50823115 Teknik Odontektomi

16
7/16/2019 50823115 Teknik Odontektomi http://slidepdf.com/reader/full/50823115-teknik-odontektomi-5634fb160f649 1/16 ODONTEKTOMI Definisi Menurut Archer: Odontektomi adalah pengambilan gigi dengan prosedur bedah dengan pengangkatan mukoperiosteal flap dan membuang tulang yang ada diatas gigi dan juga tulang disekitar akar bukal dengan chisel, bur, atau rongeurs. Modifikasi Sistem Klasifikasi Untuk Gigi Impaksi Maksila Sistem klasifikasi untuk impaksi gigi M3 maksila pada dasarnya sama dengan impaksi gigi M3 mandibula. Meskipun demikian beberapa perbedaan dan penambahan harus dibuat untuk menjadikannya lebih akurat dalam prosedur perawatan. Berdasarkan angulasinya, tiga tipe impaksi untuk M3 maksila adalah (gbr. 9-39) : 1. vertical impaksi 2. distoangular impaksi 3. mesioangular impaksi Vertikal impaksi terjadi pada hampir 63% kasus, distoangular impaksi terjadi 25%, mesioangular impaksi terjadi pada 12% kasus. Posisi yang lain namun terjadi hanya kurang dari 1% seperti : transverse, inverted, dan horizontal. Impaksi vertikal dan distoangular lebih mudah diekstraksi sementara mesioangular lebih sulit. Mesioangular impaksi lebih sulit karena tulang yang diatas gigi imnpaksi yang harus dibuang atau diekspansi terletak di  posterior dari gigi (lebih sulit dibandingkan distoangular atau vertikal impaksi). Posisi M3 maksila dalam arah bukopalatal juga menentukan tingkat kesulitan ekstraksi. Kebanyakan M3 maksila menyudut ke bukal aspek dari alveolar prosesus, yang membuat tulang diatas area tersebut tipis dan menjadikannya mudah untuk diekstraksi atau diekspansi. Terkadang impaksi gigi M3 maksila menyudut ke aspek palatal dari prosesus alveolar. Hal ini membuat gigi lebih sulit untuk diekstraksi, karena sejumlah besar tulang harus dihilangkan untuk mendapatkan akses ke gigi. The Pell dan Gregory mengklasifikasikan impaksi berdasarkan hubungannya dengan oklusal plane menjadi A, B, dan C. (gbr 9-40).

Transcript of 50823115 Teknik Odontektomi

Page 1: 50823115 Teknik Odontektomi

7/16/2019 50823115 Teknik Odontektomi

http://slidepdf.com/reader/full/50823115-teknik-odontektomi-5634fb160f649 1/16

ODONTEKTOMI

Definisi Menurut Archer: Odontektomi adalah pengambilan gigi dengan prosedur 

bedah dengan pengangkatan mukoperiosteal flap dan membuang tulang yang ada diatas gigi

dan juga tulang disekitar akar bukal dengan chisel, bur, atau rongeurs.

Modifikasi Sistem Klasifikasi Untuk Gigi Impaksi Maksila

Sistem klasifikasi untuk impaksi gigi M3 maksila pada dasarnya sama dengan

impaksi gigi M3 mandibula. Meskipun demikian beberapa perbedaan dan penambahan harus

dibuat untuk menjadikannya lebih akurat dalam prosedur perawatan.

Berdasarkan angulasinya, tiga tipe impaksi untuk M3 maksila adalah (gbr. 9-39) :

1. vertical impaksi

2. distoangular impaksi

3. mesioangular impaksi

Vertikal impaksi terjadi pada hampir 63% kasus, distoangular impaksi terjadi 25%,

mesioangular impaksi terjadi pada 12% kasus. Posisi yang lain namun terjadi hanya kurang

dari 1% seperti : transverse, inverted, dan horizontal. Impaksi vertikal dan distoangular lebih

mudah diekstraksi sementara mesioangular lebih sulit. Mesioangular impaksi lebih sulit

karena tulang yang diatas gigi imnpaksi yang harus dibuang atau diekspansi terletak di

 posterior dari gigi (lebih sulit dibandingkan distoangular atau vertikal impaksi).

Posisi M3 maksila dalam arah bukopalatal juga menentukan tingkat kesulitan

ekstraksi. Kebanyakan M3 maksila menyudut ke bukal aspek dari alveolar prosesus, yang

membuat tulang diatas area tersebut tipis dan menjadikannya mudah untuk diekstraksi atau

diekspansi. Terkadang impaksi gigi M3 maksila menyudut ke aspek palatal dari prosesus

alveolar. Hal ini membuat gigi lebih sulit untuk diekstraksi, karena sejumlah besar tulang

harus dihilangkan untuk mendapatkan akses ke gigi.

The Pell dan Gregory mengklasifikasikan impaksi berdasarkan hubungannya dengan

oklusal plane menjadi A, B, dan C. (gbr 9-40).

Page 2: 50823115 Teknik Odontektomi

7/16/2019 50823115 Teknik Odontektomi

http://slidepdf.com/reader/full/50823115-teknik-odontektomi-5634fb160f649 2/16

Kelas A permukaan oklusal M3 sejajar dengan permukaan oklusal M2.

Kelas B permukaan oklusal dari M3 terletak diantara oklusal plane dan cervikal line M2.

Kelas C permukaan oklusal M3 dibawah cervikal line M2.

Faktor yang mempersulit ekstraksi gigi M3 maksila diantaranya adalah bentuk 

individual akar dari M3. akar yang fusi lebih mudah diekstraksi dibandingkan akar yang

erratic (menyebar). Folikel yang mengelilingi gigi impaksi juga mempersulit ekstraksi. Jika

folikel luas gigi lebih mudah diekstraksi dibandingkan jika polikel tipis atau idak ada.

