refrat

62
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Otak mengendalikan semua fungsi tubuh. Otak merupakan pusat dari keseluruhan tubuh, Jika otak sehat, maka akan mendorong kesehatan tubuh serta menunjang kesehatan mental. Sebaliknya, apabila otak terganggu, maka kesehatan tubuh dan mental bisa ikut terganggu. otak juga merupakan organ yang paling rumit. 1 Tumor otak merupakan salah satu penyakit yang menyerang otak. Dikarenakan otak merupakan salah satu organ tubuh yang paling penting, organ lainnya dapat terganggu, sehingga kematian dapat terjadi. Tumor otak bisa menyerang siapa saja, bahkan anak- anak dan remaja, namun pada umumnya tumor menyerang orang usia produktif atau dewasa. 3 Tumor otak tidak selalu mengakibatkan kematian. Namun pada kasus tumor otak jinak, saat mereka tumbuh, mereka dapat menghancurkan dan menekan jaringan otak yang normal lainnya, yang dapat berakibat pada kelumpuhan ataupun fatal. Saat ini ilmu kedokteran telah berkembang pesat, teknik 1 | Page

description

sdfghjkl;knvcxcvbnm

Transcript of refrat

Page 1: refrat

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Otak mengendalikan semua fungsi tubuh. Otak merupakan pusat dari

keseluruhan tubuh, Jika otak sehat, maka akan mendorong kesehatan tubuh

serta menunjang kesehatan mental. Sebaliknya, apabila otak terganggu, maka

kesehatan tubuh dan mental bisa ikut terganggu. otak juga merupakan organ

yang paling rumit. 1

Tumor otak merupakan salah satu penyakit yang menyerang otak.

Dikarenakan otak merupakan salah satu organ tubuh yang paling penting,

organ lainnya dapat terganggu, sehingga kematian dapat terjadi. Tumor otak

bisa menyerang siapa saja, bahkan anak-anak dan remaja, namun pada

umumnya tumor menyerang orang usia produktif atau dewasa. 3

Tumor otak tidak selalu mengakibatkan kematian. Namun pada kasus

tumor otak jinak, saat mereka tumbuh, mereka dapat menghancurkan dan

menekan jaringan otak yang normal lainnya, yang dapat berakibat pada

kelumpuhan ataupun fatal. Saat ini ilmu kedokteran telah berkembang pesat,

teknik diagnostik dan pengobatan telah memberikan harapan hidup bagi para

pasien tumor otak. yang menjadi concern utama pada pasien kanker otak

maupun tumor otak ini adalah seberapa cepat mereka menyebar melalui

bagian otak/ syaraf tulang belakang lainnya dan apakah mereka bisa diangkat

dan tidak kambuh lagi. 6

Beberapa faktor yang memengaruhi Prognosa (harapan hidup) penderita

tumor otak antara lain; kemampuan deteksi dini; kemampuan mengetahui

dengan tepat lokasi tumor di otak; keunggulan teknologi diagnostik dan terapi

(operasi) seperti CT-Scan, MRI (Magnetic Resonance Image)

1 | P a g e

Page 2: refrat

2. Tujuan

2.1 Tujuan Umum

Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang tumor otak

 

2.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui dan memahami definisi tumor otak.

2. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis dari tumor otak.

3. Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus tumor otak.

4. Mengetahui dan memahami patofisiologi tumor otak.

5. Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada tumor otak.

6. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan tumor otak.

7. Mengetahui dan memahami komplikasi dari tumor otak.

8. Mengetahui dan memahami prognosis dari tumor otak.

3. Manfaat

Dengan adanya makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami

dan menjelaskan pada pasien dan keluarganya dengan tumor otak, serta

mampu mengimplementasikannya dalam klinik

2 | P a g e

Page 3: refrat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Otak 1,2

Otak, merupakan merupakan bagian dari susunan saraf pusat yang terletak

di cavum cranii. Berat otak saat lahir 350 gram, dan berkembang hingga saat

dewasa seberat 1400-1500 gram.

Gambar 1. Anatomi otak

Otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

1.    Cerebrum (Otak Besar)

2.    Cerebellum (Otak Kecil)

3.    Brainstem (Batang Otak)

4.    Limbic System (Sistem Limbik)

3 | P a g e

Page 4: refrat

1. Cerebrum (Otak Besar)

Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama

Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak yang

membedakan manusia dengan binatang. Cerebrum membuat manusia memiliki

kemampuan berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan

kemampuan visual.

Cerebrum secara terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Bagian

lobus yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut

sulcus. Keempat Lobus tersebut masing-masing adalah: Lobus Frontal, Lobus

Parietal, Lobus Occipital dan Lobus Temporal.

Gambar 2. Anatomi lobus

•    Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak Besar.

Mulai dari sulcus sentralis sampai kapolus centralis, terdiri dari gyrus precentralis,

girus frontalis superior, girus frontalis media, girus frontalis inferior,girus recrus,

dirus orbitalis, dan lobulus paracentralis superior

4 | P a g e

Page 5: refrat

Lobus ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak,

kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, kontrol

perasaan, kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa secara umum.

•    Lobus Parietal berada di tengah, mulai dari sulcus centralis menuju lobus

occipitalis dan cranialis dari lobus temporalis, terdiri dari girus post centralis, lobulus

parietalis superior,dan  lobulus parietalis inferior-inferior-posterior. berhubungan

dengan proses sensor perasaan seperti tekanan, sentuhan dan rasa sakit.

•    Lobus Temporal berada di bagian bawah terletak antara polus temporalis dan

polus occipitalis dibawah sulcus lateralis berhubungan dengan kemampuan

pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara.

•    Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, terletak antara sulcus parieto

occipital dengan sulcus preoccipitalis, memiliki dua bangunan, cuneus dan girus

lingualis, berhubungan dengan rangsangan visual yang memungkinkan manusia

mampu melakukan interpretasi terhadap objek yang ditangkap oleh retina mata.

Area Broca yang betanggungjawab untuk kemampuan berbicara, terletak di

lobus frontalis kiri dan berkaitan erat dengan daerah motorik korteks yang

mengontrol otot-otot penting untuk artikulasi.

Daerah Wernicke yang terletak di korteks kiri pada pertemuan lobus-lobus

parietalis, temporalis, dan oksipitalis berhubungan dengan pemahaman bahasa.

Daerah ini berperan penting dalam pemahaman bahasa baik tertulis maupun lisan.

Selain itu, daerah ini bertanggung jawab untuk memformulasikan pola pembicaraan

koheren yang disalurkan melalui seberkas saraf ke daerah Broca, kemudian

mengontrol artikulasi pembicaraan.

Daerah motorik, sensorik, dan bahasa menyusun hanya sekitar separuh dari

luas korteks serebrum keseluruhan. Daerah sisanya, yang disebut daerah asosiasi

berperan dalam fungsi yang lebih tinggi (fungsi luhur).

Korteks asosiasi prafrontalis adalah bagian depan dari lobus frontalis tepat di

anterior korteks motorik. Peran sebagai: (1) perencanaan aktivitas volunteer

5 | P a g e

Page 6: refrat

(2) pertimbangan konsekuensi-konsekuensi tindakan mendatang dan penentuan

pilihan (3) sifat-sifat kepribadian.

Korteks asosiasi parietalis-temporalis-oksipitalis dijumpai pada peetemuan

ketiga lobus. Di lokasi ini dikumpulkan dan diintegrasikan sensasi-sensasi somatic,

auditorik, dan visual yang berasal dari ketiga lobus untuk pengolahan persepsi yang

kompleks.

Korteks asosiasi limbic di bawah dan dalam antara kedua lobus temporal.

Daerah ini berkaitan dengan motivasi dan emosi.

2. Cerebellum (Otak Kecil)

Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan ujung

leher bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya:

mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan

gerakan tubuh. Otak Kecil juga menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan

otomatis yang dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat

menulis, gerakan mengunci pintu dan sebagainya.

Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan

koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut

tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya atau tidak mampu

mengancingkan baju

3. Brainstem (Batang Otak)

Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala

bagian dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang

belakang. Bagian otak ini mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan,

denyut jantung, mengatur suhu tubuh, mengatur proses pencernaan, dan merupakan

sumber insting dasar manusia yaitu fight or flight (lawan atau lari) saat datangnya

bahaya.

