RENCANA AKSI KEGIATAN - yankes.kemkes.go.id
Transcript of RENCANA AKSI KEGIATAN - yankes.kemkes.go.id
i
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
DIREKTORAT PELAYANAN
KESEHATAN RUJUKAN
RENCANA AKSI
KEGIATAN
2020-2024
ii
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-
Nya Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan ini
dapat tersusun.
Dengan berakhirnya pembangunan nasional jangka panjang tahap ke-3 tahun
2015-2019 dan berakhirnya Rencana Strategis (Renstra) Kementerian
Kesehatan tahun 2015-2019, Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana
Strategis tahun 2020-2024 dengan menetapkan visi sesuai visi Pemerintah tahun
2020-2024 yaitu “Terwujudnya Indonesia Maju Yang Berdaulat, Mandiri,
dan Berkepribadian, Berlandaskan Gotong royong”.
Berdasarkan potensi dan tantangan yang telah dan akan dihadapi, Direktorat
Pelayanan Kesehatan Rujukan telah menyusun Rencana Aksi Kegiatan 2020-
2024 sebagai penjabaran dalam melaksanakan Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan. Dalam Rencana Aksi Kegiatan ini telah ditetapkan Tujuan Direktorat
Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024 yaitu “Terwujudnya Akses dan Mutu
Pelayanan Kesehatan Rujukan yang Berkualitas”.
Rencana Aksi Kegiatan merupakan acuan (guidance) di tingkat unit eselon II
dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pada kegiatan Pembinaan
Pelayanan Kesehatan Rujukan dalam kurun waktu lima tahun ke depan, sehingga
hasil pencapaiannya terukur dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan
laporan kinerja tahunan Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan.
Dalam Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024 ini
terdapat berbagai sasaran strategis dan ukuran keberhasilan kunci yang tujuan
utamanya untuk penyempurnaan (penguatan) mutu kelembagaan Direktorat
Pelayanan Kesehatan Rujukan. Tantangan dalam penguatan mutu kelembagaan
di periode tahun 2020-2024 adalah kemampuan untuk mengintegrasikan
iii
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan, pengendalian
kinerja, anggaran dan manajemen kinerja dan fungsi organisasi Direktorat
Pelayanan Kesehatan Kesehatan Rujukan.
Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan mempunyai peran yang sangat
strategis dan sekaligus merupakan tugas berat yang harus kita pikul bersama.
Perencanaan yang matang dan tidak asal-asalan harus tercermin dalam dokumen
Rencana Aksi ini. Berbagai permasalahan, dinamika perubahan dan strategi
pelaksanaan kegiatan harus tertata dengan baik sehingga target yang ditetapkan
dapat tercapai sesuai dengan harapan kita bersama. Jangan sampai terjadi
perbedaan antara yang tertuang dalam Rencana Aksi dengan pelaksanaan di
lapangan. Kita sendiri yang merencanakan dan membuat target-target kinerja,
maka kita pula yang bertanggung jawab untuk melaksanakannya.
Kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu tersusunnya Rencana Aksi ini. Semoga Tuhan meridhoi
niat baik kita.
Jakarta, Agustus 2020
DIREKTORAT PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
iv
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
I.1. Kondisi Umum .......................................................................................................................... 1
I.2. Potensi dan Permasalahan ................................................................................................. 2
BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS...................................................... 4
2.1. Visi Direktorat jenderal pelayanan kesehatan ......................................................... 4
2.2. Misi Direktorat jenderal pelayanan kesehatan ........................................................ 5
2.3. Tujuan Direktorat jenderal pelayanan kesehatan .................................................. 5
2.4. Sasaran Stategis ....................................................................................................................... 5
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN ..................................................................................................................................... 7
3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional .......................................................................... 7
3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan ... 10
3.3. Kerangka Regulasi ................................................................................................................ 11
3.4. Kerangka Kelembagaan ..................................................................................................... 12
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN .......................................... 13
4.1. Target Kinerja......................................................................................................................... 14
4.2. Kerangka Pendanaan .......................................................................................................... 15
BAB V PENUTUP ............................................................................................................................... 16
LAMPIRAN ............................................................................................................................................. 17
MATRIKS KINERJA DAN PENDANAAN .................................................................................... 18
MATRIKS FORMULASI INDIKATOR KINERJA ....................................................................... 20
MATRIKS PEMBAGIAN WEWENANG ....................................................................................... 26
MATRIKS KERANGKA REGULASI ............................................................................................... 31
1
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Kondisi Umum
Pembinaan pelayanan kesehatan rujukan bertujuan untuk meningkatkan
akses pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas.
Berdasarkan data yang diperoleh melalui website RS online tahun 2018
tentang kondisi Rumah Sakit di Indonesia saat ini menunjukan, adanya
pertumbuhan yang sangat pesat pada perkembangan Rumah Sakit Publik
di bandingkan dengan Rumah Sakit Privat. Adapun RS Publik berjumlah
1530 Rumah Sakit dan RS Privat 1283 Rumah Sakit. Sampai dengan tahun
2018, tercatat terdapat 2813 rumah sakit di Indonesia, terdiri dari 2269
rumah sakit umum dan 544 rumah sakit khusus. Sebanyak 1787 rumah
sakit adalah milik swasta, selebihnya milik Pemerintah (Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota), TNI/POLRI, dan BUMN. Seperti halnya puskesmas, pada
kurun waktu tahun 2014 – 2018 juga terjadi peningkatan jumlah rumah
sakit umum (RSU) dari 1855 RSU di tahun 2014 menjadi 2269 RSU pada
tahun 2018. Kenaikan terbesar terjadi pada RSU milik swasta. Tidak
terdapat peningkatan yang bermakna dalam hal jumlah RS Khusus pada
kurun waktu yang sama, dari 551 pada tahun 2014 menjadi 544 pada tahun
2018. Lebih dari separuh (50.4%) RS berlokasi di Pulau Jawa. Sebanyak
1970 RS (70%) telah terakreditasi (Pusdatin, Profil Kesehatan Indonesia
2018)
Namun demikian, pesatnya perkembangan Rumah Sakit Publik masih
terdapat sisi lain yang menjadi perhatian yakni tingginya jumlah Rumah
Sakit dengan status kelas C dibandingkan dengan kelas A maupun B yakni
sebanyak 708 Rumah Sakit. Sejak ditetapkannya 110 Rumah Sakit sebagai
Rujukan Regional pada tahun 2014, beberapa diantaranya merupakan RS
dengan kelas C sebesar 44 Rumah Sakit. Dengan demikian, terhitung 5
tahun sejak ditetapkannya sebagai rumah sakit rujukan regional belum
2
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
seluruhnya berstatus kelas B seperti yang distandarkan dalam peraturan.
Pada tahun 2018, sebagian besar RSU adalah milik swasta sebanyak 53%,
sedangkan RSU milik Pemerintah Kabupaten/Kota sebesar 30,4%. RSK juga
berkembang pesat, yakni dari 321 RSK dengan 22.877 TT pada tahun 2009
menjadi 503 RSK dengan 33.110 TT pada tahun 2013. Pada tahun 2013,
lebih dari separuh (51,3%) RSK itu adalah rumah sakit (RS) Bersalin dan RS
Ibu dan Anak. Data Oktober 2014 menunjukkan bahwa saat ini terdapat
2.368 RS dan diprediksikan jumlah RS akan menjadi 2.809 pada tahun
2017, dengan laju pertumbuhan jumlah RS rata-rata 147 per tahun.
