Referat Proteksi Radiasi

18
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sinar-X ditemukan oleh Wilhelm Conrad Rontgen seorang berkebangsaan Jerman  pada tahun 1895. Penemuanya diilhami dari hasil percobaan percobaan sebelumnya antara lain dari J.J Thomson mengenai tabung katoda dan Heinrich Hertz tentang foto listrik. Kedua  percobaan tersebut mengamati gerak elektron yang keluar dari katoda menuju ke anoda yang  berada dalam tabung kaca yang hampa udara. Wilhem Conrad Rontgen pada saat itu dapat menjelaskan sifat-sifat dari sinar-X  berupa daya tembus, pertebaran, penyerapan, fluoresensi, ionisasi. Akan tetapi ada 1 sifat sinar-X berupa efek biologis yang baru dapat dijelaskan dikemudian harinya setelah jatuh korban. Efek biologis tersebut disebut juga efek radiasi sinar-X, pertama kali dijelaskan oleh William Rollins (1896) yang kemudian sejak saat itu direkomendasikan pemakaian tabir/  pelindung antara tabung, pasien maupun radiographer. Korban lain dr Max Hermann Knoch orang Belanda yang bekerja sebagai ahli radiologi di Indonesia pada tahun 1904 sampai kedua tangannya diamputasi. Pemanfaatan sinar-X di bidang kedokteran nuklir merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Aplikasi ini telah cukup beragam mulai dari radiasi untuk diagnostik, pemeriksaan sinar-X gigi dan penggunaan radiasi sinar-X untuk terapi. Sinar-X akhir-akhir ini juga digunakan sebagai pemandu dalam prosedur intervensi pada kateterisasi pembuluh darah jantung maupun otak. Pada kegiatan intervensi radiologi ini, dosis radiasi yang diperlukan sampai prosedur selesai cukup besar. Makin populernya penggunaan sinar-X pada dunia kedokteran mengakibatkan perlu adanya suatu proteksi terhadap radiasi sinar-X yang adekuat. ALARA (As Low As Reasonably Achievable) merupakan prinsip keselamatan radiasi dengan 3 prinsip utama yaitu waktu, jarak, dan penggunaan perisai pelindung. 1

Transcript of Referat Proteksi Radiasi

Page 1: Referat Proteksi Radiasi

5/11/2018 Referat Proteksi Radiasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-proteksi-radiasi 1/18

 

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Sinar-X ditemukan oleh Wilhelm Conrad Rontgen seorang berkebangsaan Jerman

 pada tahun 1895. Penemuanya diilhami dari hasil percobaan percobaan sebelumnya antara

lain dari J.J Thomson mengenai tabung katoda dan Heinrich Hertz tentang foto listrik. Kedua

 percobaan tersebut mengamati gerak elektron yang keluar dari katoda menuju ke anoda yang

 berada dalam tabung kaca yang hampa udara.

Wilhem Conrad Rontgen pada saat itu dapat menjelaskan sifat-sifat dari sinar-X

 berupa daya tembus, pertebaran, penyerapan, fluoresensi, ionisasi. Akan tetapi ada 1 sifat

sinar-X berupa efek biologis yang baru dapat dijelaskan dikemudian harinya setelah jatuh

korban. Efek biologis tersebut disebut juga efek radiasi sinar-X, pertama kali dijelaskan oleh

William Rollins (1896) yang kemudian sejak saat itu direkomendasikan pemakaian tabir/

 pelindung antara tabung, pasien maupun radiographer. Korban lain dr Max Hermann Knoch

orang Belanda yang bekerja sebagai ahli radiologi di Indonesia pada tahun 1904 sampai

kedua tangannya diamputasi.

Pemanfaatan sinar-X di bidang kedokteran nuklir merupakan salah satu cara untuk 

meningkatkan kesehatan masyarakat. Aplikasi ini telah cukup beragam mulai dari radiasi

untuk diagnostik, pemeriksaan sinar-X gigi dan penggunaan radiasi sinar-X untuk terapi.Sinar-X akhir-akhir ini juga digunakan sebagai pemandu dalam prosedur intervensi pada

kateterisasi pembuluh darah jantung maupun otak. Pada kegiatan intervensi radiologi ini,

dosis radiasi yang diperlukan sampai prosedur selesai cukup besar.

Makin populernya penggunaan sinar-X pada dunia kedokteran mengakibatkan perlu

adanya suatu proteksi terhadap radiasi sinar-X yang adekuat. ALARA (As Low As

Reasonably Achievable) merupakan prinsip keselamatan radiasi dengan 3 prinsip utama yaitu

waktu, jarak, dan penggunaan perisai pelindung.