Batang otak dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya. Oleh karena itu,

batang otak sering juga disebut dengan otak reptil. Otak reptil mengatur “perasaan

6 | P a g e

Page 7: refrat

teritorial” sebagai insting primitif. Contohnya anda akan merasa tidak nyaman atau

terancam ketika orang yang tidak kita kenal terlalu dekat .

Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:

•    Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian teratas

dari batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil. Otak tengah

berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan mata, pembesaran pupil

mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran.

•    Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri badan

menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol funsi

otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan.

•    Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak bersama

dengan formasi reticular. Pons yang menentukan apakah kita terjaga atau tertidur.

4. Limbic System (Sistem Limbik)

Gambar 3. Anatomi sistim limbik

Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang otak ibarat kerah

baju. Limbik berasal dari bahasa latin yang berarti kerah. Bagian otak ini sama

dimiliki juga oleh hewan mamalia sehingga sering disebut dengan otak mamalia.

Komponen limbik antara lain hipotalamus, thalamus, amigdala, hipocampus dan

korteks limbik. Sistem limbik berfungsi menghasilkan perasaan, mengatur produksi

hormon, memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar, dorongan seks, pusat rasa

senang, metabolisme dan juga memori jangka panjang.

7 | P a g e

Page 8: refrat

Bagian terpenting dari Limbik Sistem adalah Hipotalamus yang salah satu

fungsinya adalah bagian memutuskan mana yang perlu mendapat perhatian dan mana

yang tidak. Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh

indera. Dialah yang lazim disebut sebagai otak emosi atau tempat bersemayamnya

rasa cinta dan kejujuran. Carl Gustav Jung  menyebutnya sebagai "Alam Bawah

Sadar" atau ketidaksadaran kolektif, yang diwujudkan dalam perilaku baik seperti

menolong orang dan perilaku tulus lainnya. LeDoux mengistilahkan sistem limbik ini

sebagai tempat duduk bagi semua nafsu manusia, tempat bermuaranya cinta,

penghargaan dan kejujuran.

B. Definisi 6

Tumor otak merupakan pertumbuhan jaringan abnormal yang berasal dari sel-sel otak

atau dari struktur di sekelilingnya. Sama seperti tumor lainnya tumor otak dapat

dibagi menjadi tumor otak jinak (benigna) dan ganas (maligna).

Tumor otak benigna adalah pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak, tetapi

tidak ganas.

Tumor otak maligna adalah kanker di dalam otak yang berpotensi menyusup dan

menghancurkan jaringan di sebelahnya atau yang telah menyebar (metastase) ke

otak dari bagian tubuh lainnya melalui aliran darah.

Terdapat 2 kategori tumor otak, yaitu :

1. Tumor otak primer - tumor ini berasal dari otak itu sendiri.

2. Tumor otak sekunder (dikenali sebagai metastatik) – tumor ini berasal atau

penyebaran dari organ tubuh yang lain seperti paru-paru, ginjal, payudara,

tulang, kulit dan organ tubuh lainnya.

Tumor otak primer bermula dan terbentuk di dalam otak. Tumor tersebut mungkin

tumbuh dan terbentuk di suatu tempat yang kecil atau ia dapat meluas ke daerah-

daerah sekitar yang berdekatan. Tumor sekunder (metastatik) bermula atau tumbuh di

tempat lain dan kemudiannya menyebar melalui saluran darah ke otak untuk

membentuk tumor otak sekunder (tempat asalnya ialah kanker paru-paru, payudara,

8 | P a g e

Page 9: refrat

usus, kulit dan lain-lain). Tumor otak metastasis merupakan komplikasi neurologis

yang paling sering dari kanker sistemik.

C. Insidensi dan prevalensi 5,7

Tumor susunan saraf pusat ditemukan sebanyak ± 10% dari neoplasma seluruh

tubuh, dengan frekwensi 80% terletak pada intrakranial dan 20% di dalam kanalis

spinalis. Di Amerika didapat 35.000 kasus baru dari tumor otak setiap tahun, sedang

menurut Bertelone, tumor primer susunan saraf pusat dijumpai 10% dari seluruh

penyakit neurologi yang ditemukan di Rumah Sakit Umum.

Di Indonesia data tentang tumor susunan saraf pusat belum dilaporkan. Insiden

tumor otak pada anak-anak terbanyak dekade 1 (3-12 tahun), sedangkan pada dewasa

pada usia 30-70 dengan puncak usia 40-65 tahun. Tumor otak primer terjadi pada

sekitar enam kasus per 100.000 populasi per tahun. Lebih sedikit pasien dengan

tumor metastatik yang datang ke pusat bedah saraf,walau insidens sebenarnya harus

sebanding, bahkan melebihi tumor primer. Sekitar 1 dari tumor otak primer terjadi

pada anak-anak di bawah usia 15 tahun.

Sekitar 15-20% pasien kanker akan didiagnosis dengan tumor otak metastasis.

Insiden dari tumor ini + 4.1-11.1 per 100.000 populasi/tahun. Insiden tumor otak

metastasis meningkat sejalan dengan semakin majunya terapi sistemik yang

memperpanjang angka harapan hidup, semakin banyaknya populasi lanjut usia,

meningkatnya insiden kanker paru dan melanoma dan kemampuan MRI dalam

mendeteksi metastasis berukuran kecil. Saat ini tumor otak metastasis dianggap

sebagai tumor intrakranial yang tersering dengan ratio 10:1 dibandingkan dengan

tumor otak primer.

Enampuluh sampai 80% tumor otak metastasis pada orang dewasa berasal dari

paru, payudara, melanoma, kolon dan ginjal. Tumor primer yang tersering adalah

paru (40-60%), diikuti oleh payudara, melanoma, kolon dan ginjal dengan insiden

relatif 10%, 3.5%, 2.8% dan 1.2% Umur saat didiagnosis tumor otak metastasis

9 | P a g e

Page 10: refrat

berkorelasi dengan umur saat tumor primernya didiagnosis. Paling sering ditemukan

pada dekade ke 5 sampai dekade ke 7

Tabel 1. Insidensi tumor otak (Schwartz, Prinsip-prinsip Bedah) 8

Jenis Tumor Persentase

Glioma Astrositoma stadium 1

Astrositoma stadium 2Astrositoma stadium 3 dan 4 (glioblastoma multiformis)MedulloblastomaOligodendrogliomaEpendimoma stadium 1-4

40-505-102-520-303-51-41-3

Meningioma 12-20Tumor hipofise 5-15Neurolemoma (terutama saraf VII) 3-10

Tumor metastatik 5-10

Tumor pembuluh darahMalformasi arteriovenosa, hemangioblastoma, endothelioma

0,5-1

Tumor defek-defek yang berkembangDermoid, epidermoid, teratomaKordoma, kista parafiseal

2-3

Kraniofaringioma 3-8Pinealoma 0,5-0,8Lain-lain

Sarkoma, papiloma dari pleksus koroid, lipoma, tak terklasifikasi, dan lain-lain

1-3

Meningioma dapat dijumpai pada semua umur, namun paling banyak pada usia

pertengahan. Meningioma intrakranial merupakan 15-20% dari semua tumor primer

di regio ini. Meningioma juga bisa timbul di sepanjang kanalis spinalis, dan

frekuensinya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan tumor lain yang tumbuh di

regio ini.

Di rongga kepala, meningioma banyak ditemukan pada wanita dibanding pria

(2:1), sedangkan pada kanalis spinalis lebih tinggi lagi (4 : 1).

10 | P a g e

Page 11: refrat

Meningioma pada bayi lebih banyak pada pria , Ependimoma banyak ditemukan pada

anak-anak dan dewasa muda

D. Etiologi 2, 6,7

Penyebab dari kebanyakan tumor otak tetap tidak diketahui, namun beberapa tumor,

faktor predisposisinya diketahui:

Herediter

Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali pada

meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-anggota

sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat dianggap

sebagai manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor familial yang jelas.

Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-buakti yang kuat untuk

memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.

Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)

Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan yang

mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Tetapi ada kalanya

sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh, menjadi ganas dan

merusak bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi pada

kraniofaringioma, teratoma intrakranial dan kordoma.

Radiasi

Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami

perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya suatu

glioma. Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah timbulnya suatu radiasi.

Virus

Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang

dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses

terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara infeksi

virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.

11 | P a g e

Page 12: refrat

Substansi-substansi Karsinogenik

Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan. Kini

telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone,

nitrosoethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewana

E. Patofisiologi 2,3,4

Tumor secara langsung dapat memusnahkan sel-sel otak dan secara tidak

langsung memusnahkan sel-sel apabila terjadi peradangan, penyumbatan akibat

pertumbuhan tumor, pembengkakan dan peningkatan tekanan dalam otak (tekanan

intrakranium). Tumor ini dapat menyerang baik serebrum, serebelum ataupun

brainsterm.

