Rekayasa Bt Untuk Tanaman

download Rekayasa Bt Untuk Tanaman

of 13

Transcript of Rekayasa Bt Untuk Tanaman

  • 8/12/2019 Rekayasa Bt Untuk Tanaman

    1/13

  • 8/12/2019 Rekayasa Bt Untuk Tanaman

    2/13

    Prosedur rekayasa genetika dengan menggunakan mikroorganisme adalah sebagai berikut.

    1. Pemurnian DNA/Isolasi gen dengan menghancurkan atau melisiskan semua sel yangmengandung gen yang ditargetkan, kemudian dipisahkan dengan sentrifuge pada

    kecepatan tinggi dan ditambahkan bahan kimia sehingga didapatkan DNA murni. Ada

    tiga macam sumber DNA yang dapat diisolasi, yaitu sebagai berikut.2. DNA dapat berasal dari total genom organisme yang diinginkan3. DNA yang dibuat dari mRNA yang diisolasi dari jaringan tertentu. DNA ini dapat dibuat

    dari mRNA dengan menggunakan enzim reserve transcriptase.4. DNA dibuat secara invitro dari nukleotida dan enzim polimerase DNA.

    1. Pemecahan DNA : molekul DNA yang besar dipecah dengan menggunakangelombang ultrasonic, maka akan dijumpai fragmen random. Dengan

    menggunakan enzim khusus bagi fragmen DNA seperti endonuklease restriksiakan diperoleh DNA intermolekuler dan intramolekuler atau hanya akan

    didapatkan urutan fragmen DNA dengan urutan tertentu. Supaya lebih stabil

    dikaitkan dengan enzim yang disebut T-4 DNA ligase. Contoh endonuklease

    restriksi adalah Hind II, Bam H1 dan Eco RI.2. Pemindahan gen/transfer DNA pada sel vector yang sesuai:transfer DNA kebakteri yang hidup (cloning vector : plasmid, bakteriofage atau kosmid) dapatdengan cara, DNA asing dipaksakan berintegrasi dengan kromosom menjadigenom. Atau dengan cara gen asing dapat dikembangkan menjadi suatu bagian

    yang outonom molekul DNA yang sedang berkembang. Molekul DNA disebut

    sebagai vector. Penyambungan ini menggunakan enzim ligase.3. Memasukkan DNA rekombinan/kimera DNA ke dalam sel inang. Sel inang yang

    dipakai harus seaman mungkin dan tidak bersifat patologis. Cara memasukkan

    DNA rekombinan kedalam sel inang dapat dilakukan dengan cara transformasi,

    transfeksi, DNA packaging dan micro injection.4. Identifikasi/penapisan dan seleksi DNA yang baru diperoleh dari cirri klon

    rekombinan. Untuk menyeleksi DNA baru hasil rekombinan agar sesuai dengan

    yang diinginkan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu cara genetic, hibridasi

    asam nukleat dan immunokimia.

  • 8/12/2019 Rekayasa Bt Untuk Tanaman

    3/13

    Bacill us thur ingiensis

    Bacillus thuringiensis (Bt) adalah bakteri grampositif yang berbentuk batang, aerobik dan membentuk spora. Banyak strain dari bakteri ini yang

    menghasilkan protein yang beracun bagi serangga. Sejak diketahuinya potensi dari protein

    Kristal / cry Bt sebagai agen pengendali serangga, berbagai isolat Bt dengan berbagai jenisprotein kristal yang dikandungnya telah teridentifikasi. Sampai saat ini telah diidentifikasi

    protein kristal yang beracun terhadap larva dari berbagai ordo serangga yang menjadi hama pada

    tanaman pangan dan hortikultura. Kebanyakan dari protein kristal tersebut lebih ramahlingkungan karena mempunyai target yang spesifik sehingga tidak mematikan serangga bukan

    sasaran dan mudah terurai sehingga tidak menumpuk dan mencemari lingkungan.

    Kristal protein yang bersifat insektisidal ini sering disebut dengan -endotoksin. Kristal inisebenarnya hanya merupakan pro-toksin yang jika larut dalam usus serangga akan berubah

    menjadi polipeptida yang lebih pendek (27149 kd) serta mempunyai sifat insektisidal. Padaumumnya kristal Bt di alam bersifat protoksin, karena ada-nya aktivitas proteolisis dalam system

    pencernaan serangga dapat mengubah Bt-protoksin menjadi polipeptida yang lebih pendek danbersifat toksin. Toksin yang telah aktif berinteraksi dengan sel-sel epithelium di midgutserangga. Bukti-bukti telah menunjukkan bahwa toksin Bt ini menyebabkan terbentuknya pori-

    pori (lubang yang sangat kecil) di sel membrane di saluran pencernaan dan mengganggu

    keseimbangan osmotik dari sel-sel tersebut. Karena keseimbangan osmotik terganggu, sel

    menjadi bengkak dan pecah dan menyebabkan matinya serangga.Seperti dalam al-quran Allahtelah menjelaskan dalam surat An Nahl ayat 13

    Artinya : Dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan

    berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapattanda(kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.