1

Page 2: Referat Proteksi Radiasi

5/11/2018 Referat Proteksi Radiasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-proteksi-radiasi 2/18

 

I.2. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui sinar-X, radiasi sinar-X, proteksi sinar-X padaprosedur medis.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Sejarah

Wilhelm Conrad Roentgen seorang ahli fisika di Universitas Wurzburg, Jerman

 pertama kali menemukan sinar Roentgen pada tahun 1895 sewaktu melakukan eksperien

dengan sinar katoda. Penemuan Roentgen ini merupakan suatu revolusi dalam dunia

kedokteran karena ternyata dengan hasil penemuan itu dapat diperiksa bagian-bagian tubuh

manusia yang sebelumnya tidak pernah dapat dicapai dengan cara-cara pemeriksaan

konvensional. Salah satu visualisasi hasil penemuan Roentgen adalh foto jari-jari tangan

istrinya yang dibuat dengan mempergunakan kertas potret yang diletakkan di bawah tangan

istrinya dan disinari dengan sinar baru tersebut. Roentgen dalam penyelidikan selanjutnya

segera menemukan hampir semua sifat sinar Roentgen, yaitu sifat-sifat fisika dan kimianya.

 Namun ada satu sifat yang tidak sampai diketahuinya, yaitu sifat biolgik yang dapat merusak 

sel-sel hidup.

Mulai saat itu banyak sarjana yag menaruh harapan bahwa sinar ini juga dapat

digunakan untuk pengobatan. Namun pada waktu itu belum sampai terpikirkan bahwa sinar 

ini dapat membahayakan dan merusak sel hidup manusia. Tetapi lama-kelamaan, yaitu dalam

dasawarsa pertama dan kedua abad ke-20, ternyata banyak pionir pemakai sinar Roentgen

yang menjadi korban sinar ini.

Kelainan biologik yang diakibatkan oleh sinar Roentgen adalah berupa kerusakan

 pada sel-sel hidup yang dalam tingkat dininya hanya sekedar perubahan warna sampai

  penghitaman kulit, bahkan sampai kerontokan rambut. Dosis sinar yang lebih tinggi lagi

2

Page 3: Referat Proteksi Radiasi

5/11/2018 Referat Proteksi Radiasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-proteksi-radiasi 3/18

 

dapat mengakibatkan lecet kulit sampai nekrosis, bahkan bila penyinaran masih saja

dilanjutkan, nekrosis itu dapat menjelma menjadi tumor kulit ganas atau kanker kulit.

Salah seorang di antara korban sinar Roentgen ini adalah dr. Max Herman Knoch,

seorang Belanda kelahiran Paramaribo yang bekerja sebagai ahli radiologi yang bekerja di

Indonesia. Beliau adalah dokter tentara di Jakarta yang pertama kali menggunakan alat

Roentgen di Indonesia. Karena waktu itu masih belum diketahui bahaya sinar Roentgen maka

ia bekerja tanpa menggunakan proteksi terhadap radiasi, seperti yang baru diadakan pada

tahun lima puluhan. dr. Knoch telah menderita kelainan-kelainan yang cukup berat, seperti

luka yang tak kunjung sembuh pada kedua belah tangannya. Akhirnya hampir seluruh lengan

kanan dan kirinya menjadi rusak oleh penyakit yang tak kunjung sembuh yaitu nekrosis,

  bahkan belakangan menjelma menjadi kanker kulit. Beliau sampai diamputasi salah satu

lengannya, tetapi itupun tidak berhasil menyelamatkan jiwanya. dr. Knoch meninggal dunia

setelah menderita metastasis luas di paru-parunya pada tahun 1928.

Pemeriksaan radiologis saat ini sudah berkembang sangat pesat. Sinar-X dahulu

digunakan untuk pencitraan diagnostik rutin seperti foto thorax, pemeriksaan sinar-X gigi dan

 penggunaan radiasi sinar-X untuk terapi. Sinar-X akhir-akhir ini juga digunakan sebagai

 pemandu dalam prosedur intervensi pada kateterisasi pembuluh darah jantung maupun otak.

Makin populernya penggunaan sinar-X pada dunia kedokteran mengakibatkan perlu

adanya suatu proteksi terhadap radiasi sinar-X yang adekuat. ALARA (As Low As

Reasonably Achievable) merupakan prinsip keselamatan radiasi dengan 3 prinsip utama yaitu

waktu, jarak, dan penggunaan perisai pelindung.

