referensi urticaceae

5
b) Trikomata Trikomata merupakan derivat epidermis yang membentuk struktur beragam seperti rambut, sisik, rambut kelenjar, tonjolan, dan lain-lain. Trikomata terdapat hampir pada semua organ tumbuhan. Terkadang trikomata berbentuk pendek yang tampak berupa penonjolan-penonjolan (seperti bukit-bukit kecil) pada permukaan epidermis. Perhatikan Gambar 2.7. Trikomata seperti ini disebut papilla. Gambar 2.7 Letak trikomata di lapisan epidermis Papilla merupakan alat sekresi yang mengeluarkan semacam lendir. Papilla yang tidak mengeluarkan sejenis lendir, tetapi hanya mengeluarkan air disebut papullae. Trikomata mempunyai fungsi sebagai berikut.

description

Urticaceae

Transcript of referensi urticaceae

Page 1: referensi urticaceae

b) Trikomata

Trikomata merupakan derivat epidermis yang membentuk struktur beragam

seperti rambut, sisik, rambut kelenjar, tonjolan, dan lain-lain. Trikomata

terdapat hampir pada semua organ tumbuhan. Terkadang trikomata

berbentuk pendek yang tampak berupa penonjolan-penonjolan (seperti

bukit-bukit kecil) pada permukaan epidermis. Perhatikan Gambar 2.7.

Trikomata seperti ini disebut papilla.

Gambar 2.7

Letak trikomata di lapisan epidermis

Papilla merupakan alat sekresi yang mengeluarkan semacam lendir. Papilla

yang tidak mengeluarkan sejenis lendir, tetapi hanya mengeluarkan air

disebut papullae. Trikomata mempunyai fungsi sebagai berikut.

(1) Memperbesar fungsi epidermis sebagai jaringan pelindung terutama

mencegah penguapan yang berlebihan. Misalnya trikomata pada daun,

tulang daun, dan batang.

(2) Sebagai alat pengisap air dan garam-garam tanah, misalnya bulu akar.

(3) Membantu penyebaran biji dan memungkinkan biji-biji itu tumbuh.

(4) Melindungi tumbuhan dari gangguan luar. Misalnya rambut-rambut

Page 2: referensi urticaceae

penyengat (pneumatokist).

(5) Sebagai alat penerus rangsang yang datang dari luar. Misalnya trikomata

pada daun tembikar.

(6) Sebagai alat sekresi.

Berdasarkan ada tidaknya fungsi sekret, trikomata dapat dibedakan menjadi

dua sebagai berikut.

(1) Trikomata yang tidak menghasilkan sekret (trikomata nonglandular).

Beberapa macam trikomata nonglandular sebagai berikut.

(a) Rambut bersel satu atau bersel banyak dan tidak pipih, contohnya pada

Lauraceae dan Moraceae.

(b) Rambut sisik yang memipih dan bersel banyak, contohnya pada daun

durian (Durio zibetinus).

(c) Rambut bercabang dan bersel banyak, contohnya pada daun waru

(Hibiscus tiliaceus).

(2) Trikomata yang menghasilkan sekret (trikomata glandular).

Trikomata pada daun tembakau (Nicotiana tabacum) merupakan trikomata

glandular yang sederhana, memiliki tangkai dengan kepala bersel satu atau

bersel banyak. Pada tumbuhan sering dijumpai berbagai macam trikomata

glandular, yaitu sebagai berikut.

(a) Trikomata hidatoda, terdiri dari sel tangkai dan beberapa sel kepala dan

mengeluarkan larutan. Misalnya pada keluarga keladi (Araceae).

(b) Kelenjar garam, terdiri dari sebuah sel kelenjar besar dengan tangkai

yang pendek, misalnya pada tumbuhan bakau.

(c) Kelenjar madu, berupa rambut bersel satu atau lebih dengan plasma

yang kental dan mampu mengeluarkan madu ke permukaan sel, misalnya

pada tanaman pisang.

Page 3: referensi urticaceae

(d) Rambut gatal, berupa sel tunggal dengan pangkal berbentuk kantung

dan ujung runcing. Isi sel menyebabkan rasa gatal. Misalnya pada rambut

sengat kemaduh (Laportea stimulans).

Urticaceae (jelatang-jelatangan) adalah famili yang memiliki karakter spesifik

yaitu herba atau setengah perdu, memanjat atau liana, kadang pohon kecil

berkayu lunak, sering dilengkapi dengan rambut–rambut jelatang, tidak

bergetah. Sedangkan deskripsi dari Urticaceae sendiri adalah perdu pohon.

Daun berhadapan atau tersebar, umumnya dengan stipula dan dilengkapi

dengan rambut kelenjer. Bunga kecil, dalam simosa atau kapitulum atau

tereduksi menjadi bunga tunggal; umumnya uniseksual, aktinomorf, sangat

tereduksi; dioseus; calix 4-5, lepas atau bersatu, atau tidak ada; corolla tidak

ada; bunga jantan dengan stamen jumlahnya sebanyak lembar corolla,

letaknya berhadapan dengan calix, filament melengkung ke dalam ketika

kuncup dan ketika antesis melengkung keluar secara elastis melepaskan

pollen dengan serentak; bunga betina dengan 1 pistilum, 1 bakal buah yang

superus, 1 ruang, 1 bakal biji, kadang–kadang terdapat staminodia

berbentuk sisik berhadapan dengan corolla. Buah achene atau drupa; biji

dengan embrio yang tegak, spatulata dikelilingi endosperm yang berminyak

atau berpati biasanya tidak berendosperm (Syamsuardi, dkk, 2006)

Genus yang paling terkenal pada famili ini adalah Laportea karena

mempunyai rambut jelatang pada daunnya. Boehmeria nivea Gaudich.

(rami) bahan dasar pembuat tali rami; Elatostema repens (Lour) Hall banyak

ditanam sebagai tanaman hias; Laportea stimulan Miq. (Jilatang api),

Laportea sinuata, batangnya digunakan sebagai kayu bakar, daun dan

akarnya digunakan untuk mengobati kebutaan, Laportea sinuata (jilatang

niru); Pilea microphylla (katumpangan), dicampur dengan sedikit bawang

putih dan garam, tanaman ini digunakan untuk mengobati luka pada perut

anak bayi; Pilea melastomoides Blume, daunnya beraroma dan digunakan

Page 4: referensi urticaceae

sebagai bumbu masakan. Pada Urtica ini ternyata juga sangat efisien dalam

penyaringan dari logam, mineral dan limbah bahan dari kejangkitan air,

penyimpanan bahan ini dalam tanaman serat dan pembersihan air. Ia adalah

calon yang sangat baik untuk sampah organik dan perawatan sistem

detoxification. (Syamsuardi, dkk, 2006)

Pada daun famili Urticaceae terdapat trikom yang berkelenjar (rambut-

rambut jelatang). Apabila tersentuh oleh kulit akan menyebabkan iritasi kulit

berupa gatal-gatal dan menimbulkan bercak merah pada kulit.

Untuk hubungan kekerabatan famili ini berkerabat dekat dengan

Ulmaceae, Cannabinaceae dan Moraceae dan merupakan famili yang sering

berevolusi dalam ordo Urticales terlihat pada keberadaan carpel kedua yang

sama sekali sudah hilang, terjadinya penyeringan dalam bakal biji dari posisi

terminal hingga basal dan perkembangan pada habit; herbaceous menjadi

arborescent. (Syamsuardi, dkk, 2006)