Tiroid Crs

27

Click here to load reader

description

fk unpad

Transcript of Tiroid Crs

Page 1: Tiroid Crs

Case Report Session

TUMOR TIROID

Preseptor

Dr. Kiki Ahmad Rizki, Sp.B(K)Onk.,M.Kes

Disusun oleh

Floriyani Indra Putri 130112110549

Livy Bonita Pratisthita 130112110568

Rendy Ignatius Siswanto 130112110624

BAGIAN ILMU BEDAH ONKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

RSUP DR.HASAN SADIKIN

BANDUNG

2013

Page 2: Tiroid Crs

I. KETERANGAN UMUM

Nama : Ny.A

Umur : 56 tahun

Jenis kelamin : Wanita

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : SD

Alamat : Kp Cipasir RT 02/12 Rancaekek Bandung

Agama : Islam

Status : Menikah

Tanggal masuk RS : 4 Januari 2013

Tanggal pemeriksaan : 8 Januari 2013

II. ANAMNESIS

Keluhan utama : Benjolan di leher yang ikut bergerak saat menelan

Anamnesa khusus :

Sejak kurang lebih 20 tahun sebelum masuk rumah sakit, penderita mengetahui

adanya benjolan di leher depan kiri. Benjolan tersebut mula-mula sebesar kelereng

dan dirasakan makin membesar hingga seukuran bola tenis. Benjolan tersebut teraba

keras dan ikut bergerak saat menelan. Benjolah tidak dirasakan nyeri. Sejak 2 tahun

SMRS penderita merasakan timbul benjolan di leher sebelah kanan depan. Benjolan

pada awalnya sebesar kelereng dan sekarang sebesar telur puyuh. Benjolan ikut

bergerak saat menelan. Tidak terdapat suara yang serak, gangguan menelan, sesak

nafas.Tidak ada benjolan lain di leher. Tidak terdapat benjolan pada kepala.

Keluhan tidak disertai lekas lelah, lebih suka hawa dingin, berdebar-debar.

Keluhan tidak disertai sesak saat beraktivitas, berkeringat banyak, nafsu makan yang

bertambah, dan perubahan berat badan. Penderita belum pernah mengobati

keluhannya. Tidak terdapat riwayat serupa pada keluarga. Tidak ada riwayat

penyinaran rontgen waktu anak-anak.

Page 3: Tiroid Crs

III. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Tanda vital : Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80x/ menit

Respirasi : 20x / menit

Suhu : afebris

Status generalis:

Kepala : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Eksoftalmus (-), retraksi palpebra (-)

Leher : Kelenjar getah bening tidak teraba membesar

Tekanan vena jugularis tidak meningkat

Lain-lain: lihat status lokalis

Thorax : Bentuk dan gerak simetris

Vocal fremitus normal kanan = kiri, sonor

vesicular breath sound normal kanan=kiri, ronkhi (-)

Bunyi jantung murni reguler

Abdomen : Datar lembut, hepar dan lien tidak teraba, bising usus (+) normal

Ekstremitas: Edema (-/-), sianosis (-/-)

Kulit teraba lembab dan hangat

Tremor (-/-)

Status Lokalis:

a/r colli anterior sinistra:

Inspeksi: tampak massa bentuk bulat, ikut bergerak saat menelan, permukaan kulit

sama dengan sekitarnya, deviasi trakea (-), venektasi (+)

Palpasi : teraba massa, single, konsistensi padat, batas tegas,permukaan rata, ikut

bergerak saat menelan, mobile, nyeri tekan (-), berukuran 15x10x5 cm.

Auskultasi : Bruit (-)

Page 4: Tiroid Crs

a/r colli lateral sinistra dextra tidak terdapat pembesaran tidak terdapat pembesaran

KGB

a/r colli anterior dextra :

inspeksi : tampak massa bentuk bulat, ikut bergerak saat menelan, permukaan kulit

sama dengan sekitarnya, venektasi -

palpasi : teraba massa, single, konsistensi lunak, batas tegas, permukaan rata, ikut

bergerak saat menelan, mobile, nyeri tekan (-), ukuran 4x3x2 cm

auskultasi : bruit (-)

IV. RESUME

Seorang wanita usia 56 tahun datang dengan keluhan benjolan di leher kiri yang

ikut bergerak saat menelan dengan tumor doubling time kasar 146 dan benjolan di leher

kanan yang ikut bergerak saat menelan dengan tumor doubling time kasar 243. Tidak

terdapat keluhan kelainan metabolik. Tidak terdapat infiltrasi ke trakea, esofagus, dan

recurrent laryngeal nerve. Tidak terdapat pembesaran KGB. Tidak terdapat metastasis.