II.2. Radiasi

Radiasi adalah pemancaran/pengeluaran dan perambatan energi menembus ruang

atau sebuah substansi dalam bentuk gelombang atau partikel. Partikel radiasi terdiri dari atom

atau subatom dimana mempunyai massa dan bergerak, menyebar dengan kecepatan tinggi

menggunakan energi kinetik. Beberapa contoh dari partikel radiasi adalah electron, beta,

alpha, photon & neutron. Sumber radiasi dapat terjadi secara alamiah maupun buatan.

3

Page 4: Referat Proteksi Radiasi

5/11/2018 Referat Proteksi Radiasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-proteksi-radiasi 4/18

 

Sumber radiasi alamiah contohnya radiasi dari sinar kosmis, radiasi dari unsur-unsur kimia

yang terdapat pada lapisan kerak bumi, radiasi yang terjadi pada atsmosfir akibat terjadinya

 pergeseran lintasan perputaran bola bumi. Sedangan sumber radiasi buatan contohnya radiasi

sinar x, radiasi sinar alfa, radiasi sinar beta, radiasi sinar gamma.

II.3. Sinar-X 

Sinar x adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang

listrik, radio, inframerah panas, cahaya, sinar gamma, sinar kosmik dan sinar ultraviolet tetapidengan panjang gelombang yang sangat pendek. Penggunaan sinar x adalah sesuatu yang

 penting untuk diagnosa gigi geligi serta jaringan sekitarnya dan pemakaian yang paling

  banyak pada diagnostic imaging system. Perbedaan antara sinar dengan sinar 

elektromagnetik lainnya terletak pada panjang gelombang dimana panjang gelombang pada

sinar x lebih pendek yaitu : 1 A = 1/100.000.000 cm = 10 -8cm. Lebih pendek panjang

gelombang dan lebih besar fekwensinya maka energi yang berikan lebih banyak. Energi pada

sinar x memberikan kemampuan untuk penetrasi khususnya gigi, tulang dan jaringan

disekitar gigi. Efek dari radiasi elektromagnetik dalam kehidupan, bervariasi tergantung

 panjang gelombang, Gelombang TV dan radio dimana berada di atsmosfir tidak mempunyai

efek pada jaringan manusia. Microwave dengan energi radiasi yang rendah dapat

menghasilkan energi panas dalam jaringan organik yang juga bekerja pada microwave ovens.

Elektromagnetik dengan energi yang sangat rendah dapat menyebabkan ionisasi seperti yang

ada pada MRI (magnetic resonance imaging) untuk diagnostik. Kemampuan sinar x

menghasilkan gambar mengindikasikan sinar x dapat menembus kulit, jaringan dan tulang.

4

Page 5: Referat Proteksi Radiasi

5/11/2018 Referat Proteksi Radiasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-proteksi-radiasi 5/18

 

II.4. Sifat-sifat sinar-X 

Sinar x mempunyai beberapa sifat fisik yaitu daya tembus, pertebaran, penyerapan,

efek fotografik, fluoresensi, ionisasi dan efek biologik, selain itu, sinar x tidak dapat dilihat

dengan mata, bergerak lurus yang mana kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya, tidak 

dapat difraksikan dengan lensa atau prisma tetapi dapat difraksikan dengan kisi kristal. Dapat

diserap oleh timah hitam, dapat dibelokkan setelah menembus logam atau benda padat,

mempunyai frekuensi gelombang yang tinggi.

II.4.1. Daya tembus

Sinar x dapat menembus bahan atau massa yang padat dengan daya tembus

yang sangat besar seperti tulang dan gigi. Makin tinggi tegangan tabung (besarnya

KV) yang digunakan, makin besar daya tembusnya. Makin rendah berat atom atau

kepadatan suatu benda, makin besar daya tembusnya.

II.4.2. Pertebaran

5

Gambar 1. Tabung Sinar-X

Page 6: Referat Proteksi Radiasi

5/11/2018 Referat Proteksi Radiasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-proteksi-radiasi 6/18

 

Apabila berkas sinar x melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas sinar 

tersebut akan bertebaran keseluruh arah, menimbulkan radiasi sekunder (radiasi

hambur) pada bahan atau zat yang dilalui. Hal ini akan menyebabkan terjadinya

gambar radiograf dan pada film akan tampak pengaburan kelabu secara menyeluruh.

Untuk mengurangi akibat radiasi hambur ini maka diantara subjek dengan diletakkan

timah hitam (grid) yang tipis.

II.4.3. Penyerapan

Sinar x dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom

atau kepadatan bahan atau zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau berat

atomnya makin besar penyerapannya.

II.4.4. Fluoresensi

Sinar x menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium tungstat atau zink 

sulfide memendarkan cahaya (luminisensi). Luminisensi ada 2 jenis yaitu :

a. Fluoresensi, yaitu memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi sinar x saja.

  b. Fosforisensi, pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa saat

walaupun radiasi sinar x sudah dimatikan (after – glow).

