L3-Diagnosis & Rencana Perawatan Maloklusi

download L3-Diagnosis & Rencana Perawatan Maloklusi

of 89

Transcript of L3-Diagnosis & Rencana Perawatan Maloklusi

DIGNOSIS & RENCANA PERAWATAN MALOKLUSI

DIAGNOSIS & RENCANA PERAWATAN MALOKLUSIKEDOKTERAN GIGIUNSOEDKLASIFIKASI MALOKlUSIKlasifikasi Angle yang paling luas digunakan di duniaKlasifikasi Angle didasarkan atas relasi lengkung geligi dalam jurusan sagital.Kunci klasifikasi Angle pada relasi molar pertama permanen.kekurangan kelasifikasi Angle:Bila M1 bergeser karena molar sulung hilang prematur ------> relasi molar yang ada bukan relasi molar yang sebenarnya sebelum terjadi pergeseran.Bila molar pertama permanen dicabut berarti tidak ada relasi molar.Ada kemungkinan relasi M1 kanan tidak sama dengan relasi M1 kiri. Sulit menetapkan garis batas dengan tegas antara kelas I dengan kelas lainnya.Di Inggris digunakan juga kelasifikasi insisivi yang mempunyai kemiripan dengan klasifikasi Angle.

Maloklusi Kelas l Angle:Kasus kelas I biasanya menguntungkan dan keadaan ini tidak berubah dengan adanya pertumbuhan wajah.Gigitan terbuka skeletal -------> maloklusi yang parah karena kompensasi dentoalveolar tidak dapat menyamai pertumbuhan tinggi muka anterior.Pola jaringan lunak pada kasus kelas I biasanya menguntungkan dan tidak penghambat tujuan perawatanOver bite yang tidak sempurna kerana kebiasaan mengisap jari akan berkurang dengan sendirinya kecuali bila disertai cara penelanan yang salah.Kasus bimaksila bibir dapat terletak everted dan keadaan ini merupakan faktor penting yang menentukan letak gigi.Displacement mandibula ----> disebabkan gigi yang terletak kurang baik sehingga path of closure perlu diperhatikan pada awal pemeriksaan.Maloklusi Kelas ll Divisi l Angle:Menunjukkan kelainan relasi lengkung geligi dengan jarak gigit besarInsisive atas biasanya protrusiTumpang gigit dalam &sering tidak sempurna karena adanya kebiasaan menelan / mengisap jari.Bila tidak ada kehilangan prematur gigi sulung -----> relasi gigi posterior kelas II -----> pola skelet.Pola bibir sangat penting karena stabilitas pengurangan jarak gigit tergantung pada seal yang didapatkan dari bibir, juga bibir mengontrol letak insisivi atas.Morfologi bibir sangat menentukan pola menelan / kebiasaan menelan.

Maloklusi Kelas ll Divisi 2 Angle:Kasus ringan, baik fungsi maupun profil muka tampak baik.Kasus parah terdapat gigitan dalam sehingga terjadi trauma pada bagian palatal insisivi atas dan bagian labial insisivi bawah.Bibir biasanya cukup panjang dan kompeten

Maloklusi Kelas lll Angle:Adanya gigitan silang anterior dan dagu yang menonjol. Kasus ringan ------> relasi edge to edge ---------> pasien menggerakkan mandibula ke anterior untuk mendapatkan kontak gigi-gigi posterior yang baik.Sering didapatkan tinggi antar rahang besar -----> gigitan terbukaSering RA gigi berdesakan disebabkan lengkung geligi atas yang sempit & pendekSering ditemukan lengkung geligi bawah diastemaPeranan jaringan lunak tidak besar sebagai etiologiKelas III ringan

Ringkasan kasus:Sesudah melakukan berbagai analisis suatu kasus dan menetapkan diagnosis kasus tersebut.tindakan selanjutnya adalah pembuatan ringkasan kasus tersebut agar dapat dengan mudah menentukan langkah-langkah menuju perawatan.Yang perlu dicantumkan dalam ringkasan adalah:Jenis kelamin dan umur pasienDiagnosis maloklusiProfil wajahKeadaan-keadaan yang menyimpang dari normal untuk merencanakan perawatan. misalnya:Susunan gigi dan simetri dalam lengkung geligi (misalnya gigi yang berdesakan)

Relasi gigi dan rahang dalam jurusan sagital, transversal dan vertikal (misalnya jarak gigit, tumpang gigit, gigitan terbuka posterior, gigitan silang posterior)Diskrepansi pada modelPergeseran garis medianKeadaan-keadaan yang berhubungan dengan penyakit atau kondisi patologis (misalnya gigi yang karies yang memerlukan perawatan, kelainan jaringan periodontal).Hasil analisis sefalometri (untuk kasus yang memerlukan perawatan komprehensif)Etiologi Maloklusi.

