dokter gigi, akan menghasilkan perawatan yang tepat pada masalah disamping
memaksimalkan keuntungan pasien dan meminimalkan biaya dan resiko.
Sangat penting untuk mempertimbangkan tujuan perawatan dengan cara itu.
Sebaliknya, penekanan yang tidak tepat pada beberapa aspek dari kasus ini
kemungkinan, apakah tujuan perawatan medis, dental, atau orthodontic saja.
Sebagai contoh, pertimbangkan pasien yang mencari perawatan orthodontic
karena insisif rahang bawahnya sedikit berantakan. Untuk individu seperti itu,
mengontrol penyakit periodontal bisa jadi lebih menguntungkan daripada
meluruskan gigi yang membutuhkan retensi permanen, dan hal ini harus
ditekankan ketika mendiskusikan rencana perawatan bersama pasien, walaupun ia
awalnya hanya berpikir mengenai perawatan orthodontic. Semua rencana
perawatan harus disusun bersama pasien, untuk melakukan perawatan yang
seimbang dan terbaik bagi tiap pasien
1
2
Ketika sekelompok dokter gigi umum dan dokter gigi spesialis bertemu untuk
merencakan perawatan bagi pasien dengan masalah kompleks, pertanyaan bagi
orthodontic sering kali tidak jauh dari kalimat : “Could you retract the incisors
enough to correct overjet?” (“Bisakah Anda menarik insisif agar dapat
memperbaiki overjet?”) atau “Could you develop incisal guidance for this
patient?” (“Bisakah Anda membuat incisal guidance untuk pasien ini?”). Untuk
pertanyaan yang diungkapkan menggunakan frase “Could you…?” jawabannya
sering kali adalah ya. diberikan pada komitmen perawatan yang tidak terbatas.
Frase pertanyaan yang paling tepat bukanlah “Could you…?” tetapi “Should
you…?” atau “Would it be best for patient to…?”. Analisis cost-benefit dan risk-
benefit dapat dimasukkan dengan tepat ketika frase pertanyaan diubah.
Rencana perawatan dalam orthodontic, seperti di bidang lain, dapat kurang
dari optimal jika tidak mendapatkan keuntungan penuh dari kemungkinan
perawatan yang bisa dilakukan atau jika perawatannya terlalu ambisius. Akan
selalau ada godaan untuk langsung menyimpulkan dan menjalankan rencana
perawatan yang superficially obvious tanpa mempertimbangkan faktor-faktor
yang berhubungan. Pendekatan rencana perawatan ini dianjurkan agar dirancang
3
secara spesifik untuk menghindari luputnya suatu perawatan (rencana perawatan
yang bersifat negatif palsu atau kurangnya suatu perawatan) dan perawatan yang
terlalu banyak (rencana perawatan yang bersifat positif palsu atau lebihnya suatu
perawatan), sambil melibatkan pasien dalam perencanaannya.
Pada tahap ini, sebelum kita membicarakan tahap-tahap dari daftar masalah
sampai rencana perawatan akhir lebih detail seperti yang dijabarkan pada gambar
1, mari kita jabarkan beberapa konsep yang mendasari rencana perawatan
ortodontik lebih umum.
II. MASALAH UTAMA DALAM RENCANA PERAWATAN
1. Input Pasien
Rencana perawatan modern merupakan suatu proses yang interaktif.
Bukan lagi dokter yang memutuskan, dengan cara paternalistic, apa yang
terbaik bagi pasien. Secara etis dan praktis, pasien dan orang tua harus
dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Secara etis, pasien
mempunyai hak untuk mengontrol apa yang akan terjadi pada dirinya selama
perawatan – perawatan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mereka bukan
dilakukan pada mereka. Secara praktis, pemenuhan keinginan pasien
kemungkinan merupakan masalah utama yang menjadi kesuksesan atau
kegagalan, dan ada sedikit alasan untuk memilih suatu perawatan yang tidak
didukung oleh pasien. Inform konsen, dalam bentuk modern, mengharuskan
melibatkan pasien dalam merencanakan perawatan. Hal ini ditegaskan dalam
4
prosedur untuk melakukan perawatan yang dianjurkan seperti disebutkan
dibawah.