II.4.5. Ionisasi

Efek primer dari sinar x apabila mengenai suatu bahan atau zat dapat

menimbulkan ionisasi partikel-partikel atau zat tersebut.

II.4.6. Efek biologi

Sinar x akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada jaringan. Efek 

6

Page 7: Referat Proteksi Radiasi

5/11/2018 Referat Proteksi Radiasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-proteksi-radiasi 7/18

 

 biologi ini yang dipergunakan dalam pengobatan radioterapi.

Kesimpulan, sinar x dihasilkan dengan konversi energi listrik menjadi radiasi, tidak 

terlihat, penjalarannya berupa garis lurus, dapat menembus jaringan lunak dan keras serta

mempunyai efek fotografis dengan menghasilkan gambar yang dapat dilihat.

II.5. Potensi bahaya sinar-X bagi kesehatan

Radiasi sinar-X dapat dibagi menjadi

radiasi langsung dari sumber sinar maupun dari

sinar tebaran (radiasi hambur). Sinar-X yang

dipajankan ke pasien memiliki photon yang

akhirnya akan dicetak menjadi film (Gambar 2).

Photon dari sinar-X tersebut ketika melewati

tubuh pasien nasibnya dapat terbagi menjadi 5

yaitu: photon A akan diserap oleh tubuh dan

dapat dihitung dosis radiasinya; photon B

merupakan radiasi hambur dimana dia tidak 

akan mempengaruhi dosis radiasi pasien maupun

mengacaukan gambar di film karena diserap

oleh grid; photon C merupakan radiasi hambur 

yang tidak dapat melewati tubuh pasien karena menabrak jaringan yang dapat menyerap

radiasi sehingga berpengaruh terhadap dosis radiasi pasien; photon D akan membakar film

secara akurat dan akan memberikan gambaran lusen pada film; photon E merupakan radiasi

hambur yang akan mengganggu gambaran film.Photon A dan C yang kemudian akan

menimbulkan suatu efek biologis. Sedangkan Photon B, D, dan E jika grid rusak atau

terlempar keluar dari film, dapat terpajan ke radiographer.

Suatu sel jika terpajan oleh sinar-X dapat mengalami perubahan yang merupakan

salah satu sifat biologis yang dimiliki sinar-X. Perubahan tersebut dapat berupa: (1)

7

Page 8: Referat Proteksi Radiasi

5/11/2018 Referat Proteksi Radiasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-proteksi-radiasi 8/18

 

kerusakan sel yang kemudian memperbaiki dirinya sendiri sehingga diperoleh sel baru yang

sama, (2) kematian sel yang kemudian diganti oleh sel yang sama atau jaringan fibrosis, (3)

atau kerusakan sel dimana sel pada proses perbaikan mengalami mutasi sehingga berubah

menjadi ganas.

Efek radiasi pada radiasi langsung cukup berbahaya, sedangkan pada sinar hambur 

 perlu adanya akumulasi dosis sebelum dapat mengakibatkan suatu kerusakan sel. Radiasi dari

sinar-X memiliki beberapa efek yang dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu stochastic effects

dan nonstochastic effects.

II.5.1. Efek Stokhastik 

Efek ini merupakan hasil dari kerusakan seluler, terutama pada tingkat DNA

sehingga mengakibatkan kanker atau mutasi sel basal. Keparahan dari efek tidak 

dipengaruhi oleh dosis radiasi yang diterima oleh pasien. Munculnya efek ini hanya

dapat dijelaskan dengan cara probabilitas/ resiko. Batas maksimal seseorang

menerima radiasi adalah 5 rad. Batas ini dianggap cukup aman dan memberikan

margin yang cukup besar untuk kemungkinan munculnya efek stokhastik ini.

II.5.2. Efek Nonstokhastik 

Efek ini merupakan efek yang langsung dipengaruhi oleh banyak atau

sedikitnya dosis radiasi. Efek ini dapat ditemui pada pajanan terhadap radiasi dengandosis yang tinggi. Akibat dari efek ini berupa kerusakan multiseluler sampai dengan

kerusakan kromosom. Batas dosis radiasi adalah 15 rad dimana diatas dosis tersebut

kerusakan yang terjadi cukup parah, bahkan seorang ibu hamil yang menerima dosis

tersebut, kehamilannya harus segera diterminasi.