Contoh kasus:Pasien laki-laki umur 26 tahun dengan maloklusi kelas I Angle disertai protrusi atas bawah dan gigitan terbuka anterior.Profil cembung.Jarak gigit 4 mm (bertambah).Tumpang gigit - 6 mm (berkurang).Diskrepansi pada model: rahang atas dan bawah masing-masing kekurangan tempat l0 mm.Resesi gingiva labial 31,41.Hasil analisis sefalometri.Penjelasan:Ringkasan di atas menyatakan kasus kelas I (meskipun relasi molar pertama perrnanen tidak tampak tapi foto ini diambil dari kasus kelas I) disertai protrusi dan gigitan terbuka anterior.Kasus ini tidak memiliki kelainan lain misalnya gigi yang terletak berdesakan. Perhatikan ukuran tumpang gigit bertanda negatif yang menunjukkan adanya gigitan terbuka anterior.Adanya resesi gingiva di labial 31,41 harus diperhatikan untuk menentukan perawatan periodontologi yang akan dilakukan. Hasil analisis sefalometri perlu dicantumkan karena pasien ini memerlukan perawatan ortodontik komprehensif. Kalau terdapat maloklusi kelas II tipe skeletal biasanya sudut ANB 4.Penyusunan Daftar Problema:Klasifikasi yang ideal harus merangkum semua data diagnostik serta memudahkan perencanaan perawatanUntuk mendapatkan klasifikasi perlu diperiksa: keadaan geligi, relasi oklusal, relasi skelet rahangPemeriksaan tersebut dapat diperoleh: Pemeriksaan klinis, foto panoramik, sefalogram, Foto wajahFoto intraoral

Daftar problema dibagi dalam 2 golongan:Kondisi yang berhubungan dengan penyakit atau proses patologi Kondisi yang berhubungan dengan gangguan pertumbuhkembangan yang menghasilkan maloklusi.Dalam pemeriksaan pasien perlu diingat:Evaluasi proporsi dan estetika wajah.evaluasi susunan gigi dan simetri lengkung geligi,evaluasi relasi gigi dan rahang dalam jurusan transversal,evaluasi relasi gigi dan rahang dalam jurusan sagitalevaluasi relasi gigi dan rahang dalam jurusan vertikalEvaluasi proporsi dan estetika wajah: dilakukan pemeriksaan klinis:asimetri wajah, proporsi anteroposterior dan vertikal, prominensia bibir yang berhubungan dengan insisivi yang protrusi. Hasilnya dibandingkan dengan: foto wajah,Sefalogram.Evaluasi susunan gigi dan simetri dalam lengkung geligi:Dilakukan memeriksa lengkung geligi dari oklusal -----> melihat simetri dan susunan geligi,Mis: crowding,diastema, protrusi berkaitan dengan posisi bibir waktu istirahat, analisis kebutuhan tempat.Evaluasi relasi gigi dan rahang dalam jurusan transversal:Model dalam keadaan oklusi diperiksa jurusan transversal apakah relasi geligi normal / gigitan silang.Tujuannya untuk melihat apakah ada kelainan dental atau skeletal.Gigitan silang dapat karena posisi gigi saja / lebar rahang tidak normal.Lebar maksila dapat diukur pada model geligi.Dasar palatum lebar tetapi gigi dan tulang alveol posterior mengarah ke median -----> gigitan silang dental, karena distorsi lengkung geligi.Palatal sempit dan gigi serta prosesus alveol mengarah ke bukal -------> gigitan silang skeletal, karena palatum sempit.Bila tidak ada gigitan silang posterior pada palatum yang sempit dapat diartikan ada kompensasi gigi dan prosesus alveolaris.Lebar mandibula juga menyebabkan terjadinya gigitan silang posterior.