    Allah telah menciptakan berbagai macam makhluk hidup di bumi ini mulai dari yang bisa dilihat

    dengan mata sampai yang kasat mata. Itu merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah. Misalnya saja

    bakteriBacillus thuringiensis yang merupakan makhluk hidup mikroskopis yang diciptakan oleh

    Allah yang tidak hanya memberikan dampak negative yaitu menghasilkan racun bagi serangga

    http://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/b2201565-bacillus_thuringiensis-spl.jpg
  • 8/12/2019 Rekayasa Bt Untuk Tanaman

    4/13

    tetapi juga memberikan dampak positif yaitu kita dapat mempelajarinya dalam rekayasa

    genetika.

    Tanaman Transgenik

    Tanaman transgenik adalahtanaman yang telah disisipi atau memilikigen asing darispesiestanaman yang berbeda ataumakhluk hidup lainnya. Penggabungan gen asing ini bertujuan untuk

    mendapatkan tanaman dengan sifat-sifat yang diinginkan, misalnya pembuatan tanaman yang

    tahan suhu tinggi, suhu rendah,kekeringan,resisten terhadaporganisme pengganggu tanaman,serta kuantitas dan kualitas yang lebih tinggi dari tanaman alami. Sebagian besar rekayasa atau

    modifikasi sifat tanaman dilakukan untuk mengatasi kebutuhanpanganpenduduk dunia yang

    semakin meningkat dan juga permasalahan kekurangangizi manusia sehingga pembuatantanaman transgenik juga menjadi bagian dari

    http://id.wikipedia.org/wiki/Pemuliaan_tanaman>pemuliaan tanaman.

    Beberapa contoh tanaman transgenik yang dikembangkan di dunia tertera pada tabel dibawah ini

    Jenis

    Tanaman

    Sifat yang telah

    dimodifikasi

    Modifikasi Foto

    Padi Mengandung

    provitamin A (beta

    karoten) dalam jumlahdalam jumlah tinggi

    Gen dari tumbuhannarsis,jagung, dan

    bakteriErwiniadisisipkan pada

    kromosom padi

    Jagung,kapas,

    kentang

    Tahan (resisten)terhadap hama.

    Gen toksin Bt dari bakteriBacillusthuringiensisditransfer ke dalam

    tanaman.

    Tembaka

    u

    Tahan terhadap cuaca

    dingin.

    Gen untuk mengatur pertahanan pada

    cuaca dingin dari tanamanArabidopsis

    thalianaatau darisianobakteri(Anacyctis nidulans) dimasukkan ke

    tembakau.

    Tomat Proses pelunakan

    tomat diperlambatsehingga tomat dapat

    Gen khusus yang disebut

    antisenescensditransfer ke dalamtomat untuk menghambatenzim

    http://id.wikipedia.org/wiki/Tanamanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Genhttp://id.wikipedia.org/wiki/Spesieshttp://id.wikipedia.org/wiki/Makhluk_hiduphttp://id.wikipedia.org/wiki/Kekeringanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ketahanan_tanaman&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Organisme_pengganggu_tanamanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Panganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gizihttp://id.wikipedia.org/wiki/Narsishttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bacillus_thuringiensishttp://id.wikipedia.org/wiki/Bacillus_thuringiensishttp://id.wikipedia.org/wiki/Bacillus_thuringiensishttp://id.wikipedia.org/wiki/Bacillus_thuringiensishttp://id.wikipedia.org/wiki/Arabidopsis_thalianahttp://id.wikipedia.org/wiki/Arabidopsis_thalianahttp://id.wikipedia.org/wiki/Arabidopsis_thalianahttp://id.wikipedia.org/wiki/Arabidopsis_thalianahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sianobakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/tembakau1.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/800px-cottonplant1.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/padi1.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/tembakau1.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/800px-cottonplant1.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/padi1.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/tembakau1.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/800px-cottonplant1.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/padi1.jpghttp://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sianobakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Arabidopsis_thalianahttp://id.wikipedia.org/wiki/Arabidopsis_thalianahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bacillus_thuringiensishttp://id.wikipedia.org/wiki/Bacillus_thuringiensishttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Narsishttp://id.wikipedia.org/wiki/Gizihttp://id.wikipedia.org/wiki/Panganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Organisme_pengganggu_tanamanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ketahanan_tanaman&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kekeringanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Makhluk_hiduphttp://id.wikipedia.org/wiki/Spesieshttp://id.wikipedia.org/wiki/Genhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tanaman
  • 8/12/2019 Rekayasa Bt Untuk Tanaman

    5/13

    disimpan lebih lamadan tidak cepat busuk

    poligalakturonase (enzim yangmempercepat kerusakan dinding seltomat). Selain menggunakan gen dari

    bakteriE. coli, tomat transgenik juga

    dibuat dengan memodifikasi gen yang

    telah dimiliknya secara alami.

