Paper Problematika rekayasa budidaya tanaman

24
Penurunan dan Keterlambatan Produksi Buah Durian (Durio zibethinus Murray) Oleh Kelompok 2: Nadia Dwi Larasati (20120210102)

Transcript of Paper Problematika rekayasa budidaya tanaman

Page 1: Paper Problematika rekayasa budidaya tanaman

Penurunan dan Keterlambatan Produksi Buah Durian(Durio zibethinus Murray)

Oleh

Kelompok 2:

Nadia Dwi Larasati (20120210102)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA2013

Page 2: Paper Problematika rekayasa budidaya tanaman

I. PERMASALAHAN

Penanaman durian secara monokultur di daerah Sukabumi, Jawa Barat

oleh Pak Gino, mengalami penurunan produksi buah akibat bunganya rontok

sebelum pembuahan. Pada awalnya durian mampu berbuah 5-10 buah per pohon

pada tahun ke lima setelah penanaman. Setelah beberapa tahun kemudian

produktivitas tanaman menurun. Pak Gino memperoleh bibit yang berasal dari

cangkok varietas Sitokong dan tidak pernah melakukan pemeliharaan secara

intensif, termasuk pemupukan.

Pada saat yang sama, penanaman 2 tanaman durian di Bantul, Yogyakarta

oleh Pak Sigit mengalami masalah pembuahan. Yakni tanaman belum berbuah

setelah berumur 8 tahun. Tanaman berasal dari biji dan tidak diketahui

varietasnya.

II. DESKRIPSI/LANDASAN TEORI

Durian atau durio adalah tanaman buah asli Asia Tenggara. Tanaman

durian merupakan jenis pohon hutan basah yang memiliki tinggi mencapai 30-40

m dan garis tengah 2-2,5 m. Berikut klasifikasi ilmiah buah durian.

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivision : Spermatophyta

Division : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Dilleniidae

Order : Malvales

Keluarga : Bombacaceae

Genus : Durio Adanson

Spesies : Durio zibethinus Murray

Page 3: Paper Problematika rekayasa budidaya tanaman

Morfologi Tanaman

Tanaman durian merupakan jenis pohon tahunan, hijau abadi

(pengguguran daun tidak tergantung musim); tetapi ada saat tertentu untuk

menumbuhkan daun-daun baru (periode flushing atau peronaan) yang terjadi

setelah masa berbuah selesai. Ketinggian tanaman dapat mencapai 25-50 m.

Pohon durian sering memiliki banir (akar papan). Pepagan (kulit batang) berwarna

coklat kemerahan, mengelupas tak beraturan. Tajuknya rindang dan renggang.

1. Daun

Gambar 1. Daun Durian

Daun durian berbentuk jorong hingga

lanset dengan panjang 10-15 cm dan lebar 3-4,5

cm. Daun umumnya terletak berseling; bertan

gkai; berpangkal lancip atau tumpul dan berujung

lancip melandai. Sisi bagian atas berwarna hijau

terang, sedangkan sisi bawah tertutup sisik-sisik

berwarna perak atau keemasan dengan bulu-bulu

bintang.

2. Bunga

Gambar 2. Bunga Durian

Bunga durian muncul langsung dari batang

(cauliflorous) atau cabang-cabang yang tua di

bagian pangkal (proximal) secara berkelompok.

Bunga-bunga tersebut berkelompok dalam

karangan berisi 3-10 kuntum berbentuk tukal atau

mulai rata.

Kuncup bunganya membulat, diameternya sekitar 2 cm, dan bertangkai

panjang. Kelopak bunga berbentuk tabung sepangjang kurang lebih 3 cm. Daun

kelopak tambahan terpecah menjadi 2-3 cuping, berbentuk bundar telur. Mahkota

berbentuk sudip, panjangnya kira-kira 2 kali panjang kelopak, berjumlah 5 helai,

dan berwarna keputih-putihan. Benang sarinya banyak, terbagi kedalam 5 berkas.

Sementara kepala putiknya membentuk bongkol dengan tangkai yang berbulu.