2. Kemungkinan dan Kerumitan Perawatan
Jika terdapat metode perawatan yang lain, seperti yang biasa terjadi, mana
yang harus dipilih? Data-data dikumpulkan agar pilihan dapat dibuat
berdasarkan fakta yang ada bukan dibuat berdasarkan laporan yang tidak jelas
atau pernyataan dari pendukung pendekatan tertentu. Kualitas fakta untuk
keputusan klinis dan cara mengevaluasi data sebagai laporan hasil perawatan
terdapat pada bab 1.
Kerumitan perawatan yang usulkan mempengaruhi rencana perawatan,
terutama pada konteks siapa yang ahrus melakukan perawatannya. Fokus pada
bab ini adalah merencanakan perawatan ortodontik yang komprehensif. Pada
ortodontik, seperti bidang lainnya di kedokteran gigi, masuk akal jika kasus
dengan kerumitan paling rendah akan dipilih untuk perawatan pada praktik
umum atau keluarga, sedangkan kasus yang lebih rumit harus dirujuk pada
spesialis. Pada praktik keluarga, masalah utamanya adalah cara memilih
pasien secara rasional untuk dirawat atau dirujuk. Skema formal dapat dilihat
pada Bab 11 untuk memisahkan pasien yang cocok untuk perawatan
ortodontik di praktik keluarga dan yang membutuhkan perawatan yang lebih
rumit, dan skema yang serupa untuk orang dewasa dapat dilihat pada Bab 18.
5
III. BERBAGAI KEMUNGKINAN PERAWATAN
Sebagai latar belakang merencanakan perawatan yang komprehensif, sangat
penting untuk mempertimbangkan dua aspek yang menjadi kontrovesi dalam
rencana perawatan onthodontik saat ini : luas lengkung ekspansi dan ekstraksi
yang diindikasikan sebagai solusi gigi berjejal dan luas modifikasi pertumbuhan
dan ekstraksi untuk kamuflase atau bedah ortognatik sebaiknya dipertimbangan
sebgaia solusi masalah skeletal.
Gigi Berjejal: Ekspansi atau Ekstraksi?
1. Pertimbangan Estetik
Dari awalnya, para spesialis orthodonti telah memperdebatkan tentang batasan
sejauh mana dilakukannya ekspansi terhadap lengkung rahang dan apakah
keuntungan dari dilakukannya ekstraksi dari beberapa gigi untuk menyediakan
space untuk gigi lainnya dapat melebihi kerugiannya. Dengan dilakukannya
ekstraksi, kehilangan satu atau beberapa gigi merupakan sebuah kerugian, namun
stabilitas yang diberikan mungkin lebih besar dan merupakan sebuah keuntungan,
dan mungkin terdapat efek positif ataupun negatif pada estetik dari wajahnya.
Tetapi pada akhirnya pertimbangan dari masing-masing individu pasien lah yang
menentukan. Ini bukan hanya sekedar prosedur tetapi sebuah kewajiban untuk
mendiskusikan tentang pro dan kontra dari tindakan yang akan dilakukan kepada
pasien dan orang tua pasien sebelum membuat keputusan ekspansi-ekstraksi.
Pada sisi ilmu kontemporer, kebanyakan pasien orthodontik dapat dan
seharusnya bisa dilakukan tindakan orthodonti tanpa mencabut gigi, tetapi
6
beberapa diantaranya membutuhkan ekstraksi untuk mengkompensasi dari
keadaan gigi berjejal, protrusi dari gigi insisor yang berefek pada estetik wajah,
atau diskrepansi tulang rahang.
2. Pertimbangan Estetis
Apabila faktor utama pemilihan ekstraksi adalah untuk mendapatkan stabilitas
dan estetik, maka akan sangat berguna untuk melihat kembali data yang ada yang
berhubungan dengan faktor ini untuk ekspansi dan ekstraksi. Pertimbangkan
faktor estetik terlebih dahulu. Konsep hubungan antara ekspansi atau ekstraksi dan
estetik diilustrasikan seperti pada Gambar 7-2. Semua aspek sama berimbang,
ekspansi dari lengkung rahang membuat gigi pasien bergerak ke arah yang lebih
miring, dimana ekstraksi lebih mengurangi gigi-gigi yang agak miring. Faktor
estetik wajah dapat menjadi tidak dapat diterima karena terlalu protrusif atau juga
terlalu retrusif.
