Referat Tiroid Ratna
Transcript of Referat Tiroid Ratna
BAB I : PENDAHULUAN
Tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin di tubuh manusia.
Kelainan tiroid merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai di
bidang ilmu bedah endokrin. Ilmu bedah endokrin adalah ilmu bedah
yang mempelajari pembedahan pada perbesaran, gangguan fungsi, atau
tumor kelenjar endokrin. Pembedahan kelenjar endokrin biasanya
ditujukan untuk memperbaiki atau mengembalikan fungsi normal kelenjar.
Kelainan kelenjar tiroid dapat berupa :
Kelainan fungsi hipotiroid atau hipertiroid
Perubahan susunan kelenjar dan morfologinya penyakit tiroid noduler
Berdasarkan patologinya, pembesaran tiroid disebut sebagai struma.
Sebagian besar kelainan tiroid membutuhkan tindakan bedah
sebagi terapi, sehingga hampir semua kelainan tiroid merupakan kasus
bedah.
Dalam referat ini akan dibahas mengenai anatomi dan fisiologi
kelenjar tiroid, evaluasi pada pasien dengan kelainan tiroid, beberapa
kelainan tiroid yang berkaitan erat dengan ilmu bedah, dan tiroidektomi.
BAB II : EMBRIOLOGI, ANATOMI, HISTOLOGI, DAN
FISIOLOGI
KELENJAR TIROID
A.Embriologi
1
Kelenjar tiroid bermula sebagai tonjolan dari primitive foregut pada
minggu ke-3 dari kehamilan. Kelenjar tiroid berasal dari dasar lidah
dimana pada tempat ini terbentuk foramen cecum.
Sel–sel endodermal pada dasar pharyngeal anlage menebal untuk
membentuk medial thyroid anlage, yang kemudian turun di leher pada
anterior dari struktur yang membentuk tulang hyoid dan larynx. Dalam
proses turunnya, medial anlage tetap berhubungan dengan foramen
cecum melalui tabung yang dilapisi epitel, dikenal sebagai thyroglossal
duct. Sel-sel epitel yang membentuk medial anlage tersebut kemudian
membentuk sel-sel folikular tiroid.
Sepasang medial anlage berasal dari branchial pouch ke-4 dan
akan menyatu dengan medial anlage pada minggu ke-5 kehamilan.
Lateral anlage membentuk sel-sel parafolikular atau sel C yang kemudian
akan berada di daerah superoposterior dari kelenjar tiroid.
Folikel tiroid pertama kali tampak pada minggu ke-8 dari kehamilan
dan pembentukan koloid dimulai pada minggu ke-11 dari kehamilan.
B.Anatomi
Kelenjar tiroid pada orang dewasa berwarna coklat, memiliki
konsistensi yang keras dan beratnya kurang lebih 20 g. Kelenjar tiroid
diselubungi secara longgar oleh fascia yang terbentuk dari fascia
cervicalis profunda yang membelah menjadi bagian anterior dan posterior.
Kapsul yang sesungguhnya dari kelenjar tiroid adalah jaringan fibrosa
yang tipis namun padat, yang membentuk septa yang kemudian masuk
ke kelenjar tiroid dan membagi tiroid menjadi pseudolobules.
Kelenjar tiroid terletak posterior dari “strap muscles” (sternothyroid
dan sternohyoid). Lobus dari kelenjar tiroid terletak di depan kartilago
tiroidea dan dihubungkan oleh istmus satu dengan yang lainnya. Pada 50
% dari operasi tiroid ditemukan lobus pyramidal. Kedua lobus tiroid
terbentang sampai pertengahan kartilago tiroid di superior dan lateral dari
carotid sheats dan musculus sternocleidomastoid. Di anterior terdapat
“straps muscle”.
Kelenjar tiroid diperdarahi oleh :
Superior thyroid arteries
berasal dari arteri carotis eksterna ipsilateral
2
memasuki kelenjar tiroid pada apeks dari setiap lobus dengan
terbagi sebagai divisi anterior dan posterior.
inferior thyroid arteries
berasal dari trunkus thyrocervical
memasuki kelenjar tiroid pada pertengahan dari tiap lobus
di dekat arteri tiroid inferior berjalan nervus laryngeus reccurent
Thyroidea ima artery
ditemukan pada 1-4 % pasien
berasal dari aorta atau arteri innominata
memasuki kelenjar tiroid pada daerah isthmus atau menggantikan
tempat arteri tiroid posterior bila tidak ada.