Page 4: Paper Problematika rekayasa budidaya tanaman

Bunga muncul dari kuncup dorman, umumnya mekar pada sore hari dan

bertahan hingga beberapa hari. Sementara pada siang hari, bunga menutup. Bunga

durian menyebarkan aroma wangi yang berasal dari kelenjar nektar di bagian

pangkalnya untuk menarik perhatian kelelawar sebagai penyerbuk utamanya.

3. Buah

Gambar 3. Buah Durian

Buah durian bertipe kapsul berbentuk bulat,

bulat telur hingga lonjong dengan panjang hingga

25 cm dan diameter hingga 20 cm. Kulit buahnya

tebal serta berwarna hijau kekuning-kuningan,

kecoklatan hingga keabu-abuan. Permukaan kulit

durian bersudut tajam (berduri) walaupun duri ini

bukan duri dalam pengertian botani. Oleh karena

itu buah ini disebut buah durian.

Buah akan berkembang setelah pembuahan

dan memerlukan 4-6 bulan untuk pemasakan.

Pada masa pemasakan, terjadi persaingan

antarbuah pada satu kelompok sehingga hanya

satu atau beberapa buah yang akan mencapai kemasakan, sedangkan sisanya

gugur. Buah akan jatuh sendiri apabila masak. Pada umumnya berat buah durian

dapat mencapai 1,5-5 kg.

Setiap buah memiliki lima ruang yang menunjukkan jumlah daun buah

yang dimiliki. Masing-masing ruangan terisi oleh beberapa biji, biasanya tiga

butir atau lebih. Biji tersebut berbentuk lonjong dengan panjang kira-kira 4 cm.

Warnanya merah muda kecoklatan dan tampak mengkilap. Biji terbungkus oleh

arilus (salut biji, daging buah) berwarna putih hingga kuning terang dengan

ketebalan yang bervariasi. Pada kultivar unggul, ketebalan arilus ini dapat

mencapai 3 cm. Biji dengan salut biji dalam perdagangan disebut pongge.

Page 5: Paper Problematika rekayasa budidaya tanaman

Durian Varietas Sitokong

Tabel 1. Indeks Durian Varietas Sitokong

- No. Kepmentan

- Tgl pelepasan

- Asal

- Tinggi tanaman

- Lebar tajuk

- Bentuk tanaman

- Percabangan

- Kedudukan cabang

- Warna batang

- Keadaan batang

- Bentuk batang

- Bentuk daun

- Warna permukaan daun atas

- Warna permukaan daun bawah

- Kedudukan daun

- Bentuk bunga

- Warna mahkota bunga

- Warna benang sari

- Jumlah bunga per tandan

- Jumlah buah per tandan

- Bentuk buah

- Warna buah

- Bentuk duri

- Sifat buah

- Bobot per buah

- Ketebalan kulit buah

- Jumlah juring per buah

- Jumlah pongge per buah

- Warna daging

- Banyak biji sempurna per buah

- Bentuk biji

- Ketebalan daging

- Keadaan daging

897/Kpts/TP. 240/II/1984

12 November 1984

Lokal, Ragunan, Pasar minggu

20 m

8 m

Menjulang

Agak jorong, mulai ketinggian 5 m

Horizontal

Kecokelatan

Halus

Bulat (gilig)

Bulat panjang, ujung runcing

Hijau

Hijau kekuningan

Mendatar, ujung daun melengkung ke bawah

Bulat, dalam tandan

Putih

Kekuningan

5-15 buah

1-3 buah

Bulat panjang

Hijau kekuningan

Kerucut, rapat

Sukar dibelah

2-2,5 kg

Sedang (5-8 mm)

5 buah

5-25 buah

Kuning

5-20 buah

Lonjong kecil

Tebal

Kering berlemak

Page 6: Paper Problematika rekayasa budidaya tanaman

- Rasa daging

- Tekstur daging

- Aroma daging

- Produksi buah per tanaman

- Ketahanan terhadap penyakit

- Ketahanan terhadap hama

Penggerek buah

- Penampilan tanaman

- Keterangan

Manis

Halus sampai berserat halus

Harum, cukup tajam

50-200 buah/tahun, umur tanaman 100 tahun

Tahan penyakit busuk akar Fusarium sp.

