Program Proteksi Dan Keselamatan Radiasi MRCCC Siloam Hospitals, Sesuai Bapeten

28
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN ............................................ 1 I.1 Latar Belakang......................................... 1 I.2 Tujuan ................................................ 1 I.3 Ruang Lingkup ......................................... 1 I.4 Definisi............................................... 1 BAB II PERALATAN SUMBER RADIASI............................... II.1. Uraian spesifikasi alat, potensi bahaya, sistem keselamatan II.2. Penerapan prinsip proteksi radiasi dan pengoprasian alat BAB III SISTEM MENEJEMEN DAN KESELAMATAN RADIASI ............ 3 III.1....................................................... Struktur Organisasi.................................... 3 III.2.......................................................Pem antauan Dosis Radiasi dan Radioaktifitas III.3.......................................................Per alatan Proteksi Radiasi III.4.......................................................Pem eriksaan Kesehatan III.5.......................................................Pen yimpanan Dokumen III.6.......................................................Pen didikan dan Pelatihan keselamatan Radiasi Pekerja Radiasi BAB IV PETUNJUK DAN PELAKSANAAN KERJA III.7.......................................................Tan ggung jawab ........................................... 3 1.Tanggung jawab pemegang izin........................... 3 2.Tanggung jawab Petugas Proteksi Radiasi................ 3

Transcript of Program Proteksi Dan Keselamatan Radiasi MRCCC Siloam Hospitals, Sesuai Bapeten

Page 1: Program Proteksi Dan Keselamatan Radiasi MRCCC Siloam Hospitals, Sesuai Bapeten

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

I.1 Latar Belakang............................................................................................... 1

I.2 Tujuan ........................................................................................................... 1

I.3 Ruang Lingkup .............................................................................................. 1

I.4 Definisi........................................................................................................... 1

BAB II PERALATAN SUMBER RADIASI.....................................................................

II.1. Uraian spesifikasi alat, potensi bahaya, sistem keselamatan

II.2. Penerapan prinsip proteksi radiasi dan pengoprasian alat

BAB III SISTEM MENEJEMEN DAN KESELAMATAN RADIASI .............................. 3

III.1. Struktur Organisasi....................................................................................... 3

III.2. Pemantauan Dosis Radiasi dan Radioaktifitas

III.3. Peralatan Proteksi Radiasi

III.4. Pemeriksaan Kesehatan

III.5. Penyimpanan Dokumen

III.6. Pendidikan dan Pelatihan keselamatan Radiasi Pekerja Radiasi

BAB IV PETUNJUK DAN PELAKSANAAN KERJA

III.7. Tanggung jawab ........................................................................................... 3

1.Tanggung jawab pemegang izin..................................................................... 3

2.Tanggung jawab Petugas Proteksi Radiasi.................................................... 3

3.Tanggung jawab Pekarja Radiasi................................................................... 4

4.Pelatihan ............................................................................................5

BAB III DESKRIPSI FASILITAS, PERALATAN & PERLENGKAPAN PROTEKSI

RADIASI........................................................................................................................ 7

A. Deskripsi Fasilitas............................................................................................. 7

B. Deskripsi Peralatan Department Kedokteran Nuklir .......................................... 7

C. Deskripsi Perlengkapan Proteksi Radiasi ......................................................... 8

BAB IV PROSEDUR PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI............................ 11

A. Porsedur Proteksi dan Keselamatan Radiasi dalam Operasi Normal................ 11

B. Prosedur Intervensi Dalam Keadaan darurat..................................................... 13

Page 2: Program Proteksi Dan Keselamatan Radiasi MRCCC Siloam Hospitals, Sesuai Bapeten

BAB V REKAMAN DAN LAPORAN............................................................................ 48

BAB VI PROGRAM JAMINAN MUTU ......................................................................... 19

BAB VII PENUTUP........................................................................................................ 21

LAMPIRAN

Page 3: Program Proteksi Dan Keselamatan Radiasi MRCCC Siloam Hospitals, Sesuai Bapeten

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

MRCCC Siloam Hospitals sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang

kesehatan yang menggunakan sumber radioaktif untuk kegiatan pemeriksaan yaitu

diagnosis dan radioterapi. Alasan pembuatan program proteksi dan keselamatan

radiasi adalah bahwa MRCCC Siloam Hospitals mempunyai tugas untuk

melaksanakan kegiatan sesuai dengan prosedur sehingga pelaksanaan kegiatan

berjalan dengan baik dan sesuai dengan aturan dan prosedur yang telah ditetapkan

maka diperlukan program proteksi dan keselamatan radiasi, sehingga pekerja

maupun lingkungan di sekitarnya dapat dipantau dan dijamin keselamatannya.

