REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

45

Transcript of REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Page 1: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id
Page 2: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

REGISTER PIALANG KENDARAAN BERMOTOR

Studi Pemakaian Bahasa Kelompok Profesi di Surakarta

Page 3: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Sanksi Pelanggaran Pasal 113

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014

Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987

Perubahan atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982

Perubahan atas Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002

Tentang Hak Cipta

(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran

hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)

huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan

pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana

denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin

Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran

hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9

ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk

Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana

penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda

paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin

Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran

hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9

ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk

Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana

penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda

paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan,

dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)

tahun dan/atau pidana denda paling banyak

Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Page 4: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Dwi Purnanto

REGISTER PIALANG KENDARAAN BERMOTOR

Studi Pemakaian Bahasa Kelompok Profesi di Surakarta

UNS PRESS

Page 5: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

REGISTER PIALANG KENDARAAN BERMOTOR Studi Pemakaian Bahasa Kelompok Profesi di Surakarta Hak Cipta @ Dwi Purnanto. 2020 Penulis

Dr. Dwi Purnanto, M.Hum. Editor

Drs. Adyana Sunanda, M.Pd.

Ilustrasi Sampul UNS Press

Penerbit dan Percetakan Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press) Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia 57126 Telp. (0271) 646994 Psw. 341 Fax. 0271 7890628 Website : www.unspress.uns.ac.id Email : [email protected] Cetakan 1, Edisi I, Februari 2020 Hak Cipta Dilindungi Undang-undang All Right Reserved

ISBN 978-602-397-340-8

Page 6: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

v

PRAKATA

Setelah penulis menerjuni langsung ke dalam penelitian

ini dengan mengambil peran dan terlibat langsung ke dalam

profesi pialang selama sepuluh tahun akhirnya penulis

dapat menyelesaikan tulisan ini. Semua itu tidak lain karena

izin dari Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi

kesempatan penulis untuk mengamati lebih jauh dunia

kepialangan kendaraan bermotor; di samping sebagai tugas

sehari-hari penulis sebagai tenaga pengajar di Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sebelas Maret.

Tulisan ini dimaksudkan untuk menunjukkan hasil

kajian tentang register pialang kendaraan bermotor di

wilayah Surakarta. Penelitian ini dilakukan karena register

dipahami sebagai salah satu variasi pemakaian bahasa yang

disebabkan oleh adanya penggambaran proses sosial para

pemakaianya (baca pialang). Bahasa dalam konteks ini

dipahami karena ikut berperan sebagai sarana interaksi

sosial di dalam kelompok atau komunitas tersebut. Bentuk

bahasa yang dipakai terkadang memiliki karakteristik

tersendiri apabila dibandingkan dengan bentuk bahasa yang

digunakan oleh komunitas yang lain, memiliki strategi,

maksud tutur, dan leksikon-leksikon khusus sebagai simbol

interaksi di dalam kelompok pialang tersebut (yang

terkadang tidak bisa dipahami oleh pemakai bahasa dari

kelompok sosial yang lain). Di samping itu, pengambilan

lokasi penelitian di wilayah Suarakarta dilakukan karena

alasan mulai kuatnya wilayah ini sebagai kota budaya,

pariwisata dan sekaligus perdagangan yang mulai

Page 7: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

vi

berkembang dari arah perdagangan tradisional menjadi

perdagangan modern (dengan memanfaatkan jasa).

Hasil kajian register ini akan disajikan dalam urutan

seperti berikut. Pendahuluan akan memuat latar belakang,

metode penelitian. Keduanya akan ditempatkan pada bab I.

Berikutnya akan dibicarakan masalah kajian kepustakaan

dan penelitian tentang register, variasi bahasa dan register,

konteks dan konteks situasi, kerangka komprehensif analisis

register, campur kode dan alih kode, kajian pragmatik,

tindak tutur, prinsip kerja sama dan kesantunan dalam

berbahasa, dan metafora. Semua itu akan dituangkan pada

bab II. Situasi kebahasaan dan konteks budaya masyarakat

Surakarta, karakteristik pemakaian bahasa pialang

kendaraan bermotor, bentuk dan maksud tutur pialang, dan

leksikon khusus penentu register akan disajikan pada bab

III. Sebagai penutup akan diberikan simpulan dan saran

yang akan ditempatkan pada bab IV.

Selesainya tulisan ini tidak lepas dari kerja sama dan

peran serta dari pihak-pihak lain, baik perseorangan

maupun kelembagaan. Oleh sebab itu, sudah selayaknya

pada kesempatan ini penulis memberikan penghargaan dan

ucapan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah ikut

menunjang penulisan buku ini.

Penghargaan dan ucapan terima kasih yang pertama

kali penulis sampaikan kepada Dr. Maryono Dwiraharjo dan

Prof. Dr. H. D. Edi Subroto yang telah membimbing dan

mengarahkan penulis sehingga tulisan ini bisa terwujud.

Begitu juga kepada Tim Bantuan Pendidikan Pascasarjana

(BPPS), Ketua Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra UNS,

Direktur Pascasarjana UNS, dan Rektor UNS, yang telah

Page 8: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

vii

memberi bantuan dan kesempatan kepada penulis untuk

menyelesaikan penelitian ini. Tidak lupa pula saya

sampaikan terima kasih kepada UNS Press yang telah

memberi peluang demi terbitnya buku ini.

Selesainya penelitian ini tidak luput pula dari

keterlibatan istri penulis, Dra. Malikatul Laila, M. Hum.;

anak-anak tersayang, Fahma Alfikri, Fatania Latifa, dan

Arifa Sofia Mahra, yang senantiasa memberi dorongan dan

kekuatan doa demi selesainya buku ini.

Tulisan ini penulis sadari masih banyak kekurangan

dan kesalahannya. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat

menyempurnakan tulisan ini akan diterima dengan tangan

terbuka dan diucapkan terima kasih. Semoga ada

manfaatnya. Amin.