Densitas tulang juga mempersulit ekstraksi gigi M3. pasien muda lebih dense dan elastik.

Hubungan dengan M2 juga mempengaruhi kesulitan ekstraksi gigi M3.

Faktor lain yang mempengaruhi kesulitan ekstraksi M3 maksila dibandingkan

mandibula adalah kehadiran sinus maksilaris. Jika akar M3 berkontak dengan maksilari sinus,ekstraksi gigi M3 akan menghasilkan komplikasi sinus maksilari seperti sinusitis atau

oroantral fistula. Terakhir, ekstraksi dari gigi M3 maksila dapat membuat tuberositas maksila

menjadi fraktur.

Impaksi Gigi Lainnya

Setelah M3 mandibula dan maksila, gigi lain yang terkadang impaksi adalah Canine.

Jika gigi terletak diatas dalam kelas B atau C dan menyudut ke labial aspek. Penanganannya

dapat dilakukan dengan prosedur flap dan orthodontic appliances. Teknik flap yang

digunakan adalah dengan insisi anterior, inferior, dan posterior mukosa. Kemudian flap

diangkat dan diretraksi ke apical (apically repositioned flap). Tulang yang ada dibersihkan

dengan chisel atau bur dan flap di posisikan ke apikal lalu dijahit. Setelah itu diberikan

 periodontal pack sampai proses healing terjadi. Setelah 7-10 hari orthodontist dapat

melakukan pemasangan bracket pada gigi untuk menariknya kearah yang diinginkan. (Gbr. 9-

42)

Page 3: 50823115 Teknik Odontektomi

7/16/2019 50823115 Teknik Odontektomi

http://slidepdf.com/reader/full/50823115-teknik-odontektomi-5634fb160f649 3/16

Langkah-langkah dasar dalam merencanakan prosedur operasi :

1. Pelajari hasil rontgen foto

Tidak ada penajaman atau pemendekan gambar 

Bentuk gigi

Jumlah serta lenkung akar 

Letak / posisi gigi

2. Klasifikasi gigi impaksi

3. Pelajari posisi gigi impaksi secara klinis

4. Lakukan palpasi disekeliling daerah operasi

Prosedur Operasi :

1. Rencanakan outline flap yang akan digunakan , sehingga setelah operasi nantidiharapkan terjadi penyembuhan yang baik 

2. Tentukan bagaimana cara mengeluarkan gigi

Dengan pembelahan gigi

Hanya dengan pengangkatan tulang

Kombinasi pemngangkatan tulang dan pembelahan gigi

3. Perkirakan pembukaan tulang sehingga dapat memberikan ruangan yang cukup untuk 

mengeluarkan gigi impaksi4. Rencanakan dengan metode yang logis dan instrumen yang tepat.

Komplikasi pada waktu operasi M3

1. Perdarahan

2. Fraktur akar gigi M3

3. Kerusakan gigi M2

4. Fraktur mandibula

5. Fraktur tuberositas maksila

PROSEDUR BEDAH ODONTEKTOMI :

Prinsip dan langkah-langkah untuk menghilangkan gigi impaksi sama dengan surgical

extraction lain. Ada 5 teknik dasar :

1. Mendapatkan exposure yang cukup ke area gigi impaksi ini berarti pengangkatan

flap jaringan lunak harus memberikan dimensi yang cukup bagi operator untuk 

melakukan pembedahan yang perlu.

2. Mendapatkan akses yang diperlukan untuk pembuangan tulang agar gigi terlihat untuk 

dilakukan pemotongan atau pengangkatan.

Page 4: 50823115 Teknik Odontektomi

7/16/2019 50823115 Teknik Odontektomi

http://slidepdf.com/reader/full/50823115-teknik-odontektomi-5634fb160f649 4/16

3. Membelah/membagi gigi dengan bur atau chisel (pisau bedah) agar ekstraksi gigi

dapat dilakukan tanpa pembuangan tulang berlebihan.

4. Mengangkat potongan gigi dari prosesus alveolar dengan elevator.

5. Pembersihan dengan irigasi dan pembersihan mekanis dengan kurettase dan ditutup

dengan simple interrupted suture.

Meskipun pendekatan bedahnya mirip dengan ekstraksi dengan bedah gigi lainnya, namun

 perlu diingat bahwa  pengangkatan gigi memerlukan pembuangan tulang, kadang 

memerlukan pembelahan gigi, dan karena tulang yang dibuang relative keras maka alat dan

teknik melakukannya harus sangat baik. Gigi sebenarnya bisa diangkat tanpa dilakukan

 pembelahan namun harus dengan membuang sejumlah besar tulang. Hal ini akan

memperlama penyembuhan dan melemahkan rahang. Namun pemotongan gigi menjadi

 banyak bagian juga tidak terlalu baik karena akan memperlama waktu operasi. Jadi buanglah

tulang dan potonglah gigi sesuai dengan kebutuhan untuk menyingkat waktu bedah dan

 proses penyembuhan.

