Rencana Operasi Odontektomi Sinta

download Rencana Operasi Odontektomi Sinta

of 8

Transcript of Rencana Operasi Odontektomi Sinta

RENCANA OPERASI ODONTEKTOMI GIGI MOLAR KETIGA BAWAH KIRI IMPAKSI SEBAGIAN DENGAN POSISI VERTIKAL

Operator : Shinta Trikusuma Dewi 081610101044

Instruktur : drg. Winny Adriatmoko, M. Kes

LABORATORIUM BEDAH MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2012

Identitas Penderita Nama Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Alamat II. Anamnesa Pasien ingin mencabutkan gigi belakang bawah kiri. Gigi tersebut tumbuh tidak sempurna sehingga terasa tidak nyaman untuk makan dan sulit dibersihkan pada daerah tersebut. Gigi tersebut pernah sakit kurang lebih 2 bulan yang lalu, tidak diobati. Keadaan sekarang tidak sakit. III. Kajian Rontgenologis Gambar : : Ari Agustinawati : 22 tahun : Perempuan : Mahasiswi : Jl. Danau Toba 37 A Jember

1.Klasifikasi Hubungan antara ramus mandibula dengan gigi molar kedua Kelas I : Ada ruangan yang cukup antara ramus dan sisi distal M2 untuk ditempati corona dentis M3 diameter mesiodistal 2.Letak kedudukan gigi impaksi terhadap gigi molar kedua Posisi A : Bagian yang paling tinggi dari gigi M3 terletak sejajar dengan garis oklusal

3.

Posisi sumbu panjang gigi impaksi terhadap sumbu panjang gigi

molar kedua adalah posisi vertikal

4.Jumlah / bentuk akar gigi impaksi Jumlah akar gigi impaksi 2 5.Indeks kesulitan Hubungan dengan rahang vertikal Kedalaman posisi A Ruangan yang tersedia klas I tingkat kesulitan Diagnosa Impaksi sebagian pada gigi 38 dengan posisi vertikal, relasi terhadap ramus klas I, dan kedalaman pada posisi A Metode Odontektomi Metode odontektomi dilakukan dengan cara menghilangkan jaringan penghambat (jaringan lunak = gingiva, jaringan keras = tulang alveolar), yang dilanjutkan dengan mengungkit gigi impaksi sampai keluar. Alat dan Bahan Alat yang digunakan : Alat dasar : kaca mulut, sonde, pinset kedokteran gigi, dan ekskavator Alat untuk anastesi : disposible spuit 2,5 ml Alat untuk membuat flap : handle dan scalpel, pinset Alat untuk membuang jaringan keras penghambat : high speed, long shank bur, bur tulang, chisel dan hammer, pinset anatomis, rasparatorium Alat pengungkit : bein bengkok, bein lurus (besar dan kecil) dan cryer rahang bawah dan tang trismus / frontal. - Alat pencabutan : tang mahkota gigi molar rahang bawah, tang sisa akar 1 5 (sedang) 1 3 Nilai

-

Alat penjahitan : needle holder, needle cutting edge, gunting dan pinset sirurgis Alat lain : neirbecken, cheek retraktor, knable tang, water syringe, tempat alkohol, kain penutup wajah, lap dada, bone file, kuret, duck clamp, petridish, suction, cotton roll, deppen glass dan arteri clamp

Bahan yg digunakan : Betadine antiseptik, pehacain, vaselin, alkohol 70%, larutan PZ, aquadest steril, adrenalin, benang non absorbable, cotton pellet dan tampon. Tahap pelaksanaan 1. Persiapan penderita meliputi : informed concent, tanda-tanda vital, persiapan fisik (tidur berapa jam, makan), persiapan psikis (cemas), dan mental. 2. Persiapan alat dan bahan operasi. 3. Persiapan operator dan asisten operasi a. As Op 1 : - membantu operator pada saat operasi - memegang suction dan cheek retractor b. As Op 2 : - mempersiapkan alat-alat operasi - membantu operator mengambilkan alat-alat pada saat operasi c. As Op 3 : - melaporkan semua kegiatan/ tahapan operasi pada instruktur persiapan penderita sebelum dan sesudah operasi memasang foto rontgen memegang dan mengatur posisi lampu