Program proteksi dan keselamatan radiasi mengacu pada Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2007 Tentang Keselamatan Radiasi

Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif dan Keputusan Kepala Badan Pengawas

Tenaga Nuklir Nomor: 01/Ka-BAPETEN/V-99 Tentang Ketentuan Keselamatan Kerja

Terhadap Radiasi.

B. TUJUAN

Program proteksi dan keselamatan radiasi dibuat untuk menunjukkan

tanggungjawab manajeman untuk proteksi dan keselamatan radiasi melalui

penerapan struktur manajemen, kebijakan, prosedur, dan susunan rencana organisasi

yang sesuai dengan sifat dan besarnya potensi bahaya radiasi bagi manusia

sehingga risiko pemanfaatan zat radioaktif dapat dikurangi serendah mungkin

sedangkan manfaat yang diperoleh sebesar-besarnya .

C. RUANG LINGKUP

Program proteksi dan keselamatan radiasi dilaksanakan di lingkungan

Departemen Kedokteran Nuklir MRCCC Sioam Hospitals. Rencana kegiatan yang

akan dilakukan meliputi: pemantauan daerah kerja, pemantauan perorangan,

perawatan peralatan, pemantauan kesehatan pekerja radiasi.

D. DEFINISI

1. Keselamatan Radiasi Pengion yang selanjutnya disebut Keselamatan Radiasi

adalah tindakan yang dilakukan untuk melindungi pekerja, anggota masyarakat,

dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi.

Page 4: Program Proteksi Dan Keselamatan Radiasi MRCCC Siloam Hospitals, Sesuai Bapeten

2. Proteksi Radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh

radiasi yang merusak akibat paparan radiasi.

3. Pemegang Izin adalah orang atau badan yang telah menerima izin pemanfaatan

tenaga nuklir dari BAPETEN.

4. Petugas Proteksi Radiasi adalah petugas yang ditunjuk oleh Pemegang Izin dan

oleh BAPETEN dinyatakan mampu melaksanakan pekerjaan yang berhubungan

dengan Proteksi Radiasi.

5. Pekerja radiasi adalah orang yang berwenang melakukan pekerjaan dengan

menggunakan zat radioaktif dan/atau Pembangkit Radiasi Pengion

6. Perawat Kedokteran Nuklir adalah perawat yang bekerja di Departemen

Kedokteran Nuklir.

7. Intervensi adalah setiap tindakan untuk mengurangi atau menghindari paparan

atau kemungkinan terjadinya paparan kronik dan Paparan Darurat.

8. Kecelakaan Radiasi adalah kejadian yang tidak direncanakan termasuk kesalahan

operasi, kerusakan ataupun kegagalan fungsi alat, atau kejadian lain yang

menimbulkan akibat atau potensi-akibat yang tidak dapat diabaikan dari aspek

Proteksi atau Keselamatan Radiasi.

Page 5: Program Proteksi Dan Keselamatan Radiasi MRCCC Siloam Hospitals, Sesuai Bapeten

BAB II

PERALATAN SUMBER RADIASI

II.1. Uraian Spesifikasi Alat, Potensi Bahaya, dan Sistem Keselamatan

II.1.A. PET/CT

1) Uraian Spesifikasi alat

PET (Positron Emission Tomography) adalah teknik pencitraan

kedokteran nuklir untuk mengetahui kegiatan metabolisme tubuh pasien

melalui penyebaran tracer radioaktif di jaringan tubuh yang dihasilkan

oleh komputer melalui pendeteksian tumbukan foton yang dipancarkan

ketika radionuklida yang disuntikkan ke dalam tubuh pasien meluruh dan

menghasilkan positron.

CT (Computed Tomography) adalah teknik pencitraan yang

menggunakan berkas sinar-X untuk menghasilkan detail pencitraan

anatomi bagian dalam tubuh dan menunjukkan lokasi, ukuran, dan bentuk

dari sel tubuh.

Pesawat PET/CT adalah sebuah alat diagnostik imaging yang

terintegrasi yang terdiri dari CT scanner dan PET scanner sehingga

Page 6: Program Proteksi Dan Keselamatan Radiasi MRCCC Siloam Hospitals, Sesuai Bapeten

mampu untuk menghasilkan CT scan, PET scan, atau sekaligus

keduanya.