Pada tahap manakah gigi incisor telah terlalu jauh digerakkan ke depan
sehingga penampilan wajah terganggu? Jawabannya ada pada jaringan lunak
bukan pada hubungan jaringan keras: ketika kemiringan incisor membuat bibir
terpisah secara berlebihan sehingga pasien harus berusaha untuk membuat
bibirnya kembali ke semula, namun gigi-giginya terlalu protrusif dan meretraksi
incisor dapat mempengaruhi penampilan wajah. Hal ini sedikitnya berpengaruh
pada kemiringan relatif dari gigi terhadap tulang pendukung seperti yang dapat
terlihat pada tampilan profil. Individu dengan bibir yang tebal dan penuh dapat
terlihat bagus dengan kemiringan gigi incisor yang mungkin kemiringan tersebut
7
tidak akan tampak bagus pada individu dengan bibir yang tipis dan tegang. Kita
tidak dapat dengan mudah menentukan batasan estetis dilakukannya ekspansi dari
hubungan tulang-gigi pada radiografik cefalometrik.
Pada tahap apakah incisor diretraksi sampai memberikan dampak negatif pada
estetis wajah? Hal ini juga sangat bergantung pada jaringan lunaknya. Ukuran dari
hidung dan dagu mempunyai efek yang sangat besar pada hubungan relatif bibir.
Untuk pasien dengan hidung yang besar dan/atau dengan dagu yang besar, apabila
pilihannya adalah untuk melakukan tindakan tanpa ekstraksi dan menggerakkan
incisor maju ke depan atau untuk mengekstraksi dan setidaknya meretraksi
incisor, pilihan untuk memajukan incisor dianggap lebih baik, asalkan tidak
memisahkan bibir terlalu banyak. Incisor atas sangat jauh ke arah lingual jika bibir
atas diinklinasikan ke belakang, seharusnya dimajukan sedikit ke depan dari
dasarnya pada jaringan lunak pada poin A (Gambar 7-4, A). Untuk hasil hasil
estetik yang lebih baik, bibir bawah seharusnya dimiringkan setidaknya sama
dengan dagu (Gambar 7-4, B). Variasi pada morfologi dagu dapat membuat
hubungan incisor-dagu lebih baik melebihi kontrol dari orthodontik sendiri, pada
kasus mana pembedahan dagu kemungkinan harus dipertimbangkan (lihat
penjelasannya pada bab ini pada kamuflase Kelas II dan memaksimalkan
perubahan estetik dalam perawatan dan bab 19).
3. Pertimbangan Stabilitas
8
Untuk hasil yang stabil, seberapa besar lengkung bisa di ekspansi? Lengkung
bawah lebih terbatas di ekspansi dibandingkan lengkung atas, keterbatasannya
membuat lengkung bawah lebih erat dibandingkan yang atas. Pedoman terkini
mengenai batasan mengekspansi rahang bawah, disajikan dalam data di Gambar
7.5. Keterbatasan sebesar 2mm untuk pergerakan gigi insisif bawah kedepan dapat
bervariasi tiap individu namun dapat juga dilihat dari pertimbangan dari
pengamatan terhadap meningkatnya tekanan bibir sebesar 2mm ke arah ruangan
yang biasanya diisi oleh bibir. Jika tekanan bibir adalah faktor yang membatasi
pergerakan kedepan, yang mana memungkinkan, posisi awal gigi insisif akan
menjadi pertimbangan mengenai seberapa besar gerakan yang dapat ditoleransi.
Hal ini menunukkan dan observasi klinis juga mengkonfirmasi (dengan data yang
terbatas) bahwa gigi insisif yang tipped ke arah lingual dari bibir akan bisa
digerakkan lebih maju daripada gigi insisif yang tegak lurus. Insisif yang tipped
ke arah labial dan crowded mungkin memperllihatkan titik akhir dari reaksi
kmiawi yang setara, dimana gigi tersebut sudah menjadi se-protrusif mungkin
dimana otot membatasinya.Menggerakkan gigi tersebut lebih kedepan lagi akan
meningkatkan resiko kurangnya stabilitas.