Tahan terhadap tirathaba ruptilinea

Cukup menarik

Kualitas buah sama dengan durian luar negeri

Teknik Budidaya Tanaman Durian

Syarat Tumbuh Durian

Tanaman durian untuk dapat tumbuh dengan baik memiliki syarat tumbuh

yang berhubungan dengan iklim, media tanam dan juga ketinggian tempat. Durian

akan tumbuh optimum pada curah hujan maksimum 3000-3500 mm/tahun dan

minimal 1500-3000 mm/tahun. Intensitas cahaya 60-80%, temperatur 20-300C.

Tanah yang cocok untuk durian adalah jenis tanah grumusol dan andosol. Derajat

keasaman tanah yang dikehendaki tanaman durian adalah pH 5-7, dengan pH

optimum 6-6,5. Tanaman durian dapat tumbuh pada tempat dengan ketinggian

400-600 m dpl dan tidak boleh melebihi 800 m dpl.

Persiapan pengembangan kebun

- Penetapan lokasi tanam. Lokasi tanam sangat menentukan keberhasilan

produksi buah. Lokasi harus memenuhi memenuhi syarat agroklimat.

- Penetapan varietas. Tahapan ini sangat penting karena sangat berkaitan

dengan daya adaptasi.

- Penyediaan bibit. Bibit harus bersertifikat untuk menjamin mutu genetik

serta memiliki ukuran dan vigor yang baik.

- Persiapan lahan. Untuk tumbuh baik, persiapan lahan yang prima sangat

dibutuhkan. Persiapan lahan menyangkut pembersihan gulma, dll.

Penanaman dan Pemeliharaan

- Pemeliharaan rutin, mencakup pemangkasan cabang air, perbaikan

sirkulasi pada tajuk tanaman, monitoring organisme pengganggu tanaman,

Page 7: Paper Problematika rekayasa budidaya tanaman

pembersihan gulma disekeliling batang pohon, serta penyiraman bila

diperlukan.

- Pemangkasan tajuk. Untuk mendapatkan produksi buah yang optimum,

perlu pembuangan tunas-tunas serta cabang tersier yang hanya akan

mengurangi pengisian buah.

- Pemupukan. Pertumbuhan tanaman sangat membutuhkan pupuk yang

sesuai jenis, jumlah, dan aplikasinya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap

produksi buah dan kualitas buah.

Pembuahan dan Pemanenan

- Sanitasi lingkungan di sekitar pohon menjelang pembungaan agar proses

pembentukan buah tidak terganggu penyakit serta penambahan pupuk

organik disekitar batang pohon agar penyediaan air lebih terjaga untuk

mencegah bunga rontok.

- Penyerbukan bunga agar buah yang terbentuk banyak dan bentuk buah

sempurna. Pada daerah terbatas, penyerbukan perlu penyerbuk buatan,

misalnya dengan lebah hutan. Perlu diingat bunga durian siap serbuk

setelah pukul 19.00.

Perkembangan buah durian

Buah terbentuk dari bakal buah setelah bunga mengalami penyerbukan dan

pembuahan. Penyerbukan buah durian dibantu oleh serangga seperti lebah dan

kelelawar. Hal ini disebabkan bunga mengandung nektar dan beraroma harum

yang dapat mengundang serangga. Setelah penyerbukan, mahkota dan benang sari

akan layu dan rontok dan kemudian bakal buah akan berkembang menjadi buah.

