refrat cardio3

41
BAB I PENDAHULUAN Di era dengan tekhnik pencitraan dan diagnostik yang meningkat dan canggih, terdapat kecenderungan pemeriksaan klinis pasien yang dianggap kurang relevan. Hal ini keliru karena nilai pemeriksaan klinis tidak dapat dikesampingkan. Walaupun banyak sekali informasi yang dapat diperoleh dengan berbagai peralatan penunjang, namun keputusan tentang tatalaksana yang tepat untuk pasien tetap berdasar pada pemeriksaan klinis menyeluruh dan baik. 1 Pemeriksaan klinis merupakan saat awal untuk menjalin hubungan dokter pasien yang baik dan mendapat kepercayaan dari pasien yang sangat penting buntuk tahap berikutnya. Pemeriksaan klinis terdiri dari anamnesis untuk mengetahui gejala, dan melakukan pemeriksan fisik untuk melihat tanda-tanda dari penyakit kardiovaskular. 1 Seorang dokter harus melakukan wawancara yang seksama terhadap pasiennya atau keluarga dekatnya mengenai masalah yang menyebabkan pasien mendatangi pusat pelayanan kesehatan. Wawancara yang baik seringkali sudah dapat mengarahkan masalah pasien ke diagnosis tertentu. Didalam ilmu Kedokteran, wawancara 1

description

123

Transcript of refrat cardio3

Page 1: refrat cardio3

BAB I

PENDAHULUAN

Di era dengan tekhnik pencitraan dan diagnostik yang meningkat dan

canggih, terdapat kecenderungan pemeriksaan klinis pasien yang dianggap kurang

relevan. Hal ini keliru karena nilai pemeriksaan klinis tidak dapat

dikesampingkan. Walaupun banyak sekali informasi yang dapat diperoleh dengan

berbagai peralatan penunjang, namun keputusan tentang tatalaksana yang tepat

untuk pasien tetap berdasar pada pemeriksaan klinis menyeluruh dan baik.1

Pemeriksaan klinis merupakan saat awal untuk menjalin hubungan dokter

pasien yang baik dan mendapat kepercayaan dari pasien yang sangat penting

buntuk tahap berikutnya. Pemeriksaan klinis terdiri dari anamnesis untuk

mengetahui gejala, dan melakukan pemeriksan fisik untuk melihat tanda-tanda

dari penyakit kardiovaskular.1

Seorang dokter harus melakukan wawancara yang seksama terhadap

pasiennya atau keluarga dekatnya mengenai masalah yang menyebabkan pasien

mendatangi pusat pelayanan kesehatan. Wawancara yang baik seringkali sudah

dapat mengarahkan masalah pasien ke diagnosis tertentu. Didalam ilmu

Kedokteran, wawancara terhadap pasien disebut anamnesis. Tekhnik anamnesis

yang baik disertai empati merupakan seni tersendiri dalam rangkaian pemeriksaan

pasien secara keseluruhan dalam usaha untuk membuka saluran komunikasi

dokter dengan pasien. Empati mendorong keinginan pasien agar sembuh karena

rasa percaya kepada dokter. Penting diperhatikan bahwa fakta yang terungkap

selama anamnesis harus dirahasiakan meskipun pada zaman yang modern ada

beberapa bagian yang dapat dikecualikan.1,2

Anamnesis dapat langsung dilakukan terhadap pasien (auto-anamnesis)

atau terhadap keluarga atau pengantarnya (alo-anamnesis) bila keadaan pasien

tidak memungkinkan untuk diwawancarai, misalnya keadaan gawatdarurat, afasia

akibat stroke dan lain sebagainya. Anamnesis harus dilakukan secara tenang,

ramah dan sabar, dalam suasana yang rahasia dengan menggunakan bahasa yang

1

Page 2: refrat cardio3

mudah dimengerti oleh pasien. Dalam melakukan anamnesis penting untuk

membuat catatan penting sebelum ditulis secara lebih baik dalam status pasien.

Status pasien adalah catatan medic pasien yang memuat semua catatan mengenai

penyakit pasien dan perjalanan penyakit pasien.1,2

Perpaduan keahlian mewawancarai dan pengetahuan mendalam tentang

gejala dan tanda dari suatu penyakit akan memberikan hasil yang memuaskan

dalam menentukan diagnosis kemungkinan sehingga dapat menetukan langkah

pemeriksaan selanjutnya, termasuk pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang.2

Pemeriksaan fisis mempunyai nilai yang sangat penting untuk memperkuat

temuan-temuan dalam anamnesis. Tekhnik pemeriksaan fisis meliputi

pemeriksaan pandang (Inspeksi), pemeriksaan raba (Palpasi), pemeriksaan ketok

(Perkusi), dan pemeriksaan dengar (auskultasi).1,2

Pemeriksaan seorang pasien harus lengkap, tetapi jika dilaksanakan dalam

praktik rutin yang sibuk harus dilakuakan secara cepat. Tujuan pemeriksaan

adalah mendapatkan informasi klinis yang membantu diagnosis dan bukan hanya

sekedar pekerjaan mengulangi tugas-tugas rutin. Pemeriksaan seharusnya

memahami mengapa suatu pemriksaan sesuai dengan pasien tersebut dan

bagaimanan mengartikan kelainan-kelainan fisik yang ditemukan. Didalam

mendiagnosis penyakit kardiovaskular anamnesis dan pemeriksaan fisik memiliki

peran penting. Sehingga penulis akan menguraikan anamnesis dan pemeriksaan

fisik dalam mendiagnosis penyakit kardiovaskular.1

BAB II

2

Page 3: refrat cardio3

PEMBAHASAN

A. ANAMNESIS

Anamnesis sangat penting dalam mendiagnosis penyakit kardiovaskular

(KV). Banyak gejala dapat bersumber dari kelainan kardiovaskular tetapi gejala

yang umumnya berkaitan dengan KV adalah nyeri dada, sesak napas yang dipicu

oleh aktifitas fisik, ortopneu, paroxysmal nocturnal dypsneu (PND), kaki

bengkak, palpitasi, sinkop, klaudikasio intermitten dan fatique (kelelahan).3

Pertanyaan sebaiinya membantu mengarahkan pada diagnosis tertentu,

sehingga gejala yang ditanyakan juga yang spesifik. Contoh pertanyaan yang

dapat digunakan untuk system kardiovaskular adalah :3

1. Adakah rasa nyeri/tertekan/tertindih didaerah dada ? (infark miokard)

2. Adakah terbangun pada malam hari karena sesak ? (gagal jantung )

3. Adakah sesak aktifitas ? seberapa berat aktifitas ang menimbulkan rasa

sesak ? (kelas fungsional gagal jantung)

4. Apakah dapat tidur terlentang tanpa merasa sesak ? (ortopneu)

5. Apakah ada bengkak dipergelangan kaki ? (gagal jantung)

6. Apakah ada rasa berdebar atau berdegup tidak teratur ? (aritmia)

7. Apakah pernah mengalami pingsan/gelap mata tanpa ada gejala pendahulu

(tiba-tiba) ? (serangan stokes adam)