Tumor otak menyebabkan gangguan neurologik progresif. Gangguan neurologik

pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh dua faktor: gangguan fokal

disebabkan oleh tumor dan kenaikan tekanan intrakranial. Gangguan fokal terjadi

apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan infiltrasi atau invasi langsung

pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron, misalnya glioblastoma

multiforme.

Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang bertumbuh

menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya

bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan

dengan gangguan cerebrovaskular primer. Serangan kejang sebagai manifestasi

perubahan kepekaan neuron dihubungkan dengan kompresi, invasi, dan perubahan

suplai darah ke jaringan otak. Beberapa tumor membentuk kista yang juga menekan

parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat gangguan neurologis fokal.

Peningkatan tekanan kranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor :

1. massa dalam tengkorak

2. terbentuknya edema sekitar tumor, dan

3. perubahan sirkulasi cairan serebrospinal.

12 | P a g e

Page 13: refrat

Pertumbuhan tumor menyebabkan bertambahnya massa karena tumor akan

mengambil tempat dalam ruang yang relatif tetap dari ruangan tengkorak yang kaku.

Tumor ganas menimbulkan edema dalam jaringan otak sekitarnya. Mekanismenya

belum seluruhnya dipahami, tetapi diduga disebabkan oleh selisih osmotik yang

menyebabkan penyerapan cairan tumor. Beberapa tumor dapat menyebabkan

perdarahan. Obstruksi vena dan edema yang disebabkan oleh kerusakan sawar darah

otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume intrakranial. Obstruksi sirkulasi

cairan serebrospinal dari ventrikal lateral ke ruangan subaraknoid menimbulkan

hidrosefalus.

Peningkatan tekanan intrakranial akan membahayakan jiwa bila terjadi cepat

akibat salah satu penyebab yang telah dibicarakan sebelumnya. Mekanisme

kompensasi memerlukan waktu berhari–hari atau berbulan–bulan untuk menjadi

efekif dan oleh karena itu tidak berguna apabila tekanan intrakranial timbul cepat.

Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah

intrakranial, volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi

sel–sel parenkim. Kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi unkus

atau serebelum.

Herniasi unkus timbul bila girus medialis lobus temporalis tergeser ke inferior

melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan

mesensefalon, menyebabkan hilangnya kesadaran, dan menekan saraf otak ketiga.

Pada herniasi serebelum, tonsi serebelum tergeser ke bawah melalui foramen

magnum oleh suatu massa posterior. Kompresi medula oblongata dan henti

pernapasan terjadi dengan cepat. Perubahan fisiologis lain yang terjadi akibat

peningkatan intrakranial yang cepat adalah bradikardia progresif, hipertensi sistemik

(pelebaran tekanan nadi) dan gangguan pernapasan.

13 | P a g e

Page 14: refrat

F. Klasifikasi 5,6,7

Tumor otak dapat diklasifikasikan menurut lokasi, asal sel dan WHO.

Berdasarkan lokasi

Tabel 2. Prediksi dan topografi tumor otak

Tumor

Supratentorial

Cerebral lobe and deep

hemispheric tumor

Gliomas

(astrocytoma & glioblastoma)

Sella turcica tumor Meningioma

Metastase

Pitutary adenoma

Craniopharyngioma

Tumor

Infratentorial

Dewasa

anak-

anak

Cerebellopontine angle

tumor

Bagian otak lain

Midline tumor

Tumor lobus cerebellum

Acoustic schwannoma

Brainstem glioma

Metastases

Hemangioblastoma

Meningioma

Medulloblastoma

Ependymoma

Astrocytoma

Dapat pula kita bagi menjadi letaknya di bagian otak :

1. Hemisfer Serebral

- ekstrinsik : meningioma, sista (dermoid, epidermoid, arakhnoid)

- intrinsik : astrositoma, glioblastoma, oligodendroglioma, ganglioglioma,

linfoma, metastasis

2. Hipotalamus

Astrositoma

3. Daerah Seller/Supraseller

14 | P a g e

Page 15: refrat

Adenoma pituitaria, kraniofaringioma *, meningioma, glioma saraf optik *,

sista episermoid/dermoid

4. Dasar Tengkorak dan Sinus

Karsinoma: nasofaringeal / bisa berakibat sinus, telinga /meningitis-

karsinomatosa, khordoma, tumor glomus jugulare, osteoma (mukosel)

5. Sistema ventrikuler

Kista koloid, papiloma pleksus khoroid, ependimoma, germinoma, teratoma,

meningioma, pineositoma/pineoblastoma, astrositoma

6. Daerah Pineal

Ependimoma, germinoma, teratoma, meningioma, astrositoma,

pineositoma/pineoblastoma

7. Fossa Posterior

-Ekstrinsik : neurilemmoma (VIII, V), meningioma , kista

epidermoid/dermoid, kista arakhnoid

-Intrinsik : metastasis, hemangioblastoma, medulloblastoma , astrositoma

serebelum, batang otak

Berdasarkan asal sel/ jaringan tumor :

Tahun 1979, WHO mengajukan dan disetujui secara internasional, klasifikasi

tumor intrakranial berdasarkan pada jaringan asal tumornya. Ini mencegah

pemakaian istilah 'glioma', yang sebelumnya mencakup astrositoma,

oligodendroglioma, ependimoma, dan glioblastoma multiforme. Karena sel asal

glioblastoma yang sangat ganas tidak diketahui, ia diklasifikasikan ke dalam

tumor yang berasal embrionik.

Neuroepitelial

15 | P a g e

Page 16: refrat

1. Astrosit

Astrositoma adalah tumor otak primer yang paling sering terjadi. Gambaran

histologis memungkinkan pemisahan ke dalam empat tingkat tergantung

tingkat keganasan. Penderajatan ini ketepatannya terbatas dan hanya

menunjukkan gambaran contoh biopsi dan tidak selalu mewakili tumor

keseluruhan. Jenis paling ganas, astrositoma anaplastik (derajat IV), terjadi

paling sering dan menginfiltrasi jaringan sekitarnya secara luas. Astrositoma

derajat rendah yang lebih jarang terjadi, antaranya jenis pilositik (juvenil)

dan fibriler, protoplasmik dan gemistositik.

2. Oligodendrosit

Oligodendroglioma: Biasanya tumbuh lambat, tumor berbatas tegas.

Variannya antara lain bentuk anaplastik (ganas) dan 'campuran' astrositoma

oligodendroglioma.

3. Sel ependimal dan pleksus khoroid

-Ependimoma: Terjadi dimana saja sepanjang sistem ventrikuler dan kanal

spinal, namun terutama terjadi pada ventrikel keempat dan kauda ekuina. Ia

menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan mungkin menyebar melalui jalur

CSS. Variannya antara lain jenis anaplastik dan subependimoma yang

berasal dari astrosit subependimal.

-Papiloma pleksus khoroid: Tumor yang jarang dan terkadang sebagai

penyebab hidrosefalus akibat produksi CSS berlebihan. Biasanya jinak

namun terkadang dalam bentuk ganas.

4. Sel saraf

Ganglioglioma/Gangliositoma/Neuroblastoma: Tumor jarang berisi sel

ganglion dan neuron abnormal. Terjadi dalam berbagai tingkat keganasan.

5. Sel pineal

16 | P a g e

Page 17: refrat

Pineositoma/Pineoblastoma: Tumor yang sangat jarang. Yang disebut

terakhir kurang berdiferensiasi dengan baik dan memperlihatkan pertumbuhan

yang lebih ganas.

6. Sel berdiferensiasi buruk dan sel embrionik

Glioblastoma multiforme: Tumor sangat ganas. Dengan tidak adanya

diferensiasi sel, mencegah identifikasi jaringan asal.

Medulloblastoma: Tumor ganas anak-anak berasal dari vermis serebellar.

Kelompok kecil sel yang terkumpul padat membentuk roset sekeliling akson

yang rusak. Mungkin menyebar melalui jalur cerebrospinal.

