LAPORAN Odontektomi

15
LAPORAN BEDAH MULUT ODONTEKTOMI FAKHMA ZAKKI RAMADHANI 2010.07.0.0075 Fakultas Kedokteran Gigi

description

odontektomi adalah pencabutan gigi dengan adanya suatu tindakan bedah minor dan pengurangan tulang mandibula

Transcript of LAPORAN Odontektomi

LAPORAN KASUS

LAPORAN BEDAH MULUTODONTEKTOMI

FAKHMA ZAKKI RAMADHANI2010.07.0.0075Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Hang Tuah

Surabaya

2015KASUSStatus Penderita

Nama Penderita: Nn.Bella NovenaJenis Kelamin

: Perempuan

Usia

: 19 tahun

Pekerjaan

: Mahasiswa FKG Universitas Hang TuahSubyektif

1. Pasien datang ke RSGM HangTuah Surabaya ingin mencabut gigi belakang kanan bawah (48) karena terasa sakit dan membuat gusi sekitar menjadi sariawan. Pasien merasa sakit sejak lama, kadang muncul dan hilang. 2. Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit sistemik dan alergi.

3. Pasien tidak sedang mengkonsumsi obat.

Obyektif

1. Keadaan umum pasien baik

2. Tekanan darah 116/643. Denyut nadi 97x/ menit

4. Pernafasan 17x/menit

5. Inspeksi:Ekstra Oral : TAK

Intra Oral: Gigi 48 impaksi 1A

Jaringan lunak disekitar gigi normal yaitu meliputi kemerahan (-), mudah berdarah (-)

Palpasi meliputi druk (-), perkusi (-), kegoyangan (-)Radiografi Panoramik

Assement

Gigi 48 impaksi type 1A

Planning

1. Full OdontektomiPengambilan gigi impaksi secara utuh

2. Membuka jaringan lunak, membuat flap (full thickness flap) sampai gigi m1.3. Pencabutan Transalveolar

Metode pencabutan ini dilakukan terlebih dahulu dengan cara mengambil sebagian tulang penyangga gigi. Metode ini juga sering disebut metode terbuka atau metode surgical.Persiapan Operasi

Persiapan penderita dan instrumentarium odontektomi

Persiapan untuk melakukan odontektomi meliputi persiapan penderita dan instrumentarium.1. Persiapan penderita meliputi : kontrol infeksi, disinfeksi, anastesi. Kontrol infeksi dan persiapan disinfeksi dilakukan dengan memberikan antibiotika dimulai sehari sebelum tindakan odontektomi dan disinfeksi regio ekstraoral dan intraoral menggunakan povidone iodine 10%. Sedangkan anastesi diberikan secara lokal dengan metode infiltrasi lokal dan mandibular blok.

2. Persiapan instrumen meliputi : linen steril yang diperlukan sebagai alat instrumen untuk mempersempit daerah yang tidak steril.

3. Mesin bur putaran rendah dengan irigasi konstan.Alat dan Bahan yang dipersiapkan meliputi:

1. Universal Precaution

2. Povidone iodine

3. Anastesi topikal

4. Spuit dan obat anastesi (pehacain 2cc)

5. Tampon

6. Scalpel beserta bladenya

7. Elevator periosteal atau rasparatorium

8. Retraktor

9. Tang cabut gigi RB posterior

10. Mata bur

11. Spuit irigasi

12. Bahan irigasi (Aquadest steril, NaoCl (PZ)13. Suction tip

14. Knable tang

15. Bone file

16. Kuret

17. Bahan untuk suturing

Dapat diabsorbsi (catgut, poliglikolit acid) dan non absorbsi (sutra, nilon, katun, kawat baja tahan karat).

18. Alat untuk suturing

Needle holder, pinset chirurgis, gunting, needle

Pemeriksaan Klinis

Setelah dilakukan anamnesis secara lengkap, dilakukan pemeriksaan ekstra oral dan intra oral, operator harus dapat menyimpulkan apakah penderita dapat menjalani odontektomi atau tidak dan mengetahui segala resiko yang mungkin timbul. Penderita harus mengisi inform consent, dengan sebelumnya menjelaskan segala kemungkinan resiko yang dapat terjadi pada tindakan odontektomi yang akan diterimanya.Beberapa informasi penting untuk penderita sebelum dan sesudah odontektomi

Sebelum dan sesudah odontektomi, penderita perlu mendapat penjelasan-penjelasan mengenai apa yang harus dipersiapkan sebelum dan sesudah menjalani odontektomi.Sebelum odontektomi

Odontektomi dilakukan dengan menggunakan anastesi lokal, beberapa hal yang perlu disampaikan pada penderita adalah sebagai berikut:1. Tidak diperkenankan minum obat golongan salisilat dan derivatnya 10 hari sebelum odontektomi2. Dianjurkan untuk meminum obat yang disarankan sebelum odontektomi

