Regulasi dan Progres Sertifikasi ISPO · Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Proses harmonisasi...
Transcript of Regulasi dan Progres Sertifikasi ISPO · Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Proses harmonisasi...
Regulasi dan Progres Sertifikasi ISPO
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
1
Disampaikan pada the 4th Indonesian Palm Oil Stakeholders (IPOS) Forum, Medan 25 Juli 2019
Struktur Presentasi
Progres Regulasi (Peraturan Presiden) Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO)
Regulasi Kelapa Sawit Berkelanjutan
2
1.
2.
Regulasi Kelapa Sawit Berkelanjutan
3
Definisi Pembangunan Berkelanjutan
Dipromosikan oleh Gro Harlem Brundtland dan Tim dalam Buku berjudul OUR COMMON FUTURE (1987), yang juga dikenal sebagai Laporan Komisi Brundtland
4
Komisi beranggotakan perwakilan dari 21 negara, yaitu : Norway, Sudan, Italy, Saudi Arabia, Zimbabwe, Cote d’ Ivoire, Germany, Hungary, China, Colombia, India, Brazil, Japan, Guyana, United States of America, Algeria, Indonesia, Nigeria, USSR, Yugoslavia, and Canada
To ensure that it meets the needs of present without compromising the ability of future generations to meet their own needs
Peran Strategis Kelapa Sawit
Penghasil devisa terbesar dalam 3 tahun terakhir USD. 18.1 milyar 2016, USD. 22.8milyar 2017 dan USD. 21.4 milyar 2018.
Memenuhi kebutuhan dalam negeri minyak makan dan bio-energi yang merupakankonsumen terbesar kedua setelah India
Penyediaan lapangan kerja 16,2 juta penduduk (4,2 juta langsung dan 12 juta tidaklangsung).
Mempercepat pembangunan regional di 22 provinsi sebagai daerah potensial penghasil sawit
Pengentasan kemiskinan sekitar 30 juta masyarakat lokal dan mendorong kesetaraanpembangunan antar wilayah
Membangun ketahanan energi melalui Program Mandatory Biodiesel B-20 yangdiresmikan 1 September 2018 serta persiapan peningkatan menjadi B-30
Mendukung pencapaian Nationally Determined Contribution (NDC) 29 % tanpabantuan internasional dan 41 % dengan bantuan internasional pada tahun 2030.
5
1
2
3
4
5
6
7
Regulasi Terkait Pencapaian Kelapa Sawit Berkelanjutan (1)
6
No Kebijakan Tujuan Utama
1. Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan(Instruksi Presiden No: 11/2015)
a. Merubah paradigma pengendalian kebakaran hutan dan lahan dari pemadaman menjadi pencegahan
b. Mempromosikan penyiapan lahan tanpa bakar (PLTB)c. Mengintegrasikan upaya pengendalian kebakaran hutan
dan lahan dengan melibatkan para pihakd. Meningkatkan upaya penegakan hukum dengan
menerapkan sanksi hukum yang menimbulkan efek jera
2. Kebijakan Satu Peta (Sebagai tindak lanjut Keppres No : 9/2016 tentang Percepatan Implementasi Kebijakan Satu Peta)
a. Megembangkan satu peta standarb. Menyediakan satu acuan informasic. Membangun satu basis data spasiald. Membangun satu portal data
3. Peremajaan Sawit Rakyat (Pertama diluncurkan oleh Presiden Oktober 2017)
a. Meningkatkan produktivitas dan kelestarian kelapa sawitb. Mendorong pembangunan kapasitas petani sawitc. Meningkatkan akses petani terhadap informasi, pasar dan
sumber pendanaand. Membangun petani sawit korporat
4. Program Mandatory B-20 (Diluncurkan Presiden1 September 2018)
a. Mengantisipasi kelangkaan bahan bakar fosil dan mengembangkan energi terbarukan melalui biodiesel
b. Mengimplementasikan NDC Indonesia 29 % atau 41% pada tahun 2030
c. Mengurangi defisit neraca perdagangan melalui pengurangan impor solar
d. Menguatkan industri biodiesel serta meningkatkan pendapatan petani dan industri kelapa sawit
Regulasi Terkait Pencapaian Kelapa Sawit Berkelanjutan (2)
