Referat Tatalaksana Polip Nasi (1)

14
Referat TATALAKSANA POLIP NASI Oleh : Hadiyan Adhli Muhammad NIM. 1408465589 Pembimbing : Dr. Asmawati Adnan, Sp.THT-KL KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN-KEPALA LEHER

description

paperwork

Transcript of Referat Tatalaksana Polip Nasi (1)

Page 1: Referat Tatalaksana Polip Nasi (1)

Referat

TATALAKSANA POLIP NASI

Oleh :Hadiyan Adhli Muhammad

NIM. 1408465589

Pembimbing :Dr. Asmawati Adnan, Sp.THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK SENIORBAGIAN TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN-KEPALA LEHER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAURSUD ARIFIN ACHMAD

PEKANBARU2015

Page 2: Referat Tatalaksana Polip Nasi (1)

I. DEFINISI

Polip nasi adalah massa lunak yang mengandung banyak cairan didalam

rongga hidung, berwarna putih keabu-abuan, yang terjadi akibat inflamasi

mukosa. Polip dapat timbul pada penderita laki-laki maupun perempuan, dari usia

anak-anak sampai usia lanjut. Bila ada polip pada anak dibawah usia 2 tahun,

harus disingkirkan kemungkinan meningokel atau meningoensefalokel.1,2

Dulu diduga predisposisi timbulnya polip nasi adalah adanya rhinitis alergi

atau penyakit atopi, tetapi makin banyak penelitian yang mengemukakan berbagai

teori dan para ahli sampai saat ini menyatakan bahwa etiologi polip nasi masih

belum diketahui dengan pasti.2

Gambar 1 : Polip Nasal dengan derajat8

II. PENATALAKSANAAN

Tujuan utama pengobatan pada kasus polip nasi ialah menghilangkan

keluhan-keluhan, mencegah komplikasi dan mencegah rekurensi polip.2

1. Konservatif

Penatalaksanaan untuk polip yang masih kecil, dapat diobati secara

konservatif. Polip tipe eosinofilik memberikan respon yang lebih baik terhadap

pengobatan kortikosteroid intranasal dibandingkan polip tipe neutrofilik.2

Pemberian terapi konservatif sebagai berikut:

2

Page 3: Referat Tatalaksana Polip Nasi (1)

a. Kortikosteroid oral

Pengobatan yang telah teruji untuk sumbatan yang disebabkan polip nasal

adalah kortikosteroid oral seperti prednison dengan dosis 50 mg/hari atau

deksametason selama 10 hari kemudian diturunkan perlahan. Agen anti inflamasi

non-spesifik ini secara signifikan mengurangi ukuran peradangan polip dan

memperbaiki gejala lain secara cepat. Tetapi masa kerja sebentar dan polip sering

tumbuh kembali dan munculnya gejala yang sama dalam waktu mingguan hingga

bulanan.3

b. Kortikosteroid topikal hidung atau nasal spray

Untuk polip stadium 1 dan 2, sebaiknya diberikan kortikosteroid intranasal

selama 4-6 minggu. Bila reaksinya baik, pengobatan ini diteruskan sampai polip

atau gejalanya hilang. Respon anti-inflamasi non-spesifiknya secara teoritis

mengurangi ukuran polip dan mencegah tumbuhnya polip kembali jika digunakan

berkelanjutan. Tersedia semprot hidung steroid yang efektif dan relatif aman

untuk pemakaian jangka panjang dan jangka pendek seperti fluticson, mometason,

beklometason dipropionat. Perlu diperhatikan bahwa kortikosteroid intranasal

mungkin harganya mahal dan tidak terjangkau oleh sebagian pasien, sehingga

dalam keadaan demikian langsung diberikan kortikosteroid oral.3

c. Kortikosteriod sistemik

Pengunaan kortikosteroid sistemik jangka pendek merupakan metode

alternatif untuk menginduksi remisi dan mengontrol polip. Berbeda dengan

steroid topikal, steroid sistemik dapat mencapai seluruh bagian hidung dan sinus,

termasuk celah olfaktorius dan meatus media dan memperbaiki penciuman lebih

baik dari steroid topikal. Pemberian kortikosteroid untuk menghilangkan polip

nasi disebut juga polipektomi medikamentosa. Bila reaksinya terbatas atau tidak

ada perbaikan dari kortikosteroid intranasal, maka diberikan juga kortikosteroid

sistemik.