Insert fig. 37 -4
Drainase vena pada kelenjar tiroid membentuk tiga jalur utama, yaitu
vena tiroid superior, media, dan inferior. Vena tiroid superior dan media
mengalirkan darah ke vena jugularis interna, vena tiroid inferior
mengalirkan darah ke vena brachiocephalic.
Terdapat dua saraf yang mempersarafi laring dengan pita suara, yaitu
nervus laryngeus recurrent dan cabang dari nervus laryngeus
superior.Nervus laryngeus recurrent sinistra berasal dari nervus vagus.
Bermula pada persilangan dengan arcus aorta, kemudian melewati
ligamentum arteriosum, kemudian menurun pada tracheoesophgeal
groove. Nervus laryngeus recurrent dextra berasal dari nervus vagus pada
persilangan dengan arteri subclavia dextra. Dalam perjalanannya di
daerah leher, nervus laryngeus recurrent bisa bercabang, dan melewati
cabang dari arteri tiroid inferior di anterior, posterior, atau diantaranya
(interdigitate). Nervus laryngeus recurrent berakhir saat memasuki laring
di posterior dari musculus cricothyroid.
Trauma pada salah satu nervus laryngeus recurrent menyebabkan
paralysis pita suara ipsilateral. Suara bisa tetap normal namun lemah atau
suara menjadi serak. Paralysis ke dua nervus laryngeus recurrent
menyebabkan terjadinya obstruksi jalan napas dan hilangnya suara
Persarafan simpatik kelenjar tiroid oleh serat saraf dari ganglia
simpatik cervical superior dan media. Persarafan parasimpatik berasal dari
3
nervus vagus dan mencapai kelenjar melalui cabang dari nervus
laryngeus.
C. Histologi
D.Fisiologi
BAB II : EVALUASI TERHADAP PASIEN DENGAN
KELAINAN TIROID
Adanya kelainan tiroid dapat ditegakkan dari anamnesa yang baik,
pemeriksaan fisik, dan penilain klinis terhadap pasien. Pemeriksaan
terdiri atas pemeriksaan biokimia untuk menetapkan fungsi kelenjar tiroid,
pemeriksaan klinis dan fisik untuk menentukan kelainan morfologik, dan
pemeriksaan sitologis atau histologis untuk menentukan perubahan
patologis,
Beberapa test diperlukan dalam menilai fungsi dari kelenjar tiroid. Hasil
dari test fungsi tiroid ini kemudian diinterpretasikan dengan melihat
kondisi kinis dari pasien.
TSH serum
Kadar Thyroid Stimulating Hormon menggambarkan kemampuan kelenjar
pituitary anterior untuk mendeteksi kadar T4 bebas. Sehingga test ini
4
merupakan salah satu test yang sensitive dan spesifik untuk mendiagnosa
hiper atau hipotiroidisme, memantau “T4 replacement and suppressive
therapy”.
