Refrat ASPERGILOMA

18
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Aspergillus merupakan jamur yang umum ditemukan pada materi organik. Meskipun terdapat lebih dari 100 spesies, jenis yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia ialah Aspergillus fumigatus dan Aspergillus niger, kadang kadang bisa juga akibat Aspergillus flavus dan Aspergillus clavatus yang semuanya menular dengan transmisi inhalasi (Harman, 2008). Kasus-kasus paru di Indonesia umumnya berkisar antara TB, asma, kanker paru, dan pneumonia. Empat penyakit ini sangat lazim ditemui di rumah-rumah sakit di Indonesia, masyarakat awam pun relatif familiar dengan penyakit di atas. Namun sebenarnya ada salah satu penyakit paru yang kejadiannya tidak terlalu sering namun kerap terjadi karena terdapat penyakit paru lain yang mendasarinya. Umumnya Aspergillus akan menginfeksi paru-paru, yang menyebabkan empat sindrom penyakit, yakni Allergic Bronchopulmonary Aspergillosis (ABPA), Chronic Necrotizing Pneumonia Aspergillosis (CNPA) , Aspergiloma, dan Aspergilosis invasif (Farmacia, 2007). Aspergiloma merupakan fungus ball (misetoma) yang terjadi karena terdapat kavitas di parenkim akibat penyakit paru sebelumnya. Penyakit yang mendasarinya bisa berupa TB (paling sering) atau proses infeksi dengan nekrosis, sarkoidosis, fibrosis kistik, dan 1

Transcript of Refrat ASPERGILOMA

Page 1: Refrat ASPERGILOMA

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Aspergillus merupakan jamur yang umum ditemukan pada materi organik.

Meskipun terdapat lebih dari 100 spesies, jenis yang dapat menimbulkan penyakit

pada manusia ialah Aspergillus fumigatus dan Aspergillus niger, kadang kadang

bisa juga akibat Aspergillus flavus dan Aspergillus clavatus yang semuanya

menular dengan transmisi inhalasi (Harman, 2008).

Kasus-kasus paru di Indonesia umumnya berkisar antara TB, asma, kanker

paru, dan pneumonia. Empat penyakit ini sangat lazim ditemui di rumah-rumah

sakit di Indonesia, masyarakat awam pun relatif familiar dengan penyakit di atas.

Namun sebenarnya ada salah satu penyakit paru yang kejadiannya tidak terlalu

sering namun kerap terjadi karena terdapat penyakit paru lain yang mendasarinya.

Umumnya Aspergillus akan menginfeksi paru-paru, yang menyebabkan empat

sindrom penyakit, yakni Allergic Bronchopulmonary Aspergillosis (ABPA),

Chronic Necrotizing Pneumonia Aspergillosis (CNPA),  Aspergiloma, dan

Aspergilosis invasif (Farmacia, 2007).

Aspergiloma merupakan fungus ball (misetoma) yang terjadi karena

terdapat kavitas di parenkim akibat penyakit paru sebelumnya. Penyakit yang

mendasarinya bisa berupa TB (paling sering) atau proses infeksi dengan nekrosis,

sarkoidosis, fibrosis kistik, dan bula emfisema. Fungus ball ini dapat bergerak di

dalam kavitas tersebut namun tidak menginvasi dinding kavitas. Adanya fungus

ball menyebabkan terjadinya hemoptisis yang berulang (Farmacia, 2007).

1

Page 2: Refrat ASPERGILOMA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi

Aspergilloma, juga dikenal sebagai mycetoma atau bola jamur (fungus ball),

adalah koloni jamur yang terdapat dalam kavitas tubuh seperti paru-paru.

Mycetoma biasanya terdiri dari Aspergillus fumigatus (spesies aspergillus yang

paling sering ditemukan), dan merupakan bentuk non-invasif aspergillosis paru

(Gaillard F, Weerakkody Y, 2012).

Aspergilloma paru dapat berkembang pada individu yang sebelumnya telah

memiliki penyakit paru dengan kavitas pada parenkim parunya yang disebabkan

berbagai kondisi seperti tuberkulosis, sarkoidosis, silikosis, atau bronkiektasis

(Wilson et al., 2001).

II.2 Epidemiologi

Aspergilloma terjadi pada pasien dengan imunitas normal, tetapi secara

struktural paru-paru tidak normal, dengan rongga atau kavitas yang sudah ada

sebelumnya. Oleh karena itu secara demografi akan sesuai dengan kondisi yang

mendasari, seperti (Gaillard F, Weerakkody Y, 2012).