    Kedelai Mengandungasam

    oleat tinggi dan tahan

    terhadapherbisidaglifosat.Dengan

    demikian, ketika

    disemprot dengan

    herbisida tersebut,hanyagulma di sekitar

    kedelai yang akan

    mati.

    Gen resisten herbisida dari bakteri

    grobacteriumgalur CP4 dimasukkan

    ke kedelai dan juga digunakanteknologi molekular untuk

    meningkatkan pembentukanasam

    oleat.

    Ubi jalar Tahan terhadap

    penyakit tanaman yangdisebabkanvirus

    Gen dari selubung virus tertentu

    ditransfer ke dalamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ubi_jalar

    >ubi jalar dan dibantu dengan

    teknologiperedaman gen.

    Pepaya Resisten terhadap

    virus tertentu,contohnyaPapaya

    ringspot virus(PRSV).

    Gen yang menyandikan selubung virus

    PRSV ditransfer ke dalam tanamanpepaya

    Melon Buah tidak cepatbusuk.

    Gen baru dari bakteriofag T3 diambiluntuk mengurangi pembentukan

    hormonetilen (hormon yang berperan

    dalam pematangan buah) dimelon.

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Poligalakturonase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_oleathttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_oleathttp://id.wikipedia.org/wiki/Herbisidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Glifosathttp://id.wikipedia.org/wiki/Herbisidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Gulmahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_oleathttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_oleathttp://id.wikipedia.org/wiki/Virushttp://id.wikipedia.org/wiki/Peredaman_genhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pepayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Etilenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Melonhttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/buah-melon.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/papaya.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/ubi_merah.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/240px-soybean-usda.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/tanaman-tomat1.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/buah-melon.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/papaya.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/ubi_merah.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/240px-soybean-usda.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/tanaman-tomat1.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/buah-melon.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/papaya.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/ubi_merah.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/240px-soybean-usda.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/tanaman-tomat1.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/buah-melon.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/papaya.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/ubi_merah.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/240px-soybean-usda.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/tanaman-tomat1.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/buah-melon.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/papaya.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/ubi_merah.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/240px-soybean-usda.jpghttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/tanaman-tomat1.jpghttp://id.wikipedia.org/wiki/Melonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Etilenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pepayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Peredaman_genhttp://id.wikipedia.org/wiki/Virushttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_oleathttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_oleathttp://id.wikipedia.org/wiki/Gulmahttp://id.wikipedia.org/wiki/Herbisidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Glifosathttp://id.wikipedia.org/wiki/Herbisidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_oleathttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_oleathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Poligalakturonase&action=edit&redlink=1
  • 8/12/2019 Rekayasa Bt Untuk Tanaman

    6/13

    Perakitan Tanaman Transgenik Tahan Hama dengan Menggunakan Gen dari Bacillus

    thuringiensis

    Perakitan tanaman transgenic tahan hamamerupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian besar dalam perbaikan tanaman.Perakitan tanaman transgenik tahan hama umumnya mempergunakan gen dari Bacillus

    thuringiensis(Bt).

    Dalam program perakitan tanaman transgenik diperlukan kerja sama antar peneliti dari berbagai

    disiplin ilmu, seperti disiplin ilmu serangga (entomologi), kultur jaringan, biologi molekuler, danpemuliaan tanaman. Keterkaitan disiplin ilmu ini dalam perakitan tanaman transgenic tahan

    hama sangat erat. Peran masing-masing disiplin ilmu dalam perakitan tanaman transgenik tahan

    hama diuraikan berikut ini.

    1. Entomologi

    a. Penentuan jenis hama target dan gen tahan yang akan digunakan

    Sebelum tanaman transgenik dirakit, perlu dilakukan penentuan prioritas jenis atau spesies hamayang akan dikendalikan dengan tanaman transgenik yang akan dirakit. Untuk keperluan ini

    umumnya akan dicari hama yang tidak mempunyai sumber gen tahan dari spesies tanaman

    inangnya, misalnya hama penggerek batang padi, penggerek batang jagung, hama kepik, danhama pengisap polong. Setelah itu ditentukan kandidat gen tahan yang akan dipakai, misalnya

    Bt-toksin,proteinase inhibitor (PI) atau gen tahan lainnya (Bahagiawati 2000). Jika pilihan jatuh

    pada Bt-toksin, kemudian ditentukan gen Bt atau gen cry yang akan digunakan. Sampai saat ini

    paling sedikit telah dikenal enam golongan gen cry dan masing-masing gen mempunyai hamatarget tertentu. Untuk PI harus ditentukan kelas PI yang akan digunakan. PI yang digunakan

    untuk pengendalian hama terdiri atas tiga kelas, yaitu serine PI, cysteine PI, dan aspartyl PI.