Status Lokalis:

a/r colli anterior sinistra:

Inspeksi: tampak massa bentuk bulat, ikut bergerak saat menelan, permukaan kulit

sama dengan sekitarnya, deviasi trakea (-), venektasi (+)

Palpasi : teraba massa, single, konsistensi padat, batas tegas,permukaan rata, ikut

bergerak saat menelan, mobile, nyeri tekan (-), berukuran 15x10x5 cm.

Auskultasi : Bruit (-)

a/r colli lateral sinistra dextra tidak terdapat pembesaran tidak terdapat pembesaran

KGB

a/r colli anterior dextra :

inspeksi : tampak massa bentuk bulat, ikut bergerak saat menelan, permukaan kulit

sama dengan sekitarnya, venektasi -

palpasi : teraba massa, single, konsistensi lunak, batas tegas, permukaan rata, ikut

bergerak saat menelan, mobile, nyeri tekan (-), ukuran 4x3x2 cm

auskultasi : bruit (-)

Page 5: Tiroid Crs

V. DIAGNOSIS KLINIS ONKOLOGIS

• Tumor tiroid bilateral tidak infiltrasi trakea, esofagus, KGB, metastasis jauh tidak

diketahui (T3N0Mx)

• Kelainan metabolik (struma multinodusa nontoksik bilateral)

VI. USUL PEMERIKSAAN

- Pemeriksaan T3, fT4, TSHs

- Foto soft tissue leher AP dan lateral

Page 6: Tiroid Crs

- Foto thoraks

- USG leher

- FNAB

VII. HASIL PEMERIKSAAN

- Fungsi tiroid

T3= 3,5 nmol/L (N= 1-3,3 nmol/L)

fT4= 2,1 ng/dl (N= 0,8 – 1,7 ng/dl)

TSH = 0,04 ulu/mL (N= 0,3-3,8 ulu/mL)

- Foto soft tissue leher AP dan lateral

Massa jaringan lunak dengan kalsifikasi di daerah colli anterolateral kiri yang

tampak mendesak dan menyempitkan kolom udara

- Foto thoraks

Tidak tampak metastase kardiopulmonal

- USG leher

Massa solid dengan kalsifikasi di daerah tiroid kanan

Multipel nodul solid dengan kalsifikasi di tiroid kiri

Tidak tampak pembesaran KGB colli bilateral

- FNAB

FNAB a/r thyroid dextra

Makroskopis : massa nekrotik bersama cairan kistik kemerahan sebagian kuning

keruh

Mikroskopis : sediaan biopsi aspirasi terdiri dari massa nekrotik dan koloid amorf.

Diantaranya tampak sel-sel folikel bentuk bulat, oval yang berkelompok, dan

tersebar. Inti sel bulat, oval, kromatin sebagian kasar, sitoplasma cukup. Tampak

sebaran sel-sel limfosit dan PMN.

Kesimpulan : follicular neoplasm a/r thyroid dextra

VIII. DIAGNOSIS AKHIR ONKOLOGI

Tumor tiroid bilateral tidak infiltrasi trakea, esofagus, KGB, metastasis jauh (T3N0M0)

(folicullar neoplasm)

Page 7: Tiroid Crs

IX. PENATALAKSANAAN

Isthmulobektomi sinistra + VC

Jika ganas, dilakukan total tiroidektomi, 4 minggu setelahnya dilakukan sidik

tiroid, jika masih terdapat sisa tumor tiroid, akan dilakukan ablasi tiroid dengan

menggunakan Iodium. Jika tidak terdapat sisa tumor, dilakukan terapi supresi dengan

tyrax 1-2 µg/kgBB pada pagi hari seumur hidup.

Jika jinak, dilakukan subtotal tiroidektomi. Apabila tidak terdapat jaringan tiroid

normal, dilakukan total tiroidektomi, lalu diberikan terapi substitusi (tyrax).

X. PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : ad malam

Page 8: Tiroid Crs

DISKUSI

Epidemiologi

Tumor tiroid merupakan neoplasma sistem endokrin yang terbanyak dijumpai.