Langkah 1 :

 Pengangkatan Flap yang Cukup untuk Aksesbilitas. Untuk mendapatkan akses ke area

dan penglihatan yang ke tulang, surgeon harus melakukan mukoperiosteal flap. Ada

teknik melakukan flap : envelope flap dan three-corner flap. Envelope flap merupakan

favorite karena mudah ditutup dan proses penyembuhan lebih cepat, sedangkan three-

corner flap dilakukan untuk mendapatkan akses yang lebih dalam ke area akar gigi. Flap

envelope direfleksikan dari leher M1 dan M2 tetapi dengan perluasan distal kea rah

lateral atau bukal ke dalam region M3 (trigonum retromolare). Flap mandibula yang

 paling sering digunakan adalah envelope tanpa insisi tambahan,

o Envelope flap insisi dimulai dari mesial papila M1 melewati leher gigi

sampai ke sudut distobukal M2 dan kemudian terus lurus kebelakang ke

samping anterior border mandibula (gbr 9-43). Insisi kebelakang harus dalam

garis lurus dan tetap diatas tulang. Insisi kebelakang tidak boleh masuk ke

sublingual space karena disana bisa mencederai lingual nerve yang dekat

dengan area M3 mandibula. Kemudian flap diangkat ke eksternal oblique

ridge dengan elevator. Retraktor diletakkan di buccal shelf, hanya pada

eksternal obliq ridge dan distabilisasi dengan memberikan tekanan ke tulang.

Retractor Austin dan Minnesota biasa digunakan.

o Three-corner flap insisi berjalan dari belakang, dari distobucal line angle

M2 melewati leher gigi kemudian kedepan ke arah apikal M1. (gbr 9-44)

o Aspek lingual mandibula dihindari untuk mencegah cedera pada N. lingualis.

Flap serupa digunakan pada lengkung rahang atas, tetapi diletakkan di atas

tuberositas sedangkan peluasan distalnya tetap ke lateral atau bukal.

Page 5: 50823115 Teknik Odontektomi

7/16/2019 50823115 Teknik Odontektomi

http://slidepdf.com/reader/full/50823115-teknik-odontektomi-5634fb160f649 5/16

Langkah 2 :

 Pengambilan Tulang Diatas Gigi Impaksi.

Setelah soft tissue diangkat, surgeon harus

menentukan bagian tulang mana yang akan

diambil. Pada beberapa kasus, gigi bisa

langsung dipotong dengan chisel tanpa harus

dilakukan pengambilan tulang. Pengamilan

tulang dilakukan dengan menggunakan drill .

Alat yang biasa digunakan handpiece with

adequate speed, high torque, round bur no.8,

dan telah disterilkan dengan steam autoclave.

Tulang yang diatas permukaan oklusal, bukal, dan distal dibuang lebih dulu (gbr.9-

45). Jarang dilakukan pada bagian lingual karena membahayakan lingual nerve.

Untuk gigi maksila, tulang yang pertama diambil bagian bukal kebawah sampai

servikal line dan terlihat mahkota klinisnya. Karena tulang di maksila tipis,

 pengambilan tulang bisa dengan chisel atau hand instrumen.

Langkah 3 :

 Pemotongan Gigi. Dilakukan dengan bur atau chisel. Bur jangan digunakan untuk 

memotong dalam arah lingual. (skali lg ad lingual nerve-nya). Impaksi gigi maksila

 jarang dilakukan pemotongan gigi, karena lapisan tulang biasanya tipis dan relative

Page 6: 50823115 Teknik Odontektomi

7/16/2019 50823115 Teknik Odontektomi

http://slidepdf.com/reader/full/50823115-teknik-odontektomi-5634fb160f649 6/16

elastis. Secara umum impaksi gigi dimanapun berada, pemotongan biasanya

dilakukan pada servikal line. Hal ini akan memudahkan pengambilan bagian mahkota,

mendorong bagian akar ke ruang yang ditempati bagian mahkota, kemudian

mengangkat bagian akar. Pada kasus mesioangular  yang cenderung sulit,

 pemotongan dilakukan pada bagian distal setengah mahkota gigi sampai ke bawah

cervical line dari aspek distal. Setelah bagian distal diangkat, small straight elevator 

disisipkan ke purchase point pada mesial aspek M3, dan gigi diangkat dengan gerakan

rotasi dan lever dengan elevator (gbr 9-46). Pada kasus horizontal impaksi setelah

tulang yang diinginkan diambil, gigi dipotong tepat di servikal line, kemudian

 pengangkatan bagian gigi sama dengan pengambilan gigi secara umum (gbr 9-47).

Pada kasus vertical impaksi gigi dipotong menjadi bagian mesial dan distal (gbr 9-

48).

Langkah 4 :

 Pengambilan Potongan Gigi dengan Elevator. Setelah tulang dibersihkan dan gigi

dipotong, langkah selanjutnya adalah mengangkat potongan gigi dengan dental 

elevator. Pada mandibula elevator yang biasa digunakan adalah straight elevator, the

 paired Cryer elevator, dan Crane pick. Perbedaan pengambilan gigi impaksi dengan

ekstraksi biasa adalah pada pengambilan gigi impaksi hampir tidak diperlukan luksasi

gigi untuk tujuan ekspansi bucal or linguocortical plate. Karena tulang telah dibuang

dan gigi telah dipotong. Pemberian tekanan yang eksesive malah akan membahayakan

gigi M2 sebelahnya dan keseluruhan mandibula. Elevator didesain bukan untuk 

memberikan tekanan berlebih pada gigi akan tetapi untuk mencungkil gigi atau akar 

gigi kearah yang diinginkan dengan tekanan yang sesuai.

Langkah 5 :

 Debridement of Wound and Wound Closure. Setelah gigi impaksi diangkat, langkah

 berikutnya adalah pembersihan wound (soket) dari semua debris yang mungkin ada

dari pecahan tulang dan lainnya. Pembersihan dengan irigasi salin sterile dan

 pembersihan mekanis dengan  periapikal kuretase. Tulang hasil kuretase harus halus

dan pinggirannya tidak tajam. Sebuah mosquito hemostat dapat digunakan untuk 

mengambil sisa dental folikel.

Penutupan insisi adalah penutupan yang dilakukan pertama kali. Jika disain flap baik 

dan tidak traumatized maka flap akan dengan mudah dikembalikan ke tempat asalnya.

