Temuan Masalah Dan Rencana Perawatan

17
I. TEMUAN MASALAH : 1. Kalkulus pada regio a,c,d.e.f dan perdarahan interdental pada region a dan c. D/ Gingivitis included plaque DD/ gingivitis marginalis Alasan: o Ditemukannya perubahan warna pada tepi gingiva yang berwarna merah tua dan ditemukannya perdarahan ketika probing pada gigi yang terdapat kalkulus dan plak. Penjelasan: o Gingivitis include plak adalah istilah medis untuk inflamasi/peradangan gingiva (gusi) yang merupakan bentuk ringan dari penyakit gingiva dan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri sebagai akibat dari pembentukan plak. Sedikit perdarahan dan pembengkakan ringan pada gusi adalah tanda-tanda dan gejala awal. Jika hadir dalam tahap awal, gingivitis dapat diperbaiki dengan langkah-langkah sederhana seperti menyikat gigi, flossing dan pembersihan (Alison, 2006). o Etiologi/patologi: infiltrat inflamasi sebagai respon dari akumulasi plak pada margin gingiva. Flora awal pada plak adalah kokus Gram positif dalam waktu 4-7 hari, kemudian diikuti organisme Gram negatif filamen dan fusiform setelah 2 minggu (Millett & Welbury, 2000).

description

rencana perawatan

Transcript of Temuan Masalah Dan Rencana Perawatan

Page 1: Temuan Masalah Dan Rencana Perawatan

I. TEMUAN MASALAH :

1. Kalkulus pada regio a,c,d.e.f dan perdarahan interdental pada region a dan c. D/

Gingivitis included plaque DD/ gingivitis marginalis

Alasan:

o Ditemukannya perubahan warna pada tepi gingiva yang berwarna merah tua dan

ditemukannya perdarahan ketika probing pada gigi yang terdapat kalkulus dan

plak.

Penjelasan:

o Gingivitis include plak adalah istilah medis untuk inflamasi/peradangan gingiva

(gusi) yang merupakan bentuk ringan dari penyakit gingiva dan biasanya

disebabkan oleh infeksi bakteri sebagai akibat dari pembentukan plak. Sedikit

perdarahan dan pembengkakan ringan pada gusi adalah tanda-tanda dan gejala

awal. Jika hadir dalam tahap awal, gingivitis dapat diperbaiki dengan langkah-

langkah sederhana seperti menyikat gigi, flossing dan pembersihan (Alison,

2006).

o Etiologi/patologi: infiltrat inflamasi sebagai respon dari akumulasi plak pada

margin gingiva. Flora awal pada plak adalah kokus Gram positif dalam waktu 4-

7 hari, kemudian diikuti organisme Gram negatif filamen dan fusiform setelah 2

minggu (Millett & Welbury, 2000).

o Gejala klinis: bengkak dan eritem pada margin gingiva. Berdarah saat

menggosok gigi atau makan (Millett & Welbury, 2000). Gingiva kemungkinan

sakit saat disentuh, gingiva mudah berdarah saat menyikat gigi atau memakai

dental floss, napas bau, gigi sensitif (Alison, 2006).

2. Lesi karies D3 dibagian oklusal gigi 18, 17, 16, 26, 27, 28, 35, 36, 37, 45, 47, dan mesial

gigi 15 D/ pulpitis reversible.

Alasan:

Ditemukannya lesi email berwarna kehitaman pada pit dan fisur, sondasi (+), perkusi

(-), palpasi (-), gigi masih vital dan pasien tidak mengeluhkan sakit.

Penjelasan:

Page 2: Temuan Masalah Dan Rencana Perawatan

Menurut ICDAS, karies diklasifikasikan :

1. D1, terlihat lesi putih pada permukaan gigi saat kering

2. D2, terlihat lesi putih pada permukaan gigi saat basah

3. D3, karies mencapai email

4. D4, karies hampir menyerang dentin (mencapai DEJ)

5. D5, karies menyerang dentin

6. D6, karies menyerang pulpa

Pulpitis reversible merupakan proses inflamasi ringan yang apabila penyebabnya

dihilangkan maka inflamasi menghilang dan pulpa akan kembali normal. Faktor-faktor

yang menyebabkan pulpitis reversible, antara lain stimulus ringan atau sebentar seperti

karies insipient, erosi servikal, atau atrisi oklusal, sebagian besar prosedur operatif,

kuretase periodontium yang dalam dan fraktur email yang menyebabkan tubulus dentin

terbuka. Pulpitis reversibel dapat berkisar dari hiperemia ke perubahan inflamasi ringan

hingga sedang terbatas pada daerah dimana tubuli dentin terlibat.