8. Apakah pernah mengalami serangan pingsan/gelap mata saat aktivitas ?

(stenosis aorta berat/kardiomiopati hipertrofi)

9. Adakah nyeri di daerah tungkai bawah saat aktifitas ? (klaudikasio)

10. Pernahkah tangan atau kaki terasa dingin atau biru ? (sianosis)

11. Pernah dikatakan demam rematik, serangan jantung, tekanan darah tinggi ?

Riwayat penyakit dahulu yang penting untuk diketahui adalah riwayat

infark miokard, operasi by pass atau pemasangan stent koroner, kardiomiopati,

kelainan congenital, kelainan katup, sindrom marfan, demam rematik, chorea,

penyakit menular seksual, tindakan pada gigi, penyakit tiroid, kelaian jantung

pada pemeriksaan rutin sekolah atau asuransi obat-obat yang dikomsumsi.3

3

Page 4: refrat cardio3

Riwayat social mencakup riwayat pekerjaan dan kebiasaan merokok dan

minum alcohol. Factor risiko untuk penyakit jantung koroner (PJK) harus

ditelusuri seperti hipertensi, diabetes, dislipidemia, obesitas, kurang latihan fisik,

riwayat sakit jantung pada keluarga dan merokok.3

Untuk setiap keluhan dan gejala yang ditemukan selalu ditanyakan:3

1. Bagaimana timbulnya gejala

2. Beratnya gejala

3. Lama gejala, termasuk kapan mulai timbul gejala, kapan gejala berakhir

dan seberapa sering gejala itu muncul

4. Faktor apa saja yang dapat memicu timbulnyagejala dan faktr yang dapat

menguranginya

5. Ada keluhan atau gejala yang sama sebelumnya

6. Berapa besar pengaruh gejala terhadap aktivitas sehari-hari

Hal-hal yang diuraikan berikut ini perlu ditanyakan kepada penderita.

1. Sesak Nafas

Sesak nafas pada penderita jantung memberikan petunjuk adanya gangguan

fungsional jantung-paru. Ini dapat disebabkan oleh hipoksemia dengan asidosis,

misalnya pada penderita-penderita penyakit jantung bawaan biru (cyanotic

congenital heart disease) dan gangguan restriksi paru karena bertambahnya cairan

paru, misalnya pada penderita dekompensasi karena stenosis mitral atau infark

miokard yang menyebabkan bendungarn vena paru.4

Sesak nafas dapat merupakan bagian dari sindrom dekompensasi yang

manifestasinya dapat berupa takipneu (frekuensi nafas lebih cepat dari biasa)

dispneu (bernafas harus dengan usaha), ortopneu (kesukaran bernafas pada posisi

berbaring). 4

Pada penderita tertentu, terutama dengan gangguan miokard, sering gejala

sesak nafas timbul malam hari saat resorbsi cairan interstisiel masuk kedalam

sistem sirkulasi sehingga menimbulkan beban untuk jantung. Keadaan khas ini

dikenal sebagai paroxysmal nocturnal dyspnoe (PND). 4

4

Page 5: refrat cardio3

Kesadaran untuk bernafas atau menarik nafas panjang lebih banyak

disebabkan oleh faktor psikogenik, namun dapat juga berkaitan dengan kelainan

jantung. 4

Kadang-kadang kesukaran nafas tidak disadari sepenuhnya oleh penderita

karena berlangsung secara perlahan-lahan dan secara tak sadar penderita

melakukan hal-hal yang sebetulnya adalah usaha untuk menghilangkan gejala,

misalnya menambah bantal waktu tidur, dan sebagainya. Jika kesukaran bernafas

timbul dengan aktifitas, penanya harus dengan tepat mengartikan pernyataan

penderita pada tingkat aktifitas mana sebetulnya hal ini terjadi. Istilah "kerja

berat” atau "kerja biasa" harus diuraikan lebih jauh karena istilah ini bagi tiap-tiap

individu mengandung makna berbeda-beda. 4

New York Heart Association (NYHA) membuat klasifikasi fungsional

seorang penderita atas 4 kelas, namun klasifikasi ini amat subjektif sifatnya

karena aktifitas sehari-hari berbeda bagi tiap individu, klasifikasinya yaitu : 4

Kelas 1 : bila penderita dapat melakukan aktifitas berat tanpa keluhan;

Kelas 2 : bila penderita tidak dapat melakukan aktifitas lebih berat dari sehari-

hari tanpa keluhan;

Kelas 3 : bila penderita tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari tanpa

keluhan

Kelas 4 : bila penderita sama sekali tidak dapat melakukan aktifitas apapun

harus tirah baring klasifikasi ini amat subjektif sifatnya karena aktifitas

sehari-hari berbeda bagi tiap individu.

2. Edema (sembab)

Edema merupakan salah satu tanda gagal jantung. Biasanya merupakan

edema dependen, terutama bagian-bagian yang terletak lama di bagian bawah. 4

Insufisiensi vena, terutama pada wanita, dapat pula menyebabkan edema.

Edema karena dekompensasi atau insufisiensi vena sering lebih menyolok siang

hari dimana penderita lebih banyak berdiri (ortastik) dan berkurang atau

menghilang jika waklu tidur tungkai dinaikkan. 4

5

Page 6: refrat cardio3

Pada dekompensasi edema biasanya didahului dengan peningkatan berat

badan yang agak mencolok (2-5 kg). Edema yang unilateral dapat disebabkan

karena trombosis vena dalam. Edema setempat merupakan manifestasi bendungan

vena karena proses setempat (tumor, dan lain lain). Edema yang lebih menyeluruh

dapat merupakan tanda gangguan pengeluaran protein yang berlebihan seperti

pada sindrom nefrotik.

Dalam bahasa awam :

1. Apakah pernah menderita bengkak di kedua kaki ?

2. Apakah anda pernah tiba-tiba mengalami kenaikan berat badan yang tak

sepadan ?

3. Apakah anda tiba-tiba pernah merasakan celana atau sepatu andi jadi terlalu

sempit?

4. Apakah anda pernah mengalami edema disertai rasa nyeri pada salah satu

kaki ?

3. Sianosis

Sianosis merupakan tanda terjadinya pirau kanan ke kiri pada kelainan

jantung bawaan. Biasanya sianosis tlerlihat jika HHb (reduced Hb) mencapai

lebih dari 5 g%. Sianosis yang hanya terlihat pada sebagian ekstremitas (tangan

kiri dan kedua tungkai) dikenal sebagai differential cyanosis yang merupakan

tanda PDA (pesistant ductus arteriosus) dengan pirau kanan kekiri.

