Refleksi Kasus Praktek Belajar Lapangan (Impetigo Bulosa)

13
1 04-Februari -2014 I. Refleksi Minggu ke-III II. Laporan Studi Kasus II.1 A. Identitas Pasien Nama : N Alamat : Karang anyar Umur : 5 Tahun 8 Bulan Pekerjaan : Pelajar Agama : Islam Jenis Pelayanan : Umum B. Identitas Ayah Nama : Tn. S Alamat : Karang anyar Umur : 28 Tahun Pekerjaan : Wiraswasta Agama : Islam C. Identitas Ibu Nama : Ny. Y Alamat : Karang anyar Umur : 28 Tahun Pekerjaan : Wiraswasta Agama : Islam II.2 Anamnesis Keluhan Utama : Terdapat koreng pada kaki sebelah kiri Keluhan Tambahan : Gatal, sakit kepala

description

Tugas

Transcript of Refleksi Kasus Praktek Belajar Lapangan (Impetigo Bulosa)

Page 1: Refleksi Kasus Praktek Belajar Lapangan (Impetigo Bulosa)

1

04-Februari -2014

I. Refleksi Minggu ke-III

II. Laporan Studi Kasus

II.1 A. Identitas Pasien

Nama : N

Alamat : Karang anyar

Umur : 5 Tahun 8 Bulan

Pekerjaan : Pelajar

Agama : Islam

Jenis Pelayanan : Umum

B. Identitas Ayah

Nama : Tn. S

Alamat : Karang anyar

Umur : 28 Tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Agama : Islam

C. Identitas Ibu

Nama : Ny. Y

Alamat : Karang anyar

Umur : 28 Tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Agama : Islam

II.2 Anamnesis

Keluhan Utama : Terdapat koreng pada kaki sebelah kiri

Keluhan Tambahan : Gatal, sakit kepala

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien N berumur 5 tahun 8 bulan datang ke puskesmas jagasatru

diantar oleh ibunya dengan keluhan timbul koreng pada kaki kiri sejak

satu hari yang lalu disertai gatal dan sebelumnya pasien tersebut

mengeluhkan sakit kepala namun riwayat demam disangkal, sebelum

Page 2: Refleksi Kasus Praktek Belajar Lapangan (Impetigo Bulosa)

2

pasien mengalami keluhan tersebut pasien bermain hujan-hujanan, pasien

tidak rewel dan tidak ada keluhan buang air besar dan buang air kecil.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien belum pernah mengalami penyakit serupa

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak terdapat penyakit serupa dalam keluarga

Riwayat Penyakit Sosial Lingkungan :

Tidak terdapat penyakit serupa dilingkungan tempat tinggal dan

Pekerjaan

Riwayat Persalinan : Normal, berat badan lahir 3500 gr

Riwayat Imunisasi : Imunisasi lengkap dan sering datang ke posyandu

II.3 Pemeriksaan Fisik

Status Present

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : CM

Tekanan Darah : -

Suhu Tubuh : 37.0

Frekuensi Napas : 20x/menit

Denyut Nadi : 80x/menit

Berat Badan : 16 kg

Status Generalis

Kepala

Inspeksi : Bentuk kepala (anencephalus/normocephalus/hydrocephalus)

Massa (-), Oedem (-)

Palpasi : Massa (-), Oedem (-)

Rambut

Inspeksi : Warna rambut (Hitam), merata

Palpasi : Tidak mudah dicabut

Mata

Inspeksi

Bola Mata :

Page 3: Refleksi Kasus Praktek Belajar Lapangan (Impetigo Bulosa)

3

Palpebra : Tidak ada oedem, lentik

Bulu mata : Ada, lentik

Lensa : Jernih, pemeriksaan visus baik jung

Kornea : Jernih, Sikatrik (-), Ulkus (-)

Konjungtiva : Anemis (-), Bleeding (-), Injeksi Konjungtiva (-),

Injeksi Siliaris (-)

Pupil : Refleks cahaya langsung (+), Refleks cahaya tidak langsung (-),

Isokor

Hidung

Inspeksi : Deformitas (-), Deviasi septum (-), Konka : Hiperemis (-),

Oedem (-), Sekret (-), Darah (-)

Palpasi : Krepitasi (-)

Telinga

Inspeksi : Deformitas (-), Oedem (-), Massa (-)

Px ke dalam : Membran timpani mengkilap, Bulging (-), Serumen (-),

Sekret (-)

