Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN....

65
BAB III BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama di bidang stabilisasi ekonomi makro seperti ditandai dengan menurunnya laju inflasi dan suku bunga perbankan serta meningkatnya stabilitas kurs dan harga pasar saham. Namun, kemajuan tesebut belum sepenuhnya dapat mengatasi masalah-masalah antara lain sebagai berikut: a. Pengangguran yang terus melonjak; b. Ekspor yang menurun; c. Investasi yang belum pulih sebagaimana yang diharapkan; III – 1

Transcript of Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN....

Page 1: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

BAB III

BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN

Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama di bidang stabilisasi ekonomi makro seperti ditandai dengan menurunnya laju inflasi dan suku bunga perbankan serta meningkatnya stabilitas kurs dan harga pasar saham. Namun, kemajuan tesebut belum sepenuhnya dapat mengatasi masalah-masalah antara lain sebagai berikut:

a. Pengangguran yang terus melonjak;

b. Ekspor yang menurun;

c. Investasi yang belum pulih sebagaimana yang diharapkan;

d. Jumlah penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan yang meningkat dan pendapatan masyarakat yang masih rendah;

e. Aparatur negara yang kredibilitasnya merosot sehingga tidak bisa tampil percaya diri dan professional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat;

III – 1

Page 2: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

f. Ketahanan pangan yang masih rentan krisis;

g. Peraturan perundang-undangan yang tumpah tindih dalam kerangka otonomi daerah yang menyebabkan tambahan beban biaya dan ketidakpastian bagi dunia usaha;

h. Penyelundupan dan pencurian sumberdaya alam dan buatan (pasir, ikan, kayu, bahan bakar minyak (BBM), barang elektronik, mobil, tekstil, gula, beras, tepung terigu, dan lain-lain) yang belum ditangani dengan baik;

i. Utang domestik Pemerintah yang membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan utang luar negeri swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menekan keseimbangan neraca pembayaran;

j. Penerimaan pajak yang masih rendah dan belum optimal.

Rekomendasi kepada Presiden

1. Melanjutkan, meningkatkan dan mengambil langkah-langkah konkrit pelaksanaan Tap MPR No. X/MPR/ 2001 sampai tuntas yang meliputi:

1) pemulihan kepercayaan dunia usaha;

2) peningkatan kepastian hukum;

3) peningkatan penerimaan negara;

4) peningkatan kinerja Bank Indonesia;

5) mendorong sektor riil dan memberdayakan Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi (UKMK);

6) menggerakkan gerakan penghematan nasional.

III – 2

Page 3: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

Pelaksanaan Rekomendasi

a. Pemulihan kepercayaan dunia usaha

Pemulihan kepercayaan dunia usaha merupakan hasil dari kerja bersama seluruh komponen bangsa. Pemerintah dalam setahun terakhir ini telah melakukan langkah-langkah penting dalam rangka pelaksanaan tugas tersebut, yaitu :

1) menciptakan stabilitas ekonomi makro sehingga timbul kepastian berusaha;

2) melakukan reformasi di bidang perpajakan dan kepabeanan antara lain untuk mengatasi berbagai hambatan yang timbul selama ini;

3) menyempurnakan peraturan ketenagakerjaan, seperti pengaturan tata cara penyelesaian konflik antara pengusaha dengan pekerja;

4) menyusun RUU Penanaman Modal yang baru agar dapat memenuhi aspirasi semua pihak terkait.

b. Peningkatan kepastian hukum

Peningkatan kepastian hukum juga terus diupayakan oleh pemerintah, antara lain melalui langkah-langkah :

1) melanjutkan penyempurnaan ketentuan perundang-undangan di berbagai sektor, seperti penerbitan undang-undang baru di bidang keuangan negara, ketenagakerjaan, energi, dan pemberantasan tindak pidana korupsi;

2) melakukan penegakkan hukum, antara lain di bidang hak kekayaan intelektual melalui kegiatan peningkatan sumber daya manusia,

III – 3

Page 4: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

dan kerjasama dengan Polri dalam penegakkan hukum di lapangan.

c. Peningkatan penerimaan negara

Peningkatan penerimaan negara merupakan langkah yang diutamakan oleh pemerintah dalam rangka menjaga kesinambungan fiskal. Kegiatan yang telah dilakukan antara lain :

1) Peningkatan penerimaan pajak, melalui:

a. penyesuaian tarif dan perluasan basis pajak;

b. peningkatan pelayanan terhadap wajib pajak;

c. perbaikan sistem administrasi perpajakan.

2) peningkatan penerimaan negara bukan pajak, melalui :

a. optimalisasi dan intensifikasi pemungutan iuran kehutanan;

b. peningkatan perolehan iuran perikanan;

c. peninjauan kembali tarif pungutan di berbagai departemen/ lembaga pemerintah non departemen.

d. Peningkatan kinerja Bank Indonesia

Bank Indonesia (BI) terus melakukan perbaikan kinerjanya seperti tercermin dari kebijakan yang sedang dan akan ditempuh, sebagai berikut

III – 4

Page 5: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

1) Kebijakan Moneter

a. Penurunan laju inflasi secara bertahap sehingga mencapai sekitar 6 persen pada tahun 2006;

b. Penurunan suku bunga sehingga dapat mendorong pemulihan perekonomian;

c. Optimalisasi penggunaan instrumen moneter, antara lain untuk meminimalkan fluktuasi nilai tukar rupiah.

2) Kebijakan Perbankan

a. Menyusun Arsitektur Perbankan Indonesia;

b. Mengeluarkan pedoman pelaksanaan manajemen resiko untuk perbankan;

c. Menyiapkan materi pengaturan Lembaga Penjaminan Simpanan.

3) Kebijakan Sistem Pembayaran

a. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan masyarakat akan uang kartal;

b. Memperluas implementasi sistem Real Time Gross Settlement (RTGS);

c. Mengurangi resiko sistem pembayaran;

III – 5

Page 6: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

d. Mengkaji ulang blue print sistem pembayaran nasional.

e. Mendorong sektor riil dan memberdayakan UKMK

Pemerintah menyadari adanya berbagai hambatan yang dihadapi dunia usaha untuk menjaga daya saingnya. Dunia usaha saat ini memerlukan penyesuaian dengan adanya kenaikan harga BBM, tarif dasar listrik, upah, serta komponen biaya tidak langsung lain seperti retribusi dan pungutan tidak resmi. Selain itu dengan adanya tragedi bom Bali telah memperberat upaya pemulihan usaha, khususnya pengusaha di sektor pariwisata dan kegiatan produksi yang terkait.

Dalam rangka meningkatkan kembali daya saing sektor usaha, secara bertahap pemerintah telah melaksanakan berbagai upaya. Upaya yang telah dilakukan dalam jangka pendek antara lain: 1) peningkatan kelembagaan perdagangan internasional terutama dalam rangka peningkatan kapasitas penetrasi pasar-pasar ekspor dan pengendalian lonjakan impor produk konsumtif; 2) diterbitkannya Nomor Pengenal Importir Khusus (NPIK) untuk mendukung pengendalian penyelundupan; 3) penetapan tata niaga impor beberapa komoditi yang berpotensi menimbulkan konflik dengan kepentingan rakyat banyak; 4) pencanangan peningkatan penggunaan produksi dalam negeri; 5) pendirian Pusat Solusi Bisnis sebagai upaya menangani masalah lintas sektoral.

Sementara itu untuk pengembangan UKMK telah dilaksanakan berbagai kegiatan antara lain :

a) memperkuat kelembagaan UKMK telah disusun RUU Perubahan UU tentang Perkoperasian, dan RUU Pemberdayaan Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Usaha Menengah;

III – 6

Page 7: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

b) mempercepat restrukturisasi utang UKM telah diterbitkan Keppres No. 56 tahun 2002 tentang Restrukturisasi KUKM;

c) membantu akses sumber permodalan, melalui program dana bergulir bagi pengusaha mikro pada Program Penanggulangan Dampak Pengurangan Subsidi Energi disediakan dana untuk LKM dan KSP/USP;

d) melakukan program penjaminan untuk mendukung UKM yang berpotensi tapi tidak memiliki agunan untuk mendapatkan kredit;

e) mengembangkan sumber daya manusia KUKM melalui pelatihan teknis, kewirausahaan dan koperasi;

f) Memperluas dan meningkatkan kualitas penyedia jasa pengembangan usaha, terutama pada sentra-sentra UKM.

f. Menggerakkan gerakan penghematan nasional

Gerakan penghematan nasional sejauh ini telah dilakukan, terutama ditujukan kepada aparatur pemerintah. Hal ini dimaksudkan agar aparatur pemerintah dapat memberikan contoh kehidupan yang hemat kepada masyarakat. Hal tersebut telah diatur oleh Menpan melalui 2 buah surat keputusan, yaitu :

1) Surat Edaran Menpan No. 357/M-PAN/12/2001 tentang Langkah-langkah Efisiensi dan Penghematan serta Hidup Sederhana di Lingkungan Aparat Negara;

III – 7

Page 8: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

2) Surat Edaran Menpan No. 175.1/M-PAN/6/2002 tentang Kepekaan terhadap Kondisi Masyarakat dan Negara.