Gambar PET/CT

2) Potensi Bahaya

PET/CT memiliki dua komponen: PET scan dan CT, yang

dilakukan bersama-sama. PET scan tidak memancarkan radiasi tetapi

mengkap radiasi dari pancaran radiasi yang diinjeksikan ke dalam tubuh

pasien dalam hal ini pemancar radiasinya adalah FDG, sedangkan CT

scan disini sama halnya CT scan pada umumnya yaitu memencarkan

radiasi sinar-X. Paparan radiasi dari CT memiliki rentang luas yang

sangat tergantung pada jenis pemeriksaan, area tubuh scan dan tujuan

pemeriksaan. Dalam hal yang paling sederhana, CT scan hanya

digunakan untuk lokalisasi kelainan. Dosis efektif dari PET scan adalah

sederhana dan tergantung pada aktivitas disuntikkan FDG (Fluoro

Deoxyglucose) dan biasanya 8 mSv untuk orang dewasa.

Potensi bahaya dari alat PET-CT adalah radiasi sinar-X yang

dikeluarkan oleh CT scan, sedangkan untuk PET scan tidak

memancarkan radiasi akan tetapi menangkap radiasi dari FDG.

3) Sistem Keselamatan

PET/CT merupakan sumber radiasi eksternal, penerapan prinsip

proteksi radiasi eksternal adalan faktor jarak, faktor waktu, dan faktor

pelindung.

a) Faktor jarak

Page 7: Program Proteksi Dan Keselamatan Radiasi MRCCC Siloam Hospitals, Sesuai Bapeten

Penerapan faktor jarak dilakukan dengan menempatkan

ruang konsul tidak terlalu dekat dengan sumber radiasi.

b) Faktor waktu

Penerapan faktor waktu dilakukan dengan melakukan

penyinaran se-efektif mungkin, yaitu menscan hanya pada area yang

diperlukan pemeriksaan, tidak melakukan pengulangan scaning,

karena dengan penambahan scaning bararti menambah waktu

scaning yang berarti menambah dosis radiasi.

c) Faktor perisai/pelindung

Penerapan faktor pelindung yaitu:

Pada pasien

Menutup area tubuh yang tidak discan dengan tujuan

mengurangi radiasi hambur yang akan mengenai tubuh pasien

yang tidak discan.

Pekerja radiasi dan masyarakat umum

Pemberian Pb pada dinding/tembok untuk meminimalisasi

radiasi hanbur yang terpancar dari sumber radiasi yang akan

mengenai pekerja radiasi atau masyarakat umum.

Pemberian kaca Pb pada ruang konsul agar pada saat

memonitor pasien,radiasi yang diterima pekerja radiasi

terminimalisasi.

II.1.B. SPECT

1) Uraian Spesifikasi alat

SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography) adalah

teknik pencitraan kedokteran nuklir yang mengikuti penyebaran

radioisotop di dalam tubuh pasien untuk menunjukkan kegiatan

metabolisme yang sesungguhnya dari organ atau bagian tubuh pasien

yang diperiksa.

II.1.C. CYCLOTRON

1) Uraian Spesifikasi alat

Cyklotron adalah alat yang menghasilkan materi radioaktif (yang

disebut isotop) yang digunakan untuk diagnosis dan pengobatan kanker

dan penyakit lainnya. Definisi yang lain adalah Peralatan yang digunakan

Page 8: Program Proteksi Dan Keselamatan Radiasi MRCCC Siloam Hospitals, Sesuai Bapeten

untuk mempercepat gerak partikel bermuatan, secara elektromagnetik,

dalam lintasan berbentuk spiral, partikel berenergi tinggi yang dihasilkan

dapat digunakan untuk iradiasi sasaran untuk memperoleh zat radioaktif.

Page 9: Program Proteksi Dan Keselamatan Radiasi MRCCC Siloam Hospitals, Sesuai Bapeten

Gambar cyclotron

2) Potensi Bahaya

Untuk mendapatkan isotop, sebuah cyclotron memproduksi

partikel berenergi tinggi yang melintasi lintasan yang berbentuk spiral

dengan kecepatan tinggi untuk meradiasi sasaran untuk memperoleh zat

radioaktif. Zat radioaktif yang dihasilkan seperti F18, i123, ini

memancarkan radiasi gamma, beta, dan alfa.

Efek samping dari iradisai dari partikel yang berenergi tinggi yang

menumbuk sasaran adalah radiasi neutron. Pengaruh radiasi neutron

pada jaringan hidup tergantung pada energi neutron. Neutron berenergi

tinggi secara tidak langsung membunuh sel-sel oleh sinar gamma yang

dapat terjadi ketika neutron menabrak inti. Sebuah inti dapat menangkap

neutron energi rendah dan menjadi radioaktif. Efek yang paling langsung

neutron energi tinggi adalah kematian sel. Meskipun DNA dapat

memperbaiki beberapa bentuk kerusakan, terlalu banyak akan

menyebabkan mutasi atau kanker.

