Rencana Kontemporer Pertahanan As
-
Upload
fika-monika -
Category
News & Politics
-
view
575 -
download
4
description
Transcript of Rencana Kontemporer Pertahanan As
BERANI MENJADI PEMIMPIN
MenyambutRencana Kontemporer
Pertahanan AS Melawan penegakan
KHILAFAH ISLAM
Rencana Dasar : Peperangan Panjang
AS terikat dengan perang yang akan berkepanjangan sebuah perang global melawan ekstrimis pelaku kekerasan yang menggunakan terorisme sebagai senjata pilihan mereka, dan berupaya menghancurkan kebebasan pandangan hidup kita
“The US is engaged with in what will be a long war”“a global war against violent extremists who use terrorism as their weapon
of choice, and who seek to destroy our free way of life”Musuh-musuh dalam peperangan bukan kekuatan militer tradisional
konvensional tetapi berupa jaringan teroris global yang tersebar yang mengeksploitir Islam untuk mengembangkan tujuan-tujuan politik radikal mereka
“The enemies in this war are not traditional conventional military forces but rather dispersed tersebar , global terrorist networks that exploit Islam to advance radical political aims”
Mereka menggunakan teror, propaganda dan kekerasan yang tidak pandang bulu dalam upaya menundukkan dunia muslim di bawah tirani teokrasi radikal dalam upaya mengabadikan konflik dengan AS, sekutu dan partner-partnernya
“They use terror, propaganda and indiscriminate violence in an attempt to subjugate the Muslim world under a radical theocratic tyranny while seeking to perpetuate mengabadikan conflict with the United States and its allies and partners”
[Quadralineal Defense, April 2006]
Melawan penegakan KHILAFAH ISLAMTeroris yang menyerang kita pada 11 Sept 2001 adalah manusia tanpa kesadaran-tetapi
mereka tidak gila. Mereka membunuh atas nama idelogi yang jelas dan fokus, seperangkat keyakinan yang jahat tetapi tidak gila/bodoh
The terrorists who attacked us on September the 11th, 2001, are men without conscience -- but they're not madmen. They kill in the name of a clear and focused ideology, a set of beliefs that are evil, but not insane
Teroris Al Qaeda dan mereka yang membagikan ideologi adalah ekstrimis Sunni. Mereka didorong oleh visi radikal dan sesat yang menolak toleransi, menindas seluruh bentuk perbedaan dan menjustifikasi pembunuhan laki-laki, perempuan, anak-anak yang tidak bersalah untuk mengejar kekuatan politik. Mereka berharap untuk menegakkan kekerasan politik utopia di sepanjang timur-tengah yang mereka sebut Khalifah– yang akan memerintah berdasarkan ideologi kebencian mereka. Osama bin Laden menyebutkan serangan 11 September mereka – dengan pernyataan– satu langkah besar menuju kesatuan muslim dan penegakan keadilan/keshalihan --- [khalifah]
These al Qaeda terrorists and those who share their ideology are violent Sunni extremists. They're driven by a radical and perverted vision of Islam that rejects tolerance, crushes all dissent, and justifies the murder of innocent men, women and children in the pursuit of political power. They hope to establish a violent political utopia across the Middle East, which they call a "Caliphate" -- where all would be ruled according to their hateful ideology. Osama bin Laden has called the 9/11 attacks -- in his words -- "a great step towards the unity of Muslims and establishing the Righteous… [Caliphate]."
Khalifah ini akan menjadi imperium totaliter yang mencakup seluruh tanah muslim sat ini maupun terdahulu, yang memanjang dari Eropa hingga Afrika Selatan, timur tengah dan Asia Tenggara’
This caliphate would be a totalitarian Islamic empire encompassing all current and former Muslim lands, stretching from Europe to North Africa, the Middle East, and Southeast Asia.