3. Menghindari minum alkohol dan merokok mulai 12 jam sebelum operasi.

4. Dianjurkan makan dan minum dahulu sebelum operasi.Setelah Odontektomi

Setelah menjalani proses odontektomi pasien perlu mendapatkankan penjelasan bagaimana agar luka pasca odontektomi lekas sembuh dan terhindar dari komplikasi.Meliputi perhatian seksama pada luka operasi dimulai dari 24 jam pertama setelah operasi sampai 3 hari kemudian. Hal-hal yang perlu diperhatikan: 1. Segera setelah odontektomi selesai, pasien diharuskan menggigit tampon selama 30-60 menit, dan tampon dapat diganti dengan tampon steril sampai beberapa kali.

2. Bagian luar daerah yang telah dilakukan odontektomi dikompres dengan es selama 15 menit setiap setengah jam sampai 4 jam setelah odontektomi. Hal ini akan mengurangi perdarahan dan pembengkakan.3. Anjuran minum antibiotika, antiinflamasi dan analgesia secara teratur.

4. Diperkenankan untuk makan dengan diet lunak.

5. Setelah makan, mulut dibersihkan dengan cara menggunakan obat kumur antiseptik dan hanya boleh dipergunakan setelah 24 jam pasca odontektomi.

6. Jahitan diangkat 8 hari setelah odontektomi.

7. Menjaga kebersihan mulut dengan tetap menggosok gigi dan dihindari untuk berkumur keras, air hanya dialirkan kedalam rongga mulut dengan menggunakan air matang, bukan air kran.

8. Hindari makan dan minum panas.

9. Tidak boleh merokok.

10. Tidak diperkenankan untuk kumur-kumur, pada keadaan perdarahan ringan dianjurkan untuk menggigit tampon kembali.

Obat-obatan sebelum dan sesudah odontektomi

Analgetika

Analgetika diberikan 30 menit sebelum odontektomi, dengan harapan setelah obat anastesi hilang, obat analgetika telah berjalan sehingga rasa sakit pasca odontektomi dapat dikurangi.

Antibiotika

Antibiotika diberikan untuk menghindari terjadinya infeksi dan dianjurkan telah diberikan mulai sehari sebelum odontektomi.Pada kasus-kasus dengan sejarah kelainan katup jantung, diabetes, kelainan ginjal dan imunologis, antibiotika mutlak diberikan.Persiapan OperatorAsepsis dapat berupa asepsis alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan sebelum dan sesudah perawatan, asepsis daerah operasi, asepsis operator dan penderita. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:

a. Lingkungan pembedahan

Lingkungan sekitar tempat pembedahan merupakan daerah aseptik. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga suasana lingkungan tersebut adalah mengurangi jumlah kuman dalam udara dan lamanya luka terbuka. Jumlah kuman di udara dipengaruhi oleh kelembaban dan suhu udara, dan dapat dikurangi dengan penggantian udara. Udara kamar bedah haris diganti sekitar 18-25 kali setiap jam dan ini baru dapat dilaksanakan bila tekanan dalam kamar bedah lebih positif.

Kelembaban udara yang rendah akan mengurangi kelistrikan statik dalam udara sehingga transmisi bakteria lebih sedikit. Kelembaban udara di kamar bedah sebaiknya dijaga sekitar 50% (udara luar normal 70-90%). Kamar bedah sebaiknya bersuhu sejuk agar pembedah dan personil kamar bedah lainnya dapat bekerja tanpa berkeringat. Standar suhu yang dianjurkan adalah antara 20-24 Celcius.

b. Personil kamar bedah

Untuk mempertahankan keadaan asepsis dalam kamar bedah sewaktu pembedahan, setiap orang yang bekerja dalam kamar bedah harus tunduk pada peraturan dan teknik asepsis yang berlaku.

Personil medik dan perawat merupakan pembawa kuman melalui kontak langsung atau udara, karena S.aureus dari hidung, ketiak, daerah anus, perineum, dan genitalia mudah disebarkan. Maka disiplin dasar ini menyangkut hygiene pribadi, kebersihan kulit, pakaian dalam termasuk kebersihan daerah perineum. Disiplin kerja yang baik dalam pembedahan adalah berbicara seperlunya selama pembedahan, membatasi berjalan-jalan dalam kamar bedah, dan membatasi kontak dengan orang lain. Selain itu perlu diingat bahwa setiap luka, biarpun kecil harus dianggap sebagai luka terinfeksi dan merupakan sumber infeksi. Setiap pekerja di kamar bedah yang mempunyai bisul misalnya, dinyatakan sebagai sakit dan tidak diperkenankan memasuki ruang pembedahan.

c. Pakaian dasar dan gaun bedah

Setiap orang yang masuk ke kamar bedah harus menggunakan pakaian penutup permukaan kulit yang dapat berhubungan dengan daerah pembedahan. Pakaian ini termasuk sarung tangan, masker, dan tutup kepala. Pakaian dalam harus menutup cukup rapat. Pakaian dasar tidak boleh dipakai di luar ruang bedah.