9
Gambar 7.5 Karena lengkung gigi bawah lebih erat, ekspansi akan lebih terbatas dibandingkan lengkung gigi atas. Data yang tersedia memperlihatkan bahwa menggerakkan insisif bawah lebih dari 2mm
menimbulkan masalah pada stabiltas, yang kemungkinan karena tekanan bibir yang tinggi pada area tersebut. Data meunjukkan bahwa ekspansi pada kaninus tidaklah stabil, behkan jika dibarengi dengan
retraksi. Ekspansi pada premolar dan molar dapat dilakukan dengan stabil.
Terdapat pula keterbatasan seberapa jauh gigi insisif, khususnya gigi insisif
bawah, dapat bergerak ke arah fasial. Peningkatan pada pembukaan tulang
alveolar dan pengelupasan gingiva seiring dengan majunya gigi insisif.
Banyaknya gingiva cekat adalah variabel yang kritis. Penting untuk berhati-hati
pada pasien yang mempunyai banyak gingiva cekat jika terjadi masalah demikian,
sehingga dapat dirawat. Perawatan berupa konsultasi sebelumnya kepada ahli
periodontal dianjurkan, dan bergantung kepada banyaknya dan arah dari
pergerakan gigi yang akan dilakukan, keputusan terbaik merupakan menempatkan
cangkok gingiva sebelum perawatan ortodonti.
Gambar 7.5 memperlihatkan adanya kemungkinan untuk ekspansi ke arah
transversal dan ke arah anteroposterior, namun hanya yang lebih posterior dari
kaninus. Beberapa laporan menunjukkan bahwa ekspansi pada area kaninus
10
hampir tidak dapat dijaga, khususnya di lengkung bawah. Faktanya, dimensi
interkaninus berkurang seiring dengan pasien dewasa, dengan atau tanpa
perawatan ortodonti, kemungkinan karena adanya tekanan dari bibir di sudut
mulut. Ekspansi pada area premolar dan molar lebih mudah didapatkan, karena
kurangnya tekanan dari pipi.
Satu pendekatan untuk ekspansi lengkung adalah untuk mengekpansi
lengkung gigi atas dengan membuka sutura midpalatal. Jika basis maksila sempit,
perawatan ini sesuai. Beberapa klinisi mempunyai teori bahwa ekspansi lengkung
gigi atas dengan membuka sutura, sementara akan membuat munculnya crossbite
bukal, yang membuat lengkung gigi bawah untuk lebih ekspansi mungkin saja
terjadi. Jika faktor yang membatasinya adalah tekanan dari pipi, maka tidak
memungkinkan ekspansi akan membuat perubahan. Ekspansi yang berlebihan
akan meningkatkan resiko tembusnya akar premolar dan molar ke luar tulang
alveolar. Meningkatnya resiko tersebut jik ekspansi transversal melebihi 3mm.
4. Pedoman Ekstraksi Gigi
Pedoman kontemporer untuk dilakukannya ekstraksi untuk keperluan
ortodonti pada kasus kelas I dengan crowding dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Ketidaksesuaian lengkung rahang (ALD) kurang dari 4mm. Ekstraksi
jarang diindikasikan (hanya jika adanya protrusi gigi insisif yang parah
atau kekurangan ruang dalam arah vertikal). Pada beberapa kasus,
crowding tersebut dapat diatasi tanpa ekspansi lengkung dengan cara
11
mengurangi lebar gigi tertentu, dan dengan hati-hati untuk menyesuaikan
ukuran pengurangan lengkung atas dan bawah.
b. Ketidaksesuaian lengkung rahang (ALD) 5-9mm. Kemungkinan dapat
di ekstraksi atau tidak. Keputusannya bergantung pada karakteristik
jaringan keras dan lunak pasien dan bagaimana posisi akhir gigi insisif
dapat di kontrol; gigi manapun dapat dipilih untuk di ekstraksi. Perawatan
non ekstraksi meliputi ekspansi transversal pada molar dan premolar, dan
waktu perawatan tambahan jika gigi posterior akan digerakkan lebih distal,
untuk menambah panjang lengkung.
c. Ketidaksesuaian lengkung rahang (ALD) lebih dari 10mm atau lebih.