Palpasi : NT (-)

Mulut

Inspeksi

Mukasa bibir (lembab), Sianosis (-), Simetris (+)

Gigi : Caries (+)

Lidah : Papil lidah hypertropi (-), Kering (-), Kotor (-)

Pallatum : Deformitas (-), Oedem (-)

Arkus Faring : Hiperemis (-), Simetris (+)

Uvula : Simetris (+)

Tonsil : Ukuran T1-T1, Hiperemis (-), Detritus (-)

Faring : Hiperemis (-)

Leher

Inspeksi : Deviasi trakea (-), Pembesaran KGB (-)

Palpasi : Pembesaran KGB (-), Tiroid (-), Massa (-), Gerakan menelan

(-)

Page 4: Refleksi Kasus Praktek Belajar Lapangan (Impetigo Bulosa)

4

Ketiak

Pembesaran KGB (-)

Thorax

Inspeksi : Bentuk dada (Normal, Barrel Chest, Pigeon Chest), Massa

(-)

Palpasi : Nyeri tekan (-), Krepitasi (-), Fremitus vokal simetris,

Ekspansi pernapasan simetris, Retraksi sela iga (-)

Pulmo

Perkusi : Pembesaran paru-hepar (-)

Auskultasi : Suara tambahan (-)

Cor

Perkusi : Pulsasi iktus kordis (+), Pembesaran jantung (-)

Auskultasi : Suara tambahan (-)

Abdomen

Inspeksi : Contour Abdomen (datar, cembung, melebar), Massa (-),

Pembesaran organ (-), Kelainan kulit (-), Tanda-tanda Hernia

Umbilikalis (-)

Auskultasi : Suara tambahan (-), hyperperistaltik usus (-)

Perkusi : Pembesaran organ (-)

Palpasi : Nyeri tekan (-), Distensi abdomen (-), Pembesaran organ (-),

Massa (-), Nyeri ketok ginjal (-)

Ektremitas

Inspeksi : Deformitas (-), Oedem (-), Pitting Oedem (-), Sianosis (-)

Terdapat koreng pada kaki sebelah kiri

Palpasi : Akral dingin (-), Turgor baik, Tonus otot baik

II.4 Pemeriksaan Penunjang

Tidak dilakukan

II.5 Diagnosis Kerja

Impetigo Bulosa

II.6 Diagnosis Banding

Impetigo Krustosa, Varicella Zooster, Herpes Zooster

Page 5: Refleksi Kasus Praktek Belajar Lapangan (Impetigo Bulosa)

5

II.7 Penatalaksanaan

Antibiotik topikal

Catatan :

Page 6: Refleksi Kasus Praktek Belajar Lapangan (Impetigo Bulosa)

6

III. Analisis Kasus

Tujuan yang ingin saya capai pada kasus ini adalah saya dapat mengetahui

mengenai impetigo bulosa, tanda dan gejala penyakit dan bagaimana terapi dan

edukasi pada pasien tersebut. Perasaan saya ketika mendapatkan kasus ini adalah

merasa senang karena dapat melihat secara langsung bagaimana lesi pada

impetigo bulosa dan perjalanan lesinya dari mulai muncul sampai lesinya pecah.

Pasien tidak terganggu dengan penyakitnya pasien masih bisa bermain dengan

teman-temannya.

IV. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

Faktor internal yang mempengaruhi keputusan saya adalah saya ingin mengetahui

dan mempelajari secara nyata tentang penyakit impetigo bulosa. Sedangkan faktor

eksternalnya adalah kedepannya saya dapat memberikan terapi yang tepat serta

memberikan edukasi yang dapat dipahami dan dimengerti oleh pasien, sehingga

pasien dapat sembuh dan beraktivitas seperti biasa.

Landasan pemikiran yang menjadi dasar keputusan saya adalah:

Definisi

Impetigo bulosa adalah suatu bentuk impetigo dengan gejala utama dengan gejala

utama berupa bulla berisi cairan kekuningan dengan dinding tegang,

terkadang tampak hipopion.

Penyebab dan epdemiologi

- Penyebab: terutama disebabkan oleh staphylococcus.

- Umur: anak-anak dan dewasa.

- Jenis kelamin: frekuensi sama dengan pria dan wanita

Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit seperti:

- Daerah: lebih banyak pada daerah tropis dengan udara panas.

- Musim/iklim: musim panas dengan banyak debu.

- Kebersihan/higiene: higiene kurang.