Sebagai bentuk dukungan yang tertuang pada Peraturan Presiden
(Perpres) Nomor 131 tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal
Tahun 2015–2019, maka pelayanan kesehatan rujukan yang ada di seluruh
provinsi/kabupaten/kota turut dilakukan pembangunan dan
pengembangan guna meningkatkan optimalisasi pelayanan kesehatan. Hal
tersebut juga didukung oleh Permenkes No 24 Tahun 2014 Tentang RS
Kelas D Pratama. Kondisi ini membuktikan keseriusan pemerintah dalam
hal ini Kementerian Kesehatan, dimana pembangunan RS Pratama dan
pelayanan telemedicine sertakesiapan akses pelayanan rujukan, merupakan
salah satu upaya pemerataan akses pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Namun begitu, capaian program masih menunjukan angka sebesar 65%
pada pelayanan kesehatan rujukan sesuai standar di tahun 2018. Pada
peraturan lain yang mendasari terhadap pendekatan akses pelayanan
kesehatan rujukan salah satunya yakni Permenkes No 19 Tahun 2016
Tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu, sampai dengan
tahun 2018 terdapat 184 PSC yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia
dan PSC yang sudah terintegrasi dengan NCC 119 sebanyak 54 PSC.
I.2. Potensi dan Permasalahan
Sampai dengan tahun 2018, tercatat terdapat 2813 rumah sakit di
Indonesia, terdiri dari 2269 rumah sakit umum dan 544 rumah sakit
3
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
khusus. Sebanyak 1787 rumah sakit adalah milik swasta, selebihnya milik
Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, TNI/POLRI dan BUMN.
Seperti halnya puskesmas, pada kurun waktu tahun 2014 – 2018 juga
terjadi peningkatan jumlah rumah sakit umum (RSU) dari 1855 RSU di
tahun 2014 menjadi 2269 RSU pada tahun 2018 (naik 22,3%). Kenaikan
terbesar terjadi pada RSU milik swasta. Untuk rumah sakit khusus, dalam
periode yang sama justru terjadi sedikit penurunan, yakni dari 551 pada
tahun 2014 menjadi 544 pada tahun 2018. Lebih dari separuh (50.4%) RS
berlokasi di Pulau Jawa. Sebanyak 1970 RS (70%) telah terakreditasi
(Pusdatin, Profil Kesehatan Indonesia 2018). Bila dilihat jenjang
akreditasinya, akreditasi perdana 47%, dasar 2%, madya 6%, utama 9%,
dan paripurna 36%. Peran rumah sakit diarahkan tidak hanya berfokus
pada pelayanan kuratif dan rehabilitatif untuk mengejar revenue, tetapi
harus mempunyai peran dalam program prioritas, seperti penurunan
kematian maternal, penurunan kematian bayi, penurunan stunting,
penurunan wasting, dan juga pengendalian penyakit.
4
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
2.1. Visi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
Periode tahun 2020-2024 merupakan tahapan terakhir dari
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025,
sehingga menjadi sangat penting dan strategis. RPJMN 2020-2024 akan
menjadi penentu keberhasilan dan pencapaian target pembangunan dalam
RPJPN, dimana pendapatan perkapita Indonesia akan mencapai tingkat
kesejahteraan setara dengan negara-negara berpenghasilan menengah atas
(upper-middle income country/MIC) yang memiliki kondisi infrastruktur,
kualitas sumber daya manusia, layanan publik, serta kesejahteraan rakyat
yang lebih baik. Sesuai dengan RPJPN 2005-2025, sasaran pembangunan
jangka menengah 2020-2024 adalah mewujudkan masyarakat Indonesia
yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di
berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur
perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di
berbagai wilayah yang didukung oleh sumber daya manusia yang
berkualitas dan berdaya saing.
Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil,
dan makmur sesuai dengan RPJPN 2005-2025, maka Pemerintah (Kabinet
Indonesia Maju) telah menetapkan, Visi Pemerintah 2020-2024:
“Terwujudnya Indonesia Maju Yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian, Berlandaskan Gotong royong”
Mengacu pada visi pemerintah, visi Kementerian Kesehatan dan visi
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, maka Direktorat Pelayanan
Kesehatan Rujukan menetapkan Visi Direktorat Pelayanan Kesehatan
Rujukan 2020-2024: “Terwujudnya Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri
dan Berkeadilan untuk menuju Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri,
dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.
5
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
2.2. Misi Direktorat jenderal pelayanan kesehatan
Dalam rangka mencapai terwujudnya Visi Kementerian Kesehatan
yakni: Terwujudnya Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri dan Berkeadilan
untuk menuju Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong”, maka telah ditetapkan 4 (empat) Misi
Kementerian Kesehatan 2020-2024, yakni:
1. Memperkuat upaya kesehatan yang bermutu dan menjangkau seluruh
penduduk Indonesia
2. Memberdayakan masyarakat dan pembangunan berwawasan
kesehatan
3. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan mutu sumberdaya
kesehatan
4. Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan inovatif
Guna memperkuat upaya kesehatan yang bermutu dan menjangkau
seluruh penduduk Indonesia, maka Direktorat Pelayanan Kesehatan
Rujukan menetapkan misi sebagai berikut:
Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya
upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan.
Menyelenggarakan tata kelola yang baik.
2.3. Tujuan Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan rujukan.
2.4. Sasaran Stategis
Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan adalah:
a. Terwujudnya penguatan sistem rujukan
b. Terwujudnya regionalisasi sistem rujukan yang terstruktur dan
berjenjang
c. Terwujudnya sistem manajemen kinerja fasyankes rujukan se
Indonesia
6
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
d. Terwujudnya kemitraan berjejaring dan terwujudnya Optimalisasi
Peran UPT sebagai lembaga pembina
e. Terwujudnya penguatan advokasi, pembinaan dan pengawasan pada
Pemerintah Daerah dan K/L terkait pelayanan kesehatan rujukan
f. Terwujudnya inovasi pelayanan kesehatan rujukan
7
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA
KELEMBAGAAN
A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
Arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan nasional 2020-2024
merupakan tahapan terakhir dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang
bidang Kesehatan (RPJPK) 2005-2025. Pembangunan Indonesia 2020-2024
ditujukan untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan
berdaya saing, yaitu sumber daya manusia yang sehat dan cerdas, adaptif,
inovatif, terampil, dan berkarakter. Untuk mencapai tujuan tersebut,
kebijakan pembangunan manusia diarahkan pada pengendalian penduduk
dan penguatan tata kelola kependudukan, pemenuhan pelayanan dasar dan
perlindungan sosial, peningkatan kualitas anak, perempuan dan pemuda,
pengentasan kemiskinan, serta peningkatan produktivitas dan daya saing
angkatan kerja. Kebijakan pembangunan manusia tersebut dilakukan
berdasarkan pendekatan siklus hidup, dan inklusif termasuk memperhatikan
kebutuhan penduduk usia lanjut maupun penduduk penyandang disabilitas,
dan pengelolaan SDM bertalenta.
Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2025 adalah
meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang ditunjukkan oleh
meningkatnya Umur Harapan Hidup, menurunnya Angka Kematian Bayi,
menurunnya Angka Kematian Ibu, menurunnya prevalensi gizi kurang pada
balita.
Dalam RPJMN 2020-2024, sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatkan
derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial
dan pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran pembangunan kesehatan pada
8
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
RPJMN 2020-2024 yang menjadi tanggung jawab Direktorat Pelayanan
Kesehatan Rujukan sebagai berikut:
Indikator Sasaran Strategis RPJMN 2020-2024
yang Menjadi Tanggung Jawab Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
No. Indikator Target
2020 2021 2022 2023 2024
1 Persentase rumah
sakit yang
menerapkan Rekam
Medis Elektronik
(RME) terintegrasi
20 40 60 80 100
2 Jumlah fasyankes yang
diampu dalam
melaksanakan
telemedicine
67 134 201 268 335
3 Jumlah provinsi yang
menerapkan Sistem
Rujukan Terintegrasi
(SISRUTE)
34 34 34 34 34
4 Jumlah RS yang
Melaksanakan respon
time pelayanan
operasi sectio sesarea
darurat dalam waktu ≤
30 menit
66 132 198 264 331
5 Persentase RS Kelas A
dan B yang telah
melakukan surveilans
AMR sesuai standar
20 40 60 80 100
1. Arah Kebijakan Nasional Pembangunan Kesehatan
Kebijakan pembangunan kesehatan difokuskan pada peningkatan
pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama
penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan
mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung inovasi
dan pemanfaatan teknologi.
Commented [L1]:
9
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
Arah kebijakan nasional tersebut dicapai melalui lima strategi,
yaitu peningkatan kesehatan ibu, anak dan kesehatan reproduksi;
percepatan perbaikan gizi masyarakat untuk pencegahan dan
penanggulangan permasalahan gizi ganda; peningkatan pencegahan dan
pengendalian penyakit; pembudayaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS); dan penguatan sistem kesehatan.
2. Strategi Nasional Pembangunan Nasional
Penguatan pelayanan Kesehatan dasar dan rujukan difokuskan pada:
a) Penguatan fungsi puskesmas dan jaringannya dalam upaya kesehatan
masyarakat yang berkualitas dan didukung peningkatan kapasitas
tenaga kesehatan, sarana dan prasarana, serta pembiayaan;
b) Optimalisasi penguatan pelayanan kesehatan dasar melalui
pendekatan keluarga;
c) Revitalisasi posyandu dan upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat lainnya;
d) Pengembangan kebijakan khusus untuk pelayanan kesehatan di
daerah terpencil, sangat terpencil dan daerah dengan karakteristik
geografis tertentu (kepulauan) termasuk sistem rujukan, pola
pembiayaan, regulasi dan kelembagaan;
e) Pengembangan pelayanan kesehatan lanjut usia;
f) Penyempurnaan sistem akreditasi pelayanan kesehatan pemerintah
dan swasta;
g) Pemenuhan dan pemerataan penyediaan sarana, prasarana, dan alat
kesehatan yang mengacu rencana induk penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan;
h) Inovasi dan pemanfaatan teknologi dalam pelayanan kesehatan
meliputi perluasan sistem rujukan online termasuk integrasi fasilitas
kesehatan swasta dalam sistem rujukan, perluasan cakupan dan
pengembangan jenis layanan telemedicine, digitalisasi rekam medis
dan rekam medis online;
i) Pengembangan dan peningkatan kualitas RS khusus;
10
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
j) Penyediaan pengelolaan limbah medis fasilitas pelayanan kesehatan
dan pengendalian bahan berbahaya dan beracun (B3).
B. Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
1. Arah Kebijakan Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
Untuk mendukung kebijakan nasional pembangunan kesehatan, yakni
meningkatkan pelayanan kesehatan guna mencapai derajat kesehatan
setinggi-tingginya dengan penguatan pelayanan kesehatan dasar
(primary health care) dan mendorong peningkatan upaya promotif dan
preventif, didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi, maka
ditetapkan arah kebijakan Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
sebagai berikut:
a) Mewujudkan peningkatan akses pelayanan kesehatan melalui
pemenuhan sarana prasarana dan alat kesehatan di RS yang sesuai
standar,
b) Mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan sehingga
terjamin implementasi Patient Safety dan standar pelayanan
kedokteran
c) Mewujudkan penguatan sistem rujukan dengan mengembangkan
sistem regionalisasi rujukan dan penguatan RS Rujukan Nasional,
Provinsi dan Regional
d) Mewujudkan optimalisasi sistem manajemen kinerja fasyankes
melalui penguatan sistem manajemen, pelayanan kesehatan
berbagai layanan unggulan (penanganan kasus tersier) pada rumah
sakit rujukan nasional secara terintegrasi dalam academic health
system
e) Mewujudkan sosialisasi, pembinaan dan monitoring pelayanan
kesehatan dan mewujudkan penguatan mutu advokasi Pemda dan
K/L
f) Mewujudkan kemitraan berjejaring melalui program sister hospital,
kemitraan dengan pihak swasta dan optimalisasi peran UPT vertikal
sebagai lembaga pembina
11
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
2. Strategi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
Meningkatnya ketersediaan dan mutu fasyankes rujukan dilaksanakan
melalui strategi:
a) Peningkatan ketersediaan fasyankes rujukan (FKRTL) yang
difokuskan pada daerah yang akses secara fisik masih terkendala
(DTPK), di mana untuk wilayah perkotaan lebih didorong peran
swasta;
b) Pengembangan dan pelaksanaan rencana induk nasional
penyediaan fasilitas pelayanan Kesehatan;
c) Penyempurnaan standar pelayanan kesehatan;
d) Pemanfaatan inovasi teknologi dalam pelayanan kesehatan
termasuk laboratorium kesehatan meliputi perluasan sistem
rujukan online termasuk integrasi fasilitas kesehatan swasta dalam
sistem rujukan, sistem rujukan khusus untuk daerah dengan
karakteristik geografis tertentu (kepulauan dan pegunungan);
e) Perluasan cakupan dan pengembangan jenis layanan telemedicine,
digitalisasi rekam medis dan rekam medis online;
f) Penguatan Health Technology Assessment (HTA), dewan
pertimbangan klinis, dan tim kendali mutu dan kendali biaya,
pengembangan dan penerapan clinical pathway;
g) Penguatan kemampuan RS Khusus;
C. Kerangka Regulasi
Agar pelaksanaan program dan kegiatan dapat berjalan dengan baik maka
perlu didukung dengan regulasi yang memadai. Perubahan dan penyusunan
regulasi disesuaikan dengan tantangan global, regional dan nasional.
Kerangka regulasi diarahkan untuk: meningkatkan akses dan kualitas
pelayanan kesehatan rujukan
Kerangka regulasi yang akan disusun antara lain adalah perumusan
peraturan pemerintah dan peraturan Menteri yang terkait, termasuk dalam
12
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
rangka menciptakan sinkronisasi, integrasi penyelenggaraan pembangunan
kesehatan antara pusat dan daerah.