4. Asepsis daerah kerja dengan betadine antiseptik 5. Anastesi lokal dengan pehacain - Blok N. Alveolaris Inferior - Blok N. Lingualis - Infiltrasi N. Buccalis longus 1 0,5 0,5 cc cc cc

6. Mengulas sudut mulut dan bibir dengan vaselin, kemudian menutup muka penderita dengan kain penutup steril dan dijepit duck clamp 7. Pembuatan flap - Tipe - Bentuk - Cara : Mukoperiosteal flap : Triangular : Insisi dimulai dari arah vertikal sebelah buccal dari linea obliqua eksterna ramus ascendens, yaitu sepanjang 1-2 cm sebelah distal gigi impaksi, kemudian menyusuri tepi gingiva sebelah buccal mengelilingi gigi impaksi dan berhenti pada distal gigi molar kedua, kemudian membentuk triangular flap dengan sudut 45 derajat dan insisi berakhir pada batas mukosa bergerak kemudian dipisahkan dengan rasparatorium. Gambar :

8. Menghilangkan jaringan penghambat dilakukan dengan memotong tulang alveolar pada sisi distal , oklusal dan sisi bukal gigi impaksi hingga kelengkungan terbesar gigi terbebaskan. Gambar :

9. Bila tidak berhasil maka sebagai tindakan alternatif dilakukan pemotongan pada sisi distal gigi impaksi untuk menghilangkan kelengkungan distal gigi Gambar :

10. Bila tidak berhasil maka sebagai tindakan alternatif kedua dilakukan pemotongan akar gigi menjadi dua bagian dan dikeluarkan satu persatu Gambar :

11. Menghaluskan tulang-tulang yang tajam dengan bone file 12. Debridement yaitu : - curretage untuk membersihkan serpihan tulang - irigasi dengan aquadest steril dan larutan PZ untuk menghilangkan serbuk gigi dan tulang sisa pengeboran. 13. Kontrol perdarahan : - perdarahan normal, langsung dilakukan penjahitan - perdarahan abnormal, druk dengan tampon + adrenalin, pemberian vitamin dan bila terjadi perdarahan cukup besar, dilakukan cauterisasi pembuluh darah ikat.

14. Menutup luka operasi : Melakukan penjahitan 3 simpul yaitu : - 2 simpul didaerah oklusal gigi impaksi - 1 simpul didaerah bukal Gambar :

15. Instruksi post odontektomi - Penderita dianjurkan menggigit tampon selama 30-60 menit - Penderita diberitahu kadang-kadang setelah tampon dilepas darah masih merembes, maka sebaiknya dikompres es - Daerah luka tidak boleh dimainkan dengan lidah dan dihisap-hisap - Tidak boleh kumur keras-keras setelah operasi - Selama 24 jam setelah operasi tidak boleh makan dan minum yang panas - Jika ada pembengkakan setelah 24 jam disarankan kumur-kumur air garam hangat - Disarankan untuk banyak istirahat - Disarankan untuk meningkatkan kebersihan mulut - Disarankan untuk minum obat secara teratur sesuai resep yang diberikan 16. Pemberian Resep R/ Amoxycillin tab 500 mg No. XII 3 dd 1 R/ Asam mefenamat tab 500 mg No. XII

p. r. n. 1 17. Kontrol I. 24 jam post odontektomi tujuan untuk kontrol perdarahan, keradangann kebersihan daerah operasi dan kontrol jahitan. II. 4 hari post odontektomi tujuan untuk mengetahui proses radang reda atau belum, kontrol kebersihan daerah operasi. III. 7 hari post odontektomi tujuan untuk mengetahui penyembuhan tulang dan membuka jahitan. Waktu Rencana Selesai

No 1. 2.

Tindakan Anastesi Lokal Mengulas bibir dan sudut mulut dengan vaselin

3. 4.

Membuka flap Menghilangkan jaringan penghambat Mengeluarkan/ mengungkit gigi Menghaluskan tulang yang tajam dengan bone file

5. 6.

7. 8. 9.

Debridement Irigasi Heating/ penjahitan