T4 dan T3 total
T4 dan T3 bebas
TRH
Thyroid antibodies
Serum Thyroglobulin
Pemeriksaan pencitraan kelenjar tiroid antara lain :
Radionuclide Imaging
Ultrasound
CT/MRI Scan
5
BAB III : KELAINAN TIROID
Macam-macam kelainan tiroid :
Gangguan perkembangan
Kista tiroglosus
Tiroid lingual
Tiroid ektopik
Lobus piramidal
Radang atau gangguan auto imun
Penyakit Graves
Penyakit Hashimoto
Hiperplasia dan gangguan metabolic
Struma Koloid
Struma Endemik
Neoplasia
Adenoma
Adenokarsinoma
Papiler
Folikoler
Anaplastik
Medular
Diluar kelainan bawaan, kelainan kelenjar tiroid digolongkan menjadi dua
kelompok besar, yaitu penyakit yang menyebabkan perubahan fungsi dan
penyakit yang menyebabkan perubahan jaringan dan bentuk kelenjar,
seperti struma noduler, tiroiditis hasimoto, struma koloid, struma
endemik, atau Ca tiroid
6
Fungsi tiroid normal disebut sebagai eutiroid, Kelainan fungsi tiroid berupa
menurunnya fungsi tiroid (hipotiroid) atau meningkatnya fungsi tiroid
(hipertiroid)
Penyabab hipertiroid adalah sebagai berikut :
Akibat peningkatan sintesis hormon, misalnya pada :
Graves’ disease
Toxic multinodular goiter
Solitary toxic nodule
Akibat lepasnya hormone dari tempat penyimpanan :
Tiroiditis
Hipotiroid dapat disebabkan oleh :
Primer
Hashimoto’s thyroiditis
RAI therapy untuk Graves’ disease
Post tiroidektomi
Intake iodine yang berlebihan
Subacute Thyroiditis
Obat-obatan : obat anti tiroid, lithium
Iodine defisiensi, dishormogenesis
Sekunder
Tumor pituitary
Reseksi atau ablasi pituitary
Tersier
Insufisiensi hipotalamus
Resistensi terhadap hormone tiroid
Penyakit Graves
Adalah suatu penyakit autoimun dengan gambaran hipertiroid. Lebih
banyak diderita oleh wanita (5:1), dan insiden tertinggi pada umur 40-60
tahun. Penyakit ini ditandai dengan adanya tirotoksikosis, difuse goiter
dan kelainan ekstra tiroid seperti opthalmopathy, dermopathy (pretibial
myxedema), thyroid acropachy, gynecomastia, gangguan menstruasi
berupa amenorea, dan polidefekasi. Penyakit ini juga ditandai dengan
peningkatan absorbsi iodium radioaktif oleh kelenjar tiroid. Disebut juga
sebagai penyakit Basedow.
7
Etiology dari penyakit ini tidak diketahui secara pasti, namun
beberapa kondisi seperti postpartum, kelebihan intake iodium, terapi
lithium, infeksi baktri dan virus mungkin merupakan pemicu terjadinya
penyakit ini. Faktor genetik juga mempunyai peranan. Penyakit graves
berhubungan dengan HLA-B8 dan HLA-DR3 dan HLA-DQA1. Penyakit ini
juga berhubungan dengan penyakit autoimun lain seperti DM tipe 1,
Addison’s disease, anemia pernisiosa dan myasthenia gravis. Secara
maskrokopis, kelenjar tiroid pada pasien dengan penyakit graves
membesar secara difuse dengan permukaan yang licin. Secara
mikroskopis, kelenjar mengalami hiperplasia dan adanya peningkatan
vaskularisasi.
Gejala klinik terbagi atas gejala hipertiroid pada umumnya dan gejala
penyakit Graves. Gejala hipertiroid antara lain intoleransi terhadap panas,
keringat berlebih, haus, penurunan berat badan mekipun intake kalori
adekuat, palpitasi gelisah, apatis, emosi labil, hiperkinesis, tremor,
peningkatan peristaltik usus, diare. Pada wanita sering ditemui
amenorrea, fertilitas menurun dan peningkatan insiden abortus. Pada 50%
pasien dijumpai adanya ophtalmophaty. Kelainan pada mata berupa lid
lag (Von Greafe’s sign), spasme dari palpebra superior (Dalrymple’s sign),
periorbital edema, chemosis, troptosis, keratitis dan terkadang kebutaan.
Pada pemeriksaan fisik, pembesaran tiroid bersifat difuse dan simetrik dan
dapat ditemui adanya bruit atau venous hum di supra klavikula. diagnostik
tes, ditemui adanya supresi TSH dengan atau tanpa peningkatan T4 dan
T3 bebas. Bila ada kelainan mata tidak perlu dilakukan test lagi. Apabila
tidak ada kelainan mata dilakukan test iodine uptake dan scan. Apabila
iodine uptake meningkat dan disertai pembesaran kelenjar secara difus,
maka diagnosa dapat ditegakkan. Peningkatan TSH-R dan TSAb
merupakan diagnostik dan ditemukan pada 90% pasien.