7. Meningen

Meningioma: Berasal dari granulasi arakhnoid, biasanya sangat dekat dengan

sinus venosa namun juga ditemukan di atas konveksitas hemisferik. Tumor

lebih bersifat menekan daripada menginvasi otak sekitarnya. Ia juga terjadi

pada orbita dan tulang belakang. Kebanyakan jinak (walau cenderung

menginvasi tulang berdekatan) namun beberapa mengalami perubahan

sarkomatosa. Secara histologis memperlihatkan whorls jaringan fibrosa serta

sel kumparan. Tampak badan psammoma dan kalsifikasi. Histologis terdiri

jenis sinsitial, transisional, fibroblastik, dan angioblastik.

Sarkoma meningeal dan Melanoma meningeal primer: Tumor yang sangat

jarang.

8. Sel Selubung Saraf

Tumor intrakranial sel selubung saraf yang biasanya mengenai saraf akustik,

dan terkadang saraf trigeminal.

Neurinoma (sin. shwannoma, neurilemmoma): Tumor tumbuh lambat, non

invasif, terletak erat pada sisi saraf asalnya. Histologis terdiri dari Antoni jenis

A; kelompok padat sel yang dangkal atau berbentuk lingkaran 'whorl'),

berkelompok atau membentuk pallisade, dan

17 | P a g e

Page 18: refrat

Antoni jenis B; jaringan kelompok sel stelata yang berhubungan secara

renggang.

Neurofibroma: Tumor difusa, meluas keseluruh saraf, melalui mana serabut

saraf lewat. Tumor ini berhubungan dengan sindroma von Recklinghausen

dan mempunyai kecenderungan yang besar menjadi

ganas dibanding neurinoma.

9. Pembuluh Darah

Hemangioblastoma: Terjadi di dalam parenkhima serebellar atau cord

spinal. 1926, Lindau menguraikan sindroma yang berkaitan dengan

hemangioblastoma serebeler dan atau spinal dengan tumor serupa pada retina

(penyakit von Hippel) serta lesi sistik dipankreas dan ginjal.

10. Sel Germinal

Germinoma: tumor sel sferoid primitif sejenis seminoma testis.

Teratoma: Tumor mengandung campuran jaringan berdiferensiasi baik;

dermis,otot,tulang.

Keduanya adalah tumor jarang pada regio pineal (yang tidak berasal dari sel

pineal).

11. Tumor Karena Gangguan Perkembangan

Kraniofaringioma: Asal dari sisa sel epitel bukal dan terletak dalam

hubungan yang erat dengan tangkai pituitari. Biasanya non-noduler dengan

daerah kistik berisi cairan kehijauan serta material kholesteatomatosa.

Kista epidermoid/dermoid: Tumor kistik jarang, berasal dari sisa sel yang

akan membentuk epidermis/dermis.

Kista koloid: Tumor sistik berasal dari sisa embriologis pada atap

ventrikel ketiga.

12. Kelenjar Pituitari Anterior

Adenoma pituitari: Tumor jinak, biasanya mengsekresikan jumlah yang

berlebihan dari hormon prolaktin, pertumbuhan dan adrenokortikotropik.

18 | P a g e

Page 19: refrat

Adenokarsinoma: Tumor ganas yang terkadang terjadi pada pituitari.

13. Ekstensi Lokal Dari Tumor Berdekatan

-Khordoma: Tumor jarang, berasal dari sisa sel notokhord. Mungkin terjadi

di mana saja dari sfenoid hingga koksiks, namun tersering di daerah basi-

oksipital dan sakrokoksigeal, menginvasi dan menghancurkan tulang

sekitarnya.

-Tumor glomus jugulare (sin. khemodektoma): Tumor vaskuler berasal dari

jaringan glomus jugulare yang terletak baik pada bulbus vena jugular internal

atau pada mukosa telinga tengah. Tumor menginvasi tulang petrosa dan bisa

meluas kefossa posteior atau leher.

Tumor lokal lainnya: Antara lain khondroma, khondrosarkoma, dan

silindroma.

Limfoma Maligna Primer (sin. mikrogliomatosis): Terbentuk sekitar

pembuluh darah parenkhimal. Bisa soliter atau multifokal. Sebagian pasien

kelainannya mengenai ekstrakranial; yang mana yang merupakan fokus

primer (intra atau ekstrakranial) tetap belum diketahui.

14. Tumor metastatik: Bisa berasal dari semua fokus primer, namun paling

sering berasal dari brokhus atau mammae.

19 | P a g e

Page 20: refrat

Tabel 3. Klasifikasi berdasarkan tumor primer

Jenis Tumor Asal Status Keganasan

Persentase Dari Semua Tumor Otak

Yang Sering Terkena

Kordoma Sel saraf dari kolumna spinalis

Jinak tetapi invasif

<> Dewasa

Tumor sel germ Sel-sel embrionik Ganas atau jinak

1% Anak-anak

Glioma (glioblastoma multiformis, astrositoma, oligodendtrositoma)

Sel-sel penyokong otak, termasuk astrosit & oligodendrosit

Ganas atau relatif jinak

65% Anak-anak & dewasa

Hemangioblastoma Pembuluh darah Jinak 1-2% Anak-anak & dewasa

Meduloblastoma Sel-sel embrionik Ganas Anak-anakMeningioma Sel-sel dari

selaput yg membungkus otak

Jinak 20% Dewasa

Osteoma Tulang tengkorak Jinak 2% Anak-anak & dewasa

Osteosarkoma Tulang tengkorak Ganas <> Anak-anak & dewasa

Pinealoma Sel-sel di kelenjar pinealis

Jinak 1% Anak-anak

Adenoma hipofisa Sel-sel epitel hipofisa

Jinak 2% Anak-anak & dewasa

Schwannoma Sel Schwann yg membungkus persarafan

Jinak 3% Dewasa

G. Gejala Klinis 2,3,5

Tumor otak merupakan penyakit yang sukar terdiagnosa secara dini, karena pada

awalnya menunjukkan berbagai gejala yang menyesatkan dan meragukan tapi

umumnya berjalan progresif. Baik pada tumor jinak maupun ganas, gejalanya timbul

jika jaringan otak mengalami kerusakan atau otak mendapat penekanan.

Jika tumor otak merupakan penyebaran dari tumor lain, maka akan timbul gejala

yang berhubungan dengan kanker asalnya. Misalnya batu berlendir dan berdarah

terjadi pada kanker paru-paru, benjolan di payudara bisa terjadi pada kanker

payudara.

20 | P a g e

Page 21: refrat

Gejala dari tumor otak tergantung kepada ukuran, kecepatan pertumbuhan dan

lokasinya.Tumor di beberapa bagian otak bisa tumbuh sampai mencapai ukuran yang

cukup besar sebelum timbulnya gejala; sedangkan pada bagian otak lainnya, tumor

yang berukuran kecilpun bisa menimbulkan efek yang fatal.

Manifestasi klinis tumor otak dapat berupa:

1. Gejala serebral umum, nyeri kepala, kejang

2. Gejala tekanan tinggi intrakranial

3. Gejala tumor otak yang spesifik

1. Gejala serebral umum

Dapat berupa perubahan mental yang ringan (Psikomotor asthenia), yang dapat

dirasakan oleh keluarga dekat penderita berupa: mudah tersinggung, emosi, labil,

pelupa, perlambatan aktivitas mental dan sosial, kehilangan inisiatif dan spontanitas,

mungkin diketemukan ansietas dan depresi. Gejala ini berjalan progresif dan dapat

dijumpai pada 2/3 kasus.

a. Nyeri Kepala

Diperkirakan 1% penyebab nyeri kepala adalah tumor otak dan 30% gejala awal

tumor otak adalah nyeri kepala. Sedangkan gejala lanjut diketemukan 70% kasus.

Sifat nyeri kepala bervariasi dari ringan dan episodik sampai berat dan berdenyut,

umumnya bertambah berat pada malam hari dan pada saat bangun tidur pagi serta

pada keadaan dimana terjadi peninggian tekanan tinggi intrakranial. Nyeri kepala

terutama terjadi pada waktu bangun tidur, karena selama tidur PCO2 arteri serebral

meningkat, sehingga mengakibatkan peningkatan dari serebral blood flow dan dengan

demikian mempertinggi lagi tekanan intrakranium. Juga lonjakan tekanan

intrakranium sejenak karena batuk, bersin, coitus dan mengejan akan memperberat

nyeri kepala.

Nyeri kepala juga bertambah berat waktu posisi berbaring, dan berkurang bila

duduk. Adanya nyeri kepala dengan psicomotor asthenia perlu dicurigai tumor otak.