    Baik Bt-toksin maupun PI dapat menghambat pertumbuhan serangga dengan mengganggu proses

    pencernaannya. Untuk mengetahui insektisida protein yang mempunyai potensi untukmenghambat pertumbuhan hama target dapat dilakukan percobaan invitro atau in vivo.Beberapa

    penelitian in vitro (dalam tabung uji) telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh produk dari

    suatu gen tahan terhadap enzim-enzim yang terdapat dalam sistem pencernaan suatu jenisserangga. Penelitian dilakukan dengan mengekstraksi saluran pencernaan serangga untuk

    http://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/gm-crop.gif
  • 8/12/2019 Rekayasa Bt Untuk Tanaman

    7/13

    mengisolasi enzim enzimnya. Dari penelitian ini dapat diketahui jenis enzim pencernaan yang

    dominan pada spesies hama tersebut dan insektisida protein yang dapat dipakai untuk

    menghambat aktivitas pencernaan hama. Penelitian in vivo dapat dilakukan dengan membuatmakanan buatan atau menyemprot tanaman atau bagian tanaman dengan gen produk (protein)

    dari kandidat gen, dilanjutkan dengan infestasi serangga target dan pengamatan pertumbuhan

    serangga. Dari penelitian ini dapat diketahui potensi insektisida protein dalam menghambatpertumbuhan serangga, serta dosis yang dibutuhkan untuk dapat membunuh serangga hamadimaksud.

    b. Konfirmasi ketahanan tanaman transgenik tahan hama target

    Setelah ditentukan kandidat gen yang akan digunakan dalam proses transformasi, pekerjaanselanjutnya dapat diserahkan ke disiplin ilmu lain seperti kultur jaringan dan biologi molekuler.

    Peran ahli serangga (entomolog) diperlukan kembali apabila tim transformasi telah mendapatkan

    tanaman putative transformant. Ahli serangga diperlukan untuk menentukan kemampuan gen

    yang terekspresi pada tanaman transgenic dalam menahan perkembangan hama target. Pada

    kasus-kasus tertentu, meskipun transgen (gen yang diintroduksi ke tanaman) telah terekspresipada level yang tinggi pada tanaman transgenik, namun keberadaannya belum mampu

    menghambat pertumbuhan hama target. Setelah dilakukan pengujian di laboratorium dan rumahkaca, penelitian dilanjutkan di lapangan (uji terbatas pada daerah terisolasi) untuk mengetahui

    penampilan tanaman transgenik di lapangan. Pengaruh tanaman transgenic terhadap hama target

    dan nontarget terutama musuh alaminya juga harus diketahui untuk memenuhi persyaratan

    sebelum tanaman transgenik dilepas, dan juga sebagai bahan dalam perakitan paket pengendalianhama terpadu (PHT) tanaman transgenik yang akan dilepas tersebut.

    c. Perakitan teknologi PHT tanaman transgenic

    Peran entomolog selanjutnya diperlukan dalam menentukan paket sistem bercocok tanamtanaman transgenik tahan hama. Entomolog diharapkan dapat memberikan informasi mengenaicara memantau hama yang dapat dilakukan oleh petani. Pemantauan ini penting untuk

    menentukan perlu atau tidaknya petani menyemprot pestisida untuk mengendalikan hama pada

    pertanaman tersebut. Monitoring juga perlu dilakukan pada musuh alami hama yang terdapatpada ekosistem pertanaman tanaman transgenik itu. Sebagai contoh, sistem paket penanaman

    kentang transgenik yang mengandung gen cry 3A telah diajukan oleh Fieldman dan Stone

    (1997).

    2. Kultur Jaringan

    Kultur jaringan merupakan disiplin ilmu yang sangat menentukan keberhasilan proses

    transformasi. Kultur jaringan merupakan gabungan antara ilmu dan seni dalam menumbuhkan

    sel tanaman, jaringan atau organ tanaman dari pohon induk pada media buatan. Kultur jaringantanaman terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu kultur unorganized tissuedan kultur organized

    tissue. Kultur unorganized tissue terdiri atas beberapa sistem kultur, seperti kultur kalus, kultur

    suspensi, kultur protoplas, dan kultur anther, sedangkan kultur organizedtissue terdiri atas kulturmeristem, shoottip, node culture, kultur embrio dan root culture. Dalam perakitan tanaman