Kadang-kadang sianosis terjadi jjka penderita melakukan aktifitas. Pada

keadaan hipoksemia berat dapat juga terjadi sianosis yang terutama akan disertai

dengan ektremitas yang dingin dan basah. Sering terjadi penderita atau orang tua

penderita menganggap keadaan sianosis sebagai hal yang biasa terutama jika terjadi

perlahan dan lama. Kadang-kadang hal ini tidak disadari dan malah dianggap

merupakan salah satu ciri kecantikannya. 4

6

Page 7: refrat cardio3

4. Nyeri dada

Nyeri dada dapat merupakan salah satu gejala iskemik miokard. Karena

sifatnya suatu nyeri alih (referred pain) maka lokasi dan kualitas nyeri dapat

bervariasi. 4

Keluhan yang termasuk nyeri khas dirasakan substernal dengan penjalaran

ke bagian medial lengan bawah kiri, kadang-kadang menjalar ke lengan kanan,

leher atau mandibula. Dapat pula terasa menjalar ke daerah punggung/belikat.

Kualitas nyeri dapat merupakan rasa berat di dada, rasa tertindih batu, rasa

ditusuk, dirobek dan sebagainya. Sering penderita tak dapat mengekspresikan rasa

nyeri tersebut dan mengatakannya sebagai "masuk angin". Oleh penderita tertentu

nyeri dada karena angina pektoris dapat pula diekspresikan sebagai rasa "sesak",

sering pula sebagai nyeri viseral berupa nyeri di daerah epigastrum, kembung,

mulas dan sebagainya. Pencetus timbulnya nyeri serta bagaimana hilangnya nyeri

harus pula ditanyakan untuk membedakan apakah nyeri tersebut betul-betul

merupakan suatu angina, infark atau diseksi aorta dan membedakannya dengan

nyeri non jantung. 4

Nyeri yang berhubungan dengan gerakan nafas lebih sering berasal dari

proses pleura, sedangkan nyeri dengan gerakan lengan dapat disebabkan karena

suatu gangguan saraf tepi (neuritis interkostal). Nyeri yang sifatnya sebentar

(beberapa detik), bergetar atau berdenyut, biasanya bukan merupakan nyeri

jantung. Nyeri pada angina sering dicetuskan oleh aktifitas fisik, mandi, makan

dan sebagainya atau oleh suatu perubahan emosional marah, kaget dan lain lain. 4

Yang perlu diperhatikan dalam evaluasi nyeri dada adalah lokasi dan

penjalaran nyeri, kualitas nyeri, lama nyeri, pencetus dan penghilang nyeri dan

respon terhadap nitrogliserin. 4

5. Berdebar (palpitasi)

Rasa berdebar merupakan manifestasi kesadaran adanya denyut jantung

yang dirasakan sebagai denyut jantung yang cepat (palpitasi), yang lambat

(bradikardi), suatu denyut yang tak teratur (fibrilasi), atau hilangnya suatu denyut

(ekstrasistol). 4

7

Page 8: refrat cardio3

Pada ekstrasistol keluhan penderita dapat berupa rasa hilangnya suatu

denyut (karena hilangnya efek pompa dari denyut prematur) atau terasa sebagai

mengendarai pesawat pada gangguan udara (turbulen). Tergantung dari aktifitas

susunan saraf otonom, keluhan berdebar dapat disertai dengan rasa cemas,

keringat dingin atau lemas. 4

Pada beberapa keadaan rasa berdebar dapat disertai dengan rasa "sesak"

yang tergantung pada keadaan penyaklt jantung primernya. Pada takikarclia atau

tibrilasl yang sifatnya paroksismal, keluhan berdebar dapat timbul dan

menghilang dengan tiba-tiba. Pada aritmia yang sifatnya paroksismal, anamnesis

mungkin satu-satunya petunjuk yang dapat dipakai untuk mengarahkan

pemeriksaan lanjutan untuk menemukan kelainan yang cukup bermakna. 4

Dalam evaluasi berdebar perlu ditanyakan: 4

1. Kualitas berdebar (cepat, lambat, hilangnya denyut)

2. Saat dan sifat mulainya rasa berdebar (waktu kerja, waktu istirahat, tiba-

tiba, perlahan-lahan, dengan ancang-ancang, tanpa ancang-ancang)

3. Bagaimana hilangnya rasa berdebar (dengan sendirinya, dengan gerakan

tertentu)

4. Keluhan penyerta lain (keringat dingin, pingsan, muntah, pusing, dan lain-

lain)

6. Sinkop

Sinkop dapat merupakan gejala kelainan sistem kardiovaskuler. Sinkop

adalah keadaan kehilangan kesadaran karena aliran ke otak yang berkurang baik

karena hilangnya tonus vaskuler maupun menurunnya curah jantung. 4

Sinkop dapat merupakan gejala penting kelainan kardiovaskuler yang dapat dan

harus diobati. Di lain pihak sinkop sendiri dapat menyebabkan akibat-akibat yang

serius, misalnya trauma karena terjatuh saat sinkop, sinkop saat mengemudikan

kendaraan atau bekerja dengan alat-alat. 4

Anamnesis yang terarah dan teliti mungkin dapat mengarahkan kepada

kelainan yang dapat diobati, tanpa pemeriksaan lanjutan yang canggih. Dengan

anamnesis juga dapat dipisahkan penderita-penderita yang sebetulnya hahya

8

Page 9: refrat cardio3

menderita sinkop karena hal yang sederhana, misalnya sinkop vasovagal pada

penderita muda, sinkop karena penggunaan obat-obat berlebihan/tak tepat, karena

diet rendah garam yang terlalu ketat atau dehidrasi yang tak teridentifikasikan. 4

7. Klaudikasio Inermitten dan Penyakit vaskuler perifer

Klaudikasio adalah nyeri pada tungkai yang timbul jika berjalan melebihi

jarak tertentu dan jarak ini disebut “jarak klaudikaso”. Jarak klaudikasio dapat

berubah dan menjadi lebih pendek bila menaiki tangga atau bukit. Gejala

klaudikasio menunjukkan penyakit vaskuler perifer yang menyebabkan kurangnya

suplai darah ke otot yang bersangkutan. Factor-faktor resiko penyakit vaskuler

perifer yang penting adaah merokok, diabetes, hipertensi dan adanya penyakit

vascular diorgan tubuh yang lain seperti stroke atau penyakit jantung koroner

(PJK). Penyakit vaskuler peruferyang lanjut dapat ditemukan gejala ekstremitas

dingin, kebas, dan nyeri bahkan pada saat yidak bergerak atau dalam keadaan

diam. Gejala penyakit vascular perifer perlu dievaluasi adalah nyeri, pucat, denyut