Faktor yang berperan dalam efek biologis ini adalah:

8

Page 9: Referat Proteksi Radiasi

5/11/2018 Referat Proteksi Radiasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-proteksi-radiasi 9/18

 

a. Dosis radiasi saat terpajan

 b. Dosis radiasi yang terakumulasi

c. Energi dari radiasi

d. Luas area yang terpajan

e. Sensitifitas individual

f. Sensitifitas sel

• Sel dengan sensitifitas tinggi:

sumsum tulang, organ reproduksi, organ pencernaan

• Sel dengan sensitifitas rendah:

Sistem syaraf, otot dan jaringan ikat

Oleh karena perkembangan teknologi dan

kesadaran atas bahaya radiasi, kecelakan pajanan

terhadap sinar-X, dan kelainan fisik akibat

  penggunaan sinar-X relatif sedikit. Akan tetapi, hal

ini terjadi cukup banyak pada penggunaan sinar-X

untuk fluoresensi. Pada saat terjadi kecelakaan

  pajanan terhadap sinar-X, rasa sakit hampir tidak 

dapat dirasakan. Walaupun begitu, 1-3 jamsetelahnya, luka bakar derajat 1 dapat ditemukan

 pada permukaan kulit yang terpajan dan rasa nyeri

dirasakan pada seluruh jaringan yang terpajan

radiasi. Kadang hal ini diikuti oleh pembengkaan

yang kemudian menjadi bula yang dapat pecah dan

tidak menunjukkan tanda-tanda penyembuhan. Pada

kasus yang ekstrim, cangkok kulit maupun amputasi merupakan terapi satu-satunya.

Beberapa kasus katarak juga dilaporkan dapat terjadi untuk pajanan radiasi pada lensa mata.

9

Gambar 3.Luka radiasi padapasien yang menjalani

prosedur PCI (Percutaneus

Coronary Intervention) yang

merupakan salah satu

prosedur radiologi fluoroskopi.

Dosis radiasi pada kulit kurang

lebih 800 rad setelah 6

minggu pasca intervensi.

Page 10: Referat Proteksi Radiasi

5/11/2018 Referat Proteksi Radiasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-proteksi-radiasi 10/18

 

Pada ibu hamil, mutasi sel pada fetus yang terpajan radiasi sinar-X dapat berkembang cukup

cepat sehingga proteksi khusus terhadap ibu hamil yang memerlukan tindakan medis dengan

sinar-X perlu dilakukan.

Oleh karena efek dari sinar-X ini yang cukup berbahaya, keamanan personel, pasien

maupun lingkungan perlu diperhatikan secara seksama. Tidak semua fasilitas kesehatan

seperti Puskesmas mampu memiliki peralatan sinar-X tanpa memenuh beberapa persyaratan

terlebih dahulu. Walaupun peralatan sinar-X tersebut potensial berbahaya, resiko radiasi

dapat diperkecil seminimal mungkin dengan penggunaan yang seksama dan hati-hati.

II.6. Proteksi sinar-X

 

ALARA (As Low As Reasonably Achievable) merupakan prinsip keselamatan radiasi

dengan meminimalkan dosis radiasi dan pelepasan bahan radioaktif dengan menggunakan

semua metode yang wajar. Terdapat 3 prinsip untuk memenuhi dosis sinar-X sesuai ALARA,yaitu:

a. Waktu

Meminimalkan waktu paparan langsung untuk mengurangi dosis radiasi.

 b. Jarak 

Membuat jarak dua kali lipat antara tubuh dengan sumber radiasi akan

mengurangi paparan radiasi.

c. Menggunaan perisai pelindung

Penggunaan perisai pelindung yang mengandung bahan penyerap seperti kaca

untuk partikel beta merupakan cara yang efektif untuk mengurangi paparan

radiasi.

10

Page 11: Referat Proteksi Radiasi

5/11/2018 Referat Proteksi Radiasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-proteksi-radiasi 11/18

 

Sedangkan US Food and Drug Administration (FDA) membuat pedoman untuk 

meminimalkan paparan radiasi yang tidak perlu dari sinar-X:

a. Mempertimbangkan keperluan penggunaan sinar-X

 b. Jangan menolak penggunaan sinar-X jika secara medis memang diperlukan.

c. Menolak pengguaan sinar-X jika secara medis memang tidak terlalu diperlukan

d. Untuk wanita hamil, hindari atau tunda penggunaan sinar-X

e. Menggunakan perisai pelindung selama dilakukan prosedur penggunaan sinar-X

f. Mempertimbangkan penggunaan sinar-X yang memungkinkan paparan radiasi

lebih rendah

g. Simpanlah hasil pemeriksaan sinar-X (foto rontgen) untuk mengetahui seberapa

sering telah terpapar sinar-X, dan dapat juga berguna bagi dokter untuk memantau

 perkembangan suatu penyakit atau kelainan.