  • 8/12/2019 Rekayasa Bt Untuk Tanaman

    8/13

    transgenik, ahli kultur jaringan diperlukan dalam penyediaan sel atau jaringan target,

    transformasi dan seleksi, serta regenerasi sel atau jaringan transgenik.

    a. Penyediaan sel atau jaringan target

    Jika jenis tanaman yang akan ditransformasi telah ditetapkan, langkah berikutnya adalahmenentukan bagian tanaman yang akan digunakan sebagai eksplan serta media untuk induksi

    kalus regenerasi atau organogenesis. Jenis media akan menentukan keberhasilan kultur jaringan

    dan transformasi. Media ini biasanya terdiri atas vitamin, hormon, asam amino, dan sumberenergi dalam bentuk sukrosa, dan untuk media padat diperlukan agar atau gelating agent lainnya.

    Media yang digunakan dalam pembentukan kalus atau undifferentiated tissues berbeda dengan

    media untuk pembentukan organ. Hal ini bergantung pada komposisi hormon tumbuh auksin dansitokinin. Untuk tanaman padi, jaringan yang sangat responsif dan merupakan sumber sel yang

    sangat baik untuk mendapatkan tanaman transgenik padi adalah sel kalus dari embrio.

    Penggunaan selsel kalus yang sedang tumbuh aktif memperbanyak diri (actively growing

    embryogenic calli) dapat menjamin efisiensi transformasi yang tinggi.

    b. Transformasi dan seleksi

    Beberapa teknik transformasi yang dikenal adalah elektroforesis, gene-gun, dan dengan

    mempergunakan bakteri Agrobakterium.

    Sel atau jaringan yang telah tertransformasi dipisahkan dari jaringan yang tidak tertransformasi

    untuk menghindarkan terjadinya jaringan yang dichotume. Di samping itu, sel yang tidaktertransformasi akan tumbuh lebih baik dari sel-sel yang tertransformasi sehingga harus dibuang.

    Seleksi dilakukan dengan beberapa kali subkultur sehingga diyakini bahwa jaringan atau sel

    yang hidup atau lolos dari seleksi (diseleksi dengan media yang berisi herbisida atau antibiotik)

    bukan escape. Jenis agen atau bahan yang digunakan untuk seleksi tergantung pada gen seleksiyang digunakan. Gen seleksi ini dapat berupa antibiotic seperti neomycin phosphotransferase

    (NPT II) yang menyebabkan resistensi terhadap antibiotik kanamisin, atau gen bar yang

    menyebabkan resistensi terhadap herbisida seperti basta (PPT) dan bialafos. Di sampingselectable marker, transformasi juga dilakukan dengan menyertakan gen reporter (reporter

    genes). Ada beberapa reporter genes yang dipakai untuk transformasi, antara lain GUS ((-glucoridase), LUC (luciferase), dan antosianin.

    c. Regenerasi sel atau jaringan transgenic

    Jika transformasi dilakukan dengan embriogenesis maka ahli kultur jaringan dituntut untuk dapat

    meregenerasikan sel atau jaringan yang sudah tertransformasi itu menjadi plantlet . Pada

    komoditas tertentu, regenerasi sel atau jaringan transgenik menjadi plantlet sulit dilakukan

    sehingga diperlukan kejelian mata untuk melihat jaringan yang embriogenik. Jaringanembriogenik yang telah tertransformasi ditumbuhkan pada media regenerasi untuk mendapatkan

    plantlet yang normal bentuknya.

    3. Biologi Molekuler Tanaman

  • 8/12/2019 Rekayasa Bt Untuk Tanaman

    9/13

    Disiplin ilmu biologi molekuler sangat diperlukan dalam perakitan tanaman transgenik, terutama

    dalam bidang penelitian berikut ini.

    1. Konstruksi dan rekonstruksi plasmid atau vektor. Konstruksi plasmid atau vektor haruscocok untuk proses transformasi. Konstruksi diperlukan untuk mendapatkan ekspresi

    transgen yang tinggi atau optimum. Beberapa komponen dalam plasmid atau vector yangdapat ditukar sesuai dengan kebutuhan adalah promoter, gen reporter, gen seleksi, dan

    gen yang akan diintroduksi itu sendiri. Melalui perakitan ini diharapkan gen yang

    diintroduksi dapat terekspresi secara maksimum pada jaringan tanaman.2. Konfirmasi keberadaan transgen serta kestabilannya. Konfirmasi keberadaan dan

    integrasi transgen dapat dilakukan dengan polymerase chain reaction (PCR) dan

    Southern-blot. PCR hanya dapat menginformasikan ada atau tidaknya sekuen transgen

    sesuai dengan primer yang dipakai. PCR merupakan cara yang populardigunakan karenadapat menganalisis secara cepat sampel yang banyakjumlahnya. Meskipun demikian,

    PCR mempunyai beberapa kelemahan. Sampel yang positif PCR hanya menunjukkan

    adanya sekuen yanghomolog dengan primer dan berada pada jarak yang memungkinkan

    dihasilkannya produk PCR. Namun, hasil PCR tidak dapat member informasi tentangasal DNA yang teramplifikasi, apakah dari kontaminan atau dari sampel yang diinginkan.