Ilustrasi pertumbuhan buah dapat dilihat pada Gambar berikut

Page 8: Paper Problematika rekayasa budidaya tanaman

Gambar 4. Perkembangan Buah Durian

Pembentukan buah durian terjadi setelah bunga anthesis yang secara tidak

langsung diserbuki oleh serangga atau kelelawar (Ashari, 2002; 2006). Setelah

penyerbukan mahkota dan benang sari akan layu dan rontok (6-12 jam setelah

anthesis). Pelayuan dan perontokan mahkota dan benang sari ini disebabkan oleh

pengangkutan air secara besar-besaran dari bunga ke bagian ovarium (Salisbury

dan Ross, 1992). Setelah itu, bakal buah yang telah berhasil dibuahi akan

mengalami perkembangan menjadi buah durian. Volume buah mengalami

peningkatan tiap minggu. Hal ini dikarenakan pada saat perkembangan buah

terjadi peristiwa pembelahan dan pembesaran sel dalam berbagai arah

pertumbuhan yang menyebabkan perubahan perbandingan panjang dan diameter

buah, sehingga terjadi perubahan bentuk buah (Hidayat, 1995).

Deskripsi Wilayah

1. Kabupaten Sukabumi

Kabupaten Sukabumi mempunyai iklim tropik dengan tipe iklim B (Oldeman)

dengan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 2.805 mm dan hari hujan 144 hari.

Suhu udara berkisar antara 20-30 0C dengan kelembaban udara 85-89%.

Ketinggian dari permukaan laut wilayah Kabupaten Sukabumi bervariasi antara 0-

2.958 m.

1 2 3 4 5 6

Page 9: Paper Problematika rekayasa budidaya tanaman

Jenis tanah yang tersebar di Kabupaten Sukabumi sebagian besar didominasi

oleh tanah Latosal dan Podsolik yang terutama tersebar pada wilayah bagian

selatan dengan tingkat kesuburan yang rendah. Sedangkan jenis tanah Andosol

dan Regosol umumnya terdapat di daerah pegunungan terutama daerah Gunung

Salak dan Gununggede, dan pada daerah pantai dan tanah Aluvial umumnya

terdapat di daerah lembah dan daerah sungai.

2. Kabupaten Bantul

Rata-rata curah hujan di Bantul adalah 90,76 mm/bulan atau 1089,12

mm/tahun. Suhu udara relatif konsisten sepanjang tahun, dengan suhu rata-rata

300Celsius dan tingkat kelembabannya sekitar 59%.

Kabupaten Bantul mempunyai tujuh jenis tanah yaitu tanah Rendzina,

Alluvial, Grumosol, Latosol, Mediteran, Regosol, dan Litosol. Jenis tanah

Regosol merupakan jenis tanah yang dominan di wilayah Kabupaten Bantul.

Ketinggiannya kurang dari 100 m dpl.

III. ANALISIS PERMASALAHAN

Dari kasus yang terjadi di Sukabumi, Jawa Barat, diketahui bahwa tanaman

durian ditanam secara monokultur dengan jarak tanam sesuai anjuran. Bibitnya

berasal dari cangkok varietas Sitokong. Buah mulai berbuah pada tahun kelima

setelah ditanam. Setelah beberapa tahun, produksi durian yang seharusnya

meningkat justru menurun. Bahkan bunganya rontok sebelum pembuahan.

Ditinjau dari lokasinya, maka daerah Sukabumi memiliki syarat tumbuh yang

bagus untuk penanaman tanaman durian.

- Curah hujan

Sukabumi memiliki curah hujan sebesar 2.805 mm/tahun yang telah

memenuhi syarat tumbuh tanaman durian dengan curah hujan minimal

1500-3000 mm/tahun dan maksimum 3000-3500 mm/tahun.

Page 10: Paper Problematika rekayasa budidaya tanaman

- Suhu

Suhu udara juga telah memenuhi, yaitu sebesar 20-300C.

- Tanah

Tanah yang berada di Sukabumi yaitu latosol, andosol, dan podsolik.

Tanah andosol sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman durian.

Sehingga kemungkinan kecil tanaman ditanam di tanah andosol.

- Ketinggian

Ketinggian wilayah Sukabumi bervariasi. 0-2.958 m dpl. Sehingga

kemungkinan kecil tanaman durian ditanam pada ketinggian 400-600 m

dpl sesuai syarat tumbuh.