- Gizi: lebih sering dan lebih berat pada keadaan kurang gizi dan anemia.

- Lingkungan: yang kotor dan berdebu akan lebih sering dan lebih hebat.

Page 7: Refleksi Kasus Praktek Belajar Lapangan (Impetigo Bulosa)

7

Gejala Klinik

Vesikel sampai bulla timbul mendadak pada kulit sehat, bervariasi mulai miliar

hingga lentikular, dapat bertahan 2-3 hari. Berdinding tebal dan ada

hipopion. Jika pecah menimbulkan krusta yang coklat datar dan tipis.

Pemeriksaan kulit

- Lokalisasi: ketiak, dada, punggung dan ekstremitasatas dan bawah.

- Efloresensi/sifat-sifatnya: tampak bula dengan dinding tebal dan tipis, miliar

hingga lentikular, kulit sekitarnya tak menunjukkan peradangan, kadang-

kadang tampak hipopion.

Gambaran histopatologi

Pada epidermis tampak vesikel subkornea berisi sel-sel radang yaitu

leukosit. Pada dermis tampak sebukan sel-sel radang ringan dan pelebaran ujung-

ujung pembuluh darah.

Pemeriksaan pembantu/laboratorium

1. Preparat mikroskopik langsung dari cairan bula untuk mencari stafilokok.

2. Biakan cairan bula dan uji resistensi.

Diagnosis banding

1. Pemfigus: biasanya bula berdinding tebal, dikelilingioleh daerah

eritematosa dan keadaan umum buruk.

2. Impetigenasi: menunjukkan pula gejala-gejala penyakit primer dengan

gejala konstitusi berupa demam dan malaise.

3. Tinea sirsinata: jika lepuh pecah, bagian tepi masih menunjukkan danya

lepuh, tetapi bagian tengah menyembuh.

Penatalaksanaan

Menjaga kebersihan dan menghilangkan faktor-faktor predisposisi. Jika bula besar

dan banyak, sebaiknya dipecahkan, selanjutnya dibersihkan dengan antiseptic

(betadine) dan diberi salep antibiotic (kloramfenikol 2% atau eritromisin 3%).

Jika Pada dewasa dengan gejala ekstensive atau bulla diberikan diberikan

antibiotik sistemik seperti amoksisilin + asam klavulanat 25 mg/kg BB,

cephalexin (40-50 mg/kg/hr), dicloxacin 250-500 mg 4 kali sehari, eritromisin

250-500 mg.

Page 8: Refleksi Kasus Praktek Belajar Lapangan (Impetigo Bulosa)

8

Prognosis

Umumnya baik

V. Alternatif lain

Alternatif yang saya lakukan pada waktu itu adalah mencoba untuk mengedukasi

bagaimana cara perawatan pada lesinya dan bagaimana cara pemberian salep dan

obat yang benar serta saya memberitahu sedikit mengenai perilaku hidup bersih

dan sehat, diharapkan dengan yang apa yang saya sampaikan lesi pada pasien

tersebut dapat cepat kering dan pasien dapat berperilaku lebih baik dan sehat dari

pada sebelumnya.

VI. Kesimpulan

Ketika mendapatkan kasus tersebut saya cukup tertarik karena dari kasus tersebut

saya dapat belajar dan melihat secara langsung lesi pada penyakit tersebut

sehingga kedepannnya saya tidak akan asing lagi apabila menemukan kasus

serupa dan dapat memberikan terapi yang tepat dan memberikan edukasi yang

dapat dimengerti pasien dan dari kasus tersebut pula saya menyadari bahwa

memberikan penjelasan sampai pasien mengerti apa yang kita berikan itu

sangatlah penting.

Page 9: Refleksi Kasus Praktek Belajar Lapangan (Impetigo Bulosa)

9

DAFTAR PUSTAKA

Wolff k, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ. Pediculosis pubis

In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS,

Leffell DJ, editors. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7 ed.

New York: McGraw-Hill, 2008, p.2074.

Handoko R.P. pedikulosis pubis. In Ilmu penyakit kulit dan Kelamin. Djuanda A,

Hamzah M, Aisyah S, Editors. 5 ed. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Jakarta. 2007.p.118-119

Daili E.S, Menaldi S.L, Wisnu I.M. Pedikulosis pubis In : penyakit kulit

yang umum di Indonesia. Penerbit pt medical multimedia Indonesia. Jakarta.

2005. p. 74.