Surakarta, Januari 2020

Page 9: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

viii

DAFTAR ISI

PRAKATA ....................................................................... v

DAFTAR ISI ....................................................................... viii

DAFTAR SINGKATAN DAN TANDA ........................... xi

BAB I. PENDAHULUAN .......................................... 1

A. Latar Belakang ........................................... 1

B. Metode Penelitian ...................................... 5

BAB II. KAJIAN REGISTER DAN KONSEP TEORETIS YANG RELEVAN ....................... 11

A. Kajian Register ........................................... 11

B. Kajian Hasil Penelitian .............................. 12

C. Landasan Teori .......................................... 15

1. Studi Variasi Bahasa ............................ 17

2. Register ................................................... 19

3. Konteks dan Konteks Situasi .............. 22

4. Kerangka Komprehensif Analisis Register .................................................. 24

5. Metafora .................................................. 27

6. Campur Kode dan Alih Kode ............. 29

7. Kajian Pragmatik .................................. 31

8. Tindak Tutur ......................................... 33

9. Prinsip Kerja Sama dan Kesantunan Berbahasa ............................................... 34

Page 10: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

ix

10. Praanggapan, Implikatur, dan Entailment .............................................. 37

11. Situasi Kebahasaan dan Konteks Sosio-budaya .......................................... 38

BAB III. REGISTER PIALANG KENDARAAN BERMOTOR DI WILAYAH SURAKARTA . 43

A. Situasi Kebahasaan dan Konteks Sosio-budaya ........................................................ 43

1. Situasi Kebahasaan Masyarakat Surakarta ................................................ 43

2. Tata Pergaulan dan Struktur Sosial Masyarakat Surakarta .......................... 45

B. Karakteristik Pemakaian Bahasa Pialang 47

1. Pilihan Bahasa ....................................... 47

2. Pemanfaatan Gaya Tutur .................... 57

3. Campur Kode ....................................... 63

4. Strategi Komunikasi ............................. 67

C. Bentuk dan Maksud Tutur Pialang .......... 72

1. Tawar-menawar Harga ....................... 72

2. Perencanaan Transaksi ........................ 75

3. Pengecekan dan Penjajagan Harga ..... 76

4. Melakukan Transaksi Ulang ............... 79

5. Kegagalan Transaksi ............................ 80

6. Pencarian Barang Dagangan................ 82

7. Tawar-menawar Harga ....................... 84

Page 11: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

x

8. Meminati Barang Dagangan ............... 86

9. Tawar-menawar Komisi ...................... 88

10. Mencarikan Kendaraan Konsumen ... 90

11. Penilaian Kualitas Dagangan ............. 91

12. Pengalihan Tugas Transaksi ............... 93

13. Penolakan Barang Dagangan ............. 94

D. Kosakata Khusus Penentu Register Pialang ......................................................... 96

1. Transaksi Jual-Beli ................................. 98

2. Kualitas Kendaraan Bermotor ............. 99

3. Bentuk dan Tipe Kendaraan Bermotor (Mobil) .................................. 102

4. Penyebutan Harga Kendaraan Bermotor ................................................. 104

5. Surat-menyurat Kendaraan ................ 105

6. Pelambangan Dagangan dan Harganya ................................................ 106

7. Status dan Fungsi Kendaraan ............. 107

BAB IV. SIMPULAN ..................................................... 109

DAFTAR PUSTAKA ............................................................ 113

LAMPIRAN : KOSAKATA KHUSUS PENANDA REGISTER PIALANG .......................... 117

Page 12: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

xi

DAFTAR SINGKATAN DAN TANDA

SINGKATAN

BPKB : Buku Pemilik Kendaraan Bermotor

D : Dawung

K : Kerten

Ksa. : Kartosura

M : Manahan

S : Semanggi

SAMSAT : Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap

SAS : Sasana Adi Suara

SP : Solo Pos

STNK : Surat Tanda Nomor Kendaraan

T : Tipes

TANDA

[……] : Tanda Fonetis

(20/SP/5 OKT 2000) : Menandai sumber data nomor 20

dari Solo Pos bulan Oktober 2000.

‘……’ : terjemahan

: berasal dari

Page 13: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

xii

Page 14: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terdapat berbagai hal yang dapat dikaji dalam

masyarakat, antara lain masalah pemakaian bahasa oleh satu

kelompok sosial tertentu. Di dalam kehidupan sosial

terdapat beberapa kelompok profesi seperti: guru,

pengusaha, dokter, militer, petani, pengacara, pedagang,

dan sebagainya. Salah satu kelompok profesi lain yang

belum disebut dan menarik adalah kelompok profesi

pialang. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:618)

disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pialang adalah: 1.

perantara perdagangan (antara pembeli dan penjual); orang

yang menjualkan barang atau mencarikan pembeli; pialang

dan 2. orang atau badan hukum yang berjual beli sekuritas

atau barang untuk orang lain atas dasar komisi. Dilihat dari

objek yang diperdagangkan, tentu beragam barang yang

dapat dipialangkan. Di dalam penelitian ini objek yang akan

diteliti hanya difokuskan pada kelompok profesi pialang

kendaraan bermotor (kendaraan yang digerakkan dengan

mesin), khususnya mobil. Kelompok pialang kendaraan

bermotor yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

Page 15: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

2

pedagang kendaraan bermotor bekas (dalam arti tidak baru)

yang kecil, artinya mereka tidak memiliki kios atau ruang

pamer. Kelompok ini dalam beraktivitas senantiasa

berpindah-pindah dari pos yang satu ke pos yang lain. Dari

sinilah mereka berkomunikasi dengan sesama pialang

dengan bahasa yang khas pialangan (baca: register).

Sebagai salah satu kelompok profesi pialang lazimnya

memiliki keahlian di dalam hal mencarikan, membelikan,

dan menjualkan kendaraan bermotor. Mereka memiliki

jaringan kerja yang cukup luas, baik antarsesama pialang (di

dalam wilayah Surakarta dan di luar daerah Surakarta)

maupun pihak lain, seperti biro jasa pengurusan surat dan

bengkel (yang berfungsi untuk melancarkan aktivitas

perpialangan, misalnya pengurusan pajak dan pengecekan

kondisi mesin).

Di dalam melakukan aktivitas pialang senantiasa

memerlukan bentuk interaksi sosial (sesama pialang atau

dengan konsumen). Bentuk interaksi sosial itu membutuh-

kan bahasa sebagai sarananya. Untuk itu, setiap bentuk

interaksi sosial yang terjadi dalam situasi konkret pada saat

melakukan aktivitas perpialangan tersebut sering diistilah-

kan sebagai bentuk pemakaian bahasa.

Pialang kendaraan bermotor di Surakarta dapat

dikelompokkan atas pialang murni dan pialang sambilan

(part time). Pialang murni mengandalkan pekerjaan

kepialangan sebagai pekerjaan utama; pialang sambilan

menempatkan profesi pialang sebagai aktivitas sekunder

karena pekerjaan utamanya bukan pialang, misalnya guru,

dosen, bengkel (mobil atau cat), dan usaha dagang lainnya.