7
No Kebijakan Tujuan Utama
5 Penundaan dan Evaluasi Perizinan Perkebunan Kelapa Sawit-Moratorium (Inpres No : 8/2018 ).
a. Meningkatkan tata kelola perkebunan kelapa kearahkeberlanjutan
b. Memberikan kepastian hukum usaha perkebunankelapa sawit
c. Menjaga kelestarian lingkungand. Meningkatkan kapasitas dan produktivitas petani
kelapa sawite. Moratorium diberlakukan untuk jangka waktu 3 tahun
sejak diundangkan
6 Penguatan Sistem Sertifikasi ISPO (Perpres sedang dalam proses)
a. Menjamin sistem pengelolaan kelapa sawit sudah memenuhi kaidah-kaidah keberlanjutan melalui penerapan prinsip dan kriteria ISPO secara konsisten
b. Memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas lingkungan, ekonomi dan sosial
c. Meningkatkan keberterimaan dan daya saing baik di pasar dalam negeri maupun internasional
d. Menunjang pencapaian Indonesian Nationally Determined Contributions (NDC) sesuai dengan janji Indonesia di COP 23 Paris 2015
7. Rencana Aksi National Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN-KSB) 2019-2024(Inpres sedang dalam proses)dan Forum Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (FoKSBI) di 18 Provinsi dan Kabupaten penghasil kepala sawit
a. Penguatan sistem dan basis data kelapa sawit, koordinasi dan infrastruktur
b. Meningkatkan kapsitas dan kapabilitas petani kelapa sawit
c. Menguatkan sistem pengelolalaan dan pemantauan lingkungan
d. Perbaikan tata kelola kelapa sawit dan penyelesaian perselisihan
e. Mempercepat proses sertifikasi ISPO dan peningkatan keberterimaan pasar
Kebijakan (Respon) Terhadap EU RED II dan DA
Membawa RED II dan DA khususnya Konsep ILUC kepada :a. WTO/DSB as Technical Barrier to Trade (TBT)b. European Court of Justicec. Isu yang dikeluhkan adalah pembatasan kuantitatif dan diskriminasi
Meningkatkan upaya diplomasi dan promosi tentang kelapa sawit Indonesia berkelanjutan baik melalui Perwakilan RI di luar negeri maupun Delegasi RI
8
Dua paralel upaya yang sedang dilakukan : a. Pembentukan Project Management Officers (PMO) untuk mengkoordinasikan
tenaga akhli terkait dalam menyiapkan bahan berbasis keilmuan untuk menepis konsep ILUC yang menyatakan Kelapa Sawit beresiko tinggi
b. Membentuk Tim Hukum yang berasal dari nasional dan internasional
Perpres Sistem Sertifikasi ISPO
9
Skema Kelembagaan ISPO (Peraturan Menteri Pertanian No : 11/2015)
• Komisi ISPO mempunyai
otoritas membuat keputusan
sertifikasi
• Lembaga Sertifikasi hanya
melakukan proses audit dan
tidak memutuskan hasil
sertifikasi ISPO
• Belum ada mekanisme
keberatan
• Tidak ada pemantau
independen
• Sertifikasi berlaku wajib
(mandatory) hanya untuk
perusahaan
10
Perusahaan
Perkebunan
Lembaga
Sertifikasi
Komisi ISPO
Sek. Komisi ISPO menilai
kelengkapan dokumen
Tim Penilai ISPO
Rekomendasi
hasil penilaian
Sertifikat terbit
1
2
3
4
5
6
7
Tidak memenuhi
syarat
Pemangku
Kepentingan
• IUP, IUP-B, SPUP, ITUP,
HGU
• Termasuk kebun kelas I,
II, III
Permohonan mendapatkan
pengakuan ISPO
Pemberitahuan untuk
memenuhi kelengkapan
Keluhan
Tidak lengkap
Lengkap
Ditolak
Skema Kelembagaan ISPO(Peraturan Presiden)
Komite Pengarah
ISPO
Komisi Sertifikasi
ISPO
Ilembaga Sertifikasi
SPO (LS)
Komite Akreditasi
Nasional (KAN)
Pelaku Usaha
(Perusahaan dan
Petani)
Keluhan /Banding
Akreditasi
Keluhan/ Banding
Sertifikai
1
2
34
5
6
7
• LS melakukan audit dan
mempunyai otoritas thd
keputusan akhir
sertifikasi
• Ada mekanisme
keluhan/banding
• Ada Pemantau
Independen
• Bersifat wajib
(mandatort) untuk
semua pelaku usaha
11
Usulan Sistem Implementasi ISPOSistem sertifikasi dibangun sebagai suatu sistem pembenahan praktik usaha kelapa sawit berkelanjutan, yang dapat diawalidengan self-declaration dari semua unit usaha dan industri untuk memenuhi prinsip dan kriteria ISPO yang bersifat mandatory.
Para pemilik perkebunan
sawit mendaftarkan
perusahaannya untuk
mendapatkan sertifikat
ISPO
Jika belum memenuhi
prinsip dan kriteria ISPO,
Komisi ISPO tidak
memberikan sertifikat
Auditor ISPO
kemudian melakukan
penilaian terhadap
prinsip keberlanjutan
kelapa sawit
Sistem grading atau readiness mapping dalam implementasi ISPO yang baru ditujukan untuk memberikan insentifdengan pelayanan dan peningkatan kapasitas bagi pelaksana unit usaha dan pekebun kelapa sawit untuk mendapatkan sertifikat ISPO.
Skor
Waktu
Jika unit usaha belum menerapkan prinsip keberlanjutan
(merah dan kuning), internal auditor atau pendamping
melakukan peningkatan kapasitas untuk dapat memenuhi
prinsip dan kriteria ISPO
Skema Sertifikasi ISPO Permen
Skema Sertifikasi ISPO Perpres
Auditor ISPO memberikan penilaian (grading dan readiness
mapping), dalam bentuk gradasi warna (merah, kuning dan
hijau).