21 | P a g e

Page 22: refrat

Nyeri kepala pada tumor otak, terutama ditemukan pada orang dewasa dan kurang

sering pada anak-anak. Pada anak kurang dari 10-12 tahun, nyeri kepala dapat hilang

sementara dan biasanya nyeri kepala terasa di daerah bifrontal serta jarang didaerah

yang sesuai dengan lokasi tumor. Pada tumor di daerah fossa posterior, nyeri kepala

terasa dibagian belakang dan leher.Penyebab nyeri kepala ini diduga akibat tarikan

(traksi) pada pain sensitive structure seperti dura, pembuluh darah atau serabut saraf.

Nyeri kepala merupakan gejala permulaan dari tumor otak yang berlokasi di daerah

lobus oksipitalis.

b. Muntah

Muntah dijumpai pada 1/3 penderita dengan gejala tumor otak dan biasanya

disertai dengan nyeri kepala. Muntah tersering adalah akibat tumor di fossa posterior.

Muntah tersebut dapat bersifat proyektil atau tidak dan sering tidak disertai dengan

perasaan mual serta dapat hilang untuk sementara waktu.

c. Kejang

Bangkitan kejang dapat merupakan gejala awal dari tumor otak pada 25% kasus,

dan lebih dari 35% kasus pada stadium lanjut. Diperkirakan 2% penyebab bangkitan

kejang adalah tumor otak.

Perlu dicurigai penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak bila:

- Bangkitan kejang pertama kali pada usia lebih dari 25 tahun

- Mengalami post iktal paralisis

- Mengalami status epilepsi

- Resisten terhadap obat-obat epilepsi

- Bangkitan disertai dengan gejala TTIK lain

Frekwensi kejang akan meningkat sesuai dengan pertumbuhan tumor. Pada tumor di

fossa posterior kejang hanya terlihat pada stadium yang lebih lanjut. Schmidt dan

Wilder (1968) mengemukakan bahwa gejala kejang lebih sering pada tumor yang

letaknya dekat korteks serebri dan jarang ditemukan bila tumor terletak dibagian yang

lebih dalam dari himisfer, batang otak dan difossa posterior. Bangkitan kejang

22 | P a g e

Page 23: refrat

ditemukan pada 70% tumor otak di korteks, 50% pasien dengan astrositoma, 40%

pada pasien meningioma, dan 25% pada glioblastoma.

2. Gejala Tekanan Tinggi Intrakranial

Muntah. Juga gejala muntah sering timbul pada pagi hari setelah bangun tidur. Hal

ini disebabkan oleh tekanan intrakranial nyang menjadi lebih tinggi selama tidur

malam.sifat muntah penderita dengan tekanan intrakranial yang meninggi adalah khas

yaitu proyektil atau muncrat dan tidak didahului oleh mual.

Nyeri kepala di daerah frontal dan oksipital yang timbul pada pagi hari dan malam

hari, muntah proyektil dan penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan diketemukan.

Keadaan ini perlu tindakan segera karena setiap saat dapat timbul ancaman herniasi.

Selain itu dapat dijumpai parese N.VI akibat teregangnya N.VI oleh TTIK. Tumor-

tumor yang sering memberikan gejala TTIK anpa gejala-gejala fokal maupun

lateralisasi adalah meduloblatoma, spendimoma dari ventrikel III,

haemangioblastoma serebelum dan craniopharingioma.

Papil edema. Keadaan ini bisa terlihat dengan pemeriksaan funduskopi

menggunakan oftalmoskop. Gambarannya berupa kaburnya batas papil, warna papil

berubah menjadi lebih kemerahan dan pucat, pembuluh darah melebar atau kadang-

kadang tampak terputus-putus. Untuk mengetahui gambaran edema papil seharusnya

kita sudah mengetahui gambaran papil normal terlebih dahulu. Penyebab edema papil

ini masih diperdebatkan, tapi diduga akibat penekanan terhadap vena sentralis retinae.

Biasanya terjadi bila tumor yang lokasi atau pembesarannya menckan jalan aliran

likuor sehingga mengakibatkan bendungan dan terjadi hidrosefalus interim.

3. Gejala spesifik tumor otak

Berhubungan dengan lokasi:

a. Lobus frontal

- Menimbulkan gejala perubahan kepribadian apatis dan masa bodoh euphoria,

tetapi lebih sering ditemukan adalah gabungan dari kedua tipe tersebut.

23 | P a g e

Page 24: refrat

- Bila tumor menekan jaras motorik menimbulkan hemiparese kontralateral,

kejang fokal

- Bila menekan permukaan media dapat menyebabkan inkontinentia

- Bila tumor terletak pada basis frontal menimbulkan sindrom foster- kennedy

- Pada lobus dominan menimbulkan gejala afasia motorik dan disartria.

b. Lobus parietal

- Dapat menimbulkan gejala modalitas sensori kortikal hemianopsi homonymus

- Bila terletak dekat area motorik dapat timbul kejang fokal dan pada gyrus

angularis menimbulkan gejala sindrom gerstmann’s. Bangkitan kejang dapat

umum atau fokal, hemianopsia homonim, apraksia. Bila tumor terletak pada

lobus yang dominan dapat menyebabkan afasia sensorik atau afasia sensorik

motorik, agrafia dan finger agnosia.

c. Lobus temporal

- Akan menimbulkan gejala hemianopsia kontralateral, bangkitan

psikomotor atau kejang yang didahului dengan aura atau halusinasi

(auraolfaktorius)

- Bila letak tumor lebih dalam menimbulkan gejala afasia sensorik motorik atau

disfasia serta hemiparese.

- Pada tumor yang terletak sekitar basal ganglia dapat diketemukan gejala

choreoathetosis, parkinsonism.

d. Lobus oksipital

- Menimbulkan bangkitan kejang yang dahului dengan gangguan penglihatan

(aura berupa kilatan sinar yang tidak berbentuk) dimana makula masih baik.

- Gangguan penglihatan yang permulaan bersifat quadranopia berkembang

menjadi hemianopsia, objeckagnosia.

e. Tumor di ventrikel ke III

- Tumor biasanya bertangkai sehingga pada pergerakan kepala menimbulkan

obstruksi dari cairan serebrospinal dan terjadi peninggian tekanan intrakranial

24 | P a g e

Page 25: refrat

mendadak, pasen tiba-tiba nyeri kepala, penglihatan kabur, dan penurunan

kesadaran

f. Tumor di cerebello pontin angie

- Tersering berasal dari N VIII yaitu acustic neurinoma

- Dapat dibedakan dengan tumor jenis lain karena gejala awalnya berupa

gangguan fungsi pendengaran

- Gejala lain timbul bila tumor membesar dan keluar dari daerah pontin angel

g. Tumor Hipotalamus

- Menyebabkan gejala TTIK akibat oklusi dari foramen Monroe

- Gangguan fungsi hipotalamus menyebabkan gejala: gangguan perkembangan

seksuil pada anak-anak, amenorrhoe, dwarfism, gangguan cairan dan elektrolit,

bangkitan

h. Tumor di cerebelum

- Umumnya didapat gangguan berjalan dan gejala TTIK akan cepat terjadi

disertai dengan papil udem

- Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar keleher dan spasme dari

otot-otot servikal

Tabel 4.tabel gangguan gerak pada tumor serebelum

Gangguan Keterangan

Tremor intensional Tremor osilasi yang paling jelas pada akhir

gerakan halus

Asinergia Kurangnya kerjasama antara otot-otot

Dekomposisi gerakan Gerakan dilakukan secara terpisah-pisah bukan

sebagai satu gerakan yang utuh

Dismetria Kesalahan dalam mengarahkan gerakan

Deviasi dari jalur gerakan Salah tujuan gerakan

Disdiadokokinesis Tidak dapat melakukan gerkan yang bergantian

Nistagmus Osilasi mata yang cepat saat memandang atau

meilah suatu benda

25 | P a g e

Page 26: refrat

i. Tumor fosa posterior

Ditemukan gangguan berjalan, nyeri kepala dan muntah disertai dengan nystacmus,

biasanya merupakan gejala awal dari medulloblastoma.Tumor pada ventrikel IV dan

serebelum akan menggangu sirkulasi cairan serebrospinalis sehingga memperlihatkan

gejala tekanan tinggi intrakranial. Keluhan nyeri kepala, muntah dan papil edem akan

terlihat secara akut, sedangkan tanda-tanda lain dari serebelum akan mengikuti

kemudian.

False localizing sign: yaitu parese N.VI bilateral/unilateral, respons ekstensor

yang bilateral, kelainan mental dan gangguan endokrin

Gejala neurologis fokal, dapat ditemukan sesuai dengan lokalisasi tumor.