    Hasil PCR juga tidak dapat menunjukkan apakah template tersebut sudah terintegrasi kedalam genom tanaman atau belum. Penelitian menunjukkan bahwa hanya 85% dari totaltanaman transgenic yang positif PCR juga positif mengandung DNA dan protein yang

    dimaksudkan. Untuk mengetahui apakah seluruh basa yang ada dalam transgen

    terintegrasi dalam genom tanaman perlu dilakukan Southern-blot. Southern blot jugadapat menginformasikanjumlah copy gen yang terintegrasi danpengaturan kembali pada

    transgensetelah terintegrasi dalam genom tanaman.

    3. Konfirmasi ekspresi dari gen yang diintroduksi serta kestabilannya. Setelah diketahui adagen yang diintroduksi pada tanaman, perlu dilakukan analisis untuk mengetahui apakahgen tersebut dapat terekspresi pada tanaman target. Analisis dapat dilakukan dengan dot-

    blot (ELISA) maupun Western-blot. Keberadaan suatu transgen pada tanaman belum

    menunjukkan bahwa gen tersebut dapat terekspresi. Untuk mengekspresikan dirinya, gen

    memerlukan seperangkat sistem untuk memulai proses ekspresi tersebut. Gen atau DNAdi dalam nukleus harus dapat ditranskrip menjadi mRNA. Selanjutnya mRNA ini harus

    dapat keluar dari nukleus ke sitoplasma yang kemudian mengadakan proses translasi

    untuk menghasilkan protein sesuai dengan template DNA-nya. Dalam proses ekspresi inibanyak hal yang dapat terjadi sehingga gen tidak dapat menghasilkan protein yang

    dimaksud. Hal ini dikenal dengan istilah genesilencing, suatu kasus di mana ditemukan

    keberadaan sekuen DNA transgen dalam tanaman transgenic tetapi gen tersebut tidak

    dapat membentuk protein yang diinginkan. Beberapa faktor yang diduga menjadipenyebabnya adalah terjadinya metilasi DNA dan co-suppressing dari sekuen yang

    homolog Setelah gen yang diintroduksi dapat terintegrasi dan terekspresi, selanjutnya

    proses ini memerlukan disiplin ilmu serangga dan pemuliaan tanaman untuk memastikangen yang terekpresi pada tanaman transgenik dapat berfungsi sebagai insektisida dalam

    pengendalian hama tertentu serta untuk mengetahui kestabilan transgen.

    4. Pemuliaan Tanaman

  • 8/12/2019 Rekayasa Bt Untuk Tanaman

    10/13

    Sebelum transformasi tanaman dimulai,perlu ditentukan varietas (genotipe)tanaman yang akan

    digunakan sebagaitarget sel atau jaringan untuk ditransformasi. Hal ini disebabkan tidak semua

    varietas responsif terhadap kultur jaringan. Setelah transgen dipastikan terkandung dalamtanaman transgenik, selanjutnya ditentukan apakah transgen tersebut diturunkan pada

    keturunannya mengikuti rasio Mendelian. Dalam upaya perbaikan tanaman transgenic perlu

    dilakukan penyilangan antara tanaman transgenik dan galur elit untuk mendapatkan tanamantransgenik tahanhama yang mempunyai sifat agronomi yang diinginkan pula. Untuk maksudtersebut dapat digunakan teknik molekuler guna menyeleksi keturunan dari tanaman transgenik,

    seperti seleksi restriction fragment length polymorphism (RFLP), dan random amplified

    polymorphic DNA-PCR (RAPD-PCR). Melalui pemuliaan diharapkan dapat diperoleh tanamantransgenik yang mampu bersaing dengan tanaman nontransgenik, antara lain dalam potensi hasil

    tinggi yang dapat dicapai oleh petani.

    Cara Perakitan Tanaman Transgenik Tahan Hama

    1. Menentukan prioritas jenis atau spesies hama yang akan dikendalikan dengan tanamantransgenik yang akan dirakit. Untuk keperluan ini umumnya akan dicari hama yang tidak

    mempunyai sumber gen tahan dari spesies tanaman inangnya, misalnya hama penggerekbatang padi, penggerek batang jagung, hama kepik, dan hama pengisap polong. Setelah

    itu ditentukan kandidat gen tahan yang akan dipakai, misalnya Bt-toksin, proteinase

    inhibitor (PI)

    2. Setelah gen yang diinginkan didapat maka dilakukan perbanyakan gen yang disebutdengan istilahkloninggen.Pada tahapankloning gen, DNA yang mengkode protein cryakan dimasukkan ke dalam vektor kloning (agen pembawa DNA), contohnya plasmid

    Bacillus thuringiensi. Kemudian, vektor kloning akan dimasukkan ke dalam bakterisehingga DNA tersebut dapat diperbanyak seiring dengan perkembangbiakanbakteri.