- tuberkulosis paru: paling sering, tercatat 25-80% kasus bergantung pada

prevalensi TB dalam populasi

- sarkoidosis pulmonal

- bronkiektasis karena berbagai sebab

- kavitas pulmonal lainnya: kista bronkogenik, skustrasi pulmonal,

pneumatokel PCP

Kebanyakan pasien tidak perlu untuk dioperasi dan hanya dilakukan terapi

konservatif. Namun, angka kematian pada pasien ini bisa mencapai 50-55%,

dibandingkan dengan tingkat kematian setelah terapi pembedahan, yaitu 1-23%

(Emedicine, 2008).

2

Page 3: Refrat ASPERGILOMA

II.3 Patofisiologi

Empat macam klasifikasi klinis aspergilosis memiliki patofisiologi yang

berbeda sesuai jenisnya. Sistem imun alamiah akan berusaha menyingkirkan

spora mulai dari lapisan mukosa dan gerakan silia pada saluran pernapasan.

Selanjutnya, jika spora sudah terlanjur masuk, akan ada perlawanan dari

makrofag dan netrofil melalui fagositosis (Harman, 2006; Sugar and Kauffmann

2003). Beberapa spesies Aspergillus memproduksi metabolit toksin yang menghambat

proses fagositosis. Kortikosteroid (terutama pada penderita asma) juga akan melemahkan

proses fagositosis ini

Keadaan imunosupresi lainnya seperti: penderita Human Immuno-

deficiency Virus (HIV) positif atau Aquired Immuno-deficiency Syndrome

(AIDS), penyakit granulomatosa kronik, maupun imunosupresi farmakologis juga

menyebabkan disfungsi atau menurunkan jumlah netrofil.

Pada pasien yang mengalami imunosupresi, invasi vaskular lebih sering

terjadi dan menyebabkan infark, perdarahan, serta nekrosis jaringan paru

Pada aspergiloma terdapat kolonisasi nonivasif karena di parenkim paru

sudah terdapat kavitas, kista, bula, atau bronkus yang mengalami ektasis.

Penyebab yang paling sering ialah tuberkulosis, sarkoidosis, dan bronkiektasis.

Penyebab lainnya bisa berupa fibrosis kistik, spondilitis ankilosa, kista

bronkogenik, pneumonokoniasis, sekuestrasi pulmonal, keganasan dengan

kavitas, dan pneumatokel akibat sekunder pneumonia atau akibat Pneumocystis

carinii (Harman, 2008; Sugar AM, Kauffman CA, Thorner AR, 2003)

Jamur akan menetap di dalam kavitas dan dapat berkembang di dalamnya

karena sistem imun tubuh akan menghambat penetrasi jamur ke dinding kavitas.

Jamur dapat tumbuh membentuk fungus ball yang terdiri dari jaringan nekrotik,

mukus dan debris-debris (Wikipedia, 2012)

II.4 Patogenesis

Aspergiloma, atau mycetoma, merupakan infeksi saprophytic yang

terjadi pada pasien dengan penyakit paru-paru. Pasien dengan mycetoma

umumnya memiliki imunitas normal, meskipun hidup dengan penyakit kronis.

Aspergiloma terdiri dari kombinasi hifa jamur, debris selular, dan lendir dalam

rongga yang memberi gambaran fungus ball. Dinding rongga yang umum terdiri

3

Page 4: Refrat ASPERGILOMA

dari jaringan fibrosa, sel-sel inflamasi, dan pembuluh darah, yang terakhir berasal

terutama dari sirkulasi bronchial sirkulasi (Gotway, 2002).

Penyebab paling umum dari struktur penyakit paru pada pasien dengan

aspergiloma adalah kavitas karena tuberkulosis sebelumnya dan sarkoidosis.

Penyakit yang sudah ada sebelumnya di paru-paru mungkin mengganggu

pembersihan normal dari organisme, memungkinkan terjadinya infeksi

berikutnya. Secara karakteristik, jamur biasanya tidak menghasilkan invasi

jaringan (Gotway, 2002).

II.5 Manifestasi Klinis

Aspergiloma bisa tidak menimbulkan gejala klinis tertentu selain penyakit

utama yang mendasarinya, yakni tuberkulosis, sarkoidosis, atau proses nekrosis

lain di paru. Pada pasien HIV aspergiloma dapat terjadi pada area yang berkista

akibat infeksi pneumonia Pneumocystis carinii. Dari semua pasien aspergiloma,

40-60%-nya akan mengalami batuk darah yang masif yang mengancam nyawa.

Kadang-kadang aspergiloma juga dapat menyebabkan batuk-batuk (tanpa

batuk darah) dan demam yang berkepanjangan.

Namun gejala klinis aspergiloma tidak ada yang khas, penderita

aspergiloma akan mengalami gejala sesuai penyakit yang mendasarinya. Pada

umumnya gejala klinis dan hasil laboratorium penderita aspergiloma akan sesuai

dengan penyakit yang mendasarinya. (Harman, 2008; McAdam AJ, Sharpe AH.