[President Discusses Global War on Terror Capital Hilton Hotel Washington, D.C. September 5, 2006 ]
Tantangan AS Abad 21Abad ke 20 telah membuktikan kemenangan kebebasan
diatas ancaman fasisme dan komunisme. Namun saat ini sebuah ideologi totaliter tengah mengancam, sebuah ideologi yang mendasarkan bukan pada filosofi sekuler tetapi pada kesesatan terhadap sebuah kesombongan agama. Isi (content) ideologi ini mungkin berbeda dengan ideologi-ideologi pada abad-abad lalu, namun alat-alatnya sama yakni : non toleransi, pembunuhan, teror, perbudakan dan represi
The 20th century witnessed the triumph of freedom over the threats of fascism and communism. Yet a new totalitarian ideology now threatens, an ideology grounded not in secular philosophy but in the perversion of a proud religion. Its content may be different from the ideologies of the last century, but its means are similar : intolerance, murder, terror, enslavement, and repression.
[National Security Strategy of USA 2006]
Strategi AS Menghadapi Tantangan Abad 21 The United States must focus on several essential task:
1. Memenangkan aspirasi bagi martabat manusia (human dignity)
2. Memperkuat aliansi-aliansi untuk menghancurkan terorisme global dan bekerja mencegah serangan melawan AS dan sekutu AS
3. Bekerjasama dengan pihak-pihak lain untuk memadamkan konflik-konflik regional
4. Mencegah musuh-musuh dari mengancam AS, sekutu dan mitra AS dengan senjata pemusnah massal
5. Menciptakan era baru pertumbuhan ekonomi global melalui pasar bebas dan perdagangan bebas
6. Memperluas putaran pembangunan dengan membangun masyarakat terbuka dan infrastruktur demokrasi
7. Membangun agenda-agenda untuk aksi kerjasama dengan pusat utama kekuatan global lainnya
8. Mentransformasi institusi keamanan nasional AS untuk menghadapi tantangan dan peluang abad 21
9. Meraih peluang-peluang dan melawan tantangan-tantangan globalisasi [The National Security Strategy of USA 2006]
Khithah Politik ASPilar pertama adalah promosi kebebasan, keadilan dan
human dignity – bekerja mengakhiri tirani, mengupayakan demokrasi yang efektif dan memperluas kemakmuran melalui pasar bebas yang fair dan kebijakan pembangunan yang bijak. Pemerintah yang bebas dan akuntabel terhadap rakyat mereka, mengatur wilayah/territorial mereka secara efektif dan mengembangkan kebijakan ekonomi dan politik yang menguntungkan warga negaranya. Negara yang bebas tidak menekan rakyat mereka atau menyerang negara lain yang bebas. Perdamaian dan stabilitas internasional sangat tergantung pada landasan kebebasan.
Pilar kedua dari strategi adalah melawan segala tantangan setiap waktu melalui kepemimpinan komunitas demokrasi yang sedang tumbuh. Mengolah berbagai isu —mulai dari ancaman penyakit pandemic, pengembangan sejata pemusnah massal, terorisme, human trafficking, bencana alam sepanjang perbatasan. Upaya multinasional yang efektif sangat esensial untuk mengatasi persoalan-persoalan ini
Strategi point 7 yaitu mentransformasi institusi keamanan nasional AS
Pergeseran titik perhatian :
1. Dari sebuah tempo waktu damai (peacetime tempo)- ke arah urgensi sense saatnya berperang
2. Dari suatu waktu yang secara beralasan dapat diprediksi – kepada suatu era kejutan (surprise) dan ketidakpastian (uncertainty)
3. Dari fokus pada ancaman tunggal – kepada tantangan yang banyak (multiple) dan kompleks
4. Dari ancaman-ancaman negara bangsa (nation state) – kepada ancaman jaringan terdesentralisasi musuh bukan negara (non state enemies)
5. Dari memimpin perang melawan negara-negara—ke arah memimpin perang dalam negara-negara yang kita tidak sedang berperang dengannya /tempat berlindung yang aman (safe havens)
6. Dari strategi pencegahan (deterrence) yang seragam –one size fits all- menjadi pengelolaan pencegahan kekuatan jahat, jaringan teroris dan kelompok dekat para pesaing (near-peer competitors)