Penyakit Graves dapat diterapi dengan:
Obat antitiroid
Ablasi tiroid dengan radioaktif (radiokatif iodine therapy)
Thyroidectomy
Obat anti tiroid
Obat anti tiroid diberikan sebagai persiapan untuk radiokatif iodine
terapi (RAI) atau thyroidectomy. Obat yang biasa digunakan adalah
8
propiltiourasil/PTU (100-300mg 3x/hari) dan metimazol (10-30mg
3x/hari). Keduanya beekerja dengan cara menurunkan produksi
hormone tiroid. PTU juga menghambat konversi T4 menjadi T3 di
perifer, sehingga dapat digunakan sebagai terapi untuk krisis tiroid.
Kedua obat tersebut dapat melewati plasenta, namun PTU memiliki
resiko lebih rendah dalam hal transfer transplasenta. Untuk itu PTU
merupakan pilihan pada wanita hamil dan menyusui. Kebanyakan
pasien menjadi eutiroid dalam 6 minggu. Pemberian beta bloker
bertujuan untuk menurunkan respon katekolamin terhadap
tirotoksikosis (propanolol 20-40mg 4x/hari).
Radioaktif iodine terapi
RAI terutama dilakukan pada pasien usia lanjut dengan struma yang
kecil atau sedang, pasien yang mengalami relaps setelah therapy
dengan obat antitiroid atau tindakan bedah, dan pada pasien
dengan kontraindikasi terhadap obat anti tiroid atau tindakan
bedah. Hanya sekitar 50% pasien menjadi eutiroid dalam waktu 6
bulan setelah terapi dimualai dan sisanya tetap hipertiroid atau
sudah menjadi hipertiroid.
Tindakan bedah
Merupakan indikasi pada :
keganasan atau curiga keganasan pada tiroid nodul
anak anak
wanita hamil
alergi terhadap obat antitiroid
struma yang besar dengan tanda tanda kompresi
menolak terapi dengan RAI
Pasien harus dalam keadaan eutiroid sebelum operasi. Lugol iodida
atau supersaturated potassium iodide (SSKI) diberikan sejak 10 hari
sebelum operasi, 3 tetes 2x/hari. Pada pasien dengan
ophtalmopathy, dilakukan total thyroidectomy. Sub total
thyroidectomy (meninggalkan 4-7 gr kelenjar), direkomendasikan
untuk pasien lainnya. Sub total tiroidektomi dapat dilakukan secara:
bilateral subtotal thyroidectomy meninggalkan 1-2 gr
kelenjar ditiap sisi
Hartley-Dunhill procedure total lobectomy pada satu sisi
dan subtotal thyroidectomy pada sisi lainnya.
9
Toxic Multinoduler Goiter
Umumnya terjadi pada usia di atas 50 tahun yang mempunyai riwayat
adanya non toxic multinodular goiter.
Tanda dan gejala dari hipertiroidisme sama dengan Penyakit Graves, tapi
lebih ringan dan tidak ada gejala extra tiroid.
Test darah sama dengan Penyakit Graves, dengan TSH level yang
menurun dan peningkatan kadar T4 dan T4 bebas.
Terapi yang dipilih adalah reseksi bedah dengan subtotal thyroidectomy.
Kemudian pasien memerlukan supresi hormone thyroid untuk mencegah
kekambuhan. Hartley-Dunhill procedure merupakan pilihan. RAI terapi
ditujukan bagi pasien dengan usia lanjut yang memiliki resiko operasi
yang tinggi, apabila tidak ada gejala kompresi jalan napas dan tidak ada
curiga keganasan.
Plummer’s disease (toxic adenoma)
Hipertiroidisme dari sebuah nodul yang mengalami hiperfungsi biasa
terjadi pada pasien dengan usia muda. Kebanyakan nodul yang
mengalami hiperfungsi setidaknya sudah berukuran 3 cm saat gejala
hipertiroid muncul. Pada RAI scaning terlihat gambaran “hot nodule”
dengan supresi pada bagian lain dari kelenjar tiroid. Nodul ini jarang
menjadi keganasan.