Rekomendasi kepada Presiden

2. Memperbaiki manajemen Tim Ekonomi Kabinet Gotong Royong agar menjadi sebuah tim yang solid, sinergis, dan fokus serta mampu melahirkan terobosan kebijakan yang mengeluarkan Indonesia dari instabilitas dan stagnasi ekonomi.

Pelaksanaan Rekomendasi

Perbaikan manajemen Tim Ekonomi Kabinet Gotong Royong telah dilakukan melalui langkah-langkah :

a. Penetapan program pembangunan, seperti yang diusulkan dalam Rancangan Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta), dilakukan dalam forum Sidang Kabinet. Hal ini dimaksudkan agar program tersebut menjadi konsensus dan komitmen seluruh unsur pemerintah. Sebagai kelanjutan dari penetapan program, forum Sidang Kabinet juga digunakan untuk menetapkan alokasi APBN.

b. Fungsi Menteri Koordinator lebih diaktifkan dalam pelaksanaan Repeta. Tugas-tugas Kantor Menteri Koordinator diharapkan menjadi semakin jelas dengan adanya target pelaksanaan strategi ekonomi setelah kerjasama dengan International Monetary Fund (IMF) berakhir pada tahun 2003.

c. Untuk membangun konsistensi kebijakan fiskal dan moneter, pemerintah dan BI telah bekerjasama meningkatkan jalur-jalur komunikasi antara kedua lembaga melalui forum rapat koordinasi instansi pemerintah maupun rapat Dewan Gubernur BI.

III – 8

Page 9: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

Upaya memperbaiki manajemen tim ekonomi tersebut telah menunjukkan hasil antara lain berupa mulai pulihnya stabilitas ekonomi dalam tahun 2003.

Rekomendasi kepada Presiden

3. Memantapkan stabilitas politik dan keamanan, sosial dan ekonomi makro serta kepastian hukum yang memberikan iklim lebih kondusif bagi investasi agar bisa mengatasi masalah langkanya lapangan pekerjaan.

Pelaksanaan Rekomendasi

Rekomendasi tersebut di atas dalam tahun 2003 diterjemahkan kedalam langkang-langkah:

1) Memperbaharui UU Penanaman Modal yang telah ada [UU No. 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) dan UU No. 6 tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)] dengan menyusun RUU Penanaman Modal (RUU-PM). Perkembangan terakhir RUU-PM telah diajukan oleh Menteri Kehakiman dan HAM dengan surat No. M.UM.01/06-279 tanggal 17 Desember 2002 kepada Presiden untuk penerbitan Izin Prakarsa. Atas permintaan Sekretaris Kabinet telah diadakan pembahasan kembali secara interdep di Departemen Kehakiman dan HAM pada tanggal 9 Mei 2003 dan konsep terakhir telah disampaikan kembali kepada Sekretaris Kabinet dan Departemen Kehakiman dan HAM dengan surat Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) No. 70/A.3/2003 tanggal 21 Mei 2003.

2) Melakukan verifikasi peraturan-peraturan yang terkait dengan penanaman modal dalam rangka sinkronisasi dan harmonisasi peraturan-peraturan tersebut agar

III – 9

Page 10: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

tercipta kepastian dan transparansi antara aturan dan pelaksanaannya.

3) Melakukan penelitian dan menindaklanjuti laporan tentang adanya Perda yang mendistorsi iklim investasi dengan melakukan rapat-rapat koordinasi dengan instansi yang terkait.

4) Menyusun Rancangan Keppres tentang Tata Cara Penyelenggaraan Penanaman Modal sebagai tindak lanjut otonomi daerah di bidang penanaman modal yang akan lebih memperjelas kewenangan Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pemerintah Pusat di bidang penanaman modal sehingga akan lebih memberikan kepastian dalam pelayanan penanaman modal. Rancangan Keppres telah mendapat rekomendasi dari Dirjen Otonomi Daerah Departemen Dalam Negeri (Depdagri) selaku Sekretaris Tim Keppres No. 157 tahun 2000 untuk disahkan oleh Presiden.

5) Menyusun penyempurnaan/pembaharuan Keppres tentang Daftar Negatif Investasi untuk lebih memberikan keleluasaan dan kepastian usaha bagi PMA dan PMDN.

6) Menyusun Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penanaman Modal (PTPPM) sebagai pengganti PTPPM tahun 1998 untuk disesuaikan dengan perkembangan lingkungan yang telah terjadi.

7) Mendorong terciptanya pelayanan penanaman modal yang mudah, efisien dan efektif melalui pelayanan satu atap sebagai tindak lanjut keputusan Sidang Kabinet tanggal 25 November 2002.

8) Dalam upaya menciptakan iklim investasi yang kondusif maka kepada para investor yang menghadapi

III – 10

Page 11: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

permasalahan dalam pelaksanaan investasinya di Indonesia seperti gangguan keamanan, penjarahan, masalah tumpang tindih kebijakan/peraturan, pemogokan dan unjuk rasa buruh/ pekerja, masalah tanah, banyaknya pungutan/retribusi, pelayanan birokrasi dan lain-lain, sejak tahun 2001 BKPM telah membentuk Tim Satuan Tugas (Task Force) Penanaman Modal yang dipimpin oleh Kepala BKPM dan beranggotakan para pejabat eselon I dari Departemen/Instansi terkait. Tim Task Force itu sendiri juga telah dibentuk di beberapa provinsi.

Rekomendasi kepada Presiden

4.a. Mengambil langkah-langkah terobosan fiskal untuk mengurangi secara signifikan utang dalam negeri yang diakibatkan oleh BLBI, program penjaminan perbankan, dan rekapitulasi perbankan.

Pelaksanaan Rekomendasi

Langkah-langkah terobosan fiskal dalam rangka mengurangi utang dalam negeri akibat BLBI, yang dilakukan tahun 2003 tetap dalam kerangka menjaga sustainability keuangan negara dan posisi keuangan BI, dan sekaligus untuk meningkatkan peringkat Indonesia atau menurunkan risk premium sehingga tidak menjadi penyebab meningkatnya biaya pinjaman bagi dunia usaha di semua sektor. Dalam penyelesaian kasus BLBI ini, pemerintah bersama BI telah menyepakati pokok-pokok pola pembagian beban keuangan yang realistis dan proporsional. Pola pembagian tersebut adalah :

1) Surat utang BLBI diganti dengan Capital Maintenance Note (CMN) yang besarnya dikaitkan dengan jaminan terhadap tingkat rasio modal yang aman bagi BI yakni antara 5 – 8 persen dari kewajiban moneter BI.

III – 11

Page 12: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

2) Apabila rasio modal BI turun di bawah 5 persen, pemerintah wajib menutup ketekoran BI dari sumber dana APBN. Namun jika rasio modal BI melebihi 8 persen, maka kelebihannya akan digunakan untuk mengurangi jumlah CMN yang outstanding.

3) Terms and condition dari CMN disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan Indonesia.

4) BI tidak membayar bunga atas rekening-rekening pemerintah yang ada di BI serta tidak dikenakan pajak atas surplus operasinya. Selain itu BI tidak perlu lagi menyisihkan 30 persen surplus operasinya untuk cadangan.

Disamping itu, upaya pengurangan jumlah obligasi yang ada di bank-bank rekap dan Bank Take-Over (BTO) terus dilakukan antara lain dengan :

1) Asset to bond swap, yaitu dengan menukar sejumlah obligasi pemerintah di bank dengan aset kredit dimana bank-bank rekap dapat membeli aset kredit di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dan pembayarannya menggunakan obligasi

2) Pembayaran kewajiban pihak ketiga kepada BPPN dengan menggunakan obligasi rekap (misalnya talangan DPK atau dividen)

Dari beberapa upaya tersebut, sampai dengan semester I tahun 2003 BPPN berhasil menarik obligasi dan disetorkan kepada pemerintah sebesar Rp14,98 triliun.