2005; Sugar AM, Kauffman CA, Thorner AR, 2003)

II.6 Diagnosis

Gambaran Radiografi

Misetoma ini dapat dilihat pada kedua foto polos dan CT sebagai massa

intrakaviti dikelilingi oleh crecent of air (udara berbentuk bulan sabit). Crecent of

air ini agak kontroversial digunakan dalam aspergillosis. Hal ini digunakan oleh

banyak orang untuk menggambarkan udara di sekitar aspergilloma dan crecent of

air yang tampak dalam pemulihan aspergillosis angioinvasif. Beberapa orang

lebih suka istilah Monod sign dalam pengaturan aspergilloma, meskipun kurang

diakui secara luas (Radiopaedia, )

4

Page 5: Refrat ASPERGILOMA

Foto polos

Aspergilloma biasanya muncul sebagai massa tipis jaringan lunak bulat

atau bulat lonjong yang terletak di dalam sekitar kavitas dan digariskan oleh suatu

crecent of air. Dengan mengubah posisi pasien biasanya menunjukkan bahwa

massa tersebut dapat bergerak, sehingga dapat mengkonfirmasikan diagnosis

(Radiopaedia)

Gambar 2.3: TB dengan kavitas terkait dengan aspergilloma. Frontal radiografi

menunjukkan rongga di lobus atas kiri (panah hitam) dengan area jaringan lunak opag

tergantung (panah putih solid). Hiperlusen pada area bulan sabit (panah terbuka)

merupakan sisa udara dalam rongga dan disebut sebagai the air crescent sign (tanda

bulan sabit udara).

(Sumber: http://emedicine.medscape.com/article/353200-media)

Gambar 3. Gambaran foto toraks dada penderita aspergiloma. Tampak fungus ball

ditandai dengan masa solid (radio opaque) pada lapangan atas paru kanan (tanda panah). 11

5

Page 6: Refrat ASPERGILOMA

Gambar 2.4: Foto toraks posteroanterior menunjukkan aspergilloma multiple pada

pasien dengan tuberkulosis. Perhatikan adanya beberapa air crescent.

(Sumber: http://emedicine.medscape.com/article/353200-media)

Gambar 2.5: Rontgen toraks posteroanterior diperoleh pada wanita 36 tahun yang

sebelumnya diobati untuk TB paru. Pasien memiliki misetoma pada lobus kiri atas dan

muncul dengan haemoptisis berulang yang mengancam nyawa. Penyakit ini tidak respon

dengan terapi antifungi local dan sistemik.

(Sumber: http://emedicine.medscape.com/article/353200-media)

6

Page 7: Refrat ASPERGILOMA

CT scan

Gambarannya pada CT scan berupa kavitas yang terbentuk dengan baik

dengan massa jaringan lunak bulat tipis ditengahnya dikelilingi oleh air crescent

sign atau Monod sign. Massa ini biasanya berbentuk bola atau bulat telur. Pada

posisi pasien yang berbeda, massa dapat ditunjukkan dapat bergerak. Massa

tersebut suatu kesempatan dapat sepenuhnya dapat mengisi kavitas sehingga

mengambil bentuk bentuk kavitas tersebut, menghilangkan gambaran crecent of

air di sekitarnya dan tidak dapat bergerak lagi (Radiopaedia, 2012).

Kalsifikasi tidak jarang terjadi, yang bisa berkisar dari tidak ada hingga

keadaan yang berat. Karena peradangan dan pembentukan jaringan granulasi

vaskular, arteri bronkial yang mensuplai dinding kadang-kadang dapat dilihat

sebagai pembesaran yang nyata. Pleura yang berdekatan mungkin akan menebal

(Radiopaedia, 2012).

Gambar 2.6: Aspergilloma di dalam kavitas yang telah ada sebelumnya. Udara

yang berbentuk bulan sabit yang mengelilingi aspergilloma dikenal sebagai the

Monod sign.

(Sumber: http://radiopaedia.org/images/296)

7

Page 8: Refrat ASPERGILOMA

Gambar 2.7: CT toraks: Kavitas bilateral dengan fungus ball yang bergantung pada posisi

(Sumber: http://radiopaedia.org/images/19475)

Gambar 4. Gambaran CT Scan dada. Tampak massa solid pada paru-paru kiri11.