Berdasarkan status sosial-ekonomi, pialang memiliki tingkat

Page 16: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

3

sosial-ekonomi yang beragam. Ditinjau dari tingkat

pendidikan ditemukan pialang yang tamatan Sekolah Dasar,

Sekolah Menengah, dan Pendidikan Tinggi; tingkat ekonomi

pialang berasal dari kelas bawah (tanpa pekerjaan tetap),

menengah (pegawai pemerintah), dan kelas atas (pemilik

show room).

Mengenai fenomena seperti di atas Agricola dan Protze

dalam Dittmar (1976:567) menyatakan bahwa kelompok

masyarakat penutur berdasarkan profesi terbentuk karena

suatu gaya hidup yang sama dan sering hidup bersama

berdasarkan satu status profesi dan wibawa sosial tertentu.

Selanjutnya ditambahkan bahwa orang, benda, dan

perbuatan yang memegang peran istimewa dalam lingkup

kelompok tersebut memperoleh istilah-istilah yang khas.

Dari hasil pengamatan ditemukan kelompok pedagang

kendaraan bermotor bekas (selanjutnya baca: pialang)

terlihat menggunakan istilah-istilah yang khas. Di samping

itu, juga dijumpai fenomena pemakaian bahasa yang

berbeda dengan pedagang kendaraan bermotor bekas yang

omzetnya besar, menempati ruangan toko atau yang biasa

disebut dengan dealer atau show room. Pedagang kendaraan

bermotor bekas banyak mengenal dan memakai istilah-

istilah semacam: kaleng, orisinil, spet, dan sebagainya. Hal itu

tampak pada data-data berikut.

(1) EXEL ‘83 Biru, AD, Kaleng, isttw skl, Hubungi 081-

2298-3057

(2) WONDER ‘87 AC, Tp, VR 15, orisinil, putih, ex

Dokter, 44 jt, Hub: 7222223

Page 17: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

4

(3) BU COROLLA SE 85/86, orsl, Tgn I Nol Spet, Cklt

Met HP 08122986827

Dari sisi intensitas komunikasi terdapat perbedaan

antara kedua kelompok pedagang tersebut. Komunikasi

antaranggota kelompok pialang lebih sering (intens) karena

mereka biasa hidup berkumpul di suatu tempat secara rutin

yang populer disebut pos.

Dari sudut pandang sosiolinguistik fenomena yang ada

sangat menarik. Mereka berasal dari lapisan sosial ekonomi

yang beragam. Banyak di antara mereka yang menjadikan

pekerjaan ini sebagai pekerjaan utama, tetapi ada yang

memiliki profesi lain di samping sebagai pialang (pekerjaan

sambilan). Secara ekonomis, tingkat ekonomi mereka juga

beragam, yakni ada yang berasal dari tingkat sosial-ekonomi

rendah, menengah, dan ada juga yang dari tingkat sosial-

ekonomi tinggi. Selain itu, juga berbeda-beda tingkat

pendidikannya, yaitu tingkat rendah, menengah, dan tingkat

tinggi.

Dalam kesehariannya mereka hidup bersama dalam

satu kelompok yang lazim disebut pos. Mereka

berkomunikasi antara pialang satu dengan yang lain dengan

menggunakan kata atau istilah khas pada saat

memperbincangkan transaksi atau bisnisnya. Kata dan

istilah tersebut ada yang merupakan kata atau istilah baru,

tetapi ada pula kata atau istilah sehari-hari yang diberi

makna baru. Pemunculan kata atau istilah tersebut tentu ada

alasan dan maksudnya. Bertolak dari ketertarikan terhadap

bahasa yang digunakan serta hubungan mereka satu dengan

yang lain yang berjalan akrab serta melihat anggotanya yang

Page 18: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

5

terdiri atas berbagai lapisan sosial, ekonomi, dan pendidikan

itulah fenomena ini sangat menarik untuk diteliti.

Berdasarkan latar belakang di atas akhirnya penelitian

ini akan membahas masalah register pialang kendaraan

bermotor yang terjadi di wilayah Surakarta. Khususnya

yang berkaitan dengan kendaraan roda empat (mobil) dan

beberapa kendaraan roda dua. Penentuan prioritas itu

disebabkan oleh keragaman jenis dan merk kendaraan serta

asesoris yang dimiliki oleh kendaraan roda empat.

Secara singkat tujuan penelitian ini dapat dikemukakan

sebagai berikut:

1. Menjelaskan karakteristik pemakaian bahasa para

pialang di dalam transaksi jual-beli.

2. Menentukan jenis-jenis maksud tutur pialang di dalam

melakukan transaksi jual-beli.

3. Mengidentifikasi kosakata khusus sebagai penentu

register yang digunakan oleh para pialang kendaraan

bermotor.

B. Metode Penelitian

Dalam bagian ini akan dijelaskan ihwal jenis penelitian,

data dan sumber data penelitian, lokasi penelitian, populasi

dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis

data.

1. Jenis Penelitian

Penelitian tentang Register Pialang Kendaraan

Bermotor: Studi Pemakaian Bahasa Kelompok Profesi di

Surakarta ini dapat dikategorikan penelitian kasus. Tujuan

Page 19: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

11

BAB II KAJIAN REGISTER DAN KONSEP

TEORETIS YANG RELEVAN

A. Kajian Register

Di dalam disertasi Suwito (1987) yang berjudul

Berbahasa dalam Situasi Diglosik: Kajian tentang Kendala

Pemilihan dan Pemilahan Bahasa di dalam Masyarakat Tutur

Jawa di Tiga Kelurahan di Kotamadya Surakarta dijelaskan

bahwa di dalam masyarakat tutur Jawa di Surakarta

terdapat kecenderungan untuk memilahkan pemakaian

bahasa Jawa dan bahasa Indonesia berdasarkan faktor-faktor

sosial, kultural, dan situasional. Pemakaian bahasa Jawa dan

bahasa Indonesia beserta ragamnya dapat tumbuh subur

tanpa saling mempengaruhi satu sama lain sehingga

masyarakat tutur Jawa merupakan masyarakat tutur yang

diglosik. Fenomena ini tidak memungkiri bila bentuk

pemakaian bahasa Jawa selalu terjadi dalam situasi bilingual

dan multilingual. Hal itu tentu dapat terjadi pula dalam

pemakaian bahasa oleh kelompok profesi pialang.