Ekstraksi hampir harus selalu dilakukan. Pada pasien ini, tingginya ukuran
crowding sesuai dengan jumlah gigi yang harus di ekstraksi, dan tidak
akan ada efek atau sedikit efek pada dukungan bibir dan penampakan
wajah (fasial). Pemilihan gigi yang di ekstraksi adalah 4 premolar pertama
atau 2 premolar atas dengan insisif lateral bawah. Ekstraksi premolar
kedua atau molar jarang memberikan hasil yang memuaskan karena tidak
memberikan ruangan yang cukup di dekat gigi anterior yang crowding
atau tidak memberikan pilihan untuk memperbaikin ketidaksesuaian garis
median.
Keberadaan protusi pada keadaan crowding, mempersulit keputusan untuk
melakukan ekstraksi. Menarik gigi insisif untuk mengurangi kecenderungan bibi
menonjol membutuhkan ruangan pada lengkung gigi. Efeknya adalah
meningkatnya ketidaksesuasian lengkung (ALD). Dengan penyesuaian tersebut,
12
pedoman diatas dapat diterapkan. Aturan umumnya adalah, bibir akan bergerak
dua-pertiga dari jadrak insisif yang ditarik (contoh jika meretraksi insisif sejauh
3mm maka akan mengurangi protrusi bibir sebesar 2mm), namun terdapat
kecenderungan variasi pada tiap individu, khususnya pada perubahan yang timbul
pada saat kemampuan bibir (lip competence) sudah didapat. Retraksi bibir sebesar
2-3mm adalah hasil yang sering didapatkan.
Gambar A. Resesi gingiva mulai tampak pada pasien dengan crowding gigi depan bawah yang sedang disesuaikan B. Preparasi untuk cangkok gingiva C. Cangkok gingiva (cangkok diambil dari jaringan
palatum) di jahit pada tempatnya D. Dua minggu kemudian.
Ekstraksi Peredaan crowding gigi
insisif
Retraksi Insisif Mendorong posterior kedepan
Maksimum Minimum Maksimum MinimumInsisif sentral 5 3 2 1 0Insisif lateral 5 3 2 1 0Kaninus 6 5 3 2 0Premolar 1 5 5 2 5 2Premolar 2 3 3 0 6 4Molar 1 3 2 0 8 6Molar 2 2 1 0 - -
*Ukuran dalam milimeter
*Dengan penanganan penjangkaran biasa (bukan sekeletal)
13
*Bidang anteroposterior tanpa crowding
Hal ini menarik bahwa studi terdahulu mengenai perubahan dimensi lengkung
gigi dan penampilan fasial pada kasus ekstraksi dan non-ekstraksi gigi dapat
bervariasi pada kedua kelompok tersebut. Pemikiran bahwa dilakukannya
ekstraksi mengarah ke retraksi insisif dan lengkung yang lebih sempit dan kasus
non-ekstraksi mengarah ke protrusi insisif dan lengkung lebih lebar, tidak dapat
didukung sepenuhnya. Tingkatan perubahan pada kedua kelompok tersebut tentu
saja berhubungan dengan tingkatan crowding dan protrusi yang terjadi awalnya
dan keputusan klinisi mengenai bagaimana mengatasi ekspansi lengkung atau
penutupan ruangan bekas ekstraksi. Pedoman akhir meliputi:
Semakin sering klinisi dapat mengekspansi tanpa menggerakkan gigi
insisif kedepan, maka lebih banyak pasien yang dapat dirawat dengan hasil yang
memuaskan (dengan perspektif estetika dan stabilitas) tanpa ekstraksi.
Semakin mampu seorang klinisi menutup ruangan bekas ekstraksi tanpa
retraksi gigi insisif secara berlebihan, maka lebih banyak pasien yang dapat
dirawat dengan hasil yang memuaskan (dengan perspektif estetika dan
stabilitas)dengan ekstraksi
Dalam bidang kesehatan mulut, ekspansi yang berlebihan dapat
meningkatkan resiko masalah mukogingival.
Dalam fungsi mastikasi, ekspansi atau ekstraksi tidak memberika
perbedaan apa-apa.
14
Pedoman ekstraksi untuk kamuflase ketidaksesuaian pada rahang dibahas
dibawah ini, pada diskusi dengan pendekatan masalah skeletal.