Pulpitis reversible bersifat asimtomatik dapat disebabkan karena karies yang baru

muncul dan akan kembali normal bila karies dihilangkan dan gigi direstorasi dengan

baik, apabila ada gejala (bersifat simtomatik) biasanya berbentuk pola khusus. Aplikasi

stimulus dingin atau panas, dapat menyebabkan rasa sakit yang tajam. Jika stimulus ini

dihilangkan, nyeri akan segera reda. Stimulus panas dan dingin menimbulkan nyeri yang

berbeda pada pulpa normal. Ketika panas diaplikasikan pada gigi dengan pulpa yang

tidak terinflamasi, respon awal yang langsung terjadi (tertunda), namun jika stimulus

panas ditingkatkan maka intensitas nyeri akan meningkat. Sebaliknya, jika stimulus

dingin diberikan, pulpa normal akan segera terasa nyeri dan menurun jika stimulus

dingin dipertahankan. Berdasarkan observasi hal ini, respon dari pulpa sehat maupun

terinflamasi tampaknya sebagian besar disebabkan oleh perubahan dalam tekanan

intrapulpa.

3. Atrisi gigi 32. D/ pulpitis reversibel

Alasan: terlihat adannya kehilangan substansi gigi pada bagian insisal sehingga

batas DEJ terlihat.

Page 3: Temuan Masalah Dan Rencana Perawatan

Penjelasan: Pulpitis reversible dapat ditimbulkan oleh stimuli ringan atau yang

berjalan sebentar seperti karies insipien, erosi servikal atau atrisi oklusal, sebagian

prosedur operatif, kuretasi periodontium yang dalam, dan fraktur enamel yang

menyebabkan terbukanya dentin. Biasanya pulpitis reversible tidak menimbulkan

gejala (asimtomatik), akan tetapi jika ada, gejala biasanya timbul dari suatu pola

tertentu.

4. Malposisi kearah bukal gigi 18 dan 28. D/ bukoversi gigi 18 dan 28

Malposisi kearah labial gigi 13, 22, dan 43 serta diastema anatara gigi 42 dan 43 kurang

lebih 2mm. D/ labioversi gigi 13,22, dan 43

Malposisi kearah mesial gigi 14. D/ mesioversi gigi 14

Malposisi kearah distal gigi 24. D/distoversi gigi 24

Malposisi kearah mesial dan rotasi gigi 47 dan 48. D/ mesiotorsiversi gigi 47 dan 48

Alasan: ditemukan gigi yang tidak pada posisi yang tepat sehingga meyebabkan

diastema dan menganggu oklusi

Penjelasan:

Malposisi merupakan gigi yang terletak secara tidak benar dan tidak pada posisi

yang tepat (terletak salah).

Nomenklatur yang dikemukakan oleh Lischer, banyak digunakan untuk

menggambarkan suatu keadaan malposisi gigi. Penamaan ini dianggap lebih

mudah, karena hanya dengan menambahkan akhiran “–versi” pada kata yang

mengindikasikan arah dari posisi normal.

Berikut merupakan klasifikasi dari Lischer :

Mesioversi : Lebih ke mesial dari posisi normal

Distoversi : Lebih ke distal dari posisi normal

Lingouversi : Lebih ke lingual dari posisi normal

Labioversi : Lebih ke labial dari posisi normal

Bukoversi : Lebih ke bukal dari posisi normal

Infraversi : Lebih rendah atau jauh dari garis oklusi

Supraversi : Lebih tinggi atau panjang melewati garis oklusi

Axiversi : Inklinasi aksial yang salah, tipped.

Page 4: Temuan Masalah Dan Rencana Perawatan

Torsiversi : Rotasi pada sumbunya yang panjang

Transversi : Perubahan pada urutan posisi.

Istilah tersebut dapat digabungkan ketika gigi mengasumsikan malposition yang

melibatkan lebih dari satu arah dari normal. Jadi, misalnya, dikatakan bahwa

keadaan gigi adalah di mesiolabioversi.

5. Garis bergelombang berwarna putih, menimbul, sejajar dengan garis kunyah pada

mukosa pipi kanan dan kiri, memanjang dari gigi graham dua kecil ke graham dua besar

kurang lebih 3cm. D/ linea alba bukalis DD/ marsicatio buccarum

Penjelasan: linea alba bukalis adalah suatu temuan intraoral umum yang tampak

sebagai garis bergelombang putih, menimbul, dengan panjang yang bervariasi dan

terletak pada garis oklusi di mukosa pipi. Secara umum kelainan ini tanpa gejala

memiliki lebar 1 sampai 2mm dan memanjang dari mukosa daerah pipi daerah

molar sampai kaninus. Lesi tersebut biasanya bilateral dan tidak dapat dihapus.