Selanjutnya dinyatakan bahwa maksud tuturan dapat

diungkapkan dengan bahasa Jawa atau dengan bahasa

Page 20: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

12

Indonesia. Namun masing-masing maksud tutur memerlu-

kan "gaya tutur" tersendiri, yang antara lain ditandai oleh

intonasi, pilihan kata, dan topikalisasi. Selain itu, pemakaian

bahasa ragam lisan banyak diwarnai oleh tuturan singkat,

penanggalan-penanggalan, dan elipsis-elipsis. Hal itu

dimungkinkan juga karena dalam pemakaian ragam lisan

yang banyak dibantu oleh unsur-unsur non-verbal yang

dapat melancarkan komunikasi (Suwito, 1997:250).

Meskipun sangat berpengaruh dalam melancarkan

komunikasi unsur-unsur non-verbal juga rawan sekali untuk

diinterpretasi secara salah (Holmes, 1992:304). Berdasarkan

kenyataan ini akhirnya dalam memahami pesan suatu

komunikasi tampaknya perlu mempertimbangkan segi-segi

linguistik dan segi-segi nonlinguistik.

Pemakaian bahasa oleh sekelompok orang yang

ditandai oleh adanya pemilihan kosakata-kosakata tertentu

sesuai dengan kelompok-kelompok profesi atau sosial

tertentu dinamakan sebagai register (Wardaugh, 1986:48). Di

dalam pemakaian bahasa, termasuk pemakaian register,

terjadi penyampaian maksud. Dalam kaitan dengan ini

Verhaar (1979) membedakan antara makna, maksud dan

informasi. Makna dan informasi mengimplikasikan sifat

objektif, sedangkan maksud mempunyai implikasi yang

bersifat subjektif.

B. Kajian Hasil Penelitian

Penelitian register telah dilakukan oleh Crystal dan

Davy, Ferguson, Holmes, Laila, dan Nurhayati.

Page 21: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

13

Yang mula-mula melakukan penelitian register adalah

Crystal dan Davy dengan judul Investigating English Style

(1969), walaupun mereka menolak peristilahan register.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Ferguson (1983)

yang mengkaji siaran olah raga dalam radio (Radio

Sportscasting) (dalam Biber, 1994:353). Hasil pengamatan

yang mendalam mengenai register juga dilakukan oleh

Holmes (1992: 276-282).

Hasil penelitian Crystal dan Davy menyajikan lima

model analisis pemakaian bahasa menurut situasinya.

Situasi itu diklasifikasikan atas: (1) situasi dalam ranah

agama, (2) laporan surat kabar, (3) percakapan, (4)

dokumen-dokumen legal, dan (5) komentar radio yang tidak

tertulis.

Ragam bahasa Inggris dalam masing-masing situasi

pemakaian bahasa itu dibedakan ciri-ciri linguistiknya

(mulai dari tingkat fonologi/ortografi), leksikon, sintaksis,

dan wacana) dan seterusnya masing-masing ciri-ciri itu

diungkapkan mengenai motivasi-motivasi fungsional

pemakaiannya.

Penelitian Ferguson menempatkan tiga tingkat

pembedaan situasi. Situasi itu dipilahkan dalam konteks

siaran dengan situasi pertimbangan waktu tertentu (sedang

berlangsung, lampau dan selesai), siaran dengan

pertimbangan jenis pendengar, yaitu pendengar yang tidak

melihat olah raga lewat media cetak, dan siaran yang

mempertimbangkan pengetahuan konvensional yang sama-

sama dimiliki oleh penyiar dan pendengar, misalnya dalam

hal aturan main, istilah-istilah teknis, dan harapan bagi

pemainnya.

Page 22: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

14

Penelitian Holmes menyajikan hasil pengamatan

mengenai register para komentator olah raga di Inggris.

Hasilnya menunjukkan bahwa suatu bentuk register akan

mengungkapkan adanya kosakata-kosakata khusus,

pengurangan-pengurangan struktur, inversi, dan penekanan-

penekanan pada nomina-nomina tertentu yang dipakai

dalam suatu oposisi.

Laila (1999) meneliti Karakteristik Pemakaian Register

Transportasi di Wilayah Surakarta. Hasil penelitian itu antara

lain mengatakan bahwa register transportasi berwujud

kategori nomina, verba, ajektiva, dan adverbia (baik yang

berbentuk dasar maupun kompleks). Makna register

transportasi antarkota mengacu pada konteks situasi,

seperti: para pelaku (awak kendaraan), hal yang

dibicarakan, kesempatan tertentu, cara penyampaian, dan

beberapa peristiwa yang berada di sekitar transportasi.

Terdapat pula fungsi sosial pemakaian register transportasi

seperti: memberi aba-aba, menghemat tuturan, menyem-

bunyikan maksud tuturan (menyembunyikan sesuatu),

menjalin hubungan akrab, mengungkapkan perasaan atau

sikap, memberi dorongan kepada sopir, dan untuk melucu.

Nurhayati (2000) mengkaji Register Bahasa Lisan Penyiar-

penyiar Radio di Palembang yang tertuang dalam majalah

Linguistik Indonesia Tahun 18, Nomor 2 terbitan bulan

Agustus 2000. Temuan penelitiannya antara lain bahwa

dalam register penyiar ditinjau dari segi fonologi terdapat

variasi pengucapan oleh penyiar-penyiarnya; dalam bidang

morfologi ditemukan pemakaian bentukan-bentukan yang

lazim digunakan dalam percakapan resmi dan pembicaraan

akrab; di dalam bidang leksikon ditemukan pemakaian

Page 23: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

15

kosakata dari bahasa Indonesia yang digunakan dalam

situasi resmi, dialek-dialek regional, dan bahasa Inggris;

dalam bidang sintaksis dijumpai pemakaian kalimat aktif

lebih banyak dibandingkan dengan kalimat pasif, kalimat

pendek lebih banyak dibandingkan kalimat panjang, kalimat

yang berpola S-P dan P-S yang mengalami pelesapan subjek;

dan register bahasa lisan lebih diminati oleh para

pendengar.