yang berkurang atau tidak ada, parastesia, dingin dan lemah. Beberapa hal yang

penting untuk dianamnesis pada penyakit vaskuler perifer. 3

1. Apakah ada rasa nyeri pada tungkai yang timbul saat berjalan

2. Lokasi nyeri

3. Berapa jauh berjalan sebelum timbulnya nyeri

4. Apakah nyeri berkurang bila berhenti berjalan

5. Apakah nyeri pernah timbul dalam keadaan diam

6. Apakah ada perubahan warna kulit pada tungkai

7. Apakah pernah timbul luka atau ulkus pada tungkai yang sukar sembuh

8. Apakahada riwayat stroke atau penyakit jantung koroner

9. Kebiasaan merokok

Factor resiko penyakit jantung koroner sangat penting untuk dievaluasi

pada anamnesis dan pemeriksaan fisik kardiovaskular. Selain riwayat angina dan

atau riwayat infark miokard akut sebelumnya, perlu ditanyakan mengenai adanya

DM, kadar kolestrol tinggi, hipertensi, kebiasaan merokok, riwayat penyakit

ginjal kronik, riwayat keluarga dengan PJK. Untuk masing-masing factor resiko

9

Page 10: refrat cardio3

PJK tersebut dapat ditanyakan secara lebih rinci hal-hal yang berkaitan sebagai

berikut :3

a. Hipertensi : kapan pertama kali didiagnosis hipertensi, obat-obatan anti

hipertensi apa saja yang dikomsumsi, keteraturan minum obat

b. Hiperlipidemia : kadar kolestrol bila telah diperiksa atau diketahui

sebelumnya, adanya obesitas, kebiasaan minum alkoho, oba-obat

antihiperlipidemia yang dikomsumsi

c. Diabetes : diabetes sudah dikenal sebagai factor resiko ekuivalen dengan

PJK, obat-obatan untuk diabetes, bagaimana control gula darah selama

pengobatan diabetes

d. Penyakit ginjal kronik (PGK) : mortalitas kardiovaskular tinggi pada

pasien PGK, sejak berapa lama mengidap PGK, obat-obat apa saja yang

telah dikomsumsi, terapi diakisis dan efektifitasnya

e. Kebiasaan meroko : berapa lama riwayat merokok, berapa lama sudah

berhenti merokok

f. Riwayat keluarga : ada keluarga yang meninggal mendadak, ada keluarga

yang mengalami serangan jantung dan diusia berapa

g. Gigi dan mulut : kebersihan gigi mulut berpengaruh pada kelainan jantung

terutama kelainan katup yaitu penyakit jantung reumatik, apakah ada

masalah pada gigi dan mulut, ada kah riwayat infeksi gigi atau gusi

8. Fatique

Fatique atau kelelahan adalah gejala yang sangat umum. Fatique dapat

disebabkan berkurangnya curah jantung seperti pada gagal jantung dan

berkurangnya aliran darah ke otot skeletal yang menyebabkan gejala lemah.3

B. PEMERIKSAAN FISIK

Pada saat melakukan pemeriksaan fisik kardiovaskular, pengetahun

mengenai anatomi dan fisiologi jantung dan system pembuluh darah sangat

penting. Letak topografi jantung adalah 2/3 bagian jantung terletak dirongga dada

kiri dan 1/3 sisanya terletak disebelah kanan. Dibagian bawah berbatas langsung

dengan diafragma. Sisi kanan dibatasi oleh atrium kanan dan sisi kiri dibatasi

10

Page 11: refrat cardio3

sebagian besar vntrikel kiri dan sisanya oleh atrium kiri. Batas atrium kiri dan

ventrikel kiri adalah pinggang jantung. Dibagian atas terdapat vena cava superior,

aorta ascenden, arteri pulmonalis dengan percabangan kiri dan kanan. Bagian-

bagian jantung beserta posisi semua katup jantung harus diingat dengan benar.

Setiap siklus jantung akan menghasilkan gerakan kontraksi dan relaksasi jantung.

Katup jantung merupakan pintu pembatas antara atrium dan ventrikel atau

pembuluh darah besar dengan ventrikel. Adanya aliran darah yang tidak normal

yang melalui katup jantung dapat menghasilkan bunyi jantung yang abnormal.

Peningkatan tekanan di ventrikel kanan yang disebabkan oleh gagal jantung atau

peningkatan tekanan vena pulmonalis akan mengakibatkan peningkatan JVP.2,3

Pemeriksaan fisik pada kelainan kardiovaskuler dilakukan pada penderita

dengan gajala/keluhan kardiovaskuler atau penderita tanpa gejala/keluhan

kardiovaskuler.

Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk menemukan kelainan kardiovaskuler

primer, menemukan kelainan sistemik dengan akibat/ konsekuensi kardiovaskuler,

menemukan penderita dengan gejala/keluhan menyerupai, namun tanpa kelainan

kardiovaskuler dan untuk skrining kelainan kardiovaskuler.

Seperti juga pemeriksaan flsik pada umumnya yang harus dilakukan secara

teliti dan menyeluruh, beberapa hal penting untuk mencapai tujuan diatas perlu

diperhatikan, yaitu keadaan umum dan tanda-tahda vital, fundus okuli, keadaan

kulit, dada (toraks), jantung, abdomen, tungkai dan arteri-arteri perifer.

Keadaan umum dan tanda-tanda vital

Penderita dapat datang dengan keadaan cukup baik atau lemah, nampak sakit

berat, sesak, pucat, biru atau tak sadarkan diri. Penderita dapat juga datang tanpa

kelainan fisik berarti namun dengan riwayat / keluhan yang bermakna. Keadaan

umum yang baik sewaktu pemeriksaan tidak selalu berarti kelainan yang ada tidak

serius (misalnya pada episode takikardia ventrikel berulang), sedangkan keadaan

umum yang kurang baik mungkin hanya disebabkan suatu sinkop vasovagal atau

ekstrasistol yang tak bermakna. Pada beberapa kelainan jantung bawaan, keadaan

11

Page 12: refrat cardio3

gizi atau pertumbuhan yang buruk mungkin merupakan satu-satunya manifestasi

kelainan hemodinamik yang bermakna. Pemeriksaan tanda-tanda vital seyogyanya

dilakukan sendiri.

Tekanan darah

Pemeriksaan tekanan darah dilakukan dengan cara yang betul, terutama jika

dilakukan terhadap anak-anak atau orang yang gemuk. Ukuran manset biasanya

13x20 cm (20% jebih lebar dari diameter, lengan). 4

Pada penderita-penderita dengan hipertensi disamping pengukuran pada

kedua lengan harus juga dilakukan pada kedua tungkai dengan manset yang cukup

lebar untuk menyingkirkan adanya koarktasio aorta atau penyakit Takayashu.

Manset yang digunakan pada anak harus yang sama. Ukuran lebar manset pada

usia dibawah 1 tahun lebar cekungnya kurang dari 2.5 cm, umur 1-4 tahun 5 cm,

dan umur 4-8 tahun 9 cm. 4

N a d i

Perabaan nadi dapat memberikan gambaran tenang aktivitas pompa

jantung maupu keadaan pembuluh itu sendiri. Kadang-kadarng nadi lebih jelas

jika diraba pada pembuluh yang lebih besar, misalnya arteri karotis.