Rekomendasi kepada Presiden

4.b. Mengambil langkah-langkah terobosan fiskal untuk memperbaiki kinerja pajak, termasuk mereformasi aparatnya dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak

III – 12

Page 13: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

agar target tax ratio dalam Program Pembangunan Nasional (Propenas) dapat tercapai

Pelaksanaan Rekomendasi

Kebijakan fiskal tahun 2002 yang menyangkut perbaikan kinerja pajak, diarahkan untuk mencapai kondisi ketahanan fiskal yang berkelanjutan (fiscal sustainability), dengan mengupayakan pendapatan negara tumbuh lebih cepat dari pada belanja negara. Kebijakan tersebut tetap dilanjutkan dalam tahun 2003 dengan di dalamnya termasuk langkah-langkah terobosan fiskal untuk memperbaiki kinerja pajak, termasuk mereformasi aparatnya dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

Gambaran upaya, langkah dan pelaksanaan kebijakan fiskal yang menyangkut dengan perpajakan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Memasuki tahun 2003, upaya meningkatkan penerimaan perpajakan dilakukan dengan memanfaatkan seoptimal mungkin berbagai peluang yang dapat memperluas basis pemungutan pajak namun tetap menjaga agar kebijakan yang ditempuh tidak sampai menghambat kegiatan perekonomian. Pemerintah juga terus melanjutkan upaya peningkatan efektivitas pemungutan pajak melalui reformasi administrasi perpajakan (tax administrative reform) dan kepabeanan (custom reform) yang telah dimulai sejak tahun 2002. Upaya ini mencakup (i) pengembangan teknologi informasi, (ii) pengembangan kelembagaan, serta (iii) penyempurnaan peraturan perpajakan.

2) Dalam periode waktu 2001 sampai dengan 2002, penerimaan perpajakan meningkat sebesar Rp24,7 triliun atau 13,3 persen, yaitu dari Rp185,5 triliun pada tahun 2001 menjadiRp 210,2 triliun pada tahun

III – 13

Page 14: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

2002. Sejalan dengan itu, rasio penerimaan perpajakan terhadap PDB (tax ratio) dalam periode tahun 2001 – 2002 juga meningkat 0,3 persen, yaitu dari 12,8 persen menjadi 13,1 persen.

3) Sampai dengan semester I tahun 2003, realisasi pendapatan negara dan hibah telah mencapai Rp135,0 triliun atau 40,2 persen dari sasaran yang ditetapkan dalam APBN 2003. Dibandingkan dengan realisasi dalam semester I tahun 2002, pendapatan negara dan hibah meningkat sebesar Rp3,1 triliun atau 2,4 persen. Dilihat dari pencapaian sasaran APBN, realisasi tersebut lebih rendah sebesar 3,5 persen.

4) Rendahnya pencapaian realisasi penerimaan perpajakan dalam semester I tahun 2003 dibandingkan dengan pencapaiannya dalam periode yang sama pada tahun 2002 terutama disebabkan oleh tertundanya pelaksanaan langkah-langkah kebijakan perpajakan (tax policy measures) di tahun 2003 yang antara lain meliputi (i) menaikkan tarif Pajak Penghasilan (PPh) atas selisih positif revaluasi aset dari 10 persen menjadi 20 persen, (ii) menutup loop hole peraturan perundang-undangan untuk menghindari round tripping, (iii) pengenaan pajak atas pengalihan hak pengelolaan tambang minyak (farm in – farm out), (iv) pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas jalan tol, dan (v) pengurangan fasilitas PPN untuk barang-barang strategis.

5) Kinerja realisasi penerimaan perpajakan dalam semester I tahun 2003, juga dipengaruhi oleh kebijakan stimulus fiskal di bidang perpajakan yang dikeluarkan pada bulan Januari 2003 berupa: (i) menaikkan batas penghasilan tidak kena pajak (PTKP) sampai sebesar UMP/UMK; (ii) menurunkan tarif PPh bagi penghasilan pedagang pengumpul yang

III – 14

Page 15: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

bergerak di sektor pertanian, kehutanan, perkebunan dan perikanan dari 1,5 persen menjadi 0,5 persen, serta; (iii) penurunan tarif dan penghapusan PPnBM untuk beberapa jenis barang.

Rekomendasi kepada Presiden

4.c. Mengambil langkah-langkah terobosan fiskal untuk memperbaiki kinerja bea dan cukai termasuk mereformasi aparatnya dan memperbaiki UU No. 10 tahun 1995 bersama-sama dengan DPR RI.

Pelaksanaan Rekomendasi

Sebagai langkah terobosan fiskal untuk memperbaiki kinerja bea dan cukai, Pemerintah terus melanjutkan upaya peningkatan efektivitas pemungutan dan reformasi kepabeanan (custom reform) yang telah dimulai sejak tahun 2002. Upaya-upaya tersebut mencakup: (i) pengembangan teknologi informasi, (ii) pengembangan kelembagaan, serta (iii) penyempurnaan peraturan-peraturan. Dalam tahun 2003, pemerintah antara lain melakukan reformasi kepabeanan dalam rangka peningkatan integritas pegawai, seperti :

1) penyempurnaan kode etik dan perilaku;

2) pembentukan Komite Kode Etik;

3) pembentukan Unit Investigasi Khusus;

4) pembentukan ombudsman pajak dan bea cukai.

Langkah reformasi juga dilakukan dalam rangka memfasilitasi perdagangan dan pemberantasan

III – 15

Page 16: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

penyelundupan. Upaya reformasi tersebut hingga kini menjadi prioritas untuk perbaikan kinerja bea dan cukai.

Gambaran perkembangan perbaikan kinerja bea dan cukai dalam tahun 2003 dapat dilihat pada indikator penerimaan pajak perdagangan internasional. Penerimaan pajak perdagangan internasional sampai dengan 15 Juni 2003 tercatat sebesar Rp4.848,7 miliar atau sebesar 39,1 persen dari yang ditargetkan dalam APBN. Penerimaan pajak perdagangan internasional terdiri dari penerimaan bea masuk dan penerimaan pajak/pungutan ekspor. Dalam tahun 2003 sampai dengan 15 Juni 2003, perkembangan penerimaan bea masuk tercatat sebesar Rp13.861,4 miliar atau sebesar 39,7 persen dari target dalam APBN. Sedangkan penerimaan pajak/pungutan ekspor tercatat sebesar Rp96,8 miliar atau sebesar 22,1 persen dari target dalam APBN.

Rekomendasi kepada Presiden

4.d. Mengambil langkah-langkah terobosan fiskal untuk melaksanakan privatisasi BUMN secara selektif, transparan dan hati-hati setelah berkonsultasi dengan DPR RI, sedangkan UU BUMN yang sedang dibahas oleh pemerintah dan DPR RI agar segera diselesaikan.

Pelaksanaan Rekomendasi

Privatisasi BUMN tidak hanya menyangkut aspek-aspek internal seperti perbaikan di bidang organisasi, manajemen, hutang, dan permodalan serta bisnis perusahaan, tetapi juga menyangkut aspek-aspek eksternal seperti regulasi sektoral sehingga BUMN menjadi lebih lincah bergerak di pasar global.

Walaupun privatisasi memperoleh resistensi dari sebagian masyarakat, namun dengan terus berlanjutnya sosialisasi kebijakan Kementrian BUMN tentang privatisasi, diharapkan target privatisasi BUMN dapat tercapai.

III – 16

Page 17: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

Di bidang pembinaan, Pemerintah bersama-sama dengan DPR RI telah berhasil menyusun UU BUMN, yaitu UU No. 19 tahun 2003. Dalam UU BUMN tersebut dengan jelas ditegaskan mengenai kriteria BUMN yang akan diprivatisasi dan yang tidak dapat diprivatisasi, dan dalam pelaksanaannya diharuskan terlebih dahulu berkonsultasi dengan DPR RI.

Rekomendasi kepada Presiden

4.e. Mengambil langkah-langkah terobosan fiskal untuk memperbaiki nilai aset serta tingkat pengembalian asset (asset recovery rate) yang dikuasai oleh BPPN

Pelaksanaan Rekomendasi

Pelaksanaan rekomendasi tersebut di atas dalam tahun 2003 dapat dijelaskan sebagai berikut:

Kegiatan pokok yang dilaksanakan adalah:

1)Menyelesaikan seluruh target restrukturisasi utang perusahaan yang dikelola oleh BPPN maupun dimediasi Prakarsa Jakarta;

2)Memantapkan pembentukan perusahaan patungan dan operasi pelaksanaannya;

3)Mempersiapkan proses pengalihan aset-aset tersisa yang dimiliki oleh BPPN kepada lembaga lain yang dimiliki pemerintah seperti perusahaan induk (holding company);

4)Mengembangkan dan menerapkan metode alternatif untuk mempercepat restrukturisasi utang swasta, termasuk penyelesaiaan permasalahan dokumen utang;

5)Meningkatkan koordinasi diantara lembaga, tim, dan satgas terkait yang menangani penyelesaian perusahaan

III – 17

Page 18: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

swasta termasuk BPPN, Prakarsa Jakarta, Dirjen Piutang dan Lelang Negara, dan Satgas Restrukturisasi Kredit BI;

6)Melanjutkan upaya peningkatan kapasitas pengadilan niaga yang efisien dan transparan;

7)Melakukan pengawasan dan pembenahan terhadap manajemen perusahaan yang ditangani BPPN dalam rangka mengoptimalkan pengembalian uang negara dari debitur termasuk pemegang saham bank-bank;

8)Melanjutkan penanganan hukum terhadap debitur dan eks pemegang saham bank yang tidak kooperatif memperkuat kemampuan pemantauan pinjaman luar negeri swasta;

9)Melanjutkan penyempurnaan peraturan perundang-undangan di bidang pengurusan piutang negara dan lelang;

10) Melanjutkan penyempurnaan sistem informasi di bidang pengurusan piutang negara dan lelang dan menyiapkan sistem informasi komputerisasi di bidang pengelolaan barang pinjaman;

11) Memperkuat kemampuan pemantauan pinjaman luar negeri swasta.