C. Landasan Teori

1. Studi Variasi Bahasa

Di dalam studi sosiolinguistik bahasa tidak hanya

dipahami sebagai sistem tanda saja, tetapi juga dipandang

sebagai sistem sosial, sistem komunikasi, dan sebagai bagian

dari kebudayaan masyarakat tertentu. Oleh karena itu, di

dalam penelitian bahasa dengan ancangan sosiolinguistik

senantiasa akan memperhitungkan bagaimana pemakaian-

nya di dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh faktor-

faktor sosial tertentu. Faktor-faktor sosial itu antara lain

adalah: status sosial, tingkat pendidikan, umur, tingkat

ekonomi, jenis kelamin, dan sebagainya. Selain itu, bentuk

bahasanya juga dipengaruhi oleh faktor situasional,

misalnya: siapa yang berbicara, bagaimana bentuk

bahasanya, kepada siapa, kapan, di mana, dan mengenai

masalah apa. Faktor-faktor situasional seperti itu sejalan

dengan rumusan Fishman: Who speaks what language to whom

and when (dalam Pride and Holmes, 1979:15; Suwito, 1985:3).

Dengan demikian, setiap bentuk bahasa yang dipengaruhi

oleh berbagai konteks dengan masyarakat pemakainya

merupakan penelitian sosiolinguistik.

Page 24: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

43

BAB III REGISTER PIALANG KENDARAAN

BERMOTOR DI WILAYAH SURAKARTA

A. Situasi Kebahasaan dan Konteks Sosio-

budaya

1. Situasi Kebahasaan Masyarakat Surakarta

Situasi kehidupan kota pada umumnya menuntut

adanya kemampuan mengadakan interaksi sosial secara

memadahi di dalam berbagai bidang kehidupan Bidang

kehidupan yang terkait dengan pemakaian bahasa itu antara

lain melingkupi lingkungan keluarga, pendidikan, ke-

budayaan, jaringan kerja, dan kehidupan sosial-keagamaan.

Dalam setiap lingkungan tersebut menuntut individu

sebagai bagian dari suatu kelompok sosial dapat menguasai

bahasa sebagai media komunikasi. Masyarakat tutur Jawa di

Surakarta setidak-tidaknya juga menunjukkan gejala

pemanfaatan bahasa sebagai media interaksi sosial dalam

berbagai lingkungan kehidupan (sosial). Penduduk di

wilayah ini setidak-tidaknya menguasai dua bahasa, yaitu

Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa.

Page 25: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

44

Di dalam praktek atau pelaksanaannya masing-masing

bahasa itu tidak dapat digunakan untuk setiap keperluan

dan situasi. Keduanya dipakai dalam kaitannya dengan

peran dan fungsi sosialnya masing-masing. Pemilahan

bahasa yang didasarkan pada prinsip yang seperti ini adalah

terdapatnya kenyataan bahwa suatu bahasa hanya cocok

(tepat) untuk keperluan tertentu dan dalam situasi tertentu,

dan tidak akan cocok apabila digunakan untuk keperluan

dan situasi yang lain. Pandangan demikian ini oleh Fasold

(1980) disebut sebagai kecocokan distribusi fungsional

(proper functional distribution).

Berdasarkan prisip tersebut maka di wilayah Surakarta

dapat dipilah berdasarkan fungsinya masing-masing.

Pemakaian Bahasa Indonesia difungsikan untuk

kepentingan yang berkaitan dengan situasi formal nasional,

misalnya: pemakaian bahasa di lingkungan pendidikan,

upacara kenegaraan, rapat-rapat lembaga negara, dan

pendidikan. Sebaliknya untuk situasi formal kedaerahan,

seperti upacara perkawinan, upacara kematian, masalah

kebatinan dan filsafat kejawen sebagai perwujudan nilai

tradisional akan digunakan bahasa Jawa.

Situasi yang akrab dan santai memberi kelonggaran

peserta tutur untuk memilih dan memanfaatkan kedua

bahasa itu untuk menjalankan fungsi sosialnya. Misalnya

percakapan di dalam keluarga dan tawar-menawar barang

di dalam pasar.

Keberadaan bahasa Jawa sebagai bahasa daerah secara

otomatis akan menunjukkan identitas etnik pemakaianya.

Untuk itu, apabila di dalam suatu kelompok sosial,

(misalnya kelompok profesi pialang) terjadi penggunaan

Page 26: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

45

bahasa Jawa secara otomatis akan mengikat pemakai itu ke

dalam satu kelompoknya. Hal ini menunjukkan bahwa

masih terdapat kekuatan bahasa sebagai salah satu alat

untuk melakukan adaptasi sosial bagi individu-individu

yang akan terlibat dalam suatu interaksi sosial.

2. Tata Pergaulan dan Struktur Sosial Masyarakat

Surakarta

Masyarakat tutur Jawa telah berabad-abad memiliki

tatanan kehidupan yang begitu baik dan mapan. Tatanan

kehidupan itu ditata berdasarkan wawasan bahwa tidak ada

masyarakat tutur yang sederajat, melainkan setiap anggota

masyarakat yang satu dengan anggota masyarakat yang lain

memiliki hubungan vertikal, dalam arti kehidupan sosial

dan kehidupan pada umumnya merupakan tulang

punggung utama dari tatanan moral masyarakat tutur Jawa

dan disahkan oleh adanya kenyataan bahwa yang lebih

tualah yang mendekati kebenaran, sehingga patut

dihormati. (Mulder, 1985:54).

Pandangan seperti tersebut di atas menyiratkan bahwa

di dalam masyarakat Jawa (termasuk Surakarta) masih

memiliki satu tuntunan moral penghormatan. Selain itu,

masih ada lagi satu nilai yang diimplementasikan dalam

kehidupan sosial yang disebut penampilan sosial yang

harmonis (Hildred Geertz (1985:151). Kedua hal itu

merupakan kekuatan terpenting di dalam masyarakat Jawa

sampai saat ini.

Konsekuensi dari adanya dua tatanan itu akhirnya di

dalam masyarakat Jawa kedudukkan seorang individu dari

anggota masyarakat yang merasa lebih tua, yang merasa

lebih tinggi pangkatnya, dan sebagai tokoh masyarakat

Page 27: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

46

hendaknya sanggup bertindak sebagai pelindung (pengayom).

Paling tidak hendaknya mampu menjadi panutan bagi yang

lebih muda dan lebih rendah status sosialnya. Tata

kehidupan semacam ini betul-betul masih berlaku secara

mapan di dalam masyarakar tutur Jawa.

Tata pergaulan yang menempatkan tingkat kehidupan

vertikal semacam itu di dalam masyarakat Jawa disebut

unggah-ungguh. Asas unggah-ungguh inilah yang kemudian

membentuk dan mengatur tata sopan-santun antara anggota

masyarakat satu dengan anggota masyarakat yang lain.