3) Sistem Keselamatan

a) Faktor jarak

Penerapan faktor jarak dilakukan dengan menempatkan

ruang control, ruang hotlab, dan ruang quality jauh dari ruang

cyclotron.

b) Faktor waktu

Page 10: Program Proteksi Dan Keselamatan Radiasi MRCCC Siloam Hospitals, Sesuai Bapeten

Penerapan faktor waktu yaitu terkait dengan lamanya iradiasi

dari pertikel bermuatan tinggi menumbuk sasaran. Lamanya iradiasi

menentukan banyaknya isotop yang diproduksi. Penerapan faktor

waktu disini adalah terkait jumlah produksi isotop, yaitu memproduksi

isotop sesuai yang diperlukan akan mengurangi paparan radiasi

karena jika produksi berlebihan maka iradiasi akan semakin lama

artinya pancaran radiasi juga semakin lama.

c) Faktor perisai/pelindung

Persoalan pelindung untuk radiasi neutron timbul karena

produksi radiasi gamma akibat penyerapan neutron. Terserapnya

neutron oleh penahan adalah karena perlambatan energi neutron

melalui tumbukan dan kemudian terjadi tangkapan neutron. Bahan

yang efektif untuk atenuasi neutron pada umumnya tidak baik sebagai

pelindung sinar gamma. Bahan penahan dengan nomor massa

rendah seperti air, lilin paraffin, polietilen, beton, berilium, dan karbon

dalam bentuk grafit biasanya digunakan untuk memperlambat neutron

dan merupakan moderator neutron yang ideal. Tetapi pada umumnya

radiasi gamma dengan energi 2.2 MeV (3.5 x10-13 J) timbul bila

neutron ditangkap oleh hidrogen atau kadmium. Oleh karena itu,

bahan yang mengandung boron seperti boral atau campuran Al dan

B4C biasa digunakan untuk menangkap neutron lambat (berfungsi

sebagai pelindung neutron). Lilin paraffin yang mengandung boron

digunakan sebagai penahan ukuran kecil. Beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam pemilihan pelindung radiasi neutron diantaranya

ialah apakah materi itu akan menurunkan energi neutron secara

efektif dan mempunyai penampang lintang neutron termik yang besar

dan yang terakhir apakah juga efektif dalam atenuasi radiasi gamma

yang ditimbulkan.

Radiasi dari sumber yang terletak di luar tubuh dapat

memberikan penyinaran radiasi secara lokal/parsial atau seluruh

tubuh. Pada paparan eksterna ini sinar alfa dan sinar beta energi

rendah (< 65 kev) tidak cukup kuat untuk menembus lapisan kulit

sehingga tidak berbahaya. Sinar beta (> 65 kev), neutron, sinar X dan

gamma dapat menembus lapisan kulit dan dapat meradiasi jaringan

dan organ dalam tubuh.

Page 11: Program Proteksi Dan Keselamatan Radiasi MRCCC Siloam Hospitals, Sesuai Bapeten

Pada interaksi radiasi neutron dengan materi biologi akan

dihasilkan proton, gamma sehingga transfer energi ke jaringan

menjadi bervariasi. Neutron cepat akan mengadakan tumbukan elastik

terutama dengan atom H. Neutron lambat dan thermal akan

mengalami absorpsi oleh atom H dengan reaksi (n,.) dan oleh atom N

dengan reaksi (n,p). Dengan demikian neutron mempunyai daya rusak

lebih besar dari gamma.

II.1.D. Cesium 137

1) Uraian Spesifikasi alat

Cesium-137 (Cs 137, Cs-137) adalah radioaktif isotop dari caesium

yang terbentuk terutama sebagai hasil belah oleh fisi nuklir. Cs137

memiliki waktu paruh 30,07 tahun, dan peluruhan beta ke metastabil

isomer nuklir dari barium-137: barium-137m (137mBa, Ba-137m).

Cs137 disini merupakan sumber radiasi tertutup, Cs137 yang tergabung

dalam pelet keramik dan dilas di sebuah kapsul stainless steel.

Diameter : 20 mm

Tinggi : 57 mm

Gambar Cs 137

2) Potensi Bahaya

Page 12: Program Proteksi Dan Keselamatan Radiasi MRCCC Siloam Hospitals, Sesuai Bapeten

Cs 137 adalah pemancar radiasi gamma dengan energi 662 keV.