Penjahitan awal dibuat melalui attach tissue / perlekatan jaringan pada aspek posterior 

dari M2, jahitan tambahan dilakukan ke belakang dari posisi tersebut dan kedepan

Page 7: 50823115 Teknik Odontektomi

7/16/2019 50823115 Teknik Odontektomi

http://slidepdf.com/reader/full/50823115-teknik-odontektomi-5634fb160f649 7/16

melalui papila pada sisi mesial dari M2. Biasanya 3-4 jahitan diperlukan untuk 

menutup flap bedah.

Teknik Odontektomi (SUMBER DIKTAT)

1. Pembuatan Mukoperiosteal Flap

• Untuk kelas I dan kelas II posisi A dan B : insisi dimulai dari ¾ inci dari sisi

distal M3 sebelah lingual linea oblique eksterna ke pertengahan dari sisi distal

M3 kemudian mengelilingi M3 bagian bukal sampai interproksimal M3 dan

M2 lalu turun ke arah muccobukal fold dengan sudut 45 derajat ke arah

mesial.

• Untuk kelas I dan II posisi C dan kelas II posisi A, B, C : insisi ¾ inci dari

distal M2 sebelah lingua oblique eksterna ke pertengahan sisi distal M2

kemudian mengelilingi M2 bagian bukal ke interproksimal M2 dan M1 lalu

turun dengan sudut 45 derajat ke arah mukobukal fold.

2. Pengambilan Tulang

Dapat dilakukan dengan : bor, pahat, atau kombinasi bor dan pahat.

Pengambilan tulang pada kelas I & II posisi A / B di bagian distal dan bukal. Pada

kelas I & II posisi C dan kelas III posisi A, B, C pengambilan tulang pada bagian

distal, bukal, dan korona.

3. pengeluaran Gigi

Dapat secara intoto atau dengan separasi.

• Intoto (secara utuh) tulang merupakan fulcrum (titik tumpu)gigi diangkat

keatas lalu didorong ke distal.

• Separasi gigi dipecah lebih dahulu, lalu diambil sebagian-sebagian

(splinting teknik)

Tindakan sesudah pencabutan gigi

Sesudah gigi impaksi berhasil dikeluarkan dengan baik, sisa-sisa folikel dibersihkan

seluruhnya. Kegagalan untuk melakukan hal ini bisa mengakibatkan penyembuhan yang

lama atau perkembangan patologis dari sisa epitel odontogenik. Setelah folikel

dibersihkan, alveolus diirigasi dengan saline dan diperiksa dengan teliti. Pada rahang atas

terutama perhatikan adanya kemungkinan perforasi sinus. Yang penting berkenaan dengan

 pembedahan impaksi gigi bawah adalah kondisi bundle neurovascular alveolari inferior 

yang sering terlihat pada kedalaman alveolus. Semua potongan gigi atau serpihan tulang

 juga serpihan periosteum dan mukosa harus dihilangkan. Tepi-tepi tulang dihaluskan

dengan bur dan kikir tulang. Penjahitan dilakukan terutama untuk menstabilkan jaringan

Page 8: 50823115 Teknik Odontektomi

7/16/2019 50823115 Teknik Odontektomi

http://slidepdf.com/reader/full/50823115-teknik-odontektomi-5634fb160f649 8/16

terhadap prosesus alveolaris dan terhadap efek distobukal M2 di dekatnya. Foto sinar X

segera sesudah operasi dibuat untuk kasus-kasus yang sulit di mana ada kemungkinan

terjadi fraktir menadibula / cedera struktur sekitarnya (permukaan akar). Kemudian

diletakkan tampon di atas bekas operasi dan pasien dianjurkan untuk tetap menggigitnya

 paling tidak 1- 1½ jam.

Instruksi pasca-bedah

Tekankan perlunya minum analgesic sebelum rasa sakit timbul, seperti juga aplikasi

dingin untuk mengontrol pembengkakan. Puncak rasa sakit sesudah pembedahan impaksi

adalah selama kembalinya sensasi daerah operasi sedangkan pembengkakan maksimal

 biasanya terjadinya 24 jam pasca-pencabutan.

Tindak lanjut

Control dijadwalkan pada waktu melepas jahita, baisanya hari keempat / kelima sesuah

operasi. Pada kunjungan ini daerah yang dioperasi diperiksa dengan teliti yaitu mengenai

 penutupan mukosa dan keberadaan beku darah. Yang hampir selalu terjadi adalah

kebersihan mulut yang jelek karena penyikatan gigi masih sakit. Tekankan anjuran untuk 

menggunakan larutan kumur secara efektif, sedangkan penggunaan alat pulsasi air 

sebaiknya ditunda karena dikhawatirkan dapat melukai atau melepas bekuan darah.

PERIOPERATIVE PASIEN MANAGEMENT

Page 9: 50823115 Teknik Odontektomi

7/16/2019 50823115 Teknik Odontektomi

http://slidepdf.com/reader/full/50823115-teknik-odontektomi-5634fb160f649 9/16

Pengambilan gigi impaksi M3 dengan prosedur bedah selalu berhubungan dengan

 besarnya rasa takut pasien. Terlebih lagi dalam prosedur bedah nanti akan terdengar suara

dan sensasi yang tak mengenakkan. Olah karena itu, para praktisi badah mulut kadang

merekomendasikan pasien mereka dengan beberapa tipe pengontrol ketakutan yang dalam

seperti general anastesik atau deep intravenous sedation.

Teknik yang kita gunakan juga harus memberikan kenyamanan bagi pasien sebaik 

mungkin. Agar surgeon dapat bekerja secepat dan seefektif mungkin serta meminimalkan

 pengalaman pasien pada efek yang tidak menyenangkan. Meskipun general anastesi dan

deep intravenous sedative telah diberikan, kebanyakan surgeon meminta pasien

melupakan pengalamannya. Sehingga pasien hanya mempunyai sedikit memori mengenai

 prosedur bedahnya.