Pada perabaan nadi harus diperhatikan: 4

- Jumlah frekuensi nadi (laju nadi permenit)

- Takikardia, bradikardia

- Keteraturan nadi

- Perbandingan dengan denyut jantung

- Pulsus defisit (misalnya pada fibrilasi atrium)

- Bentuk nadi

- Pulsus bisferiens (dicrotic pulse), terdapat aksentuasi dari regurgitasi aorta, AS,

tirotoksikosis, IHSS, ansietas.

- Pulsus seler (bounding pulse, collapsing pulse, water-hammer pulse,

Corrigan's pulse),

12

Page 13: refrat cardio3

disebabkan upstroke dan downstroke mencolok dari pulsus, misalnya pada

tirotoksikosis, regurgitasi aorta, hipertensi, PDA, fistula arteriovenousus.

- Pulsus tardus (plateau pulse) : disebabkan karena upstroke dan downstroke

yang perlahan, misalnya pada stenosis katup aorta berat.

- Perubahan volume nadi

-Pulsus alternan: perubahan kuatnya denyut nadi yang disebabkan oleh kelemahan

jantung, misalnya pada gagal jantung, kadang-kadang lebih nyata dengan

auskultasi saat mengukur tekanan darah.

-Pulsus bigeminus : nadi teraba berpasangan dengan interval tak sama dimana

nadi kedua biasanya lebih lemah dari nadi sebelumnya. Kadang-kadang malah

tak teraba sehingga seolah-olah merupakan suatu bradikardia atau pulsus defisit

jika dibandingkan denyut jantung.

-Pulsus paradoksus : melemah atau tak terabemya nadi saat inspirasi. Sering lebih

nyata pada auskultasi saat pengukuran tekanan darah, dimana pulsus terdengar

melemah saat inspirasi, dan biasanya tak melebiai 1 0 mmHg. Bisa pula

disertai penurunan tekanan vena jugularis saat inspirasi, misalnya pada

gangguan restriksi pada efusi perikardium, tamponade perikard, konstriksi

perikard, sindrom vena kava superior, atau emfisema paru.

Pemeriksaan vena

Pemeriksaan vena terutama vena jugularis dapat memberikan gambaran

tentang aktifitas jantung. Perubahan aktifitas jantung dapat memberikan gambaran

pada vena dengan cara menyebabkan perubahan tekanan vena-vena tepi,

bendungan pada vena-vena tepi dan perubahan pada bentuk pulsus vena.

Karena perubahan aktifitas jantung yang terlihat pada vena berlangsung pada

tekanan rendah maka penilaian perubahan vena harus djjakukan dengan teliti.

Vena-vena yang sering mudah dilihat dan dapat dinilai terutama adalah vena

jugularis. 4

Perubahan tekanan vena tepi biasa dinila. pada tekanan vena jugularis

eksterna. Kesulitan penilaian tekanan vena jugularis terjadi jika terdapat

peningkatan tekanan intratoraks yang menyebabkan penjalaran tekanan vena dari

13

Page 14: refrat cardio3

jantung terhambat, misalnya pada saat tertawa, sesak, batuk, menangis, mengejan

(manuver Valsava), pada penderita-penderita dengan emfisema, struma, atau jika

terdapat sklerosis vena jugularis karena usia, pasca kanulasi, dan sebagainya. 4

Pengukuran tekanan vena jugularis dilakukan dengan cara tak langsung

sebagai berikut : mula-mula tentukan titik nol (zoro atau level flebostatik) yaitu

titik dimana kira-kira titik tengah atriurn kanan berada. Titik ini berada kira-kira

pada perpotongan antara garis mid aksiler dengan garis tegak lurus sternum pada

level angulus Ludovici. 4

Pada posisi tegak tekanan vena jugularis yang normal akan tersembunyi di

dalam rongga toraks. Pada posisi berbaring vena jugularis mungkin akan terisi

meskipun tekanan vena masih normal. 4

Pada posisi 1/2 duduk 45 aerajat (dalam keadaan rileks) titik perpotongan

vena jugularis dengan klavikula akan berada pada bidang horizontal kira-kira 5

cm diatas titik nol. Jika batas atas denyut vena terlihat diatas klavikula, maka

tekanan vena jugularis pasti meningkat. 4

Pada keadaan gagal jantung maka tekanan vena jugularis akan meningkat,

yang menunjukkan terhambatnya pengisian ventrikel. Pada keadaan yang lebih

dini dari gagal jantung akan terjadi konstriksi vena sebelum peningkatan tekanan

vena terjadi. Manifestasi gejala ini dapat terlihat pada refluks hepatojuguler yang

dapat dilakukan sebagai berikut: penderita dibiarkan bernafas biasa, kemudian

dilakukan penekanan pada daerah dibawah arkus kosta kanan yang menyebabkan

meningkatnya tekanan vena jugularis karena berpindahnya sebagian darah dari

hepar akibat penekanan tersebut. 4

Pulsasi vena dapat terlihat pada vena-vena yang dekat dengan jantung,

terutama pada vena-vena jugularis eksterna dan interna karena tekanannya yang

rendah pulsasi ini tak teraba namun dapat terlihat pada bagian atas dari kolom

darah yang rnerigjsinya. Seperti juga pulsus atrium, terdapat tiga komponen dari

pulsus vena yaitu gelornbang a disebabkan karena aktivitas atrium, gelombang c

karena menutupnya katup trikuspid, serta gelombang v yang merupakan desakan

katup waktu akhir sistol ventrikel. 4

14

Page 15: refrat cardio3

Pada aritmia akan terlihat frekuensi gelombang a mungkin melebihi

gelombang v misalnya pada fluter atrium. Pada blok A-V total mungkin terlihat

gelombang meriam (cannon waves) yang timbul akibat gelombang tinggi yarig

terjadi saat atrium berkontraksi pada waktu katup trikuspid sedang menutup. 4

Nafas

Peningkatan frekuensi nafas (takipneu) dapat merupakan pertanda gagal

jantung karena berbagai sebab, dan asidosis karena penyakit jantung sianotik.