Efek Klinis

Peninggian TIK: nyeri kepala, muntah, edema papil.

Pergeseran otak: perburukan tingkat kesadaran, dilatasi pupil.

Epilepsi: terjadi pada 30 persen pasien dengan tumor otak. Bisa umum, fokal, atau

fokal berkembang menjadi umum.

1. Bangkitan parsial membantu lokalisasi lokasi tumor:

2. Bangkitan motor Jacksonian timbul dari korteks motor, tonik atau

klonik,dimuka atau anggota kontralateral.

3. Bangkitan sensori timbul dari korteks sensori dan menyebabkan baal dan

tingling muka dan anggota kontralateral.

4. Bangkitan visual atau auditori sejati jarang.

5. Bangkitan partial kompleks (lobus temporal) timbul dari lobus temporal

medial, membentuk halusinasi visual atau auditori, perasaan rasa abnormal,

perasaan cemas, deja vu, tidak familier atau depersonalisasi serta

automatisme.

26 | P a g e

Page 27: refrat

Gejala yang berhubungan dengan Gangguan Fungsi:

1. Supratentorial

a) Lobus Frontal:

- Kelemahan muka, lengan, tungkai kontralateral

- Disfasia ekspresif (hemisfer dominan)

- Perubahan personalitas:

tabiat antisosial, kehilangan inhibisi, kehilangan inisiatif, gangguan intelektual,

ditemukan demensia terutama bila korpus kalosum terkena (terkenanya jalur

fronto-ponto-serebeler mungkin menyerupai penyakit serebeler)

b) Lobus Temporal:

- Disfasia reseptif (hemisfer dominan)

- Defek lapang pandang, kuadrantanopia homonim atas

c) Lobus Oksipital:

- Defek lapang pandang, hemianopia homonim

d) Korpus Kalosum:

- Sindroma diskoneksi, Apraksia, Buta kata-kata

e) Lobus Parietal:

- Gangguan sensasi:

lokalisasi sentuh, diskriminasi dua titik, gerak pasif, astereognosis, inatensi sensori

- Gangguan lapang pandang, kuadrantanopia homonim bawah

Hemisfer dominan: disfasia reseptif, konfusi kiri/kanan, agnosia jari, akalkulia,

agrafia

Hemisfer nondominan: apraksia, agnosia

f) Hipotalamus/Pituitari:

- Disfungsi endokrin

Tumor supratentorial mungkin langsung merusak saraf kranial I dan II.

Penekanan atau invasi pada sinus kavernosus mungkin mengenai saraf kranial III-VI.

27 | P a g e

Page 28: refrat

2. Infratentorial

a) Otak Tengah/Batang Otak:

- Lesi saraf kranial III-XII

Tanda traktus panjang, motor dan sensori, Perburukan tingkat kesadaran, Tremor

(nukleus merah), Gangguan gerak mata, Abnormalitas pupilMuntah, tersedu

(medulla)

b) Serebelum:

Langkah ataksik, Tremor intensi, Inkoordinasi, Disartri, Nistagmus

-Tumor batang otak intrinsik berlawanan dengan yang ekstrinsik, lebih sering

menimbulkan tanda traktus panjang (motor dan sensori) pada awal perjalanan

penyakit.

-Gejala Astrositoma & Oligodendroglioma

Astrositoma dan oligodendroglioma merupakan tumor yang pertumbuhannya lambat

dan mungkin hanya menyebabkan kejang. Jika lebih ganas (astrositoma anaplastik

dan oligodendroglioma anaplastik) bisa menyebabkan kelainan fungsi otak, seperti

kelemahan, hilangnya rasa dan langkah yang goyah.

Astrositoma yang paling ganas adalah glioblastoma multiformis, yang tumbuh sangat

cepat sehingga menyebabkan meningkatnya tekanan di dalam otak dan menyebabkan

sakit kepala, berfikir menjadi lambat dan rasa ngantuk atau bahkan koma.

-Gejala Meningioma

Tumor jinak yang berasal dari selaput yang membungkus otak (meningen) bisa

menyebabkan berbagai gejala yang tergantung kepada lokasi pertumbuhannya. Bisa

terjadi kelemahan atau mati rasa, kejang, gangguan penciuman, penonjolan mata dan

gangguan penglihatan. Pada penderita lanjut usia bisa menyebabkan hilang ingatan

dan kesulitan dalam berfikir, mirip dengan yang terjadi pada penyakit Alzheimer.

-Gejala Tumor Pinealis

28 | P a g e

Page 29: refrat

Kelenjar pinealis terletak di pertengahan otak, yang berfungsi mengatur jam

biologis tubuh, terutama pada siklus normal diantara bangun dan tidur.

Tumor pinealis atipikal (tumor sel germ) paling sering terjadi pada masa

kanak-kanak dan seringkali menyebabkan pubertas dini.

Tumor ini bisa merusak pengaliran cairan di sekitar otak, sehingga terjadi

pembesaran otak dan tengkorak (hidrosefalus) dan kelainan fungsi otak yang

serius.

-Tumor Kelenjar Hipofisa

Kelenjar hipofisa terletak di dasar tengkorak, berfungsi mengatur sistem endokrin

tubuh. Tumor kelenjar hipofisa biasanya jinak dan secara abnormal menghasilkan

sejumlah besar hormon hipofisa:

Peningkatan kadar hormon pertumbuhan yang berlebihan menyebabkan

gigantisme (tumbuh sangat tinggi) atau akromegali (pembesaran yang tidak

proporsional dari kepala, wajah, tangan, kaki dan dada)

Peningkatan kadar kortikotropin menyebabkan sindroma Cushing

Peningkatan kadar TSH (thyroid-stimulating hormone) menyebabkan

hipertiroidisme

Peningkatan kadar prolaktin menyebabkan amenore (terhentinya siklus

menstruasi), galaktore (pembentukan ASI pada wanita yang tidak sedang

menyusui) dan ginekomastia (pembesaran payudara pada pria).

Tumor kelenjar hipofisa juga bisa merusak jaringan yang menghasilkan

hormon, yang pada akhirnya akan menyebabkan kekurangan hormon dalam

tubuh. Gejala lainnya bisa berupa sakit kepala dan hilangnya lapang pandang

luar pada kedua mata.

H. Diagnosa 5,6

29 | P a g e

Page 30: refrat

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Rontgen

tulang tengkorak dan otak hanya memberikan sedikit gambaran mengenai tumor otak.

Semua jenis tumor otak biasanya bisa terlihat pada CT scan atau MRI, yang juga bisa

menentukan ukuran dan letaknya yang pasti. Tumor hipofisa biasanya ditemukan jika

telah menekan saraf penglihatan. Pemeriksaan darah menunjukkan kadar hormon

hipofisa yang abnormal dan tumor biasanya bisa didiagnosis dengan CT scan atau

MRI.

Biopsi dilakukan untuk menentukan jenis tumor dan sifatnya (ganas atau jinak).

Kadang pemeriksaan mikroskopik dari cairan serebrospinal yang diperoleh melalui

pungsi lumbal, bisa menunjukkan adanya sel-sel kanker.

Jika terdapat peningkatan tekanan di dalam tengkorak, maka tidak dapat dilakukan

pungsi lumbal karena perubahan tekanan yang tiba-tiba bisa menyebabkan herniasi.

Pada herniasi, tekanan yang meningkat di dalam tengkorak mendorong jaringan otak

ke bawah melalui lubang sempit di dasar tengkorak, sehingga menekan otak bagian

bawah (batang otak). Sebagai akibatnya, fungsi yang dikendalikan oleh batang otak

(pernafasan, denyut jantung dan tekanan darah) akan mengalami gangguan. Jika tidak

segera diatasi, herniasi bisa menyebabkan koma dan kematian.

I. Pemeriksaan Penunjang 6,7

Setelah diagnosa klinik ditentukan, harus dilakukan pemeriksaan yang spesifik untuk

memperkuat diagnosa dan mengetahui letak tumor.

1) Elektroensefalografi (EEG)

Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan

dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.

2) Foto polos kepala

Foto toraks dan LED: Tingginya insidens tumor metastatik menyebabkan

pemeriksaan ini diwajibkan pada pasien yang diduga dengan tumor intrakranial.