Gambaran Diferensial Diagnosis

Gambar 2.8: CT scan: abses paru(Sumber: http://radiopaedia.org/images/19475)

8

Page 9: Refrat ASPERGILOMA

Gambar 2.9: Ct scan: tuberkulosis paru(Sumber: http://radiopaedia.org/images/19475)

Gambar 2.10: Ct scan: Kista Paru(Sumber: http://radiopaedia.org/images/19475)

9

Page 10: Refrat ASPERGILOMA

II.7 Pengobatan

Prinsip pengobatan aspergilosis ialah menghilangkan jamur dan sporanya

dari tubuh penderita. Terapi yang tepat untuk aspergiloma ialah simtomatik,

yakni mengurangi hemoptisis. Namun terapi kausal yang tepat untuk aspergiloma

ialah dengan pembedahan (Anonim, 2012; Harman, 2008)

Dengan lobektomi, kavitas yang berisi aspergiloma dapat dihilangkan

dengan mudah. Namun toleransi pembedahan toraks sangat ketat sehingga sering

ditunda karena fungsi paru penderita sudah jauh berkurang.

Untuk aspergiloma dapat digunakan anti fungi seperti itraconazole oral

dengan angka kesembuhan hingga 60%.

Tindakan lain yang dapat dilakukan ialah embolisasi arteri bronkial untuk

mencegah hemoptisis yang terlalu masif, namun memerlukan keahlian yang

sangat tinggi dari ahli radiologi dengan panduan CT-scan karena arteri bronkial

bercabang menjadi arteri spinalis, sehingga dikhawatirkan terjadi komplikasi

neurologis(Anonim, 2012; Harman, 2008).

II.8 Prognosis

Prognosis aspergiloma pada sebagian penderita cukup baik, walupun amat

tergantung dari keparahan penyakit dan faktor-faktor lainnya. Pada beberapa

penderita, pembedahan dapat sangat efektif dalam penanganan aspergiloma,

tetapi pembedahan mempunyai resiko yang tinggi dan dapat menimbulkan

komplikasi yang serius (Anonim, 2012).

10

Page 11: Refrat ASPERGILOMA

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Aspergilloma, juga dikenal sebagai mycetoma atau bola jamur (fungus ball),

adalah koloni jamur yang terdapat dalam kavitas tubuh seperti paru-paru.

Aspergilloma paru dapat berkembang pada individu yang sebelumnya telah

memiliki penyakit paru dengan kavitas pada parenkim parunya yang disebabkan

berbagai kondisi seperti tuberkulosis, sarkoidosis, silikosis, atau bronkiektasis.

Prinsip pengobatan aspergilosis ialah menghilangkan jamur dan sporanya

dari tubuh penderita. Terapi yang tepat untuk aspergiloma ialah simptomatik,

yakni mengurangi hemoptisis. Namun terapi kausal yang tepat untuk aspergiloma

ialah dengan pembedahan.

Prognosis aspergiloma pada sebagian penderita cukup baik, walupun amat

tergantung dari keparahan penyakit dan faktor-faktor lainnya. Pada beberapa

penderita, pembedahan dapat sangat efektif dalam penanganan aspergiloma,

tetapi pembedahan mempunyai resiko yang tinggi dan dapat menimbulkan

komplikasi yang serius.

III.2 Saran

Penulis mengaku di dalam referat ini masih banyak kekurangan, karena itu

penulis mengharap saran yang membangun dari dosen pembimbing dan rekan-

rekan guna perbaikan referat ini dan selanjutnya.

11

Page 12: Refrat ASPERGILOMA

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Aspergilosis. http://www.blogkita.info.com

Anonim. 2012. Aspergilloma. http://www.histopathology-india.com

Anonim. 2007. Aspergilosis Paru: Saat Jamur Melakukan Invasi ke Paru. http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=480

Anonim. 2012. Pulmonary aspergilloma (mycetoma). 2012. http://www.midlineplus.gov/

Anonim. 2012. Aspergilloma. http://www.wikipedia.com/

Chen JC, Chang YL, Luh SP et-al. 1997. Surgical treatment for pulmonary

aspergilloma: a 28 year experience. Thorax

Gaillard F, Weerakkody Y. 2012. Aspergilloma. http://radiopaedia. org/articles/

aspergilloma

Gotway, Michael B. 2002. The Radiologic Spectrum of Pulmonary Aspergillus

Infection. Journal of Computer Assisted Tomography. Philadelphia

Harman EM. 2008. Aspergillosis. http://emedicine.mediscape.com/

McAdam AJ, Sharpe AH. 2005. Infectious Diseases. In: Kumar V, Abbas AK,

Fausto N. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. Elsevier

Saunders; Philadelphia; (7):399-400

R. Wilson, Walter., Maerle A. Sande. 2001. Current Diagnosis and Treament in

Infectious Diseases. The McGraw-Hill Companies, Inc.: United States. 755-

756.

12

Page 13: Refrat ASPERGILOMA

Sugar AM, Kauffman CA, Thorner AR. 2003. Aspergilloma.

http://www.update.com/

Sytemic Mycoses. In: Midgley-Clayton-Hay. 1997. Diagnosis in Color Medical

Mycology. Mosby-Wolfe:134-40

13