Desain dari kapsul Cs 137 sedemikian rupa seperti pada gambar, dalam

hal ini agar penenganan menggunakan forsep menjadi lebih mudah.

3) Sistem Keselamatan

Cs 137 merupakan sumber radiasi eksternal, penerapan prinsip

proteksi radiasi eksternal adalan faktor jarak, faktor waktu, dan faktor

pelindung.

a) Faktor jarak

Penerapan faktor jarak dilakukan dengan pemakaian alat

bantu saat penanganan suber radiasi yaitu bias menggunakan forsep

atua longtong (pejepit panjang).

b) Faktor waktu

Penerapan faktor waktu dilakukan dengan mempercepat

waktu penanganan sumber radiasi. Setelah pemakaian sumber radiasi

Cs137 selesai segeralah untuk pengamanan sumber/penyimpanan

sumber radiasi.

c) Faktor perisai/pelindung

Penerapan faktor pelindung yaitu dengan mengenakan alat

pelindung saat penenganan sumber radiasi Cs137 diantaranya apron,

pelindung tiroid, sarung tangan Pb, dan kacamata Pb.

II.2. Penerapan Prinsip Proteksi Radiasi Dan Pengoprasian Alat

Page 13: Program Proteksi Dan Keselamatan Radiasi MRCCC Siloam Hospitals, Sesuai Bapeten

BAB III

SISTEM MENEJEMEN DAN KESELAMATAN RADIASI

III.1. Struktur Organisasi

Berkaitan dengan keselamatan radiasi, Nama Instansi harus memiliki suatu

Organisasi Proteksi Radiasi (OPR) yang bertanggung jawab pada penyelenggaraan

dan pengawasan pemanfaatan zat radioaktif di dalam perusahaan. Di dalam OPR

terdapat 4 (empat) komponen yang memiliki tugas, kewajiban dan tanggung jawab

terhadap keselamatan radiasi yaitu Pemegang Izin, Petugas Proteksi Radiasi,

Pekerja Radiasi, Koordinator Petugas Proteksi Radiasi.

III.1.A. Tanggung Jawab

1) Tanggung Jawab Pemegang Izin

Pemegang Izin adalah Kepala Instansi atau orang lain yang

ditunjuk untuk mewakili dan bertanggunjawab pada Instalasi, dan

memiliki tanggung jawab sebagai berikut:

a. Menyediakan, mengimplementasi, dan mendokumentasi program

Proteksi dan Keselamatan

b. Memverifikasi secara sistematis bahwa hanya personil yang sesuai

dengan kompetensi yang dapat bekerja dalam penggunaan

Peralatan Radiografi;

c. Menyelenggarakan pelatihan Proteksi dan Keselamatan Radiasi;

d. Menyelenggarakan pemantauan kesehatan bagi personil;

e. Menyediakan perlengkapan Proteksi Radiasi; dan

f. Melaporkan kepada Kepala BAPETEN mengenai pelaksanaan

program Proteksi dan Keselamatan Radiasi, dan verifikasi

keselamatan.

2) Tanggung Jawab Petugas Proteksi Radiasi

Petugas Proteksi Radiasi mempunyai tanggung jawab sebagai

berikut:

a. Memahami dan melaksanakan semua ketentuan keselamatan kerja

radiasi;

b. Membuat program Proteksi dan Keselamatan Radiasi;

Page 14: Program Proteksi Dan Keselamatan Radiasi MRCCC Siloam Hospitals, Sesuai Bapeten

c. Memantau aspek operasional program Proteksi dan Keselamatan

Radiasi;

d. Menjamin bahwa perlengkapan Proteksi Radiasi tersedia dan

berfungsi dengan baik;

e. Memantau pemakaian perlengkapan Proteksi Radiasi;

f. Meninjau secara sistematik dan periodik, program pemantauan di

semua tempat di mana zat radioaktif digunakan, disimpan, atau

diangkut;

g. Memberikan konsultasi yang terkait dengan proteksi dan

keselamatan radiasi;

h. Berpartisipasi dalam mendesain fasilitas penyimpanan zat

radioaktif;

i. Melaksanakan pengambilan sampel uji kebocoran zat radioaktif;

j. Memelihara Rekaman;

k. Mengidentifikasi kebutuhan dan mengorganisasi kegiatan pelatihan;

l. Melaksanakan latihan penanggulangan dan pencarian keterangan

dalam hal kedaruratan;

m. Melaporkan kepada Pemegang Izin setiap kejadian kegagalan

operasi yang berpotensi Kecelakaan Radiasi;

n. Melaksanakan penanggulangan keadaan darurat;

o. Menyiapkan laporan tertulis mengenai pelaksanaan program

Proteksi dan Keselamatan Radiasi, dan verifikasi keselamatan yang

diketahui oleh Pemegang Izin untuk dilaporkan kepada Kepala

BAPETEN; dan

p. Melakukan inventarisasi zat radioaktif.