Perubahan-perubahan epitel yang menebal terdiri atas jaringan hiperkrotik yang

merupakan suatu respon terhadap gesekan pada gigi-gigi. Keadaan tersebut

seringkali dikaitkan dengan crenated tongue dan dapat merupakan tanda dari

bruksisme, clenching, atau tekanan mulut negatif. Gambaran klinisnya

menunjukan cirri diagnostik dan tidak perlu perawtan.

Gambar 17. Linea alba bukalis

6. Benjolan, memanjang yang berada di tengah langit-langit kurang lebih 3cm. D/ torus

palatine DD/ adenoma pleomorfik

Penjelasan:

Page 5: Temuan Masalah Dan Rencana Perawatan

Torus palatum adalah suatu bentuk eksostosis tulang yang terjadi pada kira-kira

20% penduduk dewasa. Kelainan ini sering kali diturunkan; karena banyak

anggota keluarga yang mendapatkannya. Insidesni torus palatum lebih tinggi

terjadi pada perempuan dari pada pria.

Torus sangat bervariasi dalam bentuk dan ukuran klinis, serta cenderung untuk

bertambah perlahan-lahan dalam semua dimensi sesudah pubertas. Letaknya

selalu digaris tengah palatum keras di sekitar kedua gigi premolar atau molar.

Torus palatinus biasanya berupa pembengkakan sekeras tulang, berbentuk kubah,

licin, tunggal; tetapi versi bosselate kadang-kladang dijumpai dengan suatu lekuk

garis tengah dan beberapa tonjolan setempat. Mukosa yang menutupi adalah

merah muda pucat, tipis dan lembut; batas dari lesi dilukiskan oleh kontur oval

yang timbul dari atap palatum.

Torus oalatum seringkali tanpa gejala jika tidak terkena trauma dan pasien dengan

tegas menyatakan bahwa mereka tidak tahu adanya torus samapai peristiwa

traumatic terjadi. Ulkus yang terjadi harus dipantau samapai sembuh, jika tidak

kunjung sembuh maka iritan kronis harus diidentifikasi dan dihilangkan. Torus

palatum harus dibuang jika menganggu bicara, pengunyahan atau pembuatan alat

prostetik.

Gambar18. Torus palatinus

7. Lekukan pada tepi lateral lidah yang terdapat pada kedua sisi lidah yang mencetak seperti

pola tertentu yang tampak sebagai oval-cekung, dibatasi dengan tepi yang menimbul. D/

scallop tongue DD/ makroglosia

Penjelasan:

Scallop tongue adalah suatu keadaan yang umum, ditandai oleh lekukan-lekukan

pada tepi lateral lidah. Kedaan tersebut biasanya bilateral, tetapi dapat unilateral

Page 6: Temuan Masalah Dan Rencana Perawatan

atau terisolasi pada daerah dimana lidah berkontak erat dengan gigi-gigi. Tekanan

abnormal dari gigi-gigi pada lidah mencetak pola tertentu yang tampak seperti

pola oval cekung yang dibatasi tepi seperti kerang putih dan menimbul.

Panebabnya meliputi keadaan-keadaan yang menyebabkan tekanan abnormal

pada lidah seperti gerakan gesek dari lidah terhadap gigi dan diastema, kebiasaan

menjulurkan lidah, menghisap lidah, clenching atau lidah yang membesar.

Keadaan ini sama sekali tidak berbahaya dan tanpa gejala. Perawatan sering

diarahkan untuk menghilangkan kebiasaan.

Gambar19. Scallop Tongue

II. URUTAN PRIORITAS PERAWATAN :

1. Pro periodonsia : Scalling dan root planning

Alasan :

Scalling merupakan prosedur awal pembuangan kalkulus, plak, akumulasi materi

dan stain dari mahkota gigi dan permukaan akar. Root planning merupakan teknik

menghilangkan permukaan sementum atau dentin yang berubah karena adanya

penyakit atau merupakan tindakan menghaluskan dan mengambil sisa-sisa plak

dan kalkulus agar permukaan akar menjadi licin, keras, dan bersih. Root planning

dapat dapat dicapai melaui tindakan mekanis, prosedur kimiawi atau kombinasi

keduanya.