Sedangkan gambaran kinerja perkembangan pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

1)Proses restrukturisasi utang perusahaan yang ditangani Prakarsa Jakarta dan BPPN menunjukkan kemajuan. Sampai dengan tanggal 4 April 2003, dari 122 kasus yang terdaftar di Prakarsa Jakarta, 91 kasus telah selesai, 22 kasus dikeluarkan, dan tersisa 31 kasus

III – 18

Page 19: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

senilai US$10,36 miliar yang diharapkan bisa diselesaikan hingga akhir tahun 2003.

2)Dalam mempercepat pengembalian aset kredit di BPPN kepada swasta dan perbankan nasional, sejak akhir Desember 2002, BPPN tidak melakukan restrukturisasi, tetapi langsung melakukan penjualan baik pinjaman yang telah maupun yang tidak direstrukturisasi berdasarkan lelang terbuka. Hingga Maret 2003, restrukturisasi pinjaman di BPPN tercatat 45 kasus telah selesai direstrukturisasi, 13 kasus dalam proses restrukturisasi dan 10 kasus tahap awal restrukturisasi. Mengingat akan berakhirnya masa tugas Prakarsa Jakarta dan BPPN di akhir tahun 2003, diharapkan pada awal tahun 2004 lembaga baru (seperti holding company) dapat segera terbentuk untuk melanjutkan proses restrukturisasi utang perusahaan serta menangani pengalihan kasus-kasus yang tersisa dari BPPN.

3)Dalam rangka penyehatan, BPPN telah melakukan merger terhadap 5 bank (Bank Bali, Universal, Patriot, Prima Express, dan Bank Media) menjadi Bank Permata. Pemerintah melalui BPPN menambah modal Bank sebesar Rp4,6 triliun sehingga bank hasil merger membukukan CAR sebesar 12 persen. Dengan penambahan modal tersebut Pemerintah/BPPN kini memiliki 97,67 persen saham di Bank Permata.

4)Tingkat pengembalian (recovery rate) dari penjualan aset kecuali penjualan saham bank, sejak BPPN didirikan sampai dengan Desember 2002, nilai recovery BPPN terhadap aset yang telah terealisir adalah sekitar 39,05 persen. Total kontribusi BPPN kepada Pemerintah baik untuk APBN maupun di luar APBN sampai dengan Desember 2002 telah mencapai Rp134 triliun.

III – 19

Page 20: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

Rekomendasi kepada Presiden

5. Berkoordinasi dengan BI mengendalikan tingkat inflasi agar memungkinkan diturunkannya tingkat suku bunga diskonto Sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk meningkatkan fungsi intermediasi perbankan dalam rangka mendorong investasi dalam negeri dan mengurangi beban obligasi APBN.

Pelaksanaan Rekomendasi

Koordinasi antara Pemerintah dan BI selama ini berjalan dengan baik. Koordinasi yang baik tersebut telah mempunyai dampak yang positip terhadap stabilitas ekonomi makro yang semakin kondusif dan terkendali yang tercermin pada penurunan laju inflasi dan nilai tukar rupiah yang stabil dan cenderung menguat dalam semester I tahun 2003. Inflasi secara tahunan mencapai 6,62 persen dan inflasi pada Juni tercatat paling rendah yaitu 0,09 persen. Diperkirakan inflasi untuk tahun 2003 lebih rendah dari yang ditargetkan yaitu sebesar 9 persen. Suku bunga SBI cenderung menurun yang pada akhir Juni 2003 mencapai 9,53 persen. Sedangkan suku bunga SBI dalam APBN 2003 ditargetkan 13 persen.

Kondisi ekonomi makro yang stabil mempunyai dampak positip terhadap perbaikan kondisi perbankan nasional, yang pada gilirannya akan meningkatkan fungsi intermediasi perbankan. Untuk mewujudkan hal tersebut, Pemerintah dan BI terus dan akan mempertahankan hal sebagai berikut:

1) Terus mempertahankan suku bunga SBI yang rendah dengan hati-hati, sehingga dapat mendorong penurunan suku bunga pinjaman yang diperlukan untuk menggerakkan sektor riil;

2) Turunnya suku bunga SBI telah memberikan beberapa manfaat antara lain mendorong perkembangan

III – 20

Page 21: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

obligasi korporasi dan membantu restrukturisasi utang korporasi serta mengurangi beban anggaran obligasi Pemerintah;

3) Terus mengarahkan upaya agar terjadi penurunan laju inflasi secara bertahap dalam jangka menengah dan panjang;

4) Terus memperkokoh kondisi perbankan nasional, sehingga fungsi intermediasinya semakin meningkat yang antara lain dilakukan dengan penerapan ketentuan NPLs net maksimum 5 persen. Bagi bank yang belum mencapai ketentuan tersebut, BI akan elakukan pengawasan yang intensif.

Rekomendasi kepada Presiden

6. Sehubungan dengan akan berakhirnya perjanjian kerjasama dengan IMF pada akhir tahun 2003, pemerintah supaya tidak memperpanjang dan mempersiapkan sebaik-baiknya rencana untuk mengakhirinya (exit plan) agar tidak menimbulkan kegoncangan moneter.

Pelaksanaan Rekomendasi

Untuk melaksanakan rekomendasi ini, pemerintah melalui Sidang Kabinet telah menetapkan hal-hal sebagai berikut:

1. Pemerintah akan menyelesaikan program kerjasama dengan IMF dalam bentuk Leter of Intent pada akhir tahun 2003, sesuai dengan program dan jadwal waktu yang sedang dijalankan pada saat ini.

2. Untuk selanjutnya, Pemerintah akan membayar kembali cicilan dan bunga utang kepada IMF sesuai dengan jadwal pembayaran yang telah ditetapkan

III – 21

Page 22: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

serta memasuki Post-Program Monitoring seperti yang lazim dilakukan oleh negara-negara lain setelah menyelesaikan program kerjasama mereka dengan IMF.

3. Berdasarkan perkembangan perekonomian Indonesia di waktu yang akan datang, Pemerintah hasil Pemilu tahun 2004 dapat menetapkan percepatan pembayaran kembali utang kepada IMF tersebut;

4. Pemerintah akan menetapkan sejumlah kebijakan dan program prioritas dalam rangka meneruskan reformasi dan pemulihan ekonomi yang dibagi ke dalam tiga bagian sebagai berikut:

a. Program Stabilitas Ekonomi Makro;

b. Restrukturisasi dan Reformasi Sektor Keuangan;

c. Peningkatan Investasi, Ekspor dan Penciptaan Lapangan Kerja.

Perincian dari sejumlah kebijaksanaan tersebut diatas akan diumumkan oleh pemerintah bersama-sama dengan pengajuan RAPBN 2004 kepada DPR RI pada tanggal 15 Agustus yang akan datang.

Rekomendasi kepada Presiden

7. Menentukan arah kebijakan yang jelas mengenai industri, perdagangan dan investasi yang dapat menstimulasi tumbuh dan berkembangnya sektor-sektor tersebut menjadi kekuatan ekonomi yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif.

