Referat Transfusi Darah

36
Oleh : Aldi Fauzan Lazuardi 1102009019 Pembimbing : dr. Uus Rustandi, S.An dr . Rub! Satria "ugraha, S.An, #$es

description

anestesi transfusi darah perioperatif

Transcript of Referat Transfusi Darah

  • Oleh : Aldi Fauzan Lazuardi1102009019

    Pembimbing : dr. Uus Rustandi, Sp.Andr . Ruby Satria Nugraha, Sp.An, Mkes

  • adalah pemberian darah atau komponen darah dari satu individu (donor) ke individu yang lain (resipien) (Haroen, 2009).

    dapat menjadi penyelamat nyawa atau bisa berbahaya dengan berbagai komplikasi yang dapat terjadi Jadi tranfusi darah hendaknya dilakukan sesuai indikasi yang jelas dan tepat sehingga diperoleh manfaat yang jauh lebih besar dibandingkan resikonya.

  • Dapat dibedakan menjadi 2 kelompok berdasarkan sumber darah / komponen darah, yaitu:

  • Berdasarkan tujuan tersebut diatas saat ini transfusi darah cenderung untuk menggunakan komponen darah yang disesuaikan dengan kebutuhan penderita (Boediwarsono, 2007).

  • Dibagi menjadi 2:-AHTR (acute hemolityc Transfusion Reaction) Terjadi detruksi eritrosit yang sangat cepat (< 24 jam)-DHTR (delayed hemolityc Transfusion Reaction) gejala timbul 3-21 hari setelah transfusi (demam, Hematokrti menurun, bilirubin naik)

    Penyebab kesalahan dalam identifikasi sampel darah resipien atau dalam pencocokan sampel darah resipien dan donor (crossmatch). Insidensi Sering terjadi pada saat transfusi whole blood (WB) atau packed red cell (PRC). Angka kejadian diperkirakan 1 : 250 000 - 600 000

    Proses hemolitik dibantu oleh reaksi komplemen sampai terbentuknya C5b6789 (membrane attack complex). Ikatan antigen-antibodi mengaktifasi reseptor Fc dari sel sitotoksik / sel K yg menghasilkan perforin mengakibatkan lisis dari eritrosit

  • Manajemen : Curiga terjadi reaksi hemolitik hentikan transfusi segera lakukan hidrasi dg larutan salin normal (3000 ml/m2/hari)Pantau TTVAntihistamin (difenhidramin) dan kortikosteroid (prednisolon) untuk mengatasi gejalaJika ada tanda DIC / perdarahan akut siap transfusi FFP, kriopresipitat/ trombositDarah harus di cek ulang dg slip darah dan identitas pasien

  • Reaksi Anafilaksis jarang terjadi (kurang lebih 1 dari 150,000 transfusi). Reaksi ini berat dan terjadi setelah hanya beberapa mililiter darah ditranfusiKarena adanya defisiensi anti-IgA yang menerima tranfusi darah yang berisi IgA. Prevalensi defisiensi IgA diperkirakan 1:600-800 pada populasi yang umum. Reaksi ini diatasi dengan pemberian epinefrin, cairan, kortikosteroid, H1, dan H2 bloker. Pasien dengan defisiensi IgA perlu menerima Washed Packed Red Cells, deglycerolized frozen red cells, atau IgA-Free blood Unit.Manajemen: hentikan transfusi sampai gejala menghilang selama 30 menit. Untuk menghilangkan gejala berikan antihistamin, misalnya chlorpheniramine 10 mg. Berikan chlorpheniramine sebelum transfusi berikutnya dilakukan.

  • Tandanya meliputi hipotensi, bronkospasme, periorbital dan laryngeal edema, mual & muntah, erythema, urtikaria, konjunctivitis, dyspnoea, nyeri dada, dan nyeri abdomen.

  • Terjadi pada 0,5-3% pasien yang diberikan transfusi, umunya yang sudah dengan multiple transfuse.Gambaran khas menggigil lalu diikuti panas tanpa adanya hemolisisTerjadi umumnya dalam beberapa jam setetalah transfusi. Sensitisasi leukosit atau platelet secara khas manifestasinya adalah reaksi febris.