Untuk mengontrol rasa sakit dan ketakuatan, beberapa obat diperlukan untuk mengontrol

hal yang tak diinginkan pasca bedah. Surgeon harus meresepkan oral analgesik yang

 poten untuk setiap pasien. Diberikan selama 3-4 hari. Kombinasi dari Codein, dan Codein

congeners, dengan aspirin atau acetaminophen   biasanya digunakan. Analgesik non-

steroidal antiinflamasi dapat diberikan untuk beberapa pasien.

Untuk mengontrol pembengkakan setelah pembedahan, beberapa surgeon memberikan

 parenteral steroid. Intravenous administration dari sejumlah kecil glucocorticoid steroid

cukup untuk memberikan efek anti inflamasi pasca bedah. Beberapa surgeon juga

memberikan 8 mg dexamethasone sebelum pembedahan karena memberikan efek anti

 bengkak yang lama pasca bedah.

Antibiotik tidak mesti diresepkan. Jika riwayat pasien baik dan tidak ada indikasi sistemik 

untuk antibiotik dan kehadiran lokal infeksi, antibiotik biasanya tidak diberikan.

 Antibiotik pasti diberikan selama beberapa hari ketika sebelumnya terjadi pericoronitis.

Surgeon juga harus memberitahukan hal-hal yang wajar pasce pembedahan kepada pasien

mengenai pembengkakan yang akan terjadi selama 3-4 hari di area sekitar pembedahan.

Pembengkakan akan hilang sekitar 10 hari. Pasien juga akan mengalami rasa sakit 2-3

hari didaerah operasi. Pasien yang diangkat M3 mandibulanya, umumnya mengalami

mild-to-moderate trismus dan akan sedikit sulit membuka mulut dibandingkan biasanya.

 Namun itu semua akan kembali normal dalam 10-14 hari.

PEMOTONGAN TERENCANA (SEPARASI)

Impaksi mesioangular 

Pemotongan terencana dari impaksi gigi molar ketiga hanya membutuhkan pemotongn

tulang yang lebih sedikit dan mengakibatkan trauma yang kecil untuk mendapatkan arah

 pengeluaran yang baik. Suatu contoh klasik adalah pemotongan bagian distal mahkota

atau separuh bagian distal gigi bawah yang impaksi mesioangular. Sesudah pembuatan

Page 10: 50823115 Teknik Odontektomi

7/16/2019 50823115 Teknik Odontektomi

http://slidepdf.com/reader/full/50823115-teknik-odontektomi-5634fb160f649 10/16

 pari di sekitar gigi, bur fisur diletakkan pada garis servikal dan dengan gerakan seperti

menggergaji atau menyikat, gigi dipotong ke aksial dari 2/3 atau ¾ menembus dari lingual

ke bukal. Elevator lurus yang kecil digunakan untuk menyelesaikan pemisahan bagian-

 bagian gigi, mematahkan bagian distal mahkota atau memcah gigi menjadi dua dari daerah

 bifurkasi. Sesudah mahkota bagian distal dikeluarkan, sisa gigi impaksi didoron ke arah

celah yang terbentuk sebelumnya dengan menggunakan elevator lurus atau elevator crane

 pick #41 yang diinsersikan pada bagian mesio-bukal atau pada tempat yang sama dengan

 pengeluaran bagian distal. Gaya ini melepaskan gigi dari linggir distal M2.

Impaksi Distoangular 

Pemotongan standar untuk gigi bawah dengan impaksi disto-angular adalah mengambil

sebanyak mungkin bagian akar atau mahkota gigi sebelah distal. Pada teknik ini yang

sangat penting adalah mempertahankan bagian mesial mahkota gigi atau akar, karena

 bagian tersebut menjadi pegangan untuk pergeseran ke distal dari sisa potongan gigi. Jika

segmen ini hilang, pengambilan hanya bisa dilakukan dengan membuat jalan masuk bukal

yang besar dengan eksisi tulang tambahan.

Impaksi Horizontal

Rencana pemotongan untuk impaksi horizontal tergantung pada pengambilan awal

mahkota dan diikuti pergeseran akar baik satu persatu atau langsung seluruhnya kea rah

ruang yang terbentuk dari pengambilan mahkota. Biasanya mahkota lebih baik diambil

dengan 2 tahap. Pemotongan pertama adalah melintang pada garis servikal, sedang tahap 2

(aksial atau longitudinal) adalah sejajar sumbu panjang gigi. Belahan mahkota lingual

dipatahkan dan diungkit kea rah lingual dengan menggunakan elevator, sedangkan sisa

mahkota yang tertinggal digeser ke arah ruang yang ada dan dikeluarkan. Akar superior 

terdedah dan dibuat titik kaitan pada permukaan superior. Elevator diinsersikan dan

kemudian ditarik ke anterior (mesial). Hal ini cenderung menggeser akar ke anterior ke

arah ruang yang seblumnya ditempti oleh mahkota. Apabila akar tidak bisa bergerak 

sebagai satu unit, maka akar superior dipisahkan dari yang inferior, dan kemudian akan

dikeluarkan satu per satu.

Impaksi melintang

Pemotongan pada gigi impaksi melintang mengikuti cara yang mirip dengan yang

dilakukan pada gigi impaksi horizontal. Sekali lagi kuncinya adalah mahkota dikeluarkan

dahulu. Pada keadaan ini, mahkota dipisahkan, kemudian dipatahkan dengan elevator dan

diungkit ke lingual seluruhnya. Titik kaitan dibuat pada akar superior dan tekanan kea rah

lingual diaplikasikan untuk menggeser akar ke dalam ruang yang tadinya ditempati

mahkota.