D. Kerangka Kelembagaan
Desain organisasi yang dibentuk memperhatikan mandat konstitusi dan
berbagai peraturan perundang-undangan, perkembangan dan tantangan
lingkungan strategis di bidang pembangunan kesehatan, Sistem Kesehatan
Nasional, pergeseran dalam wacana pengelolaan kepemerintahan
(governance issues), kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah, dan
prinsip reformasi birokrasi (penataan kelembagaan yang efektif dan
efisien).
Fungsi pemerintahan yang paling mendasar adalah melayani kepentingan
rakyat. Kementerian Kesehatan akan membentuk pemerintahan yang
efektif melalui desain organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right
sizing), menghilangkan tumpang tindih tugas dan fungsi dengan adanya
kejelasan peran, tanggung jawab dan mekanisme koordinasi (secara
horisontal dan vertikal) dalam menjalankan program-program Renstra
2020-2024. Kerangka kelembagaan terdiri dari: 1) sinkronisasi
nomenklatur kelembagaan dengan program Pembinaan Pelayanan
Kesehatan; 2) penguatan kebijakan kesehatan untuk mendukung NSPK dan
pengarusutamaan pembangunan berwawasan kesehatan; 3) penguatan
pemantauan, pengendalian, pengawasan dan evaluasi program Pembinaan
Pelayanan Kesehatan; 4) penguatan bisnis internal Kementerian Kesehatan
yang meliputi pembenahan SDM Kesehatan, pembenahan manajemen,
regulasi dan informasi kesehatan; 5) penguatan peningkatan akses dan
mutu pelayanan kesehatan; 6) penguatan sinergitas pembangunan
kesehatan; 7) penguatan program prioritas pembangunan kesehatan; dan
8) penapisan teknologi kesehatan.
13
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
Memperhatikan Rencana Strategi (Renstra) Kementerian Kesehatan
2020-2024, visi dan misi, tujuan, strategi dan sasaran strategis sebagaimana
diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, maka disusunlah target kinerja dan
kerangka pendanaan kegiatan-kegiatan 2020-2024.
Adapun Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan mempunyai 2 (dua)
program yaitu:
1. Program Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),
dengan kegiatan meliputi:
a) Pembinaan RS yang menerapkan Rekam Medis Elektronik (RME)
terintegrasi.
b) Pembinaan fasyankes yang diampu dalam melaksanakan telemedicine.
c) Pembinaan provinsi yang menerapkan Sistem Rujukan
Terintegrasi (SISRUTE).
d) Pembinaan RS yang melaksanakan respon time pelayanan operasi sectio
sesarea darurat dalam waktu ≤ 30 menit.
e) Pembinaan RS Kelas A dan B yang telah melakukan surveilans AMR sesuai
standar.
f) Pembinaan RS Rujukan dan RS Vertikal dengan pelayanan sesuai standar.
g) Pembinaan RS milik pemerintah dengan pelayanan sesuai standar.
h) Pembinaan kabupaten/kota yang mengimplementasikan Public Safety
Center (PSC) 119.
i) Pembinaan RS yang menyelenggarakan Pendidikan dan ditetapkan
sebagai RS Pendidikan.
j) Pembinaan RS kelas A dan B Pendidikan yang memiliki pedoman
antibiotic RS dan menerapkan sesuai standar.
k) Pembinaan rumah sakit yang terintegrasi pelayanan kegawatdarutannya
dengan NCC/PSC 119.
14
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
2. Program Dukungan Manajemen terdapat kegiatan layanan perkantoran
internal di Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan.
A. Target Kinerja
Target kinerja merupakan penilaian dari pencapaian kegiatan yang diukur
secara berkala dan dievaluasi pada akhir tahun 2024. Sasaran kinerja
dihitung secara kumulatif selama lima tahun dan berakhir pada tahun 2024.
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
adalah sebaga berikut:
a. Program Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Sasaran Program Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) pada Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan adalah
meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan rujukan.
Indikator kinerja kegiatan yang akan dilakukan adalah:
1) Persentase RS yang menerapkan Rekam Medis Elektronik (RME)
terintegrasi sebesar 100%.
2) Jumlah fasyankes yang diampu dalam melaksanakan telemedicine
sebanyak 335 fasyankes.
3) Jumlah provinsi yang menerapkan Sistem Rujukan
Terintegrasi (SISRUTE) sebanyak 34 provinsi.
4) Jumlah RS yang melaksanakan respon time pelayanan operasi sectio
sesarea darurat dalam waktu ≤ 30 menit sebanyak 331 RS.
5) Persentase RS Kelas A dan B yang telah melakukan surveilans AMR
sesuai standar sebesar 100%.
6) Persentase RS Rujukan dan RS Vertikal dengan pelayanan sesuai
standar sebesar 90%.
7) Persentase RS milik pemerintah dengan pelayanan sesuai standar
sebesar 90%.
8) Jumlah kabupaten/kota yang mengimplementasikan Public Safety
Center (PSC) 119 sebanyak 461 kabupaten/kota.
15
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
9) Jumlah RS yang menyelenggarakan Pendidikan dan ditetapkan
sebagai RS Pendidikan sebanyak 100 RS.
10) Jumlah RS kelas A dan B Pendidikan yang memiliki pedoman
antibiotic RS dan menerapkan sesuai standar sebanyak 82 RS.
11) Persentase rumah sakit yang terintegrasi pelayanan
kegawatdarutannya dengan NCC/PSC 119 sebesar 100%.
b. Program Dukungan Manajemen.
Sasaran Program Dukungan Manajemen Direktorat Pelayanan
Kesehatan Rujukan mendukung sasaran program Dukungan
Manajemen Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan adalah
meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan
pemberian dukungan manajemen Kementerian Kesehatan.
Indikator pencapaian sasaran adalah nilai Reformasi
Birokrasi Kementerian Kesehatan sebesar 80,58.
Untuk mencapai sasaran hasil tersebut, maka dilakukan
kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan program.
Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya dukungan
manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya.
Indikator pencapaian sasaran tersebut adalah:
1) Nilai Reformasi Birokrasi di lingkup Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan adalah 53.
2) Persentase kinerja RKAKL pada lingkup Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan sebesar 90%.
4.1. Kerangka Pendanaan
Guna memenuhi kebutuhan pendanaan secara keseluruhan untuk
mencapai target di Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
dapat bersumber dari APBN baik yang bersumber dari Rupiah Murni,
Pendapatan Nasional Bukan Pajak (PNBP) dan Pinjaman dan/atau Hibah
Luar Negeri (PHLN).
16
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
BAB V
PENUTUP
Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-
2024 ini disusun untuk menjadi acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian upaya Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan dalam kurun waktu
lima tahun ke depan. Dengan demikian kami mempunyai target kinerja yang
telah ditetapkan dan akan dievaluasi pada pertengahan (2022) dan akhir periode
5 tahun (2024) sesuai ketentuan yang berlaku.
Jika di kemudian hari diperlukan adanya perubahan pada Rencana Aksi
Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024 ini, maka akan dilakukan
penyempurnaan sebagaimana mestinya.