  • Reaksi Urtikaria ditandai oleh eritema, penyakit gatal bintik merah dan bengkak, dan menimbulkan rasa gatal tanpa demam. Pada umumnya ( 1% tentang transfusi) dan dipikirkan berkaitan dengan sensitisasi pasien terhadap transfusi protein plasma. Reaksi urtikaria dapat diatasi dengan obat antihistamin ( H, dan mungkin H2 blockers) dan steroid.

  • Sindrom acute lung injury (Transfusion-Related Acute Lung Injury [TRALI]) merupakan komplikasi yang jarang terjadi(
  • Transfusi eritrosit atau plasma dapat menyebabkan kelebihan cairan di dalam sirkulasiPada anemia berat terjadi ekspansi volume sehingga volume cairan tetap normal, maka pada anemia dg gagal jantung, transfusi harus hati-hati edema paruPada orang tua transfusi diberikan dg ritme 2 ml darah/kgBB/jam

  • Infeksi Virus : Hepatitis A-B-C90% tentang kasus ini hepatitis C virus, 10-20% berkembang menjadi cirrhosisHIVCytomegalovirus Infeksi BakteriInfeksi Parasit malaria, chagas disease, toxoplasmosis

  • Transfusi Autologus Darah dikumpulkan 4-5 minggu sblm operasi. Syarat : Hematokrit sekitar 34% / Hb sekitar 11 gr/dlIntraoperative Cell Salvagebiasanya dilakukan pada bedah jantung, vaskular, dan bedah tulang. Darah di aspirasi intraoperative bersamaan dg antikoagulan tampung di reservoir SDM dikonsentrasikan dan dicuci ditransfusikan lagi.Indikasi u/ kehilangan darah > 1000-1500 mlKI : pencemarah dr luka yg kotor dan tumor malignansi

  • Agen untuk menurunkan kehilangan darah :Asam traneksamat untuk pasien trauma dg perdatahan, mencetuskan kaskade pmbekuan. Baik bila diberikan 1 jam post traumaAgen untuk meningkatkan Produksi darah:Eritropoietin pengobatan anemia karena penyakit kronisPemberian Fe

  • Tujuan resusitasi pasien syok mengembalikan perfusi dan transport oksigen yg adekuat.Terapi piliham utama cairan kristaloid perbandingan 3:1 u/ setiap unit kehilangan SDMKristaloid lebih sering digunakan dr pada harus transfusi komponen darah murah, tidak perlu crossmatch, tidak menularkan penyakitDipertimbangkan untuk transfusi bila dg terapi cairan tidak adekuat

  • Indikasi paling umum untuk transfusi darah pada pasien yang menjalani pembedahan adalah pemulihan volume darah sirkulasi. Kehilangan darah sampai sekitar 20% EBV (EBV = Estimated Blood Volume = taksiran volume darah) menimbulkan gejala hipotensi, takikardi dan penurunan tekanan vena sentral. Kompensasi tubuh ini akan menurun pada seseorang yang akan mengalami pembiusan (anestesi) gejala-gejala tersebut seringkali tidak begitu tampak karena depresi komponen vasoaktif.

    Sebagai patokan kasar dalam pemberian transfusi darah:1 unit sel darah merah (PRC = Packed Red Cell) dapat menaikkan kadar hemoglobin sebesar 1gr% dan hematokrit 2-3% pada dewasa.Transfusi 10 cc/kgBB sel darah merah dapat menaikkan kadar hemoglobin 3gr%, monitor organ-organ vital dan diuresis, berikan cairan secukupnya sehingga diuresis 1 ml/kgBB/jam.

  • Walaupun volume cairan intravaskuler dapat dipertahankan dengan larutan kristaloid, pemberian transfusi darah tetap harus menjadi bahan pertimbangan berdasarkan:

    Keadaan umum penderita ( kadar Hb dan hematokrit) sebelum pembedahanJumlah/penaksiran perdarahan yang terjadi.Sumber perdarahan yang telah teratasi atau belum.Keadaan hemodinamik (tensi dan nadi)Jumlah cairan kristaloid dan koloid yang telah diberikanKalau mungkin hasil serial pemeriksaan kadar hemoglobin dan hematokrit.Usia penderita

  • Transfusi masif : penggantian sejumlah darah yang hilang atau lebih banyak dari total volume darah pasien dalam waktu
  • TERIMA KASIH