    3. Apabila gen yang diinginkan telah diperbanyak dalam jumlah yang cukup maka akandilakukan transfer gen tersebut ke dalam sel tumbuhan yang berasal dari bagian tertentu,salah satunya adalah bagian daun. Transfer gen ini dapat dilakukan dengan beberapa

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kloninghttp://id.wikipedia.org/wiki/Genhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kloninghttp://id.wikipedia.org/wiki/Vektor_kloninghttp://id.wikipedia.org/wiki/Plasmidhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Transferhttp://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/11/full-transgenik.jpghttp://id.wikipedia.org/wiki/Transferhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Plasmidhttp://id.wikipedia.org/wiki/Vektor_kloninghttp://id.wikipedia.org/wiki/Kloninghttp://id.wikipedia.org/wiki/Genhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kloning
  • 8/12/2019 Rekayasa Bt Untuk Tanaman

    11/13

    metode, yaitu metode senjata gen, metode transformasi DNA yang diperantarai bakteri

    Agrobacterium tumefaciens, dan elektroporasi (metode transfer DNA dengan bantuan

    listrik). Berikut adalah penjelasan tentang beberapa metode transfer gen.

    Metode senjata genatau penembakan mikro-proyektil. Metode ini sering digunakanpada spesies jagung dan padi. Untuk melakukannya, digunakan senjata yang dapatmenembakkan mikro-proyektil berkecepatan tinggi ke dalam sel tanaman. Mikro-

    proyektil tersebut akan mengantarkan DNA untuk masuk ke dalam sel tanaman.

    Penggunaan senjata gen memberikan hasil yang bersih dan aman, meskipun adakemungkinan terjadi kerusakan sel selama penembakan berlangsung.

    Metode transformasi yang diperantarai oleh Agrobacterium tumefaciens. Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Agrobacterium_tumefaciens>Agrobacterium

    tumefaciensdapat menginfeksi tanaman secara alami karena memilikiplasmid Ti,suatuvektor (pembawa DNA) untuk menyisipkan gen asing.Di dalamplasmid Ti terdapat gen

    yang menyandikan sifat virulensi untuk menyebabkan penyakit tanaman tertentu. Gen

    asing yang ingin dimasukkan ke dalam tanaman dapat disisipkan di dalam plasmid Ti.

    Selanjutnya, A. tumefaciens secara langsung dapat memindahkan gen pada plasmidtersebut ke dalam genom (DNA) tanaman. Setelah DNA asing menyatu dengan DNA

    tanaman maka sifat-sifat yang diinginkan dapat diekspresikan tumbuhan. Metode elektroporasi.Pada metodeelektroporasi ini, sel tanaman yang akan menerima

    gen asing harus mengalami pelepasan dinding sel hingga menjadi protoplas (sel yang

    kehilangandinding sel). Selanjutnya sel diberi kejutan listrik denganvoltase tinggi untuk

    membuka pori-pori membran sel tanaman sehinggaDNA asing dapat masuk ke dalam seldan bersatu (terintegrasi) dengan DNAkromosom tanaman. Kemudian, dilakukan proses

    pengembalian dinding sel tanaman.

    4. Setelah proses transfer DNA selesai, dilakukan seleksi sel daun untuk mendapatkan sel yang

    berhasil disisipi gen asing. Hasil seleksi ditumbuhkan menjadi kalus (sekumpulan sel yang

    belum terdiferensiasi) hingga nantinya terbentukakar dantunasApabila telah terbentuk tanaman

    muda (plantlet), maka dapat dilakukan pemindahan ke tanah dan sifat baru tanaman dapatdiamati.

    Dampak Positif dari Tanaman Transgenik

    1. Rekayasa transgenik dapat menghasilkan prodik lebih banyak dari sumber yang lebihsedikit.

    2. Rekayasa tanaman dapat hidup dalam kondisi lingkungan ekstrem akan memperluasdaerah pertanian dan mengurangi bahaya kelaparan.