DIREKTUR PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN,
RITA ROGAYAH
17
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
LAMPIRAN
1. Matriks Kinerja dan Pendanaan
2. Matriks Formulasi Indikator Kinerja
3. Matriks Pembagian Wewenang
4. Matriks Kerangka Regulasi
18
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
LAMPIRAN 1
MATRIKS KINERJA DAN PENDANAAN PROGRAM PEMBINAAN PELAYANAN KESEHATAN
TAHUN 2020-2024
Program/ Kegiatan
Sasaran Program
(Outcome)/Sasaran Kegiatan
(Output)/Indikator
Lokasi
Target Alokasi (dalam juta rupiah)
2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
Kegiatan Pembinaan Pelayanan Kesehatan Rujukan
69.121 76.033 83.636 92.000 101.200
Meningkatnya akses
dan kualitas pelayanan
kesehatan rujukan
1 Persentase rumah sakit
yang menerapkan Rekam
Medis Elektronik (RME)
terintegrasi
20 40 60 80 100
2 Jumlah fasyankes yang
diampu dalam
melaksanakan
telemedicine
67 134 201 268 335
3 Jumlah provinsi yang
menerapkan Sistem
Rujukan Terintegrasi
(SISRUTE)
34 34 34 34 34
4 Jumlah RS yang
Melaksanakan Respon
Time Pelayanan Operasi
Sectio Sesarea Darurat
dalam waktu ≤ 30 menit
66 132 198 264 331
5 Persentase RS Kelas A dan
B yang telah melakukan
surveilans AMR sesuai
standar
20 40 60 80 100
6 Persentase RS Rujukan dan
RS Vertikal dengan
pelayanan sesuai standar
70 75 80 85 90
19
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
Program/ Kegiatan
Sasaran Program
(Outcome)/Sasaran Kegiatan
(Output)/Indikator
Lokasi
Target Alokasi (dalam juta rupiah)
2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
7 Persentase RS milik
Pemerintah dengan
pelayanan sesuai standar
70 75 80 85 90
8 Jumlah Kabupaten/Kota
yang
mengimplementasikan
Public Safety Center (PSC)
119
250 305 357 409 461
9 Jumlah RS yang
menyelenggarakan
pendidikan dan ditetapkan
sebagai RS Pendidikan
20 40 60 80 100
10 Jumlah rs kelas A dan B
Pendidikan yang memiliki
pedoman antibiotic RS dan
menerapkan sesuai standar
16 32 50 65 82
11 Persentase Rumah Sakit
yang terintegrasi pelayanan
kegawatdarutannya
dengan NCC/PSC 119
20 40 60 80 100
12 Persentase RS yang
melakukan pencataan dan
pelaporan kematian ibu
40 50 60 80 100
20
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
LAMPIRAN 2
MATRIKS FORMULASI INDIKATOR KINERJA
NO Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/
Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator
Baseline Data
(Capaian 2018)
Target Definisi Operasional Formulasi Perhitungan Sumber Data
Unit Organisasi Pelaksana
2020 2021 2022 2023 2024
I
Program Pelayanan Kesehatan & JKN pada Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
c). Kegiatan Pembinaan Pelayanan
Kesehatan Rujukan
Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan rujukan
Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
Persentase rumah
sakit yang
menerapkan
Rekam Medis
Elektronik (RME)
terintegrasi
45 RS
Rujukan
Nasional/
Rujukan
Provinsi/
Rujukan
Regional
(8%)
20 40 60 80 100 Persentase Rumah Sakit
Rujukan, Rumah Sakit Kelas
A dan RS Kelas B dan RS
Prioritas KIA yang
menerapkan Rekam Medis
Elektronik (RME) pada
minimal 3 dari 6 unit
layanan yaitu pendaftaran,
rawat jalan, igd, rawat inap,
pelayanan penunjang dan
farmasi serta tersedianya
Resume Medis Elektronik
yang terintegrasi dengan
SISRUTE, n = 575 RS
Jumlah kumulatif Rumah
Sakit Rujukan, Rumah
Sakit Kelas A dan RS Kelas
B dan RS Prioritas KIA
yang menerapkan Rekam
Medis Elektronik (RME)
pada minimal 3 dari 6 unit
layanan yaitu pendaftaran,
rawat jalan, igd, rawat
inap, pelayanan penunjang
dan farmasi serta
tersedianya Resume Medis
Elektronik yang
terintegrasi dengan
SISRUTE dibagi seluruh
jumlah Rumah Sakit
Rujukan, Rumah Sakit
Kelas A dan RS Kelas B dan
Sumber data berasal dari
hasil monitoring dan
evaluasi, Laporan dari RS
pada lokus RME terintegrasi
21
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
NO Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/
Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator
Baseline Data
(Capaian 2018)
Target Definisi Operasional Formulasi Perhitungan Sumber Data
Unit Organisasi Pelaksana
2020 2021 2022 2023 2024
RS Prioritas KIA (N= 575)
dikali 100%
Jumlah fasyankes
yang diampu
dalam
melaksanakan
telemedicine
23% RS
Pengampu
Telemedic
ine (30 RS
Rujukan
Provinsi
dan
Rujukan
Regional)
67 134 201 268 335 Jumlah fasilitas pelayanan
kesehatan Diampu yang
mampu melakukan
konsultasi jarak jauh dalam
penegakan diagnosis
dan/atau tindakan medis
melalui fasilitas
telemedicine.
Jumlah kumulatif fasilitas
pelayanan kesehatan
Diampu yang mampu
melakukan konsultasi
jarak jauh dalam
penegakan diagnosis
dan/atau tindakan medis
melalui fasilitas
telemedicine pada akhir
tahun berjalan.
Sumber data berasal dari
hasil monitoring dan
evaluasi, Sistem Informasi,
Laporan dari Dinas
Kesehatan Prov/Kab/Kota
tentang pelayanan
telemedicine pada lokus
yang telah ditetapkan
Jumlah provinsi
yang menerapkan
Sistem Rujukan
Terintegrasi
(SISRUTE)
0
34 34 34 34 34 Jumlah kumulatif provinsi
yang memiliki lebih dari atau
sama dengan 65% kab/kota
yang memiliki 60%
Fasyankesnya yang telah
menerapkan 21ntibi
rujukan terintegrasi
(SISRUTE)
Jumlah kumulatif provinsi
yang memiliki lebih dari
atau sama dengan 65%
kab/kota yang memiliki
60% Fasyankesnya yang
telah menerapkan
21ntibi rujukan
terintegrasi (SISRUTE)
pada akhir tahun berjalan
Sumber data berasal dari
hasil monev dan laporan
Dinas Kesehatan Provinsi
terhadap penerapaan
SISRUTE
Jumlah RS yang
Melaksanakan
respon time
pelayanan operasi
21ntibio sesarea
darurat dalam
waktu ≤ 30 menit
0
66 132 198 264 331 Jumlah RS yang
melaksanakan operasi Sectio
Caesaria darurat dengan
waktu tanggap ≤ 30 menit
sebesar 60%
dengan kriteria inklusi
1. RS Umum Publik kelas A
dan B serta RSIA kelas A, B, C
2. SC darurat dengan status
kesehatan fisik pre operasi
ASA 1 dan 2
Jumlah kumulatif RS yang
melaksanakan operasi
Sectio Caesaria darurat
dengan waktu tanggap ≤
30 menit sebesar 60%
dengan kriteria inklusi
1. RS Umum Publik kelas A
dan B serta RSIA kelas A, B,
C
2. SC darurat dengan
status kesehatan fisik pre
operasi ASA 1 dan 2
pada akhir tahun berjalan
Sumber data berasal dari
hasil monitoring dan
evaluasi pelayanan operasi
SC darurat di RS Umum
Publik Kelas A dan B serta
RSIA kelas A, B, C. Laporan
pelayanan operasi SC darurat
dari RS Umum Publik Kelas A
dan B serta RSIA kelas A,B,C
22
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
NO Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/
Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator
Baseline Data
(Capaian 2018)
Target Definisi Operasional Formulasi Perhitungan Sumber Data
Unit Organisasi Pelaksana
2020 2021 2022 2023 2024
Persentase RS
Kelas A dan B yang
telah melakukan
surveilans AMR
sesuai standar
0
20 40 60 80 100 Persentase RS kelas A dan B
Pendidikan yang telah
melakukan surveilans AMR
Sesuai standar.