Ditinjau dari aspek teknik budidayanya, tanaman durian tersebut tidak

pernah dilakukan pemeliharaan secara intensif, yang meliputi tidak diberikannya

pupuk. Kurangnya perawatan tersebut mengakibatkan tanaman durian kurang

mendapat asupan nutrisi yang diperlukan untuk meningkatkan produksi buahnya.

Tidak diperhatikannya pemeliharaan ini disebabkan pemilik berpikir bahwa

tanaman durian akan tetap tumbuh dan berkembang dengan baik meskipun tanpa

perawatan secara intensif. Anggapan tersebut salah, karena tanaman durian

membutuhkan perawatan intensif untuk menghasilkan produksi buah yang

memuaskan. Selain pemupukan, tanaman durian juga membutuhkan perawatan

lain seperti penyiangan, pemangkasan, dan perawatan lainnya.

Penanaman tanaman durian ini dilakukan secara monokultur dimana

hanya terdapat satu kultivar yang ditanam pada satu luasan lahan. Sementara itu,

tanaman durian termasuk tanaman yang melakukan penyerbukan silang. Artinya

bunganya bisa menjadi buah bila diserbuki oleh bunga dari pohon lain. Bahkan,

persilangan ini juga masih diberi catatan lagi, durian dari pohon lain itu berasal

dari kultivar berbeda (Setiadi, 1995).

Dalam kasus ini, tanaman dapat berbuah diduga terdapat tanaman lain di

sekitar kebun. Menurut Setiadi (1995), serbuk sari bisa terbang karena terbawa

serangga atau angin sampai sejauh 1 km. Jadi, bila dalam radius tersebut terdapat

durian kultivar lain yang berbunga, berarti ada kemungkinan bunga durian akan

mengalami pembuahan.

Page 11: Paper Problematika rekayasa budidaya tanaman

Menurut Setiadi (1995), durian yang ditanam secara monokultur akan

mengalami kegagalan pembuahan. Apalagi bila durian itu berasal dari bibit

vegetatif yang mempunyai pertumbuhan pohon pendek, percabangannya rapat,

dan tajuk yang rimbun. Akibatnya, penyerbukannya agak terhalang. Apabila

terjadi kegagalan pembuahan, maka pada keesokan harinya bunga akan rontok.

Kerontokan bunga dapat juga disebabkan oleh kekurangan mineral kalium.

Apalagi telah diketahui bahwa tanaman durian tersebut tidak mendapat

pemeliharaan berupa pemupukan. Kekurangan mineral itu menyebabkan daya

tahan tanaman menurun. Sehingga ketika tanaman menjelang berbunga, unsur

NPK harus tersedia, Setiadi (1995). Karena tidak dilakukan pemupukan maka

menyebabkan daya tahan tanaman menurun, sehingga bunganya mudah rontok.

Menurut Sunarjono (1987), pengembangan tanaman durian dianjurkan

dengan menggunakan bibit vegetatif, yakni yang berupa okulasi, sambungan, atau

susuan. Bibit cangkok jarang digunakan karena hasil jadinya rendah.

Sedangkan dari kasus kedua, penanaman durian di Bantul, Yogyakarta,

diketahui bahwa 2 tanaman durian ditanam di pekarangan. Tanaman tersebut telah

berumur 8 tahun, namun belum berbunga dan berbuah. Asal tanaman tersebut

yaitu dari biji dan tidak diketahui varietasnya.

Ditinjau dari genetikanya, tanaman durian ini tidak diketahui varietasnya.

Ketidakjelasan varietas ini mengakibatkan ketidakjelasan mutu atau kualitas

durian yang ditanam. Dapat dimungkinkan juga, durian yang ditanam ini berasal

dari varietas yang kurang bagus sehingga mengalami keterlambatan pembungaan.

Ditinjau dari lokasi dan mikroklimatnya, daerah Bantul kurang memenuhi

persyaratan pertumbuhan tanaman durian. Bantul memiliki curah hujan 1089,12

mm/tahun sementara curah hujan minimal agar tanaman durian bisa tumbuh

optimal adalah 1500 mm/tahun. Menurut Setiadi (1995), apabila tanaman durian

kekurangan air, maka bunga akan mengalami kerontokan. Telah kita ketahui

bersama, bahwa unsur hara akan terserap dalam bentuk larutan. Jika kekurangan

air, maka unsur hara akan sulit terserap. Sehingga daya tahan tanaman akan

menurun dan bunga akan rontok. Selain itu, tanah, ketinggian juga kurang

memenuhi persyaratan agar tanman durian tumbuh secara optimal.