BAB III

PEMBAHASAN

ALARA dapat terpenuhi terutama dari desain suatu instalasi radiologi yang akan

dibangun dan alat sinar-Xnya sendiri. Sebagai contoh, untuk tabung x-ray harus tertutup rapat

dan tidak ada kebocoran radiasi. Pintu ruang menuju ruang pajanan sinar-X harus selalu

tertutup rapat setelah digunakan dan diberi lampu indikator bahaya radiasi di atas pintu

masuk. Selain dari faktor alat dan tempat, ALARA juga dipengaruhi oleh faktor personil

radiographer dimana kedisiplinan dan kehati-hati merupakan syarat utama.

11

Page 12: Referat Proteksi Radiasi

5/11/2018 Referat Proteksi Radiasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-proteksi-radiasi 12/18

 

Selain radiasi langsung yang

 berbahaya, radiasi akumulasi yang diperoleh

dari radiasi hambur juga perlu suatu tindak 

 pencegahan. Laju dosis dari beberapa sumber 

radiasi, dapat ditahan dengan beberapa cara.

Misalnya radiasi alpha dapat ditahan dengan

selembar kertas atau kain. Radiasi beta dapat

ditahan dengan suatu bahan plastik atau kulit

tubuh manusia, sinar–X dapat ditahan

dengan beberapa milimeter baja atau timbal,

radiasi gamma dengan beberapa sentimeter timbal dan neutron dengan bahan lilin atau

 parafin (wax) (Gambar 4.).

Pada fasilitas yang sudah permanen,

seperti Rumah Sakit, penggunaan dinidng

  penahan yang permanen sebagai pelindung

ruangan sumber radiasi untuk keperluan

radiodiagnostik ditunjukkan pada Gambar 5.

Dinding penahan radiasi ini, dilengkapi dengan

tombol penyetop operasi sumber radiasi secara

otomatis pada keadaan darurat, lampu

  peringatan tanda bahaya, panel kontrol

  pengendali, jalan berliku (maze) masuk ke ruang sumber radiasi, serta pintu terkunci

otomatis (interlock). Tujuan digunakan jalan masuk yang berliku, adalah untuk menahan

radiasi hamburan, sehingga radiasi tidak langsung mengenai pintu jalan masuk paramedik 

atau petugas PUSKESMAS dan keluarga pasien yang mengantar pasien.

Untuk pembuatan sistem kunci interlock 

seperti ditunjukkan pada Gambar 6, berupa saklar 

listrik yang ditempatkan diatas pintu dengan

  berbagai cara seperti permukaan mendatarnya

tidak sama, sehingga saat saklar turun maka

12

Gambar 4. Sifat daya tembus radiasi

ionisasi

Gambar 6. Skema sistem

pengaman saklar interlock  di atas

-

Gambar 5. Rancangan dinding

penahan radiasi sinar-X dilihat dari

Page 13: Referat Proteksi Radiasi

5/11/2018 Referat Proteksi Radiasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-proteksi-radiasi 13/18

 

sinar–X baru dapat dioperasikan. Demikian juga saat pintu terbuka dan saklar naik, maka

 pesawat sinar–X akan mati secara otomatis.

Paparan sinar–X sedapat mungkin dibatasi dengan pajanan (exposure) radiasi timbal

atau timah hitam, sehingga sinar–X tersebut tidak menyebar kemana-mana. Rancangan

 penahan radiasi sebaiknya dilakukan dengan cara mengukur langsung sehingga yakin tidak 

ada laju dosis yang melebihi ambang batas yang telah ditentukan, dan tidak hanya

 berdasarkan perhitungan saja. Untuk sumber radiasi sangat tinggi dan pada jarak 1 meter dari

sumber tersebut mempunyai laju dosis lebih dari 10 mSv per menit, maka perlu titik 

 pengendalian yang terletak di luar dinding penahan sumber radiasi, sehingga pada titik 

 pengendalian tersebut laju dosisnya tidak melebihi 2 mSv per jam.

Tebal dinding beton atau timbal penahan utama (primary barrier) untuk rumah sakit

maupun PUSKESMAS, memerlukan minimum timbal setebal 2 mm atau dinding beton

setebal 15 cm dan untuk sinar–X industri bertegangan 250 kV memerlukan timbal 10 mm

atau dinding beton setebal 50 cm. Penahan utama tersebut dirancang untuk laju dosis dengan

 penahan radiasi berkurang sebesar sepersepuluh dari laju dosis tanpa penahan radiasi atau

disebut harga ketebalan sepersepuluh (Tenth Value Thickness, TVT). Dengan demikian, agar 

laju dosis berkurang seperseratusnya perlu penahan radiasi setebal dua TVT dan agar  berkurang seperseribunya diperlukan penahan radiasi tiga TVT dan seterusnya.