- RS kelas A adalah RS Umum
dan Khusus Ibu anak, paru,
infeksi, jantung, kanker,
ortopedi kelas A
- RS kelas B Pendidikan
adalah dan RSU kelas B yang
telah ditetapkan menjadi RS
Pendidikan utama dari
Fakultas Kedokteran oleh
Menteri Kesehatan
- surveilans AMR sesuai
standar adalah surveilans
AMR sesuai standar yang
telah ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan
- Denominator 82 RS (Kelas
A 34 RS, Kelas B Pendidikan
48 RS)
Jumlah kumulatif RS kelas
A dan B Pendidikan yang
telah melakukan
surveilans AMR Sesuai
standar dibagi total jumlah
RS kelas A dan RS Kelas B
Pendidikan dikali 100%
Sumber data berasal dari
hasil monev, laporan dan
hasil penilaian pada
pelaksanaan Surveilans AMR
di RS Kelas A dan B
Pendidikan
23
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
NO Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/
Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator
Baseline Data
(Capaian 2018)
Target Definisi Operasional Formulasi Perhitungan Sumber Data
Unit Organisasi Pelaksana
2020 2021 2022 2023 2024
Persentase RS
Rujukan dan RS
Vertikal dengan
pelayanan sesuai
standar
40 RS
(24%)
70 75 80 85 90 Persentase kumulatif RS
Rujukan dan RS Vertikal
yang sesuai standar kelas RS,
RS Pendidikan, Akreditasi
dan layanan unggulan.
Rujukan Nasional : RS yang
sesuai standar kelas A, RS
Pendidikan, akreditasi
internasional dan memiliki
layanan unggulan
Rujukan Provinsi : RS yang
sesuai standar kelas A, RS
Pendidikan, akreditasi
paripurna dan memiliki
layanan unggulan
Rujukan Regional : RS yang
sesuai standar kelas B, RS
Pendidikan, akreditasi utama
dan memiliki layanan
unggulan
RS Vertikal : RS yang sesuai
standar kelas A, RS
Pendidikan, akreditasi
paripurna dan memiliki
layanan unggulan
Denominator : 167 RS (144
RS Rujukan dan 23 RS
Vertikal Non Rujukan
Nasional)
Jumlah kumulatif RS
Rujukan dan RS Vertikal
yang sesuai standar kelas
RS, RS Pendidikan,
Akreditasi dan layanan
unggulan pada tahun
berjalan dibagi dengan
jumlah seluruh RS Rujukan
dan RS Vertikal dikali
100%
Sumber data berasal dari RS
Online, Monev dan hasil
penilaian RS Rujukan dan RS
Vertikal yang sesuai standar
kelas RS, RS Pendidikan,
Akreditasi dan layanan
unggulan
Persentase RS
milik Pemerintah
dengan pelayanan
sesuai standar
0
70 75 80 85 90 Persentase kumulatif RS
umum dan khusus milik
Pemerintah Daerah Provinsi,
PemKab, PemKot dengan
standar pelayanan dan SDM
yang sesuai kelasnya.
Denominator : 760 RS
Pemerintah (Kepemilikan
Jumlah kumulatif RS
umum dan khusus milik
Pemda dengan standar
pelayanan dan SDM yang
sesuai kelas pada tahun
berjalan dibagi dengan
jumlah total 760 RS
Sumber data berasal dari RS
Online, Monev dan hasil
penilaian RS umum dan
khusus milik Pemda dengan
standar pelayanan dan SDM
yang sesuai kelas
24
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
NO Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/
Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator
Baseline Data
(Capaian 2018)
Target Definisi Operasional Formulasi Perhitungan Sumber Data
Unit Organisasi Pelaksana
2020 2021 2022 2023 2024
Provinsi dan
Kabupaten/Kota)
Pemerintah Daerah dikali
100%
Jumlah
kabupaten/kota
yang
mengimplementasi
kan Public Safety
Center (PSC) 119
184
250 305 357 409 461 Jumlah Kabupaten/Kota
yang mengimplementasikan
Public Safety Center (PSC)
119
Jumlah kumulatif
kabupaten/kota yang
mengimplementasikan PSC
119 di tahun berjalan
Sumber data berasal hasil
monev dan laporan dari
Dinkes Kab/Kota tentang
implementasi PSC 119 di
Kab/kota tersebut
Jumlah RS yang
menyelenggarakan
pendidikan dan
ditetapkan sebagai
RS Pendidikan
51 RS
20 40 60 80 100 RS yang menyelenggarakan
pendidikan kedokteran dan
ditetapkan statusnya sebagai
rs pendidikan
Jumlah kumulatif RS yang
menyelenggarakan
pendidikan kedokteran
dan ditetapkan statusnya
sebagai rs pendidikan pada
tahun berjalan
Sumber data berasal dari
hasil penilaian RS yang
mengajukan untuk
ditetapkan sebagai RS
Pendidikan
Jumlah RS kelas A
dan B Pendidikan
yang memiliki
pedoman antibiotic
RS dan
menerapkan sesuai
standar
0
16 32 50 65 82 1. Jumlah RS kelas A dan B
Pendidikan yang telah
memilki pedoman
24ntibiotic RS dan
menerapkan sesuai
standar yang telah
ditetapkan Kementerian
Kesehatan.
2. RS kelas A adalah RS
Umum dan Khusus Ibu
anak, paru, infeksi,
jantung, kanker, ortopedi
kelas A
3. RS kelas B Pendidikan
adalah dan RSU kelas B
yang telah ditetapkan
menjadi RS Pendidikan
utama dari Fakultas
Kedokteran oleh Menteri
Kesehatan
4. Pedoman 24ntibiotic
adalah pedoman
penggunaan 24ntibiotic
sesuai dengan standar
Jumlah kumulatif RS kelas
A dan B Pendidikan yang
telah memilki pedoman
24ntibiotic RS dan
menerapkan sesuai
standar yang telah
ditetapkan Kementerian
Kesehatan pada tahun
berjalan.