Scalling dan root planning adalah prosedur yang penting dalam semua fase terapi

periodontal. Preparasi gigi secara mekanis biasanya meliputi scalling dan root

planning. Seringkali sulit untuk memisahkan kapan scalling berhenti root

planning dimulai karea prosedur ini biasanya tidak dapat dipisahkan satu sama

lain.

Page 7: Temuan Masalah Dan Rencana Perawatan

2. Pro konservasi :

1. Tumpatan resin komposit kelas 1 pada gigi 18, 17, 16,15, 26, 27,

28, 35, 36, 37, 45, 47

Alasan:

Lesi karies merupakan karies email pada pit dan fissure belum

mencapai dentin, pulpcapping tidak diperlukan dan langsung

dilakukan penumpatan resin komposit kelas 1 sebagai tumpatan

awal dengan membuang email yang telah terkena karies untuk

mencegah perkembangan karies.

2. Aplikasi desensitisasi pada gigi 32

Gigi 32 yang atrisi mengalami pulpitis reversibel hipersensitif

dentin. Terapi dengan aplikasi bahan desensitisasi merupakan

terapi non invasive terapi ini ringan dan mudah dilakukan oleh

pasien maupun dokter gigi. Terapi non invasive ini lebih sederhana

dan murah dibandingkan terapi invasive.

3. Pro oral medicine : Observasi

Alasan:

Penemuan keadaan intra oral berupa linea alba bukalis, torus

palatine, dan scallop tongue merupakan keadaan umum yang tidak

berbahaya, namun tetap dibutuhkan observasi untuk mencegah

kondisi menjadi parah dan menghilangkan kebiasaan buruk yang

merupakan penyebab timbulnya keadaan tersebut.

4. Pro Orthodonsia : aplikasi alat orthodonsi lepasan

Alasan:

Alat orthodonsi lepasan diaplikasikan untuk mengembalikan posisi

gigi yang mengalami malposisi sehingga fungsi oklusi kembali

normal.

Page 8: Temuan Masalah Dan Rencana Perawatan

5. Dental Health Education :

1. Kontrol plak

2. Edukasi dan instruksi cara menyikat gigi yang benar

3. Instruksi menjaga kebersihan gigi dan mulut

4. Intruksi pasien kedokter gigi 6 bulan sekali

Alasan:

DHE adalah suatu usaha atau aktivitas yang mempengaruhi orang-orang untuk bertingkah

laku sedemikian rupa sehingga baik untuk kesehatan gigi dan mulut pribadi maupun

masyarakat. Pemberian DHE ini penting untuk merubah pola hidup pasien dan

meningkatkan pengetahuan pasien mengenai kebersihan gigi dan mulut.

Tahapan DHE

Plak Kontrol

Pengertian: Tindakan untuk memeriksa bersih tidaknya gigi dengan menggunakan

bahan pewarna plak.

Maksud :

1.Untuk menunjukkan gigi sudah bersih atau masih kotor.

2.Untuk melihat apakah cara menyikat gigi sudah baik dan benar

Pelaksanaan:

1. Bila bahan pewarna berupa cairan, teteskan di ujung lidah dan dengan

lidah dioleskan ke seluruh gigi.

2. Bila bahan pewarna berupa tablet, kunyahlah dan ratakan dengan lidah

keseluruh pemukaan gigi.

Penilaian

Melalui cermin dapat dilihat keadaan gigi yang masih kotor :

o Bagian gigi yang masih berwarna merah menunjukkan adanya plak.

o Bahan pewarna plak ada beberapa bentuk yaitu : berupa cairan, tablet,

bubuk (sumbah kue).

Cara Sikat Gigi

Menggosok gigi tiap hari dengan cara yang salah tidaklah membantu dalam

mengurangi akumulasi plak pada gigi. Metode penyikatan gigi harus dapat

Page 9: Temuan Masalah Dan Rencana Perawatan

membersihkan semua permukaan gigi, khsususnya daerah leher gingiva dan

daerah interdental. Gerakan sikat gigi tidak boleh melukai jaringan lunak maupun

jaringan keras. Metode harus tersusun dengan baik sehingga setiap bagian gigi

geligi dapat disikat bergantian dan tidak ada daerah yang terlewatkan.

Beberapa metode penyikatan gigi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :

1. Tekhnik Horizontal

Semua permukaan gigi di gogok dengan maju mundur seperti

menggosok lantai. Teknik ini biasanya dianjurkan pada anak-anak.