Pada bayi, gangguan ini mungkin hanya terlihat jika penderita melakukan kerja,

misalnya menyusui. Pasca peningkatan tekanan pengisian ventrikei kiri karena

penyakit jantung koroner misalnya, akan terlihat penderita memerlukan bantal

tinggi saat berbaring (ortopneu). 4

Pada keadaan yang lebih berat, kesulitan bernafas akibat gangguan jantung

sulit dibedakan dari kelainan paru primer terutama jika menyangkut adanya usaha

ekspirasi yang memanjang pada edema paru interstisial dan mungkin disertai pula

dengan wheezing ekspiratoir (asma kardial). 4

Fundus Okuli

Pemerlksaan fundus okull merupakan hal yang penting terutama untuk

menilai keadaan pembuluh-pembuluh arterfol dan venul. Perubahan-perubahan

yang terlihat pada arteri-arterl fundus biasanya mengenai juga arteri di tempat

lain. Perubahan-perubahan arterl dan vena karena hipertensi, arteriosklerosis,

diabetes, hiperkolesteroiemla, endokarditis mungkin dapat terlihat pada

pemeriksaan fundus okuli. 4

Keadaan kulit

Pemeriksaan/perabaan kulit dapat merupakan cermin dari keadaan

hemodinamik karena kelainan kardiovaskuler. Pada penderita dengan gambaran

asma (wheezing) keadaan kulit yang basah atau dingin dapat mencer-minkan

keadaan gagal jantung. Keadaan ini dapat dibedakan dari kelainan asma paru di-

mana biasanya kulit masih hangat. Keadaan perfusi perifer yang terganggu pada

15

Page 16: refrat cardio3

sindrom curah jantung rendah (lowoutput) dapat diduga jika ekstremitas teraba

basah dan dingin, kadang-kadang disertai sianosis perifer pada kuku. Sianosis

yang lebih terlihat dibagian atas tubuh lebih mencerminkan adanya suatu pirau

intrakardial karena kelainan jantung bawaan. 4

Pada keadaan hiperlipidemia mungkin akan terlihat adanya santomata yang

merupakan penumpukan lemak pada nbdul-nodul dibawah kulit. Pada sindrom

vena kava superior mungkin akan terlihat adanya pelebaran vena-vena dibawah

kulit pada daerah toraks bagian atas sebagai garis-garis biru yang menyolok.

Perdarahan-perdarahan kecil pada kulit, kuku atau jarihgan mukosa .dapat

merupakan pertanda dari suatu endokarditis (splinter hemorrhages). 4

Dada (toraks)

Pemeriksaan dada (toraks) harus dilakukan dengan sistematika mulai

dari inspeksi, palpasi, perkusi kemudian auskultasi.4

Pada pemeriksaan jantung seperti juga pada organ lain, menerapkan urutan

sebagai berikut :2

1. Inspeksi

Secara umum hal-hal yang berkaitan dengan akibat penyakit jantung harus

diamati, misal tampak capek, kelelahan karena akibat cardiac output rendah,

frekuensi napas meningkat, sesak yang menunjukkan adanya bendungan paru atau

edema paru. Sianosis sentral dengan clubbing finger dan kaki berkaitan dengan

adanya aliran shunt kanan ke kiri. Begitu juga dengan ada tidaknya edema.2

Inspeksi dilakukan dengan melihat dinding dada dan mengamati adanya

lesi pada dinding dada, kelaianan bentuk dada, menilai frekuensi, sifat dan pola

pernafasan. Khusus inspeksi pada organ jantung adalah dengan melihat pulsasi

diarea apeks, trikuspidal, pulmonal, aorta.2

Nilailah kecepatan pernafasan dan perhatikan deformasi thoraks, seperti

ekskavatum (sternum cekung), yang dapat menggeser apeks jantung ke kiri dan

memberikan kesan palsu adanya kardiomegali atau menyebabkan murmur aliran

ejeksi’inosen’ akibat kompresi ringan alur keluar ventrikel kanan. Pectus

karinatum (dada merpati) dan kifoskoliosis dapat berkaitan dengan sindrom

16

Page 17: refrat cardio3

Marfan. Adanya skar sternotomi median menunjukkan adanya operasi jantung

sebelumnya (operasi grafting katup atau pintas koroner) atau ascendden

(aneurisma, diseksi aorta). Aneurisma ventrikel atau aorta yang besar dapat

menyebabkan pulsasi yang terlihat, dan obstruksi v.cava superior atau inferior

dapat menghasilkan saluran kontralateral vena dinding dada yang terlihat jelas.1

2. Palpasi

Dengan memperugunakan ujung jari dan telapak tangan, tergantung

sensitivitasnya, meraba area-area apeks, trikuspidal, septal, pulmonal, dan aorta.2

Yang diperiksa adalah :2

1) Pulsasi

2) Thrill yaitu getaran yang terasa pada tangan pemeriksa tadi. Hal ini dapat

teraba karena adanya bising yang minimal derajat 3. Dibedakan thrill sistolik

thrill diastolic tergantung difase mana berada

3) Heaving yaitu rasa gelombang yang kita rasakan di tangan kita. Hal ini

karena overload ventrikel kiri, misal pada insufiensi mitral

4) Lift yaitu dorongan terhadap tangan pemeriksa. Hal ini karena adanya

peningkatan tekana diventrikel misal pada stenosis mitral

5) Ictus cordis yaitu pulsasi apeks. Diukur berapa cm diameter, dimana

normalnya adalah 2cm dan ditentukan lokasinya yang biasanya terletak 2 jari

medial dari garis midclavicularis kiri.

3. Perkusi

Telapak tangan kiri berikut jari-jari diletakkan di dinding dada, dengan jari

tengah sebagai landasan ketok, sedangkan telapak tangan dan keempat jari lain

agak diangkat. Tujuannya adalah supaya tidak meredam suara ketukan. Sebagai

jari pengetuk adalah jari tengah tangan kanan. Pada waktu pengetukan hanya

menggerakkan sendi pergelangan tangan dan tidak menggerakkan sendi siku.2

Dengan perkusi dapat ditentukan batas-batas jantung, pinggang jantung

dan counter jantung.2

1) Batas Jantung Kanan

Mula-mula ditentukan terlebih dahulu itik tengah garis midclavicula

kanan. Jari-jari kanan diletakkan sejajar dengan iga. Kemudian dilakuakan perkusi

17

Page 18: refrat cardio3

mulai dari titik tengah tadi, dari cranial kea rah kaudal. Suara normal yang didapat

adalah bunyi sonor yang berasal dari paru. Perkusi diteruskan sampai timbul

suara redup, biasanya pada sela iga IV kanan. Bunyi redup ini adalah berasal dari

batas antara dan puncak hati. Puncak hati ini ditutupi oleh diafragma dan masih

ada jaringan paru diatas jaringan puncak hati itu, sehingga terdapat gabungan

antara massa padat dan sedikit udara dari paru. Setelah didapat titik batas sonor-

redup, diukur dua jari kearah cranial. Pada titik yang baru ini diletakkan kembali

telapak tangan dan jari-jarinya diposisikan dengan arah jari tegak lurus terhadap

iga. Kemudian dilakuakan perkusi kearah medial untuk mencari perubahan suara

dari sonor ke redup yang merupakan batas relative kanan jantung dan normal

adalah pada garis sternal kanan. Dari titik batas ini selanjutnya dilakukan perkusi