7. Dari merespon setelah munculnya sebuah krisis (reaktif)—ke arah aksi preventif sehingga persoalan-persoalan tidak menjadi krisis (proaktif)
Strategi point 7 (lanjutan)8. Dari respon krisis – menuju pembentukan masa depan (shapping
the future)9. Dari rencana berbasis ancaman –menuju rencana berbasis
kapabilitas10.Dari rencana masa damai—menuju rencana adaptif yang cepat
(rapid adaptive planning)11.Dari fokus kepada gerak / kinetik—menuju fokus kepada efek/
dampak12.Dari proses abad ke-20 menuju pendekatan integratif abad ke-2113.Dari pertahanan statis, kekuatan garnisun—menjadi operasi-
operasi mobile, ekspedisioner14.Dari kondisi lemah sumber-sumber (under resourced), kekuatan
bertahan/standby forces (unit lemah/hollow unit), menuju kekuatan dengan perlengkapan penuh (fully equipped) dan personel yang penuh (fully manned) –yakni unit-unit siap tempur
15.Dari kekuatan siap berperang (damai) – menuju kekuatan yang berusaha keras berperang (perang)
16.Dari angkatan dengan institusi besar (ekor/tail) – menuju kapabilitas operasional yang lebih kuat (taring/teeth)
Strategi Point 7 (lanjutan)17.Dari operasi pertempuran besar yang konvensional—menjadi
operasi beragam (multiple), tak teratur (irregular) dan asimetrik
18.Dari konsep-konsep pelayanan militer yang terpisah – menjadi operasi kesatuan (joint) dan operasi kombinasi
19.Dari kekuatan yang membutuhkan ketiadaan konflik—menjadi kekuatan terintegrasi dan saling bergantung (interdependent)
20.Dari kekuatan-kekuatan yang terekspose ke depan – menjadi kekuatan yang mengambil kembali CONUS (continental US) untuk mendukung kekuatan-kekuatan ekspedisioner
21.Dari titik pusat perhatian pada kapal, senapan, tank dan pesawat – menjadi fokus kepada informasi, pengetahuan, dan kecerdasan untuk mampu bertindak tepat pada waktunya
22.Dari kekuatan massa—menuju kekuatan dampak (efek)23.Dari bagian-bagian terpisah manuver dan massa – menjadi
agility (lebih cepat dan lebih mudah) dan presisi24.Dari sistem pelayanan akuisisi tunggal—menuju manajemen
portofolio bersama (kesatuan manajemen portofolio)25.Dari berbasis mobilisasi industrial – menuju solusi komersial
yang bertarget
Strategi point 7 (lanjutan)26.Dari pelayanan dan agensi intelijen—menuju pusat operasi informasi
kesatuan yang sesungguhnya (truly Joint Information Operations Centers)
27.Dari struktur vertikal dan proses-proses (struktur cerobong asap/ stovepipes)—menuju struktur yang lebih transparan, integrasi horisontal (matriks)
28.Dari menggerakkan pengguna kepada data – menjadi menggerakkan data kepada pengguna
29.Dari asistensi tanah air yang terfragmentasi – menjadi pengamanan tanah air yang terintegrasi
30.Dari aliansi-aliansi statis – menuju kemitraan dinamis31.Dari paket kekuatan yang telah ditentukan—menuju kekuatan yang
fleksibel32.Dari tugas-tugas yang ditunjukkan militer AS (U.S. military performing
tasks) – menjadi fokus kepada pembangunan kapabilitas partner33.Dari analisa paska operasi yang statis – menjadi diagnosa dinamis dan
pembelajaran setiap saat34.Dari fokus kepada input (usaha/effort)—menjadi pelacakan (tracking)
output (result)35.Dari solusi Departemen Pertahanan – menjadi pendekatan antar agensi
(antar lembaga)
Referensi
Sumber
• Quadralineal Defense 2006 Dephan AS• Building Moderate Muslim Network --
RAND spring/winter 2007• Demographic and Security in Maritime
Southeast Asia –RAND winter/spring 2006
• Ungoverning Territories : Understanding and Reducing Terrorism Risk– RAND project Air Force
Sumber
• CRS report for Congress : Nuclear, Biological, and Chemical Weapons and Missiles: Status and Trends- Updated February 20, 2008
• The National Security Strategy of the USA –March 2006 White House