Sumber data berasal dari
hasil monev, laporan dan
hasil penilaian pada
penerapan Pedoman
Antibiotik di RS Kelas A dan
B Pendidikan
25
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
NO Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/
Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator
Baseline Data
(Capaian 2018)
Target Definisi Operasional Formulasi Perhitungan Sumber Data
Unit Organisasi Pelaksana
2020 2021 2022 2023 2024
yang telah ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan
Target 82 RS (Kelas A 34 RS,
Kelas B Pendidikan 48 RS)
Persentase rumah
sakit yang
terintegrasi
pelayanan
kegawatdarutanny
a dengan NCC/PSC
119
0
20 40 60 80 100 RS yang memberikan
pelayanan kegawatdaruratan
yang sudah terintegrasi
dengan pelayanan NCC atau
PSC 119
Jumlah kumulatif RS yang
memberikan pelayanan
kegawatdaruratan yang
sudah terintegrasi dengan
pelayanan NCC atau PSC
119 pada tahun berjalan
Sumber data berasal hasil
monev dan laporan dari RS
memberikan pelayanan
kegawatdaruratan yang
sudah terintegrasi dengan
pelayanan PSC 119
II Program Dukungan
Manajemen
meningkatnya
dukungan
manajemen dan
pelaksanaan tugas
teknis lainnya
Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan
Nilai Reformasi
Birokrasi di
lingkup Direktorat
Jenderal Pelayanan
Kesehatan
50 51 52 53 53 Hasil penilaian mandiri
terkait pelaksanaan 8 area
perubahan pada Reformasi
Birokrasi di lingkup
Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan
Hasil PMPRB lingkup
Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan
dibagi nilai maksimal unit
eselon I dikali 100%
(N/36,30) x100%
Hasil penilaian Reformasi
Birokrasi lingkup Direktorat
Jenderal Pelayanan
Kesehatan
Persentase kinerja
RKAKL pada
lingkup Direktorat
Jenderal Pelayanan
Kesehatan
80 82,5 85 87,5 90 Persentase kinerja RKA-K/L
Program Pembinaan
Pelayanan Kesehatan yang
efektif dan efisien adalah
hasil penilaian kinerja RKA-
KL dengan menggunakan
tools aplikasi SMART DJA
Kementerian Keuangan
Menggunakan hasil
penilaian kinerja dari
SMART DJA Kementerian
Keuangan untuk masing-
masing satker
SMART DJA Kementerian
Keuangan
26
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
LAMPIRAN 3
MATRIKS PEMBAGIAN WEWENANG
a). Kegiatan Pembinaan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan rujukan
Direktorat Pelayanan Kesehatan
Rujukan
Persentase rumah sakit yang menerapkan Rekam Medis Elektronik (RME) terintegrasi
20 40 60 80 100 Peningkatan Implementasi Rekam Medik Elektronik
Pembinaan teknis rekam medik elektronik (RME) (Dekonsentrasi)
Jumlah fasyankes yang diampu dalam melaksanakan telemedicine
67 134 201 268 335 Pengembangan dan Implementasi Telemedicine Non Papua
Pengembangan Jejaring Pelayanan Telemedicine Papua dan Papua Barat
Pembinaan Teknis Penyelenggaraan Telemedicine (DEKONSENTRASI)
Jumlah provinsi yang menerapkan Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE)
34 34 34 34 34 Pertemuan koordinasi, diseminasi dan advokasi pembinaan provinsi yang menerapkan SISRUTE
Pembinaan, bimtek dan monev provinsi yang menerapkan SISRUTE
Penyusunan NSPK provinsi yang menerapkan SISRUTE
Workshop Provinsi yang menerapkan SISRUTE
Pembinaan Teknis Pengembangan Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) (DEKONSENTRASI)
27
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
Jumlah RS yang Melaksanakan Respon Time Pelayanan Operasi Sectio Sesarea Darurat dalam waktu ≤ 30 menit
66 132 198 264 331 Pertemuan Koordinasi, Diseminasi, Advokasi Emergency Respon Time di IGD RS sesuai standar
Pembinaan, Bimtek dan Monev Emergency Respon Time di IGD RS sesuai standar
Workshop Emergency Respon Time di IGD RS sesuai standar
Persentase RS Kelas A dan B yang telah melakukan surveilans AMR sesuai standar
20 40 60 80 100 Pertemuan Koordinasi, Diseminasi, Advokasi RS Rujukan dan Vertikal yang telah melakukan surveilan AMR sesuai standar
Pembinaan, Bimtek dan Monev RS Rujukan dan Vertikal yang telah melakukan surveilan AMR sesuai standar
Workshop RS Rujukan dan Vertikal yang telah melakukan surveilan AMR sesuai standar
Dukungan Operasional Komite RS Rujukan dan Vertikal yang telah melakukan surveilan AMR sesuai standar
PeRSentase RS Rujukan dan RS Vertikal dengan pelayanan sesuai standar
70 75 80 85 90 Pertemuan koordinasi, diseminasi, dan advokasi pembinaan RS rujukan dan RS vertikal dengan pelayanan sesuai standar
Pembinaan, Bimtek dan Monev RS Rujukan dan RS Vertikal dengan pelayanan sesuai standar
Workshop Pembinaan RS Rujukan dan RS Vertikal dengan
28
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
pelayanan sesuai standar
Penyusunan NSPK RS Rujukan dan RS Vertikal dengan Pelayanan Sesuai Standar
Persentase RS milik Pemerintah dengan pelayanan sesuai standar
70 75 80 85 90 Pertemuan Koordinasi, Diseminasi, Advokasi RS Pemerintah dengan pelayanan sesuai standar
Pembinaan, bimtek dan monev rs pemerintah dengan pelayanan sesuai standar
Penyusunan NSPK RS pemerintah dengan pelayanan sesuai standar
Workshop RS Pemerintah dengan pelayanan sesuai standar
Pembinaan Badan Pengawas Rumah Sakit (BPRS)
Layanan kesehatan kasus emergency, reemergency, KIPI, TKIB dan Korban terdampak bencana dan aksi teror
Pembinaan Teknis PRA di RS (Dekonsentrasi)
Jumlah Kabupaten/Kota yang mengimplementasikan Public Safety Center (PSC) 119
250 305 357 409 461 Pertemuan Koordinasi integrasi pelayanan kegawatdaruratan dengan NCC/PSC 119
Jasa Operasional Pusat komando nasional SPGDT call center 119
Monitoring Pelaksanaan SPGDT melalui PSC 119 Kab/Kota
Menyelenggarakan SPGDT pada major event
Pembinaan Teknis Pengembangan SPGDT Pra-Hospital di RS (Dekonsentrasi)
29
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
Jumlah RS yang menyelenggarakan pendidikan dan ditetapkan sebagai RS Pendidikan
20 40 60 80 100 Pertemuan Koordinasi, Diseminasi, Advokasi RS yang menyelenggarakan pendidikan
Pembinaan, bimtek dan monev RS yang menyelenggarakan pendidikan dan ditetapkan sebagai rs pendidikan
Workshop RS yang menyelenggarakan pendidikan dan ditetapkan sebagai rs pendidikan
Dukungan Operasional Komite pada Pembinaan RS yang menyelenggarakan pendidikan dan ditetapkan sebagai rs pendidikan
Pembinaan Teknis Standar RS Pendidikan (Dekonsentrasi)
Jumlah rs kelas A dan B Pendidikan yang memiliki pedoman antibiotic RS dan menerapkan sesuai standar
16 32 50 65 82 Pertemuan koordinasi, diseminasi, advokasi rs rujukan dan vertikal yang telah memiliki pedoman antibiotik rs sesuai standar
Pembinaan, Bimtek dan Monev RS Rujukan dan vertikal yang telah memiliki pedoman antibiotik RS sesuai standar
Penyusunan NSPK RS Rujukan dan Vetikal yang telah memiliki pedoman antibiotik RS sesuai standar