sampai mendapat suara pekak, yang merupakan batas absolute jantung kanan,

biasanya pada garis midsternal.2

2) Batas Jantung Kiri

Mula-mula ditentukan garis aksila anterior kiri. Bila terdapat pembesaran

jantung kekiri, perkusi dapat dimulai dari garis aksila medial. Kemudian jari

tengah kiri diletakkan pada titik teratas garis aksila anterior dengan arah jari

sejajar dengan iga. Perkusi dari cranial ke kaudal untuk mencari perubahan bunyi

dari sonor ke tympani yang merupakan batas paru-lambung, biasanaya sela iga

VIII kiri. Dari titik ini diukur dua jari kea rah cranial. Dari titik yang baru ini,

dilakukan perkusi lagi kearah medial dengan posisi jari kiri tegak lurus terhadap

iga, sampai timbul perubahan suara dari sonor ke redup, yang merupakan batas

relative jantung kiri dan biasanya terletak pada 2 jari medial garis midcalicularis

kiri. Perkusi diteruskan kea rah medial, sampai terjadi perubahan suara dari redup

ke pekak yang merupakan batas absolute jantung kiri. Pada keadaan emfisema

paru batas-batas jantung absolute akan mengecil.2

Seandainya pasien sudah makan yang banyak, bunyi timpani yang

merupakan batas paru lambung tidak muncul, maka dilakuakan tekhnik

pemeriksaan lain untuk menentukan batas jantung kiri. Mula-mula dilakukan

penentuan batas paru hati lebih dahulu seperti diatas, kemudian diukurkan 2 jari

kearah cranial. Dari titik garis lurus sejajar iga, memotong garis aksila anterior

18

Page 19: refrat cardio3

kiri. Dari titik ini dilakuakan perkusi tegak lurus iga, kea rah medial untuk

menemukan titik perubahan bunyi sonor ke redup yang merupakan baas jantung

kiri.2

3) Batas Jantung Atas

Tentukan garis sterna kiri lebih dahulu. Dari titik teratas dilakuakn perkusi

dengan arah sejajar iga kea rah kaudal, sampai terjadi perubahan suara dari sonor

ke redup. Normal adalah sela iga II kiri.2

4) Pinggang Jantung

Ditentukan lebih dahulu garis parasternal kiri. Kemudian dilakuakan

perkusi kearah caudal mulai dari titik teratas garis tersebut, dengan posisi jari

tengah sejajar iga. Yang dicari adalah perubahan bunyi sonor-redup. Batas ini

normal terletak pada sela iga III kiri.2

Bila titik batas misal ada sela iga II, berarti pinggang jantung menghilang.

Hal ini terjadi karena pembesaran atrium kiri, misalnya pada kasus mitral vitium.2

4. Contour Jantung

Tujuannya untuk menggambarkan bentuk jantung, memamtikan besarnya

jantung dan apakah masih ada pinggang jantung dan aoakah masih ada pinggang

jantung.2

Dimulai dari sela iga I kanan dilakuakn dari lateral ke medial denga posisi

jari tengah sejajar iga sampai terjadi perubahan suara dari sonor ke redup.

Kemudian dilakuakan perkusi dari sela iga II kanan dengan cara yang sama dan

seterusnya sampai ke kaudal. Titik-titik batas tadi ditentukan dan kemudian

“ditarik” garis sehingga terdapat garis batas jantung kanan. Begitu juga

dilakuakan pada sisi jantung kiri dengan cara yang sama. Akhirnya didapatkan

gambaran garis batas jantung kanan dan kiri dan juga terlihat gambaran pinggang

jantung.2

5. Auskultasi

Auskultasi memberikan kesempatan mendengarkan (dan menginterpretasi)

perubahan-perubahan bahan-bahan dinamis akibat aktivitas nafas dan jantung.4

19

Page 20: refrat cardio3

Pernafasan yang tenang dan dangkal akan menimbulkan bising vesikuler

yang dalam keadaan normal terdengar diseluruh permukaan paru kecuali

dibelakang sternum dan diantara kedua skapula dimana bising nnfas adalah

bronkovesikuler. Bising vesikuler ditandai dengan masa inspirasi panjang dan

masa ekspirasi pendek. 4

Apabila ada konsolidasi paru atau penekanan bronkus akan terdengar bising

bronkial karena bunyi bronkus dihantarkan lebih baik ke permukaan. Bising

bronkovasikuler, merupakan bising antara dari bising vesikuler dengan bronkhial

dimana konsolidasi paru biasanya baru sedikit. 4

Pada bising asmatis fase ekspiratoir lebih panjang daripada bising bronkhial

dan sering disertai dengan musical rales karena adanya getaran dari sekret pada

bronkus. Bunyi yang timbul yang bukan diakibatkan oleh pernafasan atau bicara

disebut rales; disebabkan karena bunyi akibat gerakan cairan pada bronkus atau

alveolus atau aliran udara lewat penyempitan pada jalan nafas. Rales basah

disebabkan karena bunyi aklbat sekret yang tipis sedangkan rales kering

diakibatkan karena sekret yang kasar. Rales basah yang kasar disebut juga ronki,

terjadi pada bronkus yang besar biasanya pada penderita-penderita yang tak sadar

yang tak berusaha untuk mengeluarkan sekret yang ada, sedangkan rales basah

yang sedang atau krepitan disebabkan karena cairan halus yang bergerak pada

saluran nafas. 4

Rales basah yang halus atau subkrepitan mempunyai sebab dan arti sama

dengan rales basah medium. Rales kering (namayang salah) disebabkan gerakan

dari eksudat kasar atau getaran dari membran yang sembab. Jika terdengar dengan

nada tinggi disebut musical rales sedang jika nada rehdah disebut sonorous rales. 4

Bunyi akibat gesekan pleura atau perikardium dapat terdengar dengan

auskultasi dan disebut friction rub. Sering terdengar jika ada peradangan pada

pleura atau perikard (atau dua-duanya). Kadang-kadang terdengar bunyi

pembuluh yang disebut bruit pada paru yang memberikan petunjuk adanya fistula

arteriovenousus pembuluh paru. 4

20

Page 21: refrat cardio3

Auskultasi jantung dan pembuluh dasar diuraikan di bawah ini: 4

Auskultasi jantung berguna untuk menemukan bunyi-bunyi yang diakibatkan

oleh adanya kelainan pada struktur jantung dengan perubahan-perubahan aliran

darah yang ditimbulkan selama siklus jantung. Untuk dapat mengenal dan

menginterpretasikan bunyi jantung dengan tepat perlu dikenal dengan baik siklus

jantung.4

Bunyi jantung diakibatkan karena getaran dengan masa amat pendek. Bunyi

yang timbul akibat aktifitas jantung dapat dibagi dalam :4

a. Bunyi jantung 1 : disebabkan karena getaran menutupnya katup

atrioventrikuler terutamakatup mitral, getaran karena kontraksi otot miokard

serta aliran cepat saat katup semiluner mulai terbuka. Pada keadaan normal

terdengar tunggal.

b. Bunyi jantung 2 : disebabkan karena gerakann menutupnya katup semiluner

aorta maupun pulmonal. Pada keadaan normal terdengar pemisahan (splitting)

dari kedua komponen yang bervariasi dengan pernafasan pada anak-anak atau

orang muda.

c. Bunyi Jantung 3 : disebabkan karena getaran cepat dari aliran dar saat pengisian

cepat (rapid filling phase) dari ventrikel. Hanya terdengar pada anak-anak atau

orang dewasa muda atau keadaan dimana komplians otot ventrikel menurun

(hipertrofi atau dilatasi).

d. Bunyi jantung 4: disebabkan kontraksi atrium yang mengalirkan darah ke

ventrikel yang kompliansnya menurun. Jika atrium tak berkontraksi dengan

efisien misalnya fibrilasi atrium maka bunyi jantung 4 tak terdengar.