Dosis kortikosteroid saat ini belum ada ketentuan yang baku, pemberian

masih secara empirik misalnya diberikan Prednison 30 mg per hari selama

seminggu dilanjutkan dengan 15 mg per hari selama seminggu. Menurut van

Camp dan Clement dikutip dari Mygind dan, Lidholdt untuk polip dapat diberikan

prednisolon dengan dosis total 570 mg yang dibagi dalam beberapa dosis, yaitu 60

3

Page 4: Referat Tatalaksana Polip Nasi (1)

mg/hari selama 4 hari, kemudian dilakukan tapering off 5 mg per hari. Menurut

Naclerio pemberian kortikosteroid tidak boleh lebih dari 4 kali dalam setahun.

Pemberian suntikan kortikosteroid intrapolip seperti triamsinolon asetonid atau

prednisolon 0,5 ml tiap 5-7 hari sekali sampai hilang, sekarang tidak dianjurkan

lagi mengingat bahayanya dapat menyebabkan kebutaan akibat emboli.3,5,6

d. Antibioti k

Polip nasi dapat menyebabkan obstruksi dari sinus yang berakibat

timbulnya infeksi. Pengobatan infeksi dengan antibiotik akan mencegah

perkembangan polip lebih lanjut dan mengurangi perdarahan selama pembedahan.

Kalau ada tanda-tanda infeksi harus diberikan juga antibiotik. Pemberian

antibiotik pada kasus polip dengan sinusitis sekurang-kurangnya selama 10-14

hari.4

Pasien-pasien dengan poli nasi perlu dilakukan follow up setelah

pemberian terapi, yaitu:2,4

i. Pasien dengan gejala minimal dapat dimonitor sekali setahun atau dua kali

setahun.

ii. Pasien dengan gejala obstruktif yang mengganggu memerlukan follow up

yang lebih sering, terutama jika mereka sedang menerima kortikosteroid

oral dosis tinggi atau menggunakan semprot hidung steroid topikal dalam

jangka lama.

iii. Intervensi bedah pada polip nasal dipertimbangkan setelah terapi

medikamentosa gagal dan untuk pasien dengan infeksi / peradangan sinus

berulang yang memerlukan perawatan dengan berbagai antibiotik.

2. Operatif

Bila polip sudah besar atau polip tidak membaik dengan terapi

medikamentosa serta polip yang sangat massif dipertimbangkan untuk terapi

bedah. Dapat dilakukan ekstraksi polip (polipektomi) menggunakan senar polip

atau cunam dengan analgesi local, etmoidektomi intra nasal atau etmoidektomi

ekstranasal untuk polip etmoid, operasi Caldwell_Luc untuk sinus maksila. Yang

terbaik adalah apabila tersedia fasilitas endoskopi maka dapat dilakukan fasilitas

endoskopi maka dapat dilakukan tindakan BSEF (Bedah Sinus Endoskopi

Fungsional).2,4

4

Page 5: Referat Tatalaksana Polip Nasi (1)

Gambar 2. Polipektomi8

Terdapat beberapa indikasi untuk dilakukannya operasi pada polip nasi ,

yaitu:4,7

i. Polip menghalangi saluran nafas.

ii. Polip menghalangi drainase dari sinus sehingga sering terjadi infeksisinus.

iii. Polip berhubungan dengan tumor.

iv. Pada anak-anak dengan multipel polip atau kronik rhinosinusitis yang

gagal pengobatan maksimum dengan obat- obatan.

Kontraindikasi dilakukannya tindakan operasi pada polip nasi, yaitu:

i. Absolut- penyakit jantung dan penyakit paru

ii. Relatif- gangguan pendarahan, anemia, infeksi akut yang berat

(eksaserbasi asma akut)

5

Page 6: Referat Tatalaksana Polip Nasi (1)

Biopsy , tatalaksana disesuaikan

Keluhan sumbatan hidung dengan 1/> gejala

Massa bertangkai warna putih keabu-abuan : polip nasi, tentukan stadiumCuriga keganasan : permukaan berbenjol, mudah berdarah

Jika mungkin : biopsy untuk menentukan tipe polip dan lakukan polipektomi

Stadium 1 dan terapi medikamentosa

Keterangan stadium polip Polip dalam MM (NE)Polip keluar dari MM, namun belum memenuhi kavum nasiPolip memenuhi kavum nasi