III – 22

Page 23: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

Pelaksanaan Rekomendasi

Sektor industri dan perdagangan yang menjadi penggerak utama perekonomian nasional mempunyai peran yang cukup dominan dalam pembentukan PDB tahun 2002 yaitu masing-masing sebesar 24,53 persen dan 16,38 persen dengan laju pertumbuhan masing-masing 4,01 persen dan 3,61 persen. Untuk triwulan I tahun 2003, peranan sektor industri dan perdagangan masing-masing sebesar 28,70 persen dan 17,60 persen dengan laju pertumbuhan masing-masing sebesar 2,70 persen dan 3,46 persen. Kinerja sektor industri dan perdagangan akan terus dipacu perkembangannya dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menyusun kebijakan standardisasi di bidang industri dan perdagangan dalam rangka pemberlakuan pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib baik di tingkat pabrik, impor dan pasar dalam negeri;

2) Mendorong tumbuhnya infrastruktur di bidang standarisasi;

3) Penyusunan rencana induk pengembangan industri kimia, agro dan hasil hutan;

4) Sinkronisasi program pengembangan industri kimia, agro dan hasil hutan antara pusat dan daerah;

5) Penerbitan Kebijakan dan Strategi Umum Pengembangan IKM (Buku I), Program Pengembangan IKM (Buku II), penyempurnaan (Buku III) dan sosialisasinya;

6) Melakukan pembinaan terhadap pengusaha UTTP untuk meningkatkan mutu produksi dalam negeri agar mampu bersaing di pasar global;

III – 23

Page 24: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

7) Memacu industri dalam negeri agar mampu memproduksi UTTP yang selama ini masih diimpor;

8) Menyusun kembali arah dan kebijakan industri, perdagangan dan investasi yang bertumpu pada kekuatan sumber daya alam;

9) Menggalakkan kegiatan imbal dagang dalam rangka mendukung upaya peningkatan ekspor non migas antara lain melalui pemberian fasilitas terhadap kegiatan imbal dagang, pajak, bea masuk dan tata niaga;

10) Menentukan stimulus ekspor produk pertanian rawan mutu dengan cara memberikan bantuan peralatan grading/sortasi dan uji lapangan kepada eksportir produsen komoditi antara lain kakao, kopi, lada dan acassia Indonesia;

11) Memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada petani pelaku usaha dan aparat Pemda untuk peningkatan mutu hasil produksi daerah setempat;

12) Memberikan bimbingan dan konsultasi di bidang mutu sebagai upaya peningkatan potensi daerah jejaring pengawasan mutu;

13) Finalisasi penyusunan RUU tentang Perdagangan dan revisi UU Perindustrian;

14) Pemberdayaan kebijakan internal Departemen Perindustrian dan Perdagangan (review terhadap kebijakan intern Depperindag);

15) Mengkaji, menyempurnakan dan menyusun peraturan perundang-undangan Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) dan sarana pendukungnya meliputi: pembahasan RUU Sistem Resi Gudang (SRG) dan

III – 24

Page 25: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

peraturan pelaksanaannya; penyempurnaan UU No. 32 tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi; penyusunan dan penyempurnaan peraturan pelaksanaan kegiatan PBK.

Rekomendasi kepada Presiden

8. Menentukan skala prioritas program pemulihan ekonomi nasional, terutama sektor riil yang berbasis pada sumber daya alam dan sumber daya manusia, usaha kecil dan menengah, pertanian dan maritim serta meningkatkan kapasitas produksi terpakai dari industri yang ada.

Pelaksanaan Rekomendasi

Pemerintah telah menyusun langkah-langkah kegiatan dalam rangka pemulihan sektor riil sebagai berikut:

1) Pengembangan industri berbasis hasil pertanian

2) Penanganan ketersediaan bahan baku hasil pertanian untuk industri pangan

3) Peningkatan penggunaan bahan baku alternatif substitusi bahan baku impor

4) Revitalisasi industri pengolahan kayu dan pulp/kertas

5) Peningkatan pemanfaatan industri petrokimia sebagai bahan baku

6) Pengembangan teknologi pengolahan getah dan damar untuk bahan finishing

7) Pengembangan industri pengolahan batu alam marmer

8) Semua hal yang tersebut di atas dalam poin 1 s/d 7 telah disosialisasikan kepada aparat Dinas Perindustrian

III – 25

Page 26: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

dan Perdagangan Provinsi dan Kabupaten/Kota agar mendapat perhatian dalam penyusunan program T.A 2004

9) Meningkatkan produksi di dalam negeri sebagai pengganti subsidi impor untuk mengurangi ketergantungan impor

10) Mengembangkan sentra-sentra produksi dan pemasaran yang spesifik menurut daerahnya sesuai dengan budaya masing-masing daerah

11) Menyiapkan sarana dan prasarana serta sistem mutu barang yang diperdagangkan

12) Meningkatkan perlindungan industri dalam negeri melalui penerapan tarif dan non-tarif barrier serta penanggulangan penyelundupan

13) Pada saat ini sedang dilakukan fasilitasi pemanfaatan secara komprehensif atas dana yang tersedia pada PT Bank Ekspor Indonesia ke berbagai daerah termasuk bagi eksportir UKM

14) Melaksanakan revitalisasi Industri dan Perdagangan

15) Penyusunan Peta Potensi Daerah

16) Penyusunan Direktori Kemampuan Produksi Dalam negeri

17) Peningkatan penerapan hasil Litbang kepada dunia usaha

18) Pemberdayaan Balai Industri

19) Menetapkan jenis-jenis industri yang berbasis pada sumber daya alam dan sumber daya manusia

III – 26

Page 27: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

20) Membatasi/melarang industri hulu/dasar untuk dikembangkan di pulau Jawa karena daya dukung sudah sangat terbatas, dan mengarahkan pertumbuhan industri di luar Jawa terutama Kawasan Timur Indonesia.

21) Mengembangkan industri ke lokasi-lokasi yang ditetapkan sesuai dengan spesifikasi industrinya

22) Menetapkan lokasi industri yang disesuaikan dengan tata ruang sehingga memberikan kepastian hukum tempat usaha juga daya lingkungan lebih terjamin.

23) Pengembangan Pasar Lelang Lokal dan SRG di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Jambi, dan Sumatera Barat.

24) Dalam mengatasi permasalahan yang sangat kompleks di bidang kehutanan, pemerintah telah menetapkan kegiatan pembangunan kehutanan dengan memprioritaskan pada 5 program pokok, yaitu: (1) Pemberantasan Penebangan Liar; (2) Penanggulangan Kebakaran Hutan; (3) Restrukturisasi Industri Kehutanan; (4) Rehabilitasi Hutan dan Lahan; (5) Desentralisasi Bidang Kehutanan. Pelaksanaan kelima program pokok prioritas tersebut telah ditetapkan langkah kegiatan yang diintegrasikan dalam Repeta Tahun 2002 dan 2003 yang sekaligus merupakan penjabaran dari Propenas 2000 – 2004.

25) Realisasi pelaksanaan kelima program tersebut selama satu tahun terakhir ini diprioritaskan pada langkah-langkah penanganan permasalahan Penebangan Liar (Illegal Logging), yaitu: (1) telah berhasil mengungkap 368 kasus dengan 528 tersangka yang merupakan hasil operasi Wanalaga dan operasi Wanabahari; (2) Pengamanan hutan daerah perbatasan

III – 27

Page 28: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

Indonesia-Malaysia; (3) Operasi Fungsional Polisi Hutan (Polhut); (3) Melakukan kerjasama dalam Bentuk perjanjian (MoU) dengan beberapa negara di luar negeri untuk mencegah impor kayu illegal yang berasal dari Indonesia. Penanganan permasalahan Kebakaran Hutan dan Lahan (Forest Fire) telah ditetapkan langkah antisipasi menghadapi perkiraan tibanya musim kemarau tahun 2002, yaitu: (1) Pembentukan brigade pengendalian hutan “manggala Agni” dengan tugas pokok pencegahan, pemadaman dan penanganan pasca kebakaran yang berkedudukan di BKSDA; (2) Pembentukan dan Pelaksanaan Brigade Dalkarhut bekerjasama dengan UGM, IPB, dan IFFM/GTZ; (3) Pelatihan Brigade untuk komandan brigade dan kepala regu bekerjasama dengan Dinas kebakaran di daerah; (4) Rencana kebutuhan minimum regu brigade Dalkarhut dan rencana kebutuhan biaya pengadaan peralatan dan operasional.