    3. Makanan dapat direkayasa supaya lebih lezat dan menyehatkan.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Senjata_genhttp://id.wikipedia.org/wiki/Transformasi_DNAhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Agrobacterium_tumefacienshttp://id.wikipedia.org/wiki/Agrobacterium_tumefacienshttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektroporasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Spesieshttp://id.wikipedia.org/wiki/Jagunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Padihttp://id.wikipedia.org/wiki/Senjata_genhttp://id.wikipedia.org/wiki/Plasmid_Tihttp://id.wikipedia.org/wiki/Plasmid_Tihttp://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_tanamanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Plasmid_Tihttp://id.wikipedia.org/wiki/Genomhttp://id.wikipedia.org/wiki/DNAhttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektroporasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_tanamanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dinding_selhttp://id.wikipedia.org/wiki/Protoplashttp://id.wikipedia.org/wiki/Dinding_selhttp://id.wikipedia.org/wiki/Voltasehttp://id.wikipedia.org/wiki/DNAhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kromosomhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kalushttp://id.wikipedia.org/wiki/Akarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tunashttp://id.wikipedia.org/wiki/Tunashttp://id.wikipedia.org/wiki/Akarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kalushttp://id.wikipedia.org/wiki/Kromosomhttp://id.wikipedia.org/wiki/DNAhttp://id.wikipedia.org/wiki/Voltasehttp://id.wikipedia.org/wiki/Dinding_selhttp://id.wikipedia.org/wiki/Protoplashttp://id.wikipedia.org/wiki/Dinding_selhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_tanamanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektroporasihttp://id.wikipedia.org/wiki/DNAhttp://id.wikipedia.org/wiki/Genomhttp://id.wikipedia.org/wiki/Plasmid_Tihttp://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_tanamanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Plasmid_Tihttp://id.wikipedia.org/wiki/Plasmid_Tihttp://id.wikipedia.org/wiki/Senjata_genhttp://id.wikipedia.org/wiki/Padihttp://id.wikipedia.org/wiki/Jagunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Spesieshttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektroporasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Agrobacterium_tumefacienshttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Transformasi_DNAhttp://id.wikipedia.org/wiki/Senjata_gen
  • 8/12/2019 Rekayasa Bt Untuk Tanaman

    12/13

    Dampak Negative dari Tanaman Transgenik

    A. Aspek social

    1. Aspek ekonomi

    Berbagai komoditas pertanian hasil rekayasa genetika telah memberikan ancaman persaingan

    serius terhadap komoditas serupa yang dihasilkan secara konvensional. Penggunaan tebutransgenik mampu menghasilkan gula dengan derajad kemanisan jauh lebih tinggi daripada gula

    dari tebu atau bit biasa

    B. Aspek kesehatan

    1. Potensi toksisitas bahan pangan

    Dengan terjadinya transfer genetik di dalam tubuh organisme transgenik akan muncul bahan

    kimia baru yang berpotensi menimbulkan pengaruh toksisitas pada bahan pangan. Sebagaicontoh, transfer gen tertentu dari ikan ke dalam tomat, yang tidak pernah berlangsung secara

    alami, berpotensi menimbulkan risiko toksisitas yang membahayakan kesehatan.

    2. Potensi menimbulkan penyakit/gangguan kesehatan

    WHO pada tahun 1996 menyatakan bahwa munculnya berbagai jenis bahan kimia baru, baik

    yang terdapat di dalam organisme transgenik maupun produknya, berpotensi menimbulkan

    penyakit baru atau pun menjadi faktor pemicu bagi penyakit lain. Sebagai contoh, gen aad yang

    terdapat di dalam kapas transgenik dapat berpindah ke bakteri penyebab kencing nanah (GO),Neisseria gonorrhoeae.

    C. Aspek lingkungan

    1. Potensi erosi plasma nutfah

    Penggunaan tembakau transgenik telah memupus kebanggaan Indonesia akan tembakau Deli

    yang telah ditanam sejak tahun 1864. Tidak hanya plasma nutfah tanaman, plasma nutfah hewanpun mengalami ancaman erosi serupa. Sebagai contoh, dikembangkannya tanaman transgenik

    yang mempunyai gen dengan efek pestisida, misalnya jagung Bt, ternyata dapat menyebabkan

    kematian larva spesies kupu-kupu raja (Danaus plexippus) sehingga dikhawatirkan akan

    menimbulkan gangguan keseimbangan ekosistem akibat musnahnya plasma nutfah kupu-kupu

    tersebut.

    2. Potensi pergeseran gen

    Daun tanaman tomat transgenik yang resisten terhadap serangga Lepidoptera setelah 10 tahunternyata mempunyai akar yang dapat mematikan mikroorganisme dan organisme tanah, misalnya

    cacing tanah.

  • 8/12/2019 Rekayasa Bt Untuk Tanaman

    13/13

    3. Potensi pergeseran ekologi

    Organisme transgenik dapat pula mengalami pergeseran ekologi. Organisme yang pada mulanyatidak tahan terhadap suhu tinggi, asam atau garam, serta tidak dapat memecah selulosa atau

    lignin, setelah direkayasa berubah menjadi tahan terhadap faktor-faktor lingkungan tersebut.