Page 12: Paper Problematika rekayasa budidaya tanaman

Ditinjau dari tanamannya, tanaman tersebut diduga hanya menghasilkan

bunga, tetapi tidak menghasilkan buah. Hal ini berkaitan dengan kegagalan

penyerbukan yang disebabkan oleh keseragaman varietas dan semakin

berkurangnya agen penyerbuk alami. Bunga yang telah mekar pada malam hari,

akan gugur jika tidak terjadi pembuahan.

Kegagalan pembuahan bisa dikarenakan tanaman sejenis. Sedangkan tanaman

durian merupakan tanaman yang melakukan penyerbukan silang dengan tanaman

lain yang tidak sejenis. Walaupun bunga durian termasuk bunga sempurna.

Selain itu, apabila ditinjau dari lokasi penanamannya yang berada di

pekarangan, dapat memiliki keuntungan dan kerugian bagi tanaman durian itu

sendiri. Keuntungan penanaman di pekarangan yakni pertumbuhan dan

perkembangan tanaman dapat dipantau secara mudah oleh pemiliknya. Begitu

juga untuk pemeliharaanya, seperti pemberian pupuk, penyiangan dan

pengendalian terhadap organisme pengganggu tanaman. Meskipun demikian,

penanaman di pekarangan memiliki kerugian bagi tanaman itu sendiri yakni

dengan lahan yang terbatas akan terbatas pula pertumbuhan dan

perkembangannya seharusnya dapat lebih maksimal.

IV. PENYELESAIAN MASALAH

Kasus yang terdapat di Sukabumi dapat diatasi dengan penyelesaian sebagai

berikut.

1. Penanaman durian secara monokultur kurang optimal atau kurang sesuai

untuk tanaman durian. Hal ini dikarenakan tanaman durian memerlukan

kultivar lain untuk melakukan penyerbukan. Apabila ditanam secara

monokultur dapat dilakukan penyerbukan buatan yang dibantu oleh petani.

Caranya yaitu dengan mengambil serbuk sari dari tanaman durian lain

kemudian dilarutkan ke dalam aquades. Larutan ini disemprotkan ke

bunga yang sedang mekar dengan botol semprot. Penyemprotan dilakukan

pada malam hari pukul 19.00. bila penyerbukan dilakukan dilain hari

serbuksari dapat disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu kira-kira

15°C. Cara ini mungkin kurang efektif mengingat penyerbukan buatan ini

Page 13: Paper Problematika rekayasa budidaya tanaman

perlu dilakukan secara manual dari satu pohon ke pohon lain yang sedang

berbunga, namun dengan demikian produktivitas durian dapat meningkat.

Pada suatu luasan lahan monokultur terdapat kemungkinan bahwa

tanaman durian tidak mengalami pembungaan secara serentak sehingga

petani hanya melakukan penyerbukan buatan pada beberapa tanaman yang

sedang berbunga.

2. Penurunan produksi buah durian diakibatkan oleh tidak dilakukannya

pemeliharaan secara intensif, sehingga bunganya rontok. Oleh karena itu

perlu pemeliharaan secara intensif untuk menaikkan produktivitas tanaman

durian tersebut. Yaitu dengan cara pemberian pupuk cair ataupun pupuk

organik. Pupuk cair bisa dilakukan pada saat mulai pembungaan hingga 60

hari setelah pembentukan buah atau setelah panen. Pemberiannya setiap 15

hari sekali. sementara jika menggunakan pupuk organik aplikasinya bisa

melalui tanah. Caranya dengan membuat lingkaran parit dengan lebar 20

cm dan kedalaman 20 cm pada radius 75 cm di sekeliling pohon (di bawah

kanopi tanaman). Kemudian ditimbun dengan tanah bekas galian. Pupuk

organik diberikan setiap tahun pada musim kemarau. Dosis yang

digunakan adalah 20-30 kg/pohon.