Impaksi vertikal

Page 11: 50823115 Teknik Odontektomi

7/16/2019 50823115 Teknik Odontektomi

http://slidepdf.com/reader/full/50823115-teknik-odontektomi-5634fb160f649 11/16

Pencabutan impaksi vertical, khususnya apabila terletak di tempat yang sangat dalam,

 biasanya diperlancar dengan pengeluaran mahkota terlebih dahulu. Ini dikerjakan dengan

membuka garis servikal dan denga menggunakan bur untuk memotong melalui dua pertiga

atau tiga perempat mahkota ke bukal / lingual, diikuti dengan mematahkan mahkota

menggunakan elevator. Titik kaitan dibuat di sebelah bukal akar, kemudian akan

dikeluarkan kea rah superior dengan menggunakan elevator crane pick. Jika akar sulit

digeser, akar dipisahkan pada bifurkasinya dan dicabut satu per satu.

PENDEKATAN DARI LINGUAL

Di inggris dan daerah tertentu di benua eropa sering dilakukan pemotongan tulang lingual

atau teknik pengeluaran lingual untuk gigi molar ketiga bawah yang impaksi. Cara ini

mempunyai keuntungan karena tulang sebelah lingual lebih tipis, cacat yang terjadi

sesudah pencabutan lebih kecil dan crista oblique externa tetap terpelihara. Untuk cara ini

digunakan suatu retractor lingual yang didesain khusus untuk retraksi lidah dan flap

lingual serta melindungi n.lingualis. pemotongan vertical dari tulang kortikal sebelah

distal dan mesial ketinggiannya mencapai tepat dibawah perluasan inferior dari gigi yang

impaksi. Jadi dataran lingual tulang tersebut dipatahkan dengan ditekan dari bukal

menggunakan osteotom atau elevator. Gigi yang impaksi kemudian dengan mudah

didorong kea rah lingual dengan menggunakan osteotom / elevator dari arah bukal. Teknik 

 pemisahan tulang lingual ini biasanya dilakukan dengan bantuan anestesi umum.

PENCABUTAN GIGI IMPAKSI YANG LAIN

Didasarkan pada lokasinya

C atas yang impaksi agak sukar dicabut. Baik vertical atau horizontal, problem awalnya

adalah menentukkan lokasi dari mahkotany apakah di palatal atau fasial. Ini dilakukan

secara klinik atau radiografis. Mahkota mungkin tampil dengan penonjolan yang mudah

diraba pada daerah vestibulum fasial atau tonjoloan yang serupa bisa terlihat atau teraba

 pada daerah rugae palatum. Petunjuk yang lebih jelas adalah kecondongan insisivus lateral

di dekatnya kea rah lingual. Hal ini mungkin disebabkan oleh tekanan ke fasial dari

mahkota kuspid yang impaksi horizontal terhadap akar gigi tersebut.

Lokasi Radiografis

Teknik radiografis yang digunakan untuk menentukkan lokasi meliputi teknik true

maxillary occlusal, lateral ekstraoral atau tangential dan schift shot. True occlusal view

dibuat dengan menempatkan konus pada linger dahi dan meyerongkannya agak ke depan,

sejajar dengan sumbu panjang gigi anterior atas. Cara ini akan memperlihatkan

 penampang melintang gigi-gigi anterior dan posisi gigi impaksi pada hubungan

sesungguhnya. Dengan menempatkan tongue blade terhadap film occlusal dapat diperoleh

Page 12: 50823115 Teknik Odontektomi

7/16/2019 50823115 Teknik Odontektomi

http://slidepdf.com/reader/full/50823115-teknik-odontektomi-5634fb160f649 12/16

gambar ekstra oral yang memuaskan. Pasien memegang sendiri tongue blade untuk 

stabilisasi film pada posisi yang diharapkan di daerah di dekat gigi yang impaksi.

Pemaparan tangential dibuat yang dapat memperlihatkan lokasi mahkota. Teknik Schift

shot menggunakan 3 film periapikal yang ditempatkan pada tempat yang tetap dan posisi

konus terhadap daerah impaksi yang berbeda-beda, satu pemotretan dari akan, satu tegak 

lurus dan satu dari kiri, interpretasi tergantung pada fakta bahwa objek yang dekat dengan

konus Nampak bergerak menjauh, sedangkan yang lebih jauh dari kunus, bergerak 

mendekati konus.

Kuspid atas impaksi palatal

Sebagian besar mahkota kuspid terletak di palatal baik impaksi ini horizontal / vertical.

Pendektakan dari palatum adalah dengan menggunakan flap envelope yang diangkat dari

leher gigi-gigi di sebelahnya. Jika diperlukan jalan masuk tambahan, maka bisa ditambah

dengan insisi serong anterior. Insisi tambahan posterior sebaiknya dihindari untuk 

melindungi n. palatinus mayor. Tulang diambil dengan bur atau chisel menggunakan

tangan langsung. Rencana pemotongan gigi adalah mengambil mahkotanya dahulu

kemudian menggeser akar ke ruang bekas mahkota. Gigi pada mulanya dipotong pada

garis servikal dan kemudian mahkota dipatahkan. Apabila mahkota tidak bisa dikeluarkan,

dilakukan pemecahan lagi dalam arah memanjang sejajar dengan sumbu gigi. Titik kaitan

dibuat pada permukaan akar dan kemudian digunakan elevator dengan kekuatan tekanan

arah antero-inferior. Apabila akar tidak dapat terungkit dan mentok ke dinding anterior 

makan dilakukan pemotongan lagi dan dibuat lubang kaitan yang baru. Mentoknya akar 

tersebut disebabkan karena akar terlalu panjang atau karena kurvatur akar. Pertimbangan

anatomis yang terutama di dalam pencabutan kaninus atas impaksi adalah kedekatan

letaknya dengan sinus. Seperti pencabutan impaksi lainnya, sesudah pengeluaran gigi

daerah tersebut diirigasi dengan larutan saline, diamati dan tepi-tepi tulang dihaluskan.

