Rehabilitasi Medik Pada

11
BLOK NEUROPSIKIATRI II TUGAS KELOMPOK FAKULTAS KEDOKTERAN Desember 2013 UNIVERSITAS PATTIMURA “ KASUS 2” DISUSUN OLEH: Kelompok 2 Dosen : FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA

description

aq

Transcript of Rehabilitasi Medik Pada

BLOK NEUROPSIKIATRI IITUGAS KELOMPOKFAKULTAS KEDOKTERAN Desember 2013UNIVERSITAS PATTIMURA

KASUS 2

DISUSUN OLEH:Kelompok 2

Dosen :

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS PATTIMURAAMBON2013

KELOMPOK 2

Amri A Salampessy2009-83-014Devi H Udiata2009-83-042Wistanova Refialy2011-83-017Fadlah A Ruhuputty2011-83-020Muhammad P Sotja2011-83-021Asti Dwiningsih2011-83-022Stazia Noija2011-83-024Jenifer C Yohanis2011-83-027Vonny K Karelau2011-83-028Suman Jaro2011-83-029Muqsitu N Risaldin2011-83-030Westy C Gaspersz2011-83-031Natalia J Tetelepta2011-83-033Luses S Haryanto2011-83-034

REHABILITASI MEDIK PADA PASIEN BELLS PALSY SINISTRA

Bells Palsy (BP) adalah suatu kelumpuhan akut nervus fasialis perifer yang tidak diketahui penyababnya. Sir Charles Bell (1821) adalah orang pertama yang meneliti beberapa penderita dengan wajah asimetrik, sejak itu semua kelumpuhan n. fasialis perifer yang tidak diketahui sebabnya disebut Bells palsy. Defenisi lain menyebutkan Bells Palsy (BP) adalah kelumpuhan fasialis perifer akibat proses non-supuratif, non-neoplastik, non-degeneratif primer maupun sangat mungkin akibat edema jinak pada bagian nervus fasialis di foramen stilomastoideus atau sedikit proksimal dari foramen tersebut, yang mulainya akut dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.Sebelum kita membahas mengenai rahabilitasi medik pada Bells plasy maka akan dibicarakan mengenai rehabilitasi secara umum. Rehabilitasi medik menurut WHO adalah semua tindakan yang ditunjukan guna mengurangi dampak cacat handicap serta meningkatkan kemampuan penyandang cacat mengenai intergritas sosial.Tujuan rehabilitasi medik adalah:1. Meniadakan keadaan cacat bila mungkin2. Mengurangi keadaan cacat sebanyak mungkin3. Melatih orang dengan sisa keadaan cacat badan untuk dapat hidup dan bekerja dengan apa yang tertinggal.Untuk mencapai keberhasilan dalam tujuan rehabilitasi yang efektif dan efisien maka diperlukan tim rehabilitasi medik yang terdiri dari dokter, fisioterapi, okupasi terapis, ortotis prostetis, ahli wicara, psikolog, petugas sosial medik dan perawat rehabilitasi medik. Sesuai dengan konsep rehabilitasi medik yaitu usaha gabungan terpadu dari segi medik, sosial dan kekaryaan, maka tujuan rehabilitasi medik pada Bells palsy adalah untuk mengurangi/mencegah paresis menjadi bertambah dan membantu mengatasi problem sosial serta psikologinya agar penderita tetap dapat melaksanakan aktivitas kegiatan sehari-hari. Program-program yang diberikan adalah program fisioterapi, okupasi, social medik, psikolog dan ortotik prostetik, sedang program perawatan pesawat rehabilitasi dan terapi wicara tidak banyak berperan.Program Fisioterapi1. Pemanasana) Pemanasan superficial dengan infra redPada dasarnya generator infra red dibagi menjadi dua jenis yaitu generator non luminous dan luminous, yang mana perbedaan antara kedua jenis generator tersebut terletak pada jenis sinar yang terkandung pada tiap generator. Perbedaan kandungan sinar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut (1) generator non luminous, yaitu generator yang hanya terdiri dari sinar infra red saja sehingga pengobatan menggunakan jenis ini sering disebut infra