Jika arah radiasi sinar-X terbatas hanya pada satu dinding saja, maka dinding

tersebut dapat digunakan sebagai dinding penahan radiasi primer (primary shield wall),

sedang dinding lainnya dapat lebih tipis dan disebut dinding penahan radiasi sekunder.

Dengan penipisan pada dinding penahan radiasi sekunder, maka akan dapat menghemat

  biaya pembangunan pengungkung ruang sinar–X. Karena pesawat sinar–X biasanya

dioperasikan pada dasar atau diatas tanah, maka perlu mendapat perhatian daerah di atas dan

di bawah ruangan sinar-X selain di sekeliling ruang sinar–X tersebut. Daerah-daerah tersebut

harus ada tanda-tanda yang dapat dilihat dari ruang kontrol, sehingga orang yang tidak 

 berkepentingan tidak berada atau melewati daerah-daerah tersebut saat pesawat sinar-X

dioperasikan.

Tanda-tanda untuk memberitahukan kepada khalayak di sekitar ruang sinar-X bahwa

saat-saat tertentu pesawat tersebut dioperasikan, dapat digunakan dengan tanda cahaya atautanda yang berbunyi, atau suara pemberitahuan. Khusus untuk pesawat sinar-X tanda-tanda

13

Page 14: Referat Proteksi Radiasi

5/11/2018 Referat Proteksi Radiasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-proteksi-radiasi 14/18

 

 peringatan tersebut harus beroperasi secara otomatis. Selain itu perlu penjelasan tertulis yang

 berkaitan dengan tanda-tanda peringatan tersebut. Misal sirene yang menyatakan pesawat

sinar-X siap untuk dioperasikan, lampu berkedipkedip berwarna merah yang menyatakan

 pesawat sinar-X sedang dioperasikan. Selain itu perlu tandatanda di daerah tertentu misalnya

“AWAS BAHAYA RADIASI, JANGAN LEWAT” dalam bahasa lokal dan akan lebih baik 

ditambah dengan bahasa asing lainnya yang sering di gunakan di daerah tersebut.

Selain keselamatan pekerja, juga perlu

diperhatikan keselamatan pasien terutama pada alat

kelamin pasien, ibu hamil, maupun anak-anak.Peraturan pertama dari suatu tindakan medis adalah

keuntungan yang diperoleh harus mengungguli resiko

yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, tindakan yang

dapat digunakan antaralain adalah dengan

menggunakan perisai timbal, menjaga jarak, dan

meminimalisir durasi pajanan.

Untuk petugas instalasi radiologi, pencatatan dosis radiasi sekunder personil secara

 berkala juga perlu dilakukan. Alat untuk mengukur dosis personil tersebut antaralain film

 badge, dosimeter saku.

Dalam membangun dan merencanakan fasilitas ruangan penyinaran radiografi, harus

memperhatikan hal-hal yang tertera dibawah ini.

a. Lokasi bagian radiologi ditempatkan disentral yang mudah dicapai dari poliklinik.

14

Gambar 7. Perisai timbal

berbentuk apron dengan

segala ukuran

Page 15: Referat Proteksi Radiasi

5/11/2018 Referat Proteksi Radiasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-proteksi-radiasi 15/18

 

 b. Besarnya ruangan harus sesuai dengan peralatan yang akan ditempatkan, seperti

rumah sakit tipe A,B,C dan D.

c. Proteksi radiasi peralatan Roentgen dan dinding ruangan harus dapat

dipertanggungjawabkan untuk menjamin keamanan pasien, radiographer,

 pegawai, dokter dan masyarakat umum.

d. Alat-alat proteksi yang dipakai ahli radiologi, radiographer serta karyawan adalah

sarung tangan berlapis timah hitam dan jubah/apron yang berlapis timah hitam

setebal 0,5 mm Pb. Dinding proteksi berlapis Pb dengan ketebalan ekivalen 2 mm

Pb.

e. Luas ruangan menurut Departemen Kesehatan harus 4x3x2,8m sehingga

memudahkan memasukkan tempat tidur pasien, khusus untuk alat-alat kedokteran

gigi lebih kecil dari ukuran yang diatas dengan catatan ukuran ruangan

memudahkan pasien keluar dan masuk untuk melakukan foto ronsen. Dinding

ruangan terbuat dari bata yang dipasang melintang (artinya 1 bata ; jika dipasang

memanjang dipakai 2 bata). Bata yang dipakai harus berkualitas baik ukuran

10x20 cm. Plesteran dengan campuran semen dan pasir tertentu, tebal minimal

dengan bata adalah 25 cm. Bila memakai beton, tebal dinding beton minimal

adalah 15 cm. dinding yang dibuat harus ekivalen dengan 2 mm Pb. Bila ada

 jendela boleh ditempatkan 2 m diatas dinding atau kaca yang berlapis Pb.