- Lesi Osteolitik

30 | P a g e

Page 31: refrat

tumor tulang primer atau sekunder, dermoid/epidermoid, khordoma,

karsinoma nasofaringeal, mieloma, retikulosis

- Tanda Peninggian TIK

diastasis sutura (pada bayi), gambaran 'beaten brass', nilainya terbatas

karena bisa terjadi secara normal pada anak-anak dan beberapa orang

dewasa, erosi klinoid posterior (mungkin juga terjadi akibat tekanan lokal,

misalnya kraniofaringioma, pergeseran pineal (pastikan bukan karena rotasi

film)

3) CT scanning dan

4) Magnetic Resonance Imaging (MRI)

CT scan dan MRI memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi

prosedur investigasi awal ketika penderita menunjukkan gejala yang progresif

atau tanda-tanda penyakit otak yang difus atau fokal, atau salah satu tanda

spesifik dari sindrom atau gejala-gejala tumor. Kadang sulit membedakan tumor

dari abses ataupun proses lainnya. Gambaran CT Scan pada tumor otak,

umumnya tampak sebagai lesi abnormal berupa massa yang mendorong struktur

otak isekitarnya. Biasanya tumor otak dikelilingi jaringan udem yang terlihat

jelas karena densitasnya lebih rendah. Adanya kalsifikasi, perdarahan atau invasi

mudah dibedakan dengan jaringan sekitarnya karena sifatnya yang hiperdens.

Beberapa jenis tumor akan terlihat lebih nyata bila pada  waktu pemeriksaan CT

Scan disertai dengan pemberian zat kontras.

Penilaian CT Scan pada tumor otak

·         Tanda proses desak ruang yaitu adanya pendorongan struktur garis tengah

dan penekanan dan perubahan bentuk ventrikel

·         Kelainan densitas pada lesi: hipodens, hiperdens atau kombinasi,

kalsifikasi, perdarahan

·         Udem perifokal

5) Arteriografi

31 | P a g e

Page 32: refrat

Walau angiografi bisa menampilkan blush tumor atau pergeseran

pembuluh, hanya kadang-kadang diperlukan untuk melengkapi hasil CT

scan. Pada beberapa kasus diperlukan untuk informasi prabedah seperti

mengetahui pembuluh pencatu tumor, atau terkenanya atau konstriksi

pembuluh utama oleh tumor.

6) Pemeriksaan CSS

Pungsi lumbar kontra indikasi bila ada dugaan tumor intrakranial. Bila CSS

didapat dari sumber lain, misal drainase ventrikuler atau saat operasi pintas,

pemeriksaan sitologis mungkin akan menampilkan sel tumor.

Penanda Tumor

Usaha untuk mencari substansi yang menunjukkan pertumbuhan tumor

spesifik dari darah atau CSS terbatas pada hubungan antara peninggian alfa

feto protein dan gonadotrofin khorionik manusia dengan germinoma

ventrikel ketiga yang membantu diagnosis. Perkembangan antibodi

monoklonal, dengan perbaikan pada sensitivitasnya mungkin memberikan

pendekatan yang bermanfaat untuk lokalisasi tumor serta identifikasinya

dimasa yang akan datang.

J. Penatalaksanaan 5,6.7

Pengobatan tumor otak tergantung kepada lokasi dan jenisnya.Jika

memungkinkan, maka tumor diangkat melalui pembedahan.Pembedahan

kadang menyebabkan kerusakan otak yang bisa menimbulkan kelumpuhan

parsial, perubahan rasa, kelemahan dan gangguan intelektual.

Tetapi pembedahan harus dilakukan jika pertumbuhannya mengancam

struktur otak yang penting.

Meskipun pengangkatan tumor tidak dapat menyembuhkan kanker, tetapi

bisa mengurangi ukuran tumor, meringankan gejala dan membantu

menentukan jenis tumor serta pengobatan lainnya. Beberapa tumor jinak harus

32 | P a g e

Page 33: refrat

diangkat melalui pembedahan karena mereka terus tumbuh di dalam rongga

sempit dan bisa menyebabkan kerusakan yang lebih parah atau kematian.

Meningioma, schwannoma dan ependimoma biasanya diangkat melalui

pembedahan. Setelah pembedahan kadang dilakukan terapi penyinaran untuk

menghancurkan sel-sel tumor yang tersisa.

Tumor ganas diobati dengan pembedahan, terapi penyinaran dan

kemoterapi.Terapi penyinaran dimulai setelah sebanyak mungkin bagian

tumor diangkat melalui pembedahan. Terapi penyinaran tidak dapat

menyembuhkan tumor, tetapi membantu memperkecil ukuran tumor sehingga

tumor dapat dikendalikan.Kemoterapi digunakan untuk mengobati beberapa

jenis kanker otak. Kanker otak primer maupun kanker otak metastatik

memberikan respon yang baik terhadap kemoterapi. Jika terjadi peningkatan

tekanan di dalam otak, diberikan suntikan mannitol dan kortikosteroid untuk

mengurangi tekanan dan mencegah herniasi.

Pengobatan kanker metastatik tergantung kepada sumber kankernya.

Sering dilakukan terapi penyinaran.Jika penyebarannya hanya satu area, maka

bisa dilakukan pembedahan.

1) Terapi Steroid

Steroid secara dramatis mengurangi edema sekeliling tumor intrakranial,

namun tidak berefek langsung terhadap tumor. Dosis pembebanan

dekasametason 12 mg. iv, diikuti 4 mg. q.i.d. sering mengurangi perburukan

klinis yang progresif dalam beberapa jam. Setelah beberapa hari

pengobatan, dosis dikurangi bertahap untuk menekan risiko efek samping

yang tak diharapkan.

Tumor seller atau paraseller kadang-kadang tampil dengan insufisiensi

steroid. Pada pasien ini perlindungan steroid merupakan sarat mutlak

tindakan anestetik atau operatif.

2) Tindakan Operatif

33 | P a g e

Page 34: refrat

Kebanyakan pasien dengan tumor intrakranial memerlukan satu atau lebih

pendekatan bedah-saraf. Contohnya antara lain sebagai berikut:

Kraniotomi: Flap tulang dipotong dan dibuka dengan melipat.

Burr hole: Untuk biopsi langsung atau stereotaktik.

Pendekatan Transsfenoid: Melalui sinus sfenoid kefossa pituitari.

Pendekatan Transoral: Membuang arkus atlas, peg odontoid dan klivus

memberikan jalan mencapai aspek anterior batang otak dan cord servikal atas.

Jarang digunakan. Biasanya untuk tumor letak depan seperti neurofibroma,

khordoma.

Kraniektomi: Burr hole diikuti pengangkatan tulang sekitarnya untuk

memperluas bukaan, rutin digunakan untuk pendekatan pada fossa posterior.

Prosedur biopsi, pengangkatan tumor parsial/ dekompresi internal atau

pengangkatan total tumor tergantung asal dan lokasi tumor. Tumor ganas

primer yang infiltratif mencegah pengangkatan total dan sering operasi

dilakukan terbatas untuk biopsi atau dekompresi tumor. Prospek

pengangkatan total membaik pada tumor jinak seperti meningioma atau

kraniofaringioma; bila banyak tumor yang terabaikan, atau bagian tumor

mengenai struktur dalam, bisa berakibat rekurensi.

3) Radioterapi

Saat ini tindakan terhadap tumor intrakranial menggunakan salah satu dari

cara berikut:

- sinar-x megavoltase

- sinar gama dari kobalt60

- berkas elektron dari akselerator linear

- partikel yang dipercepat dari siklotron, seperti neutron, nuklei dari

helium, proton

Sebagai alternatif, tumor ditindak dari dalam (brakhiterapi) dengan

mengimplantasikan butir radioaktif seperti ytrium90. Kontras dengan metoda

34 | P a g e

Page 35: refrat

tua dengan 'terapi sinar-x dalam', tehnik modern memberikan penetrasi

jaringan lebih dalam dan mencegah kerusakan radiasi terhadap permukaan

kulit. Efek radioterapi tergantung dosis total, biasanya hingga 6.000 rad, dan

durasi pengobatan. Harus terdapat keseimbangan terhadap risiko pada

struktur normal sekitar. Umumnya, makin cepat sel membelah, makin besar

sensitivitasnya. Radioterapi terutama bernilai pada pengelolaan tumor ganas;

astrositoma maligna, metastasis, medulloblastoma dan germinoma, namun

juga berperan penting pada beberapa tumor jinak; adenoma pituitari,

kraniofaringioma. Karena beberapa tumor menyebar melalui jalur CSS

seperti medulloblastoma, iradiasi seluruh aksis neural menekan risiko

terjadinya rekurensi dalam selang waktu singkat.