red radiation dan (2) generator luminous, yaitu generator yang disamping mengandung infra red, generator ini juga terdiri dari sinar ultra violet, pengobatan dengan menggunakan generator jenis ini sering disebut sebagai radiant heating. Metode aplikasi IRPada dasarnya metode pemasangan IR dapat diatur sedemikian rupa sehingga sinar yang berasal dari lampu jatuh tegak lurus terhadap daerah yang di terapi, hal ini berlaku untuk penggunaan lampu baik jenis luminous maupun non luminous. Pada kondisi Bells palsy sinistra, IR dapat diaplikasikan pada wajah sisi kiri dan region sekitar foramen stilomastoideus selama 15 menit. Jarak pemasangan pada lampu luminous antara 35-45 cm sedangkan untuk pemasangan jenis non luminous antara 45-60 cm. Namun jarak ini bukan merupakan jarak yang mutlak diberikan karena jarak pemasangan lampu masih dipengaruhi oleh toleransi pasien dan besarnya watt lampu. Efek fisiologis pemberian IREfek-efek fisiologis yang dihasilkan oleh IR secara umum antara lain: 1). Meningkatkan proses metabolisme (seperti telah dikemukakan oleh hukum Vantt Hoff bahwa suatu reaksi kimia dapat dipercepat dengan adanya panas atau kenaikan temperatur akibat pemanasan sehingga proses metabolisme menjadi lebih baik)2). Vasodilatasi pembuluh darah (dengan adanya vasodilatasi pembuluh darah maka sirkulasi darah menjadi meningkat, sehingga pemberian nutrisi dan oksigen kepada jaringan akan ditingkatkan, dengan demikian kadar sel darah putih dan antibodi didalam jaringan tersebut akan meningkat. Dengan demikian pemeliharaan jaringan menjadi lebih baik dan perlawanan terhadap agen penyebab proses radang juga semakin baik)3). Mempengaruhi jaringan otot (adanya kenaikan temperatur disamping membantu terjadinya rileksasi juga akan meningkatkan kemampuan otot untuk berkontraksi)4). Dapat menyebabkan destruksi jaringan (Ini bisa terjadi apabila penyinaran yang diberikan menimbulkan kenaikan temperatur jaringan yang cukup tinggi dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga diluar toleransi pasien)5). Menaikkan temperatur tubuh (penyinaran yang luas yang berlangsung dalam waktu cukup lama dapat mengakibatkan kenaikan temperatur tubuh.6). Mengaktifkan kerja kelenjar keringat (engaruh rangsangan panas yang di bawa ujung-ujung saraf sensoris dapat mengaktifkan kerja kelenjar keringat di daerah jaringan yang diberikan penyinaran atau pemanasan. Pengeluaran keringat ini kalau berlebihan bisa menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit tubuh. Efek terapeutik (efek terapeutik yang dihasilkan dari pemberian IR antara lain (1) mengurangi atau menghilangkan nyeri, (2) rileksasi otot, (3) meningkatkan suplai darah dan, (4) menghilangkan sisa-sisa hasil metabolisme) Kontra indikasi (beberapa kondisi yang merupakan kontra indikasi pemberian IR adalah (1) jaringan yang mengalami insufisiensi pada darah, (2) gangguan sensibilitas kulit dan, (3) adanya kecenderungan terjadi perdarahan)b) Pemanasan dalam berupa Shortwave Diathermy atau Microwave Diathermy

2. Stimulasi listrikTujuan pemberian stimulasi listrik yaitu menstimulasi otot untuk mencegah/memperlambat terjadi atrofi sambil menunggu proses regenerasi dan memperkuat otot yang masih lemah. Misalnya dengan faradisasi yang tujuannya adalah untuk menstimulasi otot, redukasi dari aksi otot, melatih fungsi otot baru, meningkatkan sirkulasi serta mencegah/meregangkan perlengketan. Diberikan 2 minggu setelah onset. Gambar. Penggunaan Stimulasi Elektrik