Bahkan telah diabadikan sebagai ajaran moral Jawa oleh

seorang pujangga Surakarta, Raden Ngabehi Ranggawarsita

dalam Serat Wedharaga. Tata pergaulan itu antara lain

menyangkut cara berperi laku, bertindak, dan bertutur kata

di dalam masyarakat Jawa.

Di dalam masyarakat Jawa tradisional, khususnya di

keraton, terdapat pemilahan status anggota masyarakat.

Status itu antara lain berkaitan dengan gelar yang diberikan

raja pada saat itu kepada seseorang yang sekaligus

memperlihatkan adanya stratifikasi sosial pemiliknya. Gelar

yang berkait dengan stratifikasi sosial itu dipilahkan atas

sampeyandalem (raja), sentanadalem (kerabat raja), dan

abdidalem (pegawai kerajaan atau rakyat). (Maryono,

1996:396). Pihak pedagang termasuk dalam struktur

tersebut. Oleh karena itu, pedagang dapat digolongkan

sebagai kelompok luar keraton (pinggiran).

Masyarakat Jawa pada saat ini (termasuk Surakarta)

telah mengalami perubahan dalam pandangan terhadap

struktur kemasyarakatannya, terutama sejak orang Belanda

meninggalkan Indonesia dan berakhirnya perang Dunia II.

Page 28: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

47

Akhirnya stratifikasi yang dikenal di dalam masyarakat kota

sejak itu dipilahkan atas (1) golongan orang biasa dan para

pekerja keras, (2) golongan pedagang, dan (3) golongan

pegawai pemerintah yang bekerja di pemerintah-pemerintah

daerah, di instansi pemerintah, dan jabatan-jabatan

kepegawaian di belakang meja tulis (Koetjaraningrat,

1984:230-231).

B. Karakteristik Pemakaian Bahasa Pialang

Di dalam melakukan transaksi dan interaksi sesama

pialang ditemukan beberapa kekhususan pemakaian bahasa

ditinjau berdasarkan pilihan ragam, kehusususan bentuk

kebahasaan, pemanfaatan gaya tutur (bahasa), gejala campur

kode, dan strategi bertuturnya.

1. Pilihan Ragam Bahasa

Keberadaan register pialang kendaraan bermotor

merupakan salah satu cermin adanya pemakaian bahasa

yang menggambarkan kekhasan tersendiri karena memper-

lihatkan pemakaian bahasa oleh salah satu kelompok sosial

profesi yang berusaha mengadakan pemilahan ragam

bahasa. Pilihan ragam itu menyangkut pemilihan ragam

bahasa lisan dan ragam bahasa tulis yang berbeda. Ragam

bahasa lisan memilih tingkat tutur ngoko dan bahasa

Indonesia yang mendapat pengaruh dialek Jakarta; ragam

bahasa tulis memilih ragam bahasa Indonesia baku.

Kalau ditinjau dari tipe wacana yang dipilih termasuk

tipe wacana konsultatif, karena di dalamnya terdapat

percakapanan (tanya jawab) yang berusaha mengadakan

tawar-menawar barang, menilai mutu barang untuk

Page 29: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

109

BAB IV SIMPULAN

Sejalan dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan

dalam penelitian ini dapat ditemukan tiga simpulan sebagai

berikut.

1. Karakteristik pemakaian bahasa para pialang dapat

dipilahkan atas pemakaian bahasa Jawa dan pemakaian

dalam bahasa Indonesia. Di dalam berinteraksi secara

lisan (jual-beli) dipilih bahasa Jawa dengan tingkat tutur

ngoko antarsesama pialang yang sudah akrab atau intim;

tingkat tutur krama untuk pialang yang baru saling

kenal dan lebih tua usianya. Penggunaan bahasa

Indonesia yang diwarnai dialek Jakarta ditemukan

dalam rangka menawarkan kendaraan bermotor melalui

mass media (radio dan surat kabar); untuk menuliskan

kuitansi dan perjanjian jual-beli, dipilih pemakaian

bahasa Indonesia baku karena menyangkut pembahasa-

an materi dalam bidang hukum.

Perbedaan jarak sosial (khususnya pendidikan)

dalam interaksi sosial para pialang akan berpengaruh

pada pilihan ragam dan strategi bertuturnya. Di dalam

pelaksanaanya, pialang yang berpendidikan tinggi akan

Page 30: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

110

dapat memilih konteks pemakaian yang tepat dalam

bertransaksi, selain itu juga digunakan bentuk penolakan

yang lebih tidak langsung. Bentuk tuturan langsung

disesuaikan dengan modus kalimatnya sehingga mitra

tutur dapat langsung menangkap dan memahami meta

pesan yang dimaksudkan; sebaliknya tuturan tidak

langsung dari pialang selaku pembeli sering harus

menerka meta pesan yang tertuang dalam tuturan.

Tuturan tidak langsung ini menyimpang dari prinsip

kooperatif, khususnya maksim relevansi, walaupun

punya maksud untuk menjaga hubungan sosial agar

tidak saling tersinggung.

Di dalam komunikasi antarpialang juga dimanfaat-

kan gaya tutur (bahasa) metaforik dan metonimia.

Pemilihan gaya tutur tersebut membangkitkan

kreativitas dan kesegaran di dalam berkomunikasi; selain

itu juga menadai fungsi komunikasi yang cepat dan

efisien. Kosakata khusus penanda register mengandung

makna spesifik berdasarkan konteks pemakaian yang

bersifat isomorfik.

Ciri khas pemakaian bahasa pialang juga ditandai

oleh adanya penciptaan kata sebagai kosakata khusus

yang diserap dari bahasa lain, misalnya Bahasa Inggris

(khusus yang berkaitan dengan leksikon otomotif

sebagai produk teknologi transportasi), pemanfaatan

bahasa Cina percakapan (misalnya penyebutan L 300

dengan diucapkan [L sap?], seratus diucapkan [cp?].

diwarnai juga dengan pengucapan dialek Jakarta dengan

dipakainya sufiks -in (dalam kata nawarin). Gejala

semacam ini lazim dikosakatakan sebagai campur kode.

Page 31: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

111

Kekhasan dalam pembentukan kata antara lain

ditemukan adanya penyingkatan kata, bentuk

pemendekan atau kontraksi sebagai salah satu

pembentukan kata dalam bahasa. Pemakaian kalimat

inversi ditemukan dalam kalimat penawaran mobil

melalui iklan surat kabar.