Berdasarkan dari “Patholoycal Based Registration” di Indonesia, kanker tiroid merupakan

kanker dengan insidensi tertinggi urutan ke-9. Neoplasma tiroid lebih sering ditemukan

pada wanita daripada pria dan jarang ditemukan pada anak-anak. Karsinoma tiroid sering

terjadi pada goiter non toksik yang uni noduler dan jarang pada goiter difus maupun

goiter noduler toksik. Pada 73% penderita ditemukan riwayat radiasi pada leher.

Klasifikasi Histopatologi dan sistem TNM:

Berdasarkan gambaran histopatologi menurut Ackerman:

1. Adenoma :

- Folikuler

- Atipikal

- Oksifil (Hurtle Cell)

2. Karsinoma yang berdiferensiasi baik:

- Folikuler

- Papilifer

- Campuran papilifer dan folikuler

- Oksifil

3. Karsinoma yang berdiferensiasi buruk :

- Small cell

- Spindle cell

- Giant cell

4. Karsinoma meduler

5. Lain-lain:

- Sarkoma

- Limfoma maligna

- Plasmositoma

- Karsinoma sel skuamosa

Page 9: Tiroid Crs

Berdasarkan WHO :

Tumor epitel maligna:

- Karsinoma folikuler

- Karsinoma papiler

- Campuran karsinoma folikuler-papiler

- Karsinoma anaplastik (undifferentiated)

- Karsinoma sel skuamosa

- Karsinoma tiroid meduler

Tumor non epitel maligna:

- Fibrosarkoma

- Lain-lain

Tumor maligna lainnya:

- Sarkoma

- Limfoma maligna

- Haemangiothelioma maligna

- Teratoma maligna

Klasifikasi klinik TNM (1997)

T : tumor primer

Tx : tumor primer tidak dapat dinilai

To : tidak terdapat tumor primer

T1 : tumor degan ukuran 1 cm atau kurang masih terbatas pada tiroid

T2 : tumor dengan ukuran >1 cm tetapi tidak >4 cm masih terbatas pada tiroid

T3 : tumor denan ukuran >4 cm masih terbatas pada tiroid

T4 : tumor dengan ukuran berapa saja yang telah berekstensi keluar kapsul tiroid

N : KGB regional

Nx : KGB tidak dapat dinilai

No : tidak didapat metastasis ke KGB

N1 : terdapat metastasis ke KGB

N1a : metastasis pada KGB servikal ipsilateral

Page 10: Tiroid Crs

N1b : metastasis pada KGB servikal bilateral, midline kontralateral atau ke

KGB mediastinal

M : metastasis jauh

Mx : metastasis jauh belum dapat dinilai

Mo : tidak terdapat metastasis jauh

M1 : terdapat metastasis jauh

Prosedur Diagnostik

a. Anamnesis

1. Pengaruh usia dan jenis kelamin

Risiko malignansi apabila nodul tiroid terdapat pada usia di bawah 20

tahun dan diatas 50 tahun. Jenis kelamin laki-laki mempunyai risiko

malignansi lebih tinggi.

2. Pengaruh radiasi di daerah leher dan kepala

Radiasi pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan malignansi pada

tiroid kurang lebih 33-37%

3. Riwayat penyakit serupa pada famili atau keluarga

Bila ada, harus curiga kemungkinan adanya malignansi tiroid tipe meduler

4. Geografis

Apakah berasal dari daerah pantai atau pegunungan

5. Kecepatan tumbuh tumor

• Nodul membesar tidak terlalu cepat kemungkinan jinak

• Nodul membesar dengan cepat, kemungkinan ganas

• Nodul anaplastik membesar sangat cepat

• Kista dapat membesar dengan cepat

Page 11: Tiroid Crs

6. Riwayat gangguan mekanik di daerah leher

Keluhan gangguan menelan, perasaan sesak napas, perubahan suara, dan

nyeri dapat terjadi akibat desakan dan/atau infiltrasi tumor

7. Benjolan di leher lateral, keluhan nyeri pada tulang, dan benjolan pada

tulang

b. Pemeriksaan Fisik

Status generalis : tekanan darah tinggi hati-hati terhadap kanker tiroid

meduler

Benjolan di leher depan yang ikut bergerak ke atas pada waktu menelan

Pada tumor primer dapat berupa suatu nodul soliter atau multipel dengan

konsistensi bervariasi dari kistik sampai dengan keras bergantung pada jenis

patologi anatominya

Perlu diketahui ada tidaknya pembesaran KGB regional secara lengkap

Disamping ini, perlu dicari ada tidaknya benjolan pada kalvaria, tulang

belakang, klavikula, sternum, dll, serta tempat metastasis jauh lainnya yaitu

paru-paru, hati, ginjal, dan otak.

c. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Laboratorium

• Pemeriksaan kadar fT4 dan TSHs

2. Pemeriksaan radiologis

• Foto soft tissue leher

• Foto thoraks PA

• Pemeriksaan sidik tulang bila ada tanda-tanda metastasis ke tulang yang

bersangkutan

3. Pemeriksaan sidik tiroid

4. Pemeriksaan FNAB

Ketepatan pemeriksaan sitologi untuk kanker tiroid anaplastik, meduler,

dan papiler hampir mendekati 100%, tetapi untuk jenis folikuler hampir

Page 12: Tiroid Crs

tidak dapat dipakai karena gambaran sitologi untuk adenomatous

goiter, adenoma folikuler, dan adenokarsinoma folikuler adalah sama,

tergantung dari gambaran invasi ke kapsul dan vaskular yang hanya dapat

dinilai dari gambaran histopatologi.

5. Pemeriksaan Histopatologis

• Merupakan pemeriksaan diagnostik utama. Jaringan diperiksa setelah

dilakukan tindakan lobektomi atau isthmolobektomi

• Untuk kasus inoperabel, jaringan yang diperiksa diambil dari tindakan

biopsi insisi.

Page 13: Tiroid Crs

DISKUSI STATUS

1. Pasien ini didiagnosa sebagai neoplasma tiroid bilateral, karena :

Menegakkan diagnosis pada pasien dengan benjolan di leher yang dicurigai merupakan

kelainan pada tiroid sebagai berikut:

Dari anamnesis didapatkan :

Pasien adalah seorang wanita berusia 56 tahun.

Benjolan terdapat di leher depan.

Benjolan ikut bergerak saat menelan.

Keluhan tidak disertai lekas lelah, lebih suka hawa dingin, berdebar-debar.

Keluhan tidak disertai sesak saat beraktivitas, berkeringat banyak, nafsu makan

yang bertambah, dan perubahan berat badan.

Benjolan tidak terasa nyeri, tidak ada suara serak, sesak nafas terutama saat

beraktivitas, dan gangguan menelan.

Tidak ada riwayat nyeri tulang maupun rasa tidak enak di perut kanan bagian atas.

Tidak ada riwayat serupa pada keluarga.

Penderita tidak pernah tinggal di daerah pantai atau pegunungan.

Tidak ada riwayat penyinaran dengan sinar rontgen saat anak-anak.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan :

a/r colli anterior sinistra:

Inspeksi: tampak massa bentuk bulat, ikut bergerak saat menelan, permukaan kulit

sama sekitarnya, deviasi trakea (-),venektasi +

Palpasi : teraba massa, single, konsistensi padat, batas tegas,permukaan rata, ikut

bergerak saat menelan, mobile, nyeri tekan ( - ), berukuran 15x10x5 cm.

Auskultasi : Bruit (-)

a/r colli lateral sinistra dextra tidak terdapat pembesaran tidak terdapat pembesaran

KGB

a/r colli anterior dextra :

inspeksi : tampak massa bentuk bulat, ikut bergerak saat menelan, permukaan kulit

sama dengan sekitarnya, venektasi -

palpasi : teraba massa, single, konsistensi lunak, batas tegas, permukaan rata, ikut

bergerak saat menelan, mobile, nyeri tekan (-), ukuran 4x3x2 cm, venektasi (-)

Page 14: Tiroid Crs

auskultasi : bruit (-)

Sehingga dapat disimpulkan diagnosis kerja pada pasien ini adalah tumor tiroid

bilateral suspek benigna.

Untuk menegakkan diagnosis pasti pada pasien ini diperlukan beberapa

pemeriksaan

Penunjang yaitu:

Pemeriksaan Hb, leukosit, trombosit, bleeding time dan clotting time

Foto soft tissue leher AP dan lateral

Foto polos leher anteroposterior dan lateral dengan metode soft tissue technique dengan

posisi leher hiperekstensi, untuk melihat ada tidaknya kalsifikasi.