Kuspid yang impaksi di fasial

Kuspid atas yang impaksi di labial dicabut melalui flap envelope semilunar atau retangular 

fasial. Biasanya mahkotanya menonjol dan pengambilan tulang bukal dilakukan dengan

menggunakan elevator lurus yang kecil yang fungsinya seperti pencungkil tulang. Impaksi

ini diungkit dengan menggunakan tekanan baji elevator yang diterapkan sepanjang

 permukaan akar gigi. Pemotongan akar gigi diperlukan apabila arah pengeluaran terblokir 

oleh insisivus yang sudah erupsi, atau karena akarnya dilaserasi.

Premolar atas impaksi

Premolar yang impaksi di sebelah palatal sangat jarang terlihat, karena molar susu jarang

tanggal secara premature. Pendekatan untuk pencabutan gigi impaksi ini srupa dengan gigi

kaninus impaksi yang terletak di palatal. Flap envelope dibuat dan dibuka dari leher gigi.

Mahkota dibuka dengan menggunakan elevator lurus sebagai pencungkil tulang.

Page 13: 50823115 Teknik Odontektomi

7/16/2019 50823115 Teknik Odontektomi

http://slidepdf.com/reader/full/50823115-teknik-odontektomi-5634fb160f649 13/16

Pengunkitan gigi dilakukan dengan tekanan baji elevator. Apabila diperlukan pemotongan,

harus dibuat rencana yang mirip dengan kuspid. Mahkota dikeluarkan dahulu dan akar 

digerakan ke bagian yang kosong bekas tempat mahkota. Seperti pada kaninus,

keberadaan sinus maksilaris perlu pertimbangkan dalam menggunakan instrument. Juga

harus diperhatikan a. palatine mayor karena arteri ini terlibat dalam flap.

Premolar bawah yang impaksi

Premolar bawah yang impaksi mungkin menimbulkan masalah penentuan lokasi seperti

kaninus atas. Pada awal perkembangannya gigi sering terletak di bukal, tetapi dengan

 penyempurnaan pembentukan akar, mahkotanya terdapat pada bagian lingual. Pada

keadaan apapun, gigi sulit dikeluarkan. Pendekatan dari lingual menggunakan flap

envelope yang dibuka dari leher gigi. Pada kasus ini lidah membatasu visualisasi. Pada

waktu dikeluarkan kea rah bukal dnegan flap envelope, bundle neuromuscular mentalis

sering terletak di dalam atau di dekat daerah pembedahan. Pertimbangan lain dalam

 pencabutan gigi premolar impaksi adalah kedekatannya dengan akar gigi di dekatnya. Jika

arah pengeluaran yang tidak terhalang tidak didapatkan, mahkotanya biasanya dipotong

dan celah yang didapat dipergunakan untuk tempat pergeseran akar.

Gigi terpendam lainnya

Pencabutan gigi-gigi impaksi dan terpendam menggunakan prinsip-prinsip yang sudah

diuraikan. Apabila gigi supernumerary yang terpendam terlihat dengan sinar X sebelum

erupsi gigi geligi permanent, maka pencabutannya sering ditunda sampai sesudah erupsi

 jika mungkin, karena membedakan antara gigi normal dengan gigi ekstra pada waktu

 pembedahan sulit atau tidak mungkin dilakukan. Gigi supernumerary meliputi mesiodens,

dan disto atau para molar, menimbulkan kendala jalan masuk dan cara pengeluarannya.

Pendekatan inovatif didasarkan pada prinsip yangPencabutan gigi-gigi impaksi dan

terpendam menggunakan prinsip-prinsip yang sudah diuraikan. Apabila gigi

supernumerary yang terpendam terlihat dengan sinar X sebelum erupsi gigi geligi

 permanent, maka pencabutannya sering ditunda sampai sesudah erupsi jika mungkin,

karena membedakan antara gigi normal dengan gigi ekstra pada waktu pembedahan sulit

atau tidak mungkin dilakukan. Gigi supernumerary meliputi mesiodens, dan disto atau

 para molar, menimbulkan kendala jalan masuk dan cara pengeluarannya. Pendekatan

inovatif didasarkan pada prinsip yang tepat sering dapat menyelamatkan keadaan. Dengan

rasio risiko / manfat yang tidak menguntungkan, tidak melakukan apa-apa kadang-kadang

merupakan tindakan yang tepat. Mengorbankn gigi yang erupsi sebagian akibat

 pencabutan gigi terpendam atau impaksi tidak dapat dibenarkan.

Page 14: 50823115 Teknik Odontektomi

7/16/2019 50823115 Teknik Odontektomi

http://slidepdf.com/reader/full/50823115-teknik-odontektomi-5634fb160f649 14/16

D. Penatalaksanaan Wisdom Tooth (Gigi Geraham Bungsu) Rahang Bawah (Internet)

1.  Pre Operatif 

Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pasien sebelum melakukan operasi

 pencabutan wisdom tooth rahang bawah: (John E Griffin, Jr. DMD, 2004)

• Pasien perlu menentukan jadwal operasi dengan dokter gigi terlebih dahulu

sebelum melakukan operasi.

• Pasien dan dokter gigi membahas tentang resiko-resiko yang dapat timbul

akibat operasi sebelum pelaksanaan operasi dilakukan dan pasien perlu

menandatangani informed consent .