Tindakan operasi (lobectomy dan isthmusectomy) disarankan untuk
pasien dengan umur muda dan pasien dengan nodul yang besar.
Tiroiditis
Tiroiditis adalah peradangan dari kelenjar tiroid, dibagai menjadi akut, sub
akut, dan kronis. Tiroiditis sub akut dan tiroiditis kronik biasanya diterapi
secara medikal, tapi kadang kala terapi bedah juga diperlukan.
Tiroiditis akut
Infeksi dapat terjadi secara :
Hematogen dan limfogen
Melalui penyebaran langsung dari persistent pyriform sinus fistulae atau
kista duktus tiroglosus
Melalui trauma pada klenjar tiroid
10
Akibat imunosupresi
Penyebab utama adalah Streptococcus.
Tiroiditis supuratif akut lebih sering terjadi pada anak-anak dan
sering kali diawali oleh infeksi saluran napas bagian atas atau otitis media.
Gejala klinis berupa rasa nyeri dibagian leher yang menjalar ke rahang
atau telinga, demam, menggigil, odynophagia,, dan dysphonia.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan adanya leukositosis pada tes darah dan
FNA biopsy untuk stain Gram, kultur, dan sitologi.
Terapi berupa antibiotik dan drainase abcess.
Tiroiditis Sub akut
Etiologi dari tiroiditis sub akut tidak diketahui. Tiroiditis sub akut dapat
disertai nyeri ataupun tidak disertai nyeri.
Tiroiditis sub akut yang disertai nyeri sering terdapat pada pada pasien
wanita berumur 30 sampai 40 tahun. Nyeri tiba-tiba yang makin lama
makin berat, menjalar ke arah mandibula atau telinga. Kelenjar
membesar dan terasa nyeri.
Kelainan ini melalui 4 tahapan :
Fase hipertiroid
Fase eutiroid
Fase hipotiroid
Fase resolusi
Pada fase awal dari penyakit, TSH menurun, thyroglobulin, T3 dan
T4 meningkat sebagai akibat dari lepasnya hormone tiroid dari folikel yang
hancur. Erythrocyte sedimentation rate biasanya meningkat,lebih dari 100
mm/jam. Nyeri pada tiroiditis ini biasanya bersifat self limited. Terapi
pengganti tiroid jangka pendek diberikan setelah fase hipertiroid.
Thyroidectomy dilakukan pada:
pasien yang mengalami gejala berkepanjangan
tidak ada respon terhadap pengobatan secara medikal
sering mengalami kekambuhan
Tiroiditis sub akut yang tidak disertai nyeri juga sering terjadi padd
wanita berumur antara 30 – 60 tahun. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
kelenjar tiroid berukuran normal atau sedikit membesar, sedikit keras, dan
tidak nyeri. Pada pemeriksaan ESR didapati nilai yang normal.
Tiroiditis kronik
11
Non Toxic Goiter (Struma non toxic)
Solitary Thyroid Nodule
Keganasan Kelenjar Thyroid
Pembedahan
Pembedahan struma dibagi menjadi dua, diagnostik dan terapeutik.
Pembedahan diagnostik berupa biopsy insisi atau eksisi telah ditinggalkan
terutama dengan adanya penggunaan biopsy jarum halus. Pembedahan
terapeutik berupa lobectomy total atau sub total, isthmolobectomy dan
thyroidectomy total.
Penyulit pada pembedahan adalah sebagai berikut.
Perdarahan
Cedera nervus laryngeus recurrent unilateral atau bilateral
kerusakan cabang eksternus nervus laringeus superior
cedera trakea atau esophagus
pasca bedah hematom yang menimbulkan penekanan, edema laring
krisis tiroid
Pada keadaan hipertiroid sebaiknya pembedahan dilakukan setelah
hipertiroid dikendalikan dan penderita dalam keadaan eutiroid
Indikasi tindak bedah pada struma non toksik:
kosmetik
eksisi nodulus tunggal yang dicurigai ganas
struma multi noduler yang berat
struma yang menyebabkan kompresi laring atau struktur leher lain
struma retro sternal yang menyebabkan kompresi trakea atau struktur
lain
12
13