Pakaian bedah dibagi menjadi dua macam yaitu yang dipakai oleh setiap orang yang masuk ke kamar bedah yang merupakan pakaian dasar, dan yang dipakai oleh pembedah serta para asistennya sewaktu pembedahan yang disebut gaun bedah. Pakaian dasar harus memenuhi syarat bersih, ringan, berbahan tipis dan tembus udara.

Pakaian dasar tidak perlu steril, tetapi dicuci dan disetrika setiap akan dipakai. Pakaian dasar harus menutupi tungkai bawah, berlengan pendek, dan seragam untuk setiap unit bedah. Sedangkan tutup kepala dan masker juga bersih dan tidak dipakai berkali-kali. Tutup kepala harus menutupi semua bagian rambut, masker menutupi kumis, cambang, jenggot, lubang hidung, dan mulut. Alas atau sarung kaki harus bersih dan jangan sekali-kali dipakai di luar unit bedah tersebut.

Gaun bedah harus memenuhi syarat steril, disediakan di atas meja instrumen, menutupi tubuh secara melingkar, berlengan panjang, menutup leher, panjangnya sampai di bawah lutut, dan terbuat dari bahan yang tipis tetapi kuat. Langkah-langkah odontektomi 1. Mempersiapkan instrumentarium steril untuk tindakan odontektomi.

2. Pembedahan dilakukan dengan teknik asepsis. Sangat dianjurkan untuk memberikan antibiotika dan antiflogistik sehari sebelum dilakukan odontektomi.

3. Asepsis dengan betadine, anastesi lokal dan mandibular blok.4. Dibuat garis insisi yang dimulai dari pertengahan bagian distal gigi molar 3 sampai distal gigi molar pertama. Incisi kearah anterior dibuat tepat pada gingiva tepat dibawah distal molar pertama turun kearah kaudal dan kembali ke arah anterior sejajar garis oklusal untuk menghindari kerusakan pada gingival attachment gigi molar kedua.

5. Membuka flap yang telah dibuat dengan rasparatorium.

6. Pengambilan tulang yang menutupi gigi impaksi bagian bukal dan proksimal dilakukan dengan menggunakan round bur putaran rendah dengan pendingin air garam fisiologi 0,09% atau air steril. Dilakukan cara memotong tulang selapis demi selapis sehingga bagian gigi yang tertutup tulang dapat terlihat. Selanjutnya pembukaan tulang dapat diperluas dengan mengambil tulang disekeliling gigi impaksi dan berpedoman pada bentuk gigi yang impaksi.7. Dalam melakukan pengambilan tulang yang meliputi gigi impaksi perlu dipertimbangkan beberapa hal: Pengambilan tulang harus cukup dan awal pengeboran dimulai dengan menyesuaikan letak gigi sesuai dengan jenis klasifikasi gigi impaksinya.

Tidak melakukan pengambilan tulang secara berlebihan karena akan menyebabkan trauma yang besar.8. Pada kasus dimana membutuhkan pemotongan gigi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, maka fisur bur tidak dapat dipakai. Dalam melakukan tindakan pengeboran, baik untuk mengambil tulang atau memotong gigi harus dilakukan on sight tidak blind artinya melakukan tindakan pengeboran dengan melihat objek secara langsung bukan meraba-raba obyek degan bur, karena dapat membahayaka struktur jaringan sekitar terhadap kemungkinan terkena bur.

9. Melepas gigi dari soket dengan elevator/ bein.10. Pengambilan gigi impaksi dengan menggunakan tang.

11. Melakukan debridement (pembersihan luka operasi, menghaluskan tulang yang tajam, pembersihan soket gigi dari sisa fragmen tulang atau jaringan nekrotik dengan melakukan irigasi dengan larutan antiseptik (betadine atau Naocl).

12. Menutup dan mengembalikan flap dengan suturing, simple interrupted. Prinsip drainase harus diperhatikan.

13. Membersihkan rongga mulut dan pipi.

14. Bekas operasi diberi tampon dan betadine agar mengurangi perdarahan.15. Instruksi pasca operasi

Menggigit tampon selama 30-60 menit sampai darah berhenti.

Memberitahukan untuk tidak berkumur dan tidak menghisap-hisap bekas cabutan agar perdarahan cepat berhenti.

Minum air dingin untuk mempercepat perhentian perdarahan.

Jangan memainkan lidah di tempat pencabutan.

Meminum obat yang sudah diberikan. Instruksi kontrol 2 kali.