f. Kamar gelap yang dipakai minimal 3x2x2,8 m dan jga dibuat bak-bak pencucian

film dengan porselen putih bagi yang menggunakan pencucian dengan cara

manual. Harus ada air yang bersih dan mengalir, kipas angin/exhauster atau air-

conditioner agar udara dalam kamar gelap selalu bersih dan cukup nyaman bagi

 petugas yang bekerja di dalamnya selama berjam-jam. Untuk masuk ke kamar 

gelap dapat dipakai sistem lorong yang melingkar tanpa pintu atau sistem dua

 pintu untuk menjamin supaya cahaya tidak masuk. Warna dinding kamar gelap

tidak perlu hitam, sebaiknya dipakai warna cerah, kecuali lorong lingkar ke kamar 

gelap dicat hitam untuk mengabsorpsi cahaya sebanyak mungkin.

g. Ruang operator dan tempat pesawat sinar x sebaiknya dibuat terpisah atau bila

 berada dalam satu ruangan maka disediakan tabir yang berlapis Pb dan dilengkapi

dengan kaca intip dari Pb.Pintu ruang pesawat sinar x harus diberi penahan radiasi

15

Page 16: Referat Proteksi Radiasi

5/11/2018 Referat Proteksi Radiasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-proteksi-radiasi 16/18

 

yang cukup sehingga terproteksi dengan baik. Pintu tersebut biasanya terbuat dari

tripleks dengan tebal tertentu yang ditambah lempengan Pb setebal 1 – 1,5 mm

h. Tanda radiasi berupa lampu merah harus dipasang di atas pintu yang dapat

menyala pada saat pesawat digunakan.

BAB IV

16

Page 17: Referat Proteksi Radiasi

5/11/2018 Referat Proteksi Radiasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-proteksi-radiasi 17/18

 

KESIMPULAN

• Sinar-X merupakan radiasi pengion yang memiliki beberapa sifat, salah satunya

adalah sifat biologis.

• Sifat biologis dari sinar-X dapat digunakan sebagai terapi akan tetapi jika tidak 

digunakan secara benar dan hati-hati, sifat ini dapat membahayakan pasien, radiographer,

maupun lingkungan yang terpajan oleh sinar-X tersebut.

• Proteksi radiasi sangat penting dilakukan dengan prinsip ALARA ((As Low As

Reasonably Achievable) yaitu waktu, jarak, dan penggunaan perisai pelindung.

• Proteksi radiasi dilakukan sejak sebelum instalasi radiologi dibangun sampai pada

saat jalannya proses pelayanan radiologis.

• Kesadaran seluruh anggota instalasi radiologi akan bahaya radiasi merupakan syarat

utama tercapainya ALARA.

DAFTAR PUSTAKA

17

Page 18: Referat Proteksi Radiasi

5/11/2018 Referat Proteksi Radiasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-proteksi-radiasi 18/18

 

• APLIKASI RADIASI SINAR-X DI BIDANG KEDOKTERAN UNTUK 

• Chida, et.al . Radiation Dose and Radiation Protection for Patients andPhysicians

During Interventional Procedure. J. Radiat. Res., 51, 97–105 (2010)

• DASAR-DASAR RADIOLOGI. Diakses dari usupress.usu.ac.id/files/Dental

%20Radiologi%20Prinsip%20dan%20Teknik_Final_Normal_bab%201.pdf pada Oktober 

2011

• Hall E.J., Brenner, D.J. Cancer risks from diagnostic radiology. The British Journal 

of Radiology, 81 (2008), 362–378

• MENUNJANG KESEHATAN MASYARAKAT. Diakses dari

http://kbs.jogja.go.id/upload/53_FerrySuyatno503-509.pdf pada Oktober 2011

• PENAHAN RADIASI SINAR–X UNTUK KEPERLUAN RADIODIAGNOSTIK 

SUATU PUSKESMAS. Diakses dari http://www.batan.go.id/ptkmr/Alara/BulAlara

%20Vol%203_1%20Ags%2099/BAlara1999_03108_001.pdf pada Oktober 2011

• Principles of Patient Radiation Protection & ALARA Diakses dari

http://www.ceessentials.net/article5.html#objectives pada Oktober 2011

• Rasad, Sjahriar. 2005. Radiologi Diagnostik Edisi Kedua. Jakarta: FKUI

• Wieseler, et. al . Imaging in Pregnant Patients: Examination Appropriateness. Diakses

dari radiographics.rsna.org pada Oktober 2011

18