A. Kelainan dental. B. Kelainan skeletalUkuran lebar lengkung geligi atas:

* gigi sulung dalam mmUkuran lebar lengkung geligi bawah

* gigi sulung dalam mmEvaluasi relasi gigi dan rahang dalam jurusan jurusan sagital:Pemeriksaan model studi dalam keadaan oklusi -----> memberi informasi problema anteroposterior baik di anterior maupun posterior.Kelainan skeletal selalu menyebabkan kelainan relasi geligi. bila penyebabnya kelainan skeletal ------> problem selalu ditulis skeletal kelas II / III.Membedakan skeletal dan dental sangat penting --------> perawatan maloklusi kelas II skeletal dan dental baik pada anak maupun orang dewasa sangat berbeda. Untuk menentukannya ------> mutlak diperlukan analisis sefalometri.Evaluasi relasi gigi dan rahang dalam jurusan jurusan vertikal:Pemeriksaan dilakukan pada model dalam keadaan oklusi ------> gigitan terbuka anterior, gigitan dalam, gigitan terbuka posterior unilateral atau pun bilateral.Gigitan terbuka anterior dapat disebabkan erupsi gigi posterior melebihi erupsi gigi anterior & menyebabkan rotasi mandibula ke bawah dan posterior.Kelainan skeletal ------> adanya rotasi rahang atas dan bawah yang ditunjukkan pada relasi bidang palatal dan mandibula.Bila sudut maksila mandibula kecil -----> terdapat tendensi gigitan dalam skeletal.Bila sudut maksila dan mandibula besar -----> terdapat tendensi gigitan terbuka skeletal.Perlu diingat untuk mengoreksi sudut mandibula dibutuhkan perubahan posisi gigi posterior -------> memberi kesempatan mandibula berotasi ke arah yang lebih menguntungkan.Karena itu perlu sefalogram agar diketahui apakah kelainan dental atau skeletal.PERENCANAAN PERAWATAN:Dalam berbagai literature menggolongkan perawatan ortodontik ke dalam perawatan preventif, interseptif dan kuratif.Akan dibahas berdasarkan klasifikasi maloklusi menurut Angle.Proffit dkk.(2007) menganjurkan dalam merencanakan perawatan tidak terlalu mementingkan klasifikasi maloklusi tetapi berdasarkan adanya problem kasus dalam lingkup perawatan yang terbatas maupun perawatan komprehensif.Klasifikasi Perawatan dalam ortodonti :Ortodonti PreventifOrtodonti InterseptifOrtodonti KorektifOrtodonti bedahPerencanaan perawatan ortodontik membutuhkan penguasaan berbagai pengetahuan diantaranya: pertumbuhkembangan dentomakiilofasial, estetik dentofasial,diagnosis maloklusi, etiologi, peranti ortodonti, Perubahan jaringan pada pergerakan gigi, retensi dan relaps.Tujuan perawatan ortodontik untuk mendapatkan:kesehatan gigi dan mulutestetik muka dan geligifungsi mengunyah dan bicara yang baikstabilitas hasil perawatan.

Kebanyakan pasien memerlukan perawatan ortodontik untuk memperbaiki estetik muka dan geligi yang bisa diperoleh bila gigi-gigi terletak teratur dalam lengkung geligi sehingga muka pasien menyenangkan.Hasil perawatan ortodontik harus menjamin letak geligi akan stabil dan tidak cenderung relaps.

Kadang-kadang semua tujuan tidak dapat dicapai ------> diperlukan kompromi & tidak boleh mengorbankan kesehatan gigi dan mulut.Beberapa maloklusi dapat dirawat dokter gigi umum, mis: maloklusi yang tidak parah dan tidak melibatkan skelet,

Dalam merencanakan perawatan ortodontik berdasar problema yang ada perlu diperhatikan:keinginan pasienwajah pasiensusunan dan simetri gigi dalam rahangrelasi gigi dan rahang dalam jurusan sagitalrelasi gigi dan rahang dalam jurusan transversalrelasi gigi dan rahang dalam jurusan horizontal.Prinsip dasar rencana perawatan ortodontik:Kesehatan mulut,rencana perawatan rahang bawah, perencanaan perawatan rahang atas, relasi gigi posterior, penjangkaran masa retensi.Kesehatan MulutSebelum memulai perawatan ortodontik diupayakan kesehatan mulut baik.Gigi-gigi karies, kalkulus dan penyakit periodontal harus dirawat.Bila ada penyakit sistemik, misnya: diabetes melitus kadar gula darah harus terkontrol.Merencanakan Perawatan Rahang Bawah:terutama di regio insisivi dilakukan lebih dahulu.Insisivi bawah diletakkan dalam posisi yang stabil, yaitu pada daerah keseimbangan di antara lidah, bibir dan pipi.Perubahan letak insisivi yang berlebihan cenderung relaps.Merencanakan Perawatan Rahang Atas:Penyesuaian perawatan rahang atas terhadap rahang bawah terutama untuk mendapatkan relasi kaninus kelas I, Ini mempengaruhi pertimbangan seberapa banyak tempat yang dibutuhkandan banyaknya kaninus diretraksi.Relasi Gigi Posterior:diupayakan mendapatkan relasi M1 kelas I Bila tidak memungkinkan ------> relasi molar bisa kelas II / kelas III.