Foto thoraks

Foto thoraks untuk melihat ada tidaknya metastasis dan desakan trakhea

USG leher

o Untuk membedakan dengan cermat antara massa padat dan massa

kistik. Karsinoma tiroid biasanya padat, sedangkan massa kistik biasanya jinak.

o Dapat menentukan jumlah nodul dan volume nodul.

o Dapat mendeteksi adanya jaringan kanker tiroid yang residif yang

tidak menangkap yodium yang tidak terlihat dengan sidik tiroid.

o Pada kehamilan dimana pemeriksaan sidik tiroid merupakan kontra

indikasi, pemeriksaan USG sangat membantu mengetahui adanya pembesaran tiroid.

o Untuk mengetahui lokasi dengan tepat benjolan tiroid yang akan

dilakukan biopsi terarah.

o Dapat dipakai sebagai pengamatan lanjut hasil pengobatan.

USG hepar, paraaorta, dan parailiaka

Kegunaan utama USG hepar adalah untuk mendeteksi adanya metastasis ke hati.

Sedangkan USG pada kelenjar-kelenjar paraaorta dan parailiaka digunakan untuk

mencari tahu apakah telah terjadi metastasis keganasan ke kelenjar getah bening.

Sidik tiroid

Page 15: Tiroid Crs

Bila nodul menangkap iodium lebih sedikit dari jaringan tiroid yang normal

disebut nodul dingin (cold nodule), bila sama afinitasnya maka disebut nodul hangat

(warm nodule), dan bila afinitasnye lebih maka disebut nodul panas (hot nodule).

Karsinoma tiroid sebagian besar adalah nodul dingin. Sekitar 10-17% struma dengan

nodul dingin ternyata adalah suatu keganasan. Bila akan dilakukan pemeriksaan sidik

tiroid maka obat-obatan yang mengganggu penangkapan iodium oleh tiroid harus

dihentikan selama 2-4 minggu sebelumnya.

Pemeriksaan fungsi tiroid

Dilakukan pemeriksaan kadar FT4 dan TSHS untuk menilai fungsi tiroid.

Pemeriksaan kadar FT4:

Tiroksin bebas dari hormon tiroid adalah komponen aktif dalam metabolisme yang

menentukan keadaan tiroid. Pemeriksaan FT4 lebih dipilih untuk dilakukan dibandingkan

dengan pemeriksaan TT4 karena TT4 pararel dengan perubahan kadar, sehingga bisa

terjadi kesalahan interpretasi hasil pemeriksaan, seperti pada kehamilan kadar TBG akan

meningkat.

Pemeriksaan kadar TSHS:

Pengukuran kadar TSHS terutama untuk diagnosis hipotiroid primer, karena terjadi

supresi TSHS oleh hormon tiroid berkurang sehingga kadar TSHS meningkat. Sedangkan

pada hipertiroid kadar TSHS rendah.

FNAB

Mempunyai akurasi diagnostik sebesar 80%. Oleh karena itu jangan menentukan terapi

definitif hanya berdasarkan hasil FNAB saja.

2. Bagaimana penatalaksanaan pada neoplasma tiroid?

Pertama-tama dilakukan pemeriksaan klinis untuk menentukan apakah nodul

tersebut suspek maligna atau suspek benigna

1. Suspek maligna

Bila nodul tersebut suspek maligna dibedakan atas apakah kasus tersebut operabel

atau inoperabel. Bila kasus yang dihadapi inoperabel maka dilakukan tindakan

biopsi insisi dengan pemeriksaan histopatologis secara blokparafin. Dilanjutkan

dengan tindakan debulking dan radiasi eksterna atau kemoterapi.

Page 16: Tiroid Crs

Bila nodul tiroid suspek maligna tersebut operabel dilakukan tindakan

isthmolobektomi dan pemeriksaan potong beku (VC).

Ada 5 kemungkinan hasil yang didapat :

a. Lesi jinak

Maka tindakan operasi selesai dilanjutkan dengan observasi.

b. Karsinoma papilare

Dibedakan atas risiko tinggi dan risiko rendah berdasarkan klasifikasi AMES.

Bila risiko rendah tindakan operasi selesai dialnjutkan dengan observasi.