Komplikasi Radioterapi: Setelah tindakan, perburukan pasien bisa terjadi

karena beberapa hal:

- selama tindakan: peningkatan edema, reversible

- setelah beberapa minggu/bulan: demielinasi

- enam bulan-10 tahun: radionekrosis, irreversible (biasanya satu hingga

dua tahun)

Komplikasi serupa mungkin mengenai cord spinal setelah iradiasi tumor

spinal.

Sensitiser sel hipoksik: Saat radioterapi, bagian dari proses destruktif adalah

konversi oksigen ke ion hidroksil. Adanya area hipoksik didalam jaringan

tumor menambah radioresistensi. Penggunaan sensitiser sel hipoksik seperti

misonidazol, bertujuan meningkatkan sensitivitas didalam regio ini. Manfaat

zat ini masih dalam pengamatan.

4) Khemoterapi

35 | P a g e

Page 36: refrat

Manfaatnya belum jelas. Yang biasanya digunakan adalah BCNU, CCNU,

metil CCNU, prokarbazin, vinkristin dan metotreksat.

Obat khemoterapeutik ideal adalah membunuh sel tumor secara selektif;

namun respon sel tumor berkaitan langsung dengan dosis. Tak dapat

dihindarkan, dosis tinggi menyebabkan toksisitas 'bone marrow'. Dalam

praktek, kegagalan menimbulkan tanda depresi 'marrow' (antara lain

leukopenia) menunjukkan dosis yang tidak adekuat.

Efek samping merintangi pemakaian khemoterapi pada tumor jinak atau

'derajat rendah'. Pada pasien dengan tumor ganas, beberapa penelitian

menunjukkan terapi tunggal atau kombinasi menghasilkan beberapa remisi

tumor, namun penelitian terkontrol acak memperlihatkan hasil yang tak

sesuai. Pada astrositoma maligna, BCNU mungkin bermanfaat sedang. Pada

medulloblastoma, terapi kombinasi CCNU dan vinkristin mungkin

memperlambat rekurensi.

5) Kombinasi radio-kemoterapi

Kombinasi radio-kemoterapi mulai dikembangkan. Peningkatan

ketahanan hidup selama 1 tahun sebanyak 10% dan 2 tahun sebanyak 8,6%.

Nitrosourea (BCNU) merupakan regimen yang paling efektif.

6) Rehabilitasi

-       Merupakan bagian yang sangat penting pada bagian terapi

-       Tergantung pada kebutuhan pasien dan bagaimana tumor mempengaruhi

aktivitas kerja

-       Occupational terapi, untuk mengatasi kesulitan dalam aktivitas untuk

kehidupan sehari-hari seperti makan, mandi, berpakaian dan pergi ke

toilet

-       Physical terapi terutama pada lengan yang lemah atau paralyse dan pada

gangguan keseimbangan

-       Speech terapi terutama pada pasien dengan gangguan bicara.

36 | P a g e

Page 37: refrat

Efek samping terapi :

-       Efek samping yang timbul karena pengobatan untuk menghancurkan

tumor juga merusak sel yang sehat

-       Efek samping tergantung pada jenis terapi yang digunakan

-       Efek samping kraniotomi:

Merusak sel otak yang normal, udem otak, lemah, gangguan fungsi

koordinasi, perubahan personaliti, gangguan bahasa dan gangguan

memori, kejang, gejala kanan bertambah berat dari sebelumnya, tetapi

akan hilang atau berkurang dengan berjalannya waktu.

-       Efek samping radioterapi :

Nausea, rambut rontok, reaksi kulit pada daerah terapi, sakit kepala,

gangguan memori, kejang

-       Efek samping kemoterapi:

Antikanker mempengaruhi pertumbuhan sel secara cepat sehingga pasien

mudah terserang infeksi, nafsu makan berkurang, vomitus, sakit

tenggorokan, rambut rontok, infertilitas, menopause dini, kerusakan

ginjal, tinitus, gangguan pendengaran

K. Diagnosa Banding 3,6,7

Gejala yang paling sering dari tumor otak adalah peningkatan tekanan

intrakranial, kejang dan tanda deficit neurologik fokal yang progresif. Setiap

proses desak ruang di otak dapat menimbulkan gejala di atas, sehingga agak

sukar membedakan tumor otak dengan beberapa hal berikut :

         Abses intraserebral

         Epidural hematom

         Hipertensi intrakranial benigna

         Meningitis kronik.

37 | P a g e

Page 38: refrat

L. Prognosis 5,7

Tergantung jenis tumor spesifik. Meskipun diobati, hanya sekitar 25%

penderita kanker otak yang bertahan hidup setelah 2 tahun.

Prognosis yang lebih baik ditemukan pada astrositoma dan

oligodendroglioma, dimana kanker biasanya tidak kambuh dalam waktu 3-5

tahun setelah pengobatan. Sekitar 50% penderita meduloblastoma yang

diobati bertahan hidup lebih dari 5 tahun. Pengobatan untuk kanker otak lebih

efektif dilakukan pada:

- penderita yang berusia dibawah 45 tahun

- penderita astrositoma anaplastik

- penderita yang sebagian atau hampir seluruh tumornya telah diangkat

melalui pembedahan.

Tabel 5. Rata-rata lama bertahan hidup pada berbagai jenis tumor otak

Tumor type Median survival

Glioblastoma

multiforme

12 bulan (1.0 tahun)

Anaplastic astrocytoma 25 bulan (2.1 tahun)

Astrocytoma (low grade) 95 bulan (7.9 tahun)

Oligodendroglioma 74 bulan (6.2 tahun)

Mixed glioma 65 bulan (5.4 tahun)

Medulloblastoma 109 bulan (9.1 tahun)

Brain stem tumors 9 bulan (0.8 tahun)

Pineal region tumors 60 bulan (5.0 tahun)

BAB III

38 | P a g e

Page 39: refrat

KESIMPULAN

Tumor otak adalah lesi oleh karena ada desakan ruang baik jinak maupun

ganas yang tumbuh di otak, meningen dan tengkorak. Tumor otak terjadi

karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal secara sangat cepat

pada daerah central nervous system (CNS). Sel ini akan terus berkembang

mendesak jaringan otak yang sehat di sekitarnya, mengakibatkan terjadi

gangguan neurologis (gangguan fokal akibat tumor dan peningkatan tekanan

intrakranial).

Nyeri bersifat dalam, terus – menerus, tumpul dan kadang – kadang

bersifat hebat sekali. Biasanya paling hebat pada pagi hari dan diperberat saat

beraktifitas, yang biasanya menyebabkan peningkatan TIK yaitu batuk,

membungkuk dan mengejan.

Tumor otak termasuk penyakit yang sulit terdiagnosa secara dini. Secara

klinis sukar membedakan antara tumor otak yang benigna atau yang maligna,

karena gejala yang timbul ditentukan pula oleh lokasi tumor, kecepatan

tumbuhnya, kecepatan terjadi tekanan tinggi intrakranial dan efek masa tumor

ke jaringan otak. Dipikirkan menderita tumor otak bila didapat adanya

gangguan cerebral umum yang bersifat progresif, adanya gejala tekanan tinggi

intrakranial dan adanya gejala sindrom otak yang spesifik Pemeriksaan

radiologi, dalam hal ini CT Scan berperan dalam diagnosa tumor otak, sedang

diagnosa pasti tumor otak benigna atau maligna dengan pemeriksaan patologi-

anatomi

DAFTAR PUSTAKA

39 | P a g e

Page 40: refrat

1. Arthur C. Guyton and John E. Hall ( 1997), Buku Ajar Fisiologi

Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

2. Price, Sylvia A dan Lorrane M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis

Proses-Proses Penyakit Vol 2. Jakarta: EGC

3. Kegawatdaruratan saraf dan bedah, PT Delta Citra Grafinda, 2002,FK

uph lippo karawaci

4. Robins, Kumar, Cotran. Buku Ajar Patologi. Volume 2. Edisi 7. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002 h. 928-30.

5. Satyanegara M.D. Ilmu Bedah Saraf Edisi IV, Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta, 2010 h 265-301

6. Taufik Maulana. Kumpulan Makalah Kedokteran. Astrositoma. [online].

Available from

URL:http://kumpulanmakalahkedokteran.blogspot.com/2010/04/astrosito

ma_16.html

7. Kennedy Benjamin. Astrocytoma. [online] 2011. Available from URL:

http://emedicine.medscape.com/article/283453-overview

40 | P a g e