2. Maksud tutur di dalam register pialang ditandai oleh

munculnya berbagai tipe wacana yang dipakai. Dasar

yang dipakai adalah isi atau maksud tuturan yang

diinformasikan oleh wacana. Wacana yang dipakai bisa

berwujud monolog (iklan) dan dialog (percakapan).

Maksud tutur yang ingin disampaikan pialang antara

lain seperti berikut.

a. tawar-menawar harga kendaraan

b. perencanaan transaksi jual-beli

c. penjajagan atau pengecekan harga

d. melakukan transaksi ulang

e. pengungkapan kegagalan transaksi

f. pencarian barang dagangan

g. meminati barang dagangan

h. tawar-menawar komisi

i. mencarikan kendaraan konsumen

j. menginformasikan dagangan

k. pengecekan harga

l. pengalihan tugas transaksi

m. penolakan barang dagangan.

3. Ditemukan sejumlah kosakata khusus dan acuan makna

yang dikonvensikan sebagai penanda register pialang.

Page 32: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

112

Kosakata itu terdapat dalam kaitannya dengan fungsi

sosial pemakaian bahasa seperti berikut.

a. transaksi jual-beli

b. kualitas kendaraan bermotor

c. bentuk dan tipe kendaraan

d. asesoris dan surat-menyurat

e. harga kendaraan bermotor

f. pelambangan barang dagangan

g. fungsi kendaraan bermotor.

Sebagai konsekuensi adanya pemilihan perangkat

kognitif bahasa, maka bahasa harus memadahi sebagai

sistem komunikasi dan dapat ditentukan pola

(kaidah)nya; sebagai perangkat tingkah laku kultural

akan menempatkan bahasa sebagai (1) bentuk tingkah

laku kultural, (2) perlunya pembakuan bahasa (baik

formal maupun informal) dan dipandang sebagai

tingkah laku sosial terhadap bahasa, (3) dalam

masyarakat tutur selalu ada reaksi subjektif terhadap

adanya ragam bahasa yang dipakai oleh lapisan-lapisan

masyarakat, dan (4) tidak dapat diingkari munculnya

ragam-ragam bahasa.

Page 33: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

113

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Chaer dan Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik:

Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta.

Alwasilah, Chaedar. 1985. Sosiologi Bahasa. Bandung:

Angkasa.

Aminuddin. 1988. Semantik: Pengantar Studi tentang Makna.

Malang: CV Sinar Baru.

Anton M. Moeliono dkk.(peny.). 1995. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Biber, Douglas dan Edward Finegan (ed.). 1994.

Sociolinguistic Perspectives on Register. New York:

OUP.

Brown, Gillian dan George Yule. 1983. Analisis Wacana (terj. I

Soetikno). Jakarta: Gramedia.

Depdikbud. 1995. Teori dan Metode Sosiolinguistik II. Jakarta:

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Dewa Putu Wijana. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta:

Andi.

______. 1999. “Wacana dan Pragmatik” dalam Pelatihan

Analisis Wacana oleh Pusat Penelitian Kebudayaan

dan Perubahan Sosial UGM 2-7 Agustus 1999.

Dinnen, Francis P. 1967. An Introduction to General Linguistics.

Washington: Georgetown University Press.

Dittmar, Norbert. 1976. Sosiolinguistic: a Critical Survey of

Theory and Application. London: Adward Arnold.

Page 34: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

114

Edi Subroto, D. 1986. Semantik Leksikal II. Surakarta:

Universitas Sebelas Maret.

______. 1991. “Metafora dan Kemetaforaan (Analisis

Beberapa Puisi Indonesia)” dalam Haluan Sastra No.

17 TH X Oktober. Surakarta: Fakultas Sastra.

Fasold, Ralph. 1984. The Sociolinguistics of Society. New York:

Blackwell.

Fishman, .Joshua A. 1972. The Sociology of Language. USA:

Newbury House Publisher.

______. 1975. Sociolinguistics: a Brief Introduction. USA:

Newbury House Publisher.

Geertz, Hildred. 1985. Keluarga Jawa. Jakarta: Grafiti Pers.

Halliday, M.A.K. 1978. Language as Social Semiotic: The Social

Interpretation of Language and Meaning. Great Britain:

Edward Arnold Ltd.

Halliday, M.A.K dan Ruqaiya Hasan. 1994. Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek Bahasa dalam Pandangan Semiotik Sosial

(terj. Asrudin Barori Tou). Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Harimurti Kridalaksana. 1982. Kamus Linguistik. Jakarta: PT

Gramedia.

Holmes, Janet.1992. An Introduction to Sociolinguistics.

London: Longman.

Hudson, R.A. 1980. Sociolinguistics. Great Britain: Cambridge

University Press.

Hymes, Dell.1976. "Models of Interaction of Language and Social

Life", di dalam Roger T.Bell, Sociolinguistics:Goals

Approach and problems. London: B.T. Batsford ltd.

Page 35: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

115

______. 1979. Foundations in Sociolinguistics: An Ethnographic

Approach. Philadelphia: University of Pensylvania

Press.

Koentjaraningrat. 1984. Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai

Pustaka.

Kunjana R. Rahardi. 2000. Imperatif dalam Bahasa Indonesia.

Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik (terj. M.D.D.

Oka). Jakarta: Universitas Indonesia.

Malikatul Laila. 1999. Karakteristik Pemakaian Register

Transportasi Antarkota di Wilayah Surakarta (tesis).

Yogyakarta: UGM.

Mansoer Pateda. 1992. Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa.

Maryono Dwiraharjo. 1996. Fungsi dan Bentuk Krama dalam

Masyarakat Tutur Jawa: Studi Kasus di Kotamadya

Surakarta (disertasi). Yogyakarta: Universitas Gadjah

Mada.

Mulder, Niels. 1986. Kepribadian Jawa dan Pembangunan

Nasional. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nababan, P.W.J. 1982. Pengantar Linguistik. Jakarta:

Gramedia.

Noeng Muhadjir.1990. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Yogyakarta: Rake Sarasin.

Nurhayati. 2000. “Register Bahasa Lisan Penyiar-Penyiar

Radio di Palembang: Studi Analitis dari Aspek

Sosiolinguistik dan Kaitannya dengan Ketertarikan

Pendengar” dalam Linguistik Indonesia Tahun 18

Nomor 2. Jakarta: Pusat Kajian Bahasa dan Budaya.