Daftar nama Petugas Proteksi Radiasi untuk PET CT, SPECT, dan

Cyclotron dicantumkan pada lampiran 1.

3) Tanggung Jawab Pekerja Radiasi

Pekerja Radiasi mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:

a. Memahami dan melaksanakan semua ketentuan keselamatan yang

ditetapkan dalam Peraturan Kepala BAPETEN ini;

b. Menggunakan perlengkapan Proteksi Radiasi sesuai prosedur;

c. Melaporkan setiap kejadian kecelakaan kepada Petugas Proteksi

Radiasi;

Page 15: Program Proteksi Dan Keselamatan Radiasi MRCCC Siloam Hospitals, Sesuai Bapeten

d. Melaporkan setiap gangguan kesehatan yang dirasakan, yang

diduga akibat bekerja dengan radiasi kepada Pemegang Izin

melalui Petugas Proteksi Radiasi;

e. Mempelajari ketentuan pengoperasian Peralatan dari referensi

untuk diterapkan ke dalam prosedur pemeriksaan Peralatan dan

peralatan penunjang;

f. Menyiapkan dan memverifikasi kesiapan Peralatan;

g. Melaksanakan dan memantau pengujian alat;

h. Menyiapkan instruksi kerja berdasarkan prosedur pengoperasian;

i. Mengelola hasil pengujian alat.

Daftar nama pekerja radiasi untuk pengoprasian alat PET CT dan

SPECT dengan sumber radioaktif FDG, 99mTc, Iodium 131, Cyclotron,

pada lampiran 2.

STRUKTUR ORGANISASI PROTEKSI RADIASI

III.2. Pemantauan Dosis Radiasi dan Radioaktifitas

Pemantauan Dosis Radiasi dan Radioaktifitas adalah Untuk memastikan data hasil

pemantauan Dosis Radiasi Perorangan Pekerja Kedokteran Nuklir tersimpan

dengan baik dan dapat digunakan sebagai acuan keselamatan dan kesehatan

pekerja radiasi.(belum lengkap)

Pemegang izin

(Direktur Utama)

Tim OPR

Petugas PPR

Pekerja radiasi

Perawat Kedokteran

Nuklir

Radiofarmasis

Fisika Medis

Page 16: Program Proteksi Dan Keselamatan Radiasi MRCCC Siloam Hospitals, Sesuai Bapeten

III.3. Peralatan Proteksi Radiasi

Peralatan proteksi radiasi wajib tersedia di fasilitas yang menggunakan

sumber radiasi. Peralatan proteksi yang digunakan disesuaikan dengan potensi

bahaya yang ditimbulkan oleh sumber radiasi tersebut, antara lain:

III.3.A. Dosimeter Personal

Monitor perorangan digunakan untuk mengetahui besar dosis

radiasi yang diterima pekerja dalam suatu periode tertentu. Dosimeter saku

dipakai terutama pada saat bekerja di medan radiasi tinggi sehingga

penerimaan dosis dapat diketahui segera setelah kegiatan berakhir.

Dosimeter harus dipakai di daerah dada atau disangkutkan di saku

baju atas. Apabila menggunakan lead apron, dosimeter badge harus

ditempatkan di kerah atau di luar bagian atas apron, untuk mengukur dan

mengestimasi dosis yang diterima mata atau kelenjar gondok.

1) Monitor Perorangan (TLD dan Dosimeter Saku )

TLD digunakan pada setiap kegiatan di medan radiasi. Setiap

bulan TLD harus dikirimkan ke PTKMR-BATAN untuk dievaluasi.

Penanggung jawab penyimpanan monitor perorangan adalah Petugas

Proteksi Rasiasi

2) Ring badge

Cincin harus dipakai pada jari pada waktu menghadapi sumber

radiasi, pemakaian cincin jika dimungkinkan radiasi menuju tangan tinggi.

Lindungi cincin dari kontaminasi dengan memakai sarung tangan.

3) Dosimeter Saku Electronik

Dosimeter saku elektronik dipakai untuk memonitoring radiasi

dalam jangka waktu pendek (harian). Untuk medan radiasi tinggi

biasanya menggunakan dua dosimeter yaitu TLD Dosimeter dan

Page 17: Program Proteksi Dan Keselamatan Radiasi MRCCC Siloam Hospitals, Sesuai Bapeten

dosimeter saku. TLD dosimeter untuk memonitoring dosis radiasi bulanan

dan dosimeter saku untuk memonitoring dosis harian.