Bila risiko tinggi dilakukan tindakan tiroidektomi total.

c. Karsinoma folikulare

Dilakukan tindakan tiroidektomi total.

d. Karsinoma medulare

Dilakukan tindakan tiroidektomi total.

e. Karsinoma anaplastik

-Bila memungkinkan dilakukan tindakan tiroidektomi total

-Bila tidak memungkinkan, cukup dilakukan debulking dilanjutkan

dengan radiasi eksterna atau kemoterapi.

2. Suspek benigna

Bila nodul tiroid secara klinis suspek benigna dilakukan tindakan FNAB ( Biopsi

aspirasi jarum halus ). Ada 2 kelompok hasil yang mungkin didapat ;

-Hasil FNAB suspek maligna,’folliculare pattern’ dan Hurthle Cell” .

Dilakukan tindakan isthmulobektomi dengan pemeriksaan potong beku.

-Hasil FNAB benigna

Dilakukan terapi supresi TSH dengan tablet Thyrax selama 6 bulan

kemudian dievaluasi,bila nodul tersebut mengecil diikuti dengan tindakan

observasi dan apabila nodul tersebut tidak ada perubahan atau bertambah

besar sebaiknya dilakukan tindakan isthmulobektomi dengan pemeriksaan

potong beku.

Page 17: Tiroid Crs

Operasi tiroid (tiroidektomi)merupakan operasi bersih, dan tergolong

operasi besar. Berapa luas kelenjar tiroid yang akan diambil tergantung

patologinya serta ada tidaknya penyebaran dari penyakitnya.

Ada 6 macam operasi yaitu :

1. Lobektomi subtotal

Pengangkatan sebagian lobus tiroid yang mengandung jaringan

patologis.

2. Lobektomi total (= hemitiroidektomi=isthmulobektomi)

Pengangkatan satu sisi lobus tiroid.

3. Strumektomi (tiroidektomi) subtotal

Pengangkatan sebagian kelenjar tiroid yang mengandung jaringan

patologis,meliputi kedua lobus tiroid.

4. Tiroidektomi near total

Pengangkatan seluruh lobus tiroid yang patologis berikut sebagian

besar lobus tiroid kontralateralnya.

5. Tiroidektomi total

Pengangkatan seluruh kelenjar tiroid.

6. Operasi-operasi yang sifatnya “extendeed”, yaitu :

- tiroidektomi total + laringektomi total

- tiroidektomi total + reseksi trakea

- tiroidektomi total + sternotomi

- tiroidektomi total + FND ( Functional Neck Dissection ) atau RND

( Radical Neck Dissection )

Indikasi operasi struma ada 4, yaitu :

1. Struma difus toksik yang gagal dengan medikamentosa.

2. Struma uni atau multi nodusa dengan kemungkinan keganasan.

3. Struma multinodusa dengan gangguan tekanan.

4. Kosmetik.

Kontraindikasioperasi struma ada 4, yaitu :

Page 18: Tiroid Crs

1. Struma toksik yang belum dipersiapkan sebelumnya.

2. Struma dengan dekompensasi kordis dan penyakit sistemik lain yang

belum terkontrol ( diabetes melitus, hipertensi, dll ).

3. Struma besar yang melekat erat ke jaringan leher, sehingga sulit

digerakkan ( biasanya karena karsinoma). Karsinoma yang demikian

sering dari tipe anaplastik yang jelek prognosanya. Perlekatan pada

trakea ataupun laring dapat sekaligus dilakukanreseksi trakea atau

laringektomi, tetapi perlekatan dengan jaringan lunak leher yang luas

sulit dilakukan eksisi dengan baik.

Struma ( karsinoma ) yang disertai Vena Cava Superior Syndrome. Biasanya karena

metastase yang luas ke mediastinum, sukar eksisinya biarpun telah dilakukan sternotomi,

dan bila dipaksakan akan memberikan mortalitas yang tinggi dan hasilnya sering tidak

radikal.

Prognosis

Prognosis tergantung dari ada tidaknya metastasis jauh, yaitu klasifikasi

penyebaran tumor dan tingkat keganasan sel tumor.

DAFTAR PUSTAKA

1. Price Sylvia, Wilson Lorraine. Neoplasma Tiroid. In: Patofisiologi,Konsep Klinis

Proses-Proses Penyakit. Jakarta:EGC. 1995:1078-80.

2. Protokol Penatalaksanaan Tumor/Kanker Tiroid. Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi

Indonesia. 2003

3. www.emedicine.com/med/topic2464.htm. diambil tanggal 9 Februari 2006

4. www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000374.htm