3. Latihan otot-otot wajah dan massage wajahLatihan gerak volunter diberikan setelah fase akut, latihan berupa mengangkat alis tahan 5 detik, mengerutkan dahi, menutup mata dan mengangkat sudut mulut, tersenyum, bersiul/meniup (dilakukan didepan kaca dengan konsentrasi penuh). Massage adalah manipulasi sitemik dan ilmiah dari jaringan tubuh dengan maksud untuk perbaikan/pemulihan. Pada fase akut, Bells palsy diberi gentle massage secara perlahan dan berirama. Gentle massage memberikan efek mengurangi edema, memberikan relaksasi otot dan mempertahankan tonus otot. Setelah lewat fase akut diberi Deep Kneading Massage sebelum latihan gerakan volunteer otot wajah. Deep Kneading Massage memberikan efek mekanik terhadap pembuluh darah vena dan limfe, melancarkan pembuangan sisa metabolik, asam laktat, mengurangi edema, meningkatkan nutrisi serabut-serabut otot dan meningkatkan gerakan intramuskuler sehingga melepaskan perlengketan. Massage daerah wajah dibagi 4 area yaitu dagu, mulut, hidung dan dahi. Semua gerakan diarahkan keatas, lamanya 5-10 menit.

Program Terapi OkupasiPada dasarnya terapi disini memberikan latihan gerakan pada oto wajah. Latihan diberikan dalam bentuk aktivitas sehari-hari atau dalam bentuk permainan. Perlu diingat bahwa latihan secara bertahap dan melihat kondisi penderita, jangan sampai melelahkan penderita. Latihan dapat berupa latihan berkumur, latihan minum dengan menggunakan sedotan, latihan meniup lilin, latihan menutup mata dan mengerutkan dahi di depan cermin.

Program Sosial MedikPenderita Bells palsy sering merasa malu dan menarik diri dari pergaulan sosial. Problem sosial biasanya berhubungan dengan tempat kerja dan biaya. Petugas sosial medik dapat membantu mengatasi dengan menghubungi tempat kerja, mungkin untuk sementara waktu bekerja pada bagian yang tidak banyak berhubungan dengan umum. Untuk masalah biaya, dibantu dengan mencarikan fasilitas kesehatan di tempat kerja atau melalui keluarga. Selain itu memberikan penyuluhan bahwa kerja sama penderita dengan petugas yang merawat sangat penting untuk kesembuhan penderita.

Program PsikologikUntuk kasus-kasus tertentu dimana ada gangguan psikis amat menonjol, rasa cemas sering menyertai penderita terutama pada penderita muda wanita atau penderita yang mempunyai profesi yang mengharuskan ia sering tampil di depan umum, maka bantuan seorang psikolog sangat diperlukan.

Program Ortotik ProstetikDapat dilakukan pemasangan Y plester dengan tujuan agar sudut mulut yang sakit tidak jatuh. Dianjurkan agar plester diganti tiap 8 jam. Perlu diperhatikan reaksi intoleransi kulit yang sering terjadi. Pemasangan Y plester dilakukan jika dalam waktu 3 bulan belum ada perubahan Zygomaticus selama parase dan mencegah terjadinya kontaktur.

HOME PROGRAM1. Kompres hangat daerah sisi wajah yang sakit selama 20 menit2. Massage wajah yang sakit ke arah atas dengan menggunakan tangan dari sisi wajah yang sehat3. Latihan tiup lilin, berkumur, makan dengan mengunyah disisi yang sakit, minum dengan sedotan, mengunyah permen karet4. Perawatan mata:a) Beri obat tetes mata (golongan artifial tears) 3x seharib) Memakai kacamata gelap sewaktu berpergian siang haric) Biasakan menutup kelopak mata secara pasif sebelum tidur