III.3.B. Survaimeter

Survaimeter digunakan untuk mengukur laju penyinaran sumber.

Survaimeter berfungsi untuk memeriksa daerah aman bagi pekerja radiasi

atau pekerja non radiasi dan memeriksa kebocoran radiasi sumber.

Survaimeter yang dipergunakan harus sesuai dengan jenis sumber dan

energi radiasi. yang dipergunakan harus yang sudah dikalibrasi oleh

PTKMR- Survaimeter BATAN dan sertifikat kalibrasinya masih berlaku.

Kalibrasi ulang dilakukan setiap tahun sekali.

1) Surveymeter neutron

2) Surveymeter Geyger Muller

3) Head and Foot Radiation Monitoring

Penanggungjawab penyimpanan survaimeter dan sertifikat kalibrasi

adalah Petugas Proteksi Radiasi

III.3.C. Kontainer

Kontainer adalah wadah yang terbuat dari bahan Pb untuk

menyimpan sumber radiasi dan diperlukan baik pada kondisi normal

maupun darurat.

III.3.D. Shielding for Syringe

Staf yang mempersiapkan dan menyuntikkan radiofarmaka di rumah

sakit mungkin menerima dosis radiasi yang signifikan untuk tangan mereka,

dosis ini mungkin cukup tinggi. Pemakain shielding for syringe bertujuan

untuk mengurangi dosis yang diterima pekerja saat mempersiapan dan pada

saat penyuntikan radiofarmaka.

III.3.E. Sepatu Lab

Selain untuk mejaga agar lab terjaga tetap bersih dan mencegah

terjadinya kontaminasi secara langsung zat radioaktif terhadap kulit, sepatu

lab juga bertujuan untuk mencegah berpindahnya zat radioaktif dari lab ke

lingkungan sekitar lab jika terjadi kontaminasi dalam ruangan lab.

III.3.F. Penahan Radiasi Pb (Apron Pb)

Penahan radiasi dari lembaran Pb digunakan untuk :

- Landasan benda uji ketika melakukan penyinaran agar mengurangi

hamburan radiasi.

Page 18: Program Proteksi Dan Keselamatan Radiasi MRCCC Siloam Hospitals, Sesuai Bapeten

- Persiapan dini jika terjadi kecelakaan radiasi, yaitu untuk melindungi diri

dari paparan berlebih sumber radiasi gama ketika mengamankan

sumber radiasi.

III.3.G. Masker

Masker dipakai bertujuan untuk mancegah masukinya zat radioaktif

atau zat lain yang berbentuk gas yang berbahaya bagi tubuh.

III.3.H. Sarung Tangan Pb

Sarung Tangan PB dipakai untuk mencegah/mengurangi radiasi

primer ataupun sekunder zat radioaktif.

III.3.I. Sarung Tangan

Dipakai untuk mencegah terjadinya kontaminasi zat radioaktif

terhadap kulit tangan secara langsung.

III.3.J. Pb Glasses

Pb glasses dipakai bertujuan untuk mengurangi radiasi hambur yang

menuju ke arah mata .

III.3.K. Baju Lab

Baju Lab dipakai untuk mencegah terjadinya kontaminasi zat

radioaktif secara langsung terhadap kulit tubuh.

III.3.L. Tanda Bahaya Radiasi dan Tali Kuning

Tanda bahaya radiasi dipasang di tempat - tempat yang dianggap

perlu di sekitar alat dan ruangan.

III.4. Pemeriksaan Kesehatan

Pemeriksaan kesehatan diwajibkan dilakukan pada pekerja radiasi sebelum

bekerja dengan radiasi, selama bekerja dengan radiasi, dan akan memutuskan

hubungan kerja. Selama bekerja dengan radiasi para pekerja juga mendapat

kewajiban diperiksa kesehatannya secara periodik minimum sekali dalam setahun.

Bila diperlukan dapat memeriksakan kesehatannya lebih lanjut lagi terutama bila

terjadi kecelakaan radiasi dan penerimaan dosis tinggi. Konseling dilakukan untuk

memberikan konsultasi dan informasi yang lengkap mengenai bahaya radiasi

kepada pekerja.

Penatalaksanaan pekerja yang mendapat Paparan Radiasi berlebih melalui

pemeriksaan kesehatan dan tindak lanjut, konseling, dan kajian terhadap Dosis

yang diterima. Pemeriksaan kesehatan untuk pekerja radiasi meliputi anamnesa,

pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.