3. Karena tanaman berasal dari bibit cangkok, maka tanaman akan rimbun

dan pendek. Sehingga serbuk sari akan terhalang. Jadi perlu dilakukan

pemangkasan agar serbuk sari tidak terhalang dan terjadi pembuahan.

Kasus yang terdapat di Bantul dapat diatasi dengan penyelesaian sebagai berikut.

1. Tanaman durian ini berasal dari biji yang tidak diketahui varietasnya.

Tanaman juga belum mengalami pembuahan setelah berumur 8 tahun

diduga karena kegagalan pembuahan. Sehingga untuk mampu berproduksi

dengan baik dapat dilakukan penyerbukan buatan dari varietas lain yang

diketahui varietas dan kualitas buahnya. Penyerbukan buatan dapat

dilakukan dengan beberapa tahapan. Caranya yaitu dengan mengambil

serbuk sari dari tanaman durian lain kemudian dilarutkan ke dalam

aquades. Larutan ini disemprotkan ke bunga yang sedang mekar dengan

botol semprot. Penyemprotan dilakukan pada malam hari pukul 19.00.

Page 14: Paper Problematika rekayasa budidaya tanaman

Bila penyerbukan dilakukan dilain hari serbuk sari dapat disimpan dalam

lemari pendingin dengan suhu kira-kira 15°C.

2. Kerontokan bunga juga disebabkan oleh kurang intensifnya pemeliharaan

yang diberikan yakni diduga karena kurangnya pengairan yang diberikan.

Oleh karena itu perlu dilakukan pengairan yang cukup. Selain itu, bisa

juga dengan menambahkan pupuk organik di sekitar pohon agar

penyediaan air lebih terjaga.

3. Supaya tanaman lebih cepat berbunga, maka perlu menambahkan ZPT

agar tanaman berbunga. ZPT yang dapat digunakan adalah hormon

giberelin, baik yang alami maupun sintetik.

4. Penanaman tanaman durian dengan varietas lain juga perlu dilakukan.

Mengingat tanaman durian merupakan tanaman yang menyerbuk silang

walaupun merupakan bunga sempurna. Langkah ini dilakukan apabila

pada pekarangan tersebut masih terdapat tempat untuk tanaman durian.

Apabila tidak, tanaman durian dengan varietas lain ini dapat ditanam pada

lahan yang berjarak maksimal 1 km.

KESIMPULAN

1. Diperlukan pemeliharaan secara intensif untuk memperoleh produktivitas

tanaman durian secara optimal.

2. Lokasi penanaman berpengaruh terhadap produktivitas tanaman durian.

3. Selain lokasi, asal bibit juga mempengaruhi produktivitas tanaman durian.

4. Taknik budidaya sangat mempengaruhi produktivitas tanaman durian.

5. Diperlukan penyelesaian secara tepat sesuai dengan pokok masalah yang

dihadapi supaya hasilnya maksimal.

Page 15: Paper Problematika rekayasa budidaya tanaman

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Kabupaten Bantul.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bantul#Iklim_dan_topografi .

Diakses tanggal 17 September 2013.

Hidayat, E.B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB. Bandung.

Pemkab Bantul. 2013. http://bantulkab.go.id/ . Diakses tanggal 17 September

2013.

Pemrov Jawa Barat. 2013. Kabupaten Sukabumi.

http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/kabupaten_slashkota/profil

_kabupaten_slashkota/detailprofil/5 . Diakses tanggal 17 September 2013.

Salisbury, F.B, dan C.W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3(diterjemahkan

oleh Dyah R Lukman dan sumaryono). ITB. Bandung.

Setiadi. 1995. Bertanam Durian. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sobir dan Rodame M.. 2012. Bertanam Durian Unggul. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Sunarjono, H.. 1987. Ilmu Produksi Tanaman Buah-buahan. Sinar Baru. Bandung.