Persiapan pra bedahKortikosteroid topicalPolipektomi medikamentosaDeksametason 12 mg (3 hr) 8 mg (3 hr) 4 mg (3 hr)Methylprednisolone 64 mg 10 mg (10 hr)Prednisone 1 mg/kgbb (10 hari)

Terapi operatifTidak ada perbaikan Perbaikan : polip menghilang

Tindak lanjut dengan kortikosteroid topikal pemeriksaan berkala sebaiknya dengan nasoendoskopiPerbaikan : polip mengecil

Polip rekuren : Cari faktor penyebab, steroid topical, steroid oral tidak lebih 3-4 x/tahun, kaustik, operasi ulang

Stadium 2 dan 3 terapi operaratif

Bagan 1. Penatalaksaan polip nasi7

6

Perbaikan : polip mengecil

Page 7: Referat Tatalaksana Polip Nasi (1)

III. PROGNOSIS

Umumnya setelah penatalaksanaan yang dipilih prognosis polip

hidung ini baik (dubia et bonam) dan gejala-gejala nasal dapat teratasi. Akan

tetapi kekambuhan pasca operasi atau pasca pemberian kortikosteroid masih

sering terjadi. Untuk itu follow-up pasca operatif merupakan pencegahan dini

yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemungkinan terjadinya sinekia dan

obstruksi ostia pasca operasi, bagaimana patensi jalan nafas setelah tindakan

serta keadaan sinus, pencegahan inflamasi persisten, infeksi, dan pertumbuhan

polip kembali, serta stimulasi pertumbuhan mukosa normal. Untuk itu sangat

penting dilakukan pemeriksaan endoskopi post operatif. Penatalaksanaan

lanjutan dengan intranasal kortikosteroid diduga dapat mengurangi angka

kekambuhan polip hidung.3

IV. PENCEGAHAN7

1. Mengatur alergi dan asma. Mengikuti pengobatan dokter rekomendasi

untuk mengelola asma dan alergi. Jika gejala tidak mudah dan secara teratur di

bawah kendali, konsultasi dengan dokter Anda tentang perubahan rencana

pengobatan Anda.

2. Hindari iritasi. Sebisa mungkin, hindari hal-hal yang mungkin untuk

memberikan kontribusi untuk peradangan atau iritasi sinus Anda, seperti alergen,

polusi udara dan bahan kimia.

3. Hidup bersih yang baik. Cuci tangan Anda secara teratur dan menyeluruh.

Ini adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi terhadap infeksi bakteri dan

virus yang dapat menyebabkan peradangan pada hidung dan sinus.

7

Page 8: Referat Tatalaksana Polip Nasi (1)

DAFTAR PUSTAKA

1. Kirtsreesatul Virat. Update on Nasal Polyps : Etiopatogenesis. J Med

Assoc Thai. 2005 : 88 (12) :1966-72

2. Soepardi, Efiaty. Iskandar, Nurbaiti. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga

Hidung Tenggorok edisi VI cetakan 1. Balai Penerbit FK-UI:Jakarta.2007.

3. Assanasen paraya MD. Medical & Surgical Management of Nasal Polyps.

Current Option in Otolaryngology & Head and Neck Surgery. 2001. 9 :

27-36

4. Adams, George. Boies, Lawrence. Higler, Peter. Buku Ajar Penyakit Telinga

Hidung Tenggorok. Edisi ke-VI. Penerbit Buku Kedokteran, EGC.1989.

5. Bachort C.Management of Nasal Polyps. Rhinology. 2005. Available from

http://emedicine.medscape.com. diakses : 15 Oktober 2015

6. Waitzman, Ariel A. Polip nasi. 2014. Available from:

http://emedicine.medscape.com/artic l e/994550 diakses : 15 Oktober 2015

7. Perhimpunan dokter spesialis THT-KL Indonesia. Guidline Penyakit THT-

KL di Indonesia. 2007.

8. Gambar Polipektomi. Available from :

http://www.gazihastanesi.com.tr/images/polipektomi_b.jpg . diakses: 20

Oktober 2015 .

9. Gambar Polip nasi. Available from :

http://jellygamatt.com/wp-content/uploads/2015/10/polip-nasal.jpg . diakses :

20 Oktober 2015.

8