Page 19: Program Proteksi Dan Keselamatan Radiasi MRCCC Siloam Hospitals, Sesuai Bapeten

III.5. Penyimpanan Dokumen

Pemegang Izin membuat, memelihara, dan menyimpan rekaman yang

terkait dengan proteksi dan keselamatan radiasi. Rekaman untuk pemanfaatan

peralatan PET CT, SPECT, Cyclotron, zat radioaktif 99mTc, 131I meliputi: data

inventarisasi peralatan, dosis yang diterima personil, dan hasil pemantauan laju

paparan radiasi di tempat penyimpanan, tempat kerja dan lingkungan, hasil

pemeriksaan peralatan, kalibrasi alat ukur radiasi, pencarian keterangan akibat

kecelakaan radiasi, pelatihan, hasil pemantauan kesehatan personil.

Inventarisasi peralatan dan sumber radiasi dilakukan oleh

penanggungjawab Kepala Departemen Kedokteran Nuklir. Penanggungjawab

penyimpanan rekaman inventarisasi peralatan radiografi adalah Tim Organisasi

Proteksi Radiasi.

Pencatatan dosis dalam kartu dosis dilakukan oleh Petugas Proteksi

Radiasi yang terkait dalam pelatihan dan penanggungjawab penyimpanan kartu

dosis adalah Tim Organisasi Proteksi Radiasi. Periode retensi rekaman kartu dosis

adalah 30 tahun sejak pekerja tersebut berhenti bekerja dengan radiasi.

Pemantauan daerah kerja dilakukan oleh tim Organisasi Proteksi Radiasi

dan penanggungjawab penyimpanan rekaman hasil pemantauan daerah kerja

adalah tim Organisasi Proteksi Radiasi. Periode retensi rekaman hasil pemantauan

daerah kerja adalah 5 tahun.

Pemeriksaan atau perawatan peralatan Kedokteran Nuklir dilakukan oleh

seluruh pekerja radiasi. Penanggungjawab penyimpanan rekaman hasil

pemeriksaan peralatan radiografi adalah Tim Organisasi Proteksi Radiasi.

Penanggungjawab penyimpanan rekaman kalibrasi alat ukur radiasi adalah

Petugas Proteksi Radiasi Periode retensi rekaman kalibrasi alat ukur radiasi adalah

5 tahun.

Kartu kesehatan terbagi menjadi 2 golongan, yaitu kartu kesehatan untuk

pekerja radiasi dan pekerja non radiasi. Penanggungjawab penyimpanan kartu

kesehatan adalah Kepala Departemen Kedokteran Nuklir. Periode retensi rekaman

kartu kesehatan adalah 30 tahun sejak pekerja tersebut berhenti bekerja dengan

radiasi.

III.6. Pendidikan dan Pelatihan keselamatan Radiasi Pekerja Radiasi

III.6.A. Pendidikan dan Pelatihan Proteksi Radiasi

Page 20: Program Proteksi Dan Keselamatan Radiasi MRCCC Siloam Hospitals, Sesuai Bapeten

Sebelum pekerja radiasi melakukan kegiatan yang berhubungan

dengan radiasi, pekerja wajib mengikuti pendidikan pelatihan proteksi

radiasi.

III.6.B. Penyegaran Proteksi Radiasi

Setelah bekerja dengan radiasi dalam kurun waktu tertentu, secara

berkala pekerja radiasi harus mengikuti pelatihan penyegaran proteksi

radiasi. Para pengajar pelatihan ini berasal dari Departemen Kedokteran

Nuklir dan/atau pihak kedua.

III.6.C. Pelatihan Penanggulangan Keadaan Darurat

Pelatihan penanggulangan keadaan darurat dilakukan minimal sekali

dalam setahun, dan dalam pelatihan ini melibatkan para pekerja radiasi yang

ada di lingkungan/ kawasan nama instansi.

III.6.D. Penyuluhan/Ceramah Proteksi Radiasi

Tim Organisasi Proteksi Radiasi (OPR) juga melakukan

penyuluhan/ceramah bagi para pekerja radiasi. Tujuan dari

penyuluhan/ceramah adalah agar para pekerja radiasi selalu memperhatikan

keselamatan dan keamanan. Penyuluhan/ceramah ini dilakukan sekali

dalam setahun, yaitu pada bulan Desember Penyuluh/penceramah berasal

dari tim Organisasi Proteksi Radiasi Departemen Kedokteran Nuklir dan/atau

pihak kedua.