Page 36: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

116

Pride, J.B. dan Janet Holmes. 1976. Sociolinguistics. England:

Penguin Education, Penguin Book Ltd.

Schiffrin, Deborah. 1994. Approaches to Discourse. Cambridge:

Blackwell.

Singh, Rajendra (ed.). 1996. Towards a Critical Sociolinguistics.

Amsterdam: John Benjamins.

Stork dan Hartman. 1972. Dictionary of Language and

Linguistics. London: Applied Science Publisher.

Suwito. 1982. Pengantar Awal Sosiolinguistik: Teori dan

Problema. Surakarta: Henary Offset.

______. 1987. Berbahasa dalam Situasi Diglosik: Kajian tentang Kendala Pemilihan dan Pemilahan Bahasa di dalam

Masyarakat Tutur Jawa di Tiga Kelurahan Kotamadya

Surakarta (disertasi). Jakarta: Universitas Indonesia.

Ullman, Stephen. 1972. Semantics: An Introduction to the

Science of Meaning. London: Basil Blackwell.

Verhaar, J.M.W. 1979. Pengantar Linguistik. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Vredenbregt, Jacob. 1978. Metode dan Teknik Penelitian

Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

Wardaugh, Ronald. 1976. The Contexts of Language.

Massachusetts: Newbury House Publisers, Inc.

______. 1986. An Introduction to Sociolinguistics. New York:

Basil Blackwell.

Page 37: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

117

LAMPIRAN

Page 38: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

118

Page 39: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

119

KOSAKATA KHUSUS PENANDA

REGISTER PIALANG

ambulan ‘mobil warna putih’

anteb ‘mahal’

apikan ‘kondisi mobil bagus’

asli ‘surat-surat kendaraan (mobil) sah’

bagong ‘sebutan mobil yang lampunya bulat besar’

banci ‘sebutan mobil twincamp 1300 cc/kijang tiga pintu’

banggelan ‘harga sesama pialang’

barang cilikan ‘mobil murah’

barang gedhe ‘mobil mewah’

barteran ‘tukar-menukar harga mobil’

blok ‘tipe kaca mati untuk mobil station’

bodong ‘mobil tidak dilengkapi surat-menyurat yang sah

buka ‘harga penawaran mobil’

bukung ‘mobil hetchback’

byur-byuran ‘cat ulang’

cabutan ‘surat kendaraan (mobil) dari luar daerah’

carteran ‘mobil untuk disewakan’

culke ‘disetujui harga mobil’

dagangan ‘mobil untuk jual-beli’

Page 40: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

120

dalane ‘sebutan lain pialang’

dandan ‘perlu perbaikan’

diacarakke ‘aktivitas pialang untuk menawarkan mobil’

diiling ‘mobil yang masih bisa untung untuk dijual’

dobel ‘mobil ban ganda/starter elektrik/AC blowernya dua’

duplikat ‘salinan BPKB atau STNK’

engkel ‘mobil truk ban tunggal’

full variasi ‘mobil bervariasi lengkap’ (3, 36)

gembreng ‘ pelat mobil belum keropos’

goyang ‘berubah harganya’

istimewa ‘kondisi mobil istimewa’

jangkrik ‘sebutan mobil jymny tahun 80/81’

jeglogan ‘nomor mesin atau rangka telah dipalsukan’

jeruk ‘sebutan honda grand tahun 97 akhir’

kaca standar ‘kaca dorong’

kaleng ‘pelat besi mobil tidak keropos’

kapsul ‘jenis mobil kijang (starlet) yang berbentuk seperti

kapsul’

kawinan ‘nomor mesin atau rangka dari mobil berbeda’.

kekasut ‘kena perkara pidana’

kena ‘ bagian mobil yang menabrak/menyerempet’

Page 41: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

121

klebu ‘mobil disetujui konsumen’

komisi ‘uang jasa’

komplit ‘lengkap asesoris’

lampu kotak ‘lampu berbentuk kotak’

lampu sipit ‘lampu mobil seperempat lingkaran’

lawang kupu ‘pintu mobil keluar-masuk’

lemu ‘dempul mobil tebal’

mambu ‘mobil sudah ditawarkan ke berbagai tempat’

mati sek ‘harga mati’

mbeleh ‘mengambil untung banyak’

mblawuk ‘cat mobil sudah kusam’

mbledhos ‘batal transaksi’

meri ‘yamaha 50 cc’

minthi ‘honda 50 cc’

nego(siasi) ‘harga runding’

nembak ‘ pajak kendaraan tanpa persyaratan yang lengkap’

nete ‘harga mati’

nge-up-ke ‘menaikkan harga pokok’

ngidak harga mobil dari pemilik dipatok dahulu’

ngothak ‘mematok harga jual ’

niaga ‘ mobil untuk perdagangan’

Page 42: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

122

nol spet ‘bagian mobil belum ada yang dicat ulang’

nulup ‘mencuri jejak pialang lain’

nutup ‘harga beli mobil’

nyompil atau sompilan ‘asesoris kendaraan (mobil) yang biasa

diambil pialang’

orisinil ‘cat mobil dari karoseri atau pabrik’

pedhote ‘harga pokok mobil’

persekot atau panjer ‘uang muka’

pick up ‘mobil barang terbuka’

plethuk ‘honda 70 cc’

plorotke ‘diturunkan’

regane anteb ‘harga mahal’

rego nete ‘harga pokok’

resik ‘harga tanpa komisi’

rewo-rewo ‘kondisi cat dan plat mobil sangat jelek’

robot ‘yamaha tahun 1983’

second ‘mobil bekas’

sikilan ‘transportasi harian pialang’

simpenan ‘ mobil yang jarang dipakai’

sipit ‘jenis lampu mobil seperempat loingkaran’

sompilan ‘bagian mobil yang diambil oleh pialang’

speleng ‘minta sisa uang dari harga pokok’

Page 43: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

123

spet ‘bagian mobil yang dicat’

standar ‘tidak bervariasi/ kijang empat speed’

station ‘mobil penumpang’

super ‘sebutan kijang lima speed’

tangan pertama ‘pemilik mobil pertama’

terawat ‘mobil yang selalu dirawat mesin dan bodinya’

trontong ‘sebutan mobil suzuki pick up 750 cc’

tutup ‘harga mobil disetujui’

twin ‘dua knalpot’

ulang tahun ‘kendaraan (mobil) akan pajak ulang’

Page 44: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id

Register Pialang Kendaraan Bermotor

124

Page 45: REGISTER PIALANG - digilib.uns.ac.id