Para pemilik perkebunan sawit dan industri (unit usaha)
mendaftar masuk dalam daftar untuk mendapat sertifikat ISPO
Sertifikat diberikan kepada unit usaha yang telah memenuhi
prinsip dan kriteria ISPO secara penuh.
Capacity
Building
Butuh
Perbaikan
Major
Butuh
Perbaikan
Minor
Sudah
Memenuhi
ISPO
12
Target Pemenuhan Tata Kelola Jangka Panjang
Seluruhperkebunankelapa sawitnasionaltersertifikasiISPO
60% dari seluruhperkebunan kelapa
sawit nasionaltersertifikasi ISPO
Seluruhperkebunan kelapasawit nasionalterdaftar dalamISPO
60% dari seluruhperkebunan kelapa
sawit nasionalterdaftar dalam
ISPO
ISPO sbg single certification system yang diakui
Self proclaimed perusahaan
diberlakukan
Dengan pemberlakuan sistem grading perusahaan kelapa sawit, maka target awal adalah terdaftarnya seluruh
perusahaan (swasta, pemerintah dan petani). Dalam jangka panjang, perkebunan yang terdaftar tersebut dapat
menunjukkan perbaikan performa untuk mendapatkan sertifikasi ISPO.
2019 2020
2021
2023
2024
2025
13
Prinsip dan Kriteria ISPO
Hukum
Ekonomi
Sosial dan Budaya
Lingkungan
1. Legalitas Usaha Perkebunan→ hukum, ekonomi, sosial dan lingkungan
2. Manajemen Perkebunan → ekonomi dan lingkungan
3. Perlindungan Pemanfaatan Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut → lingkungan
4. Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan → lingkungan
5. Tanggung Jawab Terhadap Pekerja → sosial andekonomi
6. Tanggung Jawab Sosial dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat → sosial dan ekonomi
7. Peningkatan Usaha Perkebunan → ekonomi8. Ketelusuran Rantai Pasok dan Transparansi→
hukum, ekonomi, sosial dan lingkungan
• Prinsip dan Kriteria dibuat berdasarkan peraturan-perundangan yang berlaku terkait pemanfaatan sumber daya alam yang meliputi aspek sosial, ekonomi, lingkungan dan hukum. Prinsip dan Kriteria dirinci menjadi Indikator dan verifiers.
• ISPO dijamin oleh Pemerintah oleh karena itu diberlakukan wajib (mandatory) untuk semua pelaku usaha termasuk petani (small holder farmers).
14
Contribution of Strengthened ISPO Principles and Criteria to SDGs 2030ISPO Principles and Criteria have complied to 12 out of 17 SDG 2030 goals
No. Principles SDG’s Goals
1. Farming Business Legality
2. Farming Management
3. Protection on Primary Natural Forests and Peat Lands
4. Environmental Management
5. Responsibility for Labors
6. Social Responsibility and Community Economy Empowerment
7. Improvement of BusinessSustainability
8. Supply Chain Traceability and Transparancy
No Poverty
1
1Decent Work
and Economic
Growth
8 Reduced
Inequalities10 Responsible
Consumption
12
Sustainable
Life on Land15 Peace, Justice,
and Strong
Institutions16
Clean Water
and Sanitation6 Decent Work
and Economic
Growth8
Responsible
Consumption12
12
Climate
Actions13
Sustainable
Life on Land15
Peace, Justice,
and Strong
Institutions
16
Climate
Actions13
Sustainable
Life on Land15
Clean Water
and Sanitation6Affordable and
Clean Energy7 Responsible
Consumption12 Climate
Actions13 Sustainable
Life on Land15 Peace, Justice,
and Strong
Institutions
16
No Poverty1Gender
Equality5 Decent Work
and Economic
Growth
8Reduced
Inequalities10
Good
Health and
Well-Being
3 Quality
Education4Decent Work
and Economic
Growth8
Peace, Justice,
and Strong
Institutions
16
Responsible
Consumption12
Reduced
Inequalities10Responsible
Consumption12
Peace, Justice,
and Strong
Institutions
16
15
Konsultasi Publik
Palu, Regional Sulawesi
Sorong, Regional Papua
Pekanbaru, Regional Sumatera
Palangkaraya, Reginal Kalimantan
16
Proses Perpres ISPO telah dilakukan 4 konsultasi publik regional yang melibatkan para pihak
Perkembangan Terakhir Perpres ISPO
Menjalani proses harmonisasi dengan K/L terkait yang dikoordinasikan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Proses harmonisasi lebih ditekankan kepada legal drafting dari pada isu-isu teknis mengingat isu teknis sudah dibahas dan disepakati oleh para pihak (stakeholders) terkait termasuk melalui konsultasi publik di 4 regional
Diharapkan Perpres Sistem Sertifikasi ISPO dapat ditandatangani oleh Bapak Presiden RI sebelum pelantikan Presiden baru
17
K/L terkait meliputi Kemenko Perekonomian, Kementerian Pertanian, Kementerian Setkab, Kementerian Setneg, Komite Akrediasi Nasional, Kemn LHK, KemnATR/BPN, Kemenperind, dan Kemendag
Terima Kasih
18