Workshop RS Rujukan dan Vetikal yang telah memiliki pedoman antibiotik RS sesuai standar
30
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
Persentase Rumah Sakit yang terintegrasi pelayanan kegawatdarutannya dengan NCC/PSC 119
20 40 60 80 100 Workshop terkait integrasi pelayanan kegawatdaruratan dengan NCC/PSC 119 di RS
Pertemuan teknis registrasi ambulance
II Program Dukungan Manajemen
Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan
Nilai reformasi birokrasi Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
50 51 52 53 53 Sosialisasi, Rapat Koordinasi, Bimbingan Teknis, Monitoring dan Evaluasi
Persentase kinerja RKA-K/L Kementerian Kesehatan yang efektif dan efisien pada program pembinaan pelayanan kesehatan
80 82,5 85 87,5 90 Sosialisasi, Rapat Koordinasi, Bimbingan Teknis, Monitoring dan Evaluasi
31
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
LAMPIRAN 4
MATRIKS KERANGKA REGULASI
No Arah Kerangka Regulasi dan/atau Kebutuhan
Regulasi
Urgensi Pembentukan
Berdasarkan Evaluasi Regulasi
Eksisting, Kajian dan Penelitian
Unit
Penanggungjawab Unit Tekait/Institusi
Target
Penyelesaian
RUU, RPP, PERPRES, INPRES
1 Revisi Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit
perizinan rumah sakit saat ini
dilaksanakan melalui sistem OSS
berdasarkan PP 24 Tahun 2018, dan
juga organisasi rumah sakit harus
disesuaikan dengan UU pemerintah
Daerah
Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan
2024
2 Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Bedah
Plastik dan rekonstruksi
delegasi pada UU No 36 tahun 2009
tentang kesehatan pasal 69 ayat (3)
Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan
2020
3 Rancangan Peraturan Pemerintah tentang
Standar Mutu Pelayanan Kesehatan
delegasi UU Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan Pasal 55 ayat (2)
Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan
2021
17 Revisi Permenkes 2052 Tahun 2011 tentang Izin
dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
disesuaikan dengan UU Praktik
Kedokteran
Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan
2020
31 Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Pelayanan Gizi di RS (Revisi PMK 78 Tahun 2013)
revisi PMK no 78 tahun 2013 tentang
Pedoman Pelayanan Gizi RS
Dit. Yankes Rujukan 2020
32 Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Pelayanan Reproduksi dengan Bantuan atau
Kehamilan di Luar Cara Alamiah (Revisi PMK No.
43 Tahun 2015)
delegasi dari PP no 61 tahun 2014
tentang kesehatan reproduksi
Dit. Yankes Rujukan 2022
33 Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Sistem Rujukan Perorangan (Revisi PMK No. 001
Tahun 2012)
merupakan delegasi UU Rumah Sakit
pasal 42 ayat (3)
Dit. Yankes Rujukan 2020
32
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
No Arah Kerangka Regulasi dan/atau Kebutuhan
Regulasi
Urgensi Pembentukan
Berdasarkan Evaluasi Regulasi
Eksisting, Kajian dan Penelitian
Unit
Penanggungjawab Unit Tekait/Institusi
Target
Penyelesaian
34 revisi KMK No 772 Tahun 2002 tentang
Peraturan Internal Rumah Sakit
UU No 44 tahun 2009 tentang RS
pasal 29 ayat (3) huruf r tentang
kewajiban RS menyusun Peraturan
Internal RS
Dit. Yankes Rujukan 2022
35 Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan
Penyelenggaraan Pelayanan
Kardiocerebrovaskular di Fasyankes
mengatur bagaimana pelayanan
kardiovascular dan otak di Faskes
Dit. Yankes Rujukan 2020
36 Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Tata Kelola Klinis dan manajemen di Rumah Sakit
merupakan perintah dari UU No 44
tahun 2009 tentang RS pasal 36
Dit. Yankes Rujukan 2021
37 Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan
Peraturan Pelaksana PP 93 Tahun 2015 tentang
Rumah Sakit Pendidikan
pengaturan yang lebih mendetail dari
aturan di atasnya
Dit. Yankes Rujukan 2020
38 Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik
Dit. Yankes Rujukan 2022
41 Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan
Pedoman Penyelenggaraan Penilaian Teknologi
Kesehatan (HTA) di RS
Dit. Yankes Rujukan 2022
42 Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan
Penyelenggaraan Radiologi Diagnostik,
Radioterapi, dan Kedokteran Nuklir (Revisi PMK
No. 780 Tahun 2008 dan KMK No. 1014 Tahun
2008)
Dit. Yankes Rujukan 2020
43 Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan
Pelayanan Laundri Fasyankes
Dit Yankes Rujukan 2023
44 Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan E-Resep pemanfaatan teknologi untuk
peresepan
Dit Yankes Rujukan Dit.Farmalkes 2021
45 Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan
Pelayanan Terapi Oksigen Hiperbarik
mengatur standar pelayanan
hiperbarik
Dit Yankes Rujukan 2020
33
Rencana Aksi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 2020-2024
No Arah Kerangka Regulasi dan/atau Kebutuhan
Regulasi
Urgensi Pembentukan
Berdasarkan Evaluasi Regulasi
Eksisting, Kajian dan Penelitian
Unit
Penanggungjawab Unit Tekait/Institusi
Target
Penyelesaian
46 Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan
Pelayanan Konsultasi Elektronik
merupakan regulasi baru mengatur
pemanfaatan teknologi
Dit Yankes Rujukan 2022
47 Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan RS
Bergerak Revisi PMK 058 Th. 2009
hanya mengatur rumah sakit
bergerak berbentuk kontainer. Ada
RS bergerak bentuk kapal, kereta dll
Dit Yankes Rujukan 2020
48 Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan
Pelayanan Kesehatan Kanker
standar pelayanan kanker di
Fasyankes
Dit Yankes Rujukan 2020
49 Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan
Penyelenggaraan Transplantasi Organ (Revisi
PMK No. 38 Tahun 2017)
merupakan turunan dari PP
Transplantasi Organ
Dit Yankes Rujukan 2021
50 Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan Standar
pelayanan Keperawatan
menjalankan amanat UU No.36 Tahun
2014 tentang Tenaga Kesehatan
Dit Yankes Rujukan 2020
51 Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan
Penyelenggaraan Pelayanan di RS
mengatur seluruh standar
penyelenggaraan RS dari rawat jalan,
rawat inap dll
Dit Yankes Rujukan 2021
52 Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan
Pedoman HCU/ICU
mengatur seluruh standar
penyelenggaraan HCU dan ICU
Dit Yankes Rujukan 2021
53 Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan
Pedoman Rawat Inap
mengatur standar rawat inap Dit Yankes Rujukan 2021
54 Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan
Pedoman Penyelenggaraan PSC dan Pemanfaatan
Sisrute oleh PSC (Revisi PMK No. 19 Tahun 2018)
perlu beberapa revisi untuk mengatur
interoperabilitas dengan sisrute
Dit Yankes Rujukan 2020