Bunyi jantung sering dinamakan berdasarkan daerah katup dimana bunyi

tersebut didengar. M1 berarti bunyi jantung satu di daerah mitral. P2 berarti bunyi

jantung kedua daerah pulmonal. Bunyi jantung 1 normal akan terdengar jelas di

daerah apeks sedang bunyi jantung 2 dikatakan mengeras jika intensitasnya

terdengar sama keras dengan bunyi jantung 1 di daerah apeks. Bunyi jantung

1dapat terdengar terpisah (split) jika asinkroni penutupan katup mitral dan

trikuspid lebih mencolok misalnya pada RBBB (Right Bundle Branch Block) atau

21

Page 22: refrat cardio3

hipertensi pulmonal. Bunyi jantung 2 akan terdengar terpisah pada anak-anak dan

dewasa muda. Pada orang dewasa bunyi jantung 2 akan terdengar tunggal karena

komponen pulmonalnya tak terdengar disebabkan aerasi paru yang bertambah

pada orang tua. Jika bunyi jantung 2 terdengar terpisah pada orang dewasa ini

menunjukkan adanya hipertensi pulmonal atau RBBB. Bunyi jantung 2 yang

terdengar tunggal pada anak-anak mungkin merupakan tanda adanya stenosis pul-

monal.4

a. Bunyi tambahan : merupakan bunyi yang terdengar akibat adanya

kelainan anatomis atau aliran darah yang dalam keadaan normal tak

menimbulkan bunyi atau getaran.

b. Klik ejeksi : disebabkan karena pembukaan katup semilunar

pada stenosis/menyempit.

c. Ketukan pericardial : bunyi ekstrakardial yang terdengar akibat

getaran/gerakan perikard pada perikarditis/efusi perikard.

d. Bising jantung : merupakan bunyi akibat getaran yang timbul da-

lam masa lebih lama. Jadi perbedaan antara bunyi dan bising terutama

berkaitan dengan lamanya bunyi/getaran berlangsung.

Bising dapat terdengar berdasarkan saatnya.:4

a. mengisi seluruh fase siklus jantung : bising holosistolik pada MI atau

VSD

b. mengisi baik fase sistolik maupun diastolik siklus jantung: bising sistolik-

diastolik atau bising to and fro

c. mengisi hanya sebagian dan salah satu fase jantung : bising sistolik pada

AS, PS, VSD, MI bising diastolik pada AI

d. terdengar terus menerus, baik pada fase sistolik maupun diastolik : bising

menerus atau continuous murmur pada PDA. terdengar hanya pada

sebagian dari suatu fase siklus jantung : bising late systolic pada prolaps

katup mitral

bising early diastolic pada AI atau PI

bising middiastolic pada mitral stenosis

22

Page 23: refrat cardio3

bising late diastolic pada mitral stenosis

Bising dapat juga mempunyai kualitas menyerupai bising yang lazim

terdengar dalam keadaan sehari-hari. Bising sea gull, rumbling, musical, high

pitched, blowing.4

23

Page 24: refrat cardio3

BAB III

KESIMPULAN

Pemeriksaan klinis merupakan saat awal untuk menjalin hubungan dokter

pasien yang baik dan mendapat kepercayaan dari pasien yang sangat penting

buntuk tahap berikutnya. Pemeriksaan klinis terdiri dari anamnesis untuk

mengetahui gejala, dan melakukan pemeriksan fisik untuk melihat tanda-tanda

dari penyakit kardiovaskular.1

Anamnesis dan pemeriksaan fisik merupakan langkah awal yang teramat

penting namun sering dilupakan kearah pembentukan diagnosis. Anamnesis yang

terarah serta mendalam dan pemeriksaan fisik yang teliti akan memberikan arah

diagnosis yang tepat pada sebagian besar penderita.4

Anamnesis merupakan wawancara yang seksama terhadap pasiennya

(autoanamnesis) atau keluarga dekatnya (alloanamnesis) bila keadaan pasien

tidak memungkinkan untuk diwawancarai, misalnya keadaan gawatdarurat, afasia

akibat stroke dan lain sebagainya mengenai masalah yang menyebabkan pasien

mendatangi pusat pelayanan kesehatan. Banyak gejala dapat bersumber dari

kelainan kardiovaskular tetapi gejala yang umumnya berkaitan dengan KV adalah

nyeri dada, sesak napas yang dipicu oleh aktifitas fisik, ortopneu, paroxysmal

nocturnal dypsneu (PND), kaki bengkak, palpitasi, sinkop, klaudikasio intermitten

dan fatique (kelelahan). Dalam melakukan anamnesis penting untuk membuat

catatan penting sebelum ditulis secara lebih baik dalam status pasien. Status

pasien adalah catatan medic pasien yang memuat semua catatan mengenai

penyakit pasien dan perjalanan penyakit pasien.1,2,3

Pemeriksaan fisis mempunyai nilai yang sangat penting untuk memperkuat

temuan-temuan dalam anamnesis. Tekhnik pemeriksaan fisis meliputi

pemeriksaan pandang (Inspeksi), pemeriksaan raba (Palpasi), pemeriksaan ketok

(Perkusi), dan pemeriksaan dengar (auskultasi).1,2

24

Page 25: refrat cardio3

Perpaduan keahlian mewawancarai dan pengetahuan mendalam tentang

gejala dan tanda dari suatu penyakit serta pengetahuan tentang pemeriksaan fisik

yang baik akan memberikan hasil yang memuaskan dalam menentukan diagnosis

kemungkinan sehingga dapat menetukan langkah pemeriksaan selanjutnya.2

25

Page 26: refrat cardio3

DAFTAR PUSTAKA

1. Simpson IA, Gray H Huon, dkk. Lecture Notes Kardiologi Ed.4. Erlangga

Medical Series. Jakarta:2005

2. Sudoyo W Aru, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed.5 Jilid 1.

InternaPublishing. Jakarta:2009

3. Setiati S, Simadibrata M, dkk. Paduan Sistematis untuk Diagnosis Fisis

Anamnesis dan Pemeriksaan Fisis Komprehensif. InternaPublishing. Jakarta

Pusat.2013

4. Lily Ismudiati R, dkk. Buku Ajar Kardiologi. FKUI. Jakarta:1998

26