• Pasien tidak dianjurkan untuk mengemudi setelah selesai menjalankan operasi

karena efek samping (rasa sakit) yang dirasakan  post  operasi dapat

mengganggu konsentrasi pasien saat mengemudi.

Pasien dianjurkan untuk tidur yang cukup pada malam hari sebelum operasi.• Pasien tidak dianjurkan untuk makan dan minum setelah tengah malam di

malam sebelum melakukan operasi. Jika pasien perlu minum obat, pasien

dianjurkan untuk minum dengan sedikit air.

• Pasien dianjurkan untuk tidak memakai contact lens dan pakaian yang tidak 

nyaman.

 

2. Operatif 2.1. Pencabutan

Pencabutan wisdom tooth rahang bawah yang impaksi dapat dilakukan antara

umur 12-18 tahun atau setelah gigi molar  kedua tumbuh. Persiapannya dilakukan

rontgen foto sebelum dilakukan pencabutan. Pencabutan biasa dilakukan dengan cara

odontektomi atau operasi pengangkatan gigi. Pencabutan gigi geraham bungsu pada

usia 12-18 tahun dikenal dengan pencabutan  preventif  dan ini sangat dianjurkan

mengingat pada usia tersebut akar gigi masih pendek sehingga memudahkan operasi

dan mempercepat waktu penyembuhan dan menghindari terkenanya saraf pada

rahang. (drg. Djoko Micni,SpBM,FICOI dan drg.Yeanne Rosseno, 2010).

Gambar II.9(a): Akar Gigi Wisdom Tooth Rahang Bawah yang Masih Pendek 

Page 15: 50823115 Teknik Odontektomi

7/16/2019 50823115 Teknik Odontektomi

http://slidepdf.com/reader/full/50823115-teknik-odontektomi-5634fb160f649 15/16

Gambar II.9(b): Wisdom Tooth Rahang Bawah yang Mulai Tumbuh

2.2 Prosedur Odontektomi 

Prosedur  odontektomi yang umumnya dilakukan pada pencabutan wisdom

tooth rahang bawah sebagai berikut: (Nurul Fadilah Rery, dkk., 2010)

a. Anestesi

 Anestesi yang digunakan dapat berupa anestesi lokal (pada pasien yang

memiliki keadaan umum baik atau normal dan keadaan mental yang baik) atau

anestesi umum (pada pasien yang gelisah).

 b. Teknik operasi

1) Membuat insisi untuk pembuatan flap

- Harus membuka daerah operasi dengan jelas

-  Insisi terletak pada jaringan yang sehat

- Mempunyai basis yang cukup lebar, sehingga pengaliran darah ke flap

cukup baik.

2) Pengambilan tulang yang menghalangi gigi

3) Pengambilan gigi

Pengambilan gigi dapat dilakukan secara :

-  Intoto (utuh)Tulang yang mengelilingi gigi diambil secukupnya, sehingga

didapatkan cukup ruangan untuk dapat meletakkan elevator di bawah

korona. Kemudian dengan elevator  tersebut dilakukan gerakan

mengungkit gigi tersebut.

-  In separasi (terpisah)

Pada metode ini, pengambilan gigi impaksi dilakukan dengan

membuang sedikit tulang. Gigi yang impaksi tersebut diambil dengan

cara diambil sebagian-sebagian (dibelah terlebih dahulu).

4) Pembersihan luka

Page 16: 50823115 Teknik Odontektomi

7/16/2019 50823115 Teknik Odontektomi

http://slidepdf.com/reader/full/50823115-teknik-odontektomi-5634fb160f649 16/16

Setelah gigi dikeluarkan,  socket  harus benar-benar dibersihkan dari sisa-

sisa tulang bekas pengeboran.  Folikel  dan sisa enamel organ harus

dibersihkan atau diirigasi dengan air garam fisiologis 0,9% karena jika

masih tertinggal dapat menyebabkan kista residual.

5)  Flap dikembalikan pada tempatnya dan dijahit.

3.  Post Operatif (Perawatan)

Setelah operasi wisdom tooth rahang bawah, pasien akan mengalami

 pembengkakan 3-4 hari yang merupakan reaksi normal dari tubuh untuk 

 penyembuhan. Pasien tidak perlu khawatir karena pembengkakan yang tidak disertai

demam bukan merupakan gejala infeksi dan pembengkakan ini akan hilang tanpa

meninggalkan bekas. (drg. Djoko Micni, SpBM, FICOI dan drg. Yeanne Rosseno,

2010)

Pasien yang menjalani operasi gigi geraham bungsu cukup mendapat

antibiotika, analgetik  atau penahan sakit dan obat anti inflamasi atau anti radang.

Selama pembengkakan, pasien dapat makan (lunak), beraktivitas sehari-hari seperti

sekolah atau bekerja. Setelah satu minggu benang jahitan dapat dibuka dan obat sudah

dapat dihentikan. (drg. Djoko Micni, SpBM, FICOI dan drg. Yeanne Rosseno, 2010)

Dengan demikian pencabutan wisdom tooth rahang bawah merupakan

tindakan yang bijaksana untuk mencegah komplikasi yang lebih buruk dan

kekhawatiran akan efek operasi tidak akan terjadi sebab dilakukan pada usia yang

tepat. (drg. Djoko Micni, SpBM, FICOI dan drg. Yeanne Rosseno, 2010)

 Narasumber OM: “hal yang harus dipelajari: harus menentukan tahapapan

 pemeriksaan, anamnesa. Asma dan gangguan pembekuan darah: definisi,

 patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, rujukan. Pada penderita asma

 jangan sampai menimbulkan STRESS selama perawatan. Mengapa nerkumur dengan

air garam hangat bias mengurangi rasa sakit: > menurut penelitian dapat melepaskan

 perlekatan bakteri dan meningkatkan aliran darah.