Penjangkaran:Macam penjangkaran yang digunakan perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kehilangan penjangkaran yang berlebihan -------> apakah penjangkaran cukup dari gigi-gigi yang ada atau perlu mendapat penjangkaran tambahan, mis: penjangkaran ekstra oral.Masa Retensi:Perlu perencanaan retensi pada akhir perawatan untuk perawatan ortodontik.Hampir semua kasus yang dirawat ortodontik membutuhkan masa retensi untuk mencegah relaps, Macam peranti retensi dan lama pemakaian peranti perlu dijelaskan pada pasien sebelum perawatan ortodontik.Peranti retensi lepasan dibutuhkan kepatuhan pasien untuk memakai peranti retensinya.Penyediaan Ruangan dalam Perawatan Ortodontik:Gigi berdesakan merupakan kelainan dental yang paling sering.Gigi berdesakan digolongkan tiga kategori:Berdesakan ringan ----> untuk koreksi dibutuhkan ruangan 4 mm.berdesakan sedang ----> dibutuhkan ruangan 4 - 8 mmberdesakan parah -----> dibutuhkan ruangan > 8 mm

Penyediaan tempat untuk koreksi letak gigi yang berdesakan dapat diperoleh dari: enamel stipping, ekspansi lengkung geligl, Distalisasi molar, proklinasi insisivi mencabut gigi Permanen.Enamel stripping:Pengurangan enamel dapat dilakukan pada sisi distal/mesial gigi sulung atau permanen.selain menyediakan ruangan, juga membentuk gigi permanen ke bentuk yang lebih baik / memperbaiki titik kontak.Enamel stripping menggunakan metal abrasive strip atau dengan bur high speed air-turbine handpiece.Banyaknya enamel yang dibuang adalah 0,25 mm tiap sisi.Bila enamel stripping pada semua insisivi ---------> didapat ruangan 2 mm di regio anterlorBila pada seluruh rahang -------> didapat ruangan 5-6 mm.Usahakan untuk mempertahankan bentuk gigi dan kontak dengan gigi yang berdekatan.Sesudah enamel stripping harus diulas dengan aplikasi topikal fluor untuk mencegah karies.

Ekspansi:Ekspansi ke arah transversal dilakukan di rahang atas ------> bila terdapat gigitan silang posterior.Ekspansi ke arah transversal di regio anterior untuk mendapatkan tempat agargigi-gigi anterior yang sedikit berdesakan dapat dikoreksi.Ekspansi ke arah sagital -----> memperpanjang lengkung geligi.Ekspansi sagital regio anterior perlu diperhatikan posisi gigi tidak mengganggu profil pasien.Distalisasi molar.M1 atas dapat digerakkan ke distal untuk menambah ruangan pada kasus yang bila dilakukan pencabutan akan kelebihan tempat atau sesudah dilakukan pencabutan gigi permanen masih juga kekurangan tempat.Juga dilakukan pada M1 permanen yang bergeser ke mesial karena kehilangan prematur molar kedua sulung.Peranti yang digunakan bisa peranti lepasan, atau headgear yang bisa menggerakkan molar ke distal sejauh 2-3 mm tiap sisi.Peranti lain ------> peranti cekat di RA, mis: pendulum yang menggerakkan molar ke distal lebih banyak.Molar bawah juga dapat digerakkan ke distal bila molar kedua sulung tanggal prematur.