2. Teknik Fone

Gigi dalam keadaan okulasi, bulu sikat ditekan kuat-kuat dan

digerakan melingkar selebar mungkin. Untuk permukaan oklusal,

lingual digosok dengan gerakan maju mundur. Teknik ini baik untuk

gigi yang lengkap dan memiliki oklusi yang baik.

3. Teknik Charter

Bulu-bulu sikat mengarah ke permukaan oklusal membentuk sudut

45º, sikat ditekan sehingga serabut-serabutnya melengkung dengan

ujung ditekan diantara kedua gigi kemudian dengan gerakan memutar

pada gagangnya, ujung sikat dipertahankan pada posisi ini. Tehnik ini

dianjurkan untuk pendertia dengan daerah interdental yang terbuka.

4. Teknik Roll

Tehnik roll sangat bermanfaat bila digunakan pada gingival yang

sensitive. Bagian samping sikat diletakkan berkontak dengan bagian

samping gigi dengan bulu sikat mengarah ke apikal dan sejajar

terhadap sumbu gigi. Sikat kemudian diputar perlahan-lahan ke bawah

pada rahang atas dan keatas pada rahang bawah sehingga bulu sikat

menyapu daerah gusi dan gigi. Permukaan oklusal dapat disikat

dengan gerakan rotasi.

5. Teknik Stillman

Posisi bulu sikat sama dengan tehnik roll tetapi dekat dengan mahkota

gigi, digerakan maju mundur, Tehnik ini dilakukan sebanyak delapan

kali tiap daerah interproksimal, membersihkan dan memijat.

Page 10: Temuan Masalah Dan Rencana Perawatan

6. Teknik Fisiologik

Menggunakan bulu sikat yang halus, digerakkan dari arah servical ke

oklusal dengan gerakan untuk memijat gusi. Tehnik ini tidak

dianjurkan karena dapat menyebabkan penurunan gusi.

7. Teknik Bass

Tehnik lain yang dapat digunakan adalah tehnik Bass. Tehnik ini baik

digunakan bila gingival dalam keadaan sehat, karena tehnik ini dapat

menimbulkan rasa sakit bila digunakan pada jaringan yang

terinflamasi dan sensititf. Pada tehnik ini ujung sikat harus dipegang

sedemikian rupa sehingga bulu sikat terletak 45 derajat terhadap

sumbu gigi, dengan ujung bulu sikat mengarah ke leher ginggiva. Sikat

kemudian ditekan kearah ginggiva dan digerakkan dengan gerakan

memutar yang kecil sehingga bulu sikat masuk ke daerah leher

ginggiva dan juga terdorong masuk diantara gigi.

Pencegahan Karies Dengan Flour :

Kumur-kumur dengan larutan flour

Pengertian : Kumur-kumur dengan larutan flour (NaF, 0,2%)

Maksudnya : Untuk mencegah terjadinya karies gigi.

Persiapan : menentukan jadwal.

Menyediakan gelas plastik kumur.

Menyediakan bahan flour dengan kepekatan 0,2% NaF.

Kumur-kumur dilakukan setelah gosok denganbaik dan bebas dari sisa

makanan serta karang gigi.

Pengolesan Flour Pada Gigi.

Pengertian : tindakan pengolesan flour pada gigi geligi.

Tujuan :

Untuk mencegah terjadinya karies

Menghentikan perjalanan karies yang masih dini.

Persiapan :

Page 11: Temuan Masalah Dan Rencana Perawatan

Menyiapkanalat-alat diagnostic, chip blower, kapas, kain kasa gulung,

kapas butir

Menyiapkan bahan NaF 2% / SnF 8% /ApF 1,23%

Pelaksanaan :

Mendeteksi adanya karies dini.

Membersikan permukaan gigi

Blokir daerah sekitar gigi perkwadran yang akan dioles dengan flour.

Gigi-gigi harus dalam keadaan kering.

Oleskan dan basahi gigi dengan larutan flour.

NaF2% dibiarkan selama 2-3 menit

SnF8% dibiarkan selama 2-3 menit

Hanya setalah dioles penderita tidak diperbolehkan makan atau

sikat gigi selama 3 jam.

AFF1,2% dibiarkan selama 4menit.

Makanan/Nutrisi Untuk Kesehatan Gigi

Pada dasarnya karbohidrat dalam makanan merupakan substrat untuk bakteri,

yang melalui proses sintesa akan diubah menjadi zat-zat yang merusak jaringan

mulut. Adapun makanan yang dianjurkan adalah makanan yang banyak

mengandung serat dan air, Jenis makanan ini memiliki efek cleansing yang baik

serta vitamin yang terkandung didalamnya akan memberi daya tahan pada

jaringan peyangga gigi.