26) Dalam mendukung program pokok di bidang kehutanan telah dilaksanakan koordinasi lintas Departemen/Instansi terkait dan stakeholder sektor kehutanan melalui Komite Antar Departemen Bidang Kehutanan (Inter-Department Committee On Forestry – IDCF) yang dibentuk untuk membantu kelancaran pelaksanaan kebijakan pada sektor kehutanan dengan melaksanakan koordinasi terhadap pemberantasan penebangan liar, yaitu: (1) Monitoring proses tindaklanjut penegakan hukum terhadap oknum penebang liar; (2) Monitoring proses tindaklanjut Izin Pengusahaan Kehutanan dan penggunaan dokumen ilegal; (3) Kontrol terhadap ekspor log dan bahan baku kayu yang masuk kedalam industri lokal. Sedangkan koordinasi melalui IDCF terhadap kebakaran hutan telah dilaksanakan: (1) Monitoring proses tindak lanjut penegakan hukum terhadap perusahaan yang diduga melakukan pembakaran

III – 28

Page 29: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

hutan; (2) Monitoring antisipasi dan rencana aksi menghadapi perkiraan musim kemarau tahun 2002 secara sistematis dan operasional yang melibatkan stakeholder bidang kehutanan; (3) Monitoring penyiapan kebutuhan jumlah dan spesifikasi peralatan standar kebutuhan minimum regu Brigade Dalkarhut dan rencana kebutuhan biaya pengadaan dan peralatan operasional. Hasil dari pelaksanaan koordinasi tersebut telah ditetapkan PP No. 34 tahun 2002, tanggal 8 Juni 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan, PP No. 35 tahun 2002, tanggal 8 Juni 2002 tentang Dana Reboisasi.

27) Paradigma pembangunan perkebunan ke depan adalah membangun manusia dan masyarakat perkebunan melalui usaha perkebunan. Paradigma tersebut tidak mengandung makna bahwa semua usaha perkebunan harus dilakukan oleh petani, tetapi lebih ditujukan untuk membangun sinergi antar seluruh pelaku dalam usaha perkebunan. Oleh sebab itu pembangunan sistem dan usaha agribisnis berbasis perkebunan diarahkan: (1) Mewujudkan dan menjamin keberadaan serta pemanfaatan sumber daya perkebunan secara bijaksana melalui pemantapan penataan tata ruang yang mendukung keandalan ekonomi, ketahanan sosial budaya dan kelestarian fungsi lingkungan hidup; (2) Mengoptimalkan fungsi kebun, baik dalam fungsi ekonomi, sosial maupun ekologi sehingga pembangunan perkebunan bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan; (3) Meningkatkan upaya rehabilitasi, intensifikasi, diversifikasi, dan ektensifikasi kebun untuk meningkatkan produktivitas sumber daya; (4) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan perkebunan dengan pengembangan iklim usaha yang kondusif dan pengembangan etika

III – 29

Page 30: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

praktek bisnis yang menjamin terwujudnya suasana harmonis meliputi aspek ekonomi, sosial, dan ekologi; (5) Membangun perkebunan yang berbudaya industri dengan landasan efisiensi produktivitas, transparansi dan berkelanjutan. Sehingga kelemahan pembangunan perkebunan dan sistem perkebunan yang tradisional dapat diperbaiki dan produktivitas perkebunan dapat ditingkatkan.

28) Dalam mewujudkan pembangunan sistem dan usaha agribisnis berbasis perkebunan, telah dilaksanakan langkah operasional untuk menjamin keamanan dan peluang berusaha secara berkeadilan melalui optimasi sumber daya dengan menerapkan pola pengembangan perkebunan: (1) Restrukturisasi kepemilikan/ Aset Produktif, yaitu telah ditetapkan peraturan perundang-undangan mengenai batas maksimum penguasaan lahan untuk perkebunan per-provinsi seluas 20.000 Ha untuk non-tebu dan 60.000 Ha untuk tebu. Untuk seluruh Indonesia batas maksimumnya seluas 100.000 Ha untuk non-tebu dan 150.000 Ha untuk tebu; (2) Pola Pengembangan Perkebunan, yaitu telah ditetapkan kebijakan pengembangan perkebunan yang didasarkan pada upaya untuk meningkatkan peran serta, efisiensi, produktivitas dan keberlanjutan di bidang perkebunan.

29) Untuk memberdayakan perekonomian masyarakat pesisir pemerintah menyediakan Dana Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM sebesar sebesar Rp70 miliar tahun 2002 dan Rp120 miliar tahun 2003 untuk melakukan program-program penyediaan dana bergulir, penyediaan rumpon, pembangunan pusat-pusat benih ikan, laboratorium mutu, cold storage kepada kelompok nelayan dan masyarakat pesisir serta pengadaan 1.260 stasiun pengadaan solar (SPDN) di berbagai wilayah pesisir dan pelabuhan perikanan rakyat.

III – 30

Page 31: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

Rekomendasi kepada Presiden

9. Meningkatkan upaya, termasuk mendorong dunia usaha, dalam rangka menciptakan lapangan kerja baru guna menyerap pengangguran yang makin meningkat dengan menjadikan teknologi dan sumber daya manusia sebagai elemen kunci dalam strategi pembangunan ekonomi nasional

Pelaksanaan Rekomendasi

Dalam tahun 2002–2003 Pemerintah melakukan langkah pembaharuan kelembagaan di sektor tenaga kerja yang secara tidak langsung memberikan pengaruh terhadap perluasan lapangan kerja, seperti :

1) Pengesahaan UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan diharapkan dapat memberikan perlindungan baik terhadap pekerja maupun pemberi kerja

2) Penyusunan beberapa RPP dari UU Ketenagakerjaan tersebut sedang dilaksanakan antara lain RPP tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Dengan adanya badan ini kelak diharapkan dapat mendorong peningkatan kompetensi dan daya saing pekerja Indonesia. Selain itu juga akan disusun RPP tentang tata cara memperoleh informasi ketenagakerjaan, RPP tentang tata kerja dan susunan organisasi kerjasama Tripartit, dan rancangan Keppres tentang Lembaga Produktivitas Nasional.

3) Menyempurnakan berbagai mekanisme yang berkaitan dengan penempatan tenaga kerja Indonesia di luar negeri, mulai dari seleksi, pembinaan, bimbingan, serta perlindungan yang memadai.

III – 31

Page 32: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

4) Menyempurnakan kerangka perhitungan upah minimum, termasuk cara penentuan dan perundingan antara pekerja dan pengusaha.

Sementara itu upaya meningkatkan pemanfaatan teknologi untuk perluasan lapangan kerja telah ditempuh melalui:

1) pembentukan lembaga intermediary agent yang diharapkan dapat menjembatani proses transaksi antara pihak lembaga litbang, sebagai scientific center dengan dunia usaha dan industri sebagai unit produksi. Contoh lembaga yang sudah dibentuk yaitu Business Technology Center, kerjasama antara BPPT, ITB, dan PT Bahana.

2) Pembentukan unit-unit inkubator untuk membina usaha baru sampai memiliki kemampuan komersial usaha tertentu. Sebagai contoh adalah BPPT Technology Center.

Rekomendasi kepada Presiden

10. Menentukan kebijakan percepatan pemulihan ekonomi nasional yang terpadu, yang kebijakan moneter dan fiskalnya saling melengkapi, sekaligus mendukung kebijakan pemulihan sektor riil, sedangkan kebijakan ekonomi makro harus dikaitkan langsung dengan kebijakan ekonomi mikro.

Pelaksanaan Rekomendasi

Untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional, rekomendasi MPR tersebut diatas diterjemahkan pemerintah dengan memfokuskan pada tiga kebijakan, yaitu: i) menciptakan stabilitas ekonomi makro; ii) mendorong pemulihan sektor riel, dan iii) melanjutkan reformasi dan membangun kelembagaan.

III – 32

Page 33: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

1) Menciptakan stabilitas makro

Upaya menciptakan stabilitas makro dilaksanakan dengan bertumpu pada fiscal sustainability dan stabilitas moneter. Arah kebijakan fiskal sebagaimana ditetapkan dalam GBHN 1999 – 2004 ditujukan pada upaya melanjutkan konsolidasi fiskal untuk meringankan beban utang pemerintah secara cepat dalam jangka menengah. Hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan ketahanan fiskal yang berkelanjutan (fiscal sustainability) dengan tetap mengupayakan pemberian stimulus fiskal dalam batas-batas kemampuan Keuangan Negara, memantapkan keuangan antar daerah sesuai asas keadilan dan sepadan dalam kerangka NKRI.

Dalam rangka meningkatkan pendapatan negara, dibidang penerimaan perpajakan, dilanjutkan kebijakan pemantapan perbaikan administrasi perpajakan, intensifikasi perpajakan dan ekstensifikasi perpajakan. Pemantapan kebijakan ini antara lain meliputi; (i) perbaikan system dan prosedur baru dalam hal pembayaran pajak, peningkatan pelaksanaan audit, dan upaya peningkatan penagihan piutang pajak; (ii) penurunan penyelundupan pajak; serta (iii) penurunan penghindaran pajak.

Sementara itu, di bidang kepabeanan ditempuh upaya untuk memperbaiki prosedur dan memperkuat administrasi pengurusan impor barang. Di bidang penerimaan bukan pajak, ditempuh kebijakan yang meliputi: (i) peninjauan kembali peraturan perundang-undangan mengenai penerimaan sumberdaya alam; (ii) penanggulangan penambangan tanpa ijin dan penebangan hutan secara liar (illegal loging); (iii) peningkatan pengawasan pemungutan dan penyetoran PNPB; (iv) evaluasi atas penetapan tarif yang berlaku pada Departemen dan Lembaga Non-Departemen, serta (v) pengembangan peraturan PNPB di bidang laba BUMN.

Di bidang pengeluaran, kebijakan belanja negara dalam tahun 2003, diarahkan pada upaya peningkatan

III – 33

Page 34: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

efisiensi dan efektifitas alokasi anggaran rutin, penajaman prioritas pengeluaran pembangunan untuk mendukung stimulus fiskal, serta penyempurnaan alokasi dana pembangunan. Di bidang pengeluaran rutin, kebijakan belanja negara diarahkan pada upaya-upaya untuk; (i) mengurangi beban pembayaran utang dalam negeri melalui upaya mengurangi jumlah pokok utang dalam negeri dan pegembangan pasar obligasi yang likuid and efisien. Hal ini dimaksudkan untuk menurunkan ekspektasi pasar obligasi negara; (ii) menurunkan beban subsidi melalui: upaya penyempurnaan system dan mekanisme penyesuaian harga BBM dalam negeri dan Tarif Dasar Listrik (TDL) secara selektif dan tepat sasaran, serta mengalihkan anggaran untuk subsidi ke berbagai program sosial, pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Di sektor moneter, koordinasi dengan BI terus ditingkatkan demi terciptanya kestabilan harga. Pada tahun 2002, BI telah menetapkan sasaran inflasi sekitar 9 – 10 persen. Dalam lima tahun ke depan BI mempunyai komitmen untuk secara bertahap menurunkan inflasi sekitar 6 – 7 persen.

Untuk mencapai sasaran inflasi, kebijakan moneter BI diarahkan pada upaya pengendalian uang primer agar sesuai dengan kebutuhan riil perekonomian. Secara operasional, pengendalian moneter dilakukan dengan mengoptimalkan instrumen-instrumen moneter terutama melalui Operasi Pasar Terbuka (OPT) dengan lelang SBI. Selain itu, untuk mengurangi tekanan terhadap nilai tukar rupiah dan inflasi, BI juga melakukan kebijakan sterilisasi valuta asing. Langkah-langkah tersebut dilakukan secara berhati-hati agar kestabilan harga tetap terjaga untuk mendukung proses pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung, sehingga dalam jangka menengah-panjang dapat dicapai pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.

Di bidang perbankan, prioritas kebijakan diarahkan untuk memperkuat ketahanan sistem perbankan. Untuk

III – 34

Page 35: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

mencapai hal tersebut, BI terus melanjutkan upaya memaksimalkan penerapan 25 Basle Core Principles for Effective Banking Supervision yang penjabarannya dituangkan dalam master plan peningkatan efektivitas pengawasan bank. Dalam tahun 2003 ini juga dilakukan upaya untuk memelihara CAR bank-bank yang telah mencapai 8 persen. Disamping itu, dalam rangka memperkuat kelembagaan perbankan nasional dilakukan pengkajian mengenai pengembangan kelembagaan perbankan nasional yang terintegrasi dengan pengembangan lembaga finansial lainnya.

Dalam memulihkan fungsi intermediasi perbankan, BI mendorong perbankan untuk lebih banyak lagi menyalurkan kredit kepada sektor usaha yang siap dan memiliki resiko yang relatif rendah seperti sektor ekspor dan UKM serta melakukan penyempurnaan terhadap beberapa ketentuan untuk mempercepat pulihnya fungsi intermediasi perbankan. Selain itu, kesehatan bank ditingkatkan dengan melakukan upaya menekan angka NPLs perbankan nasional dan mewajibkan bank-bank mencapai target NPLs sebesar 5 persen seperti pada akhir tahun 2002. Sedangkan untuk memperkuat infrastruktur perbankan nasional dilakukan upaya mendorong pengembangan bank syariah dan BPR serta mempersiapkan pembentukan Lembaga Penjamin Simpanan dan Lembaga Pengawas Jasa Keuangan.

2) Mendorong Pemulihan Sektor Riil

Agar supaya stabilitas makro yang dilakukan akan dapat bermanfaat bagi pemulihan sektor riil, Pemerintah melakukan upaya penyehatan sektor swasta yang antara lain dilaksanakan melalui pengalihan assets dari BPPN kembali kepada sektor swasta melalui program penjualan assets dan kredit. Untuk mempercepat pengembalian asset kredit di BPPN kepada sektor swasta, maka dalam tahun 2003 diupayakan penjualan pinjaman yang telah maupun yang tidak direstrukturisasi berdasarkan lelang terbuka. Saat ini sudah sekitar 75 persen dari 400.000 rekening yang berada di BPPN

III – 35

Page 36: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

berhasil dikembalikan ke swasta, bahkan untuk usaha mikro kecil dan menengah telah berhasil diselesaikan sebanyak 95 persen dari yang ada di BPPN.

Agar dikembalikannya kepemilikan asset kepada sektor swasta dapat berkelanjutan maka perlu ditunjang oleh fasilitas kredit perbankan bagi modal kerja dan investasi para pelaku usaha. Dalam kaitan itu, BI dan Pemerintah telah berhasil menyakinkan perbankan untuk terus meningkatkan alokasi kredit bagi sektor UMKM. Pada tahun 2002 disepakati plafon alokasi kredit sebesar Rp30 triliun, yang ternyata realisasinya mencapai Rp32 triliun. Untuk tahun ini plafon ditingkatkan menjadi Rp42,3 triliun, yang berarti 50 persen dari perkiraan kredit baru pada tahun ini. Hal ini menunjukkan keinginan untuk mempercepat pemulihan ekonomi selain keberpihakan kepada UKMK yang pada 5 tahun yang lalu baru memperoleh sekitar 20 persen dari total alokasi kredit perbankan.

Untuk lebih mendekatkan hubungan antara swasta-perbankan dan pemerintah, Pemerintah bekerjasama dengan BI telah melaksanakan 4 kali pertemuan di antara ketiga pihak itu. Tiga kali pertemuan di Makassar, Mataram dan Manado untuk KTI dan satu kali di Bukit Tinggi untuk KBI. Pertemuan itu berupa konsultasi di antara ketiga pihak yang diikuti oleh one-on-one meeting di antara masing-masing bank dan perusahaan. Sasaran yang ingin dicapai dan ditindaklanjuti pada tingkat teknis adalah menumbuhkan kembali kepercayaan dan semangat kemitraan di antara perusahaan dengan perbankan, yang diguncang hebat oleh krisis moneter yang lalu.

Pemulihan perekonomian nasional juga didukung oleh peyediaan infrastruktur yang memadai. Dalam kaitan dengan itu, pemerintah telah berhasil menyelesaikan restrukturisasi puluhan proyek kelistrikan, petrokimia dan jalan tol yang ditunda menyusul krisis moneter tahun 1997-1998 yang lalu. Bulan Juli 2003, Presiden mencanangkan

III – 36

Page 37: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

selesainya restrukturisasi 26 proyek Independent Power Producer (IPP) dan dimulainya pembangunan 4 proyek infrastruktur, yang terdiri dari 3 ruas jalan tol di Jawa Timur dan Proyek Pengendalian Banjir Kanal Timur sepanjang 23 km di DKI Jakarta. Dalam waktu yang tidak terlalu lama dan dengan persetujuan DPR RI, Pemerintah mengharapkan dapat mengumumkan beroperasinya kembali sejumlah pertambangan mineral, yang umumnya berlokasi di KTI. Selain itu Presiden telah menyampaikan persetujuannya untuk meresmikan dimulainya proyek pembangunan jembatan Surabaya – Madura pada bulan Agustus, yang akan dibarengi oleh peresmian pembangunan atau perluasan prasarana perhubungan lainnya.

3) Melanjutkan Reformasi dan Membangun Kelembagaan

Membangun kepastian hukum merupakan program jangka panjang yang akan terus dilaksanakan dalam era Reformasi dan Globalisasi. Upaya ini tidak terlepas dari pedoman yang dicanangkan oleh Presiden pada awal kerja Kabinet Gotong Royong dengan menyatakan akan menghormati setiap perjanjian internasional yang telah disepakati. Pemerintah akan menjaga komitmennya terhadap perjanjian yang bersifat bilateral, regional, maupun multilateral. Pernyataan Presiden tersebut telah memberikan kepastian kepada dunia internasional untuk memelihara hubungan baik dan membantu Indonesia hingga saat ini.

Penyelesaian berbagai masalah ekonomi dengan mengutamakan kepastian hukum merupakan bagian dari upaya menegakkan supremasi hukum dan menghentikan cara-cara sementara atau adhocism. Pengalaman dan penyelesaian masalah ekonomi beberapa tahun terakhir ini menunjukkan masih banyak kekosongan hukum yang teridentifikasi karena memang belum ada atau perlu diatur kembali, antara lain karena perkembangan ekonomi dan teknologi yang begitu cepat berubah. Secara bertahap Pemerintah dan DPR-RI telah

III – 37

Page 38: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

berhasil mengantisipasi dengan meletakkan dasar-dasar aturan di sektor keuangan seperti yang tercermin dalam UU Keuangan Negara, UU BI, UU Surat Utang Negara, UU Anti Pencucian Uang, serta pembentukan lembaga Peradilan Tata Usaha Negara dan Peradilan Niaga. Sedangkan untuk sektor riil terlihat pada UU Kelistrikan, UU Minyak dan Gas, UU BUMN, UU Ketenagakerjaan dan sejumlah lainnya yang telah berhasil disyahkan.

Rekomendasi kepada Presiden

11. Membenahi birokrasi pemerintahan (pusat dan daerah) baik yang langsung atau tidak langsung terkait dengan pelaksanaan program pemulihan ekonomi, dalam rangka peningkatan pengawasan birokrasi.

Pelaksanaan Rekomendasi

Terkait dengan rekomendasi pembenahan birokrasi pemerintahan dalam rangka pemulihan ekonomi, sampai dengan semester I tahun 2003 upaya-upaya reformasi terus dilakukan yang antara lain melalui upaya mewujudkan sistem pengawasan dan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat untuk mengidentifikasi dan mendeteksi sedini mungkin indikasi praktik-praktik KKN di lingkungan aparatur negara. Disamping itu, upaya-upaya lain juga terus dilakukan yaitu tetap menjaga netralitas PNS dalam melakukan penataan organisasi dan manajemen pemerintahan pusat dan daerah yang sesuai dengan analisa jabatan dan beban tugas. Demikian pula upaya untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional secara terus menerus dilakukan antara lain melalui perbaikan sistem remunerasi/penggajian PNS dalam rangka perbaikan mutu pemberian pelayanan terhadap publik. Mulai 1 Juli 2003 sedang dilakukan pendataan ulang PNS di seluruh Indonesai;

III – 38

Page 39: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

Rekomendasi kepada Presiden

12. Mengambil langkah-langkah tegas memberantas penyelundupan dan pencurian sumber daya alam dan buatan (pasir, ikan, kayu, BBM, barang elektronik, mobil, tekstil, gula, beras, tepung terigu, dan lain-lain).

Pelaksanaan Rekomendasi

Dalam upaya memberantas penyelundupan dan pencurian sumber daya alam dan buatan, telah diambil langkah-langkah pencegahan maupun penegakan hukum melalui :

1) Penerapan wajib menggunakan kayu dari HTI sebagai bahan baku untuk industri kayu olahan;

2) Pemberian rekomendasi IP gula bagi perusahaan yang memenuhi syarat untuk memperolehnya;

3) Meningkatkan kedisiplinan para aparat khususnya Depperindag (Pusat & Provinsi) terutama dalam penyalahgunaan wewenang;

4) Regulasi ekspor dan impor dengan lebih memperketat dan memperhatikan persyaratan standar mutu barang;

5) Meningkatkan jumlah dan kualitas SDM di bidang PPBJ dan PPNS di Pusat dan daerah;

6) Meningkatkan koordinasi pelaksanaan pengawasan dan penyidikan barang dan jasa yang beredar di pasar dalam negeri baik dalam lingkup intern maupun ekstern;

III – 39

Page 40: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

7) Meningkatkan pengawasan UTTP secara terpadu khususnya UTTP untuk PLN;

8) Melakukan kerjasama bilateral untuk mengatasi penyelundupan dengan memberlakukan trade barrier yang dapat merugikan penyelundup;

9) Penerapan Nomor Pengenal Importir Khusus (NPIK) bagi importir elektronika, gula, kedelai, jagung, beras, tekstil dan produk tekstil, mainan anak-anak dan sepatu;

10) Penerapan pemeriksaan prapengapalan dipelabuhan asal barang (pre-shipment inspection) untuk komoditi impor besi dan baja, tekstil dan produk tekstil dan netrocellulosa, mesin dan peralatan mesin bukan baru;

11) Penerapan SNI wajib dalam rangka peningkatan mutu dan perlindungan konsumen terhadap barang impor terigu, swaballast, raw sugar dan pupuk;

12) Pelaksanaan tertib administrasi Angka Pengenal Impor (API) melalui API on line dan verifikasi API;

13) Merencanakan pungutan cukai terhadap barang elektronika antara lain HP, TV, kulkas, mesin cuci, kemudian diikuti oleh produk elektronika impor lainnya;

14) Penerapan Eksportir Terdaftar Produk Industri Kehutanan (EPTIK);

15) Menyusun peraturan/pedoman tentang pengawasan mutu barang ekspor-impordan mendorong kinerja pengawasan barang beredar;

16) Menyusun regulasi teknis dalam rangka pemeriksaan arus barang impor dan ekspor;

III – 40

Page 41: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

17) Menyusun pedoman/petunjuk teknis tentang pelaksanaan SK Menperindag di bidang pengawasan mutu barang ekspor dan impor secara berkala;

18) Melaksanakan kajian dampak impor ilegal terhadap daya saing produksi dalam negeri;

19) Melaksanakan penegakan hukum secara tegas sekaligus mengupayakan berbagai kajian komoditi yang rentan terhadap kegiatan yang bersifat illegal;

Rekomendasi kepada Presiden

13. Mempercepat restrukturisasi utang luar negeri swasta dan BUMN.

Pelaksanaan Rekomendasi

Restrukturisasi utang swasta dan BUMN yang berasal baik dari pinjaman luar negeri maupun dari dalam negeri tetap dilakukan secara kasus per kasus. Hal ini dipandang perlu mengingat dalam merestrukturisasi harus ada upaya dari perusahaan swasta maupun BUMN untuk melakukan perbaikan internal sehingga kesulitan keuangan yang terjadi tidak terulang lagi.

Sampai saat ini jumlah kasus yang terdaftar pada Satuan Tugas Prakarsa Jakarta (STPJ) per tanggal 4 Juli 2003 adalah 116 kasus dengan nilai total utang sebesar US$29,3 miliar. Secara kumulatif, STPJ telah menyelesaikan 96 kasus (83 persen dari jumlah kasus yang terdaftar) mediasi restrukturisasi utang perusahaan swasta dengan nilai utang sebesar US$20,54 miliar (sekitar 70 persen dari total nilai utang).

Dari total nilai utang yang berhasil diselesaikan tersebut, sebesar 32 persen (yaitu lewat metode debt to equity swap sebesar 26 persen dan lewat metode write-off sebesar 6

III – 41

Page 42: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

persen) atau sekitar US$6,57 miliar utang sudah dihapuskan dari neraca perusahaan tersebut, sehingga tidak lagi membebani cashflow perusahaan.

Rekomendasi kepada Presiden

14. Semua dana non-bujeter yang saat ini berada pada rekening instansi dan pejabat pemerintah agar dilaporkan dan diserahkan kepada negara, dalam hal ini Departemen Keuangan.

Pelaksanaan Rekomendasi

Berdasar UU No. 20 tahun 1997 Pasal 4 dan Pasal 5 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak disebutkan bahwa seluruh penerimaan negara bukan pajak wajib disetor langsung secepatnya ke kas negara. Dan seluruh penerimaan negara bukan pajak dikelola dalam sistem anggaran pendapatan dan belanja negara.

Hal tersebut kemudian dicantumkan pula dalam UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yaitu antara lain pada Pasal 3 yang menyatakan semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi kewajiban negara dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBN. Selanjutnya pada Pasal 11 dijelaskan bahwa pendapatan negara terdiri atas penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak, dan hibah.

Pelaksanaan ketentuan untuk melaporkan dan menyerahkan semua dana non bujeter kepada negara juga telah terdapat dalam:

a. Inpres No. 4 tahun 2000 tentang Penertiban Rekening Departemen/ Lembaga Pemerintah Non Departemen tanggal 11 Mei 2000; dan

III – 42

Page 43: Rekomendasi Butir 1 - Kementerian PPN/Bappenas  · Web viewBAB III . BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN. Kinerja Pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan telah menunjukkan kemajuan, terutama

b. Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor S-316/MK.03/2000 tanggal 28 Juni 2000 tentang Pengalihan Saldo Rekening Penerimaan Negara.

Dana-dana non bujeter di berbagai Departemen/Lembaga Pemerintah telah dialihkan pengelolaannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan akan terus dipantau pelaksanaannya, sehingga tidak ada lagi dana non bujeter.

III – 43