Peranti untuk menggerakkan molar ke distal.Proklinasi Insisivi.Dapat dilakukan bila insisivi terletak retroklinasi & profil wajah tidak cembung.Bila dilakukan berlebihan menyebabkan profil menjadi lebih cembung dan insisivi yang proklinasi cenderung relaps.Pencabutan Gigi Permanen.Pencabutan gigi permanen dilakukan bila diskrepansi total menunjukkan kekurangan tempat lebih dari 8 mm.Diskrepansi total terdiri atas: diskrepansi model, diskrepansi sefalometrik, Kedalaman kurva Spee perkiraan banyaknya kehilangan penjangkaran.mendatarkan kurva Spee yang kedalamannya < 3 mm diperlukan tempat 1 mm, Bila > 5 mm diperlukan tempat 2 mm.Sebelum dilakukan pencabutan gigi permanen pada masa geligi pergantian perlu diperhatikan ------> gigi permanen yang lain ada meskipun saat itu masih belum erupsi.Yang perlu diperhatikan sebelum mencabut gigi permanen adalah:Prognosis gigi, mis: ada karies yang besar disertai kelainan patologis pada apikal yang bila dirawat, -----> prognosisnya dalam jangka lama masih diragukan.Letak gigi yang kadang-kadang sangat menyimpang dari letak yang normal.Banyaknya tempat yang dibutuhkan dan di mana letak kekurangan tempat tersebut.Relasi insisivi.Kebutuhan penjangkaran apakah perlu digunakan penjangkaran maksimum / tidak.Profil pasien ------> apakah pencabutan yang dilakukan dapat menyebabkan perubahan profil pasien, mis: pasien dengan profil lurus dengan adanya pencabutan dapat menyebabkan profil menjadi cekung.Tujuan perawatan apakah perawatan komprehensif / perawatan kompromi / hanya perawatan penunjangPertimbangan pemilihan gigi yang akan dicabut sbb:Insisivi:jarang dipilih sebagai pilihan utama untuk pencabutan karena insisivi memengaruhi estetik geligi.Dengan pencabutan insisivi di salah satu rahang timbul kesukaran mengadakan relasi gigi yang baik karena ada 3 gigi di satu rahang sedangkan di rahang yang lain ada 4 gigi..Pada pencabutan insisivi bawah yang kelihatannya sederhana ------> disini biasanya dibutuhkan peranti cekat untuk mengkoreksi letak gigi anterior bawah dan retensi cekat untuk mempertahankan hasil perawatan.Insisivi bawah kadang--kadang dicabut bila:keadaan gigi tidak baik terutama jaringan periodontalnya.Ada gigi berdesakan di anterior pada maloklusi kelas I.Pasien maloklusi kelas III ringan dengan berdesakan anterior.

Kaninus:peran kaninus sangat besar untuk estetik maupun fungsi kunyah.di beberapa negara pencabutan kaninus dilakukanMis: kaninus ektopik jauh dari letaknya yang benar insisivi lateral berkontak dengan baik dengan premolar pertama.Premolar pertama:merupakan gigi yang paling sering dicabut untuk perawatan ortodontik bila kekurangan tempat sedang sampai banyak. Dicabut untuk mengkoreksi berdesakan baik di anterior maupun di posterior.Bila premolar pertama dicabut saat kaninus erupsi biasanya secara spontan menempati_ bekas pencabutan premolar pertama.sebagian besar ruangan bekas pencabutan premolar pertama dipakai untuk koreksi berdesakan di anterior.Premolar kedua:Bila kebutuhan tempat ringan sampai sedang 4 mm.Hanya 25-50% tempat bekas pencabutan premolar kedua yang dipakai untuk koreksi gigi yang berdesakan.Bila premolar kedua dicabut -----> kelebihan tempat pencabutan premolar dapat ditutup dari posterior dengan menggerakkan molar pertama ke mesial -----> diperlukan peranti cekat agar terdapat kontak yang baik antara molar pertama permanen dengan premolar pertama

Molar pertama permanen:Pencabutan molar pertama permanen menghasilkan tempat banyak -----> sehingga dapat koreksi kelainan di anterior yang parah meskipun waktu perawatan menjadi lebih lama dan lebih sukar.

Molar kedua permanen:diindikasikan untuk dicabut.Mis: bila diperlukan menggerakkan molar pertama ke distal Bila ada gigi berdesakan di posterior dan memberi kesempatan molar ketiga untuk bergeser ke mesial.Molar ketiga:dahulu M3 dicabut untuk menghindari berdesakan di regio anterior.Sekarang banyak yang berpendapat -------> pencabutan molar ketiga hanya untuk mencegah berdesakan di regio anterior tidak dianjurkan. Pemanfaatan ruangan bekas pencabutan gigi.

Ukuran dalam milimeterPerencanaan Perawatan pada Kelainan Relasi Skeletal.Prinsip kelainan relasi skeletal untuk dapat dirawat dengan mengadakan:Modifikasi pertumbuhan, kamuflase Orthognathic surgery.Modifikasi Pertumbuhan.Dapat dilakukan pada pasien dalam masa pertumbuhan dengan tujuan memperbaiki relasi rahang.Ada two phase treatment :Fase pertama : koreksi relasi rahang.fase kedua : mengatur letak gigi-gigi.Banyak klinisi lebih menyukai one phase treatment ------> melakukan perawatan pada saat sudah tidak ada pertumbuhan.Modifikasi pertumbuhan biasanya dilakukan dengan menggunakan peranti fungsional.Perawatan banyak berhasil untuk mengkoreksi kelainan skeletal dalam jurusan anteroposterior, misalnya: maloklusi kelas II divisi 1.

Kamuflase secara Ortodontik.ditujukan pada maloklusi yang disertai kelainan skeletal yang tidak parah.Kelainan skeletal yang terjadi diterima apa adanya --------> gigi-gigi digerakkan menjadi relasi kelas I.Kelainan skeletal ringan memberikan hasil perawatan yang baik. kelainan skeletal parah kadang-kadang tidak dapat memberikan hasil seperti yang diharapkanOrthognathic Surgery.Merupakan gabungan perawatan ortodontik dan pembedahan untuk menempatkan gigi dan rahang dalam posisi yang normal sehingga menghasilkan estetik wajah yang baik.Tindakan pembedahan dapat dilakukan sesudah pasien tidak mengalami pertumbuhan lagi.Indikasinya: pasien yang mempunyai problema skeletal yang parah, yang tidak dapat dirawat dengan perawatan ortodontik saja.Perawatan Orthodonti pada Orang DewasaPerawatan pada orang yang masa pertumbuhan telah berhenti -------> di atas usia 18 tahun.Penelitian menunjukkan bahwa masih terjadi perubahan sampai umur 30 tahun & tidak signifikan terhadap penggunaan headgear atau peranti fungsional.Keuntungan perawatan:Bentuk dan pola skelet tidak mengalami perubahan.pasien biasanya sangat patuh dan mempunyai motivasi internal yang tinggi.bila diperlukan tindakan pembedahan sudah dapat dilaksanakan karena pertumbuhan telah selesai.Keterbatasan perawatan:Karena pertumbuhan telah selesai maka hasil perawatan tidak mendapat bantuan dari pertumbuhan.Pasien lebih memperhatikan hasil perawatan, meskipun kurang puas.Kamuflase dentoalveolar pada kelainan skeletal hanya dapat mengkompensasi kelainan yang tidak parah. Pertimbangan harus lebih ditekankan pada perubahan profil dan jaringan lunak.Kemungkinan mempunyai penyakit sistemik dan kelainan periodontal lebih besar.

Perawatan pasien dewasa ada 2: perawatan komprehensif perawatan penunjang (adjunctive).Perawatan komprehensif : mendapatkan hasil estetik dan fungsi yang paling baik dengan cara menggerakkan gigi dan lengkung geligi dan biasanya menggunakan peranti cekat Kasus tertentu dilakukan orthognathic surgery.Perawatan penunjang:untuk menunjang perawatan bidang lain, Mis: bila molar pertama permanen hilang molar kedua menjadi mesioklinasiPrognosis:Prognosis perawatan ortodontik adalah perkiraan tentang hasil perawatan ortodontik.Prognosis dapat dikatakan tidak menguntungkan atau menguntungkan tergantung pada beberapa faktor,:diagnosis,etiologi, rencana perawatan, pemilihan peranti yang digunakanjaringan penyangga gigi, kooperatif pasienDiagnosis maloklusi hendaknya ditegakkan dengan menggunakan semua rekam ortodontik yang dibutuhkan.Secara umum diketahui bahwa maloklusi kelas II divisi 1, kelas II divisi 2 dan kelas III Angle merupakan maloklusi yang sukar dirawat terutama bila digunakan peranti lepasan.Jaringan penyangga gigi sangat berpengaruh pada perawatan ortodontik karena ikut menentukan stabilitas hasil perawatan.Jaringan penyangga yang kurang sehat memberi prognosis yang kurang baik pada perawatan ortodontik.Kepatuhan pasien memenuhi perjanjian yang sudah ditentukan, menunjang keberhasilan perawatan ortodontik.Pasien yang tidak dapat memelihara kebersihan giginya, dan tidak mau memakai peranti tambahan yang dianjurkan --------> memberi prognosis yang kurang baik.Perkembangan teknik perawatan ---------> memunculkan penggunaan peranti tambahan yang tidak memerlukan kerja sama dan kepatuhan pasien,Mis: penggunaan mini screw atau miniplate dapat menggantikan penggunaan headgear pada kasus tertentu.mini